Vania R. Yunizar, None Mita Juliawati, Lia H. Andayani
Abstract: Dental anxiety is feeling of fear when visiting a dentist for a dental procedures. Dental anxiety can be caused by many factors such as previous traumatic experience at the dentist, lack of understanding of the dental and oral care procedures, and unpleasant experiences of those around him/her about dental and oral care. Indicators of anxiety can be evaluate with the modified dental anxiety scale (MDAS) and the patient's systemic reaction, namely blood pressure. Reducing anxiety and blood pressure can be overcome with pharmacological and non-pharmacological techniques, one of which is instrumental music. This study aimed to determine the effect of instrumental music on patient anxiety in dental and oral care procedures. This was an experimental study conducted on 63 adult patients. Subjects filled out the MDAS questionnaire to evaluate their level of anxiety and were checked their blood pressure before and after treatment. Data were analyzed using the Wilcoxon test and one-way ANOVA to determine the effect of instrumental music on anxiety. The results showed significant differences in patient anxiety before and after being given instrumental music based on the MDAS questionnaire (p=0.000), systolic blood pressure (p=0.000), and diastolic blood pressure (p=0.000). In conclusion, instrumental music can reduce the patient's anxiety level. Keywords: dental anxiety; blood pressure; instrumental music; modified dental anxiety scale Abstrak: Kecemasan dental merupakan rasa takut ketika akan melakukan kunjungan ke dokter gigi untuk suatu tindakan kedokteran gigi. Kecemasan dental dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman yang traumatik sebelumnya saat ke dokter gigi, kurangnya pemahaman tentang prosedur perawatan gigi dan mulut yang akan dilakukan, serta pengalaman orang di sekitarnya tentang perawatan gigi dan mulut yang tidak menyenangkan. Indikator kecemasan dapat dinilai dengan modified dental anxiety scale (MDAS) dan reaksi sistemik pasien yaitu tekanan darah. Untuk menurunkan kecemasan dan tekanan darah dapat diatasi dengan teknik farmakologi dan non-farmakologi, salah satunya dengan menggunakan musik instrumental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental terhadap kecemasan pasien pada tindakan perawatan gigi dan mulut. Jenis penelitian ialah eksperimental yang dilakukan pada 63 pasien dewasa dengan mengisi kuesioner MDAS untuk melihat tingkat kecemasan dan dilakukan pengecekan tekanan darah sebelum dan setelah perawatan. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan one way ANOVA untuk mengetahui pengaruh musik instrumental terhadap kecemasan. Hasil penelitian mendapatkan perbedaan bermakna pada kecemasan pasien sebelum dan setelah diberi musik instrumental berdasarkan kuesioner MDAS (p=0,000), tekanan darah sistolik (p=0,000), dan tekanan darah diastolik (p=0,000). Simpulan penelitian ini aialah musik instrumental dapat menurunkan tingkat kecemasan. Kata kunci: kecemasan dental; tekanan darah;
摘要:牙科焦虑是指在看牙医进行牙科手术时产生的恐惧情绪。牙齿焦虑可由许多因素引起,例如以前在牙医那里的创伤经历,对牙齿和口腔护理程序缺乏了解,以及他/她周围的人对牙齿和口腔护理的不愉快经历。焦虑指标可采用改良牙科焦虑量表(MDAS)和患者全身反应即血压进行评估。减少焦虑和血压可以通过药物和非药物技术来克服,其中之一是器乐。本研究旨在确定乐器音乐对患者在牙科和口腔护理过程中焦虑的影响。这是一项对63名成年患者进行的实验研究。受试者填写MDAS问卷来评估他们的焦虑水平,并在治疗前后检查他们的血压。数据分析采用Wilcoxon检验和单因素方差分析来确定器乐对焦虑的影响。结果显示,MDAS问卷、收缩压(p=0.000)、舒张压(p=0.000)在给予器乐前后患者焦虑程度有显著差异。综上所述,器乐可以降低患者的焦虑水平。关键词:牙科焦虑;血压;器乐;摘要:Kecemasan dental merupakan rasa takut ketika akan melakukan kunjungan kedokter gigi untuk suatu tindakan kedokteran gigi。Kecemasan牙科检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查,检查。指标:牙焦虑量表(MDAS)与牙焦虑量表(MDAS)的关系。Untuk menurunkan kecemasan dan tekanan darah dapat diatasi dengan teknik farmakologii dan non- farmakologii, salah satunya dengan menggunakan音乐器乐。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh音乐器乐terhadap kecemasan pasien pada tindakan perawatan gigi dan mulut。Jenis penelitian ialah ek实验yang dilakukan pad63 pasen dewasan dengan mengisi kusioner MDAS untuk melikingkat kecemasan dan dilakukan penecekan tekanan darah sebelum dan setelah perawatan。数据分析采用单因素方差分析(单因素方差分析)分析蒙哥塔辉彭加鲁音乐器乐组合。Hasil penelitian mendapatkan perbedaan bermakna pada kecemasan pasien sebelum dan setelah diberi musik berdasarkan kuesioner MDAS (p= 0000), tekanan darah sistolik (p= 0000), dan tekanan darah diastolik (p= 0000)。Simpulan penelitian ini aialah音乐乐器dapat menurunkan tingkat kecemasan。kecemasan牙科;tekanan darah;音乐仪器;改良牙科焦虑量表
{"title":"Pengaruh Musik Instrumental terhadap Kecemasan Pasien pada Tindakan Perawatan Gigi dan Mulut","authors":"Vania R. Yunizar, None Mita Juliawati, Lia H. Andayani","doi":"10.35790/eg.v12i2.50562","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.50562","url":null,"abstract":"Abstract: Dental anxiety is feeling of fear when visiting a dentist for a dental procedures. Dental anxiety can be caused by many factors such as previous traumatic experience at the dentist, lack of understanding of the dental and oral care procedures, and unpleasant experiences of those around him/her about dental and oral care. Indicators of anxiety can be evaluate with the modified dental anxiety scale (MDAS) and the patient's systemic reaction, namely blood pressure. Reducing anxiety and blood pressure can be overcome with pharmacological and non-pharmacological techniques, one of which is instrumental music. This study aimed to determine the effect of instrumental music on patient anxiety in dental and oral care procedures. This was an experimental study conducted on 63 adult patients. Subjects filled out the MDAS questionnaire to evaluate their level of anxiety and were checked their blood pressure before and after treatment. Data were analyzed using the Wilcoxon test and one-way ANOVA to determine the effect of instrumental music on anxiety. The results showed significant differences in patient anxiety before and after being given instrumental music based on the MDAS questionnaire (p=0.000), systolic blood pressure (p=0.000), and diastolic blood pressure (p=0.000). In conclusion, instrumental music can reduce the patient's anxiety level. Keywords: dental anxiety; blood pressure; instrumental music; modified dental anxiety scale Abstrak: Kecemasan dental merupakan rasa takut ketika akan melakukan kunjungan ke dokter gigi untuk suatu tindakan kedokteran gigi. Kecemasan dental dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman yang traumatik sebelumnya saat ke dokter gigi, kurangnya pemahaman tentang prosedur perawatan gigi dan mulut yang akan dilakukan, serta pengalaman orang di sekitarnya tentang perawatan gigi dan mulut yang tidak menyenangkan. Indikator kecemasan dapat dinilai dengan modified dental anxiety scale (MDAS) dan reaksi sistemik pasien yaitu tekanan darah. Untuk menurunkan kecemasan dan tekanan darah dapat diatasi dengan teknik farmakologi dan non-farmakologi, salah satunya dengan menggunakan musik instrumental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental terhadap kecemasan pasien pada tindakan perawatan gigi dan mulut. Jenis penelitian ialah eksperimental yang dilakukan pada 63 pasien dewasa dengan mengisi kuesioner MDAS untuk melihat tingkat kecemasan dan dilakukan pengecekan tekanan darah sebelum dan setelah perawatan. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan one way ANOVA untuk mengetahui pengaruh musik instrumental terhadap kecemasan. Hasil penelitian mendapatkan perbedaan bermakna pada kecemasan pasien sebelum dan setelah diberi musik instrumental berdasarkan kuesioner MDAS (p=0,000), tekanan darah sistolik (p=0,000), dan tekanan darah diastolik (p=0,000). Simpulan penelitian ini aialah musik instrumental dapat menurunkan tingkat kecemasan. Kata kunci: kecemasan dental; tekanan darah; ","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"19 22","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135043268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Human identification continues to pose a significant challenge, with thousands of individuals or corpses remaining unidentified each year, as reported by the National Missing and Unidentified Person System (NamUs). Forensic odontology becomes exceptionally crucial when visual/facial identification and fingerprinting fail, such as in disasters or decomposed remains. By leveraging the expertise of dentists, forensic odontology makes a valuable contribution to the legal system. High-quality dental records are paramount for human identification. Forensic dentistry provides scientific data for legal proceedings. The robust structure of teeth and resilient restorative materials are pivotal in the identification process. Prosthodontics, especially for denture wearers, plays a significant role, with equipment like denture labeling gaining popularity. Specialization in prosthodontics is vital for understanding dental materials, labeling techniques, palatal rugae patterns, bite marks, and lip prints. Application of effective methods in forensic odontology is of paramount importance in identifying individuals. Remarkably, prosthetics in the field of forensic dentistry remains relatively unexplored and often overlooked, even in Indonesia, despite its significant potential in the realm of forensics. In conclusion, forensic identification using prosthodontic tools such as labeling or marking on dentures can provide crucial identification clues. Dental marking techniques namely surface modification techniques and inclusion techniques, have their respective advantages and disadvantages. Keyword: human identification; forensic odontology; denture; identification methods Abstrak: Identifikasi manusia tetap menjadi tantangan signifikan, dengan ribuan individu atau jenazah yang tidak teridentifikasi setiap tahunnya, seperti yang dilaporkan oleh National Missing and Unidentified Person System (NamUs). Odontologi forensik menjadi sangat penting ketika identifikasi visual/wajah dan sidik jari gagal, seperti pada bencana atau jenazah yang terurai. Dengan memanfaatkan keahlian dokter gigi, odontologi forensik memberikan kontribusi pada sistem hukum. Catatan gigi berkualitas tinggi sangat penting untuk identifikasi manusia. Odontologi forensik menyediakan data ilmiah untuk proses hukum. Struktur gigi yang kuat dan bahan restoratif yang tahan terhadap kerusakan menjadi kunci dalam identifikasi. Prostodonti, khususnya bagi pemakai gigi palsu, memainkan peran yang signifikan, dengan peralatan seperti label gigi palsu semakin populer. Spesialisasi dalam bidang prostodontik sangat penting dalam memahami bahan gigi, teknik penandaan, pola rugae palatal, bekas gigitan, dan bekas bibir. Menerapkan metode-metode yang efektif dalam odontologi forensik sangat penting untuk mengidentifikasi individu. Secara mencolok, prostetik dalam ranah odontologi forensik tetap relatif belum tersentuh, sering kali terabaikan di Indonesia meskipun memiliki potensi signifikan dalam dunia f
摘要:根据国家失踪和身份不明人员系统(NamUs)的报告,每年都有成千上万的人或尸体身份不明,人类身份识别仍然是一个重大挑战。当视觉/面部识别和指纹识别失败时,例如在灾难或腐烂的遗体中,法医牙科学变得尤为重要。通过利用牙医的专业知识,法医牙医学为法律体系做出了宝贵的贡献。高质量的牙科记录对人类身份识别至关重要。法医牙科为法律诉讼提供科学数据。牙齿的坚固结构和有弹性的修复材料在鉴定过程中至关重要。随着假牙标签等设备越来越受欢迎,修复学,特别是假牙佩戴者扮演着重要的角色。口腔修复学的专业化对于理解牙齿材料、标签技术、腭纹、咬痕和唇印是至关重要的。在法医牙科学中应用有效的方法对识别个体至关重要。值得注意的是,尽管义肢在法医领域具有巨大潜力,但法医牙科领域的义肢仍然相对未被探索,甚至在印度尼西亚也经常被忽视。综上所述,利用义齿上的标签或标记等修复工具进行法医鉴定可以提供重要的鉴定线索。牙齿标记技术即表面修饰技术和夹杂技术,各有优缺点。关键词:人的身份识别;法医牙科学;假牙;摘要:通过国家失踪与身份不明人员系统(NamUs)进行身份鉴定;通过国家失踪与身份不明人员系统(NamUs)进行身份鉴定。牙医学法医menjadi sangat penting ketika identifikasi visual/wajah dan sidik jari gagal, perti patada benana atau jenazah yang terurai。邓安医学会医学会医学会分会,齿科医学会会员,医学会医学会会员。Catatan gigi berkualitas tinggi sangat penting untuk鉴定kasi手稿。牙科学、法医学、医学数据与文献资料分析。地震发生后,杨家栋恢复原状,杨家栋恢复原状,杨家栋恢复原状。Prostodonti, khususnya bagi pemakai gigi palsu, memainkan peran yang signfikan, dengan peratan和seperti标签gigi palsu似乎很受欢迎。专业:dalam bidang prostodontik sangat penting dalam memahami bahan gigi, teknik penandaan, pola rugae palatal, bekas gigitan, dan bekas bibir。牙医学鉴定学研究:牙医学鉴定与个体鉴定。Secara mencolok, prostetik dalam ranah dontologyforensik tetap相对于belum tersentuh, serkali terabaikan di Indonesia meskipun memiliki potentisi signfikan dalam dunia forensik。猿类研究ini ialah identifikasi forensik dengan menggunakan peralatan prostodontik sepperti pelabelan atau perberian tada gigi tiruan patat memberkan petunjuk identifikasi penting。技术:表面改性技术、包合技术、包合技术、包合技术、包合技术、包合技术、包合技术。Kata kunci:鉴别卡西原虫;odontologi forensik;吉吉palsu;metode identifikasi
{"title":"Peran Prostodonsia dalam Identifikasi Manusia: Aspek Terlupakan dalam Odontologi Forensik","authors":"Aditya P. Sarwono","doi":"10.35790/eg.v12i2.50758","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.50758","url":null,"abstract":"Abstract: Human identification continues to pose a significant challenge, with thousands of individuals or corpses remaining unidentified each year, as reported by the National Missing and Unidentified Person System (NamUs). Forensic odontology becomes exceptionally crucial when visual/facial identification and fingerprinting fail, such as in disasters or decomposed remains. By leveraging the expertise of dentists, forensic odontology makes a valuable contribution to the legal system. High-quality dental records are paramount for human identification. Forensic dentistry provides scientific data for legal proceedings. The robust structure of teeth and resilient restorative materials are pivotal in the identification process. Prosthodontics, especially for denture wearers, plays a significant role, with equipment like denture labeling gaining popularity. Specialization in prosthodontics is vital for understanding dental materials, labeling techniques, palatal rugae patterns, bite marks, and lip prints. Application of effective methods in forensic odontology is of paramount importance in identifying individuals. Remarkably, prosthetics in the field of forensic dentistry remains relatively unexplored and often overlooked, even in Indonesia, despite its significant potential in the realm of forensics. In conclusion, forensic identification using prosthodontic tools such as labeling or marking on dentures can provide crucial identification clues. Dental marking techniques namely surface modification techniques and inclusion techniques, have their respective advantages and disadvantages. Keyword: human identification; forensic odontology; denture; identification methods Abstrak: Identifikasi manusia tetap menjadi tantangan signifikan, dengan ribuan individu atau jenazah yang tidak teridentifikasi setiap tahunnya, seperti yang dilaporkan oleh National Missing and Unidentified Person System (NamUs). Odontologi forensik menjadi sangat penting ketika identifikasi visual/wajah dan sidik jari gagal, seperti pada bencana atau jenazah yang terurai. Dengan memanfaatkan keahlian dokter gigi, odontologi forensik memberikan kontribusi pada sistem hukum. Catatan gigi berkualitas tinggi sangat penting untuk identifikasi manusia. Odontologi forensik menyediakan data ilmiah untuk proses hukum. Struktur gigi yang kuat dan bahan restoratif yang tahan terhadap kerusakan menjadi kunci dalam identifikasi. Prostodonti, khususnya bagi pemakai gigi palsu, memainkan peran yang signifikan, dengan peralatan seperti label gigi palsu semakin populer. Spesialisasi dalam bidang prostodontik sangat penting dalam memahami bahan gigi, teknik penandaan, pola rugae palatal, bekas gigitan, dan bekas bibir. Menerapkan metode-metode yang efektif dalam odontologi forensik sangat penting untuk mengidentifikasi individu. Secara mencolok, prostetik dalam ranah odontologi forensik tetap relatif belum tersentuh, sering kali terabaikan di Indonesia meskipun memiliki potensi signifikan dalam dunia f","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"20 16","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135774047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dinar A. Wicaksono, Johanna A. Khoman, Ribka Kumolontang
Abstract: Dental filling is a treatment to repair tooth decay to restore its previous shape and function. The indicator of the success of fixed tooth filling is by comparing the number of caries fixed teeth that have been filled with caries experience (DMF-T). Performed treatment index (PTI) is an index that shows the percentage of the number of fixed teeth that have been filled against DMF-T. This PTI describes the motivation of a person to fill cavities to maintain permanent teeth. This study aimed to determine the description of PTI in PSPDG professional students at RSGM Universitas Sam Ratulangi. This was a descriptive study using a cross-sectional research design. Samples were selected using purposive sampling method as many as 71 respondents. The research instruments used were documentation and questionnaires. Data were processed descriptively and then presented in the form of frequency distribution in tabular form. The results showed that PTI in professional students was in the good category (44%) and in the bad category (56%). In conclusion, there were more professional students who pay less attention to their oral health, namely to maintain permanent teeth with caries by carrying out fillings. Keywords: performed treatment index (PTI); Decayed, Missing, and Filled Teeth (DMF-T); professional dentistry students Abstrak: Penumpatan yaitu suatu tindakan perawatan untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa kembali pada bentuk semula dan berfungsi dengan baik. Indikator keberhasilan penumpatan gigi permanen ialah dengan membandingkan jumlah gigi permanen karies yang telah ditumpat dengan pengalaman karies (DMF-T). Performed treatment index (PTI) adalah indeks yang menunjukkan persentase jumlah gigi permanen yang telah dilakukan penumpatan terhadap DMF-T. PTI menggambarkan motivasi seseorang untuk menumpat gigi berlubang dalam upaya mempertahankan gigi permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PTI pada mahasiswa profesi PSPDG di RSGM Unsrat. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling sebanyak 71 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dokumentasi dan kuesioner. Data diolah secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan PTI pada mahasiswa profesi dengan kategori baik sebanyak 44% dan kategori buruk sebanyak 56%. Simpulan penelitian ini ialah saat ini masih lebih banyak mahasiswa profesi yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya dalam upaya mempertahankan gigi permanen yang mengalami karies dengan melakukan penumpatan. Kata kunci: performed treatment index (PTI); Decayed, Missing, and Filled Teeth (DMF-T)); mahasiswa profesi kedokteran gigi
摘要:补牙是修复蛀牙,使其恢复原有形状和功能的一种治疗方法。固定牙补牙成功与否的指标是通过比较已补牙的固定牙蛀牙数和蛀牙经验(DMF-T)。已完成治疗指数(PTI)是一个指数,显示固定牙齿的数量已经填补了DMF-T的百分比。这个PTI描述了一个人填补蛀牙以维持恒牙的动机。本研究旨在确定RSGM大学PSPDG专业学生的PTI描述。这是一项采用横断面研究设计的描述性研究。采用目的抽样的方法,选取71名调查对象。使用的研究工具是文献和问卷。对数据进行描述性处理,然后以频率分布的形式以表格形式呈现。结果显示,专业学生的PTI表现为良好(44%)和较差(56%)。综上所述,专业学生较多,但较少关注口腔健康,即通过补牙来维持有蛀牙的恒牙。关键词:执行治疗指数(PTI);蛀牙、缺牙和补牙(DMF-T);摘要:Penumpatan yitu suatu tindakan perawatan untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa kembali pada bentuk semula dan berfungsi dengan baik。指标keberhasilan penumpatan gigi permanent iala dengan membandingkan jumlah gigi permanent karies yang telah ditumpat dengan pengalaman karies (DMF-T)。执行治疗指数(PTI) adalah指数阳menunjukkan代表了jumlah gigi永久性阳telah dilakukan penumpatan terhadap DMF-T。PTI孟甘巴坎动机为seseorang untuk menpat gigi berlubang dalam upaya成员pertahankan gigi permanen。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PTI pada mahasiswa教授PSPDG di RSGM Unsrat。詹尼斯·潘尼利特是一位著名的作家。抽样方法:目的抽样法。仪器仪表,杨迪古纳肯,亚图,文献资料,丹克西纳。数据统计表数据统计表kemudian disajikan dalam bentuk分布表frekuensi dalam bentuk表。Hasil penelitian menunjukkan pada mahasiswa教授dengan kategori baik sebanyak 44%但kategori buruk sebanyak 56%。Simpulan penelitian ini ialah saat ini masih lebih banyak mahasiswa教授yang kurang成员perhatikan kesehatan gigi dan mulutnya dalam upaya成员pertahankan gigi permanen yang mengalami karies dengan melakukan penumpatan。Kata kunci:已完成治疗指数(PTI);蛀牙、缺牙和补牙(DMF-T);Mahasiswa教授kedokteran gigi
{"title":"Gambaran Performed Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa Profesi PSPDG di RSGM Universitas Sam Ratulangi","authors":"Dinar A. Wicaksono, Johanna A. Khoman, Ribka Kumolontang","doi":"10.35790/eg.v12i2.50989","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.50989","url":null,"abstract":"Abstract: Dental filling is a treatment to repair tooth decay to restore its previous shape and function. The indicator of the success of fixed tooth filling is by comparing the number of caries fixed teeth that have been filled with caries experience (DMF-T). Performed treatment index (PTI) is an index that shows the percentage of the number of fixed teeth that have been filled against DMF-T. This PTI describes the motivation of a person to fill cavities to maintain permanent teeth. This study aimed to determine the description of PTI in PSPDG professional students at RSGM Universitas Sam Ratulangi. This was a descriptive study using a cross-sectional research design. Samples were selected using purposive sampling method as many as 71 respondents. The research instruments used were documentation and questionnaires. Data were processed descriptively and then presented in the form of frequency distribution in tabular form. The results showed that PTI in professional students was in the good category (44%) and in the bad category (56%). In conclusion, there were more professional students who pay less attention to their oral health, namely to maintain permanent teeth with caries by carrying out fillings. Keywords: performed treatment index (PTI); Decayed, Missing, and Filled Teeth (DMF-T); professional dentistry students Abstrak: Penumpatan yaitu suatu tindakan perawatan untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa kembali pada bentuk semula dan berfungsi dengan baik. Indikator keberhasilan penumpatan gigi permanen ialah dengan membandingkan jumlah gigi permanen karies yang telah ditumpat dengan pengalaman karies (DMF-T). Performed treatment index (PTI) adalah indeks yang menunjukkan persentase jumlah gigi permanen yang telah dilakukan penumpatan terhadap DMF-T. PTI menggambarkan motivasi seseorang untuk menumpat gigi berlubang dalam upaya mempertahankan gigi permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PTI pada mahasiswa profesi PSPDG di RSGM Unsrat. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling sebanyak 71 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dokumentasi dan kuesioner. Data diolah secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan PTI pada mahasiswa profesi dengan kategori baik sebanyak 44% dan kategori buruk sebanyak 56%. Simpulan penelitian ini ialah saat ini masih lebih banyak mahasiswa profesi yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya dalam upaya mempertahankan gigi permanen yang mengalami karies dengan melakukan penumpatan. Kata kunci: performed treatment index (PTI); Decayed, Missing, and Filled Teeth (DMF-T)); mahasiswa profesi kedokteran gigi","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"83 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135993653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pritartha S. Anindita, Kustina Zuliari, Syaloom M. Nanlessy
Abstract: Malocclusion is a major dental and oral health problem worldwide. Malocclusion occurs a lot during the orthodontic interceptive period or mixed dentition phase and is starting to be faced with a situation of potential malocclusion that must be treated immediately. Children who reside in coastal locations are more likely to have malocclusion due to environmental variables like awareness and bad habits. This study aimed to determine the prevalence of malocclusion in children aged 9–12 years on the coastal area of Manado City. This was a descriptive and observational study using total sampling technique. Malocclusion was checked and categorized based on Angle's categorization. The results showed that the prevalence of malocclusion was 99.28% with Angle Classification Class I Malocclusion, where there were 102 cases (73.39%), Angle Class II Division 1 Malocclusion, where there were 7 cases (5.03%), Angle Class II Division 2 Malocclusion, where there were 16 cases (11.51%), and Angle Class III Malocclusion, where there were In 14 cases (10.07%), girls had malocclusion of 52.2% and boys had malocclusion of 48.21%. In conclusion, the prevalence of malocclusion was 99.29%, with Angle Class I classification malocclusion 73.39%, Angle Class II Division 1 Malocclusion 5.03%, Angle Class II Division 2 Malocclusion 11.51%, and Angle Class III Malocclusion 10.07%. Keywords: malocclusion; Angle's classification; elementary school children; coastal area Abstrak: Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar di seluruh dunia. Maloklusi banyak terjadi pada periode interseptif ortodonti atau pada anak yang sedang berada di fase gigi bercampur yang mulai dihadapkan pada keadaan terjadinya potensi maloklusi yang harus segera dirawat. Kondisi ini dapat dijumpai pada anak-anak yang tinggal di daerah pesisir pantai dikarenakan faktor lingkungan seperti dalam hal pengetahuan dan kebiasaan buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi pada anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kota Manado. Jenis penelitian ini yaitu observasional deskriptif dengan metode total sampling. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan maloklusi dengan penilaian berdasarkan klasifikasi Angle. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi maloklusi sebesar 99,28% dengan maloklusi klasifikasi Angle kelas I terdapat 102 kasus (73,39%), klasifikasi Angle kelas II divisi 1 terdapat tujuh kasus (5,03%), klasifikasi Angle divisi 2 terdapat 16 kasus (11,51%) dan klasifikasi Angle kelas III terdapat 14 kasus (10,07%). Anak perempuan mengalami maloklusi sebesar 52,2% dan anak laki-laki mengalami maloklusi sebesar 48,21%. Simpulan penelitian ini ialah prevalensi maloklusi pada penelitian ini sebesar 99,29% dengan maloklusi klasifikasi Angle kelas I sebesar 73,39%, diikuti klasifikasi Angle divisi 2 11,51%, klasifikasi Angle kelas III 10,07%, dan klasifikasi Angle kelas II divisi 1 5,03% Kata kunci: maloklusi; klasifikasi Angle; anak sekolah dasar; daerah pesisi
摘要:错牙合是世界范围内主要的口腔健康问题。错牙合多发生在正畸截留期或混合牙列期,并开始面临潜在错牙合的情况,必须立即治疗。由于意识和不良习惯等环境变量,居住在沿海地区的儿童更容易出现错颌。本研究旨在确定万鸦老市沿海地区9-12岁儿童错牙合的患病率。这是一项采用全抽样技术的描述性观察性研究。根据Angle的分类对错牙合进行检查和分类。结果显示:女生错牙合发生率为52.2%,男生错牙合发生率为48.21%,其中Angle分类ⅰ类错牙合102例(73.39%),Angle分类ⅱ类1类错牙合7例(5.03%),Angle分类ⅱ类2类错牙合16例(11.51%),Angle分类ⅲ类错牙合14例(10.07%)。综上所述,患者的错牙合患病率为99.29%,其中Angle I类错牙合73.39%,Angle II类1类错牙合5.03%,Angle II类2类错牙合11.51%,Angle III类错牙合10.07%。关键词:咬合不正;角的分类;小学生;摘要:Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar di seluruh duni。Maloklusi banyak terjadi pada周期intersepsepi ortodoni atau padanak yang sedang berada di fase gigi bercampur yang mulai dihaapkan padkeadan和terjadinya potential Maloklusi yang harus segera dirawi。Kondisi ini dapat dijumpai pakada anak-anak yang tinggal di daerah总统pantai dikarenakan因素为lingkungan, perperti dalam hal pengetahuan dan kebiasaan buruk。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi padanak usia 9-12总统Kota Manado。詹尼斯。潘尼利安。依依图观测描述。登根法总采样。设置样品dilakukan peremeriksaan maloklusi dengan penpenan berdasarkan klisfikasi角。Hasil penelitian mendapatkan prevalensi maloklusi sebesar 99,28%, dengan maloklusi klasifikasi Angle kelas I terdapat 102 kasus (73,39%), klasifikasi Angle kelas II divisi 1 terdapat tujuh kasus (5,03%), klasifikasi Angle divisi 2 terdapat 16 kasus (11,51%), klasifikasi Angle kelas III terdapat 14 kasus(10,07%)。Anak perempuan mengalami maloklusi sebesar 52,2%, Anak laki-laki mengalami maloklusi sebesar 48,21%。Simpulan penelitian ini maloklusi prevalensis paada penelitian ini sebesar 99,29%登干maloklusi klasifikasi角kelas I sebesar 73,39%, diikuti klasifikasi角2,11,51%,klasifikasi角kelas III 10,07%, dan klasifikasi角kelas II科15,03%;klasifikasi角;Anak sekolah dasar;daerah pesisir
{"title":"Prevalensi Maloklusi pada Anak Usia 9-12 Tahun di Daerah Pesisir Kota Manado","authors":"Pritartha S. Anindita, Kustina Zuliari, Syaloom M. Nanlessy","doi":"10.35790/eg.v12i2.50386","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.50386","url":null,"abstract":"Abstract: Malocclusion is a major dental and oral health problem worldwide. Malocclusion occurs a lot during the orthodontic interceptive period or mixed dentition phase and is starting to be faced with a situation of potential malocclusion that must be treated immediately. Children who reside in coastal locations are more likely to have malocclusion due to environmental variables like awareness and bad habits. This study aimed to determine the prevalence of malocclusion in children aged 9–12 years on the coastal area of Manado City. This was a descriptive and observational study using total sampling technique. Malocclusion was checked and categorized based on Angle's categorization. The results showed that the prevalence of malocclusion was 99.28% with Angle Classification Class I Malocclusion, where there were 102 cases (73.39%), Angle Class II Division 1 Malocclusion, where there were 7 cases (5.03%), Angle Class II Division 2 Malocclusion, where there were 16 cases (11.51%), and Angle Class III Malocclusion, where there were In 14 cases (10.07%), girls had malocclusion of 52.2% and boys had malocclusion of 48.21%. In conclusion, the prevalence of malocclusion was 99.29%, with Angle Class I classification malocclusion 73.39%, Angle Class II Division 1 Malocclusion 5.03%, Angle Class II Division 2 Malocclusion 11.51%, and Angle Class III Malocclusion 10.07%. Keywords: malocclusion; Angle's classification; elementary school children; coastal area Abstrak: Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar di seluruh dunia. Maloklusi banyak terjadi pada periode interseptif ortodonti atau pada anak yang sedang berada di fase gigi bercampur yang mulai dihadapkan pada keadaan terjadinya potensi maloklusi yang harus segera dirawat. Kondisi ini dapat dijumpai pada anak-anak yang tinggal di daerah pesisir pantai dikarenakan faktor lingkungan seperti dalam hal pengetahuan dan kebiasaan buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi pada anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kota Manado. Jenis penelitian ini yaitu observasional deskriptif dengan metode total sampling. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan maloklusi dengan penilaian berdasarkan klasifikasi Angle. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi maloklusi sebesar 99,28% dengan maloklusi klasifikasi Angle kelas I terdapat 102 kasus (73,39%), klasifikasi Angle kelas II divisi 1 terdapat tujuh kasus (5,03%), klasifikasi Angle divisi 2 terdapat 16 kasus (11,51%) dan klasifikasi Angle kelas III terdapat 14 kasus (10,07%). Anak perempuan mengalami maloklusi sebesar 52,2% dan anak laki-laki mengalami maloklusi sebesar 48,21%. Simpulan penelitian ini ialah prevalensi maloklusi pada penelitian ini sebesar 99,29% dengan maloklusi klasifikasi Angle kelas I sebesar 73,39%, diikuti klasifikasi Angle divisi 2 11,51%, klasifikasi Angle kelas III 10,07%, dan klasifikasi Angle kelas II divisi 1 5,03% Kata kunci: maloklusi; klasifikasi Angle; anak sekolah dasar; daerah pesisi","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135996108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri P. Utami, Intan B. E. Mahata, Valendriyani Ningrum, Ricky Amran, Resi Wiyanti
Caries is often experienced in mid-childhood (10-12 years) which is referred to as a vulnerable period, because at that time milk teeth begin to fall out and first permanent teeth begin to erupt. Tooth brushing is the most recommended primary prevention in maintaining dental and oral health. This study aimed to evaluate the relationship between tooth brushing behavior and dental caries in children at 27 Sungai Sapih Kuranji Public Elementary School, Padang City. This was a quantitative study with an analytical and observational approach. Population were all students in grades 4 and 5, totaling 114 students obtained with total sampling technique. Data were analyzed using the Spearman test, and were processed using computerized program SPSS IBM version 25.0. The results showed that most subjects had moderate tooth brushing behavior (82.5%), and the highest percentage of dental caries level was very low (49.1%). The Spearman test showed a significant relationship between tooth brushing behavior and dental caries level among the subjects (p=0.001). In conclusion, there was a significant relationship between tooth brushing behavior and dental caries in children at SD Negeri 27 Sungai Sapih Kuranji, Padang City. It is recommended for dental health workers to educate the students about the importance of dental and oral care and how to do tooth brushing properly and correctly. Keywords: tooth brushing behavior; dental caries; elementary school children; dental and oral health
龋齿通常发生在儿童中期(10-12岁),这是一个脆弱的时期,因为那个时候乳牙开始脱落,第一颗恒牙开始长出来。刷牙是保持牙齿和口腔健康的最推荐的初级预防措施。本研究旨在评估巴东市Sungai Sapih Kuranji公立小学27名学童刷牙行为与龋齿的关系。这是一项采用分析和观察方法的定量研究。总体为四年级和五年级学生,采用全抽样方法共获得114名学生。采用Spearman检验对数据进行分析,并使用计算机程序SPSS IBM version 25.0进行处理。结果显示,大多数受试者刷牙行为中等(82.5%),龋齿发生率最高(49.1%)。Spearman检验显示,受试者的刷牙行为与龋齿水平之间存在显著关系(p=0.001)。结论:巴东市Sungai Sapih Kuranji市SD Negeri 27儿童的刷牙行为与龋齿有显著关系。建议牙科保健工作者教育学生牙齿和口腔保健的重要性,以及如何正确正确地刷牙。关键词:刷牙行为;龋齿;小学生;牙齿及口腔健康
{"title":"Relationship between Tooth Brushing Behavior and Dental Caries in Children at 27 Sungai Sapih Public Elementary School Kuranji, Padang City","authors":"Sri P. Utami, Intan B. E. Mahata, Valendriyani Ningrum, Ricky Amran, Resi Wiyanti","doi":"10.35790/eg.v12i2.48841","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.48841","url":null,"abstract":"Caries is often experienced in mid-childhood (10-12 years) which is referred to as a vulnerable period, because at that time milk teeth begin to fall out and first permanent teeth begin to erupt. Tooth brushing is the most recommended primary prevention in maintaining dental and oral health. This study aimed to evaluate the relationship between tooth brushing behavior and dental caries in children at 27 Sungai Sapih Kuranji Public Elementary School, Padang City. This was a quantitative study with an analytical and observational approach. Population were all students in grades 4 and 5, totaling 114 students obtained with total sampling technique. Data were analyzed using the Spearman test, and were processed using computerized program SPSS IBM version 25.0. The results showed that most subjects had moderate tooth brushing behavior (82.5%), and the highest percentage of dental caries level was very low (49.1%). The Spearman test showed a significant relationship between tooth brushing behavior and dental caries level among the subjects (p=0.001). In conclusion, there was a significant relationship between tooth brushing behavior and dental caries in children at SD Negeri 27 Sungai Sapih Kuranji, Padang City. It is recommended for dental health workers to educate the students about the importance of dental and oral care and how to do tooth brushing properly and correctly. Keywords: tooth brushing behavior; dental caries; elementary school children; dental and oral health","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135993365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nasya K. Mahandini, Donna Hermawati, Oedijani Santoso, Nadia Hardini
Abstract: Composite resin is the most widely used restorative material in dentistry. The filling that has been applied will always be in contact with saliva in the oral cavity. This study aimed to determine the effect of salivary pH variations on the hardness of bulk-fill composite resin. This was an experimental study with a post-test only with a control group design. Samples consisted of 28 bulk-fill composite resin samples with 8 mm diameter and 4 mm thickness. Samples were divided into four groups, as follows: group I, soaked in saliva with a pH of 5.3; group II, soaked in saliva with a pH of 6.6; group III, soaked in saliva with a pH of 7.8; and a control group, not treated. The hardness of the samples was measured using Vickers hardness tester. Data were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) test. The results showed that the mean and standard deviation (SD) hardness values of the bulk-fill composite resin in the control group, groups I, II and II were 63.933 ±4.721 VHN, 63.233±3.518 VHN, 64.683±7.600 VHN, and 69.267±12.545 VHN respectively. These results indicated that there was a decrease in hardness in group I and an increase in hardness in groups II and III. The ANOVA test showed that there was no significant difference in all groups with a p-value of 0.474 (p>0.05). In conclusion, variations in salivary pH do not significantly affect the hardness of bulk-fill composite resin. Keywords: salivary pH; bulk-fill composite resin; hardness of resin Abstrak: Resin komposit merupakan bahan restorasi dibidang kedokteran gigi yang paling banyak digunakan. Tumpatan yang telah diaplikasikan akan selalu berkontak dengan saliva yang terdapat di rongga mulut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh variasi pH saliva terhadap kekerasan resin komposit bulk-fill. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post-test only with control group design. Sampel penelitian terdiri dari 28 sampel resin komposit bulk-fill dengan diameter 8 mm dan tinggi 4 mm, yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok I direndam pada saliva dengan pH 5,3; kelompok II direndam pada saliva dengan pH 6,6; kelompok III direndam pada saliva dengan pH 7,8; dan kelompok kontrol tidak dilakukan perendaman. Kekerasan sampel diukur menggunakan Vickers hardness tester. Data dianalisis menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian mendapatkan nilai rerata dan standar deviasi (SD) kekerasan resin komposit bulk-fill pada kelompok kontrol, kelompok I, II dan II ialah 63,933±4,721 VHN, 63,233±3,518 VHN, 64,683±7,600 VHN, dan 69,267±12,545 VHN secara berurut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekerasan pada kelompok I dan terjadi peningkatan kekerasan pada kelompok II dan III. Uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok dengan nilai p 0,474 (p>0,05). Simpulan penelitian ini ialah variasi pH saliva tidak berpengaruh secara bermakna terhadap kekerasan resin komposit bulk-fill. Kata kunci: p
摘要:复合树脂是目前应用最广泛的牙科修复材料。填充物会一直与口腔中的唾液接触。本研究旨在确定唾液pH值变化对体填充复合树脂硬度的影响。这是一项仅采用对照组设计的后测实验研究。样品由28个直径为8mm,厚度为4mm的大块填充复合树脂样品组成。将样品分为四组:第一组,浸泡在pH为5.3的唾液中;II组,浸泡在pH为6.6的唾液中;III组,浸泡在pH为7.8的唾液中;另一组是对照组,没有接受治疗。用维氏硬度计测定试样的硬度。数据分析采用方差分析(ANOVA)检验。结果表明:对照组、I组、II组和II组的硬度平均值和标准差分别为63.933±4.721 VHN、63.233±3.518 VHN、64.683±7.600 VHN和69.267±12.545 VHN。结果表明,第1组硬度降低,第2组和第3组硬度升高。方差分析显示,各组间差异无统计学意义,p值为0.474 (p>0.05)。综上所述,唾液pH值的变化对体填充复合树脂的硬度影响不显著。关键词:唾液pH值;大块填充复合树脂;摘要:树脂复合材料merupakan bahan restorasi dibidang kedokteran gigi yang paling banyak digunakan。东巴坦杨telah diapplikasikan akan selalu berkontak dengan唾液杨terdapat di rongga mulut。土娟penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh variasi pH唾液terhadap kekerasan树脂复合填料。Jenis penelitian ialah实验只采用对照组设计。样品penelitian terdiri dari 28样品树脂堆肥块状填充物直径8 mm丹汀基4 mm,阳迪巴吉门贾迪帕特克龙柏,yitu:克龙柏I direndam帕达唾液登干pH 5、3;龙珠II迪伦丹帕达唾液登干pH值6,6;kelompok III direndam pada唾液登干pH 7,8;丹克罗布克控制得很好。克克拉山样品diukur menggunakan维氏硬度计。数据分析:方差分析(ANOVA)。Hasil penelitian mendapatkan nilai reata dan standar deviasi (SD) kekerasan树脂块状填料paada kelompok对照,kelompok I, II, II, 63,933±4,721 VHN, 63,233±3,518 VHN, 64,683±7,600 VHN, 69,267±12,545 VHN secara berurut。Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekerasan pada kelompok I dan terjadi peningkatan kekerasan pada kelompok II dan III。Uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok dengan nilai p 0.0474 (p> 2005)。猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃、猕猴桃等。Kata kunci: pH唾液;树脂堆肥散装填料;kekerasan树脂
{"title":"Pengaruh Variasi pH Saliva terhadap Kekerasan Resin Komposit Bulk-Fill","authors":"Nasya K. Mahandini, Donna Hermawati, Oedijani Santoso, Nadia Hardini","doi":"10.35790/eg.v12i1.48510","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.48510","url":null,"abstract":"Abstract: Composite resin is the most widely used restorative material in dentistry. The filling that has been applied will always be in contact with saliva in the oral cavity. This study aimed to determine the effect of salivary pH variations on the hardness of bulk-fill composite resin. This was an experimental study with a post-test only with a control group design. Samples consisted of 28 bulk-fill composite resin samples with 8 mm diameter and 4 mm thickness. Samples were divided into four groups, as follows: group I, soaked in saliva with a pH of 5.3; group II, soaked in saliva with a pH of 6.6; group III, soaked in saliva with a pH of 7.8; and a control group, not treated. The hardness of the samples was measured using Vickers hardness tester. Data were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) test. The results showed that the mean and standard deviation (SD) hardness values of the bulk-fill composite resin in the control group, groups I, II and II were 63.933 ±4.721 VHN, 63.233±3.518 VHN, 64.683±7.600 VHN, and 69.267±12.545 VHN respectively. These results indicated that there was a decrease in hardness in group I and an increase in hardness in groups II and III. The ANOVA test showed that there was no significant difference in all groups with a p-value of 0.474 (p>0.05). In conclusion, variations in salivary pH do not significantly affect the hardness of bulk-fill composite resin. Keywords: salivary pH; bulk-fill composite resin; hardness of resin Abstrak: Resin komposit merupakan bahan restorasi dibidang kedokteran gigi yang paling banyak digunakan. Tumpatan yang telah diaplikasikan akan selalu berkontak dengan saliva yang terdapat di rongga mulut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh variasi pH saliva terhadap kekerasan resin komposit bulk-fill. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan post-test only with control group design. Sampel penelitian terdiri dari 28 sampel resin komposit bulk-fill dengan diameter 8 mm dan tinggi 4 mm, yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok I direndam pada saliva dengan pH 5,3; kelompok II direndam pada saliva dengan pH 6,6; kelompok III direndam pada saliva dengan pH 7,8; dan kelompok kontrol tidak dilakukan perendaman. Kekerasan sampel diukur menggunakan Vickers hardness tester. Data dianalisis menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian mendapatkan nilai rerata dan standar deviasi (SD) kekerasan resin komposit bulk-fill pada kelompok kontrol, kelompok I, II dan II ialah 63,933±4,721 VHN, 63,233±3,518 VHN, 64,683±7,600 VHN, dan 69,267±12,545 VHN secara berurut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekerasan pada kelompok I dan terjadi peningkatan kekerasan pada kelompok II dan III. Uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok dengan nilai p 0,474 (p>0,05). Simpulan penelitian ini ialah variasi pH saliva tidak berpengaruh secara bermakna terhadap kekerasan resin komposit bulk-fill. Kata kunci: p","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136295921","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yustisia Puspitasari, Nurfadhilah Arifin, Yaumil F. Musahib
Abstract: Oral hygiene motivation method (OHMM) is used to evaluate orthodontic patients with several methods classified as verbal, written, or visual. This study aimed to obtain the difference in plaque accumulation before and after treated with OHMM among senior high school students. This was an observational and analytical study with a cross sectional design. Subjects were students of senior high school SMAN 1 Maros who wore fixed orthodontic appliances. Evaluation of plaque accumulation was performed by using Attin plaque index. Data were analyzed with the t-test. The results obtained 37 students wearing fixed orthodontic appliances as subjects. The t-test showed a p-value of 0.000 (<0.05) indicating that there was a difference in plaque accumulation before and after OHMM. In conclusion, there is a significant difference in plaque accumulation between before and after OHMM in senior high school students who wear fixed orthodontic appliances. Keywords: fixed orthodontic appliance; plaque; Attin plaque index; Oral Hygiene Motivation Method Abstrak: Oral hygiene motivation method (OHMM) digunakan untuk mengevaluasi pasien pengguna ortodonti dengan berbagai metode yang diklasifikasikan sebagai verbal, tertulis atau berbasis visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM pada siswa Sekolah Menengan Atas. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ialah siswa SMAN 1 Maros yang menggunakan piranti ortodonti cekat. Penilaian akumulasi plak dilakukan dengan menggunakan indeks plak Attin. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian mendapatkan 37 siswa pengguna piranti ortodonti cekat sebagai subjek penelitian. Hasil uji t memperoleh nilai p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM. Simpulan penelitian ini ialah terdapat perbedaan akumulasi plak yang bermakna pada pengguna piranti ortodonti cekat sebelum dan setelah diberikan OHMM. Kata kunci: piranti ortodonti cekat; plak; indeks plak Attin; Oral Hygiene Motivation Method
摘要口腔卫生动机法(Oral hygiene motivation method, OHMM)是一种对正畸患者进行评价的方法,分为口头、书面和视觉三种。本研究的目的是了解OHMM治疗前后高中生斑块积累的差异。这是一项采用横断面设计的观察性和分析性研究。研究对象为佩戴固定正畸矫治器的高中学生。采用Attin斑块指数评价斑块积累情况。数据采用t检验分析。结果获得37名佩戴固定正畸器的学生作为研究对象。t检验显示p值为0.000 (<0.05),表明OHMM前后斑块积累有差异。综上所述,高中生佩戴固定正畸器前后牙菌斑积累有显著性差异。关键词:固定正畸矫治器;斑块;血小板指数;摘要:口腔卫生激励法(OHMM): digunakan untuk mengevaluasi pasen pengguna ortodonti dengan berbagai mede yang diklasfikasikan sebagai verbal, tertulis atau berbasis visual。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbebedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM psyk Sekolah Menengan Atas。彭立安,孟古那坎方法,观测分析,登甘,波同,临塘。科目:penelitian ialah siswa SMAN 1 Maros yang menggunakan piranti ortodonti cekat。印书馆印书馆印书馆印书馆印书馆印书馆。数据penelitian dianalysis, dengan menggunakan uji等。Hasil penelitian mendapatkan 37 . siswa pengguna piranti ortodonti cekat sebagai subject penelitian。Hasil uji t memperoleh nilai p= 0000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM。杨Simpulan penelitian ini ialah terdapat perbedaan akumulasi plak bermakna篇pengguna piranti ortodonti cekat sebelum丹setelah diberikan OHMM。Kata kunci: piranti ortonti cekat;plak;油墨板;口腔卫生动机法
{"title":"Perbedaan Akumulasi Plak pada Pengguna Piranti Ortodonti Cekat Sebelum dan Setelah Diberikan Oral Hygiene Motivation Method (OHMM)","authors":"Yustisia Puspitasari, Nurfadhilah Arifin, Yaumil F. Musahib","doi":"10.35790/eg.v12i1.48589","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.48589","url":null,"abstract":"Abstract: Oral hygiene motivation method (OHMM) is used to evaluate orthodontic patients with several methods classified as verbal, written, or visual. This study aimed to obtain the difference in plaque accumulation before and after treated with OHMM among senior high school students. This was an observational and analytical study with a cross sectional design. Subjects were students of senior high school SMAN 1 Maros who wore fixed orthodontic appliances. Evaluation of plaque accumulation was performed by using Attin plaque index. Data were analyzed with the t-test. The results obtained 37 students wearing fixed orthodontic appliances as subjects. The t-test showed a p-value of 0.000 (<0.05) indicating that there was a difference in plaque accumulation before and after OHMM. In conclusion, there is a significant difference in plaque accumulation between before and after OHMM in senior high school students who wear fixed orthodontic appliances. Keywords: fixed orthodontic appliance; plaque; Attin plaque index; Oral Hygiene Motivation Method Abstrak: Oral hygiene motivation method (OHMM) digunakan untuk mengevaluasi pasien pengguna ortodonti dengan berbagai metode yang diklasifikasikan sebagai verbal, tertulis atau berbasis visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM pada siswa Sekolah Menengan Atas. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ialah siswa SMAN 1 Maros yang menggunakan piranti ortodonti cekat. Penilaian akumulasi plak dilakukan dengan menggunakan indeks plak Attin. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian mendapatkan 37 siswa pengguna piranti ortodonti cekat sebagai subjek penelitian. Hasil uji t memperoleh nilai p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan akumulasi plak sebelum dan setelah diberikan OHMM. Simpulan penelitian ini ialah terdapat perbedaan akumulasi plak yang bermakna pada pengguna piranti ortodonti cekat sebelum dan setelah diberikan OHMM. Kata kunci: piranti ortodonti cekat; plak; indeks plak Attin; Oral Hygiene Motivation Method","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135252076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Every denture wearer should know how to use and maintain their dentures. Good denture maintenance habit can prevent plaque accumulation and oral cavity disorders. This study aimed to determine the correlation between preserving full denture acrylic habit and plaque accumulation. This was an observational study with a cross-sectional design. Subjects were residents at Panti Werdha Wisma Mulia (nursing home for elderly) who wore full denture. Subjects were given questionnaire about preserving full denture habit using Likert scale, and plaque accumulation were examined with disclosing solution using the Ausberger and Elahi methods. Data were analyzed with the Spearman’s rho test. The results obtained 20 residents as subjects. There were 10 subjects (50%) with good habit of preserving full denture; eight subjects (40%) with fair habit; and two subjects (10%) with poor habit. All subjects had plaque accumulation; light plaque in 10 subjects (50%); moderate plaque in seven subjects (35%); heavy plaque in three subjects (15%). The Spearman’s rho showed a correlation between preserving full denture acrylic habit and plaque accumulation (r=0.608; p=0.004). In conclusion, there is a positive correlation between the habit of preserving full denture acrylic and plaque accumulation among residents of Panti Werdha Wisma Mulia, Grogol-West Jakarta. Keywords: plaque accumulation; full denture; habit of preserving denture; elderly Abstrak: Setiap pemakai gigi tiruan sebaiknya mengetahui cara menggunakan dan memelihara gigi tiruannya. Kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang baik dapat mencegah terjadinya akumulasi plak serta kelainan pada rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak. Jenis penelitian ialah observasional dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ialah lanjut usia (lansia) penghuni Panti Werdha Wisma Mulia yang menggunakan gigi tiruan lengkap (GTL). Subjek diberikan kuesioner kebiasaan pemeliharaan GTL yang menggunakan skala Likert dan dilakukan pemeriksaan plak dengan disclosing solution menggunakan metode Ausberger dan Elahi. Data dianalisis dengan menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil penelitian mendapatkan 20 lansia sebagai subjek penelitian. Subjek dengan kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang baik sebanyak 10 lansia (50%); kebiasaan yang kurang baik sebanyak delapan lansia (40%); dan kebiasan yang tidak baik sebanyak dua lansia (10%). Seluruh subjek memiliki akumulasi plak; sebagian besar plak terlihat tipis yaitu sebanyak 10 lansia (50,0%); plak sedang sebanyak tujuh lansia (35%); dan plak banyak sebanyak tiga lansia (15%). Uji Spearman’s rho menunjukkan korelasi antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak (r=0,608 dan p=0,004). Simpulan penelitian ini ialah terdapat korelasi positif antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak pada lansia Panti Werdha Wisma Mulia
摘要:每个义齿佩戴者都应该知道如何使用和维护义齿。良好的义齿维护习惯可以预防牙菌斑堆积和口腔紊乱。本研究旨在探讨保留全口义齿丙烯习惯与牙菌斑积累的关系。这是一项横断面设计的观察性研究。研究对象为Panti Werdha Wisma Mulia(老年人疗养院)佩戴全口义齿的居民。采用Likert量表对受试者进行全口义齿习惯保持问卷调查,采用Ausberger法和Elahi法用披露液检测菌斑积累情况。用Spearman’s rho检验分析数据。结果获得了20名居民作为研究对象。保留全口义齿习惯良好的10例(50%);8名受试者(40%)习惯尚可;两名受试者(10%)有不良习惯。所有受试者均有斑块堆积;轻度斑块10例(50%);7名受试者出现中度斑块(35%);重度斑块3例(15%)。Spearman’s rho显示保留全口义齿丙烯酸习惯与菌斑积累相关(r=0.608;p = 0.004)。综上所述,在Panti Werdha Wisma Mulia, grogoli - west Jakarta的居民中,修复全口义齿丙烯酸酯的习惯与牙菌斑积累之间存在正相关。关键词:斑块堆积;完整的假牙;保留义齿的习惯;摘要:中国老年痴呆患者的老年痴呆患者的老年痴呆。Kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang, bakat menegah terjadinya akumulasi plak, kelainan padrongga mulut。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak。詹尼斯·佩内利特(Jenis penelitian)是一名观测人员。主题词penelitian ialah lanjut usia (lsia) penhuni Panti Werdha Wisma Mulia yang menggunakan gigi tirunan lengkap (GTL)。Subjek diberikkan kuesoner kebiasan pebieliharaan GTL yang menggunakan skala Likert dan dilakan permeiksaan plakan披露溶液menggunakan方法Ausberger dan Elahi。数据分析邓安,孟古纳坎,乌吉,斯皮尔曼的rho。Hasil penelitian mendapatkan 20 lansia sebagai subject penelitian。科目dengan kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang baik sebanyak 10 lansia (50%);Kebiasaan Yang kurang baik sebanyak delapan lansia (40%);Dan kebiasan Yang tidak baik sebanyak dua lansia(10%)。Seluruh subject memiliki akumulasi plak;塞巴吉亚伯拉克(serbagian besar plakterlik),这是一种亚洲的塞巴吉亚伯拉克(50,0%);Plak sedang sebanyak tujuh lansia (35%);丹普拉克榕树(15%)。Uji Spearman的rho menunjukkan korelasi antara kebiasaan和pemeliharaan gigi tirunan lengkap akrilik dan penumpukan plak (r=0,608, p=0,004)。Simpulan penelitian ini ialah terdapat korelasi positivi antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plakapada lansia Panti Werdha Wisma Mulia, Grogol- Jakarta Barat。Kata kunci:板;Gigi tirun lengkap;Kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan;lanjut美国新闻署
{"title":"Hubungan antara Kebiasaan Pemeliharaan Gigi Tiruan Lengkap Akrilik dan Penumpukan Plak","authors":"None Johni Halim, Ratu Rachmani","doi":"10.35790/eg.v12i1.51432","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.51432","url":null,"abstract":"Abstract: Every denture wearer should know how to use and maintain their dentures. Good denture maintenance habit can prevent plaque accumulation and oral cavity disorders. This study aimed to determine the correlation between preserving full denture acrylic habit and plaque accumulation. This was an observational study with a cross-sectional design. Subjects were residents at Panti Werdha Wisma Mulia (nursing home for elderly) who wore full denture. Subjects were given questionnaire about preserving full denture habit using Likert scale, and plaque accumulation were examined with disclosing solution using the Ausberger and Elahi methods. Data were analyzed with the Spearman’s rho test. The results obtained 20 residents as subjects. There were 10 subjects (50%) with good habit of preserving full denture; eight subjects (40%) with fair habit; and two subjects (10%) with poor habit. All subjects had plaque accumulation; light plaque in 10 subjects (50%); moderate plaque in seven subjects (35%); heavy plaque in three subjects (15%). The Spearman’s rho showed a correlation between preserving full denture acrylic habit and plaque accumulation (r=0.608; p=0.004). In conclusion, there is a positive correlation between the habit of preserving full denture acrylic and plaque accumulation among residents of Panti Werdha Wisma Mulia, Grogol-West Jakarta. Keywords: plaque accumulation; full denture; habit of preserving denture; elderly Abstrak: Setiap pemakai gigi tiruan sebaiknya mengetahui cara menggunakan dan memelihara gigi tiruannya. Kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang baik dapat mencegah terjadinya akumulasi plak serta kelainan pada rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak. Jenis penelitian ialah observasional dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ialah lanjut usia (lansia) penghuni Panti Werdha Wisma Mulia yang menggunakan gigi tiruan lengkap (GTL). Subjek diberikan kuesioner kebiasaan pemeliharaan GTL yang menggunakan skala Likert dan dilakukan pemeriksaan plak dengan disclosing solution menggunakan metode Ausberger dan Elahi. Data dianalisis dengan menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil penelitian mendapatkan 20 lansia sebagai subjek penelitian. Subjek dengan kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan yang baik sebanyak 10 lansia (50%); kebiasaan yang kurang baik sebanyak delapan lansia (40%); dan kebiasan yang tidak baik sebanyak dua lansia (10%). Seluruh subjek memiliki akumulasi plak; sebagian besar plak terlihat tipis yaitu sebanyak 10 lansia (50,0%); plak sedang sebanyak tujuh lansia (35%); dan plak banyak sebanyak tiga lansia (15%). Uji Spearman’s rho menunjukkan korelasi antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak (r=0,608 dan p=0,004). Simpulan penelitian ini ialah terdapat korelasi positif antara kebiasaan pemeliharaan gigi tiruan lengkap akrilik dan penumpukan plak pada lansia Panti Werdha Wisma Mulia","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Novia N. E. Putri, Ni Wayan Mariati, Rizka Wahyuni
Abstract: One of the most common dental and oral health problems among adolescents on coastal areas is dental caries. However, the need for dental caries treatment in this group receive less attention. This study aimed to evaluate the dental care need of Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Wori students based on the Required Treatment Index (RTI). This was a cross-sectional descriptive study involving all students (82 subjects) of SMKN 1 Wori in 2023. The RTIs were evaluated through dental caries examination and DMF-T calculation. The results showed that DMF-T score of the students was categorized as high, which was 5.08. In addition, the RTI was categorized as poor, as many as 95%. In conclusion, coastal adolescents at SMKN 1 Wori have poor Required Treatment Index. Low socioeconomic levels and lack of parental education can be the causes of poor RTI among the adolescents. Keywords: Required Treatment Index; dental caries; adolescents; coastal area Abstrak: Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum dijumpai pada kelompok remaja di daerah pesisir ialah karies gigi, namun seringkali kebutuhan perawatan karies gigi pada kelompok tersebut kurang mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan perawatan gigi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Wori berdasarkan Required Treatment Index (RTI). Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling terhadap seluruh siswa di SMKN 1 Wori pada tahun 2023 yang berjumlah berjumlah 82 siswa. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan karies gigi dan perhitungan DMF-T untuk melihat persentase RTI. Hasil penelitian mendapatkan DMF-T para siswa tergolong dalam kategori tinggi, yaitu 5,08. Selain itu, RTI tergolong buruk sebesar 95%. Simpulan penelitian ini ialah remaja pesisir di SMKN 1 Wori memiliki Required Treatment Index yang buruk. Tingkat sosial ekonomi yang rendah serta minimnya pendidikan orang tua diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya RTI yang buruk pada remaja. Kata kunci: Required Treatment Index; karies gigi; kelompok remaja; daerah pesisir
摘要:龋齿是沿海地区青少年最常见的口腔健康问题之一。然而,对龋齿治疗的需求在这一群体中得到的关注较少。本研究旨在以所需治疗指数(RTI)为基础,评估世卫学生的口腔保健需求。本研究是一项横断面描述性研究,涉及SMKN 1 Wori在2023年的所有学生(82名受试者)。通过龋病检查和DMF-T计算评估rti。结果显示,学生的DMF-T得分为5.08分,属于高水平。此外,RTI被归类为差的比例高达95%。综上所述,SMKN 1 Wori沿海青少年的所需治疗指数较差。低社会经济水平和缺乏父母教育可能是青少年RTI较差的原因。关键词:所需处理指标;龋齿;青少年;摘要:Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum dijumpai pada kelompok remaja di daerah pesisir ialah karies gigi, namun seringkali kebutuhan perawatan karies gigi pada kelompok tersebut kurang mendapatkan perhatih。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan perawatan gigi padadsiswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Wori berdasarkan所需处理指数(RTI)。杰妮斯·潘尼利特是一名印度裔美国人。Tehnik pengambilan样本menggunakan总采样terhadap seluruh siswa di SMKN 1 Wori pada tahun 2023 yang berjumlah berjumlah 82 siswa。Pada penelitian ini dilakukan permeriksaan和karies gigi dan perhitungan DMF-T untuk melk代表RTI。Hasil penelitian mendapatkan DMF-T para siswa tergolong dalam kategori tinggi, yitu 5, 2008。Selain itu, RTI tergolong buruk sebesar 95%。SMKN - 1对猕猴桃生长发育的影响。Tingkat社会经济学yang rendah serta minimnya pendidikan orang tua diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya RTI yang buruk pada remaja。Kata kunci:所需治疗指数;吴雨霏吉吉;kelompok remaja;daerah pesisir
{"title":"Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Required Treatment Index (RTI) pada Siswa SMK Negeri 1 Wori","authors":"Novia N. E. Putri, Ni Wayan Mariati, Rizka Wahyuni","doi":"10.35790/eg.v12i1.50360","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.50360","url":null,"abstract":"Abstract: One of the most common dental and oral health problems among adolescents on coastal areas is dental caries. However, the need for dental caries treatment in this group receive less attention. This study aimed to evaluate the dental care need of Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Wori students based on the Required Treatment Index (RTI). This was a cross-sectional descriptive study involving all students (82 subjects) of SMKN 1 Wori in 2023. The RTIs were evaluated through dental caries examination and DMF-T calculation. The results showed that DMF-T score of the students was categorized as high, which was 5.08. In addition, the RTI was categorized as poor, as many as 95%. In conclusion, coastal adolescents at SMKN 1 Wori have poor Required Treatment Index. Low socioeconomic levels and lack of parental education can be the causes of poor RTI among the adolescents. Keywords: Required Treatment Index; dental caries; adolescents; coastal area Abstrak: Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum dijumpai pada kelompok remaja di daerah pesisir ialah karies gigi, namun seringkali kebutuhan perawatan karies gigi pada kelompok tersebut kurang mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan perawatan gigi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Wori berdasarkan Required Treatment Index (RTI). Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling terhadap seluruh siswa di SMKN 1 Wori pada tahun 2023 yang berjumlah berjumlah 82 siswa. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan karies gigi dan perhitungan DMF-T untuk melihat persentase RTI. Hasil penelitian mendapatkan DMF-T para siswa tergolong dalam kategori tinggi, yaitu 5,08. Selain itu, RTI tergolong buruk sebesar 95%. Simpulan penelitian ini ialah remaja pesisir di SMKN 1 Wori memiliki Required Treatment Index yang buruk. Tingkat sosial ekonomi yang rendah serta minimnya pendidikan orang tua diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya RTI yang buruk pada remaja. Kata kunci: Required Treatment Index; karies gigi; kelompok remaja; daerah pesisir","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136342545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pritartha S. Anindita, Sherly Gosal, Pegy E. B. Ginting
Abstract: Malocclusion is a condition that deviates from normal occlusion. The prevalence of malocclusion in Indonesia is 80% of the total population. Age of 9-12 year-old is the second phase of mixed dentition phase which causes many problems. This study aimed to obtain the prevalence of tooth malocclusion in 9-12 years old children on the coastal area of Malalayang District, Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. The population consisted of 819 children and the total sample was 269 children obtained by using proportionate stratified random sampling technique. This study was conducted by clinical examination and assessment based on Angle's classification. The results showed that the prevalence of malocclusion in children aged 9-12 years on the coastal area of Malalayang District, Manado was 100%, 217 children were categorized into class I malocclusion with a prevalence rate of 80.7%; 15 children were categorized into class II division 1 malocclusion with a prevalence rate of 5.6%, four children were categorized into class II division 2 malocclusion with a prevalence rate of 1.5%; and 33 children were categorized into class III malocclusion with a prevalence rate of 12.2%. In conclusion, the prevalence of maloclusion in children aged 9-12 years on the coastal area of Malalayang District, Manado, is 100%, and the most common type is Angle’s class I malocclusion. Keywords: children aged 9-12 years old; malocclusion; coastal area Abstrak: Maloklusi adalah suatu kondisi yang menyimpang dari oklusi normal. Prevalensi maloklusi di Indonesia mencapai 80% dari total penduduk. Usia 9-12 tahun merupakan fase kedua dari fase geligi campuran yang banyak menimbulkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi pada anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian berjumlah 819 anak dengan jumlah sampel sebanyak 269 anak yang diperoleh dengan teknik proportionate stratified random sampling. Penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan penilaian maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100%, maloklusi Angle kelas I dengan prevalensi 80,7% sebanyak 217 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 1 dengan prevalensi 5,6% sebanyak 15 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 2 dengan prevalensi 1,5% sebanyak empat anak, dan maloklusi Angle kelas III dengan prevalensi 12,2% sebanyak 33 anak. Simpulan penelitian ialah prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100% dan yang terbanyak ialah maloklusi Angle kelas I. Kata kunci: anak usia 9-12 tahun; maloklusi; pesisir pantai
摘要:错咬合是一种偏离正常咬合的情况。在印度尼西亚,错牙合的患病率占总人口的80%。9-12岁是混合牙列阶段的第二阶段,这一阶段会产生很多问题。本研究旨在了解万纳多市Malalayang区沿海地区9-12岁儿童牙齿错颌的患病率。这是一项横断面设计的描述性研究。总体为819名儿童,总样本为269名儿童,采用比例分层随机抽样技术。本研究是通过临床检查和评估,根据角度的分类。结果表明:万纳多市马拉拉扬区沿海地区9 ~ 12岁儿童错颌畸形患病率为100%,其中ⅰ类错颌畸形217例,患病率为80.7%;1类错合15例,患病率5.6%;2类错合4例,患病率1.5%;III类错牙合33例,患病率12.2%。综上所述,万纳多市Malalayang区沿海地区9-12岁儿童的错牙合患病率为100%,最常见的类型为Angle 's I类错牙合。关键词:9-12岁儿童;咬合不正;摘要:Maloklusi adalah suatu kondisi yang menyimpang dari oklusi normal。Prevalensi maloklusi di印度尼西亚mencapai 80% dari总penduduk。us9 -12 tahun merupakan fase kedua dari fase geligi campuran yang banyak menimbulkan masalah。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi pada anak usia 9-12,总统Kecamatan Malalayang Kota Manado。詹尼·潘尼利特:《中国日报》的一份观察报告。按比例分层随机抽样(按比例分层随机抽样)。Penelitian ini dilakukan dengan peremeriksaan klinis dan penilaian maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle。Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100%, maloklusi Angle kelas I dengan prevalensi 80,7% sebanyak 217 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 1 dengan prevalensi 5,6% sebanyak 15 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 2 dengan prevalensi 1,5% sebanyak empat anak, dan maloklusi Angle kelas III dengan prevalensi 12,2% sebanyak 33 anak。Simpulan penelitian ialia prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah总统Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100% dan yang terbanyak ialah maloklusi Angle kelas I. Kata kunci: anak usia 9-12 tahun;maloklusi;pesisir pantai
{"title":"Prevalensi Maloklusi pada Anak Usia 9−12 Tahun di Daerah Pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado","authors":"Pritartha S. Anindita, Sherly Gosal, Pegy E. B. Ginting","doi":"10.35790/eg.v12i1.50363","DOIUrl":"https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.50363","url":null,"abstract":"Abstract: Malocclusion is a condition that deviates from normal occlusion. The prevalence of malocclusion in Indonesia is 80% of the total population. Age of 9-12 year-old is the second phase of mixed dentition phase which causes many problems. This study aimed to obtain the prevalence of tooth malocclusion in 9-12 years old children on the coastal area of Malalayang District, Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. The population consisted of 819 children and the total sample was 269 children obtained by using proportionate stratified random sampling technique. This study was conducted by clinical examination and assessment based on Angle's classification. The results showed that the prevalence of malocclusion in children aged 9-12 years on the coastal area of Malalayang District, Manado was 100%, 217 children were categorized into class I malocclusion with a prevalence rate of 80.7%; 15 children were categorized into class II division 1 malocclusion with a prevalence rate of 5.6%, four children were categorized into class II division 2 malocclusion with a prevalence rate of 1.5%; and 33 children were categorized into class III malocclusion with a prevalence rate of 12.2%. In conclusion, the prevalence of maloclusion in children aged 9-12 years on the coastal area of Malalayang District, Manado, is 100%, and the most common type is Angle’s class I malocclusion. Keywords: children aged 9-12 years old; malocclusion; coastal area Abstrak: Maloklusi adalah suatu kondisi yang menyimpang dari oklusi normal. Prevalensi maloklusi di Indonesia mencapai 80% dari total penduduk. Usia 9-12 tahun merupakan fase kedua dari fase geligi campuran yang banyak menimbulkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi maloklusi pada anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian ialah observasional deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian berjumlah 819 anak dengan jumlah sampel sebanyak 269 anak yang diperoleh dengan teknik proportionate stratified random sampling. Penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan penilaian maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100%, maloklusi Angle kelas I dengan prevalensi 80,7% sebanyak 217 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 1 dengan prevalensi 5,6% sebanyak 15 anak, maloklusi Angle kelas II divisi 2 dengan prevalensi 1,5% sebanyak empat anak, dan maloklusi Angle kelas III dengan prevalensi 12,2% sebanyak 33 anak. Simpulan penelitian ialah prevalensi maloklusi anak usia 9-12 tahun di daerah pesisir Kecamatan Malalayang Kota Manado sebesar 100% dan yang terbanyak ialah maloklusi Angle kelas I. Kata kunci: anak usia 9-12 tahun; maloklusi; pesisir pantai","PeriodicalId":11034,"journal":{"name":"Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135199947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}