Pub Date : 2024-04-01DOI: 10.21831/hum.v29i1.72158
Yogi Fery Hidayat
Sumbangan adalah pemberian atau kontribusi, baik berupa barang, uang, waktu, atau sumber daya lainnya yang diberikan oleh seseorang atau sebuah organisasi untuk tujuan tertentu atau untuk membantu orang atau kelompok yang membutuhkan. Sumbangan seringkali diberikan untuk membantu mengatasi masalah sosial, kemanusiaan, atau kegiatan amal lainnya. Penelitian ini berfokus pada lagu “Sumbangan” sebagai manifestasi seni dan politik dalam karya Rhoma Irama. Tujuannya adalah untuk memperjelas representasi kritisitas yang terdapat dalam karya Rhoma Irama. Studi ini dilakukan dengan menganalisis lirik lagu dengan mengidentifikasi unsur-unsur seni dalam lirik lagu dan bagaimana unsur-unsur tersebut merepresentasikan kritisitas dalam sosial-politik. Penelitian ini menunjukkan bagaimana Rhoma Irama menggunakan seni untuk mengkritik isu-isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Hasil penelitian ini terdapat beberapa kritik terhadap praktik perjudian dengan berkedok sumbangan, praktik sumbangan yang tidak tulus dengan motif keuntungan, dan resistensi terhadap kekuasaan.
{"title":"“SUMBANGAN” SEBAGAI MANIFESTASI SENI DAN POLITIK: REPRESENTASI KRITISITAS DALAM KARYA RHOMA IRAMA","authors":"Yogi Fery Hidayat","doi":"10.21831/hum.v29i1.72158","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v29i1.72158","url":null,"abstract":"Sumbangan adalah pemberian atau kontribusi, baik berupa barang, uang, waktu, atau sumber daya lainnya yang diberikan oleh seseorang atau sebuah organisasi untuk tujuan tertentu atau untuk membantu orang atau kelompok yang membutuhkan. Sumbangan seringkali diberikan untuk membantu mengatasi masalah sosial, kemanusiaan, atau kegiatan amal lainnya. Penelitian ini berfokus pada lagu “Sumbangan” sebagai manifestasi seni dan politik dalam karya Rhoma Irama. Tujuannya adalah untuk memperjelas representasi kritisitas yang terdapat dalam karya Rhoma Irama. Studi ini dilakukan dengan menganalisis lirik lagu dengan mengidentifikasi unsur-unsur seni dalam lirik lagu dan bagaimana unsur-unsur tersebut merepresentasikan kritisitas dalam sosial-politik. Penelitian ini menunjukkan bagaimana Rhoma Irama menggunakan seni untuk mengkritik isu-isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Hasil penelitian ini terdapat beberapa kritik terhadap praktik perjudian dengan berkedok sumbangan, praktik sumbangan yang tidak tulus dengan motif keuntungan, dan resistensi terhadap kekuasaan.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"80 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140767811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-01DOI: 10.21831/hum.v29i1.69003
Fania Rahma Cahyani, Asyifa Windi Ayuningtyas
Feminisme sebagai suatu gerakan untuk menyuarakan kesetaraan gender bagi wanita telah dilakukan sejak Pasca kolonial hingga masa kini. Salah satu media yang dapat digunakan sebagai penyuaraan Feminisme adalah melalui Film “Barbie” yang ditayangkan di layar lebar. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi Pustaka. Studi Pustaka dilakukan dengan menyaksikan film Barbie dan mengamati adegan-adegan yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui representasi feminisme yang terdapat di dalam Film Barbie serta bagaimana representasi yang sesuai dengan Feminisme dalam pandangan Timur. Penelitian ini menggunakan teori Feminisme sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga poin yang menunjukkan representasi Film Barbie yang sesuai dengan Feminisme pandangan Timur. Tiga poin yang melambangkan representasi feminism tersebut terdiri atas kebebasan memilih pekerjaan, Wanita yang dominan dalam dunia kerja dan juga monolog yang berisikan bagaimana perasaan menjadi seorang Wanita di kehidupan sehari-hari. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tidak sepenuhnya representasi feminism yang ada di dalam film dapat direalisasikan di daerah yang menganut paham kiblat ketimuran.
{"title":"FILM “BARBIE” SEBAGAI BENTUK REPRESENTASI FEMINISME DIKAITKAN DENGAN KIBLAT BUDAYA TIMUR KAJIAN SPIVAK","authors":"Fania Rahma Cahyani, Asyifa Windi Ayuningtyas","doi":"10.21831/hum.v29i1.69003","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v29i1.69003","url":null,"abstract":"Feminisme sebagai suatu gerakan untuk menyuarakan kesetaraan gender bagi wanita telah dilakukan sejak Pasca kolonial hingga masa kini. Salah satu media yang dapat digunakan sebagai penyuaraan Feminisme adalah melalui Film “Barbie” yang ditayangkan di layar lebar. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi Pustaka. Studi Pustaka dilakukan dengan menyaksikan film Barbie dan mengamati adegan-adegan yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui representasi feminisme yang terdapat di dalam Film Barbie serta bagaimana representasi yang sesuai dengan Feminisme dalam pandangan Timur. Penelitian ini menggunakan teori Feminisme sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga poin yang menunjukkan representasi Film Barbie yang sesuai dengan Feminisme pandangan Timur. Tiga poin yang melambangkan representasi feminism tersebut terdiri atas kebebasan memilih pekerjaan, Wanita yang dominan dalam dunia kerja dan juga monolog yang berisikan bagaimana perasaan menjadi seorang Wanita di kehidupan sehari-hari. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tidak sepenuhnya representasi feminism yang ada di dalam film dapat direalisasikan di daerah yang menganut paham kiblat ketimuran.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"178 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140762161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-01DOI: 10.21831/hum.v29i1.72115
A. Tristianto, Marsanda Dwi Susanti, Doni Dwi Hartanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai pemaknaan masyarakat terhadap gugon tuhon dan juga untuk menjelaskan makna tersirat atau makna secara nalar dan ilmiah dalam gugon tuhon di Dusun Ngricik, Kalurahan Melikan, Kapanewon Rongkop, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan sumber data para sesepuh atau simbah-simbah putri yang memiliki peran sebagai pelestari budaya yang ada di Dusun Ngricik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Data dianalisis secara induktif yang sejajar dengan karakteristik penelitian kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa pemaknaan masyarakat terhadap gugon tuhon di dusun tersebut masih sangat kental, mempercayai atau mengakui keberadaannya, serta melaksanakan ajaran tersebut dalam bentuk tindakan. Meskipun berada di era modern, keberadaan kebudayaan tentu masih terjaga, walaupun memang tidak bisa dihindari, beberapa bentuk budaya telah hilang atau punah tergerus dengan penjajahan globalisasi yang kian menghantam budaya-budaya dan kearifan lokal di Indonesia.
{"title":"Pemaknaan masyarakat terhadap gugon tuhon di Dusun Ngricik, Kalurahan Melikan, Kapanewon Rongkop","authors":"A. Tristianto, Marsanda Dwi Susanti, Doni Dwi Hartanto","doi":"10.21831/hum.v29i1.72115","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v29i1.72115","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai pemaknaan masyarakat terhadap gugon tuhon dan juga untuk menjelaskan makna tersirat atau makna secara nalar dan ilmiah dalam gugon tuhon di Dusun Ngricik, Kalurahan Melikan, Kapanewon Rongkop, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan sumber data para sesepuh atau simbah-simbah putri yang memiliki peran sebagai pelestari budaya yang ada di Dusun Ngricik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Data dianalisis secara induktif yang sejajar dengan karakteristik penelitian kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa pemaknaan masyarakat terhadap gugon tuhon di dusun tersebut masih sangat kental, mempercayai atau mengakui keberadaannya, serta melaksanakan ajaran tersebut dalam bentuk tindakan. Meskipun berada di era modern, keberadaan kebudayaan tentu masih terjaga, walaupun memang tidak bisa dihindari, beberapa bentuk budaya telah hilang atau punah tergerus dengan penjajahan globalisasi yang kian menghantam budaya-budaya dan kearifan lokal di Indonesia.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"75 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140761434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-04-01DOI: 10.21831/hum.v29i1.69030
Sekar Wulan Noventyas Nur Fatimah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terkait bentuk-bentuk serta dampak yang diakibatkan dari tindakan pelecehan seksual secara verbal (catcalling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus agar mendapatkan suatu pemahaman yang lebih mendalam terkait kasus catcalling dengan menggunakan teori fenomenologi. Peneliti juga melakukan wawancara melalui beberapa informan yang ada melalui perspektif yang berbeda-beda serta melakukan observasi untuk mengamati mahasiswa/i yang pernah mengalami catcalling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terkait dampak catcalling dapat menyebabkan perasaan trauma, tidak nyaman, merasa risih dan terganggu, serta adanya perasaan takut pada korban. Bentuk-bentuk catcalling yang dilakukan oleh pelaku seperti misalnya bersiul, main mata, memberikan pujian yang terkesan tidak sopan, dan juga memanggil/menggoda para wanita. Tindakan catcalling dilakukan tidak mengenal lokasi yang ramai ataupun sepi, akan tetapi di mana saja saat pelaku ingin melakukan aksi tersebut ketika iseng. Perlunya kesadaran akan pentingnya menghormati orang lain tanpa melakukan tindakan intimidasi atau meremehkan.
{"title":"PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELECEHAN CATCALLING: KAJIAN FENOMENOLOGI KEPADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG","authors":"Sekar Wulan Noventyas Nur Fatimah","doi":"10.21831/hum.v29i1.69030","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v29i1.69030","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terkait bentuk-bentuk serta dampak yang diakibatkan dari tindakan pelecehan seksual secara verbal (catcalling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus agar mendapatkan suatu pemahaman yang lebih mendalam terkait kasus catcalling dengan menggunakan teori fenomenologi. Peneliti juga melakukan wawancara melalui beberapa informan yang ada melalui perspektif yang berbeda-beda serta melakukan observasi untuk mengamati mahasiswa/i yang pernah mengalami catcalling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terkait dampak catcalling dapat menyebabkan perasaan trauma, tidak nyaman, merasa risih dan terganggu, serta adanya perasaan takut pada korban. Bentuk-bentuk catcalling yang dilakukan oleh pelaku seperti misalnya bersiul, main mata, memberikan pujian yang terkesan tidak sopan, dan juga memanggil/menggoda para wanita. Tindakan catcalling dilakukan tidak mengenal lokasi yang ramai ataupun sepi, akan tetapi di mana saja saat pelaku ingin melakukan aksi tersebut ketika iseng. Perlunya kesadaran akan pentingnya menghormati orang lain tanpa melakukan tindakan intimidasi atau meremehkan.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"274 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140780411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Catur Warna di dalam konsep Hindu seringkali disalahtafsirkan dengan istilah kasta pada masyarakat. Merujuk pada sumbernya, Catur Warna merupakan sebuah konsep penggolongan masyarakat yang didasarkan pada sifat (guna) dan karma manusia. Kajian ini berupaya menguraikan prinsip-prinsip penentuan Catur Warna dalam perspektif humanisme religius. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan ialah teks-teks pada naskah Sêrat Bhagawad Gita dan Kitab Sārasamuccaya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca catat purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif disertai validitas triangulasi dan reliabilitas stabilitas. Hasil kajian ini menyimpulkan bawah sistem Catur Warna merupakan salah satu contoh aplikasi dari pandangan filsafat humanisme religius. Hal tersebut didukung dengan kebebasan memilih kelompok (kasta) yang diinginkan sepanjang dalam pelaksanaan kewajiban disesuaikan dengan guna dan karma yang melekat padanya. Humanisme religius dalam hal ini menjadi pedoman yang kuat untuk mengurai permasalahan kasta di dalam masyarakat yang selama ini dimaknai sebagai sistem stratifikasi sosial yang bersifat vertikal.
{"title":"HUMANISME RELIGIUS DALAM KONSEP CATUR WARNA","authors":"Doni Dwi Hartanto","doi":"10.21831/hum.v1i1.61317","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.61317","url":null,"abstract":"Catur Warna di dalam konsep Hindu seringkali disalahtafsirkan dengan istilah kasta pada masyarakat. Merujuk pada sumbernya, Catur Warna merupakan sebuah konsep penggolongan masyarakat yang didasarkan pada sifat (guna) dan karma manusia. Kajian ini berupaya menguraikan prinsip-prinsip penentuan Catur Warna dalam perspektif humanisme religius. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan ialah teks-teks pada naskah Sêrat Bhagawad Gita dan Kitab Sārasamuccaya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca catat purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif disertai validitas triangulasi dan reliabilitas stabilitas. Hasil kajian ini menyimpulkan bawah sistem Catur Warna merupakan salah satu contoh aplikasi dari pandangan filsafat humanisme religius. Hal tersebut didukung dengan kebebasan memilih kelompok (kasta) yang diinginkan sepanjang dalam pelaksanaan kewajiban disesuaikan dengan guna dan karma yang melekat padanya. Humanisme religius dalam hal ini menjadi pedoman yang kuat untuk mengurai permasalahan kasta di dalam masyarakat yang selama ini dimaknai sebagai sistem stratifikasi sosial yang bersifat vertikal.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88910991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Jannah, K. Lestari, Gregorius Jhonathan, Murni Sekar Pinilih, A. Nurhayati, M. Margana
Along with the rise of the impact of globalization 4.0 that blurs the boundaries between countries and competition at the world level, many indigenous cultures have been pushed aside. Many families consider other cultures to be more advanced and educate children in contemporary culture that does not reflect their cultural identity. Efforts to preserve the nation's original culture need to be carried out from the family level. This quantitative study was aimed at determining factors influencing children's language development and the role of the family and the challenges in the effort of preserving Javanese culture, values, and languages in the globalization 4.0 era. The population of the study was the family whose kid around 3-12 years old domicile in Central Java and Yogyakarta. In total 94 samples were chosen using a random purposive method. The data were gathered using questionnaires then analyzed using a descriptive quantitative method. The result of the study shows that family roles impact children's acquisition of Javanese. Environment, language level or social strata in language, media, and parental inability are the most common reasons why Javanese is considered difficult. This article also suggests solutions and gives other related data to support this study
{"title":"Family role in preserving Javanese culture, values, and language: The challenges in the globalization 4.0 era","authors":"N. Jannah, K. Lestari, Gregorius Jhonathan, Murni Sekar Pinilih, A. Nurhayati, M. Margana","doi":"10.21831/hum.v1i1.59144","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.59144","url":null,"abstract":"Along with the rise of the impact of globalization 4.0 that blurs the boundaries between countries and competition at the world level, many indigenous cultures have been pushed aside. Many families consider other cultures to be more advanced and educate children in contemporary culture that does not reflect their cultural identity. Efforts to preserve the nation's original culture need to be carried out from the family level. This quantitative study was aimed at determining factors influencing children's language development and the role of the family and the challenges in the effort of preserving Javanese culture, values, and languages in the globalization 4.0 era. The population of the study was the family whose kid around 3-12 years old domicile in Central Java and Yogyakarta. In total 94 samples were chosen using a random purposive method. The data were gathered using questionnaires then analyzed using a descriptive quantitative method. The result of the study shows that family roles impact children's acquisition of Javanese. Environment, language level or social strata in language, media, and parental inability are the most common reasons why Javanese is considered difficult. This article also suggests solutions and gives other related data to support this study","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"2014 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86526559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study is to discuss the role of the UNHCR in Cisarua District, Bogor in 2021-2022 using role theory by Clive Archer which classifies the role of international organizations as instruments, arenas, and independent actors. The method used in this research is descriptive qualitative method with data collection from primary and secondary data. The data collection is done by interview and documentation process. In this research, the writer analyzes the data by collecting various data, sorting and filtering, and linking it with the chosen theory. The result of this research is the role of UNHCR in dealing with refugees in Cisarua District is as an instrument. This role can be seen from the UNHCR whose main objective is to provide protection and assistance and asylum status to refugees in this case can be carried out. However, this role has not yet been fully implemented.Keywords: Cisarua District, refugees, role, UNHCR
{"title":"THE ROLE OF THE UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) IN HANDLING FOREIGN REFUGEES","authors":"Gina Mahira","doi":"10.21831/hum.v1i1.53302","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.53302","url":null,"abstract":"This study is to discuss the role of the UNHCR in Cisarua District, Bogor in 2021-2022 using role theory by Clive Archer which classifies the role of international organizations as instruments, arenas, and independent actors. The method used in this research is descriptive qualitative method with data collection from primary and secondary data. The data collection is done by interview and documentation process. In this research, the writer analyzes the data by collecting various data, sorting and filtering, and linking it with the chosen theory. The result of this research is the role of UNHCR in dealing with refugees in Cisarua District is as an instrument. This role can be seen from the UNHCR whose main objective is to provide protection and assistance and asylum status to refugees in this case can be carried out. However, this role has not yet been fully implemented.Keywords: Cisarua District, refugees, role, UNHCR","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"155 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90214106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aimed to identify the appraising items which employed in Taman Sari tourists’ review written in TripAdvisor. It identified how the visitors expressed their feeling, attitude, and judgement towards the Taman Sari tourist attractions by applying Martin White (2005) theory, especially the attitude devices. This study employed a descriptive qualitative method. The data used were reviews written by the tourists of Taman Sari in TripAdvisor. This study was done by separating the reviews into the one that contains appraising items of attitudes and then breaking them into clauses before they were analysed. From the total of 56 data, it was found that there were 15 (26.79%) affect, 6 (10.71%) judgement, and 35 (62.50%) appreciation. Most of the reviews contains 50 (89.29%) positive attitudes, and only 6 (10.71%) with negative attitudes. This study asserted that the attitude device mostly used in the reviews is appreciation, especially reaction – quality since it deals with the evaluation of things which describes human feelings.
{"title":"An Appraisal Analysis of Attitude in Taman Sari Tourists’ Review in TripAdvisor","authors":"Istingatun Mahfiroh, Siti Mahripah, S.Pd., M.App.Ling.","doi":"10.21831/hum.v1i1.50283","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.50283","url":null,"abstract":"This study aimed to identify the appraising items which employed in Taman Sari tourists’ review written in TripAdvisor. It identified how the visitors expressed their feeling, attitude, and judgement towards the Taman Sari tourist attractions by applying Martin White (2005) theory, especially the attitude devices. This study employed a descriptive qualitative method. The data used were reviews written by the tourists of Taman Sari in TripAdvisor. This study was done by separating the reviews into the one that contains appraising items of attitudes and then breaking them into clauses before they were analysed. From the total of 56 data, it was found that there were 15 (26.79%) affect, 6 (10.71%) judgement, and 35 (62.50%) appreciation. Most of the reviews contains 50 (89.29%) positive attitudes, and only 6 (10.71%) with negative attitudes. This study asserted that the attitude device mostly used in the reviews is appreciation, especially reaction – quality since it deals with the evaluation of things which describes human feelings.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"338 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80714596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat cyber dalam platform twitter untuk melihat perilaku fans sepak bola Indonesia yang mendukung tim luar negeri. Penelitian virtual deskriptif kualitatif menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan bantuan pandangan teori psikoanalisis Sigmund Freud juga dengan beberapa pandangan pakar kebudayaan dan media lainnya yang memperkuat argumentasi dalam isi penelitiannya. Platform Twitter dipilih karena sangat dikenal sebagai media sosial yang bebas, sehingga menjadi arena yang cocok sebagai tempat komunitas sepak bola online untuk saling berbagi informasi. Mulai munculnya banyak argument yang menyatakan bahwa “kepakaran” seakan melebur dalam setiap argumentasi sepak bola di dalamnya, bahkan banyak argument menjurus ke arah seperti sarkas, hingga rasisme dan sara. Penelitian ini sendiri melihat tentang pentingnya kepakaran dalam dunia sosial media sepak bola di Twitter, sehingga penting melihat faktor seperti apa yang mempengaruhi argumentasi yang mengagung-agungkan kepakaran ini demi klub kesayangan mereka. Maka. Data memperlihatkan jika fanatisme dan fantasi secara tidak sadar menjadikan pengguna media sosial khususnya pecinta sepak bola seakan menjadi “pakar” jika klub kesayangan mereka dikritik oleh pihak lainnya.
{"title":"PANDANGAN TERHADAP KETIDAKSADARAN MASYARAKAT MENJADI SEORANG PAKAR DALAM KASUS SEPAKBOLA DI TWITTER","authors":"Tito Ari Pratama","doi":"10.21831/hum.v1i1.52752","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.52752","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat cyber dalam platform twitter untuk melihat perilaku fans sepak bola Indonesia yang mendukung tim luar negeri. Penelitian virtual deskriptif kualitatif menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan bantuan pandangan teori psikoanalisis Sigmund Freud juga dengan beberapa pandangan pakar kebudayaan dan media lainnya yang memperkuat argumentasi dalam isi penelitiannya. Platform Twitter dipilih karena sangat dikenal sebagai media sosial yang bebas, sehingga menjadi arena yang cocok sebagai tempat komunitas sepak bola online untuk saling berbagi informasi. Mulai munculnya banyak argument yang menyatakan bahwa “kepakaran” seakan melebur dalam setiap argumentasi sepak bola di dalamnya, bahkan banyak argument menjurus ke arah seperti sarkas, hingga rasisme dan sara. Penelitian ini sendiri melihat tentang pentingnya kepakaran dalam dunia sosial media sepak bola di Twitter, sehingga penting melihat faktor seperti apa yang mempengaruhi argumentasi yang mengagung-agungkan kepakaran ini demi klub kesayangan mereka. Maka. Data memperlihatkan jika fanatisme dan fantasi secara tidak sadar menjadikan pengguna media sosial khususnya pecinta sepak bola seakan menjadi “pakar” jika klub kesayangan mereka dikritik oleh pihak lainnya.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86795328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-30DOI: 10.23917/humaniora.v24i1.21402
Noorsofiana Affandi, Nor Zaiham Midawati Abdullah
Purpose: This study aims to explore the factors that causes burnout among school counsellors, the effect of burnout among school counsellors, as well as to identify the coping strategies applied to manage burnout.Methodology: This study uses one-on-one semi-structured interviews with eight school counsellors from seven different government secondary schools within the Brunei-Muara district in Brunei Darussalam.Results: The interviews identified three themes in relation to the issues related to burnout, namely the causes of burnout, the effects of burnout, and the coping strategies for burnout.Applications: Implications regarding the importance of the relevant authorities to acknowledge and show appreciation towards the school counsellors effort in carrying out their roles, along with establishing effective coping strategies, and having frequent mandatory sharing session or facilitative programmes are further discussed in this study.
{"title":"BURNOUT AMONG SCHOOL COUNSELLORS IN BRUNEI DARUSSALAM","authors":"Noorsofiana Affandi, Nor Zaiham Midawati Abdullah","doi":"10.23917/humaniora.v24i1.21402","DOIUrl":"https://doi.org/10.23917/humaniora.v24i1.21402","url":null,"abstract":"Purpose: This study aims to explore the factors that causes burnout among school counsellors, the effect of burnout among school counsellors, as well as to identify the coping strategies applied to manage burnout.Methodology: This study uses one-on-one semi-structured interviews with eight school counsellors from seven different government secondary schools within the Brunei-Muara district in Brunei Darussalam.Results: The interviews identified three themes in relation to the issues related to burnout, namely the causes of burnout, the effects of burnout, and the coping strategies for burnout.Applications: Implications regarding the importance of the relevant authorities to acknowledge and show appreciation towards the school counsellors effort in carrying out their roles, along with establishing effective coping strategies, and having frequent mandatory sharing session or facilitative programmes are further discussed in this study.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90992053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：