Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1690
Muhammad Deri Ramadhan, Tonika Tohri, Eny Kusmiran
Pendahuluan: PJK berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan penderitanya baik fisik, psikososial maupun spiritual yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Intervensi lebih lanjut untuk dapat meningkatkan kepatuhan diperlukan dan salah satu intervensi yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi (smartphone-based application). Tujuan: menganalisis pengaruh smartphone-based application terhadap kepatuhan pengobatan pasien PJK. Metode: Desain studi yaitu quasy experiment with control group dengan jumlah sampel 102 responden (n1=51 kelompok perlakuan & n2=51 kelompok kontrol). Skor kepatuhan pengobatan dinilai menggunakan kuesioner Modified Morisky Adherence Scale-8 (MMAS-8). Hasil: gambaran skor kepatuhan sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada kelompok perlakuan berturut-turut dengan median 5.00 dan 6.75 sedangkan gambaran skor kepatuhan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi dengan median 5.00 dan 5.75. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan signifikan skor kepatuhan pengobatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai p 0.035. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan skor kepatuhan pengobatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, aplikasi berbasis smartphone berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pengobatan pasien PJK. Intervensi berbasis teknologi dapat dimanfaatkan professional kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan terkait kepatuhan pengobatan dengan mengirimkan pengingat rutin kepada pasien yang bertujuan untuk mengurangi kelupaan, alasan ketidakpatuhan yang tidak disengaja
{"title":"PENGARUH SMARTPHONE-BASED APPLICATION TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE A KOTA BANDUNG","authors":"Muhammad Deri Ramadhan, Tonika Tohri, Eny Kusmiran","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1690","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1690","url":null,"abstract":"Pendahuluan: PJK berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan penderitanya baik fisik, psikososial maupun spiritual yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Intervensi lebih lanjut untuk dapat meningkatkan kepatuhan diperlukan dan salah satu intervensi yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi (smartphone-based application). Tujuan: menganalisis pengaruh smartphone-based application terhadap kepatuhan pengobatan pasien PJK. Metode: Desain studi yaitu quasy experiment with control group dengan jumlah sampel 102 responden (n1=51 kelompok perlakuan & n2=51 kelompok kontrol). Skor kepatuhan pengobatan dinilai menggunakan kuesioner Modified Morisky Adherence Scale-8 (MMAS-8). Hasil: gambaran skor kepatuhan sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada kelompok perlakuan berturut-turut dengan median 5.00 dan 6.75 sedangkan gambaran skor kepatuhan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi dengan median 5.00 dan 5.75. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan signifikan skor kepatuhan pengobatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai p 0.035. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan skor kepatuhan pengobatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, aplikasi berbasis smartphone berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pengobatan pasien PJK. Intervensi berbasis teknologi dapat dimanfaatkan professional kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan terkait kepatuhan pengobatan dengan mengirimkan pengingat rutin kepada pasien yang bertujuan untuk mengurangi kelupaan, alasan ketidakpatuhan yang tidak disengaja","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1620
Zakiah Rahman
Pendahuluan : Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang dengan mengurangi risiko multifaktorial selain kendali glikemik. Pengelolaan pasien dengan perawatan diri yang baik mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, berat badan, dan lemak. Pendidikan kesehatan diabetes adalah bagian penting dari pengobatan DM tipe 2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui edukasi kesehatan berpengaruh terhadap self care pasien diabetes melitus tipe 2 di RS-BLUD Kota Tanjungpinang. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain pre-experimental yang melibatkan satu grup pre- dan post-test. Jumlah sampel sebanyak 34 orang, dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Variabel dalam penelitian ini edukasi kesehatan (variabel independen) dan self care (variabel dependen). Alat pengumpulan data : kuesioner self-care SDSCA (Summary Of Diabetes Self-care Activities). Analisa Data : uji statistik Wilcoxon Rank. Hasil : Hasil penelitian sebelum dilakukan edukasi kesehatan sebagian besar responden memiliki status self care kurang sebanyak 21 orang (61,8%) dan status self care baik sebanyak 13 orang (38,2%). Sedangkan sesudah dilakukan edukasi kesehatan sebagian besar responden memiliki status self care kurang sebanyak 14 orang (41,2%) dan status self care baik sebanyak 20 orang (58,8%) dengan p Value 0,008. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian edukasi kesehatan terhadap self care pasien diabetes melitus tipe 2 di RS-BLUD Kota Tanjungpinang. Saran : Pasien diabetes melitus harus diberikan edukasi agar mereka mengetahui dan melakukan perawatan diri secara mandiri untuk menjaga kadar gula darah mereka dengan memantau kadar gula darah, melakukan aktifitas fisik, mengontrol pola makan, dan menjalani pengobatan
{"title":"PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP SELF CARE PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Zakiah Rahman","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1620","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1620","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang dengan mengurangi risiko multifaktorial selain kendali glikemik. Pengelolaan pasien dengan perawatan diri yang baik mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, berat badan, dan lemak. Pendidikan kesehatan diabetes adalah bagian penting dari pengobatan DM tipe 2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui edukasi kesehatan berpengaruh terhadap self care pasien diabetes melitus tipe 2 di RS-BLUD Kota Tanjungpinang. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan desain pre-experimental yang melibatkan satu grup pre- dan post-test. Jumlah sampel sebanyak 34 orang, dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Variabel dalam penelitian ini edukasi kesehatan (variabel independen) dan self care (variabel dependen). Alat pengumpulan data : kuesioner self-care SDSCA (Summary Of Diabetes Self-care Activities). Analisa Data : uji statistik Wilcoxon Rank. Hasil : Hasil penelitian sebelum dilakukan edukasi kesehatan sebagian besar responden memiliki status self care kurang sebanyak 21 orang (61,8%) dan status self care baik sebanyak 13 orang (38,2%). Sedangkan sesudah dilakukan edukasi kesehatan sebagian besar responden memiliki status self care kurang sebanyak 14 orang (41,2%) dan status self care baik sebanyak 20 orang (58,8%) dengan p Value 0,008. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian edukasi kesehatan terhadap self care pasien diabetes melitus tipe 2 di RS-BLUD Kota Tanjungpinang. Saran : Pasien diabetes melitus harus diberikan edukasi agar mereka mengetahui dan melakukan perawatan diri secara mandiri untuk menjaga kadar gula darah mereka dengan memantau kadar gula darah, melakukan aktifitas fisik, mengontrol pola makan, dan menjalani pengobatan","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan : Kejadian VAP di ruang ICU dilakukan penatalaksanaan dengan diterapkan VAP Bundle di ruang ICU. Penerapan VAP Bundle di Ruang ICU dengan memberikan posisi elevasi head of bed (HOB) dengan kemiringan 45 derajat memberikan efek dalam mengurangi terjadinya VAP dan juga dijadikan sebagai bentuk pencegahan selama perawatan pasien dengan terpasang ventilator mekanik di ruang ICU. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada salah satu pasien yang memiliki diagnosa medis cerebrovascular accident (CVA) yang menjalani perawatan di ruang ICU RSD dr Soebandi Jember dengan diberikan intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 selama 3 hari yang diukur menggunakan Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) dengan diberikan intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 selama perawatan. Hasil : Hasil skor CPIS pada Pre-Intervensi hari pertama diperoleh hasil yakni 5 dan setelah diberikan intervensi diperoleh hasil penurunan basis 1 point pada saat dilakukan pengukuran CPIS pada hari perawatan ketiga dengan nilai skor 4. Intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 yang diberikan kepada pasien dengan CVA menunjukkan penurunan. Kesimpulan : Penerapan elevasi head of bed (HOB) 450 pada pasien dengan CVA selama perawatan di ruang ICU ditunjukkan dapat mencegah terjadinya VAP. Rekomendasi : Penerapan elevasi head of bed (HOB) 450 dapat diberikan kepada pasien yang terintubasi di ruang ICU sebagai salah satu manajemen dari VAP Bundle untuk menurunkan insidensi kejadian VAP.
{"title":"PENERAPAN ELEVASI HEAD OF BED 45 DERAJAT PADA PASIEN CEREBROVASCULAR ACCIDENT UNTUK PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DI RUANG ICU RSD DR SOEBANDI JEMBER","authors":"Vigo Salim, None Akhmad Zainur Ridla, None Baskoro Setioputro, None Sugito Tri Gunarto","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1671","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1671","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Kejadian VAP di ruang ICU dilakukan penatalaksanaan dengan diterapkan VAP Bundle di ruang ICU. Penerapan VAP Bundle di Ruang ICU dengan memberikan posisi elevasi head of bed (HOB) dengan kemiringan 45 derajat memberikan efek dalam mengurangi terjadinya VAP dan juga dijadikan sebagai bentuk pencegahan selama perawatan pasien dengan terpasang ventilator mekanik di ruang ICU. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada salah satu pasien yang memiliki diagnosa medis cerebrovascular accident (CVA) yang menjalani perawatan di ruang ICU RSD dr Soebandi Jember dengan diberikan intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 selama 3 hari yang diukur menggunakan Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) dengan diberikan intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 selama perawatan. Hasil : Hasil skor CPIS pada Pre-Intervensi hari pertama diperoleh hasil yakni 5 dan setelah diberikan intervensi diperoleh hasil penurunan basis 1 point pada saat dilakukan pengukuran CPIS pada hari perawatan ketiga dengan nilai skor 4. Intervensi elevasi head of bed (HOB) 450 yang diberikan kepada pasien dengan CVA menunjukkan penurunan. Kesimpulan : Penerapan elevasi head of bed (HOB) 450 pada pasien dengan CVA selama perawatan di ruang ICU ditunjukkan dapat mencegah terjadinya VAP. Rekomendasi : Penerapan elevasi head of bed (HOB) 450 dapat diberikan kepada pasien yang terintubasi di ruang ICU sebagai salah satu manajemen dari VAP Bundle untuk menurunkan insidensi kejadian VAP.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1789
None Rodiyah
Latarbelakang: Peristiwa pelecehan seksual masih terjadi bahkan di lingkungan Islamic boarding school yang korbannyaadalah santri. Kekerasan seksual sering terjadi di pesantren karena adanya “hubungan kekuasaan yang timpang” antara anak dengan orang dewasa, perempuan dan laki-laki, santri dan guru, serta masyarakat awam dan orang yang mempunyai otoritas dalam urusan ilmu agama . Tujuan: diketahuinya dampak pendidikan seks terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan kekerasan seksual di pondok pesantren. Metode: Jenis penelitian Quasi eksperimen one group pre post test design. Pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Instrument yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner, analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Lokasi penelitian di pondok pesantren di kecamatan Jombang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember tahun 2022. Hasil: Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Pengetahuan : p = 0,003 < ? = 0,05 atau ( ? < ?) artinya terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi . Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Sikap Remaja: dari Penelitian ini didapatkan hasil p = 1,000 > ? = 0,05 atau ( ? > ? ). Artinya pendidikan seks tidak berpengaruh terhadap sikap remaja dalam pencegahan kekerasan seksual di pesantren. Kesimpulan: Di harapkan pondok pesantren melakukan pengawasan yang ketat baik kepada pengurus maupun kepada para santri sehingga kasus pelecehan seksual di ponpes dapat dicegah.
{"title":"PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL DI PONDOK PESANTREN","authors":"None Rodiyah","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1789","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1789","url":null,"abstract":"Latarbelakang: Peristiwa pelecehan seksual masih terjadi bahkan di lingkungan Islamic boarding school yang korbannyaadalah santri. Kekerasan seksual sering terjadi di pesantren karena adanya “hubungan kekuasaan yang timpang” antara anak dengan orang dewasa, perempuan dan laki-laki, santri dan guru, serta masyarakat awam dan orang yang mempunyai otoritas dalam urusan ilmu agama . Tujuan: diketahuinya dampak pendidikan seks terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan kekerasan seksual di pondok pesantren. Metode: Jenis penelitian Quasi eksperimen one group pre post test design. Pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Instrument yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner, analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Lokasi penelitian di pondok pesantren di kecamatan Jombang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember tahun 2022. Hasil: Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Pengetahuan : p = 0,003 < ? = 0,05 atau ( ? < ?) artinya terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi . Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Sikap Remaja: dari Penelitian ini didapatkan hasil p = 1,000 > ? = 0,05 atau ( ? > ? ). Artinya pendidikan seks tidak berpengaruh terhadap sikap remaja dalam pencegahan kekerasan seksual di pesantren. Kesimpulan: Di harapkan pondok pesantren melakukan pengawasan yang ketat baik kepada pengurus maupun kepada para santri sehingga kasus pelecehan seksual di ponpes dapat dicegah.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1682
Lika Eka Putri, Hinin Wasilah
Latarbelakang: Prevalensi stroke secara global menurut WHO (World Health Organization) ada 13,7 juta kasus stroke setiap tahunnya dan 5,5 juta diantaranya meninggal dunia pada tahun 2019. Tujuan: Mendapatkan gambaran pelaksanaan mirror therapy untuk meningkatkan kekuatan otot pada klien dengan stroke. Metode: Rancangan studi kasus ini adalah deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan. Subjek studi kasus ini terdiri dari 2 orang pasien stroke. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik khususnya pengukuran kekuatan otot. Hasil: Hasil studi kasus ini menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot pada subjek pertama dan kedua masing-masing dengan nilai 5 dan 4 setelah tindakan, sedangkan sebelum tindakan diperoleh nilai 4 dan 3. Mirror therapy dilakukan selama 3 hari dengan frekuensi 2 kali per hari. Kesimpulan: Hasil studi kasus ini merekomendasikan mirror therapy dapat dijadikan sebagai terapi yang efektif dan efisien bagi klien stroke dengan hemiparesis yang dapat diterapkan oleh perawat
{"title":"PENERAPAN MIRROR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUP FATMAWATI: STUDI KASUSDI RSUP FATMAWATI","authors":"Lika Eka Putri, Hinin Wasilah","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1682","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1682","url":null,"abstract":"Latarbelakang: Prevalensi stroke secara global menurut WHO (World Health Organization) ada 13,7 juta kasus stroke setiap tahunnya dan 5,5 juta diantaranya meninggal dunia pada tahun 2019. Tujuan: Mendapatkan gambaran pelaksanaan mirror therapy untuk meningkatkan kekuatan otot pada klien dengan stroke. Metode: Rancangan studi kasus ini adalah deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan. Subjek studi kasus ini terdiri dari 2 orang pasien stroke. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik khususnya pengukuran kekuatan otot. Hasil: Hasil studi kasus ini menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot pada subjek pertama dan kedua masing-masing dengan nilai 5 dan 4 setelah tindakan, sedangkan sebelum tindakan diperoleh nilai 4 dan 3. Mirror therapy dilakukan selama 3 hari dengan frekuensi 2 kali per hari. Kesimpulan: Hasil studi kasus ini merekomendasikan mirror therapy dapat dijadikan sebagai terapi yang efektif dan efisien bagi klien stroke dengan hemiparesis yang dapat diterapkan oleh perawat","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1675
Dwi Rahmawati, None Supriyadi
atar belakang: Perilaku agresif ialah perilaku yang merugikan secara verbal atau fisik yang cenderung merugikan orang lain dan bersifat destruktif. Terdapat 4 aspek perilaku agresif yakni fisik, verbal, dan permusuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku agresif salah satunya ialah faktor eksternal seperti pola asuh orang tua, keluarga, dan teman sebaya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan mempergunakan metode deskriptif analitik melalui pendekatan cross-sectional. Metode sampling dalam penelitian ini yaitu Stratified random sampling dengan sampel yang digunakan yaitu 60 responden siswa SMP Negeri 2 Punggelan. Hasil: Hasil uji chi square hubungan tugas perkembangan keluarga dengan perilaku agresif didapatkan p-value = 0.000 (p < 0.05). Dan hubungan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif didapatkan p-value = 0.001 (p < 0.05). Perolehan penelitian memperlihatkan bahwasanya terdapat hubungan yang signifikan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan. Kesimpulan: Ada hubungan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan.
后遗症:攻击性行为是一种言语或身体上有害的行为,往往会伤害他人,具有破坏性。攻击性行为有四个方面:身体上的、言语上的和敌意上的。影响攻击性行为的因素有几个,其中一个是外部因素,如父母、家庭和同龄人的教养。目的:了解家庭发展任务与青少年发展任务在SMP Negeri 2 Punggelan的攻击性行为之间的关系。方法:这类研究采用分段方法进行分析描述性研究。本研究采用的抽样方法是随机抽样,其中使用的样本为来自SMP Negeri 2 Punggelan的60名受访者。结果:chi square测试家庭发展与攻击性行为的关系获得p值= 0000 (p <)0。05)。与攻击性行为相关的青少年发展任务获得p-value = 0001 (p <)0。05)。研究结果显示,在SMP Negeri 2 Punggelan,家庭发展任务和青少年发展任务之间存在着显著的联系。结论:家庭发展任务和青少年发展任务之间存在联系。
{"title":"HUBUNGAN ANTARA TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DENGAN PERILAKU AGRESIF DI SMP NEGERI 2 PUNGGELAN","authors":"Dwi Rahmawati, None Supriyadi","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1675","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1675","url":null,"abstract":"atar belakang: Perilaku agresif ialah perilaku yang merugikan secara verbal atau fisik yang cenderung merugikan orang lain dan bersifat destruktif. Terdapat 4 aspek perilaku agresif yakni fisik, verbal, dan permusuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku agresif salah satunya ialah faktor eksternal seperti pola asuh orang tua, keluarga, dan teman sebaya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan mempergunakan metode deskriptif analitik melalui pendekatan cross-sectional. Metode sampling dalam penelitian ini yaitu Stratified random sampling dengan sampel yang digunakan yaitu 60 responden siswa SMP Negeri 2 Punggelan. Hasil: Hasil uji chi square hubungan tugas perkembangan keluarga dengan perilaku agresif didapatkan p-value = 0.000 (p < 0.05). Dan hubungan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif didapatkan p-value = 0.001 (p < 0.05). Perolehan penelitian memperlihatkan bahwasanya terdapat hubungan yang signifikan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan. Kesimpulan: Ada hubungan antara tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja dengan perilaku agresif di SMP Negeri 2 Punggelan.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"191 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1488
Yahya Sukarno Pratama, Safra Ria Kurniati, Tri Arianingsih, None Zuraidah
Pendahuluan : Tahanan adalah seorang tersangka yang ditempatkan di ruang tahanan oleh penyidik karena diduga melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup. Mayoritas tahanan mengalami kondisi yang sulit dan banyak masalah, seperti emosi tidak terkontrol, cemas, sulit beradaptasi dan stres. Salah satu solusi untuk mengurangi stres yaitu dengan meningkatkan peran keluarga melalui dukungan keluarga. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres pada populasi tahanan di Polresta Tanjungpinang. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah responden 45 orang tahanan. Penelitian menggunakan metode wawancara dengan dua alat ukur kuesioner yang telah baku, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: sebagian besar tahanan mendapat dukungan keluarga yang tinggi sebanyak 16 responden (35,6%) dan sebagian besar tahanan mengalami stres ringan sebanyak 17 responden (37,8%). Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value 0,016 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stress pada tahanan di Polresta Tanjungpinang. Kesimpulan: Bagi responden dapat melakukan relaksasi dan bersosialisasi dengan lingkungan untuk mengurangi stres. Bagi tahanan yang tidak dikunjungi oleh keluarga, petugas Polresta Tanjungpinang diharapkan dapat memfasilitasi tahanan untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui alat telepon genggam
{"title":"HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PADA TAHANAN DI KEPOLISIAN RESOR KOTA TANJUNG PINANG","authors":"Yahya Sukarno Pratama, Safra Ria Kurniati, Tri Arianingsih, None Zuraidah","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1488","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1488","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Tahanan adalah seorang tersangka yang ditempatkan di ruang tahanan oleh penyidik karena diduga melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup. Mayoritas tahanan mengalami kondisi yang sulit dan banyak masalah, seperti emosi tidak terkontrol, cemas, sulit beradaptasi dan stres. Salah satu solusi untuk mengurangi stres yaitu dengan meningkatkan peran keluarga melalui dukungan keluarga. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres pada populasi tahanan di Polresta Tanjungpinang. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah responden 45 orang tahanan. Penelitian menggunakan metode wawancara dengan dua alat ukur kuesioner yang telah baku, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: sebagian besar tahanan mendapat dukungan keluarga yang tinggi sebanyak 16 responden (35,6%) dan sebagian besar tahanan mengalami stres ringan sebanyak 17 responden (37,8%). Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value 0,016 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stress pada tahanan di Polresta Tanjungpinang. Kesimpulan: Bagi responden dapat melakukan relaksasi dan bersosialisasi dengan lingkungan untuk mengurangi stres. Bagi tahanan yang tidak dikunjungi oleh keluarga, petugas Polresta Tanjungpinang diharapkan dapat memfasilitasi tahanan untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui alat telepon genggam","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"67 S1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1794
Mumpuni Dwiningtyas
Pendahuluan: Penelitian menunjukkan anak-anak atau remaja memiliki potensi hipertensi esensial di masa yang akan datang. Jenis kelamin, genetik (faktor keluarga), obesitas, konsumsi garam, gaya hidup dan kebiasaan, aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko hipertensi pada remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko terjadinya hipertensi pada mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi dan sampel yang merupakan seluruh mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang sebanyak 61 responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar mahasiswa memiliki tekanan darah normal sebanyak 95,1%, berusia lebih dari 20 tahun sebanyak 75,4%, berjenis kelamin perempuan sebanyak 80,3%, tidak memiliki anggota keluarga hipertensi sebanyak 77,0%, memiliki indeks masssa tubuh (IMT) normal sebanyak 50,8%, dan menerapkan gaya hidup sehat 55,7%. Hasil analisis bivariat diketahui ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p value = 0,000), indeks massa tubuh (p value = 0,011), dan gaya hidup (p value = 0,046) dengan kenaikan tekanan darah. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan gaya hidup dengan kenaikan tekanan darah pada mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.
{"title":"DETEKSI DINI RISIKO HIPERTENSI DAN EDUKASI KESEHATAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN STIKES PEMKAB JOMBANG","authors":"Mumpuni Dwiningtyas","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1794","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1794","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Penelitian menunjukkan anak-anak atau remaja memiliki potensi hipertensi esensial di masa yang akan datang. Jenis kelamin, genetik (faktor keluarga), obesitas, konsumsi garam, gaya hidup dan kebiasaan, aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko hipertensi pada remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko terjadinya hipertensi pada mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi dan sampel yang merupakan seluruh mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang sebanyak 61 responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar mahasiswa memiliki tekanan darah normal sebanyak 95,1%, berusia lebih dari 20 tahun sebanyak 75,4%, berjenis kelamin perempuan sebanyak 80,3%, tidak memiliki anggota keluarga hipertensi sebanyak 77,0%, memiliki indeks masssa tubuh (IMT) normal sebanyak 50,8%, dan menerapkan gaya hidup sehat 55,7%. Hasil analisis bivariat diketahui ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p value = 0,000), indeks massa tubuh (p value = 0,011), dan gaya hidup (p value = 0,046) dengan kenaikan tekanan darah. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan gaya hidup dengan kenaikan tekanan darah pada mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"67 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1780
Surya Prihatini, Helmi Juwita
Latarbelakang: End of life merupakan intervensi keperawatan untuk pasien intensive dan paliatif yang berfokus membantu pasien dalam menghadapi akhir hidup sehingga mendapatkan kedamaian dan kematian yang bermartarbat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat dalam melakukan intervensi keperawatan end of life pada pasien ktritis dan paliatif yang dirawat di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif yang menggali dan mengeksplor pengalaman perawat di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar dalam menerapkan intervensi keperawatan end of life. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu perawat yang telah memiliki pengalaman kerja di ruang ICU minimal 5 tahun dan tidak pernah mendapatkan rotasi selama 5 tahun terakhir serta siap untuk menjadi informan. Informan diwawancarai semi terstruktur oleh peneliti dengan instrumen penelitian yang berdasarkan elemen atau domain terkait konsep peacefull end of life meliputi bebas nyeri, rasa nyaman, merasa bermartabat, berada dalam kedamaian, dan kedekatan keluarga dan orang terdekat. Hasil: Perawat memiliki pengalaman memberikan intervensi end of life di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar dengan menerapkan elemen peacefull end of life yang mencakup bebas nyeri, perasaan nyaman, merasa bermartabat, berada dalam kedamaian, kedekatan keluarga dan orang terdekat dengan memperhatikan aspek biopsikososial dan spiritual
{"title":"INTERVENSI END OF LIFE PERAWAT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR: KUALITATIF","authors":"Surya Prihatini, Helmi Juwita","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1780","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1780","url":null,"abstract":"Latarbelakang: End of life merupakan intervensi keperawatan untuk pasien intensive dan paliatif yang berfokus membantu pasien dalam menghadapi akhir hidup sehingga mendapatkan kedamaian dan kematian yang bermartarbat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat dalam melakukan intervensi keperawatan end of life pada pasien ktritis dan paliatif yang dirawat di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif yang menggali dan mengeksplor pengalaman perawat di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar dalam menerapkan intervensi keperawatan end of life. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu perawat yang telah memiliki pengalaman kerja di ruang ICU minimal 5 tahun dan tidak pernah mendapatkan rotasi selama 5 tahun terakhir serta siap untuk menjadi informan. Informan diwawancarai semi terstruktur oleh peneliti dengan instrumen penelitian yang berdasarkan elemen atau domain terkait konsep peacefull end of life meliputi bebas nyeri, rasa nyaman, merasa bermartabat, berada dalam kedamaian, dan kedekatan keluarga dan orang terdekat. Hasil: Perawat memiliki pengalaman memberikan intervensi end of life di ruang ICU RS Islam Faisal Makassar dengan menerapkan elemen peacefull end of life yang mencakup bebas nyeri, perasaan nyaman, merasa bermartabat, berada dalam kedamaian, kedekatan keluarga dan orang terdekat dengan memperhatikan aspek biopsikososial dan spiritual","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"67 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1793
Shanti Rosmaharani, None Rodiyah, I'in Noviana
Pendahuluan:Keluarga dengan anak retardasi mental tentunya menghadapi banyak permasalahan kompleks yang terjadi dari masyarakat, disorientasi harapan dan stigma negatif. Masalah yang dihadapi memerlukan mekanisme koping yang baik agar berdampak posiif bagi seluruh anggota keluarga terutama bagi anak dengan retardasi mental. Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu terapi yang dapat dipergunakan untuk memperkuat kemampuan koping keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap perubahan mekanisme koping keluarga dengan anak retardasi mental. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental one-group pra-post test design. Populasi keluarga yang merawat anak dengan retardasi mental sebanyak 40 orang. Besar sampel sejumlah 40 responden dengan menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Variabel independen adalah psikoedukasi keluarga. Sedangkan variabel dependen adalah mekanisme koping keluarga. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner mekanisme koping The Brief Cope. Hasil: Dari hasil uji analisis Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan data menunjukkan hasil ?-value (0,002) < 0,05 yang berarti ada pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap mekanisme koping keluarga Kesimpulan: penelitian ini psikoedukasi keluarga efektif untuk meningkatkan mekanisme koping keluarga sehingga akan tercipta lingkungan yang kondusif dan harmonis untuk keluarga tersebut. Psikoedukasi keluarg ini dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh pihak sekolah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh kelaurag di rumah terutama ketika menghadapi masalah dalam perawatan anak dengan retardasi mental
引言:精神残疾儿童家庭当然面临着社会中存在的许多复杂问题、希望迷失和负面耻辱。面临的问题需要良好的应对机制,以影响家庭成员,尤其是有智力障碍的儿童。家庭教育是一种可以用来增强家庭凝聚力的治疗方法。目的:本研究旨在探讨家庭心理教育对心智迟钝儿童家庭应对机制变化的影响。方法:该研究采用前实验设计的一站式设计前试验组。照顾智力迟钝的儿童的家庭人口为40人。40名受访者的样本中有大量使用了总样本。使用Wilcoxon Signed Ranks测试进行数据分析。独立变量是家庭精神教育。可变是家庭责任机制。采用问卷调查机制进行数据收集。结果:Wilcoxon Signed Ranks测试测试获得数据显示结果?-价值(0.002)<0.05这意味着家庭联合机制受到心理教育的影响:这项研究有效地加强了家庭联结机制,为家庭创造了一个稳定、和谐的环境。家庭心理教育可以由学校继续进行,也可以由家庭主妇自力更生,尤其是在面对心理障碍的儿童抚养问题时
{"title":"EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP PERUBAHAN MEKANISME KOPING KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB KURNIA ASIH NGORO JOMBANG","authors":"Shanti Rosmaharani, None Rodiyah, I'in Noviana","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1793","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1793","url":null,"abstract":"Pendahuluan:Keluarga dengan anak retardasi mental tentunya menghadapi banyak permasalahan kompleks yang terjadi dari masyarakat, disorientasi harapan dan stigma negatif. Masalah yang dihadapi memerlukan mekanisme koping yang baik agar berdampak posiif bagi seluruh anggota keluarga terutama bagi anak dengan retardasi mental. Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu terapi yang dapat dipergunakan untuk memperkuat kemampuan koping keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap perubahan mekanisme koping keluarga dengan anak retardasi mental. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental one-group pra-post test design. Populasi keluarga yang merawat anak dengan retardasi mental sebanyak 40 orang. Besar sampel sejumlah 40 responden dengan menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Variabel independen adalah psikoedukasi keluarga. Sedangkan variabel dependen adalah mekanisme koping keluarga. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner mekanisme koping The Brief Cope. Hasil: Dari hasil uji analisis Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan data menunjukkan hasil ?-value (0,002) < 0,05 yang berarti ada pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap mekanisme koping keluarga Kesimpulan: penelitian ini psikoedukasi keluarga efektif untuk meningkatkan mekanisme koping keluarga sehingga akan tercipta lingkungan yang kondusif dan harmonis untuk keluarga tersebut. Psikoedukasi keluarg ini dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh pihak sekolah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh kelaurag di rumah terutama ketika menghadapi masalah dalam perawatan anak dengan retardasi mental","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"91 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}