Pub Date : 2019-08-28DOI: 10.21776/ub.biotropika.2019.007.02.6
Tony Setia Dharma, Gigih Setia Wibawa, A. Alit, G. Sumiarsa
Bandeng merupakan ikan yang memiliki rasa daging yang enak, harga relatif terjangkau oleh segala lapisan masyarakat dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya dan banyak petani yang melakukan usaha budidaya. Kendala di masyarakat bahwa pertumbuhan benih bandeng yang dihasilkan oleh pembenih memiliki variasi ukuran yang tinggi, dan pertumbuhan yang lambat di tambak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui teknologi budidaya ikan bandeng, dan memperoleh data biologi induk bandeng G-1. Hewan uji yang digunakan adalah induk bandeng G-1. Penelitian dilakukan secara deskriptif, yaitu melakukan pengamatan secara fenotipik meliputi pertumbuhan setiap dua bulan sekali. Parameter yang diamati adalah beberapa aspek biologi bandeng hasil seleksi antara lain kualitas telur, sintasan, pertumbuhan, pengujian warna, kualitas daging, toleransi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas telur berkisar 80-90,30%, dan memiliki ketahanan larva (SAI) mencapai 4,0-4,6 hari setelah menetas. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih G-2 pada pembenihan umur 14-16 hari (SR) mencapai 60-85%, panjang total (TL) 1,68-1,72 cm, Warna induk bandeng dan ukuran konsumsi dengan menggunakan adalah hijau pada nomor TC.4408 dan perak TC.5501. Kualitas daging dari bandeng G-1 memiliki nilai 8. Kadar histamin untuk semua lokasi budidaya ND ( non-detections ). Toleransi benih terhadap lingkungan, ikan bandeng memiliki ketahanan terhadap salinitas 0-45 ppt, suhu 20-40°C, pH 6-9, dan oksigen lebih dari 2 ppm, kemudian memiliki ketahanan terhadap penyakit.
{"title":"Performansi Biologis Induk Bandeng (Chanos chanos forskall) Hasil Seleksi dalam Mendukung Domestikasi dan Pengembangan Budidaya di Tambak","authors":"Tony Setia Dharma, Gigih Setia Wibawa, A. Alit, G. Sumiarsa","doi":"10.21776/ub.biotropika.2019.007.02.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2019.007.02.6","url":null,"abstract":"Bandeng merupakan ikan yang memiliki rasa daging yang enak, harga relatif terjangkau oleh segala lapisan masyarakat dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya dan banyak petani yang melakukan usaha budidaya. Kendala di masyarakat bahwa pertumbuhan benih bandeng yang dihasilkan oleh pembenih memiliki variasi ukuran yang tinggi, dan pertumbuhan yang lambat di tambak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui teknologi budidaya ikan bandeng, dan memperoleh data biologi induk bandeng G-1. Hewan uji yang digunakan adalah induk bandeng G-1. Penelitian dilakukan secara deskriptif, yaitu melakukan pengamatan secara fenotipik meliputi pertumbuhan setiap dua bulan sekali. Parameter yang diamati adalah beberapa aspek biologi bandeng hasil seleksi antara lain kualitas telur, sintasan, pertumbuhan, pengujian warna, kualitas daging, toleransi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas telur berkisar 80-90,30%, dan memiliki ketahanan larva (SAI) mencapai 4,0-4,6 hari setelah menetas. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih G-2 pada pembenihan umur 14-16 hari (SR) mencapai 60-85%, panjang total (TL) 1,68-1,72 cm, Warna induk bandeng dan ukuran konsumsi dengan menggunakan adalah hijau pada nomor TC.4408 dan perak TC.5501. Kualitas daging dari bandeng G-1 memiliki nilai 8. Kadar histamin untuk semua lokasi budidaya ND ( non-detections ). Toleransi benih terhadap lingkungan, ikan bandeng memiliki ketahanan terhadap salinitas 0-45 ppt, suhu 20-40°C, pH 6-9, dan oksigen lebih dari 2 ppm, kemudian memiliki ketahanan terhadap penyakit.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80480028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-22DOI: 10.21776/ub.biotropika.2019.007.01.02
N. Nurchayati, Fuad Ardiyansyah
Pangan adalah kebutuhan utama manusia dan terus meningkat seiring perkembangan jumlah penduduk. Kebutuhan pangan dapat dipenuhi dari sumber daya alam yang ada, terutama dari golongan tumbuhan. Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan tumbuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pola pemanfaatan tumbuhan oleh suatu masyarakat sangat berkaitan dengan kebudayaan mereka. Sehingga kebudayaan suatu daerah dapat menentukan jenis pangan, cara pengolahan dan penyajiannya. Pemanfaatan tanaman adalah sesuatu yang kental bagi suku Using terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dokumentasi pemanfaatan tanaman pangan oleh suku Using belum banyak dilakukan, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan lokal terhadap tanaman pangan dan pemanfaatannya pada masyarakat suku Using Kabupaten Banyuwangi. Tujuan pe nelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan lokal masyarakat suku Using terhadap tanaman pangan serta cara pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Lokasi penelitian dilakukan di lima kecamatan meliputi Glagah, Giri, Kabat, Singojuruh dan Rogojampi. Metode penelitian adalah survei dengan pegambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling . Pengumpulan data pemanfaatan tanaman dengan wawancara terstruktur dan semi-terstruktur. Hasil penelitian diperoleh 40 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan tergabung dalam 25 famili. Tanaman pangan dikategorikan dalam bahan pangan utama, bahan pangan tambahan dan bahan minuman beraroma. Bahan pangan tambahan meliputi umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, bumbu dan aroma masakan. Habitus tanaman yang banyak dimanfaatkan adalah perdu, semak dan terna. Tanaman pangan banyak diperoleh dari hasil budi daya, dengan organ buah lebih banyak dimanfaatkan. Cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara dimasak.
{"title":"Pengetahuan Lokal Tanaman Pangan dan Pemanfaatannya pada Masyarakat Suku Using Kabupaten Banyuwangi","authors":"N. Nurchayati, Fuad Ardiyansyah","doi":"10.21776/ub.biotropika.2019.007.01.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2019.007.01.02","url":null,"abstract":"Pangan adalah kebutuhan utama manusia dan terus meningkat seiring perkembangan jumlah penduduk. Kebutuhan pangan dapat dipenuhi dari sumber daya alam yang ada, terutama dari golongan tumbuhan. Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan tumbuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pola pemanfaatan tumbuhan oleh suatu masyarakat sangat berkaitan dengan kebudayaan mereka. Sehingga kebudayaan suatu daerah dapat menentukan jenis pangan, cara pengolahan dan penyajiannya. Pemanfaatan tanaman adalah sesuatu yang kental bagi suku Using terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dokumentasi pemanfaatan tanaman pangan oleh suku Using belum banyak dilakukan, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan lokal terhadap tanaman pangan dan pemanfaatannya pada masyarakat suku Using Kabupaten Banyuwangi. Tujuan pe nelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan lokal masyarakat suku Using terhadap tanaman pangan serta cara pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Lokasi penelitian dilakukan di lima kecamatan meliputi Glagah, Giri, Kabat, Singojuruh dan Rogojampi. Metode penelitian adalah survei dengan pegambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling . Pengumpulan data pemanfaatan tanaman dengan wawancara terstruktur dan semi-terstruktur. Hasil penelitian diperoleh 40 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan tergabung dalam 25 famili. Tanaman pangan dikategorikan dalam bahan pangan utama, bahan pangan tambahan dan bahan minuman beraroma. Bahan pangan tambahan meliputi umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, bumbu dan aroma masakan. Habitus tanaman yang banyak dimanfaatkan adalah perdu, semak dan terna. Tanaman pangan banyak diperoleh dari hasil budi daya, dengan organ buah lebih banyak dimanfaatkan. Cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara dimasak.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84029631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-22DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.04
Mohamad Ikhsan Nurulloh, Hidayat Trimarsanto, Y. U. Anggraito, E. Peniati, Susanti, Fakultas Ilmu Alam
Kemajuan teknologi sekuensing menyebabkan peningkatan ketersediaan sekuen genom organisme. Ribuan strain dan isolat dari berbagai populasi organisme telah diisolasi serta diketahui sekuen genomnya. Informasi genetik populasi organisme dapat dimanfaatkan sebagai marka molekuler . Marka Single Nucleotide Polymorphism (SNP) terdapat dalam jumlah banyak namun tidak seluruhnya informatif. Metode seleksi yang telah ada belum efektif menyeleksi SNP informatif, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan metode seleksi SNP yang efektif. Metode seleksi SNP dikembangkan menggunakan metode statistik dengan F ST sebagai filter (penyaring) utamanya dan digabungkan dengan Linkage Disequilibrium (LD). Struktur populasi dari SNP diketahui menggunakan Principal Component Analysis (PCA), Principal Coordinate Analysis (PCoA), pairwise F ST , dan neighbor - joining population tree. Kriteria SNP informatif diketahui dengan menghitung F ST dan Minor Allele Frequency (MAF). Metode statistik diuji efektivitasnya dalam menyeleksi SNP informatif menggunakan simulasi data genetik populasi. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan metode statistik dengan menggunakan F ST sebagai penyaring utama efektif dalam menyeleksi SNP informatif. Kriteria SNP informatif adalah SNP dengan MAF 0,2-0,4 serta F ST 0,1-0,4 dan 0,8-1,0.
持续性技术的进步导致生物基因组序列的可用性增加。许多不同生物种群的数千种菌株和绝缘体已经分离和已知的基因组序列。生物种群的遗传信息可以用作分子标记。单身Nucleotide多态性(SNP)表示大量存在,但并不完全是信息丰富的。现有的选择方法并没有有效地选择信息SNP,因此需要进行有效的SNP选择方法的开发。SNP选择方法是使用F ST作为主要过滤器并与Linkage绝伦(LD)合并而开发的。SNP的人口结构已知使用原则压缩分析(PCA)、协调分析原则(PCoA)、pairwise F ST和邻里联合树。SNP信息标准通过计算F ST和小Allele Frequency (MAF)而闻名。通过使用种群的基因数据模拟来选择SNP信息,统计方法检验了它的有效性。研究结果表明,通过使用F ST作为选择翔实的SNP最有效的过滤器进行统计方法的发展。信息SNP的标准是MAF 0.2 - 0.4和F ST 1- 0.4和0.8 - 1.0的SNP。
{"title":"Simulasi Metode Statistik untuk Seleksi Single Nucleotide Polymorphism","authors":"Mohamad Ikhsan Nurulloh, Hidayat Trimarsanto, Y. U. Anggraito, E. Peniati, Susanti, Fakultas Ilmu Alam","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.04","url":null,"abstract":"Kemajuan teknologi sekuensing menyebabkan peningkatan ketersediaan sekuen genom organisme. Ribuan strain dan isolat dari berbagai populasi organisme telah diisolasi serta diketahui sekuen genomnya. Informasi genetik populasi organisme dapat dimanfaatkan sebagai marka molekuler . Marka Single Nucleotide Polymorphism (SNP) terdapat dalam jumlah banyak namun tidak seluruhnya informatif. Metode seleksi yang telah ada belum efektif menyeleksi SNP informatif, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan metode seleksi SNP yang efektif. Metode seleksi SNP dikembangkan menggunakan metode statistik dengan F ST sebagai filter (penyaring) utamanya dan digabungkan dengan Linkage Disequilibrium (LD). Struktur populasi dari SNP diketahui menggunakan Principal Component Analysis (PCA), Principal Coordinate Analysis (PCoA), pairwise F ST , dan neighbor - joining population tree. Kriteria SNP informatif diketahui dengan menghitung F ST dan Minor Allele Frequency (MAF). Metode statistik diuji efektivitasnya dalam menyeleksi SNP informatif menggunakan simulasi data genetik populasi. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan metode statistik dengan menggunakan F ST sebagai penyaring utama efektif dalam menyeleksi SNP informatif. Kriteria SNP informatif adalah SNP dengan MAF 0,2-0,4 serta F ST 0,1-0,4 dan 0,8-1,0.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"97 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84711603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Moluska adalah salah satu bioindikator pencemaran lingkungan yang sebagian besar spesiesnya di Indonesia belum banyak diungkap sehingga menarik untuk dipelajari lebih dalam. Moluska dapat ditemukan di perairan laut dan tawar di Pantai Carita, Pandeglang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur komunitas Moluska di perairan laut dan tawar serta penentuan kualitas perairan. Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK), Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Sampel Moluska dikumpulkan dari tiga kuadran dengan masing-masing ukuran 1 1 m 2 berdasarkan garis transek. Identifikasi dan analisis data dilakukan berdasarkan kelimpahan, indeks keanekaragaman dan dominansi. Sampel yang teridentifikasi didominasi oleh Gastropoda dibandingkan Bivalvia. Indeks keanekaragaman Moluska di perairan laut adalah 0,37, 0,36, dan 0,32, sementara di perairan tawar adalah 0.36, 0.36, dan 0.37. Indeks dominansi Moluska di perairan tawar adalah 0.12, 0.21, dan 0.04 sedangkan di perairan tawar adalah 0.08, 0.10, dan 0.17. Spesies melimpah di perairan laut adalah Laevipilina cachuchensis, Rhinoclavis vergatus, Mactra grandis, Trachycardium subrugosum, dan Morula margariticola sedangkan spesies dominan di perairan tawar adalah Thiara Scabra . Kualitas dari perairan tawar maupun laut termasuk kategori baik untuk mendukung kehidupan Moluska.
{"title":"Struktur Komunitas Moluska dan Kualitas Perairan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Carita, Pandeglang, Banten","authors":"Berti Priska Gea, Budi Rahayu, Silfi Faizatuluhmi, Ratna Komala","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.03","url":null,"abstract":"Moluska adalah salah satu bioindikator pencemaran lingkungan yang sebagian besar spesiesnya di Indonesia belum banyak diungkap sehingga menarik untuk dipelajari lebih dalam. Moluska dapat ditemukan di perairan laut dan tawar di Pantai Carita, Pandeglang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur komunitas Moluska di perairan laut dan tawar serta penentuan kualitas perairan. Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK), Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Sampel Moluska dikumpulkan dari tiga kuadran dengan masing-masing ukuran 1 1 m 2 berdasarkan garis transek. Identifikasi dan analisis data dilakukan berdasarkan kelimpahan, indeks keanekaragaman dan dominansi. Sampel yang teridentifikasi didominasi oleh Gastropoda dibandingkan Bivalvia. Indeks keanekaragaman Moluska di perairan laut adalah 0,37, 0,36, dan 0,32, sementara di perairan tawar adalah 0.36, 0.36, dan 0.37. Indeks dominansi Moluska di perairan tawar adalah 0.12, 0.21, dan 0.04 sedangkan di perairan tawar adalah 0.08, 0.10, dan 0.17. Spesies melimpah di perairan laut adalah Laevipilina cachuchensis, Rhinoclavis vergatus, Mactra grandis, Trachycardium subrugosum, dan Morula margariticola sedangkan spesies dominan di perairan tawar adalah Thiara Scabra . Kualitas dari perairan tawar maupun laut termasuk kategori baik untuk mendukung kehidupan Moluska.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78928571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-18DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.05
K. Putra, Dwi Listyorini, Suharti Suharti
Artikel ini telah ditarik oleh penerbit atas permintaan dari Editor-in-Chief. Penulis telah menerbitkan naskahnya ke jurnal lainnya juga. Artikel jurnal tersebut telah diterbitkan di El-Hayah: Jurnal Biologi vol 6 (4), Maret 2018 (http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/bio/article/view/5578). Artkel ini telah memenuhi prosedur manajemen pengiriman naskah. Pihak penulis telah menerima hasil review, dan juga telah merevisinya sesuai permintaan reviewer. Salah satu syarat pengiriman naskah untuk publikasi dalam jurnal ini adalah bahwa penulis menyatakan secara eksplisit bahwa karya mereka asli dan belum muncul dalam publikasi di tempat lain, dan juga tidak dipertimbangkan oleh jurnal lain. Karena itu, artikel ini termasuk dalam kategori penyalahgunaan berat terhadap sistem penerbitan ilmiah. Komunitas ilmiah mengambil pandangan yang sangat kuat tentang masalah ini, dan kami sampaikan permohonan maaf bagi para pembaca jurnal bahwasanya hal ini tidak terdeteksi selama proses pengiriman.
{"title":"Analisis Hubungan Kekerabatan Genetik Padi Lokal Jawa Timur Berdasarkan pada DNA Gen matK","authors":"K. Putra, Dwi Listyorini, Suharti Suharti","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.05","url":null,"abstract":"Artikel ini telah ditarik oleh penerbit atas permintaan dari Editor-in-Chief. Penulis telah menerbitkan naskahnya ke jurnal lainnya juga. Artikel jurnal tersebut telah diterbitkan di El-Hayah: Jurnal Biologi vol 6 (4), Maret 2018 (http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/bio/article/view/5578). Artkel ini telah memenuhi prosedur manajemen pengiriman naskah. Pihak penulis telah menerima hasil review, dan juga telah merevisinya sesuai permintaan reviewer. Salah satu syarat pengiriman naskah untuk publikasi dalam jurnal ini adalah bahwa penulis menyatakan secara eksplisit bahwa karya mereka asli dan belum muncul dalam publikasi di tempat lain, dan juga tidak dipertimbangkan oleh jurnal lain. Karena itu, artikel ini termasuk dalam kategori penyalahgunaan berat terhadap sistem penerbitan ilmiah. Komunitas ilmiah mengambil pandangan yang sangat kuat tentang masalah ini, dan kami sampaikan permohonan maaf bagi para pembaca jurnal bahwasanya hal ini tidak terdeteksi selama proses pengiriman.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"46 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90057598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-11DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.01
S. Ramadhan, Retno Sri Iswari, Aditya Marianti
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Pada DM mudah terjadi pembentukan radikal bebas. Antioksidan dari flavonoid diketahui dapat mengatasi penyakit disebabkan radikal bebas, seperti DM. Beberapa penelitian melaporkan ekstrak daun sirih merah memiliki aktivitas antioksidan dan antihiperglikemik. Belum ada data yang menunjukkan potensi tersebut secara in vivo . Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ekstrak daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah dan kadar antioksidan glutation peroksidase (GPx) tikus jantan hiperglikemik. Pada penelitian ini terdapat lima kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol positif (K+), kontrol negatif (K-), perlakuan ekstrak daun sirih merah dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan strain Wistar berumur 8-12 minggu dengan berat badan minimal 180 gram. Prosedur penelitian meliputi pengkondisisan hiperglikemik pada hewan uji dengan induksi aloksan 120 mg/kgBB secara intraperitoneal, ekstraksi daun sirih merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, perlakuan dengan pemberian ekstrak daun sirih merah secara oral selama 28 hari, serta pengukuran kadar glukosa darah dan kadar GPx. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun sirih merah berpengaruh signifikan pada penurunan kadar glukosa darah dan kenaikan kadar GPx. Pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap penurunan kadar glukosa darah sebesar 37,5%, sedangkan pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap kenaikan kadar GPx sebesar 92,9%. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun sirih merah pada tikus jantan hiperglikemik berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan kadar GPx. Dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dan menaikkan kadar GPx.
{"title":"Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kadar Glutation Peroksidase Tikus Jantan Hiperglikemik","authors":"S. Ramadhan, Retno Sri Iswari, Aditya Marianti","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.01","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2019.007.01.01","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Pada DM mudah terjadi pembentukan radikal bebas. Antioksidan dari flavonoid diketahui dapat mengatasi penyakit disebabkan radikal bebas, seperti DM. Beberapa penelitian melaporkan ekstrak daun sirih merah memiliki aktivitas antioksidan dan antihiperglikemik. Belum ada data yang menunjukkan potensi tersebut secara in vivo . Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ekstrak daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah dan kadar antioksidan glutation peroksidase (GPx) tikus jantan hiperglikemik. Pada penelitian ini terdapat lima kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol positif (K+), kontrol negatif (K-), perlakuan ekstrak daun sirih merah dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan strain Wistar berumur 8-12 minggu dengan berat badan minimal 180 gram. Prosedur penelitian meliputi pengkondisisan hiperglikemik pada hewan uji dengan induksi aloksan 120 mg/kgBB secara intraperitoneal, ekstraksi daun sirih merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, perlakuan dengan pemberian ekstrak daun sirih merah secara oral selama 28 hari, serta pengukuran kadar glukosa darah dan kadar GPx. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun sirih merah berpengaruh signifikan pada penurunan kadar glukosa darah dan kenaikan kadar GPx. Pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap penurunan kadar glukosa darah sebesar 37,5%, sedangkan pengaruh yang diberikan daun sirih merah terhadap kenaikan kadar GPx sebesar 92,9%. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun sirih merah pada tikus jantan hiperglikemik berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan kadar GPx. Dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dan menaikkan kadar GPx.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"2014 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83163958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.03
Yudrik Lathif, Dwi Listyorini, Suharti Suharti
Padi ( Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama masyarakat Indonesia. Masalah kekeringan dalam upaya penanaman padi adalah hal yang biasa di kalangan petani. Penelitian tahan cekaman kekeringan pada padi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan. Sifat tahan cekaman kekeringan pada tanaman salah satunya dikendalikan oleh gen DREB2A . Varietas padi lokal Indonesia untuk tahan cekaman kekeringan belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari varietas padi lokal Jawa Timur yang tahan terhadap cekaman kekeringan menggunakan gen DREB2A , yang diisolasi menggunakan primer forward 5 ’ -CCT CAT TGG GTC AGG AAG AA-3 ’ dan primer reverse 5 ’ -GGA TCT CAG CCA CCC ACT TA-3 ’ . Penelitian ini menggunakan tiga varietas padi lokal, yaitu Berlian dan SOJ A3, keduanya dari Banyuwangi, dan varietas Jawa dari Malang. Isolasi DNA total dilakukan mengikuti protokol Kit Macherey-Nagel. Amplifikasi gen DREB2A dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Fragmen gen DREB2A berhasil diamplifikasi sepanjang 239 bp (varietas Berlian), 239 bp (varietas SOJ A3), dan 240 bp (varietas Jawa). Analisis sampel gen DREB2A varietas padi lokal Jawa Timur menunjukkan hilangnya kemampuan gen DREB2A dari varietas Jawa untuk mengikat cis - regulator elemen promotor gen target.
印度尼西亚的主要粮食是水稻(Oryza sativa L.)。种植水稻的干旱问题在农民中很常见。必须对干旱水稻进行研究,以解决粮食供应问题。耐干旱植物的性质之一是由DREB2A基因控制的。印度尼西亚当地水稻品种的耐旱还没有得到广泛的研究。该研究的目的是研究东爪哇本土水稻品种,这种水稻品种可以用DREB2A基因抵抗干旱持刀,这种水稻是用前期5 ' -CCT CAT TGG GTC AGG AAG -3 '和初级逆向5 ' -GGA TCT CAG CCA CCC ACT TA-3 '来抵抗干旱。这项研究使用了三种当地水稻品种,即钻石和SOJ A3,都是板鱼香水,以及马郎的爪哇品种。完全按照Kit Macherey-Nagel的协议进行DNA隔离。DREB2A基因放大是用聚合酶召回(PCR)的方法进行的。DREB2A基因片段成功地重新编译了239 bp(钻石品种)、239 bp (SOJ A3品种)和240 bp (java品种)。对东爪哇本土水稻品种的样本进行分析,发现DREB2A的基因在将目标基因发起人的元素调控器连接起来的能力下降。
{"title":"Varietas Padi Lokal Jawa Timur Tahan Cekaman Kekeringan Berdasarkan Gen DREB2A","authors":"Yudrik Lathif, Dwi Listyorini, Suharti Suharti","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.03","url":null,"abstract":"Padi ( Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama masyarakat Indonesia. Masalah kekeringan dalam upaya penanaman padi adalah hal yang biasa di kalangan petani. Penelitian tahan cekaman kekeringan pada padi perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan. Sifat tahan cekaman kekeringan pada tanaman salah satunya dikendalikan oleh gen DREB2A . Varietas padi lokal Indonesia untuk tahan cekaman kekeringan belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari varietas padi lokal Jawa Timur yang tahan terhadap cekaman kekeringan menggunakan gen DREB2A , yang diisolasi menggunakan primer forward 5 ’ -CCT CAT TGG GTC AGG AAG AA-3 ’ dan primer reverse 5 ’ -GGA TCT CAG CCA CCC ACT TA-3 ’ . Penelitian ini menggunakan tiga varietas padi lokal, yaitu Berlian dan SOJ A3, keduanya dari Banyuwangi, dan varietas Jawa dari Malang. Isolasi DNA total dilakukan mengikuti protokol Kit Macherey-Nagel. Amplifikasi gen DREB2A dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Fragmen gen DREB2A berhasil diamplifikasi sepanjang 239 bp (varietas Berlian), 239 bp (varietas SOJ A3), dan 240 bp (varietas Jawa). Analisis sampel gen DREB2A varietas padi lokal Jawa Timur menunjukkan hilangnya kemampuan gen DREB2A dari varietas Jawa untuk mengikat cis - regulator elemen promotor gen target.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82565947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.03.05
Lalu Achmad Tan Tilar Wangsajati Sukmaring Kalih, I. G. Nano Septian, Denianto Yoga Sativa
Waduk Batujai yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah merupakan penampung dari beberapa aliran sungai di wilayah tersebut. Hal ini menjadikan Waduk Batujai menjadi tempat akumulasi berbagai bentuk bahan pencemar yang terbawa oleh sungai-sungai inletnya. Pengambilan contoh makroinvertebrata dilakukan dengan menggunakan jala atau jaring dengan ukuran bukaan 30x30 cm 2 . Selain itu, beberapa parameter fisik dan kimia lingkungan juga diamati seperti suhu, kecerahan, salinitas, dan pH. Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kelimpahan, keanekaragaman, dominansi, dan indeks penting biotik. Data hasil analisis diperoleh suatu bentuk kuantifikasi kondisi perairan yang selanjutnya diuraikan secara deskriptif. Makroinvertebrata yang telah teridentifikasi dari hasil sampling dalam penelitian ini sebanyak 495 individu dari 19 spesies dalam 10 famili berbeda. Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu Anisops breddini . Keberadaan makroinvertebrata yang ada di Waduk Batujai memperlihatkan nilai Family Biotic Index (FBI) sebesar 4,73. Nilai tersebut berada di kisaran 4,26-5,00 dengan kategori kualitas air yang “Baik”. Analisis SIGNAL 2 untuk makroinvertebrata Waduk Batujai menunjukkan nilai sebesar 5,73 yang mengkategorikan Waduk Batujai sebagai habitat yang baik.
{"title":"Makroinvertebrata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Waduk Batujai di Lombok Tengah","authors":"Lalu Achmad Tan Tilar Wangsajati Sukmaring Kalih, I. G. Nano Septian, Denianto Yoga Sativa","doi":"10.21776/ub.biotropika.2018.006.03.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2018.006.03.05","url":null,"abstract":"Waduk Batujai yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah merupakan penampung dari beberapa aliran sungai di wilayah tersebut. Hal ini menjadikan Waduk Batujai menjadi tempat akumulasi berbagai bentuk bahan pencemar yang terbawa oleh sungai-sungai inletnya. Pengambilan contoh makroinvertebrata dilakukan dengan menggunakan jala atau jaring dengan ukuran bukaan 30x30 cm 2 . Selain itu, beberapa parameter fisik dan kimia lingkungan juga diamati seperti suhu, kecerahan, salinitas, dan pH. Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kelimpahan, keanekaragaman, dominansi, dan indeks penting biotik. Data hasil analisis diperoleh suatu bentuk kuantifikasi kondisi perairan yang selanjutnya diuraikan secara deskriptif. Makroinvertebrata yang telah teridentifikasi dari hasil sampling dalam penelitian ini sebanyak 495 individu dari 19 spesies dalam 10 famili berbeda. Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu Anisops breddini . Keberadaan makroinvertebrata yang ada di Waduk Batujai memperlihatkan nilai Family Biotic Index (FBI) sebesar 4,73. Nilai tersebut berada di kisaran 4,26-5,00 dengan kategori kualitas air yang “Baik”. Analisis SIGNAL 2 untuk makroinvertebrata Waduk Batujai menunjukkan nilai sebesar 5,73 yang mengkategorikan Waduk Batujai sebagai habitat yang baik.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"488 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90543281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.04
K. Putra, Dwi Listyorini, Suharti Suharti
Padi lokal merupakan padi liar yang telah dibudidayakan oleh petani Indonesia. Potensi padi lokal dapat digunakan sebagai plasma nutfah yang memiliki berbagai gen dalam mengendalikan sifat tertentu. Beberapa beras di Indonesia memiliki potensi sebagai beras aromatik. Berbagai varietas padi aromatik berpotensi meningkatkan kualitas beras di Indonesia. Aroma beras dikendalikan oleh gen betain aldehid dehidrogenase ( BADH ). Gen ini terdiri dari dua alel yaitu BADH1 dan BADH2 , mengkodekan enzim yang bertanggung jawab untuk mengkatalisis sintesis senyawa 2-acetyl-1-pyrroline (2-AP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi aroma varietas Berlian. Gen BADH2 diisolasi dari daun pada ketiga varietas tersebut dan diamplifikasi menggunakan primer forward 5'-TTGTTTGGCTCTTGCTGATG -3' dan primer reverse 5'CATAGGAGCAGCTGAAATATATACC-3'. Fragmen gen BADH2 berhasil diamplifikasi dengan ukuran 258 bp (varietas Berlian). Sekuen BADH2 varietas Berlian menunjukkan kemiripan 100% dengan sekuen BADH2 padi tidak beraroma dan tidak memiliki kemiripan dengan sekuen BADH2 varietas padi beraroma. Analisis potensi padi beraroma menunjukkan bahwa varietas Berlian tidak berpotensi sebagai padi beraroma.
{"title":"Identifikasi Padi Lokal Jawa Timur Berdasarkan Gen BADH2 yang Berpotensi sebagai Padi Beraroma","authors":"K. Putra, Dwi Listyorini, Suharti Suharti","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.04","url":null,"abstract":"Padi lokal merupakan padi liar yang telah dibudidayakan oleh petani Indonesia. Potensi padi lokal dapat digunakan sebagai plasma nutfah yang memiliki berbagai gen dalam mengendalikan sifat tertentu. Beberapa beras di Indonesia memiliki potensi sebagai beras aromatik. Berbagai varietas padi aromatik berpotensi meningkatkan kualitas beras di Indonesia. Aroma beras dikendalikan oleh gen betain aldehid dehidrogenase ( BADH ). Gen ini terdiri dari dua alel yaitu BADH1 dan BADH2 , mengkodekan enzim yang bertanggung jawab untuk mengkatalisis sintesis senyawa 2-acetyl-1-pyrroline (2-AP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi aroma varietas Berlian. Gen BADH2 diisolasi dari daun pada ketiga varietas tersebut dan diamplifikasi menggunakan primer forward 5'-TTGTTTGGCTCTTGCTGATG -3' dan primer reverse 5'CATAGGAGCAGCTGAAATATATACC-3'. Fragmen gen BADH2 berhasil diamplifikasi dengan ukuran 258 bp (varietas Berlian). Sekuen BADH2 varietas Berlian menunjukkan kemiripan 100% dengan sekuen BADH2 padi tidak beraroma dan tidak memiliki kemiripan dengan sekuen BADH2 varietas padi beraroma. Analisis potensi padi beraroma menunjukkan bahwa varietas Berlian tidak berpotensi sebagai padi beraroma.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78790826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.02
Nirmala Ayu Aryanti, Naufal Akbar Hartono, Fajar Ramadhan, Pahrurrobi Pahrurrobi
Keberadaan hutan lindung yang tersisa di kawasan Malang Selatan sangat rentan akan kerusakan habitat satwa liar akibat tingginya aktivitas manusia. Keberadaan kukang Jawa ( Nycticebus javanicus ) saat ini mampu bertahan hidup pada kawasan yang dikeliling oleh aktivitas manusia yang tinggi. Oleh karena itu, pengaruh aktivitas manusia terhadap keberadaan kukang Jawa yang ada di hutan lindung RPH Sumbermanjing Kulon, Jawa Timur perlu diketahui. Pengambilan data titik keberadaan individu kukang Jawa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Wawancara dengan masyarakat dan pencatatan bentuk aktivitas manusia di sekitar hutan lindung RPH Sumbermanjing Kulon, Jawa Timur juga dilakukan untuk mengambil data. Analisis data dilakukan dengan mengukur jarak antara keberadaan kukang Jawa dengan keberadaan aktivitas masyarakat menggunakan program ArcGis 10.3. Berdasarkan perjumpaan langsung dan informasi dari masyarakat ditemukan enam individu kukang Jawa. Kukang Jawa cenderung ditemukan jauh dari pemukiman dan jalan setapak, namun ditemukan dekat dengan jalan utama dan wisata pantai yang berada di sekitar hutan lindung. Oleh karena itu, keutuhan kawasan hutan lindung perlu tetap dijaga dari segala bentuk aktivitas manusia yang tinggi.
{"title":"Hubungan antara Aktivitas Manusia dan Keberadaan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) di Kawasan Hutan Lindung di RPH Sumbermanjing Kulon, Jawa Timur","authors":"Nirmala Ayu Aryanti, Naufal Akbar Hartono, Fajar Ramadhan, Pahrurrobi Pahrurrobi","doi":"10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.BIOTROPIKA.2018.006.03.02","url":null,"abstract":"Keberadaan hutan lindung yang tersisa di kawasan Malang Selatan sangat rentan akan kerusakan habitat satwa liar akibat tingginya aktivitas manusia. Keberadaan kukang Jawa ( Nycticebus javanicus ) saat ini mampu bertahan hidup pada kawasan yang dikeliling oleh aktivitas manusia yang tinggi. Oleh karena itu, pengaruh aktivitas manusia terhadap keberadaan kukang Jawa yang ada di hutan lindung RPH Sumbermanjing Kulon, Jawa Timur perlu diketahui. Pengambilan data titik keberadaan individu kukang Jawa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Wawancara dengan masyarakat dan pencatatan bentuk aktivitas manusia di sekitar hutan lindung RPH Sumbermanjing Kulon, Jawa Timur juga dilakukan untuk mengambil data. Analisis data dilakukan dengan mengukur jarak antara keberadaan kukang Jawa dengan keberadaan aktivitas masyarakat menggunakan program ArcGis 10.3. Berdasarkan perjumpaan langsung dan informasi dari masyarakat ditemukan enam individu kukang Jawa. Kukang Jawa cenderung ditemukan jauh dari pemukiman dan jalan setapak, namun ditemukan dekat dengan jalan utama dan wisata pantai yang berada di sekitar hutan lindung. Oleh karena itu, keutuhan kawasan hutan lindung perlu tetap dijaga dari segala bentuk aktivitas manusia yang tinggi.","PeriodicalId":9004,"journal":{"name":"Biotropika: Journal of Tropical Biology","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79437429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}