Pub Date : 2022-07-23DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35037
Sylvia Sari Indah Dongoran, S. Subagiyo, W. A. Setyati
Resistensi bakteri merupakan isu global yang sangat penting. Infeksi penyakit disebabkan oleh resistensi bakteri. E. coli, S. aureus dan S. thypi merupakan bakteri patogen yang menyebabkan infeksi. Pengendalian resistensi bakteri dapat dilakukan dengan eksplorasi sumber senyawa baru. Bakteri sedimen mangrove berpotensi sebagai antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jenis bakteri sedimen mangrove yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari isolasi, purifikasi, uji aktivitas antibakteri dan uji biokimia. Hasil isolasi yang diperoleh berjumlah 33 isolat, 3 diantaranya memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Berdasarkan hasil yang didapatkan, Aktivitas antibakteri SS.2 ISP tergolong kuat terhadap E. coli dan tergolong sedang terhadap S. aureus dan S. thypi. Aktivitas antibakteri SS.4 ISP tergolong sedang terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi sedangkan SK.1 MA tergolong sedang terhadap E. coli dan S. aureus dan tergolong lemah terhadap S. thypi. Berdasarkan identifikasi biokimia isolat SS.2 ISP, SS.4 ISP dan SK.1 MA teridentifikasi sebagai genus Pseudomonas sp., Moraxella sp. dan Vibrio sp.. Bacterial resistance is a very important global issue. Infectious diseases are caused by bacterial resistance. E. coli, S. aureus and S. thypi are pathogenic bacteria that cause infection. Control of bacterial resistance can be done by exploring new sources of compounds. Mangrove sediment bacteria have the potential as antibacterial against E. coli, S. aureus and S. thypi. The purpose of this study was to obtain types of mangrove sediment bacteria that have antibacterial activity against E. coli, S. aureus and S. thypi. The research consisted of several stages starting from isolation, purification, antibacterial activity test and biochemical test. The isolation results obtained were 33 isolates, 3 of which had antibacterial activity against E. coli, S. aureus and S. thypi. Based on the results obtained, the antibacterial activity of SS.2 ISP was strong against E. coli and moderate against S. aureus and S. thypi. The antibacterial activity of SS.4 ISP was moderate against E. coli, S. aureus and S. thypi, while SK.1 MA was moderate against E. coli and S. aureus and weak against S. thypi. Based on the biochemical identification of isolates SS.2 ISP, SS.4 ISP and SK.1 MA were identified as the genus Pseudomonas sp., Moraxella sp. and Vibrio sp.
{"title":"Pseudomonas sp., Moraxella sp., Vibrio sp. Dari Sedimen Mangrove Sebagai Antibakteri Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi","authors":"Sylvia Sari Indah Dongoran, S. Subagiyo, W. A. Setyati","doi":"10.14710/jmr.v11i3.35037","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.35037","url":null,"abstract":"Resistensi bakteri merupakan isu global yang sangat penting. Infeksi penyakit disebabkan oleh resistensi bakteri. E. coli, S. aureus dan S. thypi merupakan bakteri patogen yang menyebabkan infeksi. Pengendalian resistensi bakteri dapat dilakukan dengan eksplorasi sumber senyawa baru. Bakteri sedimen mangrove berpotensi sebagai antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jenis bakteri sedimen mangrove yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan dimulai dari isolasi, purifikasi, uji aktivitas antibakteri dan uji biokimia. Hasil isolasi yang diperoleh berjumlah 33 isolat, 3 diantaranya memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi. Berdasarkan hasil yang didapatkan, Aktivitas antibakteri SS.2 ISP tergolong kuat terhadap E. coli dan tergolong sedang terhadap S. aureus dan S. thypi. Aktivitas antibakteri SS.4 ISP tergolong sedang terhadap E. coli, S. aureus dan S. thypi sedangkan SK.1 MA tergolong sedang terhadap E. coli dan S. aureus dan tergolong lemah terhadap S. thypi. Berdasarkan identifikasi biokimia isolat SS.2 ISP, SS.4 ISP dan SK.1 MA teridentifikasi sebagai genus Pseudomonas sp., Moraxella sp. dan Vibrio sp.. Bacterial resistance is a very important global issue. Infectious diseases are caused by bacterial resistance. E. coli, S. aureus and S. thypi are pathogenic bacteria that cause infection. Control of bacterial resistance can be done by exploring new sources of compounds. Mangrove sediment bacteria have the potential as antibacterial against E. coli, S. aureus and S. thypi. The purpose of this study was to obtain types of mangrove sediment bacteria that have antibacterial activity against E. coli, S. aureus and S. thypi. The research consisted of several stages starting from isolation, purification, antibacterial activity test and biochemical test. The isolation results obtained were 33 isolates, 3 of which had antibacterial activity against E. coli, S. aureus and S. thypi. Based on the results obtained, the antibacterial activity of SS.2 ISP was strong against E. coli and moderate against S. aureus and S. thypi. The antibacterial activity of SS.4 ISP was moderate against E. coli, S. aureus and S. thypi, while SK.1 MA was moderate against E. coli and S. aureus and weak against S. thypi. Based on the biochemical identification of isolates SS.2 ISP, SS.4 ISP and SK.1 MA were identified as the genus Pseudomonas sp., Moraxella sp. and Vibrio sp.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48133930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-23DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35172
Nur Rahmat, Ibnu Pratikto, Chrisna Adi Suryono
Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan menyerap dan menyimpan gas karbon yang terdapat di atmosfer. Informasi mengenai kandungan karbon pada tegakan mangrove dapat dijadikan data dalam menunjang kegiatan pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang dapat berperan dalam pengurangan konsentrasi CO2 di atmosfer untuk upaya mitigasi pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon pada tegakan mangrove yang berada di Vegetasi Mangrove Pasar Banggi Rembang. Pengambilan data dilakukan pada plot transek ukuran 10x10 di 6 lokasi yang mewakili 3 kelas kerapatan yaitu jarang, sedang dan tinggi. Data yang diambil berupa diameter batang, jenis mangrove, dan jumlah tegakan dalam plot transek. Perhitungan simpanan karbon dilakukan menggunakan rumus alometrik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan total simpanan karbon pada tegakan Vegetasi Mangrove Pasar Banggi sebesar 4001.37 tonC dengan rata-rata simpanan karbon sebesar 193.47 tonC/Ha. Mangroves have the ability to absorb and stores carbon gas from the atmosphere. Information about carbon storage in mangroves can be used as data to support sustainable forest management activities that can be utilized in reducing CO2 concentrations in the atmosphere to mitigate global warming. This study aims to determine the carbon storage of mangroves in the Mangrove Vegetation on Pasar Banggi Rembang Sampling was carried out on a 10x10 m transect plot in 6 locations representing 3 density classes, that is rare, medium and high. The data taken were diameter at breast height, mangrove species, and total stands in the transect plot. Calculation of carbon storage using the allometric formula. Based on the results of the study, it was found that the total carbon storage in Magrove Vegetation on Pasar Banggi Rembang was 4001.37 tonsC with an average carbon storage of 193.47 tonsC/Ha.
{"title":"Simpanan Karbon Pada Tegakan Vegetasi Mangrove di Desa Pasar Banggi Rembang","authors":"Nur Rahmat, Ibnu Pratikto, Chrisna Adi Suryono","doi":"10.14710/jmr.v11i3.35172","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.35172","url":null,"abstract":"Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan menyerap dan menyimpan gas karbon yang terdapat di atmosfer. Informasi mengenai kandungan karbon pada tegakan mangrove dapat dijadikan data dalam menunjang kegiatan pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang dapat berperan dalam pengurangan konsentrasi CO2 di atmosfer untuk upaya mitigasi pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon pada tegakan mangrove yang berada di Vegetasi Mangrove Pasar Banggi Rembang. Pengambilan data dilakukan pada plot transek ukuran 10x10 di 6 lokasi yang mewakili 3 kelas kerapatan yaitu jarang, sedang dan tinggi. Data yang diambil berupa diameter batang, jenis mangrove, dan jumlah tegakan dalam plot transek. Perhitungan simpanan karbon dilakukan menggunakan rumus alometrik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan total simpanan karbon pada tegakan Vegetasi Mangrove Pasar Banggi sebesar 4001.37 tonC dengan rata-rata simpanan karbon sebesar 193.47 tonC/Ha. Mangroves have the ability to absorb and stores carbon gas from the atmosphere. Information about carbon storage in mangroves can be used as data to support sustainable forest management activities that can be utilized in reducing CO2 concentrations in the atmosphere to mitigate global warming. This study aims to determine the carbon storage of mangroves in the Mangrove Vegetation on Pasar Banggi Rembang Sampling was carried out on a 10x10 m transect plot in 6 locations representing 3 density classes, that is rare, medium and high. The data taken were diameter at breast height, mangrove species, and total stands in the transect plot. Calculation of carbon storage using the allometric formula. Based on the results of the study, it was found that the total carbon storage in Magrove Vegetation on Pasar Banggi Rembang was 4001.37 tonsC with an average carbon storage of 193.47 tonsC/Ha. ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42547189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-17DOI: 10.14710/jmr.v11i3.31763
Ahmad Yassin, S. Redjeki, S. Sunaryo
Rajungan merupakan komoditas perikanan yang telah lama diminati oleh masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Permintaan Rajungan yang begitu besar harus sejalan dengan peningkatan jumlah produksi Rajungan. Jumlah produksi Rajungan yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar ini menyebabkan kegiatan penangkapan Rajungan dilakukan secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan kepunahan, jika tidak ditangani dengan baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas dan kerentanan Rajungan yang ditangkap di perairan Karangsong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analisis data menggunakan metode PSA (Productivity and Susceptibility Analysis). Pengambilan data parameter penelitian dilakukan melalui wawancara terhadap nelayan tangkap Rajungan di Desa Karangsong, pengukuran morfometri Rajungan yang dilakukan di pengepul setempat, dan pengukuran parameter perairan, meliputi: suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut. Hasil wawancara menunjukkan penggunaan alat tangkap Rajungan terbagi atas bubu lipat dan jaring kejer. Hasil akhir nilai atribut produktivitas menunjukkan Rajungan masuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan nilai atribut kerentanan pada alat tangkap bubu lipat menunjukkan kategori rendah dengan nlai MSC 89,2 dan untuk alat tangkap jaring kejer masuk kategori sedang dengan nilai MSC 81,2. Artinya tingkat kerentanan menggunakan kedua alat tersebut masuk ke dalam kategori rendah karena nilai MSC >80. Pola pertumbuhan Rajungan yang di Desa Karangsong baik untuk jantan dan betina menghasilkan pola allometrik negatif. Hal ini menunjukkan pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibanding pertambahan berat Rajungan. The blue swimming crab is a fishery commodity that has long been in demand by the community, both at home and abroad, with a fairly high economic value. The huge demand for blue swimming crab must be in line with the increase in the number of production. The large amount of small blue swimming crab production to meet market needs has led to large scale catching of crabs which can lead to extinction if not handled properly. The aim of the study was to determine the level of productivity and vulnerability of small crab caught in Karangsong Village. This study uses descriptive methods and data analysis using the PSA (Productivity and Susceptibility Analysis) method. This method uses the results of interviews with small crab fishermen in Karangsong Village, crab morphometric measurements conducted at local collectors, and measurement of water parameters including temperature, salinity, pH and dissolved oxygen. The results of the interview show that the trend of using small crab fishing gear is divided into folded traps and chased nets. The final result of the productivity attribute value stated that the crab is in the high category, while the vulnerability attribute value of the folded trap fishing gear stated a low category with an MSC value of 89.2 and for the catcher net f
Rajungan是一种商品,长期以来一直受到公众的兴趣,无论是在国内还是国外,有着相当大的经济价值。对rajrajkant的需求如此之大,应该与Rajungan的产量增加相匹配。为了满足市场的需要,人们大量砍伐树木,如果处理不当,可能会导致灭绝。研究的目的是确定在江松水域捕获的树的生产力水平和脆弱性。本研究采用PSA方法进行描述性和数据分析。研究参数的提取是通过对Karangsong村捕获的渔民进行的采访,对当地蒸馏器进行的rajmemeasury测量,以及包括温度、盐度、pH值和溶解氧气在内的水参数进行的测量。采访结果显示,人们使用rajsons是为了将bu和kejer分开使用的。生产率属性值的最终结果表明,rajrangwan进入了高类别,而折叠bubu工具中的漏洞值则显示了低类别的nlai MSC 89.2和中等级截取web kejer值81.2。这意味着使用这两种工具的脆弱性都属于低类别,因为MSC >80。在Karangsong村,雄性和雌性的Rajungan的生长模式产生了消极的异位指标模式。这表明喀拉喀托的加速度比rajrankant的体重增加还要快。蓝色的游泳蟹是一种饱满的商品,长期以来一直被社区所关注,无论是在家里还是在国外,都有相当高的经济价值。巨大的蓝游泳蟹必须与生产数字的增长保持一致。小蓝游泳蟹的生产需要很大的规模才能抓住螃蟹,如果不加以处理,这些螃蟹可能会导致灭绝。这项研究的目标是确定在Karangsong Village中发现的小型生螃蟹的生产水平和脆弱性。这个研究用PSA(农产品和苏斯分析)方法分析数据。这些方法使用了在Karangsong村用小螃蟹攻击的方法,螃蟹形态变化的措施是当地收集物,以及包括温和素、盐酸、pH和中和氧的水参数。这次采访的结果是,最近的趋势是利用小螃蟹捕齿轮钓鱼,并将其记录在文件夹和渔网中。决赛论点》productivity attribute stated that境螃蟹是高价值的类别,而《vulnerability attribute value of The folded钓鱼陷阱gear stated a低类别with an理科硕士价值89。2 #捕手著作百科全书》《媒介网钓gear是类别2用81的理科硕士的价值。这意味着用这两种工具进入低分类,因为MSC值是> 80。在Karangsong村,小螃蟹的生长模式供两种男性和女性在负异位模式下再生。这种生长的甲壳动物比蓝色游泳的螃蟹的重量更快。
{"title":"Kajian Produktivitas dan Kerentanan Portunus pelagicus di Perairan Karangsong Kabupaten Indramayu","authors":"Ahmad Yassin, S. Redjeki, S. Sunaryo","doi":"10.14710/jmr.v11i3.31763","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.31763","url":null,"abstract":"Rajungan merupakan komoditas perikanan yang telah lama diminati oleh masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Permintaan Rajungan yang begitu besar harus sejalan dengan peningkatan jumlah produksi Rajungan. Jumlah produksi Rajungan yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar ini menyebabkan kegiatan penangkapan Rajungan dilakukan secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan kepunahan, jika tidak ditangani dengan baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas dan kerentanan Rajungan yang ditangkap di perairan Karangsong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analisis data menggunakan metode PSA (Productivity and Susceptibility Analysis). Pengambilan data parameter penelitian dilakukan melalui wawancara terhadap nelayan tangkap Rajungan di Desa Karangsong, pengukuran morfometri Rajungan yang dilakukan di pengepul setempat, dan pengukuran parameter perairan, meliputi: suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut. Hasil wawancara menunjukkan penggunaan alat tangkap Rajungan terbagi atas bubu lipat dan jaring kejer. Hasil akhir nilai atribut produktivitas menunjukkan Rajungan masuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan nilai atribut kerentanan pada alat tangkap bubu lipat menunjukkan kategori rendah dengan nlai MSC 89,2 dan untuk alat tangkap jaring kejer masuk kategori sedang dengan nilai MSC 81,2. Artinya tingkat kerentanan menggunakan kedua alat tersebut masuk ke dalam kategori rendah karena nilai MSC >80. Pola pertumbuhan Rajungan yang di Desa Karangsong baik untuk jantan dan betina menghasilkan pola allometrik negatif. Hal ini menunjukkan pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibanding pertambahan berat Rajungan. The blue swimming crab is a fishery commodity that has long been in demand by the community, both at home and abroad, with a fairly high economic value. The huge demand for blue swimming crab must be in line with the increase in the number of production. The large amount of small blue swimming crab production to meet market needs has led to large scale catching of crabs which can lead to extinction if not handled properly. The aim of the study was to determine the level of productivity and vulnerability of small crab caught in Karangsong Village. This study uses descriptive methods and data analysis using the PSA (Productivity and Susceptibility Analysis) method. This method uses the results of interviews with small crab fishermen in Karangsong Village, crab morphometric measurements conducted at local collectors, and measurement of water parameters including temperature, salinity, pH and dissolved oxygen. The results of the interview show that the trend of using small crab fishing gear is divided into folded traps and chased nets. The final result of the productivity attribute value stated that the crab is in the high category, while the vulnerability attribute value of the folded trap fishing gear stated a low category with an MSC value of 89.2 and for the catcher net f","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45815520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-17DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35005
J. M. Amelia, I. Prasetia, G. I. Setiabudi
Pantai Penimbangan terletak Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng merupakan kawasan pusat kota Kabupaten Buleleng, Bali yang memiliki hamparan pasir hitam. Kegiatan konservasi penyu di kawasan ini meningkatkan gairah masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Salah satu biota yang beriteraksi di ekosistem terumbu karang adalah nudibranch. Keberadaan nudibranch di Pantai Penimbangan diharapkan mampu menjadi alternatif potensi wisata yang bisa dikembangkan, sehingga antusiasisme masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir akan terus terjaga. Penelitian bertujuan untuk memperkuat data dasar ekologi tentang keanekaragaman dan kelimpahan nudibranch. Penelitian populasi nudibranch dinilai dengan sensus visual mengikuti line intercept transect. Penelitian nudibranch di Pantai Penimbangan menunjukkan bahwa terdapat 12 famili yaitu Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, dan Pleurobranchidae, dengan 42 jenis. Kelompok Chromodorididae dan Phyllidiidae adalah kelompok yang umum dijumpai di Perairan Pantai Penimbangan. Kedua kelompok ini memanfaatkan patahan karang yang menjadi subsrat perairan sebagai tempat berlindung. Komposisi substrat sangat menentukan kekayaan nudibranch, kategori substrat yang menentukan keberadaan nudibranch adalah dead coal with alga, sponge, dan hard coral. Tingginya persentase dead coral with alga, dan sponge berbanding lurus dengan keanekaragaman nudibranch, dan hard coral berbanding terbalik dengan keanekaragaman nudibranch. Kriteria indeks keanekaragaman tinggi dengan nilai 2,6199, Indeks keseragaman 0,7055 dan nilai dominansi 0,0342. Tingkat kelimpahan tertinggi pada jenis Hypselodoris tryoni. Penimbangan Beach is located in Baktiseraga Village, Buleleng District, which is the downtown area of Buleleng Regency, Bali which has a stretch of black sand. Turtle conservation activities in this area increase the enthusiasm of the community in preserving the coral reef ecosystem. One of the biota that interacts in the coral reef ecosystem is the nudibranch. The existence of nudibranchs at Penimbangan Beach is expected to be an alternative tourism potential that can be developed, so that public enthusiasm for preserving coastal ecosystems will continue to be maintained. This study aims to strengthen the basic ecological data on the diversity and abundance of nudibranchs. The study of the nudibranch population was assessed by visual census following the line intercept transect. Research on nudibranchs at Penimbangan Beach showed that there were 12 families namely Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, and Pleurobranchidae, with 42 species. Chromodorididae and Phyllidiidae groups are common groups found in Penimbangan Beach. Both of these groups take advantage of coral fracture
{"title":"Keanekaragaman dan Kelimpahan Nudibranch di Pantai Penimbangan Buleleng Bali","authors":"J. M. Amelia, I. Prasetia, G. I. Setiabudi","doi":"10.14710/jmr.v11i3.35005","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.35005","url":null,"abstract":"Pantai Penimbangan terletak Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng merupakan kawasan pusat kota Kabupaten Buleleng, Bali yang memiliki hamparan pasir hitam. Kegiatan konservasi penyu di kawasan ini meningkatkan gairah masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Salah satu biota yang beriteraksi di ekosistem terumbu karang adalah nudibranch. Keberadaan nudibranch di Pantai Penimbangan diharapkan mampu menjadi alternatif potensi wisata yang bisa dikembangkan, sehingga antusiasisme masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir akan terus terjaga. Penelitian bertujuan untuk memperkuat data dasar ekologi tentang keanekaragaman dan kelimpahan nudibranch. Penelitian populasi nudibranch dinilai dengan sensus visual mengikuti line intercept transect. Penelitian nudibranch di Pantai Penimbangan menunjukkan bahwa terdapat 12 famili yaitu Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, dan Pleurobranchidae, dengan 42 jenis. Kelompok Chromodorididae dan Phyllidiidae adalah kelompok yang umum dijumpai di Perairan Pantai Penimbangan. Kedua kelompok ini memanfaatkan patahan karang yang menjadi subsrat perairan sebagai tempat berlindung. Komposisi substrat sangat menentukan kekayaan nudibranch, kategori substrat yang menentukan keberadaan nudibranch adalah dead coal with alga, sponge, dan hard coral. Tingginya persentase dead coral with alga, dan sponge berbanding lurus dengan keanekaragaman nudibranch, dan hard coral berbanding terbalik dengan keanekaragaman nudibranch. Kriteria indeks keanekaragaman tinggi dengan nilai 2,6199, Indeks keseragaman 0,7055 dan nilai dominansi 0,0342. Tingkat kelimpahan tertinggi pada jenis Hypselodoris tryoni. Penimbangan Beach is located in Baktiseraga Village, Buleleng District, which is the downtown area of Buleleng Regency, Bali which has a stretch of black sand. Turtle conservation activities in this area increase the enthusiasm of the community in preserving the coral reef ecosystem. One of the biota that interacts in the coral reef ecosystem is the nudibranch. The existence of nudibranchs at Penimbangan Beach is expected to be an alternative tourism potential that can be developed, so that public enthusiasm for preserving coastal ecosystems will continue to be maintained. This study aims to strengthen the basic ecological data on the diversity and abundance of nudibranchs. The study of the nudibranch population was assessed by visual census following the line intercept transect. Research on nudibranchs at Penimbangan Beach showed that there were 12 families namely Chromodorididae, Phyllidiidae, Discodorididae, Aeolidiidae, Elysiidae, Aglajidae, Bornellidae, Facelinidae, Flabellinidae, Hexabranchidae, Limapontiidae, and Pleurobranchidae, with 42 species. Chromodorididae and Phyllidiidae groups are common groups found in Penimbangan Beach. Both of these groups take advantage of coral fracture","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45157501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-16DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35081
Dewi Basthika Makrima, Jusup Suprijanto, Bambang Yulianto
TPI Tambak Lorok adalah salah satu TPI yang ada di Semarang. Beberapa biota laut didaratkan di TPI tersebut salah satunya cumi–cumi. Penelitian cumi–cumi masih jarang dilakukan, seperti penelitian mengenai mikroplastik pada cumi – cumi, dikarenakan cumi–cumi merupakan salah satu biota konsumsi maka perlu diketahui apakah mikroplastik sudah masuk kedalam cumi – cumi. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah, bentuk, warna dan ukuran mikroplastik pada tentakel dan pencernaan cumi- cumi dari TPI Tambak Lorok. Penelitian dilakukan bulan Juli–November 2020 di Semarang. Pengambilan sampel dilakukan di TPI Tambak Lorok. Cumi – cumi yang didapatkan diukur menggunakan jangka sorong. Selanjutnya sampel dibedah menggunakan gunting dipisahkan tentakel dan pencernaannya. Pelarutan bahan organik menggunakan KOH 10% selama 24 jam. Pemisahan partikel mikroplastik menggunakan ZnCl2 selama 24 jam. Pemisahan partikel akan membentuk 2 lapisan yaitu cairan bening dan endapan. Cairan bening diambil 10 ml untuk dilakukan penyaringan menggunakan vacum pump. Hasil vacum pump dikeringkan dilanjutkan pengamatan visual menggunakan mikroskop untuk dihitung jumlah, diamati bentuk, warna dan ukuran mikroplastik. Mikroplastik ditemukan lebih banyak pada pencernaan 343 partikel dan pada tentakel 212 partikel. Bentuk mikroplastik yang ditemukan adalah fiber, film, fragmen dan pelet. Mikroplastik ditemukan 6 warna yaitu hitam, putih, merah, oranye, kuning, biru. Ukuran mikroplastik ditemukan 0,54–100,75 µm. TPI Tambak Lorok is one of the TPI in Semarang. Some marine biota landed at the TPI, one of which was squid. Research on squid is still rarely done, such as research on microplastics in squid, because squid is one of the consumption biota, it is necessary to know whether microplastics have entered the squid. The purpose of this research is to determine the total, shape, color and size of microplastics in the tentacles and digestion of squid from TPI Tambak Lorok. The research was conducted in July 2020 – November 2020 in Semarang. Sampling was carried out at TPI Tambak Lorok. The squid obtained were measured using a caliper. Next step, the sample was dissected using scissors to separate the tentacles and digestive tract. Dissolution of organic ingredients using 10% KOH for 24 hours. Separation of microplastic particles using ZnCl2 for 24 hours. Separation of particles will form 2 layers, namely clear liquid and precipitate. 10 ml of clear liquid was taken to be filtered using a vacuum pump. The results of the vacuum pump were dried followed by visual observations using a microscope to count the total, observe the shape, color and size of microplastics. Microplastics were found more in the squid digestion of 343 particles and in the squid tentacles of 212 particles. The shape of microplastics found were fiber, film, fragments and pellets. Microplastics were found in 6 colors that is black, white, red, orange
{"title":"Mikroplastik pada Tentakel dan Pencernaan Cumi – Cumi dari TPI Tambak Lorok","authors":"Dewi Basthika Makrima, Jusup Suprijanto, Bambang Yulianto","doi":"10.14710/jmr.v11i3.35081","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.35081","url":null,"abstract":"TPI Tambak Lorok adalah salah satu TPI yang ada di Semarang. Beberapa biota laut didaratkan di TPI tersebut salah satunya cumi–cumi. Penelitian cumi–cumi masih jarang dilakukan, seperti penelitian mengenai mikroplastik pada cumi – cumi, dikarenakan cumi–cumi merupakan salah satu biota konsumsi maka perlu diketahui apakah mikroplastik sudah masuk kedalam cumi – cumi. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah, bentuk, warna dan ukuran mikroplastik pada tentakel dan pencernaan cumi- cumi dari TPI Tambak Lorok. Penelitian dilakukan bulan Juli–November 2020 di Semarang. Pengambilan sampel dilakukan di TPI Tambak Lorok. Cumi – cumi yang didapatkan diukur menggunakan jangka sorong. Selanjutnya sampel dibedah menggunakan gunting dipisahkan tentakel dan pencernaannya. Pelarutan bahan organik menggunakan KOH 10% selama 24 jam. Pemisahan partikel mikroplastik menggunakan ZnCl2 selama 24 jam. Pemisahan partikel akan membentuk 2 lapisan yaitu cairan bening dan endapan. Cairan bening diambil 10 ml untuk dilakukan penyaringan menggunakan vacum pump. Hasil vacum pump dikeringkan dilanjutkan pengamatan visual menggunakan mikroskop untuk dihitung jumlah, diamati bentuk, warna dan ukuran mikroplastik. Mikroplastik ditemukan lebih banyak pada pencernaan 343 partikel dan pada tentakel 212 partikel. Bentuk mikroplastik yang ditemukan adalah fiber, film, fragmen dan pelet. Mikroplastik ditemukan 6 warna yaitu hitam, putih, merah, oranye, kuning, biru. Ukuran mikroplastik ditemukan 0,54–100,75 µm. TPI Tambak Lorok is one of the TPI in Semarang. Some marine biota landed at the TPI, one of which was squid. Research on squid is still rarely done, such as research on microplastics in squid, because squid is one of the consumption biota, it is necessary to know whether microplastics have entered the squid. The purpose of this research is to determine the total, shape, color and size of microplastics in the tentacles and digestion of squid from TPI Tambak Lorok. The research was conducted in July 2020 – November 2020 in Semarang. Sampling was carried out at TPI Tambak Lorok. The squid obtained were measured using a caliper. Next step, the sample was dissected using scissors to separate the tentacles and digestive tract. Dissolution of organic ingredients using 10% KOH for 24 hours. Separation of microplastic particles using ZnCl2 for 24 hours. Separation of particles will form 2 layers, namely clear liquid and precipitate. 10 ml of clear liquid was taken to be filtered using a vacuum pump. The results of the vacuum pump were dried followed by visual observations using a microscope to count the total, observe the shape, color and size of microplastics. Microplastics were found more in the squid digestion of 343 particles and in the squid tentacles of 212 particles. The shape of microplastics found were fiber, film, fragments and pellets. Microplastics were found in 6 colors that is black, white, red, orange","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45947660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-16DOI: 10.14710/jmr.v11i3.34265
A. Harahap, Rini Pramesti, Ali Ridlo
Gacilaria sp. merupakan sumber agar yang sangat laku di pasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk memenuhi permintaan pasar maka stok bibit harus terpenuhi salah satunya dengan menggunakan metode vegetatif. Nutrien merupakan salah satu faktor penting dalam proses metode ini. Jika media tumbuh tidak mencukupi kebutuhan perlu dilakukan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis media Walne pada pertumbuhan Gracilaria sp. dan mengetahui dosis optimal sebagai sumber nutrien. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan 1 kontrol dan 3 ulangan, antara lain perlakuan A (kontrol), B (0,5 ml/L), C (1 ml/L), D (2 ml/L), E (4 ml/L) dan F (8 ml/L). Parameter yang diamati adalah berat eksplan, jumlah tunas, panjang tunas, pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan kualitas air media. Data dianalisis menggunakan analisis One-Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey dan Games-Howell. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat, jumlah tunas dan panjang tunas terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Rata-rata pertumbuhan berat mutlak tertinggi pada perlakuan E (4 ml/L) yaitu 0,07 ± 0,01 g/hari dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan E (4 ml/L) 2,24 %/hari. Hal ini diduga nutrien bekerja secara optimal. Hasil pengamatan pH (4 – 7,92), salinitas (23 – 32 ppt) dan suhu (27 – 31 oC). Dosis 4 ml/L merupakan konsentrasi optimal karena pada dosis ini Gracilaria sp. berpengaruh secara signifikan. Gacilaria sp. is a source of agar which is very salable in the market both domestically and abroad. To meet market demand, the stock of seeds must be met, one of them by using the vegetative method. Nutrients are one of the important factors in the process of this method. If the growing media is not sufficient, fertilization needs to be done. This study aims to determine the effect of variations in the dose of Walne media on the growth of Gracilaria sp. and knowing the optimal dose as a source of nutrients. The method used is a laboratory experimental method with Completely Randomized Design (CRD) using 5 treatments 1 control and 3 replications, including treatment A (control), B (0,5 ml/L), C (1 ml/L), D (2 ml/L), E (4 ml/L) and F (8 ml/L). Parameters observed were explant weight, number of shoots, shoot length, absolute weight growth, specific growth rate and water quality of the media. Data were analyzed using One-Way ANOVA analysis followed by Tukey and Games-Howell tests. The results showed that there were significant differences in the average weight, number of shoots and shoot length (p < 0,05). The highest average absolute weight growth was in treatment E (4 ml/L) which was 0,07 ± 0,01 g/day and the highest specific growth rate was in treatment E (4 ml/L) 2,24%/day. It is suspected that nutrients work optimally. The results were observed for pH (4 – 7,92), salinity (23 – 32 ppt) and temperature (27 – 31 oC). The dose of 4
{"title":"Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. terhadap Variasi Dosis Media Walne","authors":"A. Harahap, Rini Pramesti, Ali Ridlo","doi":"10.14710/jmr.v11i3.34265","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.34265","url":null,"abstract":"Gacilaria sp. merupakan sumber agar yang sangat laku di pasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk memenuhi permintaan pasar maka stok bibit harus terpenuhi salah satunya dengan menggunakan metode vegetatif. Nutrien merupakan salah satu faktor penting dalam proses metode ini. Jika media tumbuh tidak mencukupi kebutuhan perlu dilakukan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis media Walne pada pertumbuhan Gracilaria sp. dan mengetahui dosis optimal sebagai sumber nutrien. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan 1 kontrol dan 3 ulangan, antara lain perlakuan A (kontrol), B (0,5 ml/L), C (1 ml/L), D (2 ml/L), E (4 ml/L) dan F (8 ml/L). Parameter yang diamati adalah berat eksplan, jumlah tunas, panjang tunas, pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan kualitas air media. Data dianalisis menggunakan analisis One-Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey dan Games-Howell. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat, jumlah tunas dan panjang tunas terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Rata-rata pertumbuhan berat mutlak tertinggi pada perlakuan E (4 ml/L) yaitu 0,07 ± 0,01 g/hari dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan E (4 ml/L) 2,24 %/hari. Hal ini diduga nutrien bekerja secara optimal. Hasil pengamatan pH (4 – 7,92), salinitas (23 – 32 ppt) dan suhu (27 – 31 oC). Dosis 4 ml/L merupakan konsentrasi optimal karena pada dosis ini Gracilaria sp. berpengaruh secara signifikan. Gacilaria sp. is a source of agar which is very salable in the market both domestically and abroad. To meet market demand, the stock of seeds must be met, one of them by using the vegetative method. Nutrients are one of the important factors in the process of this method. If the growing media is not sufficient, fertilization needs to be done. This study aims to determine the effect of variations in the dose of Walne media on the growth of Gracilaria sp. and knowing the optimal dose as a source of nutrients. The method used is a laboratory experimental method with Completely Randomized Design (CRD) using 5 treatments 1 control and 3 replications, including treatment A (control), B (0,5 ml/L), C (1 ml/L), D (2 ml/L), E (4 ml/L) and F (8 ml/L). Parameters observed were explant weight, number of shoots, shoot length, absolute weight growth, specific growth rate and water quality of the media. Data were analyzed using One-Way ANOVA analysis followed by Tukey and Games-Howell tests. The results showed that there were significant differences in the average weight, number of shoots and shoot length (p < 0,05). The highest average absolute weight growth was in treatment E (4 ml/L) which was 0,07 ± 0,01 g/day and the highest specific growth rate was in treatment E (4 ml/L) 2,24%/day. It is suspected that nutrients work optimally. The results were observed for pH (4 – 7,92), salinity (23 – 32 ppt) and temperature (27 – 31 oC). The dose of 4 ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48114614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.14710/jmr.v11i3.31697
Febriana Banun Fitrianti, R. Ario, Widianingsih Widianingsih
Adanya aktivitas pembangunan Megaproyek PLTU Batang diduga akan menurunkan kualitas lingkungan perairan khususnya di sekitar Megaproyek PLTU Batang. Salah satu organisme penting bagi ekosistem perairan adalah fitoplankton yang memaninkan perairan dalam produktivitas primer. Fitoplankton adalah mikro organisme autotrof yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pantai Megaproyek PLTU Batang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif sedangkan penentuan stasiun digunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 periode waktu pada November 2020 – Februari 2021 di 3 stasiun. Letak stasiun menjorok ke arah laut yaitu dengan stasiun 1 merupakan perairan paling dekat dengan Megaproyek PLTU Batang, stasiun 2 berada di perairan antara Megaproyek PLTU Batang dengan laut dan untuk stasiun 3 berada di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 genus fitoplankton berasal dari 2 kelas yaitu 15 genus dari kelas Bacillariophyceae dan 4 genus dari Dinophyceae. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 2.581-10.137 sel/L dengan indeks keanekaragaman 1,61-2,59 tergolong sedang. Indeks keseragaman berkisar antara 0,67-0,99 menunjukkan persebaran merata dan tingkat dominansi rendah. Kandungan nitrat berkisar antara 0,28-0,71 mg/L sedangkan kandungan fosfat berkisar antara 0.08 – 0.74 mg/L sehingga kandungan nitrat dan fosfat di Perairan Pantai Megaproyek PLTU Batang berada di atas baku mutu air laut untuk biota laut. The existence of the Batang PLTU Megaproject development activity is expected to reduce the quality of the aquatic environment, especially around the Batang PLTU Megaproject. One of the important organisms for aquatic ecosystems is phytoplankton. Phytoplankton is an autotrophic organism that can be used as an indicator of water quality. The purpose of this study was to determine the composition, abundance, and community structure of phytoplankton in the Coastal Waters of the Batang PLTU Megaproject. The research method used was descriptive exploratory method while the determination of the station used purposive sampling method. Sampling was carried out for 3 time periods in November 2020 - February 2021 at 3 stations. The location of the stations protrudes towards the sea, with station 1 being the waters closest to the Batang PLTU Megaproject, station 2 being in the waters between the Batang PLTU Megaproject and the sea and for station 3 be at sea. The results showed that there were 19 genera of phytoplankton from 2 classes, namely 15 genera from the Bacillariophyceae class and 4 genera from Dinophyceae. The abundance of phytoplankton ranged from 2,581-10,137 cells/L with a diversity index of 1.61-2.59 classified as moderate. The uniformity index ranged from 0.67-0.99 indicating an even distribution and a low level of dominance. The nitrate content range from 0.28 to 0.71 mg/L while the phosphate
{"title":"Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pantai Megaproyek PLTU Batang, Jawa Tengah","authors":"Febriana Banun Fitrianti, R. Ario, Widianingsih Widianingsih","doi":"10.14710/jmr.v11i3.31697","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.31697","url":null,"abstract":"Adanya aktivitas pembangunan Megaproyek PLTU Batang diduga akan menurunkan kualitas lingkungan perairan khususnya di sekitar Megaproyek PLTU Batang. Salah satu organisme penting bagi ekosistem perairan adalah fitoplankton yang memaninkan perairan dalam produktivitas primer. Fitoplankton adalah mikro organisme autotrof yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pantai Megaproyek PLTU Batang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif sedangkan penentuan stasiun digunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 periode waktu pada November 2020 – Februari 2021 di 3 stasiun. Letak stasiun menjorok ke arah laut yaitu dengan stasiun 1 merupakan perairan paling dekat dengan Megaproyek PLTU Batang, stasiun 2 berada di perairan antara Megaproyek PLTU Batang dengan laut dan untuk stasiun 3 berada di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 genus fitoplankton berasal dari 2 kelas yaitu 15 genus dari kelas Bacillariophyceae dan 4 genus dari Dinophyceae. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 2.581-10.137 sel/L dengan indeks keanekaragaman 1,61-2,59 tergolong sedang. Indeks keseragaman berkisar antara 0,67-0,99 menunjukkan persebaran merata dan tingkat dominansi rendah. Kandungan nitrat berkisar antara 0,28-0,71 mg/L sedangkan kandungan fosfat berkisar antara 0.08 – 0.74 mg/L sehingga kandungan nitrat dan fosfat di Perairan Pantai Megaproyek PLTU Batang berada di atas baku mutu air laut untuk biota laut. The existence of the Batang PLTU Megaproject development activity is expected to reduce the quality of the aquatic environment, especially around the Batang PLTU Megaproject. One of the important organisms for aquatic ecosystems is phytoplankton. Phytoplankton is an autotrophic organism that can be used as an indicator of water quality. The purpose of this study was to determine the composition, abundance, and community structure of phytoplankton in the Coastal Waters of the Batang PLTU Megaproject. The research method used was descriptive exploratory method while the determination of the station used purposive sampling method. Sampling was carried out for 3 time periods in November 2020 - February 2021 at 3 stations. The location of the stations protrudes towards the sea, with station 1 being the waters closest to the Batang PLTU Megaproject, station 2 being in the waters between the Batang PLTU Megaproject and the sea and for station 3 be at sea. The results showed that there were 19 genera of phytoplankton from 2 classes, namely 15 genera from the Bacillariophyceae class and 4 genera from Dinophyceae. The abundance of phytoplankton ranged from 2,581-10,137 cells/L with a diversity index of 1.61-2.59 classified as moderate. The uniformity index ranged from 0.67-0.99 indicating an even distribution and a low level of dominance. The nitrate content range from 0.28 to 0.71 mg/L while the phosphate","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46304751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-14DOI: 10.14710/jmr.v11i3.33340
Hans Arthur Philips, S. Redjeki, Agus Sabdono
Rajungan merupakan hasil laut bernilai ekonomi tinggi yang telah lama dikonsumsi oleh masyarakat dalam dan luar negeri. Tingginya nilai jual yang terdapat di pasar luar dan dalam negeri menyebabkan adanya peningkatan terhadap jumlah penangkapan rajungan. Upaya penangkapan yang terus meningkat menyebabkan hasil tangkapan nelayan semakin lama semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi lebar karapas, berat tubuh, pola pertumbuhan, rasio jenis kelamin dan persentase tingkat kematangan gonad, hubungan lebar karapas dan berat tubuh dan siklus reproduksi rajungan di Desa Keboromo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 977 ekor rajungan yang diamati, sebaran ukuran lebar karapas rajungan rajungan jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 50-169 mm dengan nilai total tertinggi berada pada interval 100-109 mm dengan jumlah 358 ekor. Hubungan lebar karapas dan berat rajungan menghasilkan pola pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b sebesar 1,47 pada rajungan jantan dan 1,44 pada rajungan betina. Jumlah rasio kelamin rajungan jantan yang tertangkap di Desa Keboromo sebesar 57% (554 ekor) dan 43% (423 ekor) pada rajungan betina. Tingkat kematangan gonad pada rajungan betina terbanyak berada pada kelas II dengan persentase 77% dan dengan jumlah 325 ekor dengan ciri-ciri ukuran abdomen lebar, berwarna gelap (tampak luar abdomen), sudah berisi gonad dan terkadang berwarna jingga. Crab is a marine product with high economic value that has long been consumed by people at home and abroad. The high selling value found in foreign and domestic markets causes an increase in the number of crab catching. The increasing fishing effort causes fishermen's catches to decrease over time. This study aims to determine the variation of carapace width, body weight, growth pattern, sex ratio and the percentage of gonadal maturity level, the relationship between carapace width and body weight and the reproduction cycle of crabs in Keboromo Village. This research uses a descriptive method. The results of this study showed that from 977 crabs observed, the distribution of carapace width of male and female crabs caught during the study ranged from 50-169 mm with the highest total value being at intervals of 100-109 mm with a total of 358 individuals. The relationship between carapace width and crab weight resulted in a negative allometric growth pattern with a b value of 1.47 for male crabs and 1.44 for female crabs. The sex ratio of male crabs caught in Keboromo Village was 57% (554) and 43% (423) for female crabs. The highest level of gonad maturity in female crabs was in class II with a percentage of 77% and with a total of 325 tails with the characteristics of a wide abdomen, dark color (outside of the abdomen), filled with gonads and sometimes orange.
{"title":"Analisis Morfometri Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Desa Keboromo Kabupaten Pati Jawa Tengah","authors":"Hans Arthur Philips, S. Redjeki, Agus Sabdono","doi":"10.14710/jmr.v11i3.33340","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.33340","url":null,"abstract":"Rajungan merupakan hasil laut bernilai ekonomi tinggi yang telah lama dikonsumsi oleh masyarakat dalam dan luar negeri. Tingginya nilai jual yang terdapat di pasar luar dan dalam negeri menyebabkan adanya peningkatan terhadap jumlah penangkapan rajungan. Upaya penangkapan yang terus meningkat menyebabkan hasil tangkapan nelayan semakin lama semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi lebar karapas, berat tubuh, pola pertumbuhan, rasio jenis kelamin dan persentase tingkat kematangan gonad, hubungan lebar karapas dan berat tubuh dan siklus reproduksi rajungan di Desa Keboromo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 977 ekor rajungan yang diamati, sebaran ukuran lebar karapas rajungan rajungan jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 50-169 mm dengan nilai total tertinggi berada pada interval 100-109 mm dengan jumlah 358 ekor. Hubungan lebar karapas dan berat rajungan menghasilkan pola pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b sebesar 1,47 pada rajungan jantan dan 1,44 pada rajungan betina. Jumlah rasio kelamin rajungan jantan yang tertangkap di Desa Keboromo sebesar 57% (554 ekor) dan 43% (423 ekor) pada rajungan betina. Tingkat kematangan gonad pada rajungan betina terbanyak berada pada kelas II dengan persentase 77% dan dengan jumlah 325 ekor dengan ciri-ciri ukuran abdomen lebar, berwarna gelap (tampak luar abdomen), sudah berisi gonad dan terkadang berwarna jingga. Crab is a marine product with high economic value that has long been consumed by people at home and abroad. The high selling value found in foreign and domestic markets causes an increase in the number of crab catching. The increasing fishing effort causes fishermen's catches to decrease over time. This study aims to determine the variation of carapace width, body weight, growth pattern, sex ratio and the percentage of gonadal maturity level, the relationship between carapace width and body weight and the reproduction cycle of crabs in Keboromo Village. This research uses a descriptive method. The results of this study showed that from 977 crabs observed, the distribution of carapace width of male and female crabs caught during the study ranged from 50-169 mm with the highest total value being at intervals of 100-109 mm with a total of 358 individuals. The relationship between carapace width and crab weight resulted in a negative allometric growth pattern with a b value of 1.47 for male crabs and 1.44 for female crabs. The sex ratio of male crabs caught in Keboromo Village was 57% (554) and 43% (423) for female crabs. The highest level of gonad maturity in female crabs was in class II with a percentage of 77% and with a total of 325 tails with the characteristics of a wide abdomen, dark color (outside of the abdomen), filled with gonads and sometimes orange. ","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44705122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pulau Lombok memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, hal ini menjadikan pulau Lombok sebagai salah satu tujuan wisata bagi masyarakat lokal dan mancanegara. Salah satu tujuan destinasi wisata pulau Lombok yakni ekosistem mangrove, hal ini berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai ekonomi suatu daerah. Ekosistem mangrove memiliki fungsi yakni fungsi fisik, ekologi, dan ekonomi. Desa Wisata Pare Mas menyediakan jasa tracking mangrove, oleh sebab itu perlu adanya pengetahuan dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove Desa wisata Pare Mas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi struktur komposisi dan persentase tutupan kanopi ekosistem mangrove Desa Wisata Pare Mas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode eksploratif, dimana terdapat tiga stasiun dan masing-masing stasiun dilakukan tiga kali ulangan. Spesies mangrove yang terdapat di ekosistem mangrove Desa Wisata Pare Mas yakni Rhizophora apiculata dan Avicennia alba. Kerapatan rata-rata sebesar 3022 ind/ha termasuk kategori padat (kriteria baik). Kemudian nilai persentase tutupan kanopi rata-rata sebesar 66.56 % termasuk kategori sedang (kriteria baik). Masing-masing stasiun memiliki nilai kerapatan dan persentase tutupan kanopi yang tidak jauh berbeda. Nilai kerapatan dan persentase tutupan kanopi masing-masing stasiun yakni 2933 ind/ha; 76.32 % (Stasiun 1), 3333 ind/ha; 65.17 % (Stasiun 2), dan Stasiun 3 dengan nilai 2800 ind/ha; 66.56%. Lombok Island has reasonably high biodiversity, and this makes the Lombok as a tourism destination for local and foreign people. One of the tourism destinations on the island of Lombok is the mangrove ecosystem, which indirectly affects an area's economic value. Mangrove ecosystems have functions, namely physical, ecological, and economic functions. The Pare Mas tourism village provides mangrove tracking services. Therefore, it is necessary to have knowledge and information about the condition of the mangrove ecosystem in the Pare Mas tourism village. The purpose of this study was to determine the condition of the structure, composition, and percentage of canopy cover of the mangrove ecosystem of the Pare Mas tourism village. The method used in this research is descriptive and experimental, where there are three stations, each repeated three times. The mangrove species found in the mangrove ecosystem of the Pare Mas tourism village are Rhizophora apiculata and Avicennia alba. The average density is 3022 ind/ha in the solid category (good criteria). Then the average canopy cover percentage value was 66.56% in the medium category (good criteria). Each station has a density value and percentage of canopy cover that is not much different, namely Station 1 with a value of 2933 ind/ha; 76.32%, Station 2 with a value of 3333 ind/ha; 65.17%, and Station 3 with a value of 2800 ind/ha; 66.56%.
龙目岛拥有非常高的生物多样性,这使得龙目岛成为当地人和曼卡内加拉的旅游目的之一。龙目岛旅游业的目标之一是红树林生态系统,它对一个地区的经济价值有间接影响。红树林生态系统具有物理功能、生态功能和经济功能。Wisata Pare Mas村提供红树林跟踪服务,因此需要了解Pare Mas红树林村的生态系统状况。本研究的目的是了解红树林生态系统Village Travel Pare Mas的组成结构条件和覆盖冠层的百分比。本研究中使用的方法是一种描述性方法和探索性方法,其中有三个站点,每个站点重复三次。在红树林生态系统Village Wisata Pare Mas中发现的红树林物种是Rhizophora apiculata和Avicennia alba。3022 ind/ha的平均速度包括固体类别(良好标准)。则66.56%的平均冠层覆盖率包括当前类别(良好标准)。每个站点都有非常不同的遮荫密度和百分比。每个站遮篷关闭的准确度和百分比为2933 ind/ha;76.32%(1号站),3333英寸/公顷;65,17%(2号站),3号站的数值为2800 ind/ha;66.56%。??龙目岛具有相当高的生物多样性,这使龙目岛成为当地人和外国人的旅游目的地。龙目岛的旅游目的地之一是红树林生态系统,它间接影响一个地区的经济价值。红树林生态系统具有物理功能、生态功能和经济功能。Pare Mas旅游村提供红树林跟踪服务。因此,有必要了解Pare Mas旅游村红树林生态系统的状况。本研究的目的是确定Pare Mas旅游村红树林生态系统的结构、组成和树冠覆盖率。本研究中使用的方法是描述性和实验性的,共有三个站点,每个站点重复三次。在Pare Mas旅游村的红树林生态系统中发现的红树林物种有尖吻红藻(Rhizophora apiculata)和白腐藻(Avicennia alba)。固体类别的平均密度为3022 ind/ha(良好标准)。中等类别的平均冠层覆盖率为66.56%(良好标准)。每个站点的密度值和冠层覆盖率差异不大,即1号站点的数值为2933 ind/ha;76.32%,2号站的数值为3333 ind/ha;65.17%,3号站的数值为2800 ind/ha;66.56%。
{"title":"Kerapatan dan Tutupan Kanopi Ekosistem Mangrove di Desa Wisata Pare Mas, Lombok Timur","authors":"Wiwid Andriyani Lestariningsih, Ibadur Rahman, Nurliah Buhari","doi":"10.14710/jmr.v11i3.34903","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.34903","url":null,"abstract":"Pulau Lombok memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, hal ini menjadikan pulau Lombok sebagai salah satu tujuan wisata bagi masyarakat lokal dan mancanegara. Salah satu tujuan destinasi wisata pulau Lombok yakni ekosistem mangrove, hal ini berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai ekonomi suatu daerah. Ekosistem mangrove memiliki fungsi yakni fungsi fisik, ekologi, dan ekonomi. Desa Wisata Pare Mas menyediakan jasa tracking mangrove, oleh sebab itu perlu adanya pengetahuan dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove Desa wisata Pare Mas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi struktur komposisi dan persentase tutupan kanopi ekosistem mangrove Desa Wisata Pare Mas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode eksploratif, dimana terdapat tiga stasiun dan masing-masing stasiun dilakukan tiga kali ulangan. Spesies mangrove yang terdapat di ekosistem mangrove Desa Wisata Pare Mas yakni Rhizophora apiculata dan Avicennia alba. Kerapatan rata-rata sebesar 3022 ind/ha termasuk kategori padat (kriteria baik). Kemudian nilai persentase tutupan kanopi rata-rata sebesar 66.56 % termasuk kategori sedang (kriteria baik). Masing-masing stasiun memiliki nilai kerapatan dan persentase tutupan kanopi yang tidak jauh berbeda. Nilai kerapatan dan persentase tutupan kanopi masing-masing stasiun yakni 2933 ind/ha; 76.32 % (Stasiun 1), 3333 ind/ha; 65.17 % (Stasiun 2), dan Stasiun 3 dengan nilai 2800 ind/ha; 66.56%. Lombok Island has reasonably high biodiversity, and this makes the Lombok as a tourism destination for local and foreign people. One of the tourism destinations on the island of Lombok is the mangrove ecosystem, which indirectly affects an area's economic value. Mangrove ecosystems have functions, namely physical, ecological, and economic functions. The Pare Mas tourism village provides mangrove tracking services. Therefore, it is necessary to have knowledge and information about the condition of the mangrove ecosystem in the Pare Mas tourism village. The purpose of this study was to determine the condition of the structure, composition, and percentage of canopy cover of the mangrove ecosystem of the Pare Mas tourism village. The method used in this research is descriptive and experimental, where there are three stations, each repeated three times. The mangrove species found in the mangrove ecosystem of the Pare Mas tourism village are Rhizophora apiculata and Avicennia alba. The average density is 3022 ind/ha in the solid category (good criteria). Then the average canopy cover percentage value was 66.56% in the medium category (good criteria). Each station has a density value and percentage of canopy cover that is not much different, namely Station 1 with a value of 2933 ind/ha; 76.32%, Station 2 with a value of 3333 ind/ha; 65.17%, and Station 3 with a value of 2800 ind/ha; 66.56%.","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46827665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-08DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35021
Denny Hendrik Nainggolan, A. Indarjo, C. A. Suryono
Sampah merupakan masalah bagi masyarakat di seluruh dunia, baik sampah yang berasal dari daratan maupun laut. Permasalahan sampah di Indonesia adalah masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Salah satu jenis sampah yang paling banyak terdapat di wilayah daratan dan lautan adalah sampah plastik. Sampah plastik akan mengalami terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil plastik yang disebut mikroplastik. Mikroplastik merupakan sampah plastik yang berukuran kecil atau <5 mm yang telah mengalami degradasi dari ukuran plastik yang lebih besar. Mikroplastik sangat mempengaruhi organisme laut yang menempati tingkat trofik yang kecil, seperti plankton yang memiliki sifat filter feeder jika mengkonsumsi mikroplastik akan berdampak pada organisme yang memiliki tingkat trofik yang lebih besar melalui proses bioakumulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kandungan mikroplastik pada sedimen dan permukaan perairan di Pantai Karangjahe. Penelitian ini dilakukan di Pantai Karang Jahe Rembang, untuk pengambilan sampel dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium. Sampel air diambil menggunakan plankton net dengan ukuran mesh size 0,4mm dan sampel sedimen diambil menggunakan pipa paralon dengan ukuran 4 inchi dengan panjang 50cm. Untuk pengambilan sampel air disetiap stasiunnya terbagi menjadi 3 titik dengan jarak 10m setiap titiknya. Pengambilan sampel air sebanyak 25 kali dan setiap sekali pengambilan sampel air sebanyak 1L air, volume air yang telah tersaring sebanyak 25L. Setelah disaring, sampel dimasukkan kedalam botol sampel yang berukuran 250ml yang telah diberi label. Botol sampel dimasukkan kedalam cool box. Pengambilan sampel sedimen terbagi menjadi 3 stasiun dan pada 3 titik kedalaman yang berbeda yaitu 10cm, 20cm, dan 30cm. Sampel sedimen diambil sebanyak ±500g dari setiap titiknya. Kemudian sampel sedimen yang telah diambil dimasukkan kedalam plastik sampel dan diberi tanda tiap plastik tersebut. Sampel air dan sedimen dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Mikroplastik yang ditemukan di sampel air yaitu jenis mikroplastik fiber, fragment, film, dan foam. Pada sampel sedimen ditemukan 3 jenis mikroplastik yaitu fiber, fragment, dan film. Rubbish is a problem for people around the world, both from land and sea. The waste problem in Indonesia is a problem that has not been resolved until now, meanwhile with the increase in population, it will also follow the increase in the volume of waste generated from human activities. One of the most common types of waste found in land and ocean areas is plastic waste. Plastic waste will be fragmented into small plastic particles called microplastics. Microplastics are small plastic wastes or <5 mm that have been degraded from larger plastic sizes. Microplastics greatly affect marine organisms that occupy a small trophic level, such
{"title":"Mikroplastik yang Ditemukan di Perairan Karangjahe, Rembang, Jawa Tengah","authors":"Denny Hendrik Nainggolan, A. Indarjo, C. A. Suryono","doi":"10.14710/jmr.v11i3.35021","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.35021","url":null,"abstract":"Sampah merupakan masalah bagi masyarakat di seluruh dunia, baik sampah yang berasal dari daratan maupun laut. Permasalahan sampah di Indonesia adalah masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Salah satu jenis sampah yang paling banyak terdapat di wilayah daratan dan lautan adalah sampah plastik. Sampah plastik akan mengalami terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil plastik yang disebut mikroplastik. Mikroplastik merupakan sampah plastik yang berukuran kecil atau <5 mm yang telah mengalami degradasi dari ukuran plastik yang lebih besar. Mikroplastik sangat mempengaruhi organisme laut yang menempati tingkat trofik yang kecil, seperti plankton yang memiliki sifat filter feeder jika mengkonsumsi mikroplastik akan berdampak pada organisme yang memiliki tingkat trofik yang lebih besar melalui proses bioakumulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kandungan mikroplastik pada sedimen dan permukaan perairan di Pantai Karangjahe. Penelitian ini dilakukan di Pantai Karang Jahe Rembang, untuk pengambilan sampel dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium. Sampel air diambil menggunakan plankton net dengan ukuran mesh size 0,4mm dan sampel sedimen diambil menggunakan pipa paralon dengan ukuran 4 inchi dengan panjang 50cm. Untuk pengambilan sampel air disetiap stasiunnya terbagi menjadi 3 titik dengan jarak 10m setiap titiknya. Pengambilan sampel air sebanyak 25 kali dan setiap sekali pengambilan sampel air sebanyak 1L air, volume air yang telah tersaring sebanyak 25L. Setelah disaring, sampel dimasukkan kedalam botol sampel yang berukuran 250ml yang telah diberi label. Botol sampel dimasukkan kedalam cool box. Pengambilan sampel sedimen terbagi menjadi 3 stasiun dan pada 3 titik kedalaman yang berbeda yaitu 10cm, 20cm, dan 30cm. Sampel sedimen diambil sebanyak ±500g dari setiap titiknya. Kemudian sampel sedimen yang telah diambil dimasukkan kedalam plastik sampel dan diberi tanda tiap plastik tersebut. Sampel air dan sedimen dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Mikroplastik yang ditemukan di sampel air yaitu jenis mikroplastik fiber, fragment, film, dan foam. Pada sampel sedimen ditemukan 3 jenis mikroplastik yaitu fiber, fragment, dan film. Rubbish is a problem for people around the world, both from land and sea. The waste problem in Indonesia is a problem that has not been resolved until now, meanwhile with the increase in population, it will also follow the increase in the volume of waste generated from human activities. One of the most common types of waste found in land and ocean areas is plastic waste. Plastic waste will be fragmented into small plastic particles called microplastics. Microplastics are small plastic wastes or <5 mm that have been degraded from larger plastic sizes. Microplastics greatly affect marine organisms that occupy a small trophic level, such","PeriodicalId":50153,"journal":{"name":"Journal of Marine Research","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.5,"publicationDate":"2022-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44309329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"地球科学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}