Tugas utama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diamatkan dalam Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 yang telah diganti dengan Peraturan Presiden nomor 27 tahun 2020 adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dimana salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Dalam proses pembangunan infrastruktur, diperlukan harmonisasi proses pengadaan barang/jasa yang dimulai dari tahap perencanaan pengadaan barang dan jasa sampai dengan tahap pemanfaatan pengadaan barang/jasa tersebut. Salah satu proses maupun cara dalam pengadaan barang/jasa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan adalah tender. Tender merupakan metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. Ketentuan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 yang telah diubah menjadi Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2020. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melaksanakan tugas pengadaan barang/jasa pemerintah ini melalui kendali Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi selanjutnya disingkat BP2JK yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pelaksanaan tender dibawah kendali BP2JK diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan pengadaan barang/jasa khususnya dalam melaksanaan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu Efisien, Efektif, Transparan, Terbuka, Bersaing, Adil, dan Akuntabel sehingga pada akhirnya output dan outcome dari proses pengadaan tersebut menjadi tepat guna, tepat mutu dan tepat waktu dan benar-benar dapat bermanfaat untuk masyarakat.
{"title":"Analisis Pelaksanaan Tender Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dibidang Jasa Konstruksi yang dilaksanakan oleh BP2JK Wilayah Lampung (Studi Kasus : Pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi pada Unit Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga di Provinsi Lampung)","authors":"Bambang Supriyadi, Herry Wardono, Sri Waluyo","doi":"10.23960/snip.v3i2.516","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.516","url":null,"abstract":"Tugas utama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diamatkan dalam Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 yang telah diganti dengan Peraturan Presiden nomor 27 tahun 2020 adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dimana salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Dalam proses pembangunan infrastruktur, diperlukan harmonisasi proses pengadaan barang/jasa yang dimulai dari tahap perencanaan pengadaan barang dan jasa sampai dengan tahap pemanfaatan pengadaan barang/jasa tersebut. Salah satu proses maupun cara dalam pengadaan barang/jasa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan adalah tender. Tender merupakan metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. Ketentuan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018 yang telah diubah menjadi Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2020. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melaksanakan tugas pengadaan barang/jasa pemerintah ini melalui kendali Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi selanjutnya disingkat BP2JK yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Pelaksanaan tender dibawah kendali BP2JK diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan pengadaan barang/jasa khususnya dalam melaksanaan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu Efisien, Efektif, Transparan, Terbuka, Bersaing, Adil, dan Akuntabel sehingga pada akhirnya output dan outcome dari proses pengadaan tersebut menjadi tepat guna, tepat mutu dan tepat waktu dan benar-benar dapat bermanfaat untuk masyarakat.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
DODDY MEIDIANSYAH, ALEKSANDER PURBA, TRISYA SEPTIANA
Kuat tekan pada batuan adalah kemampuan batuan dalam menerima beban atau tekanan hingga mengalami keruntuhan. Batuan yang digunakan sebagai bahan timbunan Bendungan Tiga Dihaji, Kab. OKU Selatan memiliki spesifikasi teknis, salah satunya adalah kuat tekan batuan. Kuat tekan dari suatu batuan diketahui dengan melakukan pengujian di Laboratorium dengan metode Unconfined Compressive Strength (UCS). Pengujian ini dilakukan dengan menekan sampel batuan berbentuk silinder dengan dimensi tertentu hingga sampel mengalami keruntuhan (retak/hancur). Untuk sampel yang tidak memenuhi syarat pengujian (bentuk), maka dapat dilakukan pengujian dengan metode Point Load Test dengan sampel berbentuk apapun baik silinder, kubus, maupun tidak beraturan. Untuk melakukan konversi data dari index strength menjadi kuat tekan, perlu dilakukan analisa dari data UCS dan Point Load Test untuk memperoleh korelasi dan konversi dari hubungan kedua data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling material dengan 4 (empat) jenis batuan yaitu batupasir, batulempung, breksi, dan tuff, serta pengujian di Laboratorium dengan metode Point Load Test dan UCS. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan metode kuantitatif berupa analisa regresi menggunakan Software Microsoft Excel.
Data yang diperoleh dari hasil uji kedua metode kuat tekan yaitu point load test dan UCS, kemudian dilakukan plotting data di dalam grafik dengan variabel x berupa indeks Point Load (Is) dalam MPa, dan variabel y berupa nilai hasil kuat tekan batuan dari metode UCS. Dengan Software Microsoft Excel, kemudian dilakukan pengolahan data pada menu analisa regresi. Dari hasil ini diperoleh beberapa nilai yaitu Multiple R (korelasi data) , Adjusted R Square (koefisien determinasi), dan Persamaan Regresi.
Hasil analisa regresi yang diperoleh yaitu hubungan antara Indeks Point Load (Is) dengan data nilai hasil uji UCS, memiliki korelasi data >0,8 yang diartikan bahwa kedua metode ini memiliki hubungan yang kuat. Koefisien Determinasi dari kedua data ini menunjukan nilai > 80 % yang berarti bahwa nilai Is mempengaruhi 80 % nilai kuat tekan hasil UCS. Hasil akhir yang diperoleh dari analisaa regresi yaitu persamaan regresi pada masing-masing jenis batuan yaitu y(batupasir)= 4,315x + 20,011 ; y(breksi)= 33,35x – 154,058 ; y(tuff)= 9,368x + 6,069, dan y(batupasir perselingan batulempung) = 18,922x – 24,220. Dimana nilai x merupakan nilai Is material dan nilai y merupakan kuat tekan batuan.
Dari hasil analisa ini, diharapkan nantinya pengujian material selama proses produksi quarry dan penimbunan lebih efisien Material yang diperoleh dapat dimana material cukup diuji dengan metode Point Load Test. Selain itu, peralatan untuk uji point load lebih mudah untuk digunakan langsung di lapangan.
{"title":"ANALISA HUBUNGAN ANTARA DATA KUAT TEKAN BATUAN METODE UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH (UCS) DAN METODE POINT LOAD TEST PADA MATERIAL GALIAN BATU PROYEK BENDUNGAN TIGA DIHAJI, KAB. OKU SELATAN","authors":"DODDY MEIDIANSYAH, ALEKSANDER PURBA, TRISYA SEPTIANA","doi":"10.23960/snip.v3i2.484","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.484","url":null,"abstract":"
 
 
 
 Kuat tekan pada batuan adalah kemampuan batuan dalam menerima beban atau tekanan hingga mengalami keruntuhan. Batuan yang digunakan sebagai bahan timbunan Bendungan Tiga Dihaji, Kab. OKU Selatan memiliki spesifikasi teknis, salah satunya adalah kuat tekan batuan. Kuat tekan dari suatu batuan diketahui dengan melakukan pengujian di Laboratorium dengan metode Unconfined Compressive Strength (UCS). Pengujian ini dilakukan dengan menekan sampel batuan berbentuk silinder dengan dimensi tertentu hingga sampel mengalami keruntuhan (retak/hancur). Untuk sampel yang tidak memenuhi syarat pengujian (bentuk), maka dapat dilakukan pengujian dengan metode Point Load Test dengan sampel berbentuk apapun baik silinder, kubus, maupun tidak beraturan. Untuk melakukan konversi data dari index strength menjadi kuat tekan, perlu dilakukan analisa dari data UCS dan Point Load Test untuk memperoleh korelasi dan konversi dari hubungan kedua data.
 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling material dengan 4 (empat) jenis batuan yaitu batupasir, batulempung, breksi, dan tuff, serta pengujian di Laboratorium dengan metode Point Load Test dan UCS. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan metode kuantitatif berupa analisa regresi menggunakan Software Microsoft Excel.
 Data yang diperoleh dari hasil uji kedua metode kuat tekan yaitu point load test dan UCS, kemudian dilakukan plotting data di dalam grafik dengan variabel x berupa indeks Point Load (Is) dalam MPa, dan variabel y berupa nilai hasil kuat tekan batuan dari metode UCS. Dengan Software Microsoft Excel, kemudian dilakukan pengolahan data pada menu analisa regresi. Dari hasil ini diperoleh beberapa nilai yaitu Multiple R (korelasi data) , Adjusted R Square (koefisien determinasi), dan Persamaan Regresi. 
 Hasil analisa regresi yang diperoleh yaitu hubungan antara Indeks Point Load (Is) dengan data nilai hasil uji UCS, memiliki korelasi data >0,8 yang diartikan bahwa kedua metode ini memiliki hubungan yang kuat. Koefisien Determinasi dari kedua data ini menunjukan nilai > 80 % yang berarti bahwa nilai Is mempengaruhi 80 % nilai kuat tekan hasil UCS. Hasil akhir yang diperoleh dari analisaa regresi yaitu persamaan regresi pada masing-masing jenis batuan yaitu y(batupasir)= 4,315x + 20,011 ; y(breksi)= 33,35x – 154,058 ; y(tuff)= 9,368x + 6,069, dan y(batupasir perselingan batulempung) = 18,922x – 24,220. Dimana nilai x merupakan nilai Is material dan nilai y merupakan kuat tekan batuan.
 Dari hasil analisa ini, diharapkan nantinya pengujian material selama proses produksi quarry dan penimbunan lebih efisien Material yang diperoleh dapat dimana material cukup diuji dengan metode Point Load Test. Selain itu, peralatan untuk uji point load lebih mudah untuk digunakan langsung di lapangan.
 
 
 
","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan desa sangat vital bagi pertumbuhan daerah dan nasional. Desa adalah tingkat pemerintahan terendah, tetapi berada di garis depan masyarakat. Agenda pembangunan pemerintah akan selalu melibatkan masyarakat. Pelaksaaan Program pembangunan ini memerlukan penggabungan antara instansi dan kerjasama pemangku kepentingan. Tentara Nasinal Indonesia (TNI) dapat bekerjasama dengan pemangku kepentingan desa. Pasal 7 ayat 2b no.9 UU 34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa tujuan pokok TNI adalah membantu pemerintah daerah dalam kegiatan militer nonperang. Desa Berkembang TNI Manunggal (TMMD) merupakan salah satu bentuk Operasi TNI Bhakti, program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, dan komponen bangsa lainnya, yang dilakukan bersama masyarakat untuk percepatan pembangunan di Indonesia. Perdesaan tertinggal, berbatasan, dan kumuh. Penelitian ini mengevaluasi program TMMD di Desa Pematang Obar Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan menggunakan teori William N. Dunn yang memuat enam indikator yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, daya tanggap, dan ketepatan. Deskriptif, penelitian kualitatif digunakan. Wawancara, observasi, dan dokumentasi memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program TMMD Desa Pematang Obar Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan telah berjalan cukup baik dan memenuhi enam indikator evaluasi kebijakan. Kegiatan TMMD ini dinilai baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan hasil yang sudah terlaksanakan bisa dijaga dengan baik oleh masyarakat dan dapat dikembangankan lagi oleh masyarakat setempat.
{"title":"Analisa Kegiatan Program Kerjasama Antara TNI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Studi Kasus Kegiatan Ruas Jalan Menuju Desa Pematang Obar","authors":"Hidayat Suryanegara, Herry Wardono, Armijon Armijon","doi":"10.23960/snip.v3i2.462","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.462","url":null,"abstract":"
 
 
 
 Pembangunan desa sangat vital bagi pertumbuhan daerah dan nasional. Desa adalah tingkat pemerintahan terendah, tetapi berada di garis depan masyarakat. Agenda pembangunan pemerintah akan selalu melibatkan masyarakat. Pelaksaaan Program pembangunan ini memerlukan penggabungan antara instansi dan kerjasama pemangku kepentingan. Tentara Nasinal Indonesia (TNI) dapat bekerjasama dengan pemangku kepentingan desa. Pasal 7 ayat 2b no.9 UU 34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa tujuan pokok TNI adalah membantu pemerintah daerah dalam kegiatan militer nonperang. Desa Berkembang TNI Manunggal (TMMD) merupakan salah satu bentuk Operasi TNI Bhakti, program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, dan komponen bangsa lainnya, yang dilakukan bersama masyarakat untuk percepatan pembangunan di Indonesia. Perdesaan tertinggal, berbatasan, dan kumuh. Penelitian ini mengevaluasi program TMMD di Desa Pematang Obar Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan menggunakan teori William N. Dunn yang memuat enam indikator yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, daya tanggap, dan ketepatan. Deskriptif, penelitian kualitatif digunakan. Wawancara, observasi, dan dokumentasi memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program TMMD Desa Pematang Obar Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan telah berjalan cukup baik dan memenuhi enam indikator evaluasi kebijakan. Kegiatan TMMD ini dinilai baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan hasil yang sudah terlaksanakan bisa dijaga dengan baik oleh masyarakat dan dapat dikembangankan lagi oleh masyarakat setempat.
 
 
 
","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135942944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Naskah Akademik ini merupakan suatu dokumen kajian akademis yang disusun sebagai landasan perumusan Rancangan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan tentang Bangunan gedung. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan tentang Bangunan gedung merupakan instrumen penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah. Perda ini sangat penting karena pengaturan yang dimuat mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik untuk setiap daerah.
Sesuai dengan tugas dan kewenangannya terkait sub urusan Bangunan Gedung untuk mengendalikan pembangunan Bangunan Gedung, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah membuat Peraturan Daerah nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung, dimana dalam perda Bangunan Gedung diatur segala sesuatu tentang peraturan ataupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk pembangunan Bangunan Gedung baik milik pemerintah ataupun swasta.
Namun pada saat ini telah disahkan beberapa peraturan terbaru, yaitu Undang Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan turunannya Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, serta beberapa peraturan menteri antara lain Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2018 tentang SLF (Sertifikat Laik Fungsi), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 11/PRT/M/2018 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis dan Penilik Bangunan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18 Tahun 2021 tentang Standar Pembongkaran Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pendataan Bangunan Gedung. Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 UU No. 12 Tahun 2011 dan juga Pasal 250 UU No. 23 Tahun 2014 materi muatan Peraturan Daerah adalah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan penjabaran lebih lanjut mengacu pada Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan. Oleh karena itu dengan adanya peraturan terbaru dari perundang-undangan diatasnya, perlu adanya penyesuaian terhadap Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan.
这篇学术论文是一份学术研究论文,旨在为南方唐哥市的建筑规划奠定基础。南部唐朗镇的建筑法规是控制该地区建筑安排的重要工具。这一条例是至关重要的,因为在印度尼西亚的立法法规下,在行政和技术结构下进行的安排,以及对每个地区都有特定的地方内容。符合相关职责和职权子事务大楼来控制,市政府大楼建设南方唐人已经让规则6号地区2015年的变化5号地区2013年的大楼,在大楼设置的一切规则或政策必须满足的要求建设好大楼属于政府或私人。& # x0D;然而此时已获授权最近的一些规则,即2020年第11号法律关于版权衍生工作和政府规定2021年第16号规定执行2002年28号法律关于大楼,以及一些规则部长包括公共工程和住房部长2018年1月27号管家/ M /人民关于SLF(适合证书)的功能,人民的公共工程和住房部长11号规则管家/ M / 2018年关于专家小组、技术Pengkaji和大楼的建筑检查员,人民的公共工程和住房部长18号规则2021年关于拆迁大楼的标准,规定人民的公共工程和住房部长19号2021年的大楼保存的保留地,安排技术手册2021年的公共工程和公共住房部长条例对绿色建筑的绩效评估,以及2021年22年公共就业和公共住房方面的规定。根据2011年第14条第12条以及2014年第250条州法规规定,州自治和救济任务提出进一步的立法规定。因此,随着该法律的最新规定,将需要调整南部城市的规章制度。
{"title":"NASKAH AKADEMIS PERDA TENTANG BANGUNAN GEDUNG KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"Quinta Normalita, Ratna Widyawati, Mardiana Mardiana","doi":"10.23960/snip.v3i2.532","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.532","url":null,"abstract":"Naskah Akademik ini merupakan suatu dokumen kajian akademis yang disusun sebagai landasan perumusan Rancangan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan tentang Bangunan gedung. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan tentang Bangunan gedung merupakan instrumen penting untuk mengendalikan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah. Perda ini sangat penting karena pengaturan yang dimuat mengakomodasi berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan lokal yang spesifik untuk setiap daerah.
 Sesuai dengan tugas dan kewenangannya terkait sub urusan Bangunan Gedung untuk mengendalikan pembangunan Bangunan Gedung, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah membuat Peraturan Daerah nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung, dimana dalam perda Bangunan Gedung diatur segala sesuatu tentang peraturan ataupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk pembangunan Bangunan Gedung baik milik pemerintah ataupun swasta.
 Namun pada saat ini telah disahkan beberapa peraturan terbaru, yaitu Undang Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan turunannya Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, serta beberapa peraturan menteri antara lain Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2018 tentang SLF (Sertifikat Laik Fungsi), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 11/PRT/M/2018 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis dan Penilik Bangunan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18 Tahun 2021 tentang Standar Pembongkaran Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pendataan Bangunan Gedung. Berdasarkan Ketentuan Pasal 14 UU No. 12 Tahun 2011 dan juga Pasal 250 UU No. 23 Tahun 2014 materi muatan Peraturan Daerah adalah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan penjabaran lebih lanjut mengacu pada Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan. Oleh karena itu dengan adanya peraturan terbaru dari perundang-undangan diatasnya, perlu adanya penyesuaian terhadap Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan.
","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara mempunyai tujuan: Suplai air baku untuk kebutuhan domestik, Suplai air irigasi, Pengendalian Banjir, Pengembangan Wisata dan PLTM. Bendungan Utama mempunyai tipe: Zonal dengan Inti Tegak, Tinggi Bendungan: 58 m, Panjang Puncak: 600,50 m, Lebar Puncak 11,00 m, Kemiringan Lereng Hulu: 1:2,50, Kemiringan Lereng Hilir: 1:2,25. Timbunan pada Bendungan Utama memiliki 6 (enam) tipe Timbunan, yaitu: Timbunan Zona Inti Kedap Air (zona 1), Zona Filter Halus (zona 2), Zona Filter Kasar (zona 3), Zona Timbunan Random (zona 4), Zona Timbunan Random Batu Segar (zona 5) dan Zona Riprap untuk Bendungan (zona 6). Terdapat ketidaksesuaian dari gambar Detail Desain Dokumen Kontrak dengan Gambar Sertifikasi Desain tahun 2016 yang menyebabkan penambahan volume timbunan batu (zona 5 dan zona 6) yang sangat besar. Volume timbunan batu pada kontrak awal sebesar 950.000 m3 dengan material dari river deposit sungai Lolak dengan estimasi volume river deposit sebesar 960.000 m3. Perhitungan volume timbunan batu dengan menggunakan Gambar Sertifikasi Desain tahun 2016 mendapatkan volume timbunan batu sebesar 2.080.312 m3. Pada Desember 2018 diketahui progres timbunan batu telah mencapai 937.682 m3 (98%) dari volume ketersediaan river deposit, sehingga masih dibutuhkan material timbunan batu sebesar 1.142.630 m3 yang direncanakan menggunakan metode peledakan/blasting untuk mengambil material batu pada lokasi quarry.
{"title":"PENENTUAN KOEFISIEN MATERIAL PADA ITEM PEKERJAAN TIMBUNAN BATU DARI QUARRY DENGAN METODE PELEDAKAN","authors":"Deni Wijayanto, Irza Sukmana, Nandi Haerudin","doi":"10.23960/snip.v3i2.426","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.426","url":null,"abstract":"Pembangunan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara mempunyai tujuan: Suplai air baku untuk kebutuhan domestik, Suplai air irigasi, Pengendalian Banjir, Pengembangan Wisata dan PLTM. Bendungan Utama mempunyai tipe: Zonal dengan Inti Tegak, Tinggi Bendungan: 58 m, Panjang Puncak: 600,50 m, Lebar Puncak 11,00 m, Kemiringan Lereng Hulu: 1:2,50, Kemiringan Lereng Hilir: 1:2,25. Timbunan pada Bendungan Utama memiliki 6 (enam) tipe Timbunan, yaitu: Timbunan Zona Inti Kedap Air (zona 1), Zona Filter Halus (zona 2), Zona Filter Kasar (zona 3), Zona Timbunan Random (zona 4), Zona Timbunan Random Batu Segar (zona 5) dan Zona Riprap untuk Bendungan (zona 6). Terdapat ketidaksesuaian dari gambar Detail Desain Dokumen Kontrak dengan Gambar Sertifikasi Desain tahun 2016 yang menyebabkan penambahan volume timbunan batu (zona 5 dan zona 6) yang sangat besar. Volume timbunan batu pada kontrak awal sebesar 950.000 m3 dengan material dari river deposit sungai Lolak dengan estimasi volume river deposit sebesar 960.000 m3. Perhitungan volume timbunan batu dengan menggunakan Gambar Sertifikasi Desain tahun 2016 mendapatkan volume timbunan batu sebesar 2.080.312 m3. Pada Desember 2018 diketahui progres timbunan batu telah mencapai 937.682 m3 (98%) dari volume ketersediaan river deposit, sehingga masih dibutuhkan material timbunan batu sebesar 1.142.630 m3 yang direncanakan menggunakan metode peledakan/blasting untuk mengambil material batu pada lokasi quarry.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"42 21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nova Choiriyyah, Aleksander Purba, Ratna Widyawati
Situ Ciledug merupakan salah satu dari 7 Situ yang ada di Kota Tangerang Selatan. Situ yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang. Pada awalnya memiliki luas 32 Ha, namun kini luas Situ hanya 20,52 Ha dengan luas sempadan 31,84 Ha. Hal itu terjadi karena banyaknya alih fungsi lahan yang dipergunakan untuk daerah permukiman, bisnis dan industri. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan Identifikasi Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan Pada Kawasan Sempadan Situ Ciledug Terhadap Rencana Tata Ruang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota Tangerang Selatan terhadap rencana tata ruang khususnya pada lokasi Situ Ciledug sebagai bahan evaluasi dan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis survei, analisis kesesuaian kebijakan pemanfaatan ruang dengan penggunaan lahan pada sempadan situ, analisis ketidaksesuaian penggunaan lahan sempadan situ berdasarkan kriteria pemanfaatan ruang.
Berdasarkan analisa permasalahan didapatkan beberapa kesimpulan yaitu Penggunaan lahan yang ada di Sempadan Situ Ciledug terbagi atas 12 (dua belas) klasifikasi, dengan sebagian besar yaitu penggunaan lahan perumahan seluas 3,93 ha. Pola ruang sempadan Situ Ciledug yaitu sebagai Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) memiliki luas 0,92 ha. Sementara untuk kawasan sempadan danau atau waduk memiliki luas 7,7 ha. Jumlah bangunan di Sempadan Situ Ciledug memiliki jumlah 450 unit bangunan. Fungsi bangunan yang dilakukan analisis terbagi atas 77 (tujuh puluh tujuh) klasifikasi. Bangunan yang memiliki kesesuaian fungsi lahan yaitu berjumlah 22 (dua puluh dua) unit bangunan, dan tidak sesuai berjumlah 494 (empat ratus sembilan puluh empat) unit bangunan
{"title":"IDENTIFIKASI KETIDAKSESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN PADA KAWASAN SEMPADAN SITU TERHADAP RENCANA TATA RUANG","authors":"Nova Choiriyyah, Aleksander Purba, Ratna Widyawati","doi":"10.23960/snip.v3i2.527","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.527","url":null,"abstract":"Situ Ciledug merupakan salah satu dari 7 Situ yang ada di Kota Tangerang Selatan. Situ yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang. Pada awalnya memiliki luas 32 Ha, namun kini luas Situ hanya 20,52 Ha dengan luas sempadan 31,84 Ha. Hal itu terjadi karena banyaknya alih fungsi lahan yang dipergunakan untuk daerah permukiman, bisnis dan industri. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan Identifikasi Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan Pada Kawasan Sempadan Situ Ciledug Terhadap Rencana Tata Ruang.
 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota Tangerang Selatan terhadap rencana tata ruang khususnya pada lokasi Situ Ciledug sebagai bahan evaluasi dan bahan pengambilan kebijakan lebih lanjut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis survei, analisis kesesuaian kebijakan pemanfaatan ruang dengan penggunaan lahan pada sempadan situ, analisis ketidaksesuaian penggunaan lahan sempadan situ berdasarkan kriteria pemanfaatan ruang.
 Berdasarkan analisa permasalahan didapatkan beberapa kesimpulan yaitu Penggunaan lahan yang ada di Sempadan Situ Ciledug terbagi atas 12 (dua belas) klasifikasi, dengan sebagian besar yaitu penggunaan lahan perumahan seluas 3,93 ha. Pola ruang sempadan Situ Ciledug yaitu sebagai Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) memiliki luas 0,92 ha. Sementara untuk kawasan sempadan danau atau waduk memiliki luas 7,7 ha. Jumlah bangunan di Sempadan Situ Ciledug memiliki jumlah 450 unit bangunan. Fungsi bangunan yang dilakukan analisis terbagi atas 77 (tujuh puluh tujuh) klasifikasi. Bangunan yang memiliki kesesuaian fungsi lahan yaitu berjumlah 22 (dua puluh dua) unit bangunan, dan tidak sesuai berjumlah 494 (empat ratus sembilan puluh empat) unit bangunan","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Terowongan Pengelak Bendungan Manikin di Kaupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur berada pada Lapisan Bobonaro yang terdiri dari material tanah lempung dengan butiran halus (fine material) dengan penyusun utama Silty Clay, yang memberikan karatestisk monmorilonith. Karateristik tersebut menyebabkan perilaku lapisan tanah tersebut sangat dipengaruhi oleh air dan bisa mengembang (ekspansif) jika terdapat kontak dengan air. Lapisan Lempung tersebut secara karaterisk mekanis memberikan daya dukung terhadap standup time yang cukup, nilai Lugeon Test dengan Permeabilitas rendah, dan nilai tahanan SPT yang relatif tinggi, namun karateristik tersebut berubah menjadi ekspansif jika kontak dengan air. Terowongan Pengelak Bendungan Manikin yang berfungsi sebagai saluran pengelak dan saluran pelimpah dengan Morning Glory berperan Vital untuk mendukung fungsi Bendungan Manikin. Selama masa pelaksanaan selama kurang lebih 2 tahun, telah terjadi deformasi yang diluar perkiraan, sehingga temporary support yang telah dipasang mengalami failure bahkan hingga merubah bentuk galian terowongan. Sehingga diperlukan pemahaman tentang perilaku lapisan Bobonaro dalam pekerjaan terowongan pengelak untuk dapat menyusun solusi yang tepat sehingga pelaksanaan terowongan dapat dilaksanakan dengan aman, dan Bendungan Manikin dapat berfungsi dengan baik.
{"title":"DEFORMASI KONSTRUKSI TEROWONGAN PENGELAK PADA FORMASI BOBONARO DI BENDUNGAN MANIKIN","authors":"Andika Wiratama Suparto, Dikpride Despa, Ratna Widyawati","doi":"10.23960/snip.v3i2.503","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.503","url":null,"abstract":"Terowongan Pengelak Bendungan Manikin di Kaupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur berada pada Lapisan Bobonaro yang terdiri dari material tanah lempung dengan butiran halus (fine material) dengan penyusun utama Silty Clay, yang memberikan karatestisk monmorilonith. Karateristik tersebut menyebabkan perilaku lapisan tanah tersebut sangat dipengaruhi oleh air dan bisa mengembang (ekspansif) jika terdapat kontak dengan air. Lapisan Lempung tersebut secara karaterisk mekanis memberikan daya dukung terhadap standup time yang cukup, nilai Lugeon Test dengan Permeabilitas rendah, dan nilai tahanan SPT yang relatif tinggi, namun karateristik tersebut berubah menjadi ekspansif jika kontak dengan air. Terowongan Pengelak Bendungan Manikin yang berfungsi sebagai saluran pengelak dan saluran pelimpah dengan Morning Glory berperan Vital untuk mendukung fungsi Bendungan Manikin. Selama masa pelaksanaan selama kurang lebih 2 tahun, telah terjadi deformasi yang diluar perkiraan, sehingga temporary support yang telah dipasang mengalami failure bahkan hingga merubah bentuk galian terowongan. Sehingga diperlukan pemahaman tentang perilaku lapisan Bobonaro dalam pekerjaan terowongan pengelak untuk dapat menyusun solusi yang tepat sehingga pelaksanaan terowongan dapat dilaksanakan dengan aman, dan Bendungan Manikin dapat berfungsi dengan baik.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Layanan Lumpur Tinja dan Air Limbah Terjadwal adalah suatu mekanisme pelayanan penyedotan lumpur tinjadan air limbah domestik yang dilakukan secara periodik atau terjadwal yang diterapkan pada sistem pengelolaan air limbah domestik setempat yang kemudian diolah pada instalasi yang ditetapkan serta terkait dengan metode pembayaran yang telah ditetapkan (IUWASH, 2020). Dalam pelaksanaan pelayanan lumpur tinja dan air limbah domestik, suatu kota harus memiliki pola operasi yang sesuai dengan kondisi wilayah dan target layanan khususnya menyangkut; Periode penyedotan, Pembagian zona layanan, Pola penjadwalan dan Pola pengangkutan. Studi ini diharapkan mampu mengidentifikasi pola hingga skenario yang dapat diterapkan Kota Tangerang Selatan sehingga pelaksanaan dan terpenuhi pula pelayanan dasar terkait pelayanan layanan lumpur tinja dan air limbah domestik secara maksimal bagi masyarakat serta mampu menjaga lingkungan dari pencemaran air limbah domestik yang menjadi kewajiban bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memenuhi pelayanan dasar tersebut. Tangki septik dapat dikategorikan tidak aman berdasarkan perbandingan terhadap standar SNI yang berlaku (SNI 2398:2017) ataupun berdasarkan periode penyedotan (setiap 3 – 5 tahun) dari tangki septik tersebut. Kota Tangerang Selatan pada saat ini masih berada pada tahapan perencanaan dimana terkait pola operasi sudah ada pembagian zona pelayanan SPALD (Perwal RISPALD Kota Tangerang Selatan, 2019). Penetapan pola penjadwalan untuk penentuan urutan penyedotan tangki septik. Pembagian Zona pelayanan SPALD-S Kota Tangerang Selatan menjadi 2 Zona dengan Zona pelayanan 1 terdapat 25 Kelurahan dan Zona pelayanan 2 terdapat 29 Kelurahan dimana semua kelurahan berada di wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan. Pola penjadwalan dapat berdasarkan: - Kawasan (misalnya: kelurahan A pada bulan ke-1, kelurahan B pada bulan ke-2, dst) - Jarak radius (berdasarkan jarak radius pelanggan ke IPLT) - Klasifikasi Pelanggan Kota Tangerang Selatan dapat menggunakan satu atau menggabungkan beberapa pola penjadwalan. Pola penjadwalan akan menjadi dasar penentuan pelanggan yang akan mendapat giliran penyedotan tangki septik. Menurut Buku E IPLT Kementerian PUPR (2017), beberapa pola penjadwalan yang dapat diterapkan adalah berdasarkan kawasan, klasifikasi pelanggan ataupunjarak radius. Pada perhitungan yang dilakukan studi kasus Kota Tangerang Selatan, diasumsikan bahwa kategori pola penjadwalan yang digunakan adalah berdasarkan kawasan. Skenario – skenario yang digunakan terkait persentase kawasan yang dilayani pada setiap siklusnya (3 tahun sekali) dengan studi kasus pada Kota Tangerang Selatan didapatkan 3 skenario dengan masing-masing memerlukan jumlah truk yaitu skenario minimum pola penjadwalan layanan; 29 truk, skenario normal pola penjadwalan layanan: 39 truk dan skenario maksimum pola penjadwalan layanan: 60 truk.
{"title":"POLA OPERASI PERENCANAAN LAYANAN LUMPUR TINJA DAN AIR LIMBAH DOMESTIK (STUDI KASUS PADA KOTA TANGERANG SELATAN)","authors":"Budi Firmansyah, R Widyawati, Dikpride Despa","doi":"10.23960/snip.v3i2.451","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.451","url":null,"abstract":"Layanan Lumpur Tinja dan Air Limbah Terjadwal adalah suatu mekanisme pelayanan penyedotan lumpur tinjadan air limbah domestik yang dilakukan secara periodik atau terjadwal yang diterapkan pada sistem pengelolaan air limbah domestik setempat yang kemudian diolah pada instalasi yang ditetapkan serta terkait dengan metode pembayaran yang telah ditetapkan (IUWASH, 2020). Dalam pelaksanaan pelayanan lumpur tinja dan air limbah domestik, suatu kota harus memiliki pola operasi yang sesuai dengan kondisi wilayah dan target layanan khususnya menyangkut; Periode penyedotan, Pembagian zona layanan, Pola penjadwalan dan Pola pengangkutan. Studi ini diharapkan mampu mengidentifikasi pola hingga skenario yang dapat diterapkan Kota Tangerang Selatan sehingga pelaksanaan dan terpenuhi pula pelayanan dasar terkait pelayanan layanan lumpur tinja dan air limbah domestik secara maksimal bagi masyarakat serta mampu menjaga lingkungan dari pencemaran air limbah domestik yang menjadi kewajiban bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memenuhi pelayanan dasar tersebut. Tangki septik dapat dikategorikan tidak aman berdasarkan perbandingan terhadap standar SNI yang berlaku (SNI 2398:2017) ataupun berdasarkan periode penyedotan (setiap 3 – 5 tahun) dari tangki septik tersebut. Kota Tangerang Selatan pada saat ini masih berada pada tahapan perencanaan dimana terkait pola operasi sudah ada pembagian zona pelayanan SPALD (Perwal RISPALD Kota Tangerang Selatan, 2019). Penetapan pola penjadwalan untuk penentuan urutan penyedotan tangki septik. Pembagian Zona pelayanan SPALD-S Kota Tangerang Selatan menjadi 2 Zona dengan Zona pelayanan 1 terdapat 25 Kelurahan dan Zona pelayanan 2 terdapat 29 Kelurahan dimana semua kelurahan berada di wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan. Pola penjadwalan dapat berdasarkan: - Kawasan (misalnya: kelurahan A pada bulan ke-1, kelurahan B pada bulan ke-2, dst) - Jarak radius (berdasarkan jarak radius pelanggan ke IPLT) - Klasifikasi Pelanggan Kota Tangerang Selatan dapat menggunakan satu atau menggabungkan beberapa pola penjadwalan. Pola penjadwalan akan menjadi dasar penentuan pelanggan yang akan mendapat giliran penyedotan tangki septik. Menurut Buku E IPLT Kementerian PUPR (2017), beberapa pola penjadwalan yang dapat diterapkan adalah berdasarkan kawasan, klasifikasi pelanggan ataupunjarak radius. Pada perhitungan yang dilakukan studi kasus Kota Tangerang Selatan, diasumsikan bahwa kategori pola penjadwalan yang digunakan adalah berdasarkan kawasan. Skenario – skenario yang digunakan terkait persentase kawasan yang dilayani pada setiap siklusnya (3 tahun sekali) dengan studi kasus pada Kota Tangerang Selatan didapatkan 3 skenario dengan masing-masing memerlukan jumlah truk yaitu skenario minimum pola penjadwalan layanan; 29 truk, skenario normal pola penjadwalan layanan: 39 truk dan skenario maksimum pola penjadwalan layanan: 60 truk.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembenihan mikrooganisme Saccharomyces cerevisiae dengan cermat sebelum produksi etanol secara fermentasi dilakukan agar tersedia bibit dalam jumlah memadai yang dilaksanakan didalam unit fermentor benih. Karena zat glukosa tersedia di Lampung, maka diperlukan untuk mempelajari pembenihan S. cerevisiae menggunakan bahan lokal tersebut sebagai makanannya. Pembenihan secara aerobik dilakukan dengan cukup baik dimana OD yang cukup tinggi (sebesar 3,38) diperoleh setelah 10 jam operasi tangki fermentor benih. Penurunan kandungan glukosa ke konsentrasi < 1mG/mL dalam waktu 12 jam mengindikasikan keberhasilan pembenihan, yang diperkuat dengan perolehan berat kering sebesar 0,5 mG/mL setelah 10 jam. Suplai oksigen kedalam media pembenihan digunakan dengan aktif oleh mikroorganisme selama 10 jam awal pengoperasian tangki fermentor. Pelepasan karbon dioksida dan penyerapan senyawa nitrogen dapat diamati pada proses pembiakan ini.
{"title":"Pembenihan Saccharomyces cerevisiae pada unit fermentor benih menggunakan substrat komplek secara batch homogen aerobik sebelum fermentasi etil alkohol","authors":"JONI AGUSTIAN, IRZA SUKMANA, SUHARNO SUHARNO","doi":"10.23960/snip.v3i2.482","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.482","url":null,"abstract":"Pembenihan mikrooganisme Saccharomyces cerevisiae dengan cermat sebelum produksi etanol secara fermentasi dilakukan agar tersedia bibit dalam jumlah memadai yang dilaksanakan didalam unit fermentor benih. Karena zat glukosa tersedia di Lampung, maka diperlukan untuk mempelajari pembenihan S. cerevisiae menggunakan bahan lokal tersebut sebagai makanannya. Pembenihan secara aerobik dilakukan dengan cukup baik dimana OD yang cukup tinggi (sebesar 3,38) diperoleh setelah 10 jam operasi tangki fermentor benih. Penurunan kandungan glukosa ke konsentrasi < 1mG/mL dalam waktu 12 jam mengindikasikan keberhasilan pembenihan, yang diperkuat dengan perolehan berat kering sebesar 0,5 mG/mL setelah 10 jam. Suplai oksigen kedalam media pembenihan digunakan dengan aktif oleh mikroorganisme selama 10 jam awal pengoperasian tangki fermentor. Pelepasan karbon dioksida dan penyerapan senyawa nitrogen dapat diamati pada proses pembiakan ini.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perbaikan Perkerasan Jalan Seputih Banyak – Rumbia, Lampung, Menggunakan Metode MDP 2017 Sebagai rujukan, Berdasarkan analisis Perkerasan Lentur didapat Tebal Lapis Aus AC-WC 4 cm, Lapis Antara AC-BC 6 cm, Lapis Pondasi AC-BASE 24,5 cm, LPA Kelas A 30 cm dengan total biaya Konstruksi sebesar Rp. 8.612.931.988,43, Dengan umur rencana 20 tahun, Lalu untuk Perkerasan Kaku Tipe Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT)Tebal Plat Beton 30 cm, Tebal LMC 10 cm, LPA Kelas A 15 cm dengan total biaya Konstruksi sebesar Rp. 6.335.200.000,00, Dengan umur rencana 40 tahun. Dari analisis ini penulis menyimpulkan bahwa perkerasan kaku lebih efisien diterapkan karena biaya konstruksi yang lebih rendah, umur rencana yang lebih lama serta perkerasan kaku lebih kuat dan tahan dengan beban lalu lintas yang berat dan perkerasan ini juga lebih tahan terhadap air maupun efek pumping yang dihasilkan oleh repetisi beban lalu lintas kendaraan mengingat di ruas jalan tersebut hanya terdapat drainase galian tanah dan belum terdapat drainase beton. Ini alasan penting penulis membuat analisis ini selain ditinjau dari segi beban lalu lintas dan daya dukung tanah penulis juga meninjau dari perkiraan anggaran biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan kondisi situasi yang tidak menguntungkan untuk investasi anggaran pembangunan dimasa depan.
{"title":"Analisis Perbaikan Perkerasan Jalan Seputih Banyak – Rumbia, Lampung Tengah, dengan Menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017","authors":"Mohd Harizalsyah, Ika Kustiani, Muh Sarkowi","doi":"10.23960/snip.v3i2.427","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i2.427","url":null,"abstract":"Perbaikan Perkerasan Jalan Seputih Banyak – Rumbia, Lampung, Menggunakan Metode MDP 2017 Sebagai rujukan, Berdasarkan analisis Perkerasan Lentur didapat Tebal Lapis Aus AC-WC 4 cm, Lapis Antara AC-BC 6 cm, Lapis Pondasi AC-BASE 24,5 cm, LPA Kelas A 30 cm dengan total biaya Konstruksi sebesar Rp. 8.612.931.988,43, Dengan umur rencana 20 tahun, Lalu untuk Perkerasan Kaku Tipe Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT)Tebal Plat Beton 30 cm, Tebal LMC 10 cm, LPA Kelas A 15 cm dengan total biaya Konstruksi sebesar Rp. 6.335.200.000,00, Dengan umur rencana 40 tahun. Dari analisis ini penulis menyimpulkan bahwa perkerasan kaku lebih efisien diterapkan karena biaya konstruksi yang lebih rendah, umur rencana yang lebih lama serta perkerasan kaku lebih kuat dan tahan dengan beban lalu lintas yang berat dan perkerasan ini juga lebih tahan terhadap air maupun efek pumping yang dihasilkan oleh repetisi beban lalu lintas kendaraan mengingat di ruas jalan tersebut hanya terdapat drainase galian tanah dan belum terdapat drainase beton. Ini alasan penting penulis membuat analisis ini selain ditinjau dari segi beban lalu lintas dan daya dukung tanah penulis juga meninjau dari perkiraan anggaran biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan kondisi situasi yang tidak menguntungkan untuk investasi anggaran pembangunan dimasa depan.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135943700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}