Penurunan kualitas air sungai Cikambuy akibat limbah aktivitas domestik dan kawasan industri Cikande dapat membahayakan lingkungan perairan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisikokimia dan bakteriologis sungai cikambuy Kabupaten Serang. Pengambilan sampel air dilakukan satu kali yaitu pada musim hujan pada bulan Maret 2021. Penentuan lokasi pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan bulan dalam setahun adalah untuk menguji pengaruh musim hujan terhadap status kualitas air. Analisis air dari PT. Laboratorium Unilab Perdana dibandingkan hasilnya dengan standar kualitas air nasional. Hasil analisis parameter fisikokimia sebagai berikut: suhu (28,4ºC), TDS (288 mg/L), TSS (99 mg/L), pH (7,2), BOD (18 mg/L), COD (27 mg/L), DO (7,8 mg/L), Nitrat (2,33 mg/L), Nitrit (0,138 mg/L), Zn (0,378 mg/L), Fenol (0,081 mg/L). Kadar bakteriologis seperti Fecal coliform terdeteksi dalam jumlah (340.000 MPN/100 ml), dan total coliform (620.000 MPN/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar parameter fisikokimia dan bakteriologis yang diselidiki melebihi batas yang direkomendasikan oleh Peraturan Pemerintah Indonesia No.22/2021 (kelas II). Diperlukan strategi perencanaan pengolahan air limbah dan peningkatan peran pemerintah, Kawasan Industri Cikande, dan masyarakat guna menjaga ekosistem sungai berkelanjutan.
{"title":"Analisis Parameter Fisikokimia dan Bakteriologi Sungai Cikambuy Kabupaten Serang, Banten, Indonesia","authors":"Nurce Arifiati, Fauzul Hayat, Andriyani Andriyani, Rita Ramayulis","doi":"10.24853/jkk.18.2.249-259","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jkk.18.2.249-259","url":null,"abstract":"Penurunan kualitas air sungai Cikambuy akibat limbah aktivitas domestik dan kawasan industri Cikande dapat membahayakan lingkungan perairan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisikokimia dan bakteriologis sungai cikambuy Kabupaten Serang. Pengambilan sampel air dilakukan satu kali yaitu pada musim hujan pada bulan Maret 2021. Penentuan lokasi pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan bulan dalam setahun adalah untuk menguji pengaruh musim hujan terhadap status kualitas air. Analisis air dari PT. Laboratorium Unilab Perdana dibandingkan hasilnya dengan standar kualitas air nasional. Hasil analisis parameter fisikokimia sebagai berikut: suhu (28,4ºC), TDS (288 mg/L), TSS (99 mg/L), pH (7,2), BOD (18 mg/L), COD (27 mg/L), DO (7,8 mg/L), Nitrat (2,33 mg/L), Nitrit (0,138 mg/L), Zn (0,378 mg/L), Fenol (0,081 mg/L). Kadar bakteriologis seperti Fecal coliform terdeteksi dalam jumlah (340.000 MPN/100 ml), dan total coliform (620.000 MPN/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar parameter fisikokimia dan bakteriologis yang diselidiki melebihi batas yang direkomendasikan oleh Peraturan Pemerintah Indonesia No.22/2021 (kelas II). Diperlukan strategi perencanaan pengolahan air limbah dan peningkatan peran pemerintah, Kawasan Industri Cikande, dan masyarakat guna menjaga ekosistem sungai berkelanjutan.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135461136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yuyun Ayu Safitri, Wahju Ratna Martiningsih, Swasty Swasty, Andra Novitasari
Prevelensi dry eye di Indonesia mencapai 27,5% dengan rentang usia ?21 tahun. Sejak diterbitkan peraturan Kemendikbud 36962/MPK.A/HK/2020 pembelajaran dilakukan secara online yang mengharuskan mahasiswa kedokteran untuk menggunakan perangkat digital seperti tablet, komputer, dan smartphone dalam waktu jangka lama sehingga meningkatkan screen time pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan screen time dengan dry eye pada mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Metode penelitian ini observasional analitik desain cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa kedokteran yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian screen time dengan kuesioner dan dry eye dengan kuesioner OSDI dan Schirmer Test I. Uji statistik menggunakan korelasi chi square. Sebanyak 59 subjek penelitian, mayoritas berusia 21-25 tahun (91,5%), berjenis kelamin perempuan (62,7%), memiliki durasi screen time tinggi (69,5%), aktivitas dilakukan saat screen time adalah komunikasi melalui media sosial dan mencari referensi tugas kuliah (49,2%), menggunakan alat media elektronik handphone (61%), aplikasi yang sering dibuka adalah whatsapp (55,9%), posisi tersering saat screen time yaitu duduk (61%), responden yang mengalami dry eye (57,4%). Uji chi square didapatkan nilai p value 0,002. Terdapat hubungan screen time dengan dry eye pada mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
{"title":"HUBUNGAN SCREEN TIME DENGAN DRY EYE PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG","authors":"Yuyun Ayu Safitri, Wahju Ratna Martiningsih, Swasty Swasty, Andra Novitasari","doi":"10.32502/sm.v14i1.5867","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sm.v14i1.5867","url":null,"abstract":"Prevelensi dry eye di Indonesia mencapai 27,5% dengan rentang usia ?21 tahun. Sejak diterbitkan peraturan Kemendikbud 36962/MPK.A/HK/2020 pembelajaran dilakukan secara online yang mengharuskan mahasiswa kedokteran untuk menggunakan perangkat digital seperti tablet, komputer, dan smartphone dalam waktu jangka lama sehingga meningkatkan screen time pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan screen time dengan dry eye pada mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Metode penelitian ini observasional analitik desain cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa kedokteran yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian screen time dengan kuesioner dan dry eye dengan kuesioner OSDI dan Schirmer Test I. Uji statistik menggunakan korelasi chi square. Sebanyak 59 subjek penelitian, mayoritas berusia 21-25 tahun (91,5%), berjenis kelamin perempuan (62,7%), memiliki durasi screen time tinggi (69,5%), aktivitas dilakukan saat screen time adalah komunikasi melalui media sosial dan mencari referensi tugas kuliah (49,2%), menggunakan alat media elektronik handphone (61%), aplikasi yang sering dibuka adalah whatsapp (55,9%), posisi tersering saat screen time yaitu duduk (61%), responden yang mengalami dry eye (57,4%). Uji chi square didapatkan nilai p value 0,002. Terdapat hubungan screen time dengan dry eye pada mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136343992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Mahirah Afladhanti, Fara Syafira, Raehan Satya Deanasa
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menginfeksi sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf dengan penularan yang cepat dan mortalitas cukup tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada terapi khusus untuk mengobati COVID-19. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa small interference RNA (siRNA) diketahui memiliki efikasi yang baik mengobati infeksi virus DNA dan RNA. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui potensi inhalasi siRNA dalam menghambat replikasi dan transkripsi SARS-CoV-2. Literatur dicari menggunakan mesin pencari seperti Google Scholar , Science Direct , ResearchGate , dan National Centre for Biotechnology Information (NCBI). Kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk mengeliminasi jurnal yang tidak berhubungan sehingga diperoleh 46 jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siRNA berpotensi menghambat replikasi dan transkripsi SARS-CoV-2 melalui pendekatan gene silencing . siRNA memiliki keunggulan seperti ketahanan ekspresi, efek penghambatan spesifik, efisiensi pada konsentrasi lebih rendah, dan toksisitas rendah. Penggunaan PEG-AuNP sebagai sistem penghantaran siRNA secara inhalasi dapat menurunkan toksisitas dan meningkatkan konsentrasi siRNA. Oleh karena itu, terapi siRNA melalui inhalasi berbasis PEG-AuNP carrier perlu dipertimbangkan untuk terapi COVID-19. Studi klinis lebih lanjut mengenai sistem pengiriman yang ideal dan dosis optimal siRNA berbasis PEG-AuNP melalui inhalasi untuk COVID-19 diperlukan.
{"title":"Potensi Small Interference RNA (SiRNA) Inhalasi dalam Menghambat Replikasi Dan Transkripsi SARS-Cov-2","authors":"Putri Mahirah Afladhanti, Fara Syafira, Raehan Satya Deanasa","doi":"10.32502/sm.v14i1.5736","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sm.v14i1.5736","url":null,"abstract":"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menginfeksi sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf dengan penularan yang cepat dan mortalitas cukup tinggi. Namun, hingga saat ini belum ada terapi khusus untuk mengobati COVID-19. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa small interference RNA (siRNA) diketahui memiliki efikasi yang baik mengobati infeksi virus DNA dan RNA. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui potensi inhalasi siRNA dalam menghambat replikasi dan transkripsi SARS-CoV-2. Literatur dicari menggunakan mesin pencari seperti Google Scholar , Science Direct , ResearchGate , dan National Centre for Biotechnology Information (NCBI). Kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk mengeliminasi jurnal yang tidak berhubungan sehingga diperoleh 46 jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siRNA berpotensi menghambat replikasi dan transkripsi SARS-CoV-2 melalui pendekatan gene silencing . siRNA memiliki keunggulan seperti ketahanan ekspresi, efek penghambatan spesifik, efisiensi pada konsentrasi lebih rendah, dan toksisitas rendah. Penggunaan PEG-AuNP sebagai sistem penghantaran siRNA secara inhalasi dapat menurunkan toksisitas dan meningkatkan konsentrasi siRNA. Oleh karena itu, terapi siRNA melalui inhalasi berbasis PEG-AuNP carrier perlu dipertimbangkan untuk terapi COVID-19. Studi klinis lebih lanjut mengenai sistem pengiriman yang ideal dan dosis optimal siRNA berbasis PEG-AuNP melalui inhalasi untuk COVID-19 diperlukan.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"2014 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136344103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Badai elektrik (BE) didefinisikan sebagai terjadinya tiga atau lebih episode aritmia ventrikel dalam 24 jam. Penting untuk mengetahui dan mengidentifikasi cara mendiagnosis dan tatalaksana pasien BE karena sering muncul sebagai keadaan darurat medis. BE terjadi terutama pada pasien usia lanjut dan laki-laki. BE dapat muncul dengan berbagai gejala seperti sinkope, gagal jantung, henti jantung, atau terapi ICD multipel (pemacu dan/atau shock anti-takikardia berulang). Beberapa pemeriksaan penunjang seperti EKG, elektrolit dan Transthoracic Echocardiogram (TTE) mampu membantu mengidentifikasi BE dan penyebabnya. Pada BE dengan keadaaan hemodinamik tidak stabil, perlu disiapkan cardiac life support dengan resusitasi jantung-paru yang efektif dan dilakukan defibrilasi emergensi bila diperlukan. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan sedasi dan ventilasi pada pasien yang sulit ditangani. Selain itu terapi farmakologis seperti beta-bloker, amiodaron dan sotalol dapat membantu menghentikan aritmia ventrikel. Terapi definitif BE adalah ablasi kateter ,pilihan terapi lain yang tersedia adalah modulasi sistem autonomik, dan Stereotactic Body Radiation Therapy (SBRT) dan dapat digunakan pada BE refrakter. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan BE memiliki prognosis yang lebih buruk dan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami BE sehingga tinjauan pustaka ini bertujuan untuk membahas diagnosis, penanganan dan prognosis dari BE.
{"title":"BADAI ELEKTRIK: DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN","authors":"Sidhi Laksono, Lidya Pertiwi Suhandoko","doi":"10.32502/sm.v14i1.5165","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sm.v14i1.5165","url":null,"abstract":"Badai elektrik (BE) didefinisikan sebagai terjadinya tiga atau lebih episode aritmia ventrikel dalam 24 jam. Penting untuk mengetahui dan mengidentifikasi cara mendiagnosis dan tatalaksana pasien BE karena sering muncul sebagai keadaan darurat medis. BE terjadi terutama pada pasien usia lanjut dan laki-laki. BE dapat muncul dengan berbagai gejala seperti sinkope, gagal jantung, henti jantung, atau terapi ICD multipel (pemacu dan/atau shock anti-takikardia berulang). Beberapa pemeriksaan penunjang seperti EKG, elektrolit dan Transthoracic Echocardiogram (TTE) mampu membantu mengidentifikasi BE dan penyebabnya. Pada BE dengan keadaaan hemodinamik tidak stabil, perlu disiapkan cardiac life support dengan resusitasi jantung-paru yang efektif dan dilakukan defibrilasi emergensi bila diperlukan. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan sedasi dan ventilasi pada pasien yang sulit ditangani. Selain itu terapi farmakologis seperti beta-bloker, amiodaron dan sotalol dapat membantu menghentikan aritmia ventrikel. Terapi definitif BE adalah ablasi kateter ,pilihan terapi lain yang tersedia adalah modulasi sistem autonomik, dan Stereotactic Body Radiation Therapy (SBRT) dan dapat digunakan pada BE refrakter. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan BE memiliki prognosis yang lebih buruk dan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami BE sehingga tinjauan pustaka ini bertujuan untuk membahas diagnosis, penanganan dan prognosis dari BE.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136344405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus talasemia cukup tinggi. Perlu dilakukan skrining untuk menghentikan atau mengurangi angka kejadian talasemia, antara lain salah satunya menggunakan pemeriksaan Hb elektroforesis dan One Tube Fragile Osmotic Test. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross-secti onal . Penelitian dilakukan di RSUD Majalaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah melakukan pemeriksaan Hb elektroforesis menurut data rekam medis di RSUD Majalaya sejumlah 24 pasien. Data yang digunakan adalah rekam medis Hb Elektroforesis dan data hasil pemeriksaan One Tube Fragile Osmotic Test . Uji statistik menggunakan uji Chi-square . Hasil yang didapatkan menunjukan sebanyak 11 sampel (91,7%) dengan hasil pemeriksaan Hb Elektroforesis talasemia menunjukan hasil positif pada OTFOT dan sebanyak 1 sampel (8,3%) dengan hasil pemeriksaan Hb Elektroforesis talasemia tetapi menunjukan hasil negatif pada OTFOT. Ada pula didapatkan 9 sampel (75%) dengan hasil Hb elektroforesis yang menunjukan tidak talasemia dengan OTFOT positif dan 3 sampel ( 25 %) didapatkan hasil pemeriksaan Hb elektroforesis tidak talasemia dengan OTFOT negatif. Hasil uji Chi-square dengan p-value 0,590 ( p >0.05) menunjukan tidak ada perbedaan antara hasil pemeriksaan Hb elektroforesis dengan hasil pemeriksaan One Tube Fragile Osmotic Test.
{"title":"Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hb Elektroforesis dengan One Tube Fragile Osmotic Test pada Pasien Talasemia di RSUD Majalaya","authors":"Clarissa Putri Diarsa, Yekti Hediningsih, Nabil Hajar","doi":"10.32502/sm.v14i1.5776","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sm.v14i1.5776","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus talasemia cukup tinggi. Perlu dilakukan skrining untuk menghentikan atau mengurangi angka kejadian talasemia, antara lain salah satunya menggunakan pemeriksaan Hb elektroforesis dan One Tube Fragile Osmotic Test. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross-secti onal . Penelitian dilakukan di RSUD Majalaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah melakukan pemeriksaan Hb elektroforesis menurut data rekam medis di RSUD Majalaya sejumlah 24 pasien. Data yang digunakan adalah rekam medis Hb Elektroforesis dan data hasil pemeriksaan One Tube Fragile Osmotic Test . Uji statistik menggunakan uji Chi-square . Hasil yang didapatkan menunjukan sebanyak 11 sampel (91,7%) dengan hasil pemeriksaan Hb Elektroforesis talasemia menunjukan hasil positif pada OTFOT dan sebanyak 1 sampel (8,3%) dengan hasil pemeriksaan Hb Elektroforesis talasemia tetapi menunjukan hasil negatif pada OTFOT. Ada pula didapatkan 9 sampel (75%) dengan hasil Hb elektroforesis yang menunjukan tidak talasemia dengan OTFOT positif dan 3 sampel ( 25 %) didapatkan hasil pemeriksaan Hb elektroforesis tidak talasemia dengan OTFOT negatif. Hasil uji Chi-square dengan p-value 0,590 ( p >0.05) menunjukan tidak ada perbedaan antara hasil pemeriksaan Hb elektroforesis dengan hasil pemeriksaan One Tube Fragile Osmotic Test.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136344409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Virus SARS-CoV2 terutama menular lewat droplet pernafasan, dan masuk ke tubuh menusia berikatan dengan reseptor Angiotensin-converting enzyme II (ACE2) melaui protein spike. Beberapa studi menemukan bahwa COVID-19 mungkin juga dapat menular melalui organ mata dan kulit, karena reseptor ACE2 yang juga terdapat di dalamnya. COVID-19 memiliki manifestasi yang bervariasi pada mata dan kulit, baik sebagai gejala awal penyakit atau gejala yang muncul selama rawat inap. Alat pelindung diri (APD) dan vaksinasi telah banyak digunakan dengan tujuan menghentikan penyebaran infeksi virus, dan sejumlah efek samping pada mata dan kulit telah dilaporkan dalam literatur. Tinjauan pustaka ini bertujuan memberikan telaah terkini dari manifestasi klinis serta komplikasi pencegahan dan vaksinasi COVID-19 pada mata dan kulit.
COVID-19大流行在全球造成了许多疾病和死亡。火星病毒主要通过呼吸droplet传播,进入大脑与血管转换器enzyme II (ACE2)通过刺蛋白受体结合。一些研究发现,COVID-19也可能通过眼睛和皮肤器官传播,因为它的ACE2受体也存在于其中。COVID-19在眼睛和皮肤上都有不同的表现,如疾病的早期症状或住院期间出现的症状。自卫(APD)和接种疫苗被广泛使用,目的是阻止病毒感染的传播,文献中报告了一些对眼睛和皮肤的副作用。本库旨在对临床表现以及眼睛和皮肤上的COVID-19预防和疫苗并发症进行实时研究。
{"title":"TINJAUAN TERKINI COVID-19 PADA MATA DAN KULIT","authors":"Bella Patricia Simanjorang, Margaretha Nathania","doi":"10.32502/sm.v14i1.5848","DOIUrl":"https://doi.org/10.32502/sm.v14i1.5848","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan banyak morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Virus SARS-CoV2 terutama menular lewat droplet pernafasan, dan masuk ke tubuh menusia berikatan dengan reseptor Angiotensin-converting enzyme II (ACE2) melaui protein spike. Beberapa studi menemukan bahwa COVID-19 mungkin juga dapat menular melalui organ mata dan kulit, karena reseptor ACE2 yang juga terdapat di dalamnya. COVID-19 memiliki manifestasi yang bervariasi pada mata dan kulit, baik sebagai gejala awal penyakit atau gejala yang muncul selama rawat inap. Alat pelindung diri (APD) dan vaksinasi telah banyak digunakan dengan tujuan menghentikan penyebaran infeksi virus, dan sejumlah efek samping pada mata dan kulit telah dilaporkan dalam literatur. Tinjauan pustaka ini bertujuan memberikan telaah terkini dari manifestasi klinis serta komplikasi pencegahan dan vaksinasi COVID-19 pada mata dan kulit.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136344257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mahasiswa kedokteran mengalami stres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dari fakultas lain yang seusianya. Setiap mahasiswa program profesi dokter harus lulus UKMPPD untuk mendapatkan gelar dokter. Tanggung jawab dan tuntutan yang lebih tinggi selama pendidikan program profesi dokter menambah stresor bagi mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan serta gambaran tingkat stres dan pencapaian uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Penelitian kuantitatif dan kualitatif, tingkat stres diukur menggunakan MSSQ. Pendekatan cross section untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan pencapaian UKMPPD. Uji korelasi Rank Spearman mengadopsi nilai signifikasi 95%. Secara kualitatif dilakukan in-depth interview untuk menggali penjelasan tingkat stres yang mereka alami. Sebanyak 18,7% mahasiswa mengalami stres sedang, 73% stres berat, dan 8,3% mengalami stres sangat berat. Uji korelasi spearman menghasilkan nilai p=0,03. Domain stresor utama mahasiswa adalah stresor akademik, disusul stresor kegiatan kelompok, stresor proses belajar dan mengajar, stresor interpersonal dan intrapersonal, stresor sosial, dan stresor motivasi. Tingkat stres berhubungan secara bermakna dengan pencapaian UKMPPD. Stresor akademik terkait UKMPPD menjadi stresor utama pada mahasiswa program profesi dokter.
{"title":"Tingkat Stres dan Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif","authors":"Azizah Nurul Hakim, Anis Kusumawati, Yuhantoro Budi Handoyo Sakti, Iffah Qoimatun","doi":"10.24853/jkk.19.2.173-186","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jkk.19.2.173-186","url":null,"abstract":"Mahasiswa kedokteran mengalami stres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dari fakultas lain yang seusianya. Setiap mahasiswa program profesi dokter harus lulus UKMPPD untuk mendapatkan gelar dokter. Tanggung jawab dan tuntutan yang lebih tinggi selama pendidikan program profesi dokter menambah stresor bagi mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan serta gambaran tingkat stres dan pencapaian uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Penelitian kuantitatif dan kualitatif, tingkat stres diukur menggunakan MSSQ. Pendekatan cross section untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan pencapaian UKMPPD. Uji korelasi Rank Spearman mengadopsi nilai signifikasi 95%. Secara kualitatif dilakukan in-depth interview untuk menggali penjelasan tingkat stres yang mereka alami. Sebanyak 18,7% mahasiswa mengalami stres sedang, 73% stres berat, dan 8,3% mengalami stres sangat berat. Uji korelasi spearman menghasilkan nilai p=0,03. Domain stresor utama mahasiswa adalah stresor akademik, disusul stresor kegiatan kelompok, stresor proses belajar dan mengajar, stresor interpersonal dan intrapersonal, stresor sosial, dan stresor motivasi. Tingkat stres berhubungan secara bermakna dengan pencapaian UKMPPD. Stresor akademik terkait UKMPPD menjadi stresor utama pada mahasiswa program profesi dokter.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136348822","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-29DOI: 10.24853/jkk.19.2.206-215
Muhamad Faiz Fadillah, Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum, Mayang Widya Saputri
Remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko sehingga remaja perlu memiliki self efficacy. Self efficacy kemungkinan dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, pengalaman berpacaran dan dukungan teman sebaya. Perlunya pendidikan kesehatan reproduksi untuk meningkatkan self efficacy agar tidak melakukan seks berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, pengalaman berpacaran, dan dukungan teman sebaya dengan self efficacy remaja untuk tidak melakukan perilaku seks berisiko pada remaja di SMP Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Surakarta pada tahun 2020-2021 dengan sampel sebanyak 118 siswa dari kelas 8 dan 9 dan pengambilan sampel menggunakan Proportional random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan g-form. Analisis data yang dilakukan yakni univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan self efficacy (p-value = 0,032), dan tidak ada hubungan pengalaman berpacaran (p-value = 0,831), dan dukungan teman sebaya dengan self efficacy (p-value = 0,397). Pada penelitian ini tingkat self efficacy lebih tinggi pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, pernah dan sedang berpacaran serta memiliki teman sebaya yang kurang mendukung.
{"title":"Hubungan Jenis Kelamin, Pengalaman Berpacaran dan Dukungan Teman Sebaya dengan Self Efficacy Remaja untuk Tidak Melakukan Perilaku Seks Berisiko","authors":"Muhamad Faiz Fadillah, Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum, Mayang Widya Saputri","doi":"10.24853/jkk.19.2.206-215","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jkk.19.2.206-215","url":null,"abstract":"Remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko sehingga remaja perlu memiliki self efficacy. Self efficacy kemungkinan dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, pengalaman berpacaran dan dukungan teman sebaya. Perlunya pendidikan kesehatan reproduksi untuk meningkatkan self efficacy agar tidak melakukan seks berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, pengalaman berpacaran, dan dukungan teman sebaya dengan self efficacy remaja untuk tidak melakukan perilaku seks berisiko pada remaja di SMP Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Surakarta pada tahun 2020-2021 dengan sampel sebanyak 118 siswa dari kelas 8 dan 9 dan pengambilan sampel menggunakan Proportional random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan g-form. Analisis data yang dilakukan yakni univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan self efficacy (p-value = 0,032), dan tidak ada hubungan pengalaman berpacaran (p-value = 0,831), dan dukungan teman sebaya dengan self efficacy (p-value = 0,397). Pada penelitian ini tingkat self efficacy lebih tinggi pada siswa dengan jenis kelamin perempuan, pernah dan sedang berpacaran serta memiliki teman sebaya yang kurang mendukung.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136348826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-29DOI: 10.24853/jkk.19.2.197-205
Inne Indraaryani Suryaalamsah, Tria Astika Endah Permatasari, Sugiatmi Sugiatmi
Selama pandemi Covid-19, pembatasan kegiatan di luar rumah memungkinkan terjadinya perubahan pola makan dan aktivitas mahasiswa yang pada akhirnya akan memengaruhi status gizi dan keteraturan siklus menstruasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan makan junk food dan status gizi dengan siklus menstruasi mahasiswi di masa pandemi Covid-19. Desain penelitian yaitu cross sectional study dengan 107 orang mahasiswi Prodi Sarjana Gizi FKK UMJ sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur berupa kuesioner online (google form), disusun oleh peneliti mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang. Kebiasaan makan junk food diukur menggunakan food frequency questionnaire (FFQ). Status gizi diukur dengan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT). Analisis data menggunakan chi-square dengan nilai p < 0.05. Hasil dari penelitian ini yaitu siklus menstruasi responden umumnya (78.5%) tergolong dalam kategori teratur. Mayoritas responden (84.1%) memiliki kebiasaan makan junk food dalam kategori sering. Sebagian besar responden memiliki status gizi yang normal (82.2%). Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan makan junk food dan status gizi dengan siklus menstruasi.
{"title":"Siklus Menstruasi Berdasarkan Kebiasaan Makan Junk Food dan Status Gizi Mahasiswi Selama Pandemi Covid-19","authors":"Inne Indraaryani Suryaalamsah, Tria Astika Endah Permatasari, Sugiatmi Sugiatmi","doi":"10.24853/jkk.19.2.197-205","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jkk.19.2.197-205","url":null,"abstract":"Selama pandemi Covid-19, pembatasan kegiatan di luar rumah memungkinkan terjadinya perubahan pola makan dan aktivitas mahasiswa yang pada akhirnya akan memengaruhi status gizi dan keteraturan siklus menstruasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan makan junk food dan status gizi dengan siklus menstruasi mahasiswi di masa pandemi Covid-19. Desain penelitian yaitu cross sectional study dengan 107 orang mahasiswi Prodi Sarjana Gizi FKK UMJ sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur berupa kuesioner online (google form), disusun oleh peneliti mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang. Kebiasaan makan junk food diukur menggunakan food frequency questionnaire (FFQ). Status gizi diukur dengan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT). Analisis data menggunakan chi-square dengan nilai p < 0.05. Hasil dari penelitian ini yaitu siklus menstruasi responden umumnya (78.5%) tergolong dalam kategori teratur. Mayoritas responden (84.1%) memiliki kebiasaan makan junk food dalam kategori sering. Sebagian besar responden memiliki status gizi yang normal (82.2%). Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan makan junk food dan status gizi dengan siklus menstruasi.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136348828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-29DOI: 10.24853/jkk.19.2.187-196
Yusri Dwi Lestari
Hipotiroid merupakan gangguan endokrin dimana kelenjar toroid menghasilkan hormon tiroksin dalam jumlah yang sedikit. Hormon tiroksin berperan pada proses metabolisme dan sistem tubuh. Hipotiroid yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya untuk ibu dan janin. Sistematic Review ini membahas komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi yang disebabkan hipotiroid melalui beberapa tahapan yaitu, merumuskan pertanyaan, pemilahan dan kelayakan artikel, pemilihan artikel yang akan digunakan, dan penilaian artikel. Proses seleksi artikel menggunakan alur prisma dan berdasarkan alur tersebut diperoleh 14 artikel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang terpilih tersebut kemudian ditelaah dan dirangkum kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan JBI. Penelitian ini untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh hipotiroid pada ibu hamil dan bayi. Berbagai temuan dari berbagai penelitian menunjukkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi yang dapat menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Pentingnya deteksi hipotiroid pada ibu hamil dan bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya komplikasi.
{"title":"Komplikasi Hipotiroid dalam Kehamilan: Systematic Review","authors":"Yusri Dwi Lestari","doi":"10.24853/jkk.19.2.187-196","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jkk.19.2.187-196","url":null,"abstract":"Hipotiroid merupakan gangguan endokrin dimana kelenjar toroid menghasilkan hormon tiroksin dalam jumlah yang sedikit. Hormon tiroksin berperan pada proses metabolisme dan sistem tubuh. Hipotiroid yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya untuk ibu dan janin. Sistematic Review ini membahas komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi yang disebabkan hipotiroid melalui beberapa tahapan yaitu, merumuskan pertanyaan, pemilahan dan kelayakan artikel, pemilihan artikel yang akan digunakan, dan penilaian artikel. Proses seleksi artikel menggunakan alur prisma dan berdasarkan alur tersebut diperoleh 14 artikel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang terpilih tersebut kemudian ditelaah dan dirangkum kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan JBI. Penelitian ini untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh hipotiroid pada ibu hamil dan bayi. Berbagai temuan dari berbagai penelitian menunjukkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi yang dapat menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Pentingnya deteksi hipotiroid pada ibu hamil dan bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya komplikasi.","PeriodicalId":34033,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran dan Kesehatan","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136348827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}