首页 > 最新文献

Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies最新文献

英文 中文
GERAKAN SEMPALAN AHMADIYAH :DARI FENOMENA URBAN KEAGAMAAN REFORMIS KE MESSIANIS-INTROVERSIONIS 伊斯兰主义运动:从宗教改革派的城市现象到弥赛亚-内省主义
Pub Date : 2017-02-19 DOI: 10.30983/islam_realitas.v1i2.43
Nunu Burhanuddin
The phenomenon of fragment movement in Indonesia nowaday becomes very popular along with the lunge and the accompanying notes. Recently, it is reported the existence of fragment such as the Ismailis, Baatinites, and Qaramithah of the Shiite sect; Bahaiyyah and Ahmadiyah, and so on. The topic of this study is the existence of Ahmadiyah, a fragment drifts in Islam of this country and has aroused many debates, even leads to chaos. This study used three instruments, namely concepts, propositions and theories. The three instruments is a methodology to clarify the limits and substance of the examined. From the result of research, it can be explained that the Ahmadiyah initially present itself (in India-Pakistan and also in Indonesia) as a religious reformer sect, submissive to justice and nationality. Then, Ahmadiyah becomes very messianic-introversionis and avoid the activities outside their own circles. Ahmadiyya ever involved in Islamisation process of Indonesian scholars during the colonial era, then changed by eliminating its function as a pioneer reformism and rationalism in Islam. Fenomena gerakan sempalan di Indonesia dewasa ini menjadi sangat populer seiring dengan sepak terjang dan catatan yang menyertainya. Belakangan ramai diberitakan keberadaan aliran sempalan seperti  Ismailiyah, Batiniyah, dan Qaramithah dari sekte Syiah;  Bahaiyyah dan Ahmadiyah, dan sebagainya. Pada aras ini eksistensi kelompok sempalan yang diteliti adalah Ahmadiyyah, suatu aliran yang menyempal dalam agama Islam di tanah air dan telah menuai banyak perdebatan, dan bahkan memicu terjadinya chaos. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu konsep, proposisi dan teori. Ketiga intrumen ini merupakan bangunan metodologi untuk memperjelas batasan dan substansi yang dikaji. Dari hasil penelitian dapat diuraikan bahwa Ahmadiyah pada mulanya menampilkan diri (di India-Pakistan dan juga di Indonesia) sebagai aliran keagamaan reformis, berkhidmat kepada keadilan dan kebangsaan. Belakangan Ahmadiyah menjadi sangat messianis-introversionis dan menghindar dari kegiatan di luar kalangan mereka sendiri. Ahmadiyah yang pernah memainkan pengislaman kaum terdidik di Indonesia pada masa penjajahan, kemudian berubah dengan menghilangkan fungsinya sebagai pelopor reformisme dan rasionalisme dalam Islam
如今在印度尼西亚,随着弓步和伴随的音符,碎片运动现象变得非常流行。最近,据报道,什叶派的伊斯玛仪派、巴廷派、卡拉密派等分裂势力的存在;巴哈耶派和艾哈迈迪耶派,等等。本研究的主题是Ahmadiyah的存在,这是一个在这个国家的伊斯兰教中漂流的碎片,引起了许多争论,甚至导致混乱。本研究使用了概念、命题和理论三种工具。这三种工具是一种澄清被审查对象的限制和实质的方法。从研究结果来看,可以解释为Ahmadiyah最初(在印度-巴基斯坦和印度尼西亚)是一个宗教改革派,服从正义和民族。然后,艾哈迈迪亚变得非常弥赛亚式的内向,避免自己圈子之外的活动。阿玛底亚派在殖民时期曾参与印尼学者的伊斯兰化进程,后来因其作为伊斯兰教改革主义和理性主义先驱的功能被取消而发生了变化。现象是,在印尼,人们都在为自己的生活做准备,而不是为自己的生活做准备。Belakangan ramai diberitakan keberadaan aliran sempalan seperti Ismailiyah, Batiniyah, dan Qaramithah dari sekte叙利亚;Bahaiyyah dan Ahmadiyah, dan sebagainya。巴基斯坦人的生活一团糟,巴基斯坦人的生活一团糟,巴基斯坦人的生活一团糟,巴基斯坦人的生活一团糟。peneltitian ini menggunakan tiga instrument yititkonsep, proposisi dan teori。从方法论上看,这是一种新的研究方法。(印度-巴基斯坦和印度尼西亚)(印度-巴基斯坦和印度尼西亚)(印度-巴基斯坦和印度尼西亚)Belakangan Ahmadiyah menjadi sangat messiani -内敛是dan menghindar dari kegiatan di luar kalangan mereka sendiri。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说
{"title":"GERAKAN SEMPALAN AHMADIYAH :DARI FENOMENA URBAN KEAGAMAAN REFORMIS KE MESSIANIS-INTROVERSIONIS","authors":"Nunu Burhanuddin","doi":"10.30983/islam_realitas.v1i2.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i2.43","url":null,"abstract":"The phenomenon of fragment movement in Indonesia nowaday becomes very popular along with the lunge and the accompanying notes. Recently, it is reported the existence of fragment such as the Ismailis, Baatinites, and Qaramithah of the Shiite sect; Bahaiyyah and Ahmadiyah, and so on. The topic of this study is the existence of Ahmadiyah, a fragment drifts in Islam of this country and has aroused many debates, even leads to chaos. This study used three instruments, namely concepts, propositions and theories. The three instruments is a methodology to clarify the limits and substance of the examined. From the result of research, it can be explained that the Ahmadiyah initially present itself (in India-Pakistan and also in Indonesia) as a religious reformer sect, submissive to justice and nationality. Then, Ahmadiyah becomes very messianic-introversionis and avoid the activities outside their own circles. Ahmadiyya ever involved in Islamisation process of Indonesian scholars during the colonial era, then changed by eliminating its function as a pioneer reformism and rationalism in Islam. \u0000 \u0000Fenomena gerakan sempalan di Indonesia dewasa ini menjadi sangat populer seiring dengan sepak terjang dan catatan yang menyertainya. Belakangan ramai diberitakan keberadaan aliran sempalan seperti  Ismailiyah, Batiniyah, dan Qaramithah dari sekte Syiah;  Bahaiyyah dan Ahmadiyah, dan sebagainya. Pada aras ini eksistensi kelompok sempalan yang diteliti adalah Ahmadiyyah, suatu aliran yang menyempal dalam agama Islam di tanah air dan telah menuai banyak perdebatan, dan bahkan memicu terjadinya chaos. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu konsep, proposisi dan teori. Ketiga intrumen ini merupakan bangunan metodologi untuk memperjelas batasan dan substansi yang dikaji. Dari hasil penelitian dapat diuraikan bahwa Ahmadiyah pada mulanya menampilkan diri (di India-Pakistan dan juga di Indonesia) sebagai aliran keagamaan reformis, berkhidmat kepada keadilan dan kebangsaan. Belakangan Ahmadiyah menjadi sangat messianis-introversionis dan menghindar dari kegiatan di luar kalangan mereka sendiri. Ahmadiyah yang pernah memainkan pengislaman kaum terdidik di Indonesia pada masa penjajahan, kemudian berubah dengan menghilangkan fungsinya sebagai pelopor reformisme dan rasionalisme dalam Islam","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122558269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
ANALISIS NILAI-NILAI TRADISI TURUN MANDI DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU DI KANAGARIAN SELAYO KAB. SOLOK 对传统价值观的分析,在KANAGARIAN SELAYO KAB的MINANGKABAU社区洗个澡。SOLOK
Pub Date : 2017-02-19 DOI: 10.30983/islam_realitas.v1i2.49
Januar Januar

Abstract

Tradition of ‘turun mandi’ in Minangkabau, especially in Solok, Kenagarian Selayo is a hereditary tradition, and it is a tradition to be grateful for the blessings given by Allah in the form of a newborn baby. Before the tradition done, there are various preparations prepared by the baby's mother’s family, and also from the ‘bako’. The values contained in the tradition ‘turun mandi’ in kenagarian Selayo is to introduce children to the natural environment, feel the diversity of life and strengthen the relationship between father’s family and mother's family.

Keywords: Analysis Values, Traditions of ‘Turun Mandi’, Minangkabau

 

Abstrak

 

Tradisi turun mandi dalam masyarakat Minangkabau di kenagarian Selayo Kabupaten Solok merupakan tradisi yang turun temurun, dan merupakan tradisi untuk mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT berupa bayi yang baru lahir. Sebelum pelaksanaan turun mandi, ada berbagai persiapan yang dipersiapkan oleh keluarga ibu bayi, dan juga dari pihak bako bayi. Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi turun mandi di kenegarian Selayo ini adalah memperkenalkan anak dengan lingkungan alam  skitarnya, merasakan aneka ragam kehidupan dan mempererat hubungan silaturrahmi antara keluarga ayah dan keluarga ibu.

Kata Kunci: Analisis Nilai, Tradisi Turun Mandi, Minangkabau

摘要 米南卡保(特别是在基纳加里安塞拉约的索洛克)的 "turun mandi "传统是一种世袭传统,是一种感谢安拉赐予新生儿祝福的传统。在举行传统仪式之前,婴儿的娘家人和 "巴科 "会准备好各种准备工作。塞拉约村的 "turun mandi "传统所包含的价值观是让孩子们了解自然环境,感受生活的多样性,并加强父亲家庭和母亲家庭之间的关系:价值分析、"Turun Mandi "传统、米南卡保语 摘要 索洛克县塞拉约村米南卡保社区的 "Turun Mandi "传统是代代相传的传统,是对安拉赐予新生儿的祝福心存感激的传统。 在实施 "Turun Mandi "之前,婴儿的母亲家庭和婴儿的巴科会准备各种准备工作。塞拉约村的羽绒浴传统所包含的价值是让孩子们了解周围的自然环境,感受生活的丰富多彩,以及加强父系家庭和母系家庭之间的关系:价值分析、Turun Mandi 传统、米南卡保语
{"title":"ANALISIS NILAI-NILAI TRADISI TURUN MANDI DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU DI KANAGARIAN SELAYO KAB. SOLOK","authors":"Januar Januar","doi":"10.30983/islam_realitas.v1i2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i2.49","url":null,"abstract":"<p><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>Tradition</em><em> </em><em>of ‘turun mandi’ </em><em>in Minangkabau, especially</em><em> in Solok, Kenagarian Selayo is a hereditary tradition, and it is a tradition to be grateful for the blessings given by Allah in the form of a newborn baby. Before the tradition done, there are various preparations prepared by the baby's mother’s family, and also from the ‘bako’. The values contained in the tradition ‘turun mandi’ in kenagarian Selayo is to introduce children to the natural environment, feel the diversity of life and strengthen the relationship between father’s family and mother's family.</em></p><p>Keywords: Analysis Values, Traditions of ‘Turun Mandi’, Minangkabau</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p><strong> </strong></p><p>Tradisi turun mandi dalam masyarakat Minangkabau di kenagarian Selayo Kabupaten Solok merupakan tradisi yang turun temurun, dan merupakan tradisi untuk mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT berupa bayi yang baru lahir. Sebelum pelaksanaan turun mandi, ada berbagai persiapan yang dipersiapkan oleh keluarga ibu bayi, dan juga dari pihak bako bayi. Nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi turun mandi di kenegarian Selayo ini adalah memperkenalkan anak dengan lingkungan alam  skitarnya, merasakan aneka ragam kehidupan dan mempererat hubungan silaturrahmi antara keluarga ayah dan keluarga ibu.</p><p class=\"Affiliation\"><strong>Kata Kunci</strong>: Analisis Nilai, Tradisi Turun Mandi, Minangkabau</p>","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126886532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
COMPARING PATHWAYS AND OUTCOME FOR PATANI MUSLIM WOMEN OF DIFFERENT EDUCATION SYSTEMS SINCE 1959 比较1959年以来不同教育体制下帕塔尼穆斯林妇女的道路和结果
Pub Date : 2017-02-19 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.44
Taweeluck Pollachom

A new era of resolving the conflicts in the three southern border provinces of  Thailand began in the time of Field Marshal Sarit Thanarat  (1959-1963), with an assimilationist policy toward the Malay Muslims of the three southern  provinces. This involved not only assimilation through  educational, economic, and social development policies but also assimilation of the Malay Muslims in the southern border provinces with the Muslims of the central areas of Thailand through variou sgovernment  projects, such as the dhammacharika project. These projects initially began with an emphasis on the religious leaders of the communities, on bringing Muslim students on field trips to Bangkok, and on providing  instruction  and training  for  Muslim  women. All of these projects received support  from various Muslim associations and organizations in central Thailand. Eventhough this assimilationist  policy might be viewed as destroying the religious and cultural identity of Malay-Muslims in Yala, Pattani, and Narathiwat provinces. The field research data show that not only their education routes correlate with differences of status, family background, class, and degree of austerity inreligious practice, but the differences among the Muslim countries where they studied also have important  effects on their identity formation  and consequent  Malay-Muslim  consciousness. All of these differences  also had significant effects on their social roles and statuses after returning to work in their hometown  areas, and have also had important  effects on the ways in which Muslim women of this area display their piety.

 

Era baru menyelesaikan konflik etnik Thailand di tiga provinsi perbatasan selatan telah dimulai pada saat Field Marshal Sarit Thanarat (1959-1963), dengan kebijakan asimilasi terhadap Muslim Melayu. Hal ini tidak hanya melibatkan asimilasi melalui kebijakan pendidikan, ekonomi, dan sosial tetapi juga asimilasi Muslim Mayu dengan Muslim dari daerah Thai pusat melalui berbagai proyek pemerintah, seperti proyek dhammacharika. Proyek-proyek ini awalnya dimulai dengan penekanan pada para pemimpin agama dari masyarakat, untuk membawa siswa Muslim dengan kunjungan lapangan ke Bangkok, dan pelatihan bagi perempuan Muslim. Semua proyek ini mendapat duku

解决泰国南部边境三省冲突的新时代开始于陆军元帅萨里·他那拉(1959-1963)时期,他对南部三省的马来穆斯林实行同化政策。这不仅包括通过教育、经济和社会发展政策进行同化,还包括通过各种政府项目,如dhammacharika项目,将南部边境省份的马来穆斯林与泰国中部地区的穆斯林同化。这些项目最初的重点是社区的宗教领袖,带领穆斯林学生到曼谷实地考察,以及为穆斯林妇女提供指导和培训。所有这些项目都得到泰国中部各穆斯林协会和组织的支持。尽管这种同化政策可能被视为破坏了雅拉省、北大年省和那拉提瓦省马来穆斯林的宗教和文化认同。实地调查数据表明,他们的教育路线不仅与地位、家庭背景、阶级和宗教实践的紧缩程度的差异有关,而且他们所研究的穆斯林国家之间的差异也对他们的身份形成和随之而来的马来穆斯林意识产生了重要影响。这些差异也对她们回到家乡工作后的社会角色和地位产生了重大影响,也对该地区穆斯林妇女的虔诚表现方式产生了重要影响。Era baru menyelesaikan konflik etnik泰国di tiga省perbatasan selatan telah dimulai padas陆军元帅Sarit Thanarat (1959-1963), denan kebijakan asimilasi terhadap穆斯林Melayu。halini tidak hanya melibatkan asimilasi melalui kebijakan pendidikan,经济,社会,tetapi juga asimilasi Muslim Mayu dengan Muslim dari daerah Thai pusat melalui berbagai proyek permerintah, perti proyek dhammacharika。在曼谷,我是一个虔诚的穆斯林,我是一个虔诚的穆斯林。Semua proyek ini mendapat dukungan dari berbagai asosiasi dan organisation i Muslim di Thailand pusat。Meskipun kebijakan asimilasi ini mungkin dipandang merusak identitas agama dan budaya melayu -穆斯林在雅拉,北大年,丹省那拉提瓦。数据penelitian lapangan menunjukkan bahwa mereka mampu berkorelasi dengan perbedaan status, latar belakang keluarga, kelas, tetapi juga memiliki efek penada pembentukan identitas dan kesadaran Melayu-Muslim。这是一个很好的例子,一个很好的例子,一个很好的例子,一个很好的例子,一个很好的例子,一个很好的例子,一个很好的例子。
{"title":"COMPARING PATHWAYS AND OUTCOME FOR PATANI MUSLIM WOMEN OF DIFFERENT EDUCATION SYSTEMS SINCE 1959","authors":"Taweeluck Pollachom","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.44","url":null,"abstract":"</strong></p><p><em>A new era of resolving the conflicts in the three </em><em>s</em><em>outhern border prov</em><em>i</em><em>nces of  Thailand began in the time of Field Marshal Sarit Thana</em><em>r</em><em>at  (1959-1963), with an assimilationist policy toward the Malay Muslims of the th</em><em>r</em><em>ee southern  prov</em><em>i</em><em>nces. This involved not only assimilation through  educat</em><em>i</em><em>onal</em><em>, </em><em>econom</em><em>i</em><em>c</em><em>, </em><em>and social development policies but also assimilation of the Malay Muslims in the </em><em>s</em><em>outhe</em><em>r</em><em>n border provinces with the Muslims of the central a</em><em>r</em><em>eas of Thailand through variou sgovernment  projects</em><em>, </em><em>such as the </em><em>dhammacharika </em><em>project. These p</em><em>r</em><em>ojects initially began with an emphasis on the </em><em>r</em><em>eligious leaders of the communit</em><em>i</em><em>es</em><em>, </em><em>on bringing Muslim students on field trips to Bangkok</em><em>, </em><em>and on provid</em><em>i</em><em>ng  instruction  and training  for  Muslim  women</em><em>. </em><em>All of these projects received support  from various M</em><em>u</em><em>s</em><em>l</em><em>im as</em><em>s</em><em>oc</em><em>i</em><em>ations and organizations </em><em>in </em><em>central Thailand. Eventhough this assimilationist  policy might be v</em><em>i</em><em>ewed as destroying the religio</em><em>u</em><em>s and cultural identity of Malay-Muslims in Yala</em><em>, </em><em>Pattani, and Narathiwat provinces</em><em>. </em><em>The field research data show that not only their educat</em><em>i</em><em>on routes correlate with differences of status, family background</em><em>, </em><em>class, and degree of austerity inreligious practice</em><em>, </em><em>but the differences among the Muslim countries where they studied also have important  effects on their identity formation  and consequent  Malay-Muslim  consciousness</em><em>. </em><em>All of these differences  also had significant effects on their social roles and statuses after returning to work in their hometown  areas, and have also had important  effects on the ways </em><em>i</em><em>n which Muslim women of this area display the</em><em>i</em><em>r piety.</em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p> \u0000Era baru menyelesaikan konflik etnik Thailand di tiga provinsi perbatasan selatan telah dimulai pada saat Field Marshal Sarit Thanarat (1959-1963), dengan kebijakan asimilasi terhadap Muslim Melayu. Hal ini tidak hanya melibatkan asimilasi melalui kebijakan pendidikan, ekonomi, dan sosial tetapi juga asimilasi Muslim Mayu dengan Muslim dari daerah Thai pusat melalui berbagai proyek pemerintah, seperti proyek <em>dhammacharika</em>. Proyek-proyek ini awalnya dimulai dengan penekanan pada para pemimpin agama dari masyarakat, untuk membawa siswa Muslim dengan kunjungan lapangan ke Bangkok, dan pelatihan bagi perempuan Muslim. Semua proyek ini mendapat duku","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127743394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
POS-ISLAMISME “ILMU” EKONOMI ISLAM DI ERA URBAN DAN MULTIKULTURALISME 城市和多元文化主义的伊斯兰经济学“科学”
Pub Date : 2017-02-19 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.46
A. Rahman

Islamic economics was born from the spirit of Islamization of science. It was a response to the problems and realities of Muslims who face malaise in the middle of the feud ideologies of capitalism and socialism. However, after the Islamisation process took place, there were some fundamental problems: the hegemony of the market, popularism of Islamic economics as a result of the crisis of epistemology. This is the new face of Islamic economics stub of post-Islamism. The economic problems, particularly in Indonesia, should be viewed as a complex things, then analyze and tie the formulation of solution must alsobe done by the complex or plural approach. For this purpose, it would be required a pilot of a systematic framework of Islamic economics epistemology in the world view of Islam. At this point, indonesialize the Islamic economics is part of efforts to establish an economic framework in accordance with the spirit and rich culture of indigenous people of Indonesia. Moreover, in the context of the postmodernist paradigm of economic development, local wisdom should be involved in economic development which is an effort to actualize the sustainable economic development

Sebagai disiplin ilmu, ekonomi Islam lahir dari semangat islamisasi ilmu pengetahuan. Ia merupakan respon terhadap persoalan dan realitas umat muslim yang mengalami malaise di tengah perseteruan ideologi kapitalisme dan sosialisme. Namun, setelah proses islamisasi itu berlangsung, terdapat persoalan mendasar: yaitu hegemoni pasar, popularisme ekonomi Islam sebagai dampak dari krisis epistemologi. Inilah yang menjadi wajah baru rintisan ilmu ekonomi islam pos-islamisme. Berangkat dari permasalahan ekonomi, khususnya di Indonesia, semestinya dilihat secara kompleks, maka mengurai dan merajut formulasi solusinya harus pula dengan pendekatan yang kompleks atau plural. Untuk tujuan ini, maka diperlukan sebuah rintisan kerangka epistemologi ekonomi Islam yang tersistem dalam world view Islam Pada titik ini, mengindonesiakan ekonomi Islam merupakan bagian dari upaya membentuk kerangka ekonomi yang sesuai dengan nafas budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang sangat kaya. Terlebih, dalam konteks paradigma pembangunan ekonomi pascamodernis, semestinya melibatkan kearifan lokal dalam pembangunan ekonomi yang merupakan upaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable development)
伊斯兰经济学是科学伊斯兰化精神的产物。这是对穆斯林在资本主义和社会主义意识形态的争斗中面临不安的问题和现实的回应。然而,伊斯兰化进程发生后,出现了一些根本性的问题:市场霸权主义、认识论危机导致的伊斯兰经济学的民粹主义。这是伊斯兰经济学后伊斯兰主义的新面貌。经济问题,特别是印度尼西亚的经济问题,应被视为一件复杂的事情,那么分析和结合解决方案的制定也必须以复杂或多元的方法来完成。为此目的,需要在伊斯兰的世界观中试点一个伊斯兰经济学认识论的系统框架。在这一点上,伊斯兰经济学的印尼化是建立符合印度尼西亚土著人民精神和丰富文化的经济框架的努力的一部分。此外,在后现代主义经济发展范式的背景下,经济发展应融入地方智慧,以实现经济的可持续发展。梅鲁帕坎的回应是,个人主义与现实主义是不一样的,而不是资本主义和社会主义。《伊斯兰主义的知识论》、《伊斯兰主义的知识论》、《伊斯兰主义的知识论》、《伊斯兰主义的知识论》、《伊斯兰主义的知识论》。Inilah yang menjadi wajah baru rintisan ilmu economisislam后伊斯兰主义。Berangkat dari permasalahan ekonomi, khususnya di Indonesia, semestinya dililihat secara kompleks, maka mengurai dan merajut formulasi solusinya harus pula dengan pendekatan yang kompleks atau复数。印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学,印度尼西亚的认识论经济学。Terlebih, dalam konteks范式pembangunan economics pascamodernis, semestinya melibatkan kearifan local dalam pembangunan economics yang merupakan upaya mewujudkan pembangunan economics yang berkelanjutan(可持续发展)
{"title":"POS-ISLAMISME “ILMU” EKONOMI ISLAM DI ERA URBAN DAN MULTIKULTURALISME","authors":"A. Rahman","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.46","url":null,"abstract":"<p><em>Islamic economics was born from the spirit of Islamization of science. It was a response to the problems and realities of Muslims who face malaise in the middle of the feud ideologies of capitalism and socialism. However, after the Islamisation process took place, there were some fundamental problems: the hegemony of the market, popularism of Islamic economics as a result of the crisis of epistemology. This is the new face of Islamic economics stub of post-Islamism. </em><em>The </em><em>economic problems, particularly in Indonesia, should be viewed as a complex</em><em> things</em><em>, then </em><em>analyze</em><em> and </em><em>tie the</em><em> formulation </em><em>of </em><em>solution must also</em><em>be done by</em><em> the complex or plura</em><em>l </em><em>approach. For this purpose, it would be required a pilot of a systematic framework of Islamic economics epistemology in the world view of Islam. At this point, indonesialize the Islamic economics is part of efforts to establish an economic framework in accordance with the spirit and rich culture of indigenous people of Indonesia. Moreover, in the context of the postmodernist paradigm of economic development, local </em><em>wisdom</em><em> should </em><em>be </em><em>involve</em><em>d</em><em> in economic development which is an effort to </em><em>actua</em><em>lize </em><em>the </em><em>sustainable economic development <strong></strong></em></p> \u0000 \u0000Sebagai disiplin ilmu, ekonomi Islam lahir dari semangat islamisasi ilmu pengetahuan. Ia merupakan respon terhadap persoalan dan realitas umat muslim yang mengalami <em>malaise </em>di tengah perseteruan ideologi kapitalisme dan sosialisme. Namun, setelah proses islamisasi itu berlangsung, terdapat persoalan mendasar: yaitu hegemoni pasar, popularisme ekonomi Islam sebagai dampak dari krisis epistemologi. Inilah yang menjadi wajah baru rintisan ilmu ekonomi islam pos-islamisme. Berangkat dari permasalahan ekonomi, khususnya di Indonesia, semestinya dilihat secara kompleks, maka mengurai dan merajut formulasi solusinya harus pula dengan pendekatan yang kompleks atau plural. Untuk tujuan ini, maka diperlukan sebuah rintisan kerangka epistemologi ekonomi Islam yang tersistem dalam <em>world view </em>Islam Pada titik ini, mengindonesiakan ekonomi Islam merupakan bagian dari upaya membentuk kerangka ekonomi yang sesuai dengan nafas budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang sangat kaya. Terlebih, dalam konteks paradigma pembangunan ekonomi pascamodernis, semestinya melibatkan kearifan lokal dalam pembangunan ekonomi yang merupakan upaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (<em>sustainable development)</em>","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127762616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PERANAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DALAM MENGHAPUSKAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI KOTA BUKITTINGGI
Pub Date : 2017-02-19 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.48
Rafikah Rafikah
Violence in the house-hold (domestic violence) becomes an important issue in recent decades. According to the World Health Organization (WHO) between 40 to 70 percent of women in the world die for the violence in the household. In Indonesia, over the years the number of victims of domestic violence is increasing, so that led to the nativity of Law No. 23, 2004. By the law, there will be the power of law to govern the domestic violence cases in Indonesia, as well as an effort to overcome the problem of domestic violence in Indonesia. In order to provide the services for victims of violence at the Women and Child Protection, the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (State Ministry of PP & PA) formed the Integrated Service Center for Women's Empowerment and Child (P2TP2A), special for Bukittinggi. Women's Empowerment and Child Protection (P2TP2A) Bukittinggi is an integrated activity center that provides services for women and children victims of violence in Bukittinggi which includes information services, psychological and legal consultation, assistance and advocacy as well as medical services. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi isu penting dalam beberapa dekade terakhir ini. Menurut laporan World Health Organization (WHO) antara 40 hingga 70 persen perempuan di dunia meninggal akibat kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Di Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah korban KDRT selalu meningkat, sehingga mendorong lahirnya Undang-Undang No. 23 tahun 2004. Dengan Undang-undang tersebut, ada kekuatan hukum yang mengatur masalah kasus KDRT di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan KDRT di Indonesia.  Secara spesifik, untuk memberikan pelayanan bagi korban kekerasan pada Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP &PA) membentuk Pusat pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). khusus Kota Bukittinggi. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) kota Bukittinggi adalah pusat kegiatan terpadu yang menyediakan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan di Bukittinggi yang meliputi pelayanan informasi, konsultasi psikologis dan hukum, pendampingan dan advokasi serta pelayanan medis
近几十年来,家庭暴力成为一个重要的问题。根据世界卫生组织(世卫组织)的数据,世界上40%至70%的妇女死于家庭暴力。在印度尼西亚,多年来家庭暴力受害者的人数不断增加,因此产生了2004年第23号法律。通过法律,将有法律的力量来管理印度尼西亚的家庭暴力案件,以及努力克服印度尼西亚的家庭暴力问题。为了向妇女和儿童保护机构的暴力受害者提供服务,妇女赋权和儿童保护部(国家PP和PA部)成立了专门为武吉丁吉设立的妇女赋权和儿童综合服务中心。赋予妇女权力和保护儿童(P2TP2A)是一个综合活动中心,为武吉丁吉暴力行为的妇女和儿童受害者提供服务,包括信息服务、心理和法律咨询、援助和宣传以及医疗服务。Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), menjadi isu penting Dalam beberapa十年terakhir ini。世界卫生组织(世卫组织)安塔拉40人,70人,联合国儿童基金会,联合国儿童基金会,联合国儿童基金会,联合国儿童基金会。Di Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah korban KDRT selalu meningkat, sehinga mendorong lahirnya Undang-Undang第23号,2004年12月。Dengan undang undang tersebut, ada kekuatan hukum yang mengatur masalah kasus KDRT di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan KDRT di Indonesia。Secara spifik, untuk成员kan pelayanan bagi korban kekerasan pada Perempuan an perlindunan Anak, Kementerian Negara penberdayan an perlindunan Anak (Kemeneg PP &PA)成员Pusat pelayanan Terpadu penberdayan Perempuan dan Anak (P2TP2A)。khusus Kota Bukittinggi。靠近武吉丁宜规划Perempuan丹Perlindungan赶出亚衲族(P2TP2A)哥打adalah pusat kegiatan terpadu杨menyediakan pelayanan bagi Perempuan丹赶出亚衲族korban kekerasan di靠近武吉丁宜阳meliputi pelayanan informasi, konsultasi psikologis dan hukum pendampingan丹advokasi舒达pelayanan medis公司
{"title":"PERANAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DALAM MENGHAPUSKAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI KOTA BUKITTINGGI","authors":"Rafikah Rafikah","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I2.48","url":null,"abstract":"Violence in the house-hold (domestic violence) becomes an important issue in recent decades. According to the World Health Organization (WHO) between 40 to 70 percent of women in the world die for the violence in the household. In Indonesia, over the years the number of victims of domestic violence is increasing, so that led to the nativity of Law No. 23, 2004. By the law, there will be the power of law to govern the domestic violence cases in Indonesia, as well as an effort to overcome the problem of domestic violence in Indonesia. In order to provide the services for victims of violence at the Women and Child Protection, the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (State Ministry of PP & PA) formed the Integrated Service Center for Women's Empowerment and Child (P2TP2A), special for Bukittinggi. Women's Empowerment and Child Protection (P2TP2A) Bukittinggi is an integrated activity center that provides services for women and children victims of violence in Bukittinggi which includes information services, psychological and legal consultation, assistance and advocacy as well as medical services. \u0000 \u0000Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi isu penting dalam beberapa dekade terakhir ini. Menurut laporan World Health Organization (WHO) antara 40 hingga 70 persen perempuan di dunia meninggal akibat kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Di Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah korban KDRT selalu meningkat, sehingga mendorong lahirnya Undang-Undang No. 23 tahun 2004. Dengan Undang-undang tersebut, ada kekuatan hukum yang mengatur masalah kasus KDRT di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan KDRT di Indonesia.  Secara spesifik, untuk memberikan pelayanan bagi korban kekerasan pada Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemeneg PP &PA) membentuk Pusat pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). khusus Kota Bukittinggi. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) kota Bukittinggi adalah pusat kegiatan terpadu yang menyediakan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan di Bukittinggi yang meliputi pelayanan informasi, konsultasi psikologis dan hukum, pendampingan dan advokasi serta pelayanan medis","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-02-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128412746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
KEBERAGAMAN MASYARAKAT ADAT CIKONDANG DALAM MENGHADAPI MODERNISASI CIKONDANG部落在现代化方面的多样化
Pub Date : 2015-07-02 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.11
D. Miharja
The influence of modernization is not only applied to a society that access various products of modernization easily, which is known as the city people; however, it is also felt by the remote and indigenous communities, such as the people of Cikondang. The research reveals how the indigenous people of Cikondang are understanding of religion and modernization is, as well as how the influence of modernization of the religious life of indigenous people of Cikondang. This study used a qualitative descriptive method and phenomenological approach. The conclusions are first, that the understanding of indigenous people of Cikondang of religion is very strong, especially to Islam in welcoming the various moments of life experienced by organizing various religious rituals. Second, the understanding of Cikondang’s of the presence of modernization as a period that has to be undergone and passed. Third, the indigenous people of Cikondang respond modernization well and use the products of modernization. Berbicara pengaruh modernisasi, ternyata tidak hanya berlaku pada suatu masyarakat yang sangat mudah mengakses berbagai produk modernisasi atau lebih dikenal dengan masyarakat kota. Pengaruh modernisasi pun dirasakan oleh masyarakat yang ada di pedalaman atau masyarakat adat sekalipun, seperti halnya yang terjadi pada masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama dan modernisasi, serta bagaimana pengaruh modernisasi terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Kesimpulan penelitian yang diperoleh adalah; pertama, bahwa pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama, begitu kuat terhadap Islam terutama dalam menyambut berbagai moment kehidupan yang dialaminya dengan menyelenggarakan berbagai ritual keagamaan. Kedua, pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap hadirnya modernisasi sebagai suatu keadaan zaman yang mau tidak mau harus dialami dan dilalui. Ketiga, Masyarakat adat Cikondang merespon modernisasi dengan baik dan memakai produk hasil modernisasi.
现代化的影响不仅适用于容易接触到各种现代化产品的社会,即所谓的都市人;然而,偏远地区和土著社区,如慈康当人,也能感受到这种影响。本研究揭示了慈孔堂原住民对宗教与现代化的认识,以及现代化对慈孔堂原住民宗教生活的影响。本研究采用定性描述方法和现象学方法。结论是,第一,赤孔当土著人民对宗教的理解非常强烈,特别是对伊斯兰教的理解,欢迎通过组织各种宗教仪式来体验生活的各个时刻。第二,慈孔堂对现代化的存在是一个必须经历和过去的时期的认识。三是赤孔堂原住民对现代化的反应良好,对现代化的产物也有良好的使用。Berbicara pengaruh modernisasi, ternyata tidak hanya berlaku pada suatu masyarakat yang sangat mudah mengakses berbagai产品modernisasi atau lebih dikenal dengan masyarakat kota。Pengaruh modernisasi pun dirasakan oleh masyarakat yang ada di pedalaman atau masyarakat adat sekalipun, seperti halnya yang terjadi padasyarakat adat Cikondang。Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama dan modernisasi, serta bagaimana pengaruh modernisasi kehidupan keberagamaan masyarakat adat Cikondang。Penelitian ini mongunakan方法描述,定性,登登性和现象学。[2] [j];拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马,拜塔马。今天,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是。Ketiga, Masyarakat at Cikondang merespon modernisasi, dengan baik dan mamakai产品hasil modernisasi。
{"title":"KEBERAGAMAN MASYARAKAT ADAT CIKONDANG DALAM MENGHADAPI MODERNISASI","authors":"D. Miharja","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.11","url":null,"abstract":"The influence of modernization is not only applied to a society that access various products of modernization easily, which is known as the city people; however, it is also felt by the remote and indigenous communities, such as the people of Cikondang. The research reveals how the indigenous people of Cikondang are understanding of religion and modernization is, as well as how the influence of modernization of the religious life of indigenous people of Cikondang. This study used a qualitative descriptive method and phenomenological approach. The conclusions are first, that the understanding of indigenous people of Cikondang of religion is very strong, especially to Islam in welcoming the various moments of life experienced by organizing various religious rituals. Second, the understanding of Cikondang’s of the presence of modernization as a period that has to be undergone and passed. Third, the indigenous people of Cikondang respond modernization well and use the products of modernization. \u0000 \u0000Berbicara pengaruh modernisasi, ternyata tidak hanya berlaku pada suatu masyarakat yang sangat mudah mengakses berbagai produk modernisasi atau lebih dikenal dengan masyarakat kota. Pengaruh modernisasi pun dirasakan oleh masyarakat yang ada di pedalaman atau masyarakat adat sekalipun, seperti halnya yang terjadi pada masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama dan modernisasi, serta bagaimana pengaruh modernisasi terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Kesimpulan penelitian yang diperoleh adalah; pertama, bahwa pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama, begitu kuat terhadap Islam terutama dalam menyambut berbagai moment kehidupan yang dialaminya dengan menyelenggarakan berbagai ritual keagamaan. Kedua, pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap hadirnya modernisasi sebagai suatu keadaan zaman yang mau tidak mau harus dialami dan dilalui. Ketiga, Masyarakat adat Cikondang merespon modernisasi dengan baik dan memakai produk hasil modernisasi.","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125745093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
PLURALISME DI TENGAH MASYARAKAT SANTRI MINANG SEBUAH PENGENALAN PLURALITAS LOKAL DI SUMATERA BARAT 三岛米南社会的多元化是对西苏门答腊地方多元化的介绍
Pub Date : 2015-07-02 DOI: 10.30983/islam_realitas.v1i1.12
Wanda Fitri
The diversity of religious life in West Sumatra and Padang generally, is not different from the other regions in Indonesia which runs with a commitment to freedom of religion. Religious tolerance shown by the local community over the other religions, in the limits for other religions does not disturb and interfere with their religion. Although majority of the Minang community with Islam as their religion but there should not be a case of oppression or exclusion of other religions. This principle is upheld and into the control of social behavior in social life. Understanding of the local community in the city of Padang on the concept of religious pluralism was different from the concept of MUI and liberal groups. People understand not in the frame of theoretical pluralism, but rather the practical significance and applicable. Principally, Islam in Minangkabau is known as egalitarian society. It is an open advice to anyone through local value (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) and then expressed through a model of tolerance that is packaged in a cultural figure or more precisely the formula of social relationships naturally. Keragaman hidup beragama di Sumatera Barat dan Kota Padang umumnya tidak berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang berjalan dengan sebuah komitmen akan kebebasan beragama. Toleransi beragama yang diperlihatkan oleh masyarakat lokal lebih kepada agama lain dalam batasan selama agama-agama lain tidak menganggu dan mencampuri agama mereka. Meski masyarakat Minang adalah kelompok mayoritas dengan Islam sebagai agama mereka namun tidak boleh ada kasus penindasan atau pengucilan terhadap agama lain. Prinsip ini dipegang erat dan menjadi kontrol terhadap perilaku sosial dalam hidup bermasyarakat. Pemahaman masyarakat lokal di Kota Padang tentang konsep pluralisme agama ternyata berbeda dari konsep MUI maupun kelompok liberal. Masyarakat memahami pluralisme tidak dalam bingkai teoritis tetapi lebih kepada makna praktis dan aplikatif. Pada Prinsipnya, Islam di Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang egaliter. Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai lokal (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui model toleransi yang dikemas dalam sosok kultural atau lebih tepatnya formula hubungan -hubungan sosial secara natural.
总的来说,西苏门答腊和巴东的宗教生活的多样性与印度尼西亚其他致力于宗教自由的地区没有什么不同。当地社会对其他宗教表现出的宗教宽容,在对其他宗教的限制范围内,不干扰和干涉自己的宗教信仰。虽然大多数米南社区以伊斯兰教为他们的宗教,但不应该出现压迫或排斥其他宗教的情况。这一原则在社会生活中得到坚持并融入对社会行为的控制。巴东市当地社区对宗教多元主义概念的理解与MUI和自由派团体的概念不同。人们的理解不是在理论多元化的框架内,而是在实践意义和适用性上。原则上,米南卡保的伊斯兰教被认为是平等主义社会。它是通过当地价值观(dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung)向任何人提供的公开建议,然后通过一种宽容的模式表达出来,这种模式被包装在一个文化人物中,或者更准确地说,是自然的社会关系公式。在印尼,我们的人民都知道,我们的人民都知道我们的人民都知道我们的人民都知道我们的人民都知道我们的人民。宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的,宽容的。Meski masyarakat Minang adalah kelompok mayoritas dengan Islam sebagai agama mereka namun tidak boleh ada kasus penindasan atau pengucilan terhadap agama lain。Prinsip ini dipegang rat和menjadi控制了危险的社会dalam hidup bermasyarakat。马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来马来Masyarakat memahami多元主义,是指社会主义,是指社会主义,是指社会主义,是指社会主义和社会主义。Pada Prinsipnya,伊斯兰教在米南卡堡dikenal sebagai masyarakat yang egaliter。Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai本地(dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui模型耐度yang dipijak dalam sosok文化atau lebih tepatnya公式hubungan -hubungan社会secara natural。
{"title":"PLURALISME DI TENGAH MASYARAKAT SANTRI MINANG SEBUAH PENGENALAN PLURALITAS LOKAL DI SUMATERA BARAT","authors":"Wanda Fitri","doi":"10.30983/islam_realitas.v1i1.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i1.12","url":null,"abstract":"The diversity of religious life in West Sumatra and Padang generally, is not different from the other regions in Indonesia which runs with a commitment to freedom of religion. Religious tolerance shown by the local community over the other religions, in the limits for other religions does not disturb and interfere with their religion. Although majority of the Minang community with Islam as their religion but there should not be a case of oppression or exclusion of other religions. This principle is upheld and into the control of social behavior in social life. Understanding of the local community in the city of Padang on the concept of religious pluralism was different from the concept of MUI and liberal groups. People understand not in the frame of theoretical pluralism, but rather the practical significance and applicable. Principally, Islam in Minangkabau is known as egalitarian society. It is an open advice to anyone through local value (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) and then expressed through a model of tolerance that is packaged in a cultural figure or more precisely the formula of social relationships naturally. \u0000 \u0000Keragaman hidup beragama di Sumatera Barat dan Kota Padang umumnya tidak berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang berjalan dengan sebuah komitmen akan kebebasan beragama. Toleransi beragama yang diperlihatkan oleh masyarakat lokal lebih kepada agama lain dalam batasan selama agama-agama lain tidak menganggu dan mencampuri agama mereka. Meski masyarakat Minang adalah kelompok mayoritas dengan Islam sebagai agama mereka namun tidak boleh ada kasus penindasan atau pengucilan terhadap agama lain. Prinsip ini dipegang erat dan menjadi kontrol terhadap perilaku sosial dalam hidup bermasyarakat. Pemahaman masyarakat lokal di Kota Padang tentang konsep pluralisme agama ternyata berbeda dari konsep MUI maupun kelompok liberal. Masyarakat memahami pluralisme tidak dalam bingkai teoritis tetapi lebih kepada makna praktis dan aplikatif. Pada Prinsipnya, Islam di Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang egaliter. Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai lokal (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui model toleransi yang dikemas dalam sosok kultural atau lebih tepatnya formula hubungan -hubungan sosial secara natural.","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130400409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
PERANAN LEMBAGA KEAGAMAAN LOKAL DALAM MELAHIRKAN DAN MENGAWAL FATWA KEAGAMAAN (Studi Terhadap Peran Majelis Ulama Nagari Guguak Tabek Sarojo Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam)
Pub Date : 2015-07-02 DOI: 10.30983/islam_realitas.v1i1.9
B. Busyro
Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo as local religious institution which is formed along with the shift from village administration to village government. The main responsibility which is administered by MUNA is to maintain the diversity of Muslim in order not to deviate from the rules of God. As a result, MUNA gives “fatwa” and watches “fatwa” which has been formed by officials religious institutions. From the research, it was found that MUNA Guguak Tabek Sarojo should have power in order to overcome all problems faced by most of religious community that was by doing ‘Mudzakarah” in order to give legal solution (fatwa); generally, MUNA Guguak Tabek Sarojo had followed the procedures in formed of religious rule (fatwa) which was started from question from the society or dorp, then discussed in mudzakarah and involved in discussion with religious leaders who were competence in their fields, and always kept up to the source of Islam, Al Quran, tradition, religious leader’s agreement, and Qiyas. The decision about religion will not be confused with custom and tradition admitted in a dorp. Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo sebagai lembaga agama setempat yang dibentuk bersama dengan pergeseran dari pemerintahan desa kepada pemerintah desa. Tanggung jawab utama yang dikelola oleh MUNA adalah untuk mempertahankan keragaman Muslim agar tidak menyimpang dari aturan Allah. Akibatnya, MUNA memberikan "fatwa" dan jam tangan "fatwa" yang telah dibentuk oleh pejabat lembaga-lembaga keagamaan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa MUNA Guguak Tabek Sarojo harus memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi oleh sebagian besar komunitas agama yang dengan melakukan 'Mudzakarah "untuk memberikan solusi hukum (fatwa); umumnya, MUNA Guguak Tabek Sarojo mengikuti prosedur dalam membentuk pemerintahan agama (fatwa) yang dimulai dari pertanyaan dari masyarakat atau dorp, dibahas dalam mudzakarah dan terlibat dalam diskusi dengan para pemimpin agama yang kompetensi di bidangnya, dan selalu terus sampai ke sumber Islam, Al Quran, tradisi, kesepakatan pemimpin agama itu, dan Qiyas. Keputusan tentang agama tidak akan bingung dengan adat dan tradisi mengakui dalam sebuah dorp.
Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo是当地的宗教机构,它是随着村委会向村政府的转变而形成的。穆纳管理的主要责任是保持穆斯林的多样性,以免偏离真主的规则。因此,穆纳发出“法特瓦”,并观察由官方宗教机构形成的“法特瓦”。从研究中发现,MUNA Guguak Tabek Sarojo应该有权力,以克服大多数宗教社区面临的所有问题,即通过“Mudzakarah”来提供法律解决方案(法特瓦);一般来说,MUNA Guguak Tabek Sarojo遵循宗教规则(fatwa)的形成程序,该程序从社会或家庭的问题开始,然后在mudzakarah中讨论,并与在各自领域有能力的宗教领袖进行讨论,并始终遵循伊斯兰教的来源,古兰经,传统,宗教领袖的协议和Qiyas。有关宗教的决定不能与学校里所承认的习俗和传统相混淆。Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo sebagai lembaga agama setempat yang dibentuk bersama dengan pergeseran primerintahan desa kepada permerintaha desa。唐贡贾瓦布乌塔玛杨dikelola oleh MUNA adalah untuk成员,tahankan keragaman穆斯林agar tidak menyimpang dari aturan安拉。Akibatnya, MUNA成员,“fatwa”dan jam tangan“fatwa”yang telah dibentuk oleh pejabat lembaga-lembaga keagamaan。达里哈西尔penelitian, ditemukan bahwa MUNA Guguak Tabek Sarojo harus memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi oleh sebagian besar komunitas agama yang dengan melakukan 'Mudzakarah ' untuk memberikkan solusi hukum(法特瓦);umumnya, MUNA Guguak Tabek Sarojo mengikuti检察官dalam membentuk peremimpin agama (fatwa), dibahas dalam mudzakarah danterlibat dalam diskusi dengan parpimpin agama yang kompetensi di bidangnya, dan selalu terus sampai ke sumber伊斯兰教,古兰经,tradisi, kesepakatan pemimpin agama, dan Qiyas。Keputusan tentang agama tidak akan bingung dengan adan贸易,mengakui dalam sebuah dorp。
{"title":"PERANAN LEMBAGA KEAGAMAAN LOKAL DALAM MELAHIRKAN DAN MENGAWAL FATWA KEAGAMAAN (Studi Terhadap Peran Majelis Ulama Nagari Guguak Tabek Sarojo Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam)","authors":"B. Busyro","doi":"10.30983/islam_realitas.v1i1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i1.9","url":null,"abstract":"Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo as local religious institution which is formed along with the shift from village administration to village government. The main responsibility which is administered by MUNA is to maintain the diversity of Muslim in order not to deviate from the rules of God. As a result, MUNA gives “fatwa” and watches “fatwa” which has been formed by officials religious institutions. From the research, it was found that MUNA Guguak Tabek Sarojo should have power in order to overcome all problems faced by most of religious community that was by doing ‘Mudzakarah” in order to give legal solution (fatwa); generally, MUNA Guguak Tabek Sarojo had followed the procedures in formed of religious rule (fatwa) which was started from question from the society or dorp, then discussed in mudzakarah and involved in discussion with religious leaders who were competence in their fields, and always kept up to the source of Islam, Al Quran, tradition, religious leader’s agreement, and Qiyas. The decision about religion will not be confused with custom and tradition admitted in a dorp. \u0000 \u0000Majelis Ulama Nagari (MUNA) Nagari Guguak Tabek Sarojo sebagai lembaga agama setempat yang dibentuk bersama dengan pergeseran dari pemerintahan desa kepada pemerintah desa. Tanggung jawab utama yang dikelola oleh MUNA adalah untuk mempertahankan keragaman Muslim agar tidak menyimpang dari aturan Allah. Akibatnya, MUNA memberikan \"fatwa\" dan jam tangan \"fatwa\" yang telah dibentuk oleh pejabat lembaga-lembaga keagamaan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa MUNA Guguak Tabek Sarojo harus memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi oleh sebagian besar komunitas agama yang dengan melakukan 'Mudzakarah \"untuk memberikan solusi hukum (fatwa); umumnya, MUNA Guguak Tabek Sarojo mengikuti prosedur dalam membentuk pemerintahan agama (fatwa) yang dimulai dari pertanyaan dari masyarakat atau dorp, dibahas dalam mudzakarah dan terlibat dalam diskusi dengan para pemimpin agama yang kompetensi di bidangnya, dan selalu terus sampai ke sumber Islam, Al Quran, tradisi, kesepakatan pemimpin agama itu, dan Qiyas. Keputusan tentang agama tidak akan bingung dengan adat dan tradisi mengakui dalam sebuah dorp.","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120982165","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TRADISI LOKAL PAGANG GADAI DALAM MASYARAKAT MINAGKABAU 在MINAGKABAU社区,当地的当铺传统
Pub Date : 2015-07-02 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.6
Hasneni Hasneni
The implementation of ‘pagang gadai’ in Minangkabau’s local tradition is the lending agreement by giving assurance to the borrower, as long as the debt is not paid yet, so the assurance is still held by the borrower. This tradition arose through the principle of communal land ownership in Minangkabau’s maternal lineage that communal land ownership is not a private poverty and it cannot be traded. Thus, this local tradition came from an agreement that the main purpose was to help people inside the community. Moreover, it also has social function because most of people who pawn and lien holder is still in one community, in one tribe, and in one region. Besides, Islam came to Minangkabau when the tradition of “pagang gadai” had been a habitual tradition from generation to generation. However, in some views this tradition is contrary to Islamic rules; whether the pawning materials can be used by the pawning receiver. Pelaksanaan pagang gadai dalam tradisi lokal adat Minangkabau adalah perjanjian pinjam meminjam dengan memberikan jaminan kepada si peminjam, selama hutung itu belum dibayar maka barang jaminan akan tetap berada di tangan si peminjam. Tradisi ini muncul di tengah prinsip kepemilikan tanah yang bersifat komunal dalam adat matrineal Minangkabau bahwa tanah milik komunal adalah tanah yang tidak dimiliki secara privat dan tidak boleh diperjualbelikan. Sehingga tradisi lokal pagang gadai ini timbul dari suatu perjanjian yang bersifat tolong menolong, berfungsi sosial, sebab kebanyakan orang yang mengadaikan dan si pemegang gadai adalah orang yang masih sekaum, sesuku, dan sejauh-jauhnya adalah senagari. Di samping itu, Islam masuk ke dalam masyarakat adat Minangkabau disaat tradisi pagang gadai telah menjadi kebiasaan turun temurun masyarakatnya. Namun dalam beberapa pandangan, tradisi pagang gadai ini terdapat pertentangan dengan apa yang diatur oleh hukum Islam. Pertentangan terjadi dalam hak apakah barang gadaian itu boleh dimanfaatkan oleh si penerima gadai.
在米南卡保的当地传统中,“pagang gadai”的实施是通过向借款人提供保证的借贷协议,只要债务尚未偿还,那么保证仍然由借款人持有。这一传统源于米南卡堡母系的公有土地所有权原则,即公有土地所有权不是私人的贫困,不能交易。因此,这一当地传统源于一项协议,即主要目的是帮助社区内的人们。此外,典当和留置权的持有者大多还在一个社区、一个部落、一个地区,因此典当和留置权还具有社会功能。此外,伊斯兰教来到米南卡保时,“pagang gadai”的传统已经成为代代相传的习惯传统。然而,在一些人看来,这一传统是违反伊斯兰教规的;典当材料是否可以被典当接收者使用。当地行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区行政区Tradisi ini muncul di tengah prinsip kepemilikan tanah yang bersifat communitydalam adat materials Minangkabau bahwa tanah milik communityadalah tanah yang tidak dimiliki secara private dantidak boleh diperjualbelikan。sehinga tradisi localpagang gadai ini timbul dari suatu perjanjian yang berfongsi social, sebab kebanyakan orang mengadaikan dansi pemegang gadai adalah orang masih sekaum, sesuku, dan sejauh-jauhnya adalah senagari。Di samping itu,伊斯兰教masuk ke dalam masyarakat adat Minangkabau disatradisi pagang gadai telah menjadi kebiasaan turun temurun masyarakatya。Namun dalam beberapappandangan, tradisi paganggadai ini, terdapterdangan, dengan, apteran, dengan, apteran, dengan, apteran, diatur, oleh hukum伊斯兰教。“pertenangan terjadi dalam hak apakah barang gadaian”,“boleh dimanfaatkan oleh”是“penerima gadai”。
{"title":"TRADISI LOKAL PAGANG GADAI DALAM MASYARAKAT MINAGKABAU","authors":"Hasneni Hasneni","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.6","url":null,"abstract":"The implementation of ‘pagang gadai’ in Minangkabau’s local tradition is the lending agreement by giving assurance to the borrower, as long as the debt is not paid yet, so the assurance is still held by the borrower. This tradition arose through the principle of communal land ownership in Minangkabau’s maternal lineage that communal land ownership is not a private poverty and it cannot be traded. Thus, this local tradition came from an agreement that the main purpose was to help people inside the community. Moreover, it also has social function because most of people who pawn and lien holder is still in one community, in one tribe, and in one region. Besides, Islam came to Minangkabau when the tradition of “pagang gadai” had been a habitual tradition from generation to generation. However, in some views this tradition is contrary to Islamic rules; whether the pawning materials can be used by the pawning receiver. \u0000 \u0000Pelaksanaan pagang gadai dalam tradisi lokal adat Minangkabau adalah perjanjian pinjam meminjam dengan memberikan jaminan kepada si peminjam, selama hutung itu belum dibayar maka barang jaminan akan tetap berada di tangan si peminjam. Tradisi ini muncul di tengah prinsip kepemilikan tanah yang bersifat komunal dalam adat matrineal Minangkabau bahwa tanah milik komunal adalah tanah yang tidak dimiliki secara privat dan tidak boleh diperjualbelikan. Sehingga tradisi lokal pagang gadai ini timbul dari suatu perjanjian yang bersifat tolong menolong, berfungsi sosial, sebab kebanyakan orang yang mengadaikan dan si pemegang gadai adalah orang yang masih sekaum, sesuku, dan sejauh-jauhnya adalah senagari. Di samping itu, Islam masuk ke dalam masyarakat adat Minangkabau disaat tradisi pagang gadai telah menjadi kebiasaan turun temurun masyarakatnya. Namun dalam beberapa pandangan, tradisi pagang gadai ini terdapat pertentangan dengan apa yang diatur oleh hukum Islam. Pertentangan terjadi dalam hak apakah barang gadaian itu boleh dimanfaatkan oleh si penerima gadai.","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121283386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
“MALIEK BULAN” SEBUAH TRADISI LOKAL PENGIKUT TAREKAT SYATTHARIYYAH DI KOTO TUO AGAM " MALIEK moon "是当地的taekat SYATTHARIYYAH信徒在KOTO TUO
Pub Date : 2015-07-01 DOI: 10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.10
Adlan Sanur Tarihoran
”Maliek Bulan” is the annual tradition which is held by the Tareqat Syattariyah people in West Sumatera. Ulakan Padang Pariaman and also Koto Tuo Agam are the locations that usually become places in order to held “Maliek Bulan”. This study was going to observe in depth about the process of “Maliek Bulan” that was held by Syattariyah people in Koto Tuo Agam. This study was explorative research which is focused on finding the phenomenon with the qualitative approach. In studying the social phenomenon is to explain and analyze human’s and group’s behavior. “Maliek Bulan” for Syatthariah people in West Sumatera generally and especially for the group of Syattariyah people who come to Koto Tuo is becoming a routine ocassion in every beginning of Ramadhan or the moment in deciding when to begin fasting in Ramadhan. Morover, it is become a tradition which is held by the most people in Ulakan Padang Parriaman and Koto Tuo Agam. “Maliek Bulan” merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh pengikut tareqat Syattariyah di Sumatera Barat. Lokasi yang biasanya menjadi tempat “maliek bulan” selain di Ulakan Padang Pariaman juga di Koto Tuo Agam. Penelitian ini ingin melihat lebih jauh tentang prosesi melihat bulan yang dilaksanakan oleh pengikut Syattariyah di Koto Tuo Agam tersebut. Penelitian ini merupakan suatu penelitian penjajagan (eksplorative research) yang memfokuskan studinya pada berupaya menemukan dengan pendekatan kualitatif. Dimana untuk mempelajari fenomena sosial dengan tujuan menjelaskan dan menganalisa perilaku manusia dan kelompok. Melihat Bulan bagi jam’ah Syattariyah umumnya di Sumatera Barat dan lebih khususnya bagi kalangan jama’ah Syattariyah yang datang ke Koto Tuo sudah menjadi agenda rutin setiap awal bulan ramadhan atau penentuan kapan dimulainya berpuasa. Bahkan lebih jauh dari itu sudah menjadi tradisi dilakukan dengan porsi jam’ah yang banyak di Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam.
“Maliek Bulan”是西苏门答腊Tareqat Syattariyah人每年都会举行的传统活动。Ulakan Padang Pariaman和Koto two Agam通常是举办“Maliek Bulan”的地方。本研究将深入观察在Koto Tuo Agam的Syattariyah族人举行“Maliek Bulan”的过程。本研究是一项探索性研究,侧重于用定性的方法发现现象。研究社会现象是为了解释和分析人类和群体的行为。“Maliek Bulan”对于西苏门答腊的伊斯兰教徒来说,特别是对于来到Koto 2的伊斯兰教徒来说,这已经成为每个斋月开始时的例行仪式,或者决定斋月何时开始斋戒的时刻。此外,它已成为乌拉干巴东帕里亚曼和Koto陀阿甘大多数人的传统。" Maliek Bulan " merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh pengikut tareat Syattariyah di sumatra Barat。Lokasi yang biasanya menjadi tempat " maliek bulan " selain di Ulakan Padang Pariaman juga di Koto Tuo Agam。Penelitian ini in melihat lebih jauth prosesi melihat bulan yang dilaksanakan oleh pengikut Syattariyah di Koto tuan Agam tersebut。Penelitian ini merupakan suatu Penelitian penjajagan(考察性研究)yang memokuskan studinya padu berupaya menemukan dengan pendekatan quality。Dimana untuk menpelajari现象社会邓干tujuan menjelaskan dan menjanalisa peraku manusia dan kelompok。【译文】在苏门答腊岛上,人们的生活是幸福的,幸福的,幸福的,幸福的,幸福的,幸福的,幸福的。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。
{"title":"“MALIEK BULAN” SEBUAH TRADISI LOKAL PENGIKUT TAREKAT SYATTHARIYYAH DI KOTO TUO AGAM","authors":"Adlan Sanur Tarihoran","doi":"10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/ISLAM_REALITAS.V1I1.10","url":null,"abstract":"”Maliek Bulan” is the annual tradition which is held by the Tareqat Syattariyah people in West Sumatera. Ulakan Padang Pariaman and also Koto Tuo Agam are the locations that usually become places in order to held “Maliek Bulan”. This study was going to observe in depth about the process of “Maliek Bulan” that was held by Syattariyah people in Koto Tuo Agam. This study was explorative research which is focused on finding the phenomenon with the qualitative approach. In studying the social phenomenon is to explain and analyze human’s and group’s behavior. “Maliek Bulan” for Syatthariah people in West Sumatera generally and especially for the group of Syattariyah people who come to Koto Tuo is becoming a routine ocassion in every beginning of Ramadhan or the moment in deciding when to begin fasting in Ramadhan. Morover, it is become a tradition which is held by the most people in Ulakan Padang Parriaman and Koto Tuo Agam. \u0000 \u0000“Maliek Bulan” merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh pengikut tareqat Syattariyah di Sumatera Barat. Lokasi yang biasanya menjadi tempat “maliek bulan” selain di Ulakan Padang Pariaman juga di Koto Tuo Agam. Penelitian ini ingin melihat lebih jauh tentang prosesi melihat bulan yang dilaksanakan oleh pengikut Syattariyah di Koto Tuo Agam tersebut. Penelitian ini merupakan suatu penelitian penjajagan (eksplorative research) yang memfokuskan studinya pada berupaya menemukan dengan pendekatan kualitatif. Dimana untuk mempelajari fenomena sosial dengan tujuan menjelaskan dan menganalisa perilaku manusia dan kelompok. Melihat Bulan bagi jam’ah Syattariyah umumnya di Sumatera Barat dan lebih khususnya bagi kalangan jama’ah Syattariyah yang datang ke Koto Tuo sudah menjadi agenda rutin setiap awal bulan ramadhan atau penentuan kapan dimulainya berpuasa. Bahkan lebih jauh dari itu sudah menjadi tradisi dilakukan dengan porsi jam’ah yang banyak di Ulakan Padang Pariaman dan Koto Tuo Agam.","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130682567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
期刊
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1