Korosi merupakan proses penurunan kualitas logam akibat reaksi logam dengan lingkungannya. Air laut merupakan salah satu sistem yang korosif karena tingginya kadar ion klorida. Ion silikat dengan konsentrasi optimum mampu memperlambat laju korosi pada logam, seperti aluminium. Penelitian ini menguji pengaruh ion silikat dalam larutan natrium klorida 3,5% terhadap laju korosi aluminium yang diuji dengan metode potensiostat dan dihitung dengan Ekstrapolasi Tafel. Pengaruh konsentrasi ion silikat terhadap laju korosi diamati pada variasi konsentrasinya yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 mM. Konsentrasi optimum natrium silikat untuk menurunkan laju korosi adalah 25 mM, laju korosi turun dari 0,0118 menjadi 0,0084 mm/tahun. Sebaliknya, penambahan konsentrasi natrium silikat hingga 100 mM, dapat meningkatkan laju korosi menjadi 0,101 mm/tahun.
The Effect of Sodium Silicate Concentration on the Corrosion Rate of Aluminum Alloy in Sodium Chloride 3.5%. Corrosion is a process of decreasing the quality of metals due to the reaction of metals with their environment. Seawater is one of the corrosive systems because of the high levels of chloride ions. Silicate ions with optimum concentrations can slow the rate of corrosion in metals, such as aluminum. This research examines the effect of silicate ions on the aluminum corrosion rate in a solution of sodium chloride 3.5%, tested by the potentiostat method and calculated by Tafel extrapolation. The effect of silicate ion concentration on the corrosion rate was observed in various concentrations of 0, 25, 50, 75, and 100 mM. The optimum concentration of sodium silicate in reducing the corrosion rate is 25 mM, in which the corrosion rate drops from 0.0118 to 0.0084 mm/year. Conversely, increasing the concentration of sodium silicate to 100 mM increased the corrosion rate to 0.101 mm/year.
ABSTRAK. Limbah elektronik mengandung banyak logam yang bernilai guna antara lain tembaga (Cu), besi (Fe), timah (Sn), timbal (Pb), seng (Zn), emas (Au) dan perak (Ag). Di antara logam tersebut, logam yang memiliki nilai ekonomi tertinggi dan banyak disimpan sebagai investasi kekayaan dalam jangka panjang adalah emas (Au), namun jumlah kandungan emas dalam elektronik lebih kecil dibandingkan logam yang lain. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan recovery emas dari limbah elektronik. Studi diawali dengan mempreparasi asam askorbat termodifikasi magnetit (Fe3O4/AA) dan digunakan sebagai adsorben Au dalam sampel simulasi. Sampel simulasi terdiri dari sistem Au tunggal (larutan HAuCl4-) dan sistem multilogam (Au/Cu). Pengaruh pH larutan HAuCl4- terhadap kemampuan adsorpsi [AuCl4]-, kinetika dan isoterm adsorpsidipelajari pada sistem Au tunggal. Sementara itu, pengaruh keberadaan ion logam Cu terhadap kemampuan Fe3O4/AA untuk recovery emas dipelajari dalam sistem multilogam (Au/Cu). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi [AuCl4]- pada Fe3O4/AA optimum pada pH 4 dan kesetimbangan adsorpsi tercapai pada jam ke-30. Model kinetika adsorpsi mengikuti model kinetika pseudo orde dua Ho dan model isoterm adsorpsi mengikuti model isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,09900 mol/g. Keberadaan ion logam Cu berpengaruh terhadap kemampuan Fe3O4/AA dalam mengadsorpsi [AuCl4]- dalam sistem multilogam (Au/Cu).
ABSTRACT. Gold Recovery in a Single Au and Multi-metal (Au/Cu) Systems Using Ascorbic Acid-Modified Magnetite Adsorbent. Electronic waste contains many valuable metals, including copper (Cu), iron (Fe), lead (Sn), lead (Pb), zinc (Zn), gold (Au), and silver (Ag). Among these metals, the metal that has the highest economic value and can be stored for a long-term wealth investment is gold (Au), but the amount of gold content in electronic devices is smaller than other metals. This research was a preliminary study of gold recovery from electronic waste. The study began by preparing magnetite-modified ascorbic acid (Fe3O4/AA) and was used as an adsorbent agent of gold in a simulated sample. The simulation sample consisted of a single Au system (HAuCl4- solution) and a multi-metal system (Au/Cu). The effect of pH of the HAuCl4- solution on the ability of [AuCl4]- adsorption, kinetic and isotherm adsorptions were studied in a single Au system. Meanwhile, the effect of the Cu metal ions content on Fe3O4/AA capacity for gold recovery was studied in a multi-metal system. The method used in this research was the
ABSTRAK. Daun pucuk idat merupakan tanaman lokal Bangka Belitung yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.Sebagai upaya pemanfaatan potensi lokal maka dibuat suatu produk sediaan gel hand sanitizer yang praktis dan ekonomis. Ekstrak daun pucuk idat diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Ekstrak yang dihasilkan diformulasikan dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun pucuk idat (40%, 60%, 80%, dan 100%) dengan penambahan carboxymethyl cellulose sodium (CMC-Na) 0,25 g, gliserin 1 mL, propilenglikol 0,5 mL serta akuades 10 mL. Setiap formulasi gel handsanitizer dilakukan pengujian stabilitas fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji pH, uji iritasi kulit serta uji aktivitas antibakteri. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa semua konsentrasi hand sanitizer berbentuk gel, berwarna kuning muda, berbau dan homogen. Uji pH dan daya sebar gel hand sanitizer telah memenuhi ketentuan SNI No. 06-2588. Pengujian iritasi kulit tidak menimbulkan kemerahan, gatal-gatal dan tidak mengakibatkan kulit menjadi kasar pada punggung tangan sukarelawan. Berdasarkan uji sifat fisik gel hand sanitizer yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang serupa dengan gel hand sanitizer komersial. Hasil uji antibakteri hand sanitizer ekstrak daun pucuk idat terhadap E. coli dengan konsentrasi ekstrak daun pucuk idat 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,5 mm, 17,4 mm, 19,3 mm dan 19,3 mm, sedangkan pada bakteri S. aureus diperoleh diameter zona hambat berturut-turut sebesar 17,1 mm, 24,2 mm, 27,4 mm, dan 18 mm. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa sediaan gel hand sanitizer ekstrak aseton daun pucuk idat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus.
ABSTRACT. Hand Sanitizer of leaves extractof Cratoxylum glaucum as antibacterial of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Cratoxylum glaucum leaves is local plants of Bangka Belitung which have antibacterial activity against S. aureus and E. coli. As an effort to explore local potential, a practical and economical gel hand sanitizer product was prepared. Cratoxylum glaucum leaves extract was obtained by maceration method using acetone. The extract w