Saeful Kholik, Syamsyul Bahri Siregar, Kodrat Alam
Hukum pembangunan ekonomi Indonesia memilki peranan sebagai unsur pembaharuan terhadap arah kebijakan nasional yang harus dirasakan oleh semua masyrakat, Sistem Indonesia yang mengkhendasi negara kesejjateran mentutut agar masyarakat dapat merasakan nilai-nilai kesejahteraan dalam arti sesungguhnya, Namun dengan konsep serta pengakuan otonomi daerah yang memberikan keleluasan daerah dalam mengatur daerahnya tidak sedikit pula ketimpangan kewenangan sehingga dapat dicerminkan adanya sentimental otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi, Tentunya dapat menimbulkan permasalahan dan pertanyaan Bagaimanakah aspek hukum otonomi daerah dalam pembangunana ekonomi negera berkonsep kesejahteraan, Metode penelitian ini penulis menggunakan hukum normatif (doctrinal research) yang mengkaji Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah, Hasil penelitian ini menyebutkan penerapan hukum otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi negera berkonsep kesejahteraan yang tidak sedikit mengakibatkan ketimpangan, oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah melakukan upaya yang terencana demi mensejahterakan masyrakat yang ada didaerah mengingat system otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi mengalami sentimental kewenangan otonomi daerah.
{"title":"Sentimental Hukum Otonomi Daerah Dalam Pembangunan Ekonomi Negera Berkonsep Kesejahteraan","authors":"Saeful Kholik, Syamsyul Bahri Siregar, Kodrat Alam","doi":"10.31943/gw.v13i1.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.208","url":null,"abstract":"Hukum pembangunan ekonomi Indonesia memilki peranan sebagai unsur pembaharuan terhadap arah kebijakan nasional yang harus dirasakan oleh semua masyrakat, Sistem Indonesia yang mengkhendasi negara kesejjateran mentutut agar masyarakat dapat merasakan nilai-nilai kesejahteraan dalam arti sesungguhnya, Namun dengan konsep serta pengakuan otonomi daerah yang memberikan keleluasan daerah dalam mengatur daerahnya tidak sedikit pula ketimpangan kewenangan sehingga dapat dicerminkan adanya sentimental otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi, Tentunya dapat menimbulkan permasalahan dan pertanyaan Bagaimanakah aspek hukum otonomi daerah dalam pembangunana ekonomi negera berkonsep kesejahteraan, Metode penelitian ini penulis menggunakan hukum normatif (doctrinal research) yang mengkaji Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah, Hasil penelitian ini menyebutkan penerapan hukum otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi negera berkonsep kesejahteraan yang tidak sedikit mengakibatkan ketimpangan, oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah melakukan upaya yang terencana demi mensejahterakan masyrakat yang ada didaerah mengingat system otonomi daerah dalam pembangunan ekonomi mengalami sentimental kewenangan otonomi daerah.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127734337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan hukum lingkungan internasional tidak terlepas dari kedudukan dan peranan hukum internasional sebagai suatu kaidah hukum yang bersifat menyeluruh, Ditinjau dari aspek subyek hukum internasional, entitas negara merupakan subyek hukum yang paling dominan di dalam kerangka sistem hukum internasional. Sebagai subyek hukum internasional negara memililki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Di dalam aspek penegakan hukum lingkungan dalam perspektif hukum internasional peran negara menjadi sangat dominan, karena dengan mempertibangkan kerusakan lingkungan hidup menjadi perhatian bersama umat manusia secara keseluruhan. Dalam penelitian ini bersifat deskrptif analysis yang menggunakan metode pendekatan kualitatif yakni menguji terhadap korelasi instrument hukum internasional dalam memberikan perlindungan hukum terhadap lingkungan internasional.Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) merupakan salah satu prinsip hukum internasional yang bertujuan memberikan perlindungan terhadap lingkungan global dari aktivitas kegiatan manusia. Prinsip Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) merupakan perkembangan dari prinsip tanggung jawab negara yang bersumber dari hukum kebiaasaan internasional. Jika prinsip tanggug jawab negara lahir dari hukum kebiasaan internasional, maka prinsip Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) lahir dari suatu kesepakatan bersama masyarakat internasional (negara-negara) yang pertama kali diperkenalkan dalam suatu konvensi internasional tenatng perubahan iklim global, yakni Konevensi Rio tahun 1992 Kata Kunci : Perlindungan Lingkungan, Tanggung Jawab Negara, Prinsip Common but Differentiated Responsibility.
{"title":"Penerapan Prinsip Common But Differentiated Responsibility Dihubungkan Dengan Prinsip Tanggung Jawab Negara Dalam Penegakan Hukum Lingkungan Internasional","authors":"Raden Siti Sumartini, Suhendi Salidja","doi":"10.31943/gw.v13i1.231","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.231","url":null,"abstract":"Perkembangan hukum lingkungan internasional tidak terlepas dari kedudukan dan peranan hukum internasional sebagai suatu kaidah hukum yang bersifat menyeluruh, Ditinjau dari aspek subyek hukum internasional, entitas negara merupakan subyek hukum yang paling dominan di dalam kerangka sistem hukum internasional. Sebagai subyek hukum internasional negara memililki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Di dalam aspek penegakan hukum lingkungan dalam perspektif hukum internasional peran negara menjadi sangat dominan, karena dengan mempertibangkan kerusakan lingkungan hidup menjadi perhatian bersama umat manusia secara keseluruhan. Dalam penelitian ini bersifat deskrptif analysis yang menggunakan metode pendekatan kualitatif yakni menguji terhadap korelasi instrument hukum internasional dalam memberikan perlindungan hukum terhadap lingkungan internasional.Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) merupakan salah satu prinsip hukum internasional yang bertujuan memberikan perlindungan terhadap lingkungan global dari aktivitas kegiatan manusia. Prinsip Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) merupakan perkembangan dari prinsip tanggung jawab negara yang bersumber dari hukum kebiaasaan internasional. Jika prinsip tanggug jawab negara lahir dari hukum kebiasaan internasional, maka prinsip Tanggung jawab bersama yang berbeda dalam bobotnya (common but differentiated responsibility) lahir dari suatu kesepakatan bersama masyarakat internasional (negara-negara) yang pertama kali diperkenalkan dalam suatu konvensi internasional tenatng perubahan iklim global, yakni Konevensi Rio tahun 1992 \u0000 \u0000Kata Kunci : Perlindungan Lingkungan, Tanggung Jawab Negara, Prinsip Common but Differentiated Responsibility.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132428742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bank memiliki fungsi strategis dalam kancah perekonomian di setiap negara. Dalam fungsinya yang strategis ini sehingga perbankan selalu dihadapkan oleh regulasi dalam setiap langkah usahanya. Regulasi tersebut bukan saja pada bagaimana cara mendirikan atau izin mendirikan bank, namun pada setiap pos-pos neraca perbankan diatur sedemikian rupa agar bank berada dalam tingkat kesehatan yang terjaga guna memedomani prinsip–prinsip atau asas-asas perbankan. Salah satu prinsip perbankan yang menjadi perhatian serius para penegak hukum, adalah prinsip kehati-hatian. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian secara faktual dapat kita lihat dalam penerapan analisis pemberian kredit secara mendalam dengan menggunakan prinsip the five principle C, yakni meliputi unsur character (watak), capital (permodalan), capacity (kemampuan nasabah), condition of economy (kondisi perekonomian), dan colleteral (agunan) 5. Prinsip kehati-hatian sangat diperlukan khususnya dalam hal bank hendak menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Prinsip kehati-hatian pada hakikatnya juga memberikan perlindungan hukum bagi nasabah. Prinsip kehati-hatian sering diartikan sebagai suatu prinsip agar bank dalam menjalankan usahanya harus memerhatikan berbagai risiko, baik itu risiko administratif maupun risiko hukum. Arti kehati-hatian sangat luas untuk ditafsirkan, sehingga setiap pelanggaran terhadap risiko, dikategorikan sebagai pelanggaran prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian dalam kasus perbankan, sangat terbuka luas untuk diterapkan. Pelanggaran prinsip kehati-hatian menjadi uraian kalimat dakwaan yang lazim dilakukan bagi penuntut umum untuk menjerat para pengelola perbankan yang ceroboh. Cukup banyak para bankir pelanggar prinsip kehati-hatian dijerat sebagai tindak pidana. Untuk menerapkan terjadinya pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam perkara pidana perbankan, biasanya Penuntut Umum mengkriminalisasinya dengan Pasal 49 ayat (1) huruf a dan Pasal 49 ayat (2) b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dua pasal sebagai dakwaan yang disusun secara alternatif bersumber dari penyidik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diuji oleh hakim dalam kaitannya dengan pemberian kredit. Dakwaan Penuntut Umum selalu berujung karena pemberian kredit mengalami kemacetan sebagai akibat pemberian kredit nonprosedur, melanggar regulasi perbankan dan standard operational procedure (SOP). Menariknya dalam beberapa kasus perbankan, pemberian kredit yang dilakukan terdakwa dilakukan secara prosedur dan tidak ada rekayasa pembukuan. Sebab macet itulah sehingga terdakwa dihadapkan sebagai pelanggar prinsip kehati-hatian. Perlu ada produk regulasi perbankan yang secara khusus mengatur secara detail batasan-batasan sanksi apa saja yang disebut sebagai pelanggar administratif atau tindak pidana prinsip kehati-hatian. Sebab, jika tidak diatur secara jelas dan tegas akan menimbulkan ketidakpastian hukum. Kata Ku
{"title":"Praktik Penegakan Hukum Tindak Pidana Perbankan Melanggar Prinsip Kehati-Hatian","authors":"Eri Eka Sukarini, Imas Khaeriyah Primasari","doi":"10.31943/gw.v13i1.245","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.245","url":null,"abstract":"Bank memiliki fungsi strategis dalam kancah perekonomian di setiap negara. Dalam fungsinya yang strategis ini sehingga perbankan selalu dihadapkan oleh regulasi dalam setiap langkah usahanya. Regulasi tersebut bukan saja pada bagaimana cara mendirikan atau izin mendirikan bank, namun pada setiap pos-pos neraca perbankan diatur sedemikian rupa agar bank berada dalam tingkat kesehatan yang terjaga guna memedomani prinsip–prinsip atau asas-asas perbankan. Salah satu prinsip perbankan yang menjadi perhatian serius para penegak hukum, adalah prinsip kehati-hatian. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian secara faktual dapat kita lihat dalam penerapan analisis pemberian kredit secara mendalam dengan menggunakan prinsip the five principle C, yakni meliputi unsur character (watak), capital (permodalan), capacity (kemampuan nasabah), condition of economy (kondisi perekonomian), dan colleteral (agunan) 5. Prinsip kehati-hatian sangat diperlukan khususnya dalam hal bank hendak menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Prinsip kehati-hatian pada hakikatnya juga memberikan perlindungan hukum bagi nasabah. Prinsip kehati-hatian sering diartikan sebagai suatu prinsip agar bank dalam menjalankan usahanya harus memerhatikan berbagai risiko, baik itu risiko administratif maupun risiko hukum. Arti kehati-hatian sangat luas untuk ditafsirkan, sehingga setiap pelanggaran terhadap risiko, dikategorikan sebagai pelanggaran prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian dalam kasus perbankan, sangat terbuka luas untuk diterapkan. Pelanggaran prinsip kehati-hatian menjadi uraian kalimat dakwaan yang lazim dilakukan bagi penuntut umum untuk menjerat para pengelola perbankan yang ceroboh. Cukup banyak para bankir pelanggar prinsip kehati-hatian dijerat sebagai tindak pidana. Untuk menerapkan terjadinya pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam perkara pidana perbankan, biasanya Penuntut Umum mengkriminalisasinya dengan Pasal 49 ayat (1) huruf a dan Pasal 49 ayat (2) b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dua pasal sebagai dakwaan yang disusun secara alternatif bersumber dari penyidik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diuji oleh hakim dalam kaitannya dengan pemberian kredit. Dakwaan Penuntut Umum selalu berujung karena pemberian kredit mengalami kemacetan sebagai akibat pemberian kredit nonprosedur, melanggar regulasi perbankan dan standard operational procedure (SOP). Menariknya dalam beberapa kasus perbankan, pemberian kredit yang dilakukan terdakwa dilakukan secara prosedur dan tidak ada rekayasa pembukuan. Sebab macet itulah sehingga terdakwa dihadapkan sebagai pelanggar prinsip kehati-hatian. Perlu ada produk regulasi perbankan yang secara khusus mengatur secara detail batasan-batasan sanksi apa saja yang disebut sebagai pelanggar administratif atau tindak pidana prinsip kehati-hatian. Sebab, jika tidak diatur secara jelas dan tegas akan menimbulkan ketidakpastian hukum. \u0000Kata Ku","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116249593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zulham Anugrah, Abd. Rahman, Muhamad Agus, Kata Kunci, Leksikostatistik, Bahasa Glotokronologi, Bahasa Makassar, Selayar
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kekerabatan bahasa Makassar dan bahasa Selayar dan juga menghitung lama masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menganalisis data-data linguistik yang dikumpulkan dari bahasa Makassar dan bahasa Selayar yang dianalisis menggunakan telaah leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil analisis leksikostatistik menunjukkan tingkat kekerabatan antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar sebesar 60% yang menggolongkan keduanya menjadi subkeluarga bahasa dari satu bahasa induk (proto) yang sama. Analisis glotokronologi menunjukkan masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar selama 378 tahun yang terajadi antara tahun 688 M sampai 1066 M. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan: (1) bagi mahasiswa agar dapat memahami kekerabatan bahasa dan masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar. (2) Bagi masyarakat, sebagai bahan bacaan mengenai kekayaan bahasa. (3) Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan karya tulis ini sebagai rujukan untuk penelitian dalam bidang yang serupa.
{"title":"Kekerabatan Bahasa Makassar dan Bahasa Selayar: Analisis Leksikostatistik dan Glotokronologi","authors":"Zulham Anugrah, Abd. Rahman, Muhamad Agus, Kata Kunci, Leksikostatistik, Bahasa Glotokronologi, Bahasa Makassar, Selayar","doi":"10.31943/gw.v13i1.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.215","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kekerabatan bahasa Makassar dan bahasa Selayar dan juga menghitung lama masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menganalisis data-data linguistik yang dikumpulkan dari bahasa Makassar dan bahasa Selayar yang dianalisis menggunakan telaah leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil analisis leksikostatistik menunjukkan tingkat kekerabatan antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar sebesar 60% yang menggolongkan keduanya menjadi subkeluarga bahasa dari satu bahasa induk (proto) yang sama. Analisis glotokronologi menunjukkan masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar selama 378 tahun yang terajadi antara tahun 688 M sampai 1066 M. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan: (1) bagi mahasiswa agar dapat memahami kekerabatan bahasa dan masa pisah antara bahasa Makassar dan bahasa Selayar. (2) Bagi masyarakat, sebagai bahan bacaan mengenai kekayaan bahasa. (3) Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan karya tulis ini sebagai rujukan untuk penelitian dalam bidang yang serupa.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131145280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses dan faktor yang mempengaruhi sikap sosial melalui pembelajaran IPS yang dilakukan guru untukmenanamkan sikap sosial pada murid di SDN No 75 Bentang Kabupaten Takalar. Penelitian ini merupakan Kualitatif metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas V SDN No 75 Bentang Kabupaten Takalar. Penelitian ini melibatkan murid dankepala sekolah serta guru IPS Kelas V SDN No 75 Bentang. Fokus dalam penelitian ini adalah sikap sosial murid dan pembelajaran IPS. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses menanamkan sikap sosial murid sudah optimal melalui pembelajaran IPS dapat ditanamkan dengan strategi pembelajaran IPS yang digunakan guru, kemampuan guru dalam memberikan contoh sikap interaksi seperti Disiplin diri, Kejujuran, Toleransi, Tolong Menolong dan Sopan Santun yang mengandung nilai sikap sosial di awal pembelajaran. Selain itu terlihat pula dari penggunaan media pembelajaran IPS. Murid kelas V SDN No 75 BentangKabupaten Takalar memiliki individu yang berbeda-beda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu proses menanamkan sikap sosial sudah tertanam dilihat dari guru yang sudah berhasil menumbuhkan nilai sikap sosial sesuai dengan indikator-indikator yang telah peneliti jabarkan, yaitu: Kejujuran, Sopan Santun, Disiplin Diri, Toleransi, dan Tolong Menolong pada murid kelas V SDN No 75Bentang Kabupaten Takalar.
{"title":"Penanaman Sikap Sosial melalui Pembelajaran IPS pada Siswa Sekolah Dasar Negeri","authors":"S. Ramadhani, Nursalam Nursalam, M. Madani","doi":"10.31943/gw.v13i1.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.214","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses dan faktor yang mempengaruhi sikap sosial melalui pembelajaran IPS yang dilakukan guru untukmenanamkan sikap sosial pada murid di SDN No 75 Bentang Kabupaten Takalar. Penelitian ini merupakan Kualitatif metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas V SDN No 75 Bentang Kabupaten Takalar. Penelitian ini melibatkan murid dankepala sekolah serta guru IPS Kelas V SDN No 75 Bentang. Fokus dalam penelitian ini adalah sikap sosial murid dan pembelajaran IPS. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses menanamkan sikap sosial murid sudah optimal melalui pembelajaran IPS dapat ditanamkan dengan strategi pembelajaran IPS yang digunakan guru, kemampuan guru dalam memberikan contoh sikap interaksi seperti Disiplin diri, Kejujuran, Toleransi, Tolong Menolong dan Sopan Santun yang mengandung nilai sikap sosial di awal pembelajaran. Selain itu terlihat pula dari penggunaan media pembelajaran IPS. Murid kelas V SDN No 75 BentangKabupaten Takalar memiliki individu yang berbeda-beda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu proses menanamkan sikap sosial sudah tertanam dilihat dari guru yang sudah berhasil menumbuhkan nilai sikap sosial sesuai dengan indikator-indikator yang telah peneliti jabarkan, yaitu: Kejujuran, Sopan Santun, Disiplin Diri, Toleransi, dan Tolong Menolong pada murid kelas V SDN No 75Bentang Kabupaten Takalar.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125137373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-20DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.211
Rusmawati Rusmawati, A. Muslimin, I. Idawati
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika sosial pembelajaran di Masa Pandemi SDN 248 Kampung Baru Kelurahan Bajo Kabupaten Luwu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan menggambarkan problematika yang terjadi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin memahami, mengkaji secara mendalam serta memaparkan mengenai dinamika sosial dalam pembelajaran IPS di masa pandemi peserta didik SDN 248 Kampung Baru dengan memfokuskan data dengan mengacu pada pengungkapan tentang apa yang dikatakan narasumber kemudian dikumpulkan dalam kata-kata gambaran dan bukan dalam bentuk angka. Dinamika sosial dalam pembelajaran daring peserta didik di SDN 248 Kampung Baru, fenomena-fenomena yang terjadi dalam penelitian yaitu: tidak adanya kesiapan para guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran daring, setiap guru tetap ke sekolah melaksanakan pembelajaran daring di sekolah, proses pembelajaran di mulai pukul 08.00-12.00 dan untuk batas pengiriman tugas pukul 15.00.
{"title":"Dinamika Sosial dalam Pembelajaran IPS di Masa Pandemi COVID-19 Terhadap Peserta Didik","authors":"Rusmawati Rusmawati, A. Muslimin, I. Idawati","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.211","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika sosial pembelajaran di Masa Pandemi SDN 248 Kampung Baru Kelurahan Bajo Kabupaten Luwu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan menggambarkan problematika yang terjadi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin memahami, mengkaji secara mendalam serta memaparkan mengenai dinamika sosial dalam pembelajaran IPS di masa pandemi peserta didik SDN 248 Kampung Baru dengan memfokuskan data dengan mengacu pada pengungkapan tentang apa yang dikatakan narasumber kemudian dikumpulkan dalam kata-kata gambaran dan bukan dalam bentuk angka. Dinamika sosial dalam pembelajaran daring peserta didik di SDN 248 Kampung Baru, fenomena-fenomena yang terjadi dalam penelitian yaitu: tidak adanya kesiapan para guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran daring, setiap guru tetap ke sekolah melaksanakan pembelajaran daring di sekolah, proses pembelajaran di mulai pukul 08.00-12.00 dan untuk batas pengiriman tugas pukul 15.00.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123680857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-19DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.212
Nardiansyah Kamumu, Tengsoe Tjahjono
Pembahasan dalam artikel ini terkait dengan Teori Hegemoni Antonio Gramsci dalam Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Data yang diambil dari penelitian ini merupakan data verbal, yaitu paparan bahasa yang terdapat dalam pikiran, perasaan, perilaku, dan sikap tokoh-tokoh dalam bentuk dialog, monolog, serta narasi yang ada dalam novel Student Hijo karya Marco Kartodikromo. Formasi ideologi ditelusuri melalui elemen material dan kemudian dikaji berkait dengan elemen kesadaran, elemen solidaritas-identitas, serta elemen kebebasan. Dalam diri Hijo terdapat ideologi kapitalisme, liberalisme, teisme, demokrasi, humanisme, dan feodalisme.
{"title":"Teori Hegemoni Antonio Gramsci dalam Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo","authors":"Nardiansyah Kamumu, Tengsoe Tjahjono","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.212","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.212","url":null,"abstract":"Pembahasan dalam artikel ini terkait dengan Teori Hegemoni Antonio Gramsci dalam Novel Student Hijo Karya Marco Kartodikromo. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Data yang diambil dari penelitian ini merupakan data verbal, yaitu paparan bahasa yang terdapat dalam pikiran, perasaan, perilaku, dan sikap tokoh-tokoh dalam bentuk dialog, monolog, serta narasi yang ada dalam novel Student Hijo karya Marco Kartodikromo. Formasi ideologi ditelusuri melalui elemen material dan kemudian dikaji berkait dengan elemen kesadaran, elemen solidaritas-identitas, serta elemen kebebasan. Dalam diri Hijo terdapat ideologi kapitalisme, liberalisme, teisme, demokrasi, humanisme, dan feodalisme.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125192236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-16DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.218
I. L. Tarigan, M. Latief
Bioactivity is an elective course at the Jambi University Chemistry Study Program which focuses on finding compounds that can act as drug candidates. This study aimed to determine the results of the implementation of the PjBL model in terms of the quality of the student activity process and the quality of the results, student achievement. This research is a descriptive study with the subject of semester V students for the 2021/2022 academic year who contracted the Bioactivity course. Data collection techniques were carried out by test and non-test techniques. The research data was measured and analyzed using the average percentage method on the results of the assessment of student activities (visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, emotional activities) and student learning achievements (cognitive, affective, psychomotor) explained qualitatively and using data reduction, data display, and verification steps. The results showed that the implementation of the PjBL model improved the quality of the process, namely high student activity reaching 80% (2) the quality of the results in terms of: (a) cognitive learning achievement with an average of 75 known to be 46% - 88% of students completed. (b) affective learning achievement is known that 15% of students have very good affective learning achievement, 79% of students are good, 6% of students are poor, and 0% of students are very poor; (c) the quality of the results, namely psychomotor learning achievement on the project with an average of 87.5% very good; 10% is good, and 5% is not good
{"title":"Implementation of the Project-Based Learning (PjBL) Model in Bioactivity Courses to Improve Students' Activities and Learning Outcomes","authors":"I. L. Tarigan, M. Latief","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.218","url":null,"abstract":"Bioactivity is an elective course at the Jambi University Chemistry Study Program which focuses on finding compounds that can act as drug candidates. This study aimed to determine the results of the implementation of the PjBL model in terms of the quality of the student activity process and the quality of the results, student achievement. This research is a descriptive study with the subject of semester V students for the 2021/2022 academic year who contracted the Bioactivity course. Data collection techniques were carried out by test and non-test techniques. The research data was measured and analyzed using the average percentage method on the results of the assessment of student activities (visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, emotional activities) and student learning achievements (cognitive, affective, psychomotor) explained qualitatively and using data reduction, data display, and verification steps. The results showed that the implementation of the PjBL model improved the quality of the process, namely high student activity reaching 80% (2) the quality of the results in terms of: (a) cognitive learning achievement with an average of 75 known to be 46% - 88% of students completed. (b) affective learning achievement is known that 15% of students have very good affective learning achievement, 79% of students are good, 6% of students are poor, and 0% of students are very poor; (c) the quality of the results, namely psychomotor learning achievement on the project with an average of 87.5% very good; 10% is good, and 5% is not good","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127247706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-14DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.237
A. S. Musrah, Hairil Akbar
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya dan dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua. Hipertensi masih menjadi masalah serius di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu, di karenakan kasusnya meningkat setiap tahun. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2021. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan faktor efek, dengan total responden 96 orang. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pendapatan ekonomi (p= 0,000 dan OR=7,875), kebiasaan olahraga (p= 0,000 dan OR= 5,816), dan konsumsi garam (p=0,000 dan OR=7,231), namun tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi berdasarkan hasil chi - square (p= 0,446 dan OR= 1,889). Bagi responden yang ada hubunganya dengan hipertensi untuk selalu menjaga kesehatan dan rutin memeriksakan diri serta melakukan olahraga dan mengurangi konsumsi tinggi garam.
{"title":"Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu","authors":"A. S. Musrah, Hairil Akbar","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.237","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.237","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya dan dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua. Hipertensi masih menjadi masalah serius di Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu, di karenakan kasusnya meningkat setiap tahun. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kecamatan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu Tahun 2021. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan faktor efek, dengan total responden 96 orang. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pendapatan ekonomi (p= 0,000 dan OR=7,875), kebiasaan olahraga (p= 0,000 dan OR= 5,816), dan konsumsi garam (p=0,000 dan OR=7,231), namun tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi berdasarkan hasil chi - square (p= 0,446 dan OR= 1,889). Bagi responden yang ada hubunganya dengan hipertensi untuk selalu menjaga kesehatan dan rutin memeriksakan diri serta melakukan olahraga dan mengurangi konsumsi tinggi garam.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116036792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sistem reproduksi wanita menunjukkan perubahan yang siklik dan teratur. Siklus tersebut adalah menstruasi yang lebih terlihat sebagai pendarahan melalui vagina karena luruhnya lapisan endomentriun fungsional yang terjadi secara periodik. Lama siklus menstruasi normal berkisar antara 21 – 35 hari. Pada siklus menstruasi, bekerja suatu sistem hormonal yang kompleks. Endometrium secara siklik dipengaruhi oleh hormon dari hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Aktivitas kerja akan mempengaruhi siklus menstruasi melalui hipotalamus yang menyebabkan keseimbangan hormon dalam darah menjadi terganggu dan akibatnya siklus menstruasi tidak teratur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktivitas kerja guru terhadap siklus menstruasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 4 dan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, pada bulan April sampai Juli 2018. Metode yang digunakan adalah Ex Post Facto berdasarkan survey terhadap wanita guru. Populasi terjangkau adalah wanita guru MTs Negeri 4 dan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Data dianalisis dengan uji variansi melalui uji-F dan uji-t pada a = 0,05. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa semua data populasi berdistribusi normal. Pengujian kesamaan variansi melalui uji-F menunjukkan bahwa data homogen. Hasil uji-t untuk menguji beda rata-rata panjang siklus menstruasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara lama siklus menstruasi pada kelompok aktivitas kerja sedang dengan lama siklus menstruasi pada kelompok aktivitas kerja berat.
{"title":"Pengaruh Aktivitas Kerja Guru Terhadap Siklus Menstruasi","authors":"S. Susilawati","doi":"10.31943/gw.v13i1.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.244","url":null,"abstract":"Sistem reproduksi wanita menunjukkan perubahan yang siklik dan teratur. Siklus tersebut adalah menstruasi yang lebih terlihat sebagai pendarahan melalui vagina karena luruhnya lapisan endomentriun fungsional yang terjadi secara periodik. Lama siklus menstruasi normal berkisar antara 21 – 35 hari. Pada siklus menstruasi, bekerja suatu sistem hormonal yang kompleks. Endometrium secara siklik dipengaruhi oleh hormon dari hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Aktivitas kerja akan mempengaruhi siklus menstruasi melalui hipotalamus yang menyebabkan keseimbangan hormon dalam darah menjadi terganggu dan akibatnya siklus menstruasi tidak teratur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aktivitas kerja guru terhadap siklus menstruasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 4 dan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, pada bulan April sampai Juli 2018. Metode yang digunakan adalah Ex Post Facto berdasarkan survey terhadap wanita guru. Populasi terjangkau adalah wanita guru MTs Negeri 4 dan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Data dianalisis dengan uji variansi melalui uji-F dan uji-t pada a = 0,05. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa semua data populasi berdistribusi normal. Pengujian kesamaan variansi melalui uji-F menunjukkan bahwa data homogen. Hasil uji-t untuk menguji beda rata-rata panjang siklus menstruasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara lama siklus menstruasi pada kelompok aktivitas kerja sedang dengan lama siklus menstruasi pada kelompok aktivitas kerja berat.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130916243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}