Pub Date : 2023-04-11DOI: 10.14710/jmr.v12i3.36431
M. Ihsan, Rini Pramesti, A. Susanto
Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekonomi yang menjadi unggulan Indonesia dan jenis yang banyak dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) dan Eucheuma spinosum. Usaha peningkatan produksinya dikembangkan melalui modifikasi metode budidaya untuk mencapai hasil produksi yang maksimal. Jarak tanam merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi. Penelitian ini bertujuan menguji perbedaan jarak tanam terhadap laju pertumbuhan rumput laut K. alvarezii. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan perlakuan berupa jarak tanam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan jarak tanam (20 cm, 30 cm, 40 cm) dan masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati yaitu laju pertumbuhan spesifik mingguan, laju pertumbuhan mutlak dan kelulushidupan K. alvarezii. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik serta terdapat perbedaan yang nyata dari tiap perlakuan dari waktu ke waktu. Hasil analisa statistik menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dari setiap waktu pengukuran. Jarak tanam yang memberikan hasil pertumbuhan terbaik pada jarak tanam 30 cm dengan hasil berat rata-rata 545,9 gr dan rata-rata laju pertumbuhan spesifik 3,84% per hari. Seaweed is one of Indonesia’s leading economic commodities. The species that are widely cultivated in Indonesian waters are Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) and Eucheuma spinosum. Efforts to increase production are developed through modification of cultivation methods to achieve maximum production results. Plant spacing is one the factors that affect growth and increased production in relation to nutrient absorption because the spacing will affect the movement of water carryiing nutrients. This study aims to examine differences in plant spacing on the optimal growth rate of K. alvarezii seaweed for the growth of K. alvarezii. The research method used is a quantitative method with treatment in the form of spacing. The experimental design used was a completely randomized design using 3 spacing treatments (20 cm, 30 cm, 40 cm) and 3 replications. Parameters observed were weekly specific growth rate, absolute growth rate and survival rate of K. alvarezii. The results showed that different plant spacing had an effect on absolute growth and specific growth rate and there were significant differences in each treatment from time to time. The results of statistical analysis showed an increase in growth in each treatment from each measurement time. The spacing that gave the best and optimal growth results was found in the 30 cm spacing treatment by producing an average weight gain of 545,9 g and an average specific growth rate of 3,84% per day.
{"title":"Perbedaan Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Terhadap Jarak Tanam","authors":"M. Ihsan, Rini Pramesti, A. Susanto","doi":"10.14710/jmr.v12i3.36431","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i3.36431","url":null,"abstract":"Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekonomi yang menjadi unggulan Indonesia dan jenis yang banyak dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) dan Eucheuma spinosum. Usaha peningkatan produksinya dikembangkan melalui modifikasi metode budidaya untuk mencapai hasil produksi yang maksimal. Jarak tanam merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi. Penelitian ini bertujuan menguji perbedaan jarak tanam terhadap laju pertumbuhan rumput laut K. alvarezii. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan perlakuan berupa jarak tanam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan jarak tanam (20 cm, 30 cm, 40 cm) dan masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati yaitu laju pertumbuhan spesifik mingguan, laju pertumbuhan mutlak dan kelulushidupan K. alvarezii. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik serta terdapat perbedaan yang nyata dari tiap perlakuan dari waktu ke waktu. Hasil analisa statistik menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dari setiap waktu pengukuran. Jarak tanam yang memberikan hasil pertumbuhan terbaik pada jarak tanam 30 cm dengan hasil berat rata-rata 545,9 gr dan rata-rata laju pertumbuhan spesifik 3,84% per hari. Seaweed is one of Indonesia’s leading economic commodities. The species that are widely cultivated in Indonesian waters are Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii) and Eucheuma spinosum. Efforts to increase production are developed through modification of cultivation methods to achieve maximum production results. Plant spacing is one the factors that affect growth and increased production in relation to nutrient absorption because the spacing will affect the movement of water carryiing nutrients. This study aims to examine differences in plant spacing on the optimal growth rate of K. alvarezii seaweed for the growth of K. alvarezii. The research method used is a quantitative method with treatment in the form of spacing. The experimental design used was a completely randomized design using 3 spacing treatments (20 cm, 30 cm, 40 cm) and 3 replications. Parameters observed were weekly specific growth rate, absolute growth rate and survival rate of K. alvarezii. The results showed that different plant spacing had an effect on absolute growth and specific growth rate and there were significant differences in each treatment from time to time. The results of statistical analysis showed an increase in growth in each treatment from each measurement time. The spacing that gave the best and optimal growth results was found in the 30 cm spacing treatment by producing an average weight gain of 545,9 g and an average specific growth rate of 3,84% per day.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43901808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-12DOI: 10.14710/jmr.v12i4.35079
Roselina Nadya Kristi, Agus Trianto, Ita Widowati
Bulu babi tersebar hampir di seluruh perairan di dunia salah satunya adalah perairan selatan Jawa yaitus Pantai Sepanjang Gunung Kidul. Salah satu jenis bulu babi yang ditemukan di Pantai Sepanjang Gunung Kidul adalah Echinometra oblonga. Informasi menarik lainnya mengenai bulu babi adalah racun (toksin) yang merupakan senyawa bioaktif yang terdapat pada duri-durinya. Informasi mengenai toksin bulu babi di wilayah Pantai Sepanjang Gunung Kidul masih kurang hingga saat ini, dan sebagian besar penelitian yang ada tentang toksin bulu babi hanya terbatas pada duri dan cangkangnya saja, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai bagian lain dari bulu babi seperti gonadi. Penelitian mengenai toksin gonad bulu babi perlu dilakukan karena gonad bulu babi merupakan bagian bulu babi yang banyak digemari masyarakat untuk dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa dan tingkat toksisitas senyawa yang terdapat bagian gonad dan eksoskeleton dari bulu babi E. oblonga dari Pantai Sepanjang, Gunung Kidul. Sampel diambil dari Pantai Sepanjang, dan dilanjutkan ekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji penentuan kandungan senyawa pada sampel dilakukan dengan uji fitokimia dan KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Penentuan tingkat toksisitas sampel menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) menggunakan hewan uji Artemia salina untuk mendapatkan data yang akan diolah dengan analisis probit untuk mengetahui LC50 (jumlah konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk membunuh 50% hewan uji) yang digunakan untuk penentuan tingkat toksisitas sampel. Hasil analisis kandungan senyawa dengan uji fitokimia diketahui bahwa ekstrak gonad E. oblonga mengandung saponin, flavanoid, dan triterpenoid, sedangkan pada ekstrak eksoskeleton mengandung alkaloid, saponin, flavanoid, dan triterpenoid. Hasil analisis kandungan senyawa menggunakan KLT diketahui bahwa ekstrak gonad dan esksokletenon E. oblonga mengandung steroid dengan nilai Rf masing-masing 0,89 dan 0,87. Hasil dari uji toksisitas dengan metode BSLT dan analisis probit diketahui bahwa nilai toksisitas lethal (LC50-24 jam) pada gonad dan eksoskeleton masing-masing adalah 6.224688.84 ppm dan 1420.83 ppm. Sea urchin is one animal that is familiar among the general public as a nutritious seafood. Sea urchins are scattered in almost all waters in the world, one of which is the southern waters of Java, namely the Sepanjang Beach, Gunung Kidul, with one type of sea urchin found is Echinometra oblonga. Other interesting information about sea urchins is poison (toxin) which is a bioactive compound found in its spines. Information about sea urchin toxin in the Sepanjang Beach, Gunung Kidul area is still lacking, so further research is needed. The purpose of this study was to determine the class of compound and the level of toxicity of the compounds contained in the gonads and exoskeleton of sea urchins E. oblonga from Sepanjang Beach, Gunung Kidul. Samples
海胆分布在世界上几乎所有的水域中,其中一个是爪哇亚西佗南部的基都海滩。在奇奇诺特拉奥布伦加海滩上发现的一种海胆就是这种海胆。关于海胆的另一个有趣的信息是毒液,它是一种存在于刺中的生物化合物。到目前为止,关于基尔山沿岸地区海胆毒素的信息仍然很低,大多数关于海胆毒素的研究仅限于刺和蛋壳,因此需要进一步研究贡adi海胆的其他部分。关于海胆gonad毒素的研究是必要的,因为海胆是一种广泛流行的海胆的一部分。这项研究的目的是确定刚毛部分的化合物类别和毒性水平,以及沿海岸基杜山的E. oblonga海胆的外骨骼。样本来自沿海地区,然后用96%的乙醇溶剂继续提取样本。样本中的化合物测定测试是用植物化学和KLT进行的。用BSLT方法(Brine Shrimp lethalhality Test)确定样本毒性水平,利用青蒿素测试动物获得与试剂匹配的数据,以检测LC50(杀死50%动物所需的样本浓度)用于确定样本毒性。由植物化学测试的化合物含量分析表明,奥布伦加提取物中含有saponin、flavanoid和氚,而外骨骼提取物中含有生物碱、saponin、flavanoid和氚。使用KLT对化合物含量的分析显示,贡阿德和奥布伦加提取物具有类固醇,分别为0.89和0.87。BSLT方法毒性测试和probit分析的结果表明,gonad和外骨骼的毒性值为6.224688.84 ppm和1420.83 ppm。海胆是一种熟悉的动物,就像营养食品一样。世界上的刺猬分布在世界上几乎所有的水域,其中最南端是爪哇的水域,最南的水域是基都,有一种海的刺猬发现是伊奇努米特罗。还有一些关于海胆毒的信息是毒药,这是在它的脊柱中发现的一种生物活性化合物。关于沿着海滩传播的乌尔钦毒素的信息,基杜尔地区仍在继续,所以深入研究是必要的。这项研究的目的是确定货物的类别和货物的毒性水平。样本来自长滩,用96%的溶剂乙醇进行体外提取。样本中确定成分的测试由植物化学和TLC确定。水平》的决心用BSLT杂志》(盐水虾的致死率测试样品toxicity)方法,namely测试用测试动物Artemia salina到发展到这种威尔probit processed一起分析数据得到个重大样品数量》《LC50(双臀杀戮动物测试的50%),这是需要去习惯个重大级of toxicity》样品。植物化学测试和TLC对导体分解的结果表明,奥布伦加接触骨髓、软化剂、氚和Steroids,而外骨骼接触生物碱、髓磷脂、髓磷脂和Steroids,而外骨骼接触生物碱、髓磷脂、菌样、氚色谱和Steroids的结果。毒药的结果,使用BSLT的方法和probit分析表明,在ethanol extract of The Urchin gonga (E. oblonga)的乙醇释放值(LC50-24小时)超过1000 ppm。
{"title":"Karakterisasi Senyawa serta Uji Toksisitas Ekstrak Gonad dan Eksoskeleton Bulu Babi Echinometra oblonga dari Perairan Pantai Sepanjang, Gunung Kidul, Yogyakarta","authors":"Roselina Nadya Kristi, Agus Trianto, Ita Widowati","doi":"10.14710/jmr.v12i4.35079","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i4.35079","url":null,"abstract":"Bulu babi tersebar hampir di seluruh perairan di dunia salah satunya adalah perairan selatan Jawa yaitus Pantai Sepanjang Gunung Kidul. Salah satu jenis bulu babi yang ditemukan di Pantai Sepanjang Gunung Kidul adalah Echinometra oblonga. Informasi menarik lainnya mengenai bulu babi adalah racun (toksin) yang merupakan senyawa bioaktif yang terdapat pada duri-durinya. Informasi mengenai toksin bulu babi di wilayah Pantai Sepanjang Gunung Kidul masih kurang hingga saat ini, dan sebagian besar penelitian yang ada tentang toksin bulu babi hanya terbatas pada duri dan cangkangnya saja, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai bagian lain dari bulu babi seperti gonadi. Penelitian mengenai toksin gonad bulu babi perlu dilakukan karena gonad bulu babi merupakan bagian bulu babi yang banyak digemari masyarakat untuk dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa dan tingkat toksisitas senyawa yang terdapat bagian gonad dan eksoskeleton dari bulu babi E. oblonga dari Pantai Sepanjang, Gunung Kidul. Sampel diambil dari Pantai Sepanjang, dan dilanjutkan ekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji penentuan kandungan senyawa pada sampel dilakukan dengan uji fitokimia dan KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Penentuan tingkat toksisitas sampel menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) menggunakan hewan uji Artemia salina untuk mendapatkan data yang akan diolah dengan analisis probit untuk mengetahui LC50 (jumlah konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk membunuh 50% hewan uji) yang digunakan untuk penentuan tingkat toksisitas sampel. Hasil analisis kandungan senyawa dengan uji fitokimia diketahui bahwa ekstrak gonad E. oblonga mengandung saponin, flavanoid, dan triterpenoid, sedangkan pada ekstrak eksoskeleton mengandung alkaloid, saponin, flavanoid, dan triterpenoid. Hasil analisis kandungan senyawa menggunakan KLT diketahui bahwa ekstrak gonad dan esksokletenon E. oblonga mengandung steroid dengan nilai Rf masing-masing 0,89 dan 0,87. Hasil dari uji toksisitas dengan metode BSLT dan analisis probit diketahui bahwa nilai toksisitas lethal (LC50-24 jam) pada gonad dan eksoskeleton masing-masing adalah 6.224688.84 ppm dan 1420.83 ppm. Sea urchin is one animal that is familiar among the general public as a nutritious seafood. Sea urchins are scattered in almost all waters in the world, one of which is the southern waters of Java, namely the Sepanjang Beach, Gunung Kidul, with one type of sea urchin found is Echinometra oblonga. Other interesting information about sea urchins is poison (toxin) which is a bioactive compound found in its spines. Information about sea urchin toxin in the Sepanjang Beach, Gunung Kidul area is still lacking, so further research is needed. The purpose of this study was to determine the class of compound and the level of toxicity of the compounds contained in the gonads and exoskeleton of sea urchins E. oblonga from Sepanjang Beach, Gunung Kidul. Samples","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136006756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-12DOI: 10.14710/jmr.v12i3.35603
Khoirunnisah Riswanti, Sri Sedjati, Endang Supriyantini
Akumulasi logam berat berlebih pada kerang hijau (Perna viridis) dapat membahayakan konsumen. Sargassum sp. merupakan rumput laut yang berpotensi sebagai penurun kadar logam karena mengandung alginat yang memiliki gugus fungsi penyerap logam. Gugus fungsi seperti hidroksil dan karboksil dapat menjerap ion logam timbal (Pb) yang terdapat pada daging kerang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bubuk rumput laut Sargassum sp. dan asam asetat sebagai penurun kadar logam timbal pada daging kerang hijau serta mengidentifikasi gugus fungsi yang terkandung dalam bubuk Sargassum sp. Metode yang digunakan yaitu percobaan labotatoris, menggunakan perlakuan konsentrasi sebanyak 3 kali pengulangan. Bubuk Sargassum sp. dikeringkan menggunakan oven suhu 45°C selama 24 jam, kemudian dihaluskan dan diuji FTIR. Daging kerang direndam pada konsentrasi bubuk Sargassum sp. 0%, 4%, 6%, dan 8%, dengan pH 5 (penambahan asam asetat) selama 90 menit. Sampel didestruksi dan dilakukan pengukuran kadar logam timbal menggunakan Atomic Adsorption Spectrofotometri (AAS). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi bubuk rumput laut Sargassum sp. tidak mempengaruhi penjerapan logam timbal dengan uji Anova (P≤0,05). Konsentrasi bubuk rumput laut Sargassum sp. dengan penurunan kadar logam tertinggi yaitu konsentrasi 8% sebesar 0,111 mg/kg. Gugus fungsi yang terdapat pada bubuk Sargassum yaitu hidroksil (-OH), amina (-NH2), dan alkana (-CH2). Excessive accumulation of heavy metals in green mussels (Perna viridis) can harm consumers. Sargassum sp. is a seaweed that has the potential as a metal reducing agent because it contains alginate which has a metal-absorbing functional group. Functional groups such as hydroxyl and carboxyl can absorb lead metal (Pb) ions found in green mussel meat. This study aims to determine the effect of using powdered seaweed Sargassum sp. and acetic acid as lowering metal levels of lead in green mussels as well as identifying the functional groups contained in powdered Sargassum sp. The method was used is a laboratory experiment, using a concentration treatment of 3 repetitions. Sargassum sp. powder dried using an oven at 45°C for 24 hours, then mashed and tested FTIR. Scallop meat soaked in powder concentration of Sargassum sp. 0%, 4%, 6%, and 8%, with pH 5 (addition of acetic acid) for 90 minutes. The sample was destroyed and the lead content was measured using Atomic Adsorption Spectrophotometry (AAS). The results showed that the concentration of Sargassum sp. powder not affect lead metal adsorption by Anova test (P≤0.05). The concentration of powdered seaweed Sargassum sp. with the highest decrease in metal content, namely the concentration of 8% at 0.111 mg/kg. The functional groups in Sargassum powder are hydroxyl (-OH), amine (-NH2), dan alkane (-CH2).
{"title":"Perendaman Daging Kerang Hijau (Perna viridis) Menggunakan Asam Asetat dan Bubuk Sargassum sp. sebagai Penurun Kadar Logam Timbal (Pb)","authors":"Khoirunnisah Riswanti, Sri Sedjati, Endang Supriyantini","doi":"10.14710/jmr.v12i3.35603","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i3.35603","url":null,"abstract":"Akumulasi logam berat berlebih pada kerang hijau (Perna viridis) dapat membahayakan konsumen. Sargassum sp. merupakan rumput laut yang berpotensi sebagai penurun kadar logam karena mengandung alginat yang memiliki gugus fungsi penyerap logam. Gugus fungsi seperti hidroksil dan karboksil dapat menjerap ion logam timbal (Pb) yang terdapat pada daging kerang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bubuk rumput laut Sargassum sp. dan asam asetat sebagai penurun kadar logam timbal pada daging kerang hijau serta mengidentifikasi gugus fungsi yang terkandung dalam bubuk Sargassum sp. Metode yang digunakan yaitu percobaan labotatoris, menggunakan perlakuan konsentrasi sebanyak 3 kali pengulangan. Bubuk Sargassum sp. dikeringkan menggunakan oven suhu 45°C selama 24 jam, kemudian dihaluskan dan diuji FTIR. Daging kerang direndam pada konsentrasi bubuk Sargassum sp. 0%, 4%, 6%, dan 8%, dengan pH 5 (penambahan asam asetat) selama 90 menit. Sampel didestruksi dan dilakukan pengukuran kadar logam timbal menggunakan Atomic Adsorption Spectrofotometri (AAS). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi bubuk rumput laut Sargassum sp. tidak mempengaruhi penjerapan logam timbal dengan uji Anova (P≤0,05). Konsentrasi bubuk rumput laut Sargassum sp. dengan penurunan kadar logam tertinggi yaitu konsentrasi 8% sebesar 0,111 mg/kg. Gugus fungsi yang terdapat pada bubuk Sargassum yaitu hidroksil (-OH), amina (-NH2), dan alkana (-CH2). Excessive accumulation of heavy metals in green mussels (Perna viridis) can harm consumers. Sargassum sp. is a seaweed that has the potential as a metal reducing agent because it contains alginate which has a metal-absorbing functional group. Functional groups such as hydroxyl and carboxyl can absorb lead metal (Pb) ions found in green mussel meat. This study aims to determine the effect of using powdered seaweed Sargassum sp. and acetic acid as lowering metal levels of lead in green mussels as well as identifying the functional groups contained in powdered Sargassum sp. The method was used is a laboratory experiment, using a concentration treatment of 3 repetitions. Sargassum sp. powder dried using an oven at 45°C for 24 hours, then mashed and tested FTIR. Scallop meat soaked in powder concentration of Sargassum sp. 0%, 4%, 6%, and 8%, with pH 5 (addition of acetic acid) for 90 minutes. The sample was destroyed and the lead content was measured using Atomic Adsorption Spectrophotometry (AAS). The results showed that the concentration of Sargassum sp. powder not affect lead metal adsorption by Anova test (P≤0.05). The concentration of powdered seaweed Sargassum sp. with the highest decrease in metal content, namely the concentration of 8% at 0.111 mg/kg. The functional groups in Sargassum powder are hydroxyl (-OH), amine (-NH2), dan alkane (-CH2).","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47993636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-12DOI: 10.14710/jmr.v12i3.35372
Eka Nurahemma Ning Asih, Dewi Anugrah Fitri, A. Kartika, Sri Astutik, Makhfud Efendy
Infeksi bakteri Salmonella sp. di perairan dapat merugikan perikanan budidaya, menurunkan kualitas hasil perikanan tangkap dan merusak kualitas produk olahan perikanan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengatasi dan mencegah aktivitas bakteri Salmonella sp. pada beberapa sektor perikanan tersebut. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan sumberdaya bakteri halofilik yang hidup melimpah di air meja kristalisasi tambak garam tradisional sebagai agen penghambat aktivitas bakteri Salmonella sp.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bakteri halofilik ekstrim yang dikultur dari tambak garam tradisional Pamekasan-Madura sebagai penghambat aktivitas bakteri Salmonella sp.. Metode yang digunakan dalam penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu isolasi, purifikasi, uji pewarnaan gram dan uji zona hambat bakteri. Karakteristik morfologi dan pengelompokan gram bakteri halofilik ekstrim diamati dibawah mikroskop binokuler model CX43RF dengan tipe kamera digital MDCE-5C. Uji aktivitas isolat bakteri halofilik ekstrim terhadap Salmonella sp. dilakukan dengan uji zona hambat menggunakan metode overlay dan difusi. Hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa isolat bakteri halofilik esktrim mampu menghambat aktivitas Salmonella sp. dengan kisaran zona hambat berdiameter 4,28 mm dan 2,45 mm. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal untuk dipertimbangkan dalam pengembangan pemanfaatan bakteri halofilik ekstrim di bidang bioteknologi khususnya farmakologi laut kedepannya. Salmonella sp. in the waters can be detrimental to aquaculture, reduce the quality of captured fishery products and damage the quality of processed fishery products. Research needs to be done to overcome and prevent the activity of Salmonella sp. in some of the fisheries sectors. One of the efforts that can be done is to utilize the halophilic bacteria resources that live abundantly in the crystallization table water of traditional salt ponds as agents that inhibit the activity of these bacteria. This study aims to determine the potential of extremely halophilic bacteria cultured from Pamekasan-Madura traditional salt ponds as inhibitors of Salmonella sp. bacteria activity. The method used in this study consisted of several stages, namely isolation, purification, gram staining test, and bacterial inhibition zone test. Morphological characteristics and gram grouping of extremely halophilic bacteria were observed under a CX43RF binocular microscope with a digital camera type MDCE-5C. Activity test of extremely halophilic bacteria isolates against Salmonella sp. was carried out by testing the zone of inhibition using overlay and diffusion methods. The results showed that the extreme halophilic bacteria isolates were able to inhibit the activity of Salmonella sp. with a range of 4.28 mm and 2.45 mm diameter inhibition zones. The results of this study are expected to be initial information to be considered in the development of the use of extremely halophilic
{"title":"Potensi Bakteri Halofilik Ekstrim dari Tambak Garam Tradisional sebagai Penghambat Aktivitas Bakteri Salmonella sp.","authors":"Eka Nurahemma Ning Asih, Dewi Anugrah Fitri, A. Kartika, Sri Astutik, Makhfud Efendy","doi":"10.14710/jmr.v12i3.35372","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i3.35372","url":null,"abstract":"Infeksi bakteri Salmonella sp. di perairan dapat merugikan perikanan budidaya, menurunkan kualitas hasil perikanan tangkap dan merusak kualitas produk olahan perikanan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengatasi dan mencegah aktivitas bakteri Salmonella sp. pada beberapa sektor perikanan tersebut. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan sumberdaya bakteri halofilik yang hidup melimpah di air meja kristalisasi tambak garam tradisional sebagai agen penghambat aktivitas bakteri Salmonella sp.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bakteri halofilik ekstrim yang dikultur dari tambak garam tradisional Pamekasan-Madura sebagai penghambat aktivitas bakteri Salmonella sp.. Metode yang digunakan dalam penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu isolasi, purifikasi, uji pewarnaan gram dan uji zona hambat bakteri. Karakteristik morfologi dan pengelompokan gram bakteri halofilik ekstrim diamati dibawah mikroskop binokuler model CX43RF dengan tipe kamera digital MDCE-5C. Uji aktivitas isolat bakteri halofilik ekstrim terhadap Salmonella sp. dilakukan dengan uji zona hambat menggunakan metode overlay dan difusi. Hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa isolat bakteri halofilik esktrim mampu menghambat aktivitas Salmonella sp. dengan kisaran zona hambat berdiameter 4,28 mm dan 2,45 mm. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal untuk dipertimbangkan dalam pengembangan pemanfaatan bakteri halofilik ekstrim di bidang bioteknologi khususnya farmakologi laut kedepannya. Salmonella sp. in the waters can be detrimental to aquaculture, reduce the quality of captured fishery products and damage the quality of processed fishery products. Research needs to be done to overcome and prevent the activity of Salmonella sp. in some of the fisheries sectors. One of the efforts that can be done is to utilize the halophilic bacteria resources that live abundantly in the crystallization table water of traditional salt ponds as agents that inhibit the activity of these bacteria. This study aims to determine the potential of extremely halophilic bacteria cultured from Pamekasan-Madura traditional salt ponds as inhibitors of Salmonella sp. bacteria activity. The method used in this study consisted of several stages, namely isolation, purification, gram staining test, and bacterial inhibition zone test. Morphological characteristics and gram grouping of extremely halophilic bacteria were observed under a CX43RF binocular microscope with a digital camera type MDCE-5C. Activity test of extremely halophilic bacteria isolates against Salmonella sp. was carried out by testing the zone of inhibition using overlay and diffusion methods. The results showed that the extreme halophilic bacteria isolates were able to inhibit the activity of Salmonella sp. with a range of 4.28 mm and 2.45 mm diameter inhibition zones. The results of this study are expected to be initial information to be considered in the development of the use of extremely halophilic","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43841983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.14710/jmr.v12i1.35076
Mahmiah Mahmiah, Nor Sa’adah, Heronima Natalia Sunur, Nani Wijayanti
Balauring, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu wilayah yang berada di bagian Timur Indonesia yang terdapat banyak ekosistem lamun salah satu jenisnya adalah Enhalus acoroides. Pengembangan potensi lamun jenis ini oleh masyarakat masih kurang dimanfaatkan hanya sebagai sampah laut di perairan. Secara kemotaksonomi, daun tanaman lamun Enhalus acoroides mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi untuk dijadikan alternatif pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif daun tanaman lamun Enhalus acoroides dari Balauring Nusa Tenggara Timur. Adapun metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96%, parameter standardisasi non spesifik, skrining fitokimia, dan analisis FTIR (Fourier Transform InfraRed) dan GC/MS. Hasil penelitian menunjukkan Enhalus acoroides dari keluarga Hydrocharitaceae memiliki nilai kadar air, susut pengeringan dan kadar abu berturut-turut sebesar 6%, 12,9280% dan 14,7173%. Hasil identifikasi senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol 96% Enhalus acoroides didapatkan gugus ikatan senyawa seperti gugus -OH atau -NH (ⱱ 3329.958 dan 3252.176 cm-1), -CH (ⱱ 2921.204 dan 2851.486 cm-1), -C=O (ⱱ 1641.169 cm-1), -C=C (ⱱ 1517.243 cm-1). Hasil GC/MS menunjukkan adanya 9 senyawa yang didominasi golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan polifenol.Balauring, East Nusa Tenggara, is one of the areas in eastern Indonesia with many seagrass ecosystems, one of which is Enhalus acoroides. The community's potential development of this type of seagrass is still underutilized, serving only as marine debris in the waters. According to chemotaxonomic analysis, the leaves of the seagrass plant Enhalus acoroides contain bioactive compounds that have the potential to be used as alternative treatments. Research objective: to identify the content of bioactive compounds in the leaves of the seagrass plant Enhalus acoroides from Balauring, East Nusa Tenggara. Methods: maceration extraction method with 96% ethanol solvent, non-specific standardization parameters, phytochemical screening, and FTIR (Fourier Transform InfraRed) and GC/MS analysis. Results: Enhalus acoroides, a member of the Hydrocharitaceae family, had moisture content, drying loss, and ash content values of 6%, 12.9280%, and 14.7173%, respectively. Secondary metabolites of Enhalus acoroides 96 percent ethanol extract were identified as-OH or-NH groups (3329,958 and 3252.176 cm-1),-CH (2921,204 and 2851,486 cm-1),-C=O (1641,169 cm-1), and-C=C (1517,243 cm-1). The GC/MS results revealed 9 compounds that were dominated by alkaloids, flavonoids, terpenoids, and polyphenols.
{"title":"Profil Metabolit Ekstrak Etanol Enhalus acoroides (L.F.) Royle,1839 dari Nusa Tenggara Timur","authors":"Mahmiah Mahmiah, Nor Sa’adah, Heronima Natalia Sunur, Nani Wijayanti","doi":"10.14710/jmr.v12i1.35076","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.35076","url":null,"abstract":"Balauring, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu wilayah yang berada di bagian Timur Indonesia yang terdapat banyak ekosistem lamun salah satu jenisnya adalah Enhalus acoroides. Pengembangan potensi lamun jenis ini oleh masyarakat masih kurang dimanfaatkan hanya sebagai sampah laut di perairan. Secara kemotaksonomi, daun tanaman lamun Enhalus acoroides mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi untuk dijadikan alternatif pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan senyawa bioaktif daun tanaman lamun Enhalus acoroides dari Balauring Nusa Tenggara Timur. Adapun metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96%, parameter standardisasi non spesifik, skrining fitokimia, dan analisis FTIR (Fourier Transform InfraRed) dan GC/MS. Hasil penelitian menunjukkan Enhalus acoroides dari keluarga Hydrocharitaceae memiliki nilai kadar air, susut pengeringan dan kadar abu berturut-turut sebesar 6%, 12,9280% dan 14,7173%. Hasil identifikasi senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol 96% Enhalus acoroides didapatkan gugus ikatan senyawa seperti gugus -OH atau -NH (ⱱ 3329.958 dan 3252.176 cm-1), -CH (ⱱ 2921.204 dan 2851.486 cm-1), -C=O (ⱱ 1641.169 cm-1), -C=C (ⱱ 1517.243 cm-1). Hasil GC/MS menunjukkan adanya 9 senyawa yang didominasi golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan polifenol.Balauring, East Nusa Tenggara, is one of the areas in eastern Indonesia with many seagrass ecosystems, one of which is Enhalus acoroides. The community's potential development of this type of seagrass is still underutilized, serving only as marine debris in the waters. According to chemotaxonomic analysis, the leaves of the seagrass plant Enhalus acoroides contain bioactive compounds that have the potential to be used as alternative treatments. Research objective: to identify the content of bioactive compounds in the leaves of the seagrass plant Enhalus acoroides from Balauring, East Nusa Tenggara. Methods: maceration extraction method with 96% ethanol solvent, non-specific standardization parameters, phytochemical screening, and FTIR (Fourier Transform InfraRed) and GC/MS analysis. Results: Enhalus acoroides, a member of the Hydrocharitaceae family, had moisture content, drying loss, and ash content values of 6%, 12.9280%, and 14.7173%, respectively. Secondary metabolites of Enhalus acoroides 96 percent ethanol extract were identified as-OH or-NH groups (3329,958 and 3252.176 cm-1),-CH (2921,204 and 2851,486 cm-1),-C=O (1641,169 cm-1), and-C=C (1517,243 cm-1). The GC/MS results revealed 9 compounds that were dominated by alkaloids, flavonoids, terpenoids, and polyphenols.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42058030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-01DOI: 10.14710/jmr.v12i1.34537
Muhamad Fahruddin, Adi Suriyadin, Heri Murtawan, Muhammad Haikal Abdurachman, B. Setyono, Ardy Saputra, A. Ilyas
Ekosistem lamun adalah salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan biota laut dan merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif. Ekosistem lamun saat ini kurang mendapat perhatian dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi ekosistem lamun. Akibatnya, upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem ini sangat minim bahkan terkadang dianggap sebagai tanaman pengganggu, sehingga akhirnya diabaikan atau dimusnahkan. Penelitian in bertujuan menjabarkan kajian ekologi struktur komunitas lamun di perairan Dusun Ketapang, Kecamatan Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan langsung di lapangan dengan mengguanakan teknik pengambilan contoh secara purposive sampling Pengamatan struktur komunitas lamun menggunakan transek kuadran berukuran 50x50 cm dengan jumlah stasiun yang ditetapkan sebanyak 3 (tiga) stasiun. Jarak dan tata letak stasiun berdasarkan pendekatan habitat mangrove, lamun, dan terumbu karang dengan pengulangan sebanyak tiga kail, sehingga dalam penelitian ini terdapat 9 (sembilan) transek kuadran. Adapun terkait pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis. Struktur komunitas lamun seperti kerapatan, frekuensi, dan penutupan maupun kontribusinya di perairan Dusun Ketapang didominasi oleh jenis Cymodocea rotundata. The seagrass ecosystem is one of the shallow marine ecosystems that has an important role in the life of marine life and is one of the most productive marine ecosystems. Seagrass ecosystems are currently receiving less attention due to the lack of public knowledge about their functions of seagrass ecosystems. As a result, the community's efforts to preserve this ecosystem are minimal, and sometimes they are considered nuisance plants, so they are eventually ignored or destroyed. This study aims to describe an ecological study of the structure of the seagrass community in the waters of Ketapang Hamlet, West Sekotong District, West Lombok Regency. The method used in this research is a direct experiment in the field by using a sampling technique using purposive sampling. Observation of the structure of the seagrass community using a quadrant transect measuring 50x50 cm with a set number of 3 (three) stations. The distance and layout of the station are based on the approach of mangrove, seagrass, and coral reef habitats with three hooks repeating so that in this study there were 9 (nine) quadrant transects. As for the measurement of water quality carried out in situ. The results showed that there were 4 types of seagrass, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Halophila ovalis. The seagrass community structure such as density, frequency, and cover as well as its contribution
{"title":"Struktur Komunitas Lamun di Perairan Ketapang, Lombok Barat","authors":"Muhamad Fahruddin, Adi Suriyadin, Heri Murtawan, Muhammad Haikal Abdurachman, B. Setyono, Ardy Saputra, A. Ilyas","doi":"10.14710/jmr.v12i1.34537","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.34537","url":null,"abstract":"Ekosistem lamun adalah salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan biota laut dan merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif. Ekosistem lamun saat ini kurang mendapat perhatian dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi ekosistem lamun. Akibatnya, upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem ini sangat minim bahkan terkadang dianggap sebagai tanaman pengganggu, sehingga akhirnya diabaikan atau dimusnahkan. Penelitian in bertujuan menjabarkan kajian ekologi struktur komunitas lamun di perairan Dusun Ketapang, Kecamatan Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan langsung di lapangan dengan mengguanakan teknik pengambilan contoh secara purposive sampling Pengamatan struktur komunitas lamun menggunakan transek kuadran berukuran 50x50 cm dengan jumlah stasiun yang ditetapkan sebanyak 3 (tiga) stasiun. Jarak dan tata letak stasiun berdasarkan pendekatan habitat mangrove, lamun, dan terumbu karang dengan pengulangan sebanyak tiga kail, sehingga dalam penelitian ini terdapat 9 (sembilan) transek kuadran. Adapun terkait pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis. Struktur komunitas lamun seperti kerapatan, frekuensi, dan penutupan maupun kontribusinya di perairan Dusun Ketapang didominasi oleh jenis Cymodocea rotundata. The seagrass ecosystem is one of the shallow marine ecosystems that has an important role in the life of marine life and is one of the most productive marine ecosystems. Seagrass ecosystems are currently receiving less attention due to the lack of public knowledge about their functions of seagrass ecosystems. As a result, the community's efforts to preserve this ecosystem are minimal, and sometimes they are considered nuisance plants, so they are eventually ignored or destroyed. This study aims to describe an ecological study of the structure of the seagrass community in the waters of Ketapang Hamlet, West Sekotong District, West Lombok Regency. The method used in this research is a direct experiment in the field by using a sampling technique using purposive sampling. Observation of the structure of the seagrass community using a quadrant transect measuring 50x50 cm with a set number of 3 (three) stations. The distance and layout of the station are based on the approach of mangrove, seagrass, and coral reef habitats with three hooks repeating so that in this study there were 9 (nine) quadrant transects. As for the measurement of water quality carried out in situ. The results showed that there were 4 types of seagrass, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Halophila ovalis. The seagrass community structure such as density, frequency, and cover as well as its contribution ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45859200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-01DOI: 10.14710/jmr.v12i1.34372
Gagas Tri Pamungkas, Nirwani Soenardjo, S. Subagiyo
Mangrove merupakan komunitas tumbuhan tropis yang tumbuh di daerah pesisir dengan kemampuan adaptasi pada air bersalinitas tinggi dan dipengaruhi pasang surut. Besarnya potensi ekosistem mangrove diiringi dengan tekanan alam dan antropogenik yang besar, khususnya di Pantai Utara Jawa. Pemantauan dan inventarisasi struktur dan tutupan kanopi hutan mangrove secara komprehensif perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan tutupan kanopi vegetasi mangrove di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi ditetapkan berdasarkan keberadaan jenis mangrove yang mewakili, yaitu jenis Rhizopora sp. dan Avicennia sp. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dengan setiap stasiun dipasang plot berukuran 10 x 10 m. Hasil penelitian di Kecamatan Genuk ditemukan dua jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Jenis A. marina terdiri dari pohon, anak pohon dan semai dengan rata-rata kerapatan pada kategori pohon sebesar 1.633 ind/ha, sedangkan rata-rata kerapatan dengan jenis Rhizopora mucronata sebesar 1.400 ind/ha. A. marina dan R. mucronata masing-masing memiliki kerapatan relatif sebesar 77,2% dan 22,8%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tutupan kanopi menunjukkan ekosistem mangrove Kecamatan Genuk Kota Semarang memiliki tutupan sebesar 78-82,8 % tutupan ini masuk kategori tutupan yang padat (baik). Mangroves are tropical plant communities that grow in coastal areas with the ability to adapt to salinity water that affects tides. The enormous potential of the mangrove ecosystem is accompanied by great natural and anthropogenic pressures, especially on the North Coast of Java. There is a need for a comprehensive monitoring and inventory of the structure and canopy cover of mangrove forests. This study aims to determine the structure and canopy cover of mangrove vegetation in Genuk District, Semarang City, Central Java Province. determination of the location based on the presence of representative mangrove species, namely Rhizopora sp. and Avicennia sp. Vegetation data was collected by purposive sampling method with each station installed a plot measuring 10 x 10 m. The results showed that in Genuk District, two types of mangroves were found, namely Rhizophora mucronata and Avicennia marina. A. marina species consisted of trees, saplings and seedlings with an average density of 1,633 ind/ha in the tree category, while the average density for Rhizopora mucronata was 1,400 ind/ha. A. marina and R. mucronata had relative densities of 77.2% and 22.8%, respectively. Based on these calculations, the canopy cover shows that the mangrove ecosystem in Genuk District, Semarang City has a cover of 78-82.8%, this cover is in the dense (good) cover category.
红树林是生长在沿海地区的热带植被群落,具有适应高质量水的能力,并受到降雨的影响。红树林生态系统的巨大潜力伴随着巨大的自然和人为压力,尤其是在北海海岸。需要对红树林树冠进行结构监测、清查和全面覆盖。本研究旨在了解爪哇省中部三宝垄市性别失调地区红树林植被冠层的结构和覆盖率。根据代表性红树林类型的存在来确定位置,即Rhizopora sp.和Avicennia sp.。使用有目的的采样方法进行植被数据收集,每个站点安装一块10 x 10米的地块。基因组距离的研究结果发现了两种类型的红树林,即短吻红根藻和Avicenia marina。A.滨海由树木、树木和种子组成,树木类别的平均密度为1633 ind/ha,而短尖根孢菌类型的平均密度则为1400 ind/ha。A.marina和R.muccronata的相对密度分别为77.2%和22.8%。基于这些计算,树冠封闭表明,半城市影响红树林的红树林生态系统在密集(良好)封闭类别中的封闭率为78-82.8%。红树林是生长在沿海地区的热带植物群落,能够适应影响潮汐的盐水。红树林生态系统的巨大潜力伴随着巨大的自然和人为压力,尤其是在爪哇北海岸。需要对红树林的结构和树冠覆盖进行全面监测和清查。本研究旨在确定中爪哇省三宝垄市Genuk区红树林植被的结构和冠层覆盖。根据代表性红树林物种(即Rhizopora sp.和Avicennia sp.)的存在来确定位置。通过有目的的采样方法收集植被数据,每个站点安装一个10 x 10 m的地块。结果表明,在Genuk区发现了两种类型的红树林,即Rhizophora muccronata和Avicenia marina。A.码头物种由树木、树苗和幼苗组成,在树木类别中,平均密度为1633 ind/ha,而短尖根孢菌的平均密度为1400 ind/ha。A.marina和R.muccronata的相对密度分别为77.2%和22.8%。基于这些计算,树冠覆盖率表明,三宝垄市Genuk区的红树林生态系统覆盖率为78-82.8%,属于密(好)覆盖类别。
{"title":"Struktur Dan Tutupan Kanopi Mangrove Di Kecamatan Genuk Semarang, Jawa Tengah","authors":"Gagas Tri Pamungkas, Nirwani Soenardjo, S. Subagiyo","doi":"10.14710/jmr.v12i1.34372","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.34372","url":null,"abstract":"Mangrove merupakan komunitas tumbuhan tropis yang tumbuh di daerah pesisir dengan kemampuan adaptasi pada air bersalinitas tinggi dan dipengaruhi pasang surut. Besarnya potensi ekosistem mangrove diiringi dengan tekanan alam dan antropogenik yang besar, khususnya di Pantai Utara Jawa. Pemantauan dan inventarisasi struktur dan tutupan kanopi hutan mangrove secara komprehensif perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan tutupan kanopi vegetasi mangrove di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi ditetapkan berdasarkan keberadaan jenis mangrove yang mewakili, yaitu jenis Rhizopora sp. dan Avicennia sp. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dengan setiap stasiun dipasang plot berukuran 10 x 10 m. Hasil penelitian di Kecamatan Genuk ditemukan dua jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Jenis A. marina terdiri dari pohon, anak pohon dan semai dengan rata-rata kerapatan pada kategori pohon sebesar 1.633 ind/ha, sedangkan rata-rata kerapatan dengan jenis Rhizopora mucronata sebesar 1.400 ind/ha. A. marina dan R. mucronata masing-masing memiliki kerapatan relatif sebesar 77,2% dan 22,8%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tutupan kanopi menunjukkan ekosistem mangrove Kecamatan Genuk Kota Semarang memiliki tutupan sebesar 78-82,8 % tutupan ini masuk kategori tutupan yang padat (baik). Mangroves are tropical plant communities that grow in coastal areas with the ability to adapt to salinity water that affects tides. The enormous potential of the mangrove ecosystem is accompanied by great natural and anthropogenic pressures, especially on the North Coast of Java. There is a need for a comprehensive monitoring and inventory of the structure and canopy cover of mangrove forests. This study aims to determine the structure and canopy cover of mangrove vegetation in Genuk District, Semarang City, Central Java Province. determination of the location based on the presence of representative mangrove species, namely Rhizopora sp. and Avicennia sp. Vegetation data was collected by purposive sampling method with each station installed a plot measuring 10 x 10 m. The results showed that in Genuk District, two types of mangroves were found, namely Rhizophora mucronata and Avicennia marina. A. marina species consisted of trees, saplings and seedlings with an average density of 1,633 ind/ha in the tree category, while the average density for Rhizopora mucronata was 1,400 ind/ha. A. marina and R. mucronata had relative densities of 77.2% and 22.8%, respectively. Based on these calculations, the canopy cover shows that the mangrove ecosystem in Genuk District, Semarang City has a cover of 78-82.8%, this cover is in the dense (good) cover category.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48904657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-01DOI: 10.14710/jmr.v12i1.36278
D. Maisaroh, Yahya Abdillah Al Hanif, M. Munir, Nor Sa’adah
Guna mengetahui potensi bioaktivitas senyawa yang terkandung serta mengetahui uji ekstrak spons Ptilocaulis marquezii terhadap pertumbuhan bakteri Eschercia coli. Penelitian dilakukan secara eksperimen berupa uji ekstrak berupa pembuatan ekstrak spons Ptilocaulis marquezii dengan maserasi serta evaporasi dengan rotary vacuum evaporator pada suhu 40°C hingga ekstrak terbentuk. Dilakukan pengujian dengan metode Difusi cakram atau Kirby-Bauer test. Pengujian fitokimia guna mengetahui kandungan senyawa aktif. Hasil yang diperoleh didapatkan ekstrak dengan konsentrasi 40% yang memiliki kemampuan sedang. Pada uji fitokimia mengandung alkoloid dan triptenoid. Ekstrak spons Ptilocaulis marquezii pada konsentrasi 40% dengan zona hambat sebesar 9.5 mm dalam kategori sedang dan pada konsentrasi lainnya yaitu 10%, 20%, 60% dan 80% berkategori lemah. Senyawa alkaloid menghambat pertumbuhan Escherichia Coli dengan merusak susunan peptidoglycan. Pada senyawa triterpenoid merusak membran plasma pada bakteri Escherichia coli. Knowing the potential bioactivity of the compounds contained and knowing the test of the extract of the Ptilocaulis marquezii sponge of Eschercia coli bacteria. The research was carried out experimentally in the form of extract testing in the form of making Ptilocaulis marquezii sponge extract by maceration and evaporation with a rotary vacuum evaporator at a temperature of 40°C until the extract was formed. The test was carried out using the disc diffusion method or the Kirby-Bauer test. Phytochemical testing to determine the content of active compounds. The results obtained were extracts with a concentration of 40% which had moderate abilities. The phytochemical test contains alkaloids and triptenoids. Ptilocaulis marquezii sponge extract at a concentration of 40% with an inhibition zone of 9.5 mm in the medium category and at other concentrations of 10%, 20%, 60% and 80% in the weak category. Alkaloids inhibit the growth of Escherichia Coli by destroying the peptidoglycan structure. The triterpenoid compounds damage the plasma membrane of Escherichia coli bacteria.
{"title":"Uji Ekstrak Spons Laut Jenis Ptilocaulis marquezii dari Perairan Kendit sebagai Potensi Antibakteri Escherichia coli","authors":"D. Maisaroh, Yahya Abdillah Al Hanif, M. Munir, Nor Sa’adah","doi":"10.14710/jmr.v12i1.36278","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.36278","url":null,"abstract":"Guna mengetahui potensi bioaktivitas senyawa yang terkandung serta mengetahui uji ekstrak spons Ptilocaulis marquezii terhadap pertumbuhan bakteri Eschercia coli. Penelitian dilakukan secara eksperimen berupa uji ekstrak berupa pembuatan ekstrak spons Ptilocaulis marquezii dengan maserasi serta evaporasi dengan rotary vacuum evaporator pada suhu 40°C hingga ekstrak terbentuk. Dilakukan pengujian dengan metode Difusi cakram atau Kirby-Bauer test. Pengujian fitokimia guna mengetahui kandungan senyawa aktif. Hasil yang diperoleh didapatkan ekstrak dengan konsentrasi 40% yang memiliki kemampuan sedang. Pada uji fitokimia mengandung alkoloid dan triptenoid. Ekstrak spons Ptilocaulis marquezii pada konsentrasi 40% dengan zona hambat sebesar 9.5 mm dalam kategori sedang dan pada konsentrasi lainnya yaitu 10%, 20%, 60% dan 80% berkategori lemah. Senyawa alkaloid menghambat pertumbuhan Escherichia Coli dengan merusak susunan peptidoglycan. Pada senyawa triterpenoid merusak membran plasma pada bakteri Escherichia coli. Knowing the potential bioactivity of the compounds contained and knowing the test of the extract of the Ptilocaulis marquezii sponge of Eschercia coli bacteria. The research was carried out experimentally in the form of extract testing in the form of making Ptilocaulis marquezii sponge extract by maceration and evaporation with a rotary vacuum evaporator at a temperature of 40°C until the extract was formed. The test was carried out using the disc diffusion method or the Kirby-Bauer test. Phytochemical testing to determine the content of active compounds. The results obtained were extracts with a concentration of 40% which had moderate abilities. The phytochemical test contains alkaloids and triptenoids. Ptilocaulis marquezii sponge extract at a concentration of 40% with an inhibition zone of 9.5 mm in the medium category and at other concentrations of 10%, 20%, 60% and 80% in the weak category. Alkaloids inhibit the growth of Escherichia Coli by destroying the peptidoglycan structure. The triterpenoid compounds damage the plasma membrane of Escherichia coli bacteria.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43278478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah serta menjadi pusat bisnis, ekonomi, pendidikan, dan berbagai kegiatan sosial. Hal ini menyebabkan kota ini memiliki produksi sampah yang besar. Sampah plastik, yang merupakan salah satu jenis sampah yang sering ditemukan dapat mengalami degradasi menjadi potongan plastik lebih kecil yang dinamakan mikroplastik. Perairan Semarang dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kota Semarang merupakan daerah dengan aktivitas manusia yang tinggi dan menghasilkan banyak limbah plastik yang dapat mengendap dalam sedimen laut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pencemaran mikroplastik pada sedimen di Perairan Semarang. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada bulan April, Mei, Agustus, dan September 2021 secara purposive sampling menggunakan alat sediment grab di tiga titik berbeda yaitu muara, pantai, dan laut. Sedimen sebanyak 50 gram direndam dalam 100 ml larutan ZnCl2 selama 24 jam. Partikel mikroplastik yang mengambang dipisahkan kemudian direndam dalam 50 ml larutan H2O2 30% selama 24 jam dan disaring dengan menggunakan kertas saring MN (Macherey Nagel). Mikroplastik yang diperoleh diamati menggunakan mikroskop dan dianalisis bentuk, warna dan kelimpahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dan bentuk mikroplastik yang diperoleh yaitu, berdasarkan bentuknya antara lain fragmen, pelet, film, dan fiber, berdasarkan warnanya antara lain hitam, coklat, merah, kuning, putih, hijau, dan ungu. Kelimpahan mikroplastik pada Bulan April sebanyak 2.577 partikel/kg, Bulan Mei sebanyak 2.058 partikel/kg, Bulan Agustus sebanyak 1.858 partikel/kg, dan Bulan September sebanyak 2.011 partikel/kg. Semarang City is the capital city of Central Java Province as well as being the center of business, economy, education, and various social activities. Plastic waste, which is one type of waste that is often found, can experience degradation into smaller pieces of plastic called microplastics. Semarang Waters were chosen as the research location because Semarang City is an area with high human activity and produces a lot of plastic waste which will later settle in marine sediments. This research was conducted to determine microplastic pollution in sediments in Semarang Waters. Sampling was carried out 4 times in April, May, August, and September 2021 by a purposive sampling using a sediment grab tool at three different points, namely the estuary, beach, and sea. From each sample 50 grams of sediment was immersed in 100 ml of ZnCl2 solution for 24 hours. The floating microplastic particles were separated and then immersed in 50 ml 30% H2O2 solution for 24 hours and filtered using MN (Macherey Nagel) filter paper. The obtained microplastics were observed using a microscope and analyzed for shape, color and abundance. The results showed that these are microplastics in the shape of fragments, pellets, films, and fibers, with the colors of black, brown, red, yellow, white, green, and purple. The abun
{"title":"Analisis Kandungan Mikroplastik pada Sedimen di Perairan Semarang, Jawa Tengah","authors":"Faisal Tegar Ibrahim, Jusup Suprijanto, Dwi Haryanti","doi":"10.14710/jmr.v12i1.36506","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.36506","url":null,"abstract":"Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah serta menjadi pusat bisnis, ekonomi, pendidikan, dan berbagai kegiatan sosial. Hal ini menyebabkan kota ini memiliki produksi sampah yang besar. Sampah plastik, yang merupakan salah satu jenis sampah yang sering ditemukan dapat mengalami degradasi menjadi potongan plastik lebih kecil yang dinamakan mikroplastik. Perairan Semarang dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kota Semarang merupakan daerah dengan aktivitas manusia yang tinggi dan menghasilkan banyak limbah plastik yang dapat mengendap dalam sedimen laut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pencemaran mikroplastik pada sedimen di Perairan Semarang. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada bulan April, Mei, Agustus, dan September 2021 secara purposive sampling menggunakan alat sediment grab di tiga titik berbeda yaitu muara, pantai, dan laut. Sedimen sebanyak 50 gram direndam dalam 100 ml larutan ZnCl2 selama 24 jam. Partikel mikroplastik yang mengambang dipisahkan kemudian direndam dalam 50 ml larutan H2O2 30% selama 24 jam dan disaring dengan menggunakan kertas saring MN (Macherey Nagel). Mikroplastik yang diperoleh diamati menggunakan mikroskop dan dianalisis bentuk, warna dan kelimpahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dan bentuk mikroplastik yang diperoleh yaitu, berdasarkan bentuknya antara lain fragmen, pelet, film, dan fiber, berdasarkan warnanya antara lain hitam, coklat, merah, kuning, putih, hijau, dan ungu. Kelimpahan mikroplastik pada Bulan April sebanyak 2.577 partikel/kg, Bulan Mei sebanyak 2.058 partikel/kg, Bulan Agustus sebanyak 1.858 partikel/kg, dan Bulan September sebanyak 2.011 partikel/kg. Semarang City is the capital city of Central Java Province as well as being the center of business, economy, education, and various social activities. Plastic waste, which is one type of waste that is often found, can experience degradation into smaller pieces of plastic called microplastics. Semarang Waters were chosen as the research location because Semarang City is an area with high human activity and produces a lot of plastic waste which will later settle in marine sediments. This research was conducted to determine microplastic pollution in sediments in Semarang Waters. Sampling was carried out 4 times in April, May, August, and September 2021 by a purposive sampling using a sediment grab tool at three different points, namely the estuary, beach, and sea. From each sample 50 grams of sediment was immersed in 100 ml of ZnCl2 solution for 24 hours. The floating microplastic particles were separated and then immersed in 50 ml 30% H2O2 solution for 24 hours and filtered using MN (Macherey Nagel) filter paper. The obtained microplastics were observed using a microscope and analyzed for shape, color and abundance. The results showed that these are microplastics in the shape of fragments, pellets, films, and fibers, with the colors of black, brown, red, yellow, white, green, and purple. The abun","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45094189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-01DOI: 10.14710/jmr.v12i1.34326
B. Santosa, S. Redjeki, R. Ario
Pulau Nyamuk ialah pulau dengan keanekaragaman hayati salah satunya adalah ekosistem lamun. Pentingnya peran ekosistem lamun pada perairan laut menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi padang lamun di Pulau Nyamuk Karimunjawa. Hal ini diperlukannya penambahan informasi mengenai kondisi ekosistem lamun di kawasan Pulau Nyamuk, menyebabkan perlunya pembaruan informasi lamun. Tujuan penelitian untuk mengetahui spesies lamun dan struktur komunitas. Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi sampling yaitu purposive sampling. Metode pengambilan data mengacu pada metode line transek menggunakan transek kuadran ukuran 50x50cm dengan jarak 50 meter antara line dengan panjang line transek 100 meter tegak lurus dari garis pantai ke arah laut. Hasil penelitian menunjukan jenis lamun yang dijumpai teridentifikasi sebanyak 4 spesies, kerapatan yang jarang, dengan tutupan yang tergolong kurang sehat. nilai frekuensi kelas A (0-20) dan Indeks Nilai Penting tertinggi pada jenis E. acoroides, dengan demikian jenis tersebut memiliki peranan paling penting dalam komunitas perairan di Pulau Nyamuk. Nyamuk Island is an island with biodiversity, one of which is the seagrass ecosystem. The importance of the role of seagrass ecosystems in marine waters raises questions about the condition of seagrass beds on Nyamuk Island, Karimunjawa. This requires additional information regarding the condition of the seagrass ecosystem in the Nyamuk Island area, causing the need for updating seagrass information. The study aims to determine seagrass species and community structure. Purposive sampling method is used in this research. The data collection method refers to the line transect method using a quadrant transect measuring 50x50cm with a distance of 50 meters between lines and a transect line length of 100 meters perpendicular from the shoreline to the sea. The results showed that the types of seagrasses found were identified as many as 4 species, rare density, and the cover was classified as unhealthy. the frequency value of class A (0-20) and the Important Value Index for the E. acoroides species, thus this species has the most important role in the aquatic community on Nyamuk Island.
{"title":"Inventarisasi Jenis Lamun Di Perairan Pulau Nyamuk Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah","authors":"B. Santosa, S. Redjeki, R. Ario","doi":"10.14710/jmr.v12i1.34326","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.34326","url":null,"abstract":"Pulau Nyamuk ialah pulau dengan keanekaragaman hayati salah satunya adalah ekosistem lamun. Pentingnya peran ekosistem lamun pada perairan laut menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi padang lamun di Pulau Nyamuk Karimunjawa. Hal ini diperlukannya penambahan informasi mengenai kondisi ekosistem lamun di kawasan Pulau Nyamuk, menyebabkan perlunya pembaruan informasi lamun. Tujuan penelitian untuk mengetahui spesies lamun dan struktur komunitas. Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi sampling yaitu purposive sampling. Metode pengambilan data mengacu pada metode line transek menggunakan transek kuadran ukuran 50x50cm dengan jarak 50 meter antara line dengan panjang line transek 100 meter tegak lurus dari garis pantai ke arah laut. Hasil penelitian menunjukan jenis lamun yang dijumpai teridentifikasi sebanyak 4 spesies, kerapatan yang jarang, dengan tutupan yang tergolong kurang sehat. nilai frekuensi kelas A (0-20) dan Indeks Nilai Penting tertinggi pada jenis E. acoroides, dengan demikian jenis tersebut memiliki peranan paling penting dalam komunitas perairan di Pulau Nyamuk. Nyamuk Island is an island with biodiversity, one of which is the seagrass ecosystem. The importance of the role of seagrass ecosystems in marine waters raises questions about the condition of seagrass beds on Nyamuk Island, Karimunjawa. This requires additional information regarding the condition of the seagrass ecosystem in the Nyamuk Island area, causing the need for updating seagrass information. The study aims to determine seagrass species and community structure. Purposive sampling method is used in this research. The data collection method refers to the line transect method using a quadrant transect measuring 50x50cm with a distance of 50 meters between lines and a transect line length of 100 meters perpendicular from the shoreline to the sea. The results showed that the types of seagrasses found were identified as many as 4 species, rare density, and the cover was classified as unhealthy. the frequency value of class A (0-20) and the Important Value Index for the E. acoroides species, thus this species has the most important role in the aquatic community on Nyamuk Island.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45145625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}