Pub Date : 2023-02-24DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p540-552
Arista Nurhuda, Agus Satmoko Adi
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana strategi yang dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur dalam pengentasan anak jalanan di Kota Malang dan mengetahui hambatan yang ditemui Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur dalam pengentasan anak jalanan di Kota Malang. Jaringan Kemanusiaa Jawa Timur. Strategi pengentasan adalah proses, cara, perbuatan mengentaskan dengan menyadarkan, memperbaiki, mengangkat nasib atau keadaan yang kurang baik kepada yang lebih baik. Anak jalanan yang terentaskan yang telah dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur ini sangat membantu Pemerintah untuk mengatasi masalah anak jalanan di Kota Malang. Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur mempunyai tiga program melakukakan bina usaha yang berisis pelatihan-pelatiahan keterampilan yang bekerjasama dengan volunteer. Program Rumah Belajar untuk mendidik anak-anak jalanan, mendampingi anak-anak untuk mendapatkan kartu identitas. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori strategi menurut Fred R David merupakan teori yang dipilh untuk menemukan strategi untuk mengentaskan anak jalanan di kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Kriteria informan adalah pengurus Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur. Sumber data primer yang berasal dari wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi. Ketua, pengurus rumah belajar, pengurus pelatihan, Tehnik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan hasil. Terdapat strategi yang dapat mengentaskan anak jalanan yang dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur yaitu melalui pelatihan keterampilan, rumah belajar, dan Program Mendapat Indentitas Kata kunci ; Jaringan kemanusiaan Jawa Timur , Anak Jalanan, Strategi
{"title":"Strategi Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur Dalam Mengentaskan Anak Jalanan Di Kota Malang","authors":"Arista Nurhuda, Agus Satmoko Adi","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p540-552","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p540-552","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana strategi yang dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur dalam pengentasan anak jalanan di Kota Malang dan mengetahui hambatan yang ditemui Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur dalam pengentasan anak jalanan di Kota Malang. Jaringan Kemanusiaa Jawa Timur. Strategi pengentasan adalah proses, cara, perbuatan mengentaskan dengan menyadarkan, memperbaiki, mengangkat nasib atau keadaan yang kurang baik kepada yang lebih baik. Anak jalanan yang terentaskan yang telah dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur ini sangat membantu Pemerintah untuk mengatasi masalah anak jalanan di Kota Malang. Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur mempunyai tiga program melakukakan bina usaha yang berisis pelatihan-pelatiahan keterampilan yang bekerjasama dengan volunteer. Program Rumah Belajar untuk mendidik anak-anak jalanan, mendampingi anak-anak untuk mendapatkan kartu identitas. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori strategi menurut Fred R David merupakan teori yang dipilh untuk menemukan strategi untuk mengentaskan anak jalanan di kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Kriteria informan adalah pengurus Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur. Sumber data primer yang berasal dari wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi. Ketua, pengurus rumah belajar, pengurus pelatihan, Tehnik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan hasil. Terdapat strategi yang dapat mengentaskan anak jalanan yang dilakukan oleh Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur yaitu melalui pelatihan keterampilan, rumah belajar, dan Program Mendapat Indentitas \u0000 \u0000Kata kunci ; Jaringan kemanusiaan Jawa Timur , Anak Jalanan, Strategi","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121968246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-23DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p525-539
Farid Anwar, M. Yani
Masalah remaja saat ini bukanlah hal yang bisa disepelekan karena remaja adalah aset bagi bangsa karena merupakan generasi penerus yang nantinya akan meneruskan kepemimpinan di negara Indonesia namun remaja saat ini tengah mengalami suatu problem yaitu menurunnya karaker nasionalisme yaitu 1. Sosialisasi menurun 2. Keaktifan dalam mensukseskan acara kenegaraan 3. Kemauan untuk menyebarkan wawasan kebangsaan dari diri mereka mereka lebih suka berdiam diri dan bermain ponsel bahkan lebih tertarik budaya luar daripada bangsa sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui peran Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dalam membentuk karakter nasionalisme pada remaja di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dan mengetahui apa saja kendala yang dialami penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskrptif dengan sumber data dari hasil wawancara dengan narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo memiliki peran dalam memebentuk karakter nasionalisme di Kecamatan Taman yang dilakukan melalui berbagai macam program kerja yang bersifat internal dan eksteral diantarnya Masa Kesetiaan Anggota, Latihan Kader Muda dan masa pengennalan lingkungan sekolah. Kegiatan internal lebih dikhususkan untuk anggota sedangkan kegiatan eksternal untuk remaja di luar anggota kepengurusan IPNU IPPNU Kecamatan Taman
今天的青少年问题并不是我们可以轻易忽视的,因为青少年是国家的财富,因为他们是未来几代人,将在印度尼西亚继续掌权,但今天的青少年正面临一个问题,即加拉加斯民族主义被推翻为1。社会化下降2。成功完成任务愿意将他们的民族见解传播给他们,他们宁愿保持沉默,玩手机,甚至比他们自己的国家更对外国文化感兴趣。这项研究的目的是查看角色管理子公司Nahdlatul学生学者和学生关系纽带公主Nahdlatul街道公园性格形成过程中由县民族主义学者在青年公园街道由县和知道这项研究经历了哪些障碍使用定性方法和数据来源deskrptif面试结果的资料。子公司管理的研究结果表明,Nahdlatul学生学者和学生关系纽带Nahdlatul神职人员由县街道公园有出演公主memebentuk民族主义在公园街道的角色,通过内部的各种行动纲领》和eksteral diantarnya pengennalan时代成员的忠诚,锻炼年轻干部和学校环境。内部活动更多的是针对成员的,而外部活动则是针对国际社会社会委员会(IPNU IPPNU council of park)成员的青少年
{"title":"PERAN ORGANISASI PIMPINAN ANAK CABANG IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA IKATAN PELAJAR PUTERI NAHDLATUL ULAMA (IPNU IPPNU) DALAM MEMBENTUK KARAKTER NASIONALISME PADA REMAJA DI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO","authors":"Farid Anwar, M. Yani","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p525-539","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p525-539","url":null,"abstract":"Masalah remaja saat ini bukanlah hal yang bisa disepelekan karena remaja adalah aset bagi bangsa karena merupakan generasi penerus yang nantinya akan meneruskan kepemimpinan di negara Indonesia namun remaja saat ini tengah mengalami suatu problem yaitu menurunnya karaker nasionalisme yaitu 1. Sosialisasi menurun 2. Keaktifan dalam mensukseskan acara kenegaraan 3. Kemauan untuk menyebarkan wawasan kebangsaan dari diri mereka mereka lebih suka berdiam diri dan bermain ponsel bahkan lebih tertarik budaya luar daripada bangsa sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui peran Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dalam membentuk karakter nasionalisme pada remaja di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dan mengetahui apa saja kendala yang dialami penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskrptif dengan sumber data dari hasil wawancara dengan narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo memiliki peran dalam memebentuk karakter nasionalisme di Kecamatan Taman yang dilakukan melalui berbagai macam program kerja yang bersifat internal dan eksteral diantarnya Masa Kesetiaan Anggota, Latihan Kader Muda dan masa pengennalan lingkungan sekolah. Kegiatan internal lebih dikhususkan untuk anggota sedangkan kegiatan eksternal untuk remaja di luar anggota kepengurusan IPNU IPPNU Kecamatan Taman","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126289514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-17DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p510-524
Hesty Eka Pratiwi, Maya Mustika Kartika sari
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat disiplin berlalu lintas remaja milenial di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan angket dengan jenis skala likert yang menggunakan empat opsi pilihan jawaban. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling: incidental. Penyebaran angket dan dilakukan dengan memberikan angket secara online atau melalui media sosial peneliti berupa facebook. Populasi yang digunakan sebesar 10.705 jiwa dengan jumlah sampel sebesar 100 responden. Kriteria sampel yang diambil peneliti yakni remaja milenial yang merupakan penduduk Kecamatan Ngoro, mengendarai kendaraan bermotor roda dua, biasa menggunakan internet dan berkisar usia 15-24 tahun.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik prosentase dan didasarkan pada Teori Thomas Lickona yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, maka akan terbentuk karakter yang baik pula. Terdapat tiga indikator yang digunakan sebagai tolok ukur dalam penelitian. Hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat disiplin berlalu lintas remaja milenial di Kecamatan Ngoro tergolong pada kategori baik, dengan rincian 80 responden (80%) memiliki tingkat disiplin berlalu lintas yang baik dan sisanya 20 responden (20%) memilliki tingkat disiplin berlalu lintas yang cukup baik dan tidak ada responden yang memiliki tingkat disiplin berlalu intas yang tergolong kurang baik. Total skor yang diperoleh sebesar 10.268 dengan rerata sebesar 102,68 yang termasuk baik. Artinya, remaja milenial di Kecamatan Ngoro memiliki tingkat disiplinberlalu lintas yang termasuk tinggi. Kata Kunci: Remaja, Milenial, DisiplinBerlalu Lintas
{"title":"TINGKAT DISIPLIN BERLALU LINTAS REMAJA MILENIAL DI KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG","authors":"Hesty Eka Pratiwi, Maya Mustika Kartika sari","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p510-524","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p510-524","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat disiplin berlalu lintas remaja milenial di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan angket dengan jenis skala likert yang menggunakan empat opsi pilihan jawaban. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling: incidental. Penyebaran angket dan dilakukan dengan memberikan angket secara online atau melalui media sosial peneliti berupa facebook. Populasi yang digunakan sebesar 10.705 jiwa dengan jumlah sampel sebesar 100 responden. Kriteria sampel yang diambil peneliti yakni remaja milenial yang merupakan penduduk Kecamatan Ngoro, mengendarai kendaraan bermotor roda dua, biasa menggunakan internet dan berkisar usia 15-24 tahun.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik prosentase dan didasarkan pada Teori Thomas Lickona yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, maka akan terbentuk karakter yang baik pula. Terdapat tiga indikator yang digunakan sebagai tolok ukur dalam penelitian. Hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat disiplin berlalu lintas remaja milenial di Kecamatan Ngoro tergolong pada kategori baik, dengan rincian 80 responden (80%) memiliki tingkat disiplin berlalu lintas yang baik dan sisanya 20 responden (20%) memilliki tingkat disiplin berlalu lintas yang cukup baik dan tidak ada responden yang memiliki tingkat disiplin berlalu intas yang tergolong kurang baik. Total skor yang diperoleh sebesar 10.268 dengan rerata sebesar 102,68 yang termasuk baik. Artinya, remaja milenial di Kecamatan Ngoro memiliki tingkat disiplinberlalu lintas yang termasuk tinggi. \u0000 \u0000Kata Kunci: Remaja, Milenial, DisiplinBerlalu Lintas","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121926432","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-29DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p494-509
Anis Fitri Alviana, Raden Roro Nanik Setyowati
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan motivasi orang tua dalam penentuan pendidikan tinggi anaknya di Kelurahan Meri Kota Mojokerto. Fokus dalam penelitian ini adalah analisis motivasi orang tua dalam pemberian keputusan penentuan pendidikan tinggi lanjutan anak. Landasan teori yang digunakan adalah teori motivasi Abraham Maslow terdiri atas beberapa indikator yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Informan penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak remaja berusia 17 sampai 18 tahun yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian motivasi orang tua dalam penentuan pendidikan tinggi anaknya agar anak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik, mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan, mendapatkan eksistensi di lingkungan keluarga dan masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan dari keluarga besar, serta dapat membentuk karakter dan moral yang lebih baik. Hanya saja dalam proses diskusi penentuan pendidikan tinggi lanjutan terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak ketika memiliki pilihan jurusan yang tidak sama. Anak menyetujui untuk mengikuti arahan dari orang tua masuk di jurusan yang sesuai keinginan orang tua karena merasa pilihan orang tua tidak buruk dan sebagai bentuk bakti anak terhadap orang tua. Kata Kunci: motivasi, orang tua, pendidikan tinggi anaknya
{"title":"Motivasi Orang Tua dalam Penentuan Pendidikan Tinggi Anak di Kelurahan Meri Kota Mojokerto","authors":"Anis Fitri Alviana, Raden Roro Nanik Setyowati","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p494-509","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p494-509","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan motivasi orang tua dalam penentuan pendidikan tinggi anaknya di Kelurahan Meri Kota Mojokerto. Fokus dalam penelitian ini adalah analisis motivasi orang tua dalam pemberian keputusan penentuan pendidikan tinggi lanjutan anak. Landasan teori yang digunakan adalah teori motivasi Abraham Maslow terdiri atas beberapa indikator yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Informan penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak remaja berusia 17 sampai 18 tahun yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian motivasi orang tua dalam penentuan pendidikan tinggi anaknya agar anak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik, mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan, mendapatkan eksistensi di lingkungan keluarga dan masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan dari keluarga besar, serta dapat membentuk karakter dan moral yang lebih baik. Hanya saja dalam proses diskusi penentuan pendidikan tinggi lanjutan terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak ketika memiliki pilihan jurusan yang tidak sama. Anak menyetujui untuk mengikuti arahan dari orang tua masuk di jurusan yang sesuai keinginan orang tua karena merasa pilihan orang tua tidak buruk dan sebagai bentuk bakti anak terhadap orang tua. \u0000Kata Kunci: motivasi, orang tua, pendidikan tinggi anaknya","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115186387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-13DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p478-493
Bero Santoso, Oksiana Jatiningsih
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon masyarakat Jemur Wonosari tentang berdirinya Sanggar Candi Busana penghayat kepercayaan Sapta Darma ditinjau dari sikap multikultural. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR (Stimulus-Organisme-Respon) yang ditemukan oleh Hovland. Teori ini mengasumsikan bahwa suatu stimulus (kata-kata verbal, isyarat non verbal, dan simbol-simbol) tertentu akan dapat merangsang orang atau kelompok lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu juga. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling jumlah informan dipilih dengan pertimbangan masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan Sanggar Candi Busana dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan aliran kepercayaaan Sapta Darma hingga diperoleh kejenuhan data. Informan dalam penelitian terdapar sepuluh informan terdiri atas masyarakat, tokoh masyarakat kelurahan Jemur Wonosari, dan tokoh Penghayat kepercayaan Sapta Darma. Lokasi dalam penelitian ini pada kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa warga Jemur Wonosari memberikan dua respon yakni, respon sebelum masyarakat mengetahui fungsi Sanggar Candi busana. Dan respon positif terhadap keberadaan Sanggar Candi Busana dan penghayat kepercayaan Sapta Darma, warga masyarakat hidup berdampingan. Penerimaan warga masyarakat merupakan bagian dari komunikasi yang humanis, kegiatan Sapta Darma yang melibatkan masyarakat sebagai wujud menjunjung tinggi nilai kerukunan. Sikap multikultural muncul dimana masyarakat menjaga hubungan harmonis serta memberikan ruang akan perbedaan dalam berkeyakinan dan melakukan peribadahan dengan tidak menggangu dan mengusik.
{"title":"RESPON MASYARAKAT JEMUR WONOSARI TENTANG BERDIRINYA SANGGAR CANDI BUSANA PENGHAYAT KEPERCAYAAN SAPTA DARMA DITINJAU DARI SIKAP MULTIKULTURAL","authors":"Bero Santoso, Oksiana Jatiningsih","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p478-493","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p478-493","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon masyarakat Jemur Wonosari tentang berdirinya Sanggar Candi Busana penghayat kepercayaan Sapta Darma ditinjau dari sikap multikultural. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR (Stimulus-Organisme-Respon) yang ditemukan oleh Hovland. Teori ini mengasumsikan bahwa suatu stimulus (kata-kata verbal, isyarat non verbal, dan simbol-simbol) tertentu akan dapat merangsang orang atau kelompok lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu juga. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling jumlah informan dipilih dengan pertimbangan masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan Sanggar Candi Busana dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan aliran kepercayaaan Sapta Darma hingga diperoleh kejenuhan data. Informan dalam penelitian terdapar sepuluh informan terdiri atas masyarakat, tokoh masyarakat kelurahan Jemur Wonosari, dan tokoh Penghayat kepercayaan Sapta Darma. Lokasi dalam penelitian ini pada kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa warga Jemur Wonosari memberikan dua respon yakni, respon sebelum masyarakat mengetahui fungsi Sanggar Candi busana. Dan respon positif terhadap keberadaan Sanggar Candi Busana dan penghayat kepercayaan Sapta Darma, warga masyarakat hidup berdampingan. Penerimaan warga masyarakat merupakan bagian dari komunikasi yang humanis, kegiatan Sapta Darma yang melibatkan masyarakat sebagai wujud menjunjung tinggi nilai kerukunan. Sikap multikultural muncul dimana masyarakat menjaga hubungan harmonis serta memberikan ruang akan perbedaan dalam berkeyakinan dan melakukan peribadahan dengan tidak menggangu dan mengusik.","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134334398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-11DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p458-473
Riski Darma Santi, Sarmini Sarmini
Komunitas Adorable Representative M.C. for Youth (ARMY) Surabaya merupakan salah satu komunitas penggemar grup K-Pop BTS di Surabaya. Berbeda dengan komunitas penggemar pada umumnya, dalam komunitas ini penggemar memiliki pemahaman tentang nasionalisme yang menarik untuk diteliti. Penelitian dicermati dengan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann untuk menganalisis konstruksi nasionalisme dan factor dominan yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan merujuk pada gagasan yang dikemukakan oleh Robert K. Yin. Subjek dalam penelitian ini yaitu penggemar BTS sebanyak tiga orang. Lokasi penelitian berada di Kota Surabaya tepatnya pada komunitas ARMY Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi partisipan dan wawancara mendalam. Data yang ditemukan dilapangan kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman yang dikaitkan dengan teori konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi penggemar BTS dalam komunitas ARMY Surabaya tentang nasionalisme terjadi dalam tiga momen. Pertama pada momen internalisasi, penggemar memperoleh sosialisasi baik secara primer maupun sekunder. Kedua pada momen objektivasi, penggemar memiliki pengetahuan yang dipahami bersama terkait nasionalisme melalui proses pembiasaan dan pelembagaan. Ketiga, pada momen eksternalisasi konstruksi penggemar tentang nasionalisme dicurahkan dalam tiga bentuk yaitu sebagai komunikasi yang berlangsung secara harmonis, apresiasi terhadap identitas nasional, serta taat terhadap peraturan. Dari ketiga bentuk konstruksi tersebut, nasionalisme cenderung dipahami penggemar sebagai komunikasi yang berlangsung secara harmonis dan apresiasi terhadap identitas nasional.
深受尊敬的mc青年代表泗水是泗水K-Pop集团的粉丝社区之一。与整个粉丝社区不同,在这个粉丝群体中,人们对民族主义有一种有趣的理解。这项研究与社会建设理论彼得·L·伯格(Peter L. Berger)和托马斯·勒克曼(Thomas Luckmann)分析民族主义建筑和主导因素对其影响的影响。本研究采用案例设计,参考Robert K. Yin提出的观点。这项研究的主题是三个BTS迷。研究地点位于泗水市,就在泗水军社区。参与者观察和深入访谈使用的数据收集技术。在现场发现的数据与迈尔斯和胡伯曼模型与社会建设理论相关联。研究表明,BTS在泗水军部落中的民族主义建设发生在三个时刻。首先,在国际化的时刻,粉丝们获得了初级和次要的社会化。其次,在客观性时刻,粉丝们通过育种和制度化过程共同理解了民族主义的知识。第三,在民族主义的外化建设时刻,它以三种形式倾泻而出,作为一种和谐的交流、对国家身份的尊重和对规则的尊重。在这三种形式的建设中,民族主义往往被粉丝们视为和谐的交流和对国家身份的欣赏。
{"title":"Konstruksi Penggemar Bangtan Boys dalam Komunitas Adorable Representative M.C. for Youth di Surabaya tentang Nasionalisme","authors":"Riski Darma Santi, Sarmini Sarmini","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p458-473","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p458-473","url":null,"abstract":"Komunitas Adorable Representative M.C. for Youth (ARMY) Surabaya merupakan salah satu komunitas penggemar grup K-Pop BTS di Surabaya. Berbeda dengan komunitas penggemar pada umumnya, dalam komunitas ini penggemar memiliki pemahaman tentang nasionalisme yang menarik untuk diteliti. Penelitian dicermati dengan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann untuk menganalisis konstruksi nasionalisme dan factor dominan yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan merujuk pada gagasan yang dikemukakan oleh Robert K. Yin. Subjek dalam penelitian ini yaitu penggemar BTS sebanyak tiga orang. Lokasi penelitian berada di Kota Surabaya tepatnya pada komunitas ARMY Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi partisipan dan wawancara mendalam. Data yang ditemukan dilapangan kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman yang dikaitkan dengan teori konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi penggemar BTS dalam komunitas ARMY Surabaya tentang nasionalisme terjadi dalam tiga momen. Pertama pada momen internalisasi, penggemar memperoleh sosialisasi baik secara primer maupun sekunder. Kedua pada momen objektivasi, penggemar memiliki pengetahuan yang dipahami bersama terkait nasionalisme melalui proses pembiasaan dan pelembagaan. Ketiga, pada momen eksternalisasi konstruksi penggemar tentang nasionalisme dicurahkan dalam tiga bentuk yaitu sebagai komunikasi yang berlangsung secara harmonis, apresiasi terhadap identitas nasional, serta taat terhadap peraturan. Dari ketiga bentuk konstruksi tersebut, nasionalisme cenderung dipahami penggemar sebagai komunikasi yang berlangsung secara harmonis dan apresiasi terhadap identitas nasional.","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134573630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-25DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p444-457
Miftahul Jannah, L. Listyaningsih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat nasionalisme anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban. Penelitian menggunakan teori pilihan rasional dari Coleman. Menurut Coleman aktor dianggap sebagai individu yang memiliki tujuan, aktor juga memiliki suatu pilihan yang bernilai dasar untuk digunakan menentukan pilihan dan tindakan yang menjadi keinginannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket yang diisi oleh 42 anggota. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mencari presentase tertinggi anggota ekstrakurikuler serta terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nasionalisme anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban sebesar 48% di posisi sedang. Anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban memiliki tingkat nasionalisme sedang. Faktor tersebut didapatkan bahwa anggota masih belum mencintai secara penuh budaya lokal. Hal ini didapatkan karena para anggota masih memiliki rasa ikut melestarikan, mengembangkan serta memperkenalkan budaya lokal yang dimiliki.
{"title":"TINGKAT NASIONALISME ANGGOTA EKSTRAKURIKULER SANGGAR SENI AGAWE SANTOSO SMAN 1 SINGGAHAN TUBAN","authors":"Miftahul Jannah, L. Listyaningsih","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p444-457","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p444-457","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat nasionalisme anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban. Penelitian menggunakan teori pilihan rasional dari Coleman. Menurut Coleman aktor dianggap sebagai individu yang memiliki tujuan, aktor juga memiliki suatu pilihan yang bernilai dasar untuk digunakan menentukan pilihan dan tindakan yang menjadi keinginannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket yang diisi oleh 42 anggota. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mencari presentase tertinggi anggota ekstrakurikuler serta terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nasionalisme anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban sebesar 48% di posisi sedang. Anggota ekstrakurikuler Sanggar Seni Agawe Santoso SMAN 1 Singgahan Tuban memiliki tingkat nasionalisme sedang. Faktor tersebut didapatkan bahwa anggota masih belum mencintai secara penuh budaya lokal. Hal ini didapatkan karena para anggota masih memiliki rasa ikut melestarikan, mengembangkan serta memperkenalkan budaya lokal yang dimiliki.","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130503982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-14DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p429-443
Ahmad Shobrianto, W. Warsono
Mantan narapidana mempunyai tantangan setelah menjalani masa pembinaan seperti sulit diterima kembali dalam lingkungan masyarakat. Konsep diri pada mantan narapidana mempengaruhi interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses konsep diri mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas DM-NUN. Penggunaan teori dalam penelitian ini adalah teori konsep diri George Herbert Mead Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan analisis data Miles dan Hubermas. Pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling yang terdiri dari lima informan dengan kriteria mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri, pernah menjalani masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan IIB Tuban, dan pernah tercatat melakukan tindakan kriminal kejahatan. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan proses konsep diri mantan narapidana yang tergabung di komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri dengan menggunakan konsep I dan Me dalam kajian teori George Herbert Mead. Hasil temuan penelitian adalah bahwa konsep diri pada mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri terbentuk berdasarkan atas kemauan mantan narapidana untuk mengubah diri menjadi lebih baik, upaya dalam kembali ke masyarakat, dan dukungan dari pihak keluarga dan masyarakat yang ditunjukkan dalam teori Geoerge Herbert Mead melalui dua unsur yaitu unsur I pada informan terlihat pada mantan narapidana ingin merubah diri dan menyesali segala perbuatan kejahatan yang telah dilakukannya. Sedangkan, unsur Me terlihat pada informan ingin dipandang sebagai orang baik yang telah bertaubat dari perbuatan di masa lalu serta kedepannya mereka dapat menjadi figur atau tokoh bagi masyarakat. Kata Kunci: konsep diri, mantan narapidana, komunitas
在接受了如此艰苦的社区培训后,这位前囚犯面临着这样的挑战。前囚犯的自我概念影响了社会生活中的社会互动。本研究旨在描述医尼族中存在的一名前囚犯的概念过程。本研究的应用理论是乔治·赫伯特·米德(George Herbert Mead)在本研究中采用一种定性方法,采用一种与迈尔斯和胡贝尔马斯(Miles和Hubermas)数据分析相关的现象学方法。数据提取是由五名符合刑满证书的前囚犯组成的有资格的前囚犯社区、前囚犯在IIB Tuban的执教生涯中接受培训、有犯罪记录的前科证人组成的。这项研究的重点是社区的自我概念的过程描述前科犯孟山都(monsanto)的前科犯用概念国家奉献我和乔治·赫伯特·米德的理论研究中。研究发现,在一个致力于国家的前囚犯社区中,有一种自我意识是建立在前囚犯想要改变自己、重新融入社会、重新融入社会的意愿之上的。家庭和社区的支持,通过两种元素来证明赫伯特·米德的理论,即告密者身上的告密者想要改变自己,对他所犯下的罪行感到遗憾。然而,信息提供者希望被视为好人,他们已经知道过去和将来的行为,他们可以成为公众的形象或人物。关键词:自我概念,前罪犯,社区
{"title":"PROSES KONSEP DIRI MANTAN NARAPIDANA (STUDI FENOMENOLOGI ANGGOTA KOMUNITAS DEDIKASI MANTAN NARAPIDANA UNTUK NEGERI)","authors":"Ahmad Shobrianto, W. Warsono","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p429-443","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p429-443","url":null,"abstract":"Mantan narapidana mempunyai tantangan setelah menjalani masa pembinaan seperti sulit diterima kembali dalam lingkungan masyarakat. Konsep diri pada mantan narapidana mempengaruhi interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses konsep diri mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas DM-NUN. Penggunaan teori dalam penelitian ini adalah teori konsep diri George Herbert Mead Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan analisis data Miles dan Hubermas. Pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling yang terdiri dari lima informan dengan kriteria mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri, pernah menjalani masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan IIB Tuban, dan pernah tercatat melakukan tindakan kriminal kejahatan. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan proses konsep diri mantan narapidana yang tergabung di komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri dengan menggunakan konsep I dan Me dalam kajian teori George Herbert Mead. Hasil temuan penelitian adalah bahwa konsep diri pada mantan narapidana yang tergabung dalam komunitas Dedikasi Mantan Narapidana Untuk Negeri terbentuk berdasarkan atas kemauan mantan narapidana untuk mengubah diri menjadi lebih baik, upaya dalam kembali ke masyarakat, dan dukungan dari pihak keluarga dan masyarakat yang ditunjukkan dalam teori Geoerge Herbert Mead melalui dua unsur yaitu unsur I pada informan terlihat pada mantan narapidana ingin merubah diri dan menyesali segala perbuatan kejahatan yang telah dilakukannya. Sedangkan, unsur Me terlihat pada informan ingin dipandang sebagai orang baik yang telah bertaubat dari perbuatan di masa lalu serta kedepannya mereka dapat menjadi figur atau tokoh bagi masyarakat. \u0000Kata Kunci: konsep diri, mantan narapidana, komunitas","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121969814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-06DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p413-428
Komang Azalia Armaida, Oksiana Jatiningsih
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan strategi yang dilakukan guru untuk memberikan pemahaman bela negara pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di kelas inklusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 2 Kediri. Penelitian ini menggunakan teori pembelajaran kognitif dari Peaget. Fokus pada penelitian ini yaitu strategi yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru untuk memberikan pemahaman bela negara di kelas inklusi yang terdiri dari anak regular dan ABK. Subyek pada penelitian ini adalah seorang guru PPKn kelas VIII yang mengajar kelas inklusi dan seorang guru pendamping kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi berupa RPP. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran PPKn diawali dengan pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sama dengan antara ABK dan siswa regular, akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya bagi siswa regular disesuaikan dengan RPP dan bagi ABK dilakukan modifikasi RPP yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga melakukan pengelolaan kelas untuk memudahkan ABK menerima stimulus yang diberikan oleh guru. Guru memberikan pemahaman bela negara dengan cara memaknai lagu nasional sebagai bentuk cinta tanah air, penyampaian materi yang berulang dan demonstrasi, penyampaian materi dengan bahasa verbal dan non verbal, mengoptimalkan pemahaman bela negara dengan media gambar, dan melaksanakan tata tertib sekolah sebagai bentuk bela negara. Kata Kunci: Bela Negara, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Sekolah Inklusi.
{"title":"STRATEGI PEMBELAJARAN PPKn PADA PEMAHAMAN BELA NEGARA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH INKLUSI SMP MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI","authors":"Komang Azalia Armaida, Oksiana Jatiningsih","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p413-428","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p413-428","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan strategi yang dilakukan guru untuk memberikan pemahaman bela negara pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di kelas inklusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 2 Kediri. Penelitian ini menggunakan teori pembelajaran kognitif dari Peaget. Fokus pada penelitian ini yaitu strategi yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru untuk memberikan pemahaman bela negara di kelas inklusi yang terdiri dari anak regular dan ABK. Subyek pada penelitian ini adalah seorang guru PPKn kelas VIII yang mengajar kelas inklusi dan seorang guru pendamping kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi berupa RPP. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran PPKn diawali dengan pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sama dengan antara ABK dan siswa regular, akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya bagi siswa regular disesuaikan dengan RPP dan bagi ABK dilakukan modifikasi RPP yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga melakukan pengelolaan kelas untuk memudahkan ABK menerima stimulus yang diberikan oleh guru. Guru memberikan pemahaman bela negara dengan cara memaknai lagu nasional sebagai bentuk cinta tanah air, penyampaian materi yang berulang dan demonstrasi, penyampaian materi dengan bahasa verbal dan non verbal, mengoptimalkan pemahaman bela negara dengan media gambar, dan melaksanakan tata tertib sekolah sebagai bentuk bela negara. Kata Kunci: Bela Negara, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Sekolah Inklusi.","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131674264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-19DOI: 10.26740/kmkn.v11n2.p398-412
Aura Afan Shabrina, Sarmini Sarmini
Konstruksi sosial selalu mengidentikkan peran perempuan hanya sebagai istri dan ibu yang baik. Namun, adanya arus globalisasi ini memaksa perempuan keluar dari belenggu ranah domestik dan ikut bekerja di ranah publik, salah satunya dengan menjadi pengemudi ojek online. Penelitian ini bertujuan mengungkap konstruksi sosial kemandirian perempuan di era globalisasi yang dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk konstruksi sosial dalam masyarakat. Terdapat empat informan yang identitasnya sengaja disamarkan. Informan diambil berdasarkan bukti-bukti bahwa yang bersangkutan memang dalam kesehariannya bekerja sebagai pengemudi ojek online, merupakan perempuan yang telah atau sudah pernah menikah, serta mereka yang belum atau sudah memiliki buah hati. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi sosial kemandirian perempuan di era globalisasi dalam pandangan perempuan pengemudi ojek online yang dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk konstruksi sosial dalam masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain, wawancara mendalam, observasi partisipan secara pasif, dan dokumentasi. Data yang diambil secara wawancara mendalam selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga bentuk kemandirian perempuan di era globalisasi menurut perempuan pengemudi ojek online, pertama kemandirian bekerja sebagai pengemudi ojek online sebagai alternatif pekerjaan, kedua dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi pelecehan seksual dalam pekerjaan, dan ketiga pengambilan keputusan terkait peran seorang ibu dalam mengasuh buah hati. Dari ketiga bentuk kemandirian tersebut, kemandirian yang diwujudkan dengan bekerja sebagai pengemudi ojek online dan pengambilan keputusan sebagai seorang ibu dalam mengasuh buah hati dianggap sedikit keluar dari tatanan nilai masyarakat. Sedangkan, secara norma ketiga bentuk kemandirian tersebut tidak terdapat yang mengarah pada pelanggaran norma. Kata Kunci: konstruksi sosial, perempuan, kemandirian, pengemudi ojek online
{"title":"Konstruksi Sosial Kemandirian Perempuan di Era Globalisasi (Studi Fenomenologi Perempuan Pengemudi Ojek Online di Kota Surabaya)","authors":"Aura Afan Shabrina, Sarmini Sarmini","doi":"10.26740/kmkn.v11n2.p398-412","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p398-412","url":null,"abstract":"Konstruksi sosial selalu mengidentikkan peran perempuan hanya sebagai istri dan ibu yang baik. Namun, adanya arus globalisasi ini memaksa perempuan keluar dari belenggu ranah domestik dan ikut bekerja di ranah publik, salah satunya dengan menjadi pengemudi ojek online. Penelitian ini bertujuan mengungkap konstruksi sosial kemandirian perempuan di era globalisasi yang dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk konstruksi sosial dalam masyarakat. Terdapat empat informan yang identitasnya sengaja disamarkan. Informan diambil berdasarkan bukti-bukti bahwa yang bersangkutan memang dalam kesehariannya bekerja sebagai pengemudi ojek online, merupakan perempuan yang telah atau sudah pernah menikah, serta mereka yang belum atau sudah memiliki buah hati. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi sosial kemandirian perempuan di era globalisasi dalam pandangan perempuan pengemudi ojek online yang dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk konstruksi sosial dalam masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain, wawancara mendalam, observasi partisipan secara pasif, dan dokumentasi. Data yang diambil secara wawancara mendalam selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga bentuk kemandirian perempuan di era globalisasi menurut perempuan pengemudi ojek online, pertama kemandirian bekerja sebagai pengemudi ojek online sebagai alternatif pekerjaan, kedua dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi pelecehan seksual dalam pekerjaan, dan ketiga pengambilan keputusan terkait peran seorang ibu dalam mengasuh buah hati. Dari ketiga bentuk kemandirian tersebut, kemandirian yang diwujudkan dengan bekerja sebagai pengemudi ojek online dan pengambilan keputusan sebagai seorang ibu dalam mengasuh buah hati dianggap sedikit keluar dari tatanan nilai masyarakat. Sedangkan, secara norma ketiga bentuk kemandirian tersebut tidak terdapat yang mengarah pada pelanggaran norma. \u0000Kata Kunci: konstruksi sosial, perempuan, kemandirian, pengemudi ojek online \u0000 ","PeriodicalId":176922,"journal":{"name":"Kajian Moral dan Kewarganegaraan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123568484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}