Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.686
None Yurie Sundari, None Chay Asdak, None Sophia Dwiratna
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisik kondisi lahan di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis data sekunder. Penelitian ini menggunakan peta tata guna lahan, peta jenis tanah, data iklim dan parameter hidrologi selama periode lima tahun terakhir, yang mencakup suhu rata-rata, curah hujan, kelembaban relatif, dan evapotranspirasi potensial. Data yang digunakan berasal dari stasiun cuaca terdekat di Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan di Kabupaten Bandung Barat sebesar 1.305,77 km2 terbagi menjadi kawasan lindung, kawasan budidaya pertanian, dan kawasan budidaya non pertanian. Curah hujan di Kabupaten Bandung Barat berkisar antara 1000-3000 mm/tahun. Jenis tanah di Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kompleks podsolik merah kekuningan, podsolik kuning, dan regosol dengan luas 37.202,11 ha. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik masyarakat, instansi, dan akademisi untuk menambah informasi terkait penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan pengelolaan lahan di Kabupaten Bandung Barat.
{"title":"Analisis Karakteristik Fisik Kondisi Lahan di Kabupaten Bandung Barat","authors":"None Yurie Sundari, None Chay Asdak, None Sophia Dwiratna","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.686","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.686","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisik kondisi lahan di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis data sekunder. Penelitian ini menggunakan peta tata guna lahan, peta jenis tanah, data iklim dan parameter hidrologi selama periode lima tahun terakhir, yang mencakup suhu rata-rata, curah hujan, kelembaban relatif, dan evapotranspirasi potensial. Data yang digunakan berasal dari stasiun cuaca terdekat di Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan di Kabupaten Bandung Barat sebesar 1.305,77 km2 terbagi menjadi kawasan lindung, kawasan budidaya pertanian, dan kawasan budidaya non pertanian. Curah hujan di Kabupaten Bandung Barat berkisar antara 1000-3000 mm/tahun. Jenis tanah di Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kompleks podsolik merah kekuningan, podsolik kuning, dan regosol dengan luas 37.202,11 ha. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik masyarakat, instansi, dan akademisi untuk menambah informasi terkait penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan pengelolaan lahan di Kabupaten Bandung Barat.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Erosivitas merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam analisis erosi menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan 3 (tiga) metode analisis erosivitas, yaitu metode Wischmeier-Smith, metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi, dan metode Lenvain dalam menganalisis erosivitas di Kabupaten Manokwari menggunakan data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS). Penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) tahapan utama, yaitu inventarisasi data, analisis erosivitas, dan komparasi nilai erosivitas menggunakan beberapa parameter statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai erosivitas yang diperoleh dari hasil analisis menggunakan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi lebih tinggi dibandingkan metode Wischmeier-Smith dan metode Lenvian. Sedangkan metode Wischmeier-Smith memberikan nilai erosivitas lebih rendah dibandingkan metode Lenvian dan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Berdasarkan hasil analisis korelasi, metode Wischmeier-Smith memiliki korelasi sedang terhadap metode Lenvian, dan memiliki korelasi yang kuat terhadap metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Sedangkan metode Lenvian memiliki korelasi sedang terhadap metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Disamping itu berdasarkan hasil uji T, nilai erosivitas metode Wischmeier-Smith tidak berbeda signifakan terhadap nilai erosivitas hasil analisis metode Lenvian, namun berbeda signifikan jika dibandingkan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Sedangkan hasil analisis erosivitas metode Lenvian berbeda signifikan terhadap hasil analisis erosivitas metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi.
{"title":"Komparasi Beberapa Metode Estimasi Erosivitas Curah Hujan Menggunakan Data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations","authors":"None Arif Faisol, None Berta Ollin Paga, None Mashudi Mashudi, None Samsul Bachri","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.683","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.683","url":null,"abstract":"Erosivitas merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam analisis erosi menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan 3 (tiga) metode analisis erosivitas, yaitu metode Wischmeier-Smith, metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi, dan metode Lenvain dalam menganalisis erosivitas di Kabupaten Manokwari menggunakan data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS). Penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) tahapan utama, yaitu inventarisasi data, analisis erosivitas, dan komparasi nilai erosivitas menggunakan beberapa parameter statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai erosivitas yang diperoleh dari hasil analisis menggunakan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi lebih tinggi dibandingkan metode Wischmeier-Smith dan metode Lenvian. Sedangkan metode Wischmeier-Smith memberikan nilai erosivitas lebih rendah dibandingkan metode Lenvian dan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Berdasarkan hasil analisis korelasi, metode Wischmeier-Smith memiliki korelasi sedang terhadap metode Lenvian, dan memiliki korelasi yang kuat terhadap metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Sedangkan metode Lenvian memiliki korelasi sedang terhadap metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Disamping itu berdasarkan hasil uji T, nilai erosivitas metode Wischmeier-Smith tidak berbeda signifakan terhadap nilai erosivitas hasil analisis metode Lenvian, namun berbeda signifikan jika dibandingkan metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi. Sedangkan hasil analisis erosivitas metode Lenvian berbeda signifikan terhadap hasil analisis erosivitas metode Indeks Fournier yang telah dimodifikasi.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.667
None Sjenny S. Malalantang, None Malcky M. Telleng, None Wilhelmina B. Kaunang, None Merci R Waani, None Srimalasinha Sane
Kasuratan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia sangat potensial untuk pengembangan ternak sapi karena masyarakat petani peternak antusias memelihara ternak sapi. Di desa ini ada kelompok tani yang memiliki ternak sapi yakni Kelompok Tani Matuari yang sangat antusias dan potensial dalam usaha pemeliharaan ternak sapi karena selain ditunjang oleh setiap anggota kelompok petani peternak yang memiliki lahan sendiri tetapi juga di desa ini masih sangat banyak potensi hijauan yang dapat dijadikan pakan. Namun dalam usaha pemeliharan ternak sapi, para petani peternak diperhadapkan pada masalah suplai pakan hijauan yang tidak bermutu dan tidak berkesinambungan sehingga menyebabkan produktivitas ternak rendah, terutama di musim kemarau. Teknik pembuatan pakan komplit berbasis bahan baku hijauan lokal dalam bentuk silase sapi telah terbukti memberikan produktivitas ternak sapi potong yang sangat baik dan dapat menjamin ketersediaan pakan setiap saat. Silase ransum komplit dengan komponen hijauan dapat meningkatkan palatabilitas dan daya simpan yang cukup lama dengan kondisi yang masih bagus. Hasil diskusi Tim dengan kelompok mitra, ternyata perlu adanya adopsi teknologi pembuatan silase hijauan pakan dan perlu ditindak lanjuti untuk menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan, namun ada kendala keterbatasan fasilitas dari Mitra untuk implementasi teknologi yang akan diadopsi tersebut. Dalam diskusi tersebut kelompok mitra membutuhkan fasilitas teknologi serta pendampingan oleh Tim dalam menghasilkan produk teknologi pakan yang berkualitas dan kontinu serta dapat diaplikasikan ke masyarakat, dinas terkait serta pihak swasta dan masyarakat luas. Selanjutnya kelompok mitra berkeinginan untuk boleh mencapai tingkat industri komersial menghasilkan produk teknologi silase sebagai kegiatan meningkatkan perekonomian masyarakat serta kemaslahatan mereka. Pada akhirnya temuan dan aplikasi produk teknologi ini dapat menunjang upaya pemerintah terkait dengan ketahanan dan sekuriti pangan nasional.
{"title":"Silase Sebagai Salah Satu Solusi Mengatasi Kekurangan Hijauan Pakan di Desa Kasuratan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa","authors":"None Sjenny S. Malalantang, None Malcky M. Telleng, None Wilhelmina B. Kaunang, None Merci R Waani, None Srimalasinha Sane","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.667","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.667","url":null,"abstract":"Kasuratan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia sangat potensial untuk pengembangan ternak sapi karena masyarakat petani peternak antusias memelihara ternak sapi. Di desa ini ada kelompok tani yang memiliki ternak sapi yakni Kelompok Tani Matuari yang sangat antusias dan potensial dalam usaha pemeliharaan ternak sapi karena selain ditunjang oleh setiap anggota kelompok petani peternak yang memiliki lahan sendiri tetapi juga di desa ini masih sangat banyak potensi hijauan yang dapat dijadikan pakan. Namun dalam usaha pemeliharan ternak sapi, para petani peternak diperhadapkan pada masalah suplai pakan hijauan yang tidak bermutu dan tidak berkesinambungan sehingga menyebabkan produktivitas ternak rendah, terutama di musim kemarau. Teknik pembuatan pakan komplit berbasis bahan baku hijauan lokal dalam bentuk silase sapi telah terbukti memberikan produktivitas ternak sapi potong yang sangat baik dan dapat menjamin ketersediaan pakan setiap saat. Silase ransum komplit dengan komponen hijauan dapat meningkatkan palatabilitas dan daya simpan yang cukup lama dengan kondisi yang masih bagus. Hasil diskusi Tim dengan kelompok mitra, ternyata perlu adanya adopsi teknologi pembuatan silase hijauan pakan dan perlu ditindak lanjuti untuk menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan, namun ada kendala keterbatasan fasilitas dari Mitra untuk implementasi teknologi yang akan diadopsi tersebut. Dalam diskusi tersebut kelompok mitra membutuhkan fasilitas teknologi serta pendampingan oleh Tim dalam menghasilkan produk teknologi pakan yang berkualitas dan kontinu serta dapat diaplikasikan ke masyarakat, dinas terkait serta pihak swasta dan masyarakat luas. Selanjutnya kelompok mitra berkeinginan untuk boleh mencapai tingkat industri komersial menghasilkan produk teknologi silase sebagai kegiatan meningkatkan perekonomian masyarakat serta kemaslahatan mereka. Pada akhirnya temuan dan aplikasi produk teknologi ini dapat menunjang upaya pemerintah terkait dengan ketahanan dan sekuriti pangan nasional.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.693
None Agustinus Mokoginta, None Elva Pobela, None Hardiana F. Paputungan, None Irma Wartabone
Tujuan penilitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik super petroganik serta untuk mendapatkan dosis untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Penilitian dilaksanakan diperkebunaan londoyan desa lolayan kecamata lolayan, dan penilitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan juni 2017 sampai september 2017. Penilitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan dilapangan dengan menggunakan metode faktor tunggal dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan masing-masing : enam (6) perlakuan dan diulang sebanyak empat (4) kali sebagai berikut : PSP0 = (control), PSP1 = 3 gr/rumpun, PSP2 = 6 gr/rumpun, PSP3 = 9 gr/rumpun, PSP4 = 12 gr/rumpun, PSP 5 = 15 gr/rumpun. Dan untuk variable yang diamati meliputi tinggi tanaman ( cm ), jumlah polong per rumpun, berat polong per bedeng. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam, dan jika berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Pertumbuhan tertinggi pada 10 HST pada SP0 yakni sebesar 6,5 cm, pertumbuhan tertinggi padaa 20 HST adalah SP2 yakni sebesar 15,5 cm, dan pertumbuhan tertinggi pada 30 HST adalaah pada SP4 yakni sebesar 20,75 cm. sedangkan berat polong kacang tanah tertinggi pada perlakuan SP0, SP3 dan SP5 masing-masing sebesar ,75 ons.
研究的目的是了解超级石油有机肥料的影响,并获得用于花生作物生长和生产的剂量。该研究分别于2017年6月至2017年9月在隆多延村农场进行,为期3个月。研究先天形式进行现场用实验方法单一因素(架子)和每组:随机设计中六(6)待遇以及重复四(4)次如下:PSP0 = 3(控制),PSP1 = gr -丛,PSP2 9 = 6 gr -丛,PSP3 = gr -丛,PSP4 = 12 gr -丛,PSP, 5 = 15 gr -丛。观察到的可变包括植物的高度(厘米),星团中豌豆的数量,竹笋的重量。数据通过分析五种不同的指纹,如果有真正的效果,然后进行BNT 5%的测试。SP0 10赫斯特的最高增长率是6。5厘米,20赫斯特的最高增长率是15.5厘米,而SP4的最高增长率是20.75厘米。而豌豆的重量是SP0、SP3和SP5治疗中最高的,每治疗75盎司。
{"title":"Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Super Petroganik terhadap Pertumbuhan dan Prodksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)","authors":"None Agustinus Mokoginta, None Elva Pobela, None Hardiana F. Paputungan, None Irma Wartabone","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.693","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.693","url":null,"abstract":"Tujuan penilitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik super petroganik serta untuk mendapatkan dosis untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Penilitian dilaksanakan diperkebunaan londoyan desa lolayan kecamata lolayan, dan penilitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan juni 2017 sampai september 2017. Penilitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan dilapangan dengan menggunakan metode faktor tunggal dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan masing-masing : enam (6) perlakuan dan diulang sebanyak empat (4) kali sebagai berikut : PSP0 = (control), PSP1 = 3 gr/rumpun, PSP2 = 6 gr/rumpun, PSP3 = 9 gr/rumpun, PSP4 = 12 gr/rumpun, PSP 5 = 15 gr/rumpun. Dan untuk variable yang diamati meliputi tinggi tanaman ( cm ), jumlah polong per rumpun, berat polong per bedeng. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam, dan jika berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Pertumbuhan tertinggi pada 10 HST pada SP0 yakni sebesar 6,5 cm, pertumbuhan tertinggi padaa 20 HST adalah SP2 yakni sebesar 15,5 cm, dan pertumbuhan tertinggi pada 30 HST adalaah pada SP4 yakni sebesar 20,75 cm. sedangkan berat polong kacang tanah tertinggi pada perlakuan SP0, SP3 dan SP5 masing-masing sebesar ,75 ons.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengembangan peternakan sapi perah saat ini menunjukan prospek yang lebih baik dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Perlu dilihat lebih lanjut sejauh mana daya dukung lahan dalam memasok sumber pakan ternak sehingga mendukung peningkatan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui karakteristik populasi ternak sapi perah dan mengetahui kapasitas peningkatan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis data sekunder yaitu data yang dianalisis diperoleh dari Kantor BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Kantor Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, antara lain data luas dan penggunaan lahan pertanian, perkebunan, kehutanan dan populasi ternak ruminansia. Model analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis potensi pengembangan ternak efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah satuan ternak (ST) sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.251 ST. Tingkat pertumbuhan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya 4 tahun terakhir mengalami penurunan persentase, rata-rata pertumbuhan populasi ternak sapi perah dari tahun 2019 hingga 2022 mengalami penurunan pertumbuhan populasi secara berurutan yaitu 4,37%, -5,23% dan -10,78%. Nilai kepadatan ekonomi sapi perah bernilai 0,66 (kategori jarang). Nilai kepadatan wilayah sapi perah bernilai 0,46 (kategori jarang). Kepadatan usaha tani sapi perah bernilai 0,01 (kategori jarang). Rata-rata LQ sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2019 hingga 2022 sebesar 0,82 (kategori non basis), namun Kecamatan Pagerageung memiliki rata-rata LQ sapi perah terbesar yaitu 28,45 (kategori basis). Produksi hijauan alami di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 260.033 ton BK/tahun, produksi efektif limbah pertanian sebesar 453.655 ton BK/tahun, total produksi hijauan pakan 713.688 ton BK/tahun. Produksi konsentrat di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 142.726 ton BK/tahun. Daya dukung pakan di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 1.091.538 ST. Kapasitas tampung maksimum dalam satuan ternak berdasarkan sumberdaya lahan sebesar 903.186 ST dan kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia berdasarkan sumberdaya lahan (KPPTR) sebesar 198.704 ST. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya potensial untuk pengembangan ternak ruminansia, khususnya sapi perah dilihat dari potensi wilayah dan daya dukung pakan yang ada.
今天奶牛场的发展展现了一个更好的前景,在社区经济增长中扮演着重要的角色。西爪哇省塔斯克马来亚地区的耕地支持支持奶牛场数量的增加还有待观察。在此基础上,有必要进行研究,以确定奶牛种群的特征特征,并确定塔斯克马来亚地区奶牛数量增加的能力。这项研究使用的是一种从BPP办公室、粮食安全与渔业服务办公室和塔斯克马来亚地区统计中心分析的次要数据分析方法,包括广泛的数据和对农作物、农场、林业和ruminansia牲畜的使用。所使用的分析模型是描述性分析和有效开发家畜潜力分析。研究结果表明,牛单位(圣)奶牛数量在塔斯克马来亚地区共有1.251奶牛场圣牛。人口增长率在过去的4年里,塔斯克马来亚地区人口增长牛奶牛平均下降百分比,在2019年至2022年人口增长下降的顺序,即4,37% -5,23%和-10,78%。奶牛的经济密度为0.66(稀有类别)。奶牛场的密度为0.46。奶牛场的奶牛场密度为0.01。2019年至2022年,塔斯克马来亚地区的奶牛平均绩点为0.82(非基础类别),但帕吉拉盖扬地区的平均绩点为2845(基本类别)。塔斯克马来亚地区的自然绿色产量为260,033吨BK/年,有效的农业废料生产为453,655吨BK/年,总发电量为713688吨BK/年。塔斯克马来亚地区的浓缩产量为142,726吨BK/年。饲料资源支持伊区塔斯克马来亚1091538 ST .适应面额最大容量大小牲畜根据土地资源903186万圣基于土地的自然资源和人口增长能力牛反刍动物(KPPTR) 198.704万圣。根据研究结果可以得出结论,县塔斯克马来亚地区开发的潜在牛反刍动物,尤其是奶牛从领土和资源支持的饲料有潜力。
{"title":"Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Sapi Perah di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat","authors":"None Intan Kembang Bahari, None Wardhana Suryapratama, None Novie Andri Setianto","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.662","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.662","url":null,"abstract":"Pengembangan peternakan sapi perah saat ini menunjukan prospek yang lebih baik dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Perlu dilihat lebih lanjut sejauh mana daya dukung lahan dalam memasok sumber pakan ternak sehingga mendukung peningkatan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui karakteristik populasi ternak sapi perah dan mengetahui kapasitas peningkatan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis data sekunder yaitu data yang dianalisis diperoleh dari Kantor BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Kantor Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, antara lain data luas dan penggunaan lahan pertanian, perkebunan, kehutanan dan populasi ternak ruminansia. Model analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis potensi pengembangan ternak efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah satuan ternak (ST) sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.251 ST. Tingkat pertumbuhan populasi ternak sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya 4 tahun terakhir mengalami penurunan persentase, rata-rata pertumbuhan populasi ternak sapi perah dari tahun 2019 hingga 2022 mengalami penurunan pertumbuhan populasi secara berurutan yaitu 4,37%, -5,23% dan -10,78%. Nilai kepadatan ekonomi sapi perah bernilai 0,66 (kategori jarang). Nilai kepadatan wilayah sapi perah bernilai 0,46 (kategori jarang). Kepadatan usaha tani sapi perah bernilai 0,01 (kategori jarang). Rata-rata LQ sapi perah di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2019 hingga 2022 sebesar 0,82 (kategori non basis), namun Kecamatan Pagerageung memiliki rata-rata LQ sapi perah terbesar yaitu 28,45 (kategori basis). Produksi hijauan alami di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 260.033 ton BK/tahun, produksi efektif limbah pertanian sebesar 453.655 ton BK/tahun, total produksi hijauan pakan 713.688 ton BK/tahun. Produksi konsentrat di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 142.726 ton BK/tahun. Daya dukung pakan di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 1.091.538 ST. Kapasitas tampung maksimum dalam satuan ternak berdasarkan sumberdaya lahan sebesar 903.186 ST dan kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia berdasarkan sumberdaya lahan (KPPTR) sebesar 198.704 ST. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya potensial untuk pengembangan ternak ruminansia, khususnya sapi perah dilihat dari potensi wilayah dan daya dukung pakan yang ada.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.646
None Arieyanti Dwi Astuti, None Jatmiko Wahyudi
Sektor pertanian di Kabupaten Pati mengalami laju pertumbuhan negatif (-0,20%) pada tahun 2021. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya kapasitas kelembagaan kelompok tani (poktan). Hal ini ditunjukkan dari rendahnya jumlah kelompok tani kelas utama yang hanya berjumlah empat dari 2.588 kelompok tani, yang menunjukkan bahwa baru sekitar 0,15% poktan dari total poktan di Kabupaten Pati yang sudah mandiri. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kapasitas kelembagaan poktan melalui pengembangan pengelolaan kelembagaan pada poktan kelas utama. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kualitatif. Data dianalisis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan jumlah responden 56 orang. Pengelolaan kelompok tani dipengaruhi lima kriteria yaitu Perencanaan, Pengembangan kepemimpinan kelompok tani, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengendalian pelaporan. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kriteria dan subkriteria yang paling berpengaruh dalam pengelolaan kelembagaan poktan kelas utama dengan menggunakan AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan menjadi kriteria yang paling berpengaruh dalam pengelolaan kelembagaan poktan kelas utama dengan bobot 29,09%. Subkriteria yang paling berpengaruh pada Kriteria Pelaksanaan adalah Subkriteria Pelaksanaan Usaha dengan bobot 36,81%.
{"title":"Strategi Pengelolaan Kelembagaan Kelompok Tani Kelas Utama di Kabupaten Pati, Jawa Tengah","authors":"None Arieyanti Dwi Astuti, None Jatmiko Wahyudi","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.646","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.646","url":null,"abstract":"Sektor pertanian di Kabupaten Pati mengalami laju pertumbuhan negatif (-0,20%) pada tahun 2021. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya kapasitas kelembagaan kelompok tani (poktan). Hal ini ditunjukkan dari rendahnya jumlah kelompok tani kelas utama yang hanya berjumlah empat dari 2.588 kelompok tani, yang menunjukkan bahwa baru sekitar 0,15% poktan dari total poktan di Kabupaten Pati yang sudah mandiri. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kapasitas kelembagaan poktan melalui pengembangan pengelolaan kelembagaan pada poktan kelas utama. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kualitatif. Data dianalisis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan jumlah responden 56 orang. Pengelolaan kelompok tani dipengaruhi lima kriteria yaitu Perencanaan, Pengembangan kepemimpinan kelompok tani, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengendalian pelaporan. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kriteria dan subkriteria yang paling berpengaruh dalam pengelolaan kelembagaan poktan kelas utama dengan menggunakan AHP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan menjadi kriteria yang paling berpengaruh dalam pengelolaan kelembagaan poktan kelas utama dengan bobot 29,09%. Subkriteria yang paling berpengaruh pada Kriteria Pelaksanaan adalah Subkriteria Pelaksanaan Usaha dengan bobot 36,81%.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Produk olahan susu kian digemari oleh masyarakat saat ini, terlebih lagi pasca pandemi COVID-19. Masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi pangan sehat yang memiliki khasiat lebih bagi tubuh. Yoghurt dan keju merupakan produk susu fermentasi yang digolongkan sebagai pangan fungsional karena mengandung beberapa senyawa bioaktif. Pemanfaatan kayu manis sebagai bahan tambahan makanan mulai banyak dikembangkan dalam produk pangan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari inovasi pangan fungsional melalui diversifikasi produk susu fermentasi (yoghurt dan keju) dengan memanfaatkan kayu manis. Berdasarkan berbagai riset sebelumnya, kayu manis diyakini mampu memberikan nilai fungsionalitas lebih pada produk yoghurt dan keju. Diversifikasi produk yoghurt dengan memanfaatkan kayu manis sebanyak 0,5 – 10% terbukti mampu meningkatkan aktivitas antioksidan, dan antibakteri, serta kadar protein yoghurt. Sedangkan diversifikasi produk keju dengan 0,3% ekstrak kayu manis mampu meningkatkan masa simpan dan nilai fungsional dadih keju segar, serta berkontribusi pada proses produksi yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa antioksidan terutama flavonoid pada kayu manis, yaitu cinnamic acid, eugenol, dan coumarin. Flavonoid tersebut memainkan peranan penting dalam berbagai aktivitas biologis, seperti aktivitas antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antijamur, dan antidiabetes. Berdasarkan data studi literatur yang telah dilaksanakan, diversifikasi produk susu fermentasi dengan pemanfaatan kayu manis dapat menjadi inovasi pangan fungsional yang mampu memberikan efek kesehatan bagi manusia.
{"title":"Diversifikasi Produk Susu Fermentasi dengan Pemanfaatan Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) sebagai Inovasi Pangan Fungsional: Review","authors":"None Irfan Fadhlurrohman, None Cahya Wulandari, None Muhammad Razan Assaqthi Al-Ryadhi","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.659","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.659","url":null,"abstract":"Produk olahan susu kian digemari oleh masyarakat saat ini, terlebih lagi pasca pandemi COVID-19. Masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi pangan sehat yang memiliki khasiat lebih bagi tubuh. Yoghurt dan keju merupakan produk susu fermentasi yang digolongkan sebagai pangan fungsional karena mengandung beberapa senyawa bioaktif. Pemanfaatan kayu manis sebagai bahan tambahan makanan mulai banyak dikembangkan dalam produk pangan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari inovasi pangan fungsional melalui diversifikasi produk susu fermentasi (yoghurt dan keju) dengan memanfaatkan kayu manis. Berdasarkan berbagai riset sebelumnya, kayu manis diyakini mampu memberikan nilai fungsionalitas lebih pada produk yoghurt dan keju. Diversifikasi produk yoghurt dengan memanfaatkan kayu manis sebanyak 0,5 – 10% terbukti mampu meningkatkan aktivitas antioksidan, dan antibakteri, serta kadar protein yoghurt. Sedangkan diversifikasi produk keju dengan 0,3% ekstrak kayu manis mampu meningkatkan masa simpan dan nilai fungsional dadih keju segar, serta berkontribusi pada proses produksi yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa antioksidan terutama flavonoid pada kayu manis, yaitu cinnamic acid, eugenol, dan coumarin. Flavonoid tersebut memainkan peranan penting dalam berbagai aktivitas biologis, seperti aktivitas antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antijamur, dan antidiabetes. Berdasarkan data studi literatur yang telah dilaksanakan, diversifikasi produk susu fermentasi dengan pemanfaatan kayu manis dapat menjadi inovasi pangan fungsional yang mampu memberikan efek kesehatan bagi manusia.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.676
None Fakhrur Rozi, None Anna Kusumawati
Biochar dan abu kayu dikenal sebagai bahan pembenah tanah yang efektif memperbaiki tanah sebagai media tanam. Bahan pembenah tersebut dapat menjadi alternatif tambahan dalam pebibitan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang saat ini masih menjadi tanaman andalan sebagai bahan baku industri minyak agar ketergantungan terhadap pupuk anorganik dapat berkurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap pemberian biochar kayu dan abu kayu. Penelitian dilaksanakan di Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada bulan Maret – Juni 2022 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial 9 perlakuan dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati terdiri dari kondisi tanah (kadar air, C-Organik, N total, P2O5, K2O dan pH) dan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering). Analisa dilakukan menggunakan Anova, jika terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kayu dan abu kayu dapat meningkatkan kadar air, C-Organik, P2O5 tersedia dan K2O tersedia. Pemberian biochar kayu dan abu kayu memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering tanaman. Pola penambahan menunjukkan bahwa semakin banyak biochar atau abu kayu ditambahkan memberikan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Pemberian kedua bahan tersebut sebaiknya diikuti pemberian pupuk sebagai penambah hara agar pertumbuhan lebih optimal.
{"title":"Respon Pemberian Biochar Kayu dan Abu Kayu terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pre-Nursery","authors":"None Fakhrur Rozi, None Anna Kusumawati","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.676","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.676","url":null,"abstract":"Biochar dan abu kayu dikenal sebagai bahan pembenah tanah yang efektif memperbaiki tanah sebagai media tanam. Bahan pembenah tersebut dapat menjadi alternatif tambahan dalam pebibitan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang saat ini masih menjadi tanaman andalan sebagai bahan baku industri minyak agar ketergantungan terhadap pupuk anorganik dapat berkurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap pemberian biochar kayu dan abu kayu. Penelitian dilaksanakan di Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada bulan Maret – Juni 2022 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial 9 perlakuan dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati terdiri dari kondisi tanah (kadar air, C-Organik, N total, P2O5, K2O dan pH) dan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering). Analisa dilakukan menggunakan Anova, jika terdapat beda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kayu dan abu kayu dapat meningkatkan kadar air, C-Organik, P2O5 tersedia dan K2O tersedia. Pemberian biochar kayu dan abu kayu memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan berat kering tanaman. Pola penambahan menunjukkan bahwa semakin banyak biochar atau abu kayu ditambahkan memberikan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Pemberian kedua bahan tersebut sebaiknya diikuti pemberian pupuk sebagai penambah hara agar pertumbuhan lebih optimal.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135428444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.658
None Sugiarto Sugiarto, None Nuun Marfuah
Pengawetan dan pengolahan daging menjadi dendeng dapat memperpanjang daya simpan, namun masih ditentukan lagi oleh metode pengemasannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh cara pengemasan terhadap tingkat perubahan kualitas dendeng giling daging sapi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, dan Laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, 5 September 2022 - 8 Desember 2022. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan D0 = dendeng dikemas seutuhnya, D1 = dendeng + Aluminium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 0,5cm, D2 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 1 cm, D3 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 1,5cm dan D4 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 2cm. Parameter yang diamati meliputi kadar protein, lemak dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dendeng daging sapi dengan perlakuan jarak rongga udara yang berbeda, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar protein 37,20±0,61-38,37±1,16%; kadar lemak dendeng 6,52±0,51-6,77±0,55%, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air dendeng 22,08±0,47-24,12±0,93%. Uji organoleptik perlakuan kemasan dengan jarak rongga udara yang berbeda tidak pengaruh terhadap organoleptik tidak berpengaruh terhadap warna dendeng 3,20±0,50-3,88±0,60; cita rasa dendeng 3,22±0,48-3,64±0,57; keempukan dendeng 3,22±0,48-3,68±0,48 dan akseptailitas kesukaan panelis terhadap dendeng 3,68±0,48-3,24±0,44, tetapi dihasilkan dendeng yang sehat dan berkualitas. Uji lanjut Duncan terhadap kadar air berpengaruh nyata, setelah penyimpanan selama 3 bulan. Kadar air merupakan komponen penting dalam dendeng, karena ikut menentukan kesegaran dan daya tahannya. Selain itu juga mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa makanan. Dengan demikian, cara pengemasan dengan menggunakan alumunium foil zipper dengan rongga udara ± 0,0038 yang berjarak 1 cm menghasilkan kualitas kimia dendeng giling daging sapi terbaik.
肉类的保存和将其加工成牛肉干可以延长其保存能力,但这仍取决于其包装方法。本研究的目的是确定包装方式对牛肉牛肉干改变质量水平的影响。这项研究是在塔杜拉科大学(Tadulako university)的家畜技术、工业部和渔业学院(agroindustrial institute of agriculture and fiel school of Tadulako)以及塔杜拉科(Tadulako university) 2022年9月5日至2022年12月8日进行的。研究设计使用了随机设计完整的(财富)5和4申命记,D0 =待遇待遇包装完全沉默,D1 =牛肉干牛肉干铝箔拉链,呼吸着空气腔perforator + 0,5cm洞,距离D2 = D0拉链锡纸里呼吸着空气腔perforator + D3 = 1厘米的洞,距离D0拉链锡纸里呼吸着空气腔perforator + 1,5cm洞和D4 =距离D0拉链锡纸里呼吸着空气腔perforator +距离洞2cm。观察到的参数包括蛋白质、脂肪和水的含量。研究结果表明,牛肉干距离对待不同的空气腔,影响对蛋白质含量不真实(P> 0。05)37,20±0,61-38,37±十六分之一;脂肪含量牛肉干6.52±0,51-6,77±0,55%有影响力,但真实的(P< 0。05)对水位的牛肉干22.08±0,47-24,12±0,93%。organoleptik包装待遇不同的空气腔距离测试不影响我的organoleptik影响颜色牛肉干-±0,50-3,88±0.60;味道牛肉干3,22±0,48-3,64±0.57;keempukan牛肉干3,22±0,48-3,68±0.48和最喜欢的akseptailitas深小组对牛肉干3.68±0,48-3,24±44产生,但健康、优质的牛肉干。在储存了3个月后,邓肯对真正影响的含水率进行了进一步的测试。含水率是牛肉干的重要组成部分,因为它决定了它的新鲜感和耐久性。它还会影响食物的外观、质地和味道。从而拉链,用锡纸包装的方式呼吸着空气腔±1厘米距离的0.0038产生化学质量最好的牛肉碎牛肉干。
{"title":"Kualitas Kimia dan Organoleptik Dendeng Sapi dengan Kemasan Ukuran Rongga Udara yang Berbeda","authors":"None Sugiarto Sugiarto, None Nuun Marfuah","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.658","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.658","url":null,"abstract":"Pengawetan dan pengolahan daging menjadi dendeng dapat memperpanjang daya simpan, namun masih ditentukan lagi oleh metode pengemasannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh cara pengemasan terhadap tingkat perubahan kualitas dendeng giling daging sapi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, dan Laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, 5 September 2022 - 8 Desember 2022. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan D0 = dendeng dikemas seutuhnya, D1 = dendeng + Aluminium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 0,5cm, D2 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 1 cm, D3 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 1,5cm dan D4 = D0 + Alumunium foil zipper dengan rongga udara perforator + jarak lubang 2cm. Parameter yang diamati meliputi kadar protein, lemak dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dendeng daging sapi dengan perlakuan jarak rongga udara yang berbeda, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar protein 37,20±0,61-38,37±1,16%; kadar lemak dendeng 6,52±0,51-6,77±0,55%, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air dendeng 22,08±0,47-24,12±0,93%. Uji organoleptik perlakuan kemasan dengan jarak rongga udara yang berbeda tidak pengaruh terhadap organoleptik tidak berpengaruh terhadap warna dendeng 3,20±0,50-3,88±0,60; cita rasa dendeng 3,22±0,48-3,64±0,57; keempukan dendeng 3,22±0,48-3,68±0,48 dan akseptailitas kesukaan panelis terhadap dendeng 3,68±0,48-3,24±0,44, tetapi dihasilkan dendeng yang sehat dan berkualitas. Uji lanjut Duncan terhadap kadar air berpengaruh nyata, setelah penyimpanan selama 3 bulan. Kadar air merupakan komponen penting dalam dendeng, karena ikut menentukan kesegaran dan daya tahannya. Selain itu juga mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa makanan. Dengan demikian, cara pengemasan dengan menggunakan alumunium foil zipper dengan rongga udara ± 0,0038 yang berjarak 1 cm menghasilkan kualitas kimia dendeng giling daging sapi terbaik.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-28DOI: 10.47687/snppvp.v4i1.645
None Rizky Agung Wahyudi, None Sritiasni Sritiasni, None Susan Carolina Labatar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa pendapatan usaha ternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif di Kampung Aimasi, dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret s/d bulan Mei 2023 di Kampung Aimasi Distik Prafi. Variable yang diukur pada penelitian ini pendapatan, break event point (BEP), cost ratio (R/C), harga pokok produksi (HPP). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata–rata pendapatan, persentase, menghitung besarnya sampel dan melakukan penyederhanaan data serta penyajian data dengan menggunakan tabel. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan Peternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif di Kampung Aimasi. Pendapatan rata-rata sapi umbaran Rp 24.436.905,- perperiode dan R/C 2 pada Sapi Umbaran . Sedangkan nilai BEP unit memperoleh 0,08 dengan demikian usaha ini mengalami balik modal jika menjual lebih dari satu ternak dan BEP Rp memperoleh Rp 1.069.404,- dapat dikatakan menguntungkan. Dan rata-rata HPP Sapi Umbaran Rp 8.134.485,- apabila harga jual masih diatas HPP maka usaha tersebut mendapatkan keuntungan. Pendapatan rata-rata Sapi Semi Intensif Rp 34.726.667,- perperiode dan R/C pada Sapi Semi Intensif 1,7 sedangkan nilai BEP unit 0,08 dengan demikian usaha ini mengalami balik modal jika menjual lebih dari satu ternak dan rata-rata BEP Rp 1.521.143 dan rata-rata HPP Rp 8.718.794,-. Faktor-faktor yang mempengaruhi Analisis Keuntungan Peternakan Sapi Umbaran dan Peternakan Sapi Semi Intensif yaitu umur, pendidikan, lama usaha, bibit, pakan, manajemen pemeliharaan, Kesehatan, pemasaran dan limbah.
{"title":"Analisis Keuntungan Peternakan Sapi Umbaran dan Sapi Semi Intensif di Kampung Aimasi Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Papua Barat","authors":"None Rizky Agung Wahyudi, None Sritiasni Sritiasni, None Susan Carolina Labatar","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.645","DOIUrl":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.645","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa pendapatan usaha ternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif di Kampung Aimasi, dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari bulan Maret s/d bulan Mei 2023 di Kampung Aimasi Distik Prafi. Variable yang diukur pada penelitian ini pendapatan, break event point (BEP), cost ratio (R/C), harga pokok produksi (HPP). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata–rata pendapatan, persentase, menghitung besarnya sampel dan melakukan penyederhanaan data serta penyajian data dengan menggunakan tabel. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan Peternak Sapi Umbaran dan Semi Intensif di Kampung Aimasi. Pendapatan rata-rata sapi umbaran Rp 24.436.905,- perperiode dan R/C 2 pada Sapi Umbaran . Sedangkan nilai BEP unit memperoleh 0,08 dengan demikian usaha ini mengalami balik modal jika menjual lebih dari satu ternak dan BEP Rp memperoleh Rp 1.069.404,- dapat dikatakan menguntungkan. Dan rata-rata HPP Sapi Umbaran Rp 8.134.485,- apabila harga jual masih diatas HPP maka usaha tersebut mendapatkan keuntungan. Pendapatan rata-rata Sapi Semi Intensif Rp 34.726.667,- perperiode dan R/C pada Sapi Semi Intensif 1,7 sedangkan nilai BEP unit 0,08 dengan demikian usaha ini mengalami balik modal jika menjual lebih dari satu ternak dan rata-rata BEP Rp 1.521.143 dan rata-rata HPP Rp 8.718.794,-. Faktor-faktor yang mempengaruhi Analisis Keuntungan Peternakan Sapi Umbaran dan Peternakan Sapi Semi Intensif yaitu umur, pendidikan, lama usaha, bibit, pakan, manajemen pemeliharaan, Kesehatan, pemasaran dan limbah.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135470091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}