Penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif, Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penggunaan Teknik STOP untuk meningkatan keterampilan social emosional khususnya pada kesadaran diri (mindfulness) siswa pada fase Pondasi. Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswa di TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih tang merupakan pelaksana program Sekolah Penggerak Angkatan pertama yang beberapa siswanya memiliki kesadaran diri (mindfulness) yang rendah seperti yang ditunjukan dari beberapa hal seperti siswa yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran, tidak focus dalam pembelajaran, suka melamun didalam kelas, setelah waktu peralihan dari makan siang menuju pembelajaran/permainan berikutnya kadang tidak focus, dan perilaku lainnya. Setelah diberikan Teknik STOP pada jeda makan siang menuju permainan/pembelajaran selanjutnya yang dilakukan secara berkesinambungan selama tiga bulan berturut turut Guru-guru merasa ada perubahan konsentrasi pada siswa-siswa setelah jeda makan siang,anak-anak semakin bersemangat seperti awal mereka datang kesekolah. Hal ini diperkuat dengan kolaborasi yang dilakukan bersama dengan orang tua, orang tua dijelaskan tujuan dari pemberian treatmen ini. Orang tua merasa hal ini sangat penting karena kehadiran sepenuhnya (mindfulness) sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Namun masih ada beberapa anak yang perlu penanganan khusus saat-saat muncul kondisi seperti diawal. Hal ini masih terus diterapkan pada satuan Pendidikan fase pondasai khususnya pada TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih.Kata Kunci: Teknik STOP, Keterampilan Sosial Emosional, Kesadaran Diri (MindFullness)
{"title":"TEKNIK STOP SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIAL FASE PONDASI","authors":"Gede Danu Setiawan","doi":"10.37637/dw.v10i3.1775","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1775","url":null,"abstract":"Penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif, Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penggunaan Teknik STOP untuk meningkatan keterampilan social emosional khususnya pada kesadaran diri (mindfulness) siswa pada fase Pondasi. Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswa di TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih tang merupakan pelaksana program Sekolah Penggerak Angkatan pertama yang beberapa siswanya memiliki kesadaran diri (mindfulness) yang rendah seperti yang ditunjukan dari beberapa hal seperti siswa yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran, tidak focus dalam pembelajaran, suka melamun didalam kelas, setelah waktu peralihan dari makan siang menuju pembelajaran/permainan berikutnya kadang tidak focus, dan perilaku lainnya. Setelah diberikan Teknik STOP pada jeda makan siang menuju permainan/pembelajaran selanjutnya yang dilakukan secara berkesinambungan selama tiga bulan berturut turut Guru-guru merasa ada perubahan konsentrasi pada siswa-siswa setelah jeda makan siang,anak-anak semakin bersemangat seperti awal mereka datang kesekolah. Hal ini diperkuat dengan kolaborasi yang dilakukan bersama dengan orang tua, orang tua dijelaskan tujuan dari pemberian treatmen ini. Orang tua merasa hal ini sangat penting karena kehadiran sepenuhnya (mindfulness) sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Namun masih ada beberapa anak yang perlu penanganan khusus saat-saat muncul kondisi seperti diawal. Hal ini masih terus diterapkan pada satuan Pendidikan fase pondasai khususnya pada TK Negeri Desa Banjar Tegeha dan TK Pelita Kasih.Kata Kunci: Teknik STOP, Keterampilan Sosial Emosional, Kesadaran Diri (MindFullness)","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 1186","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140382520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua secara berkelanjutan dari baru lahir hingga dewasa yang berkaitan dengan kondisi fisik, kondisi psikologi, maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat. Implementasi pola asuh yang kurang tepat akan berdampak langsung kepada individu tersebut, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui secara mendalam terkait dampak yang ditimbulkan oleh pola asuh terhadap perilaku agresif pada siswa. Peneliti berinisiatif melakukan penelitian ini di sekolah SMP LAB Undiksha, karena jika dilihat dari letak sekolahnya yang berada di pusat kota maka kecenderungan siswa-siswa yang bersekolah disana memiliki gaya hidup yang lumayan tinggi, pola asuh yang biasanya dilakukan oleh kelompok gaya hidup yang tinggi adalah pola permisif, peneliti berharap pola asuh yang ada tidak berdampak negatif kepada siswa disana. Hal yang dilakukan yaitu peneliti pertama kali mencari tahu apakah ada siswa yang mendapatkan pola asuh permisif dari orang tuanya melalui penyebaran kuisioner ke seluruh siswa di SMP LAB Undiksha yang berjumlah 141 orang, setelah itu diperoleh data yaitu sebanyak 58 siswa yang mendapatkan pola asuh permisif. Setelah itu siswa yang mendapatkan pola asuh permisif diberikan kuisioner lanjutan yaitu kuisioner sikap agresif. Hasil yang diperoleh terdapat 37 siswa yang menunjukkan memiliki sikap agresif dan sisanya sejumlah 21 siswa tidak menunjukkan sikap agresif. Setelah itu peneliti melakukan Uji Korelasi maka di dapatkan hasil sejumlah 0,631 yang berarti hasilnya kuat. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh permisif berpengaruh terhadap sikap agresif siswa.Kata Kunci : Pola Asuh Permisif, Agresif
{"title":"PENGARUH POLA ASUH PERMISIF TERHADAP SIKAP AGRESIF SISWA SMP LAB UNDIKSHA","authors":"Putu Abda Ursula, Rofi'ud Darojatin Nisaa","doi":"10.37637/dw.v10i3.1778","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1778","url":null,"abstract":"Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua secara berkelanjutan dari baru lahir hingga dewasa yang berkaitan dengan kondisi fisik, kondisi psikologi, maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat. Implementasi pola asuh yang kurang tepat akan berdampak langsung kepada individu tersebut, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui secara mendalam terkait dampak yang ditimbulkan oleh pola asuh terhadap perilaku agresif pada siswa. Peneliti berinisiatif melakukan penelitian ini di sekolah SMP LAB Undiksha, karena jika dilihat dari letak sekolahnya yang berada di pusat kota maka kecenderungan siswa-siswa yang bersekolah disana memiliki gaya hidup yang lumayan tinggi, pola asuh yang biasanya dilakukan oleh kelompok gaya hidup yang tinggi adalah pola permisif, peneliti berharap pola asuh yang ada tidak berdampak negatif kepada siswa disana. Hal yang dilakukan yaitu peneliti pertama kali mencari tahu apakah ada siswa yang mendapatkan pola asuh permisif dari orang tuanya melalui penyebaran kuisioner ke seluruh siswa di SMP LAB Undiksha yang berjumlah 141 orang, setelah itu diperoleh data yaitu sebanyak 58 siswa yang mendapatkan pola asuh permisif. Setelah itu siswa yang mendapatkan pola asuh permisif diberikan kuisioner lanjutan yaitu kuisioner sikap agresif. Hasil yang diperoleh terdapat 37 siswa yang menunjukkan memiliki sikap agresif dan sisanya sejumlah 21 siswa tidak menunjukkan sikap agresif. Setelah itu peneliti melakukan Uji Korelasi maka di dapatkan hasil sejumlah 0,631 yang berarti hasilnya kuat. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh permisif berpengaruh terhadap sikap agresif siswa.Kata Kunci : Pola Asuh Permisif, Agresif","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140381871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh satu siswa atau lebih dan diulang setiap waktu. Bullying terjadi karena masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa bullying adalah tindakan yang wajar dan sering kali guru ikut serta terlibat dalam perilaku bullying di sekolah. Beberapa dampak dari bullying yaitu individu menjadi tidak percaya diri, menarik diri, harga diri rendah, merasa diasingkan, tidak mau melanjutkan sekolah hingga menyebabkan kematian. Terdapat berbagai faktor penyebab bullying, salah satunya adalah kepribadian. Big five personality menjelaskan terdapat lima trait atau kepribadian yaitu neuoriticism atau emotional stability, extraversion, agreeableness, openness dan conscientiousness. Berdasarkan hasil penelitian pada lima jurnal diketahui bahwa terdapat hubungan antara big five personality dengan perilaku bullying. Individu yang memiliki traits atau kepribadian agreeableness dan conscientiousness yang rendah dinilai memiliki perilaku bullying yang cukup tinggi, sedangkan individu dengan traits atau kepribadian neuroticism atau emotional stability dengan skor tinggi dinilai cenderung memiliki perilaku bullying.Kata Kunci: Bullying, Big Five Personality, Kepribadian
{"title":"HUBUNGAN KEPRIBADIAN BIG FIVE DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMA","authors":"Gitta Citra Wedhayanti","doi":"10.37637/dw.v10i3.1779","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1779","url":null,"abstract":"Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh satu siswa atau lebih dan diulang setiap waktu. Bullying terjadi karena masyarakat di Indonesia masih menganggap bahwa bullying adalah tindakan yang wajar dan sering kali guru ikut serta terlibat dalam perilaku bullying di sekolah. Beberapa dampak dari bullying yaitu individu menjadi tidak percaya diri, menarik diri, harga diri rendah, merasa diasingkan, tidak mau melanjutkan sekolah hingga menyebabkan kematian. Terdapat berbagai faktor penyebab bullying, salah satunya adalah kepribadian. Big five personality menjelaskan terdapat lima trait atau kepribadian yaitu neuoriticism atau emotional stability, extraversion, agreeableness, openness dan conscientiousness. Berdasarkan hasil penelitian pada lima jurnal diketahui bahwa terdapat hubungan antara big five personality dengan perilaku bullying. Individu yang memiliki traits atau kepribadian agreeableness dan conscientiousness yang rendah dinilai memiliki perilaku bullying yang cukup tinggi, sedangkan individu dengan traits atau kepribadian neuroticism atau emotional stability dengan skor tinggi dinilai cenderung memiliki perilaku bullying.Kata Kunci: Bullying, Big Five Personality, Kepribadian","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"118 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140381085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat, akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media sosial yang sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan media sosial yang lainnya. Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar, karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik mengenai teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai subjek belajarnya (Bandura, 2001)Kata Kunci: Media Sosial, Proses Belajar
{"title":"PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PROSES BELAJAR SISWA","authors":"Kadek Widya Handayani","doi":"10.37637/dw.v10i3.1785","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1785","url":null,"abstract":"Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat, akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media sosial yang sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan media sosial yang lainnya. Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar, karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik mengenai teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai subjek belajarnya (Bandura, 2001)Kata Kunci: Media Sosial, Proses Belajar","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 40","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140383975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan secara signifikan antara koefisien efek spurious overlap (ESO) dengan koefisien korelasi product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Seririt, sedangkan sampelnya berupa respon 100 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Seririt setelah diberikan tes kemampuan berpikir mantik yang dipilih secara purposive sampling. Tes kemampuan berpikir mantik yang digunakan sudah memiliki kelayakan untuk digunakan lebih lanjut, dikaji dari koefisien content validity (VI), koefisien reliabilitas (r”) respon antar-rater, validitas butir, dan reliabilitas tes. Untuk menganalisis data mengenai hubungan antara koefisien efek spurious overlap dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap butir tes kemampuan berpikir mantik digunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson. Dari hasil analisis data diperoleh temuan bahwa koefisien efek spurious overlap (ESO) berhubungan secara terbalik dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik. Dari temuan yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa koefisien efek spurious overlap (ESO) berhubungan secara terbalik dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik.Kata Kunci: Efek spurious overlap, koefisien korelasi Product Moment, dan kemampuan berpikir mantik.
本研究的目的是确定逻辑思维测试项目的虚假重叠效应系数(ESO)与经虚假重叠效应(rix)校正前的积矩相关系数之间的显著关系。本研究属于相关研究。本研究的研究对象是SMP Negeri 2 Seririt八年级的所有学生,而样本则是SMP Negeri 2 Seririt八年级的100名学生在接受逻辑思维能力测试后通过有目的的抽样选出的。所使用的逻辑思维能力测验已具备进一步使用的可行性,其评估标准包括内容效度系数(VI)、评分者之间反应的可靠性系数(r")、项目效度和测验可靠性。为了分析逻辑思维测验项目的虚假重叠效应系数与修正虚假重叠效应之前的积矩相关系数之间的关系,使用了皮尔逊积矩相关公式。数据分析结果表明,虚假重叠效应系数(ESO)与逻辑思维测试项目虚假重叠效应(rix)校正前的积矩相关系数成反比。从上述研究结果可以得出结论:在逻辑思维测试项目的虚假重叠效应(rix)校正之前,虚假重叠效应系数(ESO)与积矩相关系数成反比:虚假重叠效应 积矩相关系数 逻辑思维能力
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KOEFISIEN EFEK SPURIOUS OVERLAP (ESO) DENGAN KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT SEBELUM DIKOREKSI OLEH EFEK SPURIOUS OVERLAP (rix) BUTIR TES KEMAMPUAN BERPIKIR MANTIK","authors":"I. G. N. Puger, Kadek Yati Fitria Dewi","doi":"10.37637/dw.v10i3.1774","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1774","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan secara signifikan antara koefisien efek spurious overlap (ESO) dengan koefisien korelasi product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Seririt, sedangkan sampelnya berupa respon 100 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Seririt setelah diberikan tes kemampuan berpikir mantik yang dipilih secara purposive sampling. Tes kemampuan berpikir mantik yang digunakan sudah memiliki kelayakan untuk digunakan lebih lanjut, dikaji dari koefisien content validity (VI), koefisien reliabilitas (r”) respon antar-rater, validitas butir, dan reliabilitas tes. Untuk menganalisis data mengenai hubungan antara koefisien efek spurious overlap dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap butir tes kemampuan berpikir mantik digunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson. Dari hasil analisis data diperoleh temuan bahwa koefisien efek spurious overlap (ESO) berhubungan secara terbalik dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik. Dari temuan yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa koefisien efek spurious overlap (ESO) berhubungan secara terbalik dengan koefisien korelasi Product Moment sebelum dikoreksi oleh efek spurious overlap (rix) butir tes kemampuan berpikir mantik.Kata Kunci: Efek spurious overlap, koefisien korelasi Product Moment, dan kemampuan berpikir mantik.","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"111 50","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140381667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui apakah teori konseling behavioral dengan teknik latihan asertif efektif dapat meningkatkan interaksi sosial pada siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt tahun pelajaran 2022/2023. Dalam penelitian ini digunakan 40 siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt tahun pelajaran 2022/2023 sebagai subjek penelitian. Penelitian terfokus pada 10 siswa di kelas VIII K di SMP N 1 Seririt yang memiliki tingkat interaksi sosial yang dalam kategori rendah dan sangat rendah untuk selanjutnya diberikan tindakan berupa konseling behavioral menggunakan teknik latihan asertif. Dalam penelitian ini, peningkatan interaksi sosial pada siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt merupakan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang interaksi sosial siswa, metode pengumpulan datanya dibagi menjadi dua yaitu metode utama dan metode pelengkap. Metode utama berbentuk kuesioner dan metode pelengkapnya adalah observasi dan wawancara yang berfungsi sebagai perbandingan antara data kuesioner dengan data yang sesungguhnya. Hasil penelitian menunjukan teknik latihan assertif memiliki signifikasi terhadap interaksi sosial, ditandai pada perubahan awal presentase yaitu 75 % mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 87,5 % dan dilanjutkan ke siklus II lagi mengalami peningkatan menjadi 95 %. Artinya terjadi peningkatan pada interaksi sosial siswa setalah memperoleh teknik latihan assertif. Kesimpulan penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat interaksi sosial sebelum dan sesudah pelaksanaan latihan asertif. Hal ini berarti bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik latihan assertif efektif untuk meningkat interaksi sosial siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt.Kata Kunci : Interaksi sosial, Latihan Asertif
本研究使用的数据类型是定量数据,本研究使用的方法是指导和咨询行动研究(PTBK)。本研究的目的是确定行为咨询理论与自信训练技术能否有效改善 2022/2023 学年 SMP N 1 Seririt 八年级 K 班学生的社会交往。本研究以 2022/2023 学年 SMP N 1 Seririt 八年级 K 班的 40 名学生为研究对象。研究重点是SMP N 1 Seririt学校八年级K班的10名学生,他们的社交互动水平属于较低和非常低的类别,将采取进一步行动,利用自信训练技术进行行为辅导。本研究以提高 SMP N 1 Seririt 八年级 K 班学生的社会交往能力为研究对象。本研究收集的数据是关于学生社会交往的数据,数据收集方法分为两种,即主要方法和补充方法。主要方法是问卷调查,补充方法是观察和访谈,作为问卷数据和实际数据的对比。结果表明,自信训练技术对社会交往有重要影响,其显著变化是,在第一周期,75%的百分比从最初的75%增加到87.5%,持续到第二周期,又增加到95%。这说明,在获得自信训练技巧后,学生的社会交往能力有所提高。研究结论表明,在实施自信训练前后,学生的社会交往水平存在差异。这说明,采用自信训练技术的团体辅导服务能有效提高 SMP N 1 Seririt 八年级 K 班学生的社会交往能力:社会交往、自信训练
{"title":"EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VIII K DI SMP NEGERI 1 SERIRIT TAHUN PELAJARAN 2022/2023","authors":"Kadek Novita Dewi","doi":"10.37637/dw.v10i3.1782","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1782","url":null,"abstract":"Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui apakah teori konseling behavioral dengan teknik latihan asertif efektif dapat meningkatkan interaksi sosial pada siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt tahun pelajaran 2022/2023. Dalam penelitian ini digunakan 40 siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt tahun pelajaran 2022/2023 sebagai subjek penelitian. Penelitian terfokus pada 10 siswa di kelas VIII K di SMP N 1 Seririt yang memiliki tingkat interaksi sosial yang dalam kategori rendah dan sangat rendah untuk selanjutnya diberikan tindakan berupa konseling behavioral menggunakan teknik latihan asertif. Dalam penelitian ini, peningkatan interaksi sosial pada siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt merupakan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang interaksi sosial siswa, metode pengumpulan datanya dibagi menjadi dua yaitu metode utama dan metode pelengkap. Metode utama berbentuk kuesioner dan metode pelengkapnya adalah observasi dan wawancara yang berfungsi sebagai perbandingan antara data kuesioner dengan data yang sesungguhnya. Hasil penelitian menunjukan teknik latihan assertif memiliki signifikasi terhadap interaksi sosial, ditandai pada perubahan awal presentase yaitu 75 % mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 87,5 % dan dilanjutkan ke siklus II lagi mengalami peningkatan menjadi 95 %. Artinya terjadi peningkatan pada interaksi sosial siswa setalah memperoleh teknik latihan assertif. Kesimpulan penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat interaksi sosial sebelum dan sesudah pelaksanaan latihan asertif. Hal ini berarti bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik latihan assertif efektif untuk meningkat interaksi sosial siswa kelas VIII K di SMP N 1 Seririt.Kata Kunci : Interaksi sosial, Latihan Asertif","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" July","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140383212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wacana ngaturin merupakan wacana ritual sehingga keberadaannya disakralkan oleh masyarakat pendukungnya. Ngaturin merupakan proses dalam pernikahan yang harus dilaksanakan oleh setiap pasangan suami-istri. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk, fungsi, dan makna wacana ngaturin yang ada di Desa Adat Sembiran. Data dikumpulkan secara langsung dengan metode observasi, wawancara, dan kepustakaan dengan teknik rekam dan catat sertaa foto, kemudian dianalisis. Analisis bentuk digunakan teori struktur dari Teeuw, sehingga wacana ngaturin meliputi aspek bahasa, stilistika, dan sarana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana ngaturin memiliki fungsi dalam masyarakat, khususnya yang ada di Desa Adat Sembiran. Analisis fungsi yang digunakan yaitu, fungsi manifes/tampak dan fungsi laten/terselubung dari Merton dalam Kaplan dan Manners. Fungsi-fungsi yang diperoleh dalam wacana ini adalah fungsi budaya, fungsi sosial, fungsi komunikatif, dan fungsi pendidikan. Wacana ngaturin sebagai karya sastra agama mengandung unsur-unsur simbolis yang penuh makna. Dalam analisis makna digunakan teori semiotik dari Ferdinand de Saussure, yakni signifie/ petanda dan signifient/penanda dan Ferdinand de dikompilasikan dengan teori Aart Van Zoest, yaitu tentang tanda. Untuk memahami makna secara komprehensif diterapkan konsep hermeneutik. Dengan demikian, makna wacana ngaturin dikaitkan dengan kedudukannya sebagai sastra agama, yakni makna sradha, makna tri hjta karana, makna religius, dan makna simbolis. Hasil yang paling hakiki dalam penelitian ini adalah ditemukannya suatu makna kesejahteraan lahir dan batin bagi pasangan suami-istri melalui sarana dan komunikasi vertikal, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, wacana ini dapat ditranskripsikan ke dalam bentuk tulis.Kata Kunci: Ngaturin, Analisis Fungsi Bentuk Dan Makna
{"title":"WACANA NGATURIN ANALISIS BENTUK FUNGSI DAN MAKNA","authors":"Ni Luh Yaniasti","doi":"10.37637/dw.v10i3.1776","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1776","url":null,"abstract":"Wacana ngaturin merupakan wacana ritual sehingga keberadaannya disakralkan oleh masyarakat pendukungnya. Ngaturin merupakan proses dalam pernikahan yang harus dilaksanakan oleh setiap pasangan suami-istri. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk, fungsi, dan makna wacana ngaturin yang ada di Desa Adat Sembiran. Data dikumpulkan secara langsung dengan metode observasi, wawancara, dan kepustakaan dengan teknik rekam dan catat sertaa foto, kemudian dianalisis. Analisis bentuk digunakan teori struktur dari Teeuw, sehingga wacana ngaturin meliputi aspek bahasa, stilistika, dan sarana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana ngaturin memiliki fungsi dalam masyarakat, khususnya yang ada di Desa Adat Sembiran. Analisis fungsi yang digunakan yaitu, fungsi manifes/tampak dan fungsi laten/terselubung dari Merton dalam Kaplan dan Manners. Fungsi-fungsi yang diperoleh dalam wacana ini adalah fungsi budaya, fungsi sosial, fungsi komunikatif, dan fungsi pendidikan. Wacana ngaturin sebagai karya sastra agama mengandung unsur-unsur simbolis yang penuh makna. Dalam analisis makna digunakan teori semiotik dari Ferdinand de Saussure, yakni signifie/ petanda dan signifient/penanda dan Ferdinand de dikompilasikan dengan teori Aart Van Zoest, yaitu tentang tanda. Untuk memahami makna secara komprehensif diterapkan konsep hermeneutik. Dengan demikian, makna wacana ngaturin dikaitkan dengan kedudukannya sebagai sastra agama, yakni makna sradha, makna tri hjta karana, makna religius, dan makna simbolis. Hasil yang paling hakiki dalam penelitian ini adalah ditemukannya suatu makna kesejahteraan lahir dan batin bagi pasangan suami-istri melalui sarana dan komunikasi vertikal, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, wacana ini dapat ditranskripsikan ke dalam bentuk tulis.Kata Kunci: Ngaturin, Analisis Fungsi Bentuk Dan Makna","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140384298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dyslexia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar, utamanya kesulitan dalam membaca dan menulis yang biasanya dialami oleh beberapa anak di dunia ini. Menurut Child Development Institue, (2008:1) (Martini Jamaris, 2014: 139) bahwa kasus dyslexia ditemui antara 3-6% dari jumlah penduduk. Namun, kasus yang berkaitan dengan kesulitan membaca yang tidak digolongkan ke dalam dyslexia ditemui lebih dari 50% dari jumlah penduduk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan metode Fernald, metode Gillingham, dan metode Analisis Glass. Pembelajaran metode tersebut berpusat pada pengembangan metode pengajaran membaca multisensoris yang sering dikenal pula sebagai metode VAKT (Visual, auditory, kinesthetic, and tactile), pendekatan terstruktur taraf tinggi, dan metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Mulyadi, (2010: 164) menuliskan bahwa dyslexia merupakan gangguan yang bersifat heterogen, dan masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam melakukan studi dyslexia. Mulyadi, (2010: 169) juga menuliskan teori kognitif yang terbagi menjadi dua teori, yaitu: (a) phonological deficit theory dan (b) double deficit theoryKata Kunci: Disleksia, kesulitan belajar, gejala, penanganan
{"title":"GEJALA DAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR (DISLEKSIA)","authors":"Kadek Yati Fitria Dewi, Ni Putu Uliani","doi":"10.37637/dw.v10i3.1784","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1784","url":null,"abstract":"Dyslexia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar, utamanya kesulitan dalam membaca dan menulis yang biasanya dialami oleh beberapa anak di dunia ini. Menurut Child Development Institue, (2008:1) (Martini Jamaris, 2014: 139) bahwa kasus dyslexia ditemui antara 3-6% dari jumlah penduduk. Namun, kasus yang berkaitan dengan kesulitan membaca yang tidak digolongkan ke dalam dyslexia ditemui lebih dari 50% dari jumlah penduduk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diterapkan metode Fernald, metode Gillingham, dan metode Analisis Glass. Pembelajaran metode tersebut berpusat pada pengembangan metode pengajaran membaca multisensoris yang sering dikenal pula sebagai metode VAKT (Visual, auditory, kinesthetic, and tactile), pendekatan terstruktur taraf tinggi, dan metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata. Mulyadi, (2010: 164) menuliskan bahwa dyslexia merupakan gangguan yang bersifat heterogen, dan masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam melakukan studi dyslexia. Mulyadi, (2010: 169) juga menuliskan teori kognitif yang terbagi menjadi dua teori, yaitu: (a) phonological deficit theory dan (b) double deficit theoryKata Kunci: Disleksia, kesulitan belajar, gejala, penanganan","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"113 42","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140381318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Auditory disorder atau gangguan pendengaran dan visual disorder atau gangguan penglihatan sering menimpa anak-anak usia sekolah. Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran tidak dapat memproses apa yang mereka dengar dengan cara yang sama seperti yang dilakukan anak-anak lain karena telinga dan otak mereka tidak sepenuhnya berkoordinasi. Ada sesuatu yang mengganggu jalannya otak dalam mengenali dan menafsirkan suara, terutama ucapan. Anak-anak dengan gangguan penglihatan juga diakibatkan oleh adanya gangguan pada syaraf-syaraf pendukung penglihatan anak. Sedangkan anak yang lamban belajar (slow learner) mengalami kendala dalam proses penerimaan informasi dan isntruksi yang diberikan oleh orang lain sehingga hal itu berdampak pada kecepatan anak dalam memberikan respon. Dengan pendekatan dan penanganan yang tepat, anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan, pendengaran serta lamban belajar bisa sukses di sekolah dan di kehidupannya. Oleh sebab itu, diagnosis dini itu penting untuk membantu anak mengantisipasi masalah belajar yang lebih besar lagi dalam hidup anak. Dalam artikel ini akan dibahas tentang definisi, gejala serta upaya penanganan anak yang mengalami gangguan pendengaran, penglihatan serta lamban belajar.Kata Kunci: Auditory Disorder, Visual Disorder, Slow Learner
{"title":"AUDITORY AND VISUAL DISORDER SERTA LAMBAN BELAJAR","authors":"Gede Palguna","doi":"10.37637/dw.v10i3.1783","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1783","url":null,"abstract":"Auditory disorder atau gangguan pendengaran dan visual disorder atau gangguan penglihatan sering menimpa anak-anak usia sekolah. Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran tidak dapat memproses apa yang mereka dengar dengan cara yang sama seperti yang dilakukan anak-anak lain karena telinga dan otak mereka tidak sepenuhnya berkoordinasi. Ada sesuatu yang mengganggu jalannya otak dalam mengenali dan menafsirkan suara, terutama ucapan. Anak-anak dengan gangguan penglihatan juga diakibatkan oleh adanya gangguan pada syaraf-syaraf pendukung penglihatan anak. Sedangkan anak yang lamban belajar (slow learner) mengalami kendala dalam proses penerimaan informasi dan isntruksi yang diberikan oleh orang lain sehingga hal itu berdampak pada kecepatan anak dalam memberikan respon. Dengan pendekatan dan penanganan yang tepat, anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan, pendengaran serta lamban belajar bisa sukses di sekolah dan di kehidupannya. Oleh sebab itu, diagnosis dini itu penting untuk membantu anak mengantisipasi masalah belajar yang lebih besar lagi dalam hidup anak. Dalam artikel ini akan dibahas tentang definisi, gejala serta upaya penanganan anak yang mengalami gangguan pendengaran, penglihatan serta lamban belajar.Kata Kunci: Auditory Disorder, Visual Disorder, Slow Learner","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":"117 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140381655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagaimana diketahui bahwa Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Sesuai tuntutan dan dinamika masyarakat, pemilihan umum diselenggarakan salah satunya adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sesuai aturan, pemilu harus dilaksanakan secara LUBER dan JURDIL. Dengan asas itu diharapkan rakyat akan mendapat wakil yang duduk di lembaga legislative yang benar-benar representative dan mumpuni. Tidak saja hanya mengandalkan popularitas yang cenderung transaksional, tetapi memang memiliki kompetensi baik di pemerintahan maupun dikelegislatifan. Tantangan kini dan ke depan agar partai politik benar-benar mampu melakukan rekrutmen calon anggota legislative dari politisi karir yang memiliki pengalaman dalam kehidupan politik, Ini penting dinyatakan karena sebagai anggota legislative dia harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Jadi upaya peningkatan dan pembangunan sumber daya manusia di partai politik mutlak harus dilakukan paling tidak untuk mengimbangi sumber daya manusia yang dimiliki eksekutif.Kata kunci: DPRD, harapan, kenyataan
{"title":"PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN","authors":"I. N. Mudarya","doi":"10.37637/dw.v10i3.1777","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/dw.v10i3.1777","url":null,"abstract":"Sebagaimana diketahui bahwa Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Sesuai tuntutan dan dinamika masyarakat, pemilihan umum diselenggarakan salah satunya adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sesuai aturan, pemilu harus dilaksanakan secara LUBER dan JURDIL. Dengan asas itu diharapkan rakyat akan mendapat wakil yang duduk di lembaga legislative yang benar-benar representative dan mumpuni. Tidak saja hanya mengandalkan popularitas yang cenderung transaksional, tetapi memang memiliki kompetensi baik di pemerintahan maupun dikelegislatifan. Tantangan kini dan ke depan agar partai politik benar-benar mampu melakukan rekrutmen calon anggota legislative dari politisi karir yang memiliki pengalaman dalam kehidupan politik, Ini penting dinyatakan karena sebagai anggota legislative dia harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Jadi upaya peningkatan dan pembangunan sumber daya manusia di partai politik mutlak harus dilakukan paling tidak untuk mengimbangi sumber daya manusia yang dimiliki eksekutif.Kata kunci: DPRD, harapan, kenyataan ","PeriodicalId":112218,"journal":{"name":"Daiwi Widya","volume":" 497","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140382791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}