Pub Date : 2022-12-15DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1912
Baiq Nada Buahana, Suparno Suparno
Kemampuan motorik kasar adalah prasyarat jika anak-anak mengalami kesuksesan dalam aktivitas gerakan dan menjadi aktif. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas fisik memberi lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motorik dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan motorik kasar usia 5-6 tahun di PAUD Kabupaten Suralaga, NTB. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design dan melibatkan sampel sebanyak 139 peserta didik terpilih. Instrumen untuk mengukur keterampilan motorik kasar adalah lembar observasi. Kelompok Eksperimen melakukan permainan tradisional dan kelompok kontrol melakukan pembelajaran konvensional (senam, permainan bola). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional dengan perbedaan rerata perkembangan motorik kasar (0,00, P < 0,05), sehingga permainan tradisional benteng menunjukkan hasil signifikan dibanding pembelajaran konvensional (senam, permainan bola). Program permainan tradisional sesuai untuk motorik kasar perkembangan.
如果孩子在运动活动中取得成功并变得活跃,低运动能力是先决条件。因此,增加体育活动为发展基本运动技能提供了更多的机会。这项研究的目的是确定在NTB的苏拉加区,5-6岁的粗活运动技能受到传统游戏的影响。使用的研究方法是测试非equivalent Control Group设计的前兆,涉及多达139名被选中的学习者的样本。测量粗大运动技能的工具是观察表。实验组做传统的游戏,控制组做传统的学习(体操,足球)。通过描述性分析和独立统计测试来进行数据分析。研究结果表明,传统的运动发育平均程度(0.00,P < 0.05)不同,因此传统的堡垒游戏显示了与传统学习(体操,足球)相比的重要结果。传统的游戏计划适合粗大的运动发展。
{"title":"Pengaruh Permainan Tradisional Benteng Terhadap Keterampilan Motorik Kasar Anak Prasekolah","authors":"Baiq Nada Buahana, Suparno Suparno","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1912","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1912","url":null,"abstract":"Kemampuan motorik kasar adalah prasyarat jika anak-anak mengalami kesuksesan dalam aktivitas gerakan dan menjadi aktif. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas fisik memberi lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motorik dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan motorik kasar usia 5-6 tahun di PAUD Kabupaten Suralaga, NTB. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design dan melibatkan sampel sebanyak 139 peserta didik terpilih. Instrumen untuk mengukur keterampilan motorik kasar adalah lembar observasi. Kelompok Eksperimen melakukan permainan tradisional dan kelompok kontrol melakukan pembelajaran konvensional (senam, permainan bola). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional dengan perbedaan rerata perkembangan motorik kasar (0,00, P < 0,05), sehingga permainan tradisional benteng menunjukkan hasil signifikan dibanding pembelajaran konvensional (senam, permainan bola). Program permainan tradisional sesuai untuk motorik kasar perkembangan.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124935324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-14DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1907
Sriayu Tamba, Ellis Mardiana Panggabean
Teori belajar memudahkan tenaga pendidik untuk memandang pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Desain tugas belajar berdasarkan teori konstruktivisme membantu siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dengan deskriptif. Hasil dari penelitian yaitu: Coba perhatikan ruangan kelasmu saat ini! Bagaimana bentuk ruangan kelas ini! Identifikasilah berdasarkan ciri-cirinya, lalu sesuaikan dengan bentuk bangun ruang yang sudah kalian pelajari sewaktu duduk dibangku SMP! Identifikasilah ukuran ruangan kelasseperti panjang dan lebarnya. Jika akan dipasang sebuah tali dari sisi kiri ke kanan tembok ruangan untuk keperluan dekorasi ruangan seperti di bawah ini, gambarlah ilustrasi bentuk ruangan ke dalam sketsa beserta sketsa tali yang akan dipasang untuk dekorasi? Berapakah panjang minimal tali yang diperlukan untuk menghubungkan titik yang akan dipakukan pada tembok kiri dan kanan ruangan? Jika jarak antara titik yang ditandai dengan paku pada tembok kiri dan kanan adalah panjang tali terpendek yang menghubungkan antara paku yang tertancap ditembok kiri dengan paku yang tertancap ditembok kanan, maka diskusikan ruas garis yang menyatakan jarak antar titik D ke titik C pada kubus dibawah ini! Simpulkanlah apa itu jarak antara titik ketitik! Kerangka berpikir dari teori Konstruktivisme dapat disusun untuk menghasilkan sebuah desain tugas yang dapat dipakai dalam sebuah pertemuan pembelajaran matematika di kelas.
{"title":"Desain Tugas Belajar pada Materi Ruang Tiga Dimensi Berdasarkan Teori Konstruktivisme","authors":"Sriayu Tamba, Ellis Mardiana Panggabean","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1907","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1907","url":null,"abstract":"Teori belajar memudahkan tenaga pendidik untuk memandang pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Desain tugas belajar berdasarkan teori konstruktivisme membantu siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dengan deskriptif. Hasil dari penelitian yaitu: Coba perhatikan ruangan kelasmu saat ini! Bagaimana bentuk ruangan kelas ini! Identifikasilah berdasarkan ciri-cirinya, lalu sesuaikan dengan bentuk bangun ruang yang sudah kalian pelajari sewaktu duduk dibangku SMP! Identifikasilah ukuran ruangan kelasseperti panjang dan lebarnya. Jika akan dipasang sebuah tali dari sisi kiri ke kanan tembok ruangan untuk keperluan dekorasi ruangan seperti di bawah ini, gambarlah ilustrasi bentuk ruangan ke dalam sketsa beserta sketsa tali yang akan dipasang untuk dekorasi? Berapakah panjang minimal tali yang diperlukan untuk menghubungkan titik yang akan dipakukan pada tembok kiri dan kanan ruangan? Jika jarak antara titik yang ditandai dengan paku pada tembok kiri dan kanan adalah panjang tali terpendek yang menghubungkan antara paku yang tertancap ditembok kiri dengan paku yang tertancap ditembok kanan, maka diskusikan ruas garis yang menyatakan jarak antar titik D ke titik C pada kubus dibawah ini! Simpulkanlah apa itu jarak antara titik ketitik! Kerangka berpikir dari teori Konstruktivisme dapat disusun untuk menghasilkan sebuah desain tugas yang dapat dipakai dalam sebuah pertemuan pembelajaran matematika di kelas.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114909539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penerapan kurikulum Cambridge adalah pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa berpikir kritis yang melibatkan strategi mental, serta pendekatan belajar student center. Memberikan pengetahuan dan memaparkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran biologi di Sekolah Bogor Raya, salah satu Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), karena data-data yang digunakan merupakan objek yang bersangkutan secara langsung oleh narasumber. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi pribadi mengenai fasilitas, proses belajar mengajar dan informasi lainnya. Kelas VI–VIII (Cambridge Secondary 1) Ada kerangka kurikulum untuk setiap mata pelajaran, Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, matematika dan sains yang menyediakan struktur pengajaran yang jelas. Kelas IX–X (Cambridge IGCSE) membantu meningkatkan kinerja dengan mengembangkan keterampilan dalam berpikir kreatif, inkuiri, dan pemecahan masalah. Kelas XI–XII (IB Diploma Programme) Program ini memberikan kualifikasi yang diterima secara internasional untuk mempersiapkan masuk ke pendidikan tinggi dan diakui oleh banyak universitas di seluruh dunia. Kurikulum IB terdiri dari 6 kelompok mata pelajaran dan 3 elemen dasar pendidikan tinggi. Proyek pada kurikulum IB lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum Cambridge, karena kurikulum IB terdapat internal assessment. Kurikulum IB lebih mengutamakan scientific skills, yaitu observasi dan praktik lapangan sedangkan kurikulum Cambridge berfokus pada sisi akademis (content).
{"title":"Pengelolaan Pembelajaran Biologi Sekolah Internasional di Sekolah Bogor Raya","authors":"Deva Dewiyana Sari, Maulida Azzra Permatasari, Roza Sani Aidah, Ade Suryanda, Azizah Azizah","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1902","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1902","url":null,"abstract":"Penerapan kurikulum Cambridge adalah pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa berpikir kritis yang melibatkan strategi mental, serta pendekatan belajar student center. Memberikan pengetahuan dan memaparkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran biologi di Sekolah Bogor Raya, salah satu Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), karena data-data yang digunakan merupakan objek yang bersangkutan secara langsung oleh narasumber. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi pribadi mengenai fasilitas, proses belajar mengajar dan informasi lainnya. Kelas VI–VIII (Cambridge Secondary 1) Ada kerangka kurikulum untuk setiap mata pelajaran, Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, matematika dan sains yang menyediakan struktur pengajaran yang jelas. Kelas IX–X (Cambridge IGCSE) membantu meningkatkan kinerja dengan mengembangkan keterampilan dalam berpikir kreatif, inkuiri, dan pemecahan masalah. Kelas XI–XII (IB Diploma Programme) Program ini memberikan kualifikasi yang diterima secara internasional untuk mempersiapkan masuk ke pendidikan tinggi dan diakui oleh banyak universitas di seluruh dunia. Kurikulum IB terdiri dari 6 kelompok mata pelajaran dan 3 elemen dasar pendidikan tinggi. Proyek pada kurikulum IB lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum Cambridge, karena kurikulum IB terdapat internal assessment. Kurikulum IB lebih mengutamakan scientific skills, yaitu observasi dan praktik lapangan sedangkan kurikulum Cambridge berfokus pada sisi akademis (content).","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121731022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-13DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1910
Jati Arifiyanti, Elly Suhartini, Joko Mulyono, P. Hutama
Permasalahan kasus korupsi yang tengah marak di Indonesia, bukan hanya menjadi beban negara untuk menyelesaikannya. Mahasiswa sebagai agen perubahan dan pengawasan/ pengontrol kehidupan sosial dalam hal ini memiliki potensi yang besar untuk mengurai permasalahan korupsi, salah satunya dengan kesiapan praktik pendisiplinan tubuh yang anti korupsi. Realitanya, pendidikan anti korupsi yang telah diberlakukan pada perguruan tinggi, mendapati tantangan dominan berupa sengkarut perilaku korupsi immaterial yang dilakukan oleh mahasiswa. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Tujuan penelitian ini adalah mahasiswa memaknai pengalamannya tentang pendidikan anti korupsi dan wujud implementasi perilakunya. Para informan dipilih secara purposive sampling, sebanyak 8 mahasiswa di Kabupaten Jember. Mahasiswa memiliki kebiasaan yang bertanggung jawab, namun sebaliknya juga dapat berperilaku korupsi secara immaterial. Sengkarut praktik korupsi immaterial, berupa datang terlambat, tidak disiplin waktu dalam pengumpulan tugas, memanipulasi presensi atau menitipkan presensi kehadiran perkuliahan pada temannya, memanipulasi surat keterangan sakit dari dokter, plagiasi tugas, dan mencontek pada saat ujian. Pendisiplinan tubuh untuk berperilaku anti korupsi yang dijalankan oleh kontrol sosial dengan pemberian norma dan sanksi perkuliahan, nyatanya dianggap sebagai alat yang menjadikan mahasiswa patuh, namun sebaliknya juga membuat mahasiswa menciptakan pelanggaran yang berlebih lagi. Pendidikan anti korupsi pada mahasiswa nyatanya menjadi paradoks antara pendisiplinan tubuh dan tantangan sengkarut perilaku.
{"title":"Pendidikan Anti Korupsi pada Mahasiswa: Pendisiplinan Tubuh dan Tantangan Sengkarut Perilaku","authors":"Jati Arifiyanti, Elly Suhartini, Joko Mulyono, P. Hutama","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1910","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1910","url":null,"abstract":"Permasalahan kasus korupsi yang tengah marak di Indonesia, bukan hanya menjadi beban negara untuk menyelesaikannya. Mahasiswa sebagai agen perubahan dan pengawasan/ pengontrol kehidupan sosial dalam hal ini memiliki potensi yang besar untuk mengurai permasalahan korupsi, salah satunya dengan kesiapan praktik pendisiplinan tubuh yang anti korupsi. Realitanya, pendidikan anti korupsi yang telah diberlakukan pada perguruan tinggi, mendapati tantangan dominan berupa sengkarut perilaku korupsi immaterial yang dilakukan oleh mahasiswa. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Tujuan penelitian ini adalah mahasiswa memaknai pengalamannya tentang pendidikan anti korupsi dan wujud implementasi perilakunya. Para informan dipilih secara purposive sampling, sebanyak 8 mahasiswa di Kabupaten Jember. Mahasiswa memiliki kebiasaan yang bertanggung jawab, namun sebaliknya juga dapat berperilaku korupsi secara immaterial. Sengkarut praktik korupsi immaterial, berupa datang terlambat, tidak disiplin waktu dalam pengumpulan tugas, memanipulasi presensi atau menitipkan presensi kehadiran perkuliahan pada temannya, memanipulasi surat keterangan sakit dari dokter, plagiasi tugas, dan mencontek pada saat ujian. Pendisiplinan tubuh untuk berperilaku anti korupsi yang dijalankan oleh kontrol sosial dengan pemberian norma dan sanksi perkuliahan, nyatanya dianggap sebagai alat yang menjadikan mahasiswa patuh, namun sebaliknya juga membuat mahasiswa menciptakan pelanggaran yang berlebih lagi. Pendidikan anti korupsi pada mahasiswa nyatanya menjadi paradoks antara pendisiplinan tubuh dan tantangan sengkarut perilaku. ","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128478441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-29DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1889
Jesika Sitorus, Yacobus Ndona, Daulat Saragi
Hasil pendidikan yang terbaik dapat dicapai dengan cara belajar siswa atau kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa, sehingga siswa memperoleh prestasi dalam pendidikan. Sebagai generasi penerus, setiap siswa perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat (Ananda, 2017: 20). Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Bogdan dan Biklen (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018: 15) menjelaskan bahwa “dalam bidang pendidikan, penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena penelitian ini sering berada di tempat dimana peristiwa peristiwa yang menarik perhatian terjadi secara alamiah”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan mencari informasi mengenai kebiasaan belajar siswa berprestasi, dalam penelitian ini dimulai dari pencarian siswa berprestasi secara akademik yang memiliki nilai tertinggi yang masuk rangking tiga besar. Kebiasaan siswa berprestasi saat di sekolah, siswa selalu hadir tepat waktu sebelum proses belajar mengajar dimulai, siswa selalu memperhatikan dan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, mencatat materi yang dipelajari, siswa bertanya mengenai materi yang kurang dipahaminya dan siswa konsentrasi dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
最好的教育结果可以通过学生的学习或学生的学习习惯来实现,从而获得教育成就。作为下一代,每个学生都需要接受良好的教育,这样他们的潜力就会迅速发展,成长为一个拥有各种能力和有用技能的人(Ananda, 2017: 20)。该研究人员采用定性的方法进行案例研究。Bogdan dan Biklen (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018年:15)解释说,“在教育领域,定性研究通常被称为自然现象研究,因为它经常发生在自然事件发生的地方。”该研究是一项旨在寻找关于优秀学生学习习惯的信息的定性研究,它始于对三年级成绩最好的学生的学术追求。优等生在学校中,学生们习惯总是准时出现在教学过程开始之前,学生总是侧耳而听老师当着全班同学的面在解释的教材,记录缺乏的物质研究的材料,询问学生,学生在学习中遵循集中和纪律都发生了微妙的教室里。
{"title":"Analisis Kebiasaan Belajar Siswa Berprestasi di SD Negeri 107955 Lubuk Pakam","authors":"Jesika Sitorus, Yacobus Ndona, Daulat Saragi","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1889","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1889","url":null,"abstract":"Hasil pendidikan yang terbaik dapat dicapai dengan cara belajar siswa atau kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa, sehingga siswa memperoleh prestasi dalam pendidikan. Sebagai generasi penerus, setiap siswa perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat (Ananda, 2017: 20). Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Bogdan dan Biklen (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018: 15) menjelaskan bahwa “dalam bidang pendidikan, penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik, karena penelitian ini sering berada di tempat dimana peristiwa peristiwa yang menarik perhatian terjadi secara alamiah”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan mencari informasi mengenai kebiasaan belajar siswa berprestasi, dalam penelitian ini dimulai dari pencarian siswa berprestasi secara akademik yang memiliki nilai tertinggi yang masuk rangking tiga besar. Kebiasaan siswa berprestasi saat di sekolah, siswa selalu hadir tepat waktu sebelum proses belajar mengajar dimulai, siswa selalu memperhatikan dan mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, mencatat materi yang dipelajari, siswa bertanya mengenai materi yang kurang dipahaminya dan siswa konsentrasi dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114888118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-29DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1885
Azizul Muchtar, Tutuk Ningsih
Masyarakat umum memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah, pelaksanaan ini akan melibatkan partisipasi dan kerja sama masyarakat baik secara moral maupun materil. Peran masyarakat dengan institusi pendidikan merupakan serangkaian dari keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan yang direncanakan dan ditegaskan secara sengaja dan sungguh-sungguh. Pendidikan memiliki peran sentral dalam peradaban bangsa dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia ke arah yang lebih terdidik. Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus yang terjadi pada objek analisis. Studi kasus juga merupakan metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Penelitian studi kasus dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ekspatriat, eksploratif dan deskriptif. Dalam penggunaannya, peneliti studi kasus perlu fokus pada aspek desain dan implementasi agar lebih mampu menghadapi kritik tradisional tertentu terhadap metode/jenis pilihan. Pendidikan diharapkan mampu kemudian membentuk atau mencetak seseorang sehingga dapat mengembangkan sikap, keterampilan, dan kesadaran intelektualnya untuk menjadi manusia yang terampil, cerdas, dan mulia. Dalam hal ini, peran pendidikan di Indonesia tidak hanya pada peran siswa dan institusi sekolah, tetapi masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengembangkan pendidikan baik sebagai sumber, pelaksana maupun pengguna hasil pendidikan. Inilah yang belum sepenuhnya direlifikasi oleh kedua belah pihak, keduanya menganggap bahwa keduanya adalah bagian yang tidak terpisahkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang diberikan oleh masyarakat akan memberikan acuan dalam pengembangan lembaga pendidikan baik di Desa Kalikabak, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.
{"title":"Peran Masyarakat Desa Kalisabuk dalam Mengembangkan Kualitas Pendidikan Islam","authors":"Azizul Muchtar, Tutuk Ningsih","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1885","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1885","url":null,"abstract":"Masyarakat umum memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah, pelaksanaan ini akan melibatkan partisipasi dan kerja sama masyarakat baik secara moral maupun materil. Peran masyarakat dengan institusi pendidikan merupakan serangkaian dari keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan yang direncanakan dan ditegaskan secara sengaja dan sungguh-sungguh. Pendidikan memiliki peran sentral dalam peradaban bangsa dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia ke arah yang lebih terdidik. Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus yang terjadi pada objek analisis. Studi kasus juga merupakan metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Penelitian studi kasus dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ekspatriat, eksploratif dan deskriptif. Dalam penggunaannya, peneliti studi kasus perlu fokus pada aspek desain dan implementasi agar lebih mampu menghadapi kritik tradisional tertentu terhadap metode/jenis pilihan. Pendidikan diharapkan mampu kemudian membentuk atau mencetak seseorang sehingga dapat mengembangkan sikap, keterampilan, dan kesadaran intelektualnya untuk menjadi manusia yang terampil, cerdas, dan mulia. Dalam hal ini, peran pendidikan di Indonesia tidak hanya pada peran siswa dan institusi sekolah, tetapi masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengembangkan pendidikan baik sebagai sumber, pelaksana maupun pengguna hasil pendidikan. Inilah yang belum sepenuhnya direlifikasi oleh kedua belah pihak, keduanya menganggap bahwa keduanya adalah bagian yang tidak terpisahkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang diberikan oleh masyarakat akan memberikan acuan dalam pengembangan lembaga pendidikan baik di Desa Kalikabak, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"197 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121852679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-25DOI: 10.47709/educendikia.v2i03.1834
Agus Satria Daulay, Cindi Safitra Saragih, Jesika Sitorus, Yeanny Suryadi
Permasalahan dalam belajar di sekolah diantaranya adalah turunnya motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Rasa jenuh membuat motivasi dari belajar menurun, sehingga kondisi di dalam kelas menjadi tidak koperatif terhadap materi ajar. Hal yang paling mempengaruhi kejenuhan siswa tersebut adalah sikap guru dalam menguasai kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran yang mengandung muatan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu menekan kejenuhan siswa saat belajar, sehingga hasil belajar yang didapatkan lebih tinggi sesudah media tersebut digunakan oleh guru. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh serta mengetahui perbedaan motivasi dan tingkat kejenuhan siswa atau hasil belajar pada muatan Bahasa Indonesia antara pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran pada kelas 1 SD. Hasil penelitian membuktikan, tingkat kejenuhan menurun dengan ukuran nilai yang meningkat, yaitu sebesar 20,25%, dimana sebelum menggunakan media hanya mencapai 60,20%. Sedangkan setelah penerapan media mencapai 80,45%.
{"title":"Analisis Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa Kelas I pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia","authors":"Agus Satria Daulay, Cindi Safitra Saragih, Jesika Sitorus, Yeanny Suryadi","doi":"10.47709/educendikia.v2i03.1834","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i03.1834","url":null,"abstract":"Permasalahan dalam belajar di sekolah diantaranya adalah turunnya motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Rasa jenuh membuat motivasi dari belajar menurun, sehingga kondisi di dalam kelas menjadi tidak koperatif terhadap materi ajar. Hal yang paling mempengaruhi kejenuhan siswa tersebut adalah sikap guru dalam menguasai kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran yang mengandung muatan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu menekan kejenuhan siswa saat belajar, sehingga hasil belajar yang didapatkan lebih tinggi sesudah media tersebut digunakan oleh guru. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh serta mengetahui perbedaan motivasi dan tingkat kejenuhan siswa atau hasil belajar pada muatan Bahasa Indonesia antara pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran pada kelas 1 SD. Hasil penelitian membuktikan, tingkat kejenuhan menurun dengan ukuran nilai yang meningkat, yaitu sebesar 20,25%, dimana sebelum menggunakan media hanya mencapai 60,20%. Sedangkan setelah penerapan media mencapai 80,45%.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134477448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-30DOI: 10.47709/educendikia.v2i02.1730
Dea Ramadania, Binsar Tison Gultom, Lasma Siagian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara gaya belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Responden adalah 90 orang siswa di salah satu SMA di kota Pematang Siantar. Teknik analisis data menggunakan uji instrument penelitian, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar dan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa dengan signifikansi 0,000 < 0,05 dan Fhitung 47,397 > Ftabel 3,10. Jadi H0 di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui gaya belajarnya dan lingkungan belajar siswa.
{"title":"Pengaruh Gaya Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi","authors":"Dea Ramadania, Binsar Tison Gultom, Lasma Siagian","doi":"10.47709/educendikia.v2i02.1730","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i02.1730","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara gaya belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Responden adalah 90 orang siswa di salah satu SMA di kota Pematang Siantar. Teknik analisis data menggunakan uji instrument penelitian, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar dan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa dengan signifikansi 0,000 < 0,05 dan Fhitung 47,397 > Ftabel 3,10. Jadi H0 di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui gaya belajarnya dan lingkungan belajar siswa.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133730940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-30DOI: 10.47709/educendikia.v2i02.1729
Hafifah Alamanda Sianipar, Binsar Tison Gultom, B. Simamora
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan dan lingkungan keluarga terhadap perilaku keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa pendidikan ekonomi. Metode penelitian menggunakan random sampling pada pendekatan kuatitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Responden adalah 213 mahasiswa pendidikan ekonomi di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Teknik analisis data menggunakan regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi keuangan dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku keuangan mahasiswa pendidikan ekonomi dengan signifikan 0,000< 0,05 dan Fhitung 49,328 > Ftabel 2,64. Jadi H0 di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian, perilaku keuangan dapat ditingkatkan melalui literasi keuangan dan perilaku keuangan mahasiswa.
{"title":"Pengaruh Literasi Keuangan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa","authors":"Hafifah Alamanda Sianipar, Binsar Tison Gultom, B. Simamora","doi":"10.47709/educendikia.v2i02.1729","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i02.1729","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan dan lingkungan keluarga terhadap perilaku keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa pendidikan ekonomi. Metode penelitian menggunakan random sampling pada pendekatan kuatitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Responden adalah 213 mahasiswa pendidikan ekonomi di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Teknik analisis data menggunakan regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi keuangan dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku keuangan mahasiswa pendidikan ekonomi dengan signifikan 0,000< 0,05 dan Fhitung 49,328 > Ftabel 2,64. Jadi H0 di tolak dan Ha diterima. Dengan demikian, perilaku keuangan dapat ditingkatkan melalui literasi keuangan dan perilaku keuangan mahasiswa.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125959625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-28DOI: 10.47709/educendikia.v1i01.1774
Yumitra Falenthine Br Ginting, H. Simamora
Pembelajaran di sekolah ditemukan belum terlaksana dengan optimal. Tentunya disebabkan oleh minimnya ketersediaan media buku dan bahan ajar berupa buku ajar, e-modul maupun sejenisnya. Pembelajaran yang dilakukan melalui media whatsapp dan zoom hanya mampu menampilka materi berupa PPT. Para guru juga menyampaikan materi dengan metode ceramah dan diakhiri dengan penugasan. Belum tersedianya media pembelajaran yang menarik dan interaktif dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi pembelajaran. Jika disadari, sesungguhnya pembelajaran kalau dilakukan dengan cara menyenangkan akan membuat materi yang sulit akan mudah dipelajari. E-book menjadi dan sebagai salah satu alternatif penunjang profesionalisme guru IPA.
{"title":"Penggunaan E-Book Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar","authors":"Yumitra Falenthine Br Ginting, H. Simamora","doi":"10.47709/educendikia.v1i01.1774","DOIUrl":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v1i01.1774","url":null,"abstract":"Pembelajaran di sekolah ditemukan belum terlaksana dengan optimal. Tentunya disebabkan oleh minimnya ketersediaan media buku dan bahan ajar berupa buku ajar, e-modul maupun sejenisnya. Pembelajaran yang dilakukan melalui media whatsapp dan zoom hanya mampu menampilka materi berupa PPT. Para guru juga menyampaikan materi dengan metode ceramah dan diakhiri dengan penugasan. Belum tersedianya media pembelajaran yang menarik dan interaktif dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi pembelajaran. Jika disadari, sesungguhnya pembelajaran kalau dilakukan dengan cara menyenangkan akan membuat materi yang sulit akan mudah dipelajari. E-book menjadi dan sebagai salah satu alternatif penunjang profesionalisme guru IPA. \u0000 ","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130506614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}