Pub Date : 2019-12-30DOI: 10.33387/josae.v2i2.1446
Muhammad Taufiq Yudha Saputra
Berdasarkan Literatur Pusat Penelitan dan Bangunan (Puslitbang) Pemukiman tahun 2013, kriteria kerusakan bangunan sederhana akibat gempa bumi dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai kriteria kerusakan bangunan sederhana dan mengidentifikasi kategori kerusakan bangunan rumah tinggal sederhana di Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaaan dari obyek/subyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah Desa Liboba Hijrah dan Desa Yomen Kec. Kepulauan Joronga serta Desa Sekely Kec. Gane Barat Selatan. Subyek Penelitian ini adalah masyarakat dan rumah yang yang terkena dampak gempa bumi. Jumlah sampel yaitu 100 responden yang terdiri 50 orang masyarakat dan 50 unit rumah. Teknik pengambilan data adalah wawancara dan kuesioner lalu di analisis dengan metode analisis data kuantitatif. Hasil analisa diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap kriteria kerusakan rumah tinggal untuk kategori rusak ringan adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu sebesar 39,67%, kategori rusak sedang adalah jawaban tertinggi Tahu sebesar 48,00%, kategori rusak berat adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu sebesar 42,67%, sedangkan hasil identifikasi Kerusakan Rumah Tinggal/Sederhana diperoleh bahwa kategori rusak ringan sebesar 36,00% (18 rumah), rusak sedang sebesar 28,00% (14 rumah), dan rusak berat sebesar 36,00% (18 rumah).
{"title":"EVALUASI KERUSAKAN BANGUNAN SEDERHANA AKIBAT GEMPA BUMI DI HALMAHERA SELATAN Muhammad Taufiq Yuda Saputraa*,","authors":"Muhammad Taufiq Yudha Saputra","doi":"10.33387/josae.v2i2.1446","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/josae.v2i2.1446","url":null,"abstract":"Berdasarkan Literatur Pusat Penelitan dan Bangunan (Puslitbang) Pemukiman tahun 2013, kriteria kerusakan bangunan sederhana akibat gempa bumi dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai kriteria kerusakan bangunan sederhana dan mengidentifikasi kategori kerusakan bangunan rumah tinggal sederhana di Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaaan dari obyek/subyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah Desa Liboba Hijrah dan Desa Yomen Kec. Kepulauan Joronga serta Desa Sekely Kec. Gane Barat Selatan. Subyek Penelitian ini adalah masyarakat dan rumah yang yang terkena dampak gempa bumi. Jumlah sampel yaitu 100 responden yang terdiri 50 orang masyarakat dan 50 unit rumah. Teknik pengambilan data adalah wawancara dan kuesioner lalu di analisis dengan metode analisis data kuantitatif. Hasil analisa diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap kriteria kerusakan rumah tinggal untuk kategori rusak ringan adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu sebesar 39,67%, kategori rusak sedang adalah jawaban tertinggi Tahu sebesar 48,00%, kategori rusak berat adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu sebesar 42,67%, sedangkan hasil identifikasi Kerusakan Rumah Tinggal/Sederhana diperoleh bahwa kategori rusak ringan sebesar 36,00% (18 rumah), rusak sedang sebesar 28,00% (14 rumah), dan rusak berat sebesar 36,00% (18 rumah).","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80669221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jalan adalah infrastruktur transportasi darat yang sangat penting dalam memfasilitasi kegiatan hubungan ekonomi, baik antara satu kota dan kota lain, serta antara kota dan desa dan antara satu desa dengan desa lainnya. Kabupaten Halmahera Barat memiliki peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat, dengan meningkatnya mobilitas fisik dan sosial masyarakat. Berdasarkan pengamatan awal di kabupaten Halmahera Barat, penulis menemukan beberapa kondisi jalan rusak dengan berbagai jenis kerusakan. Dari kerusakan yang ditemukan di awal pengamatan, jenis dan tingkat kerusakan yang diamati dapat diidentifikasi dengan metode penelitian Pavement Condition Index (PCI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerusakan pada jalan Sidangoli-Jailolo di kabupaten Halmahera Barat dan untuk mendapatkan informasi prioritas untuk penanganan kerusakan jalan berdasarkan metode PCI.Penelitian ini adalah penelitian survei dan studi literatur, dimana penulis melakukan survei terhadap kondisi kerusakan jalan di sepanjang Sidangoli-Jailolo dan melakukan studi literatur untuk menjawab masalah yang ada menggunakan metode PCI.Hasil penelitian pada ruas jalan Sidangoli - Jailolo didasarkan pada metode PCI, dengan persentase kerusakan pada jenis kerusakan kulit buaya 7,67%, tenggelam 9,37%, retakan tepi 3,63%, jalur / bahu turun 1,13% retakan memanjang / melintang 1,39%, tambalan digali 0,03%, agregat licin 4,34%, Lubang 9,38%, retakan selip 0,40%, pengembangan rata atau 0,25%, Pelapukan dan butiran longgar 1,95%. Berdasarkan analisis metode perhitungan PCI, kondisi jalan dalam beberapa kategori termasuk kondisi sempurna di STA 3 + 000-4 + 000, 20 + 000-21 + 000 dan 29 + 000-30 + 000, kondisi sangat baik di STA 0+ 000-1 + 000, dan 7 + 000-8 + 000, kondisi baik di STA 4 + 000-5 + 000, 9 + 000-11 + 000, 12 + 000 - 14 + 000 dan 15 + 000-16 + 000, 23 + 000-25 + 000 kondisi sedang di STA 1 + 000- 3 + 000, 6 + 000-7 + 000, 8 + 000- 9 + 000, 14 + 000 -15 + 000, 16 + 000 -1-17 + 000, 22 + 000- 23 + 000, 26 + 000-27 + 000 kondisi buruk di STA 5 + 000 -6 + 000, 11 + 000- 12 + 000, 19 + 000- 20 + 000, 21 + 000- 22 +000, kondisinya sangat buruk di STA 17 + 000-18 + 000 dan 27 + 000-28 + 000, dan dengan kondisi gagal pada 18 + 000 -19 + 000, 25 + 000-26 + 000, ini membuktikan bahwa tidak ada pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh instansi terkait yang memiliki wewenang untuk mempertahankan jalan ini.10%.
{"title":"IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN SIDANGOLI-JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)","authors":"Chairul Anwar, M. T. Y. Saputra","doi":"10.3387/JOSAE.V2I2.1461","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I2.1461","url":null,"abstract":"Jalan adalah infrastruktur transportasi darat yang sangat penting dalam memfasilitasi kegiatan hubungan ekonomi, baik antara satu kota dan kota lain, serta antara kota dan desa dan antara satu desa dengan desa lainnya. Kabupaten Halmahera Barat memiliki peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat, dengan meningkatnya mobilitas fisik dan sosial masyarakat. Berdasarkan pengamatan awal di kabupaten Halmahera Barat, penulis menemukan beberapa kondisi jalan rusak dengan berbagai jenis kerusakan. Dari kerusakan yang ditemukan di awal pengamatan, jenis dan tingkat kerusakan yang diamati dapat diidentifikasi dengan metode penelitian Pavement Condition Index (PCI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerusakan pada jalan Sidangoli-Jailolo di kabupaten Halmahera Barat dan untuk mendapatkan informasi prioritas untuk penanganan kerusakan jalan berdasarkan metode PCI.Penelitian ini adalah penelitian survei dan studi literatur, dimana penulis melakukan survei terhadap kondisi kerusakan jalan di sepanjang Sidangoli-Jailolo dan melakukan studi literatur untuk menjawab masalah yang ada menggunakan metode PCI.Hasil penelitian pada ruas jalan Sidangoli - Jailolo didasarkan pada metode PCI, dengan persentase kerusakan pada jenis kerusakan kulit buaya 7,67%, tenggelam 9,37%, retakan tepi 3,63%, jalur / bahu turun 1,13% retakan memanjang / melintang 1,39%, tambalan digali 0,03%, agregat licin 4,34%, Lubang 9,38%, retakan selip 0,40%, pengembangan rata atau 0,25%, Pelapukan dan butiran longgar 1,95%. Berdasarkan analisis metode perhitungan PCI, kondisi jalan dalam beberapa kategori termasuk kondisi sempurna di STA 3 + 000-4 + 000, 20 + 000-21 + 000 dan 29 + 000-30 + 000, kondisi sangat baik di STA 0+ 000-1 + 000, dan 7 + 000-8 + 000, kondisi baik di STA 4 + 000-5 + 000, 9 + 000-11 + 000, 12 + 000 - 14 + 000 dan 15 + 000-16 + 000, 23 + 000-25 + 000 kondisi sedang di STA 1 + 000- 3 + 000, 6 + 000-7 + 000, 8 + 000- 9 + 000, 14 + 000 -15 + 000, 16 + 000 -1-17 + 000, 22 + 000- 23 + 000, 26 + 000-27 + 000 kondisi buruk di STA 5 + 000 -6 + 000, 11 + 000- 12 + 000, 19 + 000- 20 + 000, 21 + 000- 22 +000, kondisinya sangat buruk di STA 17 + 000-18 + 000 dan 27 + 000-28 + 000, dan dengan kondisi gagal pada 18 + 000 -19 + 000, 25 + 000-26 + 000, ini membuktikan bahwa tidak ada pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh instansi terkait yang memiliki wewenang untuk mempertahankan jalan ini.10%.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73825641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk PLTMH yaitu sungai. Di Kabupaten Halmahera Timur, dimana Kabupaten ini adalah merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Hal ini merupakan potensi energi listrik yang bagus untuk pembangunan di daerah pedesahan, seperti di Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini menggunakan metode distribusi frekuensi dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, dan metode Mononobe untuk menghitung debit banjir. Metode Flow Characteristic untuk menghitung debit andalan dan metode Terzaghi untuk menghitung kapasitas daya dukung tanah. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan debit sungai yang tersedia pada PLTMH desa Binagara Qsungai = 0,66 m3/det dengan debit andalan Qandalan = 0,64 m3/det dan tinggi jatuh efektif (Head) H= 8 meter dengan besar daya yang dibangkitkan Pnet = 16,23 kW. Konstruksi sipil yang didesain adalah Bendung/Dam dengan Be = 9,14 m, H = 1,00 m dan Tinggi Muka air banjir di udik (He) = 5,00 m, untuk dimensi lubang intake adalah b = 2 m dan a = 1,20 m. Desain saluran pengendap dengan volume lumpur sebesar 698.36 m3 periode pengurasan 7 hari, dimensi saluran L = 34 m dan B = 4 m. Desain diameter pipa pesat (Penstock) adalah d = 0,8 m dengan kecepatan 4,59 m3/det. Untuk desain pondasi telapak kapasitas dukung ultimit tanah (qu) = 10,81 kg/m2 dan faktor keamanan (qa) 3,60 kg/m2. Jumlah rumah yang teraliri listrik sebanyak 129 rumah.
{"title":"PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO DESA BINAGARA KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR","authors":"Zulkarnain K. Misbah, Edward Rizky Ahadian","doi":"10.3387/JOSAE.V2I2.1403","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I2.1403","url":null,"abstract":"Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk PLTMH yaitu sungai. Di Kabupaten Halmahera Timur, dimana Kabupaten ini adalah merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Hal ini merupakan potensi energi listrik yang bagus untuk pembangunan di daerah pedesahan, seperti di Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini menggunakan metode distribusi frekuensi dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, dan metode Mononobe untuk menghitung debit banjir. Metode Flow Characteristic untuk menghitung debit andalan dan metode Terzaghi untuk menghitung kapasitas daya dukung tanah. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan debit sungai yang tersedia pada PLTMH desa Binagara Qsungai = 0,66 m3/det dengan debit andalan Qandalan = 0,64 m3/det dan tinggi jatuh efektif (Head) H= 8 meter dengan besar daya yang dibangkitkan Pnet = 16,23 kW. Konstruksi sipil yang didesain adalah Bendung/Dam dengan Be = 9,14 m, H = 1,00 m dan Tinggi Muka air banjir di udik (He) = 5,00 m, untuk dimensi lubang intake adalah b = 2 m dan a = 1,20 m. Desain saluran pengendap dengan volume lumpur sebesar 698.36 m3 periode pengurasan 7 hari, dimensi saluran L = 34 m dan B = 4 m. Desain diameter pipa pesat (Penstock) adalah d = 0,8 m dengan kecepatan 4,59 m3/det. Untuk desain pondasi telapak kapasitas dukung ultimit tanah (qu) = 10,81 kg/m2 dan faktor keamanan (qa) 3,60 kg/m2. Jumlah rumah yang teraliri listrik sebanyak 129 rumah.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87370960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bendi merupakan non-motorized transport yang memiliki keuntungan sejalan dengan prinsip sustainable city. Di Ternate, transportasi publik yang bersifat sebagai paratransit adalah bendi dan merupakan transportasi yang ramah lingkungan, dan membawa penumpang memiliki beberapa keuntungan seperti harga yang relatif terjangkau, penetrasi spasial yang kuat, bebas polusi, atraktif secara pariwisata, memiliki nilai budaya dan berperan tidak hanya sebatas transportasi wisata tapi juga transportasi publik secara umum. Tujuan penelitian ini adalah menyiapkan konsep desain jalur bendi di wilayah perkotaan kota Ternate pada ruas-ruas jalan yang terpilih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data lapangan melalui analisis diskriptif kualitatif dengan beberapa indikator yaitu Karakteristik dan ruang gerak bendi, standar penataan ruang, setting ruang jalan. Konsep desain jalur sepeda akan diterapkan pada 5 ruas jalan yaitu jalan, Hasan Esa, Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi, Djabar syah dan jalan Nukila
Bendi是一种与可持续城市原理相容的非高速运输工具。在内特paratransit是称心的公共交通,是环保的交通,载客有一些优势,比如强大的空间相对实惠的价格,渗透、无污染地吸引旅游业,有文化价值和作用并不局限于旅游运输,但也一般的公共交通。这项研究的目的是在选定的道路上,在城市三内特地区建立一条bente线路的概念设计。本研究采用的方法是通过定性分析来收集现场数据,其特征和空间分布标准、空间排列标准和街道布局等指标都有一些指标。自行车道设计的概念将应用于5条街道的路线,即Hasan Esa, Ahmad Yani,革命英雄Djabar syah和Nukila street
{"title":"DESAIN RUANG JALAN BENDI PADA KAWASAN PERKOTAAN KOTA TERNATE","authors":"Andi Arifah Pasri, Sabaruddin Sabaruddin","doi":"10.3387/JOSAE.V2I2.1404","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I2.1404","url":null,"abstract":"Bendi merupakan non-motorized transport yang memiliki keuntungan sejalan dengan prinsip sustainable city. Di Ternate, transportasi publik yang bersifat sebagai paratransit adalah bendi dan merupakan transportasi yang ramah lingkungan, dan membawa penumpang memiliki beberapa keuntungan seperti harga yang relatif terjangkau, penetrasi spasial yang kuat, bebas polusi, atraktif secara pariwisata, memiliki nilai budaya dan berperan tidak hanya sebatas transportasi wisata tapi juga transportasi publik secara umum. Tujuan penelitian ini adalah menyiapkan konsep desain jalur bendi di wilayah perkotaan kota Ternate pada ruas-ruas jalan yang terpilih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data lapangan melalui analisis diskriptif kualitatif dengan beberapa indikator yaitu Karakteristik dan ruang gerak bendi, standar penataan ruang, setting ruang jalan. Konsep desain jalur sepeda akan diterapkan pada 5 ruas jalan yaitu jalan, Hasan Esa, Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi, Djabar syah dan jalan Nukila","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74452056","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PLTU Tidore adalah pembangkit listrik yang berbahan bakar batu bara berkalori rendah untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat khususnya di Kota Ternate dan Tidore. Dampak penggunaan batu bara menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash. Pada penelitian ini dicoba untuk menggunakan bahan bottom ash sebagai bahan pengganti parsial terhadap agregat pasir pada pembuatan paving block dan meneliti klas mutu yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik bahan bottom ash memiliki karakter yang lebih ringan dari pasir dan tingkat penyerapan diatas 20% yang 10 kali lebih banyak dari standar bahan untuk agregat normal. Sementara senyawa kimia dominan penyusun bottom ash memiliki kemiripan komposisi dengan bahan pasir dan juga bahan semen sehingga bahan bottom ash tidak memberikan pengaruh buruk terhadap reaksi semen saat pengadukan. Hasil pengujian kuat tekan sampel mortar paving block dengan variasi pengempaan 10 kN dan 40 kN diperoleh laju penurunan kemampuan tekan mortar berkisar antara 0,8 MPa hingga 5,3 MPa dengan nilai rata-rata sebesar 2,1 MPa setiap penggantian 10% bahan pasir dengan bottom ash. Begitu pula dengan tingkat penyerapan paving block yang dihasilkan mengalami peningkatan seiring dengan penambahan jumlah bottom ash pada pembuatan paving block. Akan tetapi meskipun dengan penggunaan bahan bottom ash pada pembuatan paving block menybabkan degradasi kemampuan tekan dan peningkatan peyerapan, paving block yang dihasilkan masih lebih dominan pada klas mutu B dan pengempaan dengan gaya yang lebih besar akan membuat massa paving block lebih padat lagi.
{"title":"KLAS MUTU PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH LIMBAH BATU BARA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT PASIR","authors":"Jamalun Togubu, I. Imran, Mufti Amir Sultan","doi":"10.3387/JOSAE.V2I2.1405","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I2.1405","url":null,"abstract":"PLTU Tidore adalah pembangkit listrik yang berbahan bakar batu bara berkalori rendah untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat khususnya di Kota Ternate dan Tidore. Dampak penggunaan batu bara menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash. Pada penelitian ini dicoba untuk menggunakan bahan bottom ash sebagai bahan pengganti parsial terhadap agregat pasir pada pembuatan paving block dan meneliti klas mutu yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik bahan bottom ash memiliki karakter yang lebih ringan dari pasir dan tingkat penyerapan diatas 20% yang 10 kali lebih banyak dari standar bahan untuk agregat normal. Sementara senyawa kimia dominan penyusun bottom ash memiliki kemiripan komposisi dengan bahan pasir dan juga bahan semen sehingga bahan bottom ash tidak memberikan pengaruh buruk terhadap reaksi semen saat pengadukan. Hasil pengujian kuat tekan sampel mortar paving block dengan variasi pengempaan 10 kN dan 40 kN diperoleh laju penurunan kemampuan tekan mortar berkisar antara 0,8 MPa hingga 5,3 MPa dengan nilai rata-rata sebesar 2,1 MPa setiap penggantian 10% bahan pasir dengan bottom ash. Begitu pula dengan tingkat penyerapan paving block yang dihasilkan mengalami peningkatan seiring dengan penambahan jumlah bottom ash pada pembuatan paving block. Akan tetapi meskipun dengan penggunaan bahan bottom ash pada pembuatan paving block menybabkan degradasi kemampuan tekan dan peningkatan peyerapan, paving block yang dihasilkan masih lebih dominan pada klas mutu B dan pengempaan dengan gaya yang lebih besar akan membuat massa paving block lebih padat lagi.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74192532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penetapan tarif pesawat menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan besar penggunaan peasawat terbang . Tujuan Penetapan tarif dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan transportasi dengan mutu jasa yang sesuai standar keselamatan, dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat serta pengaruhnya terhadap harga produksi. Metode analisis penentuan tarif pesawat terbang menggunakan ATP dan WTP, hasil metode tersebut bisa menentukan tarif terendah dan tertinggi sesuai pendapatan dan kemampuan membayar jasa pesawat.
{"title":"ANALISIS ABILLITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) UNTUK PENETUAN TARIF PESAWAT RUTE PULAU TERNATE – PULAU BACAN","authors":"Zulaeha Mabud, Nurmaiyasa Marsaoly","doi":"10.3387/JOSAE.V2I1.1402","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I1.1402","url":null,"abstract":"Penetapan tarif pesawat menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan besar penggunaan peasawat terbang . Tujuan Penetapan tarif dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan transportasi dengan mutu jasa yang sesuai standar keselamatan, dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat serta pengaruhnya terhadap harga produksi. Metode analisis penentuan tarif pesawat terbang menggunakan ATP dan WTP, hasil metode tersebut bisa menentukan tarif terendah dan tertinggi sesuai pendapatan dan kemampuan membayar jasa pesawat.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85409772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fala Gaba-gaba is a traditional house with most of the building material coming from sago trees. Where sago trees are plants that grow a lot in eastern Indonesia including Maluku, North Maluku and Papua. Made from natural materials, coupled with an opening arrangement that adapts to the local climate makes the traditional house "fala gaba-gaba" as one of the energy-efficient buildings. The purpose of this study is to describe the construction of a traditional house "fala gaba-gaba" from the foundation, body and roof of the building associated with Energy Saving Buildings. The conclusion that can be drawn is one of the embodiments of energy-efficient buildings, this can be proven by placing the orientation of the building towards the direction of the wind and sun, wall and floor materials used, placement of openings that can maximize lighting and natural acceleration and building type which is a stilt house can maximize lighting and natural air.
Fala Gaba-gaba是一座传统的房子,大部分建筑材料来自西米树。西米树是在印度尼西亚东部包括马鲁古,北马鲁古和巴布亚大量生长的植物。由天然材料制成,再加上适应当地气候的开放式安排,使传统房屋成为节能建筑之一。本研究的目的是从节能建筑相关建筑的基础、主体和屋顶来描述传统房屋“法拉嘎巴嘎巴”的建造。可以得出的结论是节能建筑的一个体现,这可以通过将建筑的朝向朝向风和太阳的方向,使用的墙壁和地板材料,可以最大化采光和自然加速的开口的放置以及建筑类型(高跷房屋)可以最大化采光和自然空气来证明。
{"title":"TIPOLOGI KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL “FALA GABA-GABA” SEBAGAI PERWUJUDAN BANGUNAN HEMAT ENERGI","authors":"Endah Harisun, M. Conoras, Hafid Saefudin","doi":"10.3387/JOSAE.V2I1.1570","DOIUrl":"https://doi.org/10.3387/JOSAE.V2I1.1570","url":null,"abstract":"Fala Gaba-gaba is a traditional house with most of the building material coming from sago trees. Where sago trees are plants that grow a lot in eastern Indonesia including Maluku, North Maluku and Papua. Made from natural materials, coupled with an opening arrangement that adapts to the local climate makes the traditional house \"fala gaba-gaba\" as one of the energy-efficient buildings. The purpose of this study is to describe the construction of a traditional house \"fala gaba-gaba\" from the foundation, body and roof of the building associated with Energy Saving Buildings. The conclusion that can be drawn is one of the embodiments of energy-efficient buildings, this can be proven by placing the orientation of the building towards the direction of the wind and sun, wall and floor materials used, placement of openings that can maximize lighting and natural acceleration and building type which is a stilt house can maximize lighting and natural air.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87665278","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research work explores handling practices of pesticides used in vegetables on the part of farmers in Bhaktapur. Specifically, it attempts to investigate the contribution of pesticides applicators to overall mishandling of pesticides. Data for this work were collected in 2018 from four locations of Bhaktapur. Primary data were collected from 123 vegetable farmers and direct observation of 42 vegetable farms based in the selected zones using questionnaire. Discussions with experts and pilot study with farmers were conducted to improve the questionnaire and provide factual data. Frequency distributions, Means, Chi-square tests were utilised for data analysis. The results of the study show that vegetable farmers were applying pesticides, without caring much about the others, in vegetable production. They frequently depended upon local sellers and neighbours to choose the best pesticide to apply. On average, pesticide handling practices at any point seemed inappropriate. Factors that influence farmers' handling practices include education, training and practical consciousness. The study indicated that vegetable farm women have higher level of exposure of pesticide risking a long term health impacts. The results of the study underscore the need of educational interventions for promoting safety during each step of pesticide handling and the responsibility of the farmers towards the society.
{"title":"Handling Pattern of Pesticides in Vegetables: A Case Study of Bhaktapur","authors":"Naba Raj Budhathoki, P. Acharya, Dhruva Karki","doi":"10.3126/JSCE.V6I0.23963","DOIUrl":"https://doi.org/10.3126/JSCE.V6I0.23963","url":null,"abstract":"This research work explores handling practices of pesticides used in vegetables on the part of farmers in Bhaktapur. Specifically, it attempts to investigate the contribution of pesticides applicators to overall mishandling of pesticides. Data for this work were collected in 2018 from four locations of Bhaktapur. Primary data were collected from 123 vegetable farmers and direct observation of 42 vegetable farms based in the selected zones using questionnaire. Discussions with experts and pilot study with farmers were conducted to improve the questionnaire and provide factual data. Frequency distributions, Means, Chi-square tests were utilised for data analysis. The results of the study show that vegetable farmers were applying pesticides, without caring much about the others, in vegetable production. They frequently depended upon local sellers and neighbours to choose the best pesticide to apply. On average, pesticide handling practices at any point seemed inappropriate. Factors that influence farmers' handling practices include education, training and practical consciousness. The study indicated that vegetable farm women have higher level of exposure of pesticide risking a long term health impacts. The results of the study underscore the need of educational interventions for promoting safety during each step of pesticide handling and the responsibility of the farmers towards the society.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90936378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The detection of plant disease is a very important factor to prevent serious outbreak. The Outbreak of disease in paddy plant could cause severe losses in yield leading to insecurity of food security. To achieve automatic diagnosis of paddy disease this research aims to develop a system for detection of Blast disease in paddy leaf. The disease identification is achieved through Image Processing technique and Back Propagation Neural Network. Features of images are extracted through binning pixels into eight Attribute Bins. Training of Neural Network is achieved by feed forwarding these features to neural network. The error generated is back propagated in order to adjust the weights of neural network. Images of the diseased leaves are identified with accuracy. Thus fast and accurate diagnosis of paddy disease could timely control outbreak leading the path towards ensuring food security. This research could be enhanced through implementation of Deep Learning Neural Network, further contributing the Smart Agriculture.
{"title":"Towards Food Security through Artificial Neural Network","authors":"Pratibha Phaiju","doi":"10.3126/JSCE.V6I0.23968","DOIUrl":"https://doi.org/10.3126/JSCE.V6I0.23968","url":null,"abstract":"The detection of plant disease is a very important factor to prevent serious outbreak. The Outbreak of disease in paddy plant could cause severe losses in yield leading to insecurity of food security. To achieve automatic diagnosis of paddy disease this research aims to develop a system for detection of Blast disease in paddy leaf. The disease identification is achieved through Image Processing technique and Back Propagation Neural Network. Features of images are extracted through binning pixels into eight Attribute Bins. Training of Neural Network is achieved by feed forwarding these features to neural network. The error generated is back propagated in order to adjust the weights of neural network. Images of the diseased leaves are identified with accuracy. Thus fast and accurate diagnosis of paddy disease could timely control outbreak leading the path towards ensuring food security. This research could be enhanced through implementation of Deep Learning Neural Network, further contributing the Smart Agriculture.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86820332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nirmal Kafle, Lelin Raj Dhungel, K. K. Acharya, M. Dhital
The Sub-Himalayans Zone comprises a tectonic wedge of syn-orogenic sediments along the outer Himalayan Belt. Sediments are integrated into the accretionary prism from the foreland Indo-Gangetic plain, undergo a tectonic cycle within it, and eventually are eroded. The structural sketch map unveils westward-plunging arcuate structures on the leading location of the Outer Belt. A balanced cross-section has been constructed across the Sub-Himalayan Hills of the Kohalpur-Surkhet region of mid-western Nepal in order to determine the structural geometry of the region and to calculate tectonic shortening. The mid-western Nepal Sub-Himalaya has an emergent splay fan geometry with no major prevailing thrust contains the Main Boundary Thrust (MBT), the Bheri Thrust, the Babai Thrust and the Main frontal Thrust (MFT) which are all imbricate of the main decollment which ramp up-section through the 5 km thick tectonic sedimentary prism. North-south shortening across the mid-western Nepal, Kohalpur-Surkhet section has been approximately 29 km, or 55% shortening.
{"title":"A Balanced Geological Cross-Section along Kohalpur – Surkhet Area of Sub-Himalayan Range, Mid-Western Nepal","authors":"Nirmal Kafle, Lelin Raj Dhungel, K. K. Acharya, M. Dhital","doi":"10.3126/JSCE.V6I0.23960","DOIUrl":"https://doi.org/10.3126/JSCE.V6I0.23960","url":null,"abstract":"The Sub-Himalayans Zone comprises a tectonic wedge of syn-orogenic sediments along the outer Himalayan Belt. Sediments are integrated into the accretionary prism from the foreland Indo-Gangetic plain, undergo a tectonic cycle within it, and eventually are eroded. The structural sketch map unveils westward-plunging arcuate structures on the leading location of the Outer Belt. A balanced cross-section has been constructed across the Sub-Himalayan Hills of the Kohalpur-Surkhet region of mid-western Nepal in order to determine the structural geometry of the region and to calculate tectonic shortening. The mid-western Nepal Sub-Himalaya has an emergent splay fan geometry with no major prevailing thrust contains the Main Boundary Thrust (MBT), the Bheri Thrust, the Babai Thrust and the Main frontal Thrust (MFT) which are all imbricate of the main decollment which ramp up-section through the 5 km thick tectonic sedimentary prism. North-south shortening across the mid-western Nepal, Kohalpur-Surkhet section has been approximately 29 km, or 55% shortening.","PeriodicalId":36368,"journal":{"name":"AIUB Journal of Science and Engineering","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82566486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}