Abstract: Tooth abrasion is the loss of tooth structure resulting from clinically abnormal mechanical wear with further risk of fracture in the cervical region of the tooth. Tooth abrasion can be avoided by applying fluoride to the teeth, changing tooth brushing behavior, and treatment of damaged teeth with dental fillings. This study aimed to evaluate the relationship between tooth brushing behavior (knowledge, attitude, and action) in people aged 30-55 years and the occurrence of dental abrasion. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Samples were 40 people of Desa Marindal II obtained by using purposive sampling method. The results showed that 15 subjects (37.5%) had good knowledge of tooth brushing and 25 subjects (62.5%) had fair knowledge of tooth brushing. There were 17 subjects (42.5%) with positive attitude towards brushing their teeth and 23 subjects (57.5%) with negative attitude towards brushing their teeth. Based on the act of tooth brushing, there were 18 subjects (45.0%) with good action and 22 respondents (55.0%) with fair action. Based on tooth abrasion, there were 19 subjects (47.5%) with no changes of tooth email and 21 subjects (52.5%) with changes of tooth email. The chi-square test showed a relationship between knowledge, attitude, and action of tooth brushing and dental abrasion among the subjects with p-values of 0.013, 0.014, and 0.000 (<0.05) respectively. In conclusion, tooth brushing can cause dental abrasion Keywords: behavior; tooth brushing; tooth abrasion Abstrak: Abrasi gigi merupakan hilangnya struktur gigi akibat keausan mekanis yang abnormal secara klinis dengan risiko lanjut fraktur (patah) pada daerah servikal gigi. Abrasi gigi dapat dihindari dengan cara pengolesan fluorida pada gigi, merubah kebiasan dalam perilaku menyikat gigi dan penambalan gigi yang sudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) menyikat gigi pada masyarakat berusia 30-55 tahun. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 40 orang warga Desa Marindal II yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian mendapatkan 15 responden (37.5%) memiliki pengetahuan baik menyikat gigi dan 25 responden (62.5%) memiliki pengetahuan cukup menyikat gigi. Berdasarkan sikap menyikat gigi, terdapat 17 responden (42.5%) memiliki sikap positif menyikat gigi dan 23 responden (57.5%) memiliki sikap negatif menyikat gigi. Berdasarkan tindakan menyikat gigi, terdapat 18 responden (45.0%) memiliki tindakan baik menyikat gigi dan 22 responden (55.0%) memiliki tindakan cukup menyikat gigi. Terkait kejadian abrasi gigi terdapat 19 responden (47.5%) tanpa perubahan email gigi dan 21 responden (52.5%) dengan perubahan email gigi. Hasil uji chi-square mendapatkan hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan (perilaku) menyikat gig
摘要牙齿磨损是由于临床异常机械磨损导致的牙齿结构丧失,并有进一步发生牙颈骨折的风险。牙齿磨损可以通过在牙齿上涂氟化物、改变刷牙习惯和用牙齿填充物治疗受损牙齿来避免。本研究旨在评估30-55岁人群刷牙行为(知识、态度和行动)与牙磨耗发生的关系。这是一项具有横断面设计的描述性和分析性研究。采用目的抽样法,抽取40人为样本。结果显示,有15名(37.5%)受试者有良好的刷牙知识,有25名(62.5%)受试者有一般的刷牙知识。对刷牙持积极态度的有17人(42.5%),持消极态度的有23人(57.5%)。从刷牙行为来看,行为良好者18人(45.0%),行为一般者22人(55.0%)。根据牙齿磨损情况,19例(47.5%)患者的牙齿电子邮件未发生变化,21例(52.5%)患者的牙齿电子邮件发生变化。卡方检验显示,被试对刷牙和牙齿磨损的认知、态度和行为之间存在相关性,p值分别为0.013、0.014和0.000(<0.05)。综上所述,刷牙可引起牙磨耗。关键词:行为;刷牙;摘要:牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀牙磨蚀阿布拉斯基·达帕特·迪欣达·邓加尼·卡拉·蓬加尼·达巴尼·达巴尼·达巴尼·达巴尼·达巴尼·达巴尼·达巴尼·扬·苏达·鲁萨克。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peraku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) menyikat gigi pada masyarakat berusia 30-55 tahun。詹尼斯·潘尼利特是一位著名的作家。样品penelitian sebanyak 40 orangwarga Desa Marindal II yang dipilih dengan方法目的取样。分析数据孟古纳坎乌吉卡方为95% (p< 0.05)。Hasil penelitian mendapatkan 15名应答者(37.5%)memiliki pengetahuan baik menyikat gigi dan 25名应答者(62.5%)memiliki pengetahuan cuup menyikat gigi。Berdasarkan sikap menyikat gigi,共有17名应答者(42.5%)memiliki sikap阳性menyikat gigi, 23名应答者(57.5%)memiliki sikap阴性menyikat gigi。Berdasarkan tindakan menyikat gigi,有18名回答者(45.0%)memiliki tindakan baik menyikat gigi,有22名回答者(55.0%)memiliki tindakan cuup menyikat gigi。Terkait kejadian abrasi gigi terdapat 19受访者(47.5%)tanpa perubahan email gigi dan 21受访者(52.5%)dengan perubahan email gigi。Hasil uji chi-square mendapatkan hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan (peraku) menyikat gigi terhadap kejadian abrasi gigi pada subyek penelitian dengan nilai p=0,013, p=0,014, p=0,014 (< 0.05) secara berurut。Simpulan penelitian ini ialah peraku menyikat gigi yang salah dapat menyebabkan abrasi gigi。Kata kunci;menyikat吉吉;abrasi吉吉
{"title":"Hubungan Perilaku Menyikat Gigi dengan Kejadian Abrasi Gigi","authors":"A. B. Simaremare, K. Sihombing","doi":"10.35790/eg.v11i2.47768","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.47768","url":null,"abstract":"Abstract: Tooth abrasion is the loss of tooth structure resulting from clinically abnormal mechanical wear with further risk of fracture in the cervical region of the tooth. Tooth abrasion can be avoided by applying fluoride to the teeth, changing tooth brushing behavior, and treatment of damaged teeth with dental fillings. This study aimed to evaluate the relationship between tooth brushing behavior (knowledge, attitude, and action) in people aged 30-55 years and the occurrence of dental abrasion. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Samples were 40 people of Desa Marindal II obtained by using purposive sampling method. The results showed that 15 subjects (37.5%) had good knowledge of tooth brushing and 25 subjects (62.5%) had fair knowledge of tooth brushing. There were 17 subjects (42.5%) with positive attitude towards brushing their teeth and 23 subjects (57.5%) with negative attitude towards brushing their teeth. Based on the act of tooth brushing, there were 18 subjects (45.0%) with good action and 22 respondents (55.0%) with fair action. Based on tooth abrasion, there were 19 subjects (47.5%) with no changes of tooth email and 21 subjects (52.5%) with changes of tooth email. The chi-square test showed a relationship between knowledge, attitude, and action of tooth brushing and dental abrasion among the subjects with p-values of 0.013, 0.014, and 0.000 (<0.05) respectively. In conclusion, tooth brushing can cause dental abrasion\u0000Keywords: behavior; tooth brushing; tooth abrasion\u0000 \u0000Abstrak: Abrasi gigi merupakan hilangnya struktur gigi akibat keausan mekanis yang abnormal secara klinis dengan risiko lanjut fraktur (patah) pada daerah servikal gigi. Abrasi gigi dapat dihindari dengan cara pengolesan fluorida pada gigi, merubah kebiasan dalam perilaku menyikat gigi dan penambalan gigi yang sudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) menyikat gigi pada masyarakat berusia 30-55 tahun. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 40 orang warga Desa Marindal II yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian mendapatkan 15 responden (37.5%) memiliki pengetahuan baik menyikat gigi dan 25 responden (62.5%) memiliki pengetahuan cukup menyikat gigi. Berdasarkan sikap menyikat gigi, terdapat 17 responden (42.5%) memiliki sikap positif menyikat gigi dan 23 responden (57.5%) memiliki sikap negatif menyikat gigi. Berdasarkan tindakan menyikat gigi, terdapat 18 responden (45.0%) memiliki tindakan baik menyikat gigi dan 22 responden (55.0%) memiliki tindakan cukup menyikat gigi. Terkait kejadian abrasi gigi terdapat 19 responden (47.5%) tanpa perubahan email gigi dan 21 responden (52.5%) dengan perubahan email gigi. Hasil uji chi-square mendapatkan hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan (perilaku) menyikat gig","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121390010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. I. Anggaraeni, P. Rejeki, L. C. Hutomo, Debora Natalia
Prevalence of malocclusion in Indonesia is quite high resulting a higher need of orthodontic treatment. Factors that influences the success of orthodontic treatment are inter alia the patient's expectation and level of understanding of orthodontic treatment. Most orthodontic users are high school students in the age of 15-18 years. This study aimed to determine the levels of expectation and understanding of fixed orthodontic treatment in senior high school students. This was a descriptive and observational study with a cross-sectional design. Samples were 77 senior high school students obtained by using the Slovin formula. Data were analyzed univariately using a crosstabulation table. The results showed that of 77 respondents, 67 (87.0%) had realistic expectations, nine (11.7%) had medium level of expectations, and only one (1.3%) had unrealistic expectation. There were 74 (96.1%) respondents with good understanding of fixed orthodontic treatment, three respondents (3.9%) had moderate understanding, and none had poor understanding. In conclusion, most senior high school students in Denpasar city have realistic expectations and good understanding of fixed orthodontic treatment. Keywords: expectations; fixed orthodontic treatment; understanding; senior high school students Abstrak: Prevalensi maloklusi di Indonesia masih cukup tinggi yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan perawatan ortodontik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan ortodontik antara lain ekspektasi pasien serta tingkat pemahaman pasien terhadap perawatan ortodontik. Umumnya pengguna ortodontik ialah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada pada kisaran usia 15-18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspektasi serta pemahaman terhadap perawatan ortodontik pada siswa SMA. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 77 siswa SMA di kota Denpasar, diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dengan menggunakan tabel tabulasi silang dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian mendapatkan ekspektasi realistik berjumlah 67 responden (87,0%), ekspektasi sedang sembilan responden (11,7%), dan hanya satu responden (1,3%) yang memiliki ekspektasi kurang realistik. Terdapat 74 responden (96,1%) dengan pemahaman terhadap perawatan ortodontik cekat yang baik, tiga responden (3,9%) dengan pemahaman sedang, dan tidak ada responden yang memiliki pemahaman kurang. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar siswa SMA di kota Denpasar memiliki ekspektasi yang realistik dan pemahaman yang baik terhadap perawatan ortodontik cekat. Kata kunci: ekspektasi; pemahaman; perawatan ortodontik cekat; siswa Sekolah Menengah Atas
印度尼西亚错牙合的患病率相当高,导致对正畸治疗的需求更高。影响正畸治疗成功的因素包括患者对正畸治疗的期望和了解程度。大多数正畸使用者是15-18岁的高中生。本研究旨在了解高中生对固定正畸治疗的期望及了解程度。这是一项横断面设计的描述性和观察性研究。样本为77名高中生,采用斯洛文公式。使用交叉校正表对数据进行单变量分析。结果显示,在77名被调查者中,有67人(87.0%)的期望是“现实”,9人(11.7%)的期望是“中等”,只有1人(1.3%)的期望是“不现实”。74名(96.1%)受访者对固定正畸治疗有较好的了解,3名(3.9%)受访者对固定正畸治疗有中等程度的了解,没有人对固定正畸治疗有较差的了解。综上所述,登巴萨市大部分高中生对固定正畸治疗有现实的期望和较好的认识。关键词:预期;固定正畸治疗;理解;摘要:Prevalensi maloklusi di Indonesia masih cuup tinggi yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan perawatan ortodontik。我是杨先生,我是杨先生,我是杨先生,我是杨先生,我是杨先生,我是杨先生,我是杨先生。Umumnya pengguna ortodontik ialah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada pada kisaran usia 15-18 tahun。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspektasi serta pemahaman terhadap perawatan or dontik padsiswa SMA。詹尼·潘尼利特:《中国日报》的一份观察报告。抽样,抽样,抽样,抽样,抽样,抽样。数据采用双变量分析方法,单变量统计,单变量统计,单变量统计,单变量统计,单变量统计,单变量统计,单变量统计,单变量统计。Hasil penelitian mendapatkan ekspektasi realistik berjumlah 67受访者(87.0%),ekspektasi sembilan受访者(11.7%),dan hanya satu受访者(1.3%)yang memiliki ekspektasi kurang realisk。Terdapat 74名应答者(96,1%)dengan pemahaman terhadap perawatan ortodontik cekat yang baik, tiga应答者(3,9%)dengan pemahaman sedang, dan tidak ada应答者yang memiliki pemahaman kurang。Simpulan penelitian ini - albatian besar siswa di kota Denpasar memiliki - specktasan - realisk - penhaman - yang baik - hadap perawatan ortodontik cekat。Kata kunci: ekspektasi;pemahaman;Perawatan ortodontik cekat;siswa Sekolah Menengah Atas
{"title":"Ekspektasi dan Pemahaman terhadap Perawatan Ortodontik Cekat pada Siswa Sekolah Menengah Atas","authors":"P. I. Anggaraeni, P. Rejeki, L. C. Hutomo, Debora Natalia","doi":"10.35790/eg.v11i2.47571","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.47571","url":null,"abstract":"Prevalence of malocclusion in Indonesia is quite high resulting a higher need of orthodontic treatment. Factors that influences the success of orthodontic treatment are inter alia the patient's expectation and level of understanding of orthodontic treatment. Most orthodontic users are high school students in the age of 15-18 years. This study aimed to determine the levels of expectation and understanding of fixed orthodontic treatment in senior high school students. This was a descriptive and observational study with a cross-sectional design. Samples were 77 senior high school students obtained by using the Slovin formula. Data were analyzed univariately using a crosstabulation table. The results showed that of 77 respondents, 67 (87.0%) had realistic expectations, nine (11.7%) had medium level of expectations, and only one (1.3%) had unrealistic expectation. There were 74 (96.1%) respondents with good understanding of fixed orthodontic treatment, three respondents (3.9%) had moderate understanding, and none had poor understanding. In conclusion, most senior high school students in Denpasar city have realistic expectations and good understanding of fixed orthodontic treatment.\u0000Keywords: expectations; fixed orthodontic treatment; understanding; senior high school students\u0000 \u0000Abstrak: Prevalensi maloklusi di Indonesia masih cukup tinggi yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan perawatan ortodontik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan ortodontik antara lain ekspektasi pasien serta tingkat pemahaman pasien terhadap perawatan ortodontik. Umumnya pengguna ortodontik ialah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada pada kisaran usia 15-18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspektasi serta pemahaman terhadap perawatan ortodontik pada siswa SMA. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 77 siswa SMA di kota Denpasar, diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dengan menggunakan tabel tabulasi silang dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian mendapatkan ekspektasi realistik berjumlah 67 responden (87,0%), ekspektasi sedang sembilan responden (11,7%), dan hanya satu responden (1,3%) yang memiliki ekspektasi kurang realistik. Terdapat 74 responden (96,1%) dengan pemahaman terhadap perawatan ortodontik cekat yang baik, tiga responden (3,9%) dengan pemahaman sedang, dan tidak ada responden yang memiliki pemahaman kurang. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar siswa SMA di kota Denpasar memiliki ekspektasi yang realistik dan pemahaman yang baik terhadap perawatan ortodontik cekat.\u0000Kata kunci: ekspektasi; pemahaman; perawatan ortodontik cekat; siswa Sekolah Menengah Atas","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126027559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Covid-19 infection prevention and control (IPC) is needed to prevent the occurrence of cross infection among all healthcare workers including clinical dental students who are at high risk of being exposed to SARS-CoV-2 while doing their clinical care to patients. This study aimed to evaluate knowledge and attitude of dental students towards IPC during the Covid-19 pandemic. This was a descriptive and observational study with a cross-sectional design. A self-designed questionnaire was used as the measuring instrument already tested for validity and reliability and was distributed to 95 clinical dental students. The results showed that 61 respondents (64.2%) had good knowledge of IPC, 32 respondents (33.7%) had moderate knowledge, and two respondents (2.1%) had poor knowledge. There were 87.4% of respondents who had positive attitude in the sterilizing instrument aspect and 86.3% in the washing hand aspect. There were 42.1% of respondents that had negative attitude (42,1%) in the aspect of rinsing patients’ mouth with hydrogen peroxide. In conclusion, most clinical dental students have good knowledge towards Covid-19 IPC and positive attitude towards sterilizing instruments and hand hygiene as parts of the application of infection prevention and control. Keywords: Covid-19; clinical dental students; infection prevention and control; knowledge; attitude Abstrak: Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan upaya mencegah terjadinya infeksi silang di seluruh fasilitas pelayanan oleh tenaga medis dan kesehatan di masa pandemi Covid-19, termasuk juga peserta didik Program Profesi Dokter Gigi yang memiliki risiko tinggi terpapar virus SARS-CoV-2 dalam melakukan kegiatan pendidikan dalam pelayanan kesehatan di bidang kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap peserta didik Program Profesi Dokter Gigi terhadap PPI di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dirancang dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian mendapatkan 95 peserta didik sebagai responden penelitian. Responden yang memiliki pengetahuan baik 61 orang (64,2%), cukup 32 orang (33,7%) dan kurang dua orang (2,1%). Peserta didik yang memiliki sikap positif tertinggi 87,4% pada aspek sterilisasi instrumen dan 86,3% pada aspek mencuci tangan sedangkan sikap negatif sebesar 42,1% pada aspek pasien berkumur dengan hidrogen peroksida. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar peserta didik Program Profesi Kedokteran Gigi memiliki pengetahuan baik terhadap PPI Covid-19 dan memiliki sikap positif pada pelaksanaan PPI untuk aspek sterilisasi instrumen dan kebersihan tangan. Kata kunci: Covid-19; peserta didik Program Profesi Dokter Gigi; pencegahan dan pengendalian infeksi; pengetahuan; sikap
需要开展Covid-19感染预防和控制(IPC),以防止在为患者提供临床护理时暴露于SARS-CoV-2的高风险的所有卫生保健工作者(包括临床牙科学生)之间发生交叉感染。本研究旨在评估2019冠状病毒病大流行期间牙科学生对IPC的知识和态度。这是一项横断面设计的描述性和观察性研究。采用自行设计的问卷作为测量工具,对95名临床牙科学生进行了效度和信度测试。结果显示,61名受访者(64.2%)对IPC有较好的了解,32名受访者(33.7%)有中等程度的了解,2名受访者(2.1%)有较差的了解。87.4%的受访者对消毒器具持肯定态度,86.3%的受访者对洗手器具持肯定态度。42.1%的受访者对用双氧水冲洗患者口腔持否定态度(42.1%)。综上所述,大多数临床牙科学生对Covid-19 IPC有较好的了解,并且对器械消毒和手卫生作为感染预防和控制的一部分应用持积极态度。关键词:Covid-19;临床牙科学生;感染预防和控制;知识;态度Abstrak: Pencegahan丹pengendalian infeksi (PPI) merupakan方便mencegah”terjadinya infeksi silang di seluruh fasilitas pelayanan oleh pokalchuk tenaga而medis丹kesehatan di玛莎pandemi Covid-19, termasuk轭peserta didik程序Profesi Dokter吉吉杨memiliki risiko丁宜受困terpapar病毒SARS-CoV-2 dalam melakukan kegiatan pendidikan dalam pelayanan kesehatan di bidang kedokteran吉吉。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikpa peserdidik项目教授Dokter Gigi在新冠肺炎大流行方面取得了进展。詹尼·潘尼利特:《中国日报》的一份观察报告。杨德昌,杨德昌,杨德昌,杨德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌,梁德昌。Hasil penelitian mendapatkan 95 peserta didik sebagai回应penelitian。Responden yang memiliki pengetahuan baik 61橙(64,2%),cucuup 32橙(33,7%)dan kurang dua橙(2,1%)。perperta didik yang memiliki sikap阳性的有87例,4%的paspask无菌器械有86例,3%的paspask manuci tangan sedangkan sikap阴性的有42例,1%的paspasen berkumur dengan氢过氧化。普兰氏传染病研究所的研究人员Kedokteran Gigi教授表示,新冠肺炎患者的PPI呈阳性,而普兰氏传染病研究所的PPI呈阳性,而普兰氏传染病研究所的PPI呈阴性。Kata kunci: Covid-19;didik项目教授Dokter Gigi;彭根大连;pengetahuan;sikap
{"title":"Pengetahuan dan Sikap Peserta Didik Terhadap Pencegahan dan Pengendalian Covid-19","authors":"Sinta N. M. Lumbantoruan, Marta Juslily","doi":"10.35790/eg.v11i2.46599","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46599","url":null,"abstract":"Covid-19 infection prevention and control (IPC) is needed to prevent the occurrence of cross infection among all healthcare workers including clinical dental students who are at high risk of being exposed to SARS-CoV-2 while doing their clinical care to patients. This study aimed to evaluate knowledge and attitude of dental students towards IPC during the Covid-19 pandemic. This was a descriptive and observational study with a cross-sectional design. A self-designed questionnaire was used as the measuring instrument already tested for validity and reliability and was distributed to 95 clinical dental students. The results showed that 61 respondents (64.2%) had good knowledge of IPC, 32 respondents (33.7%) had moderate knowledge, and two respondents (2.1%) had poor knowledge. There were 87.4% of respondents who had positive attitude in the sterilizing instrument aspect and 86.3% in the washing hand aspect. There were 42.1% of respondents that had negative attitude (42,1%) in the aspect of rinsing patients’ mouth with hydrogen peroxide. In conclusion, most clinical dental students have good knowledge towards Covid-19 IPC and positive attitude towards sterilizing instruments and hand hygiene as parts of the application of infection prevention and control.\u0000Keywords: Covid-19; clinical dental students; infection prevention and control; knowledge; attitude\u0000 \u0000Abstrak: Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan upaya mencegah terjadinya infeksi silang di seluruh fasilitas pelayanan oleh tenaga medis dan kesehatan di masa pandemi Covid-19, termasuk juga peserta didik Program Profesi Dokter Gigi yang memiliki risiko tinggi terpapar virus SARS-CoV-2 dalam melakukan kegiatan pendidikan dalam pelayanan kesehatan di bidang kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap peserta didik Program Profesi Dokter Gigi terhadap PPI di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dirancang dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian mendapatkan 95 peserta didik sebagai responden penelitian. Responden yang memiliki pengetahuan baik 61 orang (64,2%), cukup 32 orang (33,7%) dan kurang dua orang (2,1%). Peserta didik yang memiliki sikap positif tertinggi 87,4% pada aspek sterilisasi instrumen dan 86,3% pada aspek mencuci tangan sedangkan sikap negatif sebesar 42,1% pada aspek pasien berkumur dengan hidrogen peroksida. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar peserta didik Program Profesi Kedokteran Gigi memiliki pengetahuan baik terhadap PPI Covid-19 dan memiliki sikap positif pada pelaksanaan PPI untuk aspek sterilisasi instrumen dan kebersihan tangan.\u0000Kata kunci: Covid-19; peserta didik Program Profesi Dokter Gigi; pencegahan dan pengendalian infeksi; pengetahuan; sikap","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127281310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurfadilah Nurfadilah, Aurelia S. R. Supit, D. H. Pangemanan
In Indonesia, there are still many nutritional problems of poor nutrition, undernutrition or malnutrition. Oral manifestation usually found in nutritional deficiency is atrophic glossitis. This was a literature review study using Google Scholar, PubMed, and Science Direct databases. This study aimed to describe the incidence of atrophic glossitis in people with nutritional deficiencies. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out and obtained eight literatures consisting of one cross-sectional, three case control, one prospective, and three retrospective studies. The results showed that the incidence of atrophic glossitis was found in 70.17% of people who had nutritional deficiency of vitamin B12; 34.4% in people with iron deficiency; 26.7% and 20.4% in people with nutritional deficiencies of iron, vitamin B12, and folic acid. The micronutrient that was most often deficient in people with atrophic glossitis was vitamin B12. Besides that, there were also deficiencies of iron, folic acid, and zinc. Three articles showed the highest percentage of micronutrient deficits, namely vitamin B12; the other two articles described the highest percentage of iron deficiency. In conclusion, the incidence of atrophic glossitis is found in people with deficiencies in micronutrients of vitamin B12, iron, folic acid, and zinc. Keywords: atrophic glossitis; nutritional deficiency; vitamin B12; iron; folic acid; zinc Abstrak: Di Indonesia masih banyak ditemukan masalah gizi buruk dan gizi kurang atau malnutrisi. Manifestasi oral yang sering ditemukan pada penderita kurang gizi antara lain atrophic glossitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian atrophic glossitis pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi. Jenis penelitian ialah suatu literature review dengan pencarian data menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi, dilakukan critical appraisal didapatkan delapan literatur terdiri dari satu studi cross-sectional, tiga case control, satu prospective dan tiga retrospective. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian atrophic glossitis ditemukan sebanyak 70,17% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi vitamin B12; 34,4% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi zat besi; 26,7% dan 20,4% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Jenis nutrisi mikro yang paling banyak mengalami defisit pada individu yang mengalami atrophic glossitis yaitu vitamin B12; selain itu terdapat juga defisiensi zat besi, asam folat dan zinc. Terdapat tiga artikel menunjukkan persentase defisit nutrisi mikro terbesar yaitu vitamin B12; dua artikel lainya menggambarkan persentase terbesar yaitu zat besi. Simpulan penelitian ini ialah kejadian atrophic glossitis didapatkan pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi mikro vitamin B12, zat besi, asam folat dan zinc. Kata kunci: atrop
在印度尼西亚,仍然存在许多营养不良、营养不足或营养不良的营养问题。营养缺乏的口腔表现为萎缩性舌炎。这是一项使用Google Scholar、PubMed和Science Direct数据库的文献综述研究。本研究旨在描述营养缺乏人群中萎缩性舌炎的发生率。根据纳入和排除标准进行筛选后,进行批判性评价,获得8篇文献,包括1篇横断面研究、3篇病例对照研究、1篇前瞻性研究和3篇回顾性研究。结果表明:营养缺乏维生素B12人群中萎缩性舌炎发生率为70.17%;缺铁者占34.4%;26.7%和20.4%的人缺乏铁,维生素B12和叶酸。萎缩性舌炎患者最常缺乏的微量营养素是维生素B12。除此之外,他们还缺乏铁、叶酸和锌。三篇文章显示微量营养素缺乏率最高,即维生素B12;另外两篇文章描述了铁缺乏的最高比例。总之,萎缩性舌炎的发病率在缺乏维生素B12、铁、叶酸和锌等微量营养素的人群中发现。关键词:萎缩性舌炎;营养不良;维生素B12;铁;叶酸;锌摘要:Di Indonesia masih banyak ditemukan masalah gizi buruk dan gizi kurang atau malnutrisi。口腔科:治疗萎缩性舌炎。[j] [j] [j] [j]。萎缩性舌炎[j]。Jenis penelitian ialah suatu文献综述登甘pencarian数据menggunakan数据库Google Scholar, PubMed, dan Science Direct。疾病诊断标准,疾病评价,疾病文献,疾病研究,横断面,病例对照,前瞻性和回顾性。萎缩性舌炎患者7、17岁,阳门伽拉米缺乏维生素B12;34.4%的个体阳门峡营养缺乏症;26.7%的人缺乏维生素B12, 20.4%的人缺乏维生素B12和叶酸。杨氏营养补品杨氏口服液杨氏口服液萎缩性舌炎杨氏口服液维生素B12;Selain是一种典型的锌元素缺乏物,如锌元素。特发性甲状腺素缺乏症:微量维生素B12;杜阿尼克·莱尼亚·孟甘巴坎代表了他的兄弟姐妹们。小儿萎缩性舌炎患者阳门峡缺乏微量维生素B12、锌、叶酸和锌。萎缩性舌炎;defisiensi nutrisi;维生素B12;asam folat;锌
{"title":"Atrophic Glossitis pada Defisiensi Nutrisi","authors":"Nurfadilah Nurfadilah, Aurelia S. R. Supit, D. H. Pangemanan","doi":"10.35790/eg.v11i2.46244","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46244","url":null,"abstract":"In Indonesia, there are still many nutritional problems of poor nutrition, undernutrition or malnutrition. Oral manifestation usually found in nutritional deficiency is atrophic glossitis. This was a literature review study using Google Scholar, PubMed, and Science Direct databases. This study aimed to describe the incidence of atrophic glossitis in people with nutritional deficiencies. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out and obtained eight literatures consisting of one cross-sectional, three case control, one prospective, and three retrospective studies. The results showed that the incidence of atrophic glossitis was found in 70.17% of people who had nutritional deficiency of vitamin B12; 34.4% in people with iron deficiency; 26.7% and 20.4% in people with nutritional deficiencies of iron, vitamin B12, and folic acid. The micronutrient that was most often deficient in people with atrophic glossitis was vitamin B12. Besides that, there were also deficiencies of iron, folic acid, and zinc. Three articles showed the highest percentage of micronutrient deficits, namely vitamin B12; the other two articles described the highest percentage of iron deficiency. In conclusion, the incidence of atrophic glossitis is found in people with deficiencies in micronutrients of vitamin B12, iron, folic acid, and zinc.\u0000Keywords: atrophic glossitis; nutritional deficiency; vitamin B12; iron; folic acid; zinc\u0000 \u0000Abstrak: Di Indonesia masih banyak ditemukan masalah gizi buruk dan gizi kurang atau malnutrisi. Manifestasi oral yang sering ditemukan pada penderita kurang gizi antara lain atrophic glossitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian atrophic glossitis pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi. Jenis penelitian ialah suatu literature review dengan pencarian data menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi, dilakukan critical appraisal didapatkan delapan literatur terdiri dari satu studi cross-sectional, tiga case control, satu prospective dan tiga retrospective. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian atrophic glossitis ditemukan sebanyak 70,17% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi vitamin B12; 34,4% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi zat besi; 26,7% dan 20,4% pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Jenis nutrisi mikro yang paling banyak mengalami defisit pada individu yang mengalami atrophic glossitis yaitu vitamin B12; selain itu terdapat juga defisiensi zat besi, asam folat dan zinc. Terdapat tiga artikel menunjukkan persentase defisit nutrisi mikro terbesar yaitu vitamin B12; dua artikel lainya menggambarkan persentase terbesar yaitu zat besi. Simpulan penelitian ini ialah kejadian atrophic glossitis didapatkan pada individu yang mengalami defisiensi nutrisi mikro vitamin B12, zat besi, asam folat dan zinc.\u0000Kata kunci: atrop","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132798765","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Virginia E. N. Abram, Sherly M. Gosal, Juliatri Juliatri
Cerebral palsy (CP) is a non-progressive disorder that affect the brain during the growth and development process. Various disorders in patients with cerebral palsy, such as dentocraniofacial and muscle abnormalities, can cause problems in dental and oral health, including malocclusion. The most common malocclusion described the patients with cerebral palsy is class II malocclusion with increased overjet and open bite. This literature review study aims to determine the classification and variation of malocclusion that occur in patients with cerebral palsy. This literature review research was conducted by searching for data using Google Scholar, Pubmed, and Science Direct databases. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out and 7 literatures were obtained. The result showed that Class II is the malocclusion that commonly occurs in patients with cerebral palsy, followed by Class I and Class III, with open bite as a common encounter malocclusion variant. In conclusion, the classification of malocclusion that occurs in patients with cerebral palsy is Class I, Class II and Class III. Generally, class II is the most common malocclusion in patients with cerebral palsy. Variations of malocclusion that occur in patients with cerebral palsy are open bite, crossbite, deep bite, crowding, spacing, a diastema, and increased overjet. The most prevalent variant is an open bite. Keywords: cerebral palsy, malocclusion Abstrak: Cerebral palsy (CP) adalah gangguan atau kerusakan non-progresif pada otak saat proses pertumbuhan dan perkembangan. Berbagai gangguan pada penderita cerebral palsy, seperti kelainan pada dentokraniofasial dan ototnya, dapat menimbulkan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut termasuk menyebabkan maloklusi. Maloklusi kelas II dengan peningkatan overjet dan open bite merupakan maloklusi yang sering terjadi pada penderita cerebral palsy. Penelitian literature review ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi dan variasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy. Penelitian dilakukan dengan pencarian data menggunakan database Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan critical appraisal dan didapatkan 7 literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang umumnya terjadi pada penderita cerebral palsy diikuti dengan kelas I dan kelas III, dengan variasi maloklusi yang sering ditemukan yakni open bite. Kesimpulan penelitian ini yakni klasifikasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy yaitu maloklusi kelas I, kelas II dan kelas III, dengan maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang paling umum terjadi pada penderita cerebral palsy. Variasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy yaitu open bite, cross bite, deep bite, crowding, spacing, diastema dan peningkatan overjet. Variasi maloklusi yang paling umum ditemui pada penderita cerebral palsy
脑瘫是一种影响大脑生长发育过程的非进行性疾病。脑瘫患者的各种疾病,如牙颅面和肌肉异常,可导致牙齿和口腔健康问题,包括错牙合。脑瘫患者最常见的错牙合是II类错牙合,伴上溢和开咬增加。本文献综述研究旨在确定脑瘫患者错颌畸形的分类和变异。本文献综述研究通过使用Google Scholar、Pubmed和Science Direct数据库搜索数据进行。根据纳入和排除标准进行筛选后,进行批判性评价,获得7篇文献。结果显示,ⅱ类是脑瘫患者常见的错颌畸形,其次是ⅰ类和ⅲ类,其中开咬是常见的错颌畸形变体。综上所述,脑瘫患者发生的错牙合分为I类、II类和III类。一般来说,ⅱ类是脑瘫患者最常见的错颌畸形。脑瘫患者的错颌畸形包括开咬、交叉咬、深咬、拥挤、间距、间隙和增加的覆盖。最常见的变种是开放性咬伤。摘要:脑瘫(CP)非进行性脑瘫(adalah gangguan atau kerusakan),非进行性脑瘫(pada);脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫,脑瘫。Maloklusi kelas II登干peningkatan overjet dan开咬merupakan Maloklusi yang serjadi padpadpenderita脑瘫。Penelitian文献综述[j] . bertujuan untuk . mengetahui . klasifikasi . danvariasi . maloklusi . yang . terjadi . padpenderi .脑瘫]。Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct。Setelah diseleksi berdasarkan kriiteria inklui dan eksklui, dilakukan批判评价dan didapatkan 7文学。Hasil penelitian menunjukkan bahwa maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang umumnya terjadi padpenderita脑瘫diikuti dengan kelas I dan kelas III, dengan variasi maloklusi yang serdi emukan yakni开咬。kespulpan penelitian ini yakni klasifikasi maloklusi yang terjadi padpenderita脑瘫yitu maloklusi kelas I, kelas II dan kelas III, dengan maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang paling umum terjadi padpenderita脑瘫脑性麻痹牙图开咬、交叉咬、深咬、拥挤、间隔、膈肌和横突。脑性麻痹,脑瘫,开咬。Kata kunci:脑瘫,maloklusi
{"title":"Maloklusi pada Penderita Cerebral Palsy","authors":"Virginia E. N. Abram, Sherly M. Gosal, Juliatri Juliatri","doi":"10.35790/eg.v11i2.46372","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46372","url":null,"abstract":"Cerebral palsy (CP) is a non-progressive disorder that affect the brain during the growth and development process. Various disorders in patients with cerebral palsy, such as dentocraniofacial and muscle abnormalities, can cause problems in dental and oral health, including malocclusion. The most common malocclusion described the patients with cerebral palsy is class II malocclusion with increased overjet and open bite. This literature review study aims to determine the classification and variation of malocclusion that occur in patients with cerebral palsy. This literature review research was conducted by searching for data using Google Scholar, Pubmed, and Science Direct databases. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out and 7 literatures were obtained. The result showed that Class II is the malocclusion that commonly occurs in patients with cerebral palsy, followed by Class I and Class III, with open bite as a common encounter malocclusion variant. In conclusion, the classification of malocclusion that occurs in patients with cerebral palsy is Class I, Class II and Class III. Generally, class II is the most common malocclusion in patients with cerebral palsy. Variations of malocclusion that occur in patients with cerebral palsy are open bite, crossbite, deep bite, crowding, spacing, a diastema, and increased overjet. The most prevalent variant is an open bite.\u0000Keywords: cerebral palsy, malocclusion\u0000 \u0000Abstrak: Cerebral palsy (CP) adalah gangguan atau kerusakan non-progresif pada otak saat proses pertumbuhan dan perkembangan. Berbagai gangguan pada penderita cerebral palsy, seperti kelainan pada dentokraniofasial dan ototnya, dapat menimbulkan masalah dalam kesehatan gigi dan mulut termasuk menyebabkan maloklusi. Maloklusi kelas II dengan peningkatan overjet dan open bite merupakan maloklusi yang sering terjadi pada penderita cerebral palsy. Penelitian literature review ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi dan variasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy. Penelitian dilakukan dengan pencarian data menggunakan database Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan critical appraisal dan didapatkan 7 literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang umumnya terjadi pada penderita cerebral palsy diikuti dengan kelas I dan kelas III, dengan variasi maloklusi yang sering ditemukan yakni open bite. Kesimpulan penelitian ini yakni klasifikasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy yaitu maloklusi kelas I, kelas II dan kelas III, dengan maloklusi kelas II merupakan maloklusi yang paling umum terjadi pada penderita cerebral palsy. Variasi maloklusi yang terjadi pada penderita cerebral palsy yaitu open bite, cross bite, deep bite, crowding, spacing, diastema dan peningkatan overjet. Variasi maloklusi yang paling umum ditemui pada penderita cerebral palsy ","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129721659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. A. Kusuma, Hermawan Istiadi, Kurnia N. P. Firawan, S. Aulia
Currently, the healing process of traumatic oral ulcers is assisted by chemical drugs that aim to stimulate the wound healing process; one of which is angiogenesis. However, long-term use can cause side effects. Therfore, alternative materials with minimal side effects are needed inter alia bay leaf. This study aimed to determine the effect of bay leaf gel extract on increasing angiogenesis in the healing process of traumatic oral ulcers. Samples were Wistar rats according to the inclusion criteria, divided into three groups, namely K group, the control group (treated with carbomer gel); P1, treated with 5% bay leaf extract gel; and P1, treated with 10% bay leaf extract gel. Data were analyzed with the Kolmogorov Smirnov normality test, the Levene's test for homogeneity, and were continued with the parametric One-Way Anova and Post Hoc Least Significant Difference tests. The results indicated that there was an effect of bay leaf gel extract on increasing angiogenesis process in the healing process of traumatic ulcers. Treatment with 10% bay leaf extract gel (P2 group) had a significant effect (p<0.05) in increasing angiogenesis compared to the K group and the P1 group. In conclusion, bay leaf extract gel has an effect on increasing angiogenesis in the healing process of traumatic ulcers. Keywords: traumatic ulcer; bay leaf extract gel; angiogenesis Abstrak: Saat ini, proses penyembuhan ulser traumatik dibantu dengan pemberian obat-obatan kimia yang bertujuan untuk merangsang proses penyembuhan luka, salah satunya angiogenesis. Namun penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Untuk itu diperlukan bahan alternatif dengan efek samping minimal antara lain daun salam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gel daun salam terhadap peningkatan angiogenesis pada proses penyembuhan ulser traumatik. Sampel penelitian ialah tikus wistar sesuai kriteria inklusi dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok K, kelompok kontrol (perlakuan dengan gel carbomer); P1, kelompok perlakuan dengan gel ekstrak daun salam 5%; dan P2, dengan perlakuan gel ekstrak daun salam 10% . Analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas Levene, dan dilanjutkan dengan uji parametrik One-Way Anova dan Post Hoc Least Significant Difference. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian ekstrak gel daun salam terhadap peningkatan proses angiogenesis pada proses penyembuhan ulser traumatik. Gel ekstrak daun salam 10% memiliki pengaruh yang bermakna (p<0,05) dalam peningkatan angiogenesis dibandingkan kelompok kontrol (K) dan perlakuan gel ekstrak daun salam 5%. (P1) Simpulan penelitian ini ialah gel ekstrak daun salam berpengaruh dalam meningkatkan angiogenesis dalam proses penyembuhan ulser traumatik. Kata kunci: ulser traumatik; gel ekstrak daun salam; angiogenesis
目前,创伤性口腔溃疡的愈合过程是由旨在刺激伤口愈合过程的化学药物辅助的;其中之一是血管生成。然而,长期使用会产生副作用。因此,需要副作用最小的替代材料,特别是月桂叶。本研究旨在探讨月桂叶凝胶提取物在创伤性口腔溃疡愈合过程中促进血管生成的作用。取Wistar大鼠按纳入标准,分为三组,即K组、对照组(用卡波姆凝胶处理);P1, 5%月桂叶提取物凝胶处理;P1组用10%月桂叶提取物凝胶处理。采用Kolmogorov Smirnov正态检验、Levene’s齐性检验对数据进行分析,并继续采用参数单因素方差分析和事后最小显著差异检验。结果表明,月桂叶凝胶提取物在创伤性溃疡愈合过程中具有促进血管生成的作用。与K组和P1组相比,10%月桂叶提取物凝胶(P2组)对血管生成的促进作用显著(p<0.05)。由此可见,月桂叶提取物凝胶在创伤性溃疡愈合过程中具有促进血管生成的作用。关键词:外伤性溃疡;月桂叶提取物凝胶;摘要:Saat ini, proses penyembuhan ulser creatik dibantu dengan pemberian obat-obatan kimia yang bertujuan untuk merangsang proses penyembuhan luka, salah satunya angiogenesis。Namun penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samk。Untuk是diperlukan bahan的替代方法,它可以在最小程度上取样于salam。peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengarian ekstrak gel daan salam, peningkatan血管新生研究进展。样品penelitian ialah tikus wistar sesuai标准inklusi dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitkelompok, kelompok控制(perlakuan dengan gel carbomer);P1, kelompok perlakuan dengan凝胶凝胶凝胶日鲜盐5%;丹参P2,丹参perlakuan凝胶凝胶,丹参10%。分析数据menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji homoitas Levene, dan dilanjutkan dengan uji参数单因素方差分析和事后最小显著差异。hail penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian ekstrak gel daum salam terhadap peningkatan促进血管生成,促进血管生成和血管损伤。凝胶ekstrak daun萨拉姆10% memiliki pengaruh杨bermakna (p < 0 05) dalam peningkatan血管生成dibandingkan kelompok kontrol (K)丹perlakuan凝胶ekstrak daun萨拉姆5%。(1) Simpulan penelitian ini ialah gel ekstrak daum salam berpengaruh dalam meningkatkan angiogenesis dalam procses penyembuhan ulser创伤。Kata kunci:创伤;Gel ekstrak dawn salam;血管生成
{"title":"Pengaruh Gel Ekstrak Daun Salam terhadap Angiogenesis pada Proses Penyembuhan Ulser Traumatik Oral","authors":"I. A. Kusuma, Hermawan Istiadi, Kurnia N. P. Firawan, S. Aulia","doi":"10.35790/eg.v11i2.47392","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.47392","url":null,"abstract":"Currently, the healing process of traumatic oral ulcers is assisted by chemical drugs that aim to stimulate the wound healing process; one of which is angiogenesis. However, long-term use can cause side effects. Therfore, alternative materials with minimal side effects are needed inter alia bay leaf. This study aimed to determine the effect of bay leaf gel extract on increasing angiogenesis in the healing process of traumatic oral ulcers. Samples were Wistar rats according to the inclusion criteria, divided into three groups, namely K group, the control group (treated with carbomer gel); P1, treated with 5% bay leaf extract gel; and P1, treated with 10% bay leaf extract gel. Data were analyzed with the Kolmogorov Smirnov normality test, the Levene's test for homogeneity, and were continued with the parametric One-Way Anova and Post Hoc Least Significant Difference tests. The results indicated that there was an effect of bay leaf gel extract on increasing angiogenesis process in the healing process of traumatic ulcers. Treatment with 10% bay leaf extract gel (P2 group) had a significant effect (p<0.05) in increasing angiogenesis compared to the K group and the P1 group. In conclusion, bay leaf extract gel has an effect on increasing angiogenesis in the healing process of traumatic ulcers.\u0000Keywords: traumatic ulcer; bay leaf extract gel; angiogenesis\u0000 \u0000Abstrak: Saat ini, proses penyembuhan ulser traumatik dibantu dengan pemberian obat-obatan kimia yang bertujuan untuk merangsang proses penyembuhan luka, salah satunya angiogenesis. Namun penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Untuk itu diperlukan bahan alternatif dengan efek samping minimal antara lain daun salam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gel daun salam terhadap peningkatan angiogenesis pada proses penyembuhan ulser traumatik. Sampel penelitian ialah tikus wistar sesuai kriteria inklusi dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok K, kelompok kontrol (perlakuan dengan gel carbomer); P1, kelompok perlakuan dengan gel ekstrak daun salam 5%; dan P2, dengan perlakuan gel ekstrak daun salam 10% . Analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas Levene, dan dilanjutkan dengan uji parametrik One-Way Anova dan Post Hoc Least Significant Difference. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian ekstrak gel daun salam terhadap peningkatan proses angiogenesis pada proses penyembuhan ulser traumatik. Gel ekstrak daun salam 10% memiliki pengaruh yang bermakna (p<0,05) dalam peningkatan angiogenesis dibandingkan kelompok kontrol (K) dan perlakuan gel ekstrak daun salam 5%. (P1) Simpulan penelitian ini ialah gel ekstrak daun salam berpengaruh dalam meningkatkan angiogenesis dalam proses penyembuhan ulser traumatik.\u0000Kata kunci: ulser traumatik; gel ekstrak daun salam; angiogenesis","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127656716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Devi Pratiwi, Advita Azalia, Achmad E. Z. Hasan, Florencia L. Kurniawan, Dewi L. Margaretta
Glass ionomer cement (GIC) is constantly modified to improve its properties and expand its use in dental practice. One of the modifications studied is the addition of ethanolic extract of propolis (EEP), a natural resin material with various pharmacological effects. Modifications made with EEP were found to increase the antibacterial effect of GIC, but this modified material also impacted the physical properties of the cement. This study aimed to evaluate the color change of GIC caused by the addition of EEP. This was a laboratory experimental study. The GIC color was assessed using the VITA Easyshade V spectrophotometer. A total of 20 cylindrical GIC samples measuring 10 mm (diameter) x 2 mm (height) were divided into four groups based on the proportion of EEP added to the GIC liquid, as follows: A, conventional GIC (control); B, GIC modified with EEP at 25% w/w; C, GIC modified with EEP at 30% w/w; and D, GIC modified with EEP at 35% w/w. The color assessment was performed after the samples were immersed in artificial saliva and incubated for 24 hours. The post hoc test between the three experimental groups and the control group showed a significant difference (p<0.05). The ΔE value between the three experimental groups and the control group showed a value greater than 3.3. In conclusion, the addition of EEP in the proportions of 25%, 30%, and 35% resulted in significant color change of GIC. Keywords: glass ionomer cement; ethanolic extract of propolis; Trigona spp.; discoloration Abstrak: Semen ionomer kaca (SIK) terus dimodifikasi untuk meningkatkan sifat dan memperluas penggunaannya dalam praktik kedokteran gigi; salah satunya ialah penambahan ekstrak etanol propolis (EEP), suatu bahan resin alami yang memiliki berbagai efek farmakologis. Modifikasi dengan EEP dapat meningkatkan efek antibakteri dari SIK, namun bahan modifikasi ini juga berdampak terhadap sifat fisik semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan warna SIK yang disebabkan oleh penambahan EEP Trigona spp. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik. Warna diukur menggunakan spektrofotometer VITA Easyshade V. Sebanyak 20 sampel SIK silinder berukuran 10 mm (diameter) x 2 mm (tinggi) dibagi dalam empat kelompok uji berdasarkan proporsi EEP yang ditambahkan ke cairan SIK: A, SIK konvensional (kontrol); B, SIK modifikasi EEP 25% w/w; C, SIK modifikasi EEP 30% w/w; dan D, SIK modifikasi EEP 35% w/w. Pengukuran warna dilakukan setelah sampel direndam dalam saliva buatan dan diinkubasi selama 24 jam. Uji post hoc antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05). Nilai ΔE antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan 3,3. Simpulan penelitian ini ialah penambahan EEP dalam proporsi 25%, 30%, dan 35% secara bermakna mengakibatkan perubahan warna SIK. Kata kunci: semen ionomer kaca; ekstrak etanol propolis; Trigona spp.; perubahan warna
玻璃离子水门合剂(GIC)不断改进,以提高其性能和扩大其在牙科实践中的应用。蜂胶(EEP)是一种具有多种药理作用的天然树脂材料。用EEP进行改性可以提高GIC的抗菌效果,但这种改性材料也会影响水泥的物理性能。本研究旨在评价EEP的加入对GIC颜色变化的影响。这是一项实验室实验研究。使用VITA Easyshade V分光光度计评估GIC颜色。将20个直径10 mm ×高2 mm的圆柱形GIC样品根据EEP加入GIC液中的比例分为4组:A,常规GIC(对照组);B,用25% w/w的EEP改性的GIC;C,用30% w/w的EEP改性的GIC;D,用35% w/w的EEP改性的GIC。样品浸泡在人工唾液中,孵育24小时后进行颜色评估。三个实验组与对照组的事后检验差异有统计学意义(p<0.05)。三个实验组与对照组的ΔE值均大于3.3。综上所述,EEP添加比例为25%、30%和35%时,GIC的颜色变化显著。关键词:玻璃离子水泥;蜂胶乙醇提取物;三角spp。摘要:异位子体kaca (SIK) terus dimodifikasi untuk meningkatkan sifat;乙醇蜂胶(EEP),木质素蜂胶树脂(alami yang memoriliki berbagai emakologik)。Modifikasi dengan EEP dapat meningkatkan efek antibakterdari SIK, namun bahan Modifikasi ini juga berdampak terhadap sifik semen。Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan warna SIK yang disebabkan oleh penambahan EEP Trigona spj . Penelitian ialah实验实验室。Warna diukur menggunakan光谱测定仪VITA Easyshade V. Sebanyak 20样品SIK silinder berukuran 10 mm(直径)× 2 mm (tinggi) dibagi dalam empat kelompok uji berdasarkan比例EEP yang ditambahkan ke cairan SIK: A, SIK konvenal(对照);B、SIK改性硅橡胶EEP 25% w/w;C、SIK改性硅橡胶EEP 30% w/w;丹D, SIK改性硅橡胶EEP 35% w/w。企鹅warna dilakukan setelah样本direndam dalam唾液buatan dan diinkubasi selama 24果酱。乌吉特发性喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波,喀喇昆波(p< 0.05)。Nilai ΔE antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok control menunjukkan Nilai yang lebih besar dibandingkan 3,3。Simpulan penelitian ini ialah penambahan EEP dalam比例为25%,30%,35% secara bermakna mengakibatkan perubahan warna SIK。Kata kunci:精液离聚物kaca;estrak乙醇蜂胶;三角spp。perubahan连结
{"title":"Evaluasi Perubahan Warna Semen Ionomer Kaca dengan Penambahan Ekstrak Etanol Propolis Trigona spp.","authors":"Devi Pratiwi, Advita Azalia, Achmad E. Z. Hasan, Florencia L. Kurniawan, Dewi L. Margaretta","doi":"10.35790/eg.v11i2.46928","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46928","url":null,"abstract":"Glass ionomer cement (GIC) is constantly modified to improve its properties and expand its use in dental practice. One of the modifications studied is the addition of ethanolic extract of propolis (EEP), a natural resin material with various pharmacological effects. Modifications made with EEP were found to increase the antibacterial effect of GIC, but this modified material also impacted the physical properties of the cement. This study aimed to evaluate the color change of GIC caused by the addition of EEP. This was a laboratory experimental study. The GIC color was assessed using the VITA Easyshade V spectrophotometer. A total of 20 cylindrical GIC samples measuring 10 mm (diameter) x 2 mm (height) were divided into four groups based on the proportion of EEP added to the GIC liquid, as follows: A, conventional GIC (control); B, GIC modified with EEP at 25% w/w; C, GIC modified with EEP at 30% w/w; and D, GIC modified with EEP at 35% w/w. The color assessment was performed after the samples were immersed in artificial saliva and incubated for 24 hours. The post hoc test between the three experimental groups and the control group showed a significant difference (p<0.05). The ΔE value between the three experimental groups and the control group showed a value greater than 3.3. In conclusion, the addition of EEP in the proportions of 25%, 30%, and 35% resulted in significant color change of GIC.\u0000Keywords: glass ionomer cement; ethanolic extract of propolis; Trigona spp.; discoloration\u0000 \u0000Abstrak: Semen ionomer kaca (SIK) terus dimodifikasi untuk meningkatkan sifat dan memperluas penggunaannya dalam praktik kedokteran gigi; salah satunya ialah penambahan ekstrak etanol propolis (EEP), suatu bahan resin alami yang memiliki berbagai efek farmakologis. Modifikasi dengan EEP dapat meningkatkan efek antibakteri dari SIK, namun bahan modifikasi ini juga berdampak terhadap sifat fisik semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan warna SIK yang disebabkan oleh penambahan EEP Trigona spp. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik. Warna diukur menggunakan spektrofotometer VITA Easyshade V. Sebanyak 20 sampel SIK silinder berukuran 10 mm (diameter) x 2 mm (tinggi) dibagi dalam empat kelompok uji berdasarkan proporsi EEP yang ditambahkan ke cairan SIK: A, SIK konvensional (kontrol); B, SIK modifikasi EEP 25% w/w; C, SIK modifikasi EEP 30% w/w; dan D, SIK modifikasi EEP 35% w/w. Pengukuran warna dilakukan setelah sampel direndam dalam saliva buatan dan diinkubasi selama 24 jam. Uji post hoc antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05). Nilai ΔE antara ketiga kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan 3,3. Simpulan penelitian ini ialah penambahan EEP dalam proporsi 25%, 30%, dan 35% secara bermakna mengakibatkan perubahan warna SIK.\u0000Kata kunci: semen ionomer kaca; ekstrak etanol propolis; Trigona spp.; perubahan warna","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122155059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: World Health Organization recommends dental and oral health examinations in the group of adolescents aged 15 years to obtain the condition of teeth and periodontal tissue in order to prevent the further severity of dental and oral diseases. The 15-year age group is mostly found in students at the junior high school level. This study aimed to attain the description the knowledge, attitude, and action regarding dental and oral health in the group of 15-years at two UKGS FKG UPDM(B) fostered junior high schools. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were students aged 15 years old obtained by using the purposive sampling method. Data were taken based on a questionnaire containing five questions of knowledge, five questions of attitude, and five questions of action regarding dental and oral health in the form of a Google Form to 192 respondents from the two junior high schools. The results of the questionnaire were tested using univariate analysis. In the knowledge category, there were 188 students (97%) answered the question correctly, meaning that the majority had good knowledge about oral health. In the attitude category, there were 99 students (51.5%) answered strongly agree. In the action category, 128 students (66.6%) answered always. In conclusion, the majority of students of the two junior high schools had good knowledge, attitude, and action. Keywords: knowledge; attitude; action; students of 15 years old; adolexcent Abstrak: World Health Organization merekomendasikan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok remaja usia 15 tahun yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi dan jaringan periondontal serta mencegah keparahan penyakit gigi dan mulut lebih lanjut. Kelompok usia 15 tahun banyak ditemukan pada siswa di jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada kelompok usia 15 tahun pada dua SMP binaan UKGS FKG UPDM(B) mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling pada siswa SMPN 177 dan SMP Strada Bhakti Utama yang berusia 15 tahun sesuai dengan kriteria inklusi. Data penelitian diperoleh dari data kuesioner yang berisi lima pertanyaan pengetahuan, lima pertanyaan sikap dan lima pertanyaan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk Google Form kepada 192 responden. Hasil kuesioner ini diuji menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kategori pengetahuan, 188 siswa (97%) yang menjawab pertanyaan benar artinya mayoritas memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Pada kategori sikap, terdapat 99 siswa (51,5%) menjawab sangat setuju. Pada kategori tindakan, 128 siswa (66,6%) yang menjawab selalu. Simpulan penelitian ini ialah kelompok usia 15 tahun pada kedua sekolah tersebut mempunyai pengetahuan, sikap, da
摘要:世界卫生组织建议在15岁的青少年群体中进行牙齿和口腔健康检查,以获得牙齿和牙周组织的状况,以防止牙齿和口腔疾病的进一步严重。15岁年龄组主要是初中水平的学生。本研究旨在了解两所UKGS FKG UPDM(B)培养的初中15岁学生对口腔健康的知识、态度和行为的描述。这是一项横断面设计的描述性研究。样本为15岁的学生,采用目的抽样法。数据是基于一份调查问卷,其中包括五个问题的知识,五个问题的态度和五个问题的行动,有关牙齿和口腔健康的谷歌表格的形式,192名受访者来自两所初中。问卷结果采用单因素分析进行检验。在知识类别中,有188名学生(97%)正确回答问题,说明大多数学生对口腔健康有良好的知识。在“态度”一项中,有99人(51.5%)回答“非常同意”。在“行动”项中,回答“总是”的有128名(66.6%)。综上所述,两所初中的大部分学生都有良好的知识、态度和行动。关键词:知识;态度;行动;15岁以下学生;摘要:世界卫生组织(世卫组织)对青少年的评价是:青少年的健康状况,青少年的健康状况,青少年的健康状况,青少年的健康状况,青少年的健康状况,青少年的健康状况。Kelompok usia 15 tahun banyak ditemukan pada siswa di jenjang SMP。Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada kelompok usia 15 tahun pada dua SMP binaan UKGS FKG UPDM(B) mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan詹尼斯·潘尼利特是一位著名的作家。彭甘比兰样品登干,孟古纳干方法目的取样帕达西瓦SMPN 177和SMP Strada Bhakti Utama yang berusia 15。Data penelitian diperoleh dari数据管理员yang berisi lima pertanyaan pengetahuan, lima pertanyaan pengetahuan, lima pertanyaan tindakan mengenai, kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk Google Form kepa192名受访者。Hasil kuesioner在diuji mongunakan的单变量分析。Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kategori pengetahuan, 188 siswa (97%) yang menjawab pertanyaan benar artinya mayoritas memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut。Pada kategori sikap, terdapat 99 siswa (51.5%) menjawab sangat setuju。Pada kategori tindakan, 128 siswa (66,6%) yang menjawab selalu。Simpulan penelitian ini ialah kelompok usia 15 tahun pada kedua sekolah tersebut mempunyai pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik。Kata kunci:彭格塔环;sikap;tindakan;美国15号;remaja
{"title":"Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mengenai Kesehatan Gigi Mulut pada Kelompok Remaja Usia 15 Tahun","authors":"M. R. R. Ruslan, Yufitri Mayasari, Fauzia M Asim","doi":"10.35790/eg.v11i2.44524","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.44524","url":null,"abstract":"Abstract: World Health Organization recommends dental and oral health examinations in the group of adolescents aged 15 years to obtain the condition of teeth and periodontal tissue in order to prevent the further severity of dental and oral diseases. The 15-year age group is mostly found in students at the junior high school level. This study aimed to attain the description the knowledge, attitude, and action regarding dental and oral health in the group of 15-years at two UKGS FKG UPDM(B) fostered junior high schools. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were students aged 15 years old obtained by using the purposive sampling method. Data were taken based on a questionnaire containing five questions of knowledge, five questions of attitude, and five questions of action regarding dental and oral health in the form of a Google Form to 192 respondents from the two junior high schools. The results of the questionnaire were tested using univariate analysis. In the knowledge category, there were 188 students (97%) answered the question correctly, meaning that the majority had good knowledge about oral health. In the attitude category, there were 99 students (51.5%) answered strongly agree. In the action category, 128 students (66.6%) answered always. In conclusion, the majority of students of the two junior high schools had good knowledge, attitude, and action.\u0000Keywords: knowledge; attitude; action; students of 15 years old; adolexcent\u0000 \u0000Abstrak: World Health Organization merekomendasikan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok remaja usia 15 tahun yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi dan jaringan periondontal serta mencegah keparahan penyakit gigi dan mulut lebih lanjut. Kelompok usia 15 tahun banyak ditemukan pada siswa di jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada kelompok usia 15 tahun pada dua SMP binaan UKGS FKG UPDM(B) mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling pada siswa SMPN 177 dan SMP Strada Bhakti Utama yang berusia 15 tahun sesuai dengan kriteria inklusi. Data penelitian diperoleh dari data kuesioner yang berisi lima pertanyaan pengetahuan, lima pertanyaan sikap dan lima pertanyaan tindakan mengenai kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk Google Form kepada 192 responden. Hasil kuesioner ini diuji menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kategori pengetahuan, 188 siswa (97%) yang menjawab pertanyaan benar artinya mayoritas memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Pada kategori sikap, terdapat 99 siswa (51,5%) menjawab sangat setuju. Pada kategori tindakan, 128 siswa (66,6%) yang menjawab selalu. Simpulan penelitian ini ialah kelompok usia 15 tahun pada kedua sekolah tersebut mempunyai pengetahuan, sikap, da","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115572879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ariyani Faizah, Nilasary R. Suparno, Feby A. J. Pradana, Ericha Z. M. Diennya
Abstract: Composite resin is the most widely used restorative material due to its aesthetic properties, however, it has a drawback, namely edge leakage either by the polymerization process or by the release of components during the usage process. Therefore, composite resins containing fluorine has been developed as an effort to increase the success of restorative treatment by minimizing the occurrence of secondary caries or recurrent caries around the edges of the restoration. Composite resin releasing fluorine does not show a burst effect like the glass ionomer cement, but the pattern of fluorine release is low and constant. This was a pure laboratory experimental study. Samples were 25 maxillary 1st premolars prepared by class 1 cavity and filled with fluorine composite resin Tetric N-Ceram (Ivoclar Vivadent, Liechtenstein). Samples were divided into five groups that were immersed in sterile distilled water for 1, 7, 14, 21, 28 days, followed by 5% methylene blue for 4 hours. Edge leakage test using USB Digital Stereo Microscope used dye penetration method. Edge leakage was measured at the penetration depth of 5% methylene blue which was evaluated along the mesial and distal side of the restoration wall, then the side with the deepest color penetration was selected. The LSD test result showed that there was a significant difference between group A and the other four groups. In addition, there was no significant difference among the four groups (B, C, D and E). In conclusion, marginal leakage of the composite resin showed a constant value in each group according to a constant rate of fluorine release as well. Keywords: fluorine release rate; fluorine composite resin; restoration; secondary caries Abstrak: Resin komposit merupakan bahan restorasi yang memiliki kekurangan yaitu kebocoran tepi oleh proses polimerisasi maupun terlepasnya komponen. Resin komposit dengan kandungan fluor dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan restoratif dengan meminimalkan terjadinya karies sekunder di tepi restorasi, dimana pelepasan fluornya tidak menunjukkan burst effect, melainkan pola pelepasan fluor rendah dan konstan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pelepasan fluor pada resin komposit berfluor terhadap kebocoran tepi. Jenis penelitian ialah eksperimental murni laboratorik. Sampel berupa gigi premolar 1 rahang atas yang dipreparasi kavitas kelas 1 dan ditumpat menggunakan resin komposit berfluor sejumlah 25 buah. Sampel dibagi atas lima kelompok (A – E) untuk dilakukan perendaman dalam akuades steril selama 1, 7, 14, 21, dan 28 hari, dilanjutkan dengan methylene blue 5% selama 4 jam. Uji kebocoran tepi menggunakan USB Digital Mikroskop Stereo dengan metode penetrasi zat warna. Kebocoran tepi diukur pada kedalaman penetrasi methylene blue 5% dievaluasi sepanjang dinding restorasi sisi mesial dan distal, kemudian dipilih sisi dengan penetrasi warna terdalam. Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna a
摘要/ Abstract摘要:复合树脂因其美观的性能是目前应用最广泛的修复材料,但其存在一个缺点,即在聚合过程中或在使用过程中由于组分的释放而导致边缘泄漏。因此,含有氟的复合树脂已经被开发出来,通过减少修复体边缘继发性龋齿或复发性龋齿的发生,来提高修复治疗的成功率。复合树脂释放氟不像玻璃离子水门合剂那样表现出爆发效应,但氟释放模式低且恒定。这是一个纯粹的实验室实验研究。采用氟复合树脂n -陶瓷(Ivoclar Vivadent,列支敦士登)充填的1类空腔制备上颌第一前磨牙25颗。将样品分为5组,分别在无菌蒸馏水中浸泡1、7、14、21、28天,然后用5%亚甲蓝浸泡4小时。利用USB数码立体显微镜进行边缘泄漏试验,采用染料渗透法。在5%亚甲蓝的渗透深度下,沿修复壁的中、远侧评估边缘渗漏,然后选择颜色渗透最深的一侧。LSD测试结果显示,a组与其他四组之间存在显著差异。另外,B、C、D、E四组间差异无统计学意义。综上所述,在氟释放速率恒定的情况下,复合树脂的边际泄漏在各组均呈现恒定值。关键词:氟释放率;氟复合树脂;恢复;摘要:树脂复合材料merupakan bahan restorasi yang memoriliki kekurangan yitu kebocoran tepi oleh制备了聚合材料maupun terlepasnya komponen。树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂树脂Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pelepasan氟树脂复合树脂berfluterhadap kebocoran tepi。Jenis penelitian ialah实验实验室。样品berupa gigi前臼齿1 rahang atas yang dipreparasi kavitas kelas 1 dan ditumpat menggunakan树脂复合材料berflusejumlah 25 buah。Sampel dibagi atas lima kelompok (A - E) untuk dilakukan perendaman dalam akuades steril selama 1,7,14,21, dan28 hari, dilanjutkan dengan亚甲基蓝5% selama 4果酱。Uji kebocoran tepi menggunakan USB数字微型音响登根方法穿透zana。Kebocoran tepi diukur pada kedalaman penetrasi亚甲基蓝5% dievaluasi sepanjang dinding restorasi sisi medial和distal, kemudian dipilih sisi dengan penetrasi warna terdalam。Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok A dengan empat kelompok lainnya, dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kebopok yiti B, C, D dan E. Simpulan penelitian ialah kebocoan tepi树脂composit menunjukkan nilai konstan patiap kelompok sesuai dengan laju pelepasan fluyyang konstan juga。Kata kunci:拉朱佩勒帕桑粉;树脂堆肥;restorasi;吴雨霏sekunder
{"title":"Pengaruh Laju Pelepasan Fluor pada Resin Komposit Berfluor terhadap Kebocoran Tepi","authors":"Ariyani Faizah, Nilasary R. Suparno, Feby A. J. Pradana, Ericha Z. M. Diennya","doi":"10.35790/eg.v11i2.46195","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46195","url":null,"abstract":"Abstract: Composite resin is the most widely used restorative material due to its aesthetic properties, however, it has a drawback, namely edge leakage either by the polymerization process or by the release of components during the usage process. Therefore, composite resins containing fluorine has been developed as an effort to increase the success of restorative treatment by minimizing the occurrence of secondary caries or recurrent caries around the edges of the restoration. Composite resin releasing fluorine does not show a burst effect like the glass ionomer cement, but the pattern of fluorine release is low and constant. This was a pure laboratory experimental study. Samples were 25 maxillary 1st premolars prepared by class 1 cavity and filled with fluorine composite resin Tetric N-Ceram (Ivoclar Vivadent, Liechtenstein). Samples were divided into five groups that were immersed in sterile distilled water for 1, 7, 14, 21, 28 days, followed by 5% methylene blue for 4 hours. Edge leakage test using USB Digital Stereo Microscope used dye penetration method. Edge leakage was measured at the penetration depth of 5% methylene blue which was evaluated along the mesial and distal side of the restoration wall, then the side with the deepest color penetration was selected. The LSD test result showed that there was a significant difference between group A and the other four groups. In addition, there was no significant difference among the four groups (B, C, D and E). In conclusion, marginal leakage of the composite resin showed a constant value in each group according to a constant rate of fluorine release as well. \u0000Keywords: fluorine release rate; fluorine composite resin; restoration; secondary caries \u0000 \u0000Abstrak: Resin komposit merupakan bahan restorasi yang memiliki kekurangan yaitu kebocoran tepi oleh proses polimerisasi maupun terlepasnya komponen. Resin komposit dengan kandungan fluor dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan restoratif dengan meminimalkan terjadinya karies sekunder di tepi restorasi, dimana pelepasan fluornya tidak menunjukkan burst effect, melainkan pola pelepasan fluor rendah dan konstan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pelepasan fluor pada resin komposit berfluor terhadap kebocoran tepi. Jenis penelitian ialah eksperimental murni laboratorik. Sampel berupa gigi premolar 1 rahang atas yang dipreparasi kavitas kelas 1 dan ditumpat menggunakan resin komposit berfluor sejumlah 25 buah. Sampel dibagi atas lima kelompok (A – E) untuk dilakukan perendaman dalam akuades steril selama 1, 7, 14, 21, dan 28 hari, dilanjutkan dengan methylene blue 5% selama 4 jam. Uji kebocoran tepi menggunakan USB Digital Mikroskop Stereo dengan metode penetrasi zat warna. Kebocoran tepi diukur pada kedalaman penetrasi methylene blue 5% dievaluasi sepanjang dinding restorasi sisi mesial dan distal, kemudian dipilih sisi dengan penetrasi warna terdalam. Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna a","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116555835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Endodontic treatment aims to eliminate infection, pain, and maintain teeth in the oral cavity. This case report discussed the indication, risks, and case management of root canal retreatment of tooth 61 in a five-year-old patient at the Dental and Oral Teaching Hospital, Cimahi, Indonesia. We reported a five-year-old girl with complaint of a large cavity in her upper anterior tooth since a year ago. She had a root canal treatment but the filling fell out. The treatment was root canal retreatment of maxillary anterior teeth followed by an indirect composite crown replacement. After completion of the treatment, there were no complaints in tooth 61 and the indirect composite crown had well adapted. In this case, retreatment was needed to prevent the risk of infection and pain due to marginal leakage that could occur due to the release of the restoration. Therefore, it was expected that due to pulpal treatment, the primary teeth could be maintained in their position. This aimed to prevent growth and development disorders of the jaw arch, so, it could function properly. In conclusion, retreatment of the root canal in this case aimed to prevent the occurrence of infection caused by the release of restoration on the tooth that had previous endodontic treatment. The ultimate goal of retaining the primary teeth in the oral cavity was to maintain the jaw arch’s esthetics and masticatory function. Keywords: retreatment; root canal; aesthetics; mastication Abstrak: Perawatan endodontik bertujuan untuk mengeliminasi infeksi, rasa nyeri, dan memper-tahankan gigi dalam ronga mulut. Laporan kasus ini membahas mengenai indikasi, risiko, dan penatalaksanaan kasus dari retreatment saluran akar gigi 61 pada pasien anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP). Kasus seorang anak perempuan, 5 tahun dengan keluhan gigi depan atas berlubang besar sejak 1 tahun lalu, pernah dilakukan perawatan saluran akar namun tambalannya terlepas. Perawatan yang dilakukan ialah retreatment saluran akar pada gigi anterior rahang atas dengan follow up mahkota komposit indirek. Setelah selesai dilakukan perawatan, tidak ada keluhan pada gigi 61 dan mahkota komposit indirek telah beradaptasi dengan baik. Retreatment diperlukan pada kasus ini dengan tujuan untuk mencegah terjadinya risiko infeksi dan nyeri akibat kebocoran marginal yang dapat terjadi akibat terlepasnya restorasi. Dengan perawatan pulpa gigi sulung, gigi dapat dipertahankan pada posisinya. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi gangguan tumbuh kembang pada lengkung rahang dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Simpulan kasus ini ialah retreatment saluran akar bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat terlepasnya restorasi pada gigi yang telah dilakukan perawatan endodontik sebelumnya, dengan tujuan akhir mempertahankan gigi sulung di rongga mulut untuk menjaga lengkung rahang, estetika, dan fungsi mastikasi. Kata kunci: retreatment; saluran akar; estetik; mastikasi
摘要:牙髓治疗的目的是消除感染、疼痛和维持口腔内的牙齿。本病例报告讨论了印度尼西亚Cimahi牙科和口腔教学医院一名5岁患者61号牙根管再治疗的适应证、风险和病例管理。我们报告了一名五岁的女孩,自一年前以来,她的上前牙有一个大洞。她做了根管治疗,但填充物掉了。治疗方法为上颌前牙根管再治疗后间接复合冠置换术。治疗完成后,61号牙无不良反应,间接复合冠适应良好。在这种情况下,需要进行再治疗,以防止因释放修复体而可能发生的边缘渗漏造成感染和疼痛的风险。因此,通过对牙髓的治疗,可以使乳牙保持在原来的位置上。这样做的目的是防止下颌弓的生长和发育障碍,因此,它可以正常工作。综上所述,本病例再次根管治疗的目的是为了防止因修复体松动而对先前接受过根管治疗的牙齿造成感染。保留原牙在口腔内的最终目的是维持颌弓的美观和咀嚼功能。关键词:再处理;根管治疗;美学;摘要:Perawatan endodontik bertujuan untuk mengeliminasi infeksi, rasa nyeri, dan memper-tahankan gigi dalam ronga mulut。Laporan kasusini成员有mengenai indikasi, risiko, dan penatalaksanaan和kasusdari再治疗saluran akargigi 61 - pasenen anak di Rumah Sakit gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP)。5岁的孩子,5岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子,1岁的孩子。Perawatan yang dilakukan ialah再治疗saluran akar patada gigi前rahang atdengan继发mahkota komposit间接。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。后治法:对紫花苜蓿的后治法,对紫花苜蓿的后治法,对紫花苜蓿的后治法,对紫花苜蓿的后治法。Dengan perawatan pulpa gigi sulung, gigi dapat dipertahankan padposisinya。哈尔尼bertujuan agar tidak terjadi gangguan tumbuh kembang pada lengkung rahang dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya。猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗,如:猕猴猴的病后治疗。Kata kunci:再处理;saluran akar;estetik;mastikasi
{"title":"Retreatment Saluran Akar pada Gigi Anterior Rahang Atas dengan Follow Up Mahkota Komposit Indirek","authors":"Irfan Fathon, Jeffrey Jeffrey","doi":"10.35790/eg.v11i2.46434","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.46434","url":null,"abstract":"Abstract: Endodontic treatment aims to eliminate infection, pain, and maintain teeth in the oral cavity. This case report discussed the indication, risks, and case management of root canal retreatment of tooth 61 in a five-year-old patient at the Dental and Oral Teaching Hospital, Cimahi, Indonesia. We reported a five-year-old girl with complaint of a large cavity in her upper anterior tooth since a year ago. She had a root canal treatment but the filling fell out. The treatment was root canal retreatment of maxillary anterior teeth followed by an indirect composite crown replacement. After completion of the treatment, there were no complaints in tooth 61 and the indirect composite crown had well adapted. In this case, retreatment was needed to prevent the risk of infection and pain due to marginal leakage that could occur due to the release of the restoration. Therefore, it was expected that due to pulpal treatment, the primary teeth could be maintained in their position. This aimed to prevent growth and development disorders of the jaw arch, so, it could function properly. In conclusion, retreatment of the root canal in this case aimed to prevent the occurrence of infection caused by the release of restoration on the tooth that had previous endodontic treatment. The ultimate goal of retaining the primary teeth in the oral cavity was to maintain the jaw arch’s esthetics and masticatory function.\u0000Keywords: retreatment; root canal; aesthetics; mastication\u0000 \u0000Abstrak: Perawatan endodontik bertujuan untuk mengeliminasi infeksi, rasa nyeri, dan memper-tahankan gigi dalam ronga mulut. Laporan kasus ini membahas mengenai indikasi, risiko, dan penatalaksanaan kasus dari retreatment saluran akar gigi 61 pada pasien anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP). Kasus seorang anak perempuan, 5 tahun dengan keluhan gigi depan atas berlubang besar sejak 1 tahun lalu, pernah dilakukan perawatan saluran akar namun tambalannya terlepas. Perawatan yang dilakukan ialah retreatment saluran akar pada gigi anterior rahang atas dengan follow up mahkota komposit indirek. Setelah selesai dilakukan perawatan, tidak ada keluhan pada gigi 61 dan mahkota komposit indirek telah beradaptasi dengan baik. Retreatment diperlukan pada kasus ini dengan tujuan untuk mencegah terjadinya risiko infeksi dan nyeri akibat kebocoran marginal yang dapat terjadi akibat terlepasnya restorasi. Dengan perawatan pulpa gigi sulung, gigi dapat dipertahankan pada posisinya. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi gangguan tumbuh kembang pada lengkung rahang dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Simpulan kasus ini ialah retreatment saluran akar bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat terlepasnya restorasi pada gigi yang telah dilakukan perawatan endodontik sebelumnya, dengan tujuan akhir mempertahankan gigi sulung di rongga mulut untuk menjaga lengkung rahang, estetika, dan fungsi mastikasi.\u0000Kata kunci: retreatment; saluran akar; estetik; mastikasi","PeriodicalId":395652,"journal":{"name":"e-GiGi","volume":"237 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116102610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}