首页 > 最新文献

JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

英文 中文
Early Percutaneous Dilatational Tracheostomy pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas: Laporan Kasus
Pub Date : 2021-10-14 DOI: 10.14710/jai.v0i0.37286
Ahmad Feza Fadhlurrahman, Rudy Vitraludyono, Taufiq Agus Siswagama, Arie Zainul Fatoni
Latar belakang: Pasien kritis dengan infeksi coronavirus disease 2019 (COVID-19) memiliki kecenderungan untuk perawatan ventilasi mekanik dalam waktu yang lama. Perawatan dengan translaryngeal intubasi dalam waktu lama beserta penggunaan sedasi dan tindakan lainnya di intensive care unit (ICU) dapat memunculkan beberapa komplikasi lebih lanjut.Kasus: Pasien perempuan pascaoperasi sectio caesaria dengan gagal napas akibat infeksi COVID-19.  Pasien mendapat support high flow nasal canule (HFNC) di awal perawatan di ICU. 4 hari perawatan, kondisi distress napas pasien memberat dan dilakukan intubasi translaryngeal. Dari evaluasi kondisi pasien selama 4 hari perawatan dengan ventilasi mekanik, tim ICU memutuskan melakukan tracheostomy melalui pendekatan dilatasi perkutan. Prosedur dilakukan di ruang bertekanan negatif dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) level 3. Kondisi pasien berangsur mengalami perbaikan selama 7 hari perawatan dengan tracheostomy. Support ventilasi yang minimal, kebutuhan fraksi oksigen yg menurun dan perbaikan kondisi umum menjadi pertimbangan dilakukan dekanulasi. 3 hari pasca dekanulasi pasien dipindah rawat ke ruangan dengan kondisi stabil.Selama perawatan di ICU, pasien mendapat standar terapi berupa antiviral, antibiotik, antikoagulan, analgesik, steroid, dan obat penunjang lainnya.Pembahasan: Tindakan tracheostomy berhubungan dengan insiden pneumonia yang lebih rendah, penurunan penggunaan obat sedasi dan percepatan masa lepas rawat dari ventilasi mekanik. Early tracheostomy dilakukan sebelum hari ke-10 intubasi. Teknik dilatasi perkutan memiliki kelebihan atas efektifitas dan efisiensi biaya dan alat pendukung. Tindakan percutaneous dilatational tracheostomy (PDT) pada pasien COVID-19 harus dilakukan dengan proteksi tenaga medis yang optimal.Kesimpulan: Early tracheostomy dapat dipertimbangkan dalam tatalaksana pasien kritis COVID-19. Penilaian kondisi klinis pasien dan proteksi tenaga medis merupakan faktor utama menentukan tindakan early tracheostomy pada pasien COVID-19.
背景:患有冠状动脉病毒感染2019 (COVID-19)的危重患者有长期长期机械通风治疗的倾向。长时间的经静脉插管治疗,以及镇静和其他重症监护措施的治疗,可能会导致更多的并发症。病例:一名妇女因科维-19传染病窒息而无法呼吸。病人在重症监护室的初期得到了支持。4天治疗、病人低压呼吸条件加重,经气管插管进行。在对病人状况的评估中,为期4天的机械通风治疗,重症监护室的工作人员决定通过增加冲击的方法进行气管切开术。该程序是在负压力室使用3级自控装置进行的。在与气管切开术的7天治疗过程中,患者的病情逐渐好转。支持最少的通风,需要氧气的成分和维修条件普遍下降dekanulasi进行考虑。三天dekanulasi病人后被放归的房间状况稳定。在重症监护室接受治疗期间,患者接受的标准疗法包括抗病毒药物、抗生素、抗凝剂、镇痛药、类固醇和其他维持生命的药物。讨论:气管切开术的行为与肺炎事件较低,使用镇静药物和加速下降的脱照顾机械通风。手术前10天进行气管切开术。打击乐扩张技术的效益、成本效益和支持工具也有其优点。科维-19患者的气管闭合作用(PDT)必须使用最佳医疗保护。结论:在病患者科维德-19的眼中,可以考虑早切切记。病人的临床状况评估和保护医护人员的主要因素决定早期的行动COVID-19病人的气管切开术。
{"title":"Early Percutaneous Dilatational Tracheostomy pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas: Laporan Kasus","authors":"Ahmad Feza Fadhlurrahman, Rudy Vitraludyono, Taufiq Agus Siswagama, Arie Zainul Fatoni","doi":"10.14710/jai.v0i0.37286","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.37286","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pasien kritis dengan infeksi coronavirus disease 2019 (COVID-19) memiliki kecenderungan untuk perawatan ventilasi mekanik dalam waktu yang lama. Perawatan dengan translaryngeal intubasi dalam waktu lama beserta penggunaan sedasi dan tindakan lainnya di intensive care unit (ICU) dapat memunculkan beberapa komplikasi lebih lanjut.Kasus: Pasien perempuan pascaoperasi sectio caesaria dengan gagal napas akibat infeksi COVID-19.  Pasien mendapat support high flow nasal canule (HFNC) di awal perawatan di ICU. 4 hari perawatan, kondisi distress napas pasien memberat dan dilakukan intubasi translaryngeal. Dari evaluasi kondisi pasien selama 4 hari perawatan dengan ventilasi mekanik, tim ICU memutuskan melakukan tracheostomy melalui pendekatan dilatasi perkutan. Prosedur dilakukan di ruang bertekanan negatif dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) level 3. Kondisi pasien berangsur mengalami perbaikan selama 7 hari perawatan dengan tracheostomy. Support ventilasi yang minimal, kebutuhan fraksi oksigen yg menurun dan perbaikan kondisi umum menjadi pertimbangan dilakukan dekanulasi. 3 hari pasca dekanulasi pasien dipindah rawat ke ruangan dengan kondisi stabil.Selama perawatan di ICU, pasien mendapat standar terapi berupa antiviral, antibiotik, antikoagulan, analgesik, steroid, dan obat penunjang lainnya.Pembahasan: Tindakan tracheostomy berhubungan dengan insiden pneumonia yang lebih rendah, penurunan penggunaan obat sedasi dan percepatan masa lepas rawat dari ventilasi mekanik. Early tracheostomy dilakukan sebelum hari ke-10 intubasi. Teknik dilatasi perkutan memiliki kelebihan atas efektifitas dan efisiensi biaya dan alat pendukung. Tindakan percutaneous dilatational tracheostomy (PDT) pada pasien COVID-19 harus dilakukan dengan proteksi tenaga medis yang optimal.Kesimpulan: Early tracheostomy dapat dipertimbangkan dalam tatalaksana pasien kritis COVID-19. Penilaian kondisi klinis pasien dan proteksi tenaga medis merupakan faktor utama menentukan tindakan early tracheostomy pada pasien COVID-19.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127580756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Diameter dan Indeks Inferior Vena Cava (IVC) Berkorelasi dengan Central Venous Pressure (CVP) pada Pasien Kritis yang Menggunakan Ventilasi Mekanik di Intensive Care Unit (ICU)
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v13i2.33829
Buyung Hartiyo Laksono, Arie Zainul Fatoni, Vilda Prasastri Yuwono, Aswoco Andyk Asmoro
Latar belakang: Pengukuran central venous pressure (CVP) merupakan salah satu metode guiding deresusitasi pada pasien dengan kasus tertentu. Kenaikan nilai CVP 1 mmHg dikaitkan dengan peningkatan angka kejadian acute kidney injury (AKI). Namun sebagai sebuah metode yang invasif, pemasangan CVP memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Di sisilain, pengukuran diameter dan indeks IVC yang bermuara di atrium kanan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) non-invasif dinilai mampu untuk memprediksi nilai CVP pada pasien. Namun beberapa penelitian hubungan antara CVP dengan diameter dan indeks IVC memberikan hasil yang kontroversial.Tujuan: Penelitian untuk mengetahui hubungan antara nilai CVP dengan diameter dan indeks IVC.Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 30 pasien yang dilakukan ventilasi mekanik dan pemasangan CVC di unit perawatan intensif. Parameter CVP, diameter minimum dan maksimum inferior vein cava (IVC mak, IVC min), distensibillity index (DI-index), dan aortacaval index (Cava/Ao index) diukur. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pada SPPS 18.0 (p<0.05).Hasil: Didapatkan korelasi signifikan antara CVP dan semua variabel yang diuji (IVC mak, IVC min, DI-index, dan Cava/Ao index) (p<0.05), dengan korelasi terkuat antara CVP dan IVC min (R= 0,908). Korelasi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.Kesimpulan: Parameter IVC min, IVC mak, Cava/Ao- index, dan DI-index signifikan berkorelasi kuat dengan CVP. Korelasi terjadi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.
背景:中央压力测量(CVP)是针对特定病例患者的指导方法之一。CVP 1 mmHg的增长率与acute ki肾injury (AKI)的增加有关。但作为一种侵入性的方法,CVP有一个值得关注的风险。另一方面,用非侵入超声波技术将其缩小到右心房的直径测量和IVC指数可以预测病人的CVP值。但是CVP与直径和IVC指数之间的关系产生了一些有争议的结果。目的:研究CVP值与直径与IVC指数之间的关系。方法:本研究采用30名重症监护病房机械通风和CVC安装的病变分段方法进行研究。CVP参数,最小和最大直径vein cava (IVC mak, IVC min), distensivillindex (-index)和主动脉指数(cava /Ao索引)。数据使用SPPS 18.0 (p<0.05)上的相关测试进行分析。结果:在CVP和所有测试变量(IVC mak, IVC min,和Cava/Ao索引)之间获得了显著的相关性(p<0.05),与CVP和IVC min之间的最强相关性(R= 0908)。除了在索引和CVP之间,相关性是正的。结论:IVC最小参数,IVC mak, Cava/Ao- index和CVP之间有显著的联系。相关性是积极的,除非发生DI-index CVP之间。
{"title":"Diameter dan Indeks Inferior Vena Cava (IVC) Berkorelasi dengan Central Venous Pressure (CVP) pada Pasien Kritis yang Menggunakan Ventilasi Mekanik di Intensive Care Unit (ICU)","authors":"Buyung Hartiyo Laksono, Arie Zainul Fatoni, Vilda Prasastri Yuwono, Aswoco Andyk Asmoro","doi":"10.14710/jai.v13i2.33829","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v13i2.33829","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pengukuran central venous pressure (CVP) merupakan salah satu metode guiding deresusitasi pada pasien dengan kasus tertentu. Kenaikan nilai CVP 1 mmHg dikaitkan dengan peningkatan angka kejadian acute kidney injury (AKI). Namun sebagai sebuah metode yang invasif, pemasangan CVP memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Di sisilain, pengukuran diameter dan indeks IVC yang bermuara di atrium kanan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) non-invasif dinilai mampu untuk memprediksi nilai CVP pada pasien. Namun beberapa penelitian hubungan antara CVP dengan diameter dan indeks IVC memberikan hasil yang kontroversial.Tujuan: Penelitian untuk mengetahui hubungan antara nilai CVP dengan diameter dan indeks IVC.Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 30 pasien yang dilakukan ventilasi mekanik dan pemasangan CVC di unit perawatan intensif. Parameter CVP, diameter minimum dan maksimum inferior vein cava (IVC mak, IVC min), distensibillity index (DI-index), dan aortacaval index (Cava/Ao index) diukur. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pada SPPS 18.0 (p<0.05).Hasil: Didapatkan korelasi signifikan antara CVP dan semua variabel yang diuji (IVC mak, IVC min, DI-index, dan Cava/Ao index) (p<0.05), dengan korelasi terkuat antara CVP dan IVC min (R= 0,908). Korelasi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.Kesimpulan: Parameter IVC min, IVC mak, Cava/Ao- index, dan DI-index signifikan berkorelasi kuat dengan CVP. Korelasi terjadi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128567932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Acid-base Management in Cardiopulmonary Bypass 体外循环中的酸碱管理
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v0i0.32404
Sonny Lesmana Surya, Yudi Hadinata
Cardiopulmonary bypass (CPB) merupakan alat penunjang fungsi sirkulasi dan pernapasan pasien yang biasa digunakan ketika menjalani pembedahan jantung atau pembuluh darah besar. Selama prosedur CPB, kondisi hipotermia dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan oksigen dan laju metabolisme. Kondisi hipotermia akan mempengaruhi keseimbangan asam-basa pada tubuh. Manajemen asam-basa selama prosedur CPB dicapai dengan menggunakan metode a-stat atau pH-stat. Pada metode a-stat, manajemen asam-basa dilakukan dengan menjaga pHa 7.4 dan PaCO2 40 mmHg pada suhu 37oC tanpa penambahan CO2 oksigen untuk menjaga total CO2 tetap konstan. Sedangkan, pada metode pH-stat, diberikan CO2 oksigen untuk menjaga PaCO2 40 mmHg dan pHa 7.4 secara in vivo. Masih banyak perdebatan terkait waktu penerapan masing-masing metode. Pada level mikrosirkulasi, manajemen a-stat terbukti memberikan keuntungan pada otak dan mengurangi insidensi postoperative cerebral dysfunction. Sedangkan, metode pH-stat dilaporkan meningkatkan risiko emboli otak, sehingga tidak disarankan untuk pasien yang memiliki risiko tinggi gangguan aliran darah otak. Namun, terdapat pula laporan yang menyatakan pH-stat bermanfaat pada operasi bedah jantung anak. Berdasarkan hal itu, usia pasien dapat menentukan waktu penggunaan metode a-stat dan pH-stat. Satu indikasi primer penggunaan pH-stat adalah selama proses pendinginan saat deep hypothermic circulatory arrest (DHCA), sedangkan metode a-stat lebih baik digunakan selama selective cerebral perfusion (SCP) dan rewarming.
旁路心脏病是患者在做心脏或大动脉手术时常用的循环和呼吸功能的支柱。在CPB过程中,保持低体温状态以减少氧气需求和新陈代谢速率。体温过低会影响身体的酸性-碱性平衡。在CPB程序期间,使用a-stat或pH-stat方法进行管理。在a统计方法中,asa- basa管理需要保持pHa 7.4和PaCO2 40 mmHg在37oC的温度下不增加氧气以保持总二氧化碳恒定。然而,在pH-stat方法中,使用二氧化碳氧气来保持PaCO2 40 mmHg和pHa 7.4的活化。关于如何应用每一种方法的时间有很多争论。在微循环水平上,管理被证明对大脑有好处,减少了脑功能障碍的积极性。据报道,与此同时,pH-stat方法增加栓塞的风险,所以不建议病人的大脑有很高风险干扰大脑的血液。然而,有一份报告说,p -stat对儿童心脏外科手术非常有用。根据此,患者的年龄可以决定使用a-stat和ph stat方法的时间。pH-stat的一个主要迹象是在低温过程中,即严重缺氧管治区(DHCA),而在选择性脑净化(SCP)和恢复过程中,a统计方法更好。
{"title":"Acid-base Management in Cardiopulmonary Bypass","authors":"Sonny Lesmana Surya, Yudi Hadinata","doi":"10.14710/jai.v0i0.32404","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.32404","url":null,"abstract":"Cardiopulmonary bypass (CPB) merupakan alat penunjang fungsi sirkulasi dan pernapasan pasien yang biasa digunakan ketika menjalani pembedahan jantung atau pembuluh darah besar. Selama prosedur CPB, kondisi hipotermia dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan oksigen dan laju metabolisme. Kondisi hipotermia akan mempengaruhi keseimbangan asam-basa pada tubuh. Manajemen asam-basa selama prosedur CPB dicapai dengan menggunakan metode a-stat atau pH-stat. Pada metode a-stat, manajemen asam-basa dilakukan dengan menjaga pHa 7.4 dan PaCO2 40 mmHg pada suhu 37oC tanpa penambahan CO2 oksigen untuk menjaga total CO2 tetap konstan. Sedangkan, pada metode pH-stat, diberikan CO2 oksigen untuk menjaga PaCO2 40 mmHg dan pHa 7.4 secara in vivo. Masih banyak perdebatan terkait waktu penerapan masing-masing metode. Pada level mikrosirkulasi, manajemen a-stat terbukti memberikan keuntungan pada otak dan mengurangi insidensi postoperative cerebral dysfunction. Sedangkan, metode pH-stat dilaporkan meningkatkan risiko emboli otak, sehingga tidak disarankan untuk pasien yang memiliki risiko tinggi gangguan aliran darah otak. Namun, terdapat pula laporan yang menyatakan pH-stat bermanfaat pada operasi bedah jantung anak. Berdasarkan hal itu, usia pasien dapat menentukan waktu penggunaan metode a-stat dan pH-stat. Satu indikasi primer penggunaan pH-stat adalah selama proses pendinginan saat deep hypothermic circulatory arrest (DHCA), sedangkan metode a-stat lebih baik digunakan selama selective cerebral perfusion (SCP) dan rewarming.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122725205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Komplikasi Multi Organ pada Pasien yang Menjalani Operasi Double Valve Replacement
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v13i2.31578
Iradewi Karseno, Reza Widianto Sudjud
Latar Belakang: Penggantian lebih dari satu katup jantung digolongkan sebagai operasi risiko tinggi dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan operasi penggantian satu katup jantung.Kasus: Seorang wanita usia 35 tahun dengan stenosis katup aorta berat, regurgitasi katup aorta moderat dan stenosis katup mitral berat disertai atrial fibrilasi menjalani operasi double-valve replacement. Komplikasi yang ditemukan di intensive care unit (ICU) berupa perdarahan yang signifikan, fibrilasi atrial, cedera ginjal akut dan perdarahan intrakranial.Pembahasan: Komplikasi yang mungkin ditemukan setelah penggantian dua katup jantung meliputi koagulopati, cedera ginjal akut, aritmia dan gangguan serebrovaskular. Koagulopati dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan dan instabilitas hemodinamik sehingga harus diberikan tatalaksana yang tepat. Aritmia dapat disebabkan oleh imbalans elektrolit. Cedera ginjal akut sering ditemukan pascaoperasi jantung terbuka dan sebaiknya dilakukan hemodialisis sesegera mungkin.  Tatalaksana gangguan serebrovaskular dapat bersifat konservatif atau operasi. Keputusan tatalaksana gangguan serebrovaskular harus disesuaikan menurut kondisi klinis pasien.Kesimpulan: Deteksi dini dan tatalaksana yang cepat dan tepat sangatlah penting untuk menghindari morbiditas dan mortalitas pascaoperasi yang signifikan.
背景:心脏瓣膜置换被归类为高风险手术,并发症风险比单瓣膜置换手术高。案例:一名35岁的主动脉压力阀、温和型主动脉压力调节和肌张力性压力压力阀,以及心房颤动手术。重症监护病房出现并发症,包括大量出血、心房颤动、急性肾损伤和颅内出血。讨论:两种心脏瓣膜置换后可能出现的并发症包括凝血、急性肾脏损伤、心律失常和脑血管疾病。凝血淀粉会导致大量出血和血液动力不稳定,因此必须有适当的视力。算术可以由电解质扫描引起。开心术后经常发现急性肾损伤,最好尽快进行血液透析。脑血管疾病的观点可以是保守的,也可以是手术。脑血管疾病的决定必须根据患者的临床情况加以调整。结论:及早发现和正确的目光对于避免重大术后的发病率和死亡率至关重要。
{"title":"Komplikasi Multi Organ pada Pasien yang Menjalani Operasi Double Valve Replacement","authors":"Iradewi Karseno, Reza Widianto Sudjud","doi":"10.14710/jai.v13i2.31578","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v13i2.31578","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penggantian lebih dari satu katup jantung digolongkan sebagai operasi risiko tinggi dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan operasi penggantian satu katup jantung.Kasus: Seorang wanita usia 35 tahun dengan stenosis katup aorta berat, regurgitasi katup aorta moderat dan stenosis katup mitral berat disertai atrial fibrilasi menjalani operasi double-valve replacement. Komplikasi yang ditemukan di intensive care unit (ICU) berupa perdarahan yang signifikan, fibrilasi atrial, cedera ginjal akut dan perdarahan intrakranial.Pembahasan: Komplikasi yang mungkin ditemukan setelah penggantian dua katup jantung meliputi koagulopati, cedera ginjal akut, aritmia dan gangguan serebrovaskular. Koagulopati dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan dan instabilitas hemodinamik sehingga harus diberikan tatalaksana yang tepat. Aritmia dapat disebabkan oleh imbalans elektrolit. Cedera ginjal akut sering ditemukan pascaoperasi jantung terbuka dan sebaiknya dilakukan hemodialisis sesegera mungkin.  Tatalaksana gangguan serebrovaskular dapat bersifat konservatif atau operasi. Keputusan tatalaksana gangguan serebrovaskular harus disesuaikan menurut kondisi klinis pasien.Kesimpulan: Deteksi dini dan tatalaksana yang cepat dan tepat sangatlah penting untuk menghindari morbiditas dan mortalitas pascaoperasi yang signifikan.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122427885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analisis Faktor Risiko terhadap Lama Perawatan Pasien Sepsis yang Meninggal di Ruang Perawatan Intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya 分析败血症患者长期护理在苏德莫泗水医院重症监护病房死亡的风险因素
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v13i2.32441
Fajra Arif Hatman, B. Semedi, B. Budiono
Latar Belakang: Sepsis disebabkan oleh ketidakseimbangan respons tubuh terhadap infeksi dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya. Komplikasi yang ditimbulkan bervariasi, salah satu yang paling sering adalah disfungsi organ yang dapat dinilai melalui skor sequential organ failure assessment (SOFA). Sepsis masih menjadi masalah kesehatan karena sulitnya pengobatan dan lama perawatan yang lama sehingga menyebabkan mortalitas yang tinggi. Sepsis memiliki berbagai penyebab di antaranya pneumonia yang diketahui menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak pada sepsis. Selain itu, mikroorganisme juga menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak di ruang perawatan intensif. Pemeriksaan laboratorium memiliki hasil yang buruk pada banyak pasien sepsis seperti anemia dan leukositosis.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko meliputi riwayat penyakit, riwayat konsumsi obat, diagnosis masuk, dan jumlah alat medis invasif terhadap lama perawatan dan mengetahui karakteristik pasien sepsis yang meninggal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan data rekam medis 42 pasien sepsis yang meninggal di ruang perawatan intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Data dideskripsikan dan dianalisis menggunakan software SPSS 26.Hasil: Terdapat 18 (42,86%) laki-laki dan 24 (57,14%) perempuan dengan rata-rata usia 55,98 + 15,411. Didapatkan median skor SOFA 7,5 (3–15) dengan sistem respirasi menjadi tempat infeksi terbanyak (50%). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan banyak pasien sepsis mengalami anemia (66,67%) dan leukositosis (59,52%). Acinetobacter baumannii (26,08%) sebagai mikroorganisme yang paling banyak ditemukan. Hasil penelitian ditemukan hanya diagnosis masuk yang memiliki hubungan dengan lama perawatan (P = 0,05). Di sisi lain tidak ditemukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap lama perawatan >5 hari (P > 0,05).Kesimpulan: Diagnosis masuk memperpanjang lama perawatan.  Tidak ada faktor risiko yang berpengaruh terhadap durasi perawatan >5 hari. Karakteristik pasien secara umum memiliki kondisi medis yang buruk. 
背景:败血症是由身体对感染的反应不平衡引起的,可能导致危险的并发症。造成的并发症各不相同,其中最常见的是器官功能障碍,可以通过一系列器官评估(沙发)分数来判断。败血症仍然是一个健康问题,因为长期的治疗和长期的治疗导致了高死亡率。败血症的病因多种,包括肺炎,已知是败血症最常见的感染原因之一。此外,在重症监护室,微生物也是最常见的感染原因之一。实验室检查发现贫血和白血病等败血症患者的成绩很差。目的:本研究旨在分析风险因素,包括疾病史、药物消费史、入院诊断和侵入长期治疗的侵入药物数量,以及了解已故败血症患者的特征。方法:这项研究是一项分析观察研究,利用42名脓毒症患者的医疗记录记录。描述和分析数据使用SPSS软件26。结果:有18(42,86%)和24(57,14%)男女的平均年龄15,411 55.98 +。中位数为7.5(3 - 15),呼吸系统为感染率最高(50%)。实验室检查显示,许多败血症患者贫血(66.67%)和白血病(59.52%)。包曼尼微生物(26.8%)是最常见的微生物。研究发现,只有与长期治疗有关的入院诊断(P = 0.05)。另一方面,没有发现影响长期护理>5天(P > 0.05)的风险因素。结论:入院诊断延长了治疗时间。疗程持续5天没有风险因素。病人的一般身体状况都很差。
{"title":"Analisis Faktor Risiko terhadap Lama Perawatan Pasien Sepsis yang Meninggal di Ruang Perawatan Intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya","authors":"Fajra Arif Hatman, B. Semedi, B. Budiono","doi":"10.14710/jai.v13i2.32441","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v13i2.32441","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sepsis disebabkan oleh ketidakseimbangan respons tubuh terhadap infeksi dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya. Komplikasi yang ditimbulkan bervariasi, salah satu yang paling sering adalah disfungsi organ yang dapat dinilai melalui skor sequential organ failure assessment (SOFA). Sepsis masih menjadi masalah kesehatan karena sulitnya pengobatan dan lama perawatan yang lama sehingga menyebabkan mortalitas yang tinggi. Sepsis memiliki berbagai penyebab di antaranya pneumonia yang diketahui menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak pada sepsis. Selain itu, mikroorganisme juga menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak di ruang perawatan intensif. Pemeriksaan laboratorium memiliki hasil yang buruk pada banyak pasien sepsis seperti anemia dan leukositosis.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko meliputi riwayat penyakit, riwayat konsumsi obat, diagnosis masuk, dan jumlah alat medis invasif terhadap lama perawatan dan mengetahui karakteristik pasien sepsis yang meninggal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan data rekam medis 42 pasien sepsis yang meninggal di ruang perawatan intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Data dideskripsikan dan dianalisis menggunakan software SPSS 26.Hasil: Terdapat 18 (42,86%) laki-laki dan 24 (57,14%) perempuan dengan rata-rata usia 55,98 + 15,411. Didapatkan median skor SOFA 7,5 (3–15) dengan sistem respirasi menjadi tempat infeksi terbanyak (50%). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan banyak pasien sepsis mengalami anemia (66,67%) dan leukositosis (59,52%). Acinetobacter baumannii (26,08%) sebagai mikroorganisme yang paling banyak ditemukan. Hasil penelitian ditemukan hanya diagnosis masuk yang memiliki hubungan dengan lama perawatan (P = 0,05). Di sisi lain tidak ditemukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap lama perawatan >5 hari (P > 0,05).Kesimpulan: Diagnosis masuk memperpanjang lama perawatan.  Tidak ada faktor risiko yang berpengaruh terhadap durasi perawatan >5 hari. Karakteristik pasien secara umum memiliki kondisi medis yang buruk. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121898053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Analisis Sistem Skoring APACHE II dan SOFA Terhadap Outcome di Intensive Care Unit RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v13i2.33984
Habibah Teniya Ariq Fauziyah, B. Semedi, Pudji Lestari, Maulydia Maulydia
Latar belakang: Intensive care unit (ICU) adalah suatu ruangan dari rumah sakit yang khusus untuk merawat pasien yang menderita penyakit, cedera, atau komplikasi yang mengancam jiwa. Pasien yang sedang dilakukan perawatan di ICU dapat diperkirakan prognosisnya menggunakan sistem skoring.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sistem skoring acute physiological chronic health evaluation (APACHE II), sequential organ failure assessment (SOFA) hari pertama, SOFA hari ketiga, SOFA hari kelima dengan outcome pasien di ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Metode: Prospektif studi analitik observasional. Pengumpulan data dari rekam medis ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Subjek penelitiannya adalah pasien berumur ≥17 tahun yang dirawat di ICU minimal lima hari untuk kemudian dibandingkan sistem skoring APACHE II, SOFA hari pertama, SOFA hari ketiga dan SOFA hari kelima terhadap outcome pasien. Sampel penelitian bulan September 2019 hingga Januari 2020 sebanyak 110 pasien, namun yang masuk kriteria inklusi hanya 30 pasien. Data dianalisis menggunakan software SPSS 16 menggunakan uji spearman dan scatter plot.Hasil: Dari 30 pasien ICU, 56.7% berjenis kelamin laki-laki dan 43.3% berjenis kelamin perempuan, kelompok umur terbanyak 46-65 tahun (50%), indeks massa tubuh (IMT) tertinggi pada kategori IMT Normal (60%), diagnosis terbanyak adalah Sepsis sebanyak 14 pasien. (46.7%), pasien tanpa komorbiditas lebih dominan 15 pasien (50%), kondisi akhir pasien lebih banyak pada pasien yang hidup 18 pasien (60%). Hasil uji Spearman dan scatter plot menunjukkan adanya hubungan antara SOFA hari kelima dengan outcome ICU (p <0.05).Kesimpulan: Sistem penilaian SOFA hari kelima dapat memprediksi outcome ICU. Sedangkan APACHE II dan SOFA pada hari pertama dan ketiga tidak dapat memprediksi outcome ICU.
背景:重症监护病房是一间专门治疗危及生命的疾病、伤害或并发症患者的病房。重症监护室接受治疗的病人可以通过停职系统进行预后。目的:确定急性生理生理评估系统、顺序器官评估(APACHE II)、顺序器官评估(沙发)、第三天、第五个沙发与重症监护室(Soetomo泗水)的结果之间的关系。方法:分析分析研究的前瞻性。从重症监护室的医疗记录中收集数据。研究的对象是在重症监护室接受治疗的病人≥17岁至少五天来然后skoring APACHE II系统相比,第一天的沙发,沙发沙发第三天和第五天对病人的结果。截至2019年9月至2020年1月,样本研究共110名患者,但符合条件的只有30名患者。使用SPSS软件16进行分析,使用spearman测试和绘图分析。结果:30名重症监护室患者,56.7%的男性和43.3%的女性,46(46.7%)无同源患者占15名患者的优势(50%),18名患者的最终病情较强(60%)。Spearman和scatter的测试结果显示,这张沙发和ICU结果之间的联系(p <0.05)。结论:沙发评估系统可以预测ICU结果。然而,APACHE II和沙发在第一天和第三天无法预测ICU的结果。
{"title":"Analisis Sistem Skoring APACHE II dan SOFA Terhadap Outcome di Intensive Care Unit RSUD Dr. Soetomo Surabaya","authors":"Habibah Teniya Ariq Fauziyah, B. Semedi, Pudji Lestari, Maulydia Maulydia","doi":"10.14710/jai.v13i2.33984","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v13i2.33984","url":null,"abstract":"Latar belakang: Intensive care unit (ICU) adalah suatu ruangan dari rumah sakit yang khusus untuk merawat pasien yang menderita penyakit, cedera, atau komplikasi yang mengancam jiwa. Pasien yang sedang dilakukan perawatan di ICU dapat diperkirakan prognosisnya menggunakan sistem skoring.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sistem skoring acute physiological chronic health evaluation (APACHE II), sequential organ failure assessment (SOFA) hari pertama, SOFA hari ketiga, SOFA hari kelima dengan outcome pasien di ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Metode: Prospektif studi analitik observasional. Pengumpulan data dari rekam medis ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Subjek penelitiannya adalah pasien berumur ≥17 tahun yang dirawat di ICU minimal lima hari untuk kemudian dibandingkan sistem skoring APACHE II, SOFA hari pertama, SOFA hari ketiga dan SOFA hari kelima terhadap outcome pasien. Sampel penelitian bulan September 2019 hingga Januari 2020 sebanyak 110 pasien, namun yang masuk kriteria inklusi hanya 30 pasien. Data dianalisis menggunakan software SPSS 16 menggunakan uji spearman dan scatter plot.Hasil: Dari 30 pasien ICU, 56.7% berjenis kelamin laki-laki dan 43.3% berjenis kelamin perempuan, kelompok umur terbanyak 46-65 tahun (50%), indeks massa tubuh (IMT) tertinggi pada kategori IMT Normal (60%), diagnosis terbanyak adalah Sepsis sebanyak 14 pasien. (46.7%), pasien tanpa komorbiditas lebih dominan 15 pasien (50%), kondisi akhir pasien lebih banyak pada pasien yang hidup 18 pasien (60%). Hasil uji Spearman dan scatter plot menunjukkan adanya hubungan antara SOFA hari kelima dengan outcome ICU (p <0.05).Kesimpulan: Sistem penilaian SOFA hari kelima dapat memprediksi outcome ICU. Sedangkan APACHE II dan SOFA pada hari pertama dan ketiga tidak dapat memprediksi outcome ICU.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128563895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hubungan Penanda Infeksi, Penanda Oksigenasi, dan Faktor Risiko Lainnya terhadap Mortalitas Pasien COVID-19 dengan Pneumonia Saat Admisi di Unit Perawatan Intensif RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo 感染联系、氧气检测和其他危险因素对重症监护病房维德-19例肺炎患者死亡率的增加
Pub Date : 2021-07-01 DOI: 10.14710/jai.v13i2.37050
Andi Taufik Amiruddin, Haizah Nurdin, S. Arif, Andi Muhammad Takdir Musba, Andi Salahuddin, Ari Santri Palinrungi
Latar Belakang: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan penyebaran dari coronavirus disease 2019 (COVID-19). Faktor risiko terhadap mortalitas pasien COVID-19 rawat intensive care unit (ICU) belum banyak diteliti.Tujuan: Mengetahui hubungan penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko lainnya terhadap mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia.Metode: Penelitian retrospektif dilakukan di ICU Infection Centre RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada April – Agustus 2020. Sampel penelitian adalah data pasien COVID-19 dengan pneumonia yang dirawat di ICU. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok survivor grup (SG) dan non-survivor (NSG). Variabel penelitian berupa penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko yang didapatkan dari rekam medis pasien. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian.Hasil: Dari 92 pasien didapatkan 46 NSG dan 46 SG. Perbandingan jenis kelamin dan indeks massa tubuh antara kedua kelompok tidak signifikan bermakna secara statistik. Tidak didapatkan perbedaan signifikan secara statistik pada level c-reactive protein (CRP) antara kelompok NSG dengan median 91,1 (IQR 32,3-200,45) dan SG 88,95 (IQR 33,50-177,80), p= 0,899. Faktor risiko usia tua, diabetes mellitus (DM), dan peningkatan rasio neutrofil-limfosit (RNL) berdasarkan klasifikasi cut-off signifikan secara statistik pada mortalitas antar kedua kelompok.  Pada NSG didapatkan median usia 60,5 (IQR 53-67,25) vs SG 56 (IQR 35-61,25), p= 0.02. Komorbid DM SG 8 dari 46 pasien (17,4%) dan NSG 17 dari 46 pasien (37%), p = 0,035. Pemeriksaan kadar RNL berdasarkan klasifikasi cut-off > 3,4 NSG 42 dari 46 pasien (91,3%) dan NS 11 dari 46 (23,9%), p= 0,048.  Analisis multivariat regresi logistik didapatkan rasio P/F merupakan faktor risiko independen. Mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia (OR 0,99 95% CI 0,988-1,00, p = 0,043).  Kesimpulan: Umur di atas 60 tahun, DM, RNL, dan indeks oksigenasi bermakna secara signifikan terhadap kejadian mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia, dimana pada indeks oksigenasi yang rendah didapatkan kejadian mortalitas yang tinggi.
背景:世界卫生组织宣布coronavirus 2019 (COVID-19)在传播。重症监护室患者死亡率的风险因素还没有得到广泛研究。目的:确定感染迹象、氧化标记和其他可能导致病患者肺炎死亡率的因素。方法:2020年4月至8月,马卡萨的瓦希丁·苏迪罗索多博士样本研究是一名重症监护室肺炎患者的COVID-19的数据。患者可分为两组(SG)和非生还者(NSG)。研究变量包括感染标记、氧气标记和从病人的医疗记录中获得的风险因素。双变量和多变量分析对所有研究变量进行。结果:92名患者获得了46个NSG和46个SG。从统计学上讲,性别比较和身体质量指数都没有意义。在NSG集团和中位数为91.1 (IQR 32.3 - 200.45)和SG 88.95 (IQR 33.50 - 177.80)、p= 899的c + 899中,在统计学上没有显著差异。老年风险因素、糖尿病(DM)和神经淋巴细胞比率(RNL)的增加,在两组人之间的死亡率方面具有显著的统计价值。NSG的年龄为60.5岁(IQR 53- 67.25),而SG 56岁(IQR 35- 61.25), p= 0.02。DM SG是46名患者中的8名(17.4%),NSG是46名患者中的17名(37%),p = 035。根据46名患者(91.3%)和NS 11(23.9%)、p= 048对社会社会等级进行了分类。获得P/F比率的多变量分析是一个独立的风险因素。患有肺炎的COVID-19患者的死亡率(或0.99 95%的CI . 988-1 00, p = 043)。结论:60岁以上的DM、RNL和氧化指数对患肺炎的COVID-19患者的死亡率有着显著的意义,而低氧化指数则有较高的死亡率。
{"title":"Hubungan Penanda Infeksi, Penanda Oksigenasi, dan Faktor Risiko Lainnya terhadap Mortalitas Pasien COVID-19 dengan Pneumonia Saat Admisi di Unit Perawatan Intensif RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo","authors":"Andi Taufik Amiruddin, Haizah Nurdin, S. Arif, Andi Muhammad Takdir Musba, Andi Salahuddin, Ari Santri Palinrungi","doi":"10.14710/jai.v13i2.37050","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v13i2.37050","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan penyebaran dari coronavirus disease 2019 (COVID-19). Faktor risiko terhadap mortalitas pasien COVID-19 rawat intensive care unit (ICU) belum banyak diteliti.Tujuan: Mengetahui hubungan penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko lainnya terhadap mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia.Metode: Penelitian retrospektif dilakukan di ICU Infection Centre RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada April – Agustus 2020. Sampel penelitian adalah data pasien COVID-19 dengan pneumonia yang dirawat di ICU. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok survivor grup (SG) dan non-survivor (NSG). Variabel penelitian berupa penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko yang didapatkan dari rekam medis pasien. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian.Hasil: Dari 92 pasien didapatkan 46 NSG dan 46 SG. Perbandingan jenis kelamin dan indeks massa tubuh antara kedua kelompok tidak signifikan bermakna secara statistik. Tidak didapatkan perbedaan signifikan secara statistik pada level c-reactive protein (CRP) antara kelompok NSG dengan median 91,1 (IQR 32,3-200,45) dan SG 88,95 (IQR 33,50-177,80), p= 0,899. Faktor risiko usia tua, diabetes mellitus (DM), dan peningkatan rasio neutrofil-limfosit (RNL) berdasarkan klasifikasi cut-off signifikan secara statistik pada mortalitas antar kedua kelompok.  Pada NSG didapatkan median usia 60,5 (IQR 53-67,25) vs SG 56 (IQR 35-61,25), p= 0.02. Komorbid DM SG 8 dari 46 pasien (17,4%) dan NSG 17 dari 46 pasien (37%), p = 0,035. Pemeriksaan kadar RNL berdasarkan klasifikasi cut-off > 3,4 NSG 42 dari 46 pasien (91,3%) dan NS 11 dari 46 (23,9%), p= 0,048.  Analisis multivariat regresi logistik didapatkan rasio P/F merupakan faktor risiko independen. Mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia (OR 0,99 95% CI 0,988-1,00, p = 0,043).  Kesimpulan: Umur di atas 60 tahun, DM, RNL, dan indeks oksigenasi bermakna secara signifikan terhadap kejadian mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia, dimana pada indeks oksigenasi yang rendah didapatkan kejadian mortalitas yang tinggi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"183 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121728659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Perioperatif Transposition of The Great Arteries 围术期大动脉转位
Pub Date : 2020-12-16 DOI: 10.14710/jai.v0i0.26192
Dian Kesumarini
Transposition of the great arteries (TGA) merupakan salah satu kelainan jantung kongenital yang kompleks. Pada TGA, terjadi pertukaran sistem arterioventrikular di mana arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri (LV) dan aorta keluar dari ventrikel kanan (RV). Pertukaran ini menyebabkan perubahan dalam sirkulasi darah, di mana darah yang teroksigenasi mengalir ke paru-paru dan darah yang tidak teroksigenasi mengalir ke sirkulasi sistemik.TGA memiliki beberapa variasi yang memerlukan perhatian dan tindakan operatif yang berbeda. Secara garis besar, TGA dibagi menjadi congenitally-corrected TGA (cc-TGA) dan dextro-TGA (d-TGA) yang dibagi lagi menjadi dua, yaitu TGA dengan septum interventrikular intak (TGA-IVS) dan TGA dengan defek septum ventrikel (TGA-VSD). Pada cc-TGA, diperlukan tindakan double switch. Pada d-TGA, arterial switch operation (ASO) menjadi prosedur pilihan. Pada TGA-IVS, tingkat mixing menjadi faktor penting yang perlu dijaga. Sementara itu, pada TGA-VSD, hipertensi pulmonal dan gagal jantung lebih sering terjadi. Manajemen anestesi merupakan salah satu hal penting untuk memastikan kelancaran prosedur koreksi.
大动脉的转移是一种复杂的先天性心脏疾病。在TGA中,是一个心室交换系统,肺动脉从左心室(LV)和右心室(RV)流出。这种交换导致血液循环的变化,血液中氧化的血液流入肺部,未氧化的血液流入系统循环。TGA有多种变体需要不同的注意力和操作。从大致上讲,TGA被分为节庆TGA (ccs -TGA)和右旋TGA (d-TGA), TGA与心室间距TGA (TGA), TGA与心室间距TGA (TGA- vsd)。在cct上,需要一个双切换动作。在d-TGA中,动脉开关操作成为首选程序。在tg - ivs中,混合率是一个重要的因素。与此同时,在TGA-VSD中,肺动脉高压和心脏衰竭更为常见。麻醉师管理是确保纠正过程顺利进行的关键之一。
{"title":"Perioperatif Transposition of The Great Arteries","authors":"Dian Kesumarini","doi":"10.14710/jai.v0i0.26192","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.26192","url":null,"abstract":"Transposition of the great arteries (TGA) merupakan salah satu kelainan jantung kongenital yang kompleks. Pada TGA, terjadi pertukaran sistem arterioventrikular di mana arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri (LV) dan aorta keluar dari ventrikel kanan (RV). Pertukaran ini menyebabkan perubahan dalam sirkulasi darah, di mana darah yang teroksigenasi mengalir ke paru-paru dan darah yang tidak teroksigenasi mengalir ke sirkulasi sistemik.TGA memiliki beberapa variasi yang memerlukan perhatian dan tindakan operatif yang berbeda. Secara garis besar, TGA dibagi menjadi congenitally-corrected TGA (cc-TGA) dan dextro-TGA (d-TGA) yang dibagi lagi menjadi dua, yaitu TGA dengan septum interventrikular intak (TGA-IVS) dan TGA dengan defek septum ventrikel (TGA-VSD). Pada cc-TGA, diperlukan tindakan double switch. Pada d-TGA, arterial switch operation (ASO) menjadi prosedur pilihan. Pada TGA-IVS, tingkat mixing menjadi faktor penting yang perlu dijaga. Sementara itu, pada TGA-VSD, hipertensi pulmonal dan gagal jantung lebih sering terjadi. Manajemen anestesi merupakan salah satu hal penting untuk memastikan kelancaran prosedur koreksi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132641465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tatalaksana Komplikasi Tromboemboli pada Pasien Terkonfirmasi Corona Virus Disease-19
Pub Date : 2020-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V12I3.32906
Alfian Aditia, Mahendratama Purnama Adhi, Bagus Fajar Rohman, Oky Susianto, Erna Kusumawardhani
Latar Belakang: Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang dapat menyebabkan komplikasi tromboemboli sebagai akibat terjadinya koagulopati dengan insidensi sekitar 16.5-21%.  Salah satu patofisiologi koagulopati pada pasien COVID-19 disebabkan oleh proses inflamasi. Peningkatan faktor inflamasi, faktor koagulasi, dan skoring klinis digunakan sebagai prediksi terjadinya komplikasi tromboemboli. Pemberian antikoagulan memiliki peran untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut.Kasus: Pasien laki-laki, 43 tahun, positif COVID-19 dengan skor PADUA = 4, peningkatan D-dimer dan mendapatkan terapi profilaksis antikoagulan. Dalam perawatan hari ke-14, sesak napas memberat, takikardi dan hipoksemia dialami pasien. Didapatkan gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dan gambaran elektrokardiography (EKG) pola S1Q3T3 dan corrected QT interval (QTc) 552 mms. Penatalaksanaan pasien dengan ventilasi mekanik dan terapi unfractionated heparin (UFH) dosis terapeutik. Saat pasien bebas dari sedasi, ditemukan kelemahan tubuh bagian kiri.Diskusi: Gejala klinis emboli paru umumnya berupa dispnea/takipnea, takikardi, sianosis, hemoptisis, hipoksemia dengan onset akut. Berdasarkan keparahannya, dibagi menjadi masif, sub-masif, risiko rendah. Gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dapat menjadi dugaan terjadi emboli paru. Pemeriksaan computed tomography pulmonary angiogram (CTPA) merupakan standar diagnosisnya, namun EKG dapat digunakan sebagai modalitas kecurigaan emboli dengan gambaran takikardi/takiaritmia, pola S1Q3T3 dan pemanjangan interval QTc. Pemberian antikoagulan sebagai tromboprofilaksis tetap tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi tromboemboli seperti terjadinya stroke iskemik, tetapi emboli paru merupakan komplikasi tromboemboli yang paling sering terjadi.Kesimpulan: Evaluasi klinis, EKG secara rutin dan kadar D-dimer dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian tromboprofilaksis dan dapat menjadi strategi penapisan awal risiko komplikasi tromboemboli. Pada pasien COVID-19 derajat kritis perlu dipertimbangkan pemberian antikoagulan yang lebih agresif dan menggunakan dosis terapeutik.
背景:传播日冕病毒(COVID-19)是一种大流行疾病,可能会导致血小板并发症,原因是血小板并发症约16.5-21%。COVID-19患者的凝血生理学家之一是炎症过程引起的。炎症因子、凝血因子和临床悬挂被用来预测血小板并发症。抗凝剂的作用是防止并发症的发生。患者:男性患者,43岁,得分为PADUA -19, D-dimer增强,获得抗凝治疗。在第14天的治疗中,病人出现了严重的呼吸困难、takikardi和缺氧症。在躯干照片中获得Humpton的驼峰图像和心电图图像S1Q3T3和修正QT间隔(QTc) 552 mms。治疗剂量与机械通风和非可调性治疗疗法对病人的效用。当病人不镇静时,就会发现左半边虚弱。讨论:肺栓塞临床症状包括肺气肿/无呼吸暂停、takikardi、氰病、血液病、急性退行性脑垂体。根据其严重程度,分为大规模的,次级的,低风险。Humpton的驼峰在胸部照片可能是一个可能的肺栓塞。计算机层析成像(CTPA)是诊断的标准,但心电图可以用takikardi/ taki算术图形、S1Q3T3模式和QTc间隔回路作为亲本可疑模式。作为血小板的抗凝剂仍然不能预防血小板并发症,就像缺血性中风一样,但肺栓塞是最常见的血小板并发症。结论:临床评估、常做心电图和D-dimer水平可以作为血小板分析的考虑因素,可以作为血小板并发症的早期补救策略。病人COVID-19的临界水平需要考虑更有效的抗凝剂和治疗剂量。
{"title":"Tatalaksana Komplikasi Tromboemboli pada Pasien Terkonfirmasi Corona Virus Disease-19","authors":"Alfian Aditia, Mahendratama Purnama Adhi, Bagus Fajar Rohman, Oky Susianto, Erna Kusumawardhani","doi":"10.14710/JAI.V12I3.32906","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.32906","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit pandemi yang dapat menyebabkan komplikasi tromboemboli sebagai akibat terjadinya koagulopati dengan insidensi sekitar 16.5-21%.  Salah satu patofisiologi koagulopati pada pasien COVID-19 disebabkan oleh proses inflamasi. Peningkatan faktor inflamasi, faktor koagulasi, dan skoring klinis digunakan sebagai prediksi terjadinya komplikasi tromboemboli. Pemberian antikoagulan memiliki peran untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut.Kasus: Pasien laki-laki, 43 tahun, positif COVID-19 dengan skor PADUA = 4, peningkatan D-dimer dan mendapatkan terapi profilaksis antikoagulan. Dalam perawatan hari ke-14, sesak napas memberat, takikardi dan hipoksemia dialami pasien. Didapatkan gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dan gambaran elektrokardiography (EKG) pola S1Q3T3 dan corrected QT interval (QTc) 552 mms. Penatalaksanaan pasien dengan ventilasi mekanik dan terapi unfractionated heparin (UFH) dosis terapeutik. Saat pasien bebas dari sedasi, ditemukan kelemahan tubuh bagian kiri.Diskusi: Gejala klinis emboli paru umumnya berupa dispnea/takipnea, takikardi, sianosis, hemoptisis, hipoksemia dengan onset akut. Berdasarkan keparahannya, dibagi menjadi masif, sub-masif, risiko rendah. Gambaran Humpton’s hump pada foto toraks dapat menjadi dugaan terjadi emboli paru. Pemeriksaan computed tomography pulmonary angiogram (CTPA) merupakan standar diagnosisnya, namun EKG dapat digunakan sebagai modalitas kecurigaan emboli dengan gambaran takikardi/takiaritmia, pola S1Q3T3 dan pemanjangan interval QTc. Pemberian antikoagulan sebagai tromboprofilaksis tetap tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi tromboemboli seperti terjadinya stroke iskemik, tetapi emboli paru merupakan komplikasi tromboemboli yang paling sering terjadi.Kesimpulan: Evaluasi klinis, EKG secara rutin dan kadar D-dimer dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian tromboprofilaksis dan dapat menjadi strategi penapisan awal risiko komplikasi tromboemboli. Pada pasien COVID-19 derajat kritis perlu dipertimbangkan pemberian antikoagulan yang lebih agresif dan menggunakan dosis terapeutik.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127273156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Ko-infeksi Jamur pada COVID-19 dengan Terapi Steroid 真菌感染在COVID-19与类固醇治疗
Pub Date : 2020-11-01 DOI: 10.14710/JAI.V12I3.34150
Septia Permana, Adhrie Sugiarto, M. Thamrin, Purwoko Purwoko, A. Arifin, Eko Setijanto
Latar belakang: Ko-infeksi jamur pada pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) acapkali terjadi. Hal itu dikarenakan kegagalan sistem imun karena infeksi COVID-19 maupun karena pengobatan anti inflamasi yang diberikan.Kasus: Seorang laki-laki 39 tahun dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) berat akibat infeksi COVID-19 dan disertai dengan ko-infeksi jamur. Pasien ini mendapatkan pengobatan steroid dari awal masuk dan pada hari ke-6 hasil kultur sputumnya menunjukkan adanya ko-infeksi jamur. Pasien ini memiliki komorbid berupa riwayat diabetes mellitus. Dari pemeriksaan fisik ditemukan dispnea, takipnea, takikardia sejak hari pertama. Dari hasil laboratorium menunjukkan angka leukosit, high sensitivity c-reactive protein (HsCRP), serum glutamic oxaloacetic (SGOT), gula darah, d-dimmer, lactat dehydrogenase (LDH) dan limfosit netrophyl ratio (LNR) yang tinggi. Pada pasien ini didapatkan rasio PaO2 / FiO2 rendah dan procalcitonin (PCT) yang normal. Dari kultur sputum ditemukan adanya infeksi jamur dan dari hasil rontgen toraks (CXR) menunjukkan pneumonia bilateral. Pasien ini dirawat dengan terapi standar dan mendapatkan dexametason 5 mg / 8 jam, setelah kultur sputum menunjukkan infeksi jamur, pasien juga mendapat mycafungin untuk pengobatan jamurnya.Diskusi: Kecurigaan terhadap ko-infeksi jamur pada pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi steroid dalam jangka waktu lama maupun adanya penyerta diabetes harus dipikirkan. Penggunaan terapi anti jamur empiris pun acapkali diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.Kesimpulan: Infeksi COVID-19 memiliki risiko terjadinya ko-infeksi, salah satunya adalah infeksi jamur. Insiden koinfeksi jamur diperberat dengan pemberian pengobatan steroid dan riwayat diabetes mellitus. 
背景:科罗娜病毒病例2019 (COVID-19)的真菌感染经常发生。这是由于COVID-19感染的免疫系统故障以及注射的消炎药。病例:一名39岁的急性急性呼吸综合征患者,这是一种由COVID-19感染而引起的严重的科维德-19感染,并伴有酵母菌感染。这个病人从一开始就接受类固醇治疗,在排毒的第6天,他的快速培养结果表明真菌感染。这个病人有糖尿病史。身体检查发现有呼吸暂停,无呼吸暂停,第一天起服用过的药物。实验室的结果显示,白细胞计数、高溶蛋白(HsCRP)、高溶葡萄糖、葡萄糖、d-dimmer、lactat去氧合酶(LDH)和淋巴结ratio (LNR)的高度。在这个病人体内获得正常的PaO2 / FiO2比和介质(PCT)。有菌根感染,有x光片显示双侧肺炎。在马刺文化表现出真菌感染后,病人接受了标准的治疗,并获得了5毫克/ 8小时的地塞米松,该病还获得了真菌治疗的myca真菌。讨论:COVID-19患者长期接受类固醇治疗和糖尿病传播者的怀疑是很重要的。经验抗菌疗法的使用常常对减少发病率和死亡率是必要的。结论:COVID-19感染的风险是低温感染,其中之一是酵母菌感染。类固醇治疗和mellitus糖尿病的历史加剧了真菌感染事件。
{"title":"Ko-infeksi Jamur pada COVID-19 dengan Terapi Steroid","authors":"Septia Permana, Adhrie Sugiarto, M. Thamrin, Purwoko Purwoko, A. Arifin, Eko Setijanto","doi":"10.14710/JAI.V12I3.34150","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/JAI.V12I3.34150","url":null,"abstract":"Latar belakang: Ko-infeksi jamur pada pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) acapkali terjadi. Hal itu dikarenakan kegagalan sistem imun karena infeksi COVID-19 maupun karena pengobatan anti inflamasi yang diberikan.Kasus: Seorang laki-laki 39 tahun dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) berat akibat infeksi COVID-19 dan disertai dengan ko-infeksi jamur. Pasien ini mendapatkan pengobatan steroid dari awal masuk dan pada hari ke-6 hasil kultur sputumnya menunjukkan adanya ko-infeksi jamur. Pasien ini memiliki komorbid berupa riwayat diabetes mellitus. Dari pemeriksaan fisik ditemukan dispnea, takipnea, takikardia sejak hari pertama. Dari hasil laboratorium menunjukkan angka leukosit, high sensitivity c-reactive protein (HsCRP), serum glutamic oxaloacetic (SGOT), gula darah, d-dimmer, lactat dehydrogenase (LDH) dan limfosit netrophyl ratio (LNR) yang tinggi. Pada pasien ini didapatkan rasio PaO2 / FiO2 rendah dan procalcitonin (PCT) yang normal. Dari kultur sputum ditemukan adanya infeksi jamur dan dari hasil rontgen toraks (CXR) menunjukkan pneumonia bilateral. Pasien ini dirawat dengan terapi standar dan mendapatkan dexametason 5 mg / 8 jam, setelah kultur sputum menunjukkan infeksi jamur, pasien juga mendapat mycafungin untuk pengobatan jamurnya.Diskusi: Kecurigaan terhadap ko-infeksi jamur pada pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi steroid dalam jangka waktu lama maupun adanya penyerta diabetes harus dipikirkan. Penggunaan terapi anti jamur empiris pun acapkali diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.Kesimpulan: Infeksi COVID-19 memiliki risiko terjadinya ko-infeksi, salah satunya adalah infeksi jamur. Insiden koinfeksi jamur diperberat dengan pemberian pengobatan steroid dan riwayat diabetes mellitus. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130616400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1