Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6918
L. Hakim, Hasrul Rahman, Robby Yudhi Nurhana
AbstractThis research is a study of the image or stereotype of women in literary works, especially spiritual novels. This research interesting because many religious values in religious novels are considered counterfeminist and place women under male domination. The purpose of this research is to reveal stereotypes of women and patriarchal culture in the best selling spiritual novels for 2000-2021. This research was conducted by means of text or discourse analysis which investigates an event, either in the form of an act or writing in the best seller Spiritual Novels of 2000-2021 which is examined to obtain the exact facts (find the origins, causes, true causes, and so on). . The results of this study, namely: First. Women in the novel under study are still seen as people from the second class. There are many scenes showing women being discriminated against. Second, patriarchal culture still dominates stories in novels, especially religious novels. Many quotes show hegemony over women. Third, the socio-cultural background of the author influences the style of the novel's story. The setting of the novel is always related to the real life of the author. AbstrakPenelitian ini merupakan kajian terhadap citra atau stereotip perempuan dan budaya patriarkal berlatar islam dalam karya sastra khususnya novel Religi. Penelitian ini menjadi menarik karena nilai agama dalam novel religi banyak yang dianggap kontrafeminis dan menempatkan perempuan dalam dominasi laki laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyingkap stereotip perempuan dan budaya patriarki dalam novel Religi best seller tahun 2000-2021. Penelitian ini dilakukan dengan analisis teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa perbuatan atau tulisan dalam Novel Religi best seller tahun 2000-2021 yang diteliti untuk mendapatkan fakta-fakta yang tepat (menemukan asal-usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya). Hasil penelitian ini, yaitu: Pertama. Perempuan dalam novel yang diteliti masih dipandang sebagai orang dari golongan kedua. Banyak adegan yang memperlihatkan perempuan mendapatkan diskriminasi. Kedua, budaya patriarki masih mendominasi cerita dalam novel khususnya novel religi. Banyak kutipan yang memperlihatkan hegemoni terhadap perempuan. Ketiga, latar sosial budaya pengarang berpengaruh terhadap corak cerita novel. Latar novel selalu berkaitan dengan kehidupan pengarang yang sebenarnya.
摘要本研究是对文学作品,特别是精神小说中女性形象或刻板印象的研究。这项研究很有趣,因为宗教小说中的许多宗教价值观被认为是反女权主义的,并将女性置于男性统治之下。本研究的目的是揭示2000-2021年最畅销的精神小说中对女性和父权文化的刻板印象。本研究通过文本或话语分析的方式进行,以调查2000-2021年畅销书《精神小说》中的一个行为或写作形式的事件,以获得确切的事实(找到起源,原因,真正的原因,等等)。本研究的结果,即:第一。所研究的小说中的女性仍然被视为二等人。有很多描写女性受到歧视的场景。其次,宗法文化仍然主导着小说的故事,尤其是宗教小说。很多语录都表现了对女性的霸权。第三,作者的社会文化背景影响了小说的故事风格。小说的背景总是与作者的真实生活有关。[摘要]penelitian ini merupakan kajian terhadap citra atau立体式,perempuan dan budaya族长berlatar islam dalam karya sastra khususnya小说宗教。Penelitian ini menjadi menarik karena nilai agama dalam小说宗教banyak yang dianggap女性主义者danmenempatkan perempuan dalam dominasi laki laki。图juan penelitian ini adalah untuk menyingkap stereotip perempuan dan budaya patriarki dalam小说宗教畅销书2000-2021年。《宗教小说》畅销书,2000-2021年,《宗教小说》,《宗教小说》,《宗教小说》,《宗教小说》,《宗教小说》,《宗教小说》。Hasil penelitian ini, yitu: Pertama。Perempuan dalam小说《杨德昌》。Banyak adegan yang memperlihatkan perempuan mendapatkan diskriminasi。克杜瓦,布达亚patriarki masih mendominasi cerita dalam小说khususnya小说宗教。班纳克·库蒂潘·杨(Banyak kutipan yang)是一名霸王。Ketiga, latar social budaya pengarang berpengaruh terhadap corak cerita小说。Latar小说selalu berkaitan dengan kehidupan pengarang yang sebenarya。
{"title":"Stereotip Perempuan dan Budaya Patriarkal Berlatar Islam dalam Novel Religi Best Seller Tahun 2000-2021","authors":"L. Hakim, Hasrul Rahman, Robby Yudhi Nurhana","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.6918","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.6918","url":null,"abstract":"AbstractThis research is a study of the image or stereotype of women in literary works, especially spiritual novels. This research interesting because many religious values in religious novels are considered counterfeminist and place women under male domination. The purpose of this research is to reveal stereotypes of women and patriarchal culture in the best selling spiritual novels for 2000-2021. This research was conducted by means of text or discourse analysis which investigates an event, either in the form of an act or writing in the best seller Spiritual Novels of 2000-2021 which is examined to obtain the exact facts (find the origins, causes, true causes, and so on). . The results of this study, namely: First. Women in the novel under study are still seen as people from the second class. There are many scenes showing women being discriminated against. Second, patriarchal culture still dominates stories in novels, especially religious novels. Many quotes show hegemony over women. Third, the socio-cultural background of the author influences the style of the novel's story. The setting of the novel is always related to the real life of the author. AbstrakPenelitian ini merupakan kajian terhadap citra atau stereotip perempuan dan budaya patriarkal berlatar islam dalam karya sastra khususnya novel Religi. Penelitian ini menjadi menarik karena nilai agama dalam novel religi banyak yang dianggap kontrafeminis dan menempatkan perempuan dalam dominasi laki laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyingkap stereotip perempuan dan budaya patriarki dalam novel Religi best seller tahun 2000-2021. Penelitian ini dilakukan dengan analisis teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa perbuatan atau tulisan dalam Novel Religi best seller tahun 2000-2021 yang diteliti untuk mendapatkan fakta-fakta yang tepat (menemukan asal-usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya). Hasil penelitian ini, yaitu: Pertama. Perempuan dalam novel yang diteliti masih dipandang sebagai orang dari golongan kedua. Banyak adegan yang memperlihatkan perempuan mendapatkan diskriminasi. Kedua, budaya patriarki masih mendominasi cerita dalam novel khususnya novel religi. Banyak kutipan yang memperlihatkan hegemoni terhadap perempuan. Ketiga, latar sosial budaya pengarang berpengaruh terhadap corak cerita novel. Latar novel selalu berkaitan dengan kehidupan pengarang yang sebenarnya. ","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123088098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6004
A. Mahardhani, Nawiruddin Nawiruddin, Jalaluddin Jalaluddin, Julhadi Julhadi, Muta'allim Muta'allim
AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities. AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam p
【摘要】从社会学的角度来看,东爪哇塔帕尔库达的乡村社区是由与特定的“派派”有联系的萨隆人所主导的,这些人要么是校友,要么只是同情者。这是因为伊斯兰寄宿学校在该地区的分布相对较高,是该地区农村社区的社会文化教育基础。这表明,Nahdliyin作为印度尼西亚最大的社会组织,隶属于Nahdlatul Ulama。本研究旨在描述Kyai在基于东爪哇Tapal Kuda惠顾政治的地方民主农村背景下的作用。在本研究中使用的方法是描述性定性与归纳法。而类型研究是案例研究。所使用的数据收集手段是观察、文件和深入访谈。在收集数据时,本研究采用Miles和Huberman的交互模型,即;数据简化,数据呈现,得出结论。在检验数据有效性的过程中,研究者采用了三角剖分法,即源三角剖分法、方法三角剖分法、同行讨论法和成员检验法。研究结果表明,农村社区是没有地方民主政治意识的普通民众,因此他们在生活中是独立的赞助人,作为榜样;而在农村社区的赞助政治中,Kyai的角色决定了对地方民主社区的支持流动,因为政治是农村社区宗教信仰的从属领域。[摘要][masyarakat desa secara soologologia], i Tapal Kuda Jawa Timur didominasoleh kum sarungan, yang memoriliki afiliasasapada pesantren . tertentu], baik sebagai校友maupun hanya sebatas simpatisan。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”印尼语:印尼语:印尼语:印尼语:印尼语:印尼语:印尼语:印尼语Penelitian ini bertujuan untuk mendeskprisikan peran Kyai dalam konteks democrkrasi当地居民和yang berelitian政治赞助为联系Tapal Kuda爪哇帖木儿。Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah质量描述,dengan pendekatan induktif。Sedangkan jenis penelitian adalah study kasus。仪器企鹅数据杨地帕凯adalah观测站,文件丹瓦万卡拉secara mendalam。Dalam pengumpulan数据,penelitian与menggunakan模型相互作用[m];Reduksi数据,penyajian数据,penarikan kespulan。Dalam uji keabsahaan数据,peneliti menggunakan三角数据,yyitu三角数据,三角数据方法,diskusi sejawat dan成员校验。Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang dalak memiliki kesadaran政治dalam democrakat地方政治赞助人Kyai sebagai panutan kehidupan mereka danperan Kyai dalam政治赞助人masyarakat pedesaan menentukan terhadap dukungan masyarakat democrakat地方政治merupakan wilayah从属于dari religiusitas masyarakat desa。
{"title":"The Kyai’s Position in Rural Local Democracy Based on Patronage Politics at Tapal Kuda","authors":"A. Mahardhani, Nawiruddin Nawiruddin, Jalaluddin Jalaluddin, Julhadi Julhadi, Muta'allim Muta'allim","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.6004","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.6004","url":null,"abstract":"AbstractSociologically, the village community in the East Java Tapal Kuda is dominated by the sarong people who have affiliation with certain Pesantren either as alumni or only as sympathizers. This is because the distribution of Islamic boarding schools in this area is relatively highand is socio-cultural educational basis of rural communities in the region. The indication is the domination of society Nahdliyin affiliated with Nahdlatul Ulama as a social organization social largest in Indonesia. This study aims to describe the role of Kyai in the context of local democracy rural based on patronage politics in the East Java Tapal Kuda. The method used in this research is descriptive qualitativewith inductive approach. While the type study is a case study. The data collection instruments used were observation, documentation and in-depth interviews. In collecting data, this research uses Miles and Huberman’s interactive model, namely; data reduction, data presentation, drawing conclusions. In testing the validity of the data, researchersuse triangulation, namely source triangulation, method triangulation, peer discussion andmember check. The results of the study show that rural communities are ordinary people who do not have political awareness in local democracy so they are independent patron to Kyai as role models in their lives and the role of the Kyai in the patronage politics of rural communities determines the flow of support for local democratic communities because politics is a subordinate area of the religiosity of rural communities. AbstrakMasyarakat desa secara sosiologis di Tapal Kuda Jawa Timur didominasi oleh kaum sarungan yang memiliki afiliasi pada pesantren tertentu baik sebagai alumni maupun hanya sebatas simpatisan. Pasalnya, sebaran pesantren di daerah ini tergolong tinggi dan merupakan basis sosial-budaya pendidikan masyarakat pedesaan di wilayah tersebut. Indikasinya adalah dominasi masyarakat Nahdliyin yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Kyai dalam konteks demokrasi lokal pedesaan yang berbasis pada politik patronase di lingkup Tapal Kuda Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Sedangkan jenis penelitian adalah studi kasus. Instrumen pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, dokumentasi dan wawancara secara mendalam. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dalam uji keabsahaan data, peneliti menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, diskusi sejawat dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat awam yang tidak memiliki kesadaran politis dalam demokrasi lokal sehingga mereka berpatron pada Kyai sebagai panutan dalam kehidupan mereka dan peran Kyai dalam p","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124497588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.5037
C. Chotimah, Ahmad Natsir, Syahril Siddiq
AbstractThis paper aims to analyze how Islamic boarding schools can survive in a constantly changing world and what is the secret behind the ability of Islamic boarding schools to adapt to increasingly rapid developments and open information systems. Such significant challenges of the times force pesantren to choose one of two things, to be left behind or to change to adapt. This study chose the locus at the Amanatul Ummah Islamic Boarding School located in Pacet Mojokerto because the pesantren's policies are closely related to survival efforts over the current developments. After this research was carried out, it showed that, on the one hand, Islamic boarding schools have limited infrastructure. On the other hand, they are subject to government pressure and community demands to adapt to changes and meet applicable standards. Two reasons are the answer to the survival of pesantren. First, Al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al-jadīd al-aṣlaḥ has become a value basis for the contextual transformation of pesantren. Second, the cultural management of the pesantren can be seen from the ability of the pesantren to carry out religious and cultural missions that negotiate with science and technology. Modernity management in Islamic boarding schools is a starting point for a pesantren continually to evaluate and then change with the note that it maintains the traditional values of the pesantren as keeping the faith, which is the finding in this study. This paper suggests the need for institutional standardization of Islamic boarding schools to achieve the mission of making Islamic boarding schools a centre for the development of education and civilization. AbstrakTulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pesantren dapat bertahan dalam dunia yang terus berubah, apa rahasia di balik kemampuan pesantren beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan sistem informasi yang terbuka. Tantangan zaman yang demikian besar memaksa pesantren untuk memilih satu di antara dua hal, ketertinggalan, atau berubah untuk menyesuaikan. Penelitian ini memilih lokus di Pesantren Amanatul Ummah yang berlokasi di Pacet Mojokerto dengan alasan kebijakan pesantren yang lekat dengan upaya survival atas perkembangan zaman yang ada. Setelah penelitian ini dilakukan, penelitian ini menunjukan bahwa pesantren di satu sisi memiliki keterbatasan infrastruktur, di lain sisi mendapatkan tekanan pemerintah dan permintaan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan memenuhi standar yang berlaku. Dua alasan menjadi jawaban kelangsungan hidup pesantren. Pertama, Al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al-jadīd al-aṣlaḥ telah menjadi basis nilai bagi transformasi pesantren secara kontekstual. Kedua, manajemen kebudayaan pesantren yang tampak dari kemampuan pesantren menjalankam misi agàma dan kebudayaan yang bernegosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modernity management di pesantren menjadi sebuah titik pijakan sebuah pesantr
摘要本文旨在分析伊斯兰寄宿学校如何在不断变化的世界中生存,以及伊斯兰寄宿学校能够适应日益快速的发展和开放的信息系统背后的秘密是什么。如此重大的时代挑战迫使人们在两件事中做出选择,要么被抛在后面,要么改变以适应。本研究选择了位于Pacet Mojokerto的Amanatul Ummah伊斯兰寄宿学校,因为学校的政策与当前事态发展中的生存努力密切相关。这项研究表明,一方面,伊斯兰寄宿学校的基础设施有限。另一方面,他们又受到政府的压力和社会的要求,以适应变化和符合适用的标准。有两个原因是pesantren生存的答案。首先,Al-muḥāfaẓah 'alā al- qad m al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al- jad d al-aṣlaḥ成为了现在论语境转换的价值基础。第二,传教士的文化管理可以从传教士执行与科技谈判的宗教和文化使命的能力来看。伊斯兰寄宿学校的现代化管理是一个起点,学生需要不断评估,然后改变,并注意保持学生的传统价值观,保持信仰,这是本研究的发现。本文认为,要实现伊斯兰寄宿制学校成为教育和文明发展中心的使命,必须对伊斯兰寄宿制学校进行制度规范。摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract摘要/ abstract檀唐根,檀檀根,檀檀根,檀檀根,檀檀根,檀檀根,檀檀根,檀檀根,檀檀根。Penelitian ini memilih lokus di Pesantren Amanatul Ummah berlokasi di Pacet Mojokerto dengan alasan kebijakan Pesantren yang leka dengan upaya生存在perkembangan zaman yang ada。Setelah penelitian ini dilakukan, penelitian ini menunjukan bahwa pesantren di satu sisi menunjukan keterbatan基础设施,dilain sisi menapatkan tekanan permintaan masyarakat untuk menyesuaikan diri denan perubahan dan memenuhi标准yang berlaku。Dua alasan menjadi jawaban kelangsungan hidup pesantren。Pertama, Al-muḥāfaẓah 'alā al- qadi m al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al- jadi d al-aṣlaḥ telah menjadi basis nilai bagi transformasi pesantren secara kontekstual。Kedua,管理,kebudayan,代表,yang, tampak, dari, kemampuan,代表,menjalankam misi, agàma, dan, kebudayan, yang, bernegosiasi, dengan, ilmu, pengetahuan, dan technology。现代管理是指现代管理,现代管理是指现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理,现代管理图里萨尼menyarankam perlunya standarisas kelembagaan pesantercapai misi menjadikan pesantrei sebagai pusat perkembangan pendidikan dan peradàban。
{"title":"Manajemen Kebudayaan Pesantren Pascamodern di Indonesia","authors":"C. Chotimah, Ahmad Natsir, Syahril Siddiq","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.5037","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.5037","url":null,"abstract":"AbstractThis paper aims to analyze how Islamic boarding schools can survive in a constantly changing world and what is the secret behind the ability of Islamic boarding schools to adapt to increasingly rapid developments and open information systems. Such significant challenges of the times force pesantren to choose one of two things, to be left behind or to change to adapt. This study chose the locus at the Amanatul Ummah Islamic Boarding School located in Pacet Mojokerto because the pesantren's policies are closely related to survival efforts over the current developments. After this research was carried out, it showed that, on the one hand, Islamic boarding schools have limited infrastructure. On the other hand, they are subject to government pressure and community demands to adapt to changes and meet applicable standards. Two reasons are the answer to the survival of pesantren. First, Al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al-jadīd al-aṣlaḥ has become a value basis for the contextual transformation of pesantren. Second, the cultural management of the pesantren can be seen from the ability of the pesantren to carry out religious and cultural missions that negotiate with science and technology. Modernity management in Islamic boarding schools is a starting point for a pesantren continually to evaluate and then change with the note that it maintains the traditional values of the pesantren as keeping the faith, which is the finding in this study. This paper suggests the need for institutional standardization of Islamic boarding schools to achieve the mission of making Islamic boarding schools a centre for the development of education and civilization. AbstrakTulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pesantren dapat bertahan dalam dunia yang terus berubah, apa rahasia di balik kemampuan pesantren beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan sistem informasi yang terbuka. Tantangan zaman yang demikian besar memaksa pesantren untuk memilih satu di antara dua hal, ketertinggalan, atau berubah untuk menyesuaikan. Penelitian ini memilih lokus di Pesantren Amanatul Ummah yang berlokasi di Pacet Mojokerto dengan alasan kebijakan pesantren yang lekat dengan upaya survival atas perkembangan zaman yang ada. Setelah penelitian ini dilakukan, penelitian ini menunjukan bahwa pesantren di satu sisi memiliki keterbatasan infrastruktur, di lain sisi mendapatkan tekanan pemerintah dan permintaan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan memenuhi standar yang berlaku. Dua alasan menjadi jawaban kelangsungan hidup pesantren. Pertama, Al-muḥāfaẓah 'alā al-qadīm al-ṣāliḥ wa al-ahdz bi al-jadīd al-aṣlaḥ telah menjadi basis nilai bagi transformasi pesantren secara kontekstual. Kedua, manajemen kebudayaan pesantren yang tampak dari kemampuan pesantren menjalankam misi agàma dan kebudayaan yang bernegosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modernity management di pesantren menjadi sebuah titik pijakan sebuah pesantr","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114240780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.5985
Muhammad Riduwan Masykur, A. K. Soleh
AbstractThe function of wayang in the context of ancient times was a means of worship and an intermediary in worshiping God. Whereas in Islam, it is not permissible to worship God by means of means or media, so this becomes a shirk to Allah, over time wayang changes its function, which is contrary to the past, and becomes more adaptive to the times. The purpose of writing this article is to discuss the art of wayang from the perspective of Islamic law or fiqh and in the study of the spirituality of Islamic art Seyyed Hossein Nasr. The writing of this article uses the library research method and literature sources that are in line with the discussion. This research resulted in findings that 1) wayang is an indigenous culture of the archipelago, which at first glance contradicts the views of Islamic jurisprudence and art by Seyyed Hossein Nasr 2) Wayang is an archipelago culture that has a great influence, in the perspective of fiqh, wayang performances are a form of Islamic art based on culture because of their use value today as art without associating partners with Allah., 3) From the perspective of Islamic art Seyyed Hossein Nasr Wayang is classified as a traditional Islamic art as its function is used in educational media through stories that are interesting and seem unique, the existence of wayang that can bring people to their goals Islamic art makes wayang used by walisongo as an effective preaching medium. AbstrakFungsi wayang dalam konteks zaman dahulu menjadi sarana ibadah dan perantara dalam menyembah Tuhan. Sedangkan dalam islam tidak diperkenankan menyembah Tuhan dengan menggunakan sarana atau media, sehingga hal tersebut menjadi syirik kepada Allah, seiring berjalannya waktu Wayang beralih fungsi yang bertolak belakang dengan zaman dahulu, dan menjadi lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas seni rupa wayang dalam kacamata hukum islam atau fiqih dan dalam kajian spiritualitas seni islam Seyyed Hossein Nasr. Penulisan artikel ini menggunakan metode library research dan sumber literatur yang selaras dengan pembahasan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa 1) wayang merupakan budaya asli Nusantara yang sekilas bertentengan dengan pandangan fiqih dan seni islam Seyyed Hossein Nasr 2) Wayang merupakan budaya Nusantara yang memiliki pengaruh yang besar, dalam perspektif fiqih, pagelaran Wayang merupakan salah satu bentuk seni islam berlandaskan budaya karena nilai kegunaannya pada zaman sekarang sebagai seni tanpa unsur menyekutukan Allah, 3) Dari perspektif seni islam Seyyed Hossein Nasr Wayang diklasifikasikan sebagai seni tradisional islam sebagaimana fungsinya yang digunakan dalam media pendidikan melalui cerita yang menarik dan terkesan unik, eksistensi wayang yang dapat membawa manusia kepada tujuan seni islam menjadikan wayang digunakan walisongo sebagai media berdakwah yang efektif.
【摘要】在古代语境中,wayang的功能是敬拜的手段和敬拜上帝的中介。而在伊斯兰教中,通过手段或媒介来崇拜真主是不允许的,所以这就成为了对安拉的一种逃避,随着时间的推移,wayang改变了它的功能,与过去相反,变得更加适应时代。写这篇文章的目的是从伊斯兰教法或菲格斯的角度来讨论wayang艺术,并研究伊斯兰艺术的灵性。本文的写作采用了图书馆研究的方法和文献来源,符合本文的论述。研究结果显示:(1)wayang是群岛的本土文化,乍一看与赛义德·侯赛因·纳斯尔对伊斯兰法学和艺术的看法相矛盾;(2)wayang是一种群岛文化,具有很大的影响力,从伊斯兰教的角度来看,wayang表演是一种基于文化的伊斯兰艺术形式,因为它们在今天作为艺术的使用价值与安拉无关。3)从伊斯兰艺术的角度来看,赛义德·侯赛因·纳斯尔的Wayang被归类为传统的伊斯兰艺术,因为它的功能是通过有趣而独特的故事用于教育媒体,Wayang的存在可以使人们达到目的。伊斯兰艺术使得walisongo使用的Wayang成为一种有效的说教媒介。摘要:fungsi wayang dalam konteks zaman dahulu menjadi sarana ibadah dan perantara dalam menyembah Tuhan。我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:图胡安·侯赛因·纳斯尔:图胡安·侯赛因·纳斯尔:图胡安·侯赛因·纳斯尔:图胡安·侯赛因·纳斯尔:图胡安·侯赛因·纳斯尔:Penulisan artikel在孟古纳坎方法图书馆的研究,但数量的文学杨瑟拉斯登安彭巴哈桑。Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa 1) wayang merupakan budaya斯努杨sekilas bertentengan dengan pandangan fiqih丹seni伊斯兰Seyyed Hossein Nasr 2) wayang merupakan budaya Nusantara杨memiliki pengaruh杨大的,dalam perspektif fiqih, pagelaran wayang merupakan salah研究bentuk seni伊斯兰berlandaskan budaya林嘉欣汝kegunaannya篇zaman sekarang sebagai seni tanpa unsur menyekutukan安拉,3)达里透视伊斯兰赛义德·侯赛因·纳斯尔·瓦扬diklasifikasikan sebagai赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教赛义德·瓦扬传统伊斯兰教
{"title":"Seni Pegelaran Wayang dalam Perspektif Fikih dan Spiritualitas Seni Islam Seyyed Hossein Nasr","authors":"Muhammad Riduwan Masykur, A. K. Soleh","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.5985","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.5985","url":null,"abstract":"AbstractThe function of wayang in the context of ancient times was a means of worship and an intermediary in worshiping God. Whereas in Islam, it is not permissible to worship God by means of means or media, so this becomes a shirk to Allah, over time wayang changes its function, which is contrary to the past, and becomes more adaptive to the times. The purpose of writing this article is to discuss the art of wayang from the perspective of Islamic law or fiqh and in the study of the spirituality of Islamic art Seyyed Hossein Nasr. The writing of this article uses the library research method and literature sources that are in line with the discussion. This research resulted in findings that 1) wayang is an indigenous culture of the archipelago, which at first glance contradicts the views of Islamic jurisprudence and art by Seyyed Hossein Nasr 2) Wayang is an archipelago culture that has a great influence, in the perspective of fiqh, wayang performances are a form of Islamic art based on culture because of their use value today as art without associating partners with Allah., 3) From the perspective of Islamic art Seyyed Hossein Nasr Wayang is classified as a traditional Islamic art as its function is used in educational media through stories that are interesting and seem unique, the existence of wayang that can bring people to their goals Islamic art makes wayang used by walisongo as an effective preaching medium. AbstrakFungsi wayang dalam konteks zaman dahulu menjadi sarana ibadah dan perantara dalam menyembah Tuhan. Sedangkan dalam islam tidak diperkenankan menyembah Tuhan dengan menggunakan sarana atau media, sehingga hal tersebut menjadi syirik kepada Allah, seiring berjalannya waktu Wayang beralih fungsi yang bertolak belakang dengan zaman dahulu, dan menjadi lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas seni rupa wayang dalam kacamata hukum islam atau fiqih dan dalam kajian spiritualitas seni islam Seyyed Hossein Nasr. Penulisan artikel ini menggunakan metode library research dan sumber literatur yang selaras dengan pembahasan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa 1) wayang merupakan budaya asli Nusantara yang sekilas bertentengan dengan pandangan fiqih dan seni islam Seyyed Hossein Nasr 2) Wayang merupakan budaya Nusantara yang memiliki pengaruh yang besar, dalam perspektif fiqih, pagelaran Wayang merupakan salah satu bentuk seni islam berlandaskan budaya karena nilai kegunaannya pada zaman sekarang sebagai seni tanpa unsur menyekutukan Allah, 3) Dari perspektif seni islam Seyyed Hossein Nasr Wayang diklasifikasikan sebagai seni tradisional islam sebagaimana fungsinya yang digunakan dalam media pendidikan melalui cerita yang menarik dan terkesan unik, eksistensi wayang yang dapat membawa manusia kepada tujuan seni islam menjadikan wayang digunakan walisongo sebagai media berdakwah yang efektif.","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115964602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.5723
Yusril Fahmi Adam, Elza Ramona, Imam Muhsin
Malay Islam and Javanese Islam are two forms of practice and expression of religion (Islam) in two different regions, and each is unique, so it is not uncommon for one to be opposed to the other. This study aims to analyze differences in Islamic and cultural acculturation in the two regions from a historical perspective. In its analysis, this study uses historical methods with an anthropological approach and cultural diffusion theory. The findings in this study are that there are differences in the acculturation of Islam and culture in Malay and Java in terms of process and outcome. In terms of process, the acculturation of Islam and culture in Malay occurs in an integrative-structural manner, while in Java it occurs in a dialogical-cultural way. In the Malay region, the process of acculturation occurs as a whole through the socio-political system and the legitimacy of power, while in Java, there is a process of dialogue in order to achieve harmony with the local culture. The process then produces a different form of Islamic practice. The conclusion in this study is that in Malay the form of Islamic community practice is more formalistic in nature, while in Java it is more substantive, so this makes the element of novelty in this study. AbstrakIslam Melayu dan Islam Jawa adalah dua wujud praktik dan ekspresi beragama (Islam) masyarakat pada dua wilayah yang berbeda dan masing-masing memiliki keunikan, sehingga tidak jarang antara satu dengan lainnya dipertentangkan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan akulturasi Islam dan kebudayaan pada dua wilayah tersebut dari perspektif historis. Dalam analisisnya, penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan antropologi dan teori difusi budaya. Temuan dalam penelitian ini adalah akulturasi Islam dan kebudayaan di Melayu dan Jawa terdapat perbedaan pada segi proses dan hasilnya. Dari segi proses, akulturasi Islam dan kebudayaan di Melayu terjadi secara integratif-struktural, sedangkan di Jawa terjadi secara dialogis-kultural. Di wilayah Melayu proses akulturasi terjadi secara menyeluruh melalui sistem sosial-politik dan legitimasi kekuasaan, sedangkan di Jawa terjadi proses dialog guna mencapai harmoni dengan kebudayaan setempat. Proses tersebut kemudian menghasilkan wujud praktik keislaman yang berbeda pula. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah jika di Melayu wujud praktik keislaman masyarakat lebih bersifat formalistik, sedangkan di Jawa lebih bersifat substantif, sehingga hal ini yang menjadikan unsur kebaruan di dalam penelitian ini
马来伊斯兰教和爪哇伊斯兰教是两个不同地区的宗教(伊斯兰教)的两种实践和表达形式,每一种都是独特的,因此一种反对另一种的情况并不罕见。本研究旨在从历史的角度分析两个地区在伊斯兰文化和文化适应方面的差异。在分析过程中,本研究采用了历史学方法、人类学方法和文化传播理论。本研究发现,伊斯兰教与马来、爪哇文化的文化适应在过程和结果上存在差异。从过程上看,伊斯兰教与马来文化的文化适应是以一种整合-结构的方式发生的,而爪哇的文化适应是以一种对话-文化的方式发生的。在马来地区,文化适应的过程是通过社会政治制度和权力的合法性作为一个整体发生的,而在爪哇,有一个对话的过程,以实现与当地文化的和谐。这个过程产生了一种不同形式的伊斯兰实践。本研究的结论是,在马来语中,伊斯兰社区实践的形式在本质上更偏向于形式主义,而在爪哇中,伊斯兰社区实践的形式更偏向于实质性,这使得本研究具有新颖性。[摘要]伊斯兰教(马来语)马来语(马来语)马来语(马来语)马来语(马来语)马来语(马来语)马来语(马来语)马来语对伊斯兰教的历史分析和文化分析的研究,从历史的角度看是很重要的。Dalam分析,penelitian ini menggunakan mejjarah dengan pendekatan人类学家dan difusi budaya。Temuan dalam penelitian ini adalah akturasi Islam, dankebudayaan di Melayu, danjawa terdapat perbedaan padsegi proprodan hasilnya。伊斯兰文化的整合-结构,伊斯兰文化的对话-文化。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Proses tersebut kemudian menghasilkan wujud praktik keislaman yang berbeda pula。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是
{"title":"Islam Melayu dan Islam Jawa: Studi Komparatif Akulturasi Islam dan Kebudayaan dalam Perspektif Sejarah","authors":"Yusril Fahmi Adam, Elza Ramona, Imam Muhsin","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.5723","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.5723","url":null,"abstract":"Malay Islam and Javanese Islam are two forms of practice and expression of religion (Islam) in two different regions, and each is unique, so it is not uncommon for one to be opposed to the other. This study aims to analyze differences in Islamic and cultural acculturation in the two regions from a historical perspective. In its analysis, this study uses historical methods with an anthropological approach and cultural diffusion theory. The findings in this study are that there are differences in the acculturation of Islam and culture in Malay and Java in terms of process and outcome. In terms of process, the acculturation of Islam and culture in Malay occurs in an integrative-structural manner, while in Java it occurs in a dialogical-cultural way. In the Malay region, the process of acculturation occurs as a whole through the socio-political system and the legitimacy of power, while in Java, there is a process of dialogue in order to achieve harmony with the local culture. The process then produces a different form of Islamic practice. The conclusion in this study is that in Malay the form of Islamic community practice is more formalistic in nature, while in Java it is more substantive, so this makes the element of novelty in this study. AbstrakIslam Melayu dan Islam Jawa adalah dua wujud praktik dan ekspresi beragama (Islam) masyarakat pada dua wilayah yang berbeda dan masing-masing memiliki keunikan, sehingga tidak jarang antara satu dengan lainnya dipertentangkan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan akulturasi Islam dan kebudayaan pada dua wilayah tersebut dari perspektif historis. Dalam analisisnya, penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan antropologi dan teori difusi budaya. Temuan dalam penelitian ini adalah akulturasi Islam dan kebudayaan di Melayu dan Jawa terdapat perbedaan pada segi proses dan hasilnya. Dari segi proses, akulturasi Islam dan kebudayaan di Melayu terjadi secara integratif-struktural, sedangkan di Jawa terjadi secara dialogis-kultural. Di wilayah Melayu proses akulturasi terjadi secara menyeluruh melalui sistem sosial-politik dan legitimasi kekuasaan, sedangkan di Jawa terjadi proses dialog guna mencapai harmoni dengan kebudayaan setempat. Proses tersebut kemudian menghasilkan wujud praktik keislaman yang berbeda pula. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah jika di Melayu wujud praktik keislaman masyarakat lebih bersifat formalistik, sedangkan di Jawa lebih bersifat substantif, sehingga hal ini yang menjadikan unsur kebaruan di dalam penelitian ini","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121700803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.5360
M. Halili, Fatimatus Zahroh
AbstractLanggher Dhatang symbolizes an Islamic architecture. Some belive that religion should not be commercialized. This article, however, rebuts the given point of views. Therefore, this aims to study three major issues: 1) local perceptions towards the development of Langgher Dhatang as a religious tourism destination, 2) the common-held belief in the interplay between the local tourism destination and economic advantages, and 3) feasible actions to take to make Langgher Dhatang more popular. This employed a quantitave research. Conducting door-to-door interviews with structured questions to collect the data was held. Researchers successfully interviewed 13 local people nearest to the location of Langgher Dhatang as they would be likely to have a direct impact from the scheme. The research shows that the involved participants demonstrated various attitudes when Langgher Dhatang is designed to be a local religious tourism destination. The participants’ responses are everage, ranging from 38.5% (agree), 30.8% (disagree and neither). The responses vary dealing with economic consequences that would possibly bring and their gaps is wide: 69.2% believe that the tourism positively impacts economically, and 15.4% claims that this will have no economic advantages, including 15.4% has no idea with the impact of tourism destination development around them. Some feasible strategies were also proposed. AbstrakLanggher Dhatang menyimbolkan arsitektur agama Islam. Sebagian orang percaya bahwa agama seharusnya tidak boleh dikomersialkan. Akan tetapi, penelitian bertentangan dengan pandangan tersebut. Oleh karena itu, ada tiga hal penting yang menjadi isu dalam penelitian ini: 1) persepsi masyarakat setempat jika Langgher Dhatang dijadikan tujuan wisata religi, 2) pandangan umum terhadap kaitan antara tujuan wisata religi dan keuntungan secara ekonomi, 3) serta strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan popularitas Langgher Dhatang sehingga pengunjungnya bisa meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Peneliti melakukan interview dari pintu ke pintu untuk mendapatkan data. Kami berhasil menginterview 13 orang terdekat dengan lokasi Langgher Dhatang. Hal ini disebabkan karena mereka yang terdekat akan terkena dampak secara langsung dari rencana ini. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa responden memiliki pandangan yang berbeda terhadap rencana pengembangan Langgher Dhatang sebagai tujuan wisata religi: 38,5% setuju, 30,8% tidak setuju, dan 30,8% netral. Terkait dengan isu ekonomi, responden juga menunjukkan respon yang berbeda. Menariknya, perbedaan persentasenya cukup luas: 69,2% percaya bahwa pengembangan Langgher Dhatang ke arah destinasi wisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian mereka, 15,4% justru sebaliknya tidak percaya dampak positif tersebut, dan 14,4% posisi netral. Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan popularitas Langgher Dhatang juga diusulkan.
【摘要】朗格大唐是伊斯兰建筑的象征。有些人认为宗教不应该被商业化。然而,这篇文章反驳了上述观点。因此,本研究旨在研究三个主要问题:1)当地人对朗格达唐作为宗教旅游目的地发展的看法;2)对当地旅游目的地与经济优势之间相互作用的普遍信念;3)采取可行行动使朗格达唐更受欢迎。这采用了定量研究。通过结构化的问题进行挨家挨户的访谈来收集数据。研究人员成功地采访了离朗格达唐最近的13位当地人,因为他们可能会受到该计划的直接影响。研究表明,当朗格达唐被设计为当地宗教旅游目的地时,参与参与者表现出不同的态度。参与者的回答是平均的,从38.5%(同意)到30.8%(不同意和两者都不同意)。对可能带来的经济后果的回答各不相同,差距很大:69.2%的人认为旅游对经济有积极影响,15.4%的人认为这不会有经济优势,其中15.4%的人不知道旅游目的地发展对他们周围的影响。并提出了一些可行的对策。[摘要]伊斯兰教的宗教信仰。我是说,我是塞尔维亚人,我是塞尔维亚人。Akan tetapi, penelitian bertentangan dengan pandangan tersebut。1) persepsi masyarakat setempat jika langher dhaang dijadikan tujuan wisata religi, 2) pandangan umum terhadap kaitan antara turjuan wisata religi dan keuntunan secara economi, 3) serta strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan populitas langher dhaang sehinga pengunjungnya bisa meningkat。Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian kuantitatit。Peneliti melakukan采访达里平图克平图克门达帕特坎资料。Kami berhasil mengon采访13只猩猩,这只猩猩名叫dengan lokasi langher Dhatang。哈尔尼,disebabkan, karena, mereka, yang, terdekat, akan, terkena, dampak, secara, langsung, dari, rencana, ini。Hasil penelitian ini menujukkan bahwa respondeniliki pandangan yang berbeda terhadap rencana pengembangan langher Dhatang sebagai tujuan wisata religi: 38.5% setuju, 30.8% tidak setuju, 30.8%中性。在经济上,我们要做得更好,我们要做得更好。Menariknya, perbedaan和perbedaan的代表:69,2% peraya bahwa pengembangan langher Dhatang ke arah destinaswisata成员kan dampak positive terhadap perekonomian mereka, 15.4% justru sebaliknya tidak peraya dampak positive tersebut, 14.4% posisi中性。Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan populitas langher Dhatang juga diusulkan。
{"title":"The Locals’ Voices To A Langgher Dhatang Developmental Plan As A Religious Tourism Destination in Madura","authors":"M. Halili, Fatimatus Zahroh","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.5360","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.5360","url":null,"abstract":"AbstractLanggher Dhatang symbolizes an Islamic architecture. Some belive that religion should not be commercialized. This article, however, rebuts the given point of views. Therefore, this aims to study three major issues: 1) local perceptions towards the development of Langgher Dhatang as a religious tourism destination, 2) the common-held belief in the interplay between the local tourism destination and economic advantages, and 3) feasible actions to take to make Langgher Dhatang more popular. This employed a quantitave research. Conducting door-to-door interviews with structured questions to collect the data was held. Researchers successfully interviewed 13 local people nearest to the location of Langgher Dhatang as they would be likely to have a direct impact from the scheme. The research shows that the involved participants demonstrated various attitudes when Langgher Dhatang is designed to be a local religious tourism destination. The participants’ responses are everage, ranging from 38.5% (agree), 30.8% (disagree and neither). The responses vary dealing with economic consequences that would possibly bring and their gaps is wide: 69.2% believe that the tourism positively impacts economically, and 15.4% claims that this will have no economic advantages, including 15.4% has no idea with the impact of tourism destination development around them. Some feasible strategies were also proposed. AbstrakLanggher Dhatang menyimbolkan arsitektur agama Islam. Sebagian orang percaya bahwa agama seharusnya tidak boleh dikomersialkan. Akan tetapi, penelitian bertentangan dengan pandangan tersebut. Oleh karena itu, ada tiga hal penting yang menjadi isu dalam penelitian ini: 1) persepsi masyarakat setempat jika Langgher Dhatang dijadikan tujuan wisata religi, 2) pandangan umum terhadap kaitan antara tujuan wisata religi dan keuntungan secara ekonomi, 3) serta strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan popularitas Langgher Dhatang sehingga pengunjungnya bisa meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Peneliti melakukan interview dari pintu ke pintu untuk mendapatkan data. Kami berhasil menginterview 13 orang terdekat dengan lokasi Langgher Dhatang. Hal ini disebabkan karena mereka yang terdekat akan terkena dampak secara langsung dari rencana ini. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa responden memiliki pandangan yang berbeda terhadap rencana pengembangan Langgher Dhatang sebagai tujuan wisata religi: 38,5% setuju, 30,8% tidak setuju, dan 30,8% netral. Terkait dengan isu ekonomi, responden juga menunjukkan respon yang berbeda. Menariknya, perbedaan persentasenya cukup luas: 69,2% percaya bahwa pengembangan Langgher Dhatang ke arah destinasi wisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian mereka, 15,4% justru sebaliknya tidak percaya dampak positif tersebut, dan 14,4% posisi netral. Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan popularitas Langgher Dhatang juga diusulkan. ","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122639075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-30DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.4989
Nasrulloh Nasrulloh, Elfira Maya Adiba, Mohamad Nur Efendi
AbstractOrganisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan Dewan Perjalanan Pariswisata Dunia (WTTC) merilis data pada tahun 2017 terkait distribusi sektor pariwasata yang menyumbang 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global. Hal tersebut memberikan kontribusi sebesar US $ 7,58 triliun dari total ekspor dunia sehingga memberikan dampak naikknya pendapatan devisa di sektor pariwisata meningkat di angka 25,1%. Mastercard Crecentrating Global Travel Market Index (GMTI) memperkirakan ada 230 juta wisatan muslim pada tahun 2026 secara global. Prediksi ini membuktikan bahwa pasar pariwisata syariah memiliki potensi besar dengan konsumen yang cukup menjanjikan. Di Indonesia, Pulau Madura menjadi salah satu wilayah yang berpotensi besar memiliki tren destinasi wisata syariah yang harus mendapatkan dukungan pemerintah, masyarakat dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai motor penggerak ekuitas permodalan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi peran perbankan syariah terhadap pengembangan potensi pariwisata halal dan kontribusinya terhadap peningkatan pendapapatan asli daerah (PAD) khususnya di Kabupaten Bangkalan Madura. Penilitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi di lapangan yang kemudian dikuatkan dengan data empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi pengembangan pantai pesisir menuju wisata halal Pulau Madura masih membutuhkan terkait pengadaan sarana prasarana, mobilitas menuju lokasi wisata, pelestarian ekosistem di sekitar pesisir meliputi cemara udang, mangrove dan terumbu karang serta fasilitas penunjang di area wisata. Ketiadaan modal dalam pengembangan wisata pesisir dapat didorong oleh peran perbankan syariah dalam melakukan ekspansi pembiayaan mikro pada sektor pariwisata menggunakan akad Mudharabah dan Musyarakah. Selanjutnya, peningkatan pendapatan asli daerah dapat dilakukan dengan melakukan stimulus yang diproyeksikan pada pengembangan potensi serta dukungan ril dari pemerintah selaku pemangku kebijakan. AbstrakUnited National World Tourism Organization (UNWTO) and the World Tourism Travel Council (WTTC) released data in 2017 regarding the distribution of the tourism sector which accounts for 10% of the global Gross Domestic Product (GDP). This contributed US $ 7.58 trillion to total world exports, increasing foreign exchange earnings in the tourism sector by 25.1%. The Mastercard Crecentrating Global Travel Market Index (GMTI) estimates there will be 230 million Muslim tourists by 2026 globally. This prediction proves that the Islamic tourism market has great potential with quite promising consumers. In Indonesia, Madura Island is one of the areas with great potential to have a trend of Sharia tourist destinations which must get support from the government, the community, and Islamic financial institutions as a driving force for capital equity. This study aims to identify the role of Islamic banking in developing the potential for halal tourism and its contribution to increasing local revenue (
世界旅游出口国(UNWTO)和世界旅游委员会(WTTC)在2017年发布的数据显示,全球国内生产总值占gdp 10%。这为全球总出口增加了7.58万亿美元,为旅游业的外汇收入增加了25.1%。全球旅游指数(GMTI)的信用卡跟踪估计,到2026年,全球有2.3亿多穆斯林旅游。这些预测证明伊斯兰旅游业市场具有相当有前途的消费者的巨大潜力。在印度尼西亚,马杜拉岛是最具潜力的地区之一,伊斯兰旅游目的地的趋势必须得到政府、社会和伊斯兰金融机构的支持,作为资本股权驱动力。本研究的目的是确定伊斯兰银行角色清真旅游业发展潜力及其对增长的贡献真正pendapapatan Bangkalan马杜罗县(PAD)特别是地区。这种研究采用了一种定性方法,其表现学方法通过经验数据强化。研究结果表明,马杜拉岛清真之旅的沿海开发潜力仍然需要采购基础设施、旅游地点的流动性、沿海生态系统保护,包括捕虾、红树林和珊瑚礁以及旅游区域的生活设施。伊斯兰银行在使用阿卡德•穆达拉巴(Mudharabah)和穆巴拉克(musyarbah)等地方旅游业发展中缺乏资金,可能会受到伊斯兰银行在利用阿卡德•穆达拉巴(akmudharabah)等旅游业扩大小额融资方面的作用的推动。此外,通过预期政府对潜在发展和随后决策者的支持,可以增加地区原来收入的增长。2017年,世界旅游组织(UNWTO)和世界旅游委员会(WTTC)释放数据,占全球国内生产总值10%的份额。全球出口国的金额为7.58亿美元,增加外汇收入为25.1%。全球旅游指数(GMTI)预计全球2026年将有2.3亿穆斯林旅游。这种伊斯兰旅游市场的预测具有相当大的潜力。在印度尼西亚,马都拉岛是一个有巨大潜力的地区,其目标必须来自政府、社区和伊斯兰金融机构,以建立资本平衡的流动力量。这项研究确定了伊斯兰银行的角色,发展了清真旅游和它的承诺,特别是在马杜拉摄摄区。这项研究采用了一种qualitic method,该方法具有表现性,因此受到经验数据的腐蚀。《results of The study秀那潜在的清真for developing海岸海滩向旅游在马杜罗岛还是requires相关procurement sites,旅游基础设施,机动性的柏树周围保护of ecosystems《海岸在内的虾,mangroves和珊瑚reefs as well as supporting facilities在旅游地区。资本开发的资本缺位可以由使用Mudharabah和民众纠纷的tourism区扩大小规模金融的伊斯兰银行驱动。此外,当地政府作为政策制定者的真正支持,对潜在发展的刺激计划可能会引发担忧。
{"title":"Pengembangan Potensi Pariwisata Halal Pesisir Bangkalan Madura: Identifikasi Peranan Bank Syariah","authors":"Nasrulloh Nasrulloh, Elfira Maya Adiba, Mohamad Nur Efendi","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.4989","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.4989","url":null,"abstract":"AbstractOrganisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan Dewan Perjalanan Pariswisata Dunia (WTTC) merilis data pada tahun 2017 terkait distribusi sektor pariwasata yang menyumbang 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global. Hal tersebut memberikan kontribusi sebesar US $ 7,58 triliun dari total ekspor dunia sehingga memberikan dampak naikknya pendapatan devisa di sektor pariwisata meningkat di angka 25,1%. Mastercard Crecentrating Global Travel Market Index (GMTI) memperkirakan ada 230 juta wisatan muslim pada tahun 2026 secara global. Prediksi ini membuktikan bahwa pasar pariwisata syariah memiliki potensi besar dengan konsumen yang cukup menjanjikan. Di Indonesia, Pulau Madura menjadi salah satu wilayah yang berpotensi besar memiliki tren destinasi wisata syariah yang harus mendapatkan dukungan pemerintah, masyarakat dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai motor penggerak ekuitas permodalan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi peran perbankan syariah terhadap pengembangan potensi pariwisata halal dan kontribusinya terhadap peningkatan pendapapatan asli daerah (PAD) khususnya di Kabupaten Bangkalan Madura. Penilitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi di lapangan yang kemudian dikuatkan dengan data empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi pengembangan pantai pesisir menuju wisata halal Pulau Madura masih membutuhkan terkait pengadaan sarana prasarana, mobilitas menuju lokasi wisata, pelestarian ekosistem di sekitar pesisir meliputi cemara udang, mangrove dan terumbu karang serta fasilitas penunjang di area wisata. Ketiadaan modal dalam pengembangan wisata pesisir dapat didorong oleh peran perbankan syariah dalam melakukan ekspansi pembiayaan mikro pada sektor pariwisata menggunakan akad Mudharabah dan Musyarakah. Selanjutnya, peningkatan pendapatan asli daerah dapat dilakukan dengan melakukan stimulus yang diproyeksikan pada pengembangan potensi serta dukungan ril dari pemerintah selaku pemangku kebijakan. AbstrakUnited National World Tourism Organization (UNWTO) and the World Tourism Travel Council (WTTC) released data in 2017 regarding the distribution of the tourism sector which accounts for 10% of the global Gross Domestic Product (GDP). This contributed US $ 7.58 trillion to total world exports, increasing foreign exchange earnings in the tourism sector by 25.1%. The Mastercard Crecentrating Global Travel Market Index (GMTI) estimates there will be 230 million Muslim tourists by 2026 globally. This prediction proves that the Islamic tourism market has great potential with quite promising consumers. In Indonesia, Madura Island is one of the areas with great potential to have a trend of Sharia tourist destinations which must get support from the government, the community, and Islamic financial institutions as a driving force for capital equity. This study aims to identify the role of Islamic banking in developing the potential for halal tourism and its contribution to increasing local revenue (","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115812800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.6125
Ida Alqurnia, Ati Musaiyaroh, Amin Wahyudi, Moh. Abdul Aziz Alwa
AbstractSukuk as a form of sharia investment are starting to be in great demand by investors because they are considered to have a lower level of risk and better performance and stability compared to conventional investments. However, conditions of global uncertainty pose a threat to the development of the national sharia economy. The purpose of this study was to analyze the influence of macroeconomic dynamics and financial market conditions consisting of exchange rates, international liquidity, foreign debt, debt repayment rates, and global economic policy uncertainty on the development of Indonesian sukuk. The research methodology used in this study is the multiple linear regression method using the ordinary least squares method. The results of this study indicate that macroeconomic and financial variables have a significant impact on the development of the sukuk market in Indonesia. Meanwhile, the global economic policy uncertainty variable has an insignificant influence on the development of the sukuk market in Indonesia. Thus, there is a need for new policy alternatives to maintain overall economic fundamental stability and maintain sufficient liquidity in all sectors. This aims to maintain investor confidence and create a conducive environment for the development of Islamic economics and the sukuk market in Indonesia. AbstrakSukuk sebagai salah satu bentuk investasi syariah mulai banyak diminati oleh investor karena dianggap memiliki tingkat resiko yang lebih rendah, memiliki kinerja dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan investasi konvensional. Namun, kondisi ketidakpastian global memberikan ancaman terhadap perkembangan ekonomi syariah nasional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari dinamika ekonomi makro dan kondisi pasar keuangan yang terdiri dari nilai tukar, likuiditas internasional, utang luar negeri, dan tingkat pengembalian utang dan ketidakpastian kebijakan ekonomi global terhadap perkembangan sukuk Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode regresi linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keuangan ekonomi makro memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pasar sukuk di Indonesia. Sedangkan variabel ketidakpastian kebijakan ekonomi global memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan pasar sukuk di Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya alternatif kebijakan baru untuk tetap menjaga stabilitas fundamental ekonomi secara keseluruhan serta menjaga kecukupan likuiditas di segala sektor, hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan investor serta membuat lingkungan yang kondusif bagi pengembangan pasar sukuk dan ekonomi islam di Indonesia.
摘要伊斯兰债券作为一种伊斯兰教投资形式,由于其风险水平较低,与传统投资相比具有更好的表现和稳定性,因此受到投资者的极大需求。然而,全球不确定的条件对国家伊斯兰经济的发展构成威胁。本研究的目的是分析宏观经济动态和金融市场条件,包括汇率、国际流动性、外债、债务偿还率和全球经济政策不确定性对印尼伊斯兰债券发展的影响。本研究采用的研究方法是采用普通最小二乘法的多元线性回归方法。研究结果表明,宏观经济和金融变量对印尼伊斯兰债券市场的发展有显著影响。同时,全球经济政策不确定性变量对印尼伊斯兰债券市场发展的影响不显著。因此,需要新的政策选择来维持整体经济的基本稳定,并在所有部门保持充足的流动性。此举旨在维护投资者信心,为印尼伊斯兰经济和伊斯兰债券市场的发展创造有利环境。[摘要]sukuk sebagai salah satu bentuk investasysariah mulai banyak diminati oleh investor karena dianggap memoriliki tingkat ressiko yang lebih rendah, memoriliki kinerja danstabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan investaseconvensional。Namun, kondisi ketidakpastian全球成员,anaman terhadap perkembangan economic syariah national。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。方法penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yyitu方法回归线性berganda dengan menggunakan方法普通最小二乘法。哈西尔达里penelitian ini menunjukkan bahwa可变的keuangan经济,makro memiliki pengaruh yang显着的是,在印度尼西亚,我们是一个有前途的人。Sedangkan variabel ketidakpastian kebijakan economics global memiliki pengaruh yang tidak signikan terhadap perkembangan pasar sukuk di Indonesia。邓加德米吉安,perlu adanya,替代kebijakan baru untuk,基本经济稳定部门,keecukupan,基本经济稳定部门,haelini bertujuan untuk menjaga kekukupan,投资者部门成员,lingkungan yang, kondusif bagi pengembangan pasar sukuk dan economi di,印度尼西亚。
{"title":"Studi Economic Policy Uncertainty dan Pasar Keuangan terhadap Perkembangan Pasar Sukuk Indonesia","authors":"Ida Alqurnia, Ati Musaiyaroh, Amin Wahyudi, Moh. Abdul Aziz Alwa","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.6125","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.6125","url":null,"abstract":"AbstractSukuk as a form of sharia investment are starting to be in great demand by investors because they are considered to have a lower level of risk and better performance and stability compared to conventional investments. However, conditions of global uncertainty pose a threat to the development of the national sharia economy. The purpose of this study was to analyze the influence of macroeconomic dynamics and financial market conditions consisting of exchange rates, international liquidity, foreign debt, debt repayment rates, and global economic policy uncertainty on the development of Indonesian sukuk. The research methodology used in this study is the multiple linear regression method using the ordinary least squares method. The results of this study indicate that macroeconomic and financial variables have a significant impact on the development of the sukuk market in Indonesia. Meanwhile, the global economic policy uncertainty variable has an insignificant influence on the development of the sukuk market in Indonesia. Thus, there is a need for new policy alternatives to maintain overall economic fundamental stability and maintain sufficient liquidity in all sectors. This aims to maintain investor confidence and create a conducive environment for the development of Islamic economics and the sukuk market in Indonesia. AbstrakSukuk sebagai salah satu bentuk investasi syariah mulai banyak diminati oleh investor karena dianggap memiliki tingkat resiko yang lebih rendah, memiliki kinerja dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan investasi konvensional. Namun, kondisi ketidakpastian global memberikan ancaman terhadap perkembangan ekonomi syariah nasional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari dinamika ekonomi makro dan kondisi pasar keuangan yang terdiri dari nilai tukar, likuiditas internasional, utang luar negeri, dan tingkat pengembalian utang dan ketidakpastian kebijakan ekonomi global terhadap perkembangan sukuk Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode regresi linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keuangan ekonomi makro memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pasar sukuk di Indonesia. Sedangkan variabel ketidakpastian kebijakan ekonomi global memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan pasar sukuk di Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya alternatif kebijakan baru untuk tetap menjaga stabilitas fundamental ekonomi secara keseluruhan serta menjaga kecukupan likuiditas di segala sektor, hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan investor serta membuat lingkungan yang kondusif bagi pengembangan pasar sukuk dan ekonomi islam di Indonesia.","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124862319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.5846
Aba Agil Aziz, A. Fuad, Ali Mas’ud, Imam Walid Asrofuddin Ulil Huda
AbstractThis study aims to describe the history of education in Islam to serve as the basis for its epistemic framework. This study uses a literature study method with a qualitative approach. The sources used are books, articles that are relevant to the history of Islamic religious education, besides that, literature on epistemic rationality and religious moderation is also collected. How to obtain data in this study by reviewing the literature. The data analysis uses the concept given by Miles and Huberman. The results of this study are: 1) Historically the decline of Islamic education was due to the geopolitics of the destruction of the city of Baghdad so that the emergence of the western anti-colonial movement which resulted in radicalization to maintain power over religion. 2) Islamic education undergoes a transformation from the rationality of science through religious beliefs to the narrowing of knowledge and education in Islam for religious and political purposes. 3) Epistemic rationality is needed to revive Islamic education such as the golden age that uses rationality and empiricism in acquiring knowledge. 4) With an epistemic rationality approach based on the history of Islamic education, it can be used as an effort to form a moderate attitude in religion. AbstrakModerasi beragama kembali menjadi isu yang penting untuk dibahas, seiring dengan maraknya tindakan anarkis, radikalisme dan fanatisme mengatasnamakan agama yang dilakukan oleh oknum tertentu di waktu akhir ini. Oleh karena itu, perlu menilik sejarah pendidikan Islam pada masa keemasan untuk dijadikan pijakan kerangka epistemiknya. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Sumber yang digunakan adalah buku, artikel yang relevan dengan sejarah pendidikan agama islam selain itu dikumpulkan juga literatur-literatur rasionalitas epistemik dan moderasi beragama. Cara memperoleh data pada penelitian ini dengan telaah literature. Adapun analisis data menggunakan konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini berupa : 1) Tercatat historis kemunduran pendidikan islam disebabkan geopolitik hancurnya kota baghdad sehingga munculnya gerakan anti kolonial barat yang dampaknya radikalisasi untuk mempertahankan kekuasaan dengan atas agama. 2) Pendidikan islam mengalami transformasi dari rasionalitas ilmu pengetahuan melalui keyakinan agama berubah menjadi mempersempitnya ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam Islam untuk tujuan agama dan politiknya. 3) Rasionalitas epistemik diperlukan untuk membangkitkan kembali pendidikan islam seperti masa keemasan yang menggunakan rasionalitas dan empirik dalam memperoleh pengetahuan. 4) Dengan pendekatan rasionalitas epistemik berdasar sejarah pendidikan islam bisa digunakan sebagai upaya pembentukan sikap moderat dalam beragama.
摘要本研究旨在描述伊斯兰教的教育史,作为其认知框架的基础。本研究采用文献研究法和质性研究法。所使用的资料来源是与伊斯兰宗教教育史有关的书籍、文章,除此之外,还收集了关于认识理性和宗教节制的文献。如何通过查阅文献获得本研究的资料。数据分析使用了Miles和Huberman给出的概念。本研究的结果是:1)历史上伊斯兰教育的衰落是由于巴格达城被摧毁的地缘政治,从而导致西方反殖民运动的出现,导致激进化以维持对宗教的权力。2)伊斯兰教育经历了从通过宗教信仰实现科学理性到为宗教和政治目的而狭隘化伊斯兰知识和教育的转变。3)复兴伊斯兰教育需要认识理性,例如用理性和经验主义获取知识的黄金时代。(4)以伊斯兰教教育史为基础的认识理性方法,可以作为形成温和宗教态度的一种努力。【摘要】现代主义与激进主义、极端主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义与狂热主义的区别在于,现代主义。Oleh karena图,perlu menilik sejarah pendidikan伊斯兰教,pada masan keemasan untuk dijadikan pijakan kerangka epistemiknya。Penelitian ini menggunakan方法研究kepustakan和dengan pendekatan质量。杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强,杨志强。卡拉佩罗罗的数据集、数据集、数据集、数据集、数据集。Adapun分析数据,孟古纳坎,康赛,杨,迪比利坎,麦尔斯,丹,胡伯曼。1) Tercatat historis kemunduran pendidikan islam disebabkan地缘政治tik handurnya kota baghdad sehinga munculnya gerakan反殖民barat yang dampaknya radikalisasi untuk mempertahankan kekuasaan dengan atas agama。2) Pendidikan islam mengalami transformasi dari rasionalitas ilmu pengetahuan melaluis keyakinan agama beruba menjadi memperemitnya ilmu pengetahuan dan Pendidikan dalam islam untuk tujuan agama dan politiknya。3)理性主义的epistemik diperlukan untuk membangkitkan kembali pendidikan islam seperti masa keemasan yang menggunakan理性主义的dan emperoleh pengetahuan。4) Dengan pendekatan asiionalitas epistemik berdasar sejarah pendidikan islam bisa digunakan sebagai upaya penbentukan sikapa moderam beragama。
{"title":"Rasionalitas Epistemik dalam Pendidikan Islam dengan Perspektif Historis untuk Membangun Moderasi Beragama di Indonesia","authors":"Aba Agil Aziz, A. Fuad, Ali Mas’ud, Imam Walid Asrofuddin Ulil Huda","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.5846","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.5846","url":null,"abstract":"AbstractThis study aims to describe the history of education in Islam to serve as the basis for its epistemic framework. This study uses a literature study method with a qualitative approach. The sources used are books, articles that are relevant to the history of Islamic religious education, besides that, literature on epistemic rationality and religious moderation is also collected. How to obtain data in this study by reviewing the literature. The data analysis uses the concept given by Miles and Huberman. The results of this study are: 1) Historically the decline of Islamic education was due to the geopolitics of the destruction of the city of Baghdad so that the emergence of the western anti-colonial movement which resulted in radicalization to maintain power over religion. 2) Islamic education undergoes a transformation from the rationality of science through religious beliefs to the narrowing of knowledge and education in Islam for religious and political purposes. 3) Epistemic rationality is needed to revive Islamic education such as the golden age that uses rationality and empiricism in acquiring knowledge. 4) With an epistemic rationality approach based on the history of Islamic education, it can be used as an effort to form a moderate attitude in religion. AbstrakModerasi beragama kembali menjadi isu yang penting untuk dibahas, seiring dengan maraknya tindakan anarkis, radikalisme dan fanatisme mengatasnamakan agama yang dilakukan oleh oknum tertentu di waktu akhir ini. Oleh karena itu, perlu menilik sejarah pendidikan Islam pada masa keemasan untuk dijadikan pijakan kerangka epistemiknya. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Sumber yang digunakan adalah buku, artikel yang relevan dengan sejarah pendidikan agama islam selain itu dikumpulkan juga literatur-literatur rasionalitas epistemik dan moderasi beragama. Cara memperoleh data pada penelitian ini dengan telaah literature. Adapun analisis data menggunakan konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini berupa : 1) Tercatat historis kemunduran pendidikan islam disebabkan geopolitik hancurnya kota baghdad sehingga munculnya gerakan anti kolonial barat yang dampaknya radikalisasi untuk mempertahankan kekuasaan dengan atas agama. 2) Pendidikan islam mengalami transformasi dari rasionalitas ilmu pengetahuan melalui keyakinan agama berubah menjadi mempersempitnya ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam Islam untuk tujuan agama dan politiknya. 3) Rasionalitas epistemik diperlukan untuk membangkitkan kembali pendidikan islam seperti masa keemasan yang menggunakan rasionalitas dan empirik dalam memperoleh pengetahuan. 4) Dengan pendekatan rasionalitas epistemik berdasar sejarah pendidikan islam bisa digunakan sebagai upaya pembentukan sikap moderat dalam beragama. ","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128105952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.21154/muslimheritage.v8i1.2883
Dini Arifah Nihayati
AbstractMTA’s fatwa regarding the permissibility of menstruating woman to read the Qur’an on the basic of the QS. Al-Wāqi'ah: 79 contradicts the fatwa of previous scholars which uses the same basis and contradicts the thinking of the majority of society. From this problem, it apperas that MTA as a literal group has produced a liberal fatwa. Liberalism is synonymous with the belief that the original Al-Qur'an only exists in Lawh Al-Mahfudz. This kind of belief is in line with MTA's understanding of the word Al-Muthohharun (holy people) in QS. AL-Waqi'ah: 79. According to their interpretation, this word only applies to angels as intermediaries for the descent of the Qur'an. So that menstruating women are allowed to read the Qur'an because there is no explicit argument against it. This opinion shows freedom in concluding the meaning of the verse by relying solely on reason. for this reason, the author examines it more deeply into a thesis. Negotiative hermeneutics is used as an approach because it has implication for balancing the dialegical relationship of hermeneutics elements and keep the reader away from the result of authoritarian interpretations. The main issues that will be examined are as follows: 1. Why does the MTA as a literal religious institution offer a liberal fatwa by allowing menstruating woman to read the Qur’an? 2. How is negotiative hermeneutics analysis of the MTA fatwa regarding the ability of menstruating woman to read the Qur’an? The author conducts library research. The author collects data using documents. The author analyzes the data inductively by organizing and describing the data, than synthesizes using negotiative hermeneutics and makes conclusions. From this research, it can be concluded that MTA is trapped in a takwil wic is not accordance with the takwil rules and exercises freedom of tought. In terms of negotiative hermeneutics, The MTA fatwa is an authoritarian one. Because MTA still dominates the elements of interpretation, wich result in the neglect of God’s authority. AbstrakFatwa MTA tentang kebolehan wanita haid membaca Al-Qur’an dengan dasar QS. Al-Wāqi’ah:79 berseberangan dengan fatwa ulama terdahulu yang menggunakan dasar yang sama. Masalah tersebut mengakibatkan fatwa MTA dinilai bertentangan dengan pemikiran mayoritas masyarakat dan muncul dugaan bahwa MTA sebagai kelompok literalis telah menghasilkan fatwa liberal. Liberal identik dengan keyakinan bahwa Al-Qur’an asli hanya ada di Lauh Al-Mahfudz. Keyakinan semacam ini senada dengan pemahaman MTA terhadap kata Al-Muthohharun (orang-orang yang suci) dalam QS. AL-Waqi’ah: 79. Menurut penafsiran mereka, kata tersebut hanya berlaku bagi malaikat sebagai perantara turunnya Al-Qur’an. Sehingga wanita haid diperbolehkan membaca Al-Qur’an karena tidak ada dalil eksplisit yang melarangnya. Pendapat ini menunjukkan kebebasan dalam menyimpulkan maksud dari ayat tersebut dengan mengandalkan akal semata. Untuk itu, penulis mengkajinya lebih dalam. Hermeneutika negos
【摘要】在经期妇女阅读《古兰经》的基础上,伊斯兰教法对经期妇女是否可以阅读《古兰经》作出了教令。Al-Wāqi'ah: 79与先前学者使用相同基础的法特瓦相矛盾,与社会大多数人的思想相矛盾。从这个问题来看,似乎MTA作为一个字面上的团体已经产生了一个自由主义的法特瓦。自由主义是认为原始的《古兰经》只存在于马福兹律法的同义词。这种信仰与MTA对QS中Al-Muthohharun(圣洁的人)一词的理解是一致的。AL-Waqi 'ah: 79。根据他们的解释,这个词只适用于天使作为古兰经降临的中介。经期妇女可以读《古兰经》因为没有明确的反对理由。这种观点显示了仅仅依靠理性来总结这节经文意义的自由。因此,作者在论文中对其进行了更深入的研究。协商解释学被用作一种方法,因为它具有平衡解释学要素的辩证关系,使读者远离权威解释的结果的意义。将审查的主要问题如下:为什么MTA作为一个字面上的宗教机构通过允许经期妇女阅读古兰经来提供一个自由的法特瓦?2. 关于经期妇女阅读古兰经的能力,对MTA法特瓦的协商解释学分析是怎样的?作者进行图书馆研究。作者使用文档收集数据。作者通过对资料的整理和描述进行归纳分析,然后运用协商解释学进行综合,得出结论。从本研究可以得出结论,MTA被困在一个不符合takwil规则的takwil中,行使着思想自由。就协商解释学而言,MTA法特瓦是一个专制的法特瓦。因为MTA仍然主导着释经的要素,这导致了对上帝权威的忽视。[摘要]法特瓦·马塔塔(fatwa MTA)在《古兰经》中所占的地位。Al-Wāqi 'ah:79 berseberangan dengan fatwa ulama terdahulu yang menggunakan dasar yang sama。Masalah tersebut mengakibatkan fatwa MTA dinilai bertentenangan dengan pemikiran mayoritas masyarakat dan muncul dugaan bahwa MTA sebagai kelompok literalis telah menghasilkan fatwa liberal。自由主义者认为《古兰经》是一种宗教信仰。Keyakinan semacam ini senada dengan pemahaman MTA terhadap kata Al-Muthohharun (orangang yang suci) dalam QS。AL-Waqi 'ah: 79。《古兰经》:《古兰经》:《古兰经》:《古兰经》sehinga wanita had diperbolehanan membaca al - quuran karena tidak ada dalil eksplisit yang melarangnya。Pendapat ini menunjukkan kebebasan dalam menypulkan maksud dari ayat tersebut dengan mengandalkan akal semata。Untuk itu, penulis mengkajinya lebih dalam。翻译是谈判,翻译是谈判,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话,翻译是对话。1. Pokok permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut。这句话的意思是:自由的,自由的,自由的,自由的,自由的,自由的2. 《古兰经》的翻译结果:《古兰经》的翻译结果:Penulis mengumpulkan数据menggunakan dokumen。Penulis menganalisa data secktif dengan mengorganisasian dan mendeskripkan data, kemudian melakukan sintesa menggunakan hermeneutika谈判dan memkekespulan。Penulis menghasilkan kespulpulan bahwa MTA terjebak dalam upaya takwill namun tidak sesuai dengan kaidah takwill dan melakukan kebebasan berfikir。达拉姆·卡卡马塔(Dalam kacamata)是一名诠释学家,也是一名翻译作家。MTA sebagai pembaca masih medominasi unsur-unsur penafsiran, yang mengakibatkan pengabaian otoritas Tuhan。
{"title":"Studi Fatwa Majelis Tafsir Al-Qur'an Menggunakan Hermeneutika Negosiatif","authors":"Dini Arifah Nihayati","doi":"10.21154/muslimheritage.v8i1.2883","DOIUrl":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v8i1.2883","url":null,"abstract":"AbstractMTA’s fatwa regarding the permissibility of menstruating woman to read the Qur’an on the basic of the QS. Al-Wāqi'ah: 79 contradicts the fatwa of previous scholars which uses the same basis and contradicts the thinking of the majority of society. From this problem, it apperas that MTA as a literal group has produced a liberal fatwa. Liberalism is synonymous with the belief that the original Al-Qur'an only exists in Lawh Al-Mahfudz. This kind of belief is in line with MTA's understanding of the word Al-Muthohharun (holy people) in QS. AL-Waqi'ah: 79. According to their interpretation, this word only applies to angels as intermediaries for the descent of the Qur'an. So that menstruating women are allowed to read the Qur'an because there is no explicit argument against it. This opinion shows freedom in concluding the meaning of the verse by relying solely on reason. for this reason, the author examines it more deeply into a thesis. Negotiative hermeneutics is used as an approach because it has implication for balancing the dialegical relationship of hermeneutics elements and keep the reader away from the result of authoritarian interpretations. The main issues that will be examined are as follows: 1. Why does the MTA as a literal religious institution offer a liberal fatwa by allowing menstruating woman to read the Qur’an? 2. How is negotiative hermeneutics analysis of the MTA fatwa regarding the ability of menstruating woman to read the Qur’an? The author conducts library research. The author collects data using documents. The author analyzes the data inductively by organizing and describing the data, than synthesizes using negotiative hermeneutics and makes conclusions. From this research, it can be concluded that MTA is trapped in a takwil wic is not accordance with the takwil rules and exercises freedom of tought. In terms of negotiative hermeneutics, The MTA fatwa is an authoritarian one. Because MTA still dominates the elements of interpretation, wich result in the neglect of God’s authority. AbstrakFatwa MTA tentang kebolehan wanita haid membaca Al-Qur’an dengan dasar QS. Al-Wāqi’ah:79 berseberangan dengan fatwa ulama terdahulu yang menggunakan dasar yang sama. Masalah tersebut mengakibatkan fatwa MTA dinilai bertentangan dengan pemikiran mayoritas masyarakat dan muncul dugaan bahwa MTA sebagai kelompok literalis telah menghasilkan fatwa liberal. Liberal identik dengan keyakinan bahwa Al-Qur’an asli hanya ada di Lauh Al-Mahfudz. Keyakinan semacam ini senada dengan pemahaman MTA terhadap kata Al-Muthohharun (orang-orang yang suci) dalam QS. AL-Waqi’ah: 79. Menurut penafsiran mereka, kata tersebut hanya berlaku bagi malaikat sebagai perantara turunnya Al-Qur’an. Sehingga wanita haid diperbolehkan membaca Al-Qur’an karena tidak ada dalil eksplisit yang melarangnya. Pendapat ini menunjukkan kebebasan dalam menyimpulkan maksud dari ayat tersebut dengan mengandalkan akal semata. Untuk itu, penulis mengkajinya lebih dalam. Hermeneutika negos","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123904347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}