ABSTRAKWaduk Cirata merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Waduk Cirata terletak berurutan (cascade) diantara Waduk Saguling dan Jatiluhur yang membendung Sungai Citarum. Telah diketahui kualitas air sungai yang masuk ke Waduk Cirata telah tercemar dan menyebabkan kualitas air Waduk Cirata menurun. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui kualitas air menggunakan metode indeks pencemaran dengan indikator plankton dan bentos. Lokasi sampling dilakukan di Sungai Citarum, Cibalagung, Cicendo dan perairan Waduk Cirata di Desa Mande dan Margaluyu. Status mutu air sungai dan air Waduk Cirata dikategorikan cemar sedang. Parameter kualitas air sungai dan perairan Waduk Cirata yang melebihi baku mutu yaitu DO, BOD, Nitrit, Klorin Bebas, Timbal, dan Fenol. Total beban pencemaran dari 3 sungai yang masuk ke Waduk Cirata adalah BOD sebesar 10,839 kg/hari, Nitrit sebesar 0,336 kg/hari, Klorin Bebas sebesar 16,685 kg/hari, Timbal sebesar 0,083 kg/hari dan Fenol sebesar 0,008 kg/hari. Keanekaragaman plankton dan bentos di Desa Mande dan Margaluyu yaitu sedang. Di Desa Mande, spesies yang mendominasi fitoplankton yaitu Volvox sp. dan zooplankton yaitu Brachionus calyciflorus. Sedangkan bentos spesies yang mendominasi yaitu Filopaludina sp. Di Desa Margaluyu, spesies yang mendominasi fitoplankton yaitu Volvox sp. dan zooplankton yaitu Moina sp. Sedangkan bentos spesies yang mendominasi yaitu Macrobrachium sp.Kata Kunci: Cirata, Citarum, Kualitas Air, Beban Pencemaran, Plankton, BentosABSTRACTCirata Reservoir is one of the artificial lakes in West Java Province. Cirata Reservoir is located in a cascade between Saguling and Jatiluhur Reservoir which damages the Citarum River. It is known that the quality of river water entering the Cirata Reservoir has been polluted and caused the water quality of the Cirata Reservoir to decrease. Based on this, a study is needed to find out the quality of water using the pollution index method with plankton and benthic indicators. Sampling locations were carried out in the Citarum, Cibalagung, Cicendo and Cirata Reservoir waters in Mande and Margaluyu Villages. The status of river water quality and the water of Cirata Reservoir are categorized as medium pollution. Parameters of river and water quality of the Cirata Reservoir that exceed the quality standards are DO, BOD, Nitrite, Free Chlorine, Lead and Phenol. The total pollution load from the 3 rivers that enter the Cirata Reservoir is BOD of 10.839 kg/day, Nitrite of 0.336 kg/day, Free Chlorine of 16.658 kg/day, Lead of 0.083 kg/day and Fenol of 0.008 kg/day. The diversity of plankton and benthos in Mande and Margaluyu villages is medium. In Mande Village, the species that dominates phytoplankton namely Volvox sp. and zooplankton are Brachionus calyciflorus. Whereas the dominating benthic species, Filopaludina sp. In Margaluyu Village, the species that dominate the phytoplankton, Volvox sp. and zooplankton, Moin
{"title":"Analisis Hubungan Kualitas Air Terhadap Indeks Keanekaragaman Plankton dan Bentos Di Waduk Cirata","authors":"Ilma Prasiwi, Eka Wardhani","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2510","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2510","url":null,"abstract":"ABSTRAKWaduk Cirata merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Waduk Cirata terletak berurutan (cascade) diantara Waduk Saguling dan Jatiluhur yang membendung Sungai Citarum. Telah diketahui kualitas air sungai yang masuk ke Waduk Cirata telah tercemar dan menyebabkan kualitas air Waduk Cirata menurun. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui kualitas air menggunakan metode indeks pencemaran dengan indikator plankton dan bentos. Lokasi sampling dilakukan di Sungai Citarum, Cibalagung, Cicendo dan perairan Waduk Cirata di Desa Mande dan Margaluyu. Status mutu air sungai dan air Waduk Cirata dikategorikan cemar sedang. Parameter kualitas air sungai dan perairan Waduk Cirata yang melebihi baku mutu yaitu DO, BOD, Nitrit, Klorin Bebas, Timbal, dan Fenol. Total beban pencemaran dari 3 sungai yang masuk ke Waduk Cirata adalah BOD sebesar 10,839 kg/hari, Nitrit sebesar 0,336 kg/hari, Klorin Bebas sebesar 16,685 kg/hari, Timbal sebesar 0,083 kg/hari dan Fenol sebesar 0,008 kg/hari. Keanekaragaman plankton dan bentos di Desa Mande dan Margaluyu yaitu sedang. Di Desa Mande, spesies yang mendominasi fitoplankton yaitu Volvox sp. dan zooplankton yaitu Brachionus calyciflorus. Sedangkan bentos spesies yang mendominasi yaitu Filopaludina sp. Di Desa Margaluyu, spesies yang mendominasi fitoplankton yaitu Volvox sp. dan zooplankton yaitu Moina sp. Sedangkan bentos spesies yang mendominasi yaitu Macrobrachium sp.Kata Kunci: Cirata, Citarum, Kualitas Air, Beban Pencemaran, Plankton, BentosABSTRACTCirata Reservoir is one of the artificial lakes in West Java Province. Cirata Reservoir is located in a cascade between Saguling and Jatiluhur Reservoir which damages the Citarum River. It is known that the quality of river water entering the Cirata Reservoir has been polluted and caused the water quality of the Cirata Reservoir to decrease. Based on this, a study is needed to find out the quality of water using the pollution index method with plankton and benthic indicators. Sampling locations were carried out in the Citarum, Cibalagung, Cicendo and Cirata Reservoir waters in Mande and Margaluyu Villages. The status of river water quality and the water of Cirata Reservoir are categorized as medium pollution. Parameters of river and water quality of the Cirata Reservoir that exceed the quality standards are DO, BOD, Nitrite, Free Chlorine, Lead and Phenol. The total pollution load from the 3 rivers that enter the Cirata Reservoir is BOD of 10.839 kg/day, Nitrite of 0.336 kg/day, Free Chlorine of 16.658 kg/day, Lead of 0.083 kg/day and Fenol of 0.008 kg/day. The diversity of plankton and benthos in Mande and Margaluyu villages is medium. In Mande Village, the species that dominates phytoplankton namely Volvox sp. and zooplankton are Brachionus calyciflorus. Whereas the dominating benthic species, Filopaludina sp. In Margaluyu Village, the species that dominate the phytoplankton, Volvox sp. and zooplankton, Moin","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43457479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPerubahan bentuk dan dimensi sudu akan menurunkan kinerja turbin angin. Perubahan bentuk dan dimensi sudu sangat dipengaruhi oleh kekakuan dan kekuatan sudu turbin tersebut. Pada kasus di lapangan, ditemui bahwa sudu turbin angin sumbu vertikal yang dibuat dengan bahan komposit serat karbon ternyata tidak memiliki kekakuan yang baik jika hanya dibuat dengan satu lapis (layer) serat karbon. Untuk mengatasi masalah kekakuan ini, maka dilakukan penambahan tulang penguat (stiffener rib) dari bahan yang sama pada sudu turbin angin. Pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penambahan tulang penguat pada sudu turbin angin sumbu vertikal telah menambah kekakuan sudu secara signifikan yang cenderung mengikuti grafik eksponensial. Kekakuan (K) sudu dengan tinggi tulang 6 mm adalah 0,0258 kg/mm. Kekakuan sudu dengan tinggi tulang 9 mm adalah 0,0740 kg/mm. Kekakuan sudu dengan tinggi tulang 12 mm adalah 0,2250 kg/mm. Di sisi lain, kekuatan lentur sudu turbin juga meningkat. Dengan penambahan tulang 6mm, kekuatan lentur maksimum (max) mencapai 4,008 kg/mm2, dengan penambahan tulang 9 mm kekuatan lentur mencapai 4,145 kg/mm2, dengan penambahan tulang 12 mm kekuatan lentur mencapai 4,544 kg/mm2.Kata kunci: sudu turbin angin sumbu vertikal, inersia penampang, kekakuan, kekuatan lentur.ABSTRACTChanges in shape and dimension of the blade will decrease the wind turbine performance. These change are strongly influenced by the stiffness and strength of turbine blade. It was found that vertical axis wind turbine blades which is made with carbon fiber composite did not have good stiffness if it was made with only one layer of carbon fiber. To overcome this stiffness problem, stiffener rib with the same material was applied on wind turbine blade. The test that has been done shows that the addition of the stifferner rib to the vertical axis wind turbine blade has significantly increased the stiffness that tends to follow the exponential graphic. The stiffness (K) of the blade with 6 mm rib height is 0.0258 kg/mm. The blade stiffness with 9 mm rib height is 0.0740 kg/mm. The blade stiffness with 12 mm rib height is 0.2250 kg/mm. On the other hand, the bending strength of the turbine blade is also increased. With the addition of 6mm rib, the maximum flexurall strength (smax) reaches 4,008 kg/mm2. With the addition of 9 mm rib, the strength reaches 4,145 kg/mm2. With the addition of 12 mm rib, the strength reaches 4,544 kg/mm2.Keywords: vertical axis wind turbine, inertia, stiffness, flexurall strength.
{"title":"Peningkatan Kekakuan Sudu Turbin Angin Vertikal Berbahan Komposit Serat Karbon Melalui Rekayasa Penampang Inersia","authors":"Marsono Marsono, Ali Ali, Alek P. Sembiring","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2514","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2514","url":null,"abstract":"ABSTRAKPerubahan bentuk dan dimensi sudu akan menurunkan kinerja turbin angin. Perubahan bentuk dan dimensi sudu sangat dipengaruhi oleh kekakuan dan kekuatan sudu turbin tersebut. Pada kasus di lapangan, ditemui bahwa sudu turbin angin sumbu vertikal yang dibuat dengan bahan komposit serat karbon ternyata tidak memiliki kekakuan yang baik jika hanya dibuat dengan satu lapis (layer) serat karbon. Untuk mengatasi masalah kekakuan ini, maka dilakukan penambahan tulang penguat (stiffener rib) dari bahan yang sama pada sudu turbin angin. Pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penambahan tulang penguat pada sudu turbin angin sumbu vertikal telah menambah kekakuan sudu secara signifikan yang cenderung mengikuti grafik eksponensial. Kekakuan (K) sudu dengan tinggi tulang 6 mm adalah 0,0258 kg/mm. Kekakuan sudu dengan tinggi tulang 9 mm adalah 0,0740 kg/mm. Kekakuan sudu dengan tinggi tulang 12 mm adalah 0,2250 kg/mm. Di sisi lain, kekuatan lentur sudu turbin juga meningkat. Dengan penambahan tulang 6mm, kekuatan lentur maksimum (max) mencapai 4,008 kg/mm2, dengan penambahan tulang 9 mm kekuatan lentur mencapai 4,145 kg/mm2, dengan penambahan tulang 12 mm kekuatan lentur mencapai 4,544 kg/mm2.Kata kunci: sudu turbin angin sumbu vertikal, inersia penampang, kekakuan, kekuatan lentur.ABSTRACTChanges in shape and dimension of the blade will decrease the wind turbine performance. These change are strongly influenced by the stiffness and strength of turbine blade. It was found that vertical axis wind turbine blades which is made with carbon fiber composite did not have good stiffness if it was made with only one layer of carbon fiber. To overcome this stiffness problem, stiffener rib with the same material was applied on wind turbine blade. The test that has been done shows that the addition of the stifferner rib to the vertical axis wind turbine blade has significantly increased the stiffness that tends to follow the exponential graphic. The stiffness (K) of the blade with 6 mm rib height is 0.0258 kg/mm. The blade stiffness with 9 mm rib height is 0.0740 kg/mm. The blade stiffness with 12 mm rib height is 0.2250 kg/mm. On the other hand, the bending strength of the turbine blade is also increased. With the addition of 6mm rib, the maximum flexurall strength (smax) reaches 4,008 kg/mm2. With the addition of 9 mm rib, the strength reaches 4,145 kg/mm2. With the addition of 12 mm rib, the strength reaches 4,544 kg/mm2.Keywords: vertical axis wind turbine, inertia, stiffness, flexurall strength.","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45453829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Judy Retti B. Witono, Y. A. Miryanti, H. Santoso, Angela Justina Kumalaputri, Valine Novianty, Alvin Gunadi
ABSTRAKMunculnya makanan cepat saji dan polusi udara mendatangkan kerusakan tubuh akibat radikal bebas. Untuk melawan radikal bebas, antioksidan menjadi semakin populer di berbagai kalangan dan salah satunya astaxanthin. Haematococcus pluvialis merupakan sumber astaxanthin alami tertinggi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pertumbuhan H. Pluvialis. Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah (1) konsentrasi inoculum awal yang berbeda (yaitu 10%-v/v dan 20%-v/v) terhadap kepadatan dan jumlah sel; (2) penambahan garam NaCl dan induksi cahaya terhadap rasio karotenoid dan klorofil. Mikroalga H. pluvialis secara fotoautotrof selama sembilan hari. Karotenogenesis diinduksi oleh penambahan NaCl 0,8%-b/v, diikuti oleh induksi di bawah intensitas cahaya tinggi. Kadar klorofil dan total karotenoid dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan H. pluvialis lebih baik dikulturkan dengan konsentrasi inokulum 10% dan diperoleh jumlah 70 x 105 sel/mL. Penambahan garam NaCl 0,8%-b/v disertai induksi intensitas cahaya tinggi dapat meningkatkan rasio kadar karotenoid terhadap klorofil sebesar 28,9%.Kata kunci:,Haematococcus pluvialis, induksi cahaya, karotenoid, klorofil, mikroalga.ABSTRACTFast food and air pollution lead to the production of free radicals in our body. To fight those, it is needed anti-oxidant. That is the reason why antioxidant become a popular supplement for many people and one of them is astaxanthin. Haematococcus pluvialis is the highest source of natural astaxanthin. The goal of this study is to observe the cell growth of H. pluvialis. The variables used in this research are (1) a different initial inoculum concentrations (i.e. 10%-v/v and 20%-v/v) to the density and number of cells; (2) the addition of salt NaCl and light induction to the ratio of carotenoids to chlorophyll. Microalgae H. pluvialis was cultured in batch mode and photoautotrophic cultivation for nine days. The carotenogenesis was induced by addition of NaCl 0.8%-b/v, followed by induction under high-light intensity. Chlorophyll levels and total carotenoids were analyzed using a spectrophotometer. It was observed that growth of H. pluvialis was preferable cultured with 10% inoculum concentration and obtained 70 x 105 cells/mL. The addition of NaCl 0.8%-b/v salt followed by high light intensity induction could increase the ratio of carotenoids to chlorophyll levels by 28.9%.Keywords: carotenoid, chlorophyll, Haematococcus pluvialis, light induction, microalgae.
快餐的缺乏性和空气污染导致身体由自由基破坏。抗击自由基,抗氧化剂在不同人群中变得越来越受欢迎,其中一种是阿斯塔辛。多溴球菌是天然天然丙烯酸的最高来源。本研究的目的是研究多元化H。作为本研究中的一个变量,它是(1)用于初始接种的不同浓度(即10%-v/v和20%-v/v)的细胞密度和数量;(2)加入类胡萝卜素和叶绿素比的NaCl盐和光诱发。微藻H.多元化摄影效果持续9天。胡萝卜生成是由0.80% -b/v的加入而诱导的。叶绿素和总胡萝卜素水平是用光谱仪进行分析的。研究结果表明,多边形的生长最好采用10%的剂量剂量,得到70×105个细胞/mL。加入0.80%的b/v - 80%的盐,加上高强度的诱导,可以增加类胡萝卜素与叶绿素的比率289%。关键词:快餐和空气污染导致我们的身体产生免费激进分子。要对抗这些,需要抗氧化剂。这就是为什么抗氧化剂成为许多人的热门补充,其中一个是astaxanthin的原因。肺泡是天然丙烯酸盐的终极源头。这项研究的目标是观察细胞的多元化。这项研究中使用的变量(1)对密度和数字有不同的注入注入:(2)盐的加入和光的作用使旋转的氯氟化菌株。微algae H. pluvialis被认为是在批次模式和照相栽培了9天。碳生成是由NaCl的加法引入的。用光谱仪对氯氧乙醇进行分析。观察到,在H. pluvialis中,10%的剂量是首选的。用高光强度加入的盐的加法可以增加旋转石的浓度为28.9%。卡罗尔样,氯酰虫,嗜虫,轻诱导,微导。
{"title":"Studi Awal Pertumbuhan dan Induksi Mikroalga Haematococcus Pluvialis","authors":"Judy Retti B. Witono, Y. A. Miryanti, H. Santoso, Angela Justina Kumalaputri, Valine Novianty, Alvin Gunadi","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2516","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2516","url":null,"abstract":"ABSTRAKMunculnya makanan cepat saji dan polusi udara mendatangkan kerusakan tubuh akibat radikal bebas. Untuk melawan radikal bebas, antioksidan menjadi semakin populer di berbagai kalangan dan salah satunya astaxanthin. Haematococcus pluvialis merupakan sumber astaxanthin alami tertinggi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pertumbuhan H. Pluvialis. Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah (1) konsentrasi inoculum awal yang berbeda (yaitu 10%-v/v dan 20%-v/v) terhadap kepadatan dan jumlah sel; (2) penambahan garam NaCl dan induksi cahaya terhadap rasio karotenoid dan klorofil. Mikroalga H. pluvialis secara fotoautotrof selama sembilan hari. Karotenogenesis diinduksi oleh penambahan NaCl 0,8%-b/v, diikuti oleh induksi di bawah intensitas cahaya tinggi. Kadar klorofil dan total karotenoid dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan H. pluvialis lebih baik dikulturkan dengan konsentrasi inokulum 10% dan diperoleh jumlah 70 x 105 sel/mL. Penambahan garam NaCl 0,8%-b/v disertai induksi intensitas cahaya tinggi dapat meningkatkan rasio kadar karotenoid terhadap klorofil sebesar 28,9%.Kata kunci:,Haematococcus pluvialis, induksi cahaya, karotenoid, klorofil, mikroalga.ABSTRACTFast food and air pollution lead to the production of free radicals in our body. To fight those, it is needed anti-oxidant. That is the reason why antioxidant become a popular supplement for many people and one of them is astaxanthin. Haematococcus pluvialis is the highest source of natural astaxanthin. The goal of this study is to observe the cell growth of H. pluvialis. The variables used in this research are (1) a different initial inoculum concentrations (i.e. 10%-v/v and 20%-v/v) to the density and number of cells; (2) the addition of salt NaCl and light induction to the ratio of carotenoids to chlorophyll. Microalgae H. pluvialis was cultured in batch mode and photoautotrophic cultivation for nine days. The carotenogenesis was induced by addition of NaCl 0.8%-b/v, followed by induction under high-light intensity. Chlorophyll levels and total carotenoids were analyzed using a spectrophotometer. It was observed that growth of H. pluvialis was preferable cultured with 10% inoculum concentration and obtained 70 x 105 cells/mL. The addition of NaCl 0.8%-b/v salt followed by high light intensity induction could increase the ratio of carotenoids to chlorophyll levels by 28.9%.Keywords: carotenoid, chlorophyll, Haematococcus pluvialis, light induction, microalgae.","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48076952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKAir Waduk Saguling saat ini menunjukkan penurunan, baik secara kualitas maupun kuantitas akibat aktivitas manusia yang menghasilkan limbah rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, perikanan dan pertambangan. Salah satu pencemar di Waduk Saguling adalah logam berat. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsentrasi Pb di perairan Waduk Saguling pada musim yang berbeda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT Indonesia Power tahun 2008-2017. Data berasal dari tiga kedalaman yaitu kedalaman permukaan, tengah, dan dekat dasar perairan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Pb di musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan dan sebagian sudah melebihi baku mutu yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk logam Pb sebesar 0,03 mg/L. Parameter pendukung yang di analisis yaitu parameter DO, pH, TDS, suhu, kekeruhan, dan kesadahan. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan PCA, parameter yang paling mempengaruhi konsentrasi Pb di musim kemarau adalah kekeruhan dan suhu sedangkan musim hujan adalah TDS.Kata kunci: Musim, Pb, PCA, Waduk SagulingABSTRACTSaguling Water Reservoir currently shows a decline, both in quality and quantity due to human activities that produce domestic waste, industry, agriculture, livestock, fishery and mining. One of the pollutants in Saguling Reservoir is heavy metal. The research aims to analyze the concentration of Pb in the waters of Saguling Reservoir in different seasons. This research uses secondary data which is obtained from PT Indonesia Power in 2008-2017. The data comes from three depths: surface depth, center, and near bottom of water. Based on the results of the research shows that the concentration of Pb in the dry season is higher than the rainy season and some have exceeded the quality standard which refers to Government Regulation no. 82 of 2001 on the Management of Water Quality and Control of Water Pollution for Pb metal by 0.03 mg/L. The supporting parameters in the analysis are DO, pH, TDS, temperature, turbidity, and hardness parameters. Based on the results of statistical analysis using PCA, the parameters that most influence the concentration of Pb heavy metals in the dry season are turbidity and temperature and rainy season is TDS.Keywords: Season, pb, pca, saguling reservoi
{"title":"Analisis Profil Konsentrasi Pb di Air Waduk Saguling","authors":"Ade Arinda, Eka Wardhani","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2509","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2509","url":null,"abstract":" ABSTRAKAir Waduk Saguling saat ini menunjukkan penurunan, baik secara kualitas maupun kuantitas akibat aktivitas manusia yang menghasilkan limbah rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, perikanan dan pertambangan. Salah satu pencemar di Waduk Saguling adalah logam berat. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsentrasi Pb di perairan Waduk Saguling pada musim yang berbeda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT Indonesia Power tahun 2008-2017. Data berasal dari tiga kedalaman yaitu kedalaman permukaan, tengah, dan dekat dasar perairan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Pb di musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan dan sebagian sudah melebihi baku mutu yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk logam Pb sebesar 0,03 mg/L. Parameter pendukung yang di analisis yaitu parameter DO, pH, TDS, suhu, kekeruhan, dan kesadahan. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan PCA, parameter yang paling mempengaruhi konsentrasi Pb di musim kemarau adalah kekeruhan dan suhu sedangkan musim hujan adalah TDS.Kata kunci: Musim, Pb, PCA, Waduk SagulingABSTRACTSaguling Water Reservoir currently shows a decline, both in quality and quantity due to human activities that produce domestic waste, industry, agriculture, livestock, fishery and mining. One of the pollutants in Saguling Reservoir is heavy metal. The research aims to analyze the concentration of Pb in the waters of Saguling Reservoir in different seasons. This research uses secondary data which is obtained from PT Indonesia Power in 2008-2017. The data comes from three depths: surface depth, center, and near bottom of water. Based on the results of the research shows that the concentration of Pb in the dry season is higher than the rainy season and some have exceeded the quality standard which refers to Government Regulation no. 82 of 2001 on the Management of Water Quality and Control of Water Pollution for Pb metal by 0.03 mg/L. The supporting parameters in the analysis are DO, pH, TDS, temperature, turbidity, and hardness parameters. Based on the results of statistical analysis using PCA, the parameters that most influence the concentration of Pb heavy metals in the dry season are turbidity and temperature and rainy season is TDS.Keywords: Season, pb, pca, saguling reservoi","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48465687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maria Inggrid, Yansen Hartanto, Jesslyn Fedora Widjaja
ABSTRAKBunga rosella mengandung senyawa bioaktif dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan alami, mampu menghambat radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya degeneratif sel dan penyakit lain. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi rosella terhadap aktivitas dan kadar antosianin. Manfaat penelitian ini adalah menerapkan hasil peneliti ekstraksi antioksidan pada rosella bagi dunia usaha. Metode penelitian terdiri dari persiapan bahan baku, ekstraksi antosianin dan analisis. Rosella yang telah dikeringkan diekstraksi masing-masing menggunakan campuran pelarut etanol:air dengan variasi 0:100, 50:50 dan 70:30 % v/v , ekstraksi dilakukan masing-masing pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C. Analisis kimia meliputi penentuan kadar antosianin dengan metode pH differensial, penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil). Hasil penelitian pada kondisi optimum ekstraksi adalah menggunakan pelarut etanol:air (50:50 v/v) pada temperatur 45 ˚C, kadar antosianin dan rendemen tertinggi masing-masing adalah 88,9 mg/L dan 53,2 %. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan dengan nilai IC50 yaitu 67,3 ppm. Penentuan kestabilan antosianin dilakukan dengan memberi perlakuan termal pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C, dari persamaan Arhenius diperoleh nilai energi aktivasi 18,3 kJ/mol.Kata Kunci: Rosella, ekstraksi, pelarut, temperatur, analisis, antioksidanABSTRACTRoselle contains bioactive compounds and has high quantity of anthocyanin. Anthocyanins, including flavonoid compounds that can be used as natural antioxidants, that has the ability to inhibit free radical reaction, in human body can prevent degenerative cell and various diseases. The objective of this research is to study the effect of solvent and temperature in a batch extraction of roselle to the anthocyanin product. The benefit of this research is to give the transfer of extraction product for the benefit of industry. Method used in this research consisting of the preparation of size reduction of roselle into smallest size followed by drying process, and extraction of roselle. Extraction can be done by two variables, namely ratio ethanol and water of 0:100 ; 50:50 ; 70:30 v/v respectively and temperature of 30oC, 45oC and 60oC. Analysis anthocyanin content was evaluated by the pH differential method, and the activity of antioxidant using a method of DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). The research results can be shown that the optimum condition of temperature 45oC and ethanol water ratio of 50:50 followed by total anthocyanin of 88.9 mg/L, and yield content of 53.2%. The highest antioxidant activity indicated by IC50 value of 67.3 mg/L. The effect of temperature in a batch extraction process followed Arrhenius equation with energy activation of 18.3 kJ/mol.Keywords: Roselle, extraction, solvent, temperature, analysis,
{"title":"Karakteristik Antioksidan pada Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)","authors":"Maria Inggrid, Yansen Hartanto, Jesslyn Fedora Widjaja","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2517","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2517","url":null,"abstract":"ABSTRAKBunga rosella mengandung senyawa bioaktif dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan alami, mampu menghambat radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya degeneratif sel dan penyakit lain. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi rosella terhadap aktivitas dan kadar antosianin. Manfaat penelitian ini adalah menerapkan hasil peneliti ekstraksi antioksidan pada rosella bagi dunia usaha. Metode penelitian terdiri dari persiapan bahan baku, ekstraksi antosianin dan analisis. Rosella yang telah dikeringkan diekstraksi masing-masing menggunakan campuran pelarut etanol:air dengan variasi 0:100, 50:50 dan 70:30 % v/v , ekstraksi dilakukan masing-masing pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C. Analisis kimia meliputi penentuan kadar antosianin dengan metode pH differensial, penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil). Hasil penelitian pada kondisi optimum ekstraksi adalah menggunakan pelarut etanol:air (50:50 v/v) pada temperatur 45 ˚C, kadar antosianin dan rendemen tertinggi masing-masing adalah 88,9 mg/L dan 53,2 %. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan dengan nilai IC50 yaitu 67,3 ppm. Penentuan kestabilan antosianin dilakukan dengan memberi perlakuan termal pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C, dari persamaan Arhenius diperoleh nilai energi aktivasi 18,3 kJ/mol.Kata Kunci: Rosella, ekstraksi, pelarut, temperatur, analisis, antioksidanABSTRACTRoselle contains bioactive compounds and has high quantity of anthocyanin. Anthocyanins, including flavonoid compounds that can be used as natural antioxidants, that has the ability to inhibit free radical reaction, in human body can prevent degenerative cell and various diseases. The objective of this research is to study the effect of solvent and temperature in a batch extraction of roselle to the anthocyanin product. The benefit of this research is to give the transfer of extraction product for the benefit of industry. Method used in this research consisting of the preparation of size reduction of roselle into smallest size followed by drying process, and extraction of roselle. Extraction can be done by two variables, namely ratio ethanol and water of 0:100 ; 50:50 ; 70:30 v/v respectively and temperature of 30oC, 45oC and 60oC. Analysis anthocyanin content was evaluated by the pH differential method, and the activity of antioxidant using a method of DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). The research results can be shown that the optimum condition of temperature 45oC and ethanol water ratio of 50:50 followed by total anthocyanin of 88.9 mg/L, and yield content of 53.2%. The highest antioxidant activity indicated by IC50 value of 67.3 mg/L. The effect of temperature in a batch extraction process followed Arrhenius equation with energy activation of 18.3 kJ/mol.Keywords: Roselle, extraction, solvent, temperature, analysis,","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42769241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPerpindahan massa merupakan salah satu fundamental penting yang harus dikuasai oleh seorang sarjana teknik kimia. Sublimasi, adsorbsi, serta pengeringan merupakan salah satu contoh penerapan dari perpindahan massa padat-dan gas di bidang Industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan kecepatan udara terhadap koefisien perpindahan massa padat - gas (sistem disk naftalen – udara) dalam sebuah kolom akrilik silinder. Penelitian dilakukan dengan metode observasi. Variasi yang digunakan untuk temperatur adalah 318K; 330K dan 348K dan untuk kecepatan alir udara adalah 1,840 m/s; 3,620 m/s; dan 4,980 m/s. Hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan udara dan suhu yang masuk ke dalam sistem kolom akan menyebabkan peningkatan nilai terhadap koefisien perpindahan massa padat-gas (KG).Kata kunci: Perpindahan Massa, Padat-Gas, Temperatur, Kecepatan UdaraABSTRACTMass transfer is one of the fundamental knowledge that must be mastered by a bachelor in chemical engineering. Sublimation, adsorption, and drying are examples of the application of solid-gas mass transfer in the industrial fields. The purpose of this study was to determine the effect of temperature and air velocity on the coefficient of solid - gas mass transfer (disc naphthalene-air system) in a cylindrical acrylic column. The air flow temperature used are 318K; 330K and 348K with the air velocity of 1,840 m/s; 3,620 m/ s; and 4,980 m/s. The research was done by observation method. The observation results show that the increase of air velocity and temperature entering the column system will cause the increase of value to the solid-gas mass transfer coefficient (KG)Keywords: Mass Transfer, Solid- Gas, Temperature, Air Velocity
质量抽象是化学工程师必须掌握的最重要的基础之一。升华、升华和干燥是工业中固体和气体流动的例子之一。本研究的目的是确定温度和空气速度对稠密质量转移系数的影响。这项研究是通过观察方法进行的。用于温度的变化为318K;330K和348K的空中流速是1840米/s;3,620 m / s;还有4980米/s。观测结果显示,进入柱系统的空气速度和温度的增加将导致固体质量传递系数的增加。关键字:质量位移、气态、温度、空气传播速度是化学工程中必须由一个单身汉主导的基本知识之一。子、处理和干燥都是工业化领域中固体气体转移的应用。这项研究的目的是确定固体气体转移对温度和水的影响。高空温度是318K;330K和348K的速度为1840米/s;3620米/ s;和4980米/s。这个研究是由观测方法完成的。天文台的结果表明,水速度和温度的增加将导致其增加到真正的气体质量转移coef可信的事实事实:质量转移,固体——气体,温度,水velocity
{"title":"Pengaruh Kecepatan Alir Udara dan Temperatur Terhadap Perpindahan Massa Padat dan Gas (Disk Naftalen-Udara) Dalam Sistem Kolom Akrilik","authors":"Hadyan Hilman Radifan, L. Lindawati","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2515","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2515","url":null,"abstract":"ABSTRAKPerpindahan massa merupakan salah satu fundamental penting yang harus dikuasai oleh seorang sarjana teknik kimia. Sublimasi, adsorbsi, serta pengeringan merupakan salah satu contoh penerapan dari perpindahan massa padat-dan gas di bidang Industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan kecepatan udara terhadap koefisien perpindahan massa padat - gas (sistem disk naftalen – udara) dalam sebuah kolom akrilik silinder. Penelitian dilakukan dengan metode observasi. Variasi yang digunakan untuk temperatur adalah 318K; 330K dan 348K dan untuk kecepatan alir udara adalah 1,840 m/s; 3,620 m/s; dan 4,980 m/s. Hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan udara dan suhu yang masuk ke dalam sistem kolom akan menyebabkan peningkatan nilai terhadap koefisien perpindahan massa padat-gas (KG).Kata kunci: Perpindahan Massa, Padat-Gas, Temperatur, Kecepatan UdaraABSTRACTMass transfer is one of the fundamental knowledge that must be mastered by a bachelor in chemical engineering. Sublimation, adsorption, and drying are examples of the application of solid-gas mass transfer in the industrial fields. The purpose of this study was to determine the effect of temperature and air velocity on the coefficient of solid - gas mass transfer (disc naphthalene-air system) in a cylindrical acrylic column. The air flow temperature used are 318K; 330K and 348K with the air velocity of 1,840 m/s; 3,620 m/ s; and 4,980 m/s. The research was done by observation method. The observation results show that the increase of air velocity and temperature entering the column system will cause the increase of value to the solid-gas mass transfer coefficient (KG)Keywords: Mass Transfer, Solid- Gas, Temperature, Air Velocity","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46281221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKRuang terbuka publik di kawasan kampus itenas terbentuk dari pola tatanan massa yang dapat bersifat katalisator bagi perkembangan interaksi dan komunitas civitas akademika.. Interaksi antar civitas akademika dapat terjadi karena kenyamanan beraktifitas. Ruang yang responsif terhadap aktifitas memiliki kriteria, salah satunya dalam kenyamanan spatial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial di ruang terbuka publik itenas. Pendekatan penelitian menggunakan metoda kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi di periode waktu tertentu. Metoda analisis menggunakan metoda deskriptif. Hasil penelitian teridentifikasi hanya beberapa tempat yang menjadi titik kumpul mahasiswa dengan kenyamanan spatial tercapai dengan alasan tempat tersebut masuk kategori area teduh dan nyaman. Walaupun dari sisi elemen publik space di beberapa tempat belum terlengkapi namun mahasiswa dapat menggunakan elemen lain untuk mendukung aktifitasnya.Kata kunci: Sustainable Site, ruang terbuka publik kampus, kenyamanan spasial, Itenas.ABSTRACTPublic open space in the campus area is formed from the pattern of building order that can be a catalyst for the development of interaction and community academic community. Interaction among academic community can occur because of the convenience of activity. Space that is responsive to activity has criteria, one of which is in spatial comfort. This study aims to identify the spatial comfort in public space itenas. The research approach uses qualitative method with data retrieval through observation, questionnaire and documentation in certain time period. The method of analysis using descriptive method. The results of the study identified only a few places that became a student gathering point with the spatial comfort is achieved by reason of the place into the category of shady areas and comfortable. Although in terms of elements of public space in some places have not been completed but students can use other elements to support theirs activities.Keywords: Sustainable Site, Public open space in campus, spatial comfort, Itenas.
{"title":"Sustainable Site : Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung","authors":"Dwi Kustianingrum, Eka Virdianti, Dian Duhita Permata","doi":"10.26760/jrh.v2i2.2398","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/jrh.v2i2.2398","url":null,"abstract":"ABSTRAKRuang terbuka publik di kawasan kampus itenas terbentuk dari pola tatanan massa yang dapat bersifat katalisator bagi perkembangan interaksi dan komunitas civitas akademika.. Interaksi antar civitas akademika dapat terjadi karena kenyamanan beraktifitas. Ruang yang responsif terhadap aktifitas memiliki kriteria, salah satunya dalam kenyamanan spatial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial di ruang terbuka publik itenas. Pendekatan penelitian menggunakan metoda kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi di periode waktu tertentu. Metoda analisis menggunakan metoda deskriptif. Hasil penelitian teridentifikasi hanya beberapa tempat yang menjadi titik kumpul mahasiswa dengan kenyamanan spatial tercapai dengan alasan tempat tersebut masuk kategori area teduh dan nyaman. Walaupun dari sisi elemen publik space di beberapa tempat belum terlengkapi namun mahasiswa dapat menggunakan elemen lain untuk mendukung aktifitasnya.Kata kunci: Sustainable Site, ruang terbuka publik kampus, kenyamanan spasial, Itenas.ABSTRACTPublic open space in the campus area is formed from the pattern of building order that can be a catalyst for the development of interaction and community academic community. Interaction among academic community can occur because of the convenience of activity. Space that is responsive to activity has criteria, one of which is in spatial comfort. This study aims to identify the spatial comfort in public space itenas. The research approach uses qualitative method with data retrieval through observation, questionnaire and documentation in certain time period. The method of analysis using descriptive method. The results of the study identified only a few places that became a student gathering point with the spatial comfort is achieved by reason of the place into the category of shady areas and comfortable. Although in terms of elements of public space in some places have not been completed but students can use other elements to support theirs activities.Keywords: Sustainable Site, Public open space in campus, spatial comfort, Itenas.","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48987633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKSungai Segah adalah salah satu sungai terbesar yang berada di Kabupaten Berau. Sungai Segah membentang dari hulu Kecamatan Segah dan bertemu dengan Sungai Kelay tepat di jantung kota Tanjung Redeb pusat pemerintahan Kabupaten Berau. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kontaminasi sedimen oleh pencemaran logam berat Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn. Sedimen merupakan tempat akumulasi logam berat dalam ekosistem perairan. Sedimen merupakan tempat akumulasi logam berat dalam ekosistem perairan. Logam berat akan terlepas dan menjadi sumber pencemaran di perairan tersebut. Sedimen memegang peranan penting dalam pergerakan dan akumulasi logam berat yang berpotensi menimbulkan dampak toksisitas terhadap biota. Metode penelitian menggunakan contamination Factor, diharapkan dapat memberi gambaran nyata mengenai pencemaran lima logam berat yaitu Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn yang terjadi sehingga dapat memberikan masukan untuk pengelola sungai dalam mengambil langkah pengendalian pencemaran air yang tepat. Berdasarakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi lima logam berat yaitu Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn yang terkandung di Sungai Segah masih memenuhi bakumutu berdasarkan ANZECC, 1995. Berdasarkan penilaian kualitas sedimen Sungai Segah dengan menggunakan metode Cf dinyatakan bahwa sedimen telah tercemar oleh logam berat terutama Cd dengan katagori tercemar sangat berat. Sumber logam berat Cd dan logam berat lainnya diprediksi berasal dari aktivitas pertambangan di DAS Segah. Diperlukan upaya pengendalian pencemaran dari sumbernya supaya pencemaran sedimen di sungai ini tidak menimbulkan dampak lebih lanjut.Kata Kunci: Berau, Contamination Factor, Segah, SedimenABSTRACTSegah River is one of the largest rivers located in Berau District. Segah River stretches from upstream of Segah District and meets Kelay River right in the heart of Tanjung Redeb district of Berau District Government. This study aims to assess the level of sediment contamination by heavy metal pollution Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn. Sediments are places of heavy metal accumulation in aquatic ecosystems. Sediments are places of heavy metal accumulation in aquatic ecosystems. Heavy metal will be released and become a source of pollution in these waters. Sediments play an important role in the movement and accumulation of heavy metals that could potentially impact toxicity to biota. The research method using contamination Factor is expected to give a real picture of the contamination of five heavy metals that Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn that occur so as to provide input for river managers in taking appropriate water pollution control measures. Based on the result of the research, it can be concluded that the concentration of five heavy metals of Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn contained in Segah River still fulfill stream standard based on ANZECC, 1995. Based on the assessment of Segah River sediment quality using Cf method it is stated that sediment has been contaminated by heavy metal especially Cd
{"title":"Analisis Kualitas Sedimen Sungai Segah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Utara","authors":"Eka Wardhani, Lina Apriyanti Sulistiowati","doi":"10.26760/JRH.V2I2.2392","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I2.2392","url":null,"abstract":"ABSTRAKSungai Segah adalah salah satu sungai terbesar yang berada di Kabupaten Berau. Sungai Segah membentang dari hulu Kecamatan Segah dan bertemu dengan Sungai Kelay tepat di jantung kota Tanjung Redeb pusat pemerintahan Kabupaten Berau. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kontaminasi sedimen oleh pencemaran logam berat Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn. Sedimen merupakan tempat akumulasi logam berat dalam ekosistem perairan. Sedimen merupakan tempat akumulasi logam berat dalam ekosistem perairan. Logam berat akan terlepas dan menjadi sumber pencemaran di perairan tersebut. Sedimen memegang peranan penting dalam pergerakan dan akumulasi logam berat yang berpotensi menimbulkan dampak toksisitas terhadap biota. Metode penelitian menggunakan contamination Factor, diharapkan dapat memberi gambaran nyata mengenai pencemaran lima logam berat yaitu Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn yang terjadi sehingga dapat memberikan masukan untuk pengelola sungai dalam mengambil langkah pengendalian pencemaran air yang tepat. Berdasarakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi lima logam berat yaitu Cr, Cu, Cd, Pb, dan Zn yang terkandung di Sungai Segah masih memenuhi bakumutu berdasarkan ANZECC, 1995. Berdasarkan penilaian kualitas sedimen Sungai Segah dengan menggunakan metode Cf dinyatakan bahwa sedimen telah tercemar oleh logam berat terutama Cd dengan katagori tercemar sangat berat. Sumber logam berat Cd dan logam berat lainnya diprediksi berasal dari aktivitas pertambangan di DAS Segah. Diperlukan upaya pengendalian pencemaran dari sumbernya supaya pencemaran sedimen di sungai ini tidak menimbulkan dampak lebih lanjut.Kata Kunci: Berau, Contamination Factor, Segah, SedimenABSTRACTSegah River is one of the largest rivers located in Berau District. Segah River stretches from upstream of Segah District and meets Kelay River right in the heart of Tanjung Redeb district of Berau District Government. This study aims to assess the level of sediment contamination by heavy metal pollution Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn. Sediments are places of heavy metal accumulation in aquatic ecosystems. Sediments are places of heavy metal accumulation in aquatic ecosystems. Heavy metal will be released and become a source of pollution in these waters. Sediments play an important role in the movement and accumulation of heavy metals that could potentially impact toxicity to biota. The research method using contamination Factor is expected to give a real picture of the contamination of five heavy metals that Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn that occur so as to provide input for river managers in taking appropriate water pollution control measures. Based on the result of the research, it can be concluded that the concentration of five heavy metals of Cr, Cu, Cd, Pb, and Zn contained in Segah River still fulfill stream standard based on ANZECC, 1995. Based on the assessment of Segah River sediment quality using Cf method it is stated that sediment has been contaminated by heavy metal especially Cd ","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46092259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKKajian perhitungan daya tampung Sungai Citarik diharapkan menjadi data/informasi yang diperlukan dalam menganalisis kebijakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Sungai Citarik merupakan sungai lintas kabupaten. Maksud dilaksanakannya penelitian ini yaitu mendapatkan data gambaran hasil perhitungan tampung beban pencemaran untuk parameter BOD dan COD. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: mendapatkan angka DTBP (daya tampung beban pencemaran) Sungai Citarik; memperoleh angka jumlah beban pencemar yang harus dikurangi dari masing-masing sumber pencemar agar kualitas air Sungai Citarik memenuhi kelas air yang ditetapkan DTBP nya; dan mencari berbagai pilihan kebijakan untuk menurunkan beban pencemaran dan dampaknya. Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Citarik di DAS Citarik yang berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Citarik telah tercemar hal ini terlihat dari beberapa parameter seperti: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrat, Krom heksavalen, Tembaga, Nitrit, Klorin Bebas, Sulfida, Detergen MBAS, Total Colli dan Fecal Coli yang tidak memenuhi baku mutu. Ditinjau dari status mutu air Sungai Citarik termasuk katagori tercemar sedang sampai dengan berat. Kehadiran beberapa jenis logam berat di Sungai Citarik harus diwaspadai mengingat sifat dari logam yang, persistent, toksik, dan bersifat bioakumulasi.Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa daya tampung beban pencemaran air Sungai Citarik untuk parameter BOD dan COD sudah jauh terlampaui.Kata Kunci: Sungai Citarik, Daya Tampung, Beban PencemaranABSTRACTThe Citarik River capacity calculation study is expected to be the data / information needed in analyzing water quality management and water pollution control policies. Citarik River is a crossdistrict river. The purpose of this research is to obtain the image of the calculation result of load pollution load for BOD and COD parameters. The purpose of this research is to obtain DTBP number (pollution load capacity) of Citarik River; obtain the number of polluted loads to be reduced from each pollutant source so that the water quality of the Citarik River meets the water class set by its DTBP; and look for policy options to reduce pollution loads and their impacts. Based on the calculation of pollution load capacity of Citarik River in Citarik River Basin located in 3 regencies of Bandung, Sumedang, and Garut Regency shows that the water quality of Citarik River has been polluted this can be seen from several parameters such as: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrates, Chromium hexavalent, Copper, Nitrite, Chlorine Free, Sulfide, MBAS Detergent, Total Colli and Fecal Coli that do not meet the quality standard. Viewed from the status of Citarik River water quality including the category of moderate to severe pollution. The presence of some heavy metals in the Citarik River should be cautioned given the nature of the metal that is,
Citarik河容量计算分析分析水质量管理政策和水污染控制所需的数据/信息。Citarik河是一条支流。开展这项研究的目的是为BOD和鳕鱼参数获取污染负载收集数据数据。本研究的目标是:获得Citarik river的DTBP(污染载荷集量);获得了必须从每一个污染源中减去的污染物负重数字,以便Citarik河水的质量符合其DTBP指定的水位;并寻求各种政策选择来减少污染及其影响。基于结果计算容量的Citarik河Citarik河流域污染负荷在三县万隆、Sumedang县和加鲁特表明Citarik河的水质已经污染了这看起来的一些参数,如:TDS, TSS BOD,鳕鱼,天一亮,六价铬、铜、亚硝酸盐、自由氯硫化物,洗涤剂MBAS,完全柯林斯和Fecal不符合质量标准的胸罩。从柑橘河的水质状况来看,水质处于严重污染的状态。考虑到这种金属、持续性、毒性和生物积累的性质,柑环河中存在着几种重金属,我们必须意识到它们的存在。根据计算结果,BOD和鳕鱼参数的Citarik河流污染的容量明显超过了。关键词:Citarik River,承载能力,污染负担。Citarik River capacity calculation研究预计将需要数据/信息进行分析水优质管理和水污染控制政策。Citarik河是一个十字区河。这项研究的目的是向BOD和发送parameters的计算结果表明。这项研究的目的是确定Citarik河的d %;从每一种多变的源头中被遗漏的圆点是这样的:Citarik河的水质量与其DTBP所列的水层分开;寻找减少污染的政策选择。calculation》改编自污染加载capacity of Citarik河在Citarik河盆地的定位在3 regencies万隆,Sumedang和加鲁特丽晶节目出来那Citarik河之水质量已经从好几个parameters polluted这个可以看到这样的美国:TDS, TSS BOD,鳕鱼,天一亮,Nitrates铬hexavalent Nitrite,铜是氯(Free Sulfide, MBAS Detergent,总共柯林斯和Fecal那不要满足质量标准的大肠杆菌。从城市河流水质的状态来看,包括对温和污染的偏爱。在花旗河上,某些重金属的存在应该赋予金属的本质,即存在、有毒、有毒和生物活性。基于计算结果的计算表明,水的污染加载了Citarik河的船运量,鳕鱼的价格远远超过。Citarik River, Capacity, Pollution Load
{"title":"Kajian Daya Tampung Sungai Citarik Provinsi Jawa Barat","authors":"E. Wardhani, Lina Apriyanti Sulistiowati","doi":"10.26760/jrh.v2i2.2393","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/jrh.v2i2.2393","url":null,"abstract":"ABSTRAKKajian perhitungan daya tampung Sungai Citarik diharapkan menjadi data/informasi yang diperlukan dalam menganalisis kebijakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Sungai Citarik merupakan sungai lintas kabupaten. Maksud dilaksanakannya penelitian ini yaitu mendapatkan data gambaran hasil perhitungan tampung beban pencemaran untuk parameter BOD dan COD. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: mendapatkan angka DTBP (daya tampung beban pencemaran) Sungai Citarik; memperoleh angka jumlah beban pencemar yang harus dikurangi dari masing-masing sumber pencemar agar kualitas air Sungai Citarik memenuhi kelas air yang ditetapkan DTBP nya; dan mencari berbagai pilihan kebijakan untuk menurunkan beban pencemaran dan dampaknya. Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Citarik di DAS Citarik yang berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Citarik telah tercemar hal ini terlihat dari beberapa parameter seperti: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrat, Krom heksavalen, Tembaga, Nitrit, Klorin Bebas, Sulfida, Detergen MBAS, Total Colli dan Fecal Coli yang tidak memenuhi baku mutu. Ditinjau dari status mutu air Sungai Citarik termasuk katagori tercemar sedang sampai dengan berat. Kehadiran beberapa jenis logam berat di Sungai Citarik harus diwaspadai mengingat sifat dari logam yang, persistent, toksik, dan bersifat bioakumulasi.Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa daya tampung beban pencemaran air Sungai Citarik untuk parameter BOD dan COD sudah jauh terlampaui.Kata Kunci: Sungai Citarik, Daya Tampung, Beban PencemaranABSTRACTThe Citarik River capacity calculation study is expected to be the data / information needed in analyzing water quality management and water pollution control policies. Citarik River is a crossdistrict river. The purpose of this research is to obtain the image of the calculation result of load pollution load for BOD and COD parameters. The purpose of this research is to obtain DTBP number (pollution load capacity) of Citarik River; obtain the number of polluted loads to be reduced from each pollutant source so that the water quality of the Citarik River meets the water class set by its DTBP; and look for policy options to reduce pollution loads and their impacts. Based on the calculation of pollution load capacity of Citarik River in Citarik River Basin located in 3 regencies of Bandung, Sumedang, and Garut Regency shows that the water quality of Citarik River has been polluted this can be seen from several parameters such as: TDS, TSS, BOD, COD, DO, Nitrates, Chromium hexavalent, Copper, Nitrite, Chlorine Free, Sulfide, MBAS Detergent, Total Colli and Fecal Coli that do not meet the quality standard. Viewed from the status of Citarik River water quality including the category of moderate to severe pollution. The presence of some heavy metals in the Citarik River should be cautioned given the nature of the metal that is, ","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47267338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKSungai Cisangkuy merupakan bagian dari anak sungai Citarum Hulu yang terdapat di kawasan Cekungan Bandung, yang melewati wilayah administrasi Kabupaten Bandung. Aktivitas manusia seperti kegiatan pertanian mempengaruhi kualitas air yaitu berpotensi memberikan beban pencemaran BOD, TSS, Total N dan Total P di Sungai Cisangkuy. Penelitian tentang beban pencemaran dilakukan karena tidak tersedianya informasi mengenai daya tampung beban pencemaran dari sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy, sehingga melalui penelitian ini akan diketahui besaran beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy khususnya dari sektor pertanian. Analisis kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran. Perhitungan potensi beban pencemaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan faktor emisi. Beban pencemaran eksisting kemudian dibandingkan dengan beban pencemaran maksimum yang digunakan sebagai baku mutu daya tampung beban pencemaran sungai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa trend pencemaran sungai Cisangkuy cenderung meningkat dari tahun 2012-2015. Indeks Pencemaran Sungai Cisangkuy masuk dalam kategori Cemar Sedang dengan nilai 7,07, dan beban pencemaran total dari sektor pertanian bernilai 1,55 ton/hari.Kata kunci: Cisangkuy, Indeks Pencemaran, Pertanian, Beban PencemaranABSTRACTCisangkuy River is part of the upstream Citarum tributary in the area of Bandung Basin, which passes the administrative area of Bandung regency. Human activities such as agricultural activities affect the quality of water that potentially provide pollution load BOD, TSS, Total N and Total P in the Cisangkuy River. Research on pollution load is needed because the inavailability of information about pollution load capacity from agriculture sector. This study aims to determine the amount of pollution load being discharged into the Cisangkuy River from agricultural sector. Water quality analysis is done by using pollution index method. Calculation of potential pollution load is done by using the emission factor approach. Existing pollution loads are then compared with the maximum pollution loads used as the quality standard of river pollution load capacity. The results show that pollution of the river Cisangkuy tends to increase from the year 2012-2015. The Cisangkuy River Pollution Index is categorized as 7.07, and the total pollution load from the agricultural sector is 1.55 tons / day.Keywords: Cisangkuy, Pollution Index, Agricultural, Pollutant Load
{"title":"Kajian Perhitungan Beban Pencemaran Sungai Cisangkuy di Cekung Bandung dari Sektor Pertanian","authors":"Hisky Robinson Sampe, Iwan Juwana, Dyah Marganingrum","doi":"10.26760/JRH.V2I2.2395","DOIUrl":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I2.2395","url":null,"abstract":"ABSTRAKSungai Cisangkuy merupakan bagian dari anak sungai Citarum Hulu yang terdapat di kawasan Cekungan Bandung, yang melewati wilayah administrasi Kabupaten Bandung. Aktivitas manusia seperti kegiatan pertanian mempengaruhi kualitas air yaitu berpotensi memberikan beban pencemaran BOD, TSS, Total N dan Total P di Sungai Cisangkuy. Penelitian tentang beban pencemaran dilakukan karena tidak tersedianya informasi mengenai daya tampung beban pencemaran dari sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy, sehingga melalui penelitian ini akan diketahui besaran beban pencemaran yang masuk ke Sungai Cisangkuy khususnya dari sektor pertanian. Analisis kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran. Perhitungan potensi beban pencemaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan faktor emisi. Beban pencemaran eksisting kemudian dibandingkan dengan beban pencemaran maksimum yang digunakan sebagai baku mutu daya tampung beban pencemaran sungai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa trend pencemaran sungai Cisangkuy cenderung meningkat dari tahun 2012-2015. Indeks Pencemaran Sungai Cisangkuy masuk dalam kategori Cemar Sedang dengan nilai 7,07, dan beban pencemaran total dari sektor pertanian bernilai 1,55 ton/hari.Kata kunci: Cisangkuy, Indeks Pencemaran, Pertanian, Beban PencemaranABSTRACTCisangkuy River is part of the upstream Citarum tributary in the area of Bandung Basin, which passes the administrative area of Bandung regency. Human activities such as agricultural activities affect the quality of water that potentially provide pollution load BOD, TSS, Total N and Total P in the Cisangkuy River. Research on pollution load is needed because the inavailability of information about pollution load capacity from agriculture sector. This study aims to determine the amount of pollution load being discharged into the Cisangkuy River from agricultural sector. Water quality analysis is done by using pollution index method. Calculation of potential pollution load is done by using the emission factor approach. Existing pollution loads are then compared with the maximum pollution loads used as the quality standard of river pollution load capacity. The results show that pollution of the river Cisangkuy tends to increase from the year 2012-2015. The Cisangkuy River Pollution Index is categorized as 7.07, and the total pollution load from the agricultural sector is 1.55 tons / day.Keywords: Cisangkuy, Pollution Index, Agricultural, Pollutant Load","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41612007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}