Pub Date : 2022-10-28DOI: 10.33795/eltek.v20i2.361
Muhammad Syaeful Fajar, Kumala Mahda
ABSTRAK Secara alami radiasi hadir di lingkungan kita. Dalam kehidupan manusia, berdasarkan evolusi lingkungan, terdapat tingkat radiasi ionizing yang signifikan. Radiasi alfa dan beta merupakan jenis radiasi yang banyak ditemukan di sekitar. Manusia yang terpapar radiasi jenis beta mungkin memberikan beberapa risiko kesehatan eksternal untuk tubuhnya. Pengolahan limbah B3 pada rumah sakit sebagai peningkatan limbah berbahaya infeksius yang disebabkan oleh pandemi dikaitkan dengan risiko penularan virus. Pengembangan alat yang dapat menghitung tingkat radiasi dalam suatu ruangan pengelolaan limbah B3 bisa menjadi inovasi yang memungkinkan pengguna dapat mengawasi tingkat radiasi untuk menekan dampak radiasi bagi manusia. Untuk menjembatani kendala yang ada, maka penelitian ini merancang sebuah alat ukur radiasi menggunakan Geiger-Muller Counter berbantuan mikrokontroler Arduino untuk mengatasi masalah B3 yang ada di rumah sakit. Modul ini dirancang untuk membantu petugas pengolah limbah agar dapat melindungi diri dari paparan radiasi yang melebihi dosis radiasi. Modul geiger-muller terdiri dari Arduino uno sebagai peralatan kontrol dan LCD Nokia 5110 sebagai display hasil pengukuran. Modul Geiger-muller terdapat tabung Geiger M4011, mikrokontroler Arduino uno dan LCD Nokia 5110. Modul Geiger-Muller berhasil diujikan dengan ion chamber yang mengandung material radioaktif. Modul Geiger-Muller memberikan respon berupa suara/alarm dan tanda LED menyala berkedip Ketika mendeteksi peningkatan intensitas radiasi di sekitar tabung Geiger M4011. ABSTRACT Radiation is naturally present in our environment. In human life, based on the evolution of the environment, there is a significant level of ionizing radiation. Alpha and beta radiation are types of radiation that are commonly found around. Humans who are exposed to beta-type radiation may present some external health risks to their bodies. B3 waste treatment in hospitals as an increase in infectious hazardous waste caused by a pandemic is associated with the risk of virus transmission. The development of a tool that can calculate radiation levels in a B3 waste management room can be an innovation that allows users to monitor radiation levels to reduce the impact of radiation on humans. To bridge the existing obstacles, this study designed a radiation measuring instrument using the Geiger-Muller Counter assisted by an Arduino microcontroller to overcome the B3 problem in the hospital. The design of this module is designed to help waste treatment workers to protect themselves from radiation exposure that exceeds the radiation dose. The geiger-muller module consists of an Arduino uno as a control device and a Nokia 5110 LCD as a display of measurement results. The Geiger-Muller module contains a Geiger M4011 tube, an Arduino uno microcontroller and a Nokia 5110 LCD. The Geiger-Muller module has been successfully tested with an ion chamber containing radioactive material. The Geiger-Muller module responds
{"title":"Pemanfaatan modul Geiger-Muller untuk mendeteksi radiasi pada pengolahan imbah B3 rumah sakit","authors":"Muhammad Syaeful Fajar, Kumala Mahda","doi":"10.33795/eltek.v20i2.361","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.361","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Secara alami radiasi hadir di lingkungan kita. Dalam kehidupan manusia, berdasarkan evolusi lingkungan, terdapat tingkat radiasi ionizing yang signifikan. Radiasi alfa dan beta merupakan jenis radiasi yang banyak ditemukan di sekitar. Manusia yang terpapar radiasi jenis beta mungkin memberikan beberapa risiko kesehatan eksternal untuk tubuhnya. Pengolahan limbah B3 pada rumah sakit sebagai peningkatan limbah berbahaya infeksius yang disebabkan oleh pandemi dikaitkan dengan risiko penularan virus. Pengembangan alat yang dapat menghitung tingkat radiasi dalam suatu ruangan pengelolaan limbah B3 bisa menjadi inovasi yang memungkinkan pengguna dapat mengawasi tingkat radiasi untuk menekan dampak radiasi bagi manusia. Untuk menjembatani kendala yang ada, maka penelitian ini merancang sebuah alat ukur radiasi menggunakan Geiger-Muller Counter berbantuan mikrokontroler Arduino untuk mengatasi masalah B3 yang ada di rumah sakit. Modul ini dirancang untuk membantu petugas pengolah limbah agar dapat melindungi diri dari paparan radiasi yang melebihi dosis radiasi. Modul geiger-muller terdiri dari Arduino uno sebagai peralatan kontrol dan LCD Nokia 5110 sebagai display hasil pengukuran. Modul Geiger-muller terdapat tabung Geiger M4011, mikrokontroler Arduino uno dan LCD Nokia 5110. Modul Geiger-Muller berhasil diujikan dengan ion chamber yang mengandung material radioaktif. Modul Geiger-Muller memberikan respon berupa suara/alarm dan tanda LED menyala berkedip Ketika mendeteksi peningkatan intensitas radiasi di sekitar tabung Geiger M4011. \u0000ABSTRACT \u0000Radiation is naturally present in our environment. In human life, based on the evolution of the environment, there is a significant level of ionizing radiation. Alpha and beta radiation are types of radiation that are commonly found around. Humans who are exposed to beta-type radiation may present some external health risks to their bodies. B3 waste treatment in hospitals as an increase in infectious hazardous waste caused by a pandemic is associated with the risk of virus transmission. The development of a tool that can calculate radiation levels in a B3 waste management room can be an innovation that allows users to monitor radiation levels to reduce the impact of radiation on humans. To bridge the existing obstacles, this study designed a radiation measuring instrument using the Geiger-Muller Counter assisted by an Arduino microcontroller to overcome the B3 problem in the hospital. The design of this module is designed to help waste treatment workers to protect themselves from radiation exposure that exceeds the radiation dose. The geiger-muller module consists of an Arduino uno as a control device and a Nokia 5110 LCD as a display of measurement results. The Geiger-Muller module contains a Geiger M4011 tube, an Arduino uno microcontroller and a Nokia 5110 LCD. The Geiger-Muller module has been successfully tested with an ion chamber containing radioactive material. The Geiger-Muller module responds","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47785685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Untuk menunjang lahan pertanian yang subur, diperlukan proses penyiraman agar kadar air dalam tanah tetap terjaga. Kegiatan penyiraman yang dilakukan secara manual membutuhkan banyak energi. Selain itu kadar air yang diberikan dengan penyiraman manual tidak dapat terukur secara akurat. Dalam makalah ini, kami mengusulkan penyiraman otomatis dengan robot kartesian tiga aksis untuk lahan dengan ukuran 3 meter x 1.5 meter dengan 171 titik tanam. Kontrol penyiraman berbasis fuzzy agar kadar air yang diberikan bisa akurat. Sebelum penyiraman, rata-rata kelembapan tanah pada lahan tersebut adalah 45.28% dengan nilai minimal 40%, nilai maksimal 50%. Target kelembapan tanah untuk setiap titik adalah 60%. Robot dapat menyiram seluruh titik tanam tanpa campur tangan manusia. Nilai kadar air rata-rata penyiraman adalah 62.10%, dengan nilai minimal 60%, nilai maksimal 65%. To support fertile agricultural land, a watering process is needed so that the water content in the soil is maintained. Watering activities carried out manually require a lot of energy. In addition, the water content given by manual watering cannot be measured accurately. In this paper, we propose automatic watering with a three-axis Cartesian robot for land with a size of 3 meters x 1.5 meters with 171 planting points. Fuzzy based watering control so that the water content given can be accurate. Before watering, the average soil moisture on the land was 45.28% with a minimum value of 40%, a maximum value of 50%. The target soil moisture for each point is 60%. The robot can water the entire planting point without human intervention. The average water content value of watering is 62.10%, with a minimum value of 60%, a maximum value of 65%. In addition, also compared with the application error with the fuzzy method with the on-off method, the fuzzy method is able to produce more accurate watering with an average error rate of 2.10%, while the on-off method has an average error of 5.32% against the soil moisture target. The fuzzy method is also more time efficient in watering, which is 7 seconds to 8 seconds, while the on-off method requires a watering time of 10 seconds to 15 seconds
{"title":"Rancang bangun robot kartesian tiga axis untuk penyiraman tanaman yang akurat dan efisien","authors":"Ni’am Tamami, Hendhi Hermawan, Nofria Hanafi, Madyono Madyono","doi":"10.33795/eltek.v20i2.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.351","url":null,"abstract":"Untuk menunjang lahan pertanian yang subur, diperlukan proses penyiraman agar kadar air dalam tanah tetap terjaga. Kegiatan penyiraman yang dilakukan secara manual membutuhkan banyak energi. Selain itu kadar air yang diberikan dengan penyiraman manual tidak dapat terukur secara akurat. Dalam makalah ini, kami mengusulkan penyiraman otomatis dengan robot kartesian tiga aksis untuk lahan dengan ukuran 3 meter x 1.5 meter dengan 171 titik tanam. Kontrol penyiraman berbasis fuzzy agar kadar air yang diberikan bisa akurat. Sebelum penyiraman, rata-rata kelembapan tanah pada lahan tersebut adalah 45.28% dengan nilai minimal 40%, nilai maksimal 50%. Target kelembapan tanah untuk setiap titik adalah 60%. Robot dapat menyiram seluruh titik tanam tanpa campur tangan manusia. Nilai kadar air rata-rata penyiraman adalah 62.10%, dengan nilai minimal 60%, nilai maksimal 65%. \u0000 \u0000To support fertile agricultural land, a watering process is needed so that the water content in the soil is maintained. Watering activities carried out manually require a lot of energy. In addition, the water content given by manual watering cannot be measured accurately. In this paper, we propose automatic watering with a three-axis Cartesian robot for land with a size of 3 meters x 1.5 meters with 171 planting points. Fuzzy based watering control so that the water content given can be accurate. Before watering, the average soil moisture on the land was 45.28% with a minimum value of 40%, a maximum value of 50%. The target soil moisture for each point is 60%. The robot can water the entire planting point without human intervention. The average water content value of watering is 62.10%, with a minimum value of 60%, a maximum value of 65%. In addition, also compared with the application error with the fuzzy method with the on-off method, the fuzzy method is able to produce more accurate watering with an average error rate of 2.10%, while the on-off method has an average error of 5.32% against the soil moisture target. The fuzzy method is also more time efficient in watering, which is 7 seconds to 8 seconds, while the on-off method requires a watering time of 10 seconds to 15 seconds","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45565282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-28DOI: 10.33795/eltek.v20i2.360
Abdul Rasyid, Nugroho Suharto, Adzikirani Adzikirani
Abstrak Pada proses pemesanan makanan di pujasera terkadang terdapat beberapa kesulitan yang menyebabkan terhambatnya proses pengantaran makanan diantaranya adalah sulitnya mengidentifikasi pelanggan yang memesan, dimana letak posisi pemesan, dan lamanya proses yang terjadi. Pada proses pemesanan, makanan menggunakan sistem konvensional, pelayan harus meneriakan nama pemesan untuk mencari tempat pemesan. Pada sistem pemesanan pujasera sendiri terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari pemilihan kedai, pemesanan minuman atau makanan sampai makanan telah siap disajikan. Pada penelitian ini dibuat suatu sistem pemesanan pintar pujasera menggunakan QR code dan aplikasi android. Untuk pemesanan pelanggan harus memindai QR code dan kemudian memilih kedai, makanan dan minuman yang akan dipesan. Setelah dibayar, data pemesanan berupa makanan, minuman, nama pelanggan dan nomor meja akan dikirimkan ke masing-masing kedai untuk di proses dan setelah pesanan selesai disiapkan, sistem akan mengirimkan notifikasi ke pelayan agar pesanan segera diantar oleh pelayan ke pemesan. Sistem yang dibuat menggunakan software pendukung yaitu kodular. Untuk mendeteksi pesanan yang sudah disiapkan menggunakan sensor hc-SR04, modul wifi esp8266, dan buzzer. Selanjutnya akan dikirimkan ke database firebase dan akan di tampilkan pada aplikasi web di kasir. Abstract In ordering food at food courts, sometimes some difficulties cause too many delays in the food delivery process. Among them is the problem of identifying the customer who collected, the position of the orderer, and the length of the process. For example, in ordering food using a conventional system, the waiter must shout the customer's name to find a place to call. The food court ordering system consists of several stages, from choosing a shop to ordering drinks or food until the food is ready to be served. This study created an intelligent food court ordering system using a QR code and an android application. For customer orders, they must scan the QR code and select the shop, food and drink to be ordered. After being paid, the collected data in the form of food, drinks, customer names and table numbers will be sent to each shop to be processed and after the order has been prepared, the system will send a notification to the waiter so that the waiter immediately delivers the order to the customer. The system is made using supporting software, namely modular. To detect orders that have been prepared using the HC-SR04 sensor, esp8266 wifi module, and buzzer. The order and notification will then be sent to the firebase database and displayed on the web application at the checkout.
从包包食品的订单过程中,有时会有一些困难,导致食品分发过程的中断,其中包括很难识别订购的客户,他们的位置在哪里,以及订单的持续时间。在预订过程中,使用传统系统的食品,服务员必须高呼订单名来定位苗圃。餐单系统包括几个步骤,从餐厅的选择,饮料或食物的预订,直到食物准备好。在这项研究中,使用QR代码和android应用程序创建了一个智能点菜系统。顾客必须扫描QR代码,然后选择酒馆、食物和饮料。一旦付款,订购的食物、饮料、顾客姓名和柜台号码的数据将被发送到每个商店进行处理,一旦订单准备好,系统将向服务员发送通知,让订单立即由服务员发送到预订。创建的系统使用支持软件是codular。使用hc-SR04传感器、esp8266 wifi模块和蜂鸣器检测预先准备好的订单。接下来,它将被发送到firebase数据库,并将显示在收银机的web应用程序上。在食物供应中腐烂,有时会有一些困难,因为在食品加工中延误太多。它们是识别客户、订单的位置和程序的问题。例如,在使用一个预约系统的食品中,服务员必须高呼顾客的名字,以找到一个可以打电话的地方。食品法庭或食品公司的监管制度从挑选商店到饮料或食物,直到食物准备好服务。这项研究使用的是智能食物法庭规定系统使用的是QR代码和android应用程序。对于客户订单,他们必须扫描QR代码并选择商会,食品和饮料被裁量。身为死后付,食品,喝之境collected数据表格,客户名字和桌数字将发送到每一家to be processed和《已经准备的命令,之后系统会发送一个通知小组去《服务员服务员那immediately delivers《订单》的客户。系统已经使用了软件支持系统,namely模块化。检测使用HC-SR04传感器、esp8266 wifi模块和蜂鸣器设置的订单。然后,订单和通知将被发送到火基地数据库,并在退赛中发布在web应用程序上。
{"title":"Sistem pemesanan pintar di Pujasera menggunakan QR code dan smartphone","authors":"Abdul Rasyid, Nugroho Suharto, Adzikirani Adzikirani","doi":"10.33795/eltek.v20i2.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.360","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pada proses pemesanan makanan di pujasera terkadang terdapat beberapa kesulitan yang menyebabkan terhambatnya proses pengantaran makanan diantaranya adalah sulitnya mengidentifikasi pelanggan yang memesan, dimana letak posisi pemesan, dan lamanya proses yang terjadi. Pada proses pemesanan, makanan menggunakan sistem konvensional, pelayan harus meneriakan nama pemesan untuk mencari tempat pemesan. Pada sistem pemesanan pujasera sendiri terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari pemilihan kedai, pemesanan minuman atau makanan sampai makanan telah siap disajikan. Pada penelitian ini dibuat suatu sistem pemesanan pintar pujasera menggunakan QR code dan aplikasi android. Untuk pemesanan pelanggan harus memindai QR code dan kemudian memilih kedai, makanan dan minuman yang akan dipesan. Setelah dibayar, data pemesanan berupa makanan, minuman, nama pelanggan dan nomor meja akan dikirimkan ke masing-masing kedai untuk di proses dan setelah pesanan selesai disiapkan, sistem akan mengirimkan notifikasi ke pelayan agar pesanan segera diantar oleh pelayan ke pemesan. Sistem yang dibuat menggunakan software pendukung yaitu kodular. Untuk mendeteksi pesanan yang sudah disiapkan menggunakan sensor hc-SR04, modul wifi esp8266, dan buzzer. Selanjutnya akan dikirimkan ke database firebase dan akan di tampilkan pada aplikasi web di kasir. \u0000Abstract \u0000In ordering food at food courts, sometimes some difficulties cause too many delays in the food delivery process. Among them is the problem of identifying the customer who collected, the position of the orderer, and the length of the process. For example, in ordering food using a conventional system, the waiter must shout the customer's name to find a place to call. The food court ordering system consists of several stages, from choosing a shop to ordering drinks or food until the food is ready to be served. This study created an intelligent food court ordering system using a QR code and an android application. For customer orders, they must scan the QR code and select the shop, food and drink to be ordered. After being paid, the collected data in the form of food, drinks, customer names and table numbers will be sent to each shop to be processed and after the order has been prepared, the system will send a notification to the waiter so that the waiter immediately delivers the order to the customer. The system is made using supporting software, namely modular. To detect orders that have been prepared using the HC-SR04 sensor, esp8266 wifi module, and buzzer. The order and notification will then be sent to the firebase database and displayed on the web application at the checkout.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44671343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-28DOI: 10.33795/eltek.v20i2.358
D. Kharisma, S. Sulistyowati, Slamet Nurhadi
Penyediaan energi listrik dengan yang kontinuitas penyaluran energi yang terjamin, dan kualitas tegangan yang baik sesuai dengan kebutuhan dunia industri perlu diperhatikan. Pengaturan tegangan (regulator tegangan) mutlak perlu dilakukan karena pengaruh tegangan input dari PLN selaku penyedia energi listrik yang fluktuatif, dan pengaruh perubahan beban yang berubah-ubah pada sisi konsumen. Adanya faktor diatas, penyesesuaian tegangan dengan cara melakukan perpindahan tap perbandingan kumparan dengan peralatan OLTC (On Load Tap Changer). Meningkatkan kinerja operasional dari on load tap changer dengan mengoptimalkan lagi program perawatan dan perbaikan (maintenance) yang terjadwal. Dengan maintenance yang terjadwal, dan memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap OLTC, diharapkan dapat memperkecil jumlah perpindahan on load tap changer transformator, sehingga didapatkan life time yang lebih lama dalam artian life time dari kontak OLTC sebesar 100.000 untuk preventive maintenance, dan 500.000 untuk overhoule maintenance dapat dilampaui dengan waktu yang lebih lama, tanpa mengangu kehandalan serta fungsi dari peralatan itu sendiri. It is necessary to pay attention to the supply of electrical energy with guaranteed continuity of energy distribution, and good voltage quality in accordance with the needs of the industrial world. Voltage regulation (voltage regulator) absolutely needs to be done because of the influence of the input voltage from PLN as a provider of fluctuating electrical energy, and the influence of changing load changes on the consumer side. The existence of the above factors, voltage adjustment by changing the coil comparison tap with OLTC (On Load Tap Changer) equipment. The method used is by analyzing changes in load patterns, fluctuations in input voltage, and overall maintenance of power transformers. In accordance with the estimated life time of the transformer OLTC, the obtained life time is around 80 months and 25 days (6 years, 6 months, 25 days). And after the 80 months and 25 days have passed, the transformer and the on load tap changer device should be thoroughly serviced. When compared with manual tap changer operations, it can save up to 4 times the displacement of the tap changer in 1 hour or about 34560 times the displacement of the tap in 1 year and an improvement of 57.14% is obtained
{"title":"Pengaruh optimalisasi maintenance terhadap On Load Tap Changer Transformator Daya 50 MVA 150/20 kV","authors":"D. Kharisma, S. Sulistyowati, Slamet Nurhadi","doi":"10.33795/eltek.v20i2.358","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.358","url":null,"abstract":"Penyediaan energi listrik dengan yang kontinuitas penyaluran energi yang terjamin, dan kualitas tegangan yang baik sesuai dengan kebutuhan dunia industri perlu diperhatikan. Pengaturan tegangan (regulator tegangan) mutlak perlu dilakukan karena pengaruh tegangan input dari PLN selaku penyedia energi listrik yang fluktuatif, dan pengaruh perubahan beban yang berubah-ubah pada sisi konsumen. Adanya faktor diatas, penyesesuaian tegangan dengan cara melakukan perpindahan tap perbandingan kumparan dengan peralatan OLTC (On Load Tap Changer). Meningkatkan kinerja operasional dari on load tap changer dengan mengoptimalkan lagi program perawatan dan perbaikan (maintenance) yang terjadwal. Dengan maintenance yang terjadwal, dan memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap OLTC, diharapkan dapat memperkecil jumlah perpindahan on load tap changer transformator, sehingga didapatkan life time yang lebih lama dalam artian life time dari kontak OLTC sebesar 100.000 untuk preventive maintenance, dan 500.000 untuk overhoule maintenance dapat dilampaui dengan waktu yang lebih lama, tanpa mengangu kehandalan serta fungsi dari peralatan itu sendiri. \u0000It is necessary to pay attention to the supply of electrical energy with guaranteed continuity of energy distribution, and good voltage quality in accordance with the needs of the industrial world. Voltage regulation (voltage regulator) absolutely needs to be done because of the influence of the input voltage from PLN as a provider of fluctuating electrical energy, and the influence of changing load changes on the consumer side. The existence of the above factors, voltage adjustment by changing the coil comparison tap with OLTC (On Load Tap Changer) equipment. The method used is by analyzing changes in load patterns, fluctuations in input voltage, and overall maintenance of power transformers. In accordance with the estimated life time of the transformer OLTC, the obtained life time is around 80 months and 25 days (6 years, 6 months, 25 days). And after the 80 months and 25 days have passed, the transformer and the on load tap changer device should be thoroughly serviced. When compared with manual tap changer operations, it can save up to 4 times the displacement of the tap changer in 1 hour or about 34560 times the displacement of the tap in 1 year and an improvement of 57.14% is obtained","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45555869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-28DOI: 10.33795/eltek.v20i2.354
Nihayatus Sa'adah, I. G. P. Aswara, Amang Sudarsono
Abstrak Keamanan jaringan nirkabel merupakan salah satu hal terpenting dalam sistem komunikasi. Karena sinyal dikirim dari pengirim melalui saluran nirkabel, tidak hanya penerima yang sah, tetapi juga penyadap dapat menangkap dan menyimpan sinyal informasi dengan mudah. Penelitian ini mengeksplorasi skema keamanan komunikasi nirkabel dimana skema yang digunakan adalah pengacakan subcarrier. Pemancar dan penerima harus disinkronkan untuk mengembalikan subcarrier ke posisi semula. Sistem ini menggunakan algoritma RSA sebagai sinkronisasi. Teknologi keamanan pengacakan subcarrier diimplementasikan pada sistem OFDM. Sistem OFDM diimplementasikan menggunakan perangkat USRP. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini membuktikan bahwa teknik keamanan yang digunakan tidak menurunkan kinerja sistem, bahkan dapat mengurangi jumlah kesalahan bit akibat teknik sinkronisasi. Dengan teknik sinkronisasi algoritma RSA, dari jarak pengujian 1 meter, 2 meter, dan 5 meter. Pada jarak 1 meter didapatkan hasil terbaik dengan penurunan error bit dari 19,04% menjadi 0% pada 32-QAM dan penurunan error bit dari 28,57% menjadi 4,76% pada 64-QAM Abstract Wireless network security is one of the essential things in communication systems. Since the signal is sent from the sender through a wireless channel, the legitimate receiver and eavesdropper can easily capture and store signal information. This study explores a wireless communication security scheme where the scheme used is subcarrier randomization. The transmitter and receiver must be synchronized to return the subcarrier to its original position. This system uses the RSA algorithm as synchronization. Subcarrier randomization security is implemented in OFDM system. OFDM system is implemented using USRP. The results from this study prove that security techniques don't reduce system performance, and can even reduce the number of errors due to synchronization techniques with RSA synchronization technique, with 1meter, 2meters, and 5meters experiments. At 1meter distance is the best result with bit error drop from 19.04% to 0% on 32-QAM and a bit error drop from 28.57% to 4.76% on 64-QAM.
{"title":"Implementasi skema pengacakan subcarrier OFDM dengan algoritma RSA pada NI-USRP","authors":"Nihayatus Sa'adah, I. G. P. Aswara, Amang Sudarsono","doi":"10.33795/eltek.v20i2.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.354","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Keamanan jaringan nirkabel merupakan salah satu hal terpenting dalam sistem komunikasi. Karena sinyal dikirim dari pengirim melalui saluran nirkabel, tidak hanya penerima yang sah, tetapi juga penyadap dapat menangkap dan menyimpan sinyal informasi dengan mudah. Penelitian ini mengeksplorasi skema keamanan komunikasi nirkabel dimana skema yang digunakan adalah pengacakan subcarrier. Pemancar dan penerima harus disinkronkan untuk mengembalikan subcarrier ke posisi semula. Sistem ini menggunakan algoritma RSA sebagai sinkronisasi. Teknologi keamanan pengacakan subcarrier diimplementasikan pada sistem OFDM. Sistem OFDM diimplementasikan menggunakan perangkat USRP. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini membuktikan bahwa teknik keamanan yang digunakan tidak menurunkan kinerja sistem, bahkan dapat mengurangi jumlah kesalahan bit akibat teknik sinkronisasi. Dengan teknik sinkronisasi algoritma RSA, dari jarak pengujian 1 meter, 2 meter, dan 5 meter. Pada jarak 1 meter didapatkan hasil terbaik dengan penurunan error bit dari 19,04% menjadi 0% pada 32-QAM dan penurunan error bit dari 28,57% menjadi 4,76% pada 64-QAM \u0000Abstract \u0000Wireless network security is one of the essential things in communication systems. Since the signal is sent from the sender through a wireless channel, the legitimate receiver and eavesdropper can easily capture and store signal information. This study explores a wireless communication security scheme where the scheme used is subcarrier randomization. The transmitter and receiver must be synchronized to return the subcarrier to its original position. This system uses the RSA algorithm as synchronization. Subcarrier randomization security is implemented in OFDM system. OFDM system is implemented using USRP. The results from this study prove that security techniques don't reduce system performance, and can even reduce the number of errors due to synchronization techniques with RSA synchronization technique, with 1meter, 2meters, and 5meters experiments. At 1meter distance is the best result with bit error drop from 19.04% to 0% on 32-QAM and a bit error drop from 28.57% to 4.76% on 64-QAM.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48505042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-28DOI: 10.33795/eltek.v20i2.349
Fauziah Sholikhatun Nisa, Oto Sunandar Dinata, Imam Saukani
Jenis catu daya yang sering digunakan untuk praktikum elektronika dasar adalah adjustable power supply karena membutuhkan arus relative rendah dengan tegangan bervariasi. Sistem keamanan yang umum digunakan untuk power supply biasanya berupa sekring. Jika terjadi arus berlebih dari sekring yang telah terpasang akibat kesalahan rangkaian atau pengkabelan akan membuat sistem proteksi ini aktif maka akan diperlukan pergantian sekring. Untuk memberi peringatan bagi mahasiswa saat terjadi arus berlebih di Laboratorium Elektronika Dasar Politeknik Negeri Malang, dirangkailah sebuah catu daya yang dapat diatur dengan menggunakan proteksi arus memanfaatkan IC LM 723 untuk level operasi catu daya 2 Ampere. Pada penelitian ini menggunakan 2 sistem proteksi yang diterapkan pada catu daya yaitu menggunakan buzzer sebagai sistem peringatan dan sekring sebagai pemutus arus. Penelitian ini akan menjelaskan tahapan pembuatan dan pengujian sistem. Sistem membatasi arus kerja maksimum 2.5 Ampere untuk beberapa variasi tahanan beban ABSTRACT The type of power supply that is often used for basic electronics practicum is adjustable power supply because it requires relatively low current with varying voltage. The security system commonly used for power supply is usually a fuse. If there is an overcurrent from the fuse that has been installed due to a circuit or wiring error will make this protection system active, a fuse replacement will be required. To give a warning to students when an overcurrent occurs at the Basic Electronics Laboratory of the State Polytechnic of Malang, a power supply that can be adjusted using current protection utilizes IC LM 723 for a power supply operating level of 2 Ampere. In this study, two protection systems were applied to the power supply, namely using a buzzer as a warning system and a fuse as a circuit breaker. This research will explain the stages of making and testing the system. The system limits a maximum working current of 2.5 Ampere for several variations of load resistance.
{"title":"Analisis overcurrent effect pada power supply linier 0-30 VDC menggunakan LM 723 di lab dasar elektronika dasar","authors":"Fauziah Sholikhatun Nisa, Oto Sunandar Dinata, Imam Saukani","doi":"10.33795/eltek.v20i2.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i2.349","url":null,"abstract":"Jenis catu daya yang sering digunakan untuk praktikum elektronika dasar adalah adjustable power supply karena membutuhkan arus relative rendah dengan tegangan bervariasi. Sistem keamanan yang umum digunakan untuk power supply biasanya berupa sekring. Jika terjadi arus berlebih dari sekring yang telah terpasang akibat kesalahan rangkaian atau pengkabelan akan membuat sistem proteksi ini aktif maka akan diperlukan pergantian sekring. Untuk memberi peringatan bagi mahasiswa saat terjadi arus berlebih di Laboratorium Elektronika Dasar Politeknik Negeri Malang, dirangkailah sebuah catu daya yang dapat diatur dengan menggunakan proteksi arus memanfaatkan IC LM 723 untuk level operasi catu daya 2 Ampere. Pada penelitian ini menggunakan 2 sistem proteksi yang diterapkan pada catu daya yaitu menggunakan buzzer sebagai sistem peringatan dan sekring sebagai pemutus arus. Penelitian ini akan menjelaskan tahapan pembuatan dan pengujian sistem. Sistem membatasi arus kerja maksimum 2.5 Ampere untuk beberapa variasi tahanan beban \u0000ABSTRACT \u0000The type of power supply that is often used for basic electronics practicum is adjustable power supply because it requires relatively low current with varying voltage. The security system commonly used for power supply is usually a fuse. If there is an overcurrent from the fuse that has been installed due to a circuit or wiring error will make this protection system active, a fuse replacement will be required. To give a warning to students when an overcurrent occurs at the Basic Electronics Laboratory of the State Polytechnic of Malang, a power supply that can be adjusted using current protection utilizes IC LM 723 for a power supply operating level of 2 Ampere. In this study, two protection systems were applied to the power supply, namely using a buzzer as a warning system and a fuse as a circuit breaker. This research will explain the stages of making and testing the system. The system limits a maximum working current of 2.5 Ampere for several variations of load resistance. \u0000 ","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45392898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.340
Imam Saukani, Rina Triturani
ABSTRAK Sumber tegangan (power supply ) sangat dibutuhkan dalam kegiatan praktikum di pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, sehingga ketersediaanya sangat diperlukan, sehingga diperlukan alternatif lain untuk menambah ketersediannya. Sementara saat ini banyak tersedia power supply computer. Di penelitian ini dilakukan pengujian apakah power supply computer bisa digunakan untuk kegiatan praktikum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana peneliti menggunakan beban resistif yang nilainya sengaja diubah-ubah untuk mengamati pengaruhnya terhadap nilai tegangan dan arus pada output power supply computer. Dari percobaan yang didapat dari hasil pengukuran, bahwa besarnya resistor/hambatan akan mempengarui arus luaran, tegangan luaran 12 Volt bila diberikan hambatan a variabel berubah 5 ohm dengan variasi beban antara 50-170 ohm maka arus yang mengalir bernilai antara 0,100 sampai 0,029 Ampere, sehingga power supply computer tersebut bisa digunanakan untuk kebutuhan praktikum yang kebutuhan dayanya 0,029 -1,2 Watt. ABSTRACT Voltage sources (power supply) are needed in practical activities in learning, research and community service, so their availability is very necessary, so other alternatives are needed to increase their availability. While there are currently many available computer power supplies. In this study, we tested whether the computer power supply can be used for practical activities. The method used in this study is an experimental method, where the researcher uses a resistive load whose value is deliberately varied to observe its effect on the voltage and current values at the computer's power supply output. From the experiments obtained from the measurement results, that the amount of resistor / resistance will affect the output current, the output voltage is 12 Volts when a variable resistance is given to change 5 ohms with a load variation between 50-170 ohms, the current flowing is between 0.100 to 0.029 Ampere, so The computer power supply can be used for practical needs with a power requirement of 0.029 -1.2 Watt.
{"title":"Pengujian power supply swicthing komputer 12 volt di laboratorium Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang","authors":"Imam Saukani, Rina Triturani","doi":"10.33795/eltek.v20i1.340","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.340","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Sumber tegangan (power supply ) sangat dibutuhkan dalam kegiatan praktikum di pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, sehingga ketersediaanya sangat diperlukan, sehingga diperlukan alternatif lain untuk menambah ketersediannya. Sementara saat ini banyak tersedia power supply computer. Di penelitian ini dilakukan pengujian apakah power supply computer bisa digunakan untuk kegiatan praktikum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana peneliti menggunakan beban resistif yang nilainya sengaja diubah-ubah untuk mengamati pengaruhnya terhadap nilai tegangan dan arus pada output power supply computer. Dari percobaan yang didapat dari hasil pengukuran, bahwa besarnya resistor/hambatan akan mempengarui arus luaran, tegangan luaran 12 Volt bila diberikan hambatan a variabel berubah 5 ohm dengan variasi beban antara 50-170 ohm maka arus yang mengalir bernilai antara 0,100 sampai 0,029 Ampere, sehingga power supply computer tersebut bisa digunanakan untuk kebutuhan praktikum yang kebutuhan dayanya 0,029 -1,2 Watt. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Voltage sources (power supply) are needed in practical activities in learning, research and community service, so their availability is very necessary, so other alternatives are needed to increase their availability. While there are currently many available computer power supplies. In this study, we tested whether the computer power supply can be used for practical activities. The method used in this study is an experimental method, where the researcher uses a resistive load whose value is deliberately varied to observe its effect on the voltage and current values at the computer's power supply output. From the experiments obtained from the measurement results, that the amount of resistor / resistance will affect the output current, the output voltage is 12 Volts when a variable resistance is given to change 5 ohms with a load variation between 50-170 ohms, the current flowing is between 0.100 to 0.029 Ampere, so The computer power supply can be used for practical needs with a power requirement of 0.029 -1.2 Watt.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45145375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.318
Imron Ridzki, Asfari Hariz Santoso, Ahmad Hermawan
ABSTRAK Motor induksi merupakan salah satu motor listrik yang luas penggunaannya. Salah satu jenis motor induksi adalah motor induksi satu fasa. Pada kondisi tertentu motor induksi perlu dilakukan rewinding pada kumparannya. Proses rewinding sebelumnya harus ditentukan jumlah kutub, tipe belitan, dimensi konduktor, serta jumlah lilitnya. Praktik di lapangan ketika melakukan proses rewinding umummya hanya memperhatikan jumlah kutub, akan tetapi tipe belitan tidak begitu diperhatikan secara khusus. Pada dasaranya setiap tipe belitan menghasilkan gaya gerak magnit (mmf) yang berbeda-beda, yang mana mmf tersebut mengandung komponen fundamental dan komponen harmonisanya. Hal ini akan berakibat fluksi yang dihasilkan juga berbeda. Dimana fluksi juga mempunyai peran pada nilai parameter motor induksi satu fasa. Pada penelitian ini dilakukan proses rewinding pada dua motor induksi dengan konstruksi yang sama, motor induksi pertama (M1) dengan tipe belitan terbagi-skrew dan motor induksi kedua (M2) dengan tipe belitan terpusat terdistribusi, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui paramater motor induksi hasil rewinding. Hasil pengujian didapatkan perbedaan nilai reaktansi dimana M1 nilai reaktansi kumparan stator dan rotornya berturut-turut 5,71 Ω dan 5,71 Ω, pada M2 nilai reaktansi stator dan rotornya berturut-turut 5,98 Ω dan 5,98 Ω. Analisis perbedaan nilai reaktansi motor induksi tersebut dilakukan analisis finite element menggunakan perangkat lunak FEMM 4.2. ABSTRACT The single-phase induction motor is one of the most widely used electric motors. Under certain conditions, the induction motor needs to be rewinded on the coil. The rewinding process must determine the number of poles, the type of winding, the dimensions of the conductor, and the number of turns. Generally, when carrying out the rewinding process, the winding type is not given much special attention. Where each type of winding produces a different magnetomotive force (mmf). This will result in different fluxes resulting in different parameter values for single-phase induction motors. In this study, a comparison of the parameters of an induction motor with the same construction and with different winding types will be carried out. The first motor (M1) is of the screw-shared winding type and the second motor (M2) is of the distributed concentrated winding type. The test results show a difference in the reactance value where M1 the reactance values of the stator and rotor coils are 5.71 Ω and 5.71 Ω, respectively, while in M2 the stator and rotor reactance values are 5.98 Ω and 5.98 Ω, respectively. The difference in reactance values was carried out by finite element analysis using FEMM 4.2.
{"title":"Analisis perbandingan tipe belitan terhadap nilai parameter motor induksi satu fasa","authors":"Imron Ridzki, Asfari Hariz Santoso, Ahmad Hermawan","doi":"10.33795/eltek.v20i1.318","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.318","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Motor induksi merupakan salah satu motor listrik yang luas penggunaannya. Salah satu jenis motor induksi adalah motor induksi satu fasa. Pada kondisi tertentu motor induksi perlu dilakukan rewinding pada kumparannya. Proses rewinding sebelumnya harus ditentukan jumlah kutub, tipe belitan, dimensi konduktor, serta jumlah lilitnya. Praktik di lapangan ketika melakukan proses rewinding umummya hanya memperhatikan jumlah kutub, akan tetapi tipe belitan tidak begitu diperhatikan secara khusus. Pada dasaranya setiap tipe belitan menghasilkan gaya gerak magnit (mmf) yang berbeda-beda, yang mana mmf tersebut mengandung komponen fundamental dan komponen harmonisanya. Hal ini akan berakibat fluksi yang dihasilkan juga berbeda. Dimana fluksi juga mempunyai peran pada nilai parameter motor induksi satu fasa. Pada penelitian ini dilakukan proses rewinding pada dua motor induksi dengan konstruksi yang sama, motor induksi pertama (M1) dengan tipe belitan terbagi-skrew dan motor induksi kedua (M2) dengan tipe belitan terpusat terdistribusi, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui paramater motor induksi hasil rewinding. Hasil pengujian didapatkan perbedaan nilai reaktansi dimana M1 nilai reaktansi kumparan stator dan rotornya berturut-turut 5,71 Ω dan 5,71 Ω, pada M2 nilai reaktansi stator dan rotornya berturut-turut 5,98 Ω dan 5,98 Ω. Analisis perbedaan nilai reaktansi motor induksi tersebut dilakukan analisis finite element menggunakan perangkat lunak FEMM 4.2. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000The single-phase induction motor is one of the most widely used electric motors. Under certain conditions, the induction motor needs to be rewinded on the coil. The rewinding process must determine the number of poles, the type of winding, the dimensions of the conductor, and the number of turns. Generally, when carrying out the rewinding process, the winding type is not given much special attention. Where each type of winding produces a different magnetomotive force (mmf). This will result in different fluxes resulting in different parameter values for single-phase induction motors. In this study, a comparison of the parameters of an induction motor with the same construction and with different winding types will be carried out. The first motor (M1) is of the screw-shared winding type and the second motor (M2) is of the distributed concentrated winding type. The test results show a difference in the reactance value where M1 the reactance values of the stator and rotor coils are 5.71 Ω and 5.71 Ω, respectively, while in M2 the stator and rotor reactance values are 5.98 Ω and 5.98 Ω, respectively. The difference in reactance values was carried out by finite element analysis using FEMM 4.2.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47697581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.333
Moh. Luqman, Achmad Komarudin, S. Nurcahyo
Kebutuhan energi listrik domestik mayoritas berbentuk gelombang sinusoida pada frekuensi 50 Hz. Sumber energi terbarukan mayoritas berbentuk dc atau daya dengan frekuensi tidak terkontrol. Untuk itu diperlukan alat yang dapat mengontrol bentuk gelombang dan frekuensinya. Alat ini disebut inverter. Inti dari inverter sinusoida terletak pada kontrol switching, dimana bentuk gelombang dan frekuensi ditentukan pada alat kontrol ini, salah satunya adalah gelombang SPWM. Dipasaran tersedia pembangkit SPWM seri EGS-002, modul ini beroperasi pada frekuensi tetap 50 HZ atau 60 Hz, sehingga tidak bisa digunakan untuk membangkitkan daya listrik dengan frekuensi yang variabel. Untuk itu dilakukan penelitian ini, tahap awal adalah membuat pembangkit SPWM berbasiskan arduino dengan spesifikasi semirip mungkin dengan EGS-002. Sistem yang dibangun terdiri dari arduino uno sebagai pembangkit sinyal SPWM, driver IR-2110 sebagai penyedia tegangan mengambang (bootstrap) untuk transistor MOSFET tipe-N IRZF44N pada rangkaian H-bridge. Hasil yang didapatkan adalah mikrokontroller arduino uno bisa membangkitkan sinyal SPWM dengan hasil berupa gelombang sinusoida murni dengan frekuensi 50 Hz. Domestic electrical energy needs are in the form of sinusoidal waves at a frequency of 50 Hz. The majority of renewable energy sources are in the form of dc or power with uncontrolled frequency. For that we need a tool that can control the waveform and frequency. This device is called an inverter. The essence of the sinusoidal inverter lies in the switching control, where the waveform and frequency are determined by this controller, one of which is the SPWM wave. In the market, there is an EGS-002 series SPWM generator, this module operates at a fixed frequency of 50 Hz or 60 Hz, so it cannot be used to generate electrical power with a variable frequency. For this reason, this research is carried out, the initial stage is to make an Arduino-based SPWM generator with specifications as close as possible to the EGS-002. The system built consists of Arduino Uno as a SPWM signal generator, IR-2110 driver as a floating voltage provider (bootstrap) for the IRZF44N N-type MOSFET transistor in the H-bridge circuit. The results obtained are the Arduino Uno microcontroller can generate SPWM signals with the results in the form of pure sinusoidal waves with a frequency of 50 Hz.
{"title":"Rancang bangun pembangkit Sinusoida Pulse Width Modulation berbasis arduino","authors":"Moh. Luqman, Achmad Komarudin, S. Nurcahyo","doi":"10.33795/eltek.v20i1.333","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.333","url":null,"abstract":"Kebutuhan energi listrik domestik mayoritas berbentuk gelombang sinusoida pada frekuensi 50 Hz. Sumber energi terbarukan mayoritas berbentuk dc atau daya dengan frekuensi tidak terkontrol. Untuk itu diperlukan alat yang dapat mengontrol bentuk gelombang dan frekuensinya. Alat ini disebut inverter. Inti dari inverter sinusoida terletak pada kontrol switching, dimana bentuk gelombang dan frekuensi ditentukan pada alat kontrol ini, salah satunya adalah gelombang SPWM. Dipasaran tersedia pembangkit SPWM seri EGS-002, modul ini beroperasi pada frekuensi tetap 50 HZ atau 60 Hz, sehingga tidak bisa digunakan untuk membangkitkan daya listrik dengan frekuensi yang variabel. Untuk itu dilakukan penelitian ini, tahap awal adalah membuat pembangkit SPWM berbasiskan arduino dengan spesifikasi semirip mungkin dengan EGS-002. Sistem yang dibangun terdiri dari arduino uno sebagai pembangkit sinyal SPWM, driver IR-2110 sebagai penyedia tegangan mengambang (bootstrap) untuk transistor MOSFET tipe-N IRZF44N pada rangkaian H-bridge. Hasil yang didapatkan adalah mikrokontroller arduino uno bisa membangkitkan sinyal SPWM dengan hasil berupa gelombang sinusoida murni dengan frekuensi 50 Hz. \u0000 \u0000Domestic electrical energy needs are in the form of sinusoidal waves at a frequency of 50 Hz. The majority of renewable energy sources are in the form of dc or power with uncontrolled frequency. For that we need a tool that can control the waveform and frequency. This device is called an inverter. The essence of the sinusoidal inverter lies in the switching control, where the waveform and frequency are determined by this controller, one of which is the SPWM wave. In the market, there is an EGS-002 series SPWM generator, this module operates at a fixed frequency of 50 Hz or 60 Hz, so it cannot be used to generate electrical power with a variable frequency. For this reason, this research is carried out, the initial stage is to make an Arduino-based SPWM generator with specifications as close as possible to the EGS-002. The system built consists of Arduino Uno as a SPWM signal generator, IR-2110 driver as a floating voltage provider (bootstrap) for the IRZF44N N-type MOSFET transistor in the H-bridge circuit. The results obtained are the Arduino Uno microcontroller can generate SPWM signals with the results in the form of pure sinusoidal waves with a frequency of 50 Hz.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45276800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.347
Ari Murtono
Besaran listrik adalah nilai efektif, nilai rata-rata, nilai puncak, nilai lembah, frekwensi, dan periode. Dalam sehari hari yang sering terde-ngar adalah istilah AC dan DC, besaran yang banyak dijumpai nilai RMS dan efektif. Nilai RMS dan efektif bagi orang awam tidak me-mahami dan tidak berusaha memahami, bahkan mahasiswa pun ma-sih banyak tidak memahami dan tidak penting untuk dipahami. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti meneliti selisih nilai kedua be-saran itu dan efeknya terhadap besaran lain. Kami menggunakan ana-lisis mathematika, hasil simulasi, kurva, analisis rangkaian. Akhirnya dapat menyimpulkan: 1. Jika nilai RMS sama dengan dengan nilai ra-ta-ratanya, maka besaran DC nyaris tanpa ripple. 2. Semua penyearah yang berasal dari jala-jala satu fasa sampai tiga fasa, frekwensi swit-chingnya sama dengan frekwensi jala-jala, sedang frekwensi ripple di luarannya bisa meningkat tergantung dari rangkaian dan jumlah fasa sumber daya nya. 3. Dengan mengubah rangkaian, dan atau memberi masukan lebih dari 1 yang berbeda fasa, maka akan meningkatkan frekwensi ripple dan frekwensi switching tetap semula. 4. Pada kon-verter DC-DC buck, dengan tegangan luaran yang tetap, maka diper-oleh: makin tinggi frekwensi ripple, dan atau makin tinggi dutycicle, dan atau indutansi makin besar, ripple luaran mengecil. Electricity quantities are effective value, average value, peak value, valley value, frequency, and period. In everyday life, the terms AC and DC are often heard, quantities that are often found in RMS values and are effective. The value of RMS and it is effective for ordinary people do not understand and do not try to understand, even many students still do not understand and it is not important to understand. Therefore, in this study, researchers examined the difference in the values of the two quantities and their effects on other quantities. We use mathematical analysis, simulation results, curves, circuit analysis. Finally, we can conclude: 1. If the RMS value is the same as the average value, then the DC magnitude is almost without ripple. 2. All rectifiers come from single-phase to three-phase grids, the switching frequency is the same as the grid frequency, while the ripple frequency outside can increase depending on the circuit and the number of phases of its power source. 3. By changing the circuit, and or giving more than 1 input that is different in phase, it will increase the ripple frequency and the switching frequency remains the same. 4. In a DC-DC buck converter, with a constant output voltage, we get: the higher the ripple frequency, and/or the higher the duty cycle, and/or the larger the inductance, the smaller the output ripple.
{"title":"Keterkaitan antara nilai-nilai efektif, rata-rata, dan ripple","authors":"Ari Murtono","doi":"10.33795/eltek.v20i1.347","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.347","url":null,"abstract":"Besaran listrik adalah nilai efektif, nilai rata-rata, nilai puncak, nilai lembah, frekwensi, dan periode. Dalam sehari hari yang sering terde-ngar adalah istilah AC dan DC, besaran yang banyak dijumpai nilai RMS dan efektif. Nilai RMS dan efektif bagi orang awam tidak me-mahami dan tidak berusaha memahami, bahkan mahasiswa pun ma-sih banyak tidak memahami dan tidak penting untuk dipahami. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti meneliti selisih nilai kedua be-saran itu dan efeknya terhadap besaran lain. Kami menggunakan ana-lisis mathematika, hasil simulasi, kurva, analisis rangkaian. Akhirnya dapat menyimpulkan: 1. Jika nilai RMS sama dengan dengan nilai ra-ta-ratanya, maka besaran DC nyaris tanpa ripple. 2. Semua penyearah yang berasal dari jala-jala satu fasa sampai tiga fasa, frekwensi swit-chingnya sama dengan frekwensi jala-jala, sedang frekwensi ripple di luarannya bisa meningkat tergantung dari rangkaian dan jumlah fasa sumber daya nya. 3. Dengan mengubah rangkaian, dan atau memberi masukan lebih dari 1 yang berbeda fasa, maka akan meningkatkan frekwensi ripple dan frekwensi switching tetap semula. 4. Pada kon-verter DC-DC buck, dengan tegangan luaran yang tetap, maka diper-oleh: makin tinggi frekwensi ripple, dan atau makin tinggi dutycicle, dan atau indutansi makin besar, ripple luaran mengecil. \u0000 \u0000Electricity quantities are effective value, average value, peak value, valley value, frequency, and period. In everyday life, the terms AC and DC are often heard, quantities that are often found in RMS values and are effective. The value of RMS and it is effective for ordinary people do not understand and do not try to understand, even many students still do not understand and it is not important to understand. Therefore, in this study, researchers examined the difference in the values of the two quantities and their effects on other quantities. We use mathematical analysis, simulation results, curves, circuit analysis. Finally, we can conclude: 1. If the RMS value is the same as the average value, then the DC magnitude is almost without ripple. 2. All rectifiers come from single-phase to three-phase grids, the switching frequency is the same as the grid frequency, while the ripple frequency outside can increase depending on the circuit and the number of phases of its power source. 3. By changing the circuit, and or giving more than 1 input that is different in phase, it will increase the ripple frequency and the switching frequency remains the same. 4. In a DC-DC buck converter, with a constant output voltage, we get: the higher the ripple frequency, and/or the higher the duty cycle, and/or the larger the inductance, the smaller the output ripple.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49072665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}