Ilmu tari di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Awal mula keberadaan tari begitu melekat dekat masyarakat, karena tari difungsikan sebagai media penghubung antara manusia dengan roh leluhur. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan membuat para cendikiawan memiliki pandangan – pandangan yang berbeda tentang tari. Kehadiran pendidikan formal tari telah membuat tari dapat dipandang dari berbagai arah, yang membuat tari mampu berinterdisipliner dengan bidang ilmu lain, salah satunya sains. Perkembangan dance science dimanfaatkan oleh para ilmuwan tari dan ilmuwan medis untuk menganalisis teknik gerak tari dengan pendekatan ilmu medis. Sains yang bersifat positivistik bertolak belakang dengan seni tari tradisional Indonesia yang kental akan ‘rasa’ etnis. Hal ini menjadi salah satu penyebab ilmu kinesiologi tidak terlalu berkembang di Indonesia. Melalui artikel ini, penulis ingin menginspirasi para ilmuwan tari Indonesia, bahwa kinesiologi dapat digunakan untuk menganalisis gerak – gerak tari tradisional dengan tidak meninggalkan pelatihan ‘olah rasa’, supaya ‘rasa’ khas dari tari tersebut tetap dapat dinikmati oleh penonton.
{"title":"Analisis Teknik Gerak Tari Tradisional dengan Menggunakan Ilmu Kinesiologi","authors":"Hasprina Resmaniar Mangunsong","doi":"10.33153/GLR.V18I2.3088","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I2.3088","url":null,"abstract":"Ilmu tari di Indonesia semakin mengalami perkembangan. Awal mula keberadaan tari begitu melekat dekat masyarakat, karena tari difungsikan sebagai media penghubung antara manusia dengan roh leluhur. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan membuat para cendikiawan memiliki pandangan – pandangan yang berbeda tentang tari. Kehadiran pendidikan formal tari telah membuat tari dapat dipandang dari berbagai arah, yang membuat tari mampu berinterdisipliner dengan bidang ilmu lain, salah satunya sains. Perkembangan dance science dimanfaatkan oleh para ilmuwan tari dan ilmuwan medis untuk menganalisis teknik gerak tari dengan pendekatan ilmu medis. Sains yang bersifat positivistik bertolak belakang dengan seni tari tradisional Indonesia yang kental akan ‘rasa’ etnis. Hal ini menjadi salah satu penyebab ilmu kinesiologi tidak terlalu berkembang di Indonesia. Melalui artikel ini, penulis ingin menginspirasi para ilmuwan tari Indonesia, bahwa kinesiologi dapat digunakan untuk menganalisis gerak – gerak tari tradisional dengan tidak meninggalkan pelatihan ‘olah rasa’, supaya ‘rasa’ khas dari tari tersebut tetap dapat dinikmati oleh penonton.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47105945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Soemaryatmi Soemaryatmi, Mukhlas Alkaf, Suharji Suharji, S. Supriyanto
ABSTRAK Tari Angguk Warga Setuju merupakan tari yang bertemakan ke Islaman yang digunakan untuk ritual bersih Desa Bandungrejo. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pertunjukan Tari Angguk yang digunakan untuk kegiatan ritual desa setempat.Penelitian Tari Angguk menggunakan metode kualitatif, seluruh data yang diambil berupa kegiatan seperti adat istiadat, pendukung pertunjukan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data menggunakan analisis bentuk fungsi dan makna.Hasil penelitian yang diperoleh Pertama, Masyarakat Desa Bandungrejo, secara umum merupakan masyarakat tradisional yang masih dipengaruhi nilai-nilai tradisi leluhurnya. Masyarakat sebagian besar menganut agama Islam akan tetapi sisa-sisa kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme yang berbaur kepercayaan Hindu dan Budha masih terasa, hal ini tercermin pada sesaji dan doa-doa yang disajikan. Aktivitas dalam upacara merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara adat yang didasari oleh ajaran-ajaran para leluhur untuk mencapai tingkat selamat.Kedua, Para pelaku Tari Angguk dan penonton menjadi bagian integral seni pertunjukan ritual dan bukan nilai estetis yang akan dicapai tetapi berupa nilai religius yang ditujukan kepada pencipta alam agar dengan tari mendatangkan kedamaian, kesuburan tanah pertanian, dan kebahagian. Tari Angguk selalu dikaitan dengan kekuatan magis simpatetis sehingga menarik minat penonton. Gerak tari bersifat energik, dengan iringan vokal berisi doa-doa dan musik terbangan. Keyword: angguk, ritual, tari, bersih desa. ABSTRACT Angguk Warga Setuju Dance is a dance with Islamic theme for ritual bersih desa at Bandungrejo Village. This research proposed to describe how to perform Angguk Warga Setuju Dance as ritual activity at local.The research about Angguk Dance is conducted by qualitatively method, which is collection data included all activities such as customs and supporting performance. Data sampling techniques are observation, interview, and documentation. This research uses analysis for function and meaning as its technique of data analysis.Research results shows: Firstly, generally, people of Bandungrejo Village are traditional societies which still affected by their ancestor’s tradition value. Most of them are belief in Islamic. However, there is remaining belief from animism, dynamism, and totemism that blend in Hindhu and Budha belief that still feel; it reflected in sesaji and prayer presented. Activities within a ceremony have been customary habits based on ancestor’s belief to get safety.Secondly, performers and audiences of Angguk Dance are integral part of ritual performance; which is not to reach aesthetic value but religious just for Creator, at mean, a dance will result in peace, field fertility, and happiness. Angguk Dance always in relation with magical sympathetic strength, so it attracts audiences’ interest. Dance movements are energetic and a
{"title":"Angguk Warga Setuju sebagai Tari Ritual Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang","authors":"Soemaryatmi Soemaryatmi, Mukhlas Alkaf, Suharji Suharji, S. Supriyanto","doi":"10.33153/GLR.V18I2.3028","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I2.3028","url":null,"abstract":"ABSTRAK Tari Angguk Warga Setuju merupakan tari yang bertemakan ke Islaman yang digunakan untuk ritual bersih Desa Bandungrejo. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pertunjukan Tari Angguk yang digunakan untuk kegiatan ritual desa setempat.Penelitian Tari Angguk menggunakan metode kualitatif, seluruh data yang diambil berupa kegiatan seperti adat istiadat, pendukung pertunjukan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data menggunakan analisis bentuk fungsi dan makna.Hasil penelitian yang diperoleh Pertama, Masyarakat Desa Bandungrejo, secara umum merupakan masyarakat tradisional yang masih dipengaruhi nilai-nilai tradisi leluhurnya. Masyarakat sebagian besar menganut agama Islam akan tetapi sisa-sisa kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme yang berbaur kepercayaan Hindu dan Budha masih terasa, hal ini tercermin pada sesaji dan doa-doa yang disajikan. Aktivitas dalam upacara merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara adat yang didasari oleh ajaran-ajaran para leluhur untuk mencapai tingkat selamat.Kedua, Para pelaku Tari Angguk dan penonton menjadi bagian integral seni pertunjukan ritual dan bukan nilai estetis yang akan dicapai tetapi berupa nilai religius yang ditujukan kepada pencipta alam agar dengan tari mendatangkan kedamaian, kesuburan tanah pertanian, dan kebahagian. Tari Angguk selalu dikaitan dengan kekuatan magis simpatetis sehingga menarik minat penonton. Gerak tari bersifat energik, dengan iringan vokal berisi doa-doa dan musik terbangan. Keyword: angguk, ritual, tari, bersih desa. ABSTRACT Angguk Warga Setuju Dance is a dance with Islamic theme for ritual bersih desa at Bandungrejo Village. This research proposed to describe how to perform Angguk Warga Setuju Dance as ritual activity at local.The research about Angguk Dance is conducted by qualitatively method, which is collection data included all activities such as customs and supporting performance. Data sampling techniques are observation, interview, and documentation. This research uses analysis for function and meaning as its technique of data analysis.Research results shows: Firstly, generally, people of Bandungrejo Village are traditional societies which still affected by their ancestor’s tradition value. Most of them are belief in Islamic. However, there is remaining belief from animism, dynamism, and totemism that blend in Hindhu and Budha belief that still feel; it reflected in sesaji and prayer presented. Activities within a ceremony have been customary habits based on ancestor’s belief to get safety.Secondly, performers and audiences of Angguk Dance are integral part of ritual performance; which is not to reach aesthetic value but religious just for Creator, at mean, a dance will result in peace, field fertility, and happiness. Angguk Dance always in relation with magical sympathetic strength, so it attracts audiences’ interest. Dance movements are energetic and a","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48437296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tari Turak adalah sebuah tari tradisional yang ada di Kabupaten Musi Rawas yang memiliki nilai historing yang sangat tinggi dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas. Tari Turak diperkirakan telah ada sejak zaman kolonial, hal ini dibuktikan dengan penampilan tari ini yang ditujukan untuk melumpuhkan tentara NICA yang ingin menguasai wilayah Tanjung Sakti dengan senjata turak. Metode peneltian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan tahapan: 1) identifikasi dan merumuskan masalah; 2) menyusun kerangka pemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis secara empirik; 5) melakukan pembahasan; 6) menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi kepustakaan, observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis data terdiri dari: data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bawah visualisasi busana Tari Turak pada awal dipentaskan tidak sama dengan busana tari turak saat ini. Busana Tari Turak masa kolonial terdiri dari: Kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untuk pemanis di kepala, kain sebagai rok, selendang dan dan turak sebagai properti pendukung. Sementara itu, busana Tari Turak saat ini mengikuti perkembangan pakaian adat Musi Rawas yang terdiri dari: a) bagian atas: baju kurung, mahkota Musi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dan kembang cempako; b) bagian tengah: lidah Musi Rawas/teratai Musi Rawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang, kain pelangi atau selendang pelangi; c) bagian bawah: kain songket atau sewet songket. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam busana Tari Turak modern ini adalah keanggunan, kesopanan, kesucian, kekeluargaan, kerapian, ketenangan, kecantikan, kemuliaan, keagungan, kesabaran, ketabahan hati, keramahan, kebahagiaan, kemakmuran dan keberanian.
{"title":"Visualisasi dan Makna Simbol Busana Tari Turak Kabupaten Musi Rawas","authors":"Risa Marta Yati, Ira Miyarni Sustianingsih","doi":"10.33153/GLR.V18I2.3006","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I2.3006","url":null,"abstract":"Tari Turak adalah sebuah tari tradisional yang ada di Kabupaten Musi Rawas yang memiliki nilai historing yang sangat tinggi dan menjadi salah satu kekayaan budaya Kabupaten Musi Rawas. Tari Turak diperkirakan telah ada sejak zaman kolonial, hal ini dibuktikan dengan penampilan tari ini yang ditujukan untuk melumpuhkan tentara NICA yang ingin menguasai wilayah Tanjung Sakti dengan senjata turak. Metode peneltian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan tahapan: 1) identifikasi dan merumuskan masalah; 2) menyusun kerangka pemikiran; 3) merumuskan hipotesis; 4) menguji hipotesis secara empirik; 5) melakukan pembahasan; 6) menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: studi kepustakaan, observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan triangulasi (gabungan). Teknik analisis data terdiri dari: data reduction, data display, conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bawah visualisasi busana Tari Turak pada awal dipentaskan tidak sama dengan busana tari turak saat ini. Busana Tari Turak masa kolonial terdiri dari: Kebaya/dodot, sanggul malang dan bunga untuk pemanis di kepala, kain sebagai rok, selendang dan dan turak sebagai properti pendukung. Sementara itu, busana Tari Turak saat ini mengikuti perkembangan pakaian adat Musi Rawas yang terdiri dari: a) bagian atas: baju kurung, mahkota Musi Rawas/mahkota beringin/pilis, anting, sanggul malang dan kembang cempako; b) bagian tengah: lidah Musi Rawas/teratai Musi Rawas/teratai lidah, kalung Musi Rawas, gelang, kain pelangi atau selendang pelangi; c) bagian bawah: kain songket atau sewet songket. Secara keseluruhan makna yang terkandung dalam busana Tari Turak modern ini adalah keanggunan, kesopanan, kesucian, kekeluargaan, kerapian, ketenangan, kecantikan, kemuliaan, keagungan, kesabaran, ketabahan hati, keramahan, kebahagiaan, kemakmuran dan keberanian.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44727564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbolisme visual dalam topeng panji gaya Yogyakarta dan nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Pendekatan penelitian digunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di Desa Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan objek penelitian topeng Panji dan subjek penelitian pengrajin dan pelestari topeng. Uji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan review informan. Data dianalisis menggunakan teknik interaktif dengan langkah reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan, (1) topeng panji gaya Yogyakarta tersusun atas simbolis visual yaitu jamang rujen, jamang rujen buto, jamang sada sakler, alis nanggal sepisan, alis menjangan ranggah, mata leyepan, mata kedhelen, mata thelengan, hidung walimiring, hidung pangotan, mulut prengesan, warna putih, hijau, merah, dan kuning dimana kesemua simbol tersebut adalah stilasi dari bentuk benda-benda alam. (2) Simbolis visual topeng panji terkandung nilai karakter yaitu ksatria, handal, waspada, kesatria namun jahat, kesederhanaan, kuat, gagah, halus, jujur, sabar, pemberani, tangkas, tangguh, pantang menyerah, protagonis, kasar, bijaksana, murah senyum, kesucian, kesetiaan, kesuburan, kedamaian, angkara murka, jahat, ceria, dan satria.
{"title":"Nilai Karakter pada Struktur Simbolis Visual Topeng Panji Gaya Yogyakarta","authors":"Yasin Surya Wijaya","doi":"10.33153/GLR.V18I1.2772","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.2772","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbolisme visual dalam topeng panji gaya Yogyakarta dan nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Pendekatan penelitian digunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di Desa Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan objek penelitian topeng Panji dan subjek penelitian pengrajin dan pelestari topeng. Uji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan review informan. Data dianalisis menggunakan teknik interaktif dengan langkah reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan, (1) topeng panji gaya Yogyakarta tersusun atas simbolis visual yaitu jamang rujen, jamang rujen buto, jamang sada sakler, alis nanggal sepisan, alis menjangan ranggah, mata leyepan, mata kedhelen, mata thelengan, hidung walimiring, hidung pangotan, mulut prengesan, warna putih, hijau, merah, dan kuning dimana kesemua simbol tersebut adalah stilasi dari bentuk benda-benda alam. (2) Simbolis visual topeng panji terkandung nilai karakter yaitu ksatria, handal, waspada, kesatria namun jahat, kesederhanaan, kuat, gagah, halus, jujur, sabar, pemberani, tangkas, tangguh, pantang menyerah, protagonis, kasar, bijaksana, murah senyum, kesucian, kesetiaan, kesuburan, kedamaian, angkara murka, jahat, ceria, dan satria.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45781809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wayang Golek Ringan (Light Marionette Puppet) Waste Utilisation in Developing Wayang golek is a new modification model in making Wayang golek in order to avoid logging. The novelties in the creation of this wayang puppet are presented in its elements, namely the core material, fashion, make-up, and the connection of the limbs of the puppet. The material used in making the puppet cement paper bags, dacron, patchworks. And used styrofoam. The research used a combination method of field work including observation, interview, literature study, Particioan Art Research Technique (PART), FGD, exploration, and empirical method. The combination of the methods was used to collect, classify and analyse the data as well as in the process of creating the puppet. The main purpose of the change of the core material in making the puppet is to preserve the environment by decreasing the logging which may result in the environmental damage.Key word: Wayang golek ringan, wasteWayang Golek Ménak Sentolo pernah mengalami masa kejayaan, tetapi kini pertunjukan wayang tersebut dapat dikatakan mati. Perlu adanya inovasi di segala hal, penelitian ini menggali dan berinovasi pada penemuan boneka wayang besar tetapi ringan, serta menggunakan bahan utama dari limbah. Rekayasa model pembuatan boneka wayang golek baru, untuk menghindari penebangan kayu. Pembuatan boneka wayang ini mempunyai kebaruan dalam berbagai unsur yaitu; bahan utama, tata busana, tata rias, serta cara menyambung tangan pada boneka Wayang Golek. Pembuatan kepala boneka Wayang Golek memanfaatkan dahan kayu albasiyah, kemudian dikolaburasikan dengan kertas bekas pembungkus semen, dakron, kain perca, dan stereoform bekas. Metode pencapaian untuk menciptakan boneka merupakan kombinasi antara metode kerja lapangan dengan metode pengamatan, wawancara, studi pustaka, Partisipant Art Reseach Technic (PART), Focus Group Diccuscion (FGD), eksplorasi, dan empiris. Tujuan utama dari perubahan bahan utama pembuatan boneka Wayang Golek ini adalah untuk ikut melestarikan lingkungan agar tidak terlalu mudah untuk menebang pohon yang merusak lingkungan.Kata kunci: Wayang Golek Ringan, Bahan Limbah
光木偶废弃物在瓦扬木架开发中的利用是为避免砍伐而在瓦扬木架生产中提出的一种新的改造模式。瓦扬木偶创作的新颖之处体现在其核心材料、造型、妆容、肢体连接等要素上。用于制作木偶的材料有水泥纸袋、涤纶、补丁。还用过发泡胶。本研究采用实地考察、访谈、文献研究、专题艺术研究技术(PART)、FGD、探索和实证相结合的方法。这些方法的结合被用于收集、分类和分析数据,以及在木偶的制作过程中。木偶制作过程中改变核心材料的主要目的是通过减少可能造成环境破坏的伐木来保护环境。关键词:光戈勒克之路,废物瓦扬戈勒克梅纳克森托洛曾经经历过一段成功的时期,但现在可以说已经死了。一切都需要创新,这项研究挖掘并创新发现了一个大而轻的任性娃娃,并使用了废物中的主要材料。设计一个模型来制作一个新的高尔夫球蜡娃娃,以避免木材的发展。这个电影娃娃的制作有多种频率:主要成分、时尚系统、节奏系统以及将双手连接到Golek way玩偶的方式。瓦扬·戈勒克娃娃头的制作使用了阿尔巴西亚木材的叶子,然后用以前的纸张包裹精液、涤纶、perca布和以前的立体造型折叠。制作玩偶的方法是将实地工作方法与观察方法、访谈、图书馆研究、Partisipant Art Research Technic(PART)、Focus Group Diccuscion(FGD)、探索和实证相结合。Golek Way娃娃制造过程中的这一重大变化的主要目的是保护环境,这样就不容易撞到破坏环境的树。关键词:轻型高尔夫球道,废旧材料
{"title":"Wayang Golek Ringan Pemanfaatan Limbah sebagai Pengembangan Boneka Wayang Golek","authors":"Trisno Santoso","doi":"10.33153/GLR.V18I1.2982","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.2982","url":null,"abstract":"Wayang Golek Ringan (Light Marionette Puppet) Waste Utilisation in Developing Wayang golek is a new modification model in making Wayang golek in order to avoid logging. The novelties in the creation of this wayang puppet are presented in its elements, namely the core material, fashion, make-up, and the connection of the limbs of the puppet. The material used in making the puppet cement paper bags, dacron, patchworks. And used styrofoam. The research used a combination method of field work including observation, interview, literature study, Particioan Art Research Technique (PART), FGD, exploration, and empirical method. The combination of the methods was used to collect, classify and analyse the data as well as in the process of creating the puppet. The main purpose of the change of the core material in making the puppet is to preserve the environment by decreasing the logging which may result in the environmental damage.Key word: Wayang golek ringan, wasteWayang Golek Ménak Sentolo pernah mengalami masa kejayaan, tetapi kini pertunjukan wayang tersebut dapat dikatakan mati. Perlu adanya inovasi di segala hal, penelitian ini menggali dan berinovasi pada penemuan boneka wayang besar tetapi ringan, serta menggunakan bahan utama dari limbah. Rekayasa model pembuatan boneka wayang golek baru, untuk menghindari penebangan kayu. Pembuatan boneka wayang ini mempunyai kebaruan dalam berbagai unsur yaitu; bahan utama, tata busana, tata rias, serta cara menyambung tangan pada boneka Wayang Golek. Pembuatan kepala boneka Wayang Golek memanfaatkan dahan kayu albasiyah, kemudian dikolaburasikan dengan kertas bekas pembungkus semen, dakron, kain perca, dan stereoform bekas. Metode pencapaian untuk menciptakan boneka merupakan kombinasi antara metode kerja lapangan dengan metode pengamatan, wawancara, studi pustaka, Partisipant Art Reseach Technic (PART), Focus Group Diccuscion (FGD), eksplorasi, dan empiris. Tujuan utama dari perubahan bahan utama pembuatan boneka Wayang Golek ini adalah untuk ikut melestarikan lingkungan agar tidak terlalu mudah untuk menebang pohon yang merusak lingkungan.Kata kunci: Wayang Golek Ringan, Bahan Limbah","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44548311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang lokalitas sebagai identitas masyarakat kampung Mahmud. Sebagai salah satu kampung yang memiliki keunikan adat dan tradisi, kampung Mahmud kini menghadapi berbagai macam tantangan baik dari masyarakat dalam maupun luar. Imbasnya adalah muncul berbagai macam persoalan baik secara sosial maupun kultural. Hal ini dikarenakan lemahnya pewarisan identitas tentang lokalitas masyarakat Kampung Mahmud. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai sebuah pemahaman mengenai lokalitas sebagai identitas kultural khususnya untuk masyarakat kampung adat. Sebagai sebuah kampung religi yang harus memiliki identitas kelokalan, kampung ini seringkali berbenturan dengan nilai adat dan tradisi yang datang dari luar dan kian mengaburkan identitas kultural kampung tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Sedangkan tipe penelitiannya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang didapatkan adalah perlu adanya penguatan nilai lokalitas sebagai identitas kultural masyarakat Kampung Mahmud.
{"title":"Lokalitas sebagai Identitas Masyarakat Kampung Mahmud","authors":"Anggar Erdhina Adi","doi":"10.33153/GLR.V18I1.3019","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.3019","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang lokalitas sebagai identitas masyarakat kampung Mahmud. Sebagai salah satu kampung yang memiliki keunikan adat dan tradisi, kampung Mahmud kini menghadapi berbagai macam tantangan baik dari masyarakat dalam maupun luar. Imbasnya adalah muncul berbagai macam persoalan baik secara sosial maupun kultural. Hal ini dikarenakan lemahnya pewarisan identitas tentang lokalitas masyarakat Kampung Mahmud. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai sebuah pemahaman mengenai lokalitas sebagai identitas kultural khususnya untuk masyarakat kampung adat. Sebagai sebuah kampung religi yang harus memiliki identitas kelokalan, kampung ini seringkali berbenturan dengan nilai adat dan tradisi yang datang dari luar dan kian mengaburkan identitas kultural kampung tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Sedangkan tipe penelitiannya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang didapatkan adalah perlu adanya penguatan nilai lokalitas sebagai identitas kultural masyarakat Kampung Mahmud.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48777232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sari Yuningsih, Achmad Haldani Destiarman, Chandra Tresnadi
Busana pria khususnya kemeja merupakan salah satu jenis busana yang tak luput dari perkembangan tren fesyen. Penggunaan kemeja berbahan batik kontemporer telah mengalami perkembangan yang pesat, hal tersebut nampak dari tampilan visual kemeja bermotif batik yang bervariatif, bahkan beberapa diantaranya cenderung tidak biasa dan unik, terutama dalam hal elemen estetik meski secara visual masih menampilkan motif-motif klasik. Fenomena tersebut belum banyak dikaji, untuk itu kajian ini bertujuan menganalisa elemen estetik yang terdapat pada kemeja bermotif batik kontemporer. Analisis dilakukan terhadap komponen struktural dan fungsional pada kemeja bermotif batik kontemporer untuk memetakan elemen estetik yang terkandung di dalamnya. Hasil kajian ini menunjukan adaya perkembangan elemen estetik dalam komponen struktural dan fungsional kemeja bermotif batik dalam persentasi yang kecil, hal tersebut dapat dilihat dalam detail kemeja yang menampakkan modifikasi pada kerah, yoke dan saku.
{"title":"Kajian Komponen Struktural Dan Fungsional Pada Kemeja Bermotif Batik Kontemporer Dalam Elemen Estetik Busana","authors":"Sari Yuningsih, Achmad Haldani Destiarman, Chandra Tresnadi","doi":"10.33153/GLR.V18I1.3018","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.3018","url":null,"abstract":"Busana pria khususnya kemeja merupakan salah satu jenis busana yang tak luput dari perkembangan tren fesyen. Penggunaan kemeja berbahan batik kontemporer telah mengalami perkembangan yang pesat, hal tersebut nampak dari tampilan visual kemeja bermotif batik yang bervariatif, bahkan beberapa diantaranya cenderung tidak biasa dan unik, terutama dalam hal elemen estetik meski secara visual masih menampilkan motif-motif klasik. Fenomena tersebut belum banyak dikaji, untuk itu kajian ini bertujuan menganalisa elemen estetik yang terdapat pada kemeja bermotif batik kontemporer. Analisis dilakukan terhadap komponen struktural dan fungsional pada kemeja bermotif batik kontemporer untuk memetakan elemen estetik yang terkandung di dalamnya. Hasil kajian ini menunjukan adaya perkembangan elemen estetik dalam komponen struktural dan fungsional kemeja bermotif batik dalam persentasi yang kecil, hal tersebut dapat dilihat dalam detail kemeja yang menampakkan modifikasi pada kerah, yoke dan saku. ","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46582347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Batik Gendongan Lasem merupakan salah satu produk budaya Indonesia yang saat ini keberadaannya sudah mulai hilang, hal tersebut terlihat dari menurunnya jumlah produksi kain batik gedongan di daerah Lasem, serta kerumitan motif serta teknik pembuatannya menambah faktor kelangkaan. Dalam upaya mengenalkan visual motif serta makna dan memaknai unsur desain yang terkandung pada batik gendongan asal lasem, kajian bahasa rupa pada motif batik ini diperlukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisa wimba pada unsur bagian motif batik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif-motif pada batik gendongan asal lasem memiliki karakter stilasi primitif dan mengisahkan cerita tentang keharmonisan alam yang memiliki makna cerita tentang doa-doa kebaikan bagi pemakai (ibu dan anak). Studi visual bahasa rupa ini dapat dijadikan acuan bagi para desainer untuk mengembangkan desain motif sebagai inspirasi berkarya agar batik gendongan Lasem dapat dikenal lebih luas
{"title":"Kajian Bahasa Rupa pada Batik Gendongan Lasem Motif Pohon Hayat dan Satwa","authors":"Morinta Rosandini, Yuki Kireina","doi":"10.33153/GLR.V18I1.3022","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.3022","url":null,"abstract":"Batik Gendongan Lasem merupakan salah satu produk budaya Indonesia yang saat ini keberadaannya sudah mulai hilang, hal tersebut terlihat dari menurunnya jumlah produksi kain batik gedongan di daerah Lasem, serta kerumitan motif serta teknik pembuatannya menambah faktor kelangkaan. Dalam upaya mengenalkan visual motif serta makna dan memaknai unsur desain yang terkandung pada batik gendongan asal lasem, kajian bahasa rupa pada motif batik ini diperlukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisa wimba pada unsur bagian motif batik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif-motif pada batik gendongan asal lasem memiliki karakter stilasi primitif dan mengisahkan cerita tentang keharmonisan alam yang memiliki makna cerita tentang doa-doa kebaikan bagi pemakai (ibu dan anak). Studi visual bahasa rupa ini dapat dijadikan acuan bagi para desainer untuk mengembangkan desain motif sebagai inspirasi berkarya agar batik gendongan Lasem dapat dikenal lebih luas","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42541624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Srimpi Sangupati dance has beauty which is visualized by smooth move and in flow. The Process of Srimpi Sangupati dance creation is created based on devotion to life experience, that is why Srimpi Sangupati dance is full of education value. This writing is for analyzing kinds of benefits in learning Srimpi Sangupati Dance in Kasunanan Style. This research analysis process uses qualitative approach. Qualitative descriptive research method is done by study book, observation and interview. The research result concludes that learning Srimpi Sangupati in Kasunanan Style has benefits for ethics education, social, religious and cognitive source.
{"title":"Fungsi Belajar Tari Srimpi Sangupati Gaya Kasunanan Bagi Penari di Keraton Surakarta","authors":"indah cahyasari","doi":"10.33153/GLR.V18I1.2769","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.2769","url":null,"abstract":"Srimpi Sangupati dance has beauty which is visualized by smooth move and in flow. The Process of Srimpi Sangupati dance creation is created based on devotion to life experience, that is why Srimpi Sangupati dance is full of education value. This writing is for analyzing kinds of benefits in learning Srimpi Sangupati Dance in Kasunanan Style. This research analysis process uses qualitative approach. Qualitative descriptive research method is done by study book, observation and interview. The research result concludes that learning Srimpi Sangupati in Kasunanan Style has benefits for ethics education, social, religious and cognitive source.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48828086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The Renteng dance is a group dance that is held and only taken by adult women in Saren Village, Nusa Penida, Klungkung, Bali. This dance movement is multiyear and repetitive, and the presentation, clothing and musical accompaniment is very simple. The simplicity of the form and presentation of Renteng gives rise to the beauty that provides the formalistic aesthetic experience of this dance. However, the form of a formalistic aesthetic experience has not many people understand it. The focus of the problem in this study was how the concept of simplicity in the Renteng dance in Saren village. The research discusses the concept of simplicity in the Renteng dance which can create a formalistic aesthetic experience. The purpose of this research is to obtain a conceptual depiction of this dance based on the simplicity of its shape. This type of research is descriptive-analytic using non-participant observation methods, interviews, and documentation. The results of this study, that the concept of simplicity on the Renteng dance consisted of the simplicity of the element, the simplicity of the structure, and the simplicity of the technique. The conclusion is first, the concept of simplicity of elements or elements on the Renteng dance is the simplicity of the composition of the elements contained in this dance, which includes motion, floor design, and top design, fashion, and musical accompaniment; Second, the concept of the simplicity of the Renteng dance structure is a draft whose application is composed through simple motion and repetitive patterns; Thirdly, the concept of the simplicity of the Renteng dance technique is achieved through simple means with low or uncomplicated complexity making it easy to be extracted.
{"title":"Konsep Kesederhanaan Tari Renteng di Desa Saren, Nusa Penida, Klungkung, Bali","authors":"Anak Agung Gde Agung Indrawan","doi":"10.33153/GLR.V18I1.2988","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V18I1.2988","url":null,"abstract":"The Renteng dance is a group dance that is held and only taken by adult women in Saren Village, Nusa Penida, Klungkung, Bali. This dance movement is multiyear and repetitive, and the presentation, clothing and musical accompaniment is very simple. The simplicity of the form and presentation of Renteng gives rise to the beauty that provides the formalistic aesthetic experience of this dance. However, the form of a formalistic aesthetic experience has not many people understand it. The focus of the problem in this study was how the concept of simplicity in the Renteng dance in Saren village. The research discusses the concept of simplicity in the Renteng dance which can create a formalistic aesthetic experience. The purpose of this research is to obtain a conceptual depiction of this dance based on the simplicity of its shape. This type of research is descriptive-analytic using non-participant observation methods, interviews, and documentation. The results of this study, that the concept of simplicity on the Renteng dance consisted of the simplicity of the element, the simplicity of the structure, and the simplicity of the technique. The conclusion is first, the concept of simplicity of elements or elements on the Renteng dance is the simplicity of the composition of the elements contained in this dance, which includes motion, floor design, and top design, fashion, and musical accompaniment; Second, the concept of the simplicity of the Renteng dance structure is a draft whose application is composed through simple motion and repetitive patterns; Thirdly, the concept of the simplicity of the Renteng dance technique is achieved through simple means with low or uncomplicated complexity making it easy to be extracted.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46892778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}