ABSTRACT The family function as a support system for members suffering from Diabetes Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused by several factors, including family knowledge and family social economy. This is can be related to family health duties. The aim of this study is determine the relationship of individual factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes Mellitus at Primary Health Center of Driyorejo Gresik . The design of this study used observational analytic methods. The sampling was done by cluster sampling method and obtained a sample of 67 respondents. Independent variables is individual factors while the dependent variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex, education, occupation, duration of suffering from diabetes mellitus and family’s health tasks measuring by questionnaire. Analysis data with Spearman Rank test. The results of this study indicate that there is a relationship between individual factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes mellitus patients. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 <0.05 at age, and 0.013 <0.05 in education. Health workers can improve health promotion to the community regarding ideal body weight monitoring, healthy living, routine blood sugar and family checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further complications of diabetes mellitus Keywords : Individual factors, family’s health tasks, Diabetes Mellitus
{"title":"Analisis Faktor Individu Terhadap Tugas Kesehatan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo Kabupaten Gresik","authors":"Dwi Ernawati, Nuh Huda, Amelia Kristina Merry Pitaloka","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.19","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The family function as a support system for members suffering from Diabetes Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused by several factors, including family knowledge and family social economy. This is can be related to family health duties. The aim of this study is determine the relationship of individual factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes Mellitus at Primary Health Center of Driyorejo Gresik . \u0000The design of this study used observational analytic methods. The sampling was done by cluster sampling method and obtained a sample of 67 respondents. Independent variables is individual factors while the dependent variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex, education, occupation, duration of suffering from diabetes mellitus and family’s health tasks measuring by questionnaire. Analysis data with Spearman Rank test. \u0000The results of this study indicate that there is a relationship between individual factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes mellitus patients. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 <0.05 at age, and 0.013 <0.05 in education. \u0000Health workers can improve health promotion to the community regarding ideal body weight monitoring, healthy living, routine blood sugar and family checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further complications of diabetes mellitus \u0000 Keywords : Individual factors, family’s health tasks, Diabetes Mellitus","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127992815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-28DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.17
Ikha Ardianti
ABSTRAK Remaja lebih suka menyimpan dan memilih solusinya sendiri. Menurut Nurjannah (2014) hal ini dikarenakan orangtua yang dari awal sudah sangat tertutup dan tidak pernah memberikan seks edukasi kepada anaknya sejak kecil, karena orangtua merasa bahwa berbicara tentang seks kepada anak adalah hal yang tabu. Pendidikan seks usia dini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentengi anak dari perilaku seks pranikah. Dari sudut pandang kesehatan reproduksi, menghindari seks pranikah adalah cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual, dan kehamilan pada remaja yang tidak diinginkan (Sarwono, 2011). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik dengan pendekatan waktu dengan metode cross sectional. Penelitian ini menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut diusahaakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian besar responden mendapat seks edukasi yang baik yaitu sebanyak 52%, responden yang mendapat seks edukasi cukup sebanyak 36%, dan sisanya sebanyak 12% respondeng dengan seks edukasi yang kurang. Responden yang mendapatkan pendidikan dengan kategori baik dapat disebabkan karena responden banyak mendapatkan seks edukasi baik dari orangtua, guru, dan media baik media cetak maupun media elektronik. Responden yang mendapatkan seks edukasi dengan kategori baik diharapkan lebih mampu menjaga dirinya dari perilaku seks menyimpang. Kata Kunci : Remaja, Seks edukasi, Perilaku Seksual
{"title":"Hubungan Seks Edukasi Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja","authors":"Ikha Ardianti","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.17","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Remaja lebih suka menyimpan dan memilih solusinya sendiri. Menurut Nurjannah (2014) hal ini dikarenakan orangtua yang dari awal sudah sangat tertutup dan tidak pernah memberikan seks edukasi kepada anaknya sejak kecil, karena orangtua merasa bahwa berbicara tentang seks kepada anak adalah hal yang tabu. Pendidikan seks usia dini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentengi anak dari perilaku seks pranikah. Dari sudut pandang kesehatan reproduksi, menghindari seks pranikah adalah cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual, dan kehamilan pada remaja yang tidak diinginkan (Sarwono, 2011). \u0000Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik dengan pendekatan waktu dengan metode cross sectional. Penelitian ini menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut diusahaakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2012). \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian besar responden mendapat seks edukasi yang baik yaitu sebanyak 52%, responden yang mendapat seks edukasi cukup sebanyak 36%, dan sisanya sebanyak 12% respondeng dengan seks edukasi yang kurang. Responden yang mendapatkan pendidikan dengan kategori baik dapat disebabkan karena responden banyak mendapatkan seks edukasi baik dari orangtua, guru, dan media baik media cetak maupun media elektronik. Responden yang mendapatkan seks edukasi dengan kategori baik diharapkan lebih mampu menjaga dirinya dari perilaku seks menyimpang. \u0000Kata Kunci : Remaja, Seks edukasi, Perilaku Seksual","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131260191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-28DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.21
Fitria Rizky Kurniawati
ABSTRAK Proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan. Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu dalam proses persalinan. Dukungan yang diberikan dapat dilakukan oleh suami, keluarga, teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 27 Responden menjawab mereka membutuhkan seorang pendamping selama masa kehamilan dan persalinan. Doula membuat persalinan normal naik 50 persen, memperpendek durasi persalinan 25 persen, mengurangi epidural 60 persen, mengurangi induksi persalinan 40 persen, mengurangi penggunaan alat forceps untuk mengeluarkan bayi 40 persen ( Mita, Doula Indonesia). Kata Kunci : Doula, Pendamping kehamilan dan persalinan
{"title":"Analisis Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kebutuhan Doula Dalam Proses Persalinan Di BPS Kabupaten Bojonegoro","authors":"Fitria Rizky Kurniawati","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.21","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan. \u0000Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu dalam proses persalinan. Dukungan yang diberikan dapat dilakukan oleh suami, keluarga, teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer. \u0000Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 27 Responden menjawab mereka membutuhkan seorang pendamping selama masa kehamilan dan persalinan. Doula membuat persalinan normal naik 50 persen, memperpendek durasi persalinan 25 persen, mengurangi epidural 60 persen, mengurangi induksi persalinan 40 persen, mengurangi penggunaan alat forceps untuk mengeluarkan bayi 40 persen ( Mita, Doula Indonesia). \u0000Kata Kunci : Doula, Pendamping kehamilan dan persalinan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134387546","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-28DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.82
Arif Eko Trilianto, H. Hartini, Pasidi Shidiq, R. HandonoF
ABSTRAK Waktu pengobatan Tuberculosis yang lama, minum obat secara teratur tiap hari dan efek samping dari obat anti tuberkulosis merupakan salah satu faktor ketidakpatuhan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan.Penelitian ini bertujuan menganalisa Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Klien Tuberkulosis Di Kabupaten Bondowoso. Jenis rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 157 dengan tehnik pengambilan sampling secara Total Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS) untuk mengukur Tingkat Kepatuhan.Dukungan keluarga Klien sebagian besar sebanyak 139 responden (88,5%). Kepatuhan pengobatan Klien tuberkulosis, sebagian besar patuh sebanyak 132 responden (84,1%), p value (0,000) α (0,05), terdapat hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Klien Tuberkulosis Di Kabupaten Bondowoso.Peran keluarga yang mendukung Klien untuk patuh berobat. terdapat lima determinan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk patuh pengobatan. Kepatuhan minum obat Klien tuberkulosis sangat membutuhkan pengawasan agar Klien tidak lupa minum obat setiap harinya dan tidak putus obat. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Pengobatan Tuberkulosis
{"title":"Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Klien Tuberkulosis Di Kabupaten Bondowoso","authors":"Arif Eko Trilianto, H. Hartini, Pasidi Shidiq, R. HandonoF","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.82","url":null,"abstract":"ABSTRAK Waktu pengobatan Tuberculosis yang lama, minum obat secara teratur tiap hari dan efek samping dari obat anti tuberkulosis merupakan salah satu faktor ketidakpatuhan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan.Penelitian ini bertujuan menganalisa Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Klien Tuberkulosis Di Kabupaten Bondowoso. Jenis rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 157 dengan tehnik pengambilan sampling secara Total Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS) untuk mengukur Tingkat Kepatuhan.Dukungan keluarga Klien sebagian besar sebanyak 139 responden (88,5%). Kepatuhan pengobatan Klien tuberkulosis, sebagian besar patuh sebanyak 132 responden (84,1%), p value (0,000) α (0,05), terdapat hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Klien Tuberkulosis Di Kabupaten Bondowoso.Peran keluarga yang mendukung Klien untuk patuh berobat. terdapat lima determinan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk patuh pengobatan. Kepatuhan minum obat Klien tuberkulosis sangat membutuhkan pengawasan agar Klien tidak lupa minum obat setiap harinya dan tidak putus obat. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Pengobatan Tuberkulosis","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117172485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-28DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.84
Ratna Kusuma Astuti, Ganik Sakitri
ABSTRAKPengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD terhadap Peningkatan Prestasi Belajar, Ratna Kusuma Astuti, Akper Insan Husada Surakarta. Strategi pembelajaran kooperatif model STAD merupakan strategi pembelajaran yang relatif baru, yang perlu diterapkan untuk diketahui efektifitasnya. Selain itu juga merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Strategi pembelajaran kooperatif pada prinsipnya adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil, yang dalam kelompok itu terdapat kerjasama antar anggota kelompok, saling berinteraksi dan diskusi dalam kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kooperatif model STAD terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa Akper Insan Hudasa Surakarta. Penelitian ini bersifat komparatif dengan dua sampel independent dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, didapat harga thitung = 2,29 dengan ttabel = 1,66. Harga thitung ttabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan strategi pembelajaran individual. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Model STAD, Prestasi Belajar
STAD合作学习策略对提高学习成绩的影响,Ratna Kusuma Astuti, Akper Insan Husada Surakarta。STAD合作学习策略是一种相对较新的学习策略,需要应用以了解其有效性。它也是一种以学生为中心的学习方法。合作性学习策略本质上是建立一个小组,在这个小组中有小组成员之间的合作,小组互动,小组讨论。本研究的目的是了解STAD合作学习策略对提高学生学习成绩的影响。该研究与两个独立样本进行比较,采用定量方法。本研究采用的研究方法是前期控制组设计。根据计算结果,thitung的价格为2.29与ttable = 1.66。价格thitung ttabel就可以得出结论,有合作学习策略的学习成就显著区别STAD模式以适应个性化学习策略。关键词:合作学习、STAD模式、学习成绩
{"title":"Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar","authors":"Ratna Kusuma Astuti, Ganik Sakitri","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.84","url":null,"abstract":"ABSTRAKPengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD terhadap Peningkatan Prestasi Belajar, Ratna Kusuma Astuti, Akper Insan Husada Surakarta. Strategi pembelajaran kooperatif model STAD merupakan strategi pembelajaran yang relatif baru, yang perlu diterapkan untuk diketahui efektifitasnya. Selain itu juga merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Strategi pembelajaran kooperatif pada prinsipnya adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil, yang dalam kelompok itu terdapat kerjasama antar anggota kelompok, saling berinteraksi dan diskusi dalam kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kooperatif model STAD terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa Akper Insan Hudasa Surakarta. Penelitian ini bersifat komparatif dengan dua sampel independent dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, didapat harga thitung = 2,29 dengan ttabel = 1,66. Harga thitung ttabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan strategi pembelajaran individual. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Model STAD, Prestasi Belajar","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125293531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPemberian makanan terbaik bagi bayi adalah dengan menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan. Namun kenyataannya, pemberian ASI belum sesuai dengan target. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyebab keberhasilan dan kegagalan ASI ekslusif di Puskesmas Jagir Surabaya.Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan di Puskesmas Jagir sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan sampel sebanyak 42 responden. Instrument penelitian dengan kuesioner untuk mengumpulkan data pemberian ASI eksklusif. Data analisa dengan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara edukasi ASI selama ANC terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.030,. Terdapat hubungan antara pengalaman Ibu terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.001 dimana. Terdapat hubungan antara IMD terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.001.Edukasi, pengalaman ibu, dan IMD sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif, oleh karena itu penting bagi tenaga medis untuk memberikan edukasi berupa penyuluhan dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif. Kata Kunci: Edukasi, Pengalaman ibu, IMD, ASI Ekslusif ABSTRACTGiving the best food for babies is by giving exclusive babies from birth until the age of 6 months. However, ASI assistance has not met the target. Exclusive ASI at Jagir Surabaya Health Center.Observational analytic research methods using cross sectional. The population of mothers who have children aged 6-12 months in Puskesmas Jagir is 50 people. The sampling technique was purposive sampling with a sample of 42 respondents. Research instrument with a questionnaire to collect data on exclusive breastfeeding. Data analysis with Chi-Square test.The results showed there was a relationship between breastfeeding education during ANC on the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.030. There is a relationship between your experience with the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.001 where. There is a relationship between IMD and the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.001.Education, mother's experience, and IMD are very influential on exclusive breastfeeding, therefore it is important for medical staff to provide education in the form of counseling and outreach to increase maternal awareness about the importance of exclusive breastfeeding.Keywords: Education, mother's experience, IMD, exclusive breastfeeding Keywords: Education, Mother's Experience, IMD, Exclusive Breastfeeding
对婴儿来说,最好的喂养方式是从出生到6个月大。但事实是,母乳喂养并没有达到目标。本研究旨在分析泗水中央儿童基金会独家成功和失败的原因。研究方法是通过横断面方法进行分析观察。在Jagir Puskesmas有一个6-12个月大的孩子的母亲人口高达50人。有42个样本采样技术。工具研究问卷收集独家母乳喂养数据。数据分析与chi square测试。研究表明,非国大母乳喂养期间的教育与专属母乳喂养的成功与失败之间存在联系,其价值为r= 030,母亲的成功和失败的独家母乳喂养的经验之间存在联系,其价值是r= 001。IMD与r=0.001纯母乳喂养的成功和失败之间存在联系。教育、母亲经验和IMD对独家母乳喂养有着深远的影响,因此,医疗人员提供教育和社会化是很重要的,以提高母亲对独家母乳喂养重要性的认识。关键词:教育、母亲经验、IMD、专为婴儿提供最好的食物的母乳,由出生的婴儿喂养到6个月大。悬停,助攻没有达到目标。独家在Jagir泗水健康中心。观测分析研究方法使用横断面。在Jagir的儿童中,6-12个月的母亲的人口是50人。样本技术是一种带有42个响应者的样本的采样。通过测试育种数据进行研究工具。chi square测试数据分析。results那里那里是非国大during a breastfeeding教育之间关系on The success and failure of独家breastfeeding with a价值= 0.030。之间有关系的体验with the success and failure of独家breastfeeding with a价值=冰河世纪的地方。有一个关系之间是IMD and the success and failure of独家breastfeeding with a价值=冰河世纪。教育、母亲的经验和IMD对潜在的育种供应很有影响,因此在辅导和拓展表格中增加母亲对潜在乳房喂养的重要性很重要。问答:教育,母亲的经验,IMD,口交:教育,母亲的经验,IMD,口交
{"title":"Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Jagir Surabaya","authors":"Astrida Budiarti","doi":"10.37413/JMAKIA.V9I2.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V9I2.51","url":null,"abstract":"ABSTRAKPemberian makanan terbaik bagi bayi adalah dengan menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan. Namun kenyataannya, pemberian ASI belum sesuai dengan target. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyebab keberhasilan dan kegagalan ASI ekslusif di Puskesmas Jagir Surabaya.Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan di Puskesmas Jagir sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan sampel sebanyak 42 responden. Instrument penelitian dengan kuesioner untuk mengumpulkan data pemberian ASI eksklusif. Data analisa dengan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara edukasi ASI selama ANC terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.030,. Terdapat hubungan antara pengalaman Ibu terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.001 dimana. Terdapat hubungan antara IMD terhadap keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan nilai r=0.001.Edukasi, pengalaman ibu, dan IMD sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif, oleh karena itu penting bagi tenaga medis untuk memberikan edukasi berupa penyuluhan dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif. Kata Kunci: Edukasi, Pengalaman ibu, IMD, ASI Ekslusif ABSTRACTGiving the best food for babies is by giving exclusive babies from birth until the age of 6 months. However, ASI assistance has not met the target. Exclusive ASI at Jagir Surabaya Health Center.Observational analytic research methods using cross sectional. The population of mothers who have children aged 6-12 months in Puskesmas Jagir is 50 people. The sampling technique was purposive sampling with a sample of 42 respondents. Research instrument with a questionnaire to collect data on exclusive breastfeeding. Data analysis with Chi-Square test.The results showed there was a relationship between breastfeeding education during ANC on the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.030. There is a relationship between your experience with the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.001 where. There is a relationship between IMD and the success and failure of exclusive breastfeeding with a value = 0.001.Education, mother's experience, and IMD are very influential on exclusive breastfeeding, therefore it is important for medical staff to provide education in the form of counseling and outreach to increase maternal awareness about the importance of exclusive breastfeeding.Keywords: Education, mother's experience, IMD, exclusive breastfeeding Keywords: Education, Mother's Experience, IMD, Exclusive Breastfeeding","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123066770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKGagal ginjal merupakan ketika ginjal tidak mampu mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya uremia dan azotemia. Pasien GGK memiliki permasalahan fisik yang butuh pengobatan disamping hemodialysis. Penggunaan obat herbal dianggap sesuatu yang aman karena diambil dari bahan alami. Akan tetapi, kandungan senyawa kimia aktif pada jamu juga memiliki efek samping yang dapat memperberat kerja ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran konsumsi obat herbal Pada Pasien Hemodialisa di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dilakukan pada bulan mei 2019. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah sebagian pasien yang menjalani hemodialisa berjumlah 120 orang dengan menggunakan rumus sampling dan jumlah sampel yang didapat 30 responden.Berdasarkan analisis descrptiptive kuantitatif mendapatkan hasil tentang pre dan post diagnose gagal ginjal jumlah konsumsi obat herbal sangat berbeda. Jumlah terbanyak sebelum terdiagnosa adalah 9 responden sedangkan sesudah adalah 3 responden. Kayakinan dalam penggunaan obat juga masih tinggi yaitu 25 responden. Kesimpulanya adalah bahwa sangat berbeda ketika responden mengkonsumsi obat herbal sebelum dan sesudah mengetahui penyakit gagal ginjal. Kata Kunci : Gagal ginjal, Obat herbal ABSTRACTKidney failure is a complement that is unable to maintain metabolic, fluid, and electrolyte balance which causes reduced uremia and azotemia. CRD patients have physical problems that require treatment besides hemodialysis. The use of herbal medicines considers something that is safely taken from natural ingredients. However, the composition of active chemical compounds in herbal medicine also has side effects that can aggravate the kidney's work. The purpose of this study is the discussion of herbal medicine research on hemodialysis patients at Sosodoro, Djatikoesoemo Hospital Bojonegoro. Descriptive quantitative research methods. Conducted in May 2019. The population and sample in the study were some of the patients undergoing hemodialysis totaling 120 people using a sampling formula and the number of samples obtained by 30 respondents.Based on quantitative descriptive analysis, the results about pre and post diagnoses of kidney failure are very different. the highest number before being diagnosed was 9 respondents while after were 3 respondents. confidence in the use of drugs is also still high, 25 respondents. The conclusion is that it is very different when respondents take herbal medicine before and after learning about kidney failure Key Words : Kidney Failure, Herbal Medicine
{"title":"Konsumsi Obat Herbal Pada Pasien Hemodialisa Di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro","authors":"Angger Anugerah hadi Sulistyo, B. Khayudin","doi":"10.37413/jmakia.v9i2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v9i2.53","url":null,"abstract":"ABSTRAKGagal ginjal merupakan ketika ginjal tidak mampu mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya uremia dan azotemia. Pasien GGK memiliki permasalahan fisik yang butuh pengobatan disamping hemodialysis. Penggunaan obat herbal dianggap sesuatu yang aman karena diambil dari bahan alami. Akan tetapi, kandungan senyawa kimia aktif pada jamu juga memiliki efek samping yang dapat memperberat kerja ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran konsumsi obat herbal Pada Pasien Hemodialisa di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dilakukan pada bulan mei 2019. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah sebagian pasien yang menjalani hemodialisa berjumlah 120 orang dengan menggunakan rumus sampling dan jumlah sampel yang didapat 30 responden.Berdasarkan analisis descrptiptive kuantitatif mendapatkan hasil tentang pre dan post diagnose gagal ginjal jumlah konsumsi obat herbal sangat berbeda. Jumlah terbanyak sebelum terdiagnosa adalah 9 responden sedangkan sesudah adalah 3 responden. Kayakinan dalam penggunaan obat juga masih tinggi yaitu 25 responden. Kesimpulanya adalah bahwa sangat berbeda ketika responden mengkonsumsi obat herbal sebelum dan sesudah mengetahui penyakit gagal ginjal. Kata Kunci : Gagal ginjal, Obat herbal ABSTRACTKidney failure is a complement that is unable to maintain metabolic, fluid, and electrolyte balance which causes reduced uremia and azotemia. CRD patients have physical problems that require treatment besides hemodialysis. The use of herbal medicines considers something that is safely taken from natural ingredients. However, the composition of active chemical compounds in herbal medicine also has side effects that can aggravate the kidney's work. The purpose of this study is the discussion of herbal medicine research on hemodialysis patients at Sosodoro, Djatikoesoemo Hospital Bojonegoro. Descriptive quantitative research methods. Conducted in May 2019. The population and sample in the study were some of the patients undergoing hemodialysis totaling 120 people using a sampling formula and the number of samples obtained by 30 respondents.Based on quantitative descriptive analysis, the results about pre and post diagnoses of kidney failure are very different. the highest number before being diagnosed was 9 respondents while after were 3 respondents. confidence in the use of drugs is also still high, 25 respondents. The conclusion is that it is very different when respondents take herbal medicine before and after learning about kidney failure Key Words : Kidney Failure, Herbal Medicine","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115318577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKMetode operasi metode sterilisasi pria adalah dengan cara mengikat saluran sperma (vas deferens) pria. Yang memakai MOP adalah 0,25%, ini menunjukkan bahwa partisipasi suami dalam mengikuti MOP masih sangat kecil. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan Hubungan suami Pasangan Usia subur dengan minat suami mengikuti MOP.Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling dari Pasangan Suami Istri Subur 524 diperoleh sampel sebanyak 84 responden. Cara menggunakan pengumpulan data formulir pertanyaan dengan cara melakukan penelitian di pintu ke pintu. Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan Suami Usia subur maka semakin tinggi minat untuk menggunakan MOP. Hasil tes SPSS menunjukkan bahwa nilai p α (0,05) yang merupakan persyaratan penolakan H0 dan H1 diterima. Jadi ada pendidikan tingkat tertinggi suami Pasangan Usia subur dengan minat suami mengikuti MOP.Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan suami dengan Pasangan Usia Subur dengan minat suami mengikuti Metode Operatif untuk pria. Saran komunitas diharapkan semakin menambah pengetahuan tentang kontrasepsi pel terutama pasangan usia subur kepada suami.Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, MOP, Minat ABSTRACTOperative methods of sterilization method man is by way of binding the sperm ducts (vas deferens) men. Who wears a MOP is 0.25%, this indicates that the husband's participation in following the MOP is still very small. The goal in this research is to know the level of Relationship education husband Spouse Age lush with interest the husband follows the MOP.This research is research that is both analytical Cross Sectional. Samples taken with the technique of Simple Random Sampling of Fertile Age Spouse husband 524 obtained a sample of 84 respondents. How to use the question form data collection by way of doing research in door to door. Data analysis in this study i.e. using test Chi Square.The results of this study showed that the higher the educational level the fertile Age Spouse husband then the higher interest to use the MOP. SPSS test results showed that p value α (0.05) which is a requirement of rejection of H0 and H1 are accepted. So there is the highest-level education husband Spouse Age lush with interest the husband follows the MOP.Then it can be inferred that there is a relationship between the level of education of fertile Age Spouse husband with husband's interest following the Operative Methods for men. Advice community is expected to further increase knowledge about contraception MOP especially Fertile Age Couples to the husband. Keywords : Educational Level, MOP, Interests
男性的绝育方法是将男性精子管连接起来的方法。使用拖把的比例是0.25%,这表明丈夫参与拖把的程度仍然很小。本研究的目的是了解育龄夫妇与丈夫的关系的教育水平,以及丈夫对拖把的兴趣。这是一个交叉分析研究。用简单的随机采样技术从一对不孕524的夫妇那里获得了84名受访者的样本。如何使用问题形式的数据收集,通过挨家挨户的研究。使用Chi Square测试进行的数据分析。这项研究的结果表明,育龄丈夫的教育水平越高,他们对使用拖把的兴趣就越高。SPSS测试结果表明,pα(0。05)的价值是拒绝豪和H1接受的要求。所以有最高水平的教育,育龄夫妇的丈夫有兴趣效仿拖把。因此,可以得出结论,丈夫的教育水平与丈夫感兴趣的生育伴侣之间存在关系,而这些关系是遵循男性的工作方法的。社区建议应增加拖把避孕知识,特别是育龄夫妇的拖把知识。关键词:教育水平、拖把、抽象兴趣谁戴着拖把的0.25%,跟随拖把的丈夫参与的阴谋仍然很小。这项研究的目标是了解大学教育年龄的关系水平,以及丈夫对拖把的兴趣。这项研究包括分析交叉部分。样本采用了简单的随机样本的技术。如何通过门到门进行研究的方式使用问题数据收集。使用气广场测试数据分析。这项研究的结果表明,教育程度高的中年男子对使用拖把感兴趣。SPSS test results那里那个价值α(p 0 . 05),这是a requirement of豪和H1是公认的拒绝。所以有一个非常高水平的教育丈夫欺骗年龄和他对拖把的丈夫的兴趣。那么这就推断出,在生育年龄的教育水平之间存在着一种关系,在丈夫与丈夫从事人类活动的方法之间存在着一种关系。社区建议要进一步增加人们对拖延的了解,特别是向丈夫们隐瞒配偶的年龄。教育水平,拖把,兴趣
{"title":"Hubungan Tingkat Pendidikan Suami Pasangan Usia Subur Dengan Minat Suami Mengikuti Metode Operatif Pria (MOP) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2018","authors":"Joeliatin Joeliatin","doi":"10.37413/jmakia.v9i2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v9i2.49","url":null,"abstract":"ABSTRAKMetode operasi metode sterilisasi pria adalah dengan cara mengikat saluran sperma (vas deferens) pria. Yang memakai MOP adalah 0,25%, ini menunjukkan bahwa partisipasi suami dalam mengikuti MOP masih sangat kecil. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan Hubungan suami Pasangan Usia subur dengan minat suami mengikuti MOP.Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling dari Pasangan Suami Istri Subur 524 diperoleh sampel sebanyak 84 responden. Cara menggunakan pengumpulan data formulir pertanyaan dengan cara melakukan penelitian di pintu ke pintu. Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan Suami Usia subur maka semakin tinggi minat untuk menggunakan MOP. Hasil tes SPSS menunjukkan bahwa nilai p α (0,05) yang merupakan persyaratan penolakan H0 dan H1 diterima. Jadi ada pendidikan tingkat tertinggi suami Pasangan Usia subur dengan minat suami mengikuti MOP.Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan suami dengan Pasangan Usia Subur dengan minat suami mengikuti Metode Operatif untuk pria. Saran komunitas diharapkan semakin menambah pengetahuan tentang kontrasepsi pel terutama pasangan usia subur kepada suami.Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, MOP, Minat ABSTRACTOperative methods of sterilization method man is by way of binding the sperm ducts (vas deferens) men. Who wears a MOP is 0.25%, this indicates that the husband's participation in following the MOP is still very small. The goal in this research is to know the level of Relationship education husband Spouse Age lush with interest the husband follows the MOP.This research is research that is both analytical Cross Sectional. Samples taken with the technique of Simple Random Sampling of Fertile Age Spouse husband 524 obtained a sample of 84 respondents. How to use the question form data collection by way of doing research in door to door. Data analysis in this study i.e. using test Chi Square.The results of this study showed that the higher the educational level the fertile Age Spouse husband then the higher interest to use the MOP. SPSS test results showed that p value α (0.05) which is a requirement of rejection of H0 and H1 are accepted. So there is the highest-level education husband Spouse Age lush with interest the husband follows the MOP.Then it can be inferred that there is a relationship between the level of education of fertile Age Spouse husband with husband's interest following the Operative Methods for men. Advice community is expected to further increase knowledge about contraception MOP especially Fertile Age Couples to the husband. Keywords : Educational Level, MOP, Interests","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116576375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPembangunan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kinerja kader posyandu.Penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Bojonegoro pada bulan Desember 2018 – Februari 2019. Responden dalam penelitian ini adalah Kader Posyandu sebanyak 24 responden. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS for windows versi 15.0, dengan menggunakan uji Spearman Rho. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan kader tentang posyandu sebanyak 9 responden (37,5%), cukup sebanyak 11 responden (45,8%), dan kurang sebanyak 4 responden (16,7%), dan untuk kinerja kader baik sebanyak 7 responden (29,2%, cukup sebanyak 15 responden (62,5%) dan kurang sebanyak 2 responden (8,3%). Berdasarkan hasil uji Sprearman Rho didapatka nilai p value = 0,031 yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu. Pengetahuan yang baik akan mendukung terwujudnya suatu kinerja yang baik bagi kader. Kata Kunci : Pengetahuan, Kinerja, Kader, Posyandu ABSTRACTDevelopment of quality human resources by optimizing the potential for children's growth and development can be implemented evenly if a community-based health service system such as Posyandu can be carried out effectively and efficiently and can reach all targets. This study aims to determine the relationship of knowledge with the performance of posyandu cadres.The study was conducted in the working area of Bojonegoro Health Center in December 2018 - February 2019. Respondents in this study were Posyandu cadres with 24 respondents. Data processing using SPSS for windows version 15.0, using the Spearman Rho test.The results showed that cadre knowledge about posyandu was 9 respondents (37.5%), quite as many as 11 respondents (45.8%), and less as many as 4 respondents (16.7%), and for good cadre performance were 7 respondents ( 29.2%, enough as many as 15 respondents (62.5%) and less as many as 2 respondents (8.3%). Based on the Sprearman Rho test results obtained p value = 0.031 which means there is a relationship between knowledge and the performance of posyandu cadres. the good will support the realization of a good performance for cadres. Keywords : Knowledge, Performance, Cadres, Posyandu
{"title":"Hubungan Pengetahuan Dengan Kinerja Kader Posyandu","authors":"D. Saraswati","doi":"10.37413/jmakia.v9i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v9i2.54","url":null,"abstract":"ABSTRAKPembangunan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kinerja kader posyandu.Penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Bojonegoro pada bulan Desember 2018 – Februari 2019. Responden dalam penelitian ini adalah Kader Posyandu sebanyak 24 responden. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS for windows versi 15.0, dengan menggunakan uji Spearman Rho. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan kader tentang posyandu sebanyak 9 responden (37,5%), cukup sebanyak 11 responden (45,8%), dan kurang sebanyak 4 responden (16,7%), dan untuk kinerja kader baik sebanyak 7 responden (29,2%, cukup sebanyak 15 responden (62,5%) dan kurang sebanyak 2 responden (8,3%). Berdasarkan hasil uji Sprearman Rho didapatka nilai p value = 0,031 yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu. Pengetahuan yang baik akan mendukung terwujudnya suatu kinerja yang baik bagi kader. Kata Kunci : Pengetahuan, Kinerja, Kader, Posyandu ABSTRACTDevelopment of quality human resources by optimizing the potential for children's growth and development can be implemented evenly if a community-based health service system such as Posyandu can be carried out effectively and efficiently and can reach all targets. This study aims to determine the relationship of knowledge with the performance of posyandu cadres.The study was conducted in the working area of Bojonegoro Health Center in December 2018 - February 2019. Respondents in this study were Posyandu cadres with 24 respondents. Data processing using SPSS for windows version 15.0, using the Spearman Rho test.The results showed that cadre knowledge about posyandu was 9 respondents (37.5%), quite as many as 11 respondents (45.8%), and less as many as 4 respondents (16.7%), and for good cadre performance were 7 respondents ( 29.2%, enough as many as 15 respondents (62.5%) and less as many as 2 respondents (8.3%). Based on the Sprearman Rho test results obtained p value = 0.031 which means there is a relationship between knowledge and the performance of posyandu cadres. the good will support the realization of a good performance for cadres. Keywords : Knowledge, Performance, Cadres, Posyandu","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"21 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124878841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKSetiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak, menurut WHO, yaitu sejak terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun. Hampir sepertiga dari masa kehidupan manusia dipakai untuk mempersiapkan diri guna menghadapi dua per tiga masa kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal–awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda – beda, tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan istilah mileston.Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer, Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian bayi usia 3 – 6 bulan yang melakukan massage di bulan juli – Desember 2018Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p 0,045 0,05 yang berarti ada hubungan antara pijat bayi dengan perkembangan motorik kasar di My Mom baby spa. Penelitian sebagian besar responden 18 ( bayi ) dilakukan oijat bayi secara teratur mengalami perkembangan motorik kasar yng sesuai dengan usia perkembangan bayinya. Kemampuan kontrol motorik bayi akan berkembang lebih pesat daripada jika ia hanya bermain di lantai, karena pada saat berenang didalam air, efek gravitasi sangat rendah sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih banyak dan semua otot pun dapat bekerja dengan optimal.Kata Kunci : Tumbuh Kembang, Motorik Kasar, Bayi dan Anak ABSTRACTEvery child will pass through the stages of growth and development flexibly and continuously. Growth and development in childhood has begun in the womb until the age of 18 years. This is in accordance with the understanding of children, according to WHO, namely from the onset of conception until the age of 18 years. Nearly a third of human life is spent preparing to face the next two-thirds of life. Therefore, efforts to optimize growth and development in the early days of infants and children are very important. Achievement of an ability in each child is different - different, but there is a certain age standard to achieve that ability which is often referred to as mileston.Based on his approach including analytic research. Based on the place of research including the type of field research design. Based on data sources including primary research designs, in this study the samples taken were some infants aged 3-6 months who did massage in July - December 2018From the results of the study showed that the p value of 0.045 0.05 which means there is a relationship between baby massage with the development of gross motor in My Mom baby spa. Research most of the respondents 18 (infants) carried out regular massage of babies experiencing gross motor development in ac
每个孩子的生育能力将通过灵活和持续的成长阶段。从受孕到18岁,再长出嫩芽的时间就开始了。根据世卫组织的说法,这符合儿童的理解,即从受孕到18岁。人类生命的近三分之一用来准备迎接未来三分之二的生活。因此,在婴儿和儿童生命早期充分利用花朵的努力是至关重要的。每个孩子的能力能力是不同的——不同的,但是有一个特定的年龄标准来达到这个通常被称为米勒斯顿术语的能力。基于他的方法包括分析研究。基于现场设计类型的研究地点。研究数据来源包括初级研究设计,根据采集的样本是3—6个月大的婴儿大部分做按摩在2018Dari 7月—12月,研究结果表明,p值0.045 0。05意味着有婴儿按摩和发展之间的关系的运动在spa我妈妈宝贝粗鲁。大多数受访者18(婴儿)做的研究主要是婴儿按摩,根据婴儿的发育年龄,他们会经历剧烈的运动发育。婴儿的运动控制能力比仅仅在地板上玩耍的能力要快得多,因为在水下游泳时,重力的影响非常低,以至于婴儿可以移动得更多,所有的肌肉都能最佳地工作。关键词:成长、运动能力强、婴儿和儿童抽象儿童将经历成长、发展、持续的阶段。童年的成长和发展一直持续到18岁。这是与了解儿童的人共舞,代表谁,从最初的会议到18岁。近三分之一的人类生活正在为下二三种生活做准备。因此,在婴儿和儿童的早期努力中,乐观的发展和发展是非常重要的。每个孩子的能力是不同的,但实现米莱斯顿所声称的能力有一个确定的时代。基于他的妥协分析研究。基于实地研究设计类型的研究。改编自器数据在内的主要的研究是在,在这个研究的样本就被一些》一书老3 - 6月世卫组织在按摩又7 - 12 2018From the results of the study那里那0.045 0。05 p价值》,这意味着有一个关系之间是婴儿按摩with the development of格罗斯摩托车在我妈妈宝贝温泉。研究大多数负责任的婴儿18岁时,婴儿通过与婴儿发育的年龄相协调,经历了大量的运动发展。宝宝的马达控制不在乎威尔冲洗急促比如果他只是在地板上,因为当游在水里,重力效应》是如此低这allows宝宝动更多和肌肉都可以工作optimallyKeywords : 增长和发展,格罗斯摩托车》一书儿童
{"title":"Hubungan Massage Pada Bayi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 3-6 Bulan Di BPS Hj Nurfatimah, S.St Bojonegoro","authors":"F. Kurniawati","doi":"10.37413/jmakia.v9i2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v9i2.50","url":null,"abstract":"ABSTRAKSetiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Tumbuh kembang pada masa anak sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan pengertian anak, menurut WHO, yaitu sejak terjadinya konsepsi sampai usia 18 tahun. Hampir sepertiga dari masa kehidupan manusia dipakai untuk mempersiapkan diri guna menghadapi dua per tiga masa kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal–awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda – beda, tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tersebut yang sering disebut dengan istilah mileston.Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer, Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian bayi usia 3 – 6 bulan yang melakukan massage di bulan juli – Desember 2018Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p 0,045 0,05 yang berarti ada hubungan antara pijat bayi dengan perkembangan motorik kasar di My Mom baby spa. Penelitian sebagian besar responden 18 ( bayi ) dilakukan oijat bayi secara teratur mengalami perkembangan motorik kasar yng sesuai dengan usia perkembangan bayinya. Kemampuan kontrol motorik bayi akan berkembang lebih pesat daripada jika ia hanya bermain di lantai, karena pada saat berenang didalam air, efek gravitasi sangat rendah sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih banyak dan semua otot pun dapat bekerja dengan optimal.Kata Kunci : Tumbuh Kembang, Motorik Kasar, Bayi dan Anak ABSTRACTEvery child will pass through the stages of growth and development flexibly and continuously. Growth and development in childhood has begun in the womb until the age of 18 years. This is in accordance with the understanding of children, according to WHO, namely from the onset of conception until the age of 18 years. Nearly a third of human life is spent preparing to face the next two-thirds of life. Therefore, efforts to optimize growth and development in the early days of infants and children are very important. Achievement of an ability in each child is different - different, but there is a certain age standard to achieve that ability which is often referred to as mileston.Based on his approach including analytic research. Based on the place of research including the type of field research design. Based on data sources including primary research designs, in this study the samples taken were some infants aged 3-6 months who did massage in July - December 2018From the results of the study showed that the p value of 0.045 0.05 which means there is a relationship between baby massage with the development of gross motor in My Mom baby spa. Research most of the respondents 18 (infants) carried out regular massage of babies experiencing gross motor development in ac","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125032260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}