Kawasan industri Kendal (KIK) dikembangkan dengan luas mencapai 2.200 Ha di utara kecamatan kaliwungu diperkirakan menyerap hingga 500.000 tenaga kerja. KIK akan mengakselerasi pertumbuhan kota yang ditandai dengan proses urbanisasi dan konsumsi lahan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan prediksi penggunaan lahan tahun 2031 dengan adanya KIK di Kendal Timur. Pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif berbasis raster, dengan analisis proyeksi perkembangan lahan terbangun berdasarkan trend perubahan penggunaan lahan tahun 2005 – 2017 dan kebutuhan lahan akibat KIK. Model simulasi perubahan penggunaan lahan dengan model Cellular Automata (CA) dengan faktor pendorong meliputi faktor biofisik, sosial ekonomi, sarana prasarana, aksesbilitas dan ketetanggaan. Hasil penelitian menunjukkan KIK memiliki pengaruh yang kuat untuk mempercepat pertumbuhan kawasan perkotaan kaliwungu. Arah perkembangan Kendal Timur tahun 2031 dominan terjadi di kecamatan kaliwungu kemudian menyebar di kecamatan brangsong, kota Kendal, kaliwungu selatan dan ngampel dengan mengikuti pola perkembangan konsentris linier. Penggunaan lahan yang mengalami pertumbuhan tahun 2031 meliputi industri (2017,96 Ha), permukiman (1007,30 Ha), perdagangan dan jasa (271,39 Ha), dan gudang (18,76 Ha) yang diikuti terkonversinya lahan non terbangun yaitu tambak (1593,5 Ha), sawah irigasi (784,35 Ha kebun campuran (362,34 Ha), tegalan (361,65 Ha), tanah terbuka (145,5 Ha), sawah tadah hujan (66,71 Ha) dan hutan produksi (1,32 Ha).
{"title":"Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) Berbasis Cellular Automata","authors":"Muhammad Nur Sadewo, Imam Buchori","doi":"10.22146/MGI.32272","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/MGI.32272","url":null,"abstract":"Kawasan industri Kendal (KIK) dikembangkan dengan luas mencapai 2.200 Ha di utara kecamatan kaliwungu diperkirakan menyerap hingga 500.000 tenaga kerja. KIK akan mengakselerasi pertumbuhan kota yang ditandai dengan proses urbanisasi dan konsumsi lahan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan prediksi penggunaan lahan tahun 2031 dengan adanya KIK di Kendal Timur. Pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif berbasis raster, dengan analisis proyeksi perkembangan lahan terbangun berdasarkan trend perubahan penggunaan lahan tahun 2005 – 2017 dan kebutuhan lahan akibat KIK. Model simulasi perubahan penggunaan lahan dengan model Cellular Automata (CA) dengan faktor pendorong meliputi faktor biofisik, sosial ekonomi, sarana prasarana, aksesbilitas dan ketetanggaan. Hasil penelitian menunjukkan KIK memiliki pengaruh yang kuat untuk mempercepat pertumbuhan kawasan perkotaan kaliwungu. Arah perkembangan Kendal Timur tahun 2031 dominan terjadi di kecamatan kaliwungu kemudian menyebar di kecamatan brangsong, kota Kendal, kaliwungu selatan dan ngampel dengan mengikuti pola perkembangan konsentris linier. Penggunaan lahan yang mengalami pertumbuhan tahun 2031 meliputi industri (2017,96 Ha), permukiman (1007,30 Ha), perdagangan dan jasa (271,39 Ha), dan gudang (18,76 Ha) yang diikuti terkonversinya lahan non terbangun yaitu tambak (1593,5 Ha), sawah irigasi (784,35 Ha kebun campuran (362,34 Ha), tegalan (361,65 Ha), tanah terbuka (145,5 Ha), sawah tadah hujan (66,71 Ha) dan hutan produksi (1,32 Ha).","PeriodicalId":55710,"journal":{"name":"Majalah Geografi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49392617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Herianto Tuwongkesong, Stevanus V Mandagi, J. Schaduw
Tujuan penelitian ini adalah Menginvestigasi kondisi ekologi ekosistem mangrove di Bahowo dan menganalisa kesesuaian lahan ekosistem mangrove sebagai kawasan ekowisata. Penelitian ini dilaksakan di Bahowo Kota Manado pada bulan November sampai Januari 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode penetapan kesesuaian lahan adalah melihat skor dan pembobotan yang diperoleh dari setiap parameter yang di kaji yaitu ketebalan mangrove, kerapatan, jenis, pasang surut, objek biota, keunikan, keaslian dan keberadaan biota berbahaya. Untuk tutupan mangrove menggunakan metode hemysperical photography atau aplikasi image j. Dari hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa Rhysopora apiculata mendominasi jenis yang ada di Bahowo. Hasil analisis tutupan berdasarkan aplikasi image j menunjukkan bahwa tutupan mangrove di Bahowo tergolong padat dengan nilai diatas 75 %. Berdasarkan matriks kesesuaian untuk kategori ekowisata, ekosistem mangrove yang ada di Bahowo sangat sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata mangrove.ABSTRACTThe purpose of this research is to investigate the ecological condition of mangrove ecosystem in Bahowo and analyze the suitability of mangrove ecosystem area as ecotourism area. This research was conducted in Bahowo Manado City from November to January 2018. The method used was survey method. The method of determining the suitability of land is to see the score and weighting obtained from each parameter in the mangrove thickness, density, type, tidal, biota object, uniqueness, authenticity and existence of dangerous biota. For mangrove cover using hemispherical photography method or image application j. From the results of observations in the field is known that Rhizophora apiculata dominate the existing species in Bahowo. The result of cover analysis based on image j application shows that mangrove cover in Bahowo is categorized as solid with the value above 75%. Based on the suitability matrix for ecotourism category, the existing mangrove ecosystem in Bahowo is very suitable for ecotourism area of mangrove
{"title":"Kajian ekologis ekosistem mangrove untuk ekowisata di Bahowo kota Manado","authors":"Herianto Tuwongkesong, Stevanus V Mandagi, J. Schaduw","doi":"10.22146/MGI.36329","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/MGI.36329","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah Menginvestigasi kondisi ekologi ekosistem mangrove di Bahowo dan menganalisa kesesuaian lahan ekosistem mangrove sebagai kawasan ekowisata. Penelitian ini dilaksakan di Bahowo Kota Manado pada bulan November sampai Januari 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode penetapan kesesuaian lahan adalah melihat skor dan pembobotan yang diperoleh dari setiap parameter yang di kaji yaitu ketebalan mangrove, kerapatan, jenis, pasang surut, objek biota, keunikan, keaslian dan keberadaan biota berbahaya. Untuk tutupan mangrove menggunakan metode hemysperical photography atau aplikasi image j. Dari hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa Rhysopora apiculata mendominasi jenis yang ada di Bahowo. Hasil analisis tutupan berdasarkan aplikasi image j menunjukkan bahwa tutupan mangrove di Bahowo tergolong padat dengan nilai diatas 75 %. Berdasarkan matriks kesesuaian untuk kategori ekowisata, ekosistem mangrove yang ada di Bahowo sangat sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata mangrove.ABSTRACTThe purpose of this research is to investigate the ecological condition of mangrove ecosystem in Bahowo and analyze the suitability of mangrove ecosystem area as ecotourism area. This research was conducted in Bahowo Manado City from November to January 2018. The method used was survey method. The method of determining the suitability of land is to see the score and weighting obtained from each parameter in the mangrove thickness, density, type, tidal, biota object, uniqueness, authenticity and existence of dangerous biota. For mangrove cover using hemispherical photography method or image application j. From the results of observations in the field is known that Rhizophora apiculata dominate the existing species in Bahowo. The result of cover analysis based on image j application shows that mangrove cover in Bahowo is categorized as solid with the value above 75%. Based on the suitability matrix for ecotourism category, the existing mangrove ecosystem in Bahowo is very suitable for ecotourism area of mangrove","PeriodicalId":55710,"journal":{"name":"Majalah Geografi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42943677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}