首页 > 最新文献

JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

英文 中文
Penggunaan Fentanyl pada Pasien Sakit Kritis COVID-19 芬太尼在病患者COVID-19的使用
Pub Date : 2020-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V12I3.32872
Andi Muhammad Takdir Musba, Haizah Nurdin
Latar Belakang: Nyeri merupakan salah satu masalah utama pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Kombinasi antara pressor response akibat nyeri dengan gangguan oksigenasi pada Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dapat berdampak negatif pada pasien, sehingga menghambat pemulihannya. Opioid sering digunakan untuk mengatasi nyeri di ICU. Namun, efek sampingnya, terutama efek imunosupresif pada pasien COVID-19 masih belum jelas. Opioid dianggap berpotensi memperburuk infeksi COVID-19 dan dapat menyebabkan efek depresi pernapasan pada pasien COVID-19 yang sakit kritis, namun masih kontroversial.Kasus: Wanita, 53 tahun dirawat di unit perawatan intensif dengan pneumonia bilateral yang terkonfirmasi COVID-19. Pasien diberikan fentanyl intravena secara kontinyu sebagai analgesia selama perawatan bantuan pernapasan dengan intubasi endotrakeal dan ventilator mekanis. Pasien menerima opioid fentanyl selama lebih dari seminggu sampai lepas dari ventilasi mekanis dan kemudian diekstubasi. Setelah ekstubasi, pasien mendapat terapi oksigen dengan high flow nasal cannula (HFNC) hingga tidak membutuhkan suplemen oksigen. Pasien keluar dari unit perawatan intensif setelah 14 hari perawatan.Pembahasan: Dengan menggunakan analgesia opioid fentanyl pada pasien ini, analgesia yang baik dapat tercapai. Penilaian analgesia selama ventilasi mekanis menggunakan behaviour pain scale dan terlihat respons yang baik pada pasien ini. Pasien tidak mengalami infeksi yang semakin parah seperti yang ditakutkan dengan penggunaan opioid pada pasien kritis, namun kemungkinan peran imunosupresif dari opioid masih perlu ditelusuri lebih lanjut.Kesimpulan: Penggunaan opioid fentanyl dapat memberikan analgesia yang baik pada pasien COVID-19 yang sakit kritis dengan luaran pasien yang baik.
背景:疼痛是重症监护室患者的主要问题之一。2019年病毒日冕氧化障碍(COVID-19)的疼痛抑制反应与2019年病毒日冕氧化障碍(COVID-19)的结合可能对患者产生负面影响,从而阻碍他们的康复。阿片类药物常用于治疗重症监护室的疼痛。然而,患者COVID-19的副作用尤其明显。阿片类药物被认为是COVID-19感染的潜在恶化,可能会对重伤但仍有争议的COVID-19患者产生呼吸抑郁的影响。案件:一名53岁的妇女在重症监护室接受双侧肺炎确诊的COVID-19。患者在呼吸辅助治疗过程中通过气管插管和机械呼吸机进行持续镇痛。患者服用芬太尼阿片类药物已经有一个多星期了,直到它们从机械通风中释放出来,然后排出体外。排泄后,患者接受高流动鼻插管(HFNC)的氧气治疗,因此不需要氧气补充剂。患者经过14天的治疗后出院。讨论:通过在患者中使用阿片类苯酚,可以达到良好的镇痛。机械通风过程中的镇痛评估使用的是疼痛样本,似乎对这个病人有很好的反应。患者并没有像在危重患者中使用阿片类药物那样经历更严重的感染,但阿片类药物的免疫功能可能还需要进一步追踪。结论:使用阿片类苯酚可以给病重病重的COVID-19患者一种镇痛剂。
{"title":"Penggunaan Fentanyl pada Pasien Sakit Kritis COVID-19","authors":"Andi Muhammad Takdir Musba, Haizah Nurdin","doi":"10.14710/JAI.V12I3.32872","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.32872","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyeri merupakan salah satu masalah utama pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Kombinasi antara pressor response akibat nyeri dengan gangguan oksigenasi pada Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dapat berdampak negatif pada pasien, sehingga menghambat pemulihannya. Opioid sering digunakan untuk mengatasi nyeri di ICU. Namun, efek sampingnya, terutama efek imunosupresif pada pasien COVID-19 masih belum jelas. Opioid dianggap berpotensi memperburuk infeksi COVID-19 dan dapat menyebabkan efek depresi pernapasan pada pasien COVID-19 yang sakit kritis, namun masih kontroversial.Kasus: Wanita, 53 tahun dirawat di unit perawatan intensif dengan pneumonia bilateral yang terkonfirmasi COVID-19. Pasien diberikan fentanyl intravena secara kontinyu sebagai analgesia selama perawatan bantuan pernapasan dengan intubasi endotrakeal dan ventilator mekanis. Pasien menerima opioid fentanyl selama lebih dari seminggu sampai lepas dari ventilasi mekanis dan kemudian diekstubasi. Setelah ekstubasi, pasien mendapat terapi oksigen dengan high flow nasal cannula (HFNC) hingga tidak membutuhkan suplemen oksigen. Pasien keluar dari unit perawatan intensif setelah 14 hari perawatan.Pembahasan: Dengan menggunakan analgesia opioid fentanyl pada pasien ini, analgesia yang baik dapat tercapai. Penilaian analgesia selama ventilasi mekanis menggunakan behaviour pain scale dan terlihat respons yang baik pada pasien ini. Pasien tidak mengalami infeksi yang semakin parah seperti yang ditakutkan dengan penggunaan opioid pada pasien kritis, namun kemungkinan peran imunosupresif dari opioid masih perlu ditelusuri lebih lanjut.Kesimpulan: Penggunaan opioid fentanyl dapat memberikan analgesia yang baik pada pasien COVID-19 yang sakit kritis dengan luaran pasien yang baik.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115702855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Potensi Pemberian Tocilizumab pada Pasien COVID-19 Di ICU RSUD Ulin Banjarmasin 在Ulin Banjarmasin RSUD -19重症监护室的COVID-19患者体内有潜在的芽甘蓝
Pub Date : 2020-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V12I3.32905
Rohmantuah Trada Purba, Mahendratama Purnama Adhi, Erna Kusumawardhani, R. Hardian, A. L. Tobing
Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit pandemi yang menjadi masalah global yang melanda seluruh dunia. Manifestasi klinis dan tingkat keparahan penyakit COVID-19 sangat bervariasi. Pada pasien COVID-19 derajat kritis yang memerlukan perawatan di intensive care unit (ICU) telah ditemukan adanya proses badai sitokin yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas. Interleukin-6 (IL-6) berperan dalam terjadinya badai sitokin.Kasus: Berikut kami laporkan serial kasus 5 pasien COVID-19 terkonfirmasi positif derajat sedang-kritis yang diberikan tocilizumab (TCZ) sebagai suatu IL-6 inhibitor yang memiliki potensi terapi menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien COVID-19 derajat berat-kritis.Pembahasan: Dari 5 pasien yang diberikan TCZ, didapatkan hasil 3 pasien bisa pulang dan 2 pasien meninggal. Terdapat potensi pemberian IL-6 inhibitor karena dari patofisiologi penyakit COVID-19 yang berkaitan dengan IL-6 dan badai sitokin. IL-6 inhibitor dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas dengan mencegah terjadinya badai sitokin. Hal ini diukur menggunakan evaluasi onset penyakit, kadar biomarker inflamasi dan gangguan koagulasi yang sering diteliti pada pasien COVID-19 seperti c-reactive protein (CRP), lactate dehydrogenase (LDH), D-Dimer dan ferritin.Kesimpulan: Pemberian TCZ memiliki potensi efek terapeutik jika diberikan pada onset penyakit <10 hari. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai efek terapeutik dan timing pemberian yang tepat.
背景:2019年疾病日冕病毒(COVID-19)是一种全球性疾病,已成为席卷全球的全球性问题。COVID-19疾病的临床表现和严重程度各不相同。在COVID-19急诊患者中,需要重症监护的治疗,发现了一种细胞因子风暴过程,增加了死亡率和发病率。白细胞介素6 (y -6)在细胞因子风暴中起作用。病例:以下我们报告了一系列病例,5名COVID-19患者的危重等级确认为TCZ (TCZ),这是一种具有治疗潜力的il6种抑制剂,其潜在的治疗方法降低了患者的死亡率和发病率。讨论:在TCZ的5名患者中,获得了3名患者回家的结果,2名患者死亡。与ilsd -19相关的COVID-19和细胞因子风暴有关的病理学生理学家有可能提供-6抑制剂。c -6抑制剂可以通过预防细胞因子风暴来降低死亡率和发病率。它是用疾病的onset评价、炎症生物标记和经常研究的凝血酶紊乱,如cdh、lactate dehydrogen -19、D-Dimer和ferritin患者。结论:如果在疾病引发时间<10天之内,TCZ的赠与可能具有治疗效果。需要进一步的研究来评估治疗效果和适当的分配时间。
{"title":"Potensi Pemberian Tocilizumab pada Pasien COVID-19 Di ICU RSUD Ulin Banjarmasin","authors":"Rohmantuah Trada Purba, Mahendratama Purnama Adhi, Erna Kusumawardhani, R. Hardian, A. L. Tobing","doi":"10.14710/JAI.V12I3.32905","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.32905","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit pandemi yang menjadi masalah global yang melanda seluruh dunia. Manifestasi klinis dan tingkat keparahan penyakit COVID-19 sangat bervariasi. Pada pasien COVID-19 derajat kritis yang memerlukan perawatan di intensive care unit (ICU) telah ditemukan adanya proses badai sitokin yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas. Interleukin-6 (IL-6) berperan dalam terjadinya badai sitokin.Kasus: Berikut kami laporkan serial kasus 5 pasien COVID-19 terkonfirmasi positif derajat sedang-kritis yang diberikan tocilizumab (TCZ) sebagai suatu IL-6 inhibitor yang memiliki potensi terapi menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien COVID-19 derajat berat-kritis.Pembahasan: Dari 5 pasien yang diberikan TCZ, didapatkan hasil 3 pasien bisa pulang dan 2 pasien meninggal. Terdapat potensi pemberian IL-6 inhibitor karena dari patofisiologi penyakit COVID-19 yang berkaitan dengan IL-6 dan badai sitokin. IL-6 inhibitor dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas dengan mencegah terjadinya badai sitokin. Hal ini diukur menggunakan evaluasi onset penyakit, kadar biomarker inflamasi dan gangguan koagulasi yang sering diteliti pada pasien COVID-19 seperti c-reactive protein (CRP), lactate dehydrogenase (LDH), D-Dimer dan ferritin.Kesimpulan: Pemberian TCZ memiliki potensi efek terapeutik jika diberikan pada onset penyakit <10 hari. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai efek terapeutik dan timing pemberian yang tepat.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124059804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Penggunaan Heparin Dosis Tinggi pada Pasien COVID-19 dengan ARDS dan Hipertensi di Unit Perawatan Intensif (ICU) 重症监护室重症监护室病人科维德-19的高剂量肝素使用
Pub Date : 2020-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V12I3.34246
Taufik Eko Nugroho, Mochamat Mochamat, Famila Famila
Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di Cina, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebar lebih cepat pada populasi manusia dan dalam waktu singkat berkembang menjadi pandemi di seluruh dunia. Sebagian besar kasus yang berujung pada kematian dilaporkan terkomplikasi dengan koagulopati dan disseminated intravascular cogulation (DIC).Kasus: Seorang laki-laki terkonfirmasi positif COVID-19 berusia 50 tahun dengan sesak, batuk dan demam dan komorbiditas hipertensi dirujuk ke intensive care unit (ICU), selama di ICU pasien mendapat terapi heparin dengan dosis terapi dengan melihat kadar aPTT. Setelah perawatan intensif selama 14 hari, pasien mengalami perbaikan yang signifikan.Pembahasan: Pasien dengan infeksi COVID-19 yang progresif dan parah dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) seringkali ditemukan dengan kadar D-dimer dan fibrinogen yang sangat tinggi, yang berujung pada keadaan hiperkoagulasi. Penggunaan antikoagulan untuk pasien dengan COVID-19 yang parah telah. Banyak institusi telah menerapkan penggunaan antikoagulan dosis penuh secara empiris berdasarkan risiko venous thrombo embolism (VTE) dan insiden rendah perdarahan (3-5%).Kesimpulan: Penggunaan antikoagulan, khususnya unfractionatedheparin (UFH) dengan dosis lebih tinggi, direkomendasikan untuk pasien dengan COVID-19 yang parah, meskipun belum ada panduan yang mutlak. 
背景:2019年12月在中国首次报道的Corona病毒(COVID-19)是由sarrs - cov -2病毒引起的一种疾病,这种病毒在人类中传播得更快,很快就发展成全球性的大流行。据报道,大多数导致死亡的病例都与凝血剂和血管血管分裂有关。病例:一名50岁的男性,20岁,身体健康经过14天的强化治疗,病人有了显著的改善。讨论:带有急性和急性急性急性急性急性急性急性急性脑脊髓炎(ARDS)感染的患者往往有高度的D-dimer和纤维蛋白原,导致高凝血状态。严重使用抗凝剂治疗患者。许多机构已经采用了基于风险静脉血栓栓塞(VTE)和低出血风险(3-5%)的全剂量抗凝剂。结论:使用高剂量的抗凝剂(UFH),建议给严重接受COVID-19的患者推荐,尽管目前还没有绝对的指导方针。
{"title":"Penggunaan Heparin Dosis Tinggi pada Pasien COVID-19 dengan ARDS dan Hipertensi di Unit Perawatan Intensif (ICU)","authors":"Taufik Eko Nugroho, Mochamat Mochamat, Famila Famila","doi":"10.14710/JAI.V12I3.34246","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.34246","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di Cina, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebar lebih cepat pada populasi manusia dan dalam waktu singkat berkembang menjadi pandemi di seluruh dunia. Sebagian besar kasus yang berujung pada kematian dilaporkan terkomplikasi dengan koagulopati dan disseminated intravascular cogulation (DIC).Kasus: Seorang laki-laki terkonfirmasi positif COVID-19 berusia 50 tahun dengan sesak, batuk dan demam dan komorbiditas hipertensi dirujuk ke intensive care unit (ICU), selama di ICU pasien mendapat terapi heparin dengan dosis terapi dengan melihat kadar aPTT. Setelah perawatan intensif selama 14 hari, pasien mengalami perbaikan yang signifikan.Pembahasan: Pasien dengan infeksi COVID-19 yang progresif dan parah dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) seringkali ditemukan dengan kadar D-dimer dan fibrinogen yang sangat tinggi, yang berujung pada keadaan hiperkoagulasi. Penggunaan antikoagulan untuk pasien dengan COVID-19 yang parah telah. Banyak institusi telah menerapkan penggunaan antikoagulan dosis penuh secara empiris berdasarkan risiko venous thrombo embolism (VTE) dan insiden rendah perdarahan (3-5%).Kesimpulan: Penggunaan antikoagulan, khususnya unfractionatedheparin (UFH) dengan dosis lebih tinggi, direkomendasikan untuk pasien dengan COVID-19 yang parah, meskipun belum ada panduan yang mutlak. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126823723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pemilihan Anestesi Regional dan Anestesi Umum Untuk Pasien COVID-19 Sebagai Upaya Mengurangi Risiko Penularan 为患者COVID-19选择区域麻醉和全身麻醉,以降低感染风险
Pub Date : 2020-07-01 DOI: 10.14710/jai.v12i2.30757
W. Nurcahyo, Gatot Nurbianto
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah sebuah pandemik yang dinyatakan oleh World Health Organization pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi ini dalam waktu singkat menyebar ke seluruh dunia. Dengan adanya pandemi ini, tenaga dan pelayanan kesehatan melakukan langkah-langkah tertentu dalam menghadapi pandemik ini. Di ruang operasi, seorang ahli anestesi diharuskan untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan menyesuaikan praktik-praktik anestesi untuk setiap pasien. Diharapkan, dengan meminimalisir sebagian besar prosedur yang menghasilkan aerosol yang biasanya terjadi selama anestesi umum, ahli anestesi mampu mengurangi pajanan terhadap sekret atau droplet pernapasan pasien dan risiko penularan virus secara perioperatif ke petugas-petugas kesehatan dan pasien-pasien lainnya. Anestesi umum dengan intervensi jalan napas serta manipulasi jalan napas yang menyebabkan pembentukan aerosol, yang dapat meningkatkan risiko kontaminasi COVID-19 di ruang operasi dan secara signifikan dapat menyebarkan pada tenaga kesehatan terhadap infeksi COVID-19 selama intubasi dan ekstubasi trakea. Karena itu, penggunaan anestesi regional menjadi kunci selama pandemi ini, karena dapat mengurangi kebutuhan untuk anestesi umum dan risiko terkait dari prosedur yang menghasilkan aerosol. Namun, pedoman tentang kinerja aman anestesi umum dan regional mengingat pandemi COVID-19 terbatas. Penulisan tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan masukan pada manajemen anestesi umum dan regional pada era pandemi COVID-19.
冠状动脉病毒(COVID-19)是2020年3月11日世界卫生组织宣布的一场大流行。这种流行病在很短的时间内蔓延到世界各地。随着大流行,卫生保健和卫生部门对大流行采取了一定的步骤。在手术室里,需要麻醉师增加预防措施并调整每个病人的麻醉措施。希望通过将通常在全身麻醉期间产生气溶胶的大部分程序最小化,麻醉师能够减少病人呼吸的旋流,并将病毒向卫生工作者和其他患者的周期性传播风险。通过对呼吸方式的干预和对呼吸方式的操作来进行全身麻醉,这可能会增加手术室中COVID-19污染物的风险,并在插管和气管插管期间显著向卫生保健工作者传播COVID-19感染的风险。因此,在大流行期间使用区域麻醉是关键,因为它可以减少对全身麻醉的需求和产生气溶胶的相关程序的风险。然而,鉴于COVID-19大流行,公共和区域麻药性能的指导方针是有限的。本文旨在概述科维-19大流行期间的区域和区域麻醉管理。
{"title":"Pemilihan Anestesi Regional dan Anestesi Umum Untuk Pasien COVID-19 Sebagai Upaya Mengurangi Risiko Penularan","authors":"W. Nurcahyo, Gatot Nurbianto","doi":"10.14710/jai.v12i2.30757","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v12i2.30757","url":null,"abstract":"Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah sebuah pandemik yang dinyatakan oleh World Health Organization pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi ini dalam waktu singkat menyebar ke seluruh dunia. Dengan adanya pandemi ini, tenaga dan pelayanan kesehatan melakukan langkah-langkah tertentu dalam menghadapi pandemik ini. Di ruang operasi, seorang ahli anestesi diharuskan untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan menyesuaikan praktik-praktik anestesi untuk setiap pasien. Diharapkan, dengan meminimalisir sebagian besar prosedur yang menghasilkan aerosol yang biasanya terjadi selama anestesi umum, ahli anestesi mampu mengurangi pajanan terhadap sekret atau droplet pernapasan pasien dan risiko penularan virus secara perioperatif ke petugas-petugas kesehatan dan pasien-pasien lainnya. Anestesi umum dengan intervensi jalan napas serta manipulasi jalan napas yang menyebabkan pembentukan aerosol, yang dapat meningkatkan risiko kontaminasi COVID-19 di ruang operasi dan secara signifikan dapat menyebarkan pada tenaga kesehatan terhadap infeksi COVID-19 selama intubasi dan ekstubasi trakea. Karena itu, penggunaan anestesi regional menjadi kunci selama pandemi ini, karena dapat mengurangi kebutuhan untuk anestesi umum dan risiko terkait dari prosedur yang menghasilkan aerosol. Namun, pedoman tentang kinerja aman anestesi umum dan regional mengingat pandemi COVID-19 terbatas. Penulisan tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan masukan pada manajemen anestesi umum dan regional pada era pandemi COVID-19.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128908671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tantangan Kompleksitas Manajemen Cedera Ledakan Bom: Pengalaman Dari Rumah Sakit Swasta Tipe B Surabaya 炸弹伤害管理的复杂性挑战:B型泗水私立医院的经验
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.22947
Nim Ak Wisnu Baroto Sp
Latar Belakang: Di seluruh dunia, kasus pengeboman meningkat dan seringkali dipakai sebagai metode terorisme. Ledakan adalah penyebab paling umum jatuhnya korban. Minggu, 13 Mei 2018, tiga buah bom meledakkan tiga gereja di Surabaya.  Dilaporkan ada 43 korban dan telah mengakibatkan 13 orang tewas saat itu juga.Kasus: Terdapat 3 kasus dilaporkan sebagai korban ledakan bom. Kesemuanya kasus dengan luas luka bakar lebih dari 50%. Kasus pertama dan ketiga disertai trauma inhalasi sehingga perlu intubasi dan ventilator. Ketiga kasus diresusitasi dengan formula Baxter dan segera mendapatkan tindakan debridement luka bakar. Pada kasus pertama dan ketiga ditemukan debris logam pada bagian tubuh pasien. Kasus pertama pasien meninggal 20 jam pasca ledakan. Kasus kedua dan ketiga tetap bertahan setelah menjalani perawatan di intensive care unit (ICU) masing-masing selama 10 dan 29 hari.Pembahasan: Trauma ledakan bom mempunyai 4 tahapan efek, yaitu primary (efek langsung tekanan), secondary (efek proyektil ledakan), tertiary (structure collapse dan terlemparnya korban), dan quarternary (luka bakar, trauma inhalasi, eksaserbasi penyakit kronis). Penanganan pasien luka bakar akibat cedera high order explosive pada hakekatnya sama dengan penanganan pasien luka bakar umumnya, berdasarkan tahapan primary dan secondary survey. Berdasar riwayat, penilaian awal dan penampakan klinis diduga ada trauma thermal jalan napas atas, proteksi jalan napas dengan intubasi segera dilakukan. Manajemen cairan kasus luka bakar untuk mempertahankan perfusi jaringan fase awal burn shock.Kesimpulan: Korban cedera ledakan seringkali menunjukkan kombinasi 4 jenis trauma (ledakan, tumpul, tembus dan thermal). Dengan mengenali gambaran unik cedera ledakan, dokter akan lebih baik dan cepat menangani korban.
背景:在世界各地,爆炸案件增加,经常被用作恐怖主义手段。爆炸是造成伤亡最常见的原因。2018年5月13日,星期日,在泗水水果炸弹炸毁三教堂。据报道,有43人死亡,造成13人死亡那一刻也。案例:有3例报告作为炸弹爆炸的受害者。所有病例面积超过50%。第一个和第三个病例伴有吸入创伤,因此需要插管和呼吸机。这三起病例与百特配方重新激活,并立即被烧伤。第三和第一例病例发现一片废墟金属存在于病人的身体部位。第一例病例病人死于20小时后爆炸。第二和第三起病例在重症监护病房治疗后持续10到29天。有四个阶段:创伤炸弹爆炸效果,讨论初级(压力),这直接影响炮弹爆炸),tertiary效应(vesalius崩溃和经文受害者),quarternary(烧伤、创伤的吸入eksaserbasi慢性疾病)。治疗烧伤的病人高阶爆炸受伤实质上等于治疗烧伤病人一般,根据小学阶段和这调查队。根据病史,初步评估和临床出现疑似有热的气道损伤,保护气道插管很快地做。液体烧伤病例管理维护网络perfusi烧伤休克的早期阶段。结论:受伤爆炸往往表现出四种组合(创伤,变得迟钝,透明的和热)。通过识别画面独特的爆炸伤害,受害者很快就会变得更好,主治医生。
{"title":"Tantangan Kompleksitas Manajemen Cedera Ledakan Bom: Pengalaman Dari Rumah Sakit Swasta Tipe B Surabaya","authors":"Nim Ak Wisnu Baroto Sp","doi":"10.14710/jai.v11i3.22947","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.22947","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Di seluruh dunia, kasus pengeboman meningkat dan seringkali dipakai sebagai metode terorisme. Ledakan adalah penyebab paling umum jatuhnya korban. Minggu, 13 Mei 2018, tiga buah bom meledakkan tiga gereja di Surabaya.  Dilaporkan ada 43 korban dan telah mengakibatkan 13 orang tewas saat itu juga.Kasus: Terdapat 3 kasus dilaporkan sebagai korban ledakan bom. Kesemuanya kasus dengan luas luka bakar lebih dari 50%. Kasus pertama dan ketiga disertai trauma inhalasi sehingga perlu intubasi dan ventilator. Ketiga kasus diresusitasi dengan formula Baxter dan segera mendapatkan tindakan debridement luka bakar. Pada kasus pertama dan ketiga ditemukan debris logam pada bagian tubuh pasien. Kasus pertama pasien meninggal 20 jam pasca ledakan. Kasus kedua dan ketiga tetap bertahan setelah menjalani perawatan di intensive care unit (ICU) masing-masing selama 10 dan 29 hari.Pembahasan: Trauma ledakan bom mempunyai 4 tahapan efek, yaitu primary (efek langsung tekanan), secondary (efek proyektil ledakan), tertiary (structure collapse dan terlemparnya korban), dan quarternary (luka bakar, trauma inhalasi, eksaserbasi penyakit kronis). Penanganan pasien luka bakar akibat cedera high order explosive pada hakekatnya sama dengan penanganan pasien luka bakar umumnya, berdasarkan tahapan primary dan secondary survey. Berdasar riwayat, penilaian awal dan penampakan klinis diduga ada trauma thermal jalan napas atas, proteksi jalan napas dengan intubasi segera dilakukan. Manajemen cairan kasus luka bakar untuk mempertahankan perfusi jaringan fase awal burn shock.Kesimpulan: Korban cedera ledakan seringkali menunjukkan kombinasi 4 jenis trauma (ledakan, tumpul, tembus dan thermal). Dengan mengenali gambaran unik cedera ledakan, dokter akan lebih baik dan cepat menangani korban.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115129806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbandingan Efektivitas Anestesi Spinal Menggunakan Bupivakain Hiperbarik dengan Bupivakain Isobarik pada Pasien yang Menjalani Prosedur Operasi Abdomen Bagian Bawah di RSUP Dr. Kariadi 比较脊髓麻醉的有效性
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.25387
Taufik Eko Nugroho, Jati Listiyanto Pujo, Herning Tyas Pusparini
Latar Belakang: Lebih dari 300 juta prosedur bedah dilakukan di seluruh dunia setiap tahun. Sekitar 5% atau 15 juta prosedur bedah dilakukan dengan teknik anestesi spinal. Bupivakain hidroklorida adalah anestesi lokal aminoasil dan merupakan anestesi lokal yang paling umum digunakan. Ada dua jenis bupivakain yang digunakan yaitu hiperbarik dan isobarik. Perbedaan kepadatan dari dua jenis obat ini diyakini mempengaruhi pola difusi obat tersebut dan dengan demikian menentukan efektivitas, hemodinamik, penyebaran blok, dan efek samping obat.Tujuan: Membandingkan efektivitas bupivakain hiperbarik dengan bupivakain isobarik pada pasien yang menjalani operasi abdomen bagian bawah.Metode: Penelitian ini menggunakan metode single blind randomized controlled trial dengan consecutive sampling. Ethical Clearance diperoleh dan pasien memberikan ketersediaan dalam penelitian dalam lembar informed consent. Sebanyak 48 pasien yang menjalani prosedur operasi elektif ASA I-II abdomen bagian bawah di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok I mendapatkan bupivakain hiperbarik 0.5% 15 mg dan kelompok II mendapatkan bupivakain isobarik 0.5% 15 mg. Posisi kedua pasien saat dilakukan spinal dalam posisi duduk. Tusukan dilakukan di L3-4. Setelah dilakukan anestesi spinal pasien diposisikan tidur terlentang dengan bantal. Dilakukan pencatatan status hemodinamik, pencatatan ketinggian blok menggunakan tes tusuk (pinprick), dan tes bromage, serta pencatatan efek samping pada menit ke 1, 3, 6, 9, 12, 15, dan 30. Keseluruhan data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil: Onset dari bupivakain hiperbarik lebih cepat daripada bupivakain isobarik (2,00 ± 0.18 menit versus 5,13 ± 0,34 menit, p < 0,001). Durasi kelompok isobarik lebih panjang dibandingkan hiperbarik (180 + 22 menit versus 150 + 24 menit, p < 0.001). Ketinggian blok sensoris dan motorik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Untuk ketinggian blok sensoris titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I dan kelompok II dicapai pada menit ke 6. Untuk ketinggian blok motorik titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I yang dicapai pada menit ke 6, sedangkan pada kelompok II dicapai pada menit ke 9. Efek samping berupa mual dan muntah lebih tinggi pada kelompok hiperbarik (p<0,05).Kesimpulan: Bupivakain isobarik tidak lebih efektif dibandingkan bupivakain hiperbarik pada pasien yang akan menjalani prosedur operasi perut bagian bawah.
背景:全世界每年进行3亿多例外科手术。大约5%或1500万次手术是通过脊髓麻醉技术进行的。Bupivakain盐酸是麻醉药,也是最常用的局部麻醉剂。双核和异戊酸有两种。这两种药物密度的不同被认为影响了药物的扩散模式,从而确定了药物的有效性、止血、阻滞剂扩散和副作用。目的:比较腹部下方腹部手术患者的异形体皮质素和异形体皮质素的有效性。方法:该研究采用单盲盲控制试验与结块采样。获得的伦理间隙和患者在知情同意表的研究中提供了可用性。多达48选修课绝望I-II接受手术的病人腹部在底部RSUP符合包容标准的卫生保健医生。分为两组;我的小组得到0.5%的高压氧0.5%的mg,而第二组得到的是同位素0.5%的bupivakain。第二名病人脊髓内部完成坐姿的时候。L3-4刺入。做脊髓麻醉后病人平躺着睡的位置用枕头。使用pinprick测试和bromage测试,以及在1、3、6、9、12、15和30分钟的副作用记录。整个数据分析使用Mann-Whitney试验。结果:首字母高压氧bupivakain更快比bupivakain isobarik(2±0。18分钟与5,13±0,34分钟,p < 0.001)。异构体比高程长(180 + 22分钟到150 + 24分钟,p < 0.001)。感觉块和运动物体的高度没有什么不同(p> 0.05)。感官高度街区最高点是T5的群I和II实现6分钟到。最高运动块的高度是第6分钟到达的T5,而第二组的高度是第9分钟到达的。高血糖组的呕吐和呕吐的副作用(p< 0.05)。结论:异丙酚比接受下腹部手术的病人的高压氧杆菌无效。
{"title":"Perbandingan Efektivitas Anestesi Spinal Menggunakan Bupivakain Hiperbarik dengan Bupivakain Isobarik pada Pasien yang Menjalani Prosedur Operasi Abdomen Bagian Bawah di RSUP Dr. Kariadi","authors":"Taufik Eko Nugroho, Jati Listiyanto Pujo, Herning Tyas Pusparini","doi":"10.14710/jai.v11i3.25387","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.25387","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Lebih dari 300 juta prosedur bedah dilakukan di seluruh dunia setiap tahun. Sekitar 5% atau 15 juta prosedur bedah dilakukan dengan teknik anestesi spinal. Bupivakain hidroklorida adalah anestesi lokal aminoasil dan merupakan anestesi lokal yang paling umum digunakan. Ada dua jenis bupivakain yang digunakan yaitu hiperbarik dan isobarik. Perbedaan kepadatan dari dua jenis obat ini diyakini mempengaruhi pola difusi obat tersebut dan dengan demikian menentukan efektivitas, hemodinamik, penyebaran blok, dan efek samping obat.Tujuan: Membandingkan efektivitas bupivakain hiperbarik dengan bupivakain isobarik pada pasien yang menjalani operasi abdomen bagian bawah.Metode: Penelitian ini menggunakan metode single blind randomized controlled trial dengan consecutive sampling. Ethical Clearance diperoleh dan pasien memberikan ketersediaan dalam penelitian dalam lembar informed consent. Sebanyak 48 pasien yang menjalani prosedur operasi elektif ASA I-II abdomen bagian bawah di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok I mendapatkan bupivakain hiperbarik 0.5% 15 mg dan kelompok II mendapatkan bupivakain isobarik 0.5% 15 mg. Posisi kedua pasien saat dilakukan spinal dalam posisi duduk. Tusukan dilakukan di L3-4. Setelah dilakukan anestesi spinal pasien diposisikan tidur terlentang dengan bantal. Dilakukan pencatatan status hemodinamik, pencatatan ketinggian blok menggunakan tes tusuk (pinprick), dan tes bromage, serta pencatatan efek samping pada menit ke 1, 3, 6, 9, 12, 15, dan 30. Keseluruhan data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil: Onset dari bupivakain hiperbarik lebih cepat daripada bupivakain isobarik (2,00 ± 0.18 menit versus 5,13 ± 0,34 menit, p < 0,001). Durasi kelompok isobarik lebih panjang dibandingkan hiperbarik (180 + 22 menit versus 150 + 24 menit, p < 0.001). Ketinggian blok sensoris dan motorik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Untuk ketinggian blok sensoris titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I dan kelompok II dicapai pada menit ke 6. Untuk ketinggian blok motorik titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I yang dicapai pada menit ke 6, sedangkan pada kelompok II dicapai pada menit ke 9. Efek samping berupa mual dan muntah lebih tinggi pada kelompok hiperbarik (p<0,05).Kesimpulan: Bupivakain isobarik tidak lebih efektif dibandingkan bupivakain hiperbarik pada pasien yang akan menjalani prosedur operasi perut bagian bawah.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130278801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hipoglikemia Berat pada Pasien Syok Sepsis karena Perforasi Gaster 因胃肠道穿孔而导致败血症休克患者的低血糖
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.23947
Andre Ferdinand Karema, Eddy Rahardjo, Prananda Surya Airlangga, B. Semedi
Latar Belakang: Secara umum pasien kritis dengan syok septik mengalami hiperglikemia. Hipoglikemia berat sangat jarang terjadi pada pasien kritis. Pada penelitian Bagshaw dkk, hipoglikemia berat terjadi sekitar  1,4 % dari populasi pasien kritis. Hipoglikemia berat disebabkan gagal hati fulminan atau gagal adrenal,  syok septik, dan  komorbid berat (malnutrisi, sirosis hati, gagal ginjal kronik).Pasien perforasi gaster  yang dirawat di ruang intensif emergensi RSUD Dr. Sutomo selama  satu tahun (2017)  berjumlah  11 pasien. Pada laporan kasus ini 3  pasien mengalami hipoglikemia dimana 2 diantaranya hipoglikemia berat.Pada umumnya pasien kritis dengan syok sepsis mengalami hiperglikemia, namun pada 3 pasien  terjadi hipoglikema dan 2 di antaranya hipoglikemia berat .Kasus: Tiga kasus dilaporkan sebagai pasien hipoglikemia berat yang mengalami  syok septik disebabkan perforasi gaster. Ketiga pasien dengan mengalami acute kidney injury, hipoalbumin, serta mendapat support ventilator.Diskusi: Hipoglikemia harus segera diatasi untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Pasien yang tidak mendapat asupan glukose selama 2 hari harus segera diberikan asupan. Bila hipoglikemia terjadi maka mortalitas akan meningkat 40% dan hipoglikemia berat akan meningkat sampai 80%. Penyebab Hipoglikemia paling banyak antara lain  acute kidney injury, hipoalbumin, dan ventilasi mekanik.Kesimpulan: Apabila dijumpai pasien kritis perforasi gaster, laparatomi, acute kidney injury, puasa dan menggunakan mekanikal ventilator sebaiknya kadar gula darah diperiksa seawal mungkin dan berulang. Apabila pasien mengalami hipoiglikemia, pasien diterapi secepatnya untuk meningkatkan gula darah, serta perlu diberikan asupan glukosa yang memadai. 
背景:通常伴有伴血休克的临界患者会经历高血糖。严重低血糖是危重患者中非常罕见的。在Bagshaw等kk的研究中,严重低血糖大约发生在1.4%的危重患者中。严重低血糖是由肝功能衰竭或肾上腺素衰竭、血液性休克和慢性肝硬化引起的。强化gaster穿孔的病人住院室紧急Sutomo博士一年(2017)县共有11个病人。在这个病例中,3名患者患有低血糖,其中2人严重低血糖。一般危急和脓毒症休克病人血糖过高,但在其中3个病人发生hipoglikema和2个作为病人低血糖重。据报道:三个案子gaster穿孔引起严重的低血糖休克了化粪池。第三与病人急性肾头部受伤、hipoalbumin得到支持通风机。讨论:低血糖应该尽快解决,以避免不必要的并发症。两天的病人没有得到糖的摄入量必须立即得到营养。如果低血糖发生,死亡率就会增加40%的低血糖和体重会上升到80%。低血糖的主要原因包括急性淋巴细胞、低蛋白和机械通风。结论:当遇到危重病人穿孔gaster laparatomi,急性肾头部受伤,禁食和使用机械呼吸机最好尽早检查血糖水平和重复。当病人低血糖时,他们会迅速接受治疗以增加血糖,并需要摄入足够的葡萄糖。
{"title":"Hipoglikemia Berat pada Pasien Syok Sepsis karena Perforasi Gaster","authors":"Andre Ferdinand Karema, Eddy Rahardjo, Prananda Surya Airlangga, B. Semedi","doi":"10.14710/jai.v11i3.23947","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.23947","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Secara umum pasien kritis dengan syok septik mengalami hiperglikemia. Hipoglikemia berat sangat jarang terjadi pada pasien kritis. Pada penelitian Bagshaw dkk, hipoglikemia berat terjadi sekitar  1,4 % dari populasi pasien kritis. Hipoglikemia berat disebabkan gagal hati fulminan atau gagal adrenal,  syok septik, dan  komorbid berat (malnutrisi, sirosis hati, gagal ginjal kronik).Pasien perforasi gaster  yang dirawat di ruang intensif emergensi RSUD Dr. Sutomo selama  satu tahun (2017)  berjumlah  11 pasien. Pada laporan kasus ini 3  pasien mengalami hipoglikemia dimana 2 diantaranya hipoglikemia berat.Pada umumnya pasien kritis dengan syok sepsis mengalami hiperglikemia, namun pada 3 pasien  terjadi hipoglikema dan 2 di antaranya hipoglikemia berat .Kasus: Tiga kasus dilaporkan sebagai pasien hipoglikemia berat yang mengalami  syok septik disebabkan perforasi gaster. Ketiga pasien dengan mengalami acute kidney injury, hipoalbumin, serta mendapat support ventilator.Diskusi: Hipoglikemia harus segera diatasi untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Pasien yang tidak mendapat asupan glukose selama 2 hari harus segera diberikan asupan. Bila hipoglikemia terjadi maka mortalitas akan meningkat 40% dan hipoglikemia berat akan meningkat sampai 80%. Penyebab Hipoglikemia paling banyak antara lain  acute kidney injury, hipoalbumin, dan ventilasi mekanik.Kesimpulan: Apabila dijumpai pasien kritis perforasi gaster, laparatomi, acute kidney injury, puasa dan menggunakan mekanikal ventilator sebaiknya kadar gula darah diperiksa seawal mungkin dan berulang. Apabila pasien mengalami hipoiglikemia, pasien diterapi secepatnya untuk meningkatkan gula darah, serta perlu diberikan asupan glukosa yang memadai. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127875435","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hubungan Volume Cairan dengan Cardiac Output dan Venous Return pada Pasien Kritis
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.25251
Listiana Dewi Sartika, Erwin Pradian, Nurita Dian, Reza Widianto Sudjud, Ricky Aditya
Pemberian cairan merupakan salah satu intervensi medis yang sering dilakukan pada pasien kritis di intensif care unit (ICU). Perkembangan ilmu mengenai cairan tubuh dulu lebih menitikberatkan pada fisiologi jantung kiri. Cardiac output, pada mulanya lebih dikenal sebagai fungsi jantung kiri dimana cardiac output ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa dari ventrikel kiri dalam semenit (stroke volume) dan heart rate. Namun demikian, ternyata pemahaman fisiologi kardiovaskular tidak sesederhana itu. Menurut Starling, jantung hanya akan memompa darah yang masuk ke dalam jantung kanan. Dengan demikian, jumlah darah yang masuk ke jantung kanan harus sama dengan jumlah darah yang dipompa oleh jantung kiri, dimana keduanya adalah cardiac output. Ini kemudian diteliti lagi oleh Guyton. Guyton mencoba memandang cardiac output sebagai darah yang masuk ke jantung kanan (venous return). Terdapat banyak faktor yang menentukan kembalinya cairan ke jantung kanan. Faktor perbedaan tekanan antara mean systemic filling pressure (MSFP) dengan tekanan atrium kanan, serta faktor resistensi vena merupakan faktor penentu dalam fungsi venous return. Guyton juga mencari hubungan antara fungsi jantung dengan fungsi venous return. Pemahaman cardiac output secara utuh baik sebagai fungsi jantung dan sebagai venous return ini dapat menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan disfungsi kardiovaskular maupun gangguan ekstra kardiak pada pasien kritis dengan kondisi syok. Oleh karena itu, sangat penting bagi klinisi untuk memahami hubungan antara cairan tubuh dengan cardiac output dan venous return.
液体干预是重症监护室对危重病人的典型医疗干预之一。在研究体液的过程中,最重要的是左心脏生理学。心脏输出,最初被认为是心脏的左心律功能,在这种功能中,心脏输出是由一分钟(中程)和心脏率从左心室泵出的血液数量决定的。然而,心血管生理学的理解并不是那么简单。根据斯特林市的说法,心脏只能将血液泵入右心脏。因此,进入右心脏的血液数量必须与左心脏泵出的血液数量相匹配,这两种血液都是由心脏泵出的。它被盖顿重新研究了一遍。盖顿试图将碳排放看作是进入右心脏的血液。有许多因素决定了液体返回右心脏的方法。均值应力(MSFP)与右心房压力(MSFP)之间压力差异的因素,以及静脉抗性回归功能的决定性因素。盖顿还在寻找心脏功能和报复性回归之间的联系。cardiac输出的整体理解既是心脏功能的,又是巨大的回归,可以解释许多与心血管功能障碍有关的事情,以及休克危患者的额外心脏病发作。因此,重要的是克林西了解体液与cardiac输出和venous return之间的关系。
{"title":"Hubungan Volume Cairan dengan Cardiac Output dan Venous Return pada Pasien Kritis","authors":"Listiana Dewi Sartika, Erwin Pradian, Nurita Dian, Reza Widianto Sudjud, Ricky Aditya","doi":"10.14710/jai.v11i3.25251","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.25251","url":null,"abstract":"Pemberian cairan merupakan salah satu intervensi medis yang sering dilakukan pada pasien kritis di intensif care unit (ICU). Perkembangan ilmu mengenai cairan tubuh dulu lebih menitikberatkan pada fisiologi jantung kiri. Cardiac output, pada mulanya lebih dikenal sebagai fungsi jantung kiri dimana cardiac output ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa dari ventrikel kiri dalam semenit (stroke volume) dan heart rate. Namun demikian, ternyata pemahaman fisiologi kardiovaskular tidak sesederhana itu. Menurut Starling, jantung hanya akan memompa darah yang masuk ke dalam jantung kanan. Dengan demikian, jumlah darah yang masuk ke jantung kanan harus sama dengan jumlah darah yang dipompa oleh jantung kiri, dimana keduanya adalah cardiac output. Ini kemudian diteliti lagi oleh Guyton. Guyton mencoba memandang cardiac output sebagai darah yang masuk ke jantung kanan (venous return). Terdapat banyak faktor yang menentukan kembalinya cairan ke jantung kanan. Faktor perbedaan tekanan antara mean systemic filling pressure (MSFP) dengan tekanan atrium kanan, serta faktor resistensi vena merupakan faktor penentu dalam fungsi venous return. Guyton juga mencari hubungan antara fungsi jantung dengan fungsi venous return. Pemahaman cardiac output secara utuh baik sebagai fungsi jantung dan sebagai venous return ini dapat menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan disfungsi kardiovaskular maupun gangguan ekstra kardiak pada pasien kritis dengan kondisi syok. Oleh karena itu, sangat penting bagi klinisi untuk memahami hubungan antara cairan tubuh dengan cardiac output dan venous return.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130395172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Epidural Analgesia Kolaborasi Dokter Anestesi dan Dokter Bedah Syaraf untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Tulang Belakang 麻醉医生和神经外科医生的合作硬膜外麻醉治疗脊柱后疼痛
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.26710
Doso Sutiyono
Latar Belakang: Nyeri pascaoperasi masih merupakan masalah utama pasien pascaoperasi dan menjadi tanggung jawab bersama dokter anestesi dan dokter bedah. Operasi tulang belakang menyebabkan nyeri pascaoperasi yang berat. Epidural analgesia menghasilkan skor nyeri lebih rendah dan kebutuhan rescue analgetic lebih sedikit dibanding analgesia konvensional sistemik pada operasi tulang belakang.Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan epidural analgesia untuk penanganan nyeri operasi tulang belakang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kami laporkan dua kasus penanganan nyeri pascaoperasi pasien yang operasi tulang belakang dengan modal utama epidural analgesia yang merupakan hasil kolaborasi dokter anestesi dan dokter bedah syaraf.Kasus: Pasien 1 menderita paraplegi inferior flacid karena fraktur kompresi T11 – T12, pasien 2 menderita hernia nucleus pulposus (HNP) L4 – L5, L5 – S1. Keduanya menjalani operasi tulang belakang. Menjelang akhir tindakan operasi, dokter bedah syaraf   memasang kateter epidural di ruang epidural. Setelah luka operasi ditutup, bupivakain 0,125% bolus 10 ml disuntikan lewat kateter epidural sesaat setelah pasien ditelentangkan. Nyeri pascaoperasi dikelola dengan memberikan bupivakain 0,125 % kontinyu. Pasien juga mendapatkan paracetamol 1000 mg tiap 6 jam.Pembahasan: Epidural analgesia untuk operasi tulang belakang dapat diberikan sebelum operasi, selama operasi, atau akhir operasi. Obat yang diinjeksikan dapat merupakan obat lokal anestesi, opioid, atau kombinasinya. Pemberian obat dapat berupa bolus tunggal, infus kontinyu, atau patient control epidural analgesia (PCEA). Beberapa keuntungan yang didapat berupa skor nyeri yang lebih rendah, kebutuhan opioid lebih sedikit, pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat, insiden mual muntah lebih rendah, kehilangan darah durante operasi lebih sedikit, dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.Epidural analgesia untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperasi bedah tulang belakang merupakan metode efektif dan aman. Teknik ini dapat digunakan di semua jenis operasi tulang belakang seperti mikrodisektomi, laminektomi, instrumentasi dengan atau tanpa koreksi, dan koreksi skoliosis.Pada pasien kasus didapatkan pascaoperasi kondisi ke dua pasien stabil tak ada keluhan. Numeric rating scale (NRS) selama 48 jam pascaoperasi ≤ 2. Hemodinamik stabil.  Efek samping tindakan tidak ditemukan.Kesimpulan: Pemasangan kateter epidural menjelang akhir operasi memastikan kateter epidural ditempatkan pada lokasi yang tepat. Epidural analgesia pada operasi tulang belakang terbukti efektif mengelola nyeri pascaoperasi.
背景:术后疼痛仍然是患者的主要问题,是麻醉师和外科医生的责任。脊椎手术引起剧烈的术后疼痛。镇痛硬膜外麻醉的得分较低,除脊椎手术中传统的麻醉系统需要更少。该病例报告旨在介绍硬膜镇痛性麻醉,以治疗卡拉迪三宝朗医生的脊椎疼痛。我们报告了两例患者术后疼痛管理病例,这两种病例是脊椎硬膜镇痛,主要是由麻醉师和神经外科医生合作造成的。病例:患者1因T11 - T12复合骨折伴有皮下黄疸,患者2患有L4 - L5, L5 - S1丙烯酸。两人都接受了脊椎手术。在手术结束时,神经外科医生将硬膜导管插入硬膜内。手术结束后,0.125%的博卡金在病人开刀后立即通过硬膜导管注射。手术后疼痛的管理是给予0.125 %的持续时间。病人每6小时服用1000毫克扑热息痛。讨论:脊椎手术前、手术后或手术结束前都可以使用硬膜镇痛剂。注射的药物可能是局部麻醉剂、阿片类药物或其组合。药物治疗可以是单静脉注射,持续静脉注射,或镇痛镇痛。一些好处包括更少的疼痛得分,更少的阿片类药物需求,更快的肠道退行性康复,更低的恶心事件,更少的手术失血,以及更高程度的病人满意度。脊椎手术后的镇痛是一种有效和安全的方法。这种技术可以用于所有类型的脊椎手术,如微切除术、肌压切除术、仪器治疗或不纠正和脊柱侧弯纠正。患者获得两种稳定的病情后无症状。Numeric评级术后48小时内规模(NRS)≤2。血流动力学稳定。没有发现行动的副作用。结论:在手术结束时插入硬膜导管,确保硬膜导管处于适当的位置。脊椎手术的硬膜镇痛被证明对术后疼痛有效。
{"title":"Epidural Analgesia Kolaborasi Dokter Anestesi dan Dokter Bedah Syaraf untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Tulang Belakang","authors":"Doso Sutiyono","doi":"10.14710/jai.v11i3.26710","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.26710","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyeri pascaoperasi masih merupakan masalah utama pasien pascaoperasi dan menjadi tanggung jawab bersama dokter anestesi dan dokter bedah. Operasi tulang belakang menyebabkan nyeri pascaoperasi yang berat. Epidural analgesia menghasilkan skor nyeri lebih rendah dan kebutuhan rescue analgetic lebih sedikit dibanding analgesia konvensional sistemik pada operasi tulang belakang.Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan epidural analgesia untuk penanganan nyeri operasi tulang belakang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kami laporkan dua kasus penanganan nyeri pascaoperasi pasien yang operasi tulang belakang dengan modal utama epidural analgesia yang merupakan hasil kolaborasi dokter anestesi dan dokter bedah syaraf.Kasus: Pasien 1 menderita paraplegi inferior flacid karena fraktur kompresi T11 – T12, pasien 2 menderita hernia nucleus pulposus (HNP) L4 – L5, L5 – S1. Keduanya menjalani operasi tulang belakang. Menjelang akhir tindakan operasi, dokter bedah syaraf   memasang kateter epidural di ruang epidural. Setelah luka operasi ditutup, bupivakain 0,125% bolus 10 ml disuntikan lewat kateter epidural sesaat setelah pasien ditelentangkan. Nyeri pascaoperasi dikelola dengan memberikan bupivakain 0,125 % kontinyu. Pasien juga mendapatkan paracetamol 1000 mg tiap 6 jam.Pembahasan: Epidural analgesia untuk operasi tulang belakang dapat diberikan sebelum operasi, selama operasi, atau akhir operasi. Obat yang diinjeksikan dapat merupakan obat lokal anestesi, opioid, atau kombinasinya. Pemberian obat dapat berupa bolus tunggal, infus kontinyu, atau patient control epidural analgesia (PCEA). Beberapa keuntungan yang didapat berupa skor nyeri yang lebih rendah, kebutuhan opioid lebih sedikit, pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat, insiden mual muntah lebih rendah, kehilangan darah durante operasi lebih sedikit, dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.Epidural analgesia untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperasi bedah tulang belakang merupakan metode efektif dan aman. Teknik ini dapat digunakan di semua jenis operasi tulang belakang seperti mikrodisektomi, laminektomi, instrumentasi dengan atau tanpa koreksi, dan koreksi skoliosis.Pada pasien kasus didapatkan pascaoperasi kondisi ke dua pasien stabil tak ada keluhan. Numeric rating scale (NRS) selama 48 jam pascaoperasi ≤ 2. Hemodinamik stabil.  Efek samping tindakan tidak ditemukan.Kesimpulan: Pemasangan kateter epidural menjelang akhir operasi memastikan kateter epidural ditempatkan pada lokasi yang tepat. Epidural analgesia pada operasi tulang belakang terbukti efektif mengelola nyeri pascaoperasi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133302426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Komplikasi Edema Paru pada Kasus Preeklampsia Berat dan Eklampsia 严重子痫前期和子痫前期肺水肿并发症
Pub Date : 2019-11-01 DOI: 10.14710/jai.v11i3.23911
Agus Setiawan, Prananda Surya Airlangga, Eddy Rahardjo
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dengan jumlah 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka ini menjadikan AKI Indonesia lebih tinggi daripada AKI negara Asia Tenggara lainnya. Preeklampsia merupakan penyumbang terbesar nomer dua pada kasus keguguran atau kematian janin. Edema paru merupakan komplikasi berat dari preeklampsia dengan angka kejadian 2,9-5%.Kasus: Terdapat 3 kasus yang dilaporkan. Kasus pertama adalah PEB dengan edema paru, dilakukan terminasi kehamilan, ventilasi mekanik dan diuretik, didapatkan respon penyapihan ventilasi mekanik. Pada kasus kedua adalah PEB disertai dengan dengue haemorhagic fever (DHF) grade II dan edema paru dilakukan terminasi kehamilan, ventilasi mekanik dan diuretik, respon kemajuan berlangsung cepat. Pada kasus ketiga adalah eklampsia dengan ganguan fungsi ginjal dan anuria walaupun telah diberikan diuretika, analisa gas darah yang asidosis metabolik berat disertai peningkatan ureum dan serum kreatinin, setelah dilakukan hemodialisa dan ultrafiltrasi pasien dapat disapih dari ventilasi mekanik.Pembahasan: Preeklampsia adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu hamil di Indonesia. Edema paru adalah salah satu komplikasi utama yang berhubungan dengan kematian ibu hamil. Dengan mengetahui etiologi edema paru pada PEB dan eklampsia, dapat diberikan terapi yang tepat. Penggunaan ventilasi mekanik sebagai komponen oksigenasi PEEP dan ventilasi, restriksi cairan, diuretik dan keseimbangan cairan yang negatif dapat mempercepat proses penyembuhan edema paru.Kesimpulan: Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada pasien PEB dan eklampsia adalah edema paru. Dengan memahami etiologi edema paru pada pasien preeklampsia, diharapkan pola pemberian terapi dapat dilakukan dengan tepat sehingga morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat diturunkan.
背景:2015年印尼母亲(AKI)的死亡率仍然很高,每年10万名新生儿中有305人。这使得印尼的阿琪比其他东南亚国家的阿琪高。子痫前期是流产或胎儿死亡的次要因素。肺水肿是子痫前期的严重并发症,发生率为2.9 -5%。案件:据报道有三起案件。第一个病例是有肺水肿的PEB,受精,机械通风和利尿剂,对机械通风有反应。在第二种情况下,PEB与登革热乙型肝炎病毒(DHF)二年级和肺水肿(DHF)一起出现,并伴有妊娠、机械通风和利尿剂反应,进展迅速。第三种情况是肾脏功能失调和无尿,尽管已经过利尿剂处理,强代谢乙醇对血液酒精和肌酸血清进行分析。讨论:子痫前期是印尼孕妇发病率和死亡率的主要原因。肺水肿是与产妇死亡有关的主要并发症之一。了解肺水肿和子痫前期的病因学,可以提供适当的治疗。机械通风作为PEEP和排气的氧化成分、液体限制、利尿剂和负平衡可以加速肺水肿的愈合过程。结论:PEB患者和子痫患者发病率和死亡率的原因之一是肺水肿。了解子痫前期患者的肺水肿病因学,希望治疗模式能够精确执行,以便降低孕妇的发病率和死亡率。
{"title":"Komplikasi Edema Paru pada Kasus Preeklampsia Berat dan Eklampsia","authors":"Agus Setiawan, Prananda Surya Airlangga, Eddy Rahardjo","doi":"10.14710/jai.v11i3.23911","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.23911","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dengan jumlah 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka ini menjadikan AKI Indonesia lebih tinggi daripada AKI negara Asia Tenggara lainnya. Preeklampsia merupakan penyumbang terbesar nomer dua pada kasus keguguran atau kematian janin. Edema paru merupakan komplikasi berat dari preeklampsia dengan angka kejadian 2,9-5%.Kasus: Terdapat 3 kasus yang dilaporkan. Kasus pertama adalah PEB dengan edema paru, dilakukan terminasi kehamilan, ventilasi mekanik dan diuretik, didapatkan respon penyapihan ventilasi mekanik. Pada kasus kedua adalah PEB disertai dengan dengue haemorhagic fever (DHF) grade II dan edema paru dilakukan terminasi kehamilan, ventilasi mekanik dan diuretik, respon kemajuan berlangsung cepat. Pada kasus ketiga adalah eklampsia dengan ganguan fungsi ginjal dan anuria walaupun telah diberikan diuretika, analisa gas darah yang asidosis metabolik berat disertai peningkatan ureum dan serum kreatinin, setelah dilakukan hemodialisa dan ultrafiltrasi pasien dapat disapih dari ventilasi mekanik.Pembahasan: Preeklampsia adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu hamil di Indonesia. Edema paru adalah salah satu komplikasi utama yang berhubungan dengan kematian ibu hamil. Dengan mengetahui etiologi edema paru pada PEB dan eklampsia, dapat diberikan terapi yang tepat. Penggunaan ventilasi mekanik sebagai komponen oksigenasi PEEP dan ventilasi, restriksi cairan, diuretik dan keseimbangan cairan yang negatif dapat mempercepat proses penyembuhan edema paru.Kesimpulan: Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada pasien PEB dan eklampsia adalah edema paru. Dengan memahami etiologi edema paru pada pasien preeklampsia, diharapkan pola pemberian terapi dapat dilakukan dengan tepat sehingga morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat diturunkan.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129631015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
期刊
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1