Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12961
Andri Octavallen, Farrell Tanuwijaya, J. Gunadi, Fanny Rahardja, Ardo Sanjaya
Abstrak: Studi Pustaka: Efek Stent Graft pada Pasien dengan Emergensi Aorta. Emergensi Aorta merupakan suatu kelainan pada aorta yang seringkali menyebabkan kematian. Terapi konvensional dilakukan dengan cara pembedahan terbuka. Seiring dengan berkembangnya zaman, beberapa negara melakukan terapi endovaskuler karena lebih bersifat invasif minimal dan memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah. Salah satu terapi endovaskular adalah dengan menggunakan stent graft. Stent Graft dalam tatalaksana emergensi aorta merupakan pengobatan yang sederhana, aman, dan cepat, dengan rata – rata tingkat keberhasilan operasi dan kelangsungan hidup pasien >80%. Metode pengumpulan data dan penulisan hasil kajian menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta Analyses (PRISMA) yang diakses melalui PubMed dan Science Direct. Beberapa studi memaparkan, terapi endovaskular dengan intervensi stent graft menunjukkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah yaitu <20% dan <19%. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti usia, kondisi anatomi aorta, skor APACHE. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melihat evaluasi atau hasil dari berbagai kasus pasien–pasien yang mengalami emergensi aorta dan diberikan tatalaksana pembedahan secara endovaskular menggunakan stent graft.
摘要:文献综述:主动脉夹层患者支架移植的效果。主动脉夹层是主动脉的一种疾病,通常会导致死亡。传统的治疗方法是开腹手术。随着时代的发展,一些国家开始采用血管内疗法,因为这种疗法创伤更小、发病率和死亡率更低。其中一种血管内疗法是使用支架移植物。支架移植在主动脉急诊治疗中是一种简单、安全、快速的治疗方法,平均手术成功率和患者存活率大于 80%。数据收集方法和综述结果的撰写采用了系统综述和元分析首选报告项目(Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta Analyses,PRISMA),可通过PubMed和Science Direct获取。多项研究表明,支架移植介入血管内治疗的发病率和死亡率较低,分别为<20%和<19%。这受到年龄、主动脉解剖条件、APACHE 评分等多种因素的影响。本文献综述的目的是了解主动脉急症患者使用支架移植物进行血管内手术治疗的各种病例的评估或结果。
{"title":"STUDI LITERATUR: EFEK STENT GRAFT PADA PASIEN DENGAN EMERGENSI AORTA","authors":"Andri Octavallen, Farrell Tanuwijaya, J. Gunadi, Fanny Rahardja, Ardo Sanjaya","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12961","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12961","url":null,"abstract":"Abstrak: Studi Pustaka: Efek Stent Graft pada Pasien dengan Emergensi Aorta. Emergensi Aorta merupakan suatu kelainan pada aorta yang seringkali menyebabkan kematian. Terapi konvensional dilakukan dengan cara pembedahan terbuka. Seiring dengan berkembangnya zaman, beberapa negara melakukan terapi endovaskuler karena lebih bersifat invasif minimal dan memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah. Salah satu terapi endovaskular adalah dengan menggunakan stent graft. Stent Graft dalam tatalaksana emergensi aorta merupakan pengobatan yang sederhana, aman, dan cepat, dengan rata – rata tingkat keberhasilan operasi dan kelangsungan hidup pasien >80%. Metode pengumpulan data dan penulisan hasil kajian menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta Analyses (PRISMA) yang diakses melalui PubMed dan Science Direct. Beberapa studi memaparkan, terapi endovaskular dengan intervensi stent graft menunjukkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah yaitu <20% dan <19%. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti usia, kondisi anatomi aorta, skor APACHE. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melihat evaluasi atau hasil dari berbagai kasus pasien–pasien yang mengalami emergensi aorta dan diberikan tatalaksana pembedahan secara endovaskular menggunakan stent graft.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"57 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12082
N. Triana, Supri Hartini, Fitri Nur Rica
Abstrak: Observasi Hasil Pemeriksaan Darah Rutin Pada Lansia Diabetes Melitus Di Klinik Islamic Center Samarinda. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia dan di Indonesia. Prevalensi diabetes melitus di Indonesia telah mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,5 persen yang mana ditahun 2013 prevalensi diabetes melitus sebesar 1,5 persen dan mengalami peninngkatan hingga menjadi 2 persen. Kadar glukosa darah yang tinggi akan mempengaruhi sel-sel darah merah dan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sel leukosit, eritrosit, trombosit, kadar hemoglobin dan kadar hematoktrit pada lansia diabetes melitus di Klinik Islamic Center Samarinda. Diabetes melitus juga dapat menimbulkan komplikasi kronik yaitu nefropati (gangguan fungsi ginjal) yang angka kejadiannya dapat diprediksikan cukup tinggi sekitar 20-40 persen. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan crosssectional yang merupakan pengumpulan data yang dilakukan sekaligus dalam waktu tertentu dan hanya dilakukan satu kali pendataan pada semua variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di Klinik Islamic Center Samarinda dengan metode automatic menggunakan alat hematology analyzer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pada pemeriksaan darah rutin yang termasuk pemeriksaan sel leukosit, sel eritrosit, sel trombosit, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit didapatkan hasil yang normal. Dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan darah rutin pada lansia diabetes melitus di Klinik Islamic Center Samarinda yaitu normal.
{"title":"OBSERVASI HASIL PEMERIKSAAN DARAH RUTIN PADA LANSIA DIABETES MELITUS DI KLINIK ISLAMIC CENTER SAMARINDA","authors":"N. Triana, Supri Hartini, Fitri Nur Rica","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12082","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12082","url":null,"abstract":"Abstrak: Observasi Hasil Pemeriksaan Darah Rutin Pada Lansia Diabetes Melitus Di Klinik Islamic Center Samarinda. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia dan di Indonesia. Prevalensi diabetes melitus di Indonesia telah mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,5 persen yang mana ditahun 2013 prevalensi diabetes melitus sebesar 1,5 persen dan mengalami peninngkatan hingga menjadi 2 persen. Kadar glukosa darah yang tinggi akan mempengaruhi sel-sel darah merah dan dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sel leukosit, eritrosit, trombosit, kadar hemoglobin dan kadar hematoktrit pada lansia diabetes melitus di Klinik Islamic Center Samarinda. Diabetes melitus juga dapat menimbulkan komplikasi kronik yaitu nefropati (gangguan fungsi ginjal) yang angka kejadiannya dapat diprediksikan cukup tinggi sekitar 20-40 persen. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan crosssectional yang merupakan pengumpulan data yang dilakukan sekaligus dalam waktu tertentu dan hanya dilakukan satu kali pendataan pada semua variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di Klinik Islamic Center Samarinda dengan metode automatic menggunakan alat hematology analyzer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pada pemeriksaan darah rutin yang termasuk pemeriksaan sel leukosit, sel eritrosit, sel trombosit, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit didapatkan hasil yang normal. Dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan darah rutin pada lansia diabetes melitus di Klinik Islamic Center Samarinda yaitu normal.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"26 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.11990
Ni Nyoman setia Ningsih, T. Tutik, Putri Amalia
Abstrak: Uji Toksisitas Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dengan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethalitfy Test). Tumbuhan asam jawa banyak tumbuh di pekarangan rumah masyarakat dan diketahui daunnya bermanfaat untuk pengobatan konstipasi, dispepsia, dan infeksi saluran cerna. Daun asam jawa mengandung senyawa-senyawa yang dipercaya berkhasiat sebagai antioksidan seperti tanin dan flavonoid yang bertindak sebagai agen untuk mencegah sel kanker. Pemisahan senyawa tersebut dapat dipengaruhi oleh pelarut ekstraksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai LC50 antara ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa. Daun asam jawa ekstrak etanol dan etil asetat memiliki rendemen berturut-turut sebesar 31,105% dan 1,64%. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) digunakan dalam skrining untuk menentukan sifat toksik suatu ekstrak secara in vivo. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa terhadap Artemia salina L. dinyatakan dengan nilai LC50 berturut-turut sebesar 133,73 ppm dan 160,38 ppm. Ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa pada penelitian ini dikategorikan ke dalam toksik sedang terhadap Artemia salina L. Semakin rendah nilai LC50 maka semakin tinggi tingkat ketoksikannya. Oleh karena itu, ekstrak etanol dikatakan lebih toksik dibandingkan dengan ekstrak etil asetat daun asam jawa terhadap larva Artemia salina L. Hasil uji independent sample t-test menghasilkan nilai sebesar 0,756, hal tersebut menandakan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa tidak berbeda signifikan karena (p-value) > 0,05.
{"title":"UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethalitfy Test)","authors":"Ni Nyoman setia Ningsih, T. Tutik, Putri Amalia","doi":"10.33024/jikk.v10i12.11990","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.11990","url":null,"abstract":"Abstrak: Uji Toksisitas Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dengan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethalitfy Test). Tumbuhan asam jawa banyak tumbuh di pekarangan rumah masyarakat dan diketahui daunnya bermanfaat untuk pengobatan konstipasi, dispepsia, dan infeksi saluran cerna. Daun asam jawa mengandung senyawa-senyawa yang dipercaya berkhasiat sebagai antioksidan seperti tanin dan flavonoid yang bertindak sebagai agen untuk mencegah sel kanker. Pemisahan senyawa tersebut dapat dipengaruhi oleh pelarut ekstraksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai LC50 antara ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa. Daun asam jawa ekstrak etanol dan etil asetat memiliki rendemen berturut-turut sebesar 31,105% dan 1,64%. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) digunakan dalam skrining untuk menentukan sifat toksik suatu ekstrak secara in vivo. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa terhadap Artemia salina L. dinyatakan dengan nilai LC50 berturut-turut sebesar 133,73 ppm dan 160,38 ppm. Ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa pada penelitian ini dikategorikan ke dalam toksik sedang terhadap Artemia salina L. Semakin rendah nilai LC50 maka semakin tinggi tingkat ketoksikannya. Oleh karena itu, ekstrak etanol dikatakan lebih toksik dibandingkan dengan ekstrak etil asetat daun asam jawa terhadap larva Artemia salina L. Hasil uji independent sample t-test menghasilkan nilai sebesar 0,756, hal tersebut menandakan bahwa ekstrak etanol dan etil asetat daun asam jawa tidak berbeda signifikan karena (p-value) > 0,05.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"84 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140511078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12487
Gaida Gita Savitri, Amrullah M H., Andhito R Chusaeri, Baiq G Kayla, Elviena Shaffiranisa, Trisna A K Putri, Ulul Azmi, Zulfa H I., Indana E Ajmala
Abstrak: Studi Literatur: Congenital Adrenal Hyperplasia. Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) dapat menyebabkan kelainan endokrin yang langka dan mengancam jiwa. CAH merupakan kelainan autosomal resesif yang menyebabkan gangguan pembentukan kortisol akibat hambatan dari salah satu tahap enzimatik yang dibutuhkan untuk biosintesis kortisol dan aldosteron. Kondisi tersebut umumnya ditemukan pada 1 dari 10.000 dan 1 dari 20.000 bayi. Frekuensi pembawa/ karier defisiensi 21- hydroxylasetipe klasik diperkirakan 1 diantara 60 orang. Manifestasi klinis CAH dapat diklasifikasikan menjadi CAH klasik dan CAH non-klasik. lambat CAH klasik terjadi akibat defisiensi enzim yang parah, sehingga menyebabkan rendahnya kadar aldosteron dan kortisol, namun kadar androgen tinggi, sedangkan CAH Non-klasik terjadi karena kelainan pada tahap sintesis steroid dari protein steroidogenic acute regulatory protein (StAR). Diagnosis CAH dapat ditegakkan berdasarkan peningkatan kadar 17-OHP. Tata laksana yang dapat diberikan pada pasien CAH adalah glukokortikoid, mineralokortikoid, dan terapi pembedahan.
{"title":"STUDI LITERATUR: CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA","authors":"Gaida Gita Savitri, Amrullah M H., Andhito R Chusaeri, Baiq G Kayla, Elviena Shaffiranisa, Trisna A K Putri, Ulul Azmi, Zulfa H I., Indana E Ajmala","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12487","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12487","url":null,"abstract":"Abstrak: Studi Literatur: Congenital Adrenal Hyperplasia. Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) dapat menyebabkan kelainan endokrin yang langka dan mengancam jiwa. CAH merupakan kelainan autosomal resesif yang menyebabkan gangguan pembentukan kortisol akibat hambatan dari salah satu tahap enzimatik yang dibutuhkan untuk biosintesis kortisol dan aldosteron. Kondisi tersebut umumnya ditemukan pada 1 dari 10.000 dan 1 dari 20.000 bayi. Frekuensi pembawa/ karier defisiensi 21- hydroxylasetipe klasik diperkirakan 1 diantara 60 orang. Manifestasi klinis CAH dapat diklasifikasikan menjadi CAH klasik dan CAH non-klasik. lambat CAH klasik terjadi akibat defisiensi enzim yang parah, sehingga menyebabkan rendahnya kadar aldosteron dan kortisol, namun kadar androgen tinggi, sedangkan CAH Non-klasik terjadi karena kelainan pada tahap sintesis steroid dari protein steroidogenic acute regulatory protein (StAR). Diagnosis CAH dapat ditegakkan berdasarkan peningkatan kadar 17-OHP. Tata laksana yang dapat diberikan pada pasien CAH adalah glukokortikoid, mineralokortikoid, dan terapi pembedahan. ","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"32 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12275
F. Andini, Eka Farpina, Ganea Qorry Aina
Abstrak: Gambaran Kadar Ureum dam Kreatinin pada Petani yang Menggunakan Pestisida di Desa Loa Janan Ulu. Di Desa Loa Janan ini, para petani sudah bekerja selama bertahun-tahun dan melakukan penyemprotan pestisida kurang lebih sebanyak lima kali dalam seminggu. Disamping masa kerja petani yang lama dan frekuensi penyemprotan pestisida yang sering, penyemprotan dalam waktu yang lama juga merupakan faktor yang menjadi penyebab terjadinya keracunan pada petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar ureum dan kreatinin pada petani yang menggunakan pestisida di Desa Loa Janan Ulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menggunakan pestisida secara rutin. Sampel dari serum petani yang menggunakan pestisida secara rutin yang berjumlah 37 sampel dengan pemeriksaan ureum metode enzimatik dan pemeriksaan kreatinin metode jaffe reaction. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling, cara pengambilan sampel yang didasarkan pada karakteristik tertentu. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Karakteristik petani berdasarkan kriteria usia yang paling banyak adalah usia lansia awal (46-56 tahun), berjenis kelamin laki-laki, masa kerja >5 tahun, lama penyemprotan ≤3 jam, frekuensi penyemprotan ≤2 kali/minggu, dan pemakaian APD yang tidak lengkap. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa persentase kadar ureum dan kreatinin berdasarkan kit insert med source dengan kadar normal sebesar 100%. Walaupun hasil kadar ureum dan kreatinin yang didapatkan normal, diharapkan bagi petani menggunakan pestisida sesuai dengan anjuran, menggunakan APD yang lengkap dan memperhatikan personal hygiene agar mencegah terjadinya keracunan pestisida.
摘要:Loa Janan Ulu 村使用农药的农民的尿素和肌酐水平概览。在 Loa Janan 村,农民已工作多年,每周喷洒农药约五次。除了农民工作时间长、喷洒农药次数多之外,长时间喷洒农药也是导致农民中毒的一个因素。本研究的目的是确定 Loa Janan Ulu 村使用农药的农民尿液和肌酐水平的描述。研究类型为描述性横断面设计。研究样本为经常使用农药的农民。从经常使用农药的农民血清中抽取 37 份样本,用酶法检测尿素和用杰夫反应法检测肌酐。本研究的抽样技术是目的性抽样,即根据某些特征进行抽样的方式。数据分析采用的是单变量分析。根据年龄标准,农民的特征主要是早期老年(46-56 岁)、男性、工作年限大于 5 年、喷洒时间≤3 小时、喷洒频率≤2 次/周、未完全使用个人防护设备。结果显示,根据药源插入试剂盒检测的尿液和肌酐水平正常的比例为 100%。虽然尿液和肌酐水平结果正常,但希望农民按照建议使用农药,使用完整的个人防护设备,并注意个人卫生,以防止农药中毒。
{"title":"GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PETANI YANG MENGGUNAKAN PESTISIDA DI DESA LOA JANAN ULU","authors":"F. Andini, Eka Farpina, Ganea Qorry Aina","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12275","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12275","url":null,"abstract":"Abstrak: Gambaran Kadar Ureum dam Kreatinin pada Petani yang Menggunakan Pestisida di Desa Loa Janan Ulu. Di Desa Loa Janan ini, para petani sudah bekerja selama bertahun-tahun dan melakukan penyemprotan pestisida kurang lebih sebanyak lima kali dalam seminggu. Disamping masa kerja petani yang lama dan frekuensi penyemprotan pestisida yang sering, penyemprotan dalam waktu yang lama juga merupakan faktor yang menjadi penyebab terjadinya keracunan pada petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar ureum dan kreatinin pada petani yang menggunakan pestisida di Desa Loa Janan Ulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menggunakan pestisida secara rutin. Sampel dari serum petani yang menggunakan pestisida secara rutin yang berjumlah 37 sampel dengan pemeriksaan ureum metode enzimatik dan pemeriksaan kreatinin metode jaffe reaction. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling, cara pengambilan sampel yang didasarkan pada karakteristik tertentu. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Karakteristik petani berdasarkan kriteria usia yang paling banyak adalah usia lansia awal (46-56 tahun), berjenis kelamin laki-laki, masa kerja >5 tahun, lama penyemprotan ≤3 jam, frekuensi penyemprotan ≤2 kali/minggu, dan pemakaian APD yang tidak lengkap. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa persentase kadar ureum dan kreatinin berdasarkan kit insert med source dengan kadar normal sebesar 100%. Walaupun hasil kadar ureum dan kreatinin yang didapatkan normal, diharapkan bagi petani menggunakan pestisida sesuai dengan anjuran, menggunakan APD yang lengkap dan memperhatikan personal hygiene agar mencegah terjadinya keracunan pestisida.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"15 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) Dalam Meningkatkan Motilitas dan Morfologi Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Infertilitas adalah kegagalan dalam meneruskan keturunan akibat tidak mampu hamil setelah satu tahun tanpa menggunakan kontrasepsi dan bersifat primer. Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia dan menjadi tanaman obat yang kaya akan khasiat bagi kesehatan. Ekstrak jahe dikenal mengandung senyawa-senyawa aktif yang memiliki potensi untuk meningkatkan fungsi reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak jahe Merah dalam meningkatkan motilitas dan morfologi spermatozoa pada mencit jantan (Mus musculus L.). Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan desain acak lengkap. Sebanyak 15 mencit jantan dewasa dibagi secara acak menjadi tiga kelompok perlakuan. Pada kelompok pertama digunakan sebagai kontrol yang diberi air putih. Kelompok kedua dan ketiga diberikan perlakuan dengan ekstrak jahe merah dengan dosis berturut yaitu 300 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB selama 15 hari. Perhitungan motiltas menggunakan analisis Guest sedangkan morfologi dengan mengamati spermatozoa di bawah mikroskop. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe dosis rendah dan dosis tinggi berpengaruh pada motilitas dan morfologi spermatozoa mencit. Sehingga disimpulkan pemberian ekstrak jahe merah dengan dosis 300 mg/KgBB meningkatkan motilitas dan morfologi sedangkan pada dosis 600 m/KgBB menurunkan motilitas spermatozoa mencit.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale Var. Rubrum) DALAM MENINGKATKAN MOTILITAS DAN MORFOLOGI SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.)","authors":"Kuntum Nurul Iqra, Anisha Chahya Rahma Amelia, Siti Nadiah Zahra BR Tarigan, Imam Qodri Akbar, Yuni Ahda, Yusni Atifah","doi":"10.33024/jikk.v10i12.11344","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.11344","url":null,"abstract":"Abstrak: Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) Dalam Meningkatkan Motilitas dan Morfologi Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Infertilitas adalah kegagalan dalam meneruskan keturunan akibat tidak mampu hamil setelah satu tahun tanpa menggunakan kontrasepsi dan bersifat primer. Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia dan menjadi tanaman obat yang kaya akan khasiat bagi kesehatan. Ekstrak jahe dikenal mengandung senyawa-senyawa aktif yang memiliki potensi untuk meningkatkan fungsi reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak jahe Merah dalam meningkatkan motilitas dan morfologi spermatozoa pada mencit jantan (Mus musculus L.). Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan desain acak lengkap. Sebanyak 15 mencit jantan dewasa dibagi secara acak menjadi tiga kelompok perlakuan. Pada kelompok pertama digunakan sebagai kontrol yang diberi air putih. Kelompok kedua dan ketiga diberikan perlakuan dengan ekstrak jahe merah dengan dosis berturut yaitu 300 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB selama 15 hari. Perhitungan motiltas menggunakan analisis Guest sedangkan morfologi dengan mengamati spermatozoa di bawah mikroskop. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe dosis rendah dan dosis tinggi berpengaruh pada motilitas dan morfologi spermatozoa mencit. Sehingga disimpulkan pemberian ekstrak jahe merah dengan dosis 300 mg/KgBB meningkatkan motilitas dan morfologi sedangkan pada dosis 600 m/KgBB menurunkan motilitas spermatozoa mencit.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"3 1-2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140511046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12483
M. Widiyanto, Dewi Lutfianawati, Syafik Arisandi
Abstrak: Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Mekanisme Koping dalam Menghadapi Skripsi pada Mahasiswa Kedokteran. Mahasiswa mengalami beban pikiran yang berat dalam menghadapi skripsinya, Kondisi yang dihadapi mahasiswa bisa menyebabkan mereka rentan pada permasalahan yang mengakibatkan stress dan perilaku maladaptif. Oleh karena itu, suatu mekanisme koping dari dukungan sosial perlu diberikan pada mahasiswa untuk melindungi dari efek yang berbahaya akibat situasi yang penuh tekanan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan sosial dengan mekanisme koping dalam menghadapi skripsi pada mahasiswa kedokteran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak 111 orang. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman’s. Hasil Penelitian menunjukkan diketahui distribusi frekuensi dukungan sosial responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 83 orang (74.8%) dan mekanisme koping sebagian besar adalah maladaptif sebanyak 62 orang (55.9%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan mekanisme koping (p-value = 0.000) dan juga menampilkan nilai korelasi sebesar 0.381. Kesimpulan berdasarkan analisa dan pembahasan di atas, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan mekanisme koping pada mahasiswa Kedokteran yang sedang mengambil skripsi.
{"title":"HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MEKANISME KOPING DALAM MENGHADAPI SKRIPSI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN","authors":"M. Widiyanto, Dewi Lutfianawati, Syafik Arisandi","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12483","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12483","url":null,"abstract":" Abstrak: Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Mekanisme Koping dalam Menghadapi Skripsi pada Mahasiswa Kedokteran. Mahasiswa mengalami beban pikiran yang berat dalam menghadapi skripsinya, Kondisi yang dihadapi mahasiswa bisa menyebabkan mereka rentan pada permasalahan yang mengakibatkan stress dan perilaku maladaptif. Oleh karena itu, suatu mekanisme koping dari dukungan sosial perlu diberikan pada mahasiswa untuk melindungi dari efek yang berbahaya akibat situasi yang penuh tekanan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan sosial dengan mekanisme koping dalam menghadapi skripsi pada mahasiswa kedokteran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak 111 orang. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman’s. Hasil Penelitian menunjukkan diketahui distribusi frekuensi dukungan sosial responden sebagian besar adalah sedang sebanyak 83 orang (74.8%) dan mekanisme koping sebagian besar adalah maladaptif sebanyak 62 orang (55.9%). Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan mekanisme koping (p-value = 0.000) dan juga menampilkan nilai korelasi sebesar 0.381. Kesimpulan berdasarkan analisa dan pembahasan di atas, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan mekanisme koping pada mahasiswa Kedokteran yang sedang mengambil skripsi.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"49 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140511123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12696
Made Adhyatma Kuwerabrata Adnyana, Andria Priyana
Abstrak: Pengaruh Hiperkolesterolemia terhadap Skor Kalsium Arteri Koroner. Penyakit Kardiovaskuler merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dengan hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko utama. National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) menyatakan hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar LDL ≥ 130 mg/dL. Prevalensi hiperkolesterolemia meningkat seiring bertambahnya usia yang didukung oleh data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita hiperkolesterolemia berada pada kelompok usia > 60 tahun (58,7%). Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai risiko CVD adalah Coronary Artery Calcium score (CAC). Namun, masih sangat sedikit penelitian mengenai manfaat Coronary Artery Calcium (CAC) pada hiperkolesterolemia, khususnya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 187 subjek yang diambil dengan teknik consecutive non random sampling. Sampel diambil di Rumah Sakit Siloam TB Simatupang. Data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Subjek yang melakukan medical check up di Siloam Hospital TB Simatupang dari tahun 2017-2023 dan melakukan pemeriksaan Coronary Artery Calcium (CAC) score dengan kriteria eksklusi tidak ada perhitungan pada hasil pemeriksaan CAC. Analisis hipotesis dilakukan dengan uji Mann-whitney menggunakan program SPSS dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Sebanyak 187 subjek penelitian yang menjalani pemeriksaan CAC berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) (p=0,032). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan antara hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) yang menunjukan peningkatan kadar kolesterol akan meningkatkan probabilitas terjadinya peningkatan skor Coronary Artery Calcium (CAC).
{"title":"PENGARUH HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP SKOR KALSIUM ARTERI KORONER","authors":"Made Adhyatma Kuwerabrata Adnyana, Andria Priyana","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12696","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12696","url":null,"abstract":"Abstrak: Pengaruh Hiperkolesterolemia terhadap Skor Kalsium Arteri Koroner. Penyakit Kardiovaskuler merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dengan hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko utama. National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) menyatakan hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar LDL ≥ 130 mg/dL. Prevalensi hiperkolesterolemia meningkat seiring bertambahnya usia yang didukung oleh data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita hiperkolesterolemia berada pada kelompok usia > 60 tahun (58,7%). Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai risiko CVD adalah Coronary Artery Calcium score (CAC). Namun, masih sangat sedikit penelitian mengenai manfaat Coronary Artery Calcium (CAC) pada hiperkolesterolemia, khususnya di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 187 subjek yang diambil dengan teknik consecutive non random sampling. Sampel diambil di Rumah Sakit Siloam TB Simatupang. Data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Subjek yang melakukan medical check up di Siloam Hospital TB Simatupang dari tahun 2017-2023 dan melakukan pemeriksaan Coronary Artery Calcium (CAC) score dengan kriteria eksklusi tidak ada perhitungan pada hasil pemeriksaan CAC. Analisis hipotesis dilakukan dengan uji Mann-whitney menggunakan program SPSS dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Sebanyak 187 subjek penelitian yang menjalani pemeriksaan CAC berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) (p=0,032). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan antara hiperkolesterolemia terhadap skor Coronary Artery Calcium (CAC) yang menunjukan peningkatan kadar kolesterol akan meningkatkan probabilitas terjadinya peningkatan skor Coronary Artery Calcium (CAC).","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12618
Haditya Novan Kasprata, Herpan Syafii Harahap
Abstrak: Tinjauan Pustaka: Dagnosis dan Tatalaksana Demensia Alzheimer. Demensia merupakan suatu penyakit gangguan otak kronis yang terjadi secara progresif dan menyebabkan kehilangan kemampuan intelektual. Alzheimer merupakan salah satu bentuk paling umum dari demensia. Demensia Alzheimer tergolong penyakit degeneratif, artinya akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Pendiagnosaan Demensia Alzheimer ditujukan pada orang dengan kecurigaan gangguan kognitif. Pada orang yang diduga kognitifnya terganggu, diagnosis harus dilakukan berdasarkan kriteria DSM-IV untuk demensia. Salah satu gangguan tidur yang paling umum terjadi pada penderita Demensia Alzheimer adalah insomnia sekaligus sebagai salah satu gejala diagnosis Demensia Alzheimer pada individu. Pada pasien alzheimer, gangguan tidur ini disebabkan karena adanya gangguan regulasi yang ekstrim pada irama sirkadian tidur yang terjadi secara acak. Untuk pencegahannya, diperlukan pencegahan primer (memodifikasi faktor risiko), sekunder (diagnosis) dan tersier (terapi) untuk memperlambat penurunan fungsi kognitif, kesalahan diagnosis dan penanganan yang tidak sesuai.
{"title":"TINJAUAN PUSTAKA: DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA DEMENSIA ALZHEIMER","authors":"Haditya Novan Kasprata, Herpan Syafii Harahap","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12618","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12618","url":null,"abstract":"Abstrak: Tinjauan Pustaka: Dagnosis dan Tatalaksana Demensia Alzheimer. Demensia merupakan suatu penyakit gangguan otak kronis yang terjadi secara progresif dan menyebabkan kehilangan kemampuan intelektual. Alzheimer merupakan salah satu bentuk paling umum dari demensia. Demensia Alzheimer tergolong penyakit degeneratif, artinya akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Pendiagnosaan Demensia Alzheimer ditujukan pada orang dengan kecurigaan gangguan kognitif. Pada orang yang diduga kognitifnya terganggu, diagnosis harus dilakukan berdasarkan kriteria DSM-IV untuk demensia. Salah satu gangguan tidur yang paling umum terjadi pada penderita Demensia Alzheimer adalah insomnia sekaligus sebagai salah satu gejala diagnosis Demensia Alzheimer pada individu. Pada pasien alzheimer, gangguan tidur ini disebabkan karena adanya gangguan regulasi yang ekstrim pada irama sirkadian tidur yang terjadi secara acak. Untuk pencegahannya, diperlukan pencegahan primer (memodifikasi faktor risiko), sekunder (diagnosis) dan tersier (terapi) untuk memperlambat penurunan fungsi kognitif, kesalahan diagnosis dan penanganan yang tidak sesuai.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"56 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.33024/jikk.v10i12.12269
I. M. Wisma Pratama, I. P. Eka Juliantara, I. P. Sugiartha
Abstrak: Penerapan Diffusion Weighted Imaging (Dwi) Pada Pemeriksaan MRI Knee Joint Dengan Kasus Susp. Lesi Di Rumah Sakit Baliméd Denpasar. Lesi merupakan pertumbuhan sel-sel dari tubuh yang abnormal. Lesi dapat terjadi hampir di seluruh organ tubuh termasuk di Knee Joint. Knee joint memiliki fungsi untuk mengatur pergerakan dari kaki dan untuk menggerakan kaki. Pemeriksaan MRI merupakan suatu pemeriksaan terbaik yang dapat menggambarkan jaringan lunak pada Knee Joint. Pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar tidak menggunakan media kontras melainkan dengan pemeriksaan MRI konvensional dengan ditambahkan DWI. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan Diffusion Weighted Imaging (DWI) pada pemeriksaan MRI Knee Joint pada kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu 3 pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi. Responden penelitian ini terdapat 3 dokter spesialis radiologi dan 1 radiografer. Analisa data dilakukan dengan interaktif model berdasarkan wawancara dan artikel pendukung. Hasil dari 3 sampel penelitian yang terkumpul berdasarkan hasil wawancara dan didukung oleh beberapa artikel yang terkait peneltian ini menunjukkan bahwa DWI memiliki peran yang penting dalam memberikan suatu informasi tentang karakteristik lesi dan selularitas jaringan. DWI dapat memberikan informasi selularitas jaringan yang membedakan antara jaringan abnormal dengan jaringan normal. DWI juga memberikan informasi yang signifikan untuk melihat karakterisasi dari lesi tanpa perlu menggunakan media kontras. Namun DWI memiliki kekurangan tidak dapat menampakkan infiltrasi kesekitaran jaringan dan DWI tidak dapat menggantikan peran dari media kontras.
{"title":"PENERAPAN DIFFUSION WEIGHTED IMAGING (DWI) PADA PEMERIKSAAN MRI KNEE JOINT DENGAN KASUS SUSP. LESI DI RUMAH SAKIT BALIMÉD DENPASAR","authors":"I. M. Wisma Pratama, I. P. Eka Juliantara, I. P. Sugiartha","doi":"10.33024/jikk.v10i12.12269","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jikk.v10i12.12269","url":null,"abstract":"Abstrak: Penerapan Diffusion Weighted Imaging (Dwi) Pada Pemeriksaan MRI Knee Joint Dengan Kasus Susp. Lesi Di Rumah Sakit Baliméd Denpasar. Lesi merupakan pertumbuhan sel-sel dari tubuh yang abnormal. Lesi dapat terjadi hampir di seluruh organ tubuh termasuk di Knee Joint. Knee joint memiliki fungsi untuk mengatur pergerakan dari kaki dan untuk menggerakan kaki. Pemeriksaan MRI merupakan suatu pemeriksaan terbaik yang dapat menggambarkan jaringan lunak pada Knee Joint. Pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar tidak menggunakan media kontras melainkan dengan pemeriksaan MRI konvensional dengan ditambahkan DWI. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan Diffusion Weighted Imaging (DWI) pada pemeriksaan MRI Knee Joint pada kasus Susp. Lesi di Rumah Sakit BaliMéd Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu 3 pemeriksaan MRI Knee Joint dengan kasus Susp. Lesi. Responden penelitian ini terdapat 3 dokter spesialis radiologi dan 1 radiografer. Analisa data dilakukan dengan interaktif model berdasarkan wawancara dan artikel pendukung. Hasil dari 3 sampel penelitian yang terkumpul berdasarkan hasil wawancara dan didukung oleh beberapa artikel yang terkait peneltian ini menunjukkan bahwa DWI memiliki peran yang penting dalam memberikan suatu informasi tentang karakteristik lesi dan selularitas jaringan. DWI dapat memberikan informasi selularitas jaringan yang membedakan antara jaringan abnormal dengan jaringan normal. DWI juga memberikan informasi yang signifikan untuk melihat karakterisasi dari lesi tanpa perlu menggunakan media kontras. Namun DWI memiliki kekurangan tidak dapat menampakkan infiltrasi kesekitaran jaringan dan DWI tidak dapat menggantikan peran dari media kontras.","PeriodicalId":378092,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan","volume":"47 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140510795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}