Diare adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia. Karena banyak diderita sering kali diare ini diabaikan oleh banyak orang. Padahal diare jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi, dan diare dengan dehidrasi dapat menyebabkan kematian terutama pada balita. Diare merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami buang air dengan frekuensi sebanyak 3 atau lebih per hari dengan konsistensi tinja dalam bentuk cair. Ini biasanya merupakan gejala infeksi saluran pencernaan. Menurut Ayu Putri Ariani, (2016: 12) diare adalah Buang Air Besar (BAB) encer atau bahkan padat berupa air saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare (Diarrheal Disease) berasal dari bahasa yunani yaitu Diarroi yang artinya mengalir terus, adalah keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang frekuensinya meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko penyakit diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang Kabupaten Indramayu Tahun 2020. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi dan wawancara secara mendalam. Berdasarkan penelitian yang didapat dihasilkan bahwa yang menjadi faktor risiko dari penyakit diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang adalah usia, jenis kelamin, daya tahan tubuh, perilaku atau kebiasaan masyarakat, sanitasi lingkungan, dan pemberian ASI ekslusif. Kata kunci: Faktor Risiko, Penyakit Diare, Puskesmas.
{"title":"Faktor Risiko Penyakit Diare di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindang, Kabupaten Indramayu","authors":"Tating Nuraeni, Siti Pangarsi Dyah Kusuma Wardani","doi":"10.31943/gw.v13i1.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.243","url":null,"abstract":"Diare adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia. Karena banyak diderita sering kali diare ini diabaikan oleh banyak orang. Padahal diare jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi, dan diare dengan dehidrasi dapat menyebabkan kematian terutama pada balita. Diare merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami buang air dengan frekuensi sebanyak 3 atau lebih per hari dengan konsistensi tinja dalam bentuk cair. Ini biasanya merupakan gejala infeksi saluran pencernaan. Menurut Ayu Putri Ariani, (2016: 12) diare adalah Buang Air Besar (BAB) encer atau bahkan padat berupa air saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare (Diarrheal Disease) berasal dari bahasa yunani yaitu Diarroi yang artinya mengalir terus, adalah keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang frekuensinya meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko penyakit diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang Kabupaten Indramayu Tahun 2020. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi dan wawancara secara mendalam. Berdasarkan penelitian yang didapat dihasilkan bahwa yang menjadi faktor risiko dari penyakit diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindang adalah usia, jenis kelamin, daya tahan tubuh, perilaku atau kebiasaan masyarakat, sanitasi lingkungan, dan pemberian ASI ekslusif. \u0000Kata kunci: Faktor Risiko, Penyakit Diare, Puskesmas.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"156 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122300814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-12DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.190
Eva Yuliana
Hasil belajar siswa rendah menunjukkan keterampilan proses sains kurang optimal. Upaya untuk pengembangan keterampilan proses sains siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan model Open Inquiry berbantuan LKS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan keterampilan proses sains siswa menggunakan model Open Inquiry berbantuan LKS. Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan desain exsperimental design dengan jenis One-Shot Case Study. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMAN 1 Sindang Indramayu berjumlah 253 siswa dengan sampel dua kelas yaitu X MIA 1 sebagai kelas eksperimen 1 berjumlah 32 siswa dan kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen 2 sejumlah 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu 5 soal dalam bentuk essay keterampilan proses sains menurut 5 indikator (Mengamati, Interpretasi, meramalkan, mengajukan pertanyaan, dan berkomunikasi) dan ranah kognitif C3, C4, dan C5. Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh rata-rata kelas eksperimen 1 yaitu 15,63 dengan standar deviasinya yaitu 2,09. Selanjutnya untuk kelas eksperimen 2 diperoleh rata-ratanya yaitu 14,23dan standar deviasnya yaitu 2,32. Selain itu, hasil analisis data diperoleh nilai dari tobs sebesar 2,48 dan nilai dari tkritis sebesar 2,00. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan keterampilan proses sains siswa menggunakan model Open Inquiry berbantuan LKS dengan siswa yang menggunakan model Guided Inquiry.
低年级学生的学习成绩表明科学过程的技巧较差。学生在科学过程中的技能发展的努力是通过开放探究与LKS辅助学习模式的应用来实现学习。本研究的目的是了解学生使用开放调查模式帮助LKS的科学过程技能。一种使用过一次性设计的定量研究。本研究的学生人数为253名学生,样本为X MIA 1作为实验班,样本为X MIA 2作为实验班,学生为2名30名学生。样本采集是在随机抽样集群中进行的。使用的工具根据5个指标(观察、解释、预测、提问和沟通)和C3、C4和C5的认知范围,以科学过程技能的形式出现5个问题。在对数据进行处理后,获得的平均试验班1 1563,平均偏差为2.09。接下来的实验类2获得的平均值为14.23,标准差为2.32。此外,数据分析的结果从tobs中获得的值为2.48,而t临界值为2.00。这可能会得出结论,学生使用开放问卷模型与学生使用Guided Inquiry模型的科学过程技能的不同。
{"title":"Penggunaan Model Open Inquiry Berbantuan LKS dan Dampaknya Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa","authors":"Eva Yuliana","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.190","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.190","url":null,"abstract":"Hasil belajar siswa rendah menunjukkan keterampilan proses sains kurang optimal. Upaya untuk pengembangan keterampilan proses sains siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan model Open Inquiry berbantuan LKS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan keterampilan proses sains siswa menggunakan model Open Inquiry berbantuan LKS. Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan desain exsperimental design dengan jenis One-Shot Case Study. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMAN 1 Sindang Indramayu berjumlah 253 siswa dengan sampel dua kelas yaitu X MIA 1 sebagai kelas eksperimen 1 berjumlah 32 siswa dan kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen 2 sejumlah 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu 5 soal dalam bentuk essay keterampilan proses sains menurut 5 indikator (Mengamati, Interpretasi, meramalkan, mengajukan pertanyaan, dan berkomunikasi) dan ranah kognitif C3, C4, dan C5. Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh rata-rata kelas eksperimen 1 yaitu 15,63 dengan standar deviasinya yaitu 2,09. Selanjutnya untuk kelas eksperimen 2 diperoleh rata-ratanya yaitu 14,23dan standar deviasnya yaitu 2,32. Selain itu, hasil analisis data diperoleh nilai dari tobs sebesar 2,48 dan nilai dari tkritis sebesar 2,00. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan keterampilan proses sains siswa menggunakan model Open Inquiry berbantuan LKS dengan siswa yang menggunakan model Guided Inquiry.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"20 Suppl 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133487903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-12DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.207
M. Pauzan, Indri Yanti
Charger handphone adalah alat yang dimiliki oleh hampir setiap orang. Jika terjadi kerusakan maka masyarakat cenderung akan membuangnya dan membeli yang baru. Tapi di sisi lain charger yang rusak terse-but akan menambah limbah elektronik. Charger tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara memper-baikinya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis kerusakan pada charger handphone kemudian mengganti komponen yang diindikasikan rusak dengan komponen baru. Terdapat tiga tahap pengolahan sinyal pada charger handphone. Tahap pertama adalah penyearahan sumber alternating current (AC) dari PLN menjadi sumber direct current (DC). Pada tahap ini komponen yang digunakan berupa dioda dan kapasitor. Tahap kedua adalah tahap pensaklaran (switching), dihasilkan tegangan AC dengan frekuensi tinggi (orde kilohertz). Pada tahap ini komponen yang digunakan pada charger non-smartphone adalah transistor, kapasitor dan resistor, selain itu digunakan optocoupler untuk menjaga tegangan output 5V tetap stabil. Sedangkan untuk charger smartphone digunakan IC daya tanpa menggunakan optocoupler. Tahap ketiga adalah menurunkah amplitudo sinyal AC kemudian dirubah ke bentuk DC. Pada tahap ini digunakan transformer, dioda dan kapasitor. Berdasarkan enam belas charger rusak yang berhasil dikumpul-kan (enam charger non-smartphone, sepuluh charger smartphone), lima dari enam charger non-smartphone mengalami kerusakan pada optocoupler, sedangkan pada charger smartphone lima dari sepuluh sampel men-galami kerusakan pada kabel USB. Dua mengalami kerusakan pada kapasitor, dua mengalami kerusakan pa-da dioda dan satu sampel sisanya mengalami kerusakan pada fuse (sekring). Digunakan multimeter digital untuk mengecek kerusakan komponen tersebut, diagnosa kerusakan tersebut valid karena setelah komponen yang dianggap rusak diganti dengan yang baru, charger berfungsi normal.
{"title":"Analisis Jenis-Jenis Kerusakan pada Charger Handphone dengan Menggunakan Multimeter Digital dan Osiloskop Sebagai Alat Pengujiannya","authors":"M. Pauzan, Indri Yanti","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.207","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.207","url":null,"abstract":"Charger handphone adalah alat yang dimiliki oleh hampir setiap orang. Jika terjadi kerusakan maka masyarakat cenderung akan membuangnya dan membeli yang baru. Tapi di sisi lain charger yang rusak terse-but akan menambah limbah elektronik. Charger tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara memper-baikinya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis kerusakan pada charger handphone kemudian mengganti komponen yang diindikasikan rusak dengan komponen baru. Terdapat tiga tahap pengolahan sinyal pada charger handphone. Tahap pertama adalah penyearahan sumber alternating current (AC) dari PLN menjadi sumber direct current (DC). Pada tahap ini komponen yang digunakan berupa dioda dan kapasitor. Tahap kedua adalah tahap pensaklaran (switching), dihasilkan tegangan AC dengan frekuensi tinggi (orde kilohertz). Pada tahap ini komponen yang digunakan pada charger non-smartphone adalah transistor, kapasitor dan resistor, selain itu digunakan optocoupler untuk menjaga tegangan output 5V tetap stabil. Sedangkan untuk charger smartphone digunakan IC daya tanpa menggunakan optocoupler. Tahap ketiga adalah menurunkah amplitudo sinyal AC kemudian dirubah ke bentuk DC. Pada tahap ini digunakan transformer, dioda dan kapasitor. Berdasarkan enam belas charger rusak yang berhasil dikumpul-kan (enam charger non-smartphone, sepuluh charger smartphone), lima dari enam charger non-smartphone mengalami kerusakan pada optocoupler, sedangkan pada charger smartphone lima dari sepuluh sampel men-galami kerusakan pada kabel USB. Dua mengalami kerusakan pada kapasitor, dua mengalami kerusakan pa-da dioda dan satu sampel sisanya mengalami kerusakan pada fuse (sekring). Digunakan multimeter digital untuk mengecek kerusakan komponen tersebut, diagnosa kerusakan tersebut valid karena setelah komponen yang dianggap rusak diganti dengan yang baru, charger berfungsi normal.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127237932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-12DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.198
Elok Faiqoh, Besse Irna Tawaddud
Terapi PRP adalah perawatan yang efektif dan aman untuk peremajaan kulit tanpa perbedaan signifikan dalam berbagai teknik persiapan dan injeksi PRP. Treatment PRP terbukti meningkatkan kualitas kulit. untuk memperjelas posisi Terapi PRP yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan mayoritas Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pendekatan library research hal ini disebabkan karena informasi yang dipakai dalam penelitian ini berupa uraian kata yaang berkaitan dengan penjelasan hukum Islam tentang terapi menggunakan darah untuk anti aging. Penuaan kulit merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi secara alami disebabkan faktor psikologis, usia, dan lingkungan yang akan dialami semua orang. Proses penuaan melibatkan beberapa sistem dalam tubuh yang mengakibatkan menurunnya fungsi sistem-sistem tersebut. Penggunaan barang najis untuk keperluan pengobatan demi menjaga keberlangsungan hidup seseorang maka hal tersebut diperbolehkan, akan tetapi jika penggunaan barang najistersebut hanya untuk keperluan berhias (tahsiniyat) maka hukumnya haram.
{"title":"Terapi Platelet Rich Plasma Untuk Anti Aging dalam Tinjauan Hukum Islam","authors":"Elok Faiqoh, Besse Irna Tawaddud","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.198","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.198","url":null,"abstract":"Terapi PRP adalah perawatan yang efektif dan aman untuk peremajaan kulit tanpa perbedaan signifikan dalam berbagai teknik persiapan dan injeksi PRP. Treatment PRP terbukti meningkatkan kualitas kulit. untuk memperjelas posisi Terapi PRP yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan mayoritas Islam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pendekatan library research hal ini disebabkan karena informasi yang dipakai dalam penelitian ini berupa uraian kata yaang berkaitan dengan penjelasan hukum Islam tentang terapi menggunakan darah untuk anti aging. Penuaan kulit merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi secara alami disebabkan faktor psikologis, usia, dan lingkungan yang akan dialami semua orang. Proses penuaan melibatkan beberapa sistem dalam tubuh yang mengakibatkan menurunnya fungsi sistem-sistem tersebut. Penggunaan barang najis untuk keperluan pengobatan demi menjaga keberlangsungan hidup seseorang maka hal tersebut diperbolehkan, akan tetapi jika penggunaan barang najistersebut hanya untuk keperluan berhias (tahsiniyat) maka hukumnya haram.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127005823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.210
Karlina Wirawati, Agung Sutriyawan
Risiko bahaya yang dihadapi oleh pekerja adalah kecelakaan kerja yang diakibatkan karena kombinasi berbagai faktor seperti faktor manusia, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja fisik (kelembapan, pencahayaan, getaran, suhu, dan kebisingan) merupakan syarat penting agar pekerja dapat bekerja secara aman dan terhindar dari kecelakaan kerja. Banyakya kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja perlu mendapat perhatian khusus karena kecelakaan yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian bagi karyawan dan perusahaan. Penelitian betujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian kecelakaan kerja di industri tekstil Kota Bandung. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dipilih secara simple random sampling. Uji statistic yang digunakan adalah Chi Square (X2), regresi logistic sederhana dan uji regresi logistic ganda. Analisis regresi logistic ganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan subjektif suhu dan kebisingan dengan kejadian kecelakaan kerja, dengan nilai P-Value 0,003. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan untuk mengatsi permasalahan kecelakaan kerja dalam bentuk kegiatan pengukuran lingkungan kerja fisik
{"title":"Hubungan Lingkungan Kerja Fisik Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Industri Tekstil Kota Bandung","authors":"Karlina Wirawati, Agung Sutriyawan","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.210","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.210","url":null,"abstract":"Risiko bahaya yang dihadapi oleh pekerja adalah kecelakaan kerja yang diakibatkan karena kombinasi berbagai faktor seperti faktor manusia, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja fisik (kelembapan, pencahayaan, getaran, suhu, dan kebisingan) merupakan syarat penting agar pekerja dapat bekerja secara aman dan terhindar dari kecelakaan kerja. Banyakya kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja perlu mendapat perhatian khusus karena kecelakaan yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian bagi karyawan dan perusahaan. Penelitian betujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian kecelakaan kerja di industri tekstil Kota Bandung. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dipilih secara simple random sampling. Uji statistic yang digunakan adalah Chi Square (X2), regresi logistic sederhana dan uji regresi logistic ganda. Analisis regresi logistic ganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan subjektif suhu dan kebisingan dengan kejadian kecelakaan kerja, dengan nilai P-Value 0,003. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan untuk mengatsi permasalahan kecelakaan kerja dalam bentuk kegiatan pengukuran lingkungan kerja fisik","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128429493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Individu yang memiliki kesadaran diri yang memadai akan memiliki penilaian diri yang lebih akurat karena kesadaran diri berasal dari kemampuan individu untuk menilai evaluasi diri orang lain dan menggabungkan penilaian tersebut ke dalam evaluasi diri. Individu yang kesadaran dirinya memadai akan memiliki dorongan mandiri lebih baik dan dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri untuk dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Pada konseling kelompok seorang konseli menggunakan interaksi dalam kelompok untuk mendapatkan peningkatan, pemahaman dan penerimaan pada sebuah nilai dan banyak tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan prilaku tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan layanan konseling kelompok dengan teknik refleksi sebagai upaya meningkatkan kesadaran diri siswa. Adapun metode yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyatakan bahwa metode penelitian ini dilakukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Hasil penelitian menggunakan uji SPSS pada data sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok menggunakan uji Paired Sample test dengan nilai signifikan 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga antar sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kesadaran diri siswa antara sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok Kata Kunci: Layanan Konseling Kelompok , Teknik Refleksi, Kesadaran Diri
{"title":"Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Refleksi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Diri Siswa","authors":"Aep Saepuloh, Dewi Asiyah","doi":"10.31943/gw.v13i1.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gw.v13i1.241","url":null,"abstract":"Individu yang memiliki kesadaran diri yang memadai akan memiliki penilaian diri yang lebih akurat karena kesadaran diri berasal dari kemampuan individu untuk menilai evaluasi diri orang lain dan menggabungkan penilaian tersebut ke dalam evaluasi diri. Individu yang kesadaran dirinya memadai akan memiliki dorongan mandiri lebih baik dan dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri untuk dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Pada konseling kelompok seorang konseli menggunakan interaksi dalam kelompok untuk mendapatkan peningkatan, pemahaman dan penerimaan pada sebuah nilai dan banyak tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan prilaku tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan layanan konseling kelompok dengan teknik refleksi sebagai upaya meningkatkan kesadaran diri siswa. Adapun metode yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menyatakan bahwa metode penelitian ini dilakukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Hasil penelitian menggunakan uji SPSS pada data sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok menggunakan uji Paired Sample test dengan nilai signifikan 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga antar sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kesadaran diri siswa antara sebelum (pretes) dan sesudah (postes) penerapan konseling Kelompok \u0000Kata Kunci: Layanan Konseling Kelompok , Teknik Refleksi, Kesadaran Diri \u0000 ","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121759245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-09DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.195
S. Supriyadi, Arsy Nur Fadilah
This research purpose to find attributes that influence the selection potato donuts made from mocaf and find out the consumer's attitude towards potato donuts made from mocaf. Total respondents in this research are 30 people who had ever bought and ate potato donuts. The respondents were taken by purposive sampling. The methods used in this research is survey methods. The data analysis in this research is using Fishbein Model, the model applied is “the attitude toward object model”. It’s model were used to identify consumer attitudes towards the attributes potato donuts from mocaf and raw material includes taste, texture, shape, color and price suitability. The results show that the most influential attributes in the selection potato donuts made from mocaf are taste (13,74) and color (15,89). Consumer attitudes towards the overall attributes potato donuts are ordinary product. This study recommends potato donut producers to make improvements to the variables of texture, shape and price suitability from consumer input so that it becomes a potato donut product that is preferred by consumers.
{"title":"Subtitusi Mocaf Pada Donat Kentang: Apakah berpengaruh Terhadap Daya Terima Konsumen?","authors":"S. Supriyadi, Arsy Nur Fadilah","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.195","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.195","url":null,"abstract":"This research purpose to find attributes that influence the selection potato donuts made from mocaf and find out the consumer's attitude towards potato donuts made from mocaf. Total respondents in this research are 30 people who had ever bought and ate potato donuts. The respondents were taken by purposive sampling. The methods used in this research is survey methods. The data analysis in this research is using Fishbein Model, the model applied is “the attitude toward object model”. It’s model were used to identify consumer attitudes towards the attributes potato donuts from mocaf and raw material includes taste, texture, shape, color and price suitability. The results show that the most influential attributes in the selection potato donuts made from mocaf are taste (13,74) and color (15,89). Consumer attitudes towards the overall attributes potato donuts are ordinary product. This study recommends potato donut producers to make improvements to the variables of texture, shape and price suitability from consumer input so that it becomes a potato donut product that is preferred by consumers.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130005611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-08DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.197
Fina Dwimartina, Fadhillah Laila, Faisal Al Asad
Deteksi patogen penyebab penyakit tumbuhan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Deteksi secara langsung umumnya dilakukan dengan menggunakan metode serologi dan molekuler. Deteksi bakteri patogen dengan teknik molekuler dapat dilakukan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Penyakit hawar malai yang disebabkan oleh Burkholderia glumae dilaporkan telah menginfeksi tanaman padi di Indonesia. B. glumae dapat terbawa benih sehingga berpotensi menyebar dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah sebar penyakit hawar malai pada padi varietas Mekongga di Kecamatan Indramayu. Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sampel biji padi Mekongga di Kecamatan Indramayu, kemudian diuji secara molekuler. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 12 bulan ketika suhu dan kelembapan tinggi serta menjelang panen pada tanaman padi. B. glumae pada biji padi diekstraksi menggunakan DNeasy Plant Mini Kit Qiagen, dideteksi menggunakan primer Hasebe dan Lida, kemudian dilakukan elektroforesis menggunakan 5µl produk PCR pada agarose 1.2 % di dalam Buffer TAE 1x, pada tegangan 70 V selama 40 menit. DNA ladder menggunakan 100 bp plus dari Thermo Scientific. Hasil amplifikasi PCR terhadap sampel biji padi menunjukkan sampel tersebut positif terinfeksi B. glumae. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pengambilan sampel, Kecamatan Indramayu sedang memasuki musim kering, sehingga potensi berkembangnya penyakit hawar malai akan meningkat. Infeksi B. glumae akan meningkat pada suhu dan kelembapan tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan insidensi penyakit hawar malai.
{"title":"Deteksi Molekuler Burkholderia Glumae Pada Varietas Padi Mekongga Di Kecamatan Indramayu","authors":"Fina Dwimartina, Fadhillah Laila, Faisal Al Asad","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.197","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.197","url":null,"abstract":"Deteksi patogen penyebab penyakit tumbuhan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Deteksi secara langsung umumnya dilakukan dengan menggunakan metode serologi dan molekuler. Deteksi bakteri patogen dengan teknik molekuler dapat dilakukan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Penyakit hawar malai yang disebabkan oleh Burkholderia glumae dilaporkan telah menginfeksi tanaman padi di Indonesia. B. glumae dapat terbawa benih sehingga berpotensi menyebar dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah sebar penyakit hawar malai pada padi varietas Mekongga di Kecamatan Indramayu. Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sampel biji padi Mekongga di Kecamatan Indramayu, kemudian diuji secara molekuler. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 12 bulan ketika suhu dan kelembapan tinggi serta menjelang panen pada tanaman padi. B. glumae pada biji padi diekstraksi menggunakan DNeasy Plant Mini Kit Qiagen, dideteksi menggunakan primer Hasebe dan Lida, kemudian dilakukan elektroforesis menggunakan 5µl produk PCR pada agarose 1.2 % di dalam Buffer TAE 1x, pada tegangan 70 V selama 40 menit. DNA ladder menggunakan 100 bp plus dari Thermo Scientific. Hasil amplifikasi PCR terhadap sampel biji padi menunjukkan sampel tersebut positif terinfeksi B. glumae. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pengambilan sampel, Kecamatan Indramayu sedang memasuki musim kering, sehingga potensi berkembangnya penyakit hawar malai akan meningkat. Infeksi B. glumae akan meningkat pada suhu dan kelembapan tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan insidensi penyakit hawar malai.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115255741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-08DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.221
Darmayanti Waluyo, Ayudhita Cahyani Daud
Remaja putri berisiko mengalami anemia disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dipicu oleh kebiasaan makan remaja yang tidak sehat. Anemia suatu keadaan dimana terjadinya penurunan kuantitas sel-sel darah merah bersirkulasi atau jumlah hemoglobin (Hb) berada dibawah batas normal. Asupan zat gizi yang kurang menyebabkan remaja putri rawan mengalami anemia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadiaan anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat Kab Bone Bolango. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Penggumpulan data menggunkan lembar antropometri, Food Recall dan Formulir Food Frequency. Hasil penelitian menunjukan yang anemia sebanyak 7 orang (14%), yang tidak anemia sebanyak 43 (86%). Hasil analisis lebih lanjut menggunakan Chisquare menunjukan bahwa ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat dengan P-value=0,00 (α=0,05). Kesimpulan penelitian ini ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat. Saran diharapkan kepada remaja putri perlu memperhatikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang.
{"title":"Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango","authors":"Darmayanti Waluyo, Ayudhita Cahyani Daud","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.221","url":null,"abstract":"Remaja putri berisiko mengalami anemia disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dipicu oleh kebiasaan makan remaja yang tidak sehat. Anemia suatu keadaan dimana terjadinya penurunan kuantitas sel-sel darah merah bersirkulasi atau jumlah hemoglobin (Hb) berada dibawah batas normal. Asupan zat gizi yang kurang menyebabkan remaja putri rawan mengalami anemia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadiaan anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat Kab Bone Bolango. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Penggumpulan data menggunkan lembar antropometri, Food Recall dan Formulir Food Frequency. Hasil penelitian menunjukan yang anemia sebanyak 7 orang (14%), yang tidak anemia sebanyak 43 (86%). Hasil analisis lebih lanjut menggunakan Chisquare menunjukan bahwa ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat dengan P-value=0,00 (α=0,05). Kesimpulan penelitian ini ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Desa Poowo Barat. Saran diharapkan kepada remaja putri perlu memperhatikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114432042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-07DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.220
Pipit Marfiana
Every year there are more than 250 million accidents in the workplace and more than 160 million workers get sick. In addition, 1.2 million workers died due to accidents. Occupational Health and Safety which has been popularly known as K3, and is widely spread in every industrial sector. Therefore, this study aims to describe the program, procedure, implementation, and control of work accidents in the installation of fire extinguishers at PT "PTC". This research is a qualitative research with a descriptive case study design. The data collection techniques used were interviews, field observations, and literature studies. The data that has been collected is then analyzed qualitatively. The results of the study concluded that PT “PTC” had implemented a work accident control program, namely by conducting health checks on workers, safe work permits, personal protective equipment, and safety driving. The hazard control procedure has implemented the Internal Work Procedure NO. C-401/F13435/2015-S0 related to “Hazard Identification and Risk Assessment” as a work accident control procedure, at PT “PTC”. In addition, it has implemented the implementation of work accident control in accordance with Law no. 1 of 1970 concerning occupational safety as an aspect of the occupational safety and health management system to support existing work programs. This is an effort to continue to develop K3 procedures that are integrated with work processes to increase work productivity and participate in the implementation of occupational safety and health (K3) aspects.
{"title":"Bagaimanakah Pengendalian Kecelakaan Kerja pada Pemasangan Pipa Pemadam Kebakaran di PT “PTC”?","authors":"Pipit Marfiana","doi":"10.31943/gemawiralodra.v13i1.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v13i1.220","url":null,"abstract":"Every year there are more than 250 million accidents in the workplace and more than 160 million workers get sick. In addition, 1.2 million workers died due to accidents. Occupational Health and Safety which has been popularly known as K3, and is widely spread in every industrial sector. Therefore, this study aims to describe the program, procedure, implementation, and control of work accidents in the installation of fire extinguishers at PT \"PTC\". This research is a qualitative research with a descriptive case study design. The data collection techniques used were interviews, field observations, and literature studies. The data that has been collected is then analyzed qualitatively. The results of the study concluded that PT “PTC” had implemented a work accident control program, namely by conducting health checks on workers, safe work permits, personal protective equipment, and safety driving. The hazard control procedure has implemented the Internal Work Procedure NO. C-401/F13435/2015-S0 related to “Hazard Identification and Risk Assessment” as a work accident control procedure, at PT “PTC”. In addition, it has implemented the implementation of work accident control in accordance with Law no. 1 of 1970 concerning occupational safety as an aspect of the occupational safety and health management system to support existing work programs. This is an effort to continue to develop K3 procedures that are integrated with work processes to increase work productivity and participate in the implementation of occupational safety and health (K3) aspects.","PeriodicalId":382685,"journal":{"name":"Gema Wiralodra","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130867048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}