Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap Kenaikan berat badan di Filda Fairuza, S.ST., M.Kes Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy eksperimen, dengan jumlah 40 bayi, terbagi 20 sebagai kelompok eksperimen dan 20 sebagai kelompok kontrol pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling pengujian dilakukan dengan statistik parametrik (Paired-Sample t test untuk uji beda dalam kelompok, dan Independent-Sample t test untuk uji beda antar-kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat badan pada kelompok ekperimen sebelum pijat bayi yaitu 6,80 dan sesudah pijat bayi yaitu 7,7 sedangkan pada kelompok kontrol berat badan pada penimbangan awal yaitu rata-rata 7,24 Kg dan pada hari ke 30 menjadi 7,42 Kg. Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan di Praktik Mandiri Bidan Filda Fairuza dengan nilai p value 0,000 < 0,005. Dapat disimpulkan ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan, Diharapkan setelah responden mengikuti pelaksanaan penelitian ini dapat merubah perilaku responden terutama dalam pola pengasuhan anak. Diharapkan responden mau melakukan pemijatan kepada bayinya atau dengan datang ke tenaga kesehatan yang memiliki fasilitas pijat dan dapat aktif melakukan penimbangan untuk mengkontrol berat badan bayinya.
{"title":"Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan di Praktik Mandiri Bidan Filda Fairuza, S.ST., M.Kes","authors":"Leni Halimatusyadiah, Filda Fairuza","doi":"10.60010/jikd.v3i2.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i2.52","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap Kenaikan berat badan di Filda Fairuza, S.ST., M.Kes Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy eksperimen, dengan jumlah 40 bayi, terbagi 20 sebagai kelompok eksperimen dan 20 sebagai kelompok kontrol pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling pengujian dilakukan dengan statistik parametrik (Paired-Sample t test untuk uji beda dalam kelompok, dan Independent-Sample t test untuk uji beda antar-kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat badan pada kelompok ekperimen sebelum pijat bayi yaitu 6,80 dan sesudah pijat bayi yaitu 7,7 sedangkan pada kelompok kontrol berat badan pada penimbangan awal yaitu rata-rata 7,24 Kg dan pada hari ke 30 menjadi 7,42 Kg. Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan di Praktik Mandiri Bidan Filda Fairuza dengan nilai p value 0,000 < 0,005. Dapat disimpulkan ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan, Diharapkan setelah responden mengikuti pelaksanaan penelitian ini dapat merubah perilaku responden terutama dalam pola pengasuhan anak. Diharapkan responden mau melakukan pemijatan kepada bayinya atau dengan datang ke tenaga kesehatan yang memiliki fasilitas pijat dan dapat aktif melakukan penimbangan untuk mengkontrol berat badan bayinya.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129334776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Padarincang tahun 2019. Jenis penelitian ini korelatif kuantitatif menggunakan pendekatan Cross Sectional, menggunakan metode dokumentasi dan kuesioner baku sesuai catatan medis responden sehingga tidak di uji validitas dan reliabilitas. Penelitian dilakukan pada ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Padarincang dengan jumlah 55 responden. Variabel bebas meliputi usia ibu, jarak kehamilan, jumlah anak, dan status gizi, dan variabel terikat adalah kejadian anemia selama kehamilan, dengan menggunakan uji chi-square. 48% usia ibu hamil yang tidak berisiko, 50,9% jarak kehamilan tidak beresiko, terdapat 60 ibu hamil dengan paritas beresiko dan 72,2% yang tidak mengalami KEK. Diperoleh nilai p value = 0,242 (> 0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dengan kejadian anemia. Ada hubungan yang signifikan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, p- value = 0,001 (<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara paritas dan kejadian anemia pada ibu hamil, p-value = 0,022 (< 0,05). ) Ada hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia, p-value = 0,026 (< 0,05). Faktor yang paling dominan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Padarincang tahun 2019 adalah jarak kehamilan.
{"title":"Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Padarincang Tahun 2019","authors":"Sandy Nurlaela Rachman, Ika Lustiani, D. Sari","doi":"10.60010/jikd.v3i2.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i2.51","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Padarincang tahun 2019. Jenis penelitian ini korelatif kuantitatif menggunakan pendekatan Cross Sectional, menggunakan metode dokumentasi dan kuesioner baku sesuai catatan medis responden sehingga tidak di uji validitas dan reliabilitas. Penelitian dilakukan pada ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Padarincang dengan jumlah 55 responden. Variabel bebas meliputi usia ibu, jarak kehamilan, jumlah anak, dan status gizi, dan variabel terikat adalah kejadian anemia selama kehamilan, dengan menggunakan uji chi-square. 48% usia ibu hamil yang tidak berisiko, 50,9% jarak kehamilan tidak beresiko, terdapat 60 ibu hamil dengan paritas beresiko dan 72,2% yang tidak mengalami KEK. Diperoleh nilai p value = 0,242 (> 0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dengan kejadian anemia. Ada hubungan yang signifikan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, p- value = 0,001 (<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara paritas dan kejadian anemia pada ibu hamil, p-value = 0,022 (< 0,05). ) Ada hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian anemia, p-value = 0,026 (< 0,05). Faktor yang paling dominan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Padarincang tahun 2019 adalah jarak kehamilan.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"2 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125187349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kekurangan Energi Kronik yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil. Faktor penyebab Kekurangan Energi Kronik adalah usia, pendidikan paritas, pekerjaan, status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Kramatwatu Tahun 2020, metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas Kramatwatu Tahun 2020. Hasil penelitian ini adalah karakteristik ibu hamil berdasarkan prevalensi Kekurangan Energi Kronik sebanyak 140 kasus (7%), ibu hamil dengan usia 20-35 sebanyak 124 kasus (88,57%), ibu hamil dengan pendidikan menengah sebanyak 124 kasus (88,57%), ibu hamil dengan paritas primipara sebanyak 74 kasus (52,86%), ibu hamil dengan tidak bekerja 116 kasus (82,86%).
{"title":"Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronik di Wilayah Kerja Puskesmas Kramatwatu Kabupaten Serang Provinsi Banten Tahun 2020","authors":"Fadhila Azkiya","doi":"10.60010/jikd.v3i2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i2.50","url":null,"abstract":"Kekurangan Energi Kronik yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil. Faktor penyebab Kekurangan Energi Kronik adalah usia, pendidikan paritas, pekerjaan, status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Kramatwatu Tahun 2020, metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas Kramatwatu Tahun 2020. Hasil penelitian ini adalah karakteristik ibu hamil berdasarkan prevalensi Kekurangan Energi Kronik sebanyak 140 kasus (7%), ibu hamil dengan usia 20-35 sebanyak 124 kasus (88,57%), ibu hamil dengan pendidikan menengah sebanyak 124 kasus (88,57%), ibu hamil dengan paritas primipara sebanyak 74 kasus (52,86%), ibu hamil dengan tidak bekerja 116 kasus (82,86%).","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122723773","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
L. Setianingsih, Fathiyati Fathiyati, Henny Theresia Marbun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kode etik bidan dalam penerapan kewenangan bidan di Praktik Mandiri Bidan wilayah Puskesmas Sobang Kabupaten Pandeglang. Desain penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode observasional, subjek penelitian yaitu pemilik dan penanggung jawab Praktik Mandiri Bidan. Didapatkan 2 partisipan, penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara langsung (Indepth Interview). Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua responden telah memahami kode etik profesi bidan dan mampu menerapkan pelayanan yang diberikan sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Permenkes No.28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan serta mampu melaksanakan kode etik tersebut dengan baik dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Disarankan agar terus up date dengan ilmu pengetahuan baru, sehingga dapat terus memberikan pelayanan yang optimal demi kesejahteraan kesehatan pasien dan masyarakat.
{"title":"Gambaran Tingkat Pengetahuan Kode Etik Bidan dalam Penerapan Kewenangan Bidan Berdasarkan Permenkes No. 28 Tahun 2017 di Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kerja Puskesmas Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun 2019","authors":"L. Setianingsih, Fathiyati Fathiyati, Henny Theresia Marbun","doi":"10.60010/jikd.v3i2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i2.49","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kode etik bidan dalam penerapan kewenangan bidan di Praktik Mandiri Bidan wilayah Puskesmas Sobang Kabupaten Pandeglang. Desain penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode observasional, subjek penelitian yaitu pemilik dan penanggung jawab Praktik Mandiri Bidan. Didapatkan 2 partisipan, penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara langsung (Indepth Interview). Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua responden telah memahami kode etik profesi bidan dan mampu menerapkan pelayanan yang diberikan sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Permenkes No.28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan serta mampu melaksanakan kode etik tersebut dengan baik dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Disarankan agar terus up date dengan ilmu pengetahuan baru, sehingga dapat terus memberikan pelayanan yang optimal demi kesejahteraan kesehatan pasien dan masyarakat.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"355 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122764720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adena Khumairoh, Rukmaini Rukmaini, Andi Julia Rifiana
Menurut World Health Organization (WHO) setiap hari sebanyak 810 ibu di dunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. (WHO, 2019) Di masa persalinan bidan memiliki peranan yang sangat penting. Diketahui dari data distribusi proporsi penolong persalinan pada perempuan umur 10-54 tahun, sebanyak 93,1% ditolong tenaga kesehatan dan 6,7% non tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang berperan diantaranya sebanyak 28,9% dokter kandungan, 1,2% dokter umum, 0,3% perawat, dan 62,7% bidan. Berdasarkan hasil data RISKESDAS tahun 2018 tersebut dapat disimpulkan bahwa bidan menjadi tenaga kesehatan yang berperan penting dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. (Kemenkes RI, 2018) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketepatan pelaksanaan sistem rujukan pada kasus kegawatdaruratan obstetri di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah non- eksperimen menggunakan metode kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh jumlah populasi yaitu 83 bidan yang melakukan rujukan ke PONEK Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi periode Januari-Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variabel pengetahuan analisis statistik uji chi-square menunjukan nilai p-value = 0,000 (P<0,05), untuk variabel pelatihan p-value = 0,004 (P<0,05), dan untuk variabel ketersediaan sarana dan obat-obatan nilai p-value = 0,002 (P<0,05) sehingga H0 di tolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan, dan ketersediaan sarana dan obat- obatan dengan ketepatan sistem rujukan kegawatdaruratan obstetri. Nilai Odds Ratio (OR) variabel pengetahuan diketahui 104,167 (CI 95% = 19,594-553,775), variabel pelatihan nilai Odds Ratio (95%) tidak ternilai dan variabel ketersediaan sarana dan obat nilai Odds Ratio (OR) diketahui 4,762 (CI 95% = 1,723-13,161) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan ketersediaan sarana dan obat memiliki peluang tidak tepat dalam pelaksanaan sistem rujukan kegawatdaruratan obstetri.
根据世界卫生组织(WHO)的数据,世界上每天有810名妇女死于妊娠和分娩相关的疾病或并发症。(世卫组织,2019)助产士在分娩中扮演着非常重要的角色。据10-54岁妇女分娩帮助者比例数据所知,卫生援助93.1%,非保健工作者6.7%。其中包括289%的产科医生、1.2%的全科医生、0.3%的护士和62.7%的助产士。根据2018年RISKESDAS数据结果可以得出结论,助产士成为健康的力量减少产妇死亡率的努力中发挥了重要作用(印尼)电池。(RI内政部,2018年)本研究的目的是分析2020年Chasbullah Abdul Madjid town Bekasi地区医院妇产科紧急产科病例的转诊制度执行的准确性。这种研究是一种非实验的定性方法。本研究采用的研究设计为横向设计。使用的抽样技术完全是抽样,即整个人口即83做介PONEK公立医院的助产士省城Bekasi 2020“janmanch时期。试验研究结果显示变量的统计分析知识chi-square展示p-value价值=万(P < 0。05),训练变量p-value = 0.004 (P < 0。05),可用性变量的工具和药品价值p-value = 0,002 (P < 0。05);因此豪被拒绝,那么就可以得出结论,有知识、培训和可用性之间的关系的手段和药物-药物精确到妇产科kegawatdaruratan参考系统。赔率Ratio值(或)已知知识104.167变量(95% CI = 19,594-553,775),赔率Ratio值(95%)变量培训工具和药物供应的无价和可变赔率Ratio值(或)已知4,762 (95% CI = 1,723-13,161)从而推断知识和手段和药物供应有机会进行转诊制度妇产科kegawatdaruratan是不合适的。
{"title":"Analisis Sistem Rujukan Kegawatdaruratan Obstetri di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi tahun 2020","authors":"Adena Khumairoh, Rukmaini Rukmaini, Andi Julia Rifiana","doi":"10.60010/jikd.v3i1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.45","url":null,"abstract":"Menurut World Health Organization (WHO) setiap hari sebanyak 810 ibu di dunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. (WHO, 2019) Di masa persalinan bidan memiliki peranan yang sangat penting. Diketahui dari data distribusi proporsi penolong persalinan pada perempuan umur 10-54 tahun, sebanyak 93,1% ditolong tenaga kesehatan dan 6,7% non tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang berperan diantaranya sebanyak 28,9% dokter kandungan, 1,2% dokter umum, 0,3% perawat, dan 62,7% bidan. Berdasarkan hasil data RISKESDAS tahun 2018 tersebut dapat disimpulkan bahwa bidan menjadi tenaga kesehatan yang berperan penting dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. (Kemenkes RI, 2018) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketepatan pelaksanaan sistem rujukan pada kasus kegawatdaruratan obstetri di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah non- eksperimen menggunakan metode kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh jumlah populasi yaitu 83 bidan yang melakukan rujukan ke PONEK Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi periode Januari-Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variabel pengetahuan analisis statistik uji chi-square menunjukan nilai p-value = 0,000 (P<0,05), untuk variabel pelatihan p-value = 0,004 (P<0,05), dan untuk variabel ketersediaan sarana dan obat-obatan nilai p-value = 0,002 (P<0,05) sehingga H0 di tolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan, dan ketersediaan sarana dan obat- obatan dengan ketepatan sistem rujukan kegawatdaruratan obstetri. Nilai Odds Ratio (OR) variabel pengetahuan diketahui 104,167 (CI 95% = 19,594-553,775), variabel pelatihan nilai Odds Ratio (95%) tidak ternilai dan variabel ketersediaan sarana dan obat nilai Odds Ratio (OR) diketahui 4,762 (CI 95% = 1,723-13,161) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan ketersediaan sarana dan obat memiliki peluang tidak tepat dalam pelaksanaan sistem rujukan kegawatdaruratan obstetri.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122360478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria.. Indonesia termasuk negara ke-37 dengan presentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwasannya 1,60% anak perempuan usia 10-17 tahun di Indonesia telah menikah. Presentase anak perempuan usia 10-17 tahun yang berstatus menikah di daerah perkotaan sebanyak 0.9% sedangkan di pedesaan mencapai 2.24%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri terhadap pernikahan dini di SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang Tahun 2019. Metode penelitian : Desain penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 114 remaja putri kelas X, XI, dan XII SMA SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang. Analisis data dilakukan secara Univariat dan bivariate dengan uji chi-Square (?<0,05) Hasil penelitian :Berdasarkan analisis menggunakan uji chi square tersebut didapatkan hasil p-value Yaitu 0,001 (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri terhadap sikap pernikahan dini di SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang dengan nilai Correlation Coefficient 0,333 yang bermakna keeratan cukup. Simpulan dan saran : Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap pernikahan dini. Diharapkan sekolah dapat bekerjasama dengan dinas sosial dan petugas kesehatan di Puskesmas untuk memberikan penyuluhan materi tentang pernikahan dini
{"title":"Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Pernikahan Dini di SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang Tahun 2019","authors":"Filda Fairuza, Fathiyati Fathiyati, Rina Octavia","doi":"10.60010/jikd.v3i1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.44","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria.. Indonesia termasuk negara ke-37 dengan presentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwasannya 1,60% anak perempuan usia 10-17 tahun di Indonesia telah menikah. Presentase anak perempuan usia 10-17 tahun yang berstatus menikah di daerah perkotaan sebanyak 0.9% sedangkan di pedesaan mencapai 2.24%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri terhadap pernikahan dini di SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang Tahun 2019. Metode penelitian : Desain penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 114 remaja putri kelas X, XI, dan XII SMA SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang. Analisis data dilakukan secara Univariat dan bivariate dengan uji chi-Square (?<0,05) Hasil penelitian :Berdasarkan analisis menggunakan uji chi square tersebut didapatkan hasil p-value Yaitu 0,001 (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri terhadap sikap pernikahan dini di SMA N 1 Anyer Kabupaten Serang dengan nilai Correlation Coefficient 0,333 yang bermakna keeratan cukup. Simpulan dan saran : Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri terhadap pernikahan dini. Diharapkan sekolah dapat bekerjasama dengan dinas sosial dan petugas kesehatan di Puskesmas untuk memberikan penyuluhan materi tentang pernikahan dini","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"265 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133875832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia menghadapi ancaman serius akibat peningkatan jumlah perokok, terutama kelompok anak-anak dan remaja. Peningkatan perokok pada remaja usia 15-19 tahun meningkat dua kali lipat dari 12,7% pada 2001 menjadi 23,1% pada 2016. Berdasarkan hasil Survei Indikator Kesehatan Nasional bahkan memperlihatkan angka remaja perokok laki-laki telah mencapai 54,8%.Kemenkes menyebutkan pemerintah berharap dapat mencapai target indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional terkait prevalensi perokok anak usia 18 tahun, yaitu turun dari 7.2% pada 2009 menjadi 5,4% pada 2013. Namun, kenyataannya, justru angka ini meningkat menjadi 8,8% pada 2016 (Sirkesnas, 2016). Populasi berjumlah 248 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 88 siswa. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan data pada tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuantentang bahaya merokok secara keseluruhan siswa/i kelas VII dan VIII SMK Al- Falah Madani Provinsi Banten Tahun 2019 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 70 siswa/i (79,5%) mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori cukup tinggi. Sisanya yaitu responden dengan tingat pengetahuan rendah sebanyak 12 orang (13,6%) dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 6 orang (6,8%). Kategori pengetahuan tentang kandungan zat kimia berbahaya pada rokok yang mayoritas berkategori cukup baik tersebut, pada dasarnya merupakan hasil penggabungan dari tiga hal yaitu kandungan zat kimia berbahaya pada rokokyang mayoritas responden berkategoru cukup tinggi (54,5%), tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok pada paru-paru yang mayoritas berkategor itinggi (68,2%), dan tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok pada jantung yang mayoritas berkategori tinggi (54,5%). Serta tingkat pengetahuan tentang kebijakan pemerintah yang mayoritas berkategori cukup tinggi (50,0%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 164 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Secara Keseluruhan Siswa/I Kelas VII dan VIII SMK Al- Falah Madani Provinsi Banten Tahun 2019","authors":"L. Setianingsih, Leni Halimatusyadiah","doi":"10.60010/jikd.v3i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.43","url":null,"abstract":"Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia menghadapi ancaman serius akibat peningkatan jumlah perokok, terutama kelompok anak-anak dan remaja. Peningkatan perokok pada remaja usia 15-19 tahun meningkat dua kali lipat dari 12,7% pada 2001 menjadi 23,1% pada 2016. Berdasarkan hasil Survei Indikator Kesehatan Nasional bahkan memperlihatkan angka remaja perokok laki-laki telah mencapai 54,8%.Kemenkes menyebutkan pemerintah berharap dapat mencapai target indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional terkait prevalensi perokok anak usia 18 tahun, yaitu turun dari 7.2% pada 2009 menjadi 5,4% pada 2013. Namun, kenyataannya, justru angka ini meningkat menjadi 8,8% pada 2016 (Sirkesnas, 2016). Populasi berjumlah 248 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 88 siswa. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan data pada tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuantentang bahaya merokok secara keseluruhan siswa/i kelas VII dan VIII SMK Al- Falah Madani Provinsi Banten Tahun 2019 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 70 siswa/i (79,5%) mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori cukup tinggi. Sisanya yaitu responden dengan tingat pengetahuan rendah sebanyak 12 orang (13,6%) dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 6 orang (6,8%). Kategori pengetahuan tentang kandungan zat kimia berbahaya pada rokok yang mayoritas berkategori cukup baik tersebut, pada dasarnya merupakan hasil penggabungan dari tiga hal yaitu kandungan zat kimia berbahaya pada rokokyang mayoritas responden berkategoru cukup tinggi (54,5%), tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok pada paru-paru yang mayoritas berkategor itinggi (68,2%), dan tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya merokok pada jantung yang mayoritas berkategori tinggi (54,5%). Serta tingkat pengetahuan tentang kebijakan pemerintah yang mayoritas berkategori cukup tinggi (50,0%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 164 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"14 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134088911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya, tetapi merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Menyusui dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir didada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi, bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan IMD sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap ibu nifas dan sumber informasi dengan inisiasi menyusu dini di PMB Bidan “R” Cisalak Pasar Cimanggis Depok tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional yaitu merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara variabel dependen dan variabel independen. Populasi adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung di PMB Bidan R tahun 2018 dengan jumlah sampel 65 responden. Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa semua variabel yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap ibu nifas dan sumber informasi memiliki hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan IMD, dengan p-value pedididkan 0,433 (OR 2,927); pengetahuan p-value 0,014 (OR 9,500); sikap p value 0,001 (OR 21,750) dan sumber informasi memiliki p value 0,00001 (OR 25,833), dari hasil tersebut dapat diartikan salah satu terbesar nilai OR yaitu sumber informasi yang berarti ibu yang kurang dalam akses sumber informasi berpeluang sebanyak 25,833 kali tidak melakukan IMD dibandingkan ibu yang mempunyai cukup akses informasi
母乳喂养的成功不是偶然产生的,而是需要传授的技能。母乳喂养和非母乳喂养是一种说明,IMD不是哺乳母亲的计划,而是应该积极寻找自己乳房的婴儿。这个程序是通过直接将新生儿放在母亲的乳房里,让婴儿爬起来寻找母亲的乳头来哺乳来完成的。IMD必须在出生时立即进行,不应因婴儿的体重或测量而推迟,也不应因婴儿的体重或测量而需要清洗,除非双手干燥。这个过程必须在婴儿和母亲之间从头到尾进行。印度尼西亚政府支持世界卫生组织和联合国儿童基金会的政策,该政策建议将IMD作为一种拯救行为,因为IMD可以从一个月前死亡的婴儿中挽救22%。这项研究的目的是确定nifas母亲的教育、知识、态度和信息来源之间的关系,以便于2018年在PMB市场Cisalak cianggis Depok开始母乳喂养。使用的研究设计是分段设计,即研究设计是通过在变量和独立变量之间同时进行测量或观察。2018年,hfas的所有母亲都参加了PMB助产士R的访问,样本人数为65人。研究结果表明,所有的变量,即教育、知识、母亲态度和信息来源,都与IMD的实施、p-value pedisources等因素有着显著的关系。知识p值014(或9.500);p value 0.001(或21,750)和态度有p value 0.00001(信息来源或25,833),从这些结果可以意味着最大的价值还是之一即意味着妈妈的信息来源的资讯来源缺少机会25,833次IMD不做你的妈妈有足够的资讯
{"title":"Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Sikap Ibu Nifas Dan Sumber Informasi Dengan Inisiasi Menyusu Dini Di PMB Bidan “R” Cisalak Pasar Cimanggis Depok Tahun 2018","authors":"Rina Wijayanti","doi":"10.60010/jikd.v3i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.42","url":null,"abstract":"Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya, tetapi merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Menyusui dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir didada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi, bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan IMD sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap ibu nifas dan sumber informasi dengan inisiasi menyusu dini di PMB Bidan “R” Cisalak Pasar Cimanggis Depok tahun 2018. \u0000Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional yaitu merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara variabel dependen dan variabel independen. Populasi adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung di PMB Bidan R tahun 2018 dengan jumlah sampel 65 responden. \u0000Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa semua variabel yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap ibu nifas dan sumber informasi memiliki hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan IMD, dengan p-value pedididkan 0,433 (OR 2,927); pengetahuan p-value 0,014 (OR 9,500); sikap p value 0,001 (OR 21,750) dan sumber informasi memiliki p value 0,00001 (OR 25,833), dari hasil tersebut dapat diartikan salah satu terbesar nilai OR yaitu sumber informasi yang berarti ibu yang kurang dalam akses sumber informasi berpeluang sebanyak 25,833 kali tidak melakukan IMD dibandingkan ibu yang mempunyai cukup akses informasi","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124828089","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rasa nyeri pada kehamilan dan persalinan diarikan sebagi sebuah “sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahap proses persalinan. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut. Nyeri persalinan dapat berdampak pada meningkatkannya katekolamin sebesar 20-40%. Namun demikian banyak masyarakat yang menganggap kejadian nyeri persalinan yang tidak tertahankan mendorong ibu bersalin mencari beberapa alternatif untuk mengatasi nyeri diantaranya menggunakan obat anti nyeri seperti analgetik dan senative, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, baik bagi ibu maupun janin. Manajemen nyeri pada ibu bersalin salah satunya dapat dilakukan dengan metode nonfarmakologi. Hal ini selian lebih murah, simpel, efektif dan tanpa efek yang merugikan serta dapat memberikan rasa kenyamanan pada ibu serta meningkatkan kepuasan selama persalinan dan mengurangi rasa trauma ibu. Tujuan dari penelitan ini adalah mengetahui efektifitas teknik pernafasan dalam dan endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode Januari 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy-Experimental Design (Eksperimen Semu) yang menggunakan salah satu rancangan penelitian Rancangan penelitian ini adalah pre dan post test design.. Populasi adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Tanah Abang periode Januari 2020. Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu menggunakan accidentaly sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel selama periode Januari 2020, dengan memperhatian kriteria sampel. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata nyeri pada ibu bersalin sebelum diberikan pernafasan dalam yaitu 9,20 dan rata-rata nyeri menurun setelah diberikan pernafasan dalam menjadi 5,00. Sedangkan nilai rata-rata nyeri pada ibu bersalin sebelum diberikan endorphin massage yaitu 8,20 dan rata-rata nyeri menurun setelah diberikan endorphin massage menjadi 4,60. Hasil uji statistik di dapatkan nilai ?-value 0,000 kedua teknik efektif menurunkan nyeri namun jika dilihat rata-rata penurunan nyeri pada pernafasan adalah 4,200 lebih besar dibandingkan rata-rata penurunan nyeri pada endorphin massage yaitu 3,600. Dari hasil uji t didapatkan pula endorphin massage hasilnya lebih besar yaitu 14,697 dibandingkan pada pernafasan dalam 11,225 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua teknik mempunyai efektifitas yang sama terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.
{"title":"Efektifitas Pernafasan Dalam Dan Endhoprin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari 2020","authors":"Rina Wijayanti, Fariya Azzuri Rahman","doi":"10.60010/jikd.v3i1.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.47","url":null,"abstract":"Rasa nyeri pada kehamilan dan persalinan diarikan sebagi sebuah “sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahap proses persalinan. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut. Nyeri persalinan dapat berdampak pada meningkatkannya katekolamin sebesar 20-40%. Namun demikian banyak masyarakat yang menganggap kejadian nyeri persalinan yang tidak tertahankan mendorong ibu bersalin mencari beberapa alternatif untuk mengatasi nyeri diantaranya menggunakan obat anti nyeri seperti analgetik dan senative, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, baik bagi ibu maupun janin. Manajemen nyeri pada ibu bersalin salah satunya dapat dilakukan dengan metode nonfarmakologi. Hal ini selian lebih murah, simpel, efektif dan tanpa efek yang merugikan serta dapat memberikan rasa kenyamanan pada ibu serta meningkatkan kepuasan selama persalinan dan mengurangi rasa trauma ibu. Tujuan dari penelitan ini adalah mengetahui efektifitas teknik pernafasan dalam dan endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan pada ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode Januari 2020. \u0000Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy-Experimental Design (Eksperimen Semu) yang menggunakan salah satu rancangan penelitian Rancangan penelitian ini adalah pre dan post test design.. Populasi adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Tanah Abang periode Januari 2020. Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu menggunakan accidentaly sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel selama periode Januari 2020, dengan memperhatian kriteria sampel. \u0000Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata nyeri pada ibu bersalin sebelum diberikan pernafasan dalam yaitu 9,20 dan rata-rata nyeri menurun setelah diberikan pernafasan dalam menjadi 5,00. Sedangkan nilai rata-rata nyeri pada ibu bersalin sebelum diberikan endorphin massage yaitu 8,20 dan rata-rata nyeri menurun setelah diberikan endorphin massage menjadi 4,60. Hasil uji statistik di dapatkan nilai ?-value 0,000 kedua teknik efektif menurunkan nyeri namun jika dilihat rata-rata penurunan nyeri pada pernafasan adalah 4,200 lebih besar dibandingkan rata-rata penurunan nyeri pada endorphin massage yaitu 3,600. Dari hasil uji t didapatkan pula endorphin massage hasilnya lebih besar yaitu 14,697 dibandingkan pada pernafasan dalam 11,225 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua teknik mempunyai efektifitas yang sama terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"476 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130787531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latarbelakang : Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama pada negara berkembang dengan tingkat kesakitan tinggi pada ibu hamil. Ibu hamil dengan anemia di Indonesia adalah 70% artinya dari 10 orang ibu hamil ada 7 orang yang menderita anemia dalam kehamilan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada Tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37% mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 24,5%. (Kemenkes RI, 2014). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian Anemia pada kehamilan di PKM Cikande tahun 2019 periode Januari sampai dengan Desember 2019”. Metode : Jenis penelitian ini bersifat metode deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan salah satu design penelitian atau sebagai metodelogi penelitian sosial dengan melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah dan juga melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat penelitian. Hasil penelitian : Data yang diperoleh pada kejadian anemia dalam kehamilan dengan hasil paling tinggi yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 56 orang ibu hamil (62,2%) dan pada umur ?35 tahun sebanyak 30 orang ibu hamil (33,3%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel paritas ditemukan 2-4x melahirkan sebanyak 58 orang ibu hamil (64,4%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada paritas 1x melahirkan sebanyak 25 orang ibu hamil (27,8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel pekerjaan ditemukan pekerjaan IRT (ibu rumah tangga) sebanyak 77orang ibu hamil (85,5%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada pekerjaan karyawan/buruh sebanyak 13 orang ibu hamil (14,5%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel lila ditemukan lila ? 23,5 cm sebanyak 83 orang ibu hamil (92,2%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada lila ? 23,5 cm sebanyak 7 orang ibu hamil (7.8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel usia kehamilan ditemukan usia kehamilan 13 minggu – 28 minggu (trimester II) sebanyak 61 orang ibu hamil (67,8%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada usia kehamilan 29 minggu – 40 minggu sebanyak 20 orang ibu hamil (22,2%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Kesimpulan dan Saran : Pada ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan. Dan lebih baik lagi pemeriksaan kehamilan setiap bulan selama kehamilan. Dan bila ditemukan penyulit atau komplikasi dalam kehamilan bisa memeriksakan kehamilan setiap 2 minggu sekali yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi terhadap kehamilan i
背景:妊娠贫血中是主要的发展中国家的健康问题准妈妈痛苦的高水平。印度尼西亚有7名孕妇患有贫血,这意味着10名孕妇中有7名患有贫血。根据2013年基本卫生研究数据,孕妇贫血的患病率在印尼高达37%增长从2007年相当于24,5%总和。(RI内政部,2014)这项研究的目的是了解PKM Cikande 2019年1月至2019年12月妊娠期间发生贫血的特征。方法:研究类型是描述性的方法,而不是使用横截面设计。横截面是设计之一研究竟然还是作为社会研究涉及运动中的一个案例中不止一次,也涉及一些变量来发现关系模式。描述性方法是一种用来描述研究环境的研究方法。研究获得的数据:在怀孕的创世纪中贫血最引人注目的结果就是20-35岁孕妇共有56人(62,2%)和30年? 35岁人怀孕中贫血的孕妇(33.3%)。妊娠发病率为2-4倍,产妇多达58人(64.4%)贫血。生而平等的1x多达25人怀孕中贫血的孕妇(27,8%)。妊娠贫血发生的频率分布的特征变量工作发现孕妇IRT(家庭主妇)多达77orang(85,5%)中贫血怀孕。而工作的员工-工人多达13人死亡的孕妇(14,5%)中贫血怀孕。妊娠贫血发生的频率分布的特征变量发现莱拉莱拉?孕妇23.5 cm共有83人(92,2%)中贫血怀孕。而在莱拉?孕妇23.5 cm共有7人(7。8%)妊娠贫血的。妊娠贫血发生的频率分布的特征变量发现怀孕的年龄怀孕13周岁—28周孕妇怀孕II)共有61人(67,8%)中贫血怀孕。而年纪怀孕29周—40周共有20人怀孕中贫血的孕妇(22,2%)。结论及其建议:孕妇在妊娠检查到至少4次怀孕期间健康能量。还有更好的产前检查在怀孕期间每个月。和怀孕中,只要发现penyulit或并发症的可以在怀孕检查每隔两周旨在探测过早地对怀孕妈妈penyulit和并发症。在医务人员希望提供产科服务与综合非国大即产前护理10 T .在卫生保健设施有望改善产科服务尤其是降低儿童死亡率和改善产妇保健课堂通过举行定期的孕妇,怀孕的母亲来说,额外的喂养怀孕,简单的实验室检查中发现了爷爷和贫血(血红蛋白,血型血液全副武装,尿液,蛋白质蛋白质、葡萄糖)
{"title":"Gambaran Karakteristik Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di PKM Cikande Tahun 2019","authors":"Henny Theresia Marbun, D. Sari","doi":"10.60010/jikd.v3i1.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.60010/jikd.v3i1.40","url":null,"abstract":"Latarbelakang : Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama pada negara berkembang dengan tingkat kesakitan tinggi pada ibu hamil. Ibu hamil dengan anemia di Indonesia adalah 70% artinya dari 10 orang ibu hamil ada 7 orang yang menderita anemia dalam kehamilan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada Tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37% mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 24,5%. (Kemenkes RI, 2014). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian Anemia pada kehamilan di PKM Cikande tahun 2019 periode Januari sampai dengan Desember 2019”. Metode : Jenis penelitian ini bersifat metode deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan salah satu design penelitian atau sebagai metodelogi penelitian sosial dengan melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah dan juga melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat penelitian. Hasil penelitian : Data yang diperoleh pada kejadian anemia dalam kehamilan dengan hasil paling tinggi yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 56 orang ibu hamil (62,2%) dan pada umur ?35 tahun sebanyak 30 orang ibu hamil (33,3%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel paritas ditemukan 2-4x melahirkan sebanyak 58 orang ibu hamil (64,4%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada paritas 1x melahirkan sebanyak 25 orang ibu hamil (27,8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel pekerjaan ditemukan pekerjaan IRT (ibu rumah tangga) sebanyak 77orang ibu hamil (85,5%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada pekerjaan karyawan/buruh sebanyak 13 orang ibu hamil (14,5%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel lila ditemukan lila ? 23,5 cm sebanyak 83 orang ibu hamil (92,2%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada lila ? 23,5 cm sebanyak 7 orang ibu hamil (7.8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel usia kehamilan ditemukan usia kehamilan 13 minggu – 28 minggu (trimester II) sebanyak 61 orang ibu hamil (67,8%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada usia kehamilan 29 minggu – 40 minggu sebanyak 20 orang ibu hamil (22,2%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Kesimpulan dan Saran : Pada ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan. Dan lebih baik lagi pemeriksaan kehamilan setiap bulan selama kehamilan. Dan bila ditemukan penyulit atau komplikasi dalam kehamilan bisa memeriksakan kehamilan setiap 2 minggu sekali yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi terhadap kehamilan i","PeriodicalId":415323,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121796689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}