Pub Date : 2022-06-07DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2918
Achmad Dwi Setyo Prayudhi Linggo Djiwo
Abstrak
抽象
{"title":"Uke dan Seme ; Gender, Identitas dan Peran Seksual di Kalangan Semong di Kota Makassar","authors":"Achmad Dwi Setyo Prayudhi Linggo Djiwo","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2918","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2918","url":null,"abstract":"<jats:p>Abstrak</jats:p>","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"2012 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86395637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2900
Nur Fitrah, Masni Masni, Y. Daud
The purpose of this research is to find out the extent of the implementation of local government policies in the eradication of liquor (In Enforcement of Regional Regulation Number 21 of 2012). In the process of this research, the researcher uses a type of qualitative research. By collecting data using observation and interviews. In the eradication of alcoholism, strict supervision from the government is needed. Liquor is a drink that contains a high alcohol content causing the consumer to lose consciousness, in Lombong Village there are still many distributions of liquor that do not have a distribution permit, thereby increasing the number of liquor users and making room for liquor consumption. The policy carried out by the Lombong Village government in eradicating liquor based on Regional Regulation Number 21 of 2012, concerning the procurement, distribution, sale, supervision, and control of liquor, was unable to reduce the number of distribution and abuse of liquor in the Lombong village community, because it was influenced by no the existence of strict sanctions from the local government, the habits of the Lombong village community and low education.
{"title":"IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PEMBERANTASAN MINUMAN KERAS (DALAM PENEGAKAN PERDA NOMOR 21 TAHUN 2012)","authors":"Nur Fitrah, Masni Masni, Y. Daud","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2900","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2900","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to find out the extent of the implementation of local government policies in the eradication of liquor (In Enforcement of Regional Regulation Number 21 of 2012). In the process of this research, the researcher uses a type of qualitative research. By collecting data using observation and interviews. In the eradication of alcoholism, strict supervision from the government is needed. Liquor is a drink that contains a high alcohol content causing the consumer to lose consciousness, in Lombong Village there are still many distributions of liquor that do not have a distribution permit, thereby increasing the number of liquor users and making room for liquor consumption. The policy carried out by the Lombong Village government in eradicating liquor based on Regional Regulation Number 21 of 2012, concerning the procurement, distribution, sale, supervision, and control of liquor, was unable to reduce the number of distribution and abuse of liquor in the Lombong village community, because it was influenced by no the existence of strict sanctions from the local government, the habits of the Lombong village community and low education.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"98 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90895905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2901
Muh. Abid Alimuddin Lidda, M. Tajuddin, I. Irfan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi dari implementasi program pendidikan gratis di SMPN 4 Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hal ini dimakusdkan untuk mendapatkan data dan gambaran nyata atas implementasi program pendidikan gratis di SMP Negeri 4 Malunda Kecamatan Ulumanda Kabupeten Majene. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa Implementasi Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 4 Malunda Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene telah membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Program Pendidikan Gratis tidak sepenuhnya menggratiskan semua biaya pendidikan diantaranya adalah pembayaran untuk pengambilan baju batik dan baju olahraga karena itu masuk dalam Biaya Operasional Sekolah. Diluar daripada itu tidak ada lagi pembayaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, melainkan memberikan biaya bagi siswa dalam bentuk beasiswa miskin. The purpose of this study was to obtain a description of the implementation of the free education program at SMPN 4 Ulumanda District, Majene Regency. The research methodology used in this study is a qualitative descriptive method. This is intended to obtain data and a real picture of the implementation of the free education program at SMP Negeri 4 Malunda, Ulumanda District, Majene Regency. In this study, it was found that the implementation of the Free Education Program at SMP Negeri 4 Malunda, Ulumanda District, Majene Regency had educational costs for students related to the learning process. The Free Education Program does not completely eliminate all educational costs including payments for taking batik clothes and sports clothes because they are included in School Operational Costs. Apart from that, there are no more payments related to the learning process, but instead provide costs for students in the form of poor scholarships.
{"title":"IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 MALUNDA (SMPN4 MALUNDA) KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE","authors":"Muh. Abid Alimuddin Lidda, M. Tajuddin, I. Irfan","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2901","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2901","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi dari implementasi program pendidikan gratis di SMPN 4 Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hal ini dimakusdkan untuk mendapatkan data dan gambaran nyata atas implementasi program pendidikan gratis di SMP Negeri 4 Malunda Kecamatan Ulumanda Kabupeten Majene. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa Implementasi Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 4 Malunda Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene telah membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Program Pendidikan Gratis tidak sepenuhnya menggratiskan semua biaya pendidikan diantaranya adalah pembayaran untuk pengambilan baju batik dan baju olahraga karena itu masuk dalam Biaya Operasional Sekolah. Diluar daripada itu tidak ada lagi pembayaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, melainkan memberikan biaya bagi siswa dalam bentuk beasiswa miskin. The purpose of this study was to obtain a description of the implementation of the free education program at SMPN 4 Ulumanda District, Majene Regency. The research methodology used in this study is a qualitative descriptive method. This is intended to obtain data and a real picture of the implementation of the free education program at SMP Negeri 4 Malunda, Ulumanda District, Majene Regency. In this study, it was found that the implementation of the Free Education Program at SMP Negeri 4 Malunda, Ulumanda District, Majene Regency had educational costs for students related to the learning process. The Free Education Program does not completely eliminate all educational costs including payments for taking batik clothes and sports clothes because they are included in School Operational Costs. Apart from that, there are no more payments related to the learning process, but instead provide costs for students in the form of poor scholarships.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"87 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86328014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2897
Irma Triyanti, M. Hannan, M. Adnan
Riset memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana integritas aparatur sipil negara (ASN) dan faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung integritas seorang aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mamasa. Riset menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil riset menunjukkan ada beberapa oknum yang tidak peduli terhadap pemberikan pelayanan berdasarkan empat sikap yang di tunjukkan yaitu; sikap jujur, tulus dan dapat dipercaya, sikap transparan dan konsisten, sikap bermartabat dan sikap objektif sehingga dapat dikatakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mamasa kurang berintegritas. Hal ini berhubungan dengan faktor yang berpengaruh terhadap integritas aparatur sipil negara (ASN). Baik itu faktor negatif yang menjadi penghambat seorang aparatur memberikan pelayanan yang berintegritas dan professional, seperti kurangnya pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab sebagai aparatur, adanya sikap/ mental priyayi, merasa diri paling hebat, sombong, dan egois. Sedangkan faktor positif yang menjadi pendukung bagi aparatur dalam memberikan pelayanan yang berintegritas tidak lain adanya kesadaran aparatur terhadap tugas dan tanggung jawabnya, adanya kesadaran melayani masyarakat(penerima layanan), dan dukungan dari sesama rekan kerja.
{"title":"INTEGRITAS APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN MAMASA","authors":"Irma Triyanti, M. Hannan, M. Adnan","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2897","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2897","url":null,"abstract":"Riset memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana integritas aparatur sipil negara (ASN) dan faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung integritas seorang aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mamasa. Riset menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil riset menunjukkan ada beberapa oknum yang tidak peduli terhadap pemberikan pelayanan berdasarkan empat sikap yang di tunjukkan yaitu; sikap jujur, tulus dan dapat dipercaya, sikap transparan dan konsisten, sikap bermartabat dan sikap objektif sehingga dapat dikatakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mamasa kurang berintegritas. Hal ini berhubungan dengan faktor yang berpengaruh terhadap integritas aparatur sipil negara (ASN). Baik itu faktor negatif yang menjadi penghambat seorang aparatur memberikan pelayanan yang berintegritas dan professional, seperti kurangnya pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab sebagai aparatur, adanya sikap/ mental priyayi, merasa diri paling hebat, sombong, dan egois. Sedangkan faktor positif yang menjadi pendukung bagi aparatur dalam memberikan pelayanan yang berintegritas tidak lain adanya kesadaran aparatur terhadap tugas dan tanggung jawabnya, adanya kesadaran melayani masyarakat(penerima layanan), dan dukungan dari sesama rekan kerja.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"353 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78095676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-25DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2869
S. Yuyun, Ahmad Saleh, Agusthinus Demmasiga
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui strategi pemerintah daerah pada peningkatan kinerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan Realitas atau peristiwa yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta atau realitas yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian disesuaikan dengan visi dan misi kepala daerah dalam peningkatkan kinerja sekretariat daerah yang propesional, disiplin dan penuh tanggungjawab, mewujudkan pelayanan umum masyarakat yang prima, tranparan, dan akuntabel, meningkatkan sistem informasi yang menunjang pelaksanaan kegiatan Sekretariat Daerah dan mewujudkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
{"title":"STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENINGKATAN KINERJA DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAMASA","authors":"S. Yuyun, Ahmad Saleh, Agusthinus Demmasiga","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2869","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2869","url":null,"abstract":"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui strategi pemerintah daerah pada peningkatan kinerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan Realitas atau peristiwa yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta atau realitas yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian disesuaikan dengan visi dan misi kepala daerah dalam peningkatkan kinerja sekretariat daerah yang propesional, disiplin dan penuh tanggungjawab, mewujudkan pelayanan umum masyarakat yang prima, tranparan, dan akuntabel, meningkatkan sistem informasi yang menunjang pelaksanaan kegiatan Sekretariat Daerah dan mewujudkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74350248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-25DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2811
Andi Nur Ridhayati, Muhammad Rizal Ardiansah Putra, Yusyrifah Halid
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis (1) stereotip siswa madrasah dan sekolah umum terhadap perempuan bercadar; (2) perbandingan stereotip siswa SMA Islam dan SMA negeri terhadap perempuan bercadar. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif terhadap 97 sampel siswa SMA 5 Makassar dan MAN 2 Makassar. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat perbandingan antara kedua sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) stereotip terhadap perempuan bercadar yang terkait dengan terorisme berada pada intensitas sedang, dan stereotip bahwa perempuan bercadar menutup diri dari komunitas sosial dengan intensitas yang kuat. 2) Ada perbedaan yang signifikan antara SMA negeri dan SMA agama terhadap perempuan bercadar. Intensitas stereotip negatif siswa SMA negeri terhadap perempuan bercadar cenderung lebih kuat dibandingkan SMA berbasis agama.
{"title":"STEREOTIP SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM DAN SEKOLAH MENENGAH KEAGAMAAN TERHADAP PEREMPUAN BERCADAR","authors":"Andi Nur Ridhayati, Muhammad Rizal Ardiansah Putra, Yusyrifah Halid","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2811","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2811","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis (1) stereotip siswa madrasah dan sekolah umum terhadap perempuan bercadar; (2) perbandingan stereotip siswa SMA Islam dan SMA negeri terhadap perempuan bercadar. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif terhadap 97 sampel siswa SMA 5 Makassar dan MAN 2 Makassar. Data tersebut kemudian dianalisis untuk melihat perbandingan antara kedua sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) stereotip terhadap perempuan bercadar yang terkait dengan terorisme berada pada intensitas sedang, dan stereotip bahwa perempuan bercadar menutup diri dari komunitas sosial dengan intensitas yang kuat. 2) Ada perbedaan yang signifikan antara SMA negeri dan SMA agama terhadap perempuan bercadar. Intensitas stereotip negatif siswa SMA negeri terhadap perempuan bercadar cenderung lebih kuat dibandingkan SMA berbasis agama.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91124351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-25DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2868
Yiswar Prima Maselangi, Rustan Ir, A. Sauqi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui Tugas Dan Fungsi BPD di Desa Sepakuan Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan kunci yang terdiri dari Kepala Desa, BPD, Ketua dan anggota DPRD dan informan non kunci seperti Sekretaris desa, aparat Desa lainnya dan tokoh-tokoh masyarakat di Desa Sepakuan. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari key informan. Adapun hasil penelitian dan Pembahasan yaitu Masih terdapat beberapa kelemahan dalam pengawasan pelaksanaan peraturan desa yang dilakukan oleh BPD Desa Sepakuan Kecamatan Balla dimana kurangnya pemahaman anggota BPD terhadap tugas fungsinya. Dapat disimpulkan bahwa fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa, menampung aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa, sehingga dalam pembuatan regulasi lebih terlaksana dan terealisasi, berbeda dengan fungsi dalam menampung aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa yang belum maksimal dalam pelaksanaannya dikarenakan kurangnya SDM dalam pemahaman anggota BPD terhadap tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan yang berlaku.
{"title":"EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BPD DI DESA SEPAKUAN","authors":"Yiswar Prima Maselangi, Rustan Ir, A. Sauqi","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2868","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2868","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui Tugas Dan Fungsi BPD di Desa Sepakuan Kecamatan Balla Kabupaten Mamasa. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan kunci yang terdiri dari Kepala Desa, BPD, Ketua dan anggota DPRD dan informan non kunci seperti Sekretaris desa, aparat Desa lainnya dan tokoh-tokoh masyarakat di Desa Sepakuan. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari key informan. Adapun hasil penelitian dan Pembahasan yaitu Masih terdapat beberapa kelemahan dalam pengawasan pelaksanaan peraturan desa yang dilakukan oleh BPD Desa Sepakuan Kecamatan Balla dimana kurangnya pemahaman anggota BPD terhadap tugas fungsinya. Dapat disimpulkan bahwa fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa, menampung aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa, sehingga dalam pembuatan regulasi lebih terlaksana dan terealisasi, berbeda dengan fungsi dalam menampung aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa yang belum maksimal dalam pelaksanaannya dikarenakan kurangnya SDM dalam pemahaman anggota BPD terhadap tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan yang berlaku.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76664698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-25DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2827
Santi Susanti, Rachmaniar Rachmaniar
This study aims to reveals the efforts of the Government of Garut Regency and Selaawi District in building the image of Selaawi as a Bamboo City. Many bamboo natural resources and skilled human resources in processing bamboo into various crafts with various functions are a great support for achieving Selaawi's dream of becoming a Bamboo City. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data were collected through interviews, observations, and document studies related to efforts to form the image of Selaawi as the City of Bamboo or Dayeuh Awi. The study indicates that building the image of Selaawi as a Bamboo City is a collective effort that requires a long process and the role of many parties to make it happen. Conducting the concept Pentahelix, the government of Garut Regency, especially Selaawi District, works closely with academia, business community, government and media. As a reinforcing force, the Selaawi sub-district government strengthens emotional and community bonds with its citizens to unite to improve their welfare. The Selaawi bamboo craft center building or Selaawi Bamboo Creative Center was built, and the Selaawi Bamboo Festival was held as a medium for promoting bamboo tourism and its own tourist attraction. The image as a Bamboo City is expected to develop the creative economy and tourism of the Selaawi community and become a role model in sustainable bamboo processing and management.
{"title":"MEMBANGUN CITRA SELAAWI GARUT SEBAGAI KOTA BAMBU","authors":"Santi Susanti, Rachmaniar Rachmaniar","doi":"10.35329/mitzal.v7i1.2827","DOIUrl":"https://doi.org/10.35329/mitzal.v7i1.2827","url":null,"abstract":"This study aims to reveals the efforts of the Government of Garut Regency and Selaawi District in building the image of Selaawi as a Bamboo City. Many bamboo natural resources and skilled human resources in processing bamboo into various crafts with various functions are a great support for achieving Selaawi's dream of becoming a Bamboo City. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data were collected through interviews, observations, and document studies related to efforts to form the image of Selaawi as the City of Bamboo or Dayeuh Awi. The study indicates that building the image of Selaawi as a Bamboo City is a collective effort that requires a long process and the role of many parties to make it happen. Conducting the concept Pentahelix, the government of Garut Regency, especially Selaawi District, works closely with academia, business community, government and media. As a reinforcing force, the Selaawi sub-district government strengthens emotional and community bonds with its citizens to unite to improve their welfare. The Selaawi bamboo craft center building or Selaawi Bamboo Creative Center was built, and the Selaawi Bamboo Festival was held as a medium for promoting bamboo tourism and its own tourist attraction. The image as a Bamboo City is expected to develop the creative economy and tourism of the Selaawi community and become a role model in sustainable bamboo processing and management.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"72 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72453741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-24DOI: 10.52423/jikuho.v7i2.24199
Aymelia Pramistiyani, Femi Oktaviani
Penelitian ini membahas tentang proses membangun hubungan interpersonal melalui sebuah aplikasi kencan online Tinder. Aplikasi Tinder sebagai alternatif media dalam mencari jodoh di masa pandemi. Landasan dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi antarpribadi di nilai paling ampuh dalam kegiatan merubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Penetrasi Sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara mendalam kepada pengguna aplikasi Tinder. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dalam membangun hubungan interpersonal yang efektif tentunya harus ada kompetensi yang dilakukan. Kompetensi komunikasi atau kemampuan seseorang dalam berkomunikasi akan membangun sebuah kepercayaan dalam sebuah hubungan yang berlangsung, walaupun komunikasi ini hanya berlangsung melalui media chating, tidak menghambat komunikasi yang dijalani. Proses membangun sebuah hubungan interpersonal melalui aplikasi Tinder diawali dengan adanya cara mengelola emosional di ruang chatting, menentukan isi pesan dalam merespon chatting, sehingga dapat membangun hubungan interpersonal yang efektif. Dari temuan tersebut dapat di simpulkan bahwa sebuah hubungan interpersonal dapat terbangun dari sebuah kepercayaan. Kepercayaan dalam komunikasi menggunakan Tinder timbul karena adanya kemampuan komunikasi dalam bentuk ekspresi, respon, serta perilaku personal dan pertukaran informasi inter personal yang jelas.
{"title":"PROSES MEMBANGUN HUBUNGAN INTERPERSONAL MELALUI APLIKASI TINDER","authors":"Aymelia Pramistiyani, Femi Oktaviani","doi":"10.52423/jikuho.v7i2.24199","DOIUrl":"https://doi.org/10.52423/jikuho.v7i2.24199","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang proses membangun hubungan interpersonal melalui sebuah aplikasi kencan online Tinder. Aplikasi Tinder sebagai alternatif media dalam mencari jodoh di masa pandemi. Landasan dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi antarpribadi di nilai paling ampuh dalam kegiatan merubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Penetrasi Sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara mendalam kepada pengguna aplikasi Tinder. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dalam membangun hubungan interpersonal yang efektif tentunya harus ada kompetensi yang dilakukan. Kompetensi komunikasi atau kemampuan seseorang dalam berkomunikasi akan membangun sebuah kepercayaan dalam sebuah hubungan yang berlangsung, walaupun komunikasi ini hanya berlangsung melalui media chating, tidak menghambat komunikasi yang dijalani. Proses membangun sebuah hubungan interpersonal melalui aplikasi Tinder diawali dengan adanya cara mengelola emosional di ruang chatting, menentukan isi pesan dalam merespon chatting, sehingga dapat membangun hubungan interpersonal yang efektif. Dari temuan tersebut dapat di simpulkan bahwa sebuah hubungan interpersonal dapat terbangun dari sebuah kepercayaan. Kepercayaan dalam komunikasi menggunakan Tinder timbul karena adanya kemampuan komunikasi dalam bentuk ekspresi, respon, serta perilaku personal dan pertukaran informasi inter personal yang jelas.","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88166648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-17DOI: 10.52423/jikuho.v7i2.24906
Andi Saridepi, Sumadi Dilla, Joko Joko
Penggunaan konteks alih kode di kawasan industri morosi mencakup konteks jual beli,konteks sapa menyapa, kontekas suasana kerja. alasan yang paling utama masyarakat mempelajari bahasa asing tersebut yaitu agar mempermudah interaksi serta menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Dalam interaksi masyarakat di kawasan industri Morosi selain alih kode terdapat pula komunikasi verbal dan nonverbal, hal itu terjadi saat proses interaksi antara pedagang dan pembeli yang menggunakan komunikasi verbal namun tanpa mereka sadari juga telah menggunakan komunikasi non verbal, Adanya alih kode yang terjadi di kawasan tersebut juga dapat di bukti atau di perkuat dengan banyaknya spanduk dengan tulisan asing “Cina”vyang terpampang di kawasan tersebut. Kata-kata Kunci: alih kode, kontak bahasa,kawasan industri
{"title":"PERALIHAN KODE BAHASA INDONESIA KE BAHASA ASING “CINA” DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MOROSI","authors":"Andi Saridepi, Sumadi Dilla, Joko Joko","doi":"10.52423/jikuho.v7i2.24906","DOIUrl":"https://doi.org/10.52423/jikuho.v7i2.24906","url":null,"abstract":"Penggunaan konteks alih kode di kawasan industri morosi mencakup konteks jual beli,konteks sapa menyapa, kontekas suasana kerja. alasan yang paling utama masyarakat mempelajari bahasa asing tersebut yaitu agar mempermudah interaksi serta menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Dalam interaksi masyarakat di kawasan industri Morosi selain alih kode terdapat pula komunikasi verbal dan nonverbal, hal itu terjadi saat proses interaksi antara pedagang dan pembeli yang menggunakan komunikasi verbal namun tanpa mereka sadari juga telah menggunakan komunikasi non verbal, Adanya alih kode yang terjadi di kawasan tersebut juga dapat di bukti atau di perkuat dengan banyaknya spanduk dengan tulisan asing “Cina”vyang terpampang di kawasan tersebut. Kata-kata Kunci: alih kode, kontak bahasa,kawasan industri","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"51 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91124742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}