Pemodelan kinematika berperan penting dalam mengontrol perpindahan robot. Perpindahan robot tidak semata menentukan koordinat awal dan akhir, tetapi juga menentukan kecepatan masing-masing motor yang dibutuhkan untuk mencapai posisi yang diinginkan. Pada penelitian ini, pengembangan algoritma kontrol kinematika untuk mengontrol pergerakan diterapkan pada robot swerve 4 roda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengerakan robot dengan kecepatan aktuaktor pada ruang 2 dimensi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode motion rigid body analysis. Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara pergerakan robot dengan kecepatan aktuaktor kemudian, diimplementasikan pada posisi tujuan yang bersifat diam dan bergerak. Skenario pengujian dilakukan untuk memvalidasi performa dari kontrol algoritma yang ditawarkan dengan cara simulasi, dimana berbantuan bahasa pemrograman python. Hasil simulasi yang ditampilkan bahwa, robot dapat bergerak dari posisi awal menuju posisi tujuan baik pada target diam mapunu bergerak. Target diam, robot mampu bergerak dengan membentuk jalur secara linier menuju posisi rujuan dan target bergerak, robot mampu bergerak dengan membentuk jalur dengan pola angka delapan. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan bahwa, efektivitas dari metode rigid body analysis mampu mengatasi permasalahan yang ditawarkan dimana robot mampu bergerak menuju target yang diam dan bergerak dengan pemodalan kinematika yang telah dirancang. Kinematic modeling plays an important role in controlling movement of the robot. Movement of the robot not only determines the start and end coordinates, but also determines the speed of each motor needed to reach the desired position. In this research, the development kinematic control algorithm to control movement of 4-wheel swerve robot. This aims to determine the relationship between the movement of the robot with the speed of the actuator in 2 dimensional space. The method used in this research is motion rigid body analysis. This method is used to analyze the relationship between movement robot with speed of the actuator then, implemented at the destination position which is static and dynamic. The test scenario was carried out to validate the performance of the control algorithm offered by simulation, which was assisted by the python programming language. The simulation results show that the robot can move from its initial position to its destination position, both on static and dynamic targets. The target is static, the robot is able to move by forming a linear path to the target position and the target is dynamic, the robot is able to move by forming a path with a figure eight pattern. From the simulation results, it was found that the effectiveness of the rigid body analysis method was able to overcome the problems offered. Where the robot is able to move towards a static and dynamic target with the kinematics modelling that has been designed.
{"title":"Pemodelan dan simulasi kinematika robot swerve 4 roda","authors":"Indrazno Siradjuddin, Sapto Wibowo, Arta Ainur Rofiq","doi":"10.33795/eltek.v20i1.301","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.301","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Pemodelan kinematika berperan penting dalam mengontrol perpindahan robot. Perpindahan robot tidak semata menentukan koordinat awal dan akhir, tetapi juga menentukan kecepatan masing-masing motor yang dibutuhkan untuk mencapai posisi yang diinginkan. Pada penelitian ini, pengembangan algoritma kontrol kinematika untuk mengontrol pergerakan diterapkan pada robot swerve 4 roda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengerakan robot dengan kecepatan aktuaktor pada ruang 2 dimensi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode motion rigid body analysis. Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara pergerakan robot dengan kecepatan aktuaktor kemudian, diimplementasikan pada posisi tujuan yang bersifat diam dan bergerak. Skenario pengujian dilakukan untuk memvalidasi performa dari kontrol algoritma yang ditawarkan dengan cara simulasi, dimana berbantuan bahasa pemrograman python. Hasil simulasi yang ditampilkan bahwa, robot dapat bergerak dari posisi awal menuju posisi tujuan baik pada target diam mapunu bergerak. Target diam, robot mampu bergerak dengan membentuk jalur secara linier menuju posisi rujuan dan target bergerak, robot mampu bergerak dengan membentuk jalur dengan pola angka delapan. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan bahwa, efektivitas dari metode rigid body analysis mampu mengatasi permasalahan yang ditawarkan dimana robot mampu bergerak menuju target yang diam dan bergerak dengan pemodalan kinematika yang telah dirancang. \u0000 \u0000Kinematic modeling plays an important role in controlling movement of the robot. Movement of the robot not only determines the start and end coordinates, but also determines the speed of each motor needed to reach the desired position. In this research, the development kinematic control algorithm to control movement of 4-wheel swerve robot. This aims to determine the relationship between the movement of the robot with the speed of the actuator in 2 dimensional space. The method used in this research is motion rigid body analysis. This method is used to analyze the relationship between movement robot with speed of the actuator then, implemented at the destination position which is static and dynamic. The test scenario was carried out to validate the performance of the control algorithm offered by simulation, which was assisted by the python programming language. The simulation results show that the robot can move from its initial position to its destination position, both on static and dynamic targets. The target is static, the robot is able to move by forming a linear path to the target position and the target is dynamic, the robot is able to move by forming a path with a figure eight pattern. From the simulation results, it was found that the effectiveness of the rigid body analysis method was able to overcome the problems offered. Where the robot is able to move towards a static and dynamic target with the kinematics modelling that has been designed. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48714731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.327
Vicky Andria Kusuma, Sena Sukmananda Suprapto, Jenrychk Marcelino Tandi Karrang
ABSTRAK Pemasangan sistem pembangkit listrik tenaga surya dilakukan untuk meningkatkan penerapan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi surya. Tersedianya banyak kapasitas energi matahari di balikpapan yang dilewati oleh garis khatulistiwa, serta perkantoran perbankan yang memerlukan keandalan suplai energi menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Hasil desain PLTS di gedung Bank BNI Balikpapan Permai telah terbukti memiliki potensi yang baik sehingga dapat terwujud bahkan dalam perubahan kondisi cuaca. Sistem PLTS memiliki total daya yang lebih besar dari total konsumsi daya di Gedung Bank BNI dengan konsumsi daya 33 kW, sedangkan untuk sistem PLTS pada November dayanya 50.784 kW dan daya yang dihasilkan pada Desember adalah 45.696 kW. Sehingga kantor BNI akan mendapatkan surplus daya sebesar 12.696 kW – 17.784 kW, dengan kapasitas total Solar Panel yang digunakan Sebesar 9840 kW. ABSTRACT The installation of a solar energy generation system is being carried out in order to increase the use of renewable energy through the use of solar energy. The availability of many solar power capacities behind the equator, as well as banks that require a reliable power supply, are the reasons for this research. The results of the PLTS design in the BNI Balikpapan Permai bank building have shown good potential to be implemented even in changing climatic conditions. The PLTS system has a total power higher than the total power consumption in the BNI bank building with a power consumption of 33 kW, while for the PLTS system in November the power is 50,78 kW and the power generated in December is 5,696 kW. This means that the BNI office receives an electricity surplus of 12,696 kW - 17,78 kW, with a total power of 9,8 0 kW from solar modules used.
{"title":"Analisis potensi instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada rooftop Bank BNI kota Balikpapan Permai","authors":"Vicky Andria Kusuma, Sena Sukmananda Suprapto, Jenrychk Marcelino Tandi Karrang","doi":"10.33795/eltek.v20i1.327","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.327","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pemasangan sistem pembangkit listrik tenaga surya dilakukan untuk meningkatkan penerapan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi surya. Tersedianya banyak kapasitas energi matahari di balikpapan yang dilewati oleh garis khatulistiwa, serta perkantoran perbankan yang memerlukan keandalan suplai energi menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Hasil desain PLTS di gedung Bank BNI Balikpapan Permai telah terbukti memiliki potensi yang baik sehingga dapat terwujud bahkan dalam perubahan kondisi cuaca. Sistem PLTS memiliki total daya yang lebih besar dari total konsumsi daya di Gedung Bank BNI dengan konsumsi daya 33 kW, sedangkan untuk sistem PLTS pada November dayanya 50.784 kW dan daya yang dihasilkan pada Desember adalah 45.696 kW. Sehingga kantor BNI akan mendapatkan surplus daya sebesar 12.696 kW – 17.784 kW, dengan kapasitas total Solar Panel yang digunakan Sebesar 9840 kW. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000The installation of a solar energy generation system is being carried out in order to increase the use of renewable energy through the use of solar energy. The availability of many solar power capacities behind the equator, as well as banks that require a reliable power supply, are the reasons for this research. The results of the PLTS design in the BNI Balikpapan Permai bank building have shown good potential to be implemented even in changing climatic conditions. The PLTS system has a total power higher than the total power consumption in the BNI bank building with a power consumption of 33 kW, while for the PLTS system in November the power is 50,78 kW and the power generated in December is 5,696 kW. This means that the BNI office receives an electricity surplus of 12,696 kW - 17,78 kW, with a total power of 9,8 0 kW from solar modules used.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49229215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-27DOI: 10.33795/eltek.v20i1.338
Anton Firmansyah, M. Noer, Ihsan Jihadi Putra
ABSTRAKPoliteknik Pariwisata Palembang dan Bowling Jakabaring Sport City merupakan pelanggan premium PT. PLN (Persero) UP3 Palembang. Sebagai pelanggan premium sudah seharusnya kedua pelanggan ini mendapatkan keandalan jaringan listrik. Pada awalnya Politeknik Pariwisata Palembang termasuk dalam kawasan Zero Down Time untuk mengamankan suplai kelistrikan Jakabaring Sport City pada perhelatan Asian Games tahun 2018. Setelah berakhirnya perhelatan Asian Games 2018, beban pada trafo daya-2 di Gardu Induk New Jakabaring turun dibawah 50%. Untuk membebani trafo daya tersebut maka PT. PLN (persero) UP3 Palembang menambahkan jaringan existing pada Gardu Hubung Politeknik Pariwisata melalui Saluran Udara Tegangan Menengah Pertahanan Gardu Hubung 8 Plaju. Perubahan konfigurasi distribusi listrik ini harusnya diimbangi dengan koordinasi proteksi yang tepat agar dapat menjaga keandalan supplai listrik, namun kenyataanya di lapangan berbeda, terhitung sejak bulan April 2019, penyulang Kalingga sudah mengalami 88 kali padam dengan rata-rata padam 656 menit. Dari sisi ekonomis, pemadaman yang meluas merugikan PT. PLN (Persero) karena ENS (Energy Not Sold) serta PLN juga harus membayar kompensasi kepada golongan pelanggan premium karena gagal memenuhi komitmennya dalam memberikan pelayanan listrik andal sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. ABSTRACTPoliteknik Pariwisata Palembang and Bowling Jakabaring Sport City is a premium customer of PT. PLN (Persero) UP3 Palembang. As premium customers, both of these customers should get the reliability of the power grid.Initially, Politeknik Pariwisata Palembang was included in the Zero Down Time area to secure the electricity supply of Jakabaring Sport City at the Asian Games in 2018. After the end of the 2018 Asian Games, the load on the transformer power-2 at the New Jakabaring Substation dropped below 50%. To overload the power transformer, PT. PLN (persero) UP3 Palembang added an existing network at the Politeknik Pariwisata Link Substation through the Medium Voltage Air Line Pertahanan of 8 Plaju Substation. This change in electricity distribution configuration should be balanced with proper protection coordination in order to maintain the reliability of the electric supply, but the reality in the field is different, starting from April 2019, Kalingga refiners have experienced 88 outages with an average outage of 656 minutes. From an economic point of effect, widespread blackouts harm PT. PLN (Persero) UP3 because ENS (Energy Not Sold) and PLN also have to pay compensation to premium customers for failing to meet their commitments in providing reliable electricity services in accordance with agreed agreements.
{"title":"Evaluasi sistem proteksi penyulang kalingga pada gardu induk New Jakabaring yang melayani pelanggan premium","authors":"Anton Firmansyah, M. Noer, Ihsan Jihadi Putra","doi":"10.33795/eltek.v20i1.338","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v20i1.338","url":null,"abstract":"ABSTRAKPoliteknik Pariwisata Palembang dan Bowling Jakabaring Sport City merupakan pelanggan premium PT. PLN (Persero) UP3 Palembang. Sebagai pelanggan premium sudah seharusnya kedua pelanggan ini mendapatkan keandalan jaringan listrik. Pada awalnya Politeknik Pariwisata Palembang termasuk dalam kawasan Zero Down Time untuk mengamankan suplai kelistrikan Jakabaring Sport City pada perhelatan Asian Games tahun 2018. Setelah berakhirnya perhelatan Asian Games 2018, beban pada trafo daya-2 di Gardu Induk New Jakabaring turun dibawah 50%. Untuk membebani trafo daya tersebut maka PT. PLN (persero) UP3 Palembang menambahkan jaringan existing pada Gardu Hubung Politeknik Pariwisata melalui Saluran Udara Tegangan Menengah Pertahanan Gardu Hubung 8 Plaju. Perubahan konfigurasi distribusi listrik ini harusnya diimbangi dengan koordinasi proteksi yang tepat agar dapat menjaga keandalan supplai listrik, namun kenyataanya di lapangan berbeda, terhitung sejak bulan April 2019, penyulang Kalingga sudah mengalami 88 kali padam dengan rata-rata padam 656 menit. Dari sisi ekonomis, pemadaman yang meluas merugikan PT. PLN (Persero) karena ENS (Energy Not Sold) serta PLN juga harus membayar kompensasi kepada golongan pelanggan premium karena gagal memenuhi komitmennya dalam memberikan pelayanan listrik andal sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. \u0000 \u0000ABSTRACTPoliteknik Pariwisata Palembang and Bowling Jakabaring Sport City is a premium customer of PT. PLN (Persero) UP3 Palembang. As premium customers, both of these customers should get the reliability of the power grid.Initially, Politeknik Pariwisata Palembang was included in the Zero Down Time area to secure the electricity supply of Jakabaring Sport City at the Asian Games in 2018. After the end of the 2018 Asian Games, the load on the transformer power-2 at the New Jakabaring Substation dropped below 50%. To overload the power transformer, PT. PLN (persero) UP3 Palembang added an existing network at the Politeknik Pariwisata Link Substation through the Medium Voltage Air Line Pertahanan of 8 Plaju Substation. This change in electricity distribution configuration should be balanced with proper protection coordination in order to maintain the reliability of the electric supply, but the reality in the field is different, starting from April 2019, Kalingga refiners have experienced 88 outages with an average outage of 656 minutes. From an economic point of effect, widespread blackouts harm PT. PLN (Persero) UP3 because ENS (Energy Not Sold) and PLN also have to pay compensation to premium customers for failing to meet their commitments in providing reliable electricity services in accordance with agreed agreements.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47652808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sistem pembangkit listrik saat ini telah menarik banyak perhatian baik dari kalangan akademik maupun industri. Hal ini disebabkan karena keuntungan yang ditawarkan, antara lain bersih, dapat merubah menjadi listrik secara langsung, dan tidak menyebabkan polusi. Namun, karena masih adanya ketergantungan terhadap kondisi iklim, demikian seperti irradiant maupun suhu, maka daya dari modul photovoltaik ini perlu dimaksimalkan. Terkait dengan hal ini, paper ini menghadirkan suatu metode untuk melacak daya maksimum dari modul photovoltaik berbasis pada metode perturbation observer yang dimodifikasi. Metode pelacakan ini dibuat untuk menghasilkan modulasi lebar pulsa dengan frekuensi 62.5 KHz yang berfungsi untuk mengatur konverter berbasis SEPIC dengan menerima tegangan masukan dari modul PV serta menghasilkan tegangan keluaran yang dapat digunakan untuk mengisi baterai (accu) yang dapat diintegrasikan untuk menghasilkan tegangan AC melalui inverter. Penggunaan SEPIC sebagai pengkondisi sinyal ini karena memiliki keuntungan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan tidak dibalik, seperti pada rangkaian konverter buck – boost. Selanjutnya, pemanfaatan metode perturbation observer yang telah dimodifikasi dan diintegrasikan dengan konverter SEPIC menunjukkan kinerja yang memuaskan. Selain itu, sistem yang diajukan hanya memanfaatkan sensor tunggal sebagai masukan dari kontroller. The current power generation system has attracted a lot of attention from both academia and industry. This is due to the advantages offered, including being clean, being able to convert into electricity directly, and not causing pollution. However, because there is still dependence on climatic conditions, such as irradiant and temperature, the power from this photovoltaic module needs to be maximized. Related to this, this paper presents a method to track the maximum power of a photovoltaic module based on a modified perturbation observer method. This tracking method is made to produce pulse width modulation with a frequency of 62.5 KHz which functions to regulate the SEPIC-based converter by receiving input voltage from the PV module and producing an output voltage that can be used to charge the battery (accu) which can be integrated to produce AC voltage through the inverter. The use of SEPIC as a signal conditioner has the advantage that the resulting output voltage is not reversed, as in the buck-boost converter circuit. Furthermore, the use of the modified perturbation observer method integrated with the SEPIC converter showed satisfactory performance. In addition, the proposed system only utilizes a single sensor as input from the controller
{"title":"Konverter berbasis SEPIC pada modul photovoltaik yang terintegrasi dengan inverter 1 fasa","authors":"Donny Radianto, Herwandi Herwandi, Yulianto Yulianto","doi":"10.33795/eltek.v19i2.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.323","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Sistem pembangkit listrik saat ini telah menarik banyak perhatian baik dari kalangan akademik maupun industri. Hal ini disebabkan karena keuntungan yang ditawarkan, antara lain bersih, dapat merubah menjadi listrik secara langsung, dan tidak menyebabkan polusi. Namun, karena masih adanya ketergantungan terhadap kondisi iklim, demikian seperti irradiant maupun suhu, maka daya dari modul photovoltaik ini perlu dimaksimalkan. Terkait dengan hal ini, paper ini menghadirkan suatu metode untuk melacak daya maksimum dari modul photovoltaik berbasis pada metode perturbation observer yang dimodifikasi. Metode pelacakan ini dibuat untuk menghasilkan modulasi lebar pulsa dengan frekuensi 62.5 KHz yang berfungsi untuk mengatur konverter berbasis SEPIC dengan menerima tegangan masukan dari modul PV serta menghasilkan tegangan keluaran yang dapat digunakan untuk mengisi baterai (accu) yang dapat diintegrasikan untuk menghasilkan tegangan AC melalui inverter. Penggunaan SEPIC sebagai pengkondisi sinyal ini karena memiliki keuntungan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan tidak dibalik, seperti pada rangkaian konverter buck – boost. Selanjutnya, pemanfaatan metode perturbation observer yang telah dimodifikasi dan diintegrasikan dengan konverter SEPIC menunjukkan kinerja yang memuaskan. Selain itu, sistem yang diajukan hanya memanfaatkan sensor tunggal sebagai masukan dari kontroller. \u0000The current power generation system has attracted a lot of attention from both academia and industry. This is due to the advantages offered, including being clean, being able to convert into electricity directly, and not causing pollution. However, because there is still dependence on climatic conditions, such as irradiant and temperature, the power from this photovoltaic module needs to be maximized. Related to this, this paper presents a method to track the maximum power of a photovoltaic module based on a modified perturbation observer method. This tracking method is made to produce pulse width modulation with a frequency of 62.5 KHz which functions to regulate the SEPIC-based converter by receiving input voltage from the PV module and producing an output voltage that can be used to charge the battery (accu) which can be integrated to produce AC voltage through the inverter. The use of SEPIC as a signal conditioner has the advantage that the resulting output voltage is not reversed, as in the buck-boost converter circuit. Furthermore, the use of the modified perturbation observer method integrated with the SEPIC converter showed satisfactory performance. In addition, the proposed system only utilizes a single sensor as input from the controller \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44742046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-29DOI: 10.33795/eltek.v19i2.320
Priya Surya, Mochammad Junus
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat diaplikasikan mulai skala kecil sampai skala besar, itu merupakan keunggulan teknologi ini. Dalam skala kecil, pemanfaatan energi surya dapat diaplikasikan di setiap atap rumah untuk memenuhi kebutuhan listrik tiap konsumen residential / rumah tangga. Untuk kebutuhan ini, sistem PLTS dilakukan secara on – grid yaitu terhubung dengan jaringan yang sudah tersedia yaitu jaringan penyedia layanan listrik seperti PLN. Pada penelitian ini, objek penelitian adalah Gedung X pada Politeknik Negeri Malang, dimana kebutuhan bebannya sebesar 12,5 kW dan kebutuhan energi harian 64 kWh. Menggunakan aplikasi HOMER PRO didapatkan untuk sistem dengan skema PV, Baterai, Grid PLN, dan konverter, maka Skematik yang diusulkan pada sistem PLTS adalah menggunakan solar panel dengan total daya terpasang sebesar 11 kWp, dan ditambah dengan baterai sebesar 1500 Ah, konverter daya sebesar 6 kW , dan grid PLN tetap sebagai suplai utama. Untuk bisa mengurangi tagihan listrik, dilakukanlah Renewable Fraction (RF) sebesar 58,5 %, sehingga didapatkan produksi harian untuk solar panel sebesar 45,6 kWh, yaitu sebesar 68 % kebutuhan harian dengan capacity factor sebesar 17,3 %. Solar panel yang digunakan merk ICASOLAR dengan kapasitas 250 Wp membutuhkan sebanyak 44 panel dengan total luasan yang diperlukan sebesar 57 m2 pada atap gedung. Secara ekonomis didapatkan bahwa Net Present Cost pada sistem ini adalah sebesar Rp. 183.000.000,- dan nilai Cost of Energy sebesar Rp. 484,58,- / kWh. PLTS can be applied from small to large scale, that is the advantage of this technology. On a small scale, the use of solar energy can be applied on every roof of the house to meet the electricity needs of each residential / household consumer. For this need, the PLTS system is carried out on an on-grid basis, which is connected to an already available network, namely a network of electricity service providers such as PLN. In this study, the object of research is Building X at the State Polytechnic of Malang, where the load requirement is 12.5 kW and the daily energy requirement is 64 kWh. Using the HOMER PRO application obtained for systems with PV schemes, Batteries, PLN Grids, and converters, the proposed Schematic for the PLTS system is to use solar panels with a total installed power of 11 kWp, and coupled with a 1500 Ah battery, a power converter of 6 kW , and the PLN grid remains as the main supply. To be able to reduce electricity bills, Renewable Fraction (RF) is carried out by 58.5%, so that the daily production for solar panels is 45.6 kWh, which is 68% of daily needs with a capacity factor of 17.3%. The solar panels used by the ICASOLAR brand with a capacity of 250 Wp require 44 panels with a total required area of 57 m2 on the roof of the building. Economically, it is found that the Net Present Cost in this system is Rp. 183,000,000,- and Cost of Energy amount Rp. 484,58,- / kWh.
{"title":"Kajian PLTS on–grid pada gedung X Politeknik Negeri Malang untuk melayani beban perkantoran menggunakan perangkat HOMER PRO","authors":"Priya Surya, Mochammad Junus","doi":"10.33795/eltek.v19i2.320","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.320","url":null,"abstract":"Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat diaplikasikan mulai skala kecil sampai skala besar, itu merupakan keunggulan teknologi ini. Dalam skala kecil, pemanfaatan energi surya dapat diaplikasikan di setiap atap rumah untuk memenuhi kebutuhan listrik tiap konsumen residential / rumah tangga. Untuk kebutuhan ini, sistem PLTS dilakukan secara on – grid yaitu terhubung dengan jaringan yang sudah tersedia yaitu jaringan penyedia layanan listrik seperti PLN. Pada penelitian ini, objek penelitian adalah Gedung X pada Politeknik Negeri Malang, dimana kebutuhan bebannya sebesar 12,5 kW dan kebutuhan energi harian 64 kWh. Menggunakan aplikasi HOMER PRO didapatkan untuk sistem dengan skema PV, Baterai, Grid PLN, dan konverter, maka Skematik yang diusulkan pada sistem PLTS adalah menggunakan solar panel dengan total daya terpasang sebesar 11 kWp, dan ditambah dengan baterai sebesar 1500 Ah, konverter daya sebesar 6 kW , dan grid PLN tetap sebagai suplai utama. Untuk bisa mengurangi tagihan listrik, dilakukanlah Renewable Fraction (RF) sebesar 58,5 %, sehingga didapatkan produksi harian untuk solar panel sebesar 45,6 kWh, yaitu sebesar 68 % kebutuhan harian dengan capacity factor sebesar 17,3 %. Solar panel yang digunakan merk ICASOLAR dengan kapasitas 250 Wp membutuhkan sebanyak 44 panel dengan total luasan yang diperlukan sebesar 57 m2 pada atap gedung. Secara ekonomis didapatkan bahwa Net Present Cost pada sistem ini adalah sebesar Rp. 183.000.000,- dan nilai Cost of Energy sebesar Rp. 484,58,- / kWh. \u0000 \u0000PLTS can be applied from small to large scale, that is the advantage of this technology. On a small scale, the use of solar energy can be applied on every roof of the house to meet the electricity needs of each residential / household consumer. For this need, the PLTS system is carried out on an on-grid basis, which is connected to an already available network, namely a network of electricity service providers such as PLN. In this study, the object of research is Building X at the State Polytechnic of Malang, where the load requirement is 12.5 kW and the daily energy requirement is 64 kWh. Using the HOMER PRO application obtained for systems with PV schemes, Batteries, PLN Grids, and converters, the proposed Schematic for the PLTS system is to use solar panels with a total installed power of 11 kWp, and coupled with a 1500 Ah battery, a power converter of 6 kW , and the PLN grid remains as the main supply. To be able to reduce electricity bills, Renewable Fraction (RF) is carried out by 58.5%, so that the daily production for solar panels is 45.6 kWh, which is 68% of daily needs with a capacity factor of 17.3%. The solar panels used by the ICASOLAR brand with a capacity of 250 Wp require 44 panels with a total required area of 57 m2 on the roof of the building. Economically, it is found that the Net Present Cost in this system is Rp. 183,000,000,- and Cost of Energy amount Rp. 484,58,- / kWh.","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44528371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-29DOI: 10.33795/eltek.v19i2.283
Budhy Setiawan, Isa Triyanti Santoso, Achmad Walid, Ryan Prasetyo, Delila Cahya Permatasari, Virna Umro Audiana
ABSTRAK Mesin 3D printing dapat membuat proses produksi menjadi singkat dan sederhana, keunggulan ini menjadikan banyak peneliti mulai menggembangkan mesin printing. Pengembangan mesin printing yang sudah dilakukan salah satunya adalah mesin 3D printer 2 x 2 x 2 meter. Keberhasilan mesin printing dapat dilihat dari hasil printing yang sesuai dengan desain yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan aplikasi yang dapat membantu merancang desain objek 3D pada mesin printer 2x2x2 meter, salah satunya menggunakan aplikasi CAD (Computer Aided Design) “SolidWork”. Aplikasi “SolidWork” bersifat opensource yang dapat membantu mengetahui pengaruh desain 3 dimensi menggunakan software CAD terhadap jarak, sudut dan skala objek pada mesin printer 2x2x2 meter. Desain objek 3D “SolidWork” disimpan dalam dalam format file STL, kemudian diproses di dalam Simplify 3D, objek akan diiris secara software. Hasil irisan gambar 3D akan menghasilkan sebuah file G-Code. Output koordinat dari G-Code digunakan untuk menggerakan motor stepper. Hasil cetak objek 2D memiliki error ukuran bentuk segitiga 4,62%, bentuk straight slog 7,49%, bentuk oval 5,54%, error sudut sebesar 0% dan error skala objek 0%. Sedangkan untuk objek 3D memiliki error rata – rata sebesar 0,29%. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi “SolidWork” dapat menujukkan kinerja mesin dan membantu dalam pembuatan desain 2D dan 3D pada mesin 3D printer 2x2x2 meter di Lab Elektro Prodi Elektronika Politeknik Negeri Malang. ABSTRACT 3D printing machines can make the production process short and simple, this advantage has made many researchers start to develop printing machines. One of the developments in printing machines that have been carried out is the 2 x 2 x 2 meter 3D Printer machine. The success of the printing machine can be seen from the printing results by the expected design. Therefore, an application is needed that can help design 3D object designs on a 2x2x2 meter printer machine, one of which is using the CAD (Computer-Aided Design) application "SolidWork". The application "SolidWork" is open source which can help determine the effect of 3-dimensional design using CAD software on the distance, angle, and scale of objects on a 2x2x2 meter printer machine. "SolidWorks" 3D object design is saved in STL file format, then processed in Simplify 3D, the object will be sliced automatically. The sliced 3D image will produce a G-Code file. The coordinate output from the G-Code is used to drive the stepper motor. The printout of 2D objects has a triangular size error of 4.62%, a straight slog shape of 7.49%, an oval shape of 5.54%, an angle error of 0%, and a scale error of 0%. Meanwhile, 3D objects have an average error of 0.29%. Based on the results of testing the "SolidWork" application can show machine performance and assist in making 2D and 3D designs on a 2x2x2 meter 3D printer machine at the Electrical Lab of Electronics Study Program, State Polytechnic of Malang.
{"title":"Aplikasi solidwork untuk rancangan CAD 3D pada mesin 3D printer 2x2x2 meter","authors":"Budhy Setiawan, Isa Triyanti Santoso, Achmad Walid, Ryan Prasetyo, Delila Cahya Permatasari, Virna Umro Audiana","doi":"10.33795/eltek.v19i2.283","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.283","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Mesin 3D printing dapat membuat proses produksi menjadi singkat dan sederhana, keunggulan ini menjadikan banyak peneliti mulai menggembangkan mesin printing. Pengembangan mesin printing yang sudah dilakukan salah satunya adalah mesin 3D printer 2 x 2 x 2 meter. Keberhasilan mesin printing dapat dilihat dari hasil printing yang sesuai dengan desain yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan aplikasi yang dapat membantu merancang desain objek 3D pada mesin printer 2x2x2 meter, salah satunya menggunakan aplikasi CAD (Computer Aided Design) “SolidWork”. Aplikasi “SolidWork” bersifat opensource yang dapat membantu mengetahui pengaruh desain 3 dimensi menggunakan software CAD terhadap jarak, sudut dan skala objek pada mesin printer 2x2x2 meter. Desain objek 3D “SolidWork” disimpan dalam dalam format file STL, kemudian diproses di dalam Simplify 3D, objek akan diiris secara software. Hasil irisan gambar 3D akan menghasilkan sebuah file G-Code. Output koordinat dari G-Code digunakan untuk menggerakan motor stepper. Hasil cetak objek 2D memiliki error ukuran bentuk segitiga 4,62%, bentuk straight slog 7,49%, bentuk oval 5,54%, error sudut sebesar 0% dan error skala objek 0%. Sedangkan untuk objek 3D memiliki error rata – rata sebesar 0,29%. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi “SolidWork” dapat menujukkan kinerja mesin dan membantu dalam pembuatan desain 2D dan 3D pada mesin 3D printer 2x2x2 meter di Lab Elektro Prodi Elektronika Politeknik Negeri Malang. \u0000ABSTRACT \u00003D printing machines can make the production process short and simple, this advantage has made many researchers start to develop printing machines. One of the developments in printing machines that have been carried out is the 2 x 2 x 2 meter 3D Printer machine. The success of the printing machine can be seen from the printing results by the expected design. Therefore, an application is needed that can help design 3D object designs on a 2x2x2 meter printer machine, one of which is using the CAD (Computer-Aided Design) application \"SolidWork\". The application \"SolidWork\" is open source which can help determine the effect of 3-dimensional design using CAD software on the distance, angle, and scale of objects on a 2x2x2 meter printer machine. \"SolidWorks\" 3D object design is saved in STL file format, then processed in Simplify 3D, the object will be sliced automatically. The sliced 3D image will produce a G-Code file. The coordinate output from the G-Code is used to drive the stepper motor. The printout of 2D objects has a triangular size error of 4.62%, a straight slog shape of 7.49%, an oval shape of 5.54%, an angle error of 0%, and a scale error of 0%. Meanwhile, 3D objects have an average error of 0.29%. Based on the results of testing the \"SolidWork\" application can show machine performance and assist in making 2D and 3D designs on a 2x2x2 meter 3D printer machine at the Electrical Lab of Electronics Study Program, State Polytechnic of Malang. \u0000 ","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69689046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-29DOI: 10.33795/eltek.v19i2.305
Muhamad Rifa’i, H. ., H. K. Safitri, Abrar Kadafi
Scaling data PLC untuk penggerak motor stepper pada sistem extruder memengaruhi bentuk produk yang dihasilkan saat proses ekstrusi melalui kecepatan putar dan torsi motor. Produk hasil cetakan akan gagal jika kecepatan putar motor stepper terlalu cepat atau lambat karena pengaruh torsi motor yang bekerja. Dibutuhkan pembatasan kecepatan putar motor stepper menjadi beraturan untuk menghindari kegagalan proses ekstrusi. Tujuan penelitian ini adalah mendesain scaling setpoint dan kecepatan putar motor (rpm) beserta torsi motor (Nm) untuk kontrol torsi motor melalui kecepatan putar motor stepper. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuantitatif data scaling dengan menggunakan persamaan matematis scaling setpoint, kecepatan putar motor (rpm) dan torsi motor (Nm). Data hasil didapatkan melalui pengujian simulasi persamaan matematis scaling pada PLC dengan sampel input periode pulsa setpoint antara 100us sampai 1000us. Hasil pengujian dengan daya motor 24Watt menunjukkan kecepatan putar motor stepper antara 49,3rpm sampai 9,4rpm berbanding terbalik dengan torsi motor stepper antara 0,49Nm sampai 2,55Nm. Pada setpoint 800us didapatkan hasil scaling setpoint 820us nilai error sebesar 2,5%, cukup ideal diaplikasikan dengan kecepatan putar 11,4rpm serta torsi 2,1Nm untuk menjalankan extruder dimensi kecil. PLC data scaling for stepper motor drive in extruder system affects the shape of product produced during extrusion process through motor rotational speed and torque. Printed product will fail if rotational speed of stepper motor is too fast or slow due the working torque influence of the motor. It is necessary to limit rotational speed of stepper motor to be regular to avoid failure of extrusion process. The purpose of this research is design scaling setpoint and motor rotational speed (rpm) along with motor torque (Nm) to control motor torque through stepper motor rotational speed. Method used is quantitative experimental data scaling using mathematical equations of scaling setpoint, motor rotational speed (rpm) and motor torque (Nm). Result data is obtained by simulation testing the scaling mathematical equation on PLC with input samples of the setpoint pulse period between 100us to 1000us. Test results with 24Watt motor power show that stepper motor rotational speed is between 49.3rpm to 9.4rpm and inversely proportional to stepper motor torque between 0.49Nm until 2.55Nm. At 800us setpoint, the 820us setpoint scaling results in error value of 2.5%, which is ideal for application with rotational speed of 11.4rpm and torque of 2.1Nm to run small-dimensional extruder.
{"title":"Scaling data PLC sebagai pengontrol motor stepper penggerak ulir extruder","authors":"Muhamad Rifa’i, H. ., H. K. Safitri, Abrar Kadafi","doi":"10.33795/eltek.v19i2.305","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.305","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Scaling data PLC untuk penggerak motor stepper pada sistem extruder memengaruhi bentuk produk yang dihasilkan saat proses ekstrusi melalui kecepatan putar dan torsi motor. Produk hasil cetakan akan gagal jika kecepatan putar motor stepper terlalu cepat atau lambat karena pengaruh torsi motor yang bekerja. Dibutuhkan pembatasan kecepatan putar motor stepper menjadi beraturan untuk menghindari kegagalan proses ekstrusi. Tujuan penelitian ini adalah mendesain scaling setpoint dan kecepatan putar motor (rpm) beserta torsi motor (Nm) untuk kontrol torsi motor melalui kecepatan putar motor stepper. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuantitatif data scaling dengan menggunakan persamaan matematis scaling setpoint, kecepatan putar motor (rpm) dan torsi motor (Nm). Data hasil didapatkan melalui pengujian simulasi persamaan matematis scaling pada PLC dengan sampel input periode pulsa setpoint antara 100us sampai 1000us. Hasil pengujian dengan daya motor 24Watt menunjukkan kecepatan putar motor stepper antara 49,3rpm sampai 9,4rpm berbanding terbalik dengan torsi motor stepper antara 0,49Nm sampai 2,55Nm. Pada setpoint 800us didapatkan hasil scaling setpoint 820us nilai error sebesar 2,5%, cukup ideal diaplikasikan dengan kecepatan putar 11,4rpm serta torsi 2,1Nm untuk menjalankan extruder dimensi kecil. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000PLC data scaling for stepper motor drive in extruder system affects the shape of product produced during extrusion process through motor rotational speed and torque. Printed product will fail if rotational speed of stepper motor is too fast or slow due the working torque influence of the motor. It is necessary to limit rotational speed of stepper motor to be regular to avoid failure of extrusion process. The purpose of this research is design scaling setpoint and motor rotational speed (rpm) along with motor torque (Nm) to control motor torque through stepper motor rotational speed. Method used is quantitative experimental data scaling using mathematical equations of scaling setpoint, motor rotational speed (rpm) and motor torque (Nm). Result data is obtained by simulation testing the scaling mathematical equation on PLC with input samples of the setpoint pulse period between 100us to 1000us. Test results with 24Watt motor power show that stepper motor rotational speed is between 49.3rpm to 9.4rpm and inversely proportional to stepper motor torque between 0.49Nm until 2.55Nm. At 800us setpoint, the 820us setpoint scaling results in error value of 2.5%, which is ideal for application with rotational speed of 11.4rpm and torque of 2.1Nm to run small-dimensional extruder. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42377984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kestabilan suatu sistem tenaga listrik sendiri merupakan kemampuan sebuah sistem tenaga listrik dalam mempertahankan tegangan, frekuensi, dan daya di setiap bus sistem interkoneksi pada kondisi normal baik sebelum dan sesudah terjadinya gangguan. Sistem akan memasuki keadaan ketidakstabilan ketika terjadi gangguan, peningkatan permintaan beban dan adanya perubahan kondisi sistem, keadaan tersebut akan menyebabkan penurunan performa sistem tenaga listrik. Pada tahun 2015-2019 pulau madura hanya terdapat lima gardu induk, seiring dengan pertambahan kebutuhan tenaga listrik di beberapa wilayah pulau madura, untuk memperbaiki mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke konsumen, hal inilah yang mendukung proyek penambahan Gardu Induk Guluk Guluk. Gardu Induk Guluk-Guluk merupakan salah satu bagian dari sub sistem Krian Gresik. Dengan adanya penambahan Gardu Induk Guluk-Guluk tersebut akan berpengaruh terhadap aliran daya dan tegangan pada sistem tenaga listrik. Analisis dilakukan pada kondisi normal sebelum dan setelah adanya Gardu Induk Guluk-Guluk. Kondisi tegangan pada sub sistem Krian Gresik saat sebelum dan sesudah pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk masih memenuhi standart, namun ada beberapa bus yang mengalami penurunan tegangan dibawah 95%. Gardu Induk yang mengalami penurunan tegangan dibawah 95% sebelum pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk, yaitu pada Gardu Induk Bunduran, Gardu Induk Porong, dan Gardu Induk Maspion. Saat setelah pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk, terdapat penambahan Gardu induk yang mengalami penurunan nilai tegangan, yaitu Gardu Induk Sampang, Gardu Induk Pamekasan, Gardu Induk Guluk-Guluk, dan Gardu Induk Sumenep. Aliran daya terbesar saat terjadi penurunan tegangan adalah pada bus Bus 1 Bunduran. The stability of an electric power system itself is the ability of an electric power system to maintain the voltage, frequency, and power in each interconnecting bus system in normal conditions both before and before the disturbance. The system will enter a state of instability when there is a disturbance, an increase in load demand and a change in system conditions, this situation will cause a decrease in the performance of the electric power system. In 2015-2019 Madura Island there are five substations, along with the increasing need for energy in the Madura Island area, to improve some and control electric power, this is what supports the addition of Guluk-Guluk Substations. Guluk-Guluk Substation is one part of the Krian Gresik sub-system. With the addition of the Guluk-Guluk Substation, it will affect the flow of power and voltage in the electric power system. The analysis was carried out under normal conditions before and after the Guluk-Guluk Substation. The voltage conditions in the Krian Gresik sub-system before and before the construction of the Guluk-Guluk Substation still met the standard, but there were several buses that experienced a voltage drop below 95%. Substations that experienced a v
{"title":"Analisis pengaruh penambahan gardu induk Guluk-Guluk terhadap aliran daya dan profil tegangan pada sub sistem Krian Gresik","authors":"Imron Ridzki, Rohmanita Duanaputri, Egar Rahmat Maulana, Ayusta Lukita Wardani","doi":"10.33795/eltek.v19i2.316","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.316","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Kestabilan suatu sistem tenaga listrik sendiri merupakan kemampuan sebuah sistem tenaga listrik dalam mempertahankan tegangan, frekuensi, dan daya di setiap bus sistem interkoneksi pada kondisi normal baik sebelum dan sesudah terjadinya gangguan. Sistem akan memasuki keadaan ketidakstabilan ketika terjadi gangguan, peningkatan permintaan beban dan adanya perubahan kondisi sistem, keadaan tersebut akan menyebabkan penurunan performa sistem tenaga listrik. Pada tahun 2015-2019 pulau madura hanya terdapat lima gardu induk, seiring dengan pertambahan kebutuhan tenaga listrik di beberapa wilayah pulau madura, untuk memperbaiki mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke konsumen, hal inilah yang mendukung proyek penambahan Gardu Induk Guluk Guluk. Gardu Induk Guluk-Guluk merupakan salah satu bagian dari sub sistem Krian Gresik. Dengan adanya penambahan Gardu Induk Guluk-Guluk tersebut akan berpengaruh terhadap aliran daya dan tegangan pada sistem tenaga listrik. Analisis dilakukan pada kondisi normal sebelum dan setelah adanya Gardu Induk Guluk-Guluk. Kondisi tegangan pada sub sistem Krian Gresik saat sebelum dan sesudah pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk masih memenuhi standart, namun ada beberapa bus yang mengalami penurunan tegangan dibawah 95%. Gardu Induk yang mengalami penurunan tegangan dibawah 95% sebelum pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk, yaitu pada Gardu Induk Bunduran, Gardu Induk Porong, dan Gardu Induk Maspion. Saat setelah pembangunan Gardu Induk Guluk-Guluk, terdapat penambahan Gardu induk yang mengalami penurunan nilai tegangan, yaitu Gardu Induk Sampang, Gardu Induk Pamekasan, Gardu Induk Guluk-Guluk, dan Gardu Induk Sumenep. Aliran daya terbesar saat terjadi penurunan tegangan adalah pada bus Bus 1 Bunduran. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000The stability of an electric power system itself is the ability of an electric power system to maintain the voltage, frequency, and power in each interconnecting bus system in normal conditions both before and before the disturbance. The system will enter a state of instability when there is a disturbance, an increase in load demand and a change in system conditions, this situation will cause a decrease in the performance of the electric power system. In 2015-2019 Madura Island there are five substations, along with the increasing need for energy in the Madura Island area, to improve some and control electric power, this is what supports the addition of Guluk-Guluk Substations. Guluk-Guluk Substation is one part of the Krian Gresik sub-system. With the addition of the Guluk-Guluk Substation, it will affect the flow of power and voltage in the electric power system. The analysis was carried out under normal conditions before and after the Guluk-Guluk Substation. The voltage conditions in the Krian Gresik sub-system before and before the construction of the Guluk-Guluk Substation still met the standard, but there were several buses that experienced a voltage drop below 95%. Substations that experienced a v","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49494707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam budidaya ikan cupang, seringkali peternak mengalami kendala efisiensi waktu dan tenaga saat pergantian air karena jumlah ikan yang sangat banyak. Solusi yang dapat diterapkan peternak yaitu membuat inovasi baru dengan teknologi modern agar menghasilkan ikan cupang kualitas yang baik. Manfaat alat ini menghemat pengeluaran dana, tidak membutuhkan banyak SDM, kualitas air mudah dimonitoring dengan aplikasi. Alat ini dibekali dengan sistem kendali logika fuzzy metode mamdani untuk pengendalian pengurasan air soliter ikan cupang serta fleksibel penggunaannya. Aplikasi android digunakan menampilkan informasi untuk monitoring suhu dan kekeruhan air pada soliter serta kontrol manual pengisian dan pengurasan air. Pengguna juga bisa menguras dan mengisi sewaktu-waktu sesuai kebutuhannya. Hasil pengujian sistem dapat disimpulkan bahwa penggunaan logika fuzzy sangat efektif untuk pengurasan air soliter ikan cupang dengan tingkat keberhasilan sebesar 90,2% serta nilai error 0,12%, sensor suhu memiliki nilai error sebesar 0,10%, dan sensor turbidity memiliki nilai error sebesar 0,98%. Logika fuzzy pada sistem sesuai dengan perencanaan dan berjalan dengan baik. In betta fish farming, farmers often have time and energy efficiency constraints when changing water due to a large number of fish. The solution that farmers can apply is to make innovations with modern technology to produce good quality betta fish. This tool’s benefits save money, do not require a lot of human resources, water quality is easy to monitor with the application. This tool is equipped with a logic control system fuzzy method Mamdani for controlling betta fish solitary water drainage and flexible use. The android application is used to display information for monitoring temperature and water turbidity in solitary and manual control of filling and draining water. Users can also drain and fill at any time according to their needs. The results of system testing can be concluded that the use of fuzzy logic is very effective for draining betta fish solitary water with a success rate of 90.2% and an error value of 0.12%, the temperature sensor has a value error of 0.10%, and the sensor turbidity has an error value. by 0.98%. logic fuzzy in the system is following the plan and runs well.
{"title":"Rancang bangun penguras dan pengisi soliter ikan cupang menggunakan logika fuzzy berbasis aplikasi android","authors":"Ashlihah Salsabila, Putri Elfa Mas’udia, Azam Muzakhim Immamuddin","doi":"10.33795/eltek.v19i2.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.315","url":null,"abstract":"Dalam budidaya ikan cupang, seringkali peternak mengalami kendala efisiensi waktu dan tenaga saat pergantian air karena jumlah ikan yang sangat banyak. Solusi yang dapat diterapkan peternak yaitu membuat inovasi baru dengan teknologi modern agar menghasilkan ikan cupang kualitas yang baik. Manfaat alat ini menghemat pengeluaran dana, tidak membutuhkan banyak SDM, kualitas air mudah dimonitoring dengan aplikasi. Alat ini dibekali dengan sistem kendali logika fuzzy metode mamdani untuk pengendalian pengurasan air soliter ikan cupang serta fleksibel penggunaannya. Aplikasi android digunakan menampilkan informasi untuk monitoring suhu dan kekeruhan air pada soliter serta kontrol manual pengisian dan pengurasan air. Pengguna juga bisa menguras dan mengisi sewaktu-waktu sesuai kebutuhannya. Hasil pengujian sistem dapat disimpulkan bahwa penggunaan logika fuzzy sangat efektif untuk pengurasan air soliter ikan cupang dengan tingkat keberhasilan sebesar 90,2% serta nilai error 0,12%, sensor suhu memiliki nilai error sebesar 0,10%, dan sensor turbidity memiliki nilai error sebesar 0,98%. Logika fuzzy pada sistem sesuai dengan perencanaan dan berjalan dengan baik. \u0000 \u0000In betta fish farming, farmers often have time and energy efficiency constraints when changing water due to a large number of fish. The solution that farmers can apply is to make innovations with modern technology to produce good quality betta fish. This tool’s benefits save money, do not require a lot of human resources, water quality is easy to monitor with the application. This tool is equipped with a logic control system fuzzy method Mamdani for controlling betta fish solitary water drainage and flexible use. The android application is used to display information for monitoring temperature and water turbidity in solitary and manual control of filling and draining water. Users can also drain and fill at any time according to their needs. The results of system testing can be concluded that the use of fuzzy logic is very effective for draining betta fish solitary water with a success rate of 90.2% and an error value of 0.12%, the temperature sensor has a value error of 0.10%, and the sensor turbidity has an error value. by 0.98%. logic fuzzy in the system is following the plan and runs well. \u0000 ","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44367798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-29DOI: 10.33795/eltek.v19i2.295
Fatkhur Rohman, N. Nurhadi, M. Martawati
Perangkat embedded system pada masa sekarang memiliki banyak pilihan terhadap jenis mikrokontroler yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna ketika diharuskan untuk memilih salah satu jenis mikrokontroler tersebut. Sebagai contoh permasalahan apakah mikrokontroler yang telah dipilih tersebut memiliki sejumlah pin GPIO yang diinginkan, dengan frekuensi switching yang tinggi, berapakah jumlah kanal, resolusi, linieritas dan durasi konversi ADC, bagaimana kemampuan peripheral internal DAC, Timer dan PWM yang bisa dibangkitkan dari mikrokontroler tersebut. Penelitian ini telah membandingkan setidaknya 4 peripheral internal utama yang dimiliki oleh 3 jenis mikrokontroler. Metode yang dilakukan adalah dengan menguji karakteristik GPIO, PWM, TIMER dan ADC pada 3 jenis mikrokontroler yaitu Arduino ATMega328, STM32F103C8 dan ESP32. Eksperiment dilakukan dengan mengevaluasi frekuensi switching digital ouput, mengevaluasi resolusi sinyal hasil konversi ADC, mengevaluasi ketepatan hasil instruksi delay berkaitan dengan timer program dan waktu konversi sinyal DAC semuanya dilakukan pada masing-masing mikrokontroler. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan, mikrokontroler ESP32 memiliki unjuk kerja GPIO, PWM, TIMER dan ADC terbaik apabila dibandingkan dengan jenis lainnya. Penelitian ini juga membuktikan integrasi FreeRTOS pada Framework Arduino bisa berfungsi dengan optimal meskipun mikrokontroler berjalan pada 2 task yang berbeda di 2 core CPU yang bekerja secara pararel. Frekuensi switching digital output pada ESP32 mampu mencapai 3MHz, waktu konversi ADC hanya 5,7us dan DAC hanya 3,7us. Today's embedded systems have many choices for the type of microcontroller that suits the needs. This is a challenge in itself for users when required to choose one type of microcontroller. For example, the problem of whether the selected microcontroller has the desired number of GPIO pins, with a high switching frequency, what is the number of channels, resolution, linearity, and duration of the ADC conversion, what is the ability of the internal DAC, Timer and PWM peripherals that can be generated from the microcontroller. This study has compared at least 4 main internal peripherals owned by 3 types of microcontrollers. The method used is to test the characteristics of the GPIO, PWM, TIMER, and ADC on 3 types of microcontrollers, namely Arduino ATMega328, STM32F103C8, and ESP32. The experiment was carried out by evaluating the digital output switching frequency, evaluating the signal resolution of the ADC conversion result, evaluating the accuracy of the delay instruction results related to the program timer and DAC signal conversion time, all of which were carried out on each microcontroller. The final results of this study indicate that the ESP32 microcontroller has the best GPIO, PWM, TIMER, and ADC performance when compared to other types. This research also proves that the FreeRTOS integration on the Arduino Framework ca
{"title":"Unjuk Kerja GPIO, PWM, ADC dan Timer pada Mikrokontroler STM32F103, ESP32S dan ATMega328","authors":"Fatkhur Rohman, N. Nurhadi, M. Martawati","doi":"10.33795/eltek.v19i2.295","DOIUrl":"https://doi.org/10.33795/eltek.v19i2.295","url":null,"abstract":"Perangkat embedded system pada masa sekarang memiliki banyak pilihan terhadap jenis mikrokontroler yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna ketika diharuskan untuk memilih salah satu jenis mikrokontroler tersebut. Sebagai contoh permasalahan apakah mikrokontroler yang telah dipilih tersebut memiliki sejumlah pin GPIO yang diinginkan, dengan frekuensi switching yang tinggi, berapakah jumlah kanal, resolusi, linieritas dan durasi konversi ADC, bagaimana kemampuan peripheral internal DAC, Timer dan PWM yang bisa dibangkitkan dari mikrokontroler tersebut. Penelitian ini telah membandingkan setidaknya 4 peripheral internal utama yang dimiliki oleh 3 jenis mikrokontroler. Metode yang dilakukan adalah dengan menguji karakteristik GPIO, PWM, TIMER dan ADC pada 3 jenis mikrokontroler yaitu Arduino ATMega328, STM32F103C8 dan ESP32. Eksperiment dilakukan dengan mengevaluasi frekuensi switching digital ouput, mengevaluasi resolusi sinyal hasil konversi ADC, mengevaluasi ketepatan hasil instruksi delay berkaitan dengan timer program dan waktu konversi sinyal DAC semuanya dilakukan pada masing-masing mikrokontroler. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan, mikrokontroler ESP32 memiliki unjuk kerja GPIO, PWM, TIMER dan ADC terbaik apabila dibandingkan dengan jenis lainnya. Penelitian ini juga membuktikan integrasi FreeRTOS pada Framework Arduino bisa berfungsi dengan optimal meskipun mikrokontroler berjalan pada 2 task yang berbeda di 2 core CPU yang bekerja secara pararel. Frekuensi switching digital output pada ESP32 mampu mencapai 3MHz, waktu konversi ADC hanya 5,7us dan DAC hanya 3,7us. \u0000 \u0000Today's embedded systems have many choices for the type of microcontroller that suits the needs. This is a challenge in itself for users when required to choose one type of microcontroller. For example, the problem of whether the selected microcontroller has the desired number of GPIO pins, with a high switching frequency, what is the number of channels, resolution, linearity, and duration of the ADC conversion, what is the ability of the internal DAC, Timer and PWM peripherals that can be generated from the microcontroller. This study has compared at least 4 main internal peripherals owned by 3 types of microcontrollers. The method used is to test the characteristics of the GPIO, PWM, TIMER, and ADC on 3 types of microcontrollers, namely Arduino ATMega328, STM32F103C8, and ESP32. The experiment was carried out by evaluating the digital output switching frequency, evaluating the signal resolution of the ADC conversion result, evaluating the accuracy of the delay instruction results related to the program timer and DAC signal conversion time, all of which were carried out on each microcontroller. The final results of this study indicate that the ESP32 microcontroller has the best GPIO, PWM, TIMER, and ADC performance when compared to other types. This research also proves that the FreeRTOS integration on the Arduino Framework ca","PeriodicalId":53405,"journal":{"name":"Jurnal Eltek","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46371241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}