Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.684
None Rais Nurwahyudin, None Bagus Setya Rintyarna
Penelitian ini membahas tentang - tantangan meningkatnya kebutuhan pangan di Indonesia yang disebabkan oleh peningkatan populasi penduduk. Saat ini, masyarakat Indonesia yang semakin menggandrungi gaya hidup mengonsumsi makanan organik dan sehat, terutama sayuran. Namun, permintaan pasar akan sayuran tidak sejalan dengan semakin berkurangnya luas lahan pertanian, sehingga menciptakan masalah baru. Sebagai solusi alternatif, budidaya tanaman di dalam ruangan dengan konsep urban farming dan metode microgreens menjadi tren pertanian perkotaan yang sedang populer. Microgreens adalah tanaman muda yang dipanen pada tahap awal pertumbuhannya dan memiliki kandungan vitamin yang cukup tinggi serta bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Dalam budidaya microgreens secara indoor, intensitas cahaya yang optimal sangat penting untuk mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman. Penggunaan lampu LED merah dan biru telah terbukti memberikan dampak positif pada pertumbuhan tanaman. Kombinasi lampu LED merah, putih, dan biru selama 16 jam telah terbukti memberikan efek positif pada pertumbuhan. Selain cahaya penggunaan teknologi internet of things juga sangat membantu dalam mengimplementasikan sistem pertanian urban farming. Dalam penelitian ini akan membandingkin pertumbuhan microgreen pakcoy dengan rentang waktu paparan spektrum mulai dari 6 hingga 16 jam menggunakan bantuan cahaya monokromatik dengan pertumbuhan microgreen secara normal. Penggunaan sistem internet of things dengan protokol Network Time Protokol sebagai pengatur jadwal penyinaran lampu secara efektif.
{"title":"Optimasi Waktu Pemaparan Cahaya Monokromatik terhadap Produktivitas Mikrogreens Pakcoy melalui Sistem Internet of Things","authors":"None Rais Nurwahyudin, None Bagus Setya Rintyarna","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.684","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.684","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang - tantangan meningkatnya kebutuhan pangan di Indonesia yang disebabkan oleh peningkatan populasi penduduk. Saat ini, masyarakat Indonesia yang semakin menggandrungi gaya hidup mengonsumsi makanan organik dan sehat, terutama sayuran. Namun, permintaan pasar akan sayuran tidak sejalan dengan semakin berkurangnya luas lahan pertanian, sehingga menciptakan masalah baru. Sebagai solusi alternatif, budidaya tanaman di dalam ruangan dengan konsep urban farming dan metode microgreens menjadi tren pertanian perkotaan yang sedang populer. Microgreens adalah tanaman muda yang dipanen pada tahap awal pertumbuhannya dan memiliki kandungan vitamin yang cukup tinggi serta bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
 Dalam budidaya microgreens secara indoor, intensitas cahaya yang optimal sangat penting untuk mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman. Penggunaan lampu LED merah dan biru telah terbukti memberikan dampak positif pada pertumbuhan tanaman. Kombinasi lampu LED merah, putih, dan biru selama 16 jam telah terbukti memberikan efek positif pada pertumbuhan. Selain cahaya penggunaan teknologi internet of things juga sangat membantu dalam mengimplementasikan sistem pertanian urban farming. Dalam penelitian ini akan membandingkin pertumbuhan microgreen pakcoy dengan rentang waktu paparan spektrum mulai dari 6 hingga 16 jam menggunakan bantuan cahaya monokromatik dengan pertumbuhan microgreen secara normal. Penggunaan sistem internet of things dengan protokol Network Time Protokol sebagai pengatur jadwal penyinaran lampu secara efektif.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.698
None Widodo Cahyono Putro, None Edi Subroto, None Rossi Indiarto
Cocoa Butter Alternative merupakan salah satu lemak pengganti CB, walaupun memiliki keistimewaan yang tidak sesuai dengan CB tetapi memiliki harga yang lebih murah. Lemak atau minyak yang dapat dijadikan sebagai alternative untuk pembuatan CBA adalah campuran dari minyak kelapa dan palm stearin, karena campuran minyak tersebut dapat diatur agar memiliki karakteristik melting dan fisiko kimiawi yang mendekati CB. Penelitian ini bertujuan memperoleh CBA yang kompatibilitas untuk produksi cokelat serta mendapatkan cokelat batang yang di sukai panelis. Parameter yang dianalisis adalah sintesis CBA dan karakteristik cokelat batang. Sintesis CBA menngunakan metode gliserolisis kimia. Produksi cokelat dengan proses conching dengan suhu ± 50℃, 4 jam. Analisis CBA melalui uji TLC, melting point dan slip menting point. Analisis kualitas cokelat melalui uji profil tekstur, PLM, Organoleptik, SEM, XRD, DSC dan FTIR. Produksi cokelat batang dengan 5 variasi penambahan CBA (0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%) Cocoa Butter Alternative terhadap Cocoa Butter pada pembuatan cokelat batang. Analisis terhadap karakteristik CBA dan cokelat menunjukan bahwa CBA 2,5% yang berasal dari campuran minyak kelapa:palm stearin bersifat kompatibel dan dapat disubtitusikan pada produksi cokelat batang. Slip melting point (SMP) dan melting point (MP) cocoa butter alternative (CBA) rasio 60:40, campuran minyak kelapa dan palm stearin rasio 60:40 memiliki SMP dan MP yang mendekati cocoa butter. Profil pelelehan cocoa butter alternative 2,5% mendekati profil pelelehan cocoa butter. Penambahan cocoa butter alternative tidak menyebabkan peristiwa fat bloom dan CBA 2,5% memiliki mikrostruktur yang paling mirip dengan cokelat control. Penambahan CBA 2,5% tidak mengubah gugus fungsi senyawa cokelat. Penambahan CBA 2,5% memiliki hardness yang mendekati sampel control. CBA 2,5% memiliki warna, rasa, handfeel, mouthfeel, sandy texture, dan penerimaan keseluruhan yang paling disukai panelis.
{"title":"Kajian Sifat Fisikokimia Cokelat Batang dengan Penambahan Cocoa Butter Alternative Hasil Gliserolisis Campuran Minyak Kelapa dan Palm Stearin","authors":"None Widodo Cahyono Putro, None Edi Subroto, None Rossi Indiarto","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.698","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.698","url":null,"abstract":"Cocoa Butter Alternative merupakan salah satu lemak pengganti CB, walaupun memiliki keistimewaan yang tidak sesuai dengan CB tetapi memiliki harga yang lebih murah. Lemak atau minyak yang dapat dijadikan sebagai alternative untuk pembuatan CBA adalah campuran dari minyak kelapa dan palm stearin, karena campuran minyak tersebut dapat diatur agar memiliki karakteristik melting dan fisiko kimiawi yang mendekati CB. Penelitian ini bertujuan memperoleh CBA yang kompatibilitas untuk produksi cokelat serta mendapatkan cokelat batang yang di sukai panelis. Parameter yang dianalisis adalah sintesis CBA dan karakteristik cokelat batang. Sintesis CBA menngunakan metode gliserolisis kimia. Produksi cokelat dengan proses conching dengan suhu ± 50℃, 4 jam. Analisis CBA melalui uji TLC, melting point dan slip menting point. Analisis kualitas cokelat melalui uji profil tekstur, PLM, Organoleptik, SEM, XRD, DSC dan FTIR. Produksi cokelat batang dengan 5 variasi penambahan CBA (0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%) Cocoa Butter Alternative terhadap Cocoa Butter pada pembuatan cokelat batang. Analisis terhadap karakteristik CBA dan cokelat menunjukan bahwa CBA 2,5% yang berasal dari campuran minyak kelapa:palm stearin bersifat kompatibel dan dapat disubtitusikan pada produksi cokelat batang. Slip melting point (SMP) dan melting point (MP) cocoa butter alternative (CBA) rasio 60:40, campuran minyak kelapa dan palm stearin rasio 60:40 memiliki SMP dan MP yang mendekati cocoa butter. Profil pelelehan cocoa butter alternative 2,5% mendekati profil pelelehan cocoa butter. Penambahan cocoa butter alternative tidak menyebabkan peristiwa fat bloom dan CBA 2,5% memiliki mikrostruktur yang paling mirip dengan cokelat control. Penambahan CBA 2,5% tidak mengubah gugus fungsi senyawa cokelat. Penambahan CBA 2,5% memiliki hardness yang mendekati sampel control. CBA 2,5% memiliki warna, rasa, handfeel, mouthfeel, sandy texture, dan penerimaan keseluruhan yang paling disukai panelis.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.661
None Drevian Meita Hardyastuti, None Mas Yedi Sumaryadi, None Dadang Mulyadi Saleh, None Agustinah Setyaningrum, None Agus Susanto
Penggunaan pengencer komersial pada pembuatan semen beku kambing PE umum digunakan di Indonesia. Namun penggunaan pengencer komersial ini memiliki kelemahan, yaitu masa simpan yang pendek dan keterbatasan akses perolehan barang yang tidak tersedia setiap saat, terutama untuk balai inseminasi buatan daerah (BIBD). Untuk itu perlu diketahui tentang pengaruh beberapa jenis pengencer berbasis skim dan tris yang telah dikembangkan terhadap kualitas semen cair dan semen beku kambing PE, sehingga dapat menjadi alternatif ketika pengencer komersial tidak tersedia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 5 jenis pengencer yaitu : P1 : Pengencer Andromed (Andromed) , P2 : Pengencer Skim + Kuning Telur (SKT), P3 : Pengencer Skim + 1% Soybean lecithin (SSL), P4 : Pengencer Tris + Kuning telur (TKT), P5 : Pengencer Tris + 1% Soybean lecithin (TSL). Semen segar yang digunakan berasal dari 1 ekor kambing PE yang dipelihara dan dikoleksi semennya sesuai SOP BIB Ungaran. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis pengencer berpengaruh nyata terhadap motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh semen cair dan semen beku kambing PE (P <0,05). Motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh tertinggi didapatkan pada perlakuan jenis pengencer Andromed (P1) dan yang terendah pada perlakuan pengencer Skim-Soybean Lecithin (P3). Namun pada kondisi pengencer komersial tidak tersedia, jenis pengencer berbasis skim dan tris dengan kuning telur dapat dipergunakan sebagai alternatif pengencer untuk pembuatan semen beku kambing PE.
{"title":"Kualitas Semen Cair dan Semen Beku Kambing Peranakan Etawa (PE) pada Berbagai Jenis Pengencer","authors":"None Drevian Meita Hardyastuti, None Mas Yedi Sumaryadi, None Dadang Mulyadi Saleh, None Agustinah Setyaningrum, None Agus Susanto","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.661","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.661","url":null,"abstract":"Penggunaan pengencer komersial pada pembuatan semen beku kambing PE umum digunakan di Indonesia. Namun penggunaan pengencer komersial ini memiliki kelemahan, yaitu masa simpan yang pendek dan keterbatasan akses perolehan barang yang tidak tersedia setiap saat, terutama untuk balai inseminasi buatan daerah (BIBD). Untuk itu perlu diketahui tentang pengaruh beberapa jenis pengencer berbasis skim dan tris yang telah dikembangkan terhadap kualitas semen cair dan semen beku kambing PE, sehingga dapat menjadi alternatif ketika pengencer komersial tidak tersedia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 5 jenis pengencer yaitu : P1 : Pengencer Andromed (Andromed) , P2 : Pengencer Skim + Kuning Telur (SKT), P3 : Pengencer Skim + 1% Soybean lecithin (SSL), P4 : Pengencer Tris + Kuning telur (TKT), P5 : Pengencer Tris + 1% Soybean lecithin (TSL). Semen segar yang digunakan berasal dari 1 ekor kambing PE yang dipelihara dan dikoleksi semennya sesuai SOP BIB Ungaran. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis pengencer berpengaruh nyata terhadap motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh semen cair dan semen beku kambing PE (P <0,05). Motilitas, viabilitas dan persentase membran plasma utuh tertinggi didapatkan pada perlakuan jenis pengencer Andromed (P1) dan yang terendah pada perlakuan pengencer Skim-Soybean Lecithin (P3). Namun pada kondisi pengencer komersial tidak tersedia, jenis pengencer berbasis skim dan tris dengan kuning telur dapat dipergunakan sebagai alternatif pengencer untuk pembuatan semen beku kambing PE.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.656
None Muhammad Ridha, None Yana Sukaryana, None Dwi Desmiyeni Putri
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis service per Conseption (S/C) dan angka Conception Rate (CR) Sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Agustus 2022 - April 2023. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari data recording IB dari keseluruhan Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang berada di Kabupatan Tulang Bawang Barat. Pada saat ini terdapat 5 (lima) Poskeswan yang berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan termasuk IB pada 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Tulang Bawang Barat. Angka Service per conseption sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Barat berkisar antara 2,09 – 3,75 dengan rata-rata S/C 2,71. Rata-rata angka kebuntingan atau Conception Rate induk sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang barat berkisar antara 32,34% – 53%. Angka CR terendah (32,34%) di Kecamatan Tumijajar dan yang tertinggi ada pada Kecamatan Batu Putih yaitu sebesar 53%. Service per conception paling tinggi yaitu sebesar 3.75 terdapat di Kecamatan Tulang Bawang Barat sedangkan angka S/C paling rendah (Baik) 2,09 terdapat di Kecamatan Gunung Agung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi reproduksi sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Tengah masih belum sesuai dengan standard.
{"title":"Efisiensi Reproduksi Sapi Potong di Kabupaten Tulang Bawang Barat","authors":"None Muhammad Ridha, None Yana Sukaryana, None Dwi Desmiyeni Putri","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.656","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.656","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis service per Conseption (S/C) dan angka Conception Rate (CR) Sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Agustus 2022 - April 2023. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari data recording IB dari keseluruhan Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang berada di Kabupatan Tulang Bawang Barat. Pada saat ini terdapat 5 (lima) Poskeswan yang berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan termasuk IB pada 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Tulang Bawang Barat. Angka Service per conseption sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Barat berkisar antara 2,09 – 3,75 dengan rata-rata S/C 2,71. Rata-rata angka kebuntingan atau Conception Rate induk sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang barat berkisar antara 32,34% – 53%. Angka CR terendah (32,34%) di Kecamatan Tumijajar dan yang tertinggi ada pada Kecamatan Batu Putih yaitu sebesar 53%. Service per conception paling tinggi yaitu sebesar 3.75 terdapat di Kecamatan Tulang Bawang Barat sedangkan angka S/C paling rendah (Baik) 2,09 terdapat di Kecamatan Gunung Agung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi reproduksi sapi potong di Kabupaten Tulang Bawang Tengah masih belum sesuai dengan standard.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.652
None Lisa Putri Atmaja, None Widiyanto Widiyanto, None Putri Permatasari
Luas hutan kota yang semakin berkurang dari tahun ke tahun menjadi isu global yang dihadapi negara dunia, salah satunya Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan hutan di Indonesia harus ditingkatkan agar luasan hutan yang terbatas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, sehingga tercapai hutan kota berkelanjutan. Pengelolaan hutan kota agar mencapai keberlanjutan tidak terlepas dari masyarakat yang ada di sekitar hutan yang tergabung dalam community forestry salah satunaya Kelompok Tani Hutan (KTH). Kelompok Tani Hutan merupakan kumpulan petani dan keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi sosial antar pengelola hutan dalam mewujudkan hutan kota berkelanjutan (sustainable urban forest). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel informan secara purposive dan snowball sampling. Model analisis data yang digunakan adalah menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data diperoleh dari in-depth interview, observasi partisipatif dan pengkajian dokumen. Validitas data ditentukan melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengelolaan KHDTK Alas Bromo terjadi interaksi sosial dalam bentuk interaksi sosial antar anggota KTH meliputi kerja sama dan persaingan dan interaksi sosial antara KTH dengan UPT Diklathut UNS dan penyuluh kehutanan meliputi kerja sama, akomodasi, dan pertentangan.
年复一年,城市森林面积的减少成为世界各国面临的全球问题,其中之一就是印度尼西亚。因此,必须加强印尼森林管理,以使有限的森林充分发挥其作用,从而实现可持续城市森林。城市森林管理的实现可持续发展不排除森林社区与森林森林社区(KTH)的社区有联系。森林农场是一群农民和他们的家族在林业中经营的企业。本研究旨在分析森林管理人员与可持续城市森林之间的社会互动。采用的方法是描述性质的方法,采用的方法是线人采样技术和采样斯诺鲍。使用的数据分析模型使用迈尔斯和胡伯曼交互分析模型包括数据采集、数据凝结、数据展示和提取。数据收集过程从内部面试、参与观察和文档审查中获得。数据的有效性是通过源和方法的三角测量确定的。研究结果表明,在管理中KHDTK唉溴发生社交互动形式KTH成员包括合作与竞争之间的社会互动和UPT Diklathut UNS KTH之间的社会互动,推广林业包括合作、住宿和对立。
{"title":"Interaksi Sosial Antar Pengelola Hutan dalam Mewujudkan Hutan Kota Berkelanjutan (Studi Kasus Kelompok Tani Hutan Alas Bromo, Kabupaten Karanganyar)","authors":"None Lisa Putri Atmaja, None Widiyanto Widiyanto, None Putri Permatasari","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.652","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.652","url":null,"abstract":"Luas hutan kota yang semakin berkurang dari tahun ke tahun menjadi isu global yang dihadapi negara dunia, salah satunya Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan hutan di Indonesia harus ditingkatkan agar luasan hutan yang terbatas dapat menjalankan fungsinya secara optimal, sehingga tercapai hutan kota berkelanjutan. Pengelolaan hutan kota agar mencapai keberlanjutan tidak terlepas dari masyarakat yang ada di sekitar hutan yang tergabung dalam community forestry salah satunaya Kelompok Tani Hutan (KTH). Kelompok Tani Hutan merupakan kumpulan petani dan keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi sosial antar pengelola hutan dalam mewujudkan hutan kota berkelanjutan (sustainable urban forest). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel informan secara purposive dan snowball sampling. Model analisis data yang digunakan adalah menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data diperoleh dari in-depth interview, observasi partisipatif dan pengkajian dokumen. Validitas data ditentukan melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengelolaan KHDTK Alas Bromo terjadi interaksi sosial dalam bentuk interaksi sosial antar anggota KTH meliputi kerja sama dan persaingan dan interaksi sosial antara KTH dengan UPT Diklathut UNS dan penyuluh kehutanan meliputi kerja sama, akomodasi, dan pertentangan.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470455","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.694
None Yusmar M, None Frila A, None Siti Z
Colletotrichum gloeosporioides merupakan cendawan yang merugikan bagi petani karena dapat menimbulkan penyakit antraknosa dan menyebabkan petani mengalami kerugian mencapai 50-100 . Salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai fungisida adalah asap cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asap cair cangkang buah karet yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2023 di Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 6 perlakuan (0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%) dan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan total fenol 0,80 %. Aktivitas asap cair pada media uji memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan diameter miselium jamur. Berdasarkan hasil tersebut juga diketahui bahwa konsentrasi asap cair 2-5% sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides dengan daya hambat 100%, laju pertumbuhan 0 cm/hari dan efektivitas terhadap berat basah koloni 97,95-98,86% serta efektivitas terhadap berat kering koloni 96,87-98,00%.
{"title":"Uji Efektivitas Asap Cair Cangkang Buah Karet dalam Menghambat Pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc. Secara In Vitro","authors":"None Yusmar M, None Frila A, None Siti Z","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.694","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.694","url":null,"abstract":"Colletotrichum gloeosporioides merupakan cendawan yang merugikan bagi petani karena dapat menimbulkan penyakit antraknosa dan menyebabkan petani mengalami kerugian mencapai 50-100 . Salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai fungisida adalah asap cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asap cair cangkang buah karet yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2023 di Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 6 perlakuan (0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%) dan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan total fenol 0,80 %. Aktivitas asap cair pada media uji memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan diameter miselium jamur. Berdasarkan hasil tersebut juga diketahui bahwa konsentrasi asap cair 2-5% sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides dengan daya hambat 100%, laju pertumbuhan 0 cm/hari dan efektivitas terhadap berat basah koloni 97,95-98,86% serta efektivitas terhadap berat kering koloni 96,87-98,00%.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.691
None Raynaldi G. Runturambi, None Charles L. Kaunang, None Wilhelmina B. Kaunang
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas tanaman sorgum varietas pahat pada tingkat kerapatan tanam yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perbedaan tingkat kerapatan tanam dan masing-masing diulang sebanyak 9 kali.Tingkat kerapatan tanam terdiri dari : KT1 = 1 lubang tanam terdapat 1 benih; KT2 = 1 lubang tanam terdapat 2 benih; KT3 = 1 lubang tanam terdapat 3 benih; dan KT4 = 1 lubang tanam terdapat 4 benih.
Variabel yang diukur yaitu produksi berat segar daun, berat segar batang, berat segar malai dan kandungan brix. Hasil analisis menunjukkan bahwa fase pemanenan memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering, rasio daun batang dan kapasitas tampung. Fase hard dough memiliki produksi bahan kering dan kapasitas tampung sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari fase soft dough dan fase berbunga. Fase soft dough memiliki rasio daun batang yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari fase hard dough dan fase berbunga. Disimpulkan bahwa perbedaan fase pemanenan tanaman sorgum memberikan perbedaan produktivitas, kapasitas tampung dan rasio daun batang, dimana untuk produktivitas bahan kering dan kapasitas tampung yang tertinggi diperoleh pada fase hard dough sedangkan untuk rasio daun batang tertinggi diperoleh pada fase soft dough.
{"title":"Pengaruh Kerapatan Tanam terhadap Produksi Tanaman Sorgum Varietas Pahat","authors":"None Raynaldi G. Runturambi, None Charles L. Kaunang, None Wilhelmina B. Kaunang","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.691","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.691","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas tanaman sorgum varietas pahat pada tingkat kerapatan tanam yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perbedaan tingkat kerapatan tanam dan masing-masing diulang sebanyak 9 kali.Tingkat kerapatan tanam terdiri dari : KT1 = 1 lubang tanam terdapat 1 benih; KT2 = 1 lubang tanam terdapat 2 benih; KT3 = 1 lubang tanam terdapat 3 benih; dan KT4 = 1 lubang tanam terdapat 4 benih.
 Variabel yang diukur yaitu produksi berat segar daun, berat segar batang, berat segar malai dan kandungan brix. Hasil analisis menunjukkan bahwa fase pemanenan memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering, rasio daun batang dan kapasitas tampung. Fase hard dough memiliki produksi bahan kering dan kapasitas tampung sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari fase soft dough dan fase berbunga. Fase soft dough memiliki rasio daun batang yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari fase hard dough dan fase berbunga. Disimpulkan bahwa perbedaan fase pemanenan tanaman sorgum memberikan perbedaan produktivitas, kapasitas tampung dan rasio daun batang, dimana untuk produktivitas bahan kering dan kapasitas tampung yang tertinggi diperoleh pada fase hard dough sedangkan untuk rasio daun batang tertinggi diperoleh pada fase soft dough.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan benih padi sawah irigasi di Indonesia didominasi oleh varietas padi unggul yang sudah lama dilepas. Fenomena ini juga terjadi di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi benih padi unggul baru pada sentra produksi Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data melalui survei dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022 dengan melibatkan 87 petani dari 81 kelompok tani di sentra produksi padi sawah irigasi di tiga kecamatan Bengkulu Selatan, yakni Seginim, Air Nipis, dan Kedurang. Wawancara juga dilakukan dengan penyuluh pertanian untuk konfirmasi data survei. Data meliputi karakteristik petani, penggunaan varietas padi, sumber benih, dan masalah adopsi varietas unggul baru. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas padi unggul lama yaitu Cigeulis, Ciherang, Mekongga, dan IR64 masih banyak digunakan petani masing-masing sebesar 31,61%, 31,03%, 27,01%, dan 6,32%. Tingkat adopsi varietas unggul baru oleh petani hanya mencapai 4,00%. Rendahnya adopsi tersebut karena sebagian besar petani masih menggunakan benih hasil panen sebelumnya yang berasal dari lahan sendiri, tetangga, atau keluarga sebesar 52,87%. Sementara itu, hanya 25,29% petani yang menggunakan benih dari bantuan pemerintah, dan sisanya diperoleh dengan membeli benih dari kios pertanian (17,24%) atau penangkar benih (4,60%). Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkenalkan varietas unggul baru padi melalui program dukungan benih bagi petani untuk mendorong adopsi varietas unggul baru.
{"title":"Tingkat Adopsi Varietas Unggul Baru di Sentra Produksi Padi Sawah Irigasi Bengkulu Selatan","authors":"None Wawan Eka Putra, None Andi Ishak, None Emlan Fauzi, None Miswarti Miswarti, None Yahumri Yahumri, None Siti Rosmanah, None Alfayanti Alfayanti, None Taupik Rahman, None Tri Margono, None Yanter Hutapea, None Entis Sutisna","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.679","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.679","url":null,"abstract":"Penggunaan benih padi sawah irigasi di Indonesia didominasi oleh varietas padi unggul yang sudah lama dilepas. Fenomena ini juga terjadi di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi benih padi unggul baru pada sentra produksi Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data melalui survei dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022 dengan melibatkan 87 petani dari 81 kelompok tani di sentra produksi padi sawah irigasi di tiga kecamatan Bengkulu Selatan, yakni Seginim, Air Nipis, dan Kedurang. Wawancara juga dilakukan dengan penyuluh pertanian untuk konfirmasi data survei. Data meliputi karakteristik petani, penggunaan varietas padi, sumber benih, dan masalah adopsi varietas unggul baru. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas padi unggul lama yaitu Cigeulis, Ciherang, Mekongga, dan IR64 masih banyak digunakan petani masing-masing sebesar 31,61%, 31,03%, 27,01%, dan 6,32%. Tingkat adopsi varietas unggul baru oleh petani hanya mencapai 4,00%. Rendahnya adopsi tersebut karena sebagian besar petani masih menggunakan benih hasil panen sebelumnya yang berasal dari lahan sendiri, tetangga, atau keluarga sebesar 52,87%. Sementara itu, hanya 25,29% petani yang menggunakan benih dari bantuan pemerintah, dan sisanya diperoleh dengan membeli benih dari kios pertanian (17,24%) atau penangkar benih (4,60%). Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkenalkan varietas unggul baru padi melalui program dukungan benih bagi petani untuk mendorong adopsi varietas unggul baru.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.649
None Fadilus Sufi, None Eva Hana Rosidah, None Cindy Elisa Putri, None Fazat Fairuzia, None Paulina Andrianto
Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting sebagai roda pergerakan ekonomi negara. Hasil panen komoditas pertanian tersebut membutuhkan media pemasaran yang dapat digunakan secara praktis seperti peran teknologi dan Informasi sangat dibutuhkan sebagai solusi permasalahan yaitu dengan merancang sistem Taniku.id pemasaran berbasis website multiuser yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memasarkan hasil panen sesuai harga pasar dengan jangkauan wilayah pemasaran yang lebih luas dan ekonomis. Metode yang digunakan untuk merancang website mengenai cara pemasaran hasil panen pertanian adalah dengan menggunakan Research and Development (R&D) sebagai salah satu pengembangan interaktif dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu mampu mengatasi pemasaran berbasis website multiuser yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memasarkan hasil panen sesuai harga pasar dengan jangkauan wilayah pemasaran yang lebih luas dan ekonomis. Semua informasi yang disajikan dalam website dibuat berdasarkan pada metode aktual dan diperkuat dengan empat fitur utama pada website ini yaitu Fitur beranda, edukasi, gabung dan pesan tentang hasil panen sehingga masyarakat dapat memasarkan produk dengan jangkauan wilayah yang lebih luas dan ekonomis. Aplikasi yang dikembangkan juga mendapat respon yang menarik dari masyarakat dengan hasil yang didapatkan 68,8% sangat puas dan 31,3% puas dengan fitur yang ada pada website.
{"title":"Taniku.id: Pemanfaatan Website Pasar Tani untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani","authors":"None Fadilus Sufi, None Eva Hana Rosidah, None Cindy Elisa Putri, None Fazat Fairuzia, None Paulina Andrianto","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.649","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.649","url":null,"abstract":"Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting sebagai roda pergerakan ekonomi negara. Hasil panen komoditas pertanian tersebut membutuhkan media pemasaran yang dapat digunakan secara praktis seperti peran teknologi dan Informasi sangat dibutuhkan sebagai solusi permasalahan yaitu dengan merancang sistem Taniku.id pemasaran berbasis website multiuser yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memasarkan hasil panen sesuai harga pasar dengan jangkauan wilayah pemasaran yang lebih luas dan ekonomis. Metode yang digunakan untuk merancang website mengenai cara pemasaran hasil panen pertanian adalah dengan menggunakan Research and Development (R&D) sebagai salah satu pengembangan interaktif dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu mampu mengatasi pemasaran berbasis website multiuser yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memasarkan hasil panen sesuai harga pasar dengan jangkauan wilayah pemasaran yang lebih luas dan ekonomis. Semua informasi yang disajikan dalam website dibuat berdasarkan pada metode aktual dan diperkuat dengan empat fitur utama pada website ini yaitu Fitur beranda, edukasi, gabung dan pesan tentang hasil panen sehingga masyarakat dapat memasarkan produk dengan jangkauan wilayah yang lebih luas dan ekonomis. Aplikasi yang dikembangkan juga mendapat respon yang menarik dari masyarakat dengan hasil yang didapatkan 68,8% sangat puas dan 31,3% puas dengan fitur yang ada pada website.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.682
None Annita Wulandari, None Nugraheni Widyawati
Aglaonema merupakan tanaman hias yang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan metode stek batang karena untuk mendapatkan hasil karakteristik genetik yang sama dengan induknya. Salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuhnya stek batang yaitu dengan bahan tanam yang digunakan dan media tanam yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam media tanam yang digunakan dan mengetahui media tanam yang paling baik pada pertumbuhan stek batang aglaonema. Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu: tanaman hias aglaonema varietas Big Roy, polybag, media tanam (arang sekam, cocopeat, serbuk kayu, pasir bangunan, humus bambu, batu bata, dan tanah). Penelitian ini dilakukan dengan metode RAK satu faktorial yaitu macam-macam media tanam. Terdapat 7 perlakuan, 4 ulangan, dan 3 unit sampel. Sehingga ada 84 bahan stek batang yang digunakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan berbagai media tanam memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan total panjang akar. Namun tidak berbeda nyata terhadap parameter jumlah tunas, jumlah akar, jumlah daun, dan luas daun. Penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai macam media tanam berpengaruh nyata terhadap hasil pertumbuhan stek batang aglaonema. Data penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila ada pengaruh maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji BNJ pada taraf nyata 5%.
{"title":"Pengaruh Macam Media Tanam terhadap Hasil Pertumbuhan Stek Batang Tanaman Aglaonema","authors":"None Annita Wulandari, None Nugraheni Widyawati","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.682","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.682","url":null,"abstract":"Aglaonema merupakan tanaman hias yang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan metode stek batang karena untuk mendapatkan hasil karakteristik genetik yang sama dengan induknya. Salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuhnya stek batang yaitu dengan bahan tanam yang digunakan dan media tanam yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam media tanam yang digunakan dan mengetahui media tanam yang paling baik pada pertumbuhan stek batang aglaonema. Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu: tanaman hias aglaonema varietas Big Roy, polybag, media tanam (arang sekam, cocopeat, serbuk kayu, pasir bangunan, humus bambu, batu bata, dan tanah). Penelitian ini dilakukan dengan metode RAK satu faktorial yaitu macam-macam media tanam. Terdapat 7 perlakuan, 4 ulangan, dan 3 unit sampel. Sehingga ada 84 bahan stek batang yang digunakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan berbagai media tanam memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan total panjang akar. Namun tidak berbeda nyata terhadap parameter jumlah tunas, jumlah akar, jumlah daun, dan luas daun. Penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai macam media tanam berpengaruh nyata terhadap hasil pertumbuhan stek batang aglaonema. Data penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila ada pengaruh maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji BNJ pada taraf nyata 5%.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}