Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1761
Siti Haryani, Joyo Minardo, Ana Puji Astuti
Pendahuluan: Kecelakaan pada toddler diantaranya adalah aspirasi benda asing. Pada anak toddler kemampuan mengeksplor lingkungan sekitar karena rasa ingin tahu yang tinggi. Jika anak dan orang tua mendapatkan informasi dan bimbingan antisipasi pencegahan kecelakaan, maka kecelakaan dapat dicegah. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui kader didapatkan informasi bahwa kurang lebih 3 anak yang mengalami aspirasi benda asing dalam satu tahun terakhir. Data mengenai aspirasi benda asing juga didapatkan melalui wawancara terhadap 5 ibu yang berada di wilayah Candirejo mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang penanganan aspirasi benda asing dari petugas kesehatan maupun media informasi lainnya. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh Pendidikan kesehatan tentang aspirasi benda asing terhadap pengetahuan ibu. Metode: rancangan analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini adalah 36 ibu yangg mempunyai anak toddler (1-3 tahun) . Sebelum dilakukan pengambilan data terlebih dahulu dilakukan pemberian informed consent. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan melalui Pendidikan Kesehatan tentang pertolongan pertama aspirasi benda asing pada anak toddler. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan. Hasil: ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan dengan nilai p-value 0.000 (<0.05).. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan efektif mengingkatkan pengetahuan Ibu dalam pemberian pertolongan aspirasi pada anak. Karena itu, kegiatan pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai kebutuhan masyarakat
{"title":"PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA ASPIRASI BENDA ASING PADA ANAK TODDLER TERHADAP PENGETAHUAN IBU","authors":"Siti Haryani, Joyo Minardo, Ana Puji Astuti","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1761","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1761","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kecelakaan pada toddler diantaranya adalah aspirasi benda asing. Pada anak toddler kemampuan mengeksplor lingkungan sekitar karena rasa ingin tahu yang tinggi. Jika anak dan orang tua mendapatkan informasi dan bimbingan antisipasi pencegahan kecelakaan, maka kecelakaan dapat dicegah. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui kader didapatkan informasi bahwa kurang lebih 3 anak yang mengalami aspirasi benda asing dalam satu tahun terakhir. Data mengenai aspirasi benda asing juga didapatkan melalui wawancara terhadap 5 ibu yang berada di wilayah Candirejo mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang penanganan aspirasi benda asing dari petugas kesehatan maupun media informasi lainnya. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh Pendidikan kesehatan tentang aspirasi benda asing terhadap pengetahuan ibu. Metode: rancangan analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini adalah 36 ibu yangg mempunyai anak toddler (1-3 tahun) . Sebelum dilakukan pengambilan data terlebih dahulu dilakukan pemberian informed consent. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan melalui Pendidikan Kesehatan tentang pertolongan pertama aspirasi benda asing pada anak toddler. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan. Hasil: ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan dengan nilai p-value 0.000 (<0.05).. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan efektif mengingkatkan pengetahuan Ibu dalam pemberian pertolongan aspirasi pada anak. Karena itu, kegiatan pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai kebutuhan masyarakat","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"91 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1634
None Suherman, Popi Sopiah, Heri Ridwan
Pendahuluan: Ginjal merupakan organ krusial yang mendukung kinerja tubuh manusia yang memiliki peranan penting untuk tubuh manusia mulai dari menjaga cairan dalam tubuh, mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan, serta menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh. Kelainan nefropati diabetik merupakan komplikasi kapiler disebabkan penyakit diabetes melitus yang kemudian akan mengakibatkan gagal ginjal kronik yang mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh. Tujuan: penulisan ini guna mengetahui gambaran hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Metode: Penulisan ini berbentuk literature review dengan proses pencarian jurnal menggunakan mesin pencari google scholar dan harzhing publish or perish 8 dengan batasan rentang tahun 2013-2023 serta menggunakan kata kunci diabetes melitus dan gagal ginjal kronik. Hasil: Didapatkan 7 jurnal yang kemudian dianalisis dan semuannya menyatakan bahwa ada hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Kesimpulan: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya diabetes melitus memang ada hubungannya dengan kejadian gagal ginjal kronik baik sebagai pencetus maupun sebagai penyakit penyerta.
{"title":"LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK","authors":"None Suherman, Popi Sopiah, Heri Ridwan","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1634","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1634","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Ginjal merupakan organ krusial yang mendukung kinerja tubuh manusia yang memiliki peranan penting untuk tubuh manusia mulai dari menjaga cairan dalam tubuh, mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan, serta menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh. Kelainan nefropati diabetik merupakan komplikasi kapiler disebabkan penyakit diabetes melitus yang kemudian akan mengakibatkan gagal ginjal kronik yang mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh. Tujuan: penulisan ini guna mengetahui gambaran hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Metode: Penulisan ini berbentuk literature review dengan proses pencarian jurnal menggunakan mesin pencari google scholar dan harzhing publish or perish 8 dengan batasan rentang tahun 2013-2023 serta menggunakan kata kunci diabetes melitus dan gagal ginjal kronik. Hasil: Didapatkan 7 jurnal yang kemudian dianalisis dan semuannya menyatakan bahwa ada hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Kesimpulan: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya diabetes melitus memang ada hubungannya dengan kejadian gagal ginjal kronik baik sebagai pencetus maupun sebagai penyakit penyerta.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"191 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1425
Fitria Hawatun Nisa, Baskoro Setioputro, Yeni Fitria
Pendahuluan : Praktik klinis merupakan komponen inti dalam program pendidikan keperawatan yang memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan di lingkungan yang nyata. Salah satu unit yang baik untuk mendukung pengembangan tersebut adalah unit Keperawatan Kritis di ICU. Namun, disamping banyaknya peluang, kondisi kompleks di ruang ICU juga menjadi tekanan yang memunculkan persepsi negatif pada mahasiswa sebelum memasuki area praktik. Hal ini menyebabkan masalah psikologis lanjut seperti terjadinya stress, depresi, dan masalah psikologis lainnya. Peneliti tertarik untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa keperawatan praktik klinis di ICU dengan harapan dapat membantu memberikan gambaran pada mahasiswa sebelum memasuki praktik klinis untuk persiapan yang lebih baik. Tujuan: untuk mengetahui pengalaman mahasiswa praktik klinis keperawatan di ICU. Metode: Menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah lima mahasiswa praktik di ICU RSUP Sanglah Bali dengan teknik purposive sampling. Data diambil dengan melakukan In Deep Interview dan diolah menggunakan metode analisa data kualitatif (Creswell, 2014). Hasil : Hasil penelitian digambarkan oleh 3 tema besar yaitu pengalaman pembelajaran kognitif, pengalaman pembelajaran afektif, serta pengalaman pembelajaran psikomotor. Pengalaman mahasiswa praktik di ICU yang bersifat membangun kearah positif dapat terjadi jika mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa praktik rentan mengalami permasalahan psikologis selama praktik klinis di ICU, oleh karena itu, dukungan dari orang-orang terdekat menjadi sangat penting dalam memotivasi mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan klinisnya. Kesimpulan: Praktik klinis di ICU memberikan banyak potensi positif serta manfaat terhadap perkembangan pembelajaran mahasiswa meskipun banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya.
{"title":"PENGALAMAN PRAKTIK KLINIS MAHASISWA KEPERAWATAN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU): STUDI KUALITATIF","authors":"Fitria Hawatun Nisa, Baskoro Setioputro, Yeni Fitria","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1425","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1425","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Praktik klinis merupakan komponen inti dalam program pendidikan keperawatan yang memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan di lingkungan yang nyata. Salah satu unit yang baik untuk mendukung pengembangan tersebut adalah unit Keperawatan Kritis di ICU. Namun, disamping banyaknya peluang, kondisi kompleks di ruang ICU juga menjadi tekanan yang memunculkan persepsi negatif pada mahasiswa sebelum memasuki area praktik. Hal ini menyebabkan masalah psikologis lanjut seperti terjadinya stress, depresi, dan masalah psikologis lainnya. Peneliti tertarik untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa keperawatan praktik klinis di ICU dengan harapan dapat membantu memberikan gambaran pada mahasiswa sebelum memasuki praktik klinis untuk persiapan yang lebih baik. Tujuan: untuk mengetahui pengalaman mahasiswa praktik klinis keperawatan di ICU. Metode: Menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah lima mahasiswa praktik di ICU RSUP Sanglah Bali dengan teknik purposive sampling. Data diambil dengan melakukan In Deep Interview dan diolah menggunakan metode analisa data kualitatif (Creswell, 2014). Hasil : Hasil penelitian digambarkan oleh 3 tema besar yaitu pengalaman pembelajaran kognitif, pengalaman pembelajaran afektif, serta pengalaman pembelajaran psikomotor. Pengalaman mahasiswa praktik di ICU yang bersifat membangun kearah positif dapat terjadi jika mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa praktik rentan mengalami permasalahan psikologis selama praktik klinis di ICU, oleh karena itu, dukungan dari orang-orang terdekat menjadi sangat penting dalam memotivasi mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan klinisnya. Kesimpulan: Praktik klinis di ICU memberikan banyak potensi positif serta manfaat terhadap perkembangan pembelajaran mahasiswa meskipun banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaannya.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"191 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latarbelakang:. Pemenuhan kebutuhan spiritual belum dilakukan secara maksimal oleh perawat. Survey awal yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit Lamongan menunjukkan bahwa 17 (85%) perawat jarang memberikan intervensi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual sehari-hari pasien dan 3 (15%) diantaranya masih menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual bukan tugasnya melainkan tugas dari keluarga dan tim rohaniawan serta lebih mengutamakan kebutuhan fisiologis dibandingkan dengan kebutuhan spiritual. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual dengan perilaku perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional, yaitu variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam satu waktu dan setelah data penelitian terkumpul dilakukan uji distribusi frekuensi dari kedua variabel dan di lanjutkan uji spearman rank untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling di dapatkan 94 responden. Instrumen yang digunakan variabel independen kuesioner pengetahuan pemenuhan kebutuhan spiritual Sinaga (2014), variabel dependen kuesioner NSCTS (Nurse Spiritual Care Theurapeutic Scale) (Mamier et al, 2018). Hasil: Pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual sebagian besar baik sebanyak 84 perawat (89,4%) dan sebagian besar memiliki perilaku dalam pemenuhan kebutuhan spiritual sedang sebanyak 65 perawat (69,1%). Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 For Windows menggunakan uji spearman rank dengan nilai =0,05 diperoleh nilai =0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual dengan perilaku perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Kesimpulan: perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan berupa rujukan kerohaniawan agar pemenuhan kebutuhan spiritual pasien tetap terpenuhi dengan baik. Evaluasi pemenuhan kebutuhan spiritual juga perlu dilakukan secara kontinyu untuk perbaikan pelayanan kesehatan
背景:。满足精神需求并不是由护士来完成的。在医院Lamongan之一进行的初步调查显示,17(85%)护士日常满足精神需求中却很少干预提供病人和3项(其中15%)仍然认为满足精神需求的责任不是任务,而是和他的团队神职人员的家庭以及更重视精神需求相比,生理需求。目的:了解护士关于精神需求的知识与护士在满足患者精神需求方面的行为之间的关系。方法:本研究采用与分段法相关联的分析方法,即独立变量和依赖变量在收集研究数据后的一段时间内进行分析,并继续测试这两个变量的频率分布,以确定它们之间是否存在联系。采用采样技术进行采样采集,可获得94名受访者。《西奈加精神需要的精神照顾》(2014)、《精神护理护理Scale》(Mamier et al, 2018)等工具使用的独立变量问卷调查知识满足工具。结果:护士对精神需求的了解最多为84名护士(89.4%),大多数护士对满足精神需求的行为为65名护士(69.1%)。这项研究使用的是Windows SPSS项目16.0,使用价值0.05的spearman rank测试获得的值=0。05,这意味着护士的精神需求知识与护士的精神需求满足行为之间的关系。结论:护士应提供高质量的推荐服务,以满足患者的精神需求。精神需求满足评估也需要持续进行,以改善医疗保健
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KEBUTUHAN SPIRITUAL DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN","authors":"Hanum Rachman Ramadhani, Suratmi Suratmi, Nurul Hikmatul Qowi","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1614","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1614","url":null,"abstract":"Latarbelakang:. Pemenuhan kebutuhan spiritual belum dilakukan secara maksimal oleh perawat. Survey awal yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit Lamongan menunjukkan bahwa 17 (85%) perawat jarang memberikan intervensi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual sehari-hari pasien dan 3 (15%) diantaranya masih menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual bukan tugasnya melainkan tugas dari keluarga dan tim rohaniawan serta lebih mengutamakan kebutuhan fisiologis dibandingkan dengan kebutuhan spiritual. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual dengan perilaku perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional, yaitu variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam satu waktu dan setelah data penelitian terkumpul dilakukan uji distribusi frekuensi dari kedua variabel dan di lanjutkan uji spearman rank untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling di dapatkan 94 responden. Instrumen yang digunakan variabel independen kuesioner pengetahuan pemenuhan kebutuhan spiritual Sinaga (2014), variabel dependen kuesioner NSCTS (Nurse Spiritual Care Theurapeutic Scale) (Mamier et al, 2018). Hasil: Pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual sebagian besar baik sebanyak 84 perawat (89,4%) dan sebagian besar memiliki perilaku dalam pemenuhan kebutuhan spiritual sedang sebanyak 65 perawat (69,1%). Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 For Windows menggunakan uji spearman rank dengan nilai =0,05 diperoleh nilai =0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan perawat tentang kebutuhan spiritual dengan perilaku perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Kesimpulan: perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan berupa rujukan kerohaniawan agar pemenuhan kebutuhan spiritual pasien tetap terpenuhi dengan baik. Evaluasi pemenuhan kebutuhan spiritual juga perlu dilakukan secara kontinyu untuk perbaikan pelayanan kesehatan","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"36 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1438
Ririkh Farikhatul Ummah, Hanny Rasni, Kristian Arisma Wijaya
Pendahuluan : Tingginya angka prevalensi balita dengan stunting menyebabkan faktor masalah defisit kesehatan komunitas dalam pemenuhan nutrisi anak. Defisit kesehatan komunitas stunting merupakan masalah global, sehingga kebijakan penanganan stunting sendiri telah menjadi komitmen global. Namun program yang telah dibuat oleh pemerintah belum dapat berjalan secara optimal. Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan komunitas masalah defisit kesehatan komunitas kurang optimalnya pemenuhan nutrisi anak dengan intervensi pengembangan kesehatan masyarakat dan promosi perilaku upaya kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik sampling menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan sebagai narasumber Sampel penelitian yaitu kelompok umur 0-5 tahun. Sementara, teknik pengumpulan data terdiri atas wawancara mendalam dengan format pertanyaan terbuka, observasi langsung dan dokumen tertulis. Analisis data menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan SDKI,SLKI, dan SIKI. Hasil: intervensi pengembangan kesehatan masyarakat dan promosi perilaku upaya kesehatan dapat meningkatkan status kesehatan komunitas dalam pemenuhan nutrisi anak. Kesimpulan: terdapat peningkatan ketersediaan program proteksi kesehatan, partisipasi dalam program kesehatan komunitas, kepatuhan terhadap standar kesehatan lingkungan, dan pemantauan standar kesehatan komunitas
{"title":"ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEFISIT KESEHATAN KOMUNITAS: KURANG OPTIMALNYA PEMENUHAN NUTRISI PADA KELOMPOK USIA 0-5 TAHUN DENGAN INTERVENSI PENGEMBANGAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN PROMOSI PERILAKU UPAYA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUGER KABUPATEN JEMBER","authors":"Ririkh Farikhatul Ummah, Hanny Rasni, Kristian Arisma Wijaya","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1438","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1438","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Tingginya angka prevalensi balita dengan stunting menyebabkan faktor masalah defisit kesehatan komunitas dalam pemenuhan nutrisi anak. Defisit kesehatan komunitas stunting merupakan masalah global, sehingga kebijakan penanganan stunting sendiri telah menjadi komitmen global. Namun program yang telah dibuat oleh pemerintah belum dapat berjalan secara optimal. Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan komunitas masalah defisit kesehatan komunitas kurang optimalnya pemenuhan nutrisi anak dengan intervensi pengembangan kesehatan masyarakat dan promosi perilaku upaya kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik sampling menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan sebagai narasumber Sampel penelitian yaitu kelompok umur 0-5 tahun. Sementara, teknik pengumpulan data terdiri atas wawancara mendalam dengan format pertanyaan terbuka, observasi langsung dan dokumen tertulis. Analisis data menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan SDKI,SLKI, dan SIKI. Hasil: intervensi pengembangan kesehatan masyarakat dan promosi perilaku upaya kesehatan dapat meningkatkan status kesehatan komunitas dalam pemenuhan nutrisi anak. Kesimpulan: terdapat peningkatan ketersediaan program proteksi kesehatan, partisipasi dalam program kesehatan komunitas, kepatuhan terhadap standar kesehatan lingkungan, dan pemantauan standar kesehatan komunitas","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Jumlah lanjut usia diproyeksikan meningkat sampai dengan 1.5 miliar pada tahun 2050. Seiring meningkat jumlah lansia permasalahan kesehatan juga semakin meningkat, salah satunya masalah penyakit hipertensi yang menjadi urutan pertama penyakit pada lansia. Hipertensi seringkali tanpa gejala (asimptomatik), sehingga banyak diabaikan dan merasa tidak ada masalah, sehingga dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak dalam penatalaksanaannya, salah satunya keterlibatan kader kesehatan kesehatan lansia. Kader kesehatan lansia memiliki peran penting dalam pengelolaan hipertensi di masyarakat, meliputi pendataan, pengawasan atau monitoring, dan pendidikan kesehatan terkait hipertensi.Tujuan: Kegiatan ini bertujuan menguatkan peran dan fungsi kader pada lansia sehingga upaya kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dapat berjalan lebih optimal. Metode: Penelitian ini adalah quasi experiment dengan design non randomized control group pretest posttest design dengan populasi 32 Kader. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling didapatkan sample 32 Kader. Pada penelitian ini kelompok perlakuan diberikan suatu perlakuan berupa pelatihan peningkatan keterampilan untuk kader aktif sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan. Hasil: Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kecemasan lansia yang signifikan akibat pelatihan peningkatan keterampilan untuk kader dalam pendampingan lansia dengan hasil uji t test independent pada kecemasan lansia didapatkan nilai t 25,055 (p = 0,000), sedangkan pada kecemasanlansia nilai t adalah 25,790 (p = 0,000).
预赛:老年人是60岁以上的人。预计到2050年,老年人数将上升至15亿。随着老年人健康问题的增加,高血压的一个问题成为老年疾病的首要问题。高血压通常没有症状,因此许多人被忽视,感到没有问题,因此需要各方参与其规划,包括老年人的医疗保健。老年人健康工作者在社区高血压的管理中发挥着重要作用,包括记录、监督或监测和与高血压相关的健康教育。目的:这些活动旨在加强kader在老年人中的作用和功能,使公共卫生努力以促进、预防、改善和康复的形式更好地发挥作用。方法:本研究是一个试验品,有一个非randomimized control pretest design,有32个卡德人。本研究的抽样技术是获得样本总数为32个样本。在这项研究中,治疗小组采用了对活跃干部人员的改进技能训练,而控制小组则不治疗。结果:研究表明,老年人在照顾老人方面的技能增加,而老年焦虑的独立测试结果为25055 (p = 10000),而老年焦虑担心为25790 (p = 10000)。
{"title":"PEMBERDAYAAN PERAN KADER UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI","authors":"Fitri Firranda Nurmalisyah, None Siswati, None Desy Siswi Anjar Sari, None Hyan Oktodia Basuki","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1795","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1795","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Jumlah lanjut usia diproyeksikan meningkat sampai dengan 1.5 miliar pada tahun 2050. Seiring meningkat jumlah lansia permasalahan kesehatan juga semakin meningkat, salah satunya masalah penyakit hipertensi yang menjadi urutan pertama penyakit pada lansia. Hipertensi seringkali tanpa gejala (asimptomatik), sehingga banyak diabaikan dan merasa tidak ada masalah, sehingga dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak dalam penatalaksanaannya, salah satunya keterlibatan kader kesehatan kesehatan lansia. Kader kesehatan lansia memiliki peran penting dalam pengelolaan hipertensi di masyarakat, meliputi pendataan, pengawasan atau monitoring, dan pendidikan kesehatan terkait hipertensi.Tujuan: Kegiatan ini bertujuan menguatkan peran dan fungsi kader pada lansia sehingga upaya kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dapat berjalan lebih optimal. Metode: Penelitian ini adalah quasi experiment dengan design non randomized control group pretest posttest design dengan populasi 32 Kader. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling didapatkan sample 32 Kader. Pada penelitian ini kelompok perlakuan diberikan suatu perlakuan berupa pelatihan peningkatan keterampilan untuk kader aktif sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan. Hasil: Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kecemasan lansia yang signifikan akibat pelatihan peningkatan keterampilan untuk kader dalam pendampingan lansia dengan hasil uji t test independent pada kecemasan lansia didapatkan nilai t 25,055 (p = 0,000), sedangkan pada kecemasanlansia nilai t adalah 25,790 (p = 0,000).","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"91 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132844","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1520
Rizky Meilando, None Agustin, Yahya Endra Kristianto, Evi Nurjanah
Pendahuluan : Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menghabiskan waktu bersama pasien memiliki peran penting untuk proses weaning pasien dari ventilasi mekanik. Perawat harus mengidentifikasi dengan cepat dan akurat tentang kemampuan pasien untuk dilakukan proses weaning, hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan dan pengalaman perawat, sehingga perawat kritis membutuhkan pengetahuan dan pengalaman substansial untuk menangani pasien berventilasi. Tujuan: meningkatkan pengetahuan peneliti tentang peran perawat dalam melakukan weaning ventilasi mekanis. Metode: Tahapan yang dilakukan adalah identifikasi, skrining dan kriteria inklusi. PRISMA flowchart digunakan untuk menampilkan alur pencarian evidence. Hasil: terdapat 7 artikel yang didapatkan dari proses pencarian. Studi literature ini menunjukkan adanya peran yang sangat besar dari perawat kritis dalam hal proses weaning ventilasi mekanik, mulai dari menginisiasi proses weaning ventilasi mekanik dengan melakukan kolaboratif interdisiplin terutama dengan dokter, persiapan pasien dan keluarga (patient centered care) sampai dengan mengobservasi periode pelepasan ventilasi mekanik. Kesimpulan: Peran perawat dalam melakukan weaning ventilasi mekanik sangat besar. Peran utama perawat saat weaning adalah mengobservasi periode pelepasan awal berdasarkan kondisi pasien atau menganjurkan untuk menginisiasi program weaning. Karena pasien merupakan factor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan weaning ventilasi mekanis sebanyak 85%.
{"title":"PERAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN WEANING VENTILASI MEKANIK: LITERATURE REVIEW","authors":"Rizky Meilando, None Agustin, Yahya Endra Kristianto, Evi Nurjanah","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1520","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1520","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling banyak menghabiskan waktu bersama pasien memiliki peran penting untuk proses weaning pasien dari ventilasi mekanik. Perawat harus mengidentifikasi dengan cepat dan akurat tentang kemampuan pasien untuk dilakukan proses weaning, hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan dan pengalaman perawat, sehingga perawat kritis membutuhkan pengetahuan dan pengalaman substansial untuk menangani pasien berventilasi. Tujuan: meningkatkan pengetahuan peneliti tentang peran perawat dalam melakukan weaning ventilasi mekanis. Metode: Tahapan yang dilakukan adalah identifikasi, skrining dan kriteria inklusi. PRISMA flowchart digunakan untuk menampilkan alur pencarian evidence. Hasil: terdapat 7 artikel yang didapatkan dari proses pencarian. Studi literature ini menunjukkan adanya peran yang sangat besar dari perawat kritis dalam hal proses weaning ventilasi mekanik, mulai dari menginisiasi proses weaning ventilasi mekanik dengan melakukan kolaboratif interdisiplin terutama dengan dokter, persiapan pasien dan keluarga (patient centered care) sampai dengan mengobservasi periode pelepasan ventilasi mekanik. Kesimpulan: Peran perawat dalam melakukan weaning ventilasi mekanik sangat besar. Peran utama perawat saat weaning adalah mengobservasi periode pelepasan awal berdasarkan kondisi pasien atau menganjurkan untuk menginisiasi program weaning. Karena pasien merupakan factor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan weaning ventilasi mekanis sebanyak 85%.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1755
Atik Pramesti Wilujeng, Fajri Andi Rahmawan, Ni Kade Diah Utami
Pendahuluan : Demam typhoid merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntahan), Fly (lalat) dan melalui Feses. Demam typhoid dapat menyerang siapa saja terutama anak-anak yang termasuk kelompok rentan. Masalah keperawatan yang muncul tidak hanya kategori fisiologi, tetapi juga psikologi seperti masalah keperawatan ansietas. Expressive art therapy seperti menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan, serta memiliki nilai terapeutik sebagai intervensi untuk anak ansietas. Tujuan: Melaksanakan penerapan expressive art therapy pada asuhan keperawatan anak demam typhoid dengan ansietas di ruang anak RSUD Blambangan. Metode: Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber, sebelum dan sesudah diberikan expressive art therapy dilakukan observassi dengan instrumen Chinese version of the State Anxiety Scale for Children (CSAS – C). Hasil: Didapatkan hasil klien 1 dan klien 2 mengalami tanda gejala ansietas sesuai dengan teori berdasarkan SDKI, dan tingkat kecemasan sebelum terapi klien 1 dan klien 2 dengan kecemasan sedang. Setelah diberikan 2 kali terapi, tanda gejala ansietas teratasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan. Kesimpulan: Tanda gejala ansietas dapat diatasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan.
{"title":"PENERAPAN EXPRESSIVE ART THERAPHY PADA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DEMAM TYPHOID DENGAN ANSIETAS DI RUANG ANAK RSUD BLAMBANGAN","authors":"Atik Pramesti Wilujeng, Fajri Andi Rahmawan, Ni Kade Diah Utami","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1755","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1755","url":null,"abstract":"Pendahuluan : Demam typhoid merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntahan), Fly (lalat) dan melalui Feses. Demam typhoid dapat menyerang siapa saja terutama anak-anak yang termasuk kelompok rentan. Masalah keperawatan yang muncul tidak hanya kategori fisiologi, tetapi juga psikologi seperti masalah keperawatan ansietas. Expressive art therapy seperti menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan, serta memiliki nilai terapeutik sebagai intervensi untuk anak ansietas. Tujuan: Melaksanakan penerapan expressive art therapy pada asuhan keperawatan anak demam typhoid dengan ansietas di ruang anak RSUD Blambangan. Metode: Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber, sebelum dan sesudah diberikan expressive art therapy dilakukan observassi dengan instrumen Chinese version of the State Anxiety Scale for Children (CSAS – C). Hasil: Didapatkan hasil klien 1 dan klien 2 mengalami tanda gejala ansietas sesuai dengan teori berdasarkan SDKI, dan tingkat kecemasan sebelum terapi klien 1 dan klien 2 dengan kecemasan sedang. Setelah diberikan 2 kali terapi, tanda gejala ansietas teratasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan. Kesimpulan: Tanda gejala ansietas dapat diatasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan.","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-30DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1790
Yenny Sima, None Samila, Obet Bassang
Pendahuluan: Self efficacy, kecerdasan emosional, dan servant leadership merupakan kompetensi interpersonal yang hendaknya dimiliki oleh personal perawat. sangat penting untuk menyiapkan SDM yang memiliki self-efficacy dan kecerdasan emosional yang tinggi dan memiliki sikap kepemimpinan yang mampu membawa tim kerja keperawatan di unit pelayanan yang mendukung pencapaian tujuan pelayanan dan organisasi.Tujuan : mengetahui korelasi self-efficacy, kecerdasan emosional dan servant leadership dalam meningkatkan kinerja tim perawat di RSUD Lakipadada Toraja. Metode: Penelitian ini menggunakan Desain Analitik Korelasional dengan pendekatan cross-sectional melalui uji Korelasi Gamma dan Somers’d. Populasi penelitian ini adalah Perawat di RSUD Lakipadada, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang berdasarkan convenience sampling. Hasil: menunjukkan tidak ada hubungan korelasi antara efficacy diri perawat terhadap kinerja tim dengan nilai p 0,984 atau p > 0,00, dan keduanya masing-masing memiliki kekuatan yang sangat lemah dengan nilai r sebesar 0,003. Keterampilan emosional terhadap kinerja tim perawat memiliki hubungan korelasi p < 0,05 atau p 0,000 dan hubungan korelasi tersebut sangat kuat dengan nilai r 0,917. Penerapan kepemimpinan yang melayani terhadap kinerja tim perawat memiliki hubungan korelasi dengan nilai p 0,000 atau p < 0,05 dan memiliki hubungan yang kuat dengan nilai r 0,769. Kesimpulan : keterampilan emosional dan kepemimpinan yang melayani memiliki peluang lima kali lebih besar dalam meningkatkan kinerja tim perawat, sedangkan efficacy diri perawat tidak memiliki peluang dalam meningkatkan kinerja tim perawat meskipun 43% dalam kategori cukup, hal tersebut dapat didasari pada motivasi untuk melakukan pekerjaan yang berlandaskan nilai-nilai luhur budaya orang Toraja yang mengutamakan pelayanan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah keperawatan pasien. Rekomendasi : meningkatkan kompetensi yang menunjang efficacy diri perawat agar kinerja tim keperawatan lebih meningkat lag
{"title":"EFFIKASI DIRI, KETERAMPILAN EMOSIONAL DAN KEPEMIMPINAN MELAYANI TERHADAP KINERJA TIM KEPERAWATAN DI RSUD LAKIPADADA TANA TORAJA","authors":"Yenny Sima, None Samila, Obet Bassang","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1790","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1790","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Self efficacy, kecerdasan emosional, dan servant leadership merupakan kompetensi interpersonal yang hendaknya dimiliki oleh personal perawat. sangat penting untuk menyiapkan SDM yang memiliki self-efficacy dan kecerdasan emosional yang tinggi dan memiliki sikap kepemimpinan yang mampu membawa tim kerja keperawatan di unit pelayanan yang mendukung pencapaian tujuan pelayanan dan organisasi.Tujuan : mengetahui korelasi self-efficacy, kecerdasan emosional dan servant leadership dalam meningkatkan kinerja tim perawat di RSUD Lakipadada Toraja. Metode: Penelitian ini menggunakan Desain Analitik Korelasional dengan pendekatan cross-sectional melalui uji Korelasi Gamma dan Somers’d. Populasi penelitian ini adalah Perawat di RSUD Lakipadada, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang berdasarkan convenience sampling. Hasil: menunjukkan tidak ada hubungan korelasi antara efficacy diri perawat terhadap kinerja tim dengan nilai p 0,984 atau p > 0,00, dan keduanya masing-masing memiliki kekuatan yang sangat lemah dengan nilai r sebesar 0,003. Keterampilan emosional terhadap kinerja tim perawat memiliki hubungan korelasi p < 0,05 atau p 0,000 dan hubungan korelasi tersebut sangat kuat dengan nilai r 0,917. Penerapan kepemimpinan yang melayani terhadap kinerja tim perawat memiliki hubungan korelasi dengan nilai p 0,000 atau p < 0,05 dan memiliki hubungan yang kuat dengan nilai r 0,769. Kesimpulan : keterampilan emosional dan kepemimpinan yang melayani memiliki peluang lima kali lebih besar dalam meningkatkan kinerja tim perawat, sedangkan efficacy diri perawat tidak memiliki peluang dalam meningkatkan kinerja tim perawat meskipun 43% dalam kategori cukup, hal tersebut dapat didasari pada motivasi untuk melakukan pekerjaan yang berlandaskan nilai-nilai luhur budaya orang Toraja yang mengutamakan pelayanan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah keperawatan pasien. Rekomendasi : meningkatkan kompetensi yang menunjang efficacy diri perawat agar kinerja tim keperawatan lebih meningkat lag","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"67 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan Orang tua anak CP harus diajarkan cara melakukan terapi latihan mandiri. Untuk itu, dibuatlah aplikasi Kortiko.edu. Belum diketahui seberapa tingkat pemahaman orang tua terhadap petunjuk terapi latihan mandiri pada aplikasi Kortiko.edu. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pemahaman orang tua anak CP terhadap petunjuk terapi latihan pada aplikasi Kortiko.edu. Metode: penelitian deksriptif analitik pada 30 orangtua di komunitas Happy CP family Surabaya. 30 responden mengunduh aplikasi Kortiko.edu kemudian mempelajari setiap petunjuk latihan selama 2 pekan. Setelah itu, responden mengisi kuisioner tentang pemahaman terhadap petunjuk terapi latihan mandiri di aplikasi. Petunjuk terapi latihan berupa video-video: latihan meningkatkan kesehatan anak CP, latihan motorik kasar dan halus dan latihan oral motor. Hasil: 85% responden sangat paham tentang petunjuk terapi latihan untuk meningkatkan kesehatan anak CP, 82% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan untuk motorik kasar, 88% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan motorik halus dan 81% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan oral motor. Secara rerata, 84% responden sangat paham terhadap petunjuk terapi latihan mandiri menggunakan aplikasi Kortiko.edu. Kesimpulan: petunjuk terapi latihan di aplikasi Kortiko.edu sangat mudah dipahami oleh responden pada penelitian ini
{"title":"TINGKAT PEMAHAMAN ORANG TUA ANAK CEREBRAL PALSY TERHADAP PETUNJUK TERAPI LATIHAN MANDIRI MENGGUNAKAN APLIKASI KORTIKO.EDU","authors":"Khabib Abdullah, Lailatuz Zaidah, Anik Muwarni Darajatun, Atik Swandari, Fadma Putri, Ichlasul Amalia Romadona","doi":"10.33023/jikep.v9i5.1633","DOIUrl":"https://doi.org/10.33023/jikep.v9i5.1633","url":null,"abstract":"Pendahuluan Orang tua anak CP harus diajarkan cara melakukan terapi latihan mandiri. Untuk itu, dibuatlah aplikasi Kortiko.edu. Belum diketahui seberapa tingkat pemahaman orang tua terhadap petunjuk terapi latihan mandiri pada aplikasi Kortiko.edu. Tujuan: untuk mengetahui tingkat pemahaman orang tua anak CP terhadap petunjuk terapi latihan pada aplikasi Kortiko.edu. Metode: penelitian deksriptif analitik pada 30 orangtua di komunitas Happy CP family Surabaya. 30 responden mengunduh aplikasi Kortiko.edu kemudian mempelajari setiap petunjuk latihan selama 2 pekan. Setelah itu, responden mengisi kuisioner tentang pemahaman terhadap petunjuk terapi latihan mandiri di aplikasi. Petunjuk terapi latihan berupa video-video: latihan meningkatkan kesehatan anak CP, latihan motorik kasar dan halus dan latihan oral motor. Hasil: 85% responden sangat paham tentang petunjuk terapi latihan untuk meningkatkan kesehatan anak CP, 82% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan untuk motorik kasar, 88% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan motorik halus dan 81% sangat paham tentang petunjuk terapi latihan oral motor. Secara rerata, 84% responden sangat paham terhadap petunjuk terapi latihan mandiri menggunakan aplikasi Kortiko.edu. Kesimpulan: petunjuk terapi latihan di aplikasi Kortiko.edu sangat mudah dipahami oleh responden pada penelitian ini","PeriodicalId":476249,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)","volume":"11 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}