Pub Date : 2023-05-18DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.2.303
Me.Jumiati Rahayu, M. Rizal, Hafinuddin Hafinuddin, Samsul Bahri, Ikhsanul Khairi, Afdhal Fuadi, M. Zakaria, M. A. Sarong
Rumpon merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan sehingga mempermudah nelayan dalam mencari ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keragaman, dominansi serta bobot dan panjang ikan hasil tangkapan pada rumpon berbasis sumberdaya lokal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan pancing ulur. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2022 di perairan Kuala Daya Kabupaten Aceh Jaya. Data yang dikumpulkan berupa data jumlah ikan (ekor), bobot (gr) dan panjang (cm). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah eksperimental fishing selama 4 trip pada dua lokasi berbeda. Selama penelitian jumlah hasil tangkapan yang diperoleh sebanyak 14 ekor ikan yang terdiri dari 1 filum (chordata), 1 kelas (actinopterygii), 1 ordo, 4 famili dan 7 spesies, adapun jenis ikan yaitu kuwe/rambai (Carangoides malabaricus), selar hijau (Atule mate), selar ekor kuning (Selaroides leptolepis), kerapu macan (Ephinephelus coioides), swanggi (Priachantus hamrur), kakap merah (Lutjanus malabaricus), tenggiri papan (Scomberomorus commerson). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks keragaman pada rumpon 1 dan rumpon 2 adalah sebesar 1,33 dan 1,21 yaitu termasuk dalam kriteria relatif sedang. Nilai indeks dominansi pada kedua rumpon adalah sebesar 2 dan 2 yaitu termasuk dalam kriteria relatif tinggi, serta bobot ikan hasil tangkapan pada kedua rumpon adalah sebesar 2,72 kilogram dan 1,91 kilogram dan panjang rata – rata ikan hasil tangkapan pada kedua rumpon adalah berkisar antara 14,4 cm – 40,25 cm dan 20,9 – 40,5 cm.
{"title":"Analisis Indeks Keragaman Hasil Tangkapan pada Rumpon Berbasis Sumberdaya Lokal di Perairan Kuala Daya Kabupaten Aceh Jaya","authors":"Me.Jumiati Rahayu, M. Rizal, Hafinuddin Hafinuddin, Samsul Bahri, Ikhsanul Khairi, Afdhal Fuadi, M. Zakaria, M. A. Sarong","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.2.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.2.303","url":null,"abstract":"Rumpon merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan sehingga mempermudah nelayan dalam mencari ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keragaman, dominansi serta bobot dan panjang ikan hasil tangkapan pada rumpon berbasis sumberdaya lokal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan pancing ulur. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2022 di perairan Kuala Daya Kabupaten Aceh Jaya. Data yang dikumpulkan berupa data jumlah ikan (ekor), bobot (gr) dan panjang (cm). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah eksperimental fishing selama 4 trip pada dua lokasi berbeda. Selama penelitian jumlah hasil tangkapan yang diperoleh sebanyak 14 ekor ikan yang terdiri dari 1 filum (chordata), 1 kelas (actinopterygii), 1 ordo, 4 famili dan 7 spesies, adapun jenis ikan yaitu kuwe/rambai (Carangoides malabaricus), selar hijau (Atule mate), selar ekor kuning (Selaroides leptolepis), kerapu macan (Ephinephelus coioides), swanggi (Priachantus hamrur), kakap merah (Lutjanus malabaricus), tenggiri papan (Scomberomorus commerson). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks keragaman pada rumpon 1 dan rumpon 2 adalah sebesar 1,33 dan 1,21 yaitu termasuk dalam kriteria relatif sedang. Nilai indeks dominansi pada kedua rumpon adalah sebesar 2 dan 2 yaitu termasuk dalam kriteria relatif tinggi, serta bobot ikan hasil tangkapan pada kedua rumpon adalah sebesar 2,72 kilogram dan 1,91 kilogram dan panjang rata – rata ikan hasil tangkapan pada kedua rumpon adalah berkisar antara 14,4 cm – 40,25 cm dan 20,9 – 40,5 cm.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125141998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-27DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.265
Miska Sanda Lembang, R. T. Cahyani, Christine Dyta Nugraeni
Budidaya ikan nila merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di Kota Tarakan. Namun permasalahan lingkungan menyebabkan benih ikan nila mudah terserang penyakit akibat bakteri di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi kitosan dengan ukuran nanopartikel, yang ditambahkan pada pakan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan nila. Nanokitosan adalah ekstrak dari limbah cangkang kepiting atau kulit udang, yang berfungsi sebagai immunostimulan. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan dua perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan satu adalah tanpa pemberian nanokitosan dan perlakuan dua dengan pemberian nanokitosan dalam pakan. Hasil sintesis nanokitosan didapatkan ukuran berdasarkan jumlah dengan intensitas tertinggi pada ukuran 537,17 nm. Hasil kualitas air suhu dan pH dari dua perlakuan masih berada dalam kisaran optimal untuk budidaya ikan nila yaitu suhu 27-29°C, pH antara 7,3-7,8, kandungan oksigen terlarut (DO) sebesar 1,3-5,8 mg/L dan kisaran kadar amonia sebesar yaitu 0,1-3,5 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan menggunakan nanopartikel kitosan dalam pakan lebih efektif daripada tanpa menggunakan nanopartikel kitosan dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Hasil uji T menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik harian (SGR) pada semua perlakuan tidak berbeda signifikan (P>0,05), tetapi pada kelangsungan hidup (SR) benih ikan nila pada semua perlakuan berbeda signifikan (P<0,05). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa penambahan nanokitosan dalam pakan berpengaruh nyata meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan nila.
{"title":"Efektivitas Penambahan Nanokitosan dalam Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhanan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)","authors":"Miska Sanda Lembang, R. T. Cahyani, Christine Dyta Nugraeni","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.265","url":null,"abstract":"Budidaya ikan nila merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di Kota Tarakan. Namun permasalahan lingkungan menyebabkan benih ikan nila mudah terserang penyakit akibat bakteri di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi kitosan dengan ukuran nanopartikel, yang ditambahkan pada pakan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan nila. Nanokitosan adalah ekstrak dari limbah cangkang kepiting atau kulit udang, yang berfungsi sebagai immunostimulan. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan dua perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan satu adalah tanpa pemberian nanokitosan dan perlakuan dua dengan pemberian nanokitosan dalam pakan. Hasil sintesis nanokitosan didapatkan ukuran berdasarkan jumlah dengan intensitas tertinggi pada ukuran 537,17 nm. Hasil kualitas air suhu dan pH dari dua perlakuan masih berada dalam kisaran optimal untuk budidaya ikan nila yaitu suhu 27-29°C, pH antara 7,3-7,8, kandungan oksigen terlarut (DO) sebesar 1,3-5,8 mg/L dan kisaran kadar amonia sebesar yaitu 0,1-3,5 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan menggunakan nanopartikel kitosan dalam pakan lebih efektif daripada tanpa menggunakan nanopartikel kitosan dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Hasil uji T menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik harian (SGR) pada semua perlakuan tidak berbeda signifikan (P>0,05), tetapi pada kelangsungan hidup (SR) benih ikan nila pada semua perlakuan berbeda signifikan (P<0,05). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa penambahan nanokitosan dalam pakan berpengaruh nyata meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan nila.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117002158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.242
Fathuddin Fathuddin, Mesalina Tri Hidayani, Supardi U. S. Supardi, Rahmat Januar Noor
Karang Porites merupakan jenis karang keras pembentuk mikro atol yang dapat bertahan pada pasang surut ekstrim dan memiliki fungsi fisik untuk melindungi pantai dan fungsi ekologi sebagai media interaksi organisme perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan dan pola sebaran mikro atol karang Porites serta jenis organisme yang berasosiasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan dilakukan dengan mengambil data ekologi, oseanografi, dan biota yang terdapat pada mikro atol. Pengambilan data dilakukan pada dua stasiun di sebelah Selatan dan Utara Pulau Badi dengan menggunakan transek kuadrat yang diletakkan sejajar garis pantai. Kondisi oseanografi di sekitar Pulau Badi memenuhi baku mutu air laut untuk biota laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata luasan mikro atol yang ditemukan pada stasiun satu adalah 0,26 m2 dan 0,42 m2 pada stasiun dua dengan nilai Indeks Morisita 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa mikro atol karang Porites di lokasi penelitian tersebar secara acak. Hasil identifikasi biota pada kedua stasiun menunjukkan bahwa biota dominan pada mikro atol yaitu Tridacna. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan luasan mikro atol di kedua stasiun namun memiliki kesamaan pada pola sebaran dan biota dominan.
{"title":"Analisis Pola Sebaran Mikro Atol Karang Porites di Pulau Badi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan","authors":"Fathuddin Fathuddin, Mesalina Tri Hidayani, Supardi U. S. Supardi, Rahmat Januar Noor","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.242","url":null,"abstract":"Karang Porites merupakan jenis karang keras pembentuk mikro atol yang dapat bertahan pada pasang surut ekstrim dan memiliki fungsi fisik untuk melindungi pantai dan fungsi ekologi sebagai media interaksi organisme perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan dan pola sebaran mikro atol karang Porites serta jenis organisme yang berasosiasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan dilakukan dengan mengambil data ekologi, oseanografi, dan biota yang terdapat pada mikro atol. Pengambilan data dilakukan pada dua stasiun di sebelah Selatan dan Utara Pulau Badi dengan menggunakan transek kuadrat yang diletakkan sejajar garis pantai. Kondisi oseanografi di sekitar Pulau Badi memenuhi baku mutu air laut untuk biota laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata luasan mikro atol yang ditemukan pada stasiun satu adalah 0,26 m2 dan 0,42 m2 pada stasiun dua dengan nilai Indeks Morisita 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa mikro atol karang Porites di lokasi penelitian tersebar secara acak. Hasil identifikasi biota pada kedua stasiun menunjukkan bahwa biota dominan pada mikro atol yaitu Tridacna. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan luasan mikro atol di kedua stasiun namun memiliki kesamaan pada pola sebaran dan biota dominan.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116031662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-25DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.249
J. W. Tuahatu, Novianty C. Tuhumury, G. Manuputty
Natsepa Beach is one of the famous tourist areas on Ambon Island. The presence of tourists in the area contributes to the production of both organic and inorganic waste which affects not only the aesthetics of the area but also the income of economic agents. The study aims to analyse waste composition, waste generation, and the recycling potency in Natsepa Beach. The study was conducted from July to August 2022 by applying a field observation method. The procedure of SNI 19-3964-1994, which regards urban waste collection methods to measure the composition and waste generation, was applied in this research. The results showed that the amount of organic waste, which is dominated by fruit peel waste (from rujak or fruit salads), is about 92.21%, whereas it is only about 7.79% of inorganic waste that comes from plastic waste. Total weight of waste that is generated by a person is around 0.12 kg/day or 0.46 liters/day in volume standard. Thus, it can be assumed that every visitor in Natsepa Beach produces 0.12 kg (0,11 kg of organic and 0,01 kg of inorganic waste). The potency to recycle organic waste into compost is 100% and eco enzyme is 78.52%. Furthermore, the potential plastic waste recycling is about 77.19%.
{"title":"Analysis of Waste Composition, Waste Generation and The Recycling Potential in The Natsepa Beach Tourism Area, Central Maluku Regency","authors":"J. W. Tuahatu, Novianty C. Tuhumury, G. Manuputty","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.249","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.249","url":null,"abstract":"Natsepa Beach is one of the famous tourist areas on Ambon Island. The presence of tourists in the area contributes to the production of both organic and inorganic waste which affects not only the aesthetics of the area but also the income of economic agents. The study aims to analyse waste composition, waste generation, and the recycling potency in Natsepa Beach. The study was conducted from July to August 2022 by applying a field observation method. The procedure of SNI 19-3964-1994, which regards urban waste collection methods to measure the composition and waste generation, was applied in this research. The results showed that the amount of organic waste, which is dominated by fruit peel waste (from rujak or fruit salads), is about 92.21%, whereas it is only about 7.79% of inorganic waste that comes from plastic waste. Total weight of waste that is generated by a person is around 0.12 kg/day or 0.46 liters/day in volume standard. Thus, it can be assumed that every visitor in Natsepa Beach produces 0.12 kg (0,11 kg of organic and 0,01 kg of inorganic waste). The potency to recycle organic waste into compost is 100% and eco enzyme is 78.52%. Furthermore, the potential plastic waste recycling is about 77.19%.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127873483","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-24DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.260
Ira Desmiati, S. Aisyah
Saat ini Lubuk Larangan Bendung Sakti Inderapura diperkirakan sedang bertahap menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik. Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti yang berpotensi menjadi tempat ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bagaimana pengembangan ekowisata lubuk larangan tersebut yang dinilai dari A3 (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) dan juga secara biofisik mutu kualitas air perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti di Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengharkatan skor dan dilanjutkan dengan uji mutu kualitas air menggunakan uji STORET.Hasil penelitian menunjukkan bawwa Biofisik ditinjau dari aspek Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas pada kawasan perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti tergolong ke dalam interval kondisi biofisik “Baik” yaitu dengan total skor 205. Kondisi mutu kualitas perairan berdasarkan hasil uji STORET menujukkan bahwa status mutu air di kawasan lubuk larangan memenuhi ambang batas kualitas air (tidak tercemar) dengan skor 0. Hal ini menunjukkan status mutu kualitas air di Lubuk Larangan Bendung Sakti dalam kategori baik sekali dan tergolong pada kelas A yaitu memenuhi baku mutu. Kondisi biofisik tersebut mengindikasikan bahwa kawasan Lubuk Larangan Bendung Sakti layak dan berpeluang untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata secara berkelanjutan.
{"title":"Potensi Biofisik Kawasan Konservasi sebagai Dasar Pengembangan Ekowisata Daerah Kabupaten Pesisir Selatan (Studi Kasus: Lubuk Larangan Bendung Sakti Inderapura)","authors":"Ira Desmiati, S. Aisyah","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.260","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.260","url":null,"abstract":"Saat ini Lubuk Larangan Bendung Sakti Inderapura diperkirakan sedang bertahap menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik. Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti yang berpotensi menjadi tempat ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bagaimana pengembangan ekowisata lubuk larangan tersebut yang dinilai dari A3 (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) dan juga secara biofisik mutu kualitas air perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti di Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengharkatan skor dan dilanjutkan dengan uji mutu kualitas air menggunakan uji STORET.Hasil penelitian menunjukkan bawwa Biofisik ditinjau dari aspek Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas pada kawasan perairan Lubuk Larangan Bendung Sakti tergolong ke dalam interval kondisi biofisik “Baik” yaitu dengan total skor 205. Kondisi mutu kualitas perairan berdasarkan hasil uji STORET menujukkan bahwa status mutu air di kawasan lubuk larangan memenuhi ambang batas kualitas air (tidak tercemar) dengan skor 0. Hal ini menunjukkan status mutu kualitas air di Lubuk Larangan Bendung Sakti dalam kategori baik sekali dan tergolong pada kelas A yaitu memenuhi baku mutu. Kondisi biofisik tersebut mengindikasikan bahwa kawasan Lubuk Larangan Bendung Sakti layak dan berpeluang untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata secara berkelanjutan.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131978633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-23DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.251
R. Sala, Tasya Magdalena Br Siahaan, R. Bawole, Mudjirahayu Mudjirahayu, Mercy Patanda
Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) has high economic value and opportunities for local and export market demand. The present study aims to investigate growth and exploitation status of the resource. Data collection was carried out in April-August 2021 by collecting catch data from fishermen at four fish landing sites in Manokwari. Skipjack tuna caught from the fishermen were caught in the waters around Manokwari. The size of skipjack tuna measured ranged between 260 mm and 760 mm, with an average monthly size ranging between 540 mm and 595 mm. The relationship between total length and body weight of skipjack tuna followed the equation W = 0.00006L2.7702, where the b value of 2.7702 indicates that the growth pattern of skipjack tuna (K. pelamis) is negative allometric. The growth model using the von Bertalanffy model, found asymptote length (L∞) of 792.75 mm, growth rate (K) of 0.75 year-1 and theoretical age (t0) of -0.0254 years. The total mortality (Z) was 1.32 yr-1. Natural mortality (M) was 0.61 yr-1. The mortality due to capture (F) was 0.71 yr-1. The exploitation rate of 0.54 indicated that the exploitation rate of skipjack tuna in the waters around Manokwari has slightly exceeded the optimum utilization rate. The spawning potential ratio (SPR) value was 16%, which was less than the lower reference point (20%).
{"title":"Growth and Exploitation Status of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) in Waters Around Manokwari","authors":"R. Sala, Tasya Magdalena Br Siahaan, R. Bawole, Mudjirahayu Mudjirahayu, Mercy Patanda","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.251","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.251","url":null,"abstract":"Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) has high economic value and opportunities for local and export market demand. The present study aims to investigate growth and exploitation status of the resource. Data collection was carried out in April-August 2021 by collecting catch data from fishermen at four fish landing sites in Manokwari. Skipjack tuna caught from the fishermen were caught in the waters around Manokwari. The size of skipjack tuna measured ranged between 260 mm and 760 mm, with an average monthly size ranging between 540 mm and 595 mm. The relationship between total length and body weight of skipjack tuna followed the equation W = 0.00006L2.7702, where the b value of 2.7702 indicates that the growth pattern of skipjack tuna (K. pelamis) is negative allometric. The growth model using the von Bertalanffy model, found asymptote length (L∞) of 792.75 mm, growth rate (K) of 0.75 year-1 and theoretical age (t0) of -0.0254 years. The total mortality (Z) was 1.32 yr-1. Natural mortality (M) was 0.61 yr-1. The mortality due to capture (F) was 0.71 yr-1. The exploitation rate of 0.54 indicated that the exploitation rate of skipjack tuna in the waters around Manokwari has slightly exceeded the optimum utilization rate. The spawning potential ratio (SPR) value was 16%, which was less than the lower reference point (20%).","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127607241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-20DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.263
R. Mukti, Yulisman Yulisman, M. Amin, Rahyu Permata Sari
Kissing gourami culture has begun to be developed to reduce the dependence on natural catches. Many factors that are influence fish culture. One of those is the availability of sufficient quantity and quality feed. Protein is an important nutrient that supports fish growth and affects feed prices. The protein requirement for each fish needs to be known as a basis for formulating feed. This research aims to determine the optimum feed protein level for kissing gourami. This study used a completely randomized design with five treatments and three replications. The treatment given is different levels of feed protein, consisting of 25% (P0), 30% (P1), 35% (P2), 40% (P3), and 45% (P4). The result showed that feed protein level 35% (P2) gave the best result for kissing gourami which resulted a absolute weight growth of 0.45 g, absolute length growth of 0.24 cm, protein efficiency ratio of 0.49, and feed efficiency of 17.11%.
{"title":"The Effect of Feed Protein Levels on The Growth of Kissing Gourami (Helostoma temminckii)","authors":"R. Mukti, Yulisman Yulisman, M. Amin, Rahyu Permata Sari","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.263","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.263","url":null,"abstract":"Kissing gourami culture has begun to be developed to reduce the dependence on natural catches. Many factors that are influence fish culture. One of those is the availability of sufficient quantity and quality feed. Protein is an important nutrient that supports fish growth and affects feed prices. The protein requirement for each fish needs to be known as a basis for formulating feed. This research aims to determine the optimum feed protein level for kissing gourami. This study used a completely randomized design with five treatments and three replications. The treatment given is different levels of feed protein, consisting of 25% (P0), 30% (P1), 35% (P2), 40% (P3), and 45% (P4). The result showed that feed protein level 35% (P2) gave the best result for kissing gourami which resulted a absolute weight growth of 0.45 g, absolute length growth of 0.24 cm, protein efficiency ratio of 0.49, and feed efficiency of 17.11%.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130260359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Domestikasi terhadap ikan selincah (Belontia hasselti Cuvier, 1831) selama ini masih belum dilakukan, keberadaannya di alam semakin lama semakin berkurang. Hal ini menyebabkan dometikasi terhadap ikan selincah sangat penting untuk dilakukan, sehingga dapat menjaga kelestarian dan memenuhi permintaan pasar terhadap ikan tersebut. Padat tebar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkat kematangan gonad. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui padat tebar terbaik dalam pematangan induk ikan selincah. Penelitian ini dilakukan di Embung Sriwijaya, Labobatorium Budidaya Perairan dan Kolam Percobaan Jurusan Perikanan Unsri. Ikan uji yang digunakan di dapat dari hasil tangkapan nelayan di daerah rawa di Sungai Belida Desa Gumai. Hasil penelitian pemeliharaan ikan selincah dengan padat tebar yang berbeda pada perlakuan P2 dengan kepadatan 30 ekor/m3 berpengaruh nyata terhadap indeks kematangan gonad jantan sebesar 1,11±1,63% dan betina sebesar 13,91±17,06%, indeks gonad jantan sebesar 7,98±10,53 dan betina 81,63±107,54, fekunditas sebesar 4174±4884 butir dan diamater telur sebesar 40,34±45,97 µm. Sedangkan tingkat kematangan gonad ikan lebih cepat terutama pada ikan selincah (B. hasselti Cuvier, 1831) betina pada TKG IV.
{"title":"Pematangan Gonad Calon Induk Ikan Selincah (Belontia hasselti Cuvier, 1831) dengan Tingkat Kepadatan Berbeda di Embung Sriwijaya","authors":"Danang Yonarta, Tanbiyaskur Tanbiyaskur, Mochamad Syaifudin, Dwi Inda Sari, Rupi Sanjaya","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.278","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.278","url":null,"abstract":"Domestikasi terhadap ikan selincah (Belontia hasselti Cuvier, 1831) selama ini masih belum dilakukan, keberadaannya di alam semakin lama semakin berkurang. Hal ini menyebabkan dometikasi terhadap ikan selincah sangat penting untuk dilakukan, sehingga dapat menjaga kelestarian dan memenuhi permintaan pasar terhadap ikan tersebut. Padat tebar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkat kematangan gonad. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui padat tebar terbaik dalam pematangan induk ikan selincah. Penelitian ini dilakukan di Embung Sriwijaya, Labobatorium Budidaya Perairan dan Kolam Percobaan Jurusan Perikanan Unsri. Ikan uji yang digunakan di dapat dari hasil tangkapan nelayan di daerah rawa di Sungai Belida Desa Gumai. Hasil penelitian pemeliharaan ikan selincah dengan padat tebar yang berbeda pada perlakuan P2 dengan kepadatan 30 ekor/m3 berpengaruh nyata terhadap indeks kematangan gonad jantan sebesar 1,11±1,63% dan betina sebesar 13,91±17,06%, indeks gonad jantan sebesar 7,98±10,53 dan betina 81,63±107,54, fekunditas sebesar 4174±4884 butir dan diamater telur sebesar 40,34±45,97 µm. Sedangkan tingkat kematangan gonad ikan lebih cepat terutama pada ikan selincah (B. hasselti Cuvier, 1831) betina pada TKG IV.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131368175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-12DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.213
R. D. Hukubun, Simon Tubalawony, D. E. Kalay
Perairan Selat Haruku memiliki pergerakan massa air yang sangat fluktuatif diakibatkan oleh berbagai faktor oseanografi, sehingga menjadikan kolom perairan sangatlah dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis karakteristik oseanografi fisik perairan berupa sebaran suhu dan salinitas. Data penelitian diambil dan direkam oleh CTD pada setiap transek kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel, Surfer dan Ocean Data View (ODV). Hasil analisis data menunjukan nilai suhu pada stasiun pengamatan, dari permukaan laut hingga kedalaman 25 m berkisar antara 28,71–29,6 oC sedangkan kedalaman 50–100 m kisaran suhu antara 24,68–28,11 oC. Distribusi nilai salinitas perairan permukaan laut hingga kedalaman 25 m berkisar 33,12–33,60 psu sedangkan kedalaman 50–100 m kisaran suhu antara 33,83–34,38 psu. Karakteristik massa air dipengaruhi oleh massa air dari Laut Banda dan Laut Seram, masukan air tawar dari daratan, serta aktivitas masyarakat di pesisir. Secara umum kolom perairan memiliki stratifikasi suhu dan salinitas yang berbeda-beda untuk setiap kedalaman. Kondisi suhu akan semakin menurun, dan nilai salinitas akan bertambah seiring bertambahnya kedalaman.
{"title":"Distribusi Spasial Suhu dan Salinitas di Perairan Selat Haruku","authors":"R. D. Hukubun, Simon Tubalawony, D. E. Kalay","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.213","url":null,"abstract":"Perairan Selat Haruku memiliki pergerakan massa air yang sangat fluktuatif diakibatkan oleh berbagai faktor oseanografi, sehingga menjadikan kolom perairan sangatlah dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis karakteristik oseanografi fisik perairan berupa sebaran suhu dan salinitas. Data penelitian diambil dan direkam oleh CTD pada setiap transek kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel, Surfer dan Ocean Data View (ODV). Hasil analisis data menunjukan nilai suhu pada stasiun pengamatan, dari permukaan laut hingga kedalaman 25 m berkisar antara 28,71–29,6 oC sedangkan kedalaman 50–100 m kisaran suhu antara 24,68–28,11 oC. Distribusi nilai salinitas perairan permukaan laut hingga kedalaman 25 m berkisar 33,12–33,60 psu sedangkan kedalaman 50–100 m kisaran suhu antara 33,83–34,38 psu. Karakteristik massa air dipengaruhi oleh massa air dari Laut Banda dan Laut Seram, masukan air tawar dari daratan, serta aktivitas masyarakat di pesisir. Secara umum kolom perairan memiliki stratifikasi suhu dan salinitas yang berbeda-beda untuk setiap kedalaman. Kondisi suhu akan semakin menurun, dan nilai salinitas akan bertambah seiring bertambahnya kedalaman.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129562061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-06DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.288
Adinda Kurnia Putri, Lilik Kartika Sari, M. Muslih, Nabela Fikriyya, Ani Haryati
Ikan Jaguar, Parachromis managuensis merupakan ikan asing dari Famili Cichlidae yang berpotensi menjadi ikan invasif dan mengancam terjadinya penurunan sumberdaya ikan asli dan endemik di perairan Waduk Penjalin, Brebes, Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ikan P. managuensis berdasarkan karakter morfometrik dan meristiknya. Pada penelitian ini sebanyak 50 individu ikan P. managunesis dikumpulkan dari nelayan di Waduk Penjalin pada bulan November 2022 dan dianalisis 20 karakter morfometrik dan tujuh karakter meristiknya. Sebanyak 21 ikan berada pada stadia yuwana dan 29 adalah ikan dewasa yang dapat dikelompokkan mejadi tujuh kelas ukuran panjang. One-Way Anova, Analisis Kluster, Principal Component Analysis digunakan untuk menganalisis karakter morfometrik sedangkan uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan karakter meristik berdasarkan kelas ukuran panjang. Hasil dari pengujian One-way Anova menunjukkan sebanyak 15 karakter morfometrik berbeda secara signifikan. Ikan pada kelas ukuran kecil (yuwana) dan besar (dewasa) dapat dibedakan berdasarkan karakter morfologi di bagian kepala yakni PoL (Panjang Postorbital), SnL (Panjang Moncong), HL (Panjang Kepala), dan PreDL (Panjang Sebelum Sirip Dorsal). Akan tetapi, karakter meristik menunjukkan tidak adanya perbedaan berdasarkan kelas ukuran panjang ikan.
{"title":"Karakter Meristik dan Morfometrik Spesies Ikan Asing Invasif Parachromis managuensis (Günther 1867) di Waduk Penjalin, Brebes, Jawa Tengah","authors":"Adinda Kurnia Putri, Lilik Kartika Sari, M. Muslih, Nabela Fikriyya, Ani Haryati","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.288","DOIUrl":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.vol.7.no.1.288","url":null,"abstract":"Ikan Jaguar, Parachromis managuensis merupakan ikan asing dari Famili Cichlidae yang berpotensi menjadi ikan invasif dan mengancam terjadinya penurunan sumberdaya ikan asli dan endemik di perairan Waduk Penjalin, Brebes, Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ikan P. managuensis berdasarkan karakter morfometrik dan meristiknya. Pada penelitian ini sebanyak 50 individu ikan P. managunesis dikumpulkan dari nelayan di Waduk Penjalin pada bulan November 2022 dan dianalisis 20 karakter morfometrik dan tujuh karakter meristiknya. Sebanyak 21 ikan berada pada stadia yuwana dan 29 adalah ikan dewasa yang dapat dikelompokkan mejadi tujuh kelas ukuran panjang. One-Way Anova, Analisis Kluster, Principal Component Analysis digunakan untuk menganalisis karakter morfometrik sedangkan uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan karakter meristik berdasarkan kelas ukuran panjang. Hasil dari pengujian One-way Anova menunjukkan sebanyak 15 karakter morfometrik berbeda secara signifikan. Ikan pada kelas ukuran kecil (yuwana) dan besar (dewasa) dapat dibedakan berdasarkan karakter morfologi di bagian kepala yakni PoL (Panjang Postorbital), SnL (Panjang Moncong), HL (Panjang Kepala), dan PreDL (Panjang Sebelum Sirip Dorsal). Akan tetapi, karakter meristik menunjukkan tidak adanya perbedaan berdasarkan kelas ukuran panjang ikan.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132043297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}