Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.15989
Saiful Ruchiyat Cosahan, Wiwin Tyas Istikowati, D. Itta
Kayu galam memiliki karakteristik kulit kayu yang berlapis-lapis dan dapat mudah terkelupas. Kulit kayu galam menghasilkan lembaran dengan lebar yang berbeda-beda tergantung dari diameter kayu. Kulit kayu galam yang memiliki karakteristik tersebut tidak memiliki fungsi dan nilai jual, dikarenakan masyarakat sekitar hanya memanfaatkan batang kayu galam saja. Kulit kayu galam memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang memiliki fungsi dan nilai jual. Pemanfaatan kulit kayu galam akan dilakukan dengan pendekatan eksperimen dimana kulit kayu galam akan dijadikan sebagai produk rak telur dengan kajian pendahuluan analisis komponen kimia. Tujuan penelitian ini yaitu membuat rancangan eksperimen pemanfaatan kulit galam sebagai campuran pembuatan rak telur dan penghematan biaya pembuatan rak telur dengan campuran kulit galam. Metode yang digunakan yaitu kulit kayu galam dibedakan menjadi dua bagian, bagian dalam dan bagian luar selanjutnya dianalisis kandungan kimia dan dilakukan pengujian dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR). Hasil yang diperoleh yaitu secara berurutan komponen kimia tertinggi dari bagian kulit galam yaitu, ekstraktif alcohol benzen 24,67% (bagian luar), lignin 48,18% (bagian luar), dan selulosa 36,21% (bagian dalam). Berdasarkan analisis kimia maka kulit galam bagian dalam dapat dimanfaatkan menjadi bahan pulp dan kertas yang tidak mengutamakan kecerahan seperti kertas bungkus ataupun sebagai bahan campuran pembuatan rak telur. Spektrum puncak bilangan gelombang FTIR menunjukkan kulit galam mengandung lignin dan selulosa.
{"title":"PEMANFAATAN KULIT GALAM SEBAGAI BAHAN BAKU TAMBAHAN PADA PEMBUATAN RAK TELUR PADA PT. PRIMA REZEKI","authors":"Saiful Ruchiyat Cosahan, Wiwin Tyas Istikowati, D. Itta","doi":"10.20527/jht.v11i1.15989","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15989","url":null,"abstract":"Kayu galam memiliki karakteristik kulit kayu yang berlapis-lapis dan dapat mudah terkelupas. Kulit kayu galam menghasilkan lembaran dengan lebar yang berbeda-beda tergantung dari diameter kayu. Kulit kayu galam yang memiliki karakteristik tersebut tidak memiliki fungsi dan nilai jual, dikarenakan masyarakat sekitar hanya memanfaatkan batang kayu galam saja. Kulit kayu galam memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang memiliki fungsi dan nilai jual. Pemanfaatan kulit kayu galam akan dilakukan dengan pendekatan eksperimen dimana kulit kayu galam akan dijadikan sebagai produk rak telur dengan kajian pendahuluan analisis komponen kimia. Tujuan penelitian ini yaitu membuat rancangan eksperimen pemanfaatan kulit galam sebagai campuran pembuatan rak telur dan penghematan biaya pembuatan rak telur dengan campuran kulit galam. Metode yang digunakan yaitu kulit kayu galam dibedakan menjadi dua bagian, bagian dalam dan bagian luar selanjutnya dianalisis kandungan kimia dan dilakukan pengujian dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR). Hasil yang diperoleh yaitu secara berurutan komponen kimia tertinggi dari bagian kulit galam yaitu, ekstraktif alcohol benzen 24,67% (bagian luar), lignin 48,18% (bagian luar), dan selulosa 36,21% (bagian dalam). Berdasarkan analisis kimia maka kulit galam bagian dalam dapat dimanfaatkan menjadi bahan pulp dan kertas yang tidak mengutamakan kecerahan seperti kertas bungkus ataupun sebagai bahan campuran pembuatan rak telur. Spektrum puncak bilangan gelombang FTIR menunjukkan kulit galam mengandung lignin dan selulosa.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46226157","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.15997
M. F. Mahdie, Adi Rahmadi, Eko Rini Indrayatie, Noor Mirad Sari, Hanifa Arsya
Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu. Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah 6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI, nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).
{"title":"KARAKTERISTIS DAN LAJU PEMBAKARAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENAMBAHAN AROMATERAPI AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DAN GAHARU (Aquilaria malaccensis)","authors":"M. F. Mahdie, Adi Rahmadi, Eko Rini Indrayatie, Noor Mirad Sari, Hanifa Arsya","doi":"10.20527/jht.v11i1.15997","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15997","url":null,"abstract":"Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu. Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah 6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI, nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47464330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.16000
Trida Ridho Fariz, Haikal Muhammad Ihsan, Fathia Lutfiananda, Junun Sartohadi, Yoga Darmajati, A. Syahputra
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan kerapatan kanopi vegetasi tegak di Sub DAS Bompon, dimana penggunaan lahan vegetasinya berupa kebun campuran dan hutan rakyat sehingga vegetasi tegak pada wilayah ini adalah sangat heterogen. Penelitian ini menggunakan beberapa indeks vegetasi dari citra satelit Sentinel-2 juga membandingkan metode pengukuran kerapatan kanopi dari hemispherical photography (pemotretan keatas) dan UAV (pemotretan kebawah). Tahapan penelitian meliputi pra-pengolahan citra Sentinel-2 dan membangun transformasi indeks vegetasi yaitu RVI, NDVI, SAVI, ARVI dan EVI. Dilanjutkan dengan pengumpulan data kerapatan kanopi, analisis regresi linier dan membangun peta kerapatan kanopi dari persamaan regresi linier antara indeks vegetasi dengan nilai kerapatan kanopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NDVI merupaka indeks vegetasi terbaik untuk pemetaan kerapatan kanopi di Sub DAS Bompon. Hal ini dikarenakan indeks tersebut memiliki korelasi terbaik dan RMSE terendah setelah dijadikan peta kerapatan kanopi dari data UAV.
{"title":"PERBANDINGAN PENGUKURAN KERAPATAN KANOPI DARI HEMISPHERICAL PHOTOGRAPHY DAN UAV UNTUK PEMETAAN MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2","authors":"Trida Ridho Fariz, Haikal Muhammad Ihsan, Fathia Lutfiananda, Junun Sartohadi, Yoga Darmajati, A. Syahputra","doi":"10.20527/jht.v11i1.16000","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.16000","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan kerapatan kanopi vegetasi tegak di Sub DAS Bompon, dimana penggunaan lahan vegetasinya berupa kebun campuran dan hutan rakyat sehingga vegetasi tegak pada wilayah ini adalah sangat heterogen. Penelitian ini menggunakan beberapa indeks vegetasi dari citra satelit Sentinel-2 juga membandingkan metode pengukuran kerapatan kanopi dari hemispherical photography (pemotretan keatas) dan UAV (pemotretan kebawah). Tahapan penelitian meliputi pra-pengolahan citra Sentinel-2 dan membangun transformasi indeks vegetasi yaitu RVI, NDVI, SAVI, ARVI dan EVI. Dilanjutkan dengan pengumpulan data kerapatan kanopi, analisis regresi linier dan membangun peta kerapatan kanopi dari persamaan regresi linier antara indeks vegetasi dengan nilai kerapatan kanopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NDVI merupaka indeks vegetasi terbaik untuk pemetaan kerapatan kanopi di Sub DAS Bompon. Hal ini dikarenakan indeks tersebut memiliki korelasi terbaik dan RMSE terendah setelah dijadikan peta kerapatan kanopi dari data UAV.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47518808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14977
Rawana Rawana
Excoecaria agallocha merupakan salah satu jenis mangrove yang mempunyai peranan penting baik dari aspek ekologis maupun ekonomis. Jenis ini disamping dapat berfungsi sebagai pelindung pantai, juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Populasi jenis ini terus menurun akibat penebangan yang tidak terkendali, sehingga perlu dilakukan penanaman kembali. Salah satu kendala dalam melakukan penanaman adalah ketersediaan bibit. Salah satu upaya untuk mencukupi bibit dilakukan melalui stek batang. Kendala pembuatan stek batang adalah kesulitan menumbuhkan akar dan tunas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis hormon dan konsentrasi yang paling baik dalam pembentukan akar dan tunas pada stek E. agallocha. Penelitian dilakukan selama 6 bulan di Dusun Sawo, Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 perlakuan, yaitu jenis hormon dan konsentrasi. Perlakuan jenis hormon terdiri dari 3 taraf yaitu IAA, IBA, dan NAA. Sedangkan konsentrasi hormon terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1000, 2000 dan 3000 ppm. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Jumlah unit sampel sebanyak 3 x 4 x 3 = 36. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan dilakukan analis varians, dengan uji lanjut DMRT. Komputasi digunakan software SPSS versi 22. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Kombinasi jenis dan konsentrasi hormon IAA, IBA dan NAA berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, berat basah dan berat kering tunas. (2) Kombinasi perlakuan hormon IAA dengan konsentrasi 2000 ppm dan kombinasi jenis hormon IBA dengan konsentrasi 3000 ppm menghasilkan panjang tunas stek batang Excoecaria agallocha paling besar. (3) Kombinasi perlakuan hormon IAA dengan konsentrasi 2000 ppm memberikan hasil berat basah dan berat kering tunas batang Excoecaria agallocha paling besar.
阿氏Excoecaria agallocha是一种从生态和经济角度都发挥着重要作用的红树林。这种类型除了可以充当海滩保护器外,还可以用作制药厂。由于不受控制的发展,这类人口持续下降,因此有必要重新命名。命名中的控制之一是种子的供应。一种通过棍子来满足种子的尝试。含有棍子很难生根和长出金枪鱼。本研究的目的是找出龙舌兰牛排根和金枪鱼形成中的最佳激素类型和浓度。研究在日惹特别地区Wakeup的Wirokerten村Dusun Sawo进行了六个月。使用的实验设计是一个因子火炬计划,有两个处理,即激素和浓度的类型。激素型行为包括三个水平:IAA、IBA和NAA。而激素浓度由4度组成,即0、1000、2000和3000 ppm。每个重复三次。样本单元的数量为3 x 4 x 3=36。为了确定每种治疗的效果,进行方差分析,并进行进一步的DMRT测试。使用SPSS 22版软件进行计算。本研究的结论是:(1)激素IAA、IBA和NAA的种类和浓度的组合对金枪鱼的湿重和干重有实际影响。(2) 浓度为2000ppm的IAA激素处理和浓度为3000ppm的IBA激素类型处理的组合产生最长的龙舌兰棒长度。(3) 浓度为2000ppm的IAA激素处理组合产生了最大的蘑菇干重和湿重。
{"title":"PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI HORMON PADA STEK BATANG EXCOECARIA AGALLOCHA","authors":"Rawana Rawana","doi":"10.20527/jht.v10i3.14977","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14977","url":null,"abstract":"Excoecaria agallocha merupakan salah satu jenis mangrove yang mempunyai peranan penting baik dari aspek ekologis maupun ekonomis. Jenis ini disamping dapat berfungsi sebagai pelindung pantai, juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Populasi jenis ini terus menurun akibat penebangan yang tidak terkendali, sehingga perlu dilakukan penanaman kembali. Salah satu kendala dalam melakukan penanaman adalah ketersediaan bibit. Salah satu upaya untuk mencukupi bibit dilakukan melalui stek batang. Kendala pembuatan stek batang adalah kesulitan menumbuhkan akar dan tunas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis hormon dan konsentrasi yang paling baik dalam pembentukan akar dan tunas pada stek E. agallocha. Penelitian dilakukan selama 6 bulan di Dusun Sawo, Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 perlakuan, yaitu jenis hormon dan konsentrasi. Perlakuan jenis hormon terdiri dari 3 taraf yaitu IAA, IBA, dan NAA. Sedangkan konsentrasi hormon terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1000, 2000 dan 3000 ppm. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Jumlah unit sampel sebanyak 3 x 4 x 3 = 36. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan dilakukan analis varians, dengan uji lanjut DMRT. Komputasi digunakan software SPSS versi 22. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Kombinasi jenis dan konsentrasi hormon IAA, IBA dan NAA berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, berat basah dan berat kering tunas. (2) Kombinasi perlakuan hormon IAA dengan konsentrasi 2000 ppm dan kombinasi jenis hormon IBA dengan konsentrasi 3000 ppm menghasilkan panjang tunas stek batang Excoecaria agallocha paling besar. (3) Kombinasi perlakuan hormon IAA dengan konsentrasi 2000 ppm memberikan hasil berat basah dan berat kering tunas batang Excoecaria agallocha paling besar.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43395905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14967
R. Radam, Rina Kanti, R. Rahmiyati
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. apabila, individu dihadapkan pada stimulus yang harus direspon. Tujuan penelitian ini adalah Mengukur sikap dan tanggapan masyarakat kelompok tani “Tani Makmur Jaya “terhadap kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur danpengamatan langsung untuk mengukur keterampilan responden. Pengambilan sampel dengan teknik Purpossive Random Sampling terhadap 26 orang responden. Parameter yang diamati adalah kegiatan penyuluhan/sosialisasi, pelatihan pengolahan buah nipah menjadi olahan makanan dan campuran minuman. Pelatihan dan dan pembimbingan pemanfaatan tumbuhan nipah sebagai bahan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap kegiatan pengabdian menunjukkan 100% masyarakat memahami isi materi penyuluhan, pada kegiatan demontrasi pengolahan buah nipah menjadi olahan makanan 65 % memahami dan akan mencoba mengolah buah nipah sebagai bahan pangan, dan pada demontrasi pembimbingan prasadap dan penyadapan nira nipah 75% memahami dan akan mencoba, dan 25 % hanya menyaksikan proses pradasap dan penyadapan
{"title":"SIKAP DAN TANGGAPAN MASYARAKAT DESA TAMPANG AWANG KABUPATEN BANJAR TERHADAP KEGIATAN PENYULUHAN DAN PEMBIMBINGAN PENYADAPAN NIRA DAN PENGOLAHAN BUAH NIPAH SEBAGAI BAHAN PANGAN","authors":"R. Radam, Rina Kanti, R. Rahmiyati","doi":"10.20527/jht.v10i3.14967","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14967","url":null,"abstract":"Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. apabila, individu dihadapkan pada stimulus yang harus direspon. Tujuan penelitian ini adalah Mengukur sikap dan tanggapan masyarakat kelompok tani “Tani Makmur Jaya “terhadap kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur danpengamatan langsung untuk mengukur keterampilan responden. Pengambilan sampel dengan teknik Purpossive Random Sampling terhadap 26 orang responden. Parameter yang diamati adalah kegiatan penyuluhan/sosialisasi, pelatihan pengolahan buah nipah menjadi olahan makanan dan campuran minuman. Pelatihan dan dan pembimbingan pemanfaatan tumbuhan nipah sebagai bahan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap kegiatan pengabdian menunjukkan 100% masyarakat memahami isi materi penyuluhan, pada kegiatan demontrasi pengolahan buah nipah menjadi olahan makanan 65 % memahami dan akan mencoba mengolah buah nipah sebagai bahan pangan, dan pada demontrasi pembimbingan prasadap dan penyadapan nira nipah 75% memahami dan akan mencoba, dan 25 % hanya menyaksikan proses pradasap dan penyadapan","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41779567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14976
Syarifuddin Kadir, Ichsan Ridwan, N. Nurlina, Hanif Faisol, Badaruddin Badaruddin, Nur Syifa Yarnie, Y. Pratiwi
Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3
土壤凝块会影响土壤的物理性质,这取决于土壤的速度、容量和体积。这项研究的目的是确定筛查结果的本质本质和渗透物质的能力,以形成和评估达斯塔布里奥和达斯·马卢卡的环境脆弱性。研究活动在加里曼丹南部省的Sub DAS Amparo DAS Tabunio和Sub DAS bati ma卢卡进行。本研究方法使用的主要工具是双环入职仪、全球定位系统、地理信息系统,以确定每个地面单位的容量和体积。表明潜艇小Amparo Tabunio河流域河流域环境脆弱性:a)最高的渗透能力在于年轻即334.92毫米/小时和次要林地最高音量渗透挡板上有继发性林地老即307.37 mm3,而最低的渗透能力和音量挡板上有灌木的土地即49.12毫米/小时和27.85 mm3。b)环境脆性,以2833毫米/小时的混合性为28.12毫米/小时,含水量为27.12毫米/小时,含水量为27.85毫米,含水量为27.85毫米,可影响土地的物理性质,而土壤的速度、容量和体积与土地的混合性有关。这项研究的目的是确定筛查结果的本质本质和渗透物质的能力,以形成和评估达斯塔布里奥和达斯·马卢卡的环境脆弱性。研究活动在加里曼丹南部省的Sub DAS Amparo DAS Tabunio和Sub DAS bati ma卢卡进行。本研究方法使用的主要工具是双环入职仪、全球定位系统、地理信息系统,以确定每个地面单位的容量和体积。表明潜艇小Amparo Tabunio河流域河流域环境脆弱性:a)最高的渗透能力在于年轻即334.92毫米/小时和次要林地最高音量渗透挡板上有继发性林地老即307.37 mm3,而最低的渗透能力和音量挡板上有灌木的土地即49.12毫米/小时和27.85 mm3。b)环境脆化,以2833毫米/小时的渗透速度覆盖灌木丛,容纳49.12毫米/小时,体积为277.85 mm3
{"title":"INFILTRASI PADA BERBAGAI TUTUPAN LAHAN DAS TABUNIO DAN MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Syarifuddin Kadir, Ichsan Ridwan, N. Nurlina, Hanif Faisol, Badaruddin Badaruddin, Nur Syifa Yarnie, Y. Pratiwi","doi":"10.20527/jht.v10i3.14976","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14976","url":null,"abstract":"Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47690640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
. Biomassa atau cadangan karbon merupakan salah satu indikator kelestarian tegakan hutan. Kuantitas biomassa yang stabil dan proporsional mengindikasikan kelestarian hutan berada dalam kondisi yang baik. Dalam rangka menjaga kelestarian hutan, pihak-pihak terkait dituntut untuk selalu aktif di dalam pemantauan hutan, salah satunya adalah kondisi biomassa tegakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejumlah metode interpolasi spasial untuk mengestimasi distribusi biomassa tegakan hutan hujan tropis di Bukit Mandiangin, Kalimantan Selatan. Interpolasi spasial bertujuan untuk mengatasi keterbatasan data sampel di lapangan pada wilayah hutan yang luas. Beberapa metode interpolasi spasial diimplementasikan didalam penelitian ini, yaitu IDW, GPI, RBF, LPI, dan Kriging. Sebanyak 50 plot sampel dibuat di lapangan untuk mengukur biomassa tegakan hutan. Meskipun ketika dianalisis semivariogram, hanya 40 titik sampel diantaranya yang dapat diikutsertakan didalam analisis, sebanyak 30 titik dijadikan sebagai training samples untuk input interpolasi spasial dan 10 titik dijadikan sebagai testing samples untuk validasi hasil interpolasi. Validasi hasil interpolasi spasial dilakukan menggunakan MAPE dan RMSE. Hasil riset menunjukkan bahwa IDW dengan nilai power 2 merupakan metode interpolasi spasial yang paling optimal untuk estimasi biomassa tegakan hutan. Disamping memiliki MAPE dan RMSE yang cukup kecil, IDW juga lebih praktis dibandingkan dengan metode-metode interpolas spasial lainnya. Metode lainnya yang dapat dijadikan sebagai alternatif selain IDW untuk biomassa tegakan hutan adalah RBF dengan fungsi inti Completely Regularized Spline dan Empirical Bayesian Kriging dengan fungsi inti Linear. Lebih jauh, untuk mendapatkan hasil interpolasi spasial yang lebih akurat, titik-titik sampel harus dibuat lebih banyak dan tersebar lebih merata di dalam wilayah yang akan diestimasi.
{"title":"ESTIMASI BIOMASSA TEGAKAN HUTAN HUJAN TROPIS DI BUKIT MANDIANGIN MENGGUNAKAN METODE INTERPOLASI SPASIAL","authors":"Mufidah Asy’ari, Syam’ani Syam’ani, Trisnu Satriadi","doi":"10.20527/jht.v10i3.14975","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14975","url":null,"abstract":". Biomassa atau cadangan karbon merupakan salah satu indikator kelestarian tegakan hutan. Kuantitas biomassa yang stabil dan proporsional mengindikasikan kelestarian hutan berada dalam kondisi yang baik. Dalam rangka menjaga kelestarian hutan, pihak-pihak terkait dituntut untuk selalu aktif di dalam pemantauan hutan, salah satunya adalah kondisi biomassa tegakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejumlah metode interpolasi spasial untuk mengestimasi distribusi biomassa tegakan hutan hujan tropis di Bukit Mandiangin, Kalimantan Selatan. Interpolasi spasial bertujuan untuk mengatasi keterbatasan data sampel di lapangan pada wilayah hutan yang luas. Beberapa metode interpolasi spasial diimplementasikan didalam penelitian ini, yaitu IDW, GPI, RBF, LPI, dan Kriging. Sebanyak 50 plot sampel dibuat di lapangan untuk mengukur biomassa tegakan hutan. Meskipun ketika dianalisis semivariogram, hanya 40 titik sampel diantaranya yang dapat diikutsertakan didalam analisis, sebanyak 30 titik dijadikan sebagai training samples untuk input interpolasi spasial dan 10 titik dijadikan sebagai testing samples untuk validasi hasil interpolasi. Validasi hasil interpolasi spasial dilakukan menggunakan MAPE dan RMSE. Hasil riset menunjukkan bahwa IDW dengan nilai power 2 merupakan metode interpolasi spasial yang paling optimal untuk estimasi biomassa tegakan hutan. Disamping memiliki MAPE dan RMSE yang cukup kecil, IDW juga lebih praktis dibandingkan dengan metode-metode interpolas spasial lainnya. Metode lainnya yang dapat dijadikan sebagai alternatif selain IDW untuk biomassa tegakan hutan adalah RBF dengan fungsi inti Completely Regularized Spline dan Empirical Bayesian Kriging dengan fungsi inti Linear. Lebih jauh, untuk mendapatkan hasil interpolasi spasial yang lebih akurat, titik-titik sampel harus dibuat lebih banyak dan tersebar lebih merata di dalam wilayah yang akan diestimasi.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45748391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14962
Bahidin Laode Mpapa, Rahmandani Lasamadi
Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenis pohon yang memiliki fungsi konservasi dan fungsi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelas keparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus – Oktober tahun 2021 di hutan kota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong Kecamatan Luwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metode Forest Health Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon atau keadaan visual keseluruhan pohon. Metode FHM dilakukan untuk mengetahui kesehatan pohon. Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indeks kerusakannya (NIK) dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat). Berdasarkan hasil pengamatan di hutan kota, ditemukan 5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 5 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan, sedang dan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijau ditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan dan sehat.Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenispohonyangmemiliki fungsikonservasidanfungsilainnya.Penelitianinibertujuanuntukmengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelaskeparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus–Oktober tahun 2021 di hutankota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong KecamatanLuwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metodeForestHealth Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon ataukeadaanvisualkeseluruhanpohon.MetodeFHM dilakukanuntuk mengetahuikesehatanpohon.Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indekskerusakannya (NIK)dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelasringan, kelas sedang dan kelas berat).Berdasarkan hasilpengamatan dihutan kota,ditemukan5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan,kelas keparahanberkode 1 sampai 5 serta nilai indekskeparahan berkategori rusak ringan, sedangdan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijauditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan,kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilaiindeks keparahan berkategori rusakringandan sehat.
{"title":"IDENTIFIKASI KESEHATAN POHON HUTAN KOTA DAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BANGGAI","authors":"Bahidin Laode Mpapa, Rahmandani Lasamadi","doi":"10.20527/jht.v10i3.14962","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14962","url":null,"abstract":"Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenis pohon yang memiliki fungsi konservasi dan fungsi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelas keparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus – Oktober tahun 2021 di hutan kota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong Kecamatan Luwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metode Forest Health Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon atau keadaan visual keseluruhan pohon. Metode FHM dilakukan untuk mengetahui kesehatan pohon. Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indeks kerusakannya (NIK) dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat). Berdasarkan hasil pengamatan di hutan kota, ditemukan 5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 5 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan, sedang dan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijau ditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan, kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilai indeks keparahan berkategori rusak ringan dan sehat.Hutan kota dan ruang terbuka hijau di Kabupaten Banggai ditumbuhi berbagai jenispohonyangmemiliki fungsikonservasidanfungsilainnya.Penelitianinibertujuanuntukmengetahui kesehatan pohon yang meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan pohon dan kelaskeparahan pohon. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus–Oktober tahun 2021 di hutankota Desa Boyou Kecamatan Luwuk Utara dan Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong KecamatanLuwuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metodeForestHealth Monitory (FHM). Metode survei dilakukan guna mengetahui kondisi fisik pohon ataukeadaanvisualkeseluruhanpohon.MetodeFHM dilakukanuntuk mengetahuikesehatanpohon.Data yang diperoleh dari penilaian kerusakan dihitung nilai indekskerusakannya (NIK)dengan kode dan bobot NIK. Hasil perhitungan akhir dapat diketahui NIK (Kelas sehat, kelasringan, kelas sedang dan kelas berat).Berdasarkan hasilpengamatan dihutan kota,ditemukan5 lokasi kerusakan, 8 tipe kerusakan,kelas keparahanberkode 1 sampai 5 serta nilai indekskeparahan berkategori rusak ringan, sedangdan sehat. Sedangkan di ruang terbuka hijauditemukan 2 lokasi kerusakan, 4 tipe kerusakan,kelas keparahan berkode 1 sampai 2 serta nilaiindeks keparahan berkategori rusakringandan sehat.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49472014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14979
Jurnal Hutan Tropis
{"title":"Jurnal Hutan Tropis Volume 10 Nomer 3 Edisi November 2022","authors":"Jurnal Hutan Tropis","doi":"10.20527/jht.v10i3.14979","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14979","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43054728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-05DOI: 10.20527/jht.v10i3.14973
Fouad Fauzi, Milad Madiyawati, M. Rizal, Gimson Luhan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perilaku harian rusa sambar yang meliputi aktivitas berjalan, makan, minum, istirahat, sosial (grooming), bermain sendiri, dan bab/defaksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2021 selama 10 hari di penangkaran rusa sambar Kabupaten Lamandau dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan metode scan sampling dengan jumlah sampel 12 rusa sambar dengan interval waktu 10 menit. Analisis kuantitatif sebagai perhitungan persentase, analisis deskriptif, dan uji kruskal wallis untuk menguji apa ada perbedaan yang signifikan antar kelompok variabel indevenden dan variabel dependen, dari hasil yang didapat dari tujuh (7) aktivitas rusa sambar yaitu aktivitas berjalan 10.37, istirahat 8.21, minum 12.65, makan 10.16, sosial (Grooming) 12.45, bermain sendiri 6.44, dan defekasi (BAB) 12.56. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat aktivitas rusa sambar melakukan aktivitas makan, aktivitas berjalan, aktivitas istirahat, aktivitas defekasi, aktivitas grooming, aktivitas minum, dan aktivitas bermain sendiri.
{"title":"AKTIVITAS HARIAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor Kerr.) DI PENANGKARAN RUSA NANGA BULIK KABUPATEN LAMANDAU","authors":"Fouad Fauzi, Milad Madiyawati, M. Rizal, Gimson Luhan","doi":"10.20527/jht.v10i3.14973","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i3.14973","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perilaku harian rusa sambar yang meliputi aktivitas berjalan, makan, minum, istirahat, sosial (grooming), bermain sendiri, dan bab/defaksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2021 selama 10 hari di penangkaran rusa sambar Kabupaten Lamandau dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan metode scan sampling dengan jumlah sampel 12 rusa sambar dengan interval waktu 10 menit. Analisis kuantitatif sebagai perhitungan persentase, analisis deskriptif, dan uji kruskal wallis untuk menguji apa ada perbedaan yang signifikan antar kelompok variabel indevenden dan variabel dependen, dari hasil yang didapat dari tujuh (7) aktivitas rusa sambar yaitu aktivitas berjalan 10.37, istirahat 8.21, minum 12.65, makan 10.16, sosial (Grooming) 12.45, bermain sendiri 6.44, dan defekasi (BAB) 12.56. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat aktivitas rusa sambar melakukan aktivitas makan, aktivitas berjalan, aktivitas istirahat, aktivitas defekasi, aktivitas grooming, aktivitas minum, dan aktivitas bermain sendiri.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41953359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}