Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi rezim internasional dalam penggunaan kekerasan seksual sebagai strategi perang dalam konflik bersenjata di Tigray. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil sumber dari buku, jurnal, artikel online, dan situs internet melalui studi literatur. Berlandaskan teori efektivitas rezim internasional Arild Underdal dilengkapi konsep keamanan manusia ditemukan bahwa rezim internasional tidak efektif dalam menangani kekerasan seksual terkait konflik pada perempuan di Tigray. Berdasarkan pada analisis tiga variabel, yakni variabel terikat, variabel bebas, dan variabel intervensi yang menunjukkan adanya ketidakpatuhan negara anggotanya terhadap aturan rezim yang berkaitan sehingga pengoperasian rezim internasional dalam penanganan kasus tidak optimal, dan berdampak pada kegagalan rezim yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan hingga saat ini.
{"title":"Implementasi Rezim Internasional dalam Menangani Conflict-Related Sexual Violence di Tigray","authors":"Venisa Yunita Sari, Nurfitri Nugrahaningsih, Ully Nuzulian","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.8","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas implementasi rezim internasional dalam penggunaan kekerasan seksual sebagai strategi perang dalam konflik bersenjata di Tigray. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil sumber dari buku, jurnal, artikel online, dan situs internet melalui studi literatur. Berlandaskan teori efektivitas rezim internasional Arild Underdal dilengkapi konsep keamanan manusia ditemukan bahwa rezim internasional tidak efektif dalam menangani kekerasan seksual terkait konflik pada perempuan di Tigray. Berdasarkan pada analisis tiga variabel, yakni variabel terikat, variabel bebas, dan variabel intervensi yang menunjukkan adanya ketidakpatuhan negara anggotanya terhadap aturan rezim yang berkaitan sehingga pengoperasian rezim internasional dalam penanganan kasus tidak optimal, dan berdampak pada kegagalan rezim yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan hingga saat ini.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129530602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.9
Wabilia Husnah
Sebagai sebuah kejahatan transnasional, pengantin pesanan kini berkembang di dunia maya. Situs-situs pengantin pesanan menjual perempuan Indonesia untuk menjadi istri laki-laki Tiongkok. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis upaya pemberantasan kejahatan transnasional ini, dengan mengungkap eksploitasi seksual di dalamnya, akar masalah, dan upaya penegakan hukum terhadap kejahatan transnasional itu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap tiga situs pengantin pesanan. Dengan menggunakan teori Feminisme Radikal, penelitian ini menemukan bahwa dalam situs pengantin pesanan perempuan menjadi korban eksploitasi seksual, yang disebabkan oleh sistem patriarki dalam budaya kedua negara. Terdapat beberapa instrumen hukum internasional maupun nasional yang mengatur perdagangan orang, meskipun tidak secara eksplisit mengatur unsur-unsur tindak pidana perdagangan orang di dunia maya dengan modus pengantin pesanan. Tulisan ini menyimpulkan, untuk memberantas kejahatan transnasional ini, perlu melakukan perbaikan dalam instrumen hukum, serta membongkar sistem patriarki sebagai akar masalah situs pengantin pesanan.
{"title":"Pengantin Pesanan di Dunia Maya Sebagai Kejahatan Transnasional: Eksploitasi Seksual dan Upaya Penegakan Hukum","authors":"Wabilia Husnah","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.9","url":null,"abstract":"Sebagai sebuah kejahatan transnasional, pengantin pesanan kini berkembang di dunia maya. Situs-situs pengantin pesanan menjual perempuan Indonesia untuk menjadi istri laki-laki Tiongkok. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis upaya pemberantasan kejahatan transnasional ini, dengan mengungkap eksploitasi seksual di dalamnya, akar masalah, dan upaya penegakan hukum terhadap kejahatan transnasional itu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap tiga situs pengantin pesanan. Dengan menggunakan teori Feminisme Radikal, penelitian ini menemukan bahwa dalam situs pengantin pesanan perempuan menjadi korban eksploitasi seksual, yang disebabkan oleh sistem patriarki dalam budaya kedua negara. Terdapat beberapa instrumen hukum internasional maupun nasional yang mengatur perdagangan orang, meskipun tidak secara eksplisit mengatur unsur-unsur tindak pidana perdagangan orang di dunia maya dengan modus pengantin pesanan. Tulisan ini menyimpulkan, untuk memberantas kejahatan transnasional ini, perlu melakukan perbaikan dalam instrumen hukum, serta membongkar sistem patriarki sebagai akar masalah situs pengantin pesanan.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132160816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.16
T. Chairil, Ganesh Aji Wicaksono, Muthia Alvi Nurbaitty
As an archipelagic country, Indonesia has long envisioned developing its Navy (TNI AL) to become a world-class sea power. After its development was ruled out for a long period, the Minimum Essential Force published in 2010 mandates significant improvement in the Navy's strength. The doctrine of Global Maritime Fulcrum announced in 2014 also rests on maritime defense as one of its pillars, mandating the development of the Navy�s capability. Despite the grand vision, it is unclear to what extent the Navy has been developed to achieve this aim. This paper aims to answer this question by establishing a Maritime Power Competitiveness Index as a composite index for measuring the sea power of countries. Using the index, this paper then measures the Indonesian Navy's strength through the years to track the development of its capability and compares it with the navies of other rival countries.
{"title":"Establishing Maritime Power Competitiveness Index: Benchmarking Indonesian Navy�s Aspiration to Become World-Class Sea Power","authors":"T. Chairil, Ganesh Aji Wicaksono, Muthia Alvi Nurbaitty","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.16","url":null,"abstract":"As an archipelagic country, Indonesia has long envisioned developing its Navy (TNI AL) to become a world-class sea power. After its development was ruled out for a long period, the Minimum Essential Force published in 2010 mandates significant improvement in the Navy's strength. The doctrine of Global Maritime Fulcrum announced in 2014 also rests on maritime defense as one of its pillars, mandating the development of the Navy�s capability. Despite the grand vision, it is unclear to what extent the Navy has been developed to achieve this aim. This paper aims to answer this question by establishing a Maritime Power Competitiveness Index as a composite index for measuring the sea power of countries. Using the index, this paper then measures the Indonesian Navy's strength through the years to track the development of its capability and compares it with the navies of other rival countries.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115112705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.6
Suryanto Suryanto, Poni Sukaesih Kurniati
Penelitian ini menganalisis perdagangan internasional dan faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan internasional di Indonesia. Peneliti ini menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan perkembangan perdagangan internasional dan metode verifikatif untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Sumber data diperoleh dari data sekunder yang telah dipublish selama 2003-2019. Teknik analisis data yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang menentukan perdagangan internasional menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa perdagangan internasional mengalami fluktuatif selama periode penelitian, karena dampak dari harga migas dan non migas yang berubah. Pertumbuhan perdagangan internasional Indonesia lebih dominan pada sektor nonmigas. Sehingga strategi yang dijalankan pemerintah Indonesia memberikan berbagai kemudahan bagi para pelaku eksportir di bidang nonmigas. Faktor-faktor yang diteliti, meliputi: nilai tukar, tingkat inflasi, government effectiveness, serta trade openness secara simultan berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Namun, secara parsial faktor yang secara signifikan mempengaruhi perdagangan internasional hanya tingkat inflasi, government effectiveness, dan trade openness; sedangkan faktor nilai tukar tidak berpengaruh.
{"title":"Analisis Perdagangan Internasional Indonesia dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya","authors":"Suryanto Suryanto, Poni Sukaesih Kurniati","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.6","url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis perdagangan internasional dan faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan internasional di Indonesia. Peneliti ini menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan perkembangan perdagangan internasional dan metode verifikatif untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Sumber data diperoleh dari data sekunder yang telah dipublish selama 2003-2019. Teknik analisis data yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang menentukan perdagangan internasional menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa perdagangan internasional mengalami fluktuatif selama periode penelitian, karena dampak dari harga migas dan non migas yang berubah. Pertumbuhan perdagangan internasional Indonesia lebih dominan pada sektor nonmigas. Sehingga strategi yang dijalankan pemerintah Indonesia memberikan berbagai kemudahan bagi para pelaku eksportir di bidang nonmigas. Faktor-faktor yang diteliti, meliputi: nilai tukar, tingkat inflasi, government effectiveness, serta trade openness secara simultan berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Namun, secara parsial faktor yang secara signifikan mempengaruhi perdagangan internasional hanya tingkat inflasi, government effectiveness, dan trade openness; sedangkan faktor nilai tukar tidak berpengaruh.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126154724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.12
Hilman Mahmud Akmal Ma'arif, A. Maksum
The purpose of this article is to explore Antony John Blinken's anti-Russian discourse that appeared in a speech at the 2022 UN Security Council after Russia invaded Ukraine. The discourse presented by Blinken implies various anti-Russian languages, especially in terms of security, namely the military. This study uses an ideological quadratic model under the umbrella of critical discourse studies using securitization theory combined with the concept of propaganda. Data collection, validation, and linguistic investigation are using the NVivo 12 Plus application and VOS Viewer. The data sources are literature studies through ebooks, news, and journals from Scopus and Google Scholar. The findings found that Blinken's propaganda scheme in his speech tried to portray Russia in negative terms. It is evident that many statements issued by Blinken discredit Russia and seem to regard Russia as a common enemy, with the invasion of Ukraine as a common latent danger.
{"title":"A Critical Discourse Analysis Russophobia Rhetoric in UN Security Council's Speech by Antony J. Blinken","authors":"Hilman Mahmud Akmal Ma'arif, A. Maksum","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.12","url":null,"abstract":"The purpose of this article is to explore Antony John Blinken's anti-Russian discourse that appeared in a speech at the 2022 UN Security Council after Russia invaded Ukraine. The discourse presented by Blinken implies various anti-Russian languages, especially in terms of security, namely the military. This study uses an ideological quadratic model under the umbrella of critical discourse studies using securitization theory combined with the concept of propaganda. Data collection, validation, and linguistic investigation are using the NVivo 12 Plus application and VOS Viewer. The data sources are literature studies through ebooks, news, and journals from Scopus and Google Scholar. The findings found that Blinken's propaganda scheme in his speech tried to portray Russia in negative terms. It is evident that many statements issued by Blinken discredit Russia and seem to regard Russia as a common enemy, with the invasion of Ukraine as a common latent danger.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124316841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.10
Burhan Niode, Ismail Rachman, Welly Waworundeng
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implikasi BCA dan BTA terhadap pengembangan konektivitas penduduk dan perdagangan di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA. Metode deskriptif-kualitatif digunakan dalam penelitian ini , dengan konsep yang dipergunakan adalah regionalisme. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelintas batas sering melakukan lintas batas ilegal ke wilayah Filipina Selatan karena mereka membawa barang dagangan dan jaraknya berjauhan dengan Pos Lintas Batas, dan perjanjian lintas batas antara Indonesia dan Filipina tidak dapat membatasi konektivitas penduduk dan perdagangan di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina karena jalur lintas batas yang gunakan oleh pelintas batas adalah jalur tradisional. Untuk mengembangkan konektivitas di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina maka BCA dan BTA perlu direvisi. Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu difungsikan sebagai daerah penyangah dan daerah transit dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA karena kedua kabupaten tersebut secara geografis berdekatan dengan Filipina Selatan.
{"title":"Implikasi Border Crossing Agreement dan Border Trade Agreement Terhadap Konektivitas di Wilayah Perbatasan Indonesia-Filipina","authors":"Burhan Niode, Ismail Rachman, Welly Waworundeng","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.10","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implikasi BCA dan BTA terhadap pengembangan konektivitas penduduk dan perdagangan di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA. Metode deskriptif-kualitatif digunakan dalam penelitian ini , dengan konsep yang dipergunakan adalah regionalisme. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelintas batas sering melakukan lintas batas ilegal ke wilayah Filipina Selatan karena mereka membawa barang dagangan dan jaraknya berjauhan dengan Pos Lintas Batas, dan perjanjian lintas batas antara Indonesia dan Filipina tidak dapat membatasi konektivitas penduduk dan perdagangan di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina karena jalur lintas batas yang gunakan oleh pelintas batas adalah jalur tradisional. Untuk mengembangkan konektivitas di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina maka BCA dan BTA perlu direvisi. Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu difungsikan sebagai daerah penyangah dan daerah transit dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA karena kedua kabupaten tersebut secara geografis berdekatan dengan Filipina Selatan.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130707238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.4
Afni Regita Cahyani Muis, Rifda Zulfani Aisyah
Penelitian ini membahas keunggulan kompetitif industri pariwisata halal Singapura di Asia Tenggara. Upaya pemerintah dalam berdaya saing dengan negara-negara kawasan dilakukan melalui serangkaian inovasi dalam industri pariwisata dan peningkatan berbagai industri terkait. Penelitian ini bertujuan menganalisis upaya Singapura mendorong daya saing industri pariwisata halalnya melalui konseptualisasi the Diamond of National Advantages. Konsep ini merupakan turunan dari teori competitive advantage (keunggulan kompetitif) yang digunakan oleh suatu negara dalam mendorong daya saing melalui 4 pilar, yaitu: Factor Condition; Demand Condition; Related and Supporting Industry; Firm Strategy, Structure, and Rivalry. Dengan menggunakan metode kualitatif eksplanatif dengan pendekatan kausalitas, penelitian ini menunjukkan industri pariwisata halal Singapura memiliki peluang dalam berdaya saing melalui keunggulan kompetitif yang ditinjau berdasarkan the Diamond of National Advantages sebagai tolak ukur keberhasilan industri pariwisata Singapura. Sedangkan untuk berdaya saing di kawasan, Singapura menghadapi tantangan berupa keunggulan kompetitif yang juga dimiliki oleh negara-negara pesaing, seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand.
{"title":"Competitive Advantage Industri Pariwisata Halal Singapura Dalam Berdaya Saing di Asia Tenggara","authors":"Afni Regita Cahyani Muis, Rifda Zulfani Aisyah","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.4","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas keunggulan kompetitif industri pariwisata halal Singapura di Asia Tenggara. Upaya pemerintah dalam berdaya saing dengan negara-negara kawasan dilakukan melalui serangkaian inovasi dalam industri pariwisata dan peningkatan berbagai industri terkait. Penelitian ini bertujuan menganalisis upaya Singapura mendorong daya saing industri pariwisata halalnya melalui konseptualisasi the Diamond of National Advantages. Konsep ini merupakan turunan dari teori competitive advantage (keunggulan kompetitif) yang digunakan oleh suatu negara dalam mendorong daya saing melalui 4 pilar, yaitu: Factor Condition; Demand Condition; Related and Supporting Industry; Firm Strategy, Structure, and Rivalry. Dengan menggunakan metode kualitatif eksplanatif dengan pendekatan kausalitas, penelitian ini menunjukkan industri pariwisata halal Singapura memiliki peluang dalam berdaya saing melalui keunggulan kompetitif yang ditinjau berdasarkan the Diamond of National Advantages sebagai tolak ukur keberhasilan industri pariwisata Singapura. Sedangkan untuk berdaya saing di kawasan, Singapura menghadapi tantangan berupa keunggulan kompetitif yang juga dimiliki oleh negara-negara pesaing, seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128932306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.7
Marwan Marwan, Nurul Isnaeni
Presidensi G20 Indonesia menetapkan pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas dalam program pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Sebelum terjadi pandemi global Covid-19, pariwisata merupakan sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Artikel ini membahas sentralitas peran negara untuk mendorong pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Artikel ini menggunakan metode studi kasus tunggal, observasi, dan wawancara. Analisis tulisan menggunakan perspektif Environmental-State untuk menganalisis peran strategis negara untuk mempromosikan norma keberlanjutan dalam pembangunan sektor pariwisata. Kesimpulan menunjukkan bahwa negara sangat berperan dalam mengarahkan sekaligus menentukan proses pembangunan pariwisata berkelanjutan di Wakatobi. Ada tiga modalitas negara yang tidak dimiliki oleh aktor lain yang sangat berpengaruh dalam mendukung peran sentral negara, yakni: otoritas legal formal, anggaran yang berkelanjutan, dan jaringan birokrasi. Oleh karenanya, kepemimpinan negara sebagai �environmental state� dengan visi dan komitmen yang kuat tentang keberlanjutan akan sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
{"title":"Bringing Environmental State Back In: Menakar Sentralitas Peran Pemerintah dalam Kemitraan Multipihak untuk Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Pasca Covid-19 (Studi Kasus Wakatobi)","authors":"Marwan Marwan, Nurul Isnaeni","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.7","url":null,"abstract":"Presidensi G20 Indonesia menetapkan pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas dalam program pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Sebelum terjadi pandemi global Covid-19, pariwisata merupakan sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Artikel ini membahas sentralitas peran negara untuk mendorong pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Artikel ini menggunakan metode studi kasus tunggal, observasi, dan wawancara. Analisis tulisan menggunakan perspektif Environmental-State untuk menganalisis peran strategis negara untuk mempromosikan norma keberlanjutan dalam pembangunan sektor pariwisata. Kesimpulan menunjukkan bahwa negara sangat berperan dalam mengarahkan sekaligus menentukan proses pembangunan pariwisata berkelanjutan di Wakatobi. Ada tiga modalitas negara yang tidak dimiliki oleh aktor lain yang sangat berpengaruh dalam mendukung peran sentral negara, yakni: otoritas legal formal, anggaran yang berkelanjutan, dan jaringan birokrasi. Oleh karenanya, kepemimpinan negara sebagai �environmental state� dengan visi dan komitmen yang kuat tentang keberlanjutan akan sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan pariwisata berkelanjutan.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114745540","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.14
Antonia Rahayu Rosaria Wibowo
The use of internet has grown massively since 1990s. It has brought both life improvement and criminal activities in cyberspace. The cyberattack has affected most sectors including space sector. The space sector is vulnerable to cyberattacks because a lot of human technologies depend on it. The actors behind it cannot be identified as an individual based on geographical location, so that, global effort is needed. The importance of global effort to secure space sector from cyberattacks is discussed in this paper. This paper used the descriptive method and library research techniques to collect data. Data about cyberattack on space sector and efforts to secure them were collected from academic journals and international organizations� documents. Then, they were analyzed using the global governance theory. The result shows that global effort to secure space sector from cyberattack is important because it is a transnational problem, furthermore space sector connects modern infrastructures worldwide.
{"title":"The Importance of Global Effort to Secure Space Sector from Cyberattack","authors":"Antonia Rahayu Rosaria Wibowo","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.14","url":null,"abstract":"The use of internet has grown massively since 1990s. It has brought both life improvement and criminal activities in cyberspace. The cyberattack has affected most sectors including space sector. The space sector is vulnerable to cyberattacks because a lot of human technologies depend on it. The actors behind it cannot be identified as an individual based on geographical location, so that, global effort is needed. The importance of global effort to secure space sector from cyberattacks is discussed in this paper. This paper used the descriptive method and library research techniques to collect data. Data about cyberattack on space sector and efforts to secure them were collected from academic journals and international organizations� documents. Then, they were analyzed using the global governance theory. The result shows that global effort to secure space sector from cyberattack is important because it is a transnational problem, furthermore space sector connects modern infrastructures worldwide.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134488920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-30DOI: 10.24198/intermestic.v7n1.5
Muhammad Anugrah Utama, Allysa Ramadhani
Munculnya otoritarianisme dan skeptisisme Uni Eropa (UE) di Eropa Tengah telah menimbulkan kekhawatiran tentang proyek Integrasi UE. Gerakan populis di negara-negara Grup Visegrad, terdiri dari empat negara Eropa Tengah, dianggap sebagai ancaman terhadap proyek Integrasi dan proses perluasan UE. Makalah ini mencoba untuk meninjau kembali peran Grup Visegrad dalam kebijakan dan proses integrasi UE menggunakan studi kasus tentang peran kerja sama V4 dengan enam Negara Balkan Barat (WB6) melalui lensa sosio-konstruktivisme. Tulisan ini menemukan potensi sosio-konstruktivisme dalam menjelaskan aspek norma, nilai, dan identitas, bukan hanya kepentingan material. Selain itu, negara-negara V4 juga mendukung WB6 dengan berbagi pengalaman dan menjadi contoh sub-regionalisme sebagai sarana keanggotaan UE. Pada akhirnya, tulisan ini mencoba memetakan karakteristik, prospek, dan hambatan peran V4 dalam mendukung jalan WB6 menuju keanggotaan UE.
{"title":"Rethinking the Role of Visegrad Group in the EU Enlargement Process","authors":"Muhammad Anugrah Utama, Allysa Ramadhani","doi":"10.24198/intermestic.v7n1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v7n1.5","url":null,"abstract":"Munculnya otoritarianisme dan skeptisisme Uni Eropa (UE) di Eropa Tengah telah menimbulkan kekhawatiran tentang proyek Integrasi UE. Gerakan populis di negara-negara Grup Visegrad, terdiri dari empat negara Eropa Tengah, dianggap sebagai ancaman terhadap proyek Integrasi dan proses perluasan UE. Makalah ini mencoba untuk meninjau kembali peran Grup Visegrad dalam kebijakan dan proses integrasi UE menggunakan studi kasus tentang peran kerja sama V4 dengan enam Negara Balkan Barat (WB6) melalui lensa sosio-konstruktivisme. Tulisan ini menemukan potensi sosio-konstruktivisme dalam menjelaskan aspek norma, nilai, dan identitas, bukan hanya kepentingan material. Selain itu, negara-negara V4 juga mendukung WB6 dengan berbagi pengalaman dan menjadi contoh sub-regionalisme sebagai sarana keanggotaan UE. Pada akhirnya, tulisan ini mencoba memetakan karakteristik, prospek, dan hambatan peran V4 dalam mendukung jalan WB6 menuju keanggotaan UE.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126284549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}