Pub Date : 2022-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v8i1.18228
K. Khoirunnisa', I. S. Mercuriani
Porang (Amorphophallus muelleriBlume) merupakan sumber karbohidrat yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan teknik sterilisasi yang optimal serta mengetahui pengaruh dan konsentrasi optimal zat pengatur tumbuh (ZPT) 2,4-dichlorophenoxy acid (2,4-D) terhadap induksi kalus porang (Amorphophallus muelleri Blume). Penelitian ini dibagi atas dua tahap, yaitu: metode sterilisasi eksplan umbi porang (Tahap 1) dan induksi pembentukan kalus porang secara in vitro menggunakan ZPT 2,4-D (Tahap 2). Pada tahap 1 dicobakan 3 macam sterilan yakni: Klorok, HgCl2, dan Alkohol 70%. Penelitian tahap 2 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi 2,4- D (0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5) sebanyak 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan two-way ANOVA dan uji lanjut menggunakan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan teknik sterilisasi terbaik digunakan dengan bahan Klorox yaitu 3,7%. Konsentrasi 2,4-D 1 mg/L efektif menginduksi munculnya kalus paling cepat (12,40 hst), persentase pembentukan kalus tertinggi (53,40%), sertakualitas kalus terbaik (berwarna putih kekuningan/ tender yellow).Kata kunci: Induksi kalus, kualitas kalus, teknik sterilisasi eksplan, 2,4-dichlorophenoxy acetid acid (2,4-D)
{"title":"OPTIMASI TEKNIK STERILISASI EKSPLAN DAN MEDIUM INDUKSI KALUS PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) DENGAN PENAMBAHAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) 2,4-D","authors":"K. Khoirunnisa', I. S. Mercuriani","doi":"10.21831/kingdom.v8i1.18228","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v8i1.18228","url":null,"abstract":"Porang (Amorphophallus muelleriBlume) merupakan sumber karbohidrat yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan teknik sterilisasi yang optimal serta mengetahui pengaruh dan konsentrasi optimal zat pengatur tumbuh (ZPT) 2,4-dichlorophenoxy acid (2,4-D) terhadap induksi kalus porang (Amorphophallus muelleri Blume). Penelitian ini dibagi atas dua tahap, yaitu: metode sterilisasi eksplan umbi porang (Tahap 1) dan induksi pembentukan kalus porang secara in vitro menggunakan ZPT 2,4-D (Tahap 2). Pada tahap 1 dicobakan 3 macam sterilan yakni: Klorok, HgCl2, dan Alkohol 70%. Penelitian tahap 2 menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi 2,4- D (0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5) sebanyak 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan two-way ANOVA dan uji lanjut menggunakan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan teknik sterilisasi terbaik digunakan dengan bahan Klorox yaitu 3,7%. Konsentrasi 2,4-D 1 mg/L efektif menginduksi munculnya kalus paling cepat (12,40 hst), persentase pembentukan kalus tertinggi (53,40%), sertakualitas kalus terbaik (berwarna putih kekuningan/ tender yellow).Kata kunci: Induksi kalus, kualitas kalus, teknik sterilisasi eksplan, 2,4-dichlorophenoxy acetid acid (2,4-D)","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125132492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13403
Amilia Dewi Rusita, Y. Yuliati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologis jamu beras kencur dan nilai hygiene sanitasi produksi jamu beras kencur produksi rumahan. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode observasi. Pengambilan sampel air kran, sampel jamu beras kencur sebelum dikemas dan setelah dikemas dilakukan pada satu produksi jamu rumahan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Uji MPN bakteri Escherichia coli di Balai Laboratorium dan Kesehatan Yogyakarta. Pengukuran pH dilakukan di Laboratorium FMIPA UNY. Hasil penelitian menunjukkan nilai higiene-sanitasi pada produksi rumahan jamu beras kencur memiliki nilai persentase sebesar 65% dari kisaran (0-100)%, dengan kategori kurang baik. Hasil uji MPN bakteri Escherichia coli pada produk jamu yang diambil sebelum dikemas menunjukkan hasil 3 MPN/ml dan sudah memenuhi syarat sesuai Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994. Jamu setelah dikemas menunjukkan hasil 1100 MPN/ml dan tidak memenuhi syarat sesuai Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994, lima faktor yang berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologis berdasarkan hasil observasi yaitu lingkungan, penjamah, peralatan, bahan baku, air dan pengolah.Kata kunci: Higiene-sanitasi , Jamu beras kencur, MPN bakteri Escherichia coli
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS JAMU BERAS KENCUR DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI KECAMATAN DEPOK)","authors":"Amilia Dewi Rusita, Y. Yuliati","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13403","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13403","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologis jamu beras kencur dan nilai hygiene sanitasi produksi jamu beras kencur produksi rumahan. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode observasi. Pengambilan sampel air kran, sampel jamu beras kencur sebelum dikemas dan setelah dikemas dilakukan pada satu produksi jamu rumahan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Uji MPN bakteri Escherichia coli di Balai Laboratorium dan Kesehatan Yogyakarta. Pengukuran pH dilakukan di Laboratorium FMIPA UNY. Hasil penelitian menunjukkan nilai higiene-sanitasi pada produksi rumahan jamu beras kencur memiliki nilai persentase sebesar 65% dari kisaran (0-100)%, dengan kategori kurang baik. Hasil uji MPN bakteri Escherichia coli pada produk jamu yang diambil sebelum dikemas menunjukkan hasil 3 MPN/ml dan sudah memenuhi syarat sesuai Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994. Jamu setelah dikemas menunjukkan hasil 1100 MPN/ml dan tidak memenuhi syarat sesuai Kepmenkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994, lima faktor yang berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologis berdasarkan hasil observasi yaitu lingkungan, penjamah, peralatan, bahan baku, air dan pengolah.Kata kunci: Higiene-sanitasi , Jamu beras kencur, MPN bakteri Escherichia coli","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124152673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13406
Silvy Wening Vadila, Tutiek Rahayu
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan penerapan CPPB pada pembuatan es puter,mengetahui perbedaan titik kritis pembuatan es puter A dan B bedasarkan pelaksanaan CPPB ,danmengetahui perbedaan mutu keamanan pangan produk es puter pembuat A dan B berdasarkan hasilpelaksanaan CPPB. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasi, pengambilan sampeldilakukan dengan cara pengundian. Hasil penerapan CPPB tidak ada perbedaan , pada pembuatan es puterA dan B pada lingkup bahan sudah sesuai dengan spesifikasi bahan baku dan pada tahapan prosespembuatan terdapat penyimpangan yakni pada alat, pekerja, dan lingkungan. Kedua pembuat es puter Adan B memiliki titik kritis yang berasal dari pekerja, tempat, dan peralatan. Hasil uji fisik es puter A danB tidak ada perbedaan, keduanya terdapat benda asing berupa serpihan kulit kelapa dan pasir. Hasil ujikimia sakarin es puter di pembuat A dan B negatif, pH air baku es puter A yakni 6 dan es puter B yakni 7.Hasil uji mikrobiologis coliform es puter pembuat A dan B pada ke tiga kriteria ½ jadi, jadi (0 jam), danakan habis (12 jam) menunjukkan hasil positif 110 MPN/mL.Kata kunci: es puter,CPPB, titik kritis, fisik, kimia, mikrobiologi.
{"title":"CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK (CPPB) PADA PEMBUATAN ES PUTER","authors":"Silvy Wening Vadila, Tutiek Rahayu","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13406","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13406","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan penerapan CPPB pada pembuatan es puter,mengetahui perbedaan titik kritis pembuatan es puter A dan B bedasarkan pelaksanaan CPPB ,danmengetahui perbedaan mutu keamanan pangan produk es puter pembuat A dan B berdasarkan hasilpelaksanaan CPPB. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasi, pengambilan sampeldilakukan dengan cara pengundian. Hasil penerapan CPPB tidak ada perbedaan , pada pembuatan es puterA dan B pada lingkup bahan sudah sesuai dengan spesifikasi bahan baku dan pada tahapan prosespembuatan terdapat penyimpangan yakni pada alat, pekerja, dan lingkungan. Kedua pembuat es puter Adan B memiliki titik kritis yang berasal dari pekerja, tempat, dan peralatan. Hasil uji fisik es puter A danB tidak ada perbedaan, keduanya terdapat benda asing berupa serpihan kulit kelapa dan pasir. Hasil ujikimia sakarin es puter di pembuat A dan B negatif, pH air baku es puter A yakni 6 dan es puter B yakni 7.Hasil uji mikrobiologis coliform es puter pembuat A dan B pada ke tiga kriteria ½ jadi, jadi (0 jam), danakan habis (12 jam) menunjukkan hasil positif 110 MPN/mL.Kata kunci: es puter,CPPB, titik kritis, fisik, kimia, mikrobiologi.","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126805567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13408
Risty Kharina, I. Suryadarma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan larutan tanaman skrikaya terhadapmortalitas larva Spodoptera litura F., perubahan larva menjadi pupa, tingkat kerusakan tanaman sawi, berat basahtanaman sawi, waktu penyemprotan pestisida nabati dan dosis optimal pestisida nabati untuk pengendalian hamaSpodoptera litura F.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktorial yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan larutan ekstrak tanaman srikaya.Objek yang digunakan adalah hama Spodoptera litura F. instar III dan tanaman sawi. Perlakuan terdiri atas limavariasi kadar larutan (10%; 15%; 20%) serta satu perlakuan tanpa pestisida nabati sebagai kontrol negatif dan satuperlakuan dengan menggunakan pestisida sintetik sebagai kontrol positif. Terdapat tiga ulangan pada setiapperlakuan, masing-masing ulangan terdiri dari lima larva. Data dianalisis menggunakan Analisis Faktorial, apabilahasil uji menunjukan adanya pengaruh atau beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf nyata 5%untuk mengetahui efek perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Semakin tinggi dosis pestisida nabatisrikaya, semakin tinggi mortalitas hama ulat grayak pada dosis 20% perlakuan sesudah peletakan larva (2) Semakintinggi dosis pestisida nabati srikaya, semakin pendek siklus hidup larva ulat grayak yang menjadi pupa grayak padaperlakuan sesudah peletakan larva (3) Semakin tinggi dosis pestisida nabati srikaya, semakin rendah tingkatkerusakan tanaman sawi grayak pada dosis 20% perlakuan sesudah peletakan larva (4) Semakin tinggi dosispestisida nabati srikaya, semakin besar berat basah tanaman sawi grayak pada dosis 20% perlakuan sesudahpeletakan larva. (5) Waktu penyemprotan pestisida nabati efektif dilakukan pada perlakuan sesudah peletakan larvadengan menggunakan dosis 20%.Kata kunci: Larutan srikaya (Annona squamosa L.), Ulat Grayak (Spodoptera litura F.), mortalitas, pupa,kerusakan daun
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN DAUN DAN BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)","authors":"Risty Kharina, I. Suryadarma","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13408","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13408","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan larutan tanaman skrikaya terhadapmortalitas larva Spodoptera litura F., perubahan larva menjadi pupa, tingkat kerusakan tanaman sawi, berat basahtanaman sawi, waktu penyemprotan pestisida nabati dan dosis optimal pestisida nabati untuk pengendalian hamaSpodoptera litura F.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktorial yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan larutan ekstrak tanaman srikaya.Objek yang digunakan adalah hama Spodoptera litura F. instar III dan tanaman sawi. Perlakuan terdiri atas limavariasi kadar larutan (10%; 15%; 20%) serta satu perlakuan tanpa pestisida nabati sebagai kontrol negatif dan satuperlakuan dengan menggunakan pestisida sintetik sebagai kontrol positif. Terdapat tiga ulangan pada setiapperlakuan, masing-masing ulangan terdiri dari lima larva. Data dianalisis menggunakan Analisis Faktorial, apabilahasil uji menunjukan adanya pengaruh atau beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf nyata 5%untuk mengetahui efek perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Semakin tinggi dosis pestisida nabatisrikaya, semakin tinggi mortalitas hama ulat grayak pada dosis 20% perlakuan sesudah peletakan larva (2) Semakintinggi dosis pestisida nabati srikaya, semakin pendek siklus hidup larva ulat grayak yang menjadi pupa grayak padaperlakuan sesudah peletakan larva (3) Semakin tinggi dosis pestisida nabati srikaya, semakin rendah tingkatkerusakan tanaman sawi grayak pada dosis 20% perlakuan sesudah peletakan larva (4) Semakin tinggi dosispestisida nabati srikaya, semakin besar berat basah tanaman sawi grayak pada dosis 20% perlakuan sesudahpeletakan larva. (5) Waktu penyemprotan pestisida nabati efektif dilakukan pada perlakuan sesudah peletakan larvadengan menggunakan dosis 20%.Kata kunci: Larutan srikaya (Annona squamosa L.), Ulat Grayak (Spodoptera litura F.), mortalitas, pupa,kerusakan daun","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129118910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13395
Aprilia Elok Nur Aini, Tri Harjana
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh paparan asap rokok elektrik denganberbagai variasi dosis terhadap gambaran histologi bronkiolus mencit (Mus musculus). Penelitian inimerupakan penelitian eksperimen rancangan acak lengkap satu faktor. Objek yang digunakan adalahenam belas mencit jantan berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 29gram yang terbagi dalam empatkelompok yakni satu kelompok kontrol (K) yang tidak diberi pengasapan, dan tiga kelompokperlakuan yang terdiri dari kelompok P1(10 kali hisapan perhari), kelompok P2 (20 kali hisapanperhari), serta kelompok P3(30 hisapan perhari), yang setiap kelompok perlakuan terdiri dari empatulangan. Data yang diamati adalah luas penutupan mukus bronkiolus. Analisis yang dilakukan adalahuji One Way ANOVA untuk mengatahui pengaruh dosis asap rokok elektrik terhadap gambaranhistopatologi paru-paru mencit yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc DMRT (Duncan’s MultipleRange Test) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (pvalue0,05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Uji beda DMRT dilakukanselanjutnya dan diketahui bahwa kelompok perlakuan 30 kali hisapan per hari memberikan pengaruhyang paling besar terhadap luas penutupan mukus bronkiolus.Kata kunci: Rokok elektrik, bronkiolus mencit, luas penutupan mukus
这项研究的目的是确定以剂量暴露于支气管炎样谱中不同剂量的电烟对神经胶原炎的影响。这项研究是一个单一因素的随机设计实验。物体adalahenam十五岁的雄鼠使用2 - 3个月的平均体重29gram分为empatkelompok即一组控制的(K)没有得到愤愤不平的,三种kelompokperlakuan由P1组(每天10次击hisapanperhari), P2组(20次),以及P3的一击(30美元),小组每组由empatulangan待遇。所观察到的数据显示,支气管炎的关闭范围非常广。目前正在进行的分析是,一种分析将一剂电子烟对嘴样神经病理学的影响与随后的Post Hoc d捷测试(Duncan的多功能测试)进行5%的测试。研究表明,控制组和治疗组之间存在明显的差异。随后进行了对DMRT进行的不同测试,发现治疗小组每天进行30次治疗对穆库斯支气管炎关闭的影响最大。关键词:电子烟,支气管炎,止痉挛
{"title":"PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK ELEKTRIK (VAPOUR) DENGAN BERBAGAI VARIASI DOSIS TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI BRONKIOLUS MENCIT (Mus musculus)","authors":"Aprilia Elok Nur Aini, Tri Harjana","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13395","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13395","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh paparan asap rokok elektrik denganberbagai variasi dosis terhadap gambaran histologi bronkiolus mencit (Mus musculus). Penelitian inimerupakan penelitian eksperimen rancangan acak lengkap satu faktor. Objek yang digunakan adalahenam belas mencit jantan berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 29gram yang terbagi dalam empatkelompok yakni satu kelompok kontrol (K) yang tidak diberi pengasapan, dan tiga kelompokperlakuan yang terdiri dari kelompok P1(10 kali hisapan perhari), kelompok P2 (20 kali hisapanperhari), serta kelompok P3(30 hisapan perhari), yang setiap kelompok perlakuan terdiri dari empatulangan. Data yang diamati adalah luas penutupan mukus bronkiolus. Analisis yang dilakukan adalahuji One Way ANOVA untuk mengatahui pengaruh dosis asap rokok elektrik terhadap gambaranhistopatologi paru-paru mencit yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc DMRT (Duncan’s MultipleRange Test) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (pvalue0,05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Uji beda DMRT dilakukanselanjutnya dan diketahui bahwa kelompok perlakuan 30 kali hisapan per hari memberikan pengaruhyang paling besar terhadap luas penutupan mukus bronkiolus.Kata kunci: Rokok elektrik, bronkiolus mencit, luas penutupan mukus","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124684834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13410
Fanisa Tsabila Hanum, Suhartini Suhartini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati campuran tanaman sambiloto(Andrographis paniculata), pranajiwa (Euchresta harsfieldii), dan srikaya (Annona squamosa) terhadap mortalitaslarva Spodoptera litura, perubahan larva Spodoptera litura menjadi pupa, kerusakan daun tanaman sawi, beratbasah tanaman sawi, serta variasi konsentrasi dan perlakuan penyemprotan pestisida nabati yang efektif dalammengendalikan hama Spodoptera litura pada tanaman sawi (Brassica juncea L.). Jenis Penelitian ini adalahpenelitian eksperimen desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan data yang diperoleh, efektivitas daripestisida nabati kombinasi terhadap mortalitas terlihat pada konsentrasi 20% perlakuan kombinasi penyemprotan.Efektivitas terhadap pemendekan fase larva terlihat pada konsentrasi 10% perlakuan penyemprotan sesudahaplikasi hama. Efektivitas terhadap persentase kerusakan daun terendah terlihat pada konsentrasi 10% perlakuanpenyemprotan sesudah aplikasi hama. Sementara, pemberian pestisida nabati kombinasi tidak berpengaruhterhadap kenaikan berat basah tanaman sawi.Kata kunci: Pestisida nabati, Sambiloto (Andrographis paniculata), Pranajiwa (Euchresta harsfieldii), Srikaya(Annona squamosa), Sawi (Brassica juncea L.), Spodoptera litura.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN CAMPURAN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata), PRANAJIWA (Euchresta harsfieldii) DAN SRIKAYA (Annona squamosa) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)","authors":"Fanisa Tsabila Hanum, Suhartini Suhartini","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13410","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13410","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati campuran tanaman sambiloto(Andrographis paniculata), pranajiwa (Euchresta harsfieldii), dan srikaya (Annona squamosa) terhadap mortalitaslarva Spodoptera litura, perubahan larva Spodoptera litura menjadi pupa, kerusakan daun tanaman sawi, beratbasah tanaman sawi, serta variasi konsentrasi dan perlakuan penyemprotan pestisida nabati yang efektif dalammengendalikan hama Spodoptera litura pada tanaman sawi (Brassica juncea L.). Jenis Penelitian ini adalahpenelitian eksperimen desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan data yang diperoleh, efektivitas daripestisida nabati kombinasi terhadap mortalitas terlihat pada konsentrasi 20% perlakuan kombinasi penyemprotan.Efektivitas terhadap pemendekan fase larva terlihat pada konsentrasi 10% perlakuan penyemprotan sesudahaplikasi hama. Efektivitas terhadap persentase kerusakan daun terendah terlihat pada konsentrasi 10% perlakuanpenyemprotan sesudah aplikasi hama. Sementara, pemberian pestisida nabati kombinasi tidak berpengaruhterhadap kenaikan berat basah tanaman sawi.Kata kunci: Pestisida nabati, Sambiloto (Andrographis paniculata), Pranajiwa (Euchresta harsfieldii), Srikaya(Annona squamosa), Sawi (Brassica juncea L.), Spodoptera litura.","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128662617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13412
Novia Locita Saputri, S. Sudarsono
Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis media kultur apa yang sesuai dengan pertumbuhan biomassamutlak cacing sutra, mengetahui dosis yang sesuai dengan pertumbuhan biomassa mutlak cacing sutra. Cacingsutra dikultur dalam wadah dengan media kultur dan dosis yang berbeda yaitu kotoran sapi dan vermikomposdengan konsentrasi perlakuan 0 gram, 400 gram, 500 gram, 600 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mediadengan perlakuan kotoran sapi dengan dosis 600 gram/wadah menunjukkan penambahan biomassa mutlak cacingsutra tertinggi dengan rata-rata sebesar 23,30±2,43 gram, menunjukan hasil yang berpengaruh nyata terhadapbiomassa mutlak cacing sutra.Kata kunci: Cacing sutra, kotoran sapi ,vermikompos , lumpur, Biomassa mutlak
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN DOSIS MEDIA KULTUR (KOTORAN SAPI DAN VERMIKOMPOS) TERHADAP BIOMASSA MUTLAK CACING SUTRA (Tubifex sp) DALAM SISTEM RESIRKULASI","authors":"Novia Locita Saputri, S. Sudarsono","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13412","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13412","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis media kultur apa yang sesuai dengan pertumbuhan biomassamutlak cacing sutra, mengetahui dosis yang sesuai dengan pertumbuhan biomassa mutlak cacing sutra. Cacingsutra dikultur dalam wadah dengan media kultur dan dosis yang berbeda yaitu kotoran sapi dan vermikomposdengan konsentrasi perlakuan 0 gram, 400 gram, 500 gram, 600 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mediadengan perlakuan kotoran sapi dengan dosis 600 gram/wadah menunjukkan penambahan biomassa mutlak cacingsutra tertinggi dengan rata-rata sebesar 23,30±2,43 gram, menunjukan hasil yang berpengaruh nyata terhadapbiomassa mutlak cacing sutra.Kata kunci: Cacing sutra, kotoran sapi ,vermikompos , lumpur, Biomassa mutlak","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131459871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13407
Ayu Wulandari, Tutiek Rahayu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan higiene dan sanitasi serta keamananproduk yang dihasilkan pada usaha jasaboga di Seturan Kecamatan Depok, Kelurahan Caturtunggal,Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan observasi ke usaha jasaboga.Penentuan lokasi dan sampel ayam bakar Padang dilakukan secara purposive sampling. Data hasilobservasi dari lembar scoring dianalisis dengan analisis statistik deskriptif, dimodifikasi dariKumpulan Modul Kursus Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman Depkes RI. 2004. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa penerapan higiene dan sanitasi pada proses penyajian di keduajasaboga cukup baik dibuktikan dengan hasil presentase yang didapat jasaboga A sebesar 81,25% danjasaboga B sebesar 79,16%, sedangkan standar baku mutu yang telah diterapkan yaitu 70%.Keamanan produk ayam bakar padang pada kedua jasaboga ialah baik dan aman untuk dikonsumsi,terbukti dengan tidak terdapatnya cemaran yang melebihi standar pada hasil pengujian bau, rasa,tekstur, kenampakan benda asing, pengujian pH, formalin, ALT dan keberadaan Staphylococcusaureus.Kata kunci: ayam bakar Padang, higiene, sanitasi, usaha jasaboga
{"title":"HIGIENE DAN SANITASI USAHA JASABOGA DI SETURAN, KECAMATAN DEPOK, KELURAHAN CATURTUNGGAL, D.I YOGYAKARTA","authors":"Ayu Wulandari, Tutiek Rahayu","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13407","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13407","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan higiene dan sanitasi serta keamananproduk yang dihasilkan pada usaha jasaboga di Seturan Kecamatan Depok, Kelurahan Caturtunggal,Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan observasi ke usaha jasaboga.Penentuan lokasi dan sampel ayam bakar Padang dilakukan secara purposive sampling. Data hasilobservasi dari lembar scoring dianalisis dengan analisis statistik deskriptif, dimodifikasi dariKumpulan Modul Kursus Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman Depkes RI. 2004. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa penerapan higiene dan sanitasi pada proses penyajian di keduajasaboga cukup baik dibuktikan dengan hasil presentase yang didapat jasaboga A sebesar 81,25% danjasaboga B sebesar 79,16%, sedangkan standar baku mutu yang telah diterapkan yaitu 70%.Keamanan produk ayam bakar padang pada kedua jasaboga ialah baik dan aman untuk dikonsumsi,terbukti dengan tidak terdapatnya cemaran yang melebihi standar pada hasil pengujian bau, rasa,tekstur, kenampakan benda asing, pengujian pH, formalin, ALT dan keberadaan Staphylococcusaureus.Kata kunci: ayam bakar Padang, higiene, sanitasi, usaha jasaboga","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114596582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13400
Rlita Juniarti, Suhandoyo Suhandoyo
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemberian insektisidaabamektin dengan daya tetas kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini merupakanpenelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan memperlakuan kokon cacingtanah (Lumbricus rubellus) direndam dalam larutan insektisida abamektin 18 EC selama 5 menitdengan 4 perlakuan, yaitu 1,0 mL/L, 1,2 mL/L, 1,4 mL/L dan 1,6 mL/L. Masing-masing perlakuanterdiri dari 10 ulangan. Populasi penelitian adalah kokon cacing tanah Lumbricus rubellus. Sampelpenelitian sebanyak 88 butir kokon untuk uji pendahuluan dan 420 butir kokon untuk ujisesungguhnya. Data yang diamati yaitu jumlah kokon yang mati dan yang menetas. Analisis datadilakukan dengan analisis probit pada uji pendahuluan dan analisis regresi uji sesungguhnya. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara insektisida abamektin dengan dayatetas kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus) dengan nilai koefisien korelasi -0,755. Pola hubunganantara pemberian insektisida abamektin dengan daya tetas kokon cacing tanah adalah linier denganpersamaan garis regresi Y=78,65-37,76X dan koefisien determinasi sebesar 57%, dimana semakintinggi dosis insektisida abamektin, maka semakin rendah daya tetas kokon cacing tanah.Kata kunci: Abamektin, daya tetas, kokon cacing tanah
{"title":"PENGARUH INSEKTISIDA ABAMEKTIN TERHADAP DAYA TETAS KOKON CACING TANAH (Lumbricus rubellus)","authors":"Rlita Juniarti, Suhandoyo Suhandoyo","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13400","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13400","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemberian insektisidaabamektin dengan daya tetas kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus). Penelitian ini merupakanpenelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan memperlakuan kokon cacingtanah (Lumbricus rubellus) direndam dalam larutan insektisida abamektin 18 EC selama 5 menitdengan 4 perlakuan, yaitu 1,0 mL/L, 1,2 mL/L, 1,4 mL/L dan 1,6 mL/L. Masing-masing perlakuanterdiri dari 10 ulangan. Populasi penelitian adalah kokon cacing tanah Lumbricus rubellus. Sampelpenelitian sebanyak 88 butir kokon untuk uji pendahuluan dan 420 butir kokon untuk ujisesungguhnya. Data yang diamati yaitu jumlah kokon yang mati dan yang menetas. Analisis datadilakukan dengan analisis probit pada uji pendahuluan dan analisis regresi uji sesungguhnya. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara insektisida abamektin dengan dayatetas kokon cacing tanah (Lumbricus rubellus) dengan nilai koefisien korelasi -0,755. Pola hubunganantara pemberian insektisida abamektin dengan daya tetas kokon cacing tanah adalah linier denganpersamaan garis regresi Y=78,65-37,76X dan koefisien determinasi sebesar 57%, dimana semakintinggi dosis insektisida abamektin, maka semakin rendah daya tetas kokon cacing tanah.Kata kunci: Abamektin, daya tetas, kokon cacing tanah","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116576703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.21831/kingdom.v7i8.13394
Ahmad Rifki Indrajaya, Suhartini Suhartini
Tujuan penelitian ini:1. Mikroorganisme pada campuran limbah sayur kubis, kangkung, sawi putih dansawi hijau dalam pembuatan POC. 2. Kualitas fisika dan kimia POC campuran limbah sayuran. 3. Pengaruhkonsentrasi POC limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi. 4. Pengaruh media terhadappertumbuhan dan produktivitas sawi. Penelitian desain RAL dengan media tanah dan media campuran(tanah+kompos) perbandingan 1:1 dengan perlakuan 0%,4%,8%,12% dan NPK, masing-masing tiga kali ulangan.Variabel tergayut yaitu pengukuran tinggi, jumlah daun, berat basah dan kering. Analisis menggunakan teknikanalisis anova satu arah, beda nyata dilanjutkan uji LSD. Analisis t-test mengetahui perbedaan antara media.Analisis POC dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Mikroorganisme yangteridentifikasi dari limbah sayuran adalah bakteri genus Obesumbacterium, Megasphaera dan Synthropococcusserta jamur Aspergillus sp. 2. Kualitas fisika POC dari limbah sayuran hasil akhir baik. Parameter kimia (pH,Bahan Organik, pH, C, Ntotal, P2O5total dan K2Ototal) belum memenuhi standar baku Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Rasio C/N memenuhi standar sebesar 16,63%. 3. Variasi dosis POC idakberpengaruh nyata terhadap pertumbuhan sawi. 4. Media campuran paling efektif dalam pertumbuhan sawi danproduktivitas sawi.Kata kunci: limbah sayuran, pupuk organik cair, sawi
{"title":"UJI KUALITAS DAN EFEKTIVITAS POC DARI MOL LIMBAH SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI","authors":"Ahmad Rifki Indrajaya, Suhartini Suhartini","doi":"10.21831/kingdom.v7i8.13394","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i8.13394","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini:1. Mikroorganisme pada campuran limbah sayur kubis, kangkung, sawi putih dansawi hijau dalam pembuatan POC. 2. Kualitas fisika dan kimia POC campuran limbah sayuran. 3. Pengaruhkonsentrasi POC limbah sayuran terhadap pertumbuhan dan produktivitas sawi. 4. Pengaruh media terhadappertumbuhan dan produktivitas sawi. Penelitian desain RAL dengan media tanah dan media campuran(tanah+kompos) perbandingan 1:1 dengan perlakuan 0%,4%,8%,12% dan NPK, masing-masing tiga kali ulangan.Variabel tergayut yaitu pengukuran tinggi, jumlah daun, berat basah dan kering. Analisis menggunakan teknikanalisis anova satu arah, beda nyata dilanjutkan uji LSD. Analisis t-test mengetahui perbedaan antara media.Analisis POC dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Mikroorganisme yangteridentifikasi dari limbah sayuran adalah bakteri genus Obesumbacterium, Megasphaera dan Synthropococcusserta jamur Aspergillus sp. 2. Kualitas fisika POC dari limbah sayuran hasil akhir baik. Parameter kimia (pH,Bahan Organik, pH, C, Ntotal, P2O5total dan K2Ototal) belum memenuhi standar baku Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Rasio C/N memenuhi standar sebesar 16,63%. 3. Variasi dosis POC idakberpengaruh nyata terhadap pertumbuhan sawi. 4. Media campuran paling efektif dalam pertumbuhan sawi danproduktivitas sawi.Kata kunci: limbah sayuran, pupuk organik cair, sawi","PeriodicalId":166938,"journal":{"name":"Kingdom (The Journal of Biological Studies)","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130308506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}