Pub Date : 2022-06-23DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p13
Arina Roikhana, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, Nurul Jadid Mubarakati
Hypertension is one of the leading causes of death in humans and is associated with cardiovascular disease. Hypertension can damage liver associated with Reactive Oxygen Species (ROS). Mango and tea parasites are useful as herbal medicines to maintain the health of the human body. This study aims to determine the effect of the methanolic extract of the combination of tea and mango parasites on the liver histopathology of hypertensive rats (DOCA-Salt), the experimental design used was a completely randomized design with 25 male wistar rats grouped into 5 treatments, namely control (-) = 0 mg/KgBW EMKBTBM, control (+) = 15 mg/KgBW DOCA-Salt, P1, P2, P3 respectively 50, 100, 200 mg/KgBW EMKBTBM. The data analysis used is a two-way ANOVA test, namely JAMOVI with version 1.1.9.0. The results of this study indicate that there is a highly significant difference (p-value) <0.05 in zones 1, 2 and 3 compared to all treatment groups and all treatment groups, that is, between the group of control (+) and control group (-), treatments 1, 2 and 3 were significantly different in mean necrosis (pyknosis, karyorrhexis, karyolysis) of hepatic hepatocytes. It was verified with the results of the analysis that stated that the value of p <0.05 was <0.001, so that the administration of a combination of tea and extract of mango parasites could reduce necrosis (pycnosis, karyorrhea and karyolysis) in hepatocytes from the livers of hypertensive rats.
{"title":"Pengaruh ekstrak metanolik kombinasi benalu teh dan benalu mangga terhadap histopatologi hepar tikus model hipertensi (DOCA-Garam)","authors":"Arina Roikhana, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, Nurul Jadid Mubarakati","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p13","url":null,"abstract":"Hypertension is one of the leading causes of death in humans and is associated with cardiovascular disease. Hypertension can damage liver associated with Reactive Oxygen Species (ROS). Mango and tea parasites are useful as herbal medicines to maintain the health of the human body. This study aims to determine the effect of the methanolic extract of the combination of tea and mango parasites on the liver histopathology of hypertensive rats (DOCA-Salt), the experimental design used was a completely randomized design with 25 male wistar rats grouped into 5 treatments, namely control (-) = 0 mg/KgBW EMKBTBM, control (+) = 15 mg/KgBW DOCA-Salt, P1, P2, P3 respectively 50, 100, 200 mg/KgBW EMKBTBM. The data analysis used is a two-way ANOVA test, namely JAMOVI with version 1.1.9.0. The results of this study indicate that there is a highly significant difference (p-value) <0.05 in zones 1, 2 and 3 compared to all treatment groups and all treatment groups, that is, between the group of control (+) and control group (-), treatments 1, 2 and 3 were significantly different in mean necrosis (pyknosis, karyorrhexis, karyolysis) of hepatic hepatocytes. It was verified with the results of the analysis that stated that the value of p <0.05 was <0.001, so that the administration of a combination of tea and extract of mango parasites could reduce necrosis (pycnosis, karyorrhea and karyolysis) in hepatocytes from the livers of hypertensive rats.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49330989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p07
Nida Sopiah, Wahyu Irawati, Yantra Wijaya
Pestisida memegang peranan penting dalam membunuh hama, baik serangga, jamur maupun gulma. Penggunaan pestisida berbahan dasar aktif di lingkungan dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran. Penggunaan karbofuran dapat mengakibatkan pencemaran pada tanah, perairan, udara, dan juga kehidupan liar. Bioremediasi menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Bioremediasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan isolat bakteri indigen Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan optimal isolat bakteri resisten karbofuran, pengaruh penambahan berbagai konsentrasi karbofuran terhadap pertumbuhan isolat bakteri, serta kemampuannya dalam mendegradasi karbofuran. Bakteri indigen yang diteliti adalah isolat bakteri resisten karbofuran koleksi Pusat Teknologi Lingkungan (PTL). Pertumbuhan bakteri diukur menggunakan spektrofotometer panjang gelombang 600 nm. Konsentrasi karbofuran yang digunakan adalah 100, 500, dan 1000 ppm. Kemampuan degradasi karbofuran diukur menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai konsentrasi karbofuran mempengaruhi pertumbuhan isolat bakteri dengan cara menurunkan densitas sel. Pertumbuhan isolat R2, BN5.2 dan BN5.3 paling baik pada medium yang mengandung 500 ppm karbofuran sedangkan pertumbuhan isolat R1, R3.2, R3.3, BN2.3, BN5.1 dan C paling baik pada medium yang mengandung 1000 ppm. Isolat bakteri R2 dan R3.3 masing-masing dapat mendegradasi karbofuran sebesar 68,47% dan 66,68% selama tiga hari.
{"title":"Potensi bakteri indigen Indonesia dalam mendegradasi karbofuran","authors":"Nida Sopiah, Wahyu Irawati, Yantra Wijaya","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p07","url":null,"abstract":"Pestisida memegang peranan penting dalam membunuh hama, baik serangga, jamur maupun gulma. Penggunaan pestisida berbahan dasar aktif di lingkungan dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran. Penggunaan karbofuran dapat mengakibatkan pencemaran pada tanah, perairan, udara, dan juga kehidupan liar. Bioremediasi menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Bioremediasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan isolat bakteri indigen Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan optimal isolat bakteri resisten karbofuran, pengaruh penambahan berbagai konsentrasi karbofuran terhadap pertumbuhan isolat bakteri, serta kemampuannya dalam mendegradasi karbofuran. Bakteri indigen yang diteliti adalah isolat bakteri resisten karbofuran koleksi Pusat Teknologi Lingkungan (PTL). Pertumbuhan bakteri diukur menggunakan spektrofotometer panjang gelombang 600 nm. Konsentrasi karbofuran yang digunakan adalah 100, 500, dan 1000 ppm. Kemampuan degradasi karbofuran diukur menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai konsentrasi karbofuran mempengaruhi pertumbuhan isolat bakteri dengan cara menurunkan densitas sel. Pertumbuhan isolat R2, BN5.2 dan BN5.3 paling baik pada medium yang mengandung 500 ppm karbofuran sedangkan pertumbuhan isolat R1, R3.2, R3.3, BN2.3, BN5.1 dan C paling baik pada medium yang mengandung 1000 ppm. Isolat bakteri R2 dan R3.3 masing-masing dapat mendegradasi karbofuran sebesar 68,47% dan 66,68% selama tiga hari.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47658543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian keanekaragaman gastropoda telah dilakukan di Teluk Lembar yang terletak di sebelah barat daya Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini memiliki lingkungan yang unik, yang dicirikan oleh adanya hutan bakau, aktivitas domestik dan lalu lintas transportasi laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gastropoda di lokasi ini. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2017. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan dengan menggunakan Ekman grab dengan ukuran 12,5 x 20 cm, dari 11 stasiun yang ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan. Kualitas air yang terdiri dari suhu, substrat, kedalaman, pH air, salinitas, dan bahan organik, diukur sesuai lokasi stasiun pengambilan sampel. Data gastropoda yang diperoleh dianalisis untuk menentukan indeks kerapatan, keanekaragaman, dan dominasi. Spesies gastropoda berhasil diidentifikasi dari Teluk Lembar yang dikelompokkan menjadi 31 genus dan 21 famili. Clypeomorus purpurastoma, Pirenella asiatica dan Terebralia palustris merupakan spesies yang paling banyak ditemukan dengan jumlah masing-masing 16,76%, 13,8% dan 12,6%. Indeks kerapatan adalah 2.675 ind/m2. Komunitas gastropoda menunjukkan tingkat keanekaragaman yang sedang (H’=1.23) dengan tingkat dominasi yang rendah (D=0.09).
在位于南努沙龙目岛西侧的伦巴尔湾进行了一项腹足类多样性研究。该地区有着独特的环境,这是由烟雾森林、国内活动和海上运输产生的。这项研究旨在了解该地区腹足类的多样性。该研究于2017年7月至8月进行。根据环境条件确定,使用Ekman抓斗从11个站点采集12.5 x 20厘米的腹足类样本。水质由温度、基质、深度、pH水、盐度和有机物组成,根据采样站的位置进行测量。对所获得的腹足类数据进行分析,以确定繁殖、多样性和优势指数。该腹足纲物种是在伦巴尔湾发现的,分为21科31属。最常见的物种有灰蝶(Clypomorus purpurastoma)、亚洲灰蝶(Pirenella asiatica)和沼泽灰蝶(Terebralia palustris),分别占16.76%、13.8%和12.6%。密度指数为2675 ind/m2。腹足类群落表现出现有的多样性水平(H’=1.23)和较低的统治水平(D=0.09)。
{"title":"Keanekaragaman gastropoda di perairan Teluk Lembar, Nusa Tenggara Barat","authors":"Nyutriawan Arkan Hafish, Rahmat Kurniawan, Namastra Probosunu, Ratih Ida Adharini, Eko Setyobudi","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p05","url":null,"abstract":"Penelitian keanekaragaman gastropoda telah dilakukan di Teluk Lembar yang terletak di sebelah barat daya Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini memiliki lingkungan yang unik, yang dicirikan oleh adanya hutan bakau, aktivitas domestik dan lalu lintas transportasi laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gastropoda di lokasi ini. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2017. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan dengan menggunakan Ekman grab dengan ukuran 12,5 x 20 cm, dari 11 stasiun yang ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan. Kualitas air yang terdiri dari suhu, substrat, kedalaman, pH air, salinitas, dan bahan organik, diukur sesuai lokasi stasiun pengambilan sampel. Data gastropoda yang diperoleh dianalisis untuk menentukan indeks kerapatan, keanekaragaman, dan dominasi. Spesies gastropoda berhasil diidentifikasi dari Teluk Lembar yang dikelompokkan menjadi 31 genus dan 21 famili. Clypeomorus purpurastoma, Pirenella asiatica dan Terebralia palustris merupakan spesies yang paling banyak ditemukan dengan jumlah masing-masing 16,76%, 13,8% dan 12,6%. Indeks kerapatan adalah 2.675 ind/m2. Komunitas gastropoda menunjukkan tingkat keanekaragaman yang sedang (H’=1.23) dengan tingkat dominasi yang rendah (D=0.09).","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45189925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p11
Komang Kartika Indi Swari, Ketut Ginantra, Siti Fatimah Hanum
Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki beberapa koleksi pohon besar dan tua yang telah mengalami tanda-tanda kerusakan dan beresiko membahayakan keselamatan pengunjung. Pemeriksaan kesehatan pohon sangat penting untuk mencegah resiko pohon tumbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan pohon, serta hubungan antara kerusakan internal dan visual pohon di Kebun Raya Eka Karya Bali. Kriteria pohon sampel yaitu memiliki lingkar batang lebih dari 250 cm dan tumbuh di lokasi yang ramai aktivitas pengunjung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021-Januari 2022 di Kebun Raya Eka Karya Bali. Pemeriksaan visual pohon dengan Tree Risk Assesment Form yang dimodifikasi, sedangkan pemeriksaan internal dengan Arborsonic 3D Acoustic Tomograph. Data visual dan internal dilanjutkan dengan skoring, kemudian dilakukan uji korelasi Pearson pada hasil visual dan internal. Hasil pemeriksaan kesehatan pohon secara visual diperoleh 19% pohon beresiko tinggi, 73% pohon resiko sedang, dan 8% pohon resiko rendah. Pemeriksaan secara internal yaitu 65% pohon beresiko rendah, 27% pohon resiko sedang, dan 8% resiko tinggi. Jenis yang beresiko tinggi pada kedua hasil yaitu Prunus cerasoides pada petak XIII.B No. 17 dan petak XII.A No. 3. Kerusakan internal dan kerusakan visual pohon memiliki hubungan atau korelasi positif yang kuat dengan nilai korelasi 0,691.
Raya Eka Karya Bali花园有几棵大型老树,它们都有损坏的迹象,有危及游客安全的风险。树木健康检查对于防止树木倒下的风险非常重要。这项研究旨在了解这棵树的健康状况,以及这棵树在巴厘岛Raya Eka Karya的内部和视觉损伤之间的关系。样本树的标准是树脊超过250厘米,生长在游客活动频繁的地方。研究于2021年2月至2022年1月在巴厘岛的Eca Raya研讨会上进行。使用修改后的树木风险评估表对树木进行目视检查,同时使用Arborsonic 3D声学断层扫描进行内部检查。视觉和内部数据继续得分,然后对视觉和内部结果进行皮尔逊相关性检验。可视化树木健康检查的结果是19%的高风险树木、73%的现有风险树木和8%的低风险树木。内部检查是65%的低风险树木,27%有风险,8%有高风险。两个结果中的高风险物种均为第XII.B第17页和第XII.A第3页的樱桃属。树木的内部损伤和视觉损伤具有很强的正相关关系或相关性,相关值为0.691。
{"title":"Penilaian kesehatan visual dan internal pohon besar di Kebun Raya Eka Karya Bali","authors":"Komang Kartika Indi Swari, Ketut Ginantra, Siti Fatimah Hanum","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p11","url":null,"abstract":"Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki beberapa koleksi pohon besar dan tua yang telah mengalami tanda-tanda kerusakan dan beresiko membahayakan keselamatan pengunjung. Pemeriksaan kesehatan pohon sangat penting untuk mencegah resiko pohon tumbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan pohon, serta hubungan antara kerusakan internal dan visual pohon di Kebun Raya Eka Karya Bali. Kriteria pohon sampel yaitu memiliki lingkar batang lebih dari 250 cm dan tumbuh di lokasi yang ramai aktivitas pengunjung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021-Januari 2022 di Kebun Raya Eka Karya Bali. Pemeriksaan visual pohon dengan Tree Risk Assesment Form yang dimodifikasi, sedangkan pemeriksaan internal dengan Arborsonic 3D Acoustic Tomograph. Data visual dan internal dilanjutkan dengan skoring, kemudian dilakukan uji korelasi Pearson pada hasil visual dan internal. Hasil pemeriksaan kesehatan pohon secara visual diperoleh 19% pohon beresiko tinggi, 73% pohon resiko sedang, dan 8% pohon resiko rendah. Pemeriksaan secara internal yaitu 65% pohon beresiko rendah, 27% pohon resiko sedang, dan 8% resiko tinggi. Jenis yang beresiko tinggi pada kedua hasil yaitu Prunus cerasoides pada petak XIII.B No. 17 dan petak XII.A No. 3. Kerusakan internal dan kerusakan visual pohon memiliki hubungan atau korelasi positif yang kuat dengan nilai korelasi 0,691.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43193884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p02
Dwi Setyati, Desy Lutfianasari, Tria Ratnasari
Tumbuhan anggrek dikenal sebagai tumbuhan hias, selain itu juga berpotensi sebagai obat diantaranya adalah Dendrobium linearifolium Teijs & Binn., Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl., dan Vanda tricolor Lindl. Khasiat obat pada tumbuhan adalah karena adanya metabolit sekunder, antara lain alkaloid dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan alkaloid dan flavonoid pada tiga spesies anggrek berpotensi obat dari kawasan Gunung Gumitir Kabupaten Jember. Sampel ketiga spesies anggrek dipisahkan antara batang, pseudobulb dan daunnya kemudian dikeringanginkan dan dihaluskan sampai mendapat serbuk. Serbuk anggrek di ekstraksi dan diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri. Rata- rata kandungan alkaloid dan flavonoid tertinggi terdapat pada daun. Kandungan alkaloid tiga tertinggi berturut-turut adalah daun Dendrobium linearifolium Teijsm. & Binn. (43,84 mgBE/g), pseudobulb dan daun Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl. (21,91 mgBE/g) dan (18,01 mgBE/g, sedang terendah daun Vanda tricolor Lindl (9,35 mgBE/g). Kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada daun Dendrobium linearifolium Teijsm. & Binn. (219,59 mgQE/g) diikuti daun Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl. (132,21 mgQE/g) dan daun Vanda tricolor Lindl. (122,69 mgQE/g) dan terendah batang Dendrobium linearifolium Teijs & Binn (56,26 mgQE/g).
{"title":"Kandungan alkaloid dan flavonoid tiga spesies anggrek berpotensi obat dari Kawasan Gunung Gumitir Kabupaten Jember","authors":"Dwi Setyati, Desy Lutfianasari, Tria Ratnasari","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p02","url":null,"abstract":"Tumbuhan anggrek dikenal sebagai tumbuhan hias, selain itu juga berpotensi sebagai obat diantaranya adalah Dendrobium linearifolium Teijs & Binn., Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl., dan Vanda tricolor Lindl. Khasiat obat pada tumbuhan adalah karena adanya metabolit sekunder, antara lain alkaloid dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan alkaloid dan flavonoid pada tiga spesies anggrek berpotensi obat dari kawasan Gunung Gumitir Kabupaten Jember. Sampel ketiga spesies anggrek dipisahkan antara batang, pseudobulb dan daunnya kemudian dikeringanginkan dan dihaluskan sampai mendapat serbuk. Serbuk anggrek di ekstraksi dan diuji secara kuantitatif dengan spektrofotometri. Rata- rata kandungan alkaloid dan flavonoid tertinggi terdapat pada daun. Kandungan alkaloid tiga tertinggi berturut-turut adalah daun Dendrobium linearifolium Teijsm. & Binn. (43,84 mgBE/g), pseudobulb dan daun Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl. (21,91 mgBE/g) dan (18,01 mgBE/g, sedang terendah daun Vanda tricolor Lindl (9,35 mgBE/g). Kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada daun Dendrobium linearifolium Teijsm. & Binn. (219,59 mgQE/g) diikuti daun Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl. (132,21 mgQE/g) dan daun Vanda tricolor Lindl. (122,69 mgQE/g) dan terendah batang Dendrobium linearifolium Teijs & Binn (56,26 mgQE/g).","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43334879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p09
N. Sofiyanti, Fitmawati Fitmawati, Mayta Novaliza Isda, Asri Ria Lestari
Ridan (Nephelium maingayi) merupakan salah satu anggota famili Sapindaceae yang tersebar di Provinsi Riau, namun tidak banyak dibudi dayakan karena buah yang berukuran kecil dan agak masam. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik histokimia daun ridan. Senyawa metabolit yang diuji adalah tannin, flavonoid, alkaloid serta lipid. Sampel yang digunakan adalah daun ridan yang sudah dewasa. Irisan sampel dilakukan menggunakan hand microtome, dan selanjutnya diuji dengan larutan FeCl3 (tannin), NaOH (flavonoid), Wagner (alkaloid) dan Sudan III (lipid). Sampel diamati dan didokumentasikan menggunakan mikroskop digital. Uji histokimia menunjukan bahwa bagian daun ridan (N. maingayi) pada umumnya mengandung tannin, alkaloid, lipid dan flavonoid. Uji lipid menunjukan hasil negatif pada jaringan kortek dan empulur tangkai anak daun, serta pada jaringan empulur ibu tangkai daun. Hasil kajian ini memberikan informasi tambahan pada kajian histokimia anggota dari marga Nephelium.
{"title":"Karakteristik histokimia daun Ridan (Nephelium maingayi Hiern – Sapindaceae) dari Provinsi Riau","authors":"N. Sofiyanti, Fitmawati Fitmawati, Mayta Novaliza Isda, Asri Ria Lestari","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p09","url":null,"abstract":"Ridan (Nephelium maingayi) merupakan salah satu anggota famili Sapindaceae yang tersebar di Provinsi Riau, namun tidak banyak dibudi dayakan karena buah yang berukuran kecil dan agak masam. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik histokimia daun ridan. Senyawa metabolit yang diuji adalah tannin, flavonoid, alkaloid serta lipid. Sampel yang digunakan adalah daun ridan yang sudah dewasa. Irisan sampel dilakukan menggunakan hand microtome, dan selanjutnya diuji dengan larutan FeCl3 (tannin), NaOH (flavonoid), Wagner (alkaloid) dan Sudan III (lipid). Sampel diamati dan didokumentasikan menggunakan mikroskop digital. Uji histokimia menunjukan bahwa bagian daun ridan (N. maingayi) pada umumnya mengandung tannin, alkaloid, lipid dan flavonoid. Uji lipid menunjukan hasil negatif pada jaringan kortek dan empulur tangkai anak daun, serta pada jaringan empulur ibu tangkai daun. Hasil kajian ini memberikan informasi tambahan pada kajian histokimia anggota dari marga Nephelium.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44128489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p01
Agung Kurniawan, Sin Yeng Wong
Studi masa berbunga dan berbuah Sauromatum horsfieldii Miq. (Araceae) di habitat alaminya adalah observasi biologi bunga Araceae pertama yang dilakukan di Bali. Studi awal ini bertujuan untuk mengetahui masa berbunga dan berbuah S. horsfieldii yang hidup secara alami di area Kebun Raya “Eka Karya” Bali - LIPI. Hasil observasi memperlihatkan bahwa durasi berbunga S. horsfieldii memerlukan waktu >16 hari, sementara durasi berbuah memakan waktu ±60 hari. Satu siklus masa matang (anthesis) bunga betina dan jantan berlangsung selama ±72 jam. Bunga betina lebih dahulu mengalami anthesis dibandingkan dengan bunga jantan. Serangga diduga merupakan hewan penyerbuk yang membantu keberhasilan proses penyerbukan bunga.
{"title":"Studi awal masa berbunga dan berbuah Sauromatum horsfieldii Miq. (Araceae) di Pulau Bali","authors":"Agung Kurniawan, Sin Yeng Wong","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p01","url":null,"abstract":"Studi masa berbunga dan berbuah Sauromatum horsfieldii Miq. (Araceae) di habitat alaminya adalah observasi biologi bunga Araceae pertama yang dilakukan di Bali. Studi awal ini bertujuan untuk mengetahui masa berbunga dan berbuah S. horsfieldii yang hidup secara alami di area Kebun Raya “Eka Karya” Bali - LIPI. Hasil observasi memperlihatkan bahwa durasi berbunga S. horsfieldii memerlukan waktu >16 hari, sementara durasi berbuah memakan waktu ±60 hari. Satu siklus masa matang (anthesis) bunga betina dan jantan berlangsung selama ±72 jam. Bunga betina lebih dahulu mengalami anthesis dibandingkan dengan bunga jantan. Serangga diduga merupakan hewan penyerbuk yang membantu keberhasilan proses penyerbukan bunga.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48367262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p04
Nim. Yuliatiningsih, Ida Bagus Gede Darmayasa, M. R. Defiani
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan upaya perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan yang optimal dan ramah lingkungan. Air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai POC yang dikombinasikan dengan molase dan mikroba pelarut fosfat (MPF). Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi pemanfaatan formulasi POC terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dan menentukan perbandingan yang tepat antara air cucian beras dan molase dengan penambahan konsorsium MPF dalam memformulasi POC. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 ulangan. Perlakuan ada 7 yaitu Y1 = Kontrol I (tanpa perlakuan); Y2 = Kontrol II (POC komersial); Y3 = 5% air cucian beras + 5% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y4 = 10% air cucian beras + 10% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y5 = 15% air cucian beras + 15% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y6 = 20% air cucian beras + 20% molase + 10 mL konsorsium MPF; dan Y7 = 25% air cucian beras + 25% molase + 10 mL konsorsium MPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan Y7 memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dibandingkan dengan pemberian perlakuan formulasi POC lainnya.
{"title":"Pengaruh formulasi pupuk cair berbasis limbah organik dan penambahan konsorsium mikroba pelarut fosfat terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)","authors":"Nim. Yuliatiningsih, Ida Bagus Gede Darmayasa, M. R. Defiani","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p04","url":null,"abstract":"Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan upaya perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan yang optimal dan ramah lingkungan. Air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai POC yang dikombinasikan dengan molase dan mikroba pelarut fosfat (MPF). Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi pemanfaatan formulasi POC terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dan menentukan perbandingan yang tepat antara air cucian beras dan molase dengan penambahan konsorsium MPF dalam memformulasi POC. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 ulangan. Perlakuan ada 7 yaitu Y1 = Kontrol I (tanpa perlakuan); Y2 = Kontrol II (POC komersial); Y3 = 5% air cucian beras + 5% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y4 = 10% air cucian beras + 10% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y5 = 15% air cucian beras + 15% molase + 10 mL konsorsium MPF; Y6 = 20% air cucian beras + 20% molase + 10 mL konsorsium MPF; dan Y7 = 25% air cucian beras + 25% molase + 10 mL konsorsium MPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan Y7 memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dibandingkan dengan pemberian perlakuan formulasi POC lainnya.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44621867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p06
Nur Mufida, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, Nurul Jadid Mubarakati
Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan karena terjadi peningkatan prevalensi setiap tahunnya adalah penyakit hipertensi. Tingginya ROS (Reactive Oxygen Species) dalam tubuh akan meningkatkan pembentukan radikal bebas berlebih dan membuat antioksidan endogen SOD (Superoxide dismutase) terpakai secara berlebih sehingga menjadi penyebab munculnya penyakit hipertensi. Tanaman herbal benalu teh dan benalu mangga merupakan tumbuhan yang memiliki potensi sebagai pencegahan hipertensi dengan meningkatkan aktivitas SOD dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemaparan ekstrak metanol kombinasi benalu teh dan benalu mangga (EMKBTBM) terhadap peningkatan kadar SOD serum pada tikus hipertensi yang diinduksi DOCA-Garam menggunakan model preventif. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan hewan uji berjumlah 25 ekor tikus wistar jantan yang terbagi menjadi 5 kelompok dan terdapat 5 ekor tikus pada setiap kelompok, yaitu kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), dan kelompok dengan perlakuan pemaparan EMKBTBM (P1) dosis 50 mg/kgBB, (P2) dosis 100 mg/kgBB, dan (P3) dosis 200 mg/kgBB. Didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemaparan EMKBTBM berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas SOD serum pada tikus hipertensi dengan perbedaan yang signifikan pada nilai reratanya antar semua kelompok dengan nilai p <0,05. Efektivitas pengaruh pemaparan benalu teh dan benalu mangga dikendalikan oleh EMKBTBM dosis 100 mg/KgBB yang merupakan dosis efektif dalam meningkatkan kadar SOD serum tikus model hipertensi DOCA-Garam.
{"title":"Paparan benalu (teh dan mangga) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) serum tikus hipertensi model preventif","authors":"Nur Mufida, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, Nurul Jadid Mubarakati","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p06","url":null,"abstract":"Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan karena terjadi peningkatan prevalensi setiap tahunnya adalah penyakit hipertensi. Tingginya ROS (Reactive Oxygen Species) dalam tubuh akan meningkatkan pembentukan radikal bebas berlebih dan membuat antioksidan endogen SOD (Superoxide dismutase) terpakai secara berlebih sehingga menjadi penyebab munculnya penyakit hipertensi. Tanaman herbal benalu teh dan benalu mangga merupakan tumbuhan yang memiliki potensi sebagai pencegahan hipertensi dengan meningkatkan aktivitas SOD dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemaparan ekstrak metanol kombinasi benalu teh dan benalu mangga (EMKBTBM) terhadap peningkatan kadar SOD serum pada tikus hipertensi yang diinduksi DOCA-Garam menggunakan model preventif. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan hewan uji berjumlah 25 ekor tikus wistar jantan yang terbagi menjadi 5 kelompok dan terdapat 5 ekor tikus pada setiap kelompok, yaitu kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), dan kelompok dengan perlakuan pemaparan EMKBTBM (P1) dosis 50 mg/kgBB, (P2) dosis 100 mg/kgBB, dan (P3) dosis 200 mg/kgBB. Didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemaparan EMKBTBM berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas SOD serum pada tikus hipertensi dengan perbedaan yang signifikan pada nilai reratanya antar semua kelompok dengan nilai p <0,05. Efektivitas pengaruh pemaparan benalu teh dan benalu mangga dikendalikan oleh EMKBTBM dosis 100 mg/KgBB yang merupakan dosis efektif dalam meningkatkan kadar SOD serum tikus model hipertensi DOCA-Garam.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45757548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p08
Cakra Diarsa, I. K. Junitha, I. K. Sundra
Dekomposisi bangkai terjadi segera setelah organisme mati mulai dari dekomposisi tingkat jaringan hingga tingkat molekuler. Laju dekomposisi bangkai hewan yang dikubur dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi dari media yang digunakan mengubur bangkai. Faktor fisik berupa struktur, porositas, dan kelembaban dari media. Faktor kimia berupa pH, konsentrasi natrium, nutrien, dan oksigen yang terkandung pada media penguburan. Faktor biologi berupa jumlah dan komposisi dari koloni bakteri, invertebrata, dan flora yang hidup pada media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan kecepatan dekomposisi bangkai pada media penguburan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bangkai mencit sebanyak 36 ekor yang dikuburkan pada tiga media berbeda yaitu tanah humus, pasir pantai, dan tanah kapur di dalam toples plastik. Masing-masing sebanyak 12 toples diisi dengan media yang sama sebagai ulangan. Bangkai mencit diamati selama 28 hari dimana tiap tujuh hari dilakukan penimbangan terhadap berat bangkai mencit dengan timbangan digital dan kondisi fisik dari bangkai mencit dicatat dan diskoring. Laju dekomposisi bangkai mencit ditunjukkan dari perbedaan rata-rata penurunan berat bangkai mencit (%) tiap minggu pada masing-masing media. Metode analisis data dilakukan dengan uji ANOVA. Hasil dari penelitian didapatkan adanya perbedaan penurunan berat dan nilai skor kondisi fisik bangkai mencit pada tiap media penguburan. Kesimpulan penelitian ini adalah waktu dan perbedaan media penguburan berpengaruh pada penurunan berat dan nilai skoring kondisi fisik bangkai mencit.
{"title":"Laju dekomposisi bangkai mencit (Mus musculus) yang dikubur selama empat minggu pada media tanah humus, kapur, dan pasir pantai","authors":"Cakra Diarsa, I. K. Junitha, I. K. Sundra","doi":"10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2022.v26.i01.p08","url":null,"abstract":"Dekomposisi bangkai terjadi segera setelah organisme mati mulai dari dekomposisi tingkat jaringan hingga tingkat molekuler. Laju dekomposisi bangkai hewan yang dikubur dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi dari media yang digunakan mengubur bangkai. Faktor fisik berupa struktur, porositas, dan kelembaban dari media. Faktor kimia berupa pH, konsentrasi natrium, nutrien, dan oksigen yang terkandung pada media penguburan. Faktor biologi berupa jumlah dan komposisi dari koloni bakteri, invertebrata, dan flora yang hidup pada media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan kecepatan dekomposisi bangkai pada media penguburan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bangkai mencit sebanyak 36 ekor yang dikuburkan pada tiga media berbeda yaitu tanah humus, pasir pantai, dan tanah kapur di dalam toples plastik. Masing-masing sebanyak 12 toples diisi dengan media yang sama sebagai ulangan. Bangkai mencit diamati selama 28 hari dimana tiap tujuh hari dilakukan penimbangan terhadap berat bangkai mencit dengan timbangan digital dan kondisi fisik dari bangkai mencit dicatat dan diskoring. Laju dekomposisi bangkai mencit ditunjukkan dari perbedaan rata-rata penurunan berat bangkai mencit (%) tiap minggu pada masing-masing media. Metode analisis data dilakukan dengan uji ANOVA. Hasil dari penelitian didapatkan adanya perbedaan penurunan berat dan nilai skor kondisi fisik bangkai mencit pada tiap media penguburan. Kesimpulan penelitian ini adalah waktu dan perbedaan media penguburan berpengaruh pada penurunan berat dan nilai skoring kondisi fisik bangkai mencit.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47766773","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}