Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.38169
Alin Setiyorini, Delianis Pringgenies, Ali Ridlo
Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga yang mampu hidup terendam di laut dan memiliki banyak manfaat. Lamun memiliki banyak peran penting bagi ekossitem laut salah satu contohnya adalah sebagai sediment trap dan juga pemfiksasi CO2. Lamun juga memiliki fungsi penting lain bagi biota yang hidup di ekosistem lamun, mulai dari tempat berlindung dari predator, spawning dan feeding ground. Spesies Cymodocea sp. merupakan salah satu genus lamun yang dapat ditemukan di Pulau Panjang, Jepara. Lamun memiliki organisme asosiasi, salah satunya bakteri asosiasi yang memegang peranan penting secara biologi dan ekologis antar interaksi tumbuhan lamun dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies lamun yang digunakan dan mengetahui adanya bakteri asosiasi pada daun lamun tersebut. spesies lamun diidentifikasi secara morfologi sesuai buku panduan identifikasi LIPI. Bakteri asosiasi lamun diisolasi dari daun lamun dengan menggunakan metode pengenceran berseri. Isolat bakteri tersebut dikarakterisasi secara morfologi untuk mendapatkan isolat bakteri dengan ciri morfologi yang berbeda. Lamun dan bakteri asosiasi dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang mirip antara keduanya sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang bioteknologi dan farmasi laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies lamun yang digunakan adalah jenis Cymodocea serrulata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 7 isolat bakteri asosiasi daun lamun yang berhasil diisolasi dan memiliki karakteristik morfologi yang berbeda. Keberadaan bakteri asosiasi pada daun lamun ini memberikan informasi tentang terjadinya hubungan interaksi antara bakteri dan tumbuhan lamun. Seagrass is a type of flowering plant that can live submerged in the sea and has many benefits. Seagrass has many important roles for marine ecosystems, one example is as a sediment trap and also a CO2 fixer. Seagrasses also have other important functions for biota that live in seagrass ecosystems, starting from shelter from predators, spawning and feeding ground. Species Cymodocea sp. is one of the seagrass genera that can be found on Panjang Island, Jepara. Seagrass has associated organisms, one of which is associated bacteria which play an important role biologically and ecologically in the interaction between seagrass plants and their environment. This study aims to determine the species of seagrass used and to determine the presence of associated bacteria in the seagrass leaves. Seagrass species were identified morphologically according to the LIPI identification guide. Seagrass-associated bacteria were isolated from seagrass leaves using serial dilution method. The bacterial isolates were characterized morphologically to obtain bacterial isolates with different morphological characteristics. Seagrasses and associated bacteria can produce bioactive compounds that are similar between the two so that they can be used in marine biotechnology and pharmaceuticals. The results showed that the seagrass spec
{"title":"Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asosiasi Daun Cymodocea serrulata di Perairan Pulau Panjang, Jepara","authors":"Alin Setiyorini, Delianis Pringgenies, Ali Ridlo","doi":"10.14710/jmr.v12i4.38169","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.38169","url":null,"abstract":"Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga yang mampu hidup terendam di laut dan memiliki banyak manfaat. Lamun memiliki banyak peran penting bagi ekossitem laut salah satu contohnya adalah sebagai sediment trap dan juga pemfiksasi CO2. Lamun juga memiliki fungsi penting lain bagi biota yang hidup di ekosistem lamun, mulai dari tempat berlindung dari predator, spawning dan feeding ground. Spesies Cymodocea sp. merupakan salah satu genus lamun yang dapat ditemukan di Pulau Panjang, Jepara. Lamun memiliki organisme asosiasi, salah satunya bakteri asosiasi yang memegang peranan penting secara biologi dan ekologis antar interaksi tumbuhan lamun dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies lamun yang digunakan dan mengetahui adanya bakteri asosiasi pada daun lamun tersebut. spesies lamun diidentifikasi secara morfologi sesuai buku panduan identifikasi LIPI. Bakteri asosiasi lamun diisolasi dari daun lamun dengan menggunakan metode pengenceran berseri. Isolat bakteri tersebut dikarakterisasi secara morfologi untuk mendapatkan isolat bakteri dengan ciri morfologi yang berbeda. Lamun dan bakteri asosiasi dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang mirip antara keduanya sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang bioteknologi dan farmasi laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies lamun yang digunakan adalah jenis Cymodocea serrulata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 7 isolat bakteri asosiasi daun lamun yang berhasil diisolasi dan memiliki karakteristik morfologi yang berbeda. Keberadaan bakteri asosiasi pada daun lamun ini memberikan informasi tentang terjadinya hubungan interaksi antara bakteri dan tumbuhan lamun. Seagrass is a type of flowering plant that can live submerged in the sea and has many benefits. Seagrass has many important roles for marine ecosystems, one example is as a sediment trap and also a CO2 fixer. Seagrasses also have other important functions for biota that live in seagrass ecosystems, starting from shelter from predators, spawning and feeding ground. Species Cymodocea sp. is one of the seagrass genera that can be found on Panjang Island, Jepara. Seagrass has associated organisms, one of which is associated bacteria which play an important role biologically and ecologically in the interaction between seagrass plants and their environment. This study aims to determine the species of seagrass used and to determine the presence of associated bacteria in the seagrass leaves. Seagrass species were identified morphologically according to the LIPI identification guide. Seagrass-associated bacteria were isolated from seagrass leaves using serial dilution method. The bacterial isolates were characterized morphologically to obtain bacterial isolates with different morphological characteristics. Seagrasses and associated bacteria can produce bioactive compounds that are similar between the two so that they can be used in marine biotechnology and pharmaceuticals. The results showed that the seagrass spec","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.38566
Moh Muhaemin, Dewi Alfya Rahmadita, Joko Suwiryono, Henky Mayaguezz
N-anorganik yang berdekatan dengan hatchery atau tambak, permukiman warga, dan muara sungai diduga bersebaran berbeda di perairan teluk dan perairan selat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sebaran horizontal, tingkat kesesuaiannya terhadap baku mutu, serta menganalisis konektivitas antara konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat dengan parameter fisika dan kimia non nitrogen di perairan Kalianda (perairan Teluk) dan perairan Anyer-Panimbang (menghadap Selat Sunda). Penelitian dilaksanakan di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang pada bulan September dan Oktober 2022. Konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat tersebut dianalisis, dibuat sebaran horizontalnya, serta dianalisis konektivitas antar variabelnya dengan Principal Component Analysis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran horizontal konsentrasi amonia yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi muara sungai di perairan Kalianda, sebaran horizontal konsentrasi nitrit yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi yang berdekatan dengan hatchery atau tambak di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang, dan sebaran horizontal konsentrasi nitrat yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi dekat permukiman warga di perairan Anyer-Panimbang. Secara dominan, konsentrasi amonia dan nitrit di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang di bawah baku mutu, kecuali konsentrasi nitrit di Pantai Sambolo pada perairan Anyer-Panimbang yang melebihi baku mutu, serta seluruh konsentrasi nitrat di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang di atas baku mutu. Konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat berkorelasi positif dengan parameter suhu, namun berkorelasi negatif dengan parameter DO dan salinitas. Inorganic nitrogen potential sources such as hatcheries/ponds, residential areas, and estuaries may affect loading capacity of n-inorganic in bay and strait waters. The concentration distributions of ammonia, nitrite, and nitrate in the bay and strait waters may have different values. The study aims was to analyze the horizontal distribution and suitability of ammonia, nitrite, and nitrate concentrations with quality standard, and to analize the intercorrelation between the concentrations of ammonia, nitrite, and nitrate with non nitrogen physical and chemical parameters in Kalianda waters and Anyer-Panimbang waters. The study was carried out in specific location of Kalianda and Anyer-Panimbang waters in September and October 2022. The concentrations of ammonia, nitrite, and nitrate were analyzed for their concentration distributions and analyzed using the Principal Component Analysis (PCA) method. The results showed that the horizontal distribution of ammonia concentrations was dominated by location of estuary in Kalianda waters, the horizontal distribution of nitrite concentrations was dominated by location near hatchery or pond in Kalianda waters and Anyer-Panimbang waters, and the horizontal distribution of nitrate concentrations was dominated by location near residential are
靠近hatchery或池塘、公民定居点和河口的n - an有机分布被认为是海湾和海峡水域的不同分水岭。该研究的目的是分析水平分布、其对质量质量的适配度,并分析咸水、硝酸盐和硝酸盐之间的联通性,其物理和化学参数为Kalianda(海湾水域)和anyers - panda(面对Sunda海峡)。该研究于2022年9月和10月在Kalianda水域和anyerair panth水域进行。分析了氨、硝酸盐和硝酸盐的浓度,分析了其分布,并分析了变量与主分解分析(PCA)之间的连接。研究结果表明,高水平的氨的浓度往往由羽Kalianda水域,为零散的河口位置高硝酸盐的浓度水平往往由hatchery或池塘附近的位置在Kalianda Anyer-Panimbang水域,水域和零散的水平高硝酸盐的浓度往往由Anyer-Panimbang水域居民定居点附近的位置。占主导地位的是,Kalianda水域和anyeris水域中氨和硝酸盐的浓度低于标准质量,除了jest水域的三宝海岸硝酸盐的浓度超过标准质量,碱基水域和anyerers水域的所有硝酸盐浓度超过标准质量。氨、硝酸盐和硝酸盐的浓度与温度参数为正相关,但与DO和盐度为负相关。内有机氮气势能sources such hatcheries/ponds,居住区域和estuity可能影响海湾和分水区的n-inorganic电容器。海湾和分水处的氨、硝酸盐和硝酸盐的集中分布可能具有不同的价值。水平《study是aims to analyze distribution》和硝酸氨、nitrite concentrations suitability质量标准,和analize迎之间intercorrelation The concentrations of氨nitrite,硝酸盐氮和非体格和化学在parameters Kalianda沃特斯和Anyer-Panimbang水域。这项研究确定了您和anyereanset在2022年9月和10月10日水域的具体位置。氨、硝酸盐和硝酸盐的浓度用本分析(PCA)对其集中分布和分析进行分析。《水平distribution of The results那里那个氨concentrations是控制:estuary的位置在Kalianda沃特斯distribution水平》,nitrite concentrations是炽热的位置靠近hatchery或池塘在Kalianda沃特斯和沃特斯Anyer-Panimbang,硝酸distribution of The concentrations水平是控制由区域位置靠近住宅区在Anyer-Panimbang水域。大多数的氨气和nitrite concentrations沃特斯在Kalianda》和质量的标准,除了Anyer-Panimbang沃特斯在下面为nitrite双臀at Sambolo海滩沃特斯在Anyer-Panimbang哪种exceed质量标准,和所有的硝酸盐concentrations》Kalianda·沃特斯和沃特斯Anyer-Panimbang质量标准的头顶。氨、硝酸盐和硝酸盐浓度的相关关系与水温是正面相关的,但这些关系带有DO和盐碱性。
{"title":"Variabilitas Konsentrasi dan Sebaran N-anorganik (Amonia, Nitrit, dan Nitrat) Terlarut di Perairan Kalianda dan Perairan Anyer-Panimbang","authors":"Moh Muhaemin, Dewi Alfya Rahmadita, Joko Suwiryono, Henky Mayaguezz","doi":"10.14710/jmr.v12i4.38566","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.38566","url":null,"abstract":"N-anorganik yang berdekatan dengan hatchery atau tambak, permukiman warga, dan muara sungai diduga bersebaran berbeda di perairan teluk dan perairan selat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sebaran horizontal, tingkat kesesuaiannya terhadap baku mutu, serta menganalisis konektivitas antara konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat dengan parameter fisika dan kimia non nitrogen di perairan Kalianda (perairan Teluk) dan perairan Anyer-Panimbang (menghadap Selat Sunda). Penelitian dilaksanakan di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang pada bulan September dan Oktober 2022. Konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat tersebut dianalisis, dibuat sebaran horizontalnya, serta dianalisis konektivitas antar variabelnya dengan Principal Component Analysis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran horizontal konsentrasi amonia yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi muara sungai di perairan Kalianda, sebaran horizontal konsentrasi nitrit yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi yang berdekatan dengan hatchery atau tambak di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang, dan sebaran horizontal konsentrasi nitrat yang cenderung tinggi didominasi oleh lokasi dekat permukiman warga di perairan Anyer-Panimbang. Secara dominan, konsentrasi amonia dan nitrit di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang di bawah baku mutu, kecuali konsentrasi nitrit di Pantai Sambolo pada perairan Anyer-Panimbang yang melebihi baku mutu, serta seluruh konsentrasi nitrat di perairan Kalianda dan perairan Anyer-Panimbang di atas baku mutu. Konsentrasi amonia, nitrit, dan nitrat berkorelasi positif dengan parameter suhu, namun berkorelasi negatif dengan parameter DO dan salinitas. Inorganic nitrogen potential sources such as hatcheries/ponds, residential areas, and estuaries may affect loading capacity of n-inorganic in bay and strait waters. The concentration distributions of ammonia, nitrite, and nitrate in the bay and strait waters may have different values. The study aims was to analyze the horizontal distribution and suitability of ammonia, nitrite, and nitrate concentrations with quality standard, and to analize the intercorrelation between the concentrations of ammonia, nitrite, and nitrate with non nitrogen physical and chemical parameters in Kalianda waters and Anyer-Panimbang waters. The study was carried out in specific location of Kalianda and Anyer-Panimbang waters in September and October 2022. The concentrations of ammonia, nitrite, and nitrate were analyzed for their concentration distributions and analyzed using the Principal Component Analysis (PCA) method. The results showed that the horizontal distribution of ammonia concentrations was dominated by location of estuary in Kalianda waters, the horizontal distribution of nitrite concentrations was dominated by location near hatchery or pond in Kalianda waters and Anyer-Panimbang waters, and the horizontal distribution of nitrate concentrations was dominated by location near residential are","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.37937
Alisa Sukma Adella, Ervia Yudiati, Sri Sedjati
Permintaan pasar yang tinggi membuat Litopenaeus vannamei menjadi komoditas penting yang perlu ditingkatkan produksinya. Salah satu upaya peningkatan produksi budidaya udang adalah dengan memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suplementasi alginat dan Spirulina dalam pakan udang pada ketahanan terhadap tingkat kelangsungan hidup, stres salinitas, serta pertumbuhan panjang dan berat dari post-larvae L. vannamei. Metode penelitian dilakukan dengan suplementasi selama 14 hari yang terdiri dari K (kontrol), perlakuan AS 1 (Alg 1 g+Spr 1 mg/kg), perlakuan AS 2 (Alg 2 g+Spr 2 mg/kg), dan perlakuan AS 3 (Alg 3 g+Spr 5 mg/kg) dengan masing-masing 4 pengulangan. Tingkat kelangsungan hidup L. vannamei dihitung kemudian dilakukan uji stres salinitas dengan menempatkan udang dari media bersalinitas 25 ppt menjadi 0 ppt. Kelulushidupan udang dicatat setiap 10 menit hingga kematian mencapai >50% dari total udang keseluruhan. Hasil penelitian menunjukan tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada udang dengan perlakuan K (87,5%), diikuti AS 1 (85,5%), AS 2 (85%), dan AS 3 (79,5%). Ketahanan terhadap salinitas dengan waktu terlama secara berurutan terjadi pada udang dengan perlakuan AS 1 (100 menit), AS 2 (90 menit) serta K (80 menit) dan AS 3 (80 menit). Pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada AS 3 (0,940 cm), AS 2 (0,926 cm), AS 1 (0,897 cm), dan K (0,890 cm). Pertumbuhan berat tergolong sama pada K (0,023 g), AS 1 (0,023 g), dan AS 3 (0,023 g) dan berat terkecil terdapat pada perlakuan AS 2 (0,018 g). High market demand makes Litopenaeus vannamei an important commodity that needs to be increased in production. One of the efforts to increase the production of shrimp aquaculture is to provide feed according to the needs. This study aims to determine the effect of alginate and Spirulina supplementation in shrimp feed on resistance to survival, salinity stress, and growth in length and weight of L. vannamei post-larvae. The research method was carried out by supplementation for 14 days consisting of K (control), AS 1 treatment (Alg 1 g+Spr 1 mg/kg), AS 2 treatment (Alg 2 g+Spr 2 mg/kg), and AS 3 treatments. (Alg 3 g+Spr 5 mg/kg) with 4 repetitions each. The survival rate of L. vannamei was calculated then a salinity stress test was carried out by placing the shrimp from media with a salinity of 25 ppt to 0 ppt. Shrimp survival was recorded every 10 minutes until death reached > 50% of the total shrimp. The results showed that the highest survival rate was obtained in shrimp treated with K (87.5%), followed by AS 1 (85.5%), AS 2 (85%), and AS 3 (79.5%). Resistance to salinity with the longest time sequentially occurred in shrimp treated with AS 1 (100 minutes), AS 2 (90 minutes) and K (80 minutes) and AS 3 (80 minutes). The highest growth in length was found in AS 3 (0.940 cm), AS 2 (0.926 cm), AS 1 (0.897 cm), and K (0.890 cm). Weight growth was the same in K (0.023 g), AS 1 (0.023
{"title":"Suplementasi Alginat dan Spirulina Meningkatkan Ketahanan Udang Litopenaeus vannamei Terhadap Pajanan Salinitas","authors":"Alisa Sukma Adella, Ervia Yudiati, Sri Sedjati","doi":"10.14710/jmr.v12i4.37937","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.37937","url":null,"abstract":"Permintaan pasar yang tinggi membuat Litopenaeus vannamei menjadi komoditas penting yang perlu ditingkatkan produksinya. Salah satu upaya peningkatan produksi budidaya udang adalah dengan memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suplementasi alginat dan Spirulina dalam pakan udang pada ketahanan terhadap tingkat kelangsungan hidup, stres salinitas, serta pertumbuhan panjang dan berat dari post-larvae L. vannamei. Metode penelitian dilakukan dengan suplementasi selama 14 hari yang terdiri dari K (kontrol), perlakuan AS 1 (Alg 1 g+Spr 1 mg/kg), perlakuan AS 2 (Alg 2 g+Spr 2 mg/kg), dan perlakuan AS 3 (Alg 3 g+Spr 5 mg/kg) dengan masing-masing 4 pengulangan. Tingkat kelangsungan hidup L. vannamei dihitung kemudian dilakukan uji stres salinitas dengan menempatkan udang dari media bersalinitas 25 ppt menjadi 0 ppt. Kelulushidupan udang dicatat setiap 10 menit hingga kematian mencapai >50% dari total udang keseluruhan. Hasil penelitian menunjukan tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada udang dengan perlakuan K (87,5%), diikuti AS 1 (85,5%), AS 2 (85%), dan AS 3 (79,5%). Ketahanan terhadap salinitas dengan waktu terlama secara berurutan terjadi pada udang dengan perlakuan AS 1 (100 menit), AS 2 (90 menit) serta K (80 menit) dan AS 3 (80 menit). Pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada AS 3 (0,940 cm), AS 2 (0,926 cm), AS 1 (0,897 cm), dan K (0,890 cm). Pertumbuhan berat tergolong sama pada K (0,023 g), AS 1 (0,023 g), dan AS 3 (0,023 g) dan berat terkecil terdapat pada perlakuan AS 2 (0,018 g). High market demand makes Litopenaeus vannamei an important commodity that needs to be increased in production. One of the efforts to increase the production of shrimp aquaculture is to provide feed according to the needs. This study aims to determine the effect of alginate and Spirulina supplementation in shrimp feed on resistance to survival, salinity stress, and growth in length and weight of L. vannamei post-larvae. The research method was carried out by supplementation for 14 days consisting of K (control), AS 1 treatment (Alg 1 g+Spr 1 mg/kg), AS 2 treatment (Alg 2 g+Spr 2 mg/kg), and AS 3 treatments. (Alg 3 g+Spr 5 mg/kg) with 4 repetitions each. The survival rate of L. vannamei was calculated then a salinity stress test was carried out by placing the shrimp from media with a salinity of 25 ppt to 0 ppt. Shrimp survival was recorded every 10 minutes until death reached > 50% of the total shrimp. The results showed that the highest survival rate was obtained in shrimp treated with K (87.5%), followed by AS 1 (85.5%), AS 2 (85%), and AS 3 (79.5%). Resistance to salinity with the longest time sequentially occurred in shrimp treated with AS 1 (100 minutes), AS 2 (90 minutes) and K (80 minutes) and AS 3 (80 minutes). The highest growth in length was found in AS 3 (0.940 cm), AS 2 (0.926 cm), AS 1 (0.897 cm), and K (0.890 cm). Weight growth was the same in K (0.023 g), AS 1 (0.023 ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"214 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.38410
Noviyani Saputri, Ita Riniatsih, Widianingsih Widianingsih
Megabenthos termasuk biota laut yang hidup dengan menetap diatas substrat maupun membenamkan diri dalam substrat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kelimpahan jenis megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data megabenthos dan lamun dilakukan di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan secara purposive sampling dengan menggunakan metode line transect Panduan Monitoring Padang Lamun. Perairan Pulau Panjang ditemukan 11 jenis megabenthos dari 4 kelas (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, dan Echinoidea). Perairan Pantai Prawean Bandengan ditemukan 7 jenis dari 2 kelas (Bivalvia dan Gastropoda). Perairan Pulau Panjang mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 9,45-20,73 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Paphia undulata dan Diadema setosum dengan nilai 2,79 ind/m2, serta kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,61 ind/m2. Perairan Pantai Prawean Bandengan mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 5,45-11,39 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Cerithium traillii dengan nilai 3,15 ind/m2 dan kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,36 ind/m2. Tingginya kelimpahan megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dipengaruhi oleh jumlah megabenthos, parameter perairan, kandungan bahan organik, dan karakteristik substrat perairan. Megabenthos includes marine biota that lives by staying on the substrate or immersing themselves in the substrate. This research was conducted with the aim of comparing the abundance of megabenthos species in seagrass ecosystems in Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters. The research method used is observation and station determination using the purposive sampling method. Megabenthos and seagrass data were collected from Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters using purposive sampling using the line transect method. Long Island waters found 11 species of megabenthos from 4 classes (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, and Echinoidea). Prawean Bandengan beach waters found 7 species from 2 classes (Bivalvia and Gastropods). Long Island waters had a total megabenthos abundance of 9.45–20.73 ind/m2, with the highest species abundance found in Paphia undulata and Diadema setosum with a value of 2.79 ind/m2, and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.61 ind/m2. The waters of Prawean Bandengan Beach obtained a total megabenthos abundance of 5.45–11.39 ind/m2, with the largest species abundance found in Cerithium traillii with a value of 3.15 ind/m2 and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.36 ind/m2. The high abundance of megabenthos in seagrass ecosystems in Pulau Panjang waters is influenced by the number
Megabenthos是一种生活在水下或水下的海洋生物。这项研究的目的是将megabenthos类型的丰富性与long islands和Prawean bandan沿海系统进行比较。采用的研究方法是采用采样方法观察和确定站。megabenthos数据检索和海草在长岛海域和沿海水域进行Prawean purposive采样方法用网上Bandengan transect海草监测指南。长岛的水域有11种megabenthos,其中四类(Bivalvia,腹足类,Holothuroidea和Echinoidea)。Prawean bandi的沿海水域有7种(双壳类和腹足类)。long island的水总量为9.45 - 2020.73个ind/m2,在paindonesia undulata和Diadema setosum中发现的最大种类为2.79个ind/m2,在raatum Canarium中发现的最小种类为0.61个ind/m2。沿海水域Prawean Bandengan得到富足megabenthos总额为史上最大的5,45-11,39 ind / m2充满了一种存在于Cerithium traillii 3,15 ind / m2和富足的价值发现最小的类型Canarium labiatum 0.36 ind / m2的价值。大岛海葵生态系统中巨本动物的丰富性受到了巨本动物的数量、水质、有机成分含量和水底特征的影响。megabendes包括靠在子策略上生活的海洋生物,或者在子策略中自我毁灭。这项研究是由长岛和水域的海洋生态系统中的巨本物种的特征决定的。研究方法是观察和确定站使用采样方法。Megabenthos和seagrass数据是由long island and Prawean banwean的水域收集的,使用漂移方法进行抽样。长岛水域从四节中发现了11种不同的物种(Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea和echinoide)。Prawean banban with beach waters .在2节课上发现了7种物种。长岛水域共发现了9.45 - 20.73个ind/m2的权能物种,其中最古老的物种在帕利亚发现了2。79磅/m2,而最古老的物种发现在垃圾堆中,有0.61磅的体重。加长海滩的水域发现了5。45 - 11 - 39个ind/m2,其中最大的物种发现在迷宫中,有3.15个ind/m2的价值,而最重要的物种发现在迷宫中,有0.36个视图。长期水域海洋生态系统中的巨本细胞被巨本主义数字、水族parameters、有机物质专利和火山子性格所影响。
{"title":"Asosiasi Megabenthos pada Ekosistem Lamun di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara","authors":"Noviyani Saputri, Ita Riniatsih, Widianingsih Widianingsih","doi":"10.14710/jmr.v12i4.38410","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.38410","url":null,"abstract":"Megabenthos termasuk biota laut yang hidup dengan menetap diatas substrat maupun membenamkan diri dalam substrat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kelimpahan jenis megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data megabenthos dan lamun dilakukan di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan secara purposive sampling dengan menggunakan metode line transect Panduan Monitoring Padang Lamun. Perairan Pulau Panjang ditemukan 11 jenis megabenthos dari 4 kelas (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, dan Echinoidea). Perairan Pantai Prawean Bandengan ditemukan 7 jenis dari 2 kelas (Bivalvia dan Gastropoda). Perairan Pulau Panjang mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 9,45-20,73 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Paphia undulata dan Diadema setosum dengan nilai 2,79 ind/m2, serta kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,61 ind/m2. Perairan Pantai Prawean Bandengan mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 5,45-11,39 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Cerithium traillii dengan nilai 3,15 ind/m2 dan kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,36 ind/m2. Tingginya kelimpahan megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dipengaruhi oleh jumlah megabenthos, parameter perairan, kandungan bahan organik, dan karakteristik substrat perairan. Megabenthos includes marine biota that lives by staying on the substrate or immersing themselves in the substrate. This research was conducted with the aim of comparing the abundance of megabenthos species in seagrass ecosystems in Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters. The research method used is observation and station determination using the purposive sampling method. Megabenthos and seagrass data were collected from Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters using purposive sampling using the line transect method. Long Island waters found 11 species of megabenthos from 4 classes (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, and Echinoidea). Prawean Bandengan beach waters found 7 species from 2 classes (Bivalvia and Gastropods). Long Island waters had a total megabenthos abundance of 9.45–20.73 ind/m2, with the highest species abundance found in Paphia undulata and Diadema setosum with a value of 2.79 ind/m2, and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.61 ind/m2. The waters of Prawean Bandengan Beach obtained a total megabenthos abundance of 5.45–11.39 ind/m2, with the largest species abundance found in Cerithium traillii with a value of 3.15 ind/m2 and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.36 ind/m2. The high abundance of megabenthos in seagrass ecosystems in Pulau Panjang waters is influenced by the number","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.38630
Falerins Labuga, Novri Youla Kandowangko, Dewi Wahyuni Kyai Baderan
Manawa merupakan salah satu kawasan di wilayah Kabupaten Pohuwato yang mengalami kerusakan hutan mangrove akibat alih fungsi hutan menjadi lahan tambak dan perkebunan. Rusaknya hutan mangrove berdampak pada berkurangnya berbagai biota laut diantaranya udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan. Salah satu upaya perbaikan adalah dengan melakukan rehabilitasi hutan mangrove. Rehabilitasi merupakan salah satu upaya pemulihan ekosistem mangrove pada kondisi semula. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan rehabilitasi Rhizophora apiculata, mengukur tingkat pertumbuhan Rhizophora apiculata, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Rhizophora apiculata yang di rehabilitasi di kawasan mangrove Manawa, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Analisis keberhasilan mangrove menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dan faktor lingkungannya menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat keberhasilan rehabilitasi dinilai berhasil. Hal ini dibuktikan dengan persentase keberhasilan hidup Rhizophora apiculata mencapai 79.51%. Tingkat pertumbuhan Rhizophora apiculata baik dari segi tinggi tanaman maupun jumlah daun mengalami pertambahan namun tidak merata pada seluruh plot. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rehabilitasi mangrove yaitu salinitas dan suhu masih dalam kisaran yang sesuai untuk Rhizophora apiculata. Substrat pada lokasi penelitian didominasi oleh substrat pasir debu. Hama yang ditemukan pada lokasi penelitian tergolong sedang dan didominanasi hama dari kelas Gastropoda. Manawa, a village in Pohuwato Regency, has suffered damage to its mangrove forest because it was converted into ponds and plantations. A variety of marine biota is reduced when mangrove forests are destroyed, including shrimp, crabs, and a variety of fish species. In the process of improving the ecosystem, one of the improvements is the rehabilitation of mangrove forests. In order to restore the mangrove ecosystem to its original state, rehabilitation is one of the methods. The purpose of this study is to evaluate the success rate of Rhizophora apiculata rehabilitation, measure its growth rate, and determine the factors influencing Rhizophora apiculata rehabilitation in the Manawa Mangrove area, Patilanggio District, Pohuwato Regency, Gorontalo. The success of mangroves was analyzed using quantitative descriptive analysis, and environmental factors were analyzed using descriptive analysis. Results of the study showed that rehabilitation success rates were higher than expected. This is evidenced by Rhizophora apiculata's survival rate, which reached 79.51%. A higher growth rate in plant height and leaves has been observed in Rhizophora apiculata, but not uniformly across the plots. Salinity and temperature, two factors that affect mangrove rehabilitation, remain within the appropriate range for Rhizophora apiculata. The study site substrate is dominated by sand and dust. The pests at the stud
Manawa是Pohuwato地区的一个地区,他的红树林被森林取代,变成了池塘和种植园。其中红树林森林影响减少各种海洋生物,螃蟹,虾和各种各样的鱼。修复工作之一是恢复红树林。康复是恢复红树林生态系统恢复其原始状态的努力之一。本研究旨在测量成功率康复Rhizophora apiculata,测量Rhizophora增长率apiculata,分析成功的因素影响Rhizophora apiculata康复的红树林地区马纳瓦县、街道Patilanggio Pohuwato,保持。红树林成功使用描述性分析定量的分析,使用描述性分析环境因素。研究发现,康复的成功程度是成功的。这证明,Rhizophora apiculata的预期寿命为79.51%。Rhizophora增长率apiculata好银杏叶高植物和数量方面的增长,但整个情节的不均匀。影响mangrove康复成功的因素是:盐度和温度仍然在适合Rhizophora apiculata的范围之内。基质研究地点由基质埋在尘埃的沙子里。在研究地点发现的害虫属于中等大小,属于腹足类害虫。马纳瓦,a村在Pohuwato丽晶,有痛苦伤害到它的红树林森林,因为是converted进入磅和plantations。A综艺的海洋生物是reduced当红树林森林是毁灭,虾、螃蟹和鱼的一个综艺在内的物种。In improving过程》《improvements生态系统,一个是红树林森林之发布攻击性。在订单到《红树林生态系统恢复到它的独创的方法之state university),发布攻击性是一号。这个研究之目的是Rhizophora的to evaluate The success速率apiculata发布攻击性,它所拘束增长速率和个重大《factors influencing Rhizophora apiculata《红树林马纳瓦区,各区Patilanggio发布攻击性Pohuwato丽晶,保持。mangroves success》是用quantitative analyzed descriptive分析,环境和factors是用descriptive analyzed分析。Results of the study那里那个发布攻击性success rate是得更高一点比。这是evidenced by Rhizophora apiculata的生存率51%,哪种79的飞地。一束高增长速率普兰特高地和树叶已经observed in Rhizophora apiculata,但不是uniformly划过情节殡仪馆。Salinity和红树林,二factors,以至于影响发布攻击性的温度,保持内心的appropriate太阳城Rhizophora apiculata。《study site substrate是控制由沙子和尘土。《study pests at site是机密美国大多数温和派都会and The dominant发现在《substrate内容是suitable for Gastropod课,因为这类型的栖息地。
{"title":"Analisis Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi Rhizophora apiculata di Kawasan Mangrove Manawa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo","authors":"Falerins Labuga, Novri Youla Kandowangko, Dewi Wahyuni Kyai Baderan","doi":"10.14710/jmr.v12i4.38630","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.38630","url":null,"abstract":"Manawa merupakan salah satu kawasan di wilayah Kabupaten Pohuwato yang mengalami kerusakan hutan mangrove akibat alih fungsi hutan menjadi lahan tambak dan perkebunan. Rusaknya hutan mangrove berdampak pada berkurangnya berbagai biota laut diantaranya udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan. Salah satu upaya perbaikan adalah dengan melakukan rehabilitasi hutan mangrove. Rehabilitasi merupakan salah satu upaya pemulihan ekosistem mangrove pada kondisi semula. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan rehabilitasi Rhizophora apiculata, mengukur tingkat pertumbuhan Rhizophora apiculata, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Rhizophora apiculata yang di rehabilitasi di kawasan mangrove Manawa, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Analisis keberhasilan mangrove menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dan faktor lingkungannya menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat keberhasilan rehabilitasi dinilai berhasil. Hal ini dibuktikan dengan persentase keberhasilan hidup Rhizophora apiculata mencapai 79.51%. Tingkat pertumbuhan Rhizophora apiculata baik dari segi tinggi tanaman maupun jumlah daun mengalami pertambahan namun tidak merata pada seluruh plot. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rehabilitasi mangrove yaitu salinitas dan suhu masih dalam kisaran yang sesuai untuk Rhizophora apiculata. Substrat pada lokasi penelitian didominasi oleh substrat pasir debu. Hama yang ditemukan pada lokasi penelitian tergolong sedang dan didominanasi hama dari kelas Gastropoda. Manawa, a village in Pohuwato Regency, has suffered damage to its mangrove forest because it was converted into ponds and plantations. A variety of marine biota is reduced when mangrove forests are destroyed, including shrimp, crabs, and a variety of fish species. In the process of improving the ecosystem, one of the improvements is the rehabilitation of mangrove forests. In order to restore the mangrove ecosystem to its original state, rehabilitation is one of the methods. The purpose of this study is to evaluate the success rate of Rhizophora apiculata rehabilitation, measure its growth rate, and determine the factors influencing Rhizophora apiculata rehabilitation in the Manawa Mangrove area, Patilanggio District, Pohuwato Regency, Gorontalo. The success of mangroves was analyzed using quantitative descriptive analysis, and environmental factors were analyzed using descriptive analysis. Results of the study showed that rehabilitation success rates were higher than expected. This is evidenced by Rhizophora apiculata's survival rate, which reached 79.51%. A higher growth rate in plant height and leaves has been observed in Rhizophora apiculata, but not uniformly across the plots. Salinity and temperature, two factors that affect mangrove rehabilitation, remain within the appropriate range for Rhizophora apiculata. The study site substrate is dominated by sand and dust. The pests at the stud","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.37933
Rendy Setiawan, Arif Mohammad Siddiq, Arif Pratiwi, Arif Pratiwi, Miftha Amilia Dwi Susanto
Spesies Tripneustes gratilla merupakan bulu babi yang termasuk anggota dari kelas Echinoidea. Hewan ini dapat ditemukan di ekosistem intertidal dan tergolong sebagai biota bentik yang sering ditemukan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Spesies T. gratilla memiliki nilai ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, yaitu sebagai herbivor dan juga sebagai spesies kunci yang mampu mengendalikan pertumbuhan makroalga yang hidup di ekosistem terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola distribusi dan kepadatan populasi T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik Taman Nasional (TN) Baluran. Metode menentukan pola distribusi dilakukan metode transek plot sistematis dengan cara meletakkan plot paralon berukuran 1x1 m di sepanjang transek garis. Pola distribusi T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik TN Baluran tergolong mengelompok berdasarkan hasil analisis menggunakan Indeks Morisita dengan nilai Id sebesar 4.8. Kepadatan T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik TN Baluran tergolong rendah dengan nilai kepadatan 0.2 Ind/m2 atau apabila dikonversikan maka hanya ada 2 individu dalam area plot seluas 10 m2. Tripneustes gratilla is a sea urchin that belongs to the class Echinoidea. These animals can be found in intertidal ecosystems and are classified as benthic biota which are often found in coral reef and seagrass ecosystems. The species T. gratilla has an important ecological value in maintaining the balance of marine ecosystems, namely as a herbivore and also as a key species capable of controlling the growth of macroalgae that live in coral reef ecosystems. The purpose of this study was to determine the pattern of distribution and population density of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park. The method of determining the distribution pattern is carried out using the systematic plot transect method by placing 1x1 m paralon plots along the line transects. The distribution pattern of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park, is classified as clustered based on the results of an analysis using the Morisita Index with an Id value of 4.8. The density of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park, is low, with a density value of 0.2 Ind/m2 or when converted, there are only 2 individuals in a plot area of 10 m2.
{"title":"Pola Distribusi Dan Kepadatan Populasi Bulu Babi (Tripneustes gratilla Linnaeus, 1758) di Ekosistem Intertidal Pantai Bilik Taman Nasional Baluran","authors":"Rendy Setiawan, Arif Mohammad Siddiq, Arif Pratiwi, Arif Pratiwi, Miftha Amilia Dwi Susanto","doi":"10.14710/jmr.v12i4.37933","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.37933","url":null,"abstract":"Spesies Tripneustes gratilla merupakan bulu babi yang termasuk anggota dari kelas Echinoidea. Hewan ini dapat ditemukan di ekosistem intertidal dan tergolong sebagai biota bentik yang sering ditemukan di ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Spesies T. gratilla memiliki nilai ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, yaitu sebagai herbivor dan juga sebagai spesies kunci yang mampu mengendalikan pertumbuhan makroalga yang hidup di ekosistem terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola distribusi dan kepadatan populasi T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik Taman Nasional (TN) Baluran. Metode menentukan pola distribusi dilakukan metode transek plot sistematis dengan cara meletakkan plot paralon berukuran 1x1 m di sepanjang transek garis. Pola distribusi T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik TN Baluran tergolong mengelompok berdasarkan hasil analisis menggunakan Indeks Morisita dengan nilai Id sebesar 4.8. Kepadatan T. gratilla di ekosistem intertidal Pantai Bilik TN Baluran tergolong rendah dengan nilai kepadatan 0.2 Ind/m2 atau apabila dikonversikan maka hanya ada 2 individu dalam area plot seluas 10 m2. Tripneustes gratilla is a sea urchin that belongs to the class Echinoidea. These animals can be found in intertidal ecosystems and are classified as benthic biota which are often found in coral reef and seagrass ecosystems. The species T. gratilla has an important ecological value in maintaining the balance of marine ecosystems, namely as a herbivore and also as a key species capable of controlling the growth of macroalgae that live in coral reef ecosystems. The purpose of this study was to determine the pattern of distribution and population density of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park. The method of determining the distribution pattern is carried out using the systematic plot transect method by placing 1x1 m paralon plots along the line transects. The distribution pattern of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park, is classified as clustered based on the results of an analysis using the Morisita Index with an Id value of 4.8. The density of T. gratilla in the intertidal ecosystem of Bilik Beach, Baluran National Park, is low, with a density value of 0.2 Ind/m2 or when converted, there are only 2 individuals in a plot area of 10 m2.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.38681
Anastasya Devi Septanovia Islam, Suryono Suryono, Ita Riniatsih
Padang lamun merupakan ekosistem pesisir berfungsi sebagai tempat mencari makanan, berlindung, serta berkembang biak. Perifiton ditemukan melekat pada permukaan daun lamun, dapat menjadi faktor pendukung produktivitas primer tetapi dapat juga mengurangi cahaya yang masuk untuk fotosintesis, sehingga dapat mengurangi komposisi padang lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis perifiton dan kelimpahan perifiton pada lamun Oceana serrulata di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei. Penentuan lokasi sampling dilakukan dengan metode purposive sampling. Pendataan data kerapatan lamun dilakukan menggunakan metode line transek kuadran. Preparasi sampel daun lamun dilakukan guna mengetahui komposisi perifiton menggunakan metode pengerikan menggunakan kuas dan diamati menggunakan mikroskop. Jenis perifiton yang ditemukan pada daun lamun Oceana serrulata terdiri dari 2 genus (Cyanophyceae) dan 11 genus (Bacillariophyceae). Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Oceana serrulata di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan adalah 5349,98 ind/cm2 dan 8357,37 ind/cm2. Keberadaan perifiton di Pulau Panjang lebih sedikit dibandingkan dengan Pantai Prawean Bandengan. The seagras ecosystem are coastal ecosystems that function as places to find food, shelter, and breed. Periphyton was found attached to the surface of seagrass leaves, which can be supporting factor for primary productivity but can also reduce incoming light for photosynthesis, thereby reducing the composition of seagrass beds. This study aims to determine the composition of periphyton species and the abundance of periphyton in seagrass Oceana serrulata on Panjang Island and Prawean Bandengan Beach, Jepara. The research method was carried out using a survey method. Determination of sampling locations was determined using a purposive sampling method. Data collection on seagrass density was carried out using the quadrant transect method. Seagrass leaf sample preparation was carried out to determine the composition of periphyton using the scraping method using a brush and observed using a microscope. The types of periphyton found on the leaves of seagrass Oceana serrulata consist of 2 genera (Cyanophyceae) and 11 genera (Bacillariophyceae). Periphyton abundance values in leaves of seagrass Oceana serrulata on Panjang Island and Bandengan Prawean Beach were 5349.98 ind/cm2 and 8357.37 ind/cm2. The presence of periphyton on Panjang Island is less than on Prawean Bandengan Beach.
海葵田是一个沿海生态系统,是一个寻找食物、住所和繁殖的地方。周围植物被发现附着在海草表面,这可能是原生生产力的一个因素,但也可能减少进入光合作用的光,从而减少海草群的组成。本研究旨在了解Jepara Prawean bananda long island和beach上的perifiton类型和perifiton含量的组成。研究方法采用了调查方法。采样的位置是用采样方法进行的。海草密度数据采用四边形线方法进行记录。对海草样本进行筛选,以使用画笔的排版和显微镜观察观察其近体成分。在海葵叶子中发现的心包属包括2属(cyanopceae)和11属(bacillariopceae)。长岛的海葵叶子和班达的海滩上的perifiton丰满程度为5349.98 ind/cm2和8357,37 ind/cm2。与Prawean bandi海滩相比,长岛上的perifiton的存在要少得多。海洋生态系统是一个生态系统,其功能相当于寻找食物、庇护和繁殖。它被发现依附于海草的表面,这可以支持初级产品的生产,但也可以减少光的传播,这也可以减少甲虫的合成物。这项研究旨在确定periphyton species和periphyton在长岛海洋馆和班帕拉海滩的对虾的组合。研究方法被采用了调查方法。抽样地点的确定采用了采样方法。收藏在乌拉密度数据用的是carried out象限transect方法。Seagrass leaf样本的准备用一个微镜来确定periphyton的composition。拉梅尔types of periphyton发现《树叶》Oceana serrulata consist 11 2已灭绝(Cyanophyceae)和已灭绝的(Bacillariophyceae)。Periphyton abundance价值观在树叶的乌拉Oceana serrulata长在岛和Bandengan Prawean海滩是5349。98 ind / cm2和8357。37 ind / cm2。periphyton先声》继续在岛的长度是小于Prawean Bandengan海滩。
{"title":"Komposisi Jenis dan Kelimpahan Perifiton Pada Daun Lamun Oceana serrulata di Perairan Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara","authors":"Anastasya Devi Septanovia Islam, Suryono Suryono, Ita Riniatsih","doi":"10.14710/jmr.v12i4.38681","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.38681","url":null,"abstract":"Padang lamun merupakan ekosistem pesisir berfungsi sebagai tempat mencari makanan, berlindung, serta berkembang biak. Perifiton ditemukan melekat pada permukaan daun lamun, dapat menjadi faktor pendukung produktivitas primer tetapi dapat juga mengurangi cahaya yang masuk untuk fotosintesis, sehingga dapat mengurangi komposisi padang lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis perifiton dan kelimpahan perifiton pada lamun Oceana serrulata di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei. Penentuan lokasi sampling dilakukan dengan metode purposive sampling. Pendataan data kerapatan lamun dilakukan menggunakan metode line transek kuadran. Preparasi sampel daun lamun dilakukan guna mengetahui komposisi perifiton menggunakan metode pengerikan menggunakan kuas dan diamati menggunakan mikroskop. Jenis perifiton yang ditemukan pada daun lamun Oceana serrulata terdiri dari 2 genus (Cyanophyceae) dan 11 genus (Bacillariophyceae). Nilai kelimpahan perifiton pada daun lamun Oceana serrulata di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan adalah 5349,98 ind/cm2 dan 8357,37 ind/cm2. Keberadaan perifiton di Pulau Panjang lebih sedikit dibandingkan dengan Pantai Prawean Bandengan. The seagras ecosystem are coastal ecosystems that function as places to find food, shelter, and breed. Periphyton was found attached to the surface of seagrass leaves, which can be supporting factor for primary productivity but can also reduce incoming light for photosynthesis, thereby reducing the composition of seagrass beds. This study aims to determine the composition of periphyton species and the abundance of periphyton in seagrass Oceana serrulata on Panjang Island and Prawean Bandengan Beach, Jepara. The research method was carried out using a survey method. Determination of sampling locations was determined using a purposive sampling method. Data collection on seagrass density was carried out using the quadrant transect method. Seagrass leaf sample preparation was carried out to determine the composition of periphyton using the scraping method using a brush and observed using a microscope. The types of periphyton found on the leaves of seagrass Oceana serrulata consist of 2 genera (Cyanophyceae) and 11 genera (Bacillariophyceae). Periphyton abundance values in leaves of seagrass Oceana serrulata on Panjang Island and Bandengan Prawean Beach were 5349.98 ind/cm2 and 8357.37 ind/cm2. The presence of periphyton on Panjang Island is less than on Prawean Bandengan Beach.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.14710/jmr.v12i4.35259
Ardhatama Zafron Dzakwan, Hadi Endrawati, Raden Ario
Peran penting nitrat dan fosfat sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan dan perkembangan biota yang ada di laut. Kedua nutrien ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel jaringan pada organisme laut maupun proses fotosintesis yang terjadi pada organisme seperti fitoplankton. Salah satu parameter biologi yang erat kaitanya dengan nutrien seperti nitrat dan fosfat yaitu fitoplankton. Tingkat kelimpahan dari fitoplankton dapat dipengaruhi oleh konsentrasi nitrat fosfat yang ada di perairan tersebut. Adapun tujuan dilakukanya kajian mengenai konsentrasi nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton yaitu untuk mengetahui konsentrasi nitrat dan fosfat kaitanya dengan kelimpahan fitoplankton yang berada di perairan Sengkarang. Konsentrasi nitrat memiliki kisaran antara 0,001-0,118 mg/L. Stasiun 1 memiliki konsentrasi nitrat yang berkisar antara 0,022-0,118 mg/L. Stasiun 2 memiliki konsentrasi nitrat 0,001 mg/L pada semua titik. Stasiun 3 memiliki konsentrasi nitrat 0,001 mg/L pada semua titik. Konsentrasi Fosfat di perairan Sengkarang Pekalongan berkisar antara 0,002-0,005 mg/L. Stasiun 1 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,003-0,005 mg/L. Stasiun 2 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,002-0,004 mg/L. Stasiun 3 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,002-0,004 mg/L. Kelimpahan fitoplankton dengan hasil yang terendah yaitu pada stasiun 1 sebesar 561,5349 ind/L. Kemudian hasil kelimpahan tertinggi yaitu pada stasiun 2 sebesar 2246,1394 ind/L dan pada stasiun 3 yaitu sebesar 655,1240 ind/L. Keberadaan nitrat dan fosfat di perairan Sengkarang dapat dikatakan tidak signifikan berpengaruh terhadap fitoplankton karena nilai korelasi (r) sebesar 0,403 untuk nitrat dan 0,271 untuk fosfat.The important role of nitrates and phosphates is very influential on the growth and development of biota in the sea. Both of these nutrients are needed in the formation of tissue cells in marine organisms and the photosynthesis process that occurs in organisms such as phytoplankton. One biological parameter that is closely related to nutrients such as nitrates and phosphates is phytoplankton. The level abundance of phytoplankton can be influenced by the concentration of nitrate phosphate present in these waters. The purpose of the study on the concentration of nitrate and phosphate with an abundance of phytoplankton is to determine the concentration of nitrate and phosphate associated with the abundance of phytoplankton in the water of Sengkarang. Nitrate concentration has a range between 0.001-0.118 mg/L. Station 1 has nitrate concentrations ranging from 0.022-0.118 mg/L. Station 2 had a nitrate concentration of 0.001 mg/L at all points. Station 3 had a nitrate concentration of 0.001 mg / L at all points. Phosphate concentration in the waters of Sengkarang Pekalongan ranged from 0.002-0.005 mg/L. Station 1 has a phosphate concentration that ranges from 0.003-0.005 mg/L. Station 2 has a phosphate concentration that ranges from
硝酸盐和磷酸盐的重要作用对海洋生物的生长和发育有着深远的影响。这两种营养物质在海洋生物的组织形成和光合作用过程中都是必不可少的。与硝酸盐和磷酸盐等营养物质——浮游植物——相结合的生物参数之一。浮游植物的浓度可能受到水中磷酸盐浓度的影响。此外,研究硝酸盐和磷酸盐的浓度和磷酸盐的目的是了解它们在浅水中的硝酸盐和磷酸盐的浓度。硝酸盐浓度在0.001 - 0.118毫克/L之间。第一站的硝酸盐浓度在0.022 - 0.118 mg/L之间。第二站总有0.001毫克/L的硝酸盐浓度。第三站总浓度为0.001毫克/L。珊瑚滩的磷酸盐浓度在0.002 - 0.005 mg/L之间。第一站的磷酸盐浓度在0.003 - 0.005 mg/L之间。第二站的磷酸盐浓度在0.002 - 0.004 mg/L之间。第三站的磷酸盐浓度在0.002 - 0.004 mg/L之间。浮游植物的数量最低,在1号站56,5349个ind/L。最富有的是2号站2246,1394 ind/L, 3号站有655.1240个ind/L。硝酸盐和磷酸盐在浅水中的存在对浮游植物几乎没有影响,因为它们对硝酸盐的相关性为0.403,而磷酸盐的相关性为0.271。nitrates和phosphates的重要角色对海洋生物的生长和发展有着深远的影响。这些营养物质都需要在海洋微生物中形成组织的组织和光合作用过程中作为植物浮游生物发生。这是一个近距离相关的生物参数,就像植物营养素一样。在这些水域出现的硝酸盐的浓度可能会影响浮游生物的磷酸盐水平。研究的目的是确定硝酸盐和磷酸化的浓度,以确定磷酸化和磷酸化与盐水中浮游生物的浓度。硝酸盐浓度在0.001-0.118毫克/L之间有效。1号站从022-0.118 mg/L起起有硝酸铵同步。第二站有0.001毫克/L的硝酸盐浓度。第三站有0.001毫克/ L的硝酸盐浓度。从0.002-0.005 mg/L开始,磷虾聚集在碧水中。第一站拥有0.003-0.005 mg/L的好斗意识。第二站有0.002-0.004 mg/L的磷浓度。第三站拥有0.002-0.004 mg/L的好斗意识。561.5349磅/L。然后《最高abundance results是在车站2 of 2246 1394 ind / L and at车站3 655之先声》1240 ind / L。硝酸盐和沃特斯phosphate in Sengkarang可以对没有浓厚,效应在phytoplankton说因为0.403之相关价值(r)为硝酸盐和0.271 for phosphate)。
{"title":"Analisis Konsentrasi Nitrat Dan Fosfat Terhadap Kelimpahan Fitoplankton Di Perairan Sengkarang Pekalongan","authors":"Ardhatama Zafron Dzakwan, Hadi Endrawati, Raden Ario","doi":"10.14710/jmr.v12i4.35259","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.35259","url":null,"abstract":"Peran penting nitrat dan fosfat sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan dan perkembangan biota yang ada di laut. Kedua nutrien ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel jaringan pada organisme laut maupun proses fotosintesis yang terjadi pada organisme seperti fitoplankton. Salah satu parameter biologi yang erat kaitanya dengan nutrien seperti nitrat dan fosfat yaitu fitoplankton. Tingkat kelimpahan dari fitoplankton dapat dipengaruhi oleh konsentrasi nitrat fosfat yang ada di perairan tersebut. Adapun tujuan dilakukanya kajian mengenai konsentrasi nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton yaitu untuk mengetahui konsentrasi nitrat dan fosfat kaitanya dengan kelimpahan fitoplankton yang berada di perairan Sengkarang. Konsentrasi nitrat memiliki kisaran antara 0,001-0,118 mg/L. Stasiun 1 memiliki konsentrasi nitrat yang berkisar antara 0,022-0,118 mg/L. Stasiun 2 memiliki konsentrasi nitrat 0,001 mg/L pada semua titik. Stasiun 3 memiliki konsentrasi nitrat 0,001 mg/L pada semua titik. Konsentrasi Fosfat di perairan Sengkarang Pekalongan berkisar antara 0,002-0,005 mg/L. Stasiun 1 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,003-0,005 mg/L. Stasiun 2 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,002-0,004 mg/L. Stasiun 3 memiliki konsentrasi fosfat yang berkisar antara 0,002-0,004 mg/L. Kelimpahan fitoplankton dengan hasil yang terendah yaitu pada stasiun 1 sebesar 561,5349 ind/L. Kemudian hasil kelimpahan tertinggi yaitu pada stasiun 2 sebesar 2246,1394 ind/L dan pada stasiun 3 yaitu sebesar 655,1240 ind/L. Keberadaan nitrat dan fosfat di perairan Sengkarang dapat dikatakan tidak signifikan berpengaruh terhadap fitoplankton karena nilai korelasi (r) sebesar 0,403 untuk nitrat dan 0,271 untuk fosfat.The important role of nitrates and phosphates is very influential on the growth and development of biota in the sea. Both of these nutrients are needed in the formation of tissue cells in marine organisms and the photosynthesis process that occurs in organisms such as phytoplankton. One biological parameter that is closely related to nutrients such as nitrates and phosphates is phytoplankton. The level abundance of phytoplankton can be influenced by the concentration of nitrate phosphate present in these waters. The purpose of the study on the concentration of nitrate and phosphate with an abundance of phytoplankton is to determine the concentration of nitrate and phosphate associated with the abundance of phytoplankton in the water of Sengkarang. Nitrate concentration has a range between 0.001-0.118 mg/L. Station 1 has nitrate concentrations ranging from 0.022-0.118 mg/L. Station 2 had a nitrate concentration of 0.001 mg/L at all points. Station 3 had a nitrate concentration of 0.001 mg / L at all points. Phosphate concentration in the waters of Sengkarang Pekalongan ranged from 0.002-0.005 mg/L. Station 1 has a phosphate concentration that ranges from 0.003-0.005 mg/L. Station 2 has a phosphate concentration that ranges from ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-07DOI: 10.14710/jmr.v12i4.41538
Farras Daffa Arfastya, Sri Yulina Wulandari, Azis Rifai
Kota Pekalongan dilalui oleh sungai Slamaran yang menjadi tempat masuknya fosfat dari darat ke laut. Fosfat adalah nutrient yang terkandung dalam bahan organik dari limbah domestik maupun pertambakan yang mempengaruhi kesuburan perairan muara Sungai Slamaran. Konsentrasi fosfat di perairan dapat dipengaruhi oleh material padatan tersuspensi (MPT). Penelitian ini bertujuan mengkaji persebaran konsentrasi fosfat dan MPT serta mengkaji hubungan antara sebaran fosfat dan MPT di muara sungai Slamaran, kota Pekalongan. Data lapangan diambil secara in situ. Sampel air dianalisis di laboratorium. Analisis fosfat menggunakan metode yang digunakan oleh Strickland dan Parson (1968). Analisis MPT menggunakan metode gravimetri. Peta sebaran konsentrasi fosfat dan MPT dibuat dengan software ArcGis. Arus permukaan laut dimodelkan dengan software Mike 21 selanjutnya divalidasi dengan nilai RMSE dan MAE. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk menentukan korelasi antara konsentrasi fosfat dan MPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konsentrasi fosfat memiliki rentang 0.44–1,84 µM, dan konsentrasi MPT memiliki rentang 56-152 mg/L. Berdasarkan peta persebaran fosfat dan MPT di perairan muara Sungai Slamaran, diduga bahwa persebaran fosfat dan MPT mendapat pengaruh dari masukan sungai dan tambak udang yang berada di muara sungai Slamaran. Hasil analisis korelasi menunjukkan korelasi yang tidak cukup kuat antara sebaran konsentrasi fosfat dengan sebaran MPT. Pekalongan city is crossed Slamaran River which is entry point phosphate from the land to the sea. Phosphate is a nutrient contained in organic material from domestic waste and aquaculture which affects the productivity of the waters of Slamaran river estuary. Phosphate concentrations in waters can be influenced by suspended solids (TSS). The aims of this study were to determine concentration of phosphate and TSS distribution and to examine correlation between phosphate and TSS concentrations in Slamaran River estuary. In situ data were taken at Slamaran River estuary. Water samples were analyzed at laboratory. Phosphate concentration analysis used method by Strickland and Parson (1968). TSS concentration analysis used gravimetric method. Distribution of Phosphate and TSS concentration were mapped using ArcGIS software. Ocean surface currents was numerically modeled used Mike 21 software then validated with RMSE and MAE methods. Pearson correlation method was used to analyzed correlation between phosphate and TSS concentration. The results showed that phosphate concentration were ranged from 0.44–1,84 µM mg/L and TSS concentration were ranged from 56-152 mg/L. Based on distribution map of phosphate and TSS in the Slamaran River estuary, it was predicted that phosphate and TSS distribution influenced by inputs from the river and shrimp ponds along the estuary Slamaran river. Results of the correlation analysis showed that correlation between phosphate and TSS concentrations distribution was not strong enou
{"title":"Studi Persebaran Kandungan Fosfat dan Material Padatan Tersuspensi di Perairan Muara Sungai Slamaran, Kota Pekalongan","authors":"Farras Daffa Arfastya, Sri Yulina Wulandari, Azis Rifai","doi":"10.14710/jmr.v12i4.41538","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.41538","url":null,"abstract":"Kota Pekalongan dilalui oleh sungai Slamaran yang menjadi tempat masuknya fosfat dari darat ke laut. Fosfat adalah nutrient yang terkandung dalam bahan organik dari limbah domestik maupun pertambakan yang mempengaruhi kesuburan perairan muara Sungai Slamaran. Konsentrasi fosfat di perairan dapat dipengaruhi oleh material padatan tersuspensi (MPT). Penelitian ini bertujuan mengkaji persebaran konsentrasi fosfat dan MPT serta mengkaji hubungan antara sebaran fosfat dan MPT di muara sungai Slamaran, kota Pekalongan. Data lapangan diambil secara in situ. Sampel air dianalisis di laboratorium. Analisis fosfat menggunakan metode yang digunakan oleh Strickland dan Parson (1968). Analisis MPT menggunakan metode gravimetri. Peta sebaran konsentrasi fosfat dan MPT dibuat dengan software ArcGis. Arus permukaan laut dimodelkan dengan software Mike 21 selanjutnya divalidasi dengan nilai RMSE dan MAE. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk menentukan korelasi antara konsentrasi fosfat dan MPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konsentrasi fosfat memiliki rentang 0.44–1,84 µM, dan konsentrasi MPT memiliki rentang 56-152 mg/L. Berdasarkan peta persebaran fosfat dan MPT di perairan muara Sungai Slamaran, diduga bahwa persebaran fosfat dan MPT mendapat pengaruh dari masukan sungai dan tambak udang yang berada di muara sungai Slamaran. Hasil analisis korelasi menunjukkan korelasi yang tidak cukup kuat antara sebaran konsentrasi fosfat dengan sebaran MPT. Pekalongan city is crossed Slamaran River which is entry point phosphate from the land to the sea. Phosphate is a nutrient contained in organic material from domestic waste and aquaculture which affects the productivity of the waters of Slamaran river estuary. Phosphate concentrations in waters can be influenced by suspended solids (TSS). The aims of this study were to determine concentration of phosphate and TSS distribution and to examine correlation between phosphate and TSS concentrations in Slamaran River estuary. In situ data were taken at Slamaran River estuary. Water samples were analyzed at laboratory. Phosphate concentration analysis used method by Strickland and Parson (1968). TSS concentration analysis used gravimetric method. Distribution of Phosphate and TSS concentration were mapped using ArcGIS software. Ocean surface currents was numerically modeled used Mike 21 software then validated with RMSE and MAE methods. Pearson correlation method was used to analyzed correlation between phosphate and TSS concentration. The results showed that phosphate concentration were ranged from 0.44–1,84 µM mg/L and TSS concentration were ranged from 56-152 mg/L. Based on distribution map of phosphate and TSS in the Slamaran River estuary, it was predicted that phosphate and TSS distribution influenced by inputs from the river and shrimp ponds along the estuary Slamaran river. Results of the correlation analysis showed that correlation between phosphate and TSS concentrations distribution was not strong enou","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135302865","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-25DOI: 10.14710/jmr.v12i4.35699
Vionita Endarwantti, Ali Djunaedi, Gunawan Widi Santosa
Perubahan iklim global yang semakin meningkat dapat menyebabkan kenaikan kadar karbondioksida pada atmosfer. Lamun dapat mengurangi kadar karbondioksida pada atmosfer dengan cara menyerap karbon anorganik melalui proses fotosintesis lamun dan menyimpannya dalam bentuk karbon organik dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan, penutupan, indeks ekologi, biomassa, dan karbon pada vegetasi lamun di Pantai Prawean, Jepara. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data secara purposive sampling. Pendataan kondisi padang lamun mengacu pada metode LIPI 2014 dengan mendata penutupan, dan kerapatan lamun. Pengambilan sampel lamun menggunakan seagrass core secara acak. Sampel lamun diolah dengan metode Loss On Ignition (LOI) untuk mengetahui kadar karbon. Selanjutnya data kadar karbon dikonversikan berdasarkan nilai biomassa lamun. Jenis lamun yang ditemukan di Pantai Prawean berjumlah 5 jenis antara lain Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichiii, Oceana serrulata, Enhalus acoroides dan Halodule uninervis. Kerapatan lamun di Pantai Prawean dapat mencapai 1717 individu/m2 pada stasiun 1 dan 780 individu/m2pada stasiun 2. Persentase penutupan lamun total di Pantai Prawean sebesar 39,20 % pada stasiun 1 dan 22,73 % pada stasiun 2. Indeks ekologi pada stasiun 1 memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman rendah dan ada dominasi lamun. Sedangkan pada stasiun 2 memiliki keanekaragaman sedang, keseragaman sedang dan dominasi sedang. Total biomassa lamun pada stasiun 1 dan stasiun 2 sebesar 2970,01 g/m2 dan 1345,85 g/m2. Total estimasi kandungan karbon lamun pada stasiun 1 dan stasiun 2 sebesar 1000,61 gC/m2 dan 447,27 gC/m2. Global climate change can cause an increase in carbon dioxide levels in the atmosphere. Seagrass can reduce carbon dioxide levels in the atmosphere by absorbing inorganic carbon through the seagrass photosynthesis process and storing it in the form of organic carbon for a long time. Therefore, this study was conducted to determine species composition, density, cover, ecological index, biomass, and carbon in seagrass vegetation in Prawean Beach, Jepara. This research uses purposive sampling data collection method. Data collection on the condition of seagrass beds refers to the 2014 LIPI method by recording the cover and density of seagrass. Seagrass sampling used random seagrass cores. Seagrass samples were processed by the Loss On Ignition (LOI) method to determine the carbon content. Furthermore, the carbon content data is converted based on the value of seagrass biomass. There are 5 types of seagrass found on Prawean Beach, namely Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichiii, Oceana serrulata, Enhalus acoroides and Halodule uninervis. The density of seagrass in Prawean Beach can reach 1717 individuals/m2 at station 1 and 780 individuals/m2 at station 2. The percentage of total seagrass cover in Prawean Beach is 39.20% at station 1 and 22.73% at station 2. station 1 has l
{"title":"Estimasi Simpanan Karbon dan Bioekologi Lamun di Pantai Prawean, Jepara","authors":"Vionita Endarwantti, Ali Djunaedi, Gunawan Widi Santosa","doi":"10.14710/jmr.v12i4.35699","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.35699","url":null,"abstract":"Perubahan iklim global yang semakin meningkat dapat menyebabkan kenaikan kadar karbondioksida pada atmosfer. Lamun dapat mengurangi kadar karbondioksida pada atmosfer dengan cara menyerap karbon anorganik melalui proses fotosintesis lamun dan menyimpannya dalam bentuk karbon organik dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan, penutupan, indeks ekologi, biomassa, dan karbon pada vegetasi lamun di Pantai Prawean, Jepara. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data secara purposive sampling. Pendataan kondisi padang lamun mengacu pada metode LIPI 2014 dengan mendata penutupan, dan kerapatan lamun. Pengambilan sampel lamun menggunakan seagrass core secara acak. Sampel lamun diolah dengan metode Loss On Ignition (LOI) untuk mengetahui kadar karbon. Selanjutnya data kadar karbon dikonversikan berdasarkan nilai biomassa lamun. Jenis lamun yang ditemukan di Pantai Prawean berjumlah 5 jenis antara lain Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichiii, Oceana serrulata, Enhalus acoroides dan Halodule uninervis. Kerapatan lamun di Pantai Prawean dapat mencapai 1717 individu/m2 pada stasiun 1 dan 780 individu/m2pada stasiun 2. Persentase penutupan lamun total di Pantai Prawean sebesar 39,20 % pada stasiun 1 dan 22,73 % pada stasiun 2. Indeks ekologi pada stasiun 1 memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman rendah dan ada dominasi lamun. Sedangkan pada stasiun 2 memiliki keanekaragaman sedang, keseragaman sedang dan dominasi sedang. Total biomassa lamun pada stasiun 1 dan stasiun 2 sebesar 2970,01 g/m2 dan 1345,85 g/m2. Total estimasi kandungan karbon lamun pada stasiun 1 dan stasiun 2 sebesar 1000,61 gC/m2 dan 447,27 gC/m2. Global climate change can cause an increase in carbon dioxide levels in the atmosphere. Seagrass can reduce carbon dioxide levels in the atmosphere by absorbing inorganic carbon through the seagrass photosynthesis process and storing it in the form of organic carbon for a long time. Therefore, this study was conducted to determine species composition, density, cover, ecological index, biomass, and carbon in seagrass vegetation in Prawean Beach, Jepara. This research uses purposive sampling data collection method. Data collection on the condition of seagrass beds refers to the 2014 LIPI method by recording the cover and density of seagrass. Seagrass sampling used random seagrass cores. Seagrass samples were processed by the Loss On Ignition (LOI) method to determine the carbon content. Furthermore, the carbon content data is converted based on the value of seagrass biomass. There are 5 types of seagrass found on Prawean Beach, namely Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichiii, Oceana serrulata, Enhalus acoroides and Halodule uninervis. The density of seagrass in Prawean Beach can reach 1717 individuals/m2 at station 1 and 780 individuals/m2 at station 2. The percentage of total seagrass cover in Prawean Beach is 39.20% at station 1 and 22.73% at station 2. station 1 has l","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"191 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135924274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}