Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.98
Elsye Gunawan, Rusnaeni Rusnaeni, Silva Dewi Febrianty
Abstrak: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang paling banyak terjadi pada manusia di segala usia. Anak-anak dan balita yang paling rentang terkena ISPA. Prevalensi ISPA pada balita di Papua adalah 11,91%, di kabupaten Jayapura (10,23%), Kota Jayapura (10,95%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik yang diberikan pada pasien balita penderita ISPA pada bulan Januari-Desember 2020 di Puskesmas Koya Barat. Rancangan penelitian bersifat retrospektif terhadap 155 resep pasien balita penderita ISPA memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan software Microsoft exel dan disajikan dalam presentase (%) berdasarkan karakteristik pasien, serta dihitung tingkat penggunaan antibiotiknya. Hasil penelitian menunjukkan dominan terkena ISPA adalah balita laki-laki yaitu 87 pasien (56,13%), usia 0-30 bulan 87 pasien (56,13%), jenis antibiotik amoxicillin sirup 57 pasien (74,03%). Penggunaan antibiotik pada balita penderita ISPA di Puskesmas Koya Barat secara keseluruhan selama Januari-Desember 2020 adalah sebesar 49,68%. Balita penderita ISPA tanpa penyakit penyerta adalah 86,59%, dan dengan penyakit penyerta seperti diare, malaria, blefaritis, dan pyoderma sebesar 13,41%.
{"title":"Profil Penggunaan Antibiotik pada Balita Penderita ISPA di Puskesmas Koya Barat Periode Januari-Desember 2020","authors":"Elsye Gunawan, Rusnaeni Rusnaeni, Silva Dewi Febrianty","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.98","url":null,"abstract":"Abstrak: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang paling banyak terjadi pada manusia di segala usia. Anak-anak dan balita yang paling rentang terkena ISPA. Prevalensi ISPA pada balita di Papua adalah 11,91%, di kabupaten Jayapura (10,23%), Kota Jayapura (10,95%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik yang diberikan pada pasien balita penderita ISPA pada bulan Januari-Desember 2020 di Puskesmas Koya Barat. Rancangan penelitian bersifat retrospektif terhadap 155 resep pasien balita penderita ISPA memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan software Microsoft exel dan disajikan dalam presentase (%) berdasarkan karakteristik pasien, serta dihitung tingkat penggunaan antibiotiknya. Hasil penelitian menunjukkan dominan terkena ISPA adalah balita laki-laki yaitu 87 pasien (56,13%), usia 0-30 bulan 87 pasien (56,13%), jenis antibiotik amoxicillin sirup 57 pasien (74,03%). Penggunaan antibiotik pada balita penderita ISPA di Puskesmas Koya Barat secara keseluruhan selama Januari-Desember 2020 adalah sebesar 49,68%. Balita penderita ISPA tanpa penyakit penyerta adalah 86,59%, dan dengan penyakit penyerta seperti diare, malaria, blefaritis, dan pyoderma sebesar 13,41%.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129795789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.141
Adrian Mulya, Ennimay Ennimay, Yesica Devis
Abstrak: Hasil Walk Through Audit (WTA) BPJS menyatakan layanan waktu tunggu obat di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center merupakan salah satu faktor keterlambatan layanan terhadap pasien. Setelah dilakukan studi pendahuluan didapatkan data waktu tunggu obat melebihi dari nilai Standar Pelayanan Miminum waktu tunggu obat. Tujuan penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center. Penelitian ini menggunakan Mixed-Methods Sequential Explanatory Design yakni dengan mengkombinasikan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Dari 70 sampel didapatkan data hasil penelitian kuantitatif untuk jenis pasien, jenis resep, jumlah item dalam resep, jumlah resep dalam shift dan jumlah resep berdasarkan ketersediaan obat bukan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan, hal ini berdasarkan Uji Chi-Square semua nilai > 0,05, ini berarti bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain tidak terbukti berhubungan dengan waktu tunggu layanan. Sedangkan penelitian kualitatif dengan wawancara secara mendalam dan observasi dengan hasil jumlah SDM yang tidak mencukupi, kurangnya kompetensi SDM , belum jelasnya alur proses layanan, belum memadai sarana dan prasarana terutama sistem jaringan Sim-PEC dan Tata ruangan instalasi farmasi yang belum sesuai standar menyebakan terjadinya delay layanan atau lamanya waktu tunggu pelayan obat pasien rawat jalan.
{"title":"Analisa Faktor Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center","authors":"Adrian Mulya, Ennimay Ennimay, Yesica Devis","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.141","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.141","url":null,"abstract":"Abstrak: Hasil Walk Through Audit (WTA) BPJS menyatakan layanan waktu tunggu obat di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center merupakan salah satu faktor keterlambatan layanan terhadap pasien. Setelah dilakukan studi pendahuluan didapatkan data waktu tunggu obat melebihi dari nilai Standar Pelayanan Miminum waktu tunggu obat. Tujuan penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center. Penelitian ini menggunakan Mixed-Methods Sequential Explanatory Design yakni dengan mengkombinasikan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Dari 70 sampel didapatkan data hasil penelitian kuantitatif untuk jenis pasien, jenis resep, jumlah item dalam resep, jumlah resep dalam shift dan jumlah resep berdasarkan ketersediaan obat bukan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan, hal ini berdasarkan Uji Chi-Square semua nilai > 0,05, ini berarti bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain tidak terbukti berhubungan dengan waktu tunggu layanan. Sedangkan penelitian kualitatif dengan wawancara secara mendalam dan observasi dengan hasil jumlah SDM yang tidak mencukupi, kurangnya kompetensi SDM , belum jelasnya alur proses layanan, belum memadai sarana dan prasarana terutama sistem jaringan Sim-PEC dan Tata ruangan instalasi farmasi yang belum sesuai standar menyebakan terjadinya delay layanan atau lamanya waktu tunggu pelayan obat pasien rawat jalan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122248801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Kasumba turate telah lama secara tradisional digunakan dalam pengobatan varicella, tetapi kajian keamanan, efikasi dan kualitasnya belum mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Brine Shrimp lethality, aktivitas antioksidan, dan kadar total fitokimia dari ekstrak etanol kesumba. Penelitian dimulai dengan ekstraksi, yaitu merendam simplisia dengan etanol 70%. Ekstrak yang telah kering ditentukan toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp lethality. Sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan tiga metode, yaitu peredaman radikal bebas (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), cupric reducing antioxidant capacity, dan ferric reducing antioxidant power. Kadar total fitokimia yang diukur adalah fenolik, flavonoid dan karotenoid. Berdasarkan hasil penelitian, dilaporkan rendemen ekstraksi sebesar 14.7%. Toksisitas terhadap Brine Shrimp adalah sebesar 109.64 ± 5.29 mg/L. Aktivitas antioksidan peredaman radikal bebas, cupric reducing antioxidant capacity, dan ferric reducing antioxidant power, berturut-turut, adalah 35.40 ± 1.62 mg/L, 12.42 ± 0.95 mg/L, dan 36.47 ± 2.79 mg/L. Sedangkan kandungan fenolik, flavonoid dan karotenoid pergram ekstrak, berturut-turut, adalah 135.40 ± 0.12 g ekuivalen asam galat, 124.54 ± 3.38 mg ekuivalen kuersetin dan 27.25 ± 0.83 mg ekuivalen β-karoten. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kasumba turate memiliki potensi fitokimia dan antioksidan tinggi serta toksisitas yang rendah.
{"title":"Brine Shrimp Lethality, Aktivitas Antioksidan dan Kadar Total Fitokimia dari Ekstrak Etanol Kasumba Turate (Carthamus tinctorius)","authors":"Nurshalati Tahar, Fais Satrianegara, Rusmadi Rukmana, Nursalam Hamzah, Sitti Rukmana, Fitria Alwi, Abdul Roni, Mukhriani Mukhriani","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.71","url":null,"abstract":"Abstrak: Kasumba turate telah lama secara tradisional digunakan dalam pengobatan varicella, tetapi kajian keamanan, efikasi dan kualitasnya belum mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Brine Shrimp lethality, aktivitas antioksidan, dan kadar total fitokimia dari ekstrak etanol kesumba. Penelitian dimulai dengan ekstraksi, yaitu merendam simplisia dengan etanol 70%. Ekstrak yang telah kering ditentukan toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp lethality. Sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan tiga metode, yaitu peredaman radikal bebas (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), cupric reducing antioxidant capacity, dan ferric reducing antioxidant power. Kadar total fitokimia yang diukur adalah fenolik, flavonoid dan karotenoid. Berdasarkan hasil penelitian, dilaporkan rendemen ekstraksi sebesar 14.7%. Toksisitas terhadap Brine Shrimp adalah sebesar 109.64 ± 5.29 mg/L. Aktivitas antioksidan peredaman radikal bebas, cupric reducing antioxidant capacity, dan ferric reducing antioxidant power, berturut-turut, adalah 35.40 ± 1.62 mg/L, 12.42 ± 0.95 mg/L, dan 36.47 ± 2.79 mg/L. Sedangkan kandungan fenolik, flavonoid dan karotenoid pergram ekstrak, berturut-turut, adalah 135.40 ± 0.12 g ekuivalen asam galat, 124.54 ± 3.38 mg ekuivalen kuersetin dan 27.25 ± 0.83 mg ekuivalen β-karoten. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kasumba turate memiliki potensi fitokimia dan antioksidan tinggi serta toksisitas yang rendah.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128995066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.35617/jfionline.v15i1.83
L. Mardiana, Rasiman Julianto, Ika Oktaviyanti Lutfah
Abstrak: Vaksinasi merupakan cara pencegahan berbagai macam penyakit akibat bakteri, virus atau kuman lainnya, dimana orang yang sudah divaksinasi menjadi kebal, terlindungi, tidak terpapar atau hanya mengalami sakit ringan apabila wabah penyakit tersebut terjadi. Seperti halnya beberapa saat lalu ketika terjadi wabah pandemi penyakit Covid-19, masyarakat dunia dan juga masyarakat Indonesia melakukan vaksinasi Covid-19 secara serentak. Keyakinan akan keberhasilan vaksinasi mendorong masyarakat untuk sukarela melakukannya dan kualitas pelayanan vaksinasi hendaknya sesuai dengan harapan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hubungan antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan tingkat kepuasan pelayanan vaksinasi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel 360 orang yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner secara online dan offline. Menunjukan tidak ada nya korelasi antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan tingkat kepuasan pelayanan vaksinasi Covid-19, nilai p-value > 0,05 yang berarti Ho diterima atau tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan masyarakat dengan kualitas pelayanan. Tidak ada korelasi hubungan antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan kualitas pelyanan vaksinasi Covid-19.
{"title":"Korelasi antara Keyakinan Masyarakat terhadap Vaksinasi Covid-19 dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Vaksinasi Covid-19","authors":"L. Mardiana, Rasiman Julianto, Ika Oktaviyanti Lutfah","doi":"10.35617/jfionline.v15i1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v15i1.83","url":null,"abstract":"Abstrak: Vaksinasi merupakan cara pencegahan berbagai macam penyakit akibat bakteri, virus atau kuman lainnya, dimana orang yang sudah divaksinasi menjadi kebal, terlindungi, tidak terpapar atau hanya mengalami sakit ringan apabila wabah penyakit tersebut terjadi. Seperti halnya beberapa saat lalu ketika terjadi wabah pandemi penyakit Covid-19, masyarakat dunia dan juga masyarakat Indonesia melakukan vaksinasi Covid-19 secara serentak. Keyakinan akan keberhasilan vaksinasi mendorong masyarakat untuk sukarela melakukannya dan kualitas pelayanan vaksinasi hendaknya sesuai dengan harapan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hubungan antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan tingkat kepuasan pelayanan vaksinasi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel 360 orang yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner secara online dan offline. Menunjukan tidak ada nya korelasi antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan tingkat kepuasan pelayanan vaksinasi Covid-19, nilai p-value > 0,05 yang berarti Ho diterima atau tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan masyarakat dengan kualitas pelayanan. Tidak ada korelasi hubungan antara keyakinan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dengan kualitas pelyanan vaksinasi Covid-19.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115172489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan: Eucalyptus sp. adalah anggota keluarga Myrtaceae, dan minyaknya telah digunakan secara komersial dalam industri makanan, kosmetik, dan sediaan farmasi. Ketenaran minyak kayu putih naik selama pandemi COVID-19 karena beberapa klaim memiliki aktivitas antivirus terhadap virus corona (1). Namun demikian, klaim ini tidak terbukti secara ilmiah dan dapat menimbulkan misinformasi kepada publik. Minyak kayu putih diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (2). Namun, sejauh mana efektivitasnya hampir tidak diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antibakteri dan antivirus minyak kayu putih menggunakan tinjauan sistematis Cochrane. Metode: Studi yang termasuk dalam tinjauan sistematis diambil dari database PubMed dan Science Direct. Kata kunci pencarian adalah ("Eucalyptus oil" OR "Eucalyptol") AND ("Antibacterial" OR "Antiviral" OR "MIC"). Hasil: Ada 114 artikel yang diidentifikasi dari strategi pencarian, dan tambahan empat artikel ditemukan dari sitasi. Setelah duplikasi, 83 artikel tersisa. Namun, 61 artikel dikeluarkan karena tidak melaporkan aktivitas antimikroba dari minyak kayu putih. Dua puluh dua artikel diskrinig pembacaan teks lengkap, dan enam belas dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Akhirnya, enam belas artikel dimasukkan dalam sistematik review ini. Kesimpulan: Minyak kayu putih memiliki aktivitas antibakteri dan antivirus yang bergantung pada komposisi kimia dan strain mikroba. Oleh karena itu, menjadikannya kandidat unggulan sebagai senyawa antimikroba dan desinfektan. Namun, studi klinis masa depan tentang mekanisme kerjanya diperlukan.
{"title":"Aktivitas antibakteri dan antivirus dari minyak kayu putih: Sistematik review","authors":"Pretty Falena Atmanda Kambira, Merry Liliana, Laurentine Belinda Arfenda, Sherleen Marcella","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.30","url":null,"abstract":"Tujuan: Eucalyptus sp. adalah anggota keluarga Myrtaceae, dan minyaknya telah digunakan secara komersial dalam industri makanan, kosmetik, dan sediaan farmasi. Ketenaran minyak kayu putih naik selama pandemi COVID-19 karena beberapa klaim memiliki aktivitas antivirus terhadap virus corona (1). Namun demikian, klaim ini tidak terbukti secara ilmiah dan dapat menimbulkan misinformasi kepada publik. Minyak kayu putih diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (2). Namun, sejauh mana efektivitasnya hampir tidak diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antibakteri dan antivirus minyak kayu putih menggunakan tinjauan sistematis Cochrane. Metode: Studi yang termasuk dalam tinjauan sistematis diambil dari database PubMed dan Science Direct. Kata kunci pencarian adalah (\"Eucalyptus oil\" OR \"Eucalyptol\") AND (\"Antibacterial\" OR \"Antiviral\" OR \"MIC\"). Hasil: Ada 114 artikel yang diidentifikasi dari strategi pencarian, dan tambahan empat artikel ditemukan dari sitasi. Setelah duplikasi, 83 artikel tersisa. Namun, 61 artikel dikeluarkan karena tidak melaporkan aktivitas antimikroba dari minyak kayu putih. Dua puluh dua artikel diskrinig pembacaan teks lengkap, dan enam belas dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Akhirnya, enam belas artikel dimasukkan dalam sistematik review ini. Kesimpulan: Minyak kayu putih memiliki aktivitas antibakteri dan antivirus yang bergantung pada komposisi kimia dan strain mikroba. Oleh karena itu, menjadikannya kandidat unggulan sebagai senyawa antimikroba dan desinfektan. Namun, studi klinis masa depan tentang mekanisme kerjanya diperlukan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132636027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.25
Nuryanti Nuryanti, Akmad Kharis Nugroho, Ronny Martien, Madarina Julia
Abstrak: Sistem nanopartikel eritropoietin terbentuk dari adanya interaksi muatan positif kitosan dan negatif pektin pada kondisi asam, sehingga stabilitas sistem nanopartikel pada asam klorida dan fosfat buffer adalah parameter penting dalam pilihan medium uji permeasi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan stabilitas sistem nanopartikel eritropoietin dalam HCl pH 1,2 dan phosphat buffer salin (PBS) pH 7.4. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian laboratorium eksperimental meliputi analisis eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel yang dilarutkan dalam HCl pH 1,2 dan PBS pH 7,4 menggunakan metode spektrofotometri. Kadar eritropoietin yang dihitung adalah kadar eritropoietin yang bebas dari sistem nanopartikel pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180 dan 240. Kadar eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel eritropoietin pada menit ke 15 dalam medium HCl pH 1,2 lebih rendah yaitu 33, 63 %, dibandingkan dalam medium PBS pH 7,4 dengan kadar eritropoietin bebas 50,85%. Namun setelah waktu 240 menit, kadar eritropoietin bebas dari sistem nanopartikel lebih tinggi dalam medium PBS pH 7,4 (60,49%) dibandingkan medium HCl pH 1,2 (57, 85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem nanopartikel eritropoietin lebih stabil di medium HCl pH 1,2 dibandingkan di PBS pH 7,4.
{"title":"Perbandingan Stabilitas Nanopartikel Erithropoietin dalam Asam Klorida dan Phospate Buffer Saline","authors":"Nuryanti Nuryanti, Akmad Kharis Nugroho, Ronny Martien, Madarina Julia","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.25","url":null,"abstract":"Abstrak: Sistem nanopartikel eritropoietin terbentuk dari adanya interaksi muatan positif kitosan dan negatif pektin pada kondisi asam, sehingga stabilitas sistem nanopartikel pada asam klorida dan fosfat buffer adalah parameter penting dalam pilihan medium uji permeasi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan stabilitas sistem nanopartikel eritropoietin dalam HCl pH 1,2 dan phosphat buffer salin (PBS) pH 7.4. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian laboratorium eksperimental meliputi analisis eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel yang dilarutkan dalam HCl pH 1,2 dan PBS pH 7,4 menggunakan metode spektrofotometri. Kadar eritropoietin yang dihitung adalah kadar eritropoietin yang bebas dari sistem nanopartikel pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180 dan 240. Kadar eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel eritropoietin pada menit ke 15 dalam medium HCl pH 1,2 lebih rendah yaitu 33, 63 %, dibandingkan dalam medium PBS pH 7,4 dengan kadar eritropoietin bebas 50,85%. Namun setelah waktu 240 menit, kadar eritropoietin bebas dari sistem nanopartikel lebih tinggi dalam medium PBS pH 7,4 (60,49%) dibandingkan medium HCl pH 1,2 (57, 85%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem nanopartikel eritropoietin lebih stabil di medium HCl pH 1,2 dibandingkan di PBS pH 7,4.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130358141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.70
Stefanus Lukas, Diana Laila Ramatillah, Yufri Aldi, Fatma Sri Wahyuni, Ida Paulina, Fransisca Gloria
Abstrak: Dalam mengurangi resiko penularan terhadap tenaga kesehatan, Pemerintah telah memberikan Vaksinasi Covid-19 ke-3 Booster sejak bulan Agustus 2021. Penelitiaan ini menggunakan Vaksin Astra Zeneca, Vaksin Moderna dan Vaksin Pfizer. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi hasil efektivitas vaksin ke-3 Booster dan luaran klinis tenaga kesehatan pascavaksinasi di RSUD Kalimantan Barat. Metode penelitian Observasional Cross-sectional Prospective dengan melakukan kuesioner dan wawancara kepada tenaga Kesehatan, Sampel yang diambil secara convenience sampling dan analisis statistik chis-square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang disebarkan di rumah sakit. Pada penelitian di dapatkan bahwa sebanyak 12,60% (14 dari 118 tenaga kesehatan) terjangkit Covid-19. Kebiasaan yang mempengaruhi dari efikasi vaksinasi booster ke-3 adalah berjemur di matahari (p < 0,05). Tingkat keparahan yang rendah dari tenaga kesehatan yang terjangkit Covid-19 pasca vaksin booster ke-3 hal ini dapat dilihat dari tempat rawatan yaitu 97% isolasi mandiri, tanpa menggunakan antivirus 60% dan tanpa penggunaan antibiotik 77%. Jenis vitamin yang paling banyak digunakan adalah vitamin C. Sehingga dengan ini vaksinasi booster bertujuan untuk mencegah serta menurunkan tingkat keparahan dari pasien yang terjangkit Covid-19 pasca vaksinasi.
{"title":"Evaluasi Hasil Klinis Pada Tim Medis yang Mendapat Vaksinasi Booster di Rumah Sakit Bengkayang Kalimantan Barat","authors":"Stefanus Lukas, Diana Laila Ramatillah, Yufri Aldi, Fatma Sri Wahyuni, Ida Paulina, Fransisca Gloria","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.70","url":null,"abstract":"Abstrak: Dalam mengurangi resiko penularan terhadap tenaga kesehatan, Pemerintah telah memberikan Vaksinasi Covid-19 ke-3 Booster sejak bulan Agustus 2021. Penelitiaan ini menggunakan Vaksin Astra Zeneca, Vaksin Moderna dan Vaksin Pfizer. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi hasil efektivitas vaksin ke-3 Booster dan luaran klinis tenaga kesehatan pascavaksinasi di RSUD Kalimantan Barat. Metode penelitian Observasional Cross-sectional Prospective dengan melakukan kuesioner dan wawancara kepada tenaga Kesehatan, Sampel yang diambil secara convenience sampling dan analisis statistik chis-square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang disebarkan di rumah sakit. Pada penelitian di dapatkan bahwa sebanyak 12,60% (14 dari 118 tenaga kesehatan) terjangkit Covid-19. Kebiasaan yang mempengaruhi dari efikasi vaksinasi booster ke-3 adalah berjemur di matahari (p < 0,05). Tingkat keparahan yang rendah dari tenaga kesehatan yang terjangkit Covid-19 pasca vaksin booster ke-3 hal ini dapat dilihat dari tempat rawatan yaitu 97% isolasi mandiri, tanpa menggunakan antivirus 60% dan tanpa penggunaan antibiotik 77%. Jenis vitamin yang paling banyak digunakan adalah vitamin C. Sehingga dengan ini vaksinasi booster bertujuan untuk mencegah serta menurunkan tingkat keparahan dari pasien yang terjangkit Covid-19 pasca vaksinasi.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114236090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.104
Abstract: Dyslipidemia is characterized by changes in lipid levels in plasma, a common indicator that is prone to the risk of cardiovascular disease. Plants that are suspected to have antidislipidemia activity, one of which is mango leaves. This study aimed to determine the effective dose in a decoction of mango manalagi leaves (Mangifera indica L. var. Manalagi) in decreasing levels of total cholesterol, triglycerides, LDL, and increasing HDL levels in high-fat feed-induced rats and propylthiouracil for 28 days. This research method was carried out preventively using 30 Wistar strain male rats which were grouped into 6 groups, namely negative control, positive control, comparison control (simvastatin 1.8mg/Kg BW), and a decoction test of manalagi mango leaves at a dose of 200, 400, 800 mg/kg BW. The parameters of the observed lipid profile are determined enzymatically using the micro lab. The results of the study on total cholesterol levels, showed the largest decreasing in the 200mg/kg BW dose group by 31.29%, in triglyceride levels the largest decreasing was found in the 400mg/kg BW dose group by 40.59%, in LDL levels the largest decreasing was found in the 200 mg/kg BW dose group by 48.03%, and in HDL levels there was the largest increasing in dose 800mg /kg BW of 97.40%. This study concludes that manalagi mango leaf decoction can be an antidyslipidemia in decreasing total cholesterol, triglyceride, and LDL levels as well as increasing HDL levels, with an effective dose of 200mg/ kg BW.
摘要:血脂异常以血浆脂质水平变化为特征,是易发生心血管疾病的常见指标。被怀疑具有抗二血脂活性的植物,其中之一是芒果叶。本研究旨在确定芒果叶(Mangifera indica L. var. manalagi)在28天内降低高脂饲料诱导大鼠总胆固醇、甘油三酯、低密度脂蛋白水平和增加高密度脂蛋白水平的有效剂量。本研究方法采用Wistar品系雄性大鼠30只,分为阴性对照组、阳性对照组、对照对照组(辛伐他汀1.8mg/Kg BW)和芒果叶煎煮试验,剂量分别为200、400、800 mg/Kg BW。观察到的脂质谱的参数是用微实验室酶测定的。研究结果显示,总胆固醇水平在200mg/kg BW剂量组下降幅度最大,为31.29%;甘油三酯水平在400mg/kg BW剂量组下降幅度最大,为40.59%;LDL水平在200mg/kg BW剂量组下降幅度最大,为48.03%;HDL水平在800mg /kg BW剂量组增加幅度最大,为97.40%。本研究认为芒果叶煎剂具有降低总胆固醇、甘油三酯和LDL水平,提高HDL水平的抗血脂异常作用,有效剂量为200mg/ kg BW。
{"title":"Aktivitas Antidislipidemia Rebusan Daun Mangga Kultivar Manalagi (Mangifera indica L. Var. Manalagi)","authors":"","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.104","url":null,"abstract":"Abstract: Dyslipidemia is characterized by changes in lipid levels in plasma, a common indicator that is prone to the risk of cardiovascular disease. Plants that are suspected to have antidislipidemia activity, one of which is mango leaves. This study aimed to determine the effective dose in a decoction of mango manalagi leaves (Mangifera indica L. var. Manalagi) in decreasing levels of total cholesterol, triglycerides, LDL, and increasing HDL levels in high-fat feed-induced rats and propylthiouracil for 28 days. This research method was carried out preventively using 30 Wistar strain male rats which were grouped into 6 groups, namely negative control, positive control, comparison control (simvastatin 1.8mg/Kg BW), and a decoction test of manalagi mango leaves at a dose of 200, 400, 800 mg/kg BW. The parameters of the observed lipid profile are determined enzymatically using the micro lab. The results of the study on total cholesterol levels, showed the largest decreasing in the 200mg/kg BW dose group by 31.29%, in triglyceride levels the largest decreasing was found in the 400mg/kg BW dose group by 40.59%, in LDL levels the largest decreasing was found in the 200 mg/kg BW dose group by 48.03%, and in HDL levels there was the largest increasing in dose 800mg /kg BW of 97.40%. This study concludes that manalagi mango leaf decoction can be an antidyslipidemia in decreasing total cholesterol, triglyceride, and LDL levels as well as increasing HDL levels, with an effective dose of 200mg/ kg BW.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"157 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133367130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.77
E. Irawan, Lusia Oktora Ruma Kumala Sari, Nitta Cahyaningrum
Abstrak: Setirizine dihydrochloride (Setirizine diHCL) adalah antihistamin yang efektif untuk mengobati alergi. Setirizin diHCL tablet adalah bentuk sediaan yang umum di pasaran. Namun, orang yang mengalami alergi akan mengalami gejala kesulitan menelan yang membuatnya sulit untuk mengonsumsi tablet Setirizine diHCl. Oleh karena itu, perlu dibuat Setirizine diHCl dalam bentuk oral disintegrating tablet (ODT) yang dapat larut dalam saliva dalam beberapa detik tanpa mengunyah tablet atau meminum air. Proporsi bahan pengikat dan superdisintegran yang digunakan dalam sediaan ODT harus diperhitungkan karena akan sangat mempengaruhi sifat fisik tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan super disintegran Croscarmelose Sodium dan pengikat pati jagung pregelatinisasi menggunakan metode desain faktorial. Respon yang dipelajari adalah laju alir, kekerasan, kerapuhan, waktu pembasahan, dan waktu hancur. Peningkatan faktor Croscarmelose Sodium mengurangi laju aliran dan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, dan mengurangi waktu pembasahan dan disintegrasi. Peningkatan faktor pati jagung pregelatinisasi akan meningkatkan laju alir dan kekerasan, mengurangi kerapuhan dan meningkatkan waktu pembasahan dan waktu hancur. Formula optimum diperoleh dari konsentrasi Croscarmelose Sodium 6,613 mg dan pati jagung pregelatinisasi 20 mg yang menghasilkan respon laju alir 13,438 g/detik, kekerasan 4,646 kg, kerapuhan 0,815%, waktu pembasahan 63,667 detik, dan waktu hancur 18,641 detik.
{"title":"Optimasi Sodium Croscarmellose dan Pati Jagung Pregelatinasi dalam Orally Disintegrating Tablet Setirizin Dihidroklorida","authors":"E. Irawan, Lusia Oktora Ruma Kumala Sari, Nitta Cahyaningrum","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.77","url":null,"abstract":"Abstrak: Setirizine dihydrochloride (Setirizine diHCL) adalah antihistamin yang efektif untuk mengobati alergi. Setirizin diHCL tablet adalah bentuk sediaan yang umum di pasaran. Namun, orang yang mengalami alergi akan mengalami gejala kesulitan menelan yang membuatnya sulit untuk mengonsumsi tablet Setirizine diHCl. Oleh karena itu, perlu dibuat Setirizine diHCl dalam bentuk oral disintegrating tablet (ODT) yang dapat larut dalam saliva dalam beberapa detik tanpa mengunyah tablet atau meminum air. Proporsi bahan pengikat dan superdisintegran yang digunakan dalam sediaan ODT harus diperhitungkan karena akan sangat mempengaruhi sifat fisik tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan super disintegran Croscarmelose Sodium dan pengikat pati jagung pregelatinisasi menggunakan metode desain faktorial. Respon yang dipelajari adalah laju alir, kekerasan, kerapuhan, waktu pembasahan, dan waktu hancur. Peningkatan faktor Croscarmelose Sodium mengurangi laju aliran dan kekerasan, meningkatkan kerapuhan, dan mengurangi waktu pembasahan dan disintegrasi. Peningkatan faktor pati jagung pregelatinisasi akan meningkatkan laju alir dan kekerasan, mengurangi kerapuhan dan meningkatkan waktu pembasahan dan waktu hancur. Formula optimum diperoleh dari konsentrasi Croscarmelose Sodium 6,613 mg dan pati jagung pregelatinisasi 20 mg yang menghasilkan respon laju alir 13,438 g/detik, kekerasan 4,646 kg, kerapuhan 0,815%, waktu pembasahan 63,667 detik, dan waktu hancur 18,641 detik.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125835953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.23
Gulita Indah Tresnowati, I. Y. Kusuma, S. Sunarti
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi affront, kerja affront atau kedua-duanya. Manajemen dan tatalaksana DM merupakan bagian dari asuhan kefarmasian untuk mengurangi penyebab ketidakpatuhan pasien dalam minum obat yang berakibat komplikasi. Salah satu cara untuk mencegah ketidakpatuhan adalah dengan menyediakan alat bantu berupa Adherence Pill Box Unit Every day Measurements. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media Adherence Pill Box Unit Daily Dose dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tipe one gather pre-post test plan. Information dianalisis menggunakan Wilcoxon rank test dari kuesioner MMAS- 8 mengenai kepatuhan pengobatan serta kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah diberikan Adherence Pill Box Unit Daily Dose. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai skor MMAS – 8 nilai sig. 0.002 < 0.05, Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh media Adherence Pill Box Unit Daily Dose dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien yang berpengaruh pada penurunan kadar glukosa darah sewaktu pasien DM tipe 2.
糖尿病(DM)是一种代谢疾病,其特征是高血性分泌障碍、工作外源性工作或两者兼而有之。管理和视图是DM的一部分,旨在减少患者服用导致并发症的药物时不服从的原因。防止不服从的一种方法是每天提供一套处方箱的工具包。本研究的目的是确定媒体Adherence单元每天剂量单位对增加DM型2患者服药遵守的影响。本研究采用第一种类型的试验方法。信息分析是使用MMAS- 8问卷中的Wilcoxon rank检验,测试药物是否随行性和血糖水平。本研究的结果显示了MMAS分数——8 sig. 0002 < 0.05分,该研究得出的结论是,媒体Adherence单元Daily Dose的影响是增加了对2型DM患者血糖下降的影响。
{"title":"Monitoring of Medication Compliance in Type 2 Diabetes Mellitus Patients with Media Adherence Pill Box Unit Daily Dose","authors":"Gulita Indah Tresnowati, I. Y. Kusuma, S. Sunarti","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.23","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi affront, kerja affront atau kedua-duanya. Manajemen dan tatalaksana DM merupakan bagian dari asuhan kefarmasian untuk mengurangi penyebab ketidakpatuhan pasien dalam minum obat yang berakibat komplikasi. Salah satu cara untuk mencegah ketidakpatuhan adalah dengan menyediakan alat bantu berupa Adherence Pill Box Unit Every day Measurements. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media Adherence Pill Box Unit Daily Dose dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tipe one gather pre-post test plan. Information dianalisis menggunakan Wilcoxon rank test dari kuesioner MMAS- 8 mengenai kepatuhan pengobatan serta kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah diberikan Adherence Pill Box Unit Daily Dose. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai skor MMAS – 8 nilai sig. 0.002 < 0.05, Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh media Adherence Pill Box Unit Daily Dose dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien yang berpengaruh pada penurunan kadar glukosa darah sewaktu pasien DM tipe 2.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115115740","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}