首页 > 最新文献

JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

英文 中文
Pengaruh Jenis Kelamin, Usia, dan Data Antropometrik terhadap Landmark Blok Popliteal 性别、年龄和人体测量数据对婴儿潮块的影响
Pub Date : 2022-12-23 DOI: 10.14710/jai.v0i0.47064
Aida Rosita Tantri, S. Rejeki, Darto Satoto, R. F. Soenarto, Riyadh Firdaus
Latar belakang: Teknik blok popliteal menggunakan stimulator saraf masih menjadi pilihan di Indonesia. Keberhasilan blok meningkat jika pengetahuan dan pemahaman landmark anatomi baik. Landmark anatomi berupa jarak titik percabangan saraf skiatik terhadap lipatan fossa popliteal dan kedalaman titik tersebut dari kulit. Perbedaan landmark anatomi dapat terjadi karena perbedaan ukuran tulang panjang dan massa otot. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis kelamin, usia, dan data antropometri terhadap landmark blok popliteal dengan menggunakan panduan ultrasonografi.Metode: Penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah mendapatkan izin dari komite etik. Usaha mencari gambaran percabangan saraf skiatik pada tungkai kanan dan kiri menggunakan ultrasonografi dua dimensi dilakukan pada 107 pasien yang akan menjalani operasi bedah terencana di Instalasi Bedah Terpadu. Data yang diperoleh dianalisis melalui SPSS untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara jenis kelamin, usia tinggi badan, berat badan dan IMT terhadap landmark blok popliteal serta memperoleh formula prediksi landmark blok popliteal.Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hubungan bermakna jenis kelamin, tinggi badan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke lipatan fossa popliteal dan hubungan bermakna berat badan, IMT terhadap jarak percabangan saraf skiatik pada permukaan kulit dengan nilai p <0.005. Tinggi badan dominan berpengaruh terhadap jarak percabangan saraf skiatik dari lipatan fossa popliteal (adjusted R2 38.8% dan 32.4%) sedangkan berat badan dominan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke permukaan kulit (adjusted R2 22.5% dan 24.7%). Formula prediksi jarak percabangan skiatik dari lipatan fossa popliteal (cm) pada tungkai kanan  12.548 + 0.133 x (Tb dalam cm) dan tungkai kiri -6.549 + 0.091 x (Tb dalam cm) + 0.63 x Jenis Kelamin. Formula prediksi jarak percabangan skiatik ke kulit pada tungkai kanan 0.277 + 0.288 x (BB dalam kg) dan tungkai kiri 0.319 + 0.028 x (BB dalam kg)Simpulan: Terdapat pengaruh jenis kelamin dan data antropometrik terhadap landmark blok popliteal.
背景:使用神经刺激器的popliteal砌体技术仍然是印尼的首选。如果结构良好的知识和对地标的理解增加了块的成熟度。这是一个点的解剖标记,奇神经与窝popliteal褶皱和皮肤深度的交叉分布。解剖学上的差异可能是由于长骨和肌肉质量的不同造成的。这项研究的目的是利用超音波指南,确定性别、年龄和人体测量数据对婴儿潮体的影响。方法:研究与纬度设计具有分析性。这项研究是在雅加达RSUPN Cipto Mangunkusumo获得道德委员会的许可后进行的。试图用二维超音波法对107名将在综合手术中进行计划手术的病人进行切片手术的病人,试图用二维的超声成像技术来观察四肢神经传导的表现。通过SPSS分析了性别、身高、体重和IMT与popliteal里程碑之间的关系和影响,并获得了popliteal预测公式。结果:在这项研究中,你获得了有性别意义的关系,高海拔的斯基神经传入窝窝popliteal的距离和关系的体重,以及皮肤表面的神经传导值为p . <0.005的关系。占主导地位的身体高度会影响脊状动脉(adjusted R2 .8%和32.4%)的分裂距离,而占主导地位的体重则会影响肌萎缩到皮肤表面的距离(adjusted R2 . 22,5%和24.7%)。距离预测公式:右腿12548 + 0.133 x(厘米)和左腿- 6549 + 091 x(厘米)+ 0.63 x性别。0.277 + 0.288 x(公磅上的BB)和0.319 + 0.028 x(公磅上的BB)的左腿上皮肤的距离预测公式:性别和人体测量数据对遍布popliteal的landmark有影响。
{"title":"Pengaruh Jenis Kelamin, Usia, dan Data Antropometrik terhadap Landmark Blok Popliteal","authors":"Aida Rosita Tantri, S. Rejeki, Darto Satoto, R. F. Soenarto, Riyadh Firdaus","doi":"10.14710/jai.v0i0.47064","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.47064","url":null,"abstract":"Latar belakang: Teknik blok popliteal menggunakan stimulator saraf masih menjadi pilihan di Indonesia. Keberhasilan blok meningkat jika pengetahuan dan pemahaman landmark anatomi baik. Landmark anatomi berupa jarak titik percabangan saraf skiatik terhadap lipatan fossa popliteal dan kedalaman titik tersebut dari kulit. Perbedaan landmark anatomi dapat terjadi karena perbedaan ukuran tulang panjang dan massa otot. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis kelamin, usia, dan data antropometri terhadap landmark blok popliteal dengan menggunakan panduan ultrasonografi.Metode: Penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah mendapatkan izin dari komite etik. Usaha mencari gambaran percabangan saraf skiatik pada tungkai kanan dan kiri menggunakan ultrasonografi dua dimensi dilakukan pada 107 pasien yang akan menjalani operasi bedah terencana di Instalasi Bedah Terpadu. Data yang diperoleh dianalisis melalui SPSS untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara jenis kelamin, usia tinggi badan, berat badan dan IMT terhadap landmark blok popliteal serta memperoleh formula prediksi landmark blok popliteal.Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hubungan bermakna jenis kelamin, tinggi badan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke lipatan fossa popliteal dan hubungan bermakna berat badan, IMT terhadap jarak percabangan saraf skiatik pada permukaan kulit dengan nilai p <0.005. Tinggi badan dominan berpengaruh terhadap jarak percabangan saraf skiatik dari lipatan fossa popliteal (adjusted R2 38.8% dan 32.4%) sedangkan berat badan dominan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke permukaan kulit (adjusted R2 22.5% dan 24.7%). Formula prediksi jarak percabangan skiatik dari lipatan fossa popliteal (cm) pada tungkai kanan  12.548 + 0.133 x (Tb dalam cm) dan tungkai kiri -6.549 + 0.091 x (Tb dalam cm) + 0.63 x Jenis Kelamin. Formula prediksi jarak percabangan skiatik ke kulit pada tungkai kanan 0.277 + 0.288 x (BB dalam kg) dan tungkai kiri 0.319 + 0.028 x (BB dalam kg)Simpulan: Terdapat pengaruh jenis kelamin dan data antropometrik terhadap landmark blok popliteal.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122377295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Seksio Sesarea pada Wanita G2P1A0 Hamil Aterm dengan Confirmed COVID-19 Disertai Diabetes Mellitus Dalam Terapi Insulin dan HIV Positif Sesarea Sesarea为G2P1A0孕妇Aterm与COVID-19,糖尿病用于胰岛素治疗和HIV阳性
Pub Date : 2022-11-30 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48608
Satrio Adi Wicaksono, Taufik Eko Nugroho
Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit sistem pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Beberapa penyakit salah satunya diabetes mellitus, menjadi penyakit predisposisi perjalanan penyakit yang berat dan meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19.  Penderita COVID-19, terlebih yang memiliki predisposisi penyakit lain seperti diabetes mellitus dan HIV, menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perioperatif. Laporan kasus ini akan membahas teknik anestesi yang dipilih pada pasien ini, yang mana pasien dalam kondisi hamil, dengan COVID-19, diabetes mellitus, dan HIV positif.Kasus: Kami melaporkan sebuah kasus, seorang wanita 31 tahun dengan diagnosis G2P1A0 hamil aterm dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi dengan HIV positif diabetes mellitus on insulin, bekas seksio sesarea, penderita dalam pengawasan (PDP) COVID-19. Penderita memiliki riwayat diabetes mellitus dengan insulin sejak 6 tahun lalu dan dinyatakan positif HIV sejak tahun 2019. Penderita memiliki keluhan batuk kering sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita tampak baik dengan kesadaran composmentis, tanda vital dalam batas normal. Swab antigen COVID-19 dinyatakan positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan keadaan anemia ringan dan hiponatremia. Penderita menjalani operasi seksio sesarea dengan anestesi spinal.Pembahasan: Sebelum operasi, selama operasi dan pascaoperasi seksio sesarea, hemodinamik penderita dalam keadaan stabil, hasil lab gula darah didapatkan hasil normal.  Penderita kemudian dirawat di ruangan dengan perawatan isolasi COVID-19.Kesimpulan: Anestesi regional merupakan pilihan untuk penderita dengan COVID-19 bila memungkinkan. Teknik anestesi regional yang tepat dapat menjaga fungsi pernapasan dan menghindari aerosolisasi untuk mencegah penularan virus COVID-19 dengan tetap memperhatikan level Alat Pelindung Diri dan penggunaan ruangan bertekanan negatif. Obat-obat anestesi umum dapat berbahaya bila berinteraksi dengan obat HIV, maka dari itu, anestesi regional lebih dipilih.
背景:2011年12月在中国湖北省武汉首次发现的冠状动脉病毒疾病(COVID-19)是一种由新型日冕病毒(SARS-CoV-2)引起的急性呼吸道疾病。其中一些疾病包括糖尿病,它是一种严重疾病的先发性疾病,增加了死于COVID-19的风险。COVID-19患者,最重要的是有先入性疾病,如mellitus和HIV,在周期性管理中是很重要的。本病例报告将讨论选择孕妇使用的麻醉技术,患者为COVID-19、糖尿病和HIV阳性。病例:我们报告了一名31岁的妇女,她被诊断为G2P1A0,被介绍给Kariadi医生患者有六年注射胰岛素的梅利图斯糖尿病史,2019年艾滋病毒检测呈阳性。患者过去一个月一直有干咳病。通过身体检查,患者的一般身体状况似乎很好地与共同意识结合,这是正常范围内的生命体征。抗原COVID-19检测呈阳性。在实验室检查中发现轻微贫血和血吸虫病。患有脊髓性麻醉药的sesarea sesarea手术。讨论:在手术前,在sesarea sesesio和术后,血液动力学患者处于稳定状态,血糖实验室的结果是正常的。患者在病房接受COVID-19隔离治疗。结论:如果可能的话,区域麻醉是患者的首选。适当的区域麻醉技术可以保持呼吸功能,避免气化,以防止COVID-19病毒的传播,通过保持自我保护和使用负压力室。一般麻醉药与艾滋病毒药物相互作用可能是危险的,因此更倾向于区域麻醉。
{"title":"Seksio Sesarea pada Wanita G2P1A0 Hamil Aterm dengan Confirmed COVID-19 Disertai Diabetes Mellitus Dalam Terapi Insulin dan HIV Positif","authors":"Satrio Adi Wicaksono, Taufik Eko Nugroho","doi":"10.14710/jai.v0i0.48608","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48608","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit sistem pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Beberapa penyakit salah satunya diabetes mellitus, menjadi penyakit predisposisi perjalanan penyakit yang berat dan meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19.  Penderita COVID-19, terlebih yang memiliki predisposisi penyakit lain seperti diabetes mellitus dan HIV, menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perioperatif. Laporan kasus ini akan membahas teknik anestesi yang dipilih pada pasien ini, yang mana pasien dalam kondisi hamil, dengan COVID-19, diabetes mellitus, dan HIV positif.Kasus: Kami melaporkan sebuah kasus, seorang wanita 31 tahun dengan diagnosis G2P1A0 hamil aterm dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi dengan HIV positif diabetes mellitus on insulin, bekas seksio sesarea, penderita dalam pengawasan (PDP) COVID-19. Penderita memiliki riwayat diabetes mellitus dengan insulin sejak 6 tahun lalu dan dinyatakan positif HIV sejak tahun 2019. Penderita memiliki keluhan batuk kering sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita tampak baik dengan kesadaran composmentis, tanda vital dalam batas normal. Swab antigen COVID-19 dinyatakan positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan keadaan anemia ringan dan hiponatremia. Penderita menjalani operasi seksio sesarea dengan anestesi spinal.Pembahasan: Sebelum operasi, selama operasi dan pascaoperasi seksio sesarea, hemodinamik penderita dalam keadaan stabil, hasil lab gula darah didapatkan hasil normal.  Penderita kemudian dirawat di ruangan dengan perawatan isolasi COVID-19.Kesimpulan: Anestesi regional merupakan pilihan untuk penderita dengan COVID-19 bila memungkinkan. Teknik anestesi regional yang tepat dapat menjaga fungsi pernapasan dan menghindari aerosolisasi untuk mencegah penularan virus COVID-19 dengan tetap memperhatikan level Alat Pelindung Diri dan penggunaan ruangan bertekanan negatif. Obat-obat anestesi umum dapat berbahaya bila berinteraksi dengan obat HIV, maka dari itu, anestesi regional lebih dipilih.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121909385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Kadar Timbal dalam Darah terhadap Peningkatan Kadar Superoxide Dismutase (SOD) pada Preeklampsia
Pub Date : 2022-11-30 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49301
B. Pramono, Sultana M.H Faradz, S. Suhartono, Noor Pramono
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) adalah masalah yang masih menjadi perhatian khusus di Indonesia. Preeklampsia adalah suatu komplikasi dalam kehamilan yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas ibu dan janin di seluruh dunia. Preeklampsia pun merupakan penyakit yang seringkali menyebabkan seorang ibu hamil memerlukan perawatan hingga di intensive care unit (ICU).  Paparan timbal merupakan faktor risiko penting kejadian preeklampsia, dimana ibu hamil dengan preeklampsia memiliki kadar timbal darah lebih tinggi secara signifikan dari rata – rata kehamilan normal. Penurunan kadar Antioksidan juga secara konsisten berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Dibutuhkan pengkajian lebih lanjut mengenai hubungan antara kadar timbal darah dengan status antioksidan pada pasien preeklampsia.Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis kadar timbal sebagai faktor risiko terhadap peningkatan kadar superoxide dismutase (SOD).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan metode case control pada 46 ibu hamil dengan preeklampsia yang berobat di RSUD Kabupaten Brebes. Dilakukan pemeriksaan kadar timbal darah dengan metode SSA dan SOD serum dengan metode enzyme linked imunosorben assay (ELISA).Hasil: Rerata kada Pb darah dalam penelitian ini adalah 42,35 μg/dl, sedangkan rerata kadar SOD serum adalah 118,43 U/L. Analisis statistik dengan uji korelasi spearman menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar Pb darah dengan SOD serum (r = -0,263, p = 0,078).Kesimpulan: Kadar Pb darah tidak cukup mempengaruhi kadar SOD serum pada pasien Preeklampsia.
背景:母亲(阿琪)的死亡率是印尼仍然特别关注的问题。子痫前期是怀孕并发症,这是导致世界各地母亲和胎儿死亡的主要原因之一。子痫前期也是一种疾病,通常会导致孕妇需要重症监护。铅接触是子痫前期的一个重要风险因素,这种情况使产前含子痫前期的孕妇的血压明显高于正常妊娠的平均水平。抗氧化剂水平的下降也与子痫前期事件有关。需要进一步研究子痫前期患者的血液铅水平与抗氧化剂状态的关系。目的:确定和分析含铅的水平,作为风险因素,以增加过氧化氢水平(SOD)。方法:这项研究是对46名布雷比斯县怀孕前治疗的孕妇的分析观察。用SSA和SOD血清和enzyme结合assay (ELISA)的方法对铅检测。结果:平均kada Pb的对照研究中,血是42.35μg / dl,而平均血清草皮是118.43 U / L的水平。对spearman相关测试的统计分析表明,Pb血水平与SOD血清(r = - 263, p = 078)之间没有显著的联系。结论:Pb级血液对子痫前期患者的SOD血清水平没有足够的影响。
{"title":"Pengaruh Kadar Timbal dalam Darah terhadap Peningkatan Kadar Superoxide Dismutase (SOD) pada Preeklampsia","authors":"B. Pramono, Sultana M.H Faradz, S. Suhartono, Noor Pramono","doi":"10.14710/jai.v0i0.49301","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49301","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) adalah masalah yang masih menjadi perhatian khusus di Indonesia. Preeklampsia adalah suatu komplikasi dalam kehamilan yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas ibu dan janin di seluruh dunia. Preeklampsia pun merupakan penyakit yang seringkali menyebabkan seorang ibu hamil memerlukan perawatan hingga di intensive care unit (ICU).  Paparan timbal merupakan faktor risiko penting kejadian preeklampsia, dimana ibu hamil dengan preeklampsia memiliki kadar timbal darah lebih tinggi secara signifikan dari rata – rata kehamilan normal. Penurunan kadar Antioksidan juga secara konsisten berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Dibutuhkan pengkajian lebih lanjut mengenai hubungan antara kadar timbal darah dengan status antioksidan pada pasien preeklampsia.Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis kadar timbal sebagai faktor risiko terhadap peningkatan kadar superoxide dismutase (SOD).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan metode case control pada 46 ibu hamil dengan preeklampsia yang berobat di RSUD Kabupaten Brebes. Dilakukan pemeriksaan kadar timbal darah dengan metode SSA dan SOD serum dengan metode enzyme linked imunosorben assay (ELISA).Hasil: Rerata kada Pb darah dalam penelitian ini adalah 42,35 μg/dl, sedangkan rerata kadar SOD serum adalah 118,43 U/L. Analisis statistik dengan uji korelasi spearman menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar Pb darah dengan SOD serum (r = -0,263, p = 0,078).Kesimpulan: Kadar Pb darah tidak cukup mempengaruhi kadar SOD serum pada pasien Preeklampsia.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131763059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Manajemen Anestesi pada Pasien Geriatri dengan Abses dan Nyeri Perut Bagian Bawah 老年痴呆症患者的麻醉管理,患者有脓肿和腹痛
Pub Date : 2022-11-30 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48611
H. Jatmiko, Mochamat Mochamat
Latar Belakang: Abses abdomen merupakan kondisi yang sering ditemui pada sebagian besar kasus namun merupakan kondisi serius yang membutuhkan pengangan yang tepat dari dokter. Penegakkan diagnosis dan etiologi dari abses abdomen memberikan sebuah tantangan dan peningkatan risiko cedera pada intervensi operasi dan komplikasi post operasi yang diperparah dengan komorbiditas, seperti geriatri. Pada laporan kasus ini, kami bertujuan untuk menjabarkan penanganan anestesi pada pasien geriatri dengan abses abdomen yang menjalani laparotomi.Kasus: Laki – laki berusia 79 tahun datang ke rumah sakit dengan dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Terdapat keluhan kelemahan anggota tubuh sisi kanan. Kelemahan dirasakan baik di ekstremitas atas dan bawah sisi kanan pasien. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sadar penuh dengan tensi 128/56 mmHg, laju jantung 57x / menit, laju pernapasan 20x/menit, berat badan 52 kg dan tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan dari head to toe, konjungtiva anemis (+/+), mulut bisa membuka 3 jari (kategori Mallampati 2), tidak ada gigi palsu, gigi ompong, maupun gigi goyang. Pada pemeriksaan lab, diperoleh hasil gula darah sewaktu 122 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL, natrium 133 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L, klorida 101 mmol/L, SGOT 18 IU/L, SGPT 16 IU/L. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi laparotomi dengan anestesi umum. Pasien menjalani puasa selama 6 jam pre-anestesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian pre-medikasi deksametason 5 mg IV. Anestesi awal dilakukan dengan propofol 100 mg, atracurium 30 mg, dan fentanil 50 µg. Untuk anestesi rumatan diberikan sevofluran MAC 2%. Setelah operasi, pasien diberikan ketorolak 30 mg/8 jam IV, parasetamol oral 1000 mg/8 jam, ondansetron 6 mg, dan metoclopramide 10 mg/8 jam IV.Diskusi: Pada laporan kasus ini, dilaporakan sebuah kasus seorang pasien yang datang dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Pasien geriatri ini kemudian menjalani laparotomi yang dilakukan dengan anestesi umum untuk mempermudah kontrol ventilasi, serta mencegah gangguan pernapasan dan kardiovaskular selama operasi.Kesimpulan: Pada kasus pasien geriatri dengan nyeri abdomen akibat abses, pemeriksaan fisik secara menyeluruh menjadi dasar untuk memberikan tatalaksana operatif dengan penggunaan anestesi yang adekuat.
背景:腹部脓疱在大多数病例中是常见的,但严重情况需要医生给予适当的指导。abdomen abses的误诊和病因学的应用带来了挑战,也增加了手术干预和术后并发症的风险。手术后并发症的风险增加了,比如老年痴呆症。在病例报告中,我们的目标是为老年痴呆症患者提供麻醉药治疗,以及进行腹腔镜检查的abses abdomen。病例:一名79岁的男子腹部疼痛来到医院,后来被发现患有abses abdomen。有人抱怨右侧肢体的弱点。病人右侧四肢的虚弱很好。体检时,患者似乎恢复了高度,血压为128/56 mmHg,心率为57x /分钟,呼吸速度为20x/分钟,体重为52公斤,身高为160厘米。从头到脚检查,结膜炎,口腔可张开3根手指(2种左右),不得戴假牙,没有牙齿,没有牙齿。在实验室检查中,血糖检测结果为122 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 1.0 mg/ L,钾4.0 mmol/L,氯ida 101 mmol/L, SGOT 18 IU/L, SGPT 16 IU/L。病人随后计划进行全身麻醉的腹腔镜手术。病人接受了6个小时的禁食pre-anestesi,随后的礼物pre-medikasi deksametason 5 mg静脉麻醉。通过异丙酚100毫克之初,atracurium 30毫克,fentanil 50µg。局部麻醉使用MAC sevoran 2%。手术后,病人被注射30毫克/8毫克静脉注射,口服扑热息痛6毫克/8小时,ondansetimide 10毫克/8小时静脉注射。讨论:在此病例报告中,一名腹部疼痛的患者报告为abses abdomen。这位老年患者随后接受了全身麻醉的气管切开术,以放松通风控制,并在手术中预防呼吸和心血管疾病。结论:对于患有老年痴呆症的患者来说,全面的身体检查为使用适当的麻醉药提供了基础。
{"title":"Manajemen Anestesi pada Pasien Geriatri dengan Abses dan Nyeri Perut Bagian Bawah","authors":"H. Jatmiko, Mochamat Mochamat","doi":"10.14710/jai.v0i0.48611","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48611","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Abses abdomen merupakan kondisi yang sering ditemui pada sebagian besar kasus namun merupakan kondisi serius yang membutuhkan pengangan yang tepat dari dokter. Penegakkan diagnosis dan etiologi dari abses abdomen memberikan sebuah tantangan dan peningkatan risiko cedera pada intervensi operasi dan komplikasi post operasi yang diperparah dengan komorbiditas, seperti geriatri. Pada laporan kasus ini, kami bertujuan untuk menjabarkan penanganan anestesi pada pasien geriatri dengan abses abdomen yang menjalani laparotomi.Kasus: Laki – laki berusia 79 tahun datang ke rumah sakit dengan dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Terdapat keluhan kelemahan anggota tubuh sisi kanan. Kelemahan dirasakan baik di ekstremitas atas dan bawah sisi kanan pasien. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sadar penuh dengan tensi 128/56 mmHg, laju jantung 57x / menit, laju pernapasan 20x/menit, berat badan 52 kg dan tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan dari head to toe, konjungtiva anemis (+/+), mulut bisa membuka 3 jari (kategori Mallampati 2), tidak ada gigi palsu, gigi ompong, maupun gigi goyang. Pada pemeriksaan lab, diperoleh hasil gula darah sewaktu 122 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL, natrium 133 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L, klorida 101 mmol/L, SGOT 18 IU/L, SGPT 16 IU/L. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi laparotomi dengan anestesi umum. Pasien menjalani puasa selama 6 jam pre-anestesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian pre-medikasi deksametason 5 mg IV. Anestesi awal dilakukan dengan propofol 100 mg, atracurium 30 mg, dan fentanil 50 µg. Untuk anestesi rumatan diberikan sevofluran MAC 2%. Setelah operasi, pasien diberikan ketorolak 30 mg/8 jam IV, parasetamol oral 1000 mg/8 jam, ondansetron 6 mg, dan metoclopramide 10 mg/8 jam IV.Diskusi: Pada laporan kasus ini, dilaporakan sebuah kasus seorang pasien yang datang dengan nyeri perut kemudian diketahui memiliki abses abdomen. Pasien geriatri ini kemudian menjalani laparotomi yang dilakukan dengan anestesi umum untuk mempermudah kontrol ventilasi, serta mencegah gangguan pernapasan dan kardiovaskular selama operasi.Kesimpulan: Pada kasus pasien geriatri dengan nyeri abdomen akibat abses, pemeriksaan fisik secara menyeluruh menjadi dasar untuk memberikan tatalaksana operatif dengan penggunaan anestesi yang adekuat.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132441983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Anesthesia Services for Children's Radiotherapy During Pandemic COVID-19 in 2020: Experience from East Indonesia 2020年COVID-19大流行期间儿童放疗麻醉服务:来自东印度尼西亚的经验
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.41926
A. Veterini, Herdiani Sulistyo Putri, U. Pasaribu
Background: The global COVID-19 pandemic has significantly strained the healthcare sector, with overwhelmed health services in affected countries worldwide. Despite the need to sustain vital oncology treatments, particularly for children, radiotherapy practitioners are unsure how to treat during the pandemic. At the same time, several anesthesia procedures may increasingly expose anesthesia providers to COVID-19. The challenging services for handling oncology cases in children at Dr. Soetomo Hospital during the COVID-19 pandemic can be carried out properly with various adjustments. Objective: The purpose of this study was to describe how the radiotherapy center in East Indonesia responds to the challenge in this pandemic era.Method: During 2020, we gathered information by using administrative datasets on the number of patients, the types of anesthesia services provided, and undesired events in the radiotherapy room. We use descriptive statistics to describe what is going on in our data.Result: The total number of patients who underwent radiotherapy was 12, with 188 sessions, and uncooperative children received midazolam and propofol during the procedure. The result showed that there was no untoward incident in 2020.Conclusion: Therefore, it indicates that we provided relatively safe sedation services for children's radiotherapy.
背景:全球COVID-19大流行给医疗保健部门造成了严重压力,世界各地受影响国家的卫生服务不堪重负。尽管需要维持重要的肿瘤治疗,特别是对儿童,但放射治疗从业人员不确定在大流行期间如何治疗。与此同时,一些麻醉程序可能会越来越多地使麻醉提供者暴露于COVID-19。在COVID-19大流行期间,Soetomo医生医院处理儿童肿瘤病例的挑战性服务可以通过各种调整正常开展。目的:本研究的目的是描述东印度尼西亚放射治疗中心如何应对这一大流行时代的挑战。方法:在2020年期间,我们通过使用管理数据集收集有关患者数量、提供的麻醉服务类型和放疗室不良事件的信息。我们使用描述性统计来描述数据中发生的情况。结果:接受放疗的患者共12例,188次,不配合的患儿在放疗过程中给予咪达唑仑和异丙酚。结果表明,2020年没有发生意外事故。结论:为儿童放射治疗提供了相对安全的镇静服务。
{"title":"Anesthesia Services for Children's Radiotherapy During Pandemic COVID-19 in 2020: Experience from East Indonesia","authors":"A. Veterini, Herdiani Sulistyo Putri, U. Pasaribu","doi":"10.14710/jai.v0i0.41926","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.41926","url":null,"abstract":"Background: The global COVID-19 pandemic has significantly strained the healthcare sector, with overwhelmed health services in affected countries worldwide. Despite the need to sustain vital oncology treatments, particularly for children, radiotherapy practitioners are unsure how to treat during the pandemic. At the same time, several anesthesia procedures may increasingly expose anesthesia providers to COVID-19. The challenging services for handling oncology cases in children at Dr. Soetomo Hospital during the COVID-19 pandemic can be carried out properly with various adjustments. Objective: The purpose of this study was to describe how the radiotherapy center in East Indonesia responds to the challenge in this pandemic era.Method: During 2020, we gathered information by using administrative datasets on the number of patients, the types of anesthesia services provided, and undesired events in the radiotherapy room. We use descriptive statistics to describe what is going on in our data.Result: The total number of patients who underwent radiotherapy was 12, with 188 sessions, and uncooperative children received midazolam and propofol during the procedure. The result showed that there was no untoward incident in 2020.Conclusion: Therefore, it indicates that we provided relatively safe sedation services for children's radiotherapy.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114655108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Bilateral Blok Fascial Pekto Interkosta Sebagai Ajuvan pada Operasi CABG
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v14i2.47666
Dedikasi Herlambang, Yudi Hadinata
Latar Belakang: Regional blok sebagai ajuvan dalam operasi jantung mulai banyak digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengurangi nyeri selama periode intraoperatif dan pascaoperasi, diantaranya blok Pekto Interkosta Fasial (PIF). Pembedahan jantung identik dengan penggunaan opioid dosis tinggi. Pada laporan kasus ini, kami melaporkan penggunaan blok PIF pada pasien dewasa yang menjalani operasi CABG.Kasus: Laki-laki, usia 58tahun, diagnosa penyakit jantung koroner, menjalani operasi CABG. Pembahasan: Kami lakukan ajuvan blok PIF pada anestesi umum dengan anestesi lokal bupivakain 0,25%+ epinephrine 1:200.000 dengan volume 20ml sisi kanan dan 20ml sisi kiri. Hemodinamik terpantau stabil tanpa penambahan opioid selama periode operasi.Kesimpulan: Penggunaan teknik PIF Blok efektif menurunkan penggunaan opioid dan menjamin pengelolaan nyeri yang adekuat pada operasi CABG. Blok ini dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif teknik analgesia untuk pasien sternotomi maupun kasus lain yang melibatkan rongga dada bagian depan.
背景:心脏手术中作为助手的区域块开始被广泛用作一种补充疗法,以减轻手术期间和手术后的疼痛,其中包括Pekto intermedifaf block (PIF)。心脏手术是使用大剂量阿片类药物的同义词。在这个病例报告中,我们报告了成人在CABG手术中使用的护根块。男性,58岁,冠心病诊断,接受搭桥手术。讨论:我们对全身麻醉做一个电源束,局部麻醉为0.25% +肾上腺素加速度:70万,右面为20ml,左面为20ml。在手术期间不增加阿片类物质的情况下,血液动力学是稳定的。结论:使用PIF block技术有效地降低了对鸦片的使用,并确保了CABG操作中对疼痛的有效管理。这个块可以作为类固醇患者和其他涉及前胸腔的病例的镇痛技术的另一种选择。
{"title":"Bilateral Blok Fascial Pekto Interkosta Sebagai Ajuvan pada Operasi CABG","authors":"Dedikasi Herlambang, Yudi Hadinata","doi":"10.14710/jai.v14i2.47666","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v14i2.47666","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Regional blok sebagai ajuvan dalam operasi jantung mulai banyak digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengurangi nyeri selama periode intraoperatif dan pascaoperasi, diantaranya blok Pekto Interkosta Fasial (PIF). Pembedahan jantung identik dengan penggunaan opioid dosis tinggi. Pada laporan kasus ini, kami melaporkan penggunaan blok PIF pada pasien dewasa yang menjalani operasi CABG.Kasus: Laki-laki, usia 58tahun, diagnosa penyakit jantung koroner, menjalani operasi CABG. Pembahasan: Kami lakukan ajuvan blok PIF pada anestesi umum dengan anestesi lokal bupivakain 0,25%+ epinephrine 1:200.000 dengan volume 20ml sisi kanan dan 20ml sisi kiri. Hemodinamik terpantau stabil tanpa penambahan opioid selama periode operasi.Kesimpulan: Penggunaan teknik PIF Blok efektif menurunkan penggunaan opioid dan menjamin pengelolaan nyeri yang adekuat pada operasi CABG. Blok ini dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif teknik analgesia untuk pasien sternotomi maupun kasus lain yang melibatkan rongga dada bagian depan.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125914595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Model Prediksi Kebutuhan Transfusi Packed Red Cell Perioperatif pada Operasi Tumor Tulang 骨头肿瘤手术需要输血的红色红血球的预测模型
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.44686
Aida Rosita Tantri, Tri Asmaningrum Larasati, Rahendra Rahendra
Latar Belakang: Dua puluh persen dari operasi tumor tulang membutuhkan transfusi darah packed red cell (PRC) intraoperatif, dengan volume transfusi rata-rata 1200 ml. Kekurangan dalam jumlah PRC yang disediakan dapat menimbulkan perburukan kondisi pasien, sedangkan kelebihan permintaan darah dapat menimbulkan kerugian biaya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan membuat model prediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC pada operasi tumor tulang berdasarkan faktor-faktor letak, ukuran, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini dilakukan pada pasien dewasa, ASA 1-3 yang menjalani pembedahan tumor tulang tahun 2015- 2018 dan setelah mendapat ijin dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo. Pasien dengan tindakan core biopsy dan data rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian. Data lokasi, ukuran, dan karakteristik malignansi tumor, konsentrasi Hb preoperatif serta jumlah PRC yang ditransfusikan dicatata dan dianalisis. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan menggunakan statistical package for the social sciences (SPSS) versi 21.Hasil: Analisis dilakukan pada 82 data yang didapat dari rekam medis. Uji bivariat menunjukkan letak tumor, ukuran tumor, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah memiliki hubungan bermakna terhadap kebutuhan transfusi PRC perioperatif. Analisis multivariat regresi linier menunjukan hanya letak tumor dan nilai Hb prabedah yang dapat memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang. Kesimpulan: Letak tumor dan nilai Hb dapat memprediksi memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang.
背景:骨骼肿瘤手术中20%的人需要输血,平均输血容量为1200毫升,而提供的PRC的短缺可能会使患者的病情恶化,而过量的血液需求可能会导致成本高昂。目的:本研究旨在根据肿瘤的位置、大小、硬度特征、术前Hb值和prasural值等因素,对刺性肿瘤输注量的预测模型。方法:该回顾性研究是针对2015年至2018年因骨骼肿瘤接受手术的成人亚撒1-3号患者进行的,并得到了Ciptomangunkusumo博士的许可。核心反应和不完整的医疗记录记录的患者被排除在研究之外。位置数据,肿瘤的大小和特征,前期Hb的浓度和经登记和分析的PRC的数量。双变量和多变量分析是使用21版本的统计包进行的。结果:分析是根据82项医疗记录进行的。双变量试验表明肿瘤的位置、大小、肿瘤的恶性特征、前手术的Hb值和前期输注的值有意义。线性回归的多变量分析只表明肿瘤的位置和前手术前Hb的价值,这些价值可以预测骨外科手术中输血需求的数量。结论:肿瘤的位置和Hb值可以预测骨外科手术中输血周期需求的数量。
{"title":"Model Prediksi Kebutuhan Transfusi Packed Red Cell Perioperatif pada Operasi Tumor Tulang","authors":"Aida Rosita Tantri, Tri Asmaningrum Larasati, Rahendra Rahendra","doi":"10.14710/jai.v0i0.44686","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.44686","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Dua puluh persen dari operasi tumor tulang membutuhkan transfusi darah packed red cell (PRC) intraoperatif, dengan volume transfusi rata-rata 1200 ml. Kekurangan dalam jumlah PRC yang disediakan dapat menimbulkan perburukan kondisi pasien, sedangkan kelebihan permintaan darah dapat menimbulkan kerugian biaya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan membuat model prediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC pada operasi tumor tulang berdasarkan faktor-faktor letak, ukuran, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini dilakukan pada pasien dewasa, ASA 1-3 yang menjalani pembedahan tumor tulang tahun 2015- 2018 dan setelah mendapat ijin dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo. Pasien dengan tindakan core biopsy dan data rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian. Data lokasi, ukuran, dan karakteristik malignansi tumor, konsentrasi Hb preoperatif serta jumlah PRC yang ditransfusikan dicatata dan dianalisis. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan menggunakan statistical package for the social sciences (SPSS) versi 21.Hasil: Analisis dilakukan pada 82 data yang didapat dari rekam medis. Uji bivariat menunjukkan letak tumor, ukuran tumor, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah memiliki hubungan bermakna terhadap kebutuhan transfusi PRC perioperatif. Analisis multivariat regresi linier menunjukan hanya letak tumor dan nilai Hb prabedah yang dapat memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang. Kesimpulan: Letak tumor dan nilai Hb dapat memprediksi memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"305 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132396776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Lesionektomi dengan Elektrokortikografi pada Epilepsi Refrakter: Manajemen Perioperatif 癫痫的电皮质切除术:周期性管理
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48606
H. Satoto, Bondan Irtani Cahyadi
Latar belakang: Epilepsi refrakter merupakan epilepsi yang tidak membaik dengan pemberian obat anti epilepsi yang adekuat. Epilepsi refrakter terjadi pada 30-40% pasien dengan epilepsi. Bedah epilepsi merupakan salah satu tatalaksana dalam epilepsi refrakter, dan penggunaan elektrokortikografi dapat membantu menentukan daerah yang dioperasi. Penggunaan obat-obatan anestesi memiliki pengaruh terhadap gelombang electrocorticography (ECoG), sehingga diperlukan pendekatan anestesi khusus. Pada laporan kasus ini akan dibahas manajemen perioperatif anestesi untuk operasi lesionektomi dengan bantuan ECoG pada pasien epilepsi refrakter.Kasus: Seorang laki-laki 24 tahun dengan epilepsi refrakter, post kraniotomi pemasangan EEG intrakranial, post kraniotomi evakuasi extra dural haemorraghe (EDH), bronchitis dalam pengobatan direncanakan untuk dilakukan tindakan lesionektomi dengan elektrokortikografi. Pasien memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan rutin berupa asam valproat, namun kejang masih terus terjadi. Kejang berupa kelojotan pada kedua lengan terutama sisi kiri. Kejang berdurasi 10 menit dengan frekuensi kejang 2-10 kali per hari. Sebelum kejang pasien seringkali merasakan adanya kesemutan pada kedua lengan, dan setelah kejang pasien merasa mengantuk. Durante operasi pasien diberikan dosis maintainace dari propofol dan rocuronium. Saat perekaman ECoG, infus propofol dihentikan, sementara rocuronium tetap diberikan. Setelah perekaman ECoG, dilakukan reseksi dan dosis maintainance propofol kembali diberikan sampai operasi selesai.Pembahasan: Bedah reseksi atau lesionektomi merupakan bedah pengangkatan daerah epileptogenik tanpa menyebabkan defisit neurologi permanen. Penggunaan subdural ECoG intraoperatif atau ekstraoperatif dapat membantu untuk menentukan zona epileptogenik akurat. Apabila ECoG dilakukan, anestesi umum perlu disesuaikan agar gelombang ECoG dapat dipertahankan.Kesimpulan: Agen anestesi dosis rendah seperti fentanil, alfentanil, remifentanil, sufentanil dan propofol dapat digunakan untuk operasi epilepsi tanpa mempengaruhi ECoG.
背景:癫痫refrakter是癫痫病人,没有好转的抗癫痫药定植的礼物。癫痫refrakter的40%病人发生癫痫。癫痫手术是癫痫的一种表现形式,而电皮质扫描可以帮助确定手术区域。使用麻醉药物对海浪electrocorticography (ECoG)有一定的影响,所以需要特殊的麻醉方法。在这个报告将讨论期护理lesionektomi借助手术的麻醉管理ECoG refrakter癫痫的病人身上。案例:一位24岁的男性癫痫refrakter, post - meredith脑电图颅内,post - meredith安装额外的外溢haemorraghe(希),bronchitis疏散与elektrokortikografi lesionektomi行为进行有预谋的治疗中。患者有癫痫史,定期治疗缬草酸,但癫痫发作仍在继续。手臂上的胶结主要表现为左侧。长达10分钟的癫痫发作频率一天至10次。之前,癫痫患者经常感觉到刺痛发作后的两条胳膊,病人觉得困。Durante maintainace剂量的异丙酚和rocuronium给病人手术。当ECoG录音,静脉注射异丙酚阻挡,而rocuronium方面给予保持不变。ECoG录音后,做切除术和再次给予maintainance剂量异丙酚,直到手术结束。讨论:手术切除或lesionektomi是外科切除术epileptogenik地区没有永久性神经导致的赤字。使用硬膜下ECoG所致或ekstraoperatif可以帮助您确定epileptogenik区是准确的。当ECoG做全身麻醉的,需要调整才能维持ECoG浪潮。结论:麻醉探员这样的低剂量,alfentanil remifentanil舒芬太尼和异丙酚可以用来不影响ECoG的癫痫手术。
{"title":"Lesionektomi dengan Elektrokortikografi pada Epilepsi Refrakter: Manajemen Perioperatif","authors":"H. Satoto, Bondan Irtani Cahyadi","doi":"10.14710/jai.v0i0.48606","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48606","url":null,"abstract":"Latar belakang: Epilepsi refrakter merupakan epilepsi yang tidak membaik dengan pemberian obat anti epilepsi yang adekuat. Epilepsi refrakter terjadi pada 30-40% pasien dengan epilepsi. Bedah epilepsi merupakan salah satu tatalaksana dalam epilepsi refrakter, dan penggunaan elektrokortikografi dapat membantu menentukan daerah yang dioperasi. Penggunaan obat-obatan anestesi memiliki pengaruh terhadap gelombang electrocorticography (ECoG), sehingga diperlukan pendekatan anestesi khusus. Pada laporan kasus ini akan dibahas manajemen perioperatif anestesi untuk operasi lesionektomi dengan bantuan ECoG pada pasien epilepsi refrakter.Kasus: Seorang laki-laki 24 tahun dengan epilepsi refrakter, post kraniotomi pemasangan EEG intrakranial, post kraniotomi evakuasi extra dural haemorraghe (EDH), bronchitis dalam pengobatan direncanakan untuk dilakukan tindakan lesionektomi dengan elektrokortikografi. Pasien memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan rutin berupa asam valproat, namun kejang masih terus terjadi. Kejang berupa kelojotan pada kedua lengan terutama sisi kiri. Kejang berdurasi 10 menit dengan frekuensi kejang 2-10 kali per hari. Sebelum kejang pasien seringkali merasakan adanya kesemutan pada kedua lengan, dan setelah kejang pasien merasa mengantuk. Durante operasi pasien diberikan dosis maintainace dari propofol dan rocuronium. Saat perekaman ECoG, infus propofol dihentikan, sementara rocuronium tetap diberikan. Setelah perekaman ECoG, dilakukan reseksi dan dosis maintainance propofol kembali diberikan sampai operasi selesai.Pembahasan: Bedah reseksi atau lesionektomi merupakan bedah pengangkatan daerah epileptogenik tanpa menyebabkan defisit neurologi permanen. Penggunaan subdural ECoG intraoperatif atau ekstraoperatif dapat membantu untuk menentukan zona epileptogenik akurat. Apabila ECoG dilakukan, anestesi umum perlu disesuaikan agar gelombang ECoG dapat dipertahankan.Kesimpulan: Agen anestesi dosis rendah seperti fentanil, alfentanil, remifentanil, sufentanil dan propofol dapat digunakan untuk operasi epilepsi tanpa mempengaruhi ECoG.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115704630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Manajemen Anestesi pada Laki-laki 47 Tahun dengan Syok Sepsis yang Menjalani Operasi Amputasi Pengendalian Sumber Infeksi 47岁男性败血症休克麻醉管理,接受过手术切除感染源
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48612
Doso Sutiyono, Pradana Bayu Rakhmatjati
Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kelainan sistemik akibat interaksi antara sistem imun dengan agen infeksi. Pada beberapa kasus, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik dan kematian. Pasien dengan sepsis dengan kontaminasi bakteri yang terus berlangsung, resusitasi mungkin tidak berhasil sampai dilakukannya pengendalian sumber infeksi.Kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan syok sepsis dan diabetes telah terintubasi dalam perawatan di ruang intensif menjalani pembedahan amputasi untuk pengendalian sumber infeksi. Dari anamnesis sebelumnya didapatkan riwayat luka yang berbau mengganggu pada kaki kiri yang sukar sembuh yang meluas hingga lutut, kemudian masuk rumah sakit karena keluhan sesak kemudian dirawat di ruang intensif. Pemeriksaan fisik ditemukan ulkus pedis yang meluas hingga lutut kiri.Pembahasan: Dilakukan anestesi umum dengan kombinasi ketamin, fentanil dan rokuronium. Pascaoperasi hari ke-3 pasien berhasil diekstubasi kemudian pindah ke ruang perawatan biasa 2 hari setelahnya.Kesimpulan: Tindakan anestesi pada pasien sepsis dapat berdampak buruk yang memerlukan perencanaan dan kehati-hatian dalam setiap tindakannya. Ahli anestesi  memiliki peranan penting dalam memberikan manajemen anestesi untuk mengoptimalkan hasil yang lebih baik bagi pasien.
背景:败血症是一种由免疫系统与感染源之间的相互作用引起的系统性疾病。在某些情况下,败血症可能会发展成感染性休克和死亡。败血症患者体内持续的细菌污染,在控制感染源之前,复苏可能不会起作用。病例:一名47岁的败血症和糖尿病患者在重症监护室接受手术切除手术以控制感染源。从anamnesis获得的早期历史中,你的左腿有一种令人不安的病变症状,这种病变一直延伸到膝盖,然后你因为幽闭恐惧症进入医院,然后在重症监护室接受治疗。体检发现佩蒂斯的溃疡一直延伸到左膝。讨论:用氯胺酮、芬太尼和rokuronium进行全身麻醉。手术后的第三天,患者被成功排毒,两天后搬进了常规的病房。结论:败血症患者的麻醉行为会产生不良影响,需要计划和小心行事。麻醉师在为病人提供更好的结果方面发挥重要作用。
{"title":"Manajemen Anestesi pada Laki-laki 47 Tahun dengan Syok Sepsis yang Menjalani Operasi Amputasi Pengendalian Sumber Infeksi","authors":"Doso Sutiyono, Pradana Bayu Rakhmatjati","doi":"10.14710/jai.v0i0.48612","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48612","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kelainan sistemik akibat interaksi antara sistem imun dengan agen infeksi. Pada beberapa kasus, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik dan kematian. Pasien dengan sepsis dengan kontaminasi bakteri yang terus berlangsung, resusitasi mungkin tidak berhasil sampai dilakukannya pengendalian sumber infeksi.Kasus: Seorang laki-laki 47 tahun dengan syok sepsis dan diabetes telah terintubasi dalam perawatan di ruang intensif menjalani pembedahan amputasi untuk pengendalian sumber infeksi. Dari anamnesis sebelumnya didapatkan riwayat luka yang berbau mengganggu pada kaki kiri yang sukar sembuh yang meluas hingga lutut, kemudian masuk rumah sakit karena keluhan sesak kemudian dirawat di ruang intensif. Pemeriksaan fisik ditemukan ulkus pedis yang meluas hingga lutut kiri.Pembahasan: Dilakukan anestesi umum dengan kombinasi ketamin, fentanil dan rokuronium. Pascaoperasi hari ke-3 pasien berhasil diekstubasi kemudian pindah ke ruang perawatan biasa 2 hari setelahnya.Kesimpulan: Tindakan anestesi pada pasien sepsis dapat berdampak buruk yang memerlukan perencanaan dan kehati-hatian dalam setiap tindakannya. Ahli anestesi  memiliki peranan penting dalam memberikan manajemen anestesi untuk mengoptimalkan hasil yang lebih baik bagi pasien.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129278759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Blok Parasternal pada Koreksi Tetrallogy of Fallot
Pub Date : 2022-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.46610
M. R. Khalidi, Yudi Hadinata
Latar Belakang: Opioid dosis tinggi selama pembedahan jantung berhubungan dengan waktu intubasi yang memanjang dan mengakibatkan peningkatan lama perawatan, mobiditas dan tingkat mortalitas. Anestesi regional dan neuraxial telah digunakan untuk tatalaksana nyeri untuk mengurangi dosis opioid. Teknik terbaru seperti blok parasternal, pectoral dan erector spinae telah dikembangkan untuk meminimalisir komplikasi dari anestesi regional.Kasus: Kami melakukan blok parasternal pada gadis berusia 10 tahun yang menjalani prosedur koreksi tetrallogy of fallot. Hasil laboratorium dalam batas normal. Status fisik ASA adalah 4 dengan penyakit jantung bawaan sianotik. Opioid hanya digunakan saat induksi. Injeksi bilateral dari bupivacaine 0,25% ditambah epinephrine 1:200000 dengan total volume 40 ml diberikan masing-masing 20 ml pra insisi.Pembahasan: Hemodinamik pasien stabil selama pembedahan tanpa tanda-tanda respons terhadap nyeri. Tidak ada penambahan dosis opioid selama pembedahan. Pasien di ekstubasi pada saat pembedahan selesai.Kesimpulan: Blok parasternal efektif sebagai adjuvan pembiusan umum pada pembedahan jantung. Teknik ini memfasilitasi penurunan dosis opioid yang membantu pasien untuk bisa di ekstubasi lebih dini.
背景:心脏手术期间大剂量阿片类药物与长插管时间有关,导致治疗、机动性和死亡率增加。区域麻醉和神经刺激被用来降低阿片类药物的剂量。最新的技术,如寄生虫块、pectoral和spinae erector,已经开发出来,以减少区域麻醉的并发症。案例:我们对一个10岁的女孩进行寄生虫分析实验室结果在可接受的范围内。亚撒的身体状况为四岁,患有先天性心脏病。阿片类药物只在诱导时使用。双侧注射比皮维卡因0.25%加上肾上腺素1万2千2千毫升,每次注射前20毫升。讨论:手术期间患者血液动力学稳定,没有任何疼痛反应的迹象。手术中没有增加阿片类药物剂量。病人在手术结束时排泄。结论:寄生虫块作为心脏手术的常见麻醉剂是有效的。这种技术有助于减少阿片类药物的剂量,这些剂量帮助病人早退。
{"title":"Blok Parasternal pada Koreksi Tetrallogy of Fallot","authors":"M. R. Khalidi, Yudi Hadinata","doi":"10.14710/jai.v0i0.46610","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.46610","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Opioid dosis tinggi selama pembedahan jantung berhubungan dengan waktu intubasi yang memanjang dan mengakibatkan peningkatan lama perawatan, mobiditas dan tingkat mortalitas. Anestesi regional dan neuraxial telah digunakan untuk tatalaksana nyeri untuk mengurangi dosis opioid. Teknik terbaru seperti blok parasternal, pectoral dan erector spinae telah dikembangkan untuk meminimalisir komplikasi dari anestesi regional.Kasus: Kami melakukan blok parasternal pada gadis berusia 10 tahun yang menjalani prosedur koreksi tetrallogy of fallot. Hasil laboratorium dalam batas normal. Status fisik ASA adalah 4 dengan penyakit jantung bawaan sianotik. Opioid hanya digunakan saat induksi. Injeksi bilateral dari bupivacaine 0,25% ditambah epinephrine 1:200000 dengan total volume 40 ml diberikan masing-masing 20 ml pra insisi.Pembahasan: Hemodinamik pasien stabil selama pembedahan tanpa tanda-tanda respons terhadap nyeri. Tidak ada penambahan dosis opioid selama pembedahan. Pasien di ekstubasi pada saat pembedahan selesai.Kesimpulan: Blok parasternal efektif sebagai adjuvan pembiusan umum pada pembedahan jantung. Teknik ini memfasilitasi penurunan dosis opioid yang membantu pasien untuk bisa di ekstubasi lebih dini.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132770426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1