Ciplukan (Physalis angulata L.) telah banyak digunakan sebagai obat tradisional di beberapa negara dan berbagai daerah di Indonesia seperti untuk menambah darah, menghilangkan pegal linu, asma, kencing manis, cacar air, obat batuk, demam, diare, hipertensi, dan juga sakit pinggang. Artikel ini merupakan suatu review tentang potensi ciplukan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Penyusunan review artikel ini menggunakan referensi dari artikel penelitian yang berkaitan dengan hasil skrining fitokimia, isolasi metabolit sekunder, dan uji aktivitas biologis (farmakologi) tumbuhan Physalis angulata yang dilaporkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir. Tanaman ini mengandung banyak senyawa metabolit sekunder yang telah diisolasi dari akar, daun, batang dan buahnya seperti senyawa Physalin, Withanolida dan Flavonoid Glikosida. Beberapa penelitian juga telah melaporkan bahwa tanaman ini memiliki aktivitas biologi dan farmakologi seperti antioksidan, toksisitas, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, antidiare, antibakteri, antifibrotik dan antihiperkolesterolemia.
{"title":"Ciplukan (Physalis angulata L.): Review Tanaman Liar yang Berpotensi Sebagai Tanaman Obat","authors":"Haiyul Fadhli, Shinta Liana Ruska, Mustika Furi, Wira Noviana Suhery, Emma Susanti, Musyirna Rahmah Nasution","doi":"10.35617/jfionline.v15i2.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i2.144","url":null,"abstract":"Ciplukan (Physalis angulata L.) telah banyak digunakan sebagai obat tradisional di beberapa negara dan berbagai daerah di Indonesia seperti untuk menambah darah, menghilangkan pegal linu, asma, kencing manis, cacar air, obat batuk, demam, diare, hipertensi, dan juga sakit pinggang. Artikel ini merupakan suatu review tentang potensi ciplukan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan. Penyusunan review artikel ini menggunakan referensi dari artikel penelitian yang berkaitan dengan hasil skrining fitokimia, isolasi metabolit sekunder, dan uji aktivitas biologis (farmakologi) tumbuhan Physalis angulata yang dilaporkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir. Tanaman ini mengandung banyak senyawa metabolit sekunder yang telah diisolasi dari akar, daun, batang dan buahnya seperti senyawa Physalin, Withanolida dan Flavonoid Glikosida. Beberapa penelitian juga telah melaporkan bahwa tanaman ini memiliki aktivitas biologi dan farmakologi seperti antioksidan, toksisitas, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes, antidiare, antibakteri, antifibrotik dan antihiperkolesterolemia.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134633213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v15i2.151
D. Suzana, Ayu Febriyani
Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by disturbances in thinking processes, perceptions, emotional responses, and social interactions. The therapy commonly used in the treatment of schizophrenia is antipsychotic or psychotropic drugs. The use of psychotropic drugs is the first step in overcoming and following up on mental disorders. The object of this research is several hospitals that treat patients with psychiatric disorders, namely schizophrenia. Where the subjects used in this study were men/women with schizophrenia aged 18 to 60 years in the city of Indramayu who are undergoing treatment at the hospital for the 2020-2022 period. This study aims to describe the use of antipsychotic classes that are used as one of the pharmacological therapies in patients. This research method uses a descriptive quantitative method, while the sample fee used in this study is the slovin calculation formula, with a total population of 875 and a sample of 274 is obtained. The results obtained are based on the proportion of sex, mostly male patients (62.4%), the highest proportion of the age range was found in early adulthood (70.8%), the highest diagnosis was YTT schizophrenia (46%). Then patients with a history of not going to school (63.5%) and a history of not working (88.3%). Most of the data obtained were patients who experienced mild recurrence of 62%. As for the large number of patient histories with mild or insignificant recurrence, this can influence the factors supporting the success of treatment, namely the use of insurance. This opinion was obtained from patient payment status data, in which the most widely used payment status was the use of insurance by 82.1%. In data on the use of the single antipsychotic that is most widely used in each type of schizophrenia is the antipsychotic haloperidol and the combination that is most widely used is haloperidol-chlorpromazine
{"title":"Overview of Antipsycotic Using on Schizophrenic Patients in Hospitals Indramayu City","authors":"D. Suzana, Ayu Febriyani","doi":"10.35617/jfionline.v15i2.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i2.151","url":null,"abstract":"Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by disturbances in thinking processes, perceptions, emotional responses, and social interactions. The therapy commonly used in the treatment of schizophrenia is antipsychotic or psychotropic drugs. The use of psychotropic drugs is the first step in overcoming and following up on mental disorders. The object of this research is several hospitals that treat patients with psychiatric disorders, namely schizophrenia. Where the subjects used in this study were men/women with schizophrenia aged 18 to 60 years in the city of Indramayu who are undergoing treatment at the hospital for the 2020-2022 period. This study aims to describe the use of antipsychotic classes that are used as one of the pharmacological therapies in patients. This research method uses a descriptive quantitative method, while the sample fee used in this study is the slovin calculation formula, with a total population of 875 and a sample of 274 is obtained. The results obtained are based on the proportion of sex, mostly male patients (62.4%), the highest proportion of the age range was found in early adulthood (70.8%), the highest diagnosis was YTT schizophrenia (46%). Then patients with a history of not going to school (63.5%) and a history of not working (88.3%). Most of the data obtained were patients who experienced mild recurrence of 62%. As for the large number of patient histories with mild or insignificant recurrence, this can influence the factors supporting the success of treatment, namely the use of insurance. This opinion was obtained from patient payment status data, in which the most widely used payment status was the use of insurance by 82.1%. In data on the use of the single antipsychotic that is most widely used in each type of schizophrenia is the antipsychotic haloperidol and the combination that is most widely used is haloperidol-chlorpromazine","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"565 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113996434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.135
Elis Susilawati, Ayuningtyas. Astuti, A. Sulaeman
Abstrak: Tanaman dadap serep memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan mengurangi penyerapan glukosa di usus. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan pengaruh pemberian Ekstrak Etanol Daun Dadap Serep (EEDDS) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar serta dosis efektifnya. Metode penelitian menggunakan metode in vitro dengan penghambatan enzim α-glukosidase dan metode in vivo Tes Toleransi Glukosa (TTGO) dengan induksi amylum manihot menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan dosis EEDDS 100, 200, dan 400 mg/kgBB, kemudian diukur kadar glukosa darahnya selama 120 menit. Hasil penelitian inhibisi enzim α-glukosidase EEDDS menunjukkan nilai % inhibisi paling baik yaitu 41,81% pada 100 ppm dan nilai % inhibisi terendah pada 10 ppm yaitu 13,33% dengan nilai IC50 sebesar 146,30 ppm dimana termasuk kategori lemah dalam menghambat α-glukosidase. Hasil penelitian TTGO induksi amylum manihot, EEDDS 400 mg/KgBB memiliki efek penurunan kadar glukosa darah secara signifikan pada T60 sampai T120. . Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun dadap serep mempunyai potensi sebagai antihiperglikemia secara in vitro maupun in vivo.
{"title":"Potensi Penghambatan Enzim Αlfa-Glukosidase dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Ektrak Daun Dadap Serep (Erythrina subumbrans (Hassk) Merr.)","authors":"Elis Susilawati, Ayuningtyas. Astuti, A. Sulaeman","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.135","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.135","url":null,"abstract":"Abstrak: Tanaman dadap serep memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan mengurangi penyerapan glukosa di usus. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan pengaruh pemberian Ekstrak Etanol Daun Dadap Serep (EEDDS) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar serta dosis efektifnya. Metode penelitian menggunakan metode in vitro dengan penghambatan enzim α-glukosidase dan metode in vivo Tes Toleransi Glukosa (TTGO) dengan induksi amylum manihot menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan dosis EEDDS 100, 200, dan 400 mg/kgBB, kemudian diukur kadar glukosa darahnya selama 120 menit. Hasil penelitian inhibisi enzim α-glukosidase EEDDS menunjukkan nilai % inhibisi paling baik yaitu 41,81% pada 100 ppm dan nilai % inhibisi terendah pada 10 ppm yaitu 13,33% dengan nilai IC50 sebesar 146,30 ppm dimana termasuk kategori lemah dalam menghambat α-glukosidase. Hasil penelitian TTGO induksi amylum manihot, EEDDS 400 mg/KgBB memiliki efek penurunan kadar glukosa darah secara signifikan pada T60 sampai T120. . Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun dadap serep mempunyai potensi sebagai antihiperglikemia secara in vitro maupun in vivo.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122673936","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.80
Ahmad Azrul Zuniarto, Subagja Subagja, Sarah Nurhasanah, R. T. Sundari, Siti Pandanwangi
Abstrak: Dalam konteks pelayanan kefarmasian apotek, kepuasan pasien merupakan perasaan senang yang muncul di dalam diri seseorang setelah mendapat pelayanan yang diterima atau dialami secara langsung. Analisis kepuasan pelanggan dilakukan bedasarkan lima dimensi kualitas layanan, yakni responsiveness, reliability, assurance, empathy, dan tangibles. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh home visit terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dan tingkat kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang sebelum dan sesudah home visit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah home visit dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 34 responden yaitu pasien Program Rujuk Balik (PRB) dari Apotek Palasari Sumedang di Kecamatan Ganeas yang tidak rutin mengambil obat. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner kepuasan konsumen. Hasil penelitian dengan kuesioner tingkat kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang sebelum home visit dan sesudah home visit mengalami kenaikkan hasil persentase dari 75,4% menjadi 81,5% dan uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa terdapat pengaruh home visit terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dengan nilai sig. 0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa home visit berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dengan tingkat kepuasan konsumen 75,4% meningkat menjadi 81,5%.
抽象:在药学服务的背景下,患者满意度是一个人在接受或亲身体验服务后产生的愉悦感。客户满意度分析是基于服务质量的五个方面,即责任、可靠性、保险、同情和纠结。本研究旨在确定home visit对Sumedang制药公司消费者满意度的影响,以及众议院visit在home visit和众议院visit之后对Sumedang制药公司消费者满意度的影响。这是定量研究。本研究中的自由变量是家庭visit,而该研究的变量是药学中的消费者满意度。本研究的抽样技术是全部抽样。来自甘奈阿斯省sumeas纱丽药店的34名患者使用的样本。所使用的研究工具是消费者满意问卷。针对在家看诊前和在家看诊后消费者满意度的调查结果显示,home visit对sig g值的消费者满意度从75.4%提高到81.5%,简单的线性回归测试表明,home visit对sig g. h。研究结果表明,home visit影响着药房满足消费者的消费者需求,而消费者满意度为75.4%,已增加到81.5%。
{"title":"Pengaruh Home Visit terhadap Kepuasan Konsumen Apotek Palasari Sumedang","authors":"Ahmad Azrul Zuniarto, Subagja Subagja, Sarah Nurhasanah, R. T. Sundari, Siti Pandanwangi","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.80","url":null,"abstract":"Abstrak: Dalam konteks pelayanan kefarmasian apotek, kepuasan pasien merupakan perasaan senang yang muncul di dalam diri seseorang setelah mendapat pelayanan yang diterima atau dialami secara langsung. Analisis kepuasan pelanggan dilakukan bedasarkan lima dimensi kualitas layanan, yakni responsiveness, reliability, assurance, empathy, dan tangibles. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh home visit terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dan tingkat kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang sebelum dan sesudah home visit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah home visit dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 34 responden yaitu pasien Program Rujuk Balik (PRB) dari Apotek Palasari Sumedang di Kecamatan Ganeas yang tidak rutin mengambil obat. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner kepuasan konsumen. Hasil penelitian dengan kuesioner tingkat kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang sebelum home visit dan sesudah home visit mengalami kenaikkan hasil persentase dari 75,4% menjadi 81,5% dan uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa terdapat pengaruh home visit terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dengan nilai sig. 0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa home visit berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Apotek Palasari Sumedang dengan tingkat kepuasan konsumen 75,4% meningkat menjadi 81,5%.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128436077","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.133
Primawan Putra Nugrahadi, Christina Avanti
Abstract: The trend of using peptides, short chains of amino acids, as therapeutic agents has been increasing in recent decades. Therapeutic peptides usually use the parenteral route as systemic delivery system, requiring an aqueous formulation. However, in aqueous formulation, peptides are often unstable. The most stable form of therapeutic peptide is a lyophilized powder. Unfortunately, for tropical and developing countries such as Indonesia, as well as from pharmaco-economic point of view, if stable, peptide formulations in aqueous solution are preferred. This systematic literature review provides the various degradation pathways potentially experienced by therapeutic peptides available in Indonesia in aqueous solution. Then present various known strategies to prevent peptide degradation based on recent research. Article were searched on the PubMed, ScienceDirect, Wiley Online Library, and Google Scholar databases. Search results with keywords: therapeutic peptide OR peptide drug AND stability OR stabilization AND degradation OR degradation pathway found 20 articles that met the inclusion and exclusion criteria. Results showed that aggregation is the most common degradation pathway, followed by deamidation, hydrolysis, β-elimination, and disulphide exchange. The main strategies to improve peptide stability in solution are buffer selection and/or pH adjustment, addition of antioxidants/preservatives, combination of buffer with divalent metal ions, avoiding light exposure, and storage in cold temperature.
{"title":"Kajian Sistematis tentang Peptida Parenteral: Instabilitas, Mekanisme Degradasi, dan Strategi Formulasinya","authors":"Primawan Putra Nugrahadi, Christina Avanti","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.133","url":null,"abstract":"Abstract: The trend of using peptides, short chains of amino acids, as therapeutic agents has been increasing in recent decades. Therapeutic peptides usually use the parenteral route as systemic delivery system, requiring an aqueous formulation. However, in aqueous formulation, peptides are often unstable. The most stable form of therapeutic peptide is a lyophilized powder. Unfortunately, for tropical and developing countries such as Indonesia, as well as from pharmaco-economic point of view, if stable, peptide formulations in aqueous solution are preferred. This systematic literature review provides the various degradation pathways potentially experienced by therapeutic peptides available in Indonesia in aqueous solution. Then present various known strategies to prevent peptide degradation based on recent research. Article were searched on the PubMed, ScienceDirect, Wiley Online Library, and Google Scholar databases. Search results with keywords: therapeutic peptide OR peptide drug AND stability OR stabilization AND degradation OR degradation pathway found 20 articles that met the inclusion and exclusion criteria. Results showed that aggregation is the most common degradation pathway, followed by deamidation, hydrolysis, β-elimination, and disulphide exchange. The main strategies to improve peptide stability in solution are buffer selection and/or pH adjustment, addition of antioxidants/preservatives, combination of buffer with divalent metal ions, avoiding light exposure, and storage in cold temperature.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122193425","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: Tocilizumab is an anti-IL-6 which is recommended as cytokine release syndrome therapy in the treatment of Covid-19. One of the side effects of tocilizumab that can occur is hepatotoxicity, from mild elevated transaminases to severe drug-induced liver injury (DILI). Currently, research related to tocilizumab hepatotoxicity and the risk factors affecting Covid-19 patients is limited and still needs to conduct. This research is an observational study with cross-sectional design. Data collection was carried out retrospectively using secondary data obtained from medical records department, patients with Covid-19 at Universitas Indonesia Hospital in 2020-2021. Patients confirmed with positive Covid-19 receiving Tocilizumab therapy in medical record were included in this study. Patient demographics, clinical diagnoses, laboratory examinations, history of others medication were also reviewed. Patients with less than 18 years old, incomplete medical record data, and referred to other hospitals were excluded. The sampling technique used was total sampling, namely all patients who met the inclusion criteria were taken as subject in this research. Chi-square test was used to analyze the relationship between each risk factors and the incidence of elevated transaminases. The results of Chi-square test showed that several risk factors significantly increased the incidence of elevated transaminases in patients given tocilizumab therapy, including age, obesity, diabetes mellitus, and ceftriaxone as antibiotic therapy.
{"title":"Pengaruh Faktor Risiko terhadap Kejadian Peningkatan Kadar Enzim Transaminase pada Pasien Covid-19 dengan Terapi Tocilizumab","authors":"Izza Aulia Rizqika Nasution, Retnosari Andrajati, Nadia Farhanah Syafhan, Rania Imaniar","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.137","url":null,"abstract":"Abstract: Tocilizumab is an anti-IL-6 which is recommended as cytokine release syndrome therapy in the treatment of Covid-19. One of the side effects of tocilizumab that can occur is hepatotoxicity, from mild elevated transaminases to severe drug-induced liver injury (DILI). Currently, research related to tocilizumab hepatotoxicity and the risk factors affecting Covid-19 patients is limited and still needs to conduct. This research is an observational study with cross-sectional design. Data collection was carried out retrospectively using secondary data obtained from medical records department, patients with Covid-19 at Universitas Indonesia Hospital in 2020-2021. Patients confirmed with positive Covid-19 receiving Tocilizumab therapy in medical record were included in this study. Patient demographics, clinical diagnoses, laboratory examinations, history of others medication were also reviewed. Patients with less than 18 years old, incomplete medical record data, and referred to other hospitals were excluded. The sampling technique used was total sampling, namely all patients who met the inclusion criteria were taken as subject in this research. Chi-square test was used to analyze the relationship between each risk factors and the incidence of elevated transaminases. The results of Chi-square test showed that several risk factors significantly increased the incidence of elevated transaminases in patients given tocilizumab therapy, including age, obesity, diabetes mellitus, and ceftriaxone as antibiotic therapy.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115347523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.126
Via Rifkia, Rika Revina
Abstrak: Kelor (Moringa oleifera L.) adalah tanaman yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan. Manfaat kelor dapat diperoleh dari bagian daun. Salah satu senyawa yang ada di dalam daun kelor dan memiliki manfaat adalah senyawa fenol. Senyawa fenol diuji dari ekstrak daun kelor yang diperoleh dengan menggunakan metode ultrasonik. Metode ultrasonik adalah metode ekstraksi yang dapat menghasilkan ekstrak secara efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi bahan: pelarut (1:10, 1:15, dan 1:20) dan lama ekstraksi (10, 20, dan 30 menit) terhadap nilai rendemen dan kadar total fenol dari ekstrak daun kelor. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditimbang dan dihitung nilai rendemennya. Setelah itu, ekstrak daun kelor dilakukan uji skrinning fitokimia dan uji kadar total fenol. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa nilai rendemen tertinggi dari ekstrak daun kelor diperoleh dari rasio bahan: pelarut 1:20 b/v dengan lama ekstraksi 30 menit yaitu sebesar 35,89%. Kemudian hasil kadar total fenol tertinggi diperoleh dari ekstrak etanol daun kelor pada rasio bahan: pelarut 1:20 b/v dengan lama ekstraksi 30 menit yaitu sebesar 25,9 GAE/g.
{"title":"Pengaruh Variasi Bahan: Pelarut dan Lama Ekstraksi Ultrasonik dari Ekstrak Daun Kelor terhadap Rendemen dan Kadar Total Fenol","authors":"Via Rifkia, Rika Revina","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.126","url":null,"abstract":"Abstrak: Kelor (Moringa oleifera L.) adalah tanaman yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan. Manfaat kelor dapat diperoleh dari bagian daun. Salah satu senyawa yang ada di dalam daun kelor dan memiliki manfaat adalah senyawa fenol. Senyawa fenol diuji dari ekstrak daun kelor yang diperoleh dengan menggunakan metode ultrasonik. Metode ultrasonik adalah metode ekstraksi yang dapat menghasilkan ekstrak secara efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi bahan: pelarut (1:10, 1:15, dan 1:20) dan lama ekstraksi (10, 20, dan 30 menit) terhadap nilai rendemen dan kadar total fenol dari ekstrak daun kelor. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditimbang dan dihitung nilai rendemennya. Setelah itu, ekstrak daun kelor dilakukan uji skrinning fitokimia dan uji kadar total fenol. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa nilai rendemen tertinggi dari ekstrak daun kelor diperoleh dari rasio bahan: pelarut 1:20 b/v dengan lama ekstraksi 30 menit yaitu sebesar 35,89%. Kemudian hasil kadar total fenol tertinggi diperoleh dari ekstrak etanol daun kelor pada rasio bahan: pelarut 1:20 b/v dengan lama ekstraksi 30 menit yaitu sebesar 25,9 GAE/g.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131158386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.93
Emalia Rachmawati, Amelia Windi Astutik, Antonius Nugraha Widhi Pratama
Abstrak: Kemudahan mengakses informasi tentang obat berdampak terhadap peningkatan praktek swamedikasi di masyarakat. Namun demikian, masih banyak praktek swamedikasi yang kurang rasional, termasuk pemilihan obat yang kurang tepat, tidak waspada terhadap efek samping atupun penggunaan antibiotik untuk swamedikasi. Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi yang tidak lepas dari penggunaan obat untuk swamedikasi penyakit yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan obat pada kalangan mahasiswa di Jember dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan survei potong lintang menggunakan kuesioner yang dilakukan secara daring pada bulan April-Mei 2020. Responden penelitian adalah mahasiswa jenjang diploma dan strata-1 di beberapa perguruan tinggi di Jember. Sebanyak 544 mahasiswa menjadi responden dalam penelitian ini. Mayoritas responden (344; 63,2%) memiliki pengetahuan “cukup” dengan rerata nilai pengetahuan responden sebesar 5,02 ± 1,71. Sikap mayoritas responden (353; 64,9%) terhadap penggunaan obat termasuk dalam kategori “cukup” dengan rerata nilai sikap sebesar 12,74 ± 1,19. Hasil analisis Chi-square menunjukkan faktor jurusan yang ditempuh dalam studi di perguruan tinggi berhubungan dengan pengetahuan tetapi tidak berpengaruh terhadap sikap dalam penggunaan pengobatan. Perlu dilakukan edukasi tentang penggunaan obat perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penggunaan obat secara benar dalam praktik swamedikasi di masyarakat.
{"title":"Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Obat pada Mahasiswa di Jember","authors":"Emalia Rachmawati, Amelia Windi Astutik, Antonius Nugraha Widhi Pratama","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.93","url":null,"abstract":"Abstrak: Kemudahan mengakses informasi tentang obat berdampak terhadap peningkatan praktek swamedikasi di masyarakat. Namun demikian, masih banyak praktek swamedikasi yang kurang rasional, termasuk pemilihan obat yang kurang tepat, tidak waspada terhadap efek samping atupun penggunaan antibiotik untuk swamedikasi. Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi yang tidak lepas dari penggunaan obat untuk swamedikasi penyakit yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan obat pada kalangan mahasiswa di Jember dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan survei potong lintang menggunakan kuesioner yang dilakukan secara daring pada bulan April-Mei 2020. Responden penelitian adalah mahasiswa jenjang diploma dan strata-1 di beberapa perguruan tinggi di Jember. Sebanyak 544 mahasiswa menjadi responden dalam penelitian ini. Mayoritas responden (344; 63,2%) memiliki pengetahuan “cukup” dengan rerata nilai pengetahuan responden sebesar 5,02 ± 1,71. Sikap mayoritas responden (353; 64,9%) terhadap penggunaan obat termasuk dalam kategori “cukup” dengan rerata nilai sikap sebesar 12,74 ± 1,19. Hasil analisis Chi-square menunjukkan faktor jurusan yang ditempuh dalam studi di perguruan tinggi berhubungan dengan pengetahuan tetapi tidak berpengaruh terhadap sikap dalam penggunaan pengobatan. Perlu dilakukan edukasi tentang penggunaan obat perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penggunaan obat secara benar dalam praktik swamedikasi di masyarakat.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115461731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.94
Ria Mariani, Farid Perdana, Revi Widiana
Abstrak: Sirih Hutan (Piper aduncum L.) termasuk tumbuhan genus Piper. Penelitian antioksidan berbagai genus Piper telah banyak dilakukan seperti Piper crocatum dan Piper betle, namun penelitian antioksidan pada sirih hutan masih sangat terbatas. Antioksidan alami dapat dimanfaatkan untuk meredam radikal bebas dalam upaya mencegah penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bunga, daun dan tangkai sirih hutan serta kelompok senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan tersebut. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH (2,2 difenil-1-pikrilhidrazil) dengan spektrofotometri UV-Vis dan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, pada ekstrak daun sirih hutan memiliki nilai IC50 47,252 μg/ml, pada ekstrak bunga sirih hutan dengan nilai IC50 49,756 μg/m, dan pada ekstrak tangkai sirih hutan dengan nilai IC50 48,674 μg/ml. Sedangkan vitamin C sebagai pembanding memiliki nilai IC50 5,223 μg/ml. Dari hasil KLT, senyawa yang diduga memberikan aktivitas antioksidan pada ekstrak bunga dan tangkai adalah senyawa flavonoid karena memiliki nilai Rf yang sama yaitu 0,35;0,53;0,66 pada hasil plat yang telah disemprot DPPH dan sitroborat. Ekstrak daun, bunga dan tangkai sirih hutan memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 berturut-turut 47,252; 49,756 dan 48,674 μg/ml serta diduga adanya senyawa flavonoid yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan ekstrak bunga dan tangkai.
{"title":"Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun, Bunga, dan Tangkai Sirih Hutan (Piper aduncum L.)","authors":"Ria Mariani, Farid Perdana, Revi Widiana","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.94","url":null,"abstract":"Abstrak: Sirih Hutan (Piper aduncum L.) termasuk tumbuhan genus Piper. Penelitian antioksidan berbagai genus Piper telah banyak dilakukan seperti Piper crocatum dan Piper betle, namun penelitian antioksidan pada sirih hutan masih sangat terbatas. Antioksidan alami dapat dimanfaatkan untuk meredam radikal bebas dalam upaya mencegah penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bunga, daun dan tangkai sirih hutan serta kelompok senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan tersebut. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH (2,2 difenil-1-pikrilhidrazil) dengan spektrofotometri UV-Vis dan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, pada ekstrak daun sirih hutan memiliki nilai IC50 47,252 μg/ml, pada ekstrak bunga sirih hutan dengan nilai IC50 49,756 μg/m, dan pada ekstrak tangkai sirih hutan dengan nilai IC50 48,674 μg/ml. Sedangkan vitamin C sebagai pembanding memiliki nilai IC50 5,223 μg/ml. Dari hasil KLT, senyawa yang diduga memberikan aktivitas antioksidan pada ekstrak bunga dan tangkai adalah senyawa flavonoid karena memiliki nilai Rf yang sama yaitu 0,35;0,53;0,66 pada hasil plat yang telah disemprot DPPH dan sitroborat. Ekstrak daun, bunga dan tangkai sirih hutan memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 berturut-turut 47,252; 49,756 dan 48,674 μg/ml serta diduga adanya senyawa flavonoid yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan ekstrak bunga dan tangkai.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116657496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.112
Dewi Alfisyah Ramadhanty, Y. Lestari, Siti Nashihah
Abstrak: Indonesia memiliki banyak tanaman obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)Hassk.). Secara tradisional daun Karamuting digunakan di masyarakat untuk mengobati karies gigi, mengobati luka dan kudis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek antibakteri ekstrak etanol daun karamunting terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan menggunakan metode sumuran. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel penelitian adalah ekstrak etanol daun karamunting. Ekstrak diuji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25%; 50% b/v. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak Etanol daun karamunting mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25%; 50% b/v masing-masing dengan diameter zona hambat sebesar 17,7±0,0577, 22,6±0,2516, 25,3±0,1527, and 28,3±0,0577. Ekstrak etanol daun karamunting mempunyai daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans yang terbesar terdapat pada konsentrasi 50% dengan diameter 28,3 mm.
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Karamuntin (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans","authors":"Dewi Alfisyah Ramadhanty, Y. Lestari, Siti Nashihah","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.112","url":null,"abstract":"Abstrak: Indonesia memiliki banyak tanaman obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)Hassk.). Secara tradisional daun Karamuting digunakan di masyarakat untuk mengobati karies gigi, mengobati luka dan kudis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek antibakteri ekstrak etanol daun karamunting terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan menggunakan metode sumuran. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel penelitian adalah ekstrak etanol daun karamunting. Ekstrak diuji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25%; 50% b/v. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak Etanol daun karamunting mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25%; 50% b/v masing-masing dengan diameter zona hambat sebesar 17,7±0,0577, 22,6±0,2516, 25,3±0,1527, and 28,3±0,0577. Ekstrak etanol daun karamunting mempunyai daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans yang terbesar terdapat pada konsentrasi 50% dengan diameter 28,3 mm.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117242033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}