Abstract: Maximum oxygen consumption (VO2 max) is the maximum amount of oxygen that can be consumed during continuous physical activity until fatigue occurs. VO2 max can be measured using the field test method or the CPET method. The purpose of this literature review is to analyze the difference in the maximum oxygen consumption value between the field test method and the CPET method. The reference data in this article review was obtained by searching using PubMed and Google Scholar published in 2011 to 2021. After the search and selection process of articles, 6 articles were included in this literature review. A total of 6 articles, 5 articles show that there was not significant difference between the VO2 max value using the field test method while in another article show that there was a significant difference. Keywords: VO2 max, field test, CPET. Abstrak: Konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama terjadi aktivitas fisik secara terus menerus sampai akhirnya terjadi kelelahan. VO2 maks dapat diukur menggunakan metode tes lapangan maupun metode CPET. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk menganalisis perbedaan nilai konsumsi oksigen maksimal antara metode tes lapangan dan metode CPET. Data acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan penelusuran menggunakan PubMed dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2011 hingga tahun 2021. Setelah proses pencarian dan seleksi artikel, didapatkan 6 artikel yang disertakan pada literature review ini. Dari 6 artikel tersebut sebanyak 5 artikel yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara nilai VO2 maks menggunakan metode tes lapangan dan menggunakan CPET sedangkan pada 1 artikel lain menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Kata-kata kunci : VO2 maks, tes lapangan, CPET
摘要:最大耗氧量(VO2 max)是指在持续的身体活动中,直到疲劳发生时所能消耗的最大氧气量。VO2 max可以使用现场测试方法或CPET方法进行测量。本文献综述的目的是分析现场试验方法与CPET方法在最大耗氧量值上的差异。本文综述的参考数据通过检索PubMed和谷歌Scholar在2011 - 2021年发表的文献获得。经过文献检索和筛选过程,本次文献综述共纳入6篇文献。共有6篇文章,其中5篇文章表明使用现场测试方法的VO2 max值之间没有显著差异,而另一篇文章表明存在显著差异。关键词:最大摄氧量,现场测试,CPET摘要:Konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama terjadi aktivitas fisik secara terus menerus sampai akhirnya terjadi kelelahan。VO2使帕特拉库尔蒙古纳坎法和拉彭安莫潘法CPET。本文综述了国内外文献综述,并对国内外文献进行了综述。数据acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan peneluuran menggunakan PubMed dan谷歌学者yang dipublikasikan paada tahun 2011 hinga tahun 2021。Setelah在文章中提出了一种新的方法,在文章中提出了一种新的方法。Dari 6 artikel tersebut sebanyak 5 artikel yang menyebukan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signfikan antara nilai VO2 maks menggunakan方法tes lapangan dan menggunakan CPET sedangkan pada 1 artikel lain menyebukan bahwa terdapat perbedaan yang signfikan。Kata-kata kunci: VO2 maks, tes lapangan, CPET
{"title":"Literature Review: Perbedaan Konsumsi Oksigen Maksimal antara Metode Tes Lapangan dan Metode CPET","authors":"Millenia Bella Putri Syafrina, Asnawati Asnawati, Fauzan Muttaqien, Huldani Huldani, Mohammad Bakhriansyah","doi":"10.20527/ht.v5i1.5228","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5228","url":null,"abstract":"Abstract: Maximum oxygen consumption (VO2 max) is the maximum amount of oxygen that can be consumed during continuous physical activity until fatigue occurs. VO2 max can be measured using the field test method or the CPET method. The purpose of this literature review is to analyze the difference in the maximum oxygen consumption value between the field test method and the CPET method. The reference data in this article review was obtained by searching using PubMed and Google Scholar published in 2011 to 2021. After the search and selection process of articles, 6 articles were included in this literature review. A total of 6 articles, 5 articles show that there was not significant difference between the VO2 max value using the field test method while in another article show that there was a significant difference. Keywords: VO2 max, field test, CPET. Abstrak: Konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama terjadi aktivitas fisik secara terus menerus sampai akhirnya terjadi kelelahan. VO2 maks dapat diukur menggunakan metode tes lapangan maupun metode CPET. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk menganalisis perbedaan nilai konsumsi oksigen maksimal antara metode tes lapangan dan metode CPET. Data acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan penelusuran menggunakan PubMed dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2011 hingga tahun 2021. Setelah proses pencarian dan seleksi artikel, didapatkan 6 artikel yang disertakan pada literature review ini. Dari 6 artikel tersebut sebanyak 5 artikel yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara nilai VO2 maks menggunakan metode tes lapangan dan menggunakan CPET sedangkan pada 1 artikel lain menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Kata-kata kunci : VO2 maks, tes lapangan, CPET","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86491174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Rozan Al Ishmat, Agus Suhendar, Fakhrurrazy Fakhrurrazy, Ardik Lahdimawan, Istiana Istiana
Abstract: Glioma is a common primary brain tumor. Characteristics data’s of glioma patients are rarely reported. This study aims to determine the characteristics of glioma patients at Ulin Hospital Banjarmasin in 2018-2020. The method of this research is retrospective descriptive from the patient's medical record. During 3 years there were a total of 77 patients. Most characteristics occurred in the age group > 55 years (20%), male gender (53.3%), address from South Kalimantan (83%), Islamic religion (96.6%), private workers (28.3 %), and BPJS patients (81.7%). All patients had no family history and most had no history of allergies (80%). The most common tumor classification was Grade II (31.6%) and astrocytoma was the histological majority (70%). The most common tumor location was Cerebrum (66.8%) and tumor size was 3-6 cm (33%). the most common clinical symptom was headache (36.6%). The biggest in and out GCS score is GCS 13-15. The length of treatment was 15 days (70%) and the outcome improved (65%). There was a recurrence incidence of 10%. In conclusion, the main characteristics of glioma patients who occurred in the age group > 55 years, male dominant, had no family history and allergies, the main tumor classification WHO Grade II and histological Astrocytoma, located in the cerebrum, 3-6 cm, headache. and decreased level of consciousness were common symptoms, duration of treatment 15 days, improved after treatment, and had a low incidence of recurrence. Keywords: characteristics, gliomas, recurrence, tumor location Abstrak: Glioma merupakan tumor otak primer yang umum ditemukan. Data karakteristik pasien glioma jarang dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien glioma di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2018-2020. Metode penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dari rekam medis pasien. Selama 3 tahun terdapat total 77 pasien. Karakteristik terbanyak terjadi pada kelompok usia >55 tahun (20%), jenis kelamin laki-laki (53,3%), alamat asal Kalimantan Selatan (83%), agama islam (96,6%), pekerja swasta (28,3%), dan pasien BPJS (81,7%). Semua pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mayoritas tidak memiliki riwayat alergi (80%). Klasifikasi tumor terbanyak adalah Grade II (31,6%) dan Astrocytoma merupakan mayoritas histologis (70%). Lokasi tumor terbanyak adalah Cerebrum (66,8%) dan ukuran tumor 3-6 cm (33%). Gejala klinis terbanyak adalah nyeri kepala (36,6%). Skor GCS masuk dan keluar terbanyak adalah GCS 13-15. Mayoritas Lama perawatan adalah ≤15 hari (70%) dan luaran membaik (65%). Ditemukan kejadian rekurensi sebesar 10%. Kesimpulannya, mayoritas karakteristik dari pasien glioma terjadi pada kelompok usia >55 tahun, laki-laki dominan, tidak memiliki riwayat keluarga dan alergi, klasifikasi tumor mayoritas WHO Grade II dan histologis Astrocytoma, berlokasi di Cerebrum, berdiameter 3-6 cm, nyeri kepala dan penurunan kesadaran merupakan gejala yang sering muncul, lama perawatan ≤15 hari, membaik setelah pengobat
摘要:神经胶质瘤是一种常见的原发性脑肿瘤。胶质瘤患者的特征资料很少被报道。本研究旨在确定Banjarmasin乌林医院2018-2020年胶质瘤患者的特征。本研究的方法是回顾性描述从病人的医疗记录。3年间共77例患者。大多数特征发生在bb0 - 55岁年龄组(20%),男性(53.3%),来自南加里曼丹(83%),伊斯兰教(96.6%),私营工人(28.3%)和BPJS患者(81.7%)。所有患者无家族史,大多数患者无过敏史(80%)。最常见的肿瘤分类为II级(31.6%),星形细胞瘤占组织学多数(70%)。最常见的肿瘤部位为大脑(66.8%),肿瘤大小为3 ~ 6cm(33%)。最常见的临床症状为头痛(36.6%)。GCS内外评分最高的是GCS 13-15。治疗时间为15天(70%),结果改善(65%)。复发率为10%。综上所述,胶质瘤患者发生的主要特点为年龄组> ~ 55岁,男性为主,无家族史和过敏史,肿瘤主要分类whoⅱ级和组织学星形细胞瘤,位于大脑,3 ~ 6 cm,头痛。意识水平下降为常见症状,治疗时间15 d,治疗后好转,复发率低。关键词:胶质瘤特征、复发、肿瘤定位摘要:胶质瘤merupakan肿瘤otak引物yang umum ditemukan。数据分析:神经胶质瘤的研究进展。中国神经胶质瘤研究进展,2018-2020。Metode penelitian的用法和样例:Selama 3台tahun tv共77台。Karakteristik terbanyak terjadi pada kelompok usia bbb55 tahun (20%), jenis kelamin laki-laki (53,3%), alamat asal Kalimantan Selatan (83%), agama islam (96,6%), pekerja swasta (28,3%), dan pasien BPJS(81,7%)。Semua pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mayoritas tidak memiliki riwayat aleri(80%)。klasikasi肿瘤terbanyak adalah II级(31.6%)和merupakan mayoritas星形细胞瘤组织学(70%)。Lokasi肿瘤(66.8%)和ukuran肿瘤(3-6 cm)(33%)。Gejala klinis terbanyak adalah nyeri kepala(36.6%)。Skor GCS masuk dan keluar terbanyak adalah GCS 13-15。Mayoritas Lama perawatan adalah≤15 hari (70%) dan luaran membaik(65%)。Ditemukan kejadian rekurensi sebesar 10%。WHOⅱ级组织学星形细胞瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤直径3-6 cm,脑瘤直径3-6 cm,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤,脑瘤。Kata-Kata Kunci:胶质瘤,karakteristik pasen, lokasi肿瘤,rekurensi
{"title":"Karakteristik Pasien Glioma di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018-2020","authors":"Muhammad Rozan Al Ishmat, Agus Suhendar, Fakhrurrazy Fakhrurrazy, Ardik Lahdimawan, Istiana Istiana","doi":"10.20527/ht.v5i1.5185","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5185","url":null,"abstract":"Abstract: Glioma is a common primary brain tumor. Characteristics data’s of glioma patients are rarely reported. This study aims to determine the characteristics of glioma patients at Ulin Hospital Banjarmasin in 2018-2020. The method of this research is retrospective descriptive from the patient's medical record. During 3 years there were a total of 77 patients. Most characteristics occurred in the age group > 55 years (20%), male gender (53.3%), address from South Kalimantan (83%), Islamic religion (96.6%), private workers (28.3 %), and BPJS patients (81.7%). All patients had no family history and most had no history of allergies (80%). The most common tumor classification was Grade II (31.6%) and astrocytoma was the histological majority (70%). The most common tumor location was Cerebrum (66.8%) and tumor size was 3-6 cm (33%). the most common clinical symptom was headache (36.6%). The biggest in and out GCS score is GCS 13-15. The length of treatment was 15 days (70%) and the outcome improved (65%). There was a recurrence incidence of 10%. In conclusion, the main characteristics of glioma patients who occurred in the age group > 55 years, male dominant, had no family history and allergies, the main tumor classification WHO Grade II and histological Astrocytoma, located in the cerebrum, 3-6 cm, headache. and decreased level of consciousness were common symptoms, duration of treatment 15 days, improved after treatment, and had a low incidence of recurrence. Keywords: characteristics, gliomas, recurrence, tumor location Abstrak: Glioma merupakan tumor otak primer yang umum ditemukan. Data karakteristik pasien glioma jarang dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien glioma di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2018-2020. Metode penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dari rekam medis pasien. Selama 3 tahun terdapat total 77 pasien. Karakteristik terbanyak terjadi pada kelompok usia >55 tahun (20%), jenis kelamin laki-laki (53,3%), alamat asal Kalimantan Selatan (83%), agama islam (96,6%), pekerja swasta (28,3%), dan pasien BPJS (81,7%). Semua pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mayoritas tidak memiliki riwayat alergi (80%). Klasifikasi tumor terbanyak adalah Grade II (31,6%) dan Astrocytoma merupakan mayoritas histologis (70%). Lokasi tumor terbanyak adalah Cerebrum (66,8%) dan ukuran tumor 3-6 cm (33%). Gejala klinis terbanyak adalah nyeri kepala (36,6%). Skor GCS masuk dan keluar terbanyak adalah GCS 13-15. Mayoritas Lama perawatan adalah ≤15 hari (70%) dan luaran membaik (65%). Ditemukan kejadian rekurensi sebesar 10%. Kesimpulannya, mayoritas karakteristik dari pasien glioma terjadi pada kelompok usia >55 tahun, laki-laki dominan, tidak memiliki riwayat keluarga dan alergi, klasifikasi tumor mayoritas WHO Grade II dan histologis Astrocytoma, berlokasi di Cerebrum, berdiameter 3-6 cm, nyeri kepala dan penurunan kesadaran merupakan gejala yang sering muncul, lama perawatan ≤15 hari, membaik setelah pengobat","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82035972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Abdullah Mujahid Fadillah, M. Mashuri, Triawanti Triawanti, N. Mulyani, Azma Rosida
Abstract: Hepatocellular Carcinoma (HCC) is a malignant tumor attacks hepatocytes. 5.4% of all malignancies in the world caused by HCC. Transarterial chemoembolization (TACE) has been shown to be effective in controlling tumor development and prolonging survival time. This study aims to determine the profile of HCC patients who were given TACE action at Ulin Hospital Banjarmasin for the 2016-2018 period. descriptive research method using medical record data. The results of the study obtained 29 HCC patients, 62% were aged >50 years; 65,5% gender male; 79,3% Child-Pugh B classification; 62% had liver cirrhosis as a predisposition; 65,5% abdominal pain was the most frequent complaint; 86.2% had radiological imaging; 79,3% ECOG performance value was 2, and 93.1% of patients had no thrombus in the portal vein. Conclusion: HCC patients who were given TACE therapy were the most at the age of >50 years and male gender, Child-Pugh B was the most, the most predisposition to liver disease was liver cirrhosis, the most frequent complaint the feeling is abdominal pain, most radiology imaging there is a typical imaging, the highest ECOG performance value is 2, and most patients do not have a thrombus in the portal vein or inferior vena cava. Keywords: Hepatocellular Carcinoma, TACE, liver cirrhosis Abstrak: Karsinoma Hepatoseluler (KHS) merupakan tumor ganas yang menyerang hepatosit. KHS menyebabkan 5,4% dari keganasan di dunia. Transarterial chemoembolization (TACE) efektif mengendalikan perkembangan tumor dan memperpanjang waktu hidup pada KHS. Penelitian bertujuan mengetahui profil pasien KHS yang mendapat TACE di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2016-2018. Metode penelitian deskriptif, menggunakan data rekam medik. Hasil didapatkan 29 pasien KHS, 62% berumur >50 tahun; 65,5% laki-laki; 79,3% klasifikasi child-pugh B ; 62% memiliki sirosis hati sebagai predisposisi; 65,5% nyeri perut menjadi keluhan tersering; 86,2% memiliki gambaran khas radiologi; 79,3% nilai ECOG performance 2, dan 93,1% pasien tidak terdapat trombus pada vena porta. Kesimpulan: pasien KHS yang diberi terapi TACE adalah usia >50 tahun dan laki-laki paling banyak, klasifikasi child-pugh B terbanyak, predisposisi penyakit hati tersering sirosis hati, keluhan tersering nyeri perut, gambaran radiologi terbanyak terdapat gambaran khas, terbanyak nilai ECOG performance 2, dan kebanyakan pasien tidak terdapat trombus di vena porta/vena cava inferior. Kata Kunci: karsinoma hepatoseluler, TACE, sirosis hati
摘要:肝细胞癌(HCC)是一种侵袭肝细胞的恶性肿瘤。世界上5.4%的恶性肿瘤是由HCC引起的。经动脉化疗栓塞(TACE)已被证明在控制肿瘤发展和延长生存时间方面是有效的。本研究旨在确定2016-2018年期间在Banjarmasin Ulin医院接受TACE治疗的HCC患者的概况。使用病历数据的描述性研究方法。研究结果获得29例HCC患者,62%年龄>50岁;65.5%性别男性;79.3% Child-Pugh B级;62%的人有肝硬化倾向;65.5%的患者最常见的主诉是腹痛;86.2%做过放射影像学检查;79.3%的ECOG表现值为2,93.1%的患者门静脉无血栓形成。结论:接受TACE治疗的HCC患者以年龄>50岁男性居多,Child-Pugh B型居多,易患肝病者以肝硬化居多,主诉感觉腹痛居多,影像学表现多有典型影像学表现,ECOG表现值最高为2,且多数患者门静脉或下腔静脉无血栓。关键词:肝细胞癌,TACE,肝硬化摘要:Karsinoma Hepatoseluler (KHS) merupakan tumor ganas yang menyerang hepatosit。KHS menyebabkan 5,4% dari keganasan di dunii。经动脉化疗栓塞术(TACE)治疗原发性肿瘤的疗效观察。Penelitian bertujuan mengetahui profile pasien KHS yang mendapat TACE di RSUD Ulin Banjarmasin 2016-2018。墨墨写真,墨墨写真,墨墨写真。Hasil didapatkan 29 pasien KHS, 62%人口>50 tahun;65年,5% laki-laki;79,3%克拉西卡西儿童pugh B;62%的记忆性sirosis具有sebagai易感性;65,5%尼赫利perut menjadi keluhan tersering;86.2% memiliki gambaran khas放射学;79,3% nilai ECOG性能2,93,1 % pasen - tidak terdapat从门静脉到门静脉。kespulan: pasien KHS yang diberi terapi TACE adalah usia >50 tahun dan laki-laki palpaling banyak, klisfikasi child-pugh B terbanyak, predisposisi penyakit hati tersering sirosis hati, keluhan tersering nyeri perut, gambaran radiologi terbanyak terdapat gambaran khas, terbanyak nilai ECOG performance 2, dan kebanyakan pasien tidak terdapat trobus di vena porta/ cava下腔静脉。karsinoma hepatoseler, TACE, sirosis hati
{"title":"Profil Pasien Karsinoma Hepatoseluler yang Menjalani Terapi Transarterial Chemoembolization (TACE) di RSUD Ulin Banjarmasin Periode 2016-2018","authors":"Muhammad Abdullah Mujahid Fadillah, M. Mashuri, Triawanti Triawanti, N. Mulyani, Azma Rosida","doi":"10.20527/ht.v5i1.5158","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5158","url":null,"abstract":"Abstract: Hepatocellular Carcinoma (HCC) is a malignant tumor attacks hepatocytes. 5.4% of all malignancies in the world caused by HCC. Transarterial chemoembolization (TACE) has been shown to be effective in controlling tumor development and prolonging survival time. This study aims to determine the profile of HCC patients who were given TACE action at Ulin Hospital Banjarmasin for the 2016-2018 period. descriptive research method using medical record data. The results of the study obtained 29 HCC patients, 62% were aged >50 years; 65,5% gender male; 79,3% Child-Pugh B classification; 62% had liver cirrhosis as a predisposition; 65,5% abdominal pain was the most frequent complaint; 86.2% had radiological imaging; 79,3% ECOG performance value was 2, and 93.1% of patients had no thrombus in the portal vein. Conclusion: HCC patients who were given TACE therapy were the most at the age of >50 years and male gender, Child-Pugh B was the most, the most predisposition to liver disease was liver cirrhosis, the most frequent complaint the feeling is abdominal pain, most radiology imaging there is a typical imaging, the highest ECOG performance value is 2, and most patients do not have a thrombus in the portal vein or inferior vena cava. Keywords: Hepatocellular Carcinoma, TACE, liver cirrhosis Abstrak: Karsinoma Hepatoseluler (KHS) merupakan tumor ganas yang menyerang hepatosit. KHS menyebabkan 5,4% dari keganasan di dunia. Transarterial chemoembolization (TACE) efektif mengendalikan perkembangan tumor dan memperpanjang waktu hidup pada KHS. Penelitian bertujuan mengetahui profil pasien KHS yang mendapat TACE di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2016-2018. Metode penelitian deskriptif, menggunakan data rekam medik. Hasil didapatkan 29 pasien KHS, 62% berumur >50 tahun; 65,5% laki-laki; 79,3% klasifikasi child-pugh B ; 62% memiliki sirosis hati sebagai predisposisi; 65,5% nyeri perut menjadi keluhan tersering; 86,2% memiliki gambaran khas radiologi; 79,3% nilai ECOG performance 2, dan 93,1% pasien tidak terdapat trombus pada vena porta. Kesimpulan: pasien KHS yang diberi terapi TACE adalah usia >50 tahun dan laki-laki paling banyak, klasifikasi child-pugh B terbanyak, predisposisi penyakit hati tersering sirosis hati, keluhan tersering nyeri perut, gambaran radiologi terbanyak terdapat gambaran khas, terbanyak nilai ECOG performance 2, dan kebanyakan pasien tidak terdapat trombus di vena porta/vena cava inferior. Kata Kunci: karsinoma hepatoseluler, TACE, sirosis hati","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87501882","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zafira Aisyah Putri, Erida Wydiamala, Lia Yulia Budiarti
Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the important health problems caused by the Aedes aegypti mosquitoes. One method to prevent DHF is using mosquito’s repellent products, but some mosquito’s repellent products contain synthetic chemicals with high concentrations that can interfere with human’s health. Limau kuit (Citrus hystrix DC) contains flavonoids, alkaloids, and tannins that can be used as a natural repellent. This study aims to analyze the effectiveness of repellent extract of limau kuit’s peel (Citrus hystrix DC) against Aedes aegypti mosquitoes. This study used a true experimental post test only with control group design, consist of 4 concentrations from ethanol extract of limau kuit’s peel (12.5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (positive control), and applied with aquadest (negative control) with 4 replications. The concentrations of ethanol extract of limau kuit’s peel would be apply to the skin of mice’s back that will be exposed by mosquitoes for 5 minutes at 0, 60, 120, and 180 minutes. The results of this study showed the repellent was effective at 100% concentrations. The results of Kruskal-Wallis tests in all minutes were obtained p<0.05 and the results of Mann-Whitney test at 0, 60, and 120 minutes were obtained p>0.05. The conclusion from this study is the ethanol extract of limau kuit’s peel has repellent activity against Aedes aegypti mosquitoes. Keywords: Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, limau kuit’s peel, repellent Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu masalah kesehatan yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti. Salah satu cara mencegah DBD adalah dengan menggunakan produk penolak nyamuk (repelen), tetapi sebagian produk anti nyamuk mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia. limau kuit (Citrus hystrix DC) memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, dan tanin yang dapat dimanfatkan sebagai repelen alami. Tujuan penelitian ini menguji efektivitas ekstrak kulit buah limau kuit (Citrus hystrix DC) sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat true experimental post test only with control group design, terdiri dari 4 konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit (12,5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (kontrol positif), dan aquadest (kontrol negatif) dengan pengulangan 4 kali. Serial konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit, K(+), dan K(-) dioleskan ke kulit punggung mencit yang dipaparkan nyamuk selama 5 menit pada menit ke-0, 60, 120 dan 180. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas repelen pada konsentrasi 100%. Hasi uji Kruskal-Wallis pada semua menit didapatkan p<0,05 dan hasil uji Mann-Whitney pada menit 0, 60, dan 120 didapatkan p>0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah limau kuit memiliki efektivitas repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kata-kata kunci: Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, kulit buah limau kuit, repelen
摘要:登革热出血热是由埃及伊蚊引起的重要健康问题之一。预防登革出血热的一种方法是使用驱蚊产品,但一些驱蚊产品含有高浓度的合成化学物质,可能会干扰人体健康。Limau kuit (Citrus hystrix DC)含有类黄酮、生物碱和单宁,可以用作天然的驱蚊剂。本研究旨在分析柑桔皮驱蚊提取物对埃及伊蚊的驱蚊效果。本研究采用纯后置试验,采用对照组设计,采用4种浓度的枸杞子皮乙醇提取物(12.5%、25%、50%、100%),避蚊胺(DEET) 15%(阳性对照),并用aquadest(阴性对照)处理,共4个重复。将枸杞皮乙醇提取物的浓度涂抹在小鼠背部皮肤上,分别在0、60、120、180分钟被蚊子接触5分钟。本研究结果表明,该驱蚊剂在100%浓度下有效。各分钟Kruskal-Wallis检验结果均为p0.05。结果表明,梨皮乙醇提取物对埃及伊蚊具有驱避作用。关键词:埃及伊蚊,柑桔,柑桔皮,驱蚊剂Salah satu cara menegah DBD adalah dengan menggunakan产品penolak nyamuk(击退),tetapi sebagian产品anti nyamuk mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia。柑桔(Citrus hystrix DC)黄酮类化合物、生物碱、丹丹宁、阳达帕特、迪曼法特、塞巴盖、驱虫药。图juan penelitian ini menguji efektivitas ekstrak kulit buah limakuit (Citrus hystrix DC) sebagai驱避埃及伊蚊。Penelitian ini的真实实验后测试仅采用对照组设计,terdiri dari 4 konsentrasi ekstrak乙醇kulit buah limao kuit(12、5%、25%、50%、100%),DEET 15%(对照阳性),dan aquadest(对照阴性)dengan penpanangan和4 kali。连续konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit, K(+), dan K(-) dioleskan ke kulit pungung mencit yang dipaparkan nyamuk selama 5 menit pada menit ke- 0,60,120 dan180。哈西尔·潘内利特·曼恩·朱克特·坎夫特·克劳特尔100%拒绝了帕德·康森特拉斯。Hasi uji Kruskal-Wallis paa semua menit, 2005。Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah limau kuit meiliki ektivitas击退埃及伊蚊。Kata-kata kunci:埃及伊蚊,柑橘hystrix DC, kulit buah limau kuit,驱蚊
{"title":"Efektivitas Repelen Ekstrak Kulit Buah Limau Kuit (Citrus hystrix DC) terhadap Nyamuk Aedes aegypti","authors":"Zafira Aisyah Putri, Erida Wydiamala, Lia Yulia Budiarti","doi":"10.20527/ht.v5i1.5213","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5213","url":null,"abstract":"Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the important health problems caused by the Aedes aegypti mosquitoes. One method to prevent DHF is using mosquito’s repellent products, but some mosquito’s repellent products contain synthetic chemicals with high concentrations that can interfere with human’s health. Limau kuit (Citrus hystrix DC) contains flavonoids, alkaloids, and tannins that can be used as a natural repellent. This study aims to analyze the effectiveness of repellent extract of limau kuit’s peel (Citrus hystrix DC) against Aedes aegypti mosquitoes. This study used a true experimental post test only with control group design, consist of 4 concentrations from ethanol extract of limau kuit’s peel (12.5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (positive control), and applied with aquadest (negative control) with 4 replications. The concentrations of ethanol extract of limau kuit’s peel would be apply to the skin of mice’s back that will be exposed by mosquitoes for 5 minutes at 0, 60, 120, and 180 minutes. The results of this study showed the repellent was effective at 100% concentrations. The results of Kruskal-Wallis tests in all minutes were obtained p<0.05 and the results of Mann-Whitney test at 0, 60, and 120 minutes were obtained p>0.05. The conclusion from this study is the ethanol extract of limau kuit’s peel has repellent activity against Aedes aegypti mosquitoes. Keywords: Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, limau kuit’s peel, repellent Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu masalah kesehatan yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti. Salah satu cara mencegah DBD adalah dengan menggunakan produk penolak nyamuk (repelen), tetapi sebagian produk anti nyamuk mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia. limau kuit (Citrus hystrix DC) memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, dan tanin yang dapat dimanfatkan sebagai repelen alami. Tujuan penelitian ini menguji efektivitas ekstrak kulit buah limau kuit (Citrus hystrix DC) sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat true experimental post test only with control group design, terdiri dari 4 konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit (12,5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (kontrol positif), dan aquadest (kontrol negatif) dengan pengulangan 4 kali. Serial konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit, K(+), dan K(-) dioleskan ke kulit punggung mencit yang dipaparkan nyamuk selama 5 menit pada menit ke-0, 60, 120 dan 180. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas repelen pada konsentrasi 100%. Hasi uji Kruskal-Wallis pada semua menit didapatkan p<0,05 dan hasil uji Mann-Whitney pada menit 0, 60, dan 120 didapatkan p>0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah limau kuit memiliki efektivitas repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kata-kata kunci: Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, kulit buah limau kuit, repelen","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90600024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Hemoglobin is a molecule that works as a binder of oxygen in the blood which will then be distributed throughout the body. Physical exercise that is done with a certain duration can cause a decrease or increase in hemoglobin. As a form of achieving goals, an athlete in sports needs to look for physical exercise. The purpose of writing this literature review is to analyze the differences between athletes and non-athletes. The reviewed articles were obtained through the Google Scholar and PubMed databases. The articles included are in English and Indonesian, published in 2011-2021. A total of 11 articles were included in this literature review. There were differences in results among the studies assessed in this review, this could be due to several factors such as duration, frequency and type of exercise, as well as nutritional intake. Keywords: difference, hemoglobin, athletes, non-athletes Abstrak: Hemoglobin merupakan molekul yang berfungsi sebagai pengikat oksigen didarah yang selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh. Latihan fisik yang dilakukan dengan durasi tertentu dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan dari kadar hemoglobin. Sebagai bentuk untuk mencapai tujuan pada seorang atlet dalam berolahraga perlu dilakukannya latihan fisik. Tujuan penulisan literature review ini adalah yaitu untuk menganalisis perbedaan pada atlet dan bukan atlet. Penulisan dilakukan dengan menganalisis literature terkait yang didapatkan dari hasil pencarian pada database jurnal kedokteran, yaitu Google Scholar dan PubMed. Artikel yang disertakan menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2011-2021. Sebanyak 11 artikel disertakan pada literature review ini. Terdapat perbedaan hasil antar penelitian terkait perbedaan kadar hemoglobin pada atlet dan bukan atlet yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti durasi, frekuensi dan jenis latihan, selain itu juga disebabkan oleh asupan gizi. Kata-kata kunci: perbedaan, hemoglobin, atlet, bukan atlet
摘要:血红蛋白是一种分子,它在血液中充当氧气的粘合剂,然后将氧气分布到全身。在一定时间内进行的体育锻炼会导致血红蛋白的减少或增加。作为实现目标的一种形式,运动员在运动中需要寻求体育锻炼。撰写这篇文献综述的目的是分析运动员和非运动员之间的差异。评审的文章是通过Google Scholar和PubMed数据库获得的。收录的文章为英文和印尼语,发表于2011-2021年。本文献综述共纳入11篇文章。本综述评估的研究结果存在差异,这可能是由于几个因素,如持续时间、频率和运动类型,以及营养摄入。【关键词】血红蛋白差异;运动员;非运动员;Latihan fisik yang dilakukan dengan durasi tertentu dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan dari kadar血红蛋白。西巴加·本图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·乌图克·拉蒂克·菲克克。土娟运动的相关文献综述,如adalah yaitu untuk menganalis perbedais, paada atlet和bukan atlet。Penulisan dilakukan dengan menganalis literature terkait yang didapatkan dari hasil pencarian patan数据库期刊kedokteran, yitu Google Scholar dan PubMed。Artikel yang disertakan menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia dipublikasikan pada tahun 2011-2021。[11]文献综述[j]。Terdapat perbedaan hasil antar penelitian terkait perbedaan kadar血红蛋白paada atlet dan bukan atlet yang disebabkan oleh beberapa factor seperti durasi, frekuensi dan jenis latihan, selain itjuga disebabkan oleh asupan gizi。Kata-kata kunci: perbedaan, hemoglobin, atlet, bukan atlet
{"title":"Literature Review: Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Atlet dan Bukan Atlet","authors":"Alya Nabilahsaffa Maulidinna, Siti Kaidah, Huldani Huldani","doi":"10.20527/ht.v5i1.5225","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5225","url":null,"abstract":"Abstract: Hemoglobin is a molecule that works as a binder of oxygen in the blood which will then be distributed throughout the body. Physical exercise that is done with a certain duration can cause a decrease or increase in hemoglobin. As a form of achieving goals, an athlete in sports needs to look for physical exercise. The purpose of writing this literature review is to analyze the differences between athletes and non-athletes. The reviewed articles were obtained through the Google Scholar and PubMed databases. The articles included are in English and Indonesian, published in 2011-2021. A total of 11 articles were included in this literature review. There were differences in results among the studies assessed in this review, this could be due to several factors such as duration, frequency and type of exercise, as well as nutritional intake. Keywords: difference, hemoglobin, athletes, non-athletes Abstrak: Hemoglobin merupakan molekul yang berfungsi sebagai pengikat oksigen didarah yang selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh. Latihan fisik yang dilakukan dengan durasi tertentu dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan dari kadar hemoglobin. Sebagai bentuk untuk mencapai tujuan pada seorang atlet dalam berolahraga perlu dilakukannya latihan fisik. Tujuan penulisan literature review ini adalah yaitu untuk menganalisis perbedaan pada atlet dan bukan atlet. Penulisan dilakukan dengan menganalisis literature terkait yang didapatkan dari hasil pencarian pada database jurnal kedokteran, yaitu Google Scholar dan PubMed. Artikel yang disertakan menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2011-2021. Sebanyak 11 artikel disertakan pada literature review ini. Terdapat perbedaan hasil antar penelitian terkait perbedaan kadar hemoglobin pada atlet dan bukan atlet yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti durasi, frekuensi dan jenis latihan, selain itu juga disebabkan oleh asupan gizi. Kata-kata kunci: perbedaan, hemoglobin, atlet, bukan atlet","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81638172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Rizki Syabana, A. Wibowo, Ida Yuliana, Hery Poerwosusanta, I. Oktaviyanti
Abstract: Acute appendicitis is one of the most common abdominal surgical emergencies. Appendicitis can affect both men and women, but it is 1.3-1.6 times more common in men aged 10 to 30 years. According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2009 to 2010 there was an increase from 596,132 people (3.36%) to 621,435 people (3.53%). In Indonesia in 2009 and 2010 appendicitis was the second non-communicable disease. Data from the South Kalimantan Provincial Health Office in 2016 there were 101 people. patients with appendicitis and in 2017 it decreased to 78 people. Data at the Banjarmasin Ulin Regional General Hospital in 2018 there were 63 patients and in 2019 there were 85 people with appendicitis. Histopathology is used as the gold standard for diagnostics. With histopathological examination we can spread acute or chronic infiltration of cells and also be sure whether to diagnose whether the appendix has perforated or not. delayed diagnosis and perforation of the appendix; unnecessary appendectomy. To avoid this possibility, several examinations can be carried out, one of which is radiological examination in the form of Ultrasonography (USG) with several criteria that need to be seen, one of which is the diameter of the appendix with an enlargement of >6 mm. The result of normality of p-value of inflammatory cells was 0.000 and for normality the p-value of the appendix diameter was 0.015. The correlation analysis using the Saphiro Wilk test showed P> 0.05 in appendicitis patients at Ulin Hospital Banjarmasin. Keywords: appendicitis acute, appendix wall, inflamatory cell Abstrak: Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan darurat bedah abdomen yang paling umum terjadi. Apendisitis dapat mengenai laki- laki dan perempuan, namun 1,3-1,6 kali lebih sering mengenai laki-laki usia 10 hingga 30 tahun. Menurut data oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2009 hingga 2010 mengalami peningkatan dari 596.132 orang (3.36%) menjadi 621.435 orang (3.53%). Di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 apendisitis menempati penyakit tidak menular tertinggi kedua. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016 terdapat 101 orang. Penderita apendisitis dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 78 orang. Data di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin tahun 2018 terdapat 63 pasien dan pada tahun 2019 terdapat 85 orang penderita apendisitis. Histopatologi digunakan sebagai standar baku emas untuk diagnostik. Dengan pemeriksaan histopatologi kita bisa melihat penyebaran sebukan sel radang akut maupun kronis dan juga bisa lebih pasti mendiagnosis apakah apendiksnya sudah perforasi ataupun tidak. keterlambatan diagnosis dan perforasi apendiks; operasi apendektomi yang tidak perlu. Untuk menghindari dua kemungkinan tersebut bisa dilakukan beberapa pemeriksaan yang salah satunya yaitu pemeriksaan radiologi berupa Ultrasonography (USG) dengan beberapa kriteria yang perlu dilihat salah satunya adalah per
摘要:急性阑尾炎是最常见的腹部外科急症之一。阑尾炎对男性和女性都有影响,但在10至30岁的男性中发病率是男性的1.3-1.6倍。根据印度尼西亚共和国卫生部2009年至2010年的数据,这一数字从596,132人(3.36%)增加到621,435人(3.53%)。2009年和2010年,阑尾炎是印度尼西亚第二大非传染性疾病。2016年南加里曼丹省卫生办公室的数据显示,有101人。阑尾炎患者,2017年减少到78人。据Banjarmasin Ulin地区综合医院的数据,2018年有63名患者,2019年有85人患有阑尾炎。组织病理学被用作诊断的金标准。通过组织病理学检查,我们可以发现急性或慢性细胞浸润,也可以确定是否诊断阑尾是否穿孔。延迟诊断和阑尾穿孔;不必要的阑尾切除术。为了避免这种可能性,可以进行几种检查,其中一种是超声检查(USG)形式的放射学检查,需要看到几个标准,其中一个是阑尾直径扩大> 6mm。炎性细胞的p值为0.000,阑尾直径的p值为0.015。采用sapiro Wilk检验进行相关分析,Banjarmasin市乌林医院阑尾炎患者P> 0.05。摘要:急性阑尾炎,阑尾壁,炎性细胞。阑尾炎(apapat mengenai laki-laki - perempuan), namun, 1,3-1,6 kali lebih服务mengenai laki-laki usia 10 hinga 30 tahun。Menurut data oleh Kementrian Kesehatan republic Indonesia di tahun 2009 hinga 2010 mengalami peningkatan dari 596.132 orang (3.36%) menjadi 621.435 orang(3.53%)。2009年和2010年,印度尼西亚巴达达市发生了阑尾炎。数据达迪纳斯克塞哈丹省加里曼丹Selatan帕达达2016年terdapat 101猩猩。Penderita阑尾炎dan padtahun 2017门加拉米penurunan menjadi 78猩猩。数据di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin tahun 2018 terdapat 63名患者,但pada tahun 2019 terdapat 85名猩猩阑尾炎。组织病理学检查为标准巴库病诊断方法。邓根的组织病理学研究表明,糖尿病是一种罕见的疾病,而糖尿病是一种罕见的疾病,但糖尿病是一种罕见的疾病。Keterlambatan诊断阑尾穿孔;译:歌剧《附注》。超音波检查(USG),诊断标准为阑尾直径> 6mm。Hasil normalalis nilks直径为0,015,而Hasil normalalis nilks直径为0,015。分析资料:韩国孟古纳肯大学(Saphiro Wilk menunjukkan) P > 0.05,巴巴多斯阑尾炎RSUD Ulin Banjarmasin。Kata-kata kunci:急性阑尾炎,阑尾直径,尾盘
{"title":"Hubungan Pembesaran Diameter Apendiks dengan Sebukan Sel Radang pada Pasien Apendisitis Akut di RSUD Ulin Banjarmasin","authors":"Muhammad Rizki Syabana, A. Wibowo, Ida Yuliana, Hery Poerwosusanta, I. Oktaviyanti","doi":"10.20527/ht.v5i1.5159","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5159","url":null,"abstract":"Abstract: Acute appendicitis is one of the most common abdominal surgical emergencies. Appendicitis can affect both men and women, but it is 1.3-1.6 times more common in men aged 10 to 30 years. According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2009 to 2010 there was an increase from 596,132 people (3.36%) to 621,435 people (3.53%). In Indonesia in 2009 and 2010 appendicitis was the second non-communicable disease. Data from the South Kalimantan Provincial Health Office in 2016 there were 101 people. patients with appendicitis and in 2017 it decreased to 78 people. Data at the Banjarmasin Ulin Regional General Hospital in 2018 there were 63 patients and in 2019 there were 85 people with appendicitis. Histopathology is used as the gold standard for diagnostics. With histopathological examination we can spread acute or chronic infiltration of cells and also be sure whether to diagnose whether the appendix has perforated or not. delayed diagnosis and perforation of the appendix; unnecessary appendectomy. To avoid this possibility, several examinations can be carried out, one of which is radiological examination in the form of Ultrasonography (USG) with several criteria that need to be seen, one of which is the diameter of the appendix with an enlargement of >6 mm. The result of normality of p-value of inflammatory cells was 0.000 and for normality the p-value of the appendix diameter was 0.015. The correlation analysis using the Saphiro Wilk test showed P> 0.05 in appendicitis patients at Ulin Hospital Banjarmasin. Keywords: appendicitis acute, appendix wall, inflamatory cell Abstrak: Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan darurat bedah abdomen yang paling umum terjadi. Apendisitis dapat mengenai laki- laki dan perempuan, namun 1,3-1,6 kali lebih sering mengenai laki-laki usia 10 hingga 30 tahun. Menurut data oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2009 hingga 2010 mengalami peningkatan dari 596.132 orang (3.36%) menjadi 621.435 orang (3.53%). Di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 apendisitis menempati penyakit tidak menular tertinggi kedua. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016 terdapat 101 orang. Penderita apendisitis dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 78 orang. Data di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin tahun 2018 terdapat 63 pasien dan pada tahun 2019 terdapat 85 orang penderita apendisitis. Histopatologi digunakan sebagai standar baku emas untuk diagnostik. Dengan pemeriksaan histopatologi kita bisa melihat penyebaran sebukan sel radang akut maupun kronis dan juga bisa lebih pasti mendiagnosis apakah apendiksnya sudah perforasi ataupun tidak. keterlambatan diagnosis dan perforasi apendiks; operasi apendektomi yang tidak perlu. Untuk menghindari dua kemungkinan tersebut bisa dilakukan beberapa pemeriksaan yang salah satunya yaitu pemeriksaan radiologi berupa Ultrasonography (USG) dengan beberapa kriteria yang perlu dilihat salah satunya adalah per","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86275182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. Salsabila, Harapan Parlindungan Ringoringo, Roselina Panghiyangani, Edi Hartoyo, Rahmiati Rahmiati
Abstract: Patients with beta thalassemia major require regular and routine blood transfusions throughout life to maintain hemoglobin levels in order to survive. Blood transfusion in patients with beta thalassemia major who depend on transfusion can cause side effects and unwanted transfusion reactions. Transfusion reactions range from mild to life-threatening. The purpose of this study was to obtain data on the prevalence of transfusion reactions in transfusion-dependent beta thalassemia patients at Idaman Hospital Banjarbaru in 2020-2021. This study is a descriptive study that was taken retrospectively using patient medical record data. The results showed that there were 131 data on blood transfusion reactions of patients with beta thalassemia major who were dependent on transfusion from a total of 1591 data on transfusion at Idaman Hospital Banjarbaru for the period October 2020 - September 2021 with a prevalence of 8.2%. Moderate-severe transfusion reactions were the most common type, with 90 blood transfusion reactions (68.7%). The five main symptoms of a blood transfusion reaction that occur are fever, chills, pruritus, angioedema, and urticaria. All transfusion reactions that occurred were acute transfusion reactions and used PRC blood components. Keywords: beta thalassemia major, transfusion dependent, blood transfusion, transfusion reactions, PRC (Packed Red Cells) Abstrak: Pasien talasemia beta mayor memerlukan transfusi darah secara teratur dan rutin sepanjang hidup untuk mempertahankan kadar hemoglobin guna bertahan hidup. Transfusi darah pada penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi dapat menimbulkan efek samping dan reaksi transfusi yang tidak diinginkan. Reaksi transfusi tersebut dari ringan sampai mengancam jiwa. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data prevalensi reaksi transfusi penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi di RSD Idaman Banjarbaru Tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diambil secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 131 data reaksi transfusi darah penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi dari total 1591 data transfusi di RSD Idaman Banjarbaru periode Oktober 2020 – September 2021 dengan prevalensi sebesar 8,2%. Reaksi transfusi sedang-berat merupakan jenis yang paling banyak terjadi sebanyak 90 reaksi transfusi darah (68,7%). Lima gejala utama dari reaksi transfusi darah yang terjadi adalah demam, menggigil, pruritus, angioedema, dan urtikaria. Semua reaksi tranfusi yang terjadi adalah reaksi transfusi akut dan menggunakan jenis komponen darah PRC. Kata-kata kunci: talasemia beta mayor, bergantung transfusi, transfusi darah, reaksi transfusi, PRC (Packed Red Cells)
重型β地中海贫血患者需要终生定期输血维持血红蛋白水平以维持生存。对依赖输血的严重地中海贫血患者输血可引起副作用和不必要的输血反应。输血反应从轻微到危及生命不等。本研究的目的是获取2020-2021年Banjarbaru Idaman医院输血依赖性β地中海贫血患者输血反应发生率的数据。本研究是一项描述性研究,采用回顾性的病人病历资料。结果显示,在2020年10月至2021年9月期间,Banjarbaru Idaman医院共有1591份输血数据,其中131份数据涉及依赖输血的严重β地中海贫血患者的输血反应,患病率为8.2%。中重度输血反应最为常见,有90例(68.7%)。输血反应的五个主要症状是发热、寒战、瘙痒、血管性水肿和荨麻疹。所有输血反应均为急性输血反应,使用PRC血液成分。关键词:乙型地中海贫血,输血依赖,输血,输血反应,红细胞(PRC)摘要:乙型地中海贫血,输血,血沉,血沉,血沉,血红蛋白,血沉,血沉,血沉。输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法:输血法瑞克丝输血,但达瑞丝和三派门坎坎吉瓦。Tujuan penelitian ini adalah memperoleh数据流行病学研究,输血研究,输血研究,β市长,yang bergantung,输血研究,Idaman Banjarbaru, Tahun, 2020-2021。Penelitian ini merupakan Penelitian desktop desktop .杨迪碧。secara retrospespev .孟古纳坎数据分析。Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 131个数据泄露i transfusi darah penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi dari总计1591个数据泄露i RSD Idaman Banjarbaru期间2020年10月- 2021年9月登甘流行率为8.2%。Reaksi transfusi sedang-berat merupakan jenis yang paling banyak terjadi sebanyak 90 Reaksi transfusi darah(68.7%)。小儿麻痹症,小儿麻痹症,瘙痒症,血管水肿,小儿麻痹症。中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国,中华人民共和国。Kata-kata kunci:红细胞充血,红细胞充血,红细胞充血,红细胞充血,红细胞充血
{"title":"Prevalensi Reaksi Transfusi Darah Penderita Talasemia Beta Mayor yang Bergantung Transfusi di RSD Idaman Banjarbaru Tahun 2020-2021","authors":"T. Salsabila, Harapan Parlindungan Ringoringo, Roselina Panghiyangani, Edi Hartoyo, Rahmiati Rahmiati","doi":"10.20527/ht.v5i1.5163","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5163","url":null,"abstract":"Abstract: Patients with beta thalassemia major require regular and routine blood transfusions throughout life to maintain hemoglobin levels in order to survive. Blood transfusion in patients with beta thalassemia major who depend on transfusion can cause side effects and unwanted transfusion reactions. Transfusion reactions range from mild to life-threatening. The purpose of this study was to obtain data on the prevalence of transfusion reactions in transfusion-dependent beta thalassemia patients at Idaman Hospital Banjarbaru in 2020-2021. This study is a descriptive study that was taken retrospectively using patient medical record data. The results showed that there were 131 data on blood transfusion reactions of patients with beta thalassemia major who were dependent on transfusion from a total of 1591 data on transfusion at Idaman Hospital Banjarbaru for the period October 2020 - September 2021 with a prevalence of 8.2%. Moderate-severe transfusion reactions were the most common type, with 90 blood transfusion reactions (68.7%). The five main symptoms of a blood transfusion reaction that occur are fever, chills, pruritus, angioedema, and urticaria. All transfusion reactions that occurred were acute transfusion reactions and used PRC blood components. Keywords: beta thalassemia major, transfusion dependent, blood transfusion, transfusion reactions, PRC (Packed Red Cells) Abstrak: Pasien talasemia beta mayor memerlukan transfusi darah secara teratur dan rutin sepanjang hidup untuk mempertahankan kadar hemoglobin guna bertahan hidup. Transfusi darah pada penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi dapat menimbulkan efek samping dan reaksi transfusi yang tidak diinginkan. Reaksi transfusi tersebut dari ringan sampai mengancam jiwa. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data prevalensi reaksi transfusi penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi di RSD Idaman Banjarbaru Tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diambil secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 131 data reaksi transfusi darah penderita talasemia beta mayor yang bergantung transfusi dari total 1591 data transfusi di RSD Idaman Banjarbaru periode Oktober 2020 – September 2021 dengan prevalensi sebesar 8,2%. Reaksi transfusi sedang-berat merupakan jenis yang paling banyak terjadi sebanyak 90 reaksi transfusi darah (68,7%). Lima gejala utama dari reaksi transfusi darah yang terjadi adalah demam, menggigil, pruritus, angioedema, dan urtikaria. Semua reaksi tranfusi yang terjadi adalah reaksi transfusi akut dan menggunakan jenis komponen darah PRC. Kata-kata kunci: talasemia beta mayor, bergantung transfusi, transfusi darah, reaksi transfusi, PRC (Packed Red Cells)","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85362686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ica Pratiwi, Pagan Pambudi, Pandji Winata Nurikhwan, Muhammad Welly Dafif, Mohammad Bakhriansyah
Abstract: Carpal tunnel syndrome (CTS) is the most common type of peripheral mononeuropathy. CTS can interfere with a person's quality of life both physically and mentally and result in patients experiencing disturbances in their quality of life. The purpose of writing this literature review is to determine the quality of life of patients with Carpal Tunnel Syndrome. The reference data in this article review was obtained by searching using PubMed, Science Direct, and Google Scholar published from 2011 to 2021. After the search and article selection process, 10 articles were found that were included in this literature review. Of all the articles, there is one article which shows that Carpal Tunnel Syndrome does not affect the quality of life. While nine other articles show that Carpal Tunnel Syndrome can affect quality of life. Hand pain and dysfunction result in limited activity so this is related to bodily, psychological and social functions. The symptoms experienced by CTS patients cause increased anxiety, depression, limited daily activities, decreased effectiveness at work, and decreased sleep quality, causing patients to experience disturbances in their quality of life. Keywords : Carpal Tunnel Syndrome, quality of life, physical and mental health Abstrak: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan jenis mononeuropati pererifer yang paling umum ditemui. CTS dapat mengganggu kualitas hidup seseorang baik secara fisik maupun mental dan mengakibatkan pasien mengalami gangguan dalam kualitas hidup mereka. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien Carpal Tunnel Syndrome. Data acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan penelusuran menggunakan PubMed, Science Direct, dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2011 hingga tahun 2021. Setelah proses pencarian dan seleksi artikel, didapatkan 10 artikel yang disertakan pada literature review ini. Dari seluruh artikel, terdapat satu artikel yang menunjukkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome tidak mempengaruhi kualitas hidup. Sedangkan sembilan artikel lainnya menunjukkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome dapat mempengaruhi kualitas hidup. Nyeri dan disfungsi tangan mengakibatkan aktivitas terbatas segingga hal ini berkaitan dengan fungsi tubuh, psikologis dan sosial. Gejala-gejala yang dirasakan pada pasien CTS menyebabkan meningkatnya kecemasan, depresi, terbatasnya mengerjakan kegiatan sehari-hari, penurunan efektivitas dalam bekerja, dan penurunan kualitas tidur sehingga menyebabkan pasien mengalami gangguan dalam kualitas hidup mereka. Kata-kata kunci: Carpal Tunnel Syndrome, kualitas hidup, kesehatan fisik dan mental
摘要腕管综合征(Carpal tunnel syndrome, CTS)是最常见的外周单神经病变类型。CTS会干扰一个人的身体和精神生活质量,导致患者的生活质量受到干扰。撰写这篇文献综述的目的是确定腕管综合征患者的生活质量。本文综述的参考数据通过检索PubMed、Science Direct、Google Scholar等2011 - 2021年发表的文献获得。经过检索和文章选择过程,共找到10篇文章纳入本次文献综述。在所有的文章中,有一篇文章表明腕管综合症不会影响生活质量。另外九篇文章表明腕管综合症会影响生活质量。手部疼痛和功能障碍导致活动受限,因此这与身体、心理和社会功能有关。CTS患者所经历的症状包括焦虑、抑郁、日常活动受限、工作效率下降和睡眠质量下降,导致患者的生活质量受到干扰。关键词:腕管综合征(Carpal Tunnel Syndrome, CTS);生活质量;身心健康;CTS dapat mengganggu kualitas hidup seseorang baik secara finisk maupun mental dan mengakibatkan pasien mengalami gangguan dalam kualitas hidup mereka。腕管综合征的临床研究进展。数据acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan penelurusan menggunakan PubMed, Science Direct, dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2011 hinga tahun 2021。Setelah在文章中提出了一种新的方法,在文章中提出了一种新的方法。Dari seluruh artikel, terdapat satu artikel yang menunjukkan bahwa腕管综合征tiak mempengaruhi kualitas hidup。Sedangkan sembilan artikel lainnya menunjukkan bahwa腕管综合征dapat mempengaruhi kualitas hidup。Nyeri dan disfungsi tangan mengakibatkan aktivitas terbatas seingga hal ini berkaitan dengan fungsi tubuh,心理学和社会学。Gejala-gejala yang diasakan padas pasen CTS menyebabkan meningkatnya keecemasan, depresi, terbatasnya mengerjakan kegiatan sehari-hari, penurunan efektivitas dalam bekerja, danpenurunan kualitas tidur sehinga menyebabkan pasen mengalami gangguan dalam kualitas hidup merika。腕管症候群:腕管症候群,腕管综合症,腕管综合症,腕管综合症
{"title":"Literature Review: Kualitas Hidup Pasien Carpal Tunnel Syndrome","authors":"Ica Pratiwi, Pagan Pambudi, Pandji Winata Nurikhwan, Muhammad Welly Dafif, Mohammad Bakhriansyah","doi":"10.20527/ht.v5i1.5226","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5226","url":null,"abstract":"Abstract: Carpal tunnel syndrome (CTS) is the most common type of peripheral mononeuropathy. CTS can interfere with a person's quality of life both physically and mentally and result in patients experiencing disturbances in their quality of life. The purpose of writing this literature review is to determine the quality of life of patients with Carpal Tunnel Syndrome. The reference data in this article review was obtained by searching using PubMed, Science Direct, and Google Scholar published from 2011 to 2021. After the search and article selection process, 10 articles were found that were included in this literature review. Of all the articles, there is one article which shows that Carpal Tunnel Syndrome does not affect the quality of life. While nine other articles show that Carpal Tunnel Syndrome can affect quality of life. Hand pain and dysfunction result in limited activity so this is related to bodily, psychological and social functions. The symptoms experienced by CTS patients cause increased anxiety, depression, limited daily activities, decreased effectiveness at work, and decreased sleep quality, causing patients to experience disturbances in their quality of life. Keywords : Carpal Tunnel Syndrome, quality of life, physical and mental health Abstrak: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan jenis mononeuropati pererifer yang paling umum ditemui. CTS dapat mengganggu kualitas hidup seseorang baik secara fisik maupun mental dan mengakibatkan pasien mengalami gangguan dalam kualitas hidup mereka. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pasien Carpal Tunnel Syndrome. Data acuan dalam kajian artikel ini didapatkan dengan penelusuran menggunakan PubMed, Science Direct, dan Google Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2011 hingga tahun 2021. Setelah proses pencarian dan seleksi artikel, didapatkan 10 artikel yang disertakan pada literature review ini. Dari seluruh artikel, terdapat satu artikel yang menunjukkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome tidak mempengaruhi kualitas hidup. Sedangkan sembilan artikel lainnya menunjukkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome dapat mempengaruhi kualitas hidup. Nyeri dan disfungsi tangan mengakibatkan aktivitas terbatas segingga hal ini berkaitan dengan fungsi tubuh, psikologis dan sosial. Gejala-gejala yang dirasakan pada pasien CTS menyebabkan meningkatnya kecemasan, depresi, terbatasnya mengerjakan kegiatan sehari-hari, penurunan efektivitas dalam bekerja, dan penurunan kualitas tidur sehingga menyebabkan pasien mengalami gangguan dalam kualitas hidup mereka. Kata-kata kunci: Carpal Tunnel Syndrome, kualitas hidup, kesehatan fisik dan mental","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86498265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: The incidence of COVID-19 continues to increase, especially in the city of Banjarmasin. The increasing number of cases of COVID-19 is caused by several factors, including sociodemographic risk factors such as level of education and occupation. This study aims to analyze the relationship between education and employment levels with the incidence of COVID-19 at the Pemurus Dalam Health Center in Banjarmasin City. The research method is analytic observational with a case control approach. Sampling using simple random sampling technique with a total sample of 64 patients Pemurus Dalam City Health Center Banjarmasin who have met the inclusion and exclusion criteria, then analyzed using the chi-square test. The results showed that there was a relationship between education level and the incidence of COVID-19 which had a p value of 0.026, and the relationship between work and the incidence of COVID-19 which had a p value of 0.035. The two results show that there is a significant relationship (p value < 0.05) between education and occupation levels with the incidence of COVID-19. Keywords: Incidence, Education, Occupation, COVID-19 Abstrak: Kejadian COVID-19 hingga saat ini terus meningkat terutama di Kota Banjarmasin. Meningkatanya kasus kejadian COVID-19 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor risiko sosiodemografik seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian COVID-19 di Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 pasien Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, selanjutnya dianalisis menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0,026, dan hubungan antara pekerjaan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0,035. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p value < 0,05) antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian COVID-19. Kata-kata kunci: kejadian, tingkat pendidikan, pekerjaan, COVID-19
摘要:2019冠状病毒病(COVID-19)的发病率持续上升,特别是在Banjarmasin市。COVID-19病例数的增加是由多种因素造成的,包括社会人口风险因素,如教育水平和职业。本研究旨在分析Banjarmasin市Pemurus Dalam卫生中心的教育和就业水平与COVID-19发病率之间的关系。研究方法为病例对照分析观察法。采用简单随机抽样技术,共抽取64例Banjarmasin Pemurus Dalam City Health Center符合纳入和排除标准的患者,采用卡方检验进行分析。结果显示,受教育程度与新冠肺炎发病率之间存在相关性,p值为0.026,工作与新冠肺炎发病率之间存在相关性,p值为0.035。两项结果显示,学历、职业水平与新冠肺炎发病率之间存在显著相关关系(p值< 0.05)。关键词:发病率、教育程度、职业、新冠肺炎(COVID-19)2019冠状病毒病(COVID-19)是一种传染性疾病,是一种传染性疾病,是一种传染性疾病,是一种社会人口统计学疾病,是一种传染性疾病,是一种传染性疾病。2019冠状病毒病(COVID-19)是一种传染性疾病,是一种传染性疾病。方法:观察性分析;病例对照。彭甘比兰样本简单随机抽样邓甘jumlah样本sebanyak 64 pasien Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin yang telah memenhi标准inklusi dan eksklusi, selanjutnya dianali menggunakan uji chisqui。Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0.026, dan hubungan antara pekerjaan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0.035。Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang makmakna (p值< 0.05),antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian COVID-19。Kata-kata kunci: kejadian, tingkat pendidikan, pekerjaan, COVID-19
{"title":"Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan dengan Kejadian Covid-19 di Puskemas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin","authors":"Fajar Satria Rahman, Farida Heriyani, Ira Nurrasyidah, Meitria Syahadatina Noor, Siti Washilah","doi":"10.20527/ht.v5i1.5156","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5156","url":null,"abstract":"Abstract: The incidence of COVID-19 continues to increase, especially in the city of Banjarmasin. The increasing number of cases of COVID-19 is caused by several factors, including sociodemographic risk factors such as level of education and occupation. This study aims to analyze the relationship between education and employment levels with the incidence of COVID-19 at the Pemurus Dalam Health Center in Banjarmasin City. The research method is analytic observational with a case control approach. Sampling using simple random sampling technique with a total sample of 64 patients Pemurus Dalam City Health Center Banjarmasin who have met the inclusion and exclusion criteria, then analyzed using the chi-square test. The results showed that there was a relationship between education level and the incidence of COVID-19 which had a p value of 0.026, and the relationship between work and the incidence of COVID-19 which had a p value of 0.035. The two results show that there is a significant relationship (p value < 0.05) between education and occupation levels with the incidence of COVID-19. Keywords: Incidence, Education, Occupation, COVID-19 Abstrak: Kejadian COVID-19 hingga saat ini terus meningkat terutama di Kota Banjarmasin. Meningkatanya kasus kejadian COVID-19 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor risiko sosiodemografik seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian COVID-19 di Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 pasien Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, selanjutnya dianalisis menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0,026, dan hubungan antara pekerjaan dengan kejadian COVID-19 yang memiliki p value sebesar 0,035. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p value < 0,05) antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan kejadian COVID-19. Kata-kata kunci: kejadian, tingkat pendidikan, pekerjaan, COVID-19","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90419230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract : In addition to major illnesses, there are cases when a person suffers from other illnesses. This is called comorbid or comorbidity. There are many risk factors for COVID-19, one of which is comorbidities. These comorbidities affect the prognosis for possible COVID-19 infection and disease severity. This study attempts to elucidate the relationship between comorbidities and the incidence of COVID-19 at Pemurus Dalam Urban Health Center in Banjarmasin. This study was designed as an analytical observation and used as a case control approach. A total of 30 subjects were found to meet the inclusion and exclusion criteria in each case and the control group as well as samples were taken using a simple random sampling technique. As a result of the univariate analysis, most of the case group (70%) had normal morbidity compared to the control group, and only a small number (23,33%) showed normal morbidity. Bivariate analysis showed that an OR value of 7,667 with a p value of 0,000 or <0,05 was associated with the incidence of COVID-19 and comorbidities. 7,667 OR value indicate that comorbidities is closely related to the incidence of COVID-19 in Banjarmasin. Keywords: comorbid, the incidence, COVID-19 Abstrak: Selain penyakit utama, terdapat kondisi dimana seseorang memiliki penyakit yang lain, hal ini disebut sebagai komorbid atau komorbiditas. COVID-19 memiliki berbagai faktor risiko, salah satunya adalah komorbid. Komorbid ini memengaruhi mudahnya terjadi infeksi COVID-19 serta prognosis dari beratnya derajat penyakit. Hubungan antara komorbid dengan kejadian COVID-19 di Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin berusaha dijelaskan pada penelitian ini. Penelitian didesain dengan observasional analitik, serta menggunakan case control sebagai teknik pendekatannya. Sebanyak 30 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi maupun eksklusi didapatkan pada tiap kelompok kasus maupun kontrol, sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan subjek pada kelompok kasus sebagian besar (70%) memiliki komorbid dibandingkan dengan kelompok kontrol hanya sedikit memiliki komorbid (23,33%). Nilai OR 7,667 dengan p value 0,000 atau < 0,05 pada analisis bivariat ditemukan pada hubungan komorbid dengan kejadian COVID-19. OR 7,667 menunjukkan bahwa komorbid memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian COVID-19 di Kota Banjarmasin. Kata-kata kunci: komorbid, kejadian, COVID-19
摘要:除了重大疾病外,还有一些人患有其他疾病。这被称为共病或共病。COVID-19有许多危险因素,其中之一是合并症。这些合并症影响可能的COVID-19感染的预后和疾病严重程度。本研究试图阐明Banjarmasin市Pemurus Dalam城市卫生中心的合并症与COVID-19发病率之间的关系。本研究设计为分析性观察,并采用病例对照方法。每个病例共有30名受试者符合纳入和排除标准,采用简单随机抽样技术抽取对照组和样本。单因素分析结果显示,与对照组相比,大多数病例组(70%)的发病率正常,只有少数(23.33%)的发病率正常。双变量分析显示OR值为7667,p值为0000或< 0.05与COVID-19发病率和合并症相关。7,667 OR值表明合并症与Banjarmasin的COVID-19发病率密切相关。关键词:合并症,发病率,新冠肺炎(COVID-19)2019冠状病毒病(COVID-19)的记忆是一种严重的疾病。新型冠状病毒肺炎(COVID-19)的临床预后及诊断。2019冠状病毒病(COVID-19)在印度尼西亚、印度尼西亚、印度尼西亚、印度尼西亚、印度尼西亚、印度尼西亚、印度尼西亚和印度尼西亚。Penelitian didesain dengan观察性分析,serta menggunakan病例控制sebagai技术pendekatannya。30株橙羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊羊。Hasil分析单变量menunjukkan subjek paada kelompok kasus sebagian besar (70%) memiliki komorbid dibandingkan dengan kelompok control hanya sedikit memiliki komorbid(23,33%)。Nilai OR 7,667, p值为0000,p值< 0.05,p值分析双变量ddemukan, padhubungan, komorbid dengan, kejad2019 -19。[7,667] [font = verdana] [font = verdana] [font = verdana]Kata-kata kunci: komorbid, kejadian, COVID-19
{"title":"Hubungan Komorbid dengan Kejadian Covid-19 di Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin","authors":"Puspita Aisyiyah, Farida Heriyani, Ira Nurrasyidah, Meitria Syahadatina Noor, Siti Wasilah","doi":"10.20527/ht.v5i1.5184","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/ht.v5i1.5184","url":null,"abstract":"Abstract : In addition to major illnesses, there are cases when a person suffers from other illnesses. This is called comorbid or comorbidity. There are many risk factors for COVID-19, one of which is comorbidities. These comorbidities affect the prognosis for possible COVID-19 infection and disease severity. This study attempts to elucidate the relationship between comorbidities and the incidence of COVID-19 at Pemurus Dalam Urban Health Center in Banjarmasin. This study was designed as an analytical observation and used as a case control approach. A total of 30 subjects were found to meet the inclusion and exclusion criteria in each case and the control group as well as samples were taken using a simple random sampling technique. As a result of the univariate analysis, most of the case group (70%) had normal morbidity compared to the control group, and only a small number (23,33%) showed normal morbidity. Bivariate analysis showed that an OR value of 7,667 with a p value of 0,000 or <0,05 was associated with the incidence of COVID-19 and comorbidities. 7,667 OR value indicate that comorbidities is closely related to the incidence of COVID-19 in Banjarmasin. Keywords: comorbid, the incidence, COVID-19 Abstrak: Selain penyakit utama, terdapat kondisi dimana seseorang memiliki penyakit yang lain, hal ini disebut sebagai komorbid atau komorbiditas. COVID-19 memiliki berbagai faktor risiko, salah satunya adalah komorbid. Komorbid ini memengaruhi mudahnya terjadi infeksi COVID-19 serta prognosis dari beratnya derajat penyakit. Hubungan antara komorbid dengan kejadian COVID-19 di Puskesmas Pemurus Dalam Kota Banjarmasin berusaha dijelaskan pada penelitian ini. Penelitian didesain dengan observasional analitik, serta menggunakan case control sebagai teknik pendekatannya. Sebanyak 30 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi maupun eksklusi didapatkan pada tiap kelompok kasus maupun kontrol, sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan subjek pada kelompok kasus sebagian besar (70%) memiliki komorbid dibandingkan dengan kelompok kontrol hanya sedikit memiliki komorbid (23,33%). Nilai OR 7,667 dengan p value 0,000 atau < 0,05 pada analisis bivariat ditemukan pada hubungan komorbid dengan kejadian COVID-19. OR 7,667 menunjukkan bahwa komorbid memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian COVID-19 di Kota Banjarmasin. Kata-kata kunci: komorbid, kejadian, COVID-19","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81235377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}