首页 > 最新文献

JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

英文 中文
Lama Perawatan dan Skor Nyeri Pascaoperasi pada Pasien Kraniotomi Elektif dengan Protokol Enhanced Recovery after Surgery (ERAS): Laporan Kasus Berbasis Bukti 手术后“手术”患者的长期治疗和术后疼痛得分:基于证据的病例报告
Pub Date : 2021-11-17 DOI: 10.14710/jai.v0i0.42572
Riyadh Firdaus, Novianti Jamilah, Moch Yasin Friansyah, Sandy Theresia
Latar belakang: Kraniotomi merupakan salah satu tindakan bedah saraf dengan insidensi nyeri pascaoperasi yang tinggi. Kraniotomi menimbulkan nyeri yang berat pada 90% pasien dengan kejadian tersering dalam 48 jam setelah dilakukan tindakan dan 30% diantaranya mengalami nyeri kepala kronik. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen perioperatif yang adekuat untuk meningkatkan pemulihan pasien pascaoperasi, salah satunya dengan penerapan protokol enhanced recovery after surgery (ERAS).Tujuan: Mengetahui pengaruh protokol ERAS terhadap lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien yang menjalani kraniotomi elektif.Metode: Pencarian literatur dilakukan pada 5 pusat data yaitu PubMed, Cochrane, Proquest, Scopus, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci enhanced recovery after surgery (ERAS), craniotomy, length of stay, dan pain scale. Artikel terpilih dilakukan telaah kritis menggunakan formulir dari Oxford Centre for Evidence-Based Medicine.   Hasil: Berdasarkan 3 artikel terpilih, yaitu 2 studi randomized control trial (RCT) dan 1 studi prospektif non-RCT, didapatkan bahwa protokol ERAS dapat menurunkan lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien kraniotomi elektif. Studi pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan siginifikan lama perawatan di intensive care unit (ICU) pada kelompok ERAS dengan nilai absolute risk reduction (ARR) = 25,02 dan number needed to treat (NNT) = 4 (p = 0,003; 95% CI 2,1 - 51,2). Studi kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan skor nyeri yang bermakna antara kelompok ERAS dan konvensional dengan nilai p < 0,0001 dan 95% CI 3,51–15,99. Studi ketiga menyatakan terdapat penurunan total lama hari perawatan dengan median 13 hari pada kelompok konvensional dibandingkan 10 hari pada kelompok ERAS (p = 0,004).Kesimpulan: Penerapan protokol ERAS terbukti efektif dalam menurunkan lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien yang menjalani kraniotomi elektif. Namun dibutuhkan penelitian multisenter dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan penerapan protokol ERAS pada kraniotomi.
背景:Kraniotomi是手术后高强度疼痛的神经外科手术之一。Kraniotomi在48小时内给90%的患者造成剧烈疼痛,其中30%是慢性头痛。因此,需要一个合格的临床管理来增加术后患者的康复,其中一个在手术后实施了增强康复协议。目的:了解ERAS协议对患有选择性会阴切开术的患者的长期治疗和术后疼痛得分的影响。方法:在5个数据中心进行文献搜索,即pubrane、Cochrane、Proquest、Scopus和ScienceDirect所选的文章采用牛津大学证据医学中心(Oxford Centre for evidencemedicine)的形式进行了批判性研究。结果:根据所选的三篇文章,即两项randomimized control trial (RCT)研究和一项非RCT前因性研究,ERAS协议可以在kraniotomi患者中降低长期治疗和术后疼痛得分。第一项研究表明,在ERAS组中存在长期存在的重症护理护理(重症监护室)的显著区别,后者的治疗值为1,025和需要治疗的数字(NNT) = 4 (p = 0.003;95%的CI 2.1 - 51.2)。第二项研究表明,ERAS组和传统组的p < 0.0001和95%的CI 3.51 - 1599之间存在明显的疼痛得分差异。第三项研究表明,传统组中13天的治疗时间总比ERAS组中10天的治疗时间长。结论:ERAS协议的应用被证明是有效的,以降低患有会阴切开术的患者的长期治疗和术后疼痛得分。但这需要一项多中心研究,其中有更多的研究对象,以评估克拉尼托米协议的eas和安全性应用。
{"title":"Lama Perawatan dan Skor Nyeri Pascaoperasi pada Pasien Kraniotomi Elektif dengan Protokol Enhanced Recovery after Surgery (ERAS): Laporan Kasus Berbasis Bukti","authors":"Riyadh Firdaus, Novianti Jamilah, Moch Yasin Friansyah, Sandy Theresia","doi":"10.14710/jai.v0i0.42572","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.42572","url":null,"abstract":"Latar belakang: Kraniotomi merupakan salah satu tindakan bedah saraf dengan insidensi nyeri pascaoperasi yang tinggi. Kraniotomi menimbulkan nyeri yang berat pada 90% pasien dengan kejadian tersering dalam 48 jam setelah dilakukan tindakan dan 30% diantaranya mengalami nyeri kepala kronik. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen perioperatif yang adekuat untuk meningkatkan pemulihan pasien pascaoperasi, salah satunya dengan penerapan protokol enhanced recovery after surgery (ERAS).Tujuan: Mengetahui pengaruh protokol ERAS terhadap lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien yang menjalani kraniotomi elektif.Metode: Pencarian literatur dilakukan pada 5 pusat data yaitu PubMed, Cochrane, Proquest, Scopus, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci enhanced recovery after surgery (ERAS), craniotomy, length of stay, dan pain scale. Artikel terpilih dilakukan telaah kritis menggunakan formulir dari Oxford Centre for Evidence-Based Medicine.   Hasil: Berdasarkan 3 artikel terpilih, yaitu 2 studi randomized control trial (RCT) dan 1 studi prospektif non-RCT, didapatkan bahwa protokol ERAS dapat menurunkan lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien kraniotomi elektif. Studi pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan siginifikan lama perawatan di intensive care unit (ICU) pada kelompok ERAS dengan nilai absolute risk reduction (ARR) = 25,02 dan number needed to treat (NNT) = 4 (p = 0,003; 95% CI 2,1 - 51,2). Studi kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan skor nyeri yang bermakna antara kelompok ERAS dan konvensional dengan nilai p < 0,0001 dan 95% CI 3,51–15,99. Studi ketiga menyatakan terdapat penurunan total lama hari perawatan dengan median 13 hari pada kelompok konvensional dibandingkan 10 hari pada kelompok ERAS (p = 0,004).Kesimpulan: Penerapan protokol ERAS terbukti efektif dalam menurunkan lama perawatan dan skor nyeri pascaoperasi pada pasien yang menjalani kraniotomi elektif. Namun dibutuhkan penelitian multisenter dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan penerapan protokol ERAS pada kraniotomi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124785660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Blok Serratus Anterior Plane pada Operasi Modified Radical Mastectomy 前部锯肌阻滞改良乳房根治术
Pub Date : 2021-11-11 DOI: 10.14710/jai.v0i0.28819
M. D. Datu, Jokevin Prasetyadhi
Latar belakang:Nyeri pascaoperasi payudara dapat memperburuk keluaran klinis jika tidak ditangani dengan optimal. Modalitas analgesia yang biasa digunakan untuk nyeri pascaoperasi payudara meliputi pemberian opioid dan anestesi regional. Namun, kedua modalitas ini dapat menimbulkan efek samping atau komplikasi yang signifikan. Blok serratus anterior plane (SAP) merupakan prosedur baru yang relatif lebih mudah dilakukan dan aman bila dibandingkan dengan modalitas lainnya.Kasus: Kami melaporkan 2 pasien yang menjalani prosedur blok SAP pada operasi modified radical mastectomy (MRM). Pasien 2 diberikan rescue analgesia selama masa intraoperatif. Pemberian opioid pascaoperasi tidak melebihi 24 jam pada kedua pasien. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan nyeri pascaoperatif yang minimal. Tidak ada efek samping yang ditemukan selama masa pemantauan 24 jam.Pembahasan: Blok SAP relatif mudah dilakukan, memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, dan komplikasi minimal jika dibandingkan dengan prosedur lain. Blok SAP memberikan efek analgesia pada thoraks bagian lateral yang dapat bertahan hingga 12 jam pascaoperasi. Studi-studi terdahulu telah melaporkan kegunaannya dalam mengurangi kebutuhan opioid intraoperatif dan pascaoperatif, yang sesuai dengan hasil yang ditemukan pada laporan kasus ini.Kesimpulan: Blok SAP dapat menjadi salah satu modalitas yang efektif dan aman dalam mengelola nyeri pasien yang menjalani operasi MRM.
背景:如果不最佳治疗,乳房后疼痛会加重临床结果。胸痛常见的镇痛模式包括注射阿片类药物和区域麻醉。然而,这两种方式都可能产生严重的副作用或并发症。前飞机底座底座底座是一种比其他模式更容易操作和安全的新步骤。病例:我们有两名患者在经修改的放射乳房切除术(MRM)手术中接受了块块手术。病人2在手术期间接受镇痛救援。两名患者的术后阿片类药物治疗时间不超过24小时。用Numeric Scale进行的疼痛评估显示术后疼痛的发病率最低。在24小时监控中没有发现任何副作用。讨论:SAP块相对容易完成,成功率高,与其他步骤相比并发症最小。SAP块对外侧胸腔有镇痛作用,可持续12个小时。过去的研究报告显示,它在减少工作中和术后阿片类药物的需求方面的作用,与报告中发现的阿片类药物的作用一致。结论:SAP块可以是治疗mri手术患者疼痛的有效和安全模式之一。
{"title":"Blok Serratus Anterior Plane pada Operasi Modified Radical Mastectomy","authors":"M. D. Datu, Jokevin Prasetyadhi","doi":"10.14710/jai.v0i0.28819","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.28819","url":null,"abstract":"Latar belakang:Nyeri pascaoperasi payudara dapat memperburuk keluaran klinis jika tidak ditangani dengan optimal. Modalitas analgesia yang biasa digunakan untuk nyeri pascaoperasi payudara meliputi pemberian opioid dan anestesi regional. Namun, kedua modalitas ini dapat menimbulkan efek samping atau komplikasi yang signifikan. Blok serratus anterior plane (SAP) merupakan prosedur baru yang relatif lebih mudah dilakukan dan aman bila dibandingkan dengan modalitas lainnya.Kasus: Kami melaporkan 2 pasien yang menjalani prosedur blok SAP pada operasi modified radical mastectomy (MRM). Pasien 2 diberikan rescue analgesia selama masa intraoperatif. Pemberian opioid pascaoperasi tidak melebihi 24 jam pada kedua pasien. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan nyeri pascaoperatif yang minimal. Tidak ada efek samping yang ditemukan selama masa pemantauan 24 jam.Pembahasan: Blok SAP relatif mudah dilakukan, memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, dan komplikasi minimal jika dibandingkan dengan prosedur lain. Blok SAP memberikan efek analgesia pada thoraks bagian lateral yang dapat bertahan hingga 12 jam pascaoperasi. Studi-studi terdahulu telah melaporkan kegunaannya dalam mengurangi kebutuhan opioid intraoperatif dan pascaoperatif, yang sesuai dengan hasil yang ditemukan pada laporan kasus ini.Kesimpulan: Blok SAP dapat menjadi salah satu modalitas yang efektif dan aman dalam mengelola nyeri pasien yang menjalani operasi MRM.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128425889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tata Laksana Pasien Kritis pada Sumber Daya Terbatas 病人在有限的资源上表现危急
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.45617
Riyanti Amujib Kasim
ABSTRAK Latar belakang: Perawatan kritis adalah komponen penting dari sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Idealnya perawatan pasien sakit kritis di unit perawatan intensif (ICU) dikelola dengan tenaga kesehatan profesional yang sangat terspesialisasi, pemantauan secara sistematis dan penggunaan peralatan penunjang yang lengkap. Sayangnya, komponen ini tidak selalu tersedia utamanya pada fasilitas kesehatan pesisir yang terbatas sumber daya. Hal ini berpotensi menyebabkan beban penyakit lebih besar dan hasil lebih buruk sehingga diperlukan pendekatan khusus untuk layanan perawatan kritisKasus: Perempuan 71 tahun BMI 21,3 dikonsulkan perawatan ICU dengan diagnosa dispnea suspek udem paru akut + Pneumonia. Dilakukan tata laksana pasien sepsis dan udem paru akut dengan menggunakan panduan parameter klinis dan memanfaatkan sumber daya dengan segala keterbatasannyaPembahasan: Mengenali pasien dengan sepsis merupakan langkah penting untuk pengobatan yang efektif. Mengingat kurangnya fasilitas untuk mendiagnosis sepsis menurut definisi internasional di rangkaian terbatas sumber daya, maka dikembangkan definisi sepsis, sepsis berat dan syok septik yang dimodifikasi, sehingga tata laksana dapat diterapkan juga dengan sumber daya terbatas.Kesimpulan: Sepsis dan udem paru merupakan kondisi kegawat daruratan yang memerlukan terapi agresif dalam upaya penyelamatan jiwa dengan semua keterbatasan sumebr daya menggunakan panduan literatur dan mengikuti perkembangan klinis yang ditunjukkan oleh pasien. Kata Kunci: AKI; ICU; sarana terbatas; sepsis; udem paru
抽象背景:临界护理是世界卫生保健系统的重要组成部分。重症监护室的危重病人护理理想情况下,由高度专业化的专业卫生人员管理,系统监测和使用完整的支持设备。不幸的是,这些部件并不总是主要用于资源有限的沿海卫生设施。这可能导致疾病负担更大、更糟糕的结果,以至于kritisKasus护理服务需要特殊的方法:71岁的女儿BMI 2,130 dikonsulkan和诊断治疗重症监护室dispnea嫌疑犯udem肺+急性肺炎。采用临床参数指南,利用资源与所有抑制抑制的作用:确定病变患者是有效治疗的必要步骤。由于缺乏在有限范围内的国际定义下诊断败血症的设施,因此开发了改良的败血症、重感冒和化血性休克的定义,以便在有限的资源下也可以使用。结论:败血症和肺udem是一种紧急情况,需要积极的治疗和拯救生命的努力,使用文献指南,并遵循病人的临床发展。关键词:AKI;重症监护室;有限的手段;败血症;肺udem
{"title":"Tata Laksana Pasien Kritis pada Sumber Daya Terbatas","authors":"Riyanti Amujib Kasim","doi":"10.14710/jai.v0i0.45617","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.45617","url":null,"abstract":"ABSTRAK Latar belakang: Perawatan kritis adalah komponen penting dari sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Idealnya perawatan pasien sakit kritis di unit perawatan intensif (ICU) dikelola dengan tenaga kesehatan profesional yang sangat terspesialisasi, pemantauan secara sistematis dan penggunaan peralatan penunjang yang lengkap. Sayangnya, komponen ini tidak selalu tersedia utamanya pada fasilitas kesehatan pesisir yang terbatas sumber daya. Hal ini berpotensi menyebabkan beban penyakit lebih besar dan hasil lebih buruk sehingga diperlukan pendekatan khusus untuk layanan perawatan kritisKasus: Perempuan 71 tahun BMI 21,3 dikonsulkan perawatan ICU dengan diagnosa dispnea suspek udem paru akut + Pneumonia. Dilakukan tata laksana pasien sepsis dan udem paru akut dengan menggunakan panduan parameter klinis dan memanfaatkan sumber daya dengan segala keterbatasannyaPembahasan: Mengenali pasien dengan sepsis merupakan langkah penting untuk pengobatan yang efektif. Mengingat kurangnya fasilitas untuk mendiagnosis sepsis menurut definisi internasional di rangkaian terbatas sumber daya, maka dikembangkan definisi sepsis, sepsis berat dan syok septik yang dimodifikasi, sehingga tata laksana dapat diterapkan juga dengan sumber daya terbatas.Kesimpulan: Sepsis dan udem paru merupakan kondisi kegawat daruratan yang memerlukan terapi agresif dalam upaya penyelamatan jiwa dengan semua keterbatasan sumebr daya menggunakan panduan literatur dan mengikuti perkembangan klinis yang ditunjukkan oleh pasien. Kata Kunci: AKI; ICU; sarana terbatas; sepsis; udem paru","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114279484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Peran Ketamin Pada Nyeri di Tingkat Sel 氯胺酮在细胞层面对疼痛的作用
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.51613
Rizal Zainal, Irfannuddin Irfannuddin, Legiran Legiran, N. Ibrahim, Muhammad Ramli Ahmad
Ketamin adalah salah satu analgesia yang dapat digunakan baik di dalam atau di luar kamar operasi. Selain efek analgesik, ketamin bersifat bronkodilator, simpatomimetik, dan sedasi yang dapat memberikan kemudahan dalam periode perioperatif. Ketamin berfungsi dalam modulasi sensitisasi sentral, menurunkan toleransi hiperalgesia yang diinduksi opioid, memberikan potensi analgesia opioid dalam dosis hiperalgesia, dan mengurangi eksitasi presinaptik substansi P di sum-sum tulang belakang. Ketamin juga dapat memodulasi reseptor muscarinic acetylcholine yang berpotensi mengurangi tahanan sensitivitas nyeri, up-regulasi reseptor a-amino-3-hydroxy-5-methylisoxazole-4-propionic acid (AMPA) yang dapat memperbaiki mood dan respon emosional terhadap nyeri. Aktivasi reseptor NMDA menyebabkan influks kalsium, mengaktivasi formasi intraseluler oleh secondary messenger, prostaglandin, dan nitric oxide. Ketamin adalah analog phencyclidine dan bersifat antagonis N-methyl-D-aspartate (NMDA), sehingga efek ketamin dapat mengurangi frekuensi dan waktu pembukaan kanal Ca2+ dan mencegah influks Ca2+. Ketamin juga berperan dalam regulasi respon imun yang berhubungan terhadap sinyal nyeri seperti toll-like receptor. Komponen molekuler yang terlibat pada kerja ketamin di tingkat seluler seperti inhibisi pada reseptor substansi P, inhibisi mAChR, inhibisi reseptor serotonin 1 dan 2, modulasi farmakologi sel glial pada inhibitor glial, L-α-aminoadipate, dan menghambat enzim glial termasuk transporter glutamat (GLT1).
氯胺酮是一种镇痛,可以在手术室内外使用。除镇痛作用外,支气管炎、支气旋性和镇静性都能使月经周期更容易获得。克他命在中央制备调制中起作用,降低诱导阿片类药物的高过敏性耐受性,在多重度剂量中产生阿片类药物的潜在镇痛性,并抑制脊髓和骨髓中对P物质的前突触刺激。克他命还可以调节肌肉乙酰胆碱受体,这可能会降低疼痛感受器a- 3-羟基-4-羟基-4- proprodu酸(AMPA),它可以改善对疼痛的情绪和情绪反应。激活NMDA受体会导致钙的影响,由secondary messenger、前列腺素和硝酸盐引发的细胞内转化。氯胺酮是表现性和对抗性的n -甲基- d -aspartate (NMDA),因此氯胺酮的影响可以减少运河Ca2+开口的频率和时间,防止进一步的影响。克他命还在与受体等疼痛信号相关的免疫反应调节中发挥作用。参与工作的氯胺酮分子成分在像的抑制细胞水平P物质受体的抑制,mAChR调制的抑制血清素受体1和2,药理学glial glial抑制剂时,L -α细胞-aminoadipate酶,抑制谷氨酸glial包括运输机(GLT1)。
{"title":"Peran Ketamin Pada Nyeri di Tingkat Sel","authors":"Rizal Zainal, Irfannuddin Irfannuddin, Legiran Legiran, N. Ibrahim, Muhammad Ramli Ahmad","doi":"10.14710/jai.v0i0.51613","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.51613","url":null,"abstract":"Ketamin adalah salah satu analgesia yang dapat digunakan baik di dalam atau di luar kamar operasi. Selain efek analgesik, ketamin bersifat bronkodilator, simpatomimetik, dan sedasi yang dapat memberikan kemudahan dalam periode perioperatif. Ketamin berfungsi dalam modulasi sensitisasi sentral, menurunkan toleransi hiperalgesia yang diinduksi opioid, memberikan potensi analgesia opioid dalam dosis hiperalgesia, dan mengurangi eksitasi presinaptik substansi P di sum-sum tulang belakang. Ketamin juga dapat memodulasi reseptor muscarinic acetylcholine yang berpotensi mengurangi tahanan sensitivitas nyeri, up-regulasi reseptor a-amino-3-hydroxy-5-methylisoxazole-4-propionic acid (AMPA) yang dapat memperbaiki mood dan respon emosional terhadap nyeri. Aktivasi reseptor NMDA menyebabkan influks kalsium, mengaktivasi formasi intraseluler oleh secondary messenger, prostaglandin, dan nitric oxide. Ketamin adalah analog phencyclidine dan bersifat antagonis N-methyl-D-aspartate (NMDA), sehingga efek ketamin dapat mengurangi frekuensi dan waktu pembukaan kanal Ca2+ dan mencegah influks Ca2+. Ketamin juga berperan dalam regulasi respon imun yang berhubungan terhadap sinyal nyeri seperti toll-like receptor. Komponen molekuler yang terlibat pada kerja ketamin di tingkat seluler seperti inhibisi pada reseptor substansi P, inhibisi mAChR, inhibisi reseptor serotonin 1 dan 2, modulasi farmakologi sel glial pada inhibitor glial, L-α-aminoadipate, dan menghambat enzim glial termasuk transporter glutamat (GLT1).","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117267436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Seorang Wanita 19 tahun G1P0A0 Hamil 31 Minggu dengan Eklamsia 一名19岁的G1P0A0妇女怀孕31周患有Eklamsia
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48610
Himawan Sasongko, Danu Soesilowati
Tiga penyebab utama kematian ibu di dunia adalah perdarahan (30%), preeklampsia (25%), dan infeksi (12%). Sebagai salah satu dari tiga besar penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, insiden preeklamsia di Indonesia dilaporkan sebanyak 12.273 per tahun atau sekitar 5.3% dan belum menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam dua dekade terakhir. Pada kasus yang dilaporkan menunjukkan wanita 19 tahun nullipara dengan eklamsia menunjukkan manifestasi klinis berupa hipertensi dan proteinuria yang merupakan predileksi kejadian neurologis seperti kejang pada wanita hamil dengan eklamsia. Manajemen anestesi pada kasus wanita hamil dengan eklamsia harus memperhatikan beberapa hal termasuk ke dalamnya tekanan darahn dan risiko terjadinya kejang intraoperatif. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang baik dalam penentuan manajemen anestesi pada pasien tersebut.
世界上母亲死亡的三个主要原因是出血(30%)、子痫前期(25%)和感染(12%)。作为母亲和胎儿死亡率的三大原因之一,据报道,印度尼西亚的产前事件每年约为12273起,约为5.3%,但在过去20年中没有明显的恶化。据报道,一名19岁的女性患有外伤症,这表明她在临床表现为高血压和蛋白质反应,这是一种神经发育障碍,如患有子痫症的孕妇癫痫发作。患有子痫症的孕妇的麻醉药管理应该注意涉及血液压力和手术癫痫发作风险的一些因素。因此,在确定病人的麻醉管理方面需要良好的考虑。
{"title":"Seorang Wanita 19 tahun G1P0A0 Hamil 31 Minggu dengan Eklamsia","authors":"Himawan Sasongko, Danu Soesilowati","doi":"10.14710/jai.v0i0.48610","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48610","url":null,"abstract":"Tiga penyebab utama kematian ibu di dunia adalah perdarahan (30%), preeklampsia (25%), dan infeksi (12%). Sebagai salah satu dari tiga besar penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, insiden preeklamsia di Indonesia dilaporkan sebanyak 12.273 per tahun atau sekitar 5.3% dan belum menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam dua dekade terakhir. Pada kasus yang dilaporkan menunjukkan wanita 19 tahun nullipara dengan eklamsia menunjukkan manifestasi klinis berupa hipertensi dan proteinuria yang merupakan predileksi kejadian neurologis seperti kejang pada wanita hamil dengan eklamsia. Manajemen anestesi pada kasus wanita hamil dengan eklamsia harus memperhatikan beberapa hal termasuk ke dalamnya tekanan darahn dan risiko terjadinya kejang intraoperatif. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang baik dalam penentuan manajemen anestesi pada pasien tersebut.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121038244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MEDICATION ERRORS AMONG THE ANESTHETIC HEALTH CARE PROVIDERS AND THE ROLE OF DRUG DOSAGE CALCULATOR APPLICATIONS IN THEIR PREVENTION 麻醉卫生保健提供者用药错误及药物剂量计算器应用在预防用药错误中的作用
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.43116
Mayang Indah Lestari, SpAn, KIC
This article is an exploration of the utilization of drug dosage calculators in the field of anesthesiology setting. As a part of predicaments in patient safety, a medication error is one of the most expensive problems in the treatment process faced by healthcare institutions. This article firstly debriefs the definition of medication error and its general classification based on the treatment process. Wrong dose calculation has become one of the most frequent medication errors, especially among anesthesiology-care providers. This article then concisely defines the side effects of commonly-used anesthesia drugs in critical and perioperative care. This article examines medication errors prevalence among anesthesiologists and investigates the line between several risk factors and wrong dosage calculation. Finally, this article concludes with the elucidation of current trends of drug dosage calculators and several studies that aim to validate and prove the efficacy of those applications.
本文对药物剂量计算器在麻醉学设置领域的应用进行了探讨。作为患者安全困境的一部分,用药错误是医疗机构在治疗过程中面临的最昂贵的问题之一。本文首先阐述了用药错误的定义,并结合治疗过程对用药错误进行了一般分类。错误的剂量计算已成为最常见的用药错误之一,特别是在麻醉护理提供者。本文简要介绍了常用麻醉药物在危重期和围手术期的副作用。本文调查了麻醉医师用药错误的发生率,并调查了几种危险因素与错误剂量计算之间的关系。最后,本文总结了药物剂量计算器的发展趋势和一些旨在验证和证明这些应用的有效性的研究。
{"title":"MEDICATION ERRORS AMONG THE ANESTHETIC HEALTH CARE PROVIDERS AND THE ROLE OF DRUG DOSAGE CALCULATOR APPLICATIONS IN THEIR PREVENTION","authors":"Mayang Indah Lestari, SpAn, KIC","doi":"10.14710/jai.v0i0.43116","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.43116","url":null,"abstract":"This article is an exploration of the utilization of drug dosage calculators in the field of anesthesiology setting. As a part of predicaments in patient safety, a medication error is one of the most expensive problems in the treatment process faced by healthcare institutions. This article firstly debriefs the definition of medication error and its general classification based on the treatment process. Wrong dose calculation has become one of the most frequent medication errors, especially among anesthesiology-care providers. This article then concisely defines the side effects of commonly-used anesthesia drugs in critical and perioperative care. This article examines medication errors prevalence among anesthesiologists and investigates the line between several risk factors and wrong dosage calculation. Finally, this article concludes with the elucidation of current trends of drug dosage calculators and several studies that aim to validate and prove the efficacy of those applications.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116303440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbandingan Rasio Lingkar Leher Terhadap Jarak Tiromental dengan Skor Mallampati dan Jarak Tiromental Sebagai Prediktor Kesulitan Visualisasi Laring pada Pasien Bedah Elektif Di RSUPN Cipto Mangunkusumo 颈围与甲状腺距离的对照,跳得分为mallaing分数,和甲状腺距离为RSUPN Cipto Mangunkusumo的选型手术病人的口腔可视化困难
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.47360
Riyadh Firdaus, Arif H. M. Marsaban, Roniza Basri
Latar belakang: Skor mallampati dan jarak tiromental (TMD) banyak digunakan sebagai prediktor kesulitan visualisasi laring preoperatif, namun akurasi kedua penanda tersebut masih dipertanyakan.Tujuan: Penelitian ini mengevaluasi prediktor kesulitan visualisasi laring (difficult visualization of larynx, DVL) preoperatif baru yaitu rasio lingkar leher (NC) terhadap jarak tiromental TMD dibandingkan dengan skor mallampati dan jarak tiromental.Metode: Sebanyak 217 pasien yang menjalani anestesi umum untuk bedah elektif dievaluasi dengan menggunakan skor mallampati, TMD dan rasio NC/TMD. Dan titik potong untuk masing-masing prediktor jalan napas adalah skor mallampati III dan IV, < 6,5 cm, ≥ 5. Pada saat dilakukan laringoskopi langsung, visualisasi laring dinilai berdasarkan klasifikasi cormack lehane (CL). Skor CL derajat III dan IV dianggap sulit visualisasi. Kemudian ditentukan dan dibandingkan nilai area dibawah kurva (AUC), sensitifitas, spesifisitas untuk setiap prediktor jalan napas.Hasil: Pada penelitian ini, dari 217 subjek penelitian, mudah dalam visualisasi laring (easy visualization of larynx, EVL) didapatkan 197 orang (90,8%), sedangkan sulit dalam visualisasi laring (DVL) sebanyak 20 orang (9,2%). Kemudian didapatkan hasil TMD dengan kesulitan visualisasi laring pada DVL sebesar 28% dan EVL sebesar 72% (p=0,000), sedangan rasio NC/TMD dibandingkan dengan kesulitan visualisasi didapatkan 22,4% pada DVL dan 77,6% pada EVL (p=0,000). Area dibawah curve (AUC) rasio NC/TMD (96,2%) lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati (64%) dan TMD (83%).Kesimpulan: Akurasi rasio NC/TMD lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati dan TMD.
背景:跳摄分数和甲状腺距离(TMD)被广泛用于预测喉可视化介质的困难,但这两个标记的准确性仍有问题。目的:本研究评估了larynx, DVL的视觉困难预测因素,即新的额围(NC)与TMD甲状腺距离的比值与反跳分数和甲状腺距离的比值(NC)。方法:217名接受过全麻醉药治疗的患者使用跳马拉分数、TMD和NC/TMD比率进行评估。每人剪点,预测是气道mallampati III和IV, < 6.5厘米,分数≥5。刚进行的喉镜检查时,通过cormack lehane (CL)的分类来进行清晰度的分析。CL 3和4的分数被认为是难以想象的。然后确定并比较曲线下的区域值、敏感性、任何呼吸预测器的特性。结果:在217项研究中,研究对象中,larynx的可视化很容易找到197人(90.8%),而在DVL中很难找到20人(9.2%)。然后在DVL中获得TMD结果为28%,EVL为72% (p=工具),而NC/TMD比率为72% (p=工具)。曲线下的区域(AUC) NC/TMD(96.2%)比跳绳得分(64%)和TMD(83%)要好。结论:NC/TMD比领先于mallajury和TMD分数要好。
{"title":"Perbandingan Rasio Lingkar Leher Terhadap Jarak Tiromental dengan Skor Mallampati dan Jarak Tiromental Sebagai Prediktor Kesulitan Visualisasi Laring pada Pasien Bedah Elektif Di RSUPN Cipto Mangunkusumo","authors":"Riyadh Firdaus, Arif H. M. Marsaban, Roniza Basri","doi":"10.14710/jai.v0i0.47360","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.47360","url":null,"abstract":"Latar belakang: Skor mallampati dan jarak tiromental (TMD) banyak digunakan sebagai prediktor kesulitan visualisasi laring preoperatif, namun akurasi kedua penanda tersebut masih dipertanyakan.Tujuan: Penelitian ini mengevaluasi prediktor kesulitan visualisasi laring (difficult visualization of larynx, DVL) preoperatif baru yaitu rasio lingkar leher (NC) terhadap jarak tiromental TMD dibandingkan dengan skor mallampati dan jarak tiromental.Metode: Sebanyak 217 pasien yang menjalani anestesi umum untuk bedah elektif dievaluasi dengan menggunakan skor mallampati, TMD dan rasio NC/TMD. Dan titik potong untuk masing-masing prediktor jalan napas adalah skor mallampati III dan IV, < 6,5 cm, ≥ 5. Pada saat dilakukan laringoskopi langsung, visualisasi laring dinilai berdasarkan klasifikasi cormack lehane (CL). Skor CL derajat III dan IV dianggap sulit visualisasi. Kemudian ditentukan dan dibandingkan nilai area dibawah kurva (AUC), sensitifitas, spesifisitas untuk setiap prediktor jalan napas.Hasil: Pada penelitian ini, dari 217 subjek penelitian, mudah dalam visualisasi laring (easy visualization of larynx, EVL) didapatkan 197 orang (90,8%), sedangkan sulit dalam visualisasi laring (DVL) sebanyak 20 orang (9,2%). Kemudian didapatkan hasil TMD dengan kesulitan visualisasi laring pada DVL sebesar 28% dan EVL sebesar 72% (p=0,000), sedangan rasio NC/TMD dibandingkan dengan kesulitan visualisasi didapatkan 22,4% pada DVL dan 77,6% pada EVL (p=0,000). Area dibawah curve (AUC) rasio NC/TMD (96,2%) lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati (64%) dan TMD (83%).Kesimpulan: Akurasi rasio NC/TMD lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati dan TMD.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123735641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Cardiorenal Syndrome Cardiorenal综合症
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.46154
Shirly Lucas
Cardiorenal syndrome (CRS) is a condition in which kidney disease and heart disease occur simultaneously and progresses rapidly. The disorder itself can start from the heart or kidneys. In the context of renal disease as the cause of the disorder, diseases such as atherosclerosis, arteriosclerosis, endothelial dysfunction, and uremic cardiomyopathy are cardiovascular pathological manifestations of CRS. In cases where heart disease is the primary disease, it is the disturbance of cardiovascular dynamics, neurohormonal activation and inflammatory factors that are involved in the initial deterioration of renal function and progressive kidney disease.The word sepsis was first used more than 2000 years ago in ancient Greek literature, referenced by Homer, Hippocrates, Aristotle, Plutarch, and Galen to describe the breakdown of organic matter. In early 1989, Robert Bone introduced the concept of the “sepsis syndrome” as “a systemic response to a documented or suspected infection and at least one organ dysfunction”; consists of hypothermia/hyperthermia, tachycardia, tachypnea, infection, and end-organ dysfunction due to hypoperfusion.More modern definitions of sepsis are based on the concept of SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome), a term that describes immune complexes in response to infection and is also used to describe the clinical features associated with that response. The clinical use of SIRS describes a disorder of respiratory rate, heart rate, temperature, and leukocyte count. If there are 2 of the 4 criteria below, SIRS can be established: breaths > 20 breaths per minute or PaCo2 <32 mmHg, pulse rate >90 beats per minute, temperature >38oC or <36oC, and leukocytes >12,000/mm3 or <4,000/mm3. The guidelines state that sepsis is SIRS with suspected or proven infection, whereas severe sepsis describes patients who meet the criteria for sepsis and with organ dysfunction. At its worst, septic shock is defined as “characteristic acute circulatory failure with persistent arterial hypotension (including systolic <90 mmHg, MAP <65 mmHg, or a drastic fall in systolic blood pressure >40 mmHg from baseline systolic pressure after adequate fluid resuscitation). which cannot be explained by any other reason.
心肾综合征(CRS)是一种肾脏疾病和心脏疾病同时发生且进展迅速的疾病。这种疾病本身可以从心脏或肾脏开始。在以肾脏疾病为病因的背景下,动脉粥样硬化、动脉硬化、内皮功能障碍、尿毒症性心肌病等疾病均为CRS的心血管病理表现。在以心脏病为原发疾病的情况下,心血管动力学、神经激素激活和炎症因子的紊乱参与了肾功能的初始恶化和肾脏疾病的进展。脓毒症这个词最早出现在2000多年前的古希腊文学中,荷马、希波克拉底、亚里士多德、普鲁塔克和盖伦都用它来描述有机物的分解。1989年初,罗伯特·伯恩(Robert Bone)引入了“败血症综合征”的概念,将其定义为“对记录或疑似感染和至少一个器官功能障碍的全身反应”;包括低体温/高热,心动过速,呼吸急促,感染和末端器官功能障碍由于灌注不足。脓毒症更现代的定义是基于SIRS(全身性炎症反应综合征)的概念,这一术语描述了免疫复合物对感染的反应,也用于描述与该反应相关的临床特征。SIRS的临床应用描述了呼吸频率、心率、体温和白细胞计数的紊乱。如果有以下4个标准中的2个,则可以建立SIRS:呼吸>每分钟20次或PaCo2每分钟90次,体温>38oC或12,000/mm3或40 mmHg(充分液体复苏后基线收缩压)。这是任何其他原因都无法解释的。
{"title":"Cardiorenal Syndrome","authors":"Shirly Lucas","doi":"10.14710/jai.v0i0.46154","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.46154","url":null,"abstract":"Cardiorenal syndrome (CRS) is a condition in which kidney disease and heart disease occur simultaneously and progresses rapidly. The disorder itself can start from the heart or kidneys. In the context of renal disease as the cause of the disorder, diseases such as atherosclerosis, arteriosclerosis, endothelial dysfunction, and uremic cardiomyopathy are cardiovascular pathological manifestations of CRS. In cases where heart disease is the primary disease, it is the disturbance of cardiovascular dynamics, neurohormonal activation and inflammatory factors that are involved in the initial deterioration of renal function and progressive kidney disease.The word sepsis was first used more than 2000 years ago in ancient Greek literature, referenced by Homer, Hippocrates, Aristotle, Plutarch, and Galen to describe the breakdown of organic matter. In early 1989, Robert Bone introduced the concept of the “sepsis syndrome” as “a systemic response to a documented or suspected infection and at least one organ dysfunction”; consists of hypothermia/hyperthermia, tachycardia, tachypnea, infection, and end-organ dysfunction due to hypoperfusion.More modern definitions of sepsis are based on the concept of SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome), a term that describes immune complexes in response to infection and is also used to describe the clinical features associated with that response. The clinical use of SIRS describes a disorder of respiratory rate, heart rate, temperature, and leukocyte count. If there are 2 of the 4 criteria below, SIRS can be established: breaths > 20 breaths per minute or PaCo2 <32 mmHg, pulse rate >90 beats per minute, temperature >38oC or <36oC, and leukocytes >12,000/mm3 or <4,000/mm3. The guidelines state that sepsis is SIRS with suspected or proven infection, whereas severe sepsis describes patients who meet the criteria for sepsis and with organ dysfunction. At its worst, septic shock is defined as “characteristic acute circulatory failure with persistent arterial hypotension (including systolic <90 mmHg, MAP <65 mmHg, or a drastic fall in systolic blood pressure >40 mmHg from baseline systolic pressure after adequate fluid resuscitation). which cannot be explained by any other reason.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133580965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PENGARUH PENGGUNAAN SEVOFLURANE DAN ISOFLURANE TERHADAP POSTOPERATIVE COGNITIVE DYSFUNCTION PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI LAPAROTOMI SALPINGO OOFOREKTOMI
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.27379
A. Baskoro
Latar Belakang : Postoperative cognitive dysfunction (POCD) merupakan penurunan kemampuan kognitif seseorang pasca operasi yang berhubungan erat dengan kesehatan pasien, lama perawatan, tingkat morbiditas, mortalitas, keterlambatan penyembuhan, dan penurunan kualitas hidup. POCD dapat terjadi pada 15-25% pasien yang menjalani operasi, umumnya pada operasi dengan pembiusan umum. POCD dapat didiagnosa menggunakan instrumen skrining disfungsi kognitif ringan, diantaranya adalah menggunakan tes MOCA-INA yang memiliki nilai spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Agen anestesi inhalasi sering disebut sebagai salah satu faktor pemicu POCD karena perannya dalam peningkatan agregasi Aβ dan kemampuannya dalam mencegah transmisi kolinergik. Secara teoritis, isofluran lebih unggul daripada sevofluran karena memiliki sifat neuroprotektif.Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan sevoflurane dan isoflurane terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.Metode : Sebanyak 20 pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi dimasukkan dalam penelitian randomized clinical trial. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu  kelompok yang menggunakan agen anestesi inhalasi sevoflurane (kel. 1) dan isoflurane (kel. 2) untuk pemeliharaan anestesi. Kedua kelompok dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MOCA-INA satu hari sebelum dan tiga hari sesudah operasi untuk menilai tingkat kognitifnya. Kejadian POCD ditandai dengan penurunan nilai MOCA-INA minimal sebesar 20% dari nilai awal.Hasil : Dari kedua kelompok tidak didapatkan subjek yang mengalami POCD, dan tidak ada perbedaan perubahan nilai kognitif yang bermakna antara kelompok 1 dan kelompok 2.Simpulan : Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan sevoflurane dan isoflurane yang bermakna secara statistik terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.
背景:认知功能障碍(POCD)是指术后与患者健康、长期护理、发病率、死亡率、治疗延迟和生活质量下降等关系密切的人的认知能力下降。POCD可能发生在15-25%的接受手术的患者中,通常是常见的麻醉手术。POCD可以被诊断为使用轻认知功能测试,其中包括使用具有高度特殊和敏感性的moca测试。吸入麻醉探员通常被称为POCD的因素之一,因为她的角色中增加集合Aβ和能力防止kolinergik传输。理论上讲,一种比sevofluran优越的战术系统,因为它有一种神经保护特性。目的:了解sevoflurane和isoflurane对POCD症状的不同影响,这些患者接受了salpingo ooforectomi手术。方法:20名接受过腹腔镜手术的病人被包括在randomimized临床试验中。患者被分为两组,一组使用sevoflurane雾化器(ex)。1)和isoflurane(前。2)用于麻醉维修。两组采访都使用手术前一天和手术后三天的momata ina问卷进行评估,以评估其认知水平。POCD事件的特点是moca ina值至少下降了20%。结果:两组均未获得有强迫症的受试者,一组和二组之间没有明显的认知价值变化。结论:sevoflurane和isoflurane在做腹腔镜手术的患者中对POCD有统计意义的影响没有什么不同。
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN SEVOFLURANE DAN ISOFLURANE TERHADAP POSTOPERATIVE COGNITIVE DYSFUNCTION PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI LAPAROTOMI SALPINGO OOFOREKTOMI","authors":"A. Baskoro","doi":"10.14710/jai.v0i0.27379","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.27379","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Postoperative cognitive dysfunction (POCD) merupakan penurunan kemampuan kognitif seseorang pasca operasi yang berhubungan erat dengan kesehatan pasien, lama perawatan, tingkat morbiditas, mortalitas, keterlambatan penyembuhan, dan penurunan kualitas hidup. POCD dapat terjadi pada 15-25% pasien yang menjalani operasi, umumnya pada operasi dengan pembiusan umum. POCD dapat didiagnosa menggunakan instrumen skrining disfungsi kognitif ringan, diantaranya adalah menggunakan tes MOCA-INA yang memiliki nilai spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Agen anestesi inhalasi sering disebut sebagai salah satu faktor pemicu POCD karena perannya dalam peningkatan agregasi Aβ dan kemampuannya dalam mencegah transmisi kolinergik. Secara teoritis, isofluran lebih unggul daripada sevofluran karena memiliki sifat neuroprotektif.Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan sevoflurane dan isoflurane terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.Metode : Sebanyak 20 pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi dimasukkan dalam penelitian randomized clinical trial. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu  kelompok yang menggunakan agen anestesi inhalasi sevoflurane (kel. 1) dan isoflurane (kel. 2) untuk pemeliharaan anestesi. Kedua kelompok dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MOCA-INA satu hari sebelum dan tiga hari sesudah operasi untuk menilai tingkat kognitifnya. Kejadian POCD ditandai dengan penurunan nilai MOCA-INA minimal sebesar 20% dari nilai awal.Hasil : Dari kedua kelompok tidak didapatkan subjek yang mengalami POCD, dan tidak ada perbedaan perubahan nilai kognitif yang bermakna antara kelompok 1 dan kelompok 2.Simpulan : Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan sevoflurane dan isoflurane yang bermakna secara statistik terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124409180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Melatonin terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar Model Luka Bakar dalam Kurun Waktu Dua Hari
Pub Date : 2021-10-25 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49577
Shafira Dian Prameswari, Ardana Tri Arianto, Purwoko Purwoko, S. Santoso
Latar Belakang: Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut bisa disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, maupun uap panas), radiasi, listrik, kimia. Pemberian melatonin mampu menjadi salah satu terapi pada penderita luka bakar. Dalam terapi luka bakar melatonin berperan dalam mengurangi stress oksidatif dan peradangan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental yang dilakukan pada laboratorium dengan metode randomized control group pre test dan post test. Tikus yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 12 yang akan dibagi menjadi 2 kelompok: K1−kelompok kontrol dan K2−kelompok perlakuan yang diinjeksi melatonin. Data akan dilakukan uji distribusinya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika distribusi data normal uji hipotesis dilakukan dengan Independent T-test dan Paired T-test namun jika distribusi data tidak normal dapat dilakukan uji Mann-Whitney.Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat penurunan kadar leukosit yang signifikan sebesar 6,483 x 109/L pada K2 secara signifikan yang didukung dengan uji hipotesis Paired T-test yang menunjukkan perbandingan kadar leukosit pada T1 dan T3 didapatkan nilai P = 0,01 yang berarti signifikan dan dikatakan signifikan apabila P < 0,05Kesimpulan: Terdapat pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).
背景:烧伤是身体表面接触产生直接或间接接触热量的物体引起的损伤。它可能是由热量(火,液体,热脂肪,蒸汽),辐射,电,化学引起的。褪黑激素治疗烧伤患者之一。在褪黑激素烧伤治疗中,它有助于减少氧化压力和炎症。目的:本研究的目的是确定褪黑激素对威斯塔尔鼠灼伤水平的影响(在两天之内)。方法:在实验室进行的实验研究采用了在测试前和测试后进行的随机控制方法。用于这项研究共有12的老鼠将分为两组:K1−对照组和K2−团体腮上褪黑素的待遇。数据将通过shapirowilk检测进行分配测试。如果正常的数据分布测试是通过独立测试和配对测试进行的,但如果不正常的数据分布可以通过曼-惠特尼测试进行。结果:从结果的研究有重大的白细胞水平下降高达6,483显著K2×109 / L的支持和测试假设Paired T-test显示白细胞水平比较的有意义的T1和T3得到了价值P = 0,01,据说显著当P < 0,05Kesimpulan:褪黑激素有影响白细胞水平wistar鼠模型在两天时间内(烧伤)。
{"title":"Pengaruh Melatonin terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar Model Luka Bakar dalam Kurun Waktu Dua Hari","authors":"Shafira Dian Prameswari, Ardana Tri Arianto, Purwoko Purwoko, S. Santoso","doi":"10.14710/jai.v0i0.49577","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49577","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut bisa disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, maupun uap panas), radiasi, listrik, kimia. Pemberian melatonin mampu menjadi salah satu terapi pada penderita luka bakar. Dalam terapi luka bakar melatonin berperan dalam mengurangi stress oksidatif dan peradangan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental yang dilakukan pada laboratorium dengan metode randomized control group pre test dan post test. Tikus yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 12 yang akan dibagi menjadi 2 kelompok: K1−kelompok kontrol dan K2−kelompok perlakuan yang diinjeksi melatonin. Data akan dilakukan uji distribusinya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika distribusi data normal uji hipotesis dilakukan dengan Independent T-test dan Paired T-test namun jika distribusi data tidak normal dapat dilakukan uji Mann-Whitney.Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat penurunan kadar leukosit yang signifikan sebesar 6,483 x 109/L pada K2 secara signifikan yang didukung dengan uji hipotesis Paired T-test yang menunjukkan perbandingan kadar leukosit pada T1 dan T3 didapatkan nilai P = 0,01 yang berarti signifikan dan dikatakan signifikan apabila P < 0,05Kesimpulan: Terdapat pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125024885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1