Kanker payudara merupakan penyebab kedua terbanyak kematian pada wanita akibat kanker setelah kanker paru-paru di seluruh dunia. Steroid merupakan kelompok senyawa aktif yang diantaranya berhasil diisolasi dari genus Chisocheton yang dilaporkan memiliki aktivitas melawan sel kanker payudara MCF-7. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi senyawa steroid terhadap estrogen alfa (ER-α) melalui metode in silico, yaitu penambatan molekul. Pemodelan struktur tiga dimensi (3D) senyawa steroid dilakukan dengan memperhatikan keadaan terprotonasinya pada pH 7,4. Metode in silico divalidasi melalui penambatan ulang struktur kristal ER-α, hingga diperoleh nilai RMSD < 2 Å, dengan program AutoDock 4.2.6. Dengan program yang sama, senyawa-senyawa steroid ditapis dengan metode penambatan molekul. Hasil penapisan menghasilkan nilai energi bebas dari kedua senyawa steroid yaitu -10,08 kkal/mol (7α-hidroksi-β-sitosterol) dan -10,75 kkal/mol (stigmast-5-en-3β-ol), yang nilainya lebih baik dari estradiol (-9,62 kkal/mol), sebagai ligan alami ER-α. Kedua senyawa ini berpotensi untuk menginhibisi estrogen alfa, dimana senyawa stigmast-5-en-3β-ol memiliki potensi yang lebih besar karena nilai energi bebasnya lebih rendah. Hal ini menandakan bahwa modifikasi struktur senyawa mampu mengubah nilai energi ikatan dan interaksi antara ligan dan reseptor.
In Silico Study of Steroid Compound Activity Against Breast Cancer Using Estrogen Alpha (ER-α). Breast cancer is the second worldwide leading cause of cancer death in women after lung cancer. Steroids are a group of active compounds isolated from the Chisocheton genus that has activity against MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to determine the interaction activity of steroid compounds against alpha estrogen receptor (ER-α) through in silico method specifically mlecular docking. The modeling of the three-dimensional structure (3D) of steroid compounds was performed by considering their protonation states at pH 7.4. The in silico method was validated by redocking the crystal structure of ER-α until obtaining an RMSD value < 2 Å, using the AutoDock 4.2.6 program. Steroids compounds were screened with the same program namely the molecular docking method. Screening results show that the free energy values of the steroid compounds were -10.08 kcal/mol (7α-hydroxy-β-sitosterol) and -10.75 kcal/mol (stigmast-5-en-3β-ol), which are stronger than estradiol (-9.62 kcal/mol) as native ligand of ER-α. Both of these compounds c
{"title":"Studi In Silico Aktivitas Senyawa Steroid Terhadap Antikanker Payudara Menggunakan Estrogen Alfa (ER-α)","authors":"Nurlelasari Nurlelasari, Almas Widyana, Euis Julaeha, Arip Hardianto, Desi Harneti Putri Huspa, Rani Maharani, Trisna Mayanti, Darwati Darwati, M. Hanafi, Unang Supratman","doi":"10.20961/alchemy.19.1.62384.44-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.19.1.62384.44-52","url":null,"abstract":"<p><span lang=\"IN\">Kanker payudara merupakan penyebab kedua terbanyak kematian pada wanita akibat kanker setelah kanker paru-paru di seluruh dunia. </span><span lang=\"IN\">Steroid merupakan kelompok senyawa aktif yang diantaranya berhasil diisolasi dari genus <em>Chisocheton</em> yang dilaporkan memiliki aktivitas melawan sel kanker payudara MCF-7. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi senyawa steroid terhadap estrogen alfa (ER-</span><span>α</span><span lang=\"IN\">) melalui metode <em>in silico</em>, yaitu penambatan molekul. Pemodelan struktur tiga dimensi (3D) senyawa steroid dilakukan dengan memperhatikan keadaan terprotonasinya pada pH 7,4. </span><span lang=\"IT\">Metode <em>in silico</em> divalidasi melalui penambatan ulang struktur kristal ER-</span><span>α</span><span lang=\"IT\">, hingga diperoleh </span><span lang=\"IT\">nilai RMSD < 2 Å, dengan program AutoDock 4.2.6. Dengan program yang sama, senyawa-senyawa steroid ditapis dengan metode penambatan molekul. Hasil penapisan menghasilkan nilai energi bebas dari kedua senyawa steroid yaitu -10,08 kkal/mol (7</span><span>α</span><span lang=\"IT\">-hidroksi-</span><span>β</span><span lang=\"IT\">-sitosterol) dan -10,75 kkal/mol (stigmast-5-en-3</span><span>β</span><span lang=\"IT\">-ol), yang nilainya lebih baik dari estradiol (-9,62 kkal/mol), sebagai ligan alami ER-</span><span>α</span><span lang=\"IT\">. Kedua senyawa ini berpotensi untuk menginhibisi estrogen alfa, dimana senyawa stigmast-5-en-3</span><span>β</span><span lang=\"IT\">-ol memiliki potensi yang lebih besar karena nilai energi bebasnya lebih rendah. Hal ini menandakan bahwa m</span><span>odifikasi struktur senyawa mampu mengubah nilai energi ikatan dan interaksi antara ligan dan reseptor.</span></p><p><span><strong><span lang=\"EN-US\">In Silico Study of Steroid Compound Activity Against Breast Cancer Using Estrogen Alpha (ER-α). </span></strong><span lang=\"EN-US\">Breast cancer is the second worldwide leading cause of cancer death in women after lung cancer. Steroids are a group of active compounds isolated from the <em>Chisocheton</em> genus that has activity against MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to determine the interaction activity of steroid compounds against alpha estrogen receptor (ER-α) through in silico method specifically mlecular docking. The modeling of the three-dimensional structure (3D) of steroid compounds was performed by considering their protonation states at pH 7.4. The in silico method was validated by redocking the crystal structure of ER-α until obtaining an RMSD value < 2 Å, using the AutoDock 4.2.6 program. </span><span lang=\"EN-US\">Steroids compounds were screened with the same program namely the molecular docking method. Screening results show that the free energy values of the steroid compounds were -10.08 kcal/mol (7α-hydroxy-β-sitosterol) and -10.75 kcal/mol (stigmast-5-en-3β-ol), which are stronger than estradiol (-9.62 kcal/mol) as native ligand of ER-α. Both of these compounds c","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"84 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89334418","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-24DOI: 10.20961/alchemy.18.2.52508.234-241
Febrianti Febrianti, A. Widyasanti, Siti Nurhasanah
Penyakit manusia dapat disebabkan oleh kontribusi bakteri yang menyebabkan infeksi. Penggunaan tanaman sebagai pengobatan tradisional memainkan peran penting dalam kesehatan karena dianggap sebagai salah satu sumber yang paling menjanjikan untuk penemuan agen antimikroba baru yang minim efek samping. Bunga telang mulai dilirik masyarakat Indonesia sebagai bunga dengan berbagai macam manfaat bagi kesehatan manusia salah satunya sebagai antibakteri, namun sayangnya belum diketahui seberapa jauh manfaat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kandungan senyawa dan studi antibakteri ekstrak bunga telang menggunakan beberapa pelarut bersama dengan penilaian kritis terhadap potensinya di masa depan. Metode penelitian dilakukan dengan metode penelusuran literatur. Senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada ekstrak bunga telang seperti flavonoid, alkaloid, fenol, saponin dan tanin bertanggungjawab atas aktivitas antibakteri. Ekstrak bunga telang terbukti memberikan aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen penyebab konjungtivis, keracunan makanan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan kerusakan gigi. Bakteri patogen seperti P. aeruginosa, E. coli, dan S. aureus berhasil dihambat pertumbuhannya dengan nilai Diameter Daya Hambat (DDH) 8 ‒ 26 mm. Aktivitas antibakteri yang dimilikinya dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, ekstrak metanol dengan konsentrasi 200 mg/mL memberikan aktivitas antibakteri yang paling kuat terhadap P. aeruginosa dengan nilai DDH 26 mm yang tergolong penghambatan kategori kuat. Hal ini membuktikan ekstrak bunga telang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antibakteri alami.Antibacterial Activity of Clitoria ternatea L. Extract against Pathogenic Bacteria. Human disease can be caused by bacteria that cause infections. The use of plants as traditional has played an important role in health because it is considered as one of the most promising sources for the discovery of new antimicrobial agents with minimal side effects. Recently, C. ternatea has attracted much attention for Indonesian people as a flower with various benefits for human health, one of which is as an antibacterial. However, how far these benefits are still being investigated. For this reason, this study aims to explore the compound content and antibacterial studies of C. ternatea extract using several solvents along with a critical assessment of its potential in the future. The research method used was the literature search method. Secondary metabolite compounds found in C. ternatea extracts, such as flavonoids, alkaloids, phenols, saponins, and tannins, are responsible for the antibacterial activity. C. ternatea extract has antibacterial activity against several pathogenic bacteria that cause conjunctivitis, food poisoning, urinary tract infections, skin infections, and tooth decay. Pathogenic bacteria such as P. aeruginosa, E. coli, and S. aureus were inhibited with an inhibition zone value of 8 ‒ 26 mm. Its antibacterial
{"title":"Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) terhadap Bakteri Patogen","authors":"Febrianti Febrianti, A. Widyasanti, Siti Nurhasanah","doi":"10.20961/alchemy.18.2.52508.234-241","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.52508.234-241","url":null,"abstract":"Penyakit manusia dapat disebabkan oleh kontribusi bakteri yang menyebabkan infeksi. Penggunaan tanaman sebagai pengobatan tradisional memainkan peran penting dalam kesehatan karena dianggap sebagai salah satu sumber yang paling menjanjikan untuk penemuan agen antimikroba baru yang minim efek samping. Bunga telang mulai dilirik masyarakat Indonesia sebagai bunga dengan berbagai macam manfaat bagi kesehatan manusia salah satunya sebagai antibakteri, namun sayangnya belum diketahui seberapa jauh manfaat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kandungan senyawa dan studi antibakteri ekstrak bunga telang menggunakan beberapa pelarut bersama dengan penilaian kritis terhadap potensinya di masa depan. Metode penelitian dilakukan dengan metode penelusuran literatur. Senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada ekstrak bunga telang seperti flavonoid, alkaloid, fenol, saponin dan tanin bertanggungjawab atas aktivitas antibakteri. Ekstrak bunga telang terbukti memberikan aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen penyebab konjungtivis, keracunan makanan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan kerusakan gigi. Bakteri patogen seperti P. aeruginosa, E. coli, dan S. aureus berhasil dihambat pertumbuhannya dengan nilai Diameter Daya Hambat (DDH) 8 ‒ 26 mm. Aktivitas antibakteri yang dimilikinya dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, ekstrak metanol dengan konsentrasi 200 mg/mL memberikan aktivitas antibakteri yang paling kuat terhadap P. aeruginosa dengan nilai DDH 26 mm yang tergolong penghambatan kategori kuat. Hal ini membuktikan ekstrak bunga telang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antibakteri alami.Antibacterial Activity of Clitoria ternatea L. Extract against Pathogenic Bacteria. Human disease can be caused by bacteria that cause infections. The use of plants as traditional has played an important role in health because it is considered as one of the most promising sources for the discovery of new antimicrobial agents with minimal side effects. Recently, C. ternatea has attracted much attention for Indonesian people as a flower with various benefits for human health, one of which is as an antibacterial. However, how far these benefits are still being investigated. For this reason, this study aims to explore the compound content and antibacterial studies of C. ternatea extract using several solvents along with a critical assessment of its potential in the future. The research method used was the literature search method. Secondary metabolite compounds found in C. ternatea extracts, such as flavonoids, alkaloids, phenols, saponins, and tannins, are responsible for the antibacterial activity. C. ternatea extract has antibacterial activity against several pathogenic bacteria that cause conjunctivitis, food poisoning, urinary tract infections, skin infections, and tooth decay. Pathogenic bacteria such as P. aeruginosa, E. coli, and S. aureus were inhibited with an inhibition zone value of 8 ‒ 26 mm. Its antibacterial","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89226814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-24DOI: 10.20961/alchemy.18.2.56847.205-213
N. Choironi, Beti Pudyastuti, Giri Gumelar, M. S. Fareza, Triyadi Hendra Wijaya, Joko Setyono
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) menggunakan zat aktif etil-p-metoksisinamat (EPMS). Formula SNEDDS terdiri dari cremophor RH 40 sebagai surfaktan, propilen glikol sebagai ko-surfaktan, Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak dan EPMS sebagai zat aktif. Penentuan perbandingan surfaktan dan ko-surfaktan menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) dengan software Design-Expert versi 13.0. Formula optimum SNEDDS EPMS memiliki komposisi EPMS 100 mg/mL, cremophor RH 40 53,6%, propilen glikol 26,4% dan VCO 20% sesuai dengan rekomendasi dari SLD menghasilkan SNEDDS dengan transmitan 95,43%, waktu emulsifikasi dalam aquadest 8,33 menit, ukuran partikel 30,16 nm, zeta potensial -61,03 mV dan indeks polidispersitas 0,160. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan formula SNEDDS 53,6% cremophor RH 40; 26,4% propilen glikol dan EPMS dapat meningkatkan nilai transmitan dan waktu emulsifikasi.Formula Optimization of the Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) of Ethyl-p-methoxycinnamate (EPMC). This research aimed to optimize the Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) formula of the ethyl-p-methoxycinnamate (EPMS). The SNEDDS formula was prepared using cremophor RH 40 as a surfactant, propylene glycol as a co-surfactant, VCO as an oil phase, and EPMS as an active ingredient. Proportion surfactant and co-surfactant were determined using the simplex lattice design (SLD) method using the Design-Expert software version 13.0. The optimum formula of EPMC SNEDDS are EPMC cremophor RH 40, propylene glycol, VCO and EPMS was 100 mg/ml, 53.6%, 26.4%, and 20% based on SLD data. The formulation was a transmittance of 95.43%, an emulsification time of 8.33 minutes, a particle size of 30.16 nm, a zeta potential of -61.03 mV, and polydispersity index of 0.160. The result showed that the proportion of cremophor RH 40; 26,4% propylene glycol, and EPMC were able to increase the value of transmittance and emulsification time.
{"title":"Optimasi Formula Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Etil-p-metoksisinamat (EPMS)","authors":"N. Choironi, Beti Pudyastuti, Giri Gumelar, M. S. Fareza, Triyadi Hendra Wijaya, Joko Setyono","doi":"10.20961/alchemy.18.2.56847.205-213","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.56847.205-213","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) menggunakan zat aktif etil-p-metoksisinamat (EPMS). Formula SNEDDS terdiri dari cremophor RH 40 sebagai surfaktan, propilen glikol sebagai ko-surfaktan, Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak dan EPMS sebagai zat aktif. Penentuan perbandingan surfaktan dan ko-surfaktan menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) dengan software Design-Expert versi 13.0. Formula optimum SNEDDS EPMS memiliki komposisi EPMS 100 mg/mL, cremophor RH 40 53,6%, propilen glikol 26,4% dan VCO 20% sesuai dengan rekomendasi dari SLD menghasilkan SNEDDS dengan transmitan 95,43%, waktu emulsifikasi dalam aquadest 8,33 menit, ukuran partikel 30,16 nm, zeta potensial -61,03 mV dan indeks polidispersitas 0,160. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan formula SNEDDS 53,6% cremophor RH 40; 26,4% propilen glikol dan EPMS dapat meningkatkan nilai transmitan dan waktu emulsifikasi.Formula Optimization of the Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) of Ethyl-p-methoxycinnamate (EPMC). This research aimed to optimize the Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) formula of the ethyl-p-methoxycinnamate (EPMS). The SNEDDS formula was prepared using cremophor RH 40 as a surfactant, propylene glycol as a co-surfactant, VCO as an oil phase, and EPMS as an active ingredient. Proportion surfactant and co-surfactant were determined using the simplex lattice design (SLD) method using the Design-Expert software version 13.0. The optimum formula of EPMC SNEDDS are EPMC cremophor RH 40, propylene glycol, VCO and EPMS was 100 mg/ml, 53.6%, 26.4%, and 20% based on SLD data. The formulation was a transmittance of 95.43%, an emulsification time of 8.33 minutes, a particle size of 30.16 nm, a zeta potential of -61.03 mV, and polydispersity index of 0.160. The result showed that the proportion of cremophor RH 40; 26,4% propylene glycol, and EPMC were able to increase the value of transmittance and emulsification time.","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87901882","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-23DOI: 10.20961/alchemy.18.2.59819.183-192
Sefrinus Maria Dolfi Kolo, N. Obenu, Natalia Tige Rohy
Produksi energi terbarukan termasuk bioetanol menjadi alternatif penganti bahan bakar fosil. Salah satunya dari ampas jewawut karena memiliki kandungan selulosa sebesar 32,41% sehingga sangat potensial dan ekonomis sebagai sumber energi baru terbarukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui morfologi permukaan, suhu dan konsentrasi H2SO4 optimum pada proses hidrolisis menggunakan microwave dan kadar bioetanol dari hidrolisat ampas biji jewawut. Penelitian ini terdiri atas empat tahapan yaitu proses hidrolisis menggunakan microwave, fermentasi, distilasi dan pengujian kadar bioetanol baik secara kualitatif maupun kuantitatif menggunakan metode berat jenis dan kromatografi gas. Hidrolisis dilakukan melalui variasi suhu 75℃, 100℃, 125℃, 150℃, dan 175℃ dan konsentrasi H2SO4 0,5%, 1%, 2%, 5% dan 7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi permukaan sampel sebelum hidrolisis memiliki permukaan yang datar, kasar dan kaku namun setelah dihidrolisis permukaan sampel menjadi rapuh dan halus. Analisa gula pereduksi menggunakan pereaksi DNS (Dinitrosalisilat) diperoleh suhu optimum microwave yaitu pada suhu 150℃ dengan kadar gula pereduksi sebesar 25,3 g/L dan konsentrasi H2SO4 optimum pada 5% dengan kadar gula pereduksi sebesar 32,8 g/L. Uji kualitatif dari hasil fermentasi dan distilasi menunjukkan pada sampel mengandung bioetanol yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna kalium dikromat dari warna jingga menjadi hijau kebiruan. Kadar bioetanol yang diperoleh dengan metode berat jenis sebesar 5% dan 6,08% dari analisa dengan kromatografi gas.Pretreatment Effect of Barley Seed Dregs (Setaria italica L.) with Microwave Irradiation for Bioethanol Production. Renewable energy production, including bioethanol, is an alternative to fossil fuels. One of the alternative sources is barley dregs because it has a cellulose content of 32.41%; thus, it is very potential and economical as a new renewable energy source. This study aims to determine the surface morphology, temperature, and optimum H2SO4 concentration in the hydrolysis process using a microwave and the bioethanol content of the hydrolyzed barley seed dregs. The research comprised four steps: hydrolysis, fermentation, distillation, and qualitatively and quantitatively analysis of bioethanol levels using specific gravity and gas chromatography methods. Hydrolysis was carried out by varying the temperature of 75℃, 100℃, 125℃, 150℃, and 175℃, and the concentration of H2SO4 was 0.5%, 1%, 2%, 5%, and 7%. The results showed that the surface morphology of the sample before hydrolysis had a flat, rough and rigid surface; however, after hydrolysis, the sample's surface became brittle and smooth. Analysis of reducing sugar using DNS reagent (dinitrosalicylate) obtained the optimum microwave temperature at 150℃ with a reducing sugar content of 25.3 g/L and an optimum concentration of H2SO4 at 5% with a reducing sugar content of 32.8 g/L. The qualitative test of the fermentation and distillation results shows
包括生物乙醇在内的可再生能源成为化石燃料的替代品。其中一种是浪费,因为它含有32,41%的纤维素,因此作为可再生能源具有巨大的、经济潜力。这项研究的目的是研究利用微波处理的表面形态、温度和浓度H2SO4的最佳水解过程以及淡水珍珠泥渣的生物乙醇水平。该研究包括使用微波炉、发酵、蒸馏和测试生物乙醇在性质和定量水平上使用权重方法和气相色谱仪的四个阶段。Hidrolisis通过75℃的温度变化,100℃,125℃,150℃和175℃H2SO4浓度5%、1%、2%、5%和7%。研究结果表明,水解之前的样本表面形态是平的、粗糙的和刚性的,但在样本表面解析后,样本表面变得脆弱和微妙。使用DNS试剂还原分析糖(Dinitrosalisilat)获得最佳温度微波炉就是在150℃的温度和还原糖分2530万g / L和最佳H2SO4的浓度5%还原糖分高达32,8 g / L。发酵和蒸馏的性质测试显示,样本中含有生物乙醇,其特征是钾从橙色到蓝绿色的变化。通过气相色谱仪分析所得的生物乙醇水平为5%丹6.08%。用微波炉加热生物乙醇生产。可再生能源生产,包括生物乙醇,是一种替代化石燃料。可供选择的资源之一是barley dregs,因为它有一个满足于32.41%的cellulusd;因此,它对美国新可再生能源非常有潜力。这项研究旨在确定表面的形态、温度和最佳的H2SO4凝聚力,使用微波炉,并检测盐碱化大麦种子的生物乙醇。研究综合四步:水解、活性、不可解、可生物测定和通量分析法,使用特别重力和气体色谱法。Hydrolysis是carried out by varying 75℃的温度100℃,125℃,150℃,双臀》和175℃,H2SO4是0。5%、1%、2%、5%和7%。结果表明,水解法表面的样本形态发生在水溶液表面扁平、粗糙和锯齿状表面之前;氢化后,样本表面呈脆状,变得光滑。用DNS reagent reducing糖之分析》(dinitrosalicylate)获得《最佳微波炉在150℃的温度与a reducing糖25。3 g / L的内容和最佳的双臀和a reducing H2SO4 at 5%的糖之内容32 8 g / L。药效和不变性结果的可调性测试生物乙醇受孕方法是5%和6.08%的气体chromatography分析。
{"title":"Pengaruh Perlakuan Awal Ampas Biji Jewawut (Setaria italica L.) dengan Microwave Irradiation Untuk Produksi Bioetanol","authors":"Sefrinus Maria Dolfi Kolo, N. Obenu, Natalia Tige Rohy","doi":"10.20961/alchemy.18.2.59819.183-192","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.59819.183-192","url":null,"abstract":"Produksi energi terbarukan termasuk bioetanol menjadi alternatif penganti bahan bakar fosil. Salah satunya dari ampas jewawut karena memiliki kandungan selulosa sebesar 32,41% sehingga sangat potensial dan ekonomis sebagai sumber energi baru terbarukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui morfologi permukaan, suhu dan konsentrasi H2SO4 optimum pada proses hidrolisis menggunakan microwave dan kadar bioetanol dari hidrolisat ampas biji jewawut. Penelitian ini terdiri atas empat tahapan yaitu proses hidrolisis menggunakan microwave, fermentasi, distilasi dan pengujian kadar bioetanol baik secara kualitatif maupun kuantitatif menggunakan metode berat jenis dan kromatografi gas. Hidrolisis dilakukan melalui variasi suhu 75℃, 100℃, 125℃, 150℃, dan 175℃ dan konsentrasi H2SO4 0,5%, 1%, 2%, 5% dan 7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi permukaan sampel sebelum hidrolisis memiliki permukaan yang datar, kasar dan kaku namun setelah dihidrolisis permukaan sampel menjadi rapuh dan halus. Analisa gula pereduksi menggunakan pereaksi DNS (Dinitrosalisilat) diperoleh suhu optimum microwave yaitu pada suhu 150℃ dengan kadar gula pereduksi sebesar 25,3 g/L dan konsentrasi H2SO4 optimum pada 5% dengan kadar gula pereduksi sebesar 32,8 g/L. Uji kualitatif dari hasil fermentasi dan distilasi menunjukkan pada sampel mengandung bioetanol yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna kalium dikromat dari warna jingga menjadi hijau kebiruan. Kadar bioetanol yang diperoleh dengan metode berat jenis sebesar 5% dan 6,08% dari analisa dengan kromatografi gas.Pretreatment Effect of Barley Seed Dregs (Setaria italica L.) with Microwave Irradiation for Bioethanol Production. Renewable energy production, including bioethanol, is an alternative to fossil fuels. One of the alternative sources is barley dregs because it has a cellulose content of 32.41%; thus, it is very potential and economical as a new renewable energy source. This study aims to determine the surface morphology, temperature, and optimum H2SO4 concentration in the hydrolysis process using a microwave and the bioethanol content of the hydrolyzed barley seed dregs. The research comprised four steps: hydrolysis, fermentation, distillation, and qualitatively and quantitatively analysis of bioethanol levels using specific gravity and gas chromatography methods. Hydrolysis was carried out by varying the temperature of 75℃, 100℃, 125℃, 150℃, and 175℃, and the concentration of H2SO4 was 0.5%, 1%, 2%, 5%, and 7%. The results showed that the surface morphology of the sample before hydrolysis had a flat, rough and rigid surface; however, after hydrolysis, the sample's surface became brittle and smooth. Analysis of reducing sugar using DNS reagent (dinitrosalicylate) obtained the optimum microwave temperature at 150℃ with a reducing sugar content of 25.3 g/L and an optimum concentration of H2SO4 at 5% with a reducing sugar content of 32.8 g/L. The qualitative test of the fermentation and distillation results shows ","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"104 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85866286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-23DOI: 10.20961/alchemy.18.2.57616.174-182
N. T. Berghuis, Mutaqqin Mutaqqin, Farid Hidayat, Sugianto Sugianto, Harbi Pratama, Anggun Kirana, David Aji Rifaldi, A. Jesica, Paradigma Maulana, Afif Thufail
Biodiesel merupakan suatu senyawa metil ester berantai panjang yang mengandung asam lemak yang diperoleh melalui reaksi transesterifikasi. Bahan bakar alternatif ini dapat disintesis dari minyak goreng komersial dengan bantuan katalis. Katalis basa sering digunakan dalam reaksi transesterifikasi pada sintesis biodiesel. Penggunaan katalis akan meningkatkan persentase dari produk biodiesel yang dihasilkan. Katalis berfasa solid atau padat menjadi pilihan yang tepat untuk memudahkan proses pemisahan produk akhir reaksi dengan katalis. Katalis fasa padat yang dapat digunakan adalah zeolit dan bentonit alam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kinerja katalis zeolit dan bentonit yang telah diaktivasi terhadap produksi biodiesel dengan bahan dasar minyak goreng komersial serta menentukan rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis alam. Aktivasi dengan KOH dapat meningkatkan aktivitas katalisis dengan memperbesar luas permukaan dari katalis alam (bentonit dan zeolit). Analisis FTIR dan XRD terhadap katalis alam, pemurnian, aktivasi dan recycle menunjukkan adanya perubahan struktur kristalin dari katalis yang digunakan. Rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis bentonit dan zeolit berturut-turut adalah 91,75% dan 86,05%. Berdasarkan data persen rendemen hasil sintesis biodiesel, maka penggunaan katalis bentonit lebih baik di bandingkan dengan katalis zeolit. Analisis spektrum FTIR dari sintesis biodiesel yang berasal dari minyak jelantah menunjukkan hilangnya gugus OH yang memastikan bahwa reaksi transesterifikasi terjadi. Kualitas biodiesel yang dihasilkan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006. Massa jenis biodiesel yang diproduksi menggunakan zeolit dan bentonit sebesar 868,54 kg/m3 dan 863,50 kg/m3. Sementara itu, viskositas biodiesel yang dihasilkan menggunakan zeolit dan bentonit berturut-turut sebesar 2,92 mm2/s dan 2,58 mm2/s.Comparison of Using Natural Catalysts (Zeolite and Bentonite) in Biodiesel Synthesis from Commercial Cooking Oil. Biodiesel is a long-chain methyl ester compound that contains fatty acids obtained through a transesterification reaction. This alternative fuel can be synthesized from commercial cooking oil with the help of a catalyst. Base catalysts are often used in transesterification reactions in biodiesel synthesis. Using a catalyst will increase the percentage of the biodiesel product produced. Solid or solid-phase catalysts are the right choice to facilitate separating the final reaction product from a catalyst. Solid-phase catalysts that can be used are zeolite and natural bentonite. This study aims to determine the effect of activated zeolite and bentonite catalysts on biodiesel production using commercial cooking oil as a base material and determine biodiesel synthesis yield using natural catalysts. The catalyst activation with KOH can increase catalytic activity by increasing the surface area of natural catalysts. FTIR and XRD analysis o
生物柴油是一种长链甲基酯化合物,由溶解反应获得的脂肪酸。这些替代燃料可以用催化剂的帮助合成商业食用油。碱基催化剂常用于生物柴油合成的转化反应中。催化剂的使用将增加生物柴油产品的百分比。固体或固体正相试剂提供了一个方便的选择,促进最终产品的反应与催化剂的分离。可使用的固体相位催化剂是zeolit和天然苯并节能。本研究旨在确定zeolit和bentonit催化剂在商业食用油基础上被激活的生物柴油生产的性能,并通过使用自然催化剂来决定生物柴油合成的改变。由KOH激活可以通过增加自然催化剂(bentonit和zeolit)的表面面积来增加催化活动。FTIR和XRD对自然催化剂、净化、激活和回收的分析表明,该催化剂使用的晶体结构发生了变化。通过苯妥尼和西奥利特催化剂连续使用生物柴油合成的控制是91.75%和86.05%。根据生物柴油合成的百分比数据,苯酚催化剂的使用比zeolit催化剂更好。从jelantah的生物柴油合成物中提取的FTIR的光谱分析表明,OH集群的损失确保了神经化反应的发生。生产的生物柴油的质量符合印尼国家标准要求(SNI) 04-7182-2006。用zeolit和bentonit生产的生物柴油质量为88.54公斤/m3公斤,863.50公斤/m3公斤。与此同时,生产的生物柴油粘度分别使用2,92 mm2/s和2,58 mm2/s。对来自商业烹饪石油的生物柴油合成器的天然Catalysts (Zeolite and Bentonite)的比较。生物柴油是一种长链的甲基酯化合物,通过变形反应使脂肪acids结合在一起。这种替代燃料可能是在加泰罗也的帮助下从商业烹饪中合成的。基地catalysts are ten used in transession reactions in biodiesel synthesis中。使用catalyst将增加生物柴油产品的性能。固体或固体相记录是最好的选择,将从catalyst中提取的最终反应产物分离出来。可以使用的精简相catalists are zeolite and natural bentonite。这项研究旨在确定使用天然催化作用的生物柴油生产的效果。与KOH的加速度可以增加自然加泰罗尼亚表面的加泰罗尼亚活动。FTIR和XRD对自然catalysts、岛化、活化和回收的分析在加泰罗州使用的晶体结构中出现了变化。使用catalyst苯二柴油合成物的可利用率是91。75%。同时,使用zeolite catalysts生产86.05%的生物柴油。基于生物柴油合成数据的percent on the percent data from biodiesel synthesis, catalyst的使用比catalyst zeolite要好。FTIR频谱分析来自旧油库的生物柴油合成物显示了该集团的损失,这证实了该改型反应的发生。印尼国家标准的生物柴油产品质量会议04-7182-2006。生物柴油densities产品使用zeolite和bentonite为868.54公斤/m3和863.50公斤/m3。我的意思是,生物柴油壳产品使用zeolite和bentonite生产是2.92 mm2/s和2.58 mm2/s,尊敬。
{"title":"Perbandingan Penggunaan Katalis Alam (Zeolit dan Bentonit) dalam Sintesis Biodiesel dari Minyak Goreng Komersil","authors":"N. T. Berghuis, Mutaqqin Mutaqqin, Farid Hidayat, Sugianto Sugianto, Harbi Pratama, Anggun Kirana, David Aji Rifaldi, A. Jesica, Paradigma Maulana, Afif Thufail","doi":"10.20961/alchemy.18.2.57616.174-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.57616.174-182","url":null,"abstract":"Biodiesel merupakan suatu senyawa metil ester berantai panjang yang mengandung asam lemak yang diperoleh melalui reaksi transesterifikasi. Bahan bakar alternatif ini dapat disintesis dari minyak goreng komersial dengan bantuan katalis. Katalis basa sering digunakan dalam reaksi transesterifikasi pada sintesis biodiesel. Penggunaan katalis akan meningkatkan persentase dari produk biodiesel yang dihasilkan. Katalis berfasa solid atau padat menjadi pilihan yang tepat untuk memudahkan proses pemisahan produk akhir reaksi dengan katalis. Katalis fasa padat yang dapat digunakan adalah zeolit dan bentonit alam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh kinerja katalis zeolit dan bentonit yang telah diaktivasi terhadap produksi biodiesel dengan bahan dasar minyak goreng komersial serta menentukan rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis alam. Aktivasi dengan KOH dapat meningkatkan aktivitas katalisis dengan memperbesar luas permukaan dari katalis alam (bentonit dan zeolit). Analisis FTIR dan XRD terhadap katalis alam, pemurnian, aktivasi dan recycle menunjukkan adanya perubahan struktur kristalin dari katalis yang digunakan. Rendemen hasil sintesis biodiesel melalui penggunaan katalis bentonit dan zeolit berturut-turut adalah 91,75% dan 86,05%. Berdasarkan data persen rendemen hasil sintesis biodiesel, maka penggunaan katalis bentonit lebih baik di bandingkan dengan katalis zeolit. Analisis spektrum FTIR dari sintesis biodiesel yang berasal dari minyak jelantah menunjukkan hilangnya gugus OH yang memastikan bahwa reaksi transesterifikasi terjadi. Kualitas biodiesel yang dihasilkan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006. Massa jenis biodiesel yang diproduksi menggunakan zeolit dan bentonit sebesar 868,54 kg/m3 dan 863,50 kg/m3. Sementara itu, viskositas biodiesel yang dihasilkan menggunakan zeolit dan bentonit berturut-turut sebesar 2,92 mm2/s dan 2,58 mm2/s.Comparison of Using Natural Catalysts (Zeolite and Bentonite) in Biodiesel Synthesis from Commercial Cooking Oil. Biodiesel is a long-chain methyl ester compound that contains fatty acids obtained through a transesterification reaction. This alternative fuel can be synthesized from commercial cooking oil with the help of a catalyst. Base catalysts are often used in transesterification reactions in biodiesel synthesis. Using a catalyst will increase the percentage of the biodiesel product produced. Solid or solid-phase catalysts are the right choice to facilitate separating the final reaction product from a catalyst. Solid-phase catalysts that can be used are zeolite and natural bentonite. This study aims to determine the effect of activated zeolite and bentonite catalysts on biodiesel production using commercial cooking oil as a base material and determine biodiesel synthesis yield using natural catalysts. The catalyst activation with KOH can increase catalytic activity by increasing the surface area of natural catalysts. FTIR and XRD analysis o","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76646198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.20961/alchemy.18.2.60007.221-233
Dede Sukandar, Anny Sulaswatty, Imam Hamidi
Telah dilakukan penelitian mengenai profil senyawa kimia minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) hasil hidrodistilasi dengan optimasi perlakuan awal sonikasi, yang bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan awal sonikasi terhadap karakteristik dan profil kimia minyak atsiri sereh wangi. Proses perlakuan awal sonikasi dilakukan menggunakan tiga jenis variabel yang berbeda, yaitu waktu sonikasi, solvent feedstock (SF) ratio, dan amplitudo. Hidrodistilasi minyak atsiri sereh wangi dilakukan pada temperatur 116 ‒ 120 ℃ dan waktu distilasi 8 jam. Minyak sereh wangi hasil hidrodistilasi dilakukan uji indeks bias dengan refraktometer, berat jenis dengan piknometer, kelarutan dalam etanol 80% dan ditentukan profil kimianya menggunakan GC-MS. Minyak sereh wangi yang dihasilkan berat jenis 0,9136 g/mL, indeks bias 1,472 ‒ 1,474 dan larut dalam etanol 80%, yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3593-1995. Rendemen minyak atsiri sereh wangi tertinggi 1,62% diperoleh pada waktu sonikasi 60 menit, SF Ratio 20:1(mL/g), dan amplitudo 90%. Perlakuan awal sonikasi telah mempersingkat waktu proses hidrodistilasi 47,54%. Berdasarkan hasil analisa GC-MS komponen kimia utama minyak atsiri sereh wangi yaitu Citronella (13,67%), Citronellol (21,18%), dan Geraniol (21,32%).Chemical Compound Profile of Citronella Essential Oil (Cymbopogon nardus L.) as Hydrodistillation Result with Optimization of Sonication Pretreatment. The research optimization of hydrodistillation using ultrasonic pretreatment of Citronella oil (Cymbopogon nardus L.) has been carried out, which aims to determine the effect of pretreatment of sonication on the characteristics of citronella essential oils. The sonication pretreatment process was done using three different types of variables, including the sonication time variable, SF Ratio, and amplitude. Hydrodistillation was performed at a temperature of 116 ‒ 120 ℃ and a processing time of 8 hours. Citronella oil was characterized by analyzing the results of the refractive index with refractometer, specific gravity with pycnometer, solubility in ethanol 80%, and their chemical components determined by GC-MS. Citronella oil produced has a specific gravity of 0.9136 g/mL, soluble in ethanol 80%, and the refractive index value of 1.472 to 1.474, which are in accordance with Indonesian National Standard (SNI) 06-3593-1995. The highest yield of citronella oil of 1.62% in this study was obtained at a sonication time of 60 minutes, SF ratio of 20:1, and amplitude of 90%. The ultrasonic treatment can shorten the processing time by 47.54%. Based on GC-MS analysis, the major components in citronella essential oil are Citronella (13.67%), Citronellol (21.18%), and Geraniol (21.32%).
研究了香料atsiri seeh (Cymbopogon nardus L)的芳香油化合物(Cymbopogon nardus L)的蒸馏方法,以优化格式化早期格式化治疗的芳香atsiri sereh油的特性和化学成分。早期的个性化治疗过程使用了三种不同的变量,即索尼语、solvent feedstock (SF) ratio和振幅。Hidrodistilasi香柠檬草精油蒸馏116——120℃的温度和时间进行8个小时。消化油通过折射计进行折射率折射率、比重、乙醇80%的溶解度、使用GC-MS测定化学成分。0.9136 g/mL (0.9136 g/mL)的甘油油,折射率为1,472—1,474,以乙醇为溶于80%,符合印度尼西亚国家标准(SNI) 06-3593-1995。香味浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓浓早期的个性化治疗缩短了47.54%的排卵过程。根据GC-MS对Citronella(13.67%)、Citronellol(21,18%)和Geraniol(21,32%)的主要化学成分的分析。西龙拉石油(Cymbopogon nardus L)的化学合成资料。用香橼油(Cymbopogon nardus L)的乙酰乙酯油(Cymbopogon oil)进行的水稀释研究被发现,从而确定香橼油对介质作用的影响。拟态处理程序使用了三种不同的变量类型,包括可变时间、SF Ratio和振幅。Hydrodistillation was performed at a 116——的温度120℃和加工时间的8小时。Citronella石油公司的特点是分析refractometer的推荐、pycnometer特有引力、80%乙醇中的化学成分参数,以及GC-MS确定的化学对应物。Citronella石油产品拥有0.9136 g/mL的特别重力,而ethanol 80%的解决方案,以及与印尼语国家标准(SNI) 06-3593-1995的推荐索引。这项研究中最引人注目的西罗内拉石油公司(citronella oil of 1.62%)的最终收益是在60分钟的个性化时间、20分钟的SF ratio和90%的振幅中曝光。超声波治疗可以缩短时间47.54%。基于gc女士分析,citronella essential oil的主要化合物(13.67%)、Citronellol(21.18%)和Geraniol(21.32%)。
{"title":"Profil Senyawa Kimia Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) Hasil Hidrodistilasi dengan Optimasi Perlakuan Awal Sonikasi","authors":"Dede Sukandar, Anny Sulaswatty, Imam Hamidi","doi":"10.20961/alchemy.18.2.60007.221-233","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.60007.221-233","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian mengenai profil senyawa kimia minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus L.) hasil hidrodistilasi dengan optimasi perlakuan awal sonikasi, yang bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan awal sonikasi terhadap karakteristik dan profil kimia minyak atsiri sereh wangi. Proses perlakuan awal sonikasi dilakukan menggunakan tiga jenis variabel yang berbeda, yaitu waktu sonikasi, solvent feedstock (SF) ratio, dan amplitudo. Hidrodistilasi minyak atsiri sereh wangi dilakukan pada temperatur 116 ‒ 120 ℃ dan waktu distilasi 8 jam. Minyak sereh wangi hasil hidrodistilasi dilakukan uji indeks bias dengan refraktometer, berat jenis dengan piknometer, kelarutan dalam etanol 80% dan ditentukan profil kimianya menggunakan GC-MS. Minyak sereh wangi yang dihasilkan berat jenis 0,9136 g/mL, indeks bias 1,472 ‒ 1,474 dan larut dalam etanol 80%, yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3593-1995. Rendemen minyak atsiri sereh wangi tertinggi 1,62% diperoleh pada waktu sonikasi 60 menit, SF Ratio 20:1(mL/g), dan amplitudo 90%. Perlakuan awal sonikasi telah mempersingkat waktu proses hidrodistilasi 47,54%. Berdasarkan hasil analisa GC-MS komponen kimia utama minyak atsiri sereh wangi yaitu Citronella (13,67%), Citronellol (21,18%), dan Geraniol (21,32%).Chemical Compound Profile of Citronella Essential Oil (Cymbopogon nardus L.) as Hydrodistillation Result with Optimization of Sonication Pretreatment. The research optimization of hydrodistillation using ultrasonic pretreatment of Citronella oil (Cymbopogon nardus L.) has been carried out, which aims to determine the effect of pretreatment of sonication on the characteristics of citronella essential oils. The sonication pretreatment process was done using three different types of variables, including the sonication time variable, SF Ratio, and amplitude. Hydrodistillation was performed at a temperature of 116 ‒ 120 ℃ and a processing time of 8 hours. Citronella oil was characterized by analyzing the results of the refractive index with refractometer, specific gravity with pycnometer, solubility in ethanol 80%, and their chemical components determined by GC-MS. Citronella oil produced has a specific gravity of 0.9136 g/mL, soluble in ethanol 80%, and the refractive index value of 1.472 to 1.474, which are in accordance with Indonesian National Standard (SNI) 06-3593-1995. The highest yield of citronella oil of 1.62% in this study was obtained at a sonication time of 60 minutes, SF ratio of 20:1, and amplitude of 90%. The ultrasonic treatment can shorten the processing time by 47.54%. Based on GC-MS analysis, the major components in citronella essential oil are Citronella (13.67%), Citronellol (21.18%), and Geraniol (21.32%).","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"172 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86749133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-22DOI: 10.20961/alchemy.18.2.63035.214-220
Hendri Widiyandari, Rizqia Afifatu Latifah, Arif Jumari, Cornelius Satria Yudha, Shofirul Sholikhatun Nisa
Penelitian mengenai sintesis material katoda LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811) menggunakan nikel hasil perolehan kembali dari spent nickel catalyst telah berhasil dilakukan menggunakan metode solid state dengan variasi perbandingan padatan spent nickel catalyst/larutan (padatan/larutan) yang digunakan untuk leaching spent nickel catalyst sebesar (20 g/L, 30 g/L, dan 40 g/L). Proses leaching dilakukan menggunakan asam laktat 2 M selama 3 jam dengan suhu 80 ℃. Hasil dari proses ini adalah filtrat nikel laktat dengan endapan sebanyak 1,50 gram, 6,10 gram, dan 9,26 gram. Dalam filtrat tersebut terdapat ikatan hidroksida dan ikatan asam karboksilat. Material katoda NMC811 yang terbentuk memiliki enam puncak difraksi. Puncak difraksi X-ray tertinggi terdapat pada 2 theta 15° ‒ 20° dan 44°. Morfologi permukaan dari material katoda NMC811 menunjukkan terbentuknya partikel yang irregular dengan ukuran yang tidak seragam. Komposisi material katoda menunjukkan bahwa katoda NMC811 berhasil diperoleh dengan kandungan nikel sebanyak 73% ‒ 79%, mangan sebanyak 9% ‒ 13% dan kobalt sebanyak 10% ‒ 13%. Baterai lithium-ion yang dibuat menggunakan katoda NMC811 tersebut memiliki kapasitas masing-masing dengan variasi 20g/L sebesar 15,09 mAh/g, 30 g/L sebesar 28,42 mAh/g dan 40 g/L sebesar 25,57 mAh/g. Synthesis of LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811) Cathode Material by Solid State Method Using Nickel Recovered from Spent Nickel Catalyst. Research on the synthesis of NMC811 cathode using nickel recovered from spent nickel catalyst was successfully carried out using the solid-state method with various ratios of solids spent nickel catalyst/solution used for leaching spent nickel catalyst (20 g/L, 30 g/L, and 40 g/L). The leaching process was carried out using 2 M lactic acid for 3 hours at a temperature of 80℃. The result of this process is lactic nickel filtrate with a precipitate of 1.50 grams, 6.10 grams, and 9.26 grams. There are hydroxide bonds and carboxylic bonds in the filtrate. The NMC811 cathode material formed has six diffraction peaks. The highest X-ray diffraction peak is at 2-theta of 15° ‒ 20° and 2-theta of 44°. The surface morphology of the NMC811 cathode material shows the formation of several lumps of non-uniform size. The composition of the cathode material shows that the NMC811 cathode has a nickel content of 73% ‒ 79%, manganese of 9% ‒ 13%, and cobalt of 10% ‒ 13%. The lithium-ion battery made using the NMC811 cathode has a capacity of 20g/L at 15.09 mAh/g, 30 g/L at 28.42 mAh/g, and 40 g/L at 25.57 mAh/g.
研究阴极LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811)使用镍材料合成镍加泰罗尼亚已经成功度过的习得回来做固体用固态方法变化比较花镍溶液加泰罗尼亚-溶液(固体)用于leaching镍加泰罗尼亚度过大的(20 g / L, 30 g / L, 40 g / L)。leaching过程做用乳酸2米(6.5英尺)3个小时温度80℃。这一过程的结果是一个六盎司(1.50克)、6盎司(6.10克)和9 . 26克(9.26克)的结合液。片中含有氢氧化钠和羧酸带。形成的NMC811阴极物质有六个衍射峰值。x射线衍射峰最高有2日theta 15°- 20°,44°。NMC811阴极物质的表面形态表明,不均匀大小的不规则粒子的形成。阴卡托的材料成分表明,NMC811阴卡托的镍含量为73% - 79%,锰为9% - 13%和钴含量为10% - 13%。由NMC811阴离子制成的锂电池的容量为20g/L,体积为15g /L,体积为28.09 mAh/g,体积为28.42 mAh/g和40 g/L为2557 mAh/g。lini0.8mn0.1co0.1o2 (NMC811),从斯宾尼布伦纳斯被要求使用五分镍币从斯宾塞塞特拉斯特获得的纯天主教材料。研究恩麦811天主教对斯宾塞·尼克尔从斯宾塞·尼克尔那里被发现的甲基苯丙胺的研究成功地运用了四分之一股份的甲基苯丙胺甲基苯丙胺四分之一股份的甲基苯丙胺混合疗法(20 g/L, 30 g/L, 40 g/L)。leaching的过程是用2米(6.5英尺)carried out lactic acid之为3小时at a温度80℃。这个过程的结果是缓慢的,精确的1.5克,6.10克,9.26克。filtrate里有氢氧化硫和碳化碳水化合物。NMC811材料的天主教有6个折扣点。最高x光diffraction峰是at 2-theta》15°- 20°和2-theta》44°。NMC811材料的表面形态展示了几个不均匀异体构成的形成。《天主教材料》的合集:恩麦811支天主教的比例为73%——79%,漫画为13%,钴为10%——13%。锂离子电池使用NMC811为20克/L的年龄,15.09年
{"title":"Sintesis Material Katoda LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811) dengan Metode Solid State Menggunakan Nikel Hasil Perolehan Kembali dari Spent Nickel Catalyst","authors":"Hendri Widiyandari, Rizqia Afifatu Latifah, Arif Jumari, Cornelius Satria Yudha, Shofirul Sholikhatun Nisa","doi":"10.20961/alchemy.18.2.63035.214-220","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.63035.214-220","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai sintesis material katoda LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811) menggunakan nikel hasil perolehan kembali dari spent nickel catalyst telah berhasil dilakukan menggunakan metode solid state dengan variasi perbandingan padatan spent nickel catalyst/larutan (padatan/larutan) yang digunakan untuk leaching spent nickel catalyst sebesar (20 g/L, 30 g/L, dan 40 g/L). Proses leaching dilakukan menggunakan asam laktat 2 M selama 3 jam dengan suhu 80 ℃. Hasil dari proses ini adalah filtrat nikel laktat dengan endapan sebanyak 1,50 gram, 6,10 gram, dan 9,26 gram. Dalam filtrat tersebut terdapat ikatan hidroksida dan ikatan asam karboksilat. Material katoda NMC811 yang terbentuk memiliki enam puncak difraksi. Puncak difraksi X-ray tertinggi terdapat pada 2 theta 15° ‒ 20° dan 44°. Morfologi permukaan dari material katoda NMC811 menunjukkan terbentuknya partikel yang irregular dengan ukuran yang tidak seragam. Komposisi material katoda menunjukkan bahwa katoda NMC811 berhasil diperoleh dengan kandungan nikel sebanyak 73% ‒ 79%, mangan sebanyak 9% ‒ 13% dan kobalt sebanyak 10% ‒ 13%. Baterai lithium-ion yang dibuat menggunakan katoda NMC811 tersebut memiliki kapasitas masing-masing dengan variasi 20g/L sebesar 15,09 mAh/g, 30 g/L sebesar 28,42 mAh/g dan 40 g/L sebesar 25,57 mAh/g. Synthesis of LiNi0,8Mn0,1Co0,1O2 (NMC811) Cathode Material by Solid State Method Using Nickel Recovered from Spent Nickel Catalyst. Research on the synthesis of NMC811 cathode using nickel recovered from spent nickel catalyst was successfully carried out using the solid-state method with various ratios of solids spent nickel catalyst/solution used for leaching spent nickel catalyst (20 g/L, 30 g/L, and 40 g/L). The leaching process was carried out using 2 M lactic acid for 3 hours at a temperature of 80℃. The result of this process is lactic nickel filtrate with a precipitate of 1.50 grams, 6.10 grams, and 9.26 grams. There are hydroxide bonds and carboxylic bonds in the filtrate. The NMC811 cathode material formed has six diffraction peaks. The highest X-ray diffraction peak is at 2-theta of 15° ‒ 20° and 2-theta of 44°. The surface morphology of the NMC811 cathode material shows the formation of several lumps of non-uniform size. The composition of the cathode material shows that the NMC811 cathode has a nickel content of 73% ‒ 79%, manganese of 9% ‒ 13%, and cobalt of 10% ‒ 13%. The lithium-ion battery made using the NMC811 cathode has a capacity of 20g/L at 15.09 mAh/g, 30 g/L at 28.42 mAh/g, and 40 g/L at 25.57 mAh/g.","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88480851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-04DOI: 10.20961/alchemy.18.2.58248.165-173
Umi Fathanah, Fachrul Razi, M. Lubis, Mukramah Yusuf, Y. Syamsuddin, H. Meilina, Syawaliah Muchtar, Suraiya Kamaruzzaman, Aula Khairunnisa
Membran Polyethersulfone (PES) bersifat hidrofobik yang memiliki ketahanan rendah terhadap sifat fouling. Fouling pada membran mengakibatkan penurunan kinerja membrane selama proses operasi. Oleh karena itu, modifikasi membran perlu dilakukan untuk meningkatkan sifat hidrofilik membrane. Pada penelitian ini modifikasi dilakukan dengan penambahan nanopartikel Mg(OH)2 yang bersifat tidak beracun, murah, dan mudah diperoleh. Penambahan aditif nanopartikel Mg(OH)2 pada membran PES dilakukan dengan cara pencampuran polimer dengan metode non solvent induced phase separation (NIPS) menggunakan pelarut dimethyl sulfoxide (DMSO). DMSO merupakan pelarut polar aprotik yang dapat melarutkan senyawa organik maupun anorganik dengan baik. DMSO juga merupakan pelarut yang tidak beracun, sehingga lebih aman dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan membran PES hidrofilik dengan penambahan nanopartikel Mg(OH)2 dengan unjuk kerja terbaik. Pengaruh penambahan nanopartikel Mg(OH)2 dalam sistem membran dievaluasi dengan menganalisis perubahan struktur kimia PES menggunakan ATR-FTIR, perubahan morfologi menggunakan SEM, porositas menggunakan metoda gravimetri, serta pengujian kinerja (permeabilitas dan rejeksi) membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nanopartikel Mg(OH)2, mengakibatkan perubahan pada struktur atau morfologi membrane PES, yang berpengaruh terhadap peningkatan permeabilitas membran. Penambahan nanopartikel Mg(OH)2 juga meningkatkan porositas membran dari 12% ‒ 40%. Kehadiran gugus hidroksil (-OH) dalam matriks membran dikonfirmasi dengan uji FTIR. Kinerja membran optimum diperoleh pada nilai permeabilitas air sebesar 56,4 L/m2.jam.bar, dengan rejeksi asam humus sebesar 61%.Modification of Polyethersulfone Membrane with the Addition of Mg(OH)2 Nanoparticles in Dimethyl Sulfoxide Solvent. Polyethersulfone (PES) membrane has hydrophobic characteristics and low resistance to fouling properties. The fouling on the membrane results in a decrease in the performance of the membrane during the operation process. Therefore, membrane modification needs to be done to increase the hydrophilic properties of the membrane. In this study, modifications were made by adding Mg(OH)2 nanoparticles which are non-toxic, inexpensive, and easy to obtain. The addition of Mg(OH)2 nanoparticle additives to PES membranes was carried out by blending polymers with the non-solvent induced phase separation (NIPS) method using dimethyl sulfoxide (DMSO) as solvent. DMSO is an aprotic polar solvent that can dissolve both organic and inorganic compounds well. DMSO is also a non-toxic solvent, making it safer and more environmentally friendly. This study aims to produce a hydrophilic PES membrane with the addition of Mg(OH)2 nanoparticles with the best performance. The effect of adding Mg(OH)2 nanoparticles in the membrane system was evaluated by analyzing changes in the chemical structure of PES using ATR-FTIR, morphological changes using SEM, porosit
{"title":"Modifikasi Membran Polyethersulfone dengan Penambahan Nanopartikel Mg(OH)2 dalam Pelarut Dimethyl Sulfoxide","authors":"Umi Fathanah, Fachrul Razi, M. Lubis, Mukramah Yusuf, Y. Syamsuddin, H. Meilina, Syawaliah Muchtar, Suraiya Kamaruzzaman, Aula Khairunnisa","doi":"10.20961/alchemy.18.2.58248.165-173","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.58248.165-173","url":null,"abstract":"Membran Polyethersulfone (PES) bersifat hidrofobik yang memiliki ketahanan rendah terhadap sifat fouling. Fouling pada membran mengakibatkan penurunan kinerja membrane selama proses operasi. Oleh karena itu, modifikasi membran perlu dilakukan untuk meningkatkan sifat hidrofilik membrane. Pada penelitian ini modifikasi dilakukan dengan penambahan nanopartikel Mg(OH)2 yang bersifat tidak beracun, murah, dan mudah diperoleh. Penambahan aditif nanopartikel Mg(OH)2 pada membran PES dilakukan dengan cara pencampuran polimer dengan metode non solvent induced phase separation (NIPS) menggunakan pelarut dimethyl sulfoxide (DMSO). DMSO merupakan pelarut polar aprotik yang dapat melarutkan senyawa organik maupun anorganik dengan baik. DMSO juga merupakan pelarut yang tidak beracun, sehingga lebih aman dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan membran PES hidrofilik dengan penambahan nanopartikel Mg(OH)2 dengan unjuk kerja terbaik. Pengaruh penambahan nanopartikel Mg(OH)2 dalam sistem membran dievaluasi dengan menganalisis perubahan struktur kimia PES menggunakan ATR-FTIR, perubahan morfologi menggunakan SEM, porositas menggunakan metoda gravimetri, serta pengujian kinerja (permeabilitas dan rejeksi) membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nanopartikel Mg(OH)2, mengakibatkan perubahan pada struktur atau morfologi membrane PES, yang berpengaruh terhadap peningkatan permeabilitas membran. Penambahan nanopartikel Mg(OH)2 juga meningkatkan porositas membran dari 12% ‒ 40%. Kehadiran gugus hidroksil (-OH) dalam matriks membran dikonfirmasi dengan uji FTIR. Kinerja membran optimum diperoleh pada nilai permeabilitas air sebesar 56,4 L/m2.jam.bar, dengan rejeksi asam humus sebesar 61%.Modification of Polyethersulfone Membrane with the Addition of Mg(OH)2 Nanoparticles in Dimethyl Sulfoxide Solvent. Polyethersulfone (PES) membrane has hydrophobic characteristics and low resistance to fouling properties. The fouling on the membrane results in a decrease in the performance of the membrane during the operation process. Therefore, membrane modification needs to be done to increase the hydrophilic properties of the membrane. In this study, modifications were made by adding Mg(OH)2 nanoparticles which are non-toxic, inexpensive, and easy to obtain. The addition of Mg(OH)2 nanoparticle additives to PES membranes was carried out by blending polymers with the non-solvent induced phase separation (NIPS) method using dimethyl sulfoxide (DMSO) as solvent. DMSO is an aprotic polar solvent that can dissolve both organic and inorganic compounds well. DMSO is also a non-toxic solvent, making it safer and more environmentally friendly. This study aims to produce a hydrophilic PES membrane with the addition of Mg(OH)2 nanoparticles with the best performance. The effect of adding Mg(OH)2 nanoparticles in the membrane system was evaluated by analyzing changes in the chemical structure of PES using ATR-FTIR, morphological changes using SEM, porosit","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88528230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-04DOI: 10.20961/alchemy.18.2.56860.158-164
Rini Muharini, Ersando Ersando, Yeni Triana, Maharani Nukila, Rahmad Ulwan, M. Masriani, Peter Proksch
Rimpang jahe merah digunakan sebagai tumbuhan obat tradisional dan diketahui mengandung senyawa-senyawa berkhasiat. Dekade ini eksplorasi mikroorganisme yang bersimbiosis dengan tumbuhan obat mendapat perhatian besar guna mencari alternatif sumber senyawa berkhasiat obat. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi profil kimia ekstrak Penicillium simplicissimum, jamur endofit yang diisolasi dari rhizoma jahe merah, menentukan daya hambatnya terhadap bakteri Staphyloccocus aureus dan Escherichia coli, dan mengevaluasi aktivitas sitotoksiknya terhadap sel limfoma tikus L-5178Y, sel kanker payudara (T47D dan 4T1) dan sel kanker usus (WiDr). Skrining fitokimia melalui teknik KLT dan pereaksi spesifik memperlihatkan adanya golongan senyawa alkaloid, triterpenoid, dan sterol pada ekstrak. Analisa data high-performance liquid chromatography dengan detektor photodiode array (HPLC-PDA) yang dikombinasikan dengan data LC-ESI-MS serta perbandingan data literatur memberikan dugaan bahwa salah satu komponen senyawa utama adalah citreonigrin F, yang diisolasi sebelumnya dari P. citreonigrin. Evaluasi aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak P. simplicissimum tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan kedua bakteri uji. Akan tetapi, ekstrak P. simplicissimum memberikan penghambatan yang lemah terhadap sel limfoma tikus L-5178Y pada konsentrasi 10 μg/mL dan aktivitas sitotoksik yang moderat terhadap sel kanker payudara dan sel kanker usus dengan IC50 >100 μg/mL. Temuan ini menunjukkan bahwa jamur endofit P. simplicissimum yang diisolasi dari jahe merah ini memiliki potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut guna memperoleh senyawa berkhasiat obat. Profiling Analysis of HPLC-PDA Combined with LC-ESI-MS and Biological Activity of an Endophytic Fungi P. Simplicissimum Extract Isolated from Red Ginger Rhizome. Red ginger rhizome has been used traditionally as a medicinal plant, and its active principal constituents have been known. In the recent decade, the exploration of endophytes in medicinal plants received huge interest in finding new bioactive compound sources. This research aims to obtain the chemical profile of an endophytic fungi P. simplicissimum extract isolated from Red ginger rhizome. This study also further evaluates its antibacterial activity against Staphyloccocus aureus and Escherichia coli and its cytotoxicity against L-5178, 4T1, T47D, and WiDr cell lines. The phytochemical screening of the extract using the TLC technique and specific reagents shows the existence of alkaloids, triterpenoids, and sterol. The further analysis using high-performance liquid chromatography with photodiode array detector (HPLC-PDA) and LC-MS/MS data, as well as literature comparison, indicated that one of the major compounds was citreonigrin F, which isolated previously from P. citreonigrin. The evaluation of antibacterial activity showed that P. simplicissimum extract did not inhibit the growth of both bacteria tested. However, P. simplicissimum extract sh
{"title":"Analisis Profil HPLC-PDA Berkombinasi dengan LC-ESI-MS dan Aktivitas Biologi dari Ekstrak Jamur Endofit, Penicillium simplicissimum, yang Diisolasi dari Rimpang Jahe Merah","authors":"Rini Muharini, Ersando Ersando, Yeni Triana, Maharani Nukila, Rahmad Ulwan, M. Masriani, Peter Proksch","doi":"10.20961/alchemy.18.2.56860.158-164","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.56860.158-164","url":null,"abstract":"Rimpang jahe merah digunakan sebagai tumbuhan obat tradisional dan diketahui mengandung senyawa-senyawa berkhasiat. Dekade ini eksplorasi mikroorganisme yang bersimbiosis dengan tumbuhan obat mendapat perhatian besar guna mencari alternatif sumber senyawa berkhasiat obat. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi profil kimia ekstrak Penicillium simplicissimum, jamur endofit yang diisolasi dari rhizoma jahe merah, menentukan daya hambatnya terhadap bakteri Staphyloccocus aureus dan Escherichia coli, dan mengevaluasi aktivitas sitotoksiknya terhadap sel limfoma tikus L-5178Y, sel kanker payudara (T47D dan 4T1) dan sel kanker usus (WiDr). Skrining fitokimia melalui teknik KLT dan pereaksi spesifik memperlihatkan adanya golongan senyawa alkaloid, triterpenoid, dan sterol pada ekstrak. Analisa data high-performance liquid chromatography dengan detektor photodiode array (HPLC-PDA) yang dikombinasikan dengan data LC-ESI-MS serta perbandingan data literatur memberikan dugaan bahwa salah satu komponen senyawa utama adalah citreonigrin F, yang diisolasi sebelumnya dari P. citreonigrin. Evaluasi aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak P. simplicissimum tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan kedua bakteri uji. Akan tetapi, ekstrak P. simplicissimum memberikan penghambatan yang lemah terhadap sel limfoma tikus L-5178Y pada konsentrasi 10 μg/mL dan aktivitas sitotoksik yang moderat terhadap sel kanker payudara dan sel kanker usus dengan IC50 >100 μg/mL. Temuan ini menunjukkan bahwa jamur endofit P. simplicissimum yang diisolasi dari jahe merah ini memiliki potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut guna memperoleh senyawa berkhasiat obat. Profiling Analysis of HPLC-PDA Combined with LC-ESI-MS and Biological Activity of an Endophytic Fungi P. Simplicissimum Extract Isolated from Red Ginger Rhizome. Red ginger rhizome has been used traditionally as a medicinal plant, and its active principal constituents have been known. In the recent decade, the exploration of endophytes in medicinal plants received huge interest in finding new bioactive compound sources. This research aims to obtain the chemical profile of an endophytic fungi P. simplicissimum extract isolated from Red ginger rhizome. This study also further evaluates its antibacterial activity against Staphyloccocus aureus and Escherichia coli and its cytotoxicity against L-5178, 4T1, T47D, and WiDr cell lines. The phytochemical screening of the extract using the TLC technique and specific reagents shows the existence of alkaloids, triterpenoids, and sterol. The further analysis using high-performance liquid chromatography with photodiode array detector (HPLC-PDA) and LC-MS/MS data, as well as literature comparison, indicated that one of the major compounds was citreonigrin F, which isolated previously from P. citreonigrin. The evaluation of antibacterial activity showed that P. simplicissimum extract did not inhibit the growth of both bacteria tested. However, P. simplicissimum extract sh","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"89 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85220262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-04DOI: 10.20961/alchemy.18.2.55193.148-157
J. Waluyo, Rizky Ridlo Ichlasul Amal, Abdul Aziz Yudistira, Handhianto Mustofa, M. L. Maulana
Ketersediaan bahan bakar sebagai energi semakin menurun, sehingga dibutuhkan suatu energi alternatif dalam upaya menunjang ketersediaan energi, salah satunya melalui pemanfaatan proses pirolisis biomassa. Proses katalitik pirolisis biomassa menjadi pilihan baru karena dapat menurunkan input energi, konsumsi waktu serta meningkatkan kualitas produksi syngas dibandingkan dengan non-katalitik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan analisa karakteristik termal dan analisis yield syngas dalam penambahan fly ash sebagai katalis dalam proses pirolisis sekam padi. Penggunaan fly ash sebagai katalis menjadi salah satu alternatif dalam pemakaian katalis murah. Sampel biomassa sekam padi dihaluskan terlebih dahulu lalu dilakukan penyaringan hingga ukuran -140+200 mesh (0,074 – 0,105 mm). Fly ash yang merupakan limbah hasil pembakaran batubara diperoleh dari industri pembangkit listrik juga disaring dengan ukuran yang sama. Kemudian fly ash dan sekam padi dicampurkan untuk dibentuk pelet dengan variasi sampel penambahan fly ash 5% (FARH5), 10% (FARH10), 20% (FARH20) dari massa sekam padi. Pelet yang dihasilkan berukuran diameter 5 mm dan panjang 13 ‒ 15 mm. Proses pirolisis dilakukan dalam laju pemanasan 10 °Cmin-1 hingga mencapai suhu 600 °C menggunakan alat makro-TGA dengan gas nitrogen sebagai gas pembawa. Hasil syngas dari proses pirolisis ditampung dalam gas bag untuk dianalisis menggunakan GC. Pengolahan data hasil pirolisis dilakukan untuk mengetahui karakteristik termal melalui metode DTG (Differential Thermogravimetric). Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa penambahan katalis fly ash optimal pada variabel FARH20 dapat meningkatkan laju konversi maksimum 0,00893 K-1 pada suhu operasi reaksi yang lebih rendah 567,11 K dan peningkatan yield syngas pada variabel FARH10 sebesar 47,04%.The Effect of Fly Ash as a Catalyst on Pyrolysis Process of Rice Husk Pellets on Thermal Characteristics and Synthetic Gas (Syngas) Production. Utilization of the biomass pyrolysis process is one of the efforts to support alternative energy development to overcome the current declining availability of fuel. The catalytic pyrolysis of biomass is a new strategy to reduce energy input and time consumption, and improve syngas quality compared to non-catalytic. The purpose of this study was to examine the effect of fly ash as a catalyst in the process of rice husk pyrolysis as a low-cost catalyst for thermal properties and syngas yield. The rice husk biomass sample was milled and sieved to -140+200 mesh (0,074 – 0,105 mm). Fly ash, a byproduct of coal combustion obtained from the power generation industry, was sieved to the same size as well. The fly ash and rice husks were then combined to form pellets, with variations of 5% (FARH5), 10% (FARH10), and 20% (FARH20) fly ash provided to the mass of rice husks. The formed pellets have a diameter of 5 mm and a length of 1315 mm. Using a macro-TGA device and nitrogen gas as the carrier gas, the pyrolysis process was carried ou
能源供应的可用性正在减少,因此需要替代能源来支撑能源供应,其中之一是利用生物循环过程。生物质量催化过程之所以成为新的选择,是因为它降低了能量输入、时间消耗,提高了合成器生产的质量,而不是非催化产品。本研究的目的是确定对热特性的分析和对飞烟灰加入过程中的合成物的分析,作为米糠热化过程的催化剂。苍蝇灰作为催化剂是廉价催化剂的另一种选择。先把稻壳上的生物质量样本磨平,然后过滤到尺寸为-140+200 mesh(0.074—0.105毫米)。由燃煤产生的飞烟灰也被同样大小的过滤。然后将飞灰和米糠加入成型颗粒,加入fly ash 5% (FARH5), 10% (FARH10), 20% (FARH20)的稻壳质量。产生的小球直径5毫米,长13 - 15毫米。pirolisis做过程的变暖速度10°Cmin-1到600°C温度用工具makro-TGA气体氮气作为载体。pirolisis进程的同步结果被包含在气体袋中,使用GC进行分析。pirolisis的数据处理是通过DTG方法确定热特征的。这项研究的结果是,在FARH20变量中添加最佳的苍蝇ash催化剂可以增加在低反应温度下的0.00893 K-1的最大转化率57.11 K,在FARH10变量中增加收益率为47.04%。苍蝇灰的效果就像热回火过程中的沙粒。生物大规模发热反应的作用是支持替代能源开发来超越目前的可消耗燃料。生物质量的加速度燃烧是一种新的策略,可以减少输入能量和时间消耗,并产生一种与非catalytic相匹配的同步质量。这项研究的目的是将其作为一种疏忽,将其作为一种低成本的热性能和同步的影响搁置起来。稻壳生物样本被磨成-140+200 mesh(0.074—0.105毫米)。飞灰,一个从权力一代工业中培育出来的煤炭副产品,也被塞进了和井一样大的地方。苍蝇灰和米饭覆盖被合并成小纸片,有5% (FARH5), 10% (FARH10), 20% (FARH20)飞灰提供给大量的大米。5毫米口径的子弹和1315毫米口径的子弹用氮甲macro-TGA装置和美国《pyrolysis承运人气体,气体的过程是carried out at a 10°的加热速率Cmin-1 to a 600°C的温度。同步器被放置在一个气体袋中,用于进一步研究气体chromatography (GC)。数据用DTG(不同的热显微镜)来确定热性能。在FARH20中,最优飞行灰的加速度增加到0.00893 K
{"title":"Pengaruh Fly Ash sebagai Katalis pada Proses Pirolisis Pelet Sekam Padi terhadap Karakteristik Termal dan Produksi Synthetic Gas (Syngas)","authors":"J. Waluyo, Rizky Ridlo Ichlasul Amal, Abdul Aziz Yudistira, Handhianto Mustofa, M. L. Maulana","doi":"10.20961/alchemy.18.2.55193.148-157","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/alchemy.18.2.55193.148-157","url":null,"abstract":"Ketersediaan bahan bakar sebagai energi semakin menurun, sehingga dibutuhkan suatu energi alternatif dalam upaya menunjang ketersediaan energi, salah satunya melalui pemanfaatan proses pirolisis biomassa. Proses katalitik pirolisis biomassa menjadi pilihan baru karena dapat menurunkan input energi, konsumsi waktu serta meningkatkan kualitas produksi syngas dibandingkan dengan non-katalitik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan analisa karakteristik termal dan analisis yield syngas dalam penambahan fly ash sebagai katalis dalam proses pirolisis sekam padi. Penggunaan fly ash sebagai katalis menjadi salah satu alternatif dalam pemakaian katalis murah. Sampel biomassa sekam padi dihaluskan terlebih dahulu lalu dilakukan penyaringan hingga ukuran -140+200 mesh (0,074 – 0,105 mm). Fly ash yang merupakan limbah hasil pembakaran batubara diperoleh dari industri pembangkit listrik juga disaring dengan ukuran yang sama. Kemudian fly ash dan sekam padi dicampurkan untuk dibentuk pelet dengan variasi sampel penambahan fly ash 5% (FARH5), 10% (FARH10), 20% (FARH20) dari massa sekam padi. Pelet yang dihasilkan berukuran diameter 5 mm dan panjang 13 ‒ 15 mm. Proses pirolisis dilakukan dalam laju pemanasan 10 °Cmin-1 hingga mencapai suhu 600 °C menggunakan alat makro-TGA dengan gas nitrogen sebagai gas pembawa. Hasil syngas dari proses pirolisis ditampung dalam gas bag untuk dianalisis menggunakan GC. Pengolahan data hasil pirolisis dilakukan untuk mengetahui karakteristik termal melalui metode DTG (Differential Thermogravimetric). Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa penambahan katalis fly ash optimal pada variabel FARH20 dapat meningkatkan laju konversi maksimum 0,00893 K-1 pada suhu operasi reaksi yang lebih rendah 567,11 K dan peningkatan yield syngas pada variabel FARH10 sebesar 47,04%.The Effect of Fly Ash as a Catalyst on Pyrolysis Process of Rice Husk Pellets on Thermal Characteristics and Synthetic Gas (Syngas) Production. Utilization of the biomass pyrolysis process is one of the efforts to support alternative energy development to overcome the current declining availability of fuel. The catalytic pyrolysis of biomass is a new strategy to reduce energy input and time consumption, and improve syngas quality compared to non-catalytic. The purpose of this study was to examine the effect of fly ash as a catalyst in the process of rice husk pyrolysis as a low-cost catalyst for thermal properties and syngas yield. The rice husk biomass sample was milled and sieved to -140+200 mesh (0,074 – 0,105 mm). Fly ash, a byproduct of coal combustion obtained from the power generation industry, was sieved to the same size as well. The fly ash and rice husks were then combined to form pellets, with variations of 5% (FARH5), 10% (FARH10), and 20% (FARH20) fly ash provided to the mass of rice husks. The formed pellets have a diameter of 5 mm and a length of 1315 mm. Using a macro-TGA device and nitrogen gas as the carrier gas, the pyrolysis process was carried ou","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77125281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}