V. Lumbantobing, Dian Adiningsih, Atlastieka Praptiwi
Perawat merupakan salah satu tenaga profesional yang sangat dibutuhkan dalam proses kesembuhan pasien. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan baik secara otonom maupun kolaboratif, baik yang bersifat asuhan langsung maupun manajerial. Dalam melaksanakan peran-peran tersebut, caring merupakan suatu unsur yang melekat pada tiap peran yang menunjukkan identitas profesional perawat Caring merupakan asuhan yang diberikan secara terus menerus difokuskan pada perawatan fisik maupun mental dan meningkatkan rasa aman pasien. Perawat yang tidak dapat melaksanakan praktik dalam konteks caring akan menjadi perawat yang kaku, kurang peka, seperti robot, dan mudah lelah sehingga memungkinkan tidak maksimalnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang dapat berdampak pada kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis caring ability perawat dan bidan di RS X Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, polulasi dalam penelitian ini adalah perawat dan bidan yang bekerja di ruang rawat inap Obstetrik dan Ginekologi RS X dengan total populasi (N=43) . Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Ability Inventory (CAI) dengan rentang nilai validitas 0,239-0,590 dan nilai reliabilitas 0,839 . Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan dituangkan dalam bentuk tabel, persentasi dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 (74,4%) responden memiliki kemampuan caring dengan kategori sedang dan rendah. Sebagian besar pendidikan perawat dan bidan adalah jenjang diploma dengan pengalamam kerja kurang dari 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan caring perawat dan bidan sebagian besar berada dalam kategori sedang dan rendah. Hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus, dimana perlu adanya evaluasi beban kerja serta adanya penyegaran kembali terkait caring pada seluruh perawat dan bidan.
{"title":"ANALISIS CARING ABILITY PERAWAT DAN BIDAN DI RS X BANDUNG","authors":"V. Lumbantobing, Dian Adiningsih, Atlastieka Praptiwi","doi":"10.32700/JNC.V2I2.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/JNC.V2I2.62","url":null,"abstract":"Perawat merupakan salah satu tenaga profesional yang sangat dibutuhkan dalam proses kesembuhan pasien. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan baik secara otonom maupun kolaboratif, baik yang bersifat asuhan langsung maupun manajerial. Dalam melaksanakan peran-peran tersebut, caring merupakan suatu unsur yang melekat pada tiap peran yang menunjukkan identitas profesional perawat Caring merupakan asuhan yang diberikan secara terus menerus difokuskan pada perawatan fisik maupun mental dan meningkatkan rasa aman pasien. Perawat yang tidak dapat melaksanakan praktik dalam konteks caring akan menjadi perawat yang kaku, kurang peka, seperti robot, dan mudah lelah sehingga memungkinkan tidak maksimalnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang dapat berdampak pada kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis caring ability perawat dan bidan di RS X Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, polulasi dalam penelitian ini adalah perawat dan bidan yang bekerja di ruang rawat inap Obstetrik dan Ginekologi RS X dengan total populasi (N=43) . Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Ability Inventory (CAI) dengan rentang nilai validitas 0,239-0,590 dan nilai reliabilitas 0,839 . Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan dituangkan dalam bentuk tabel, persentasi dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 (74,4%) responden memiliki kemampuan caring dengan kategori sedang dan rendah. Sebagian besar pendidikan perawat dan bidan adalah jenjang diploma dengan pengalamam kerja kurang dari 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan caring perawat dan bidan sebagian besar berada dalam kategori sedang dan rendah. Hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus, dimana perlu adanya evaluasi beban kerja serta adanya penyegaran kembali terkait caring pada seluruh perawat dan bidan.","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"103 1","pages":"77-83"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90584633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Perguruan tinggi adalah institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui proses pembelajaran. Pembelajaran dengan cara yang tradisional seringkali kurang interaski antara guru dan murid sehingga pembelajaran membosankan. Fungsi bermain adalah untuk memfasilitasi pembelajaran, permainan yang baik dapat menciptakan dan membuat sebuah konsep bahasan yang luas ke dalam bahasan yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk diserap. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat penggunaan educational cards game dalam meningkatkan pengetahuan dan kesenangan belajar sistem musculoskeletal. Metode: Metode penelitian Quasy eksperimental . Sampel yang digunakan sebanyak 50 orang secara simple random sampling. Sampel dibagi kedalam 2 kelompok percobaan, kelompok 1 menggunakan teknik pengajaran standart (SAP), Kelompok 2 menggunakan Educational cards game . Hasil : Terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,01) antara pembelajaran menggunakan SAP/Modul dan Kartu pendidikan pada tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah perlakuan. Responded menyatakan lebih senang dengan pembelajaran yang mengikutkan permainan kartu. Pembahasan: Kesenangan dalam pembelajaran tidak datang dengan sendirinya, tapi dipengaruhi oleh berbagai hal seperti media pembelajaran. Kesenangan dapat membantu siswa untuk menerima informasi dengan lebih baik. Proses pembelajaran akan mudah diterima dan dipahami bila situasi hati kita senang. Sehingga belajar bukan lagi aktivitas yang harus disuruh terlebih dahulu, tetapi timbul kesadaran dari dirinya sendiri
{"title":"PENGARUH EDUCATIONAL CARDS GAME TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KESENANGAN BELAJAR PADA MAHASISWA STIKES KEPANJEN","authors":"Hardiyanto Hardiyanto","doi":"10.32700/JNC.V2I2.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/JNC.V2I2.65","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Perguruan tinggi adalah institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui proses pembelajaran. Pembelajaran dengan cara yang tradisional seringkali kurang interaski antara guru dan murid sehingga pembelajaran membosankan. Fungsi bermain adalah untuk memfasilitasi pembelajaran, permainan yang baik dapat menciptakan dan membuat sebuah konsep bahasan yang luas ke dalam bahasan yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk diserap. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat penggunaan educational cards game dalam meningkatkan pengetahuan dan kesenangan belajar sistem musculoskeletal. Metode: Metode penelitian Quasy eksperimental . Sampel yang digunakan sebanyak 50 orang secara simple random sampling. Sampel dibagi kedalam 2 kelompok percobaan, kelompok 1 menggunakan teknik pengajaran standart (SAP), Kelompok 2 menggunakan Educational cards game . Hasil : Terdapat pengaruh yang signifikan (p<0,01) antara pembelajaran menggunakan SAP/Modul dan Kartu pendidikan pada tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah perlakuan. Responded menyatakan lebih senang dengan pembelajaran yang mengikutkan permainan kartu. Pembahasan: Kesenangan dalam pembelajaran tidak datang dengan sendirinya, tapi dipengaruhi oleh berbagai hal seperti media pembelajaran. Kesenangan dapat membantu siswa untuk menerima informasi dengan lebih baik. Proses pembelajaran akan mudah diterima dan dipahami bila situasi hati kita senang. Sehingga belajar bukan lagi aktivitas yang harus disuruh terlebih dahulu, tetapi timbul kesadaran dari dirinya sendiri","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"6 1","pages":"99-105"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83569441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cemas merupakan reaksi emosional yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam. Cemas dapat terjadi pada keluarga akibat terdapatnya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu terapi psikososial untuk cemas adalah Acceptance and Commitment Theraphy (ACT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Acceptance and Commitment Theraphy (ACT) pada cemas keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia menggunakan pendekatan teori Hlidegard Peplau di Wilayah kerja Puskesmas Pranggang. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental design dengan jenis one group pre and post test design. Populasi Keluarga dengan Schizofrenia sebanyak 60 keluarga. Sampel responden diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 12. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji paired T test dengan bantuan komputerisasi. Dari analisa uji paired T test diketahui nilai pValue (0,001< α 0,005), Acceptance and Commitment Theraphy (ACT) dapat menurunkan kecemasan keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia menggunakan pendekatan teori Hildegard Peplau di Wilayah Kerja Puskesmas Pranggang.
焦虑是一种情绪反应,会产生不舒服和受到威胁的感觉。由于家庭成员精神崩溃,焦虑可能会发生在家庭成员身上。焦虑的心理社会治疗之一是接受治疗。这项研究的目的是分析患有精神分裂症患者的家庭焦虑干预和治疗方案,使用Puskesmas prangmas工作区的Hlidegard Peplau理论方法。用于实验设计的研究是一组前和后试验的设计。有60个家庭精神分裂症的家庭人口。受访者样本带purposive抽样技术多达12个。数据收集技术采用问卷调查表。利用配对T测试的计算机进行处理和分析。已知的配对T检验分析测试pValue价值(0.001 <α0.005),Acceptance and Commitment治疗(ACT)可以降低焦虑和精神分裂症的家人家庭运用理论希尔德加德地区Peplau Pranggang乡村医院工作。
{"title":"INTERVENSI ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) PADA CEMAS KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA SCHIZOFRENIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI MODEL HILDEGARD PEPLAU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRANGGANG(INTERVENTION OF ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) I","authors":"F. Hayati","doi":"10.32700/jnc.v2i2.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/jnc.v2i2.44","url":null,"abstract":"Cemas merupakan reaksi emosional yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam. Cemas dapat terjadi pada keluarga akibat terdapatnya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu terapi psikososial untuk cemas adalah Acceptance and Commitment Theraphy (ACT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Acceptance and Commitment Theraphy (ACT) pada cemas keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia menggunakan pendekatan teori Hlidegard Peplau di Wilayah kerja Puskesmas Pranggang. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental design dengan jenis one group pre and post test design. Populasi Keluarga dengan Schizofrenia sebanyak 60 keluarga. Sampel responden diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 12. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji paired T test dengan bantuan komputerisasi. Dari analisa uji paired T test diketahui nilai pValue (0,001< α 0,005), Acceptance and Commitment Theraphy (ACT) dapat menurunkan kecemasan keluarga dengan anggota keluarga schizofrenia menggunakan pendekatan teori Hildegard Peplau di Wilayah Kerja Puskesmas Pranggang.","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"49 1","pages":"127-131"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82240445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Medical supporter staff ’s performance in Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun in 2016 most got enough value. Counted 45 staffs got enough value with percentage of 61,64% from 73 staffs. Ability of Human Resources represent one of factor which influencing performance to reach the target of hospital, besides technical ability, ability comprehend others in an organization of vital importance. Human Skill represent ability in have well interaction with working team. This research aim was to know influence of human skill to medical supporter staff performance of Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun in 2017. This research used analytic survey with approach of crossectional. Population in this research were all of medical supporter staff in Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun counted 73 people. Sample in this research was medical supporter staff counted 42 people. Sampling technique use Purposive Sampling. Data taken by using questionnaire and analyzed by using test of Kendall' Tau_b (τ). Result of this research there was influence of human skill with medical supporter staff performance with value of p-value 0,000 <α (0,05) with coefficient correlation 0,612. That can concluded that there was influence of human skill to performance with strong influence level.
{"title":"PENGARUH HUMAN SKILL TERHADAP KINERJA STAF PENUNJANG MEDIS (INFLUENCE OF HUMAN SKILL TOWARD JOB PERFORMANCE OF MEDICAL SUPPORT STAFF)","authors":"Retno Widiarini","doi":"10.32700/jnc.v2i2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/jnc.v2i2.49","url":null,"abstract":"Medical supporter staff ’s performance in Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun in 2016 most got enough value. Counted 45 staffs got enough value with percentage of 61,64% from 73 staffs. Ability of Human Resources represent one of factor which influencing performance to reach the target of hospital, besides technical ability, ability comprehend others in an organization of vital importance. Human Skill represent ability in have well interaction with working team. This research aim was to know influence of human skill to medical supporter staff performance of Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun in 2017. This research used analytic survey with approach of crossectional. Population in this research were all of medical supporter staff in Islamic Hospital of Siti Aisyah Madiun counted 73 people. Sample in this research was medical supporter staff counted 42 people. Sampling technique use Purposive Sampling. Data taken by using questionnaire and analyzed by using test of Kendall' Tau_b (τ). Result of this research there was influence of human skill with medical supporter staff performance with value of p-value 0,000 <α (0,05) with coefficient correlation 0,612. That can concluded that there was influence of human skill to performance with strong influence level.","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"55 1","pages":"115-118"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86187316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah karies pada anak atau dikenal sebagai Sindroma Karies Botol (SKB) sering ditemukan pada anak balita. Penyebabnya adalah gula yang terdapat dalam susu formula yang kadang diminumkan saat anak menjelang tidur menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku ibu dalam pemberian susu formula dengan terjadinya karies gigi pada anak usia toddler. Desain penelitian yang digunakan studi komparatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak umur toddler dengan riwayat pemberian susu formula di desa Garon, Kec. Balerejo, Kab. Madiun sebanyak 79 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling sehingga didapatkan jumlah sampel 66 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square. Dari hasil penelitian terhadap 66 responden, menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam pemberian susu formula adalah 56,06% dalam kategori buruk, sedangkan keadaan gigi anak yang mengalami karies adalah sebanyak 59,09%, hal ini diperoleh dari hasil uji statistik chi-square , dengan hasil x 2 hitung = 21,25 dan x 2 tabel = 3,84 dengan tingkat signifikasi 0,05 dan df = 1 serta didapatkan nilai KK sebesar 0,49. Karena x 2 hitung lebih besar dari harga x 2 tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan positif yang sedang antara perilaku ibu dalam pemberian susu formula dengan terjadinya karies gigi pada anak usia toddler. Dari hasil penelitian diatas, disarankan untuk setiap tempat pelayanan kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara pemberian susu formula yang benar sehingga kejadian karies gigi pada anak bisa dicegah. Caries problem in children, known as the Bottle Caries Syndrome (LCS) are often found in children under five years. The reason is the sugar found in milk formula that sometime when children drink before bed cause tooth decay and destruction. The wrong habits in children is caused by a lack of attention to maternal behaviour habits a good kid. Because a child will still need guidance and direction from parents. Purpose of this study is to determine the relationship between maternal behaviour in the formula feeding with the occurrence of dental caries in children aged 2-5 years. The research design used in this study is a comparative study with cross sectional. The population in this study were all mother who have children aged 2-5 years with history of formula feeding to her child in the village Garon, Kec. Balerejo, Kab. Madiun around 79 people. The sampling technique used was simple random sampling to obtain samples of 66 person. The statistical test used is the chi-square test. From the result of a study of 66 responden, indicated that maternal behaviour in the formula feeding was 56,06 % in the poor category, while the situation of children who have dental caries was as much as 59,06 % , this is obtained from the chi-square test, with x 2 table= 3,84, with significance level 0,05 and df=1 and o
{"title":"PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA GARON, KEC. BALEREJO, MADIUN (MATERNAL BEHAVIOUR IN GIVING FORMULA FEEDING WITH THE OCCURANCE OF DENTAL CARIES IN CHILDREN IN GARON VILLAGE, BALEREJO)","authors":"Lilla Maria","doi":"10.32700/JNC.V2I2.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/JNC.V2I2.41","url":null,"abstract":"Masalah karies pada anak atau dikenal sebagai Sindroma Karies Botol (SKB) sering ditemukan pada anak balita. Penyebabnya adalah gula yang terdapat dalam susu formula yang kadang diminumkan saat anak menjelang tidur menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku ibu dalam pemberian susu formula dengan terjadinya karies gigi pada anak usia toddler. Desain penelitian yang digunakan studi komparatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak umur toddler dengan riwayat pemberian susu formula di desa Garon, Kec. Balerejo, Kab. Madiun sebanyak 79 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling sehingga didapatkan jumlah sampel 66 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square. Dari hasil penelitian terhadap 66 responden, menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam pemberian susu formula adalah 56,06% dalam kategori buruk, sedangkan keadaan gigi anak yang mengalami karies adalah sebanyak 59,09%, hal ini diperoleh dari hasil uji statistik chi-square , dengan hasil x 2 hitung = 21,25 dan x 2 tabel = 3,84 dengan tingkat signifikasi 0,05 dan df = 1 serta didapatkan nilai KK sebesar 0,49. Karena x 2 hitung lebih besar dari harga x 2 tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya ada hubungan positif yang sedang antara perilaku ibu dalam pemberian susu formula dengan terjadinya karies gigi pada anak usia toddler. Dari hasil penelitian diatas, disarankan untuk setiap tempat pelayanan kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang cara pemberian susu formula yang benar sehingga kejadian karies gigi pada anak bisa dicegah. Caries problem in children, known as the Bottle Caries Syndrome (LCS) are often found in children under five years. The reason is the sugar found in milk formula that sometime when children drink before bed cause tooth decay and destruction. The wrong habits in children is caused by a lack of attention to maternal behaviour habits a good kid. Because a child will still need guidance and direction from parents. Purpose of this study is to determine the relationship between maternal behaviour in the formula feeding with the occurrence of dental caries in children aged 2-5 years. The research design used in this study is a comparative study with cross sectional. The population in this study were all mother who have children aged 2-5 years with history of formula feeding to her child in the village Garon, Kec. Balerejo, Kab. Madiun around 79 people. The sampling technique used was simple random sampling to obtain samples of 66 person. The statistical test used is the chi-square test. From the result of a study of 66 responden, indicated that maternal behaviour in the formula feeding was 56,06 % in the poor category, while the situation of children who have dental caries was as much as 59,06 % , this is obtained from the chi-square test, with x 2 table= 3,84, with significance level 0,05 and df=1 and o","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"30 1","pages":"106-109"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89944652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Streptococcus viridans infection is serious when bacteria enter other areas of the body, to the bloodstream causing endocarditis, heart damage, kidney failure. Symptoms: fatigue, fever, weight loss, and shock, organ failure insufficient blood; Intra-abdominal infections; meningitis, swelling of the meninges to death. Bacteria cause 50% of cases endocarditis. Treatment with high-dose antibiotics is dangerous, causing resistance. Noni ( Morinda citrifolia ) as antiviral, antibacterial, antiinflammatory has 150 content phytonutrients, increases endurance and improves cell. The objectives were to know the MIC and MBC of noni extract and penicillin to Streptococcus viridans in vitro. The research is true experiment, RAL design, bacteria sample and noni extract. Free variable, concentration of noni extraction, penisillin 5μL, 7.5 μL and 10 μL. Variable depends the amount of bacteria. Research location in Laboratory Microbiology and Bio Medical University Muhammadiyah of Malang. Method agar plate dilution. Collecting data the number of colonies Streptococcus viridans , One-Way Anova analysis. The results of MIC 5μL and MBC 10 μL. Analysis p = 0.00 <0.01, Ho rejected, Hi accepted is effectiveness of noni extract and penicillin against Streptococcus viridans as antimicrobial compound in vitro. Effectiveness of regression linear noni 63.8% and pensillin 63.9% in inhibiting the growth Streptococcus viridans in vitro.
{"title":"EKSTRAK MENGKUDU (Morinda citrifolia L) SEBAGAI ANTIMICROBA TERHADAP Streptococcus viridans SECARA IN VITRO (THE NONI EXTRACT (Morinda citrifolia L) AS ANTIMICROBA TOWARD Streptococcus viridans IN VITRO)","authors":"Erni Yohani Mahtuti, Afrihal Afiif Ibaadillah","doi":"10.32700/jnc.v2i2.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/jnc.v2i2.64","url":null,"abstract":"Streptococcus viridans infection is serious when bacteria enter other areas of the body, to the bloodstream causing endocarditis, heart damage, kidney failure. Symptoms: fatigue, fever, weight loss, and shock, organ failure insufficient blood; Intra-abdominal infections; meningitis, swelling of the meninges to death. Bacteria cause 50% of cases endocarditis. Treatment with high-dose antibiotics is dangerous, causing resistance. Noni ( Morinda citrifolia ) as antiviral, antibacterial, antiinflammatory has 150 content phytonutrients, increases endurance and improves cell. The objectives were to know the MIC and MBC of noni extract and penicillin to Streptococcus viridans in vitro. The research is true experiment, RAL design, bacteria sample and noni extract. Free variable, concentration of noni extraction, penisillin 5μL, 7.5 μL and 10 μL. Variable depends the amount of bacteria. Research location in Laboratory Microbiology and Bio Medical University Muhammadiyah of Malang. Method agar plate dilution. Collecting data the number of colonies Streptococcus viridans , One-Way Anova analysis. The results of MIC 5μL and MBC 10 μL. Analysis p = 0.00 <0.01, Ho rejected, Hi accepted is effectiveness of noni extract and penicillin against Streptococcus viridans as antimicrobial compound in vitro. Effectiveness of regression linear noni 63.8% and pensillin 63.9% in inhibiting the growth Streptococcus viridans in vitro.","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"71 1","pages":"119-126"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85910694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Provision of antiretroviral therapy dramatically decrease the mortality and morbidity of people with HIV / AIDS. Antiretroviral therapy was reduced the rate of HIV transmission in the community, reduced morbidity and mortality associated with HIV, improved the quality of life of , restored and maintained immune function, suppressed viral replication maximally and on continuously. purpose of the research is for knowing was to determine the factors that influence adherence to the use of antiretroviral drugs in HIV / AIDS patients.The type of research is observational analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was total sampling of 46 respondents. Data collection using questionnaire through interview. Data analysis was done bivariate and multivariate. The results showed that the factors that influence the adherence of taking ARV drugs among others. The results showed that factors affecting ARV drug adherence were ARV therapy guidelines (p = 0,000, OR = 24.0; 95% CI = 7,9-12,4), coexistent disease characteristics (p = 0.001; OR = 6.66, 95% CI = 1.6-22.2), and family support (p = 0.001; OR = 4.4; 95% CI = 1.3-12.4). This study demonstrates the importance of health counseling to improve adherence to antiretroviral drugs
提供抗逆转录病毒治疗可大大降低艾滋病毒/艾滋病患者的死亡率和发病率。抗逆转录病毒疗法降低了艾滋病毒在社区的传播率,降低了与艾滋病毒有关的发病率和死亡率,改善了生活质量,恢复和维持了免疫功能,最大限度地持续抑制了病毒复制。这项研究的目的是确定影响艾滋病毒/艾滋病患者坚持使用抗逆转录病毒药物的因素。研究的类型是观察分析与横断面方法。采用的抽样技术是对46名受访者进行总抽样。数据收集采用问卷调查,通过访谈。数据进行双变量和多变量分析。结果表明,影响抗逆转录病毒药物依从性的因素较多。结果显示,影响抗逆转录病毒药物依从性的因素有:抗逆转录病毒治疗指南(p = 0000, OR = 24.0;95% CI = 7,9-12,4),共存疾病特征(p = 0.001;OR = 6.66, 95% CI = 1.6-22.2)和家庭支持(p = 0.001;Or = 4.4;95% ci = 1.3-12.4)。这项研究证明了健康咨询对提高抗逆转录病毒药物依从性的重要性
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SEHATI MADIUN (FACTORS AFFECTING ADHERANCE OF TAKING ANTIRETROVIRAL DRUGS IN SEBAYA SEHATI GROUPS MADIUN)","authors":"R. Ratnawati","doi":"10.32700/jnc.v2i2.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/jnc.v2i2.52","url":null,"abstract":"Provision of antiretroviral therapy dramatically decrease the mortality and morbidity of people with HIV / AIDS. Antiretroviral therapy was reduced the rate of HIV transmission in the community, reduced morbidity and mortality associated with HIV, improved the quality of life of , restored and maintained immune function, suppressed viral replication maximally and on continuously. purpose of the research is for knowing was to determine the factors that influence adherence to the use of antiretroviral drugs in HIV / AIDS patients.The type of research is observational analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was total sampling of 46 respondents. Data collection using questionnaire through interview. Data analysis was done bivariate and multivariate. The results showed that the factors that influence the adherence of taking ARV drugs among others. The results showed that factors affecting ARV drug adherence were ARV therapy guidelines (p = 0,000, OR = 24.0; 95% CI = 7,9-12,4), coexistent disease characteristics (p = 0.001; OR = 6.66, 95% CI = 1.6-22.2), and family support (p = 0.001; OR = 4.4; 95% CI = 1.3-12.4). This study demonstrates the importance of health counseling to improve adherence to antiretroviral drugs","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"2006 1","pages":"110-114"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82550922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perwujudan kesehatan melalui bentuk upaya kesehatan terhadap masyarakat tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan, yang salah satunya adalah tenaga keperawatan. Seiring dengan perkembangan peran dan fungsi perawat kearah profesional terkadang perawat dan dokter berada pada posisi yang overlapping artinya tindakan perawat dalam memberikan pelayanan medis idealnya merupakan kewenangan dokter. Sehingga merupakan hal yang perlu untuk diangkat dalam suatu penelitian tentang dasar tindakan medis perawat melakukan tindakan diluar kewenangannya dan pertanggungjawaban perawat dalam melakukan tindakan medis, khususnya dari segi hukum pidana. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan memahami dasar tindakan medis yang dilakukan perawat diluar kewenangannya, serta menganalisis kebijakan hukum yang terkait dengan pertanggungjawaban perawat dari aspek pidana. Jenis penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif empiris yang merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dan diperkuat dengan adanya penambahan unsur empiris terhadap bahan kajian penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pertimbangan yang patut dijadikan dasar perawat melaksanakan tindakan medis di luar kewenangannya. Dan dasar tersebut digunakan pula sebagai pembenaran perawat dalam kaitannya dengan melakukan tindakan medis diluar kewenangannya, sehingga dimungkinkan perawat untuk tidak terkena pertanggungjawaban secara pidana dalam kaitannya dengan unsur kelalaian. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pemerintah dan para legislatif untuk mengakomodir tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh perawat dengan dasar dan pertimbangan yang patut ke dalam Undang Undang Keperawatan. Dan apabila Undang Undang Keperawatan sudah diberlakukan saat ini, maka harapan kedepan adalah sebagai upaya perbaikan Undang Undang sekaligus dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum dari pelaksanaan praktik mandiri perawat dalam kaitannya dengan pemenuhan upaya kesehatan terhadap masyarakat
{"title":"PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PERAWAT","authors":"R. Wulandari, A. Firdaus","doi":"10.32700/JNC.V2I2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/JNC.V2I2.48","url":null,"abstract":"Perwujudan kesehatan melalui bentuk upaya kesehatan terhadap masyarakat tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan, yang salah satunya adalah tenaga keperawatan. Seiring dengan perkembangan peran dan fungsi perawat kearah profesional terkadang perawat dan dokter berada pada posisi yang overlapping artinya tindakan perawat dalam memberikan pelayanan medis idealnya merupakan kewenangan dokter. Sehingga merupakan hal yang perlu untuk diangkat dalam suatu penelitian tentang dasar tindakan medis perawat melakukan tindakan diluar kewenangannya dan pertanggungjawaban perawat dalam melakukan tindakan medis, khususnya dari segi hukum pidana. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan memahami dasar tindakan medis yang dilakukan perawat diluar kewenangannya, serta menganalisis kebijakan hukum yang terkait dengan pertanggungjawaban perawat dari aspek pidana. Jenis penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif empiris yang merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dan diperkuat dengan adanya penambahan unsur empiris terhadap bahan kajian penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pertimbangan yang patut dijadikan dasar perawat melaksanakan tindakan medis di luar kewenangannya. Dan dasar tersebut digunakan pula sebagai pembenaran perawat dalam kaitannya dengan melakukan tindakan medis diluar kewenangannya, sehingga dimungkinkan perawat untuk tidak terkena pertanggungjawaban secara pidana dalam kaitannya dengan unsur kelalaian. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pemerintah dan para legislatif untuk mengakomodir tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh perawat dengan dasar dan pertimbangan yang patut ke dalam Undang Undang Keperawatan. Dan apabila Undang Undang Keperawatan sudah diberlakukan saat ini, maka harapan kedepan adalah sebagai upaya perbaikan Undang Undang sekaligus dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum dari pelaksanaan praktik mandiri perawat dalam kaitannya dengan pemenuhan upaya kesehatan terhadap masyarakat","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"2 1","pages":"68-76"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73045588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: One critical area in the overall patient care flow in the hospital is the process of patient discharge . The high number of bed usage in the treatment room posed a problem in terms of postponing admissions and transferring new patients to the treatment room. One of the causes of postponement of admission and transfer of patients is a very long process of discharge patients 3-4 hours for general patients and more than 4 hours for insurance patients. Method: The purpose of this research is to analyze the root of the problem on the length of waiting time of administrative process of discharging patient in Hospital "N" in Malang. The research was conducted descriptively explorative through interview, observation and document search. Result and analysis: The root problems encountered include non-optimal management systems, unequal human resource (HR) capabilities, and inadequate infrastructure. The length of waiting time for the hospital's administrative discharge process at N Hospital is due to various interrelated matters in the treatment room, pharmacy installation, and administration department. Discussion: The root of the main problem that can be identified is in terms of system, human resources, and infrastructure facilities in the three units. Comprehensive remedial strategies are needed to improve the waiting time of the hospital's discharge process at Hospital N .
{"title":"ANALISIS AKAR MASALAH PANJANGNYA WAKTU TUNGGU PROSES ADMINISTRATIF PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP","authors":"Dita Prawita Sari, Tatong Harijanto, Harsono Susilo","doi":"10.32700/JNC.V2I2.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/JNC.V2I2.67","url":null,"abstract":"Introduction: One critical area in the overall patient care flow in the hospital is the process of patient discharge . The high number of bed usage in the treatment room posed a problem in terms of postponing admissions and transferring new patients to the treatment room. One of the causes of postponement of admission and transfer of patients is a very long process of discharge patients 3-4 hours for general patients and more than 4 hours for insurance patients. Method: The purpose of this research is to analyze the root of the problem on the length of waiting time of administrative process of discharging patient in Hospital \"N\" in Malang. The research was conducted descriptively explorative through interview, observation and document search. Result and analysis: The root problems encountered include non-optimal management systems, unequal human resource (HR) capabilities, and inadequate infrastructure. The length of waiting time for the hospital's administrative discharge process at N Hospital is due to various interrelated matters in the treatment room, pharmacy installation, and administration department. Discussion: The root of the main problem that can be identified is in terms of system, human resources, and infrastructure facilities in the three units. Comprehensive remedial strategies are needed to improve the waiting time of the hospital's discharge process at Hospital N .","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"35 1","pages":"54-61"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82999679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri. Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman, akibat dari ruda paksa pada jaringan. Rasa nyeri sering dirasakan oleh ibu nifas yang memiliki jahitan. Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovagina, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum. Sehingga ibu bisa mengalami nyeri luka pada jalan lahir ibu. Defekasi pada ibu nifas harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali pada ibu nifas di BPM “SR”. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini seluruh ibu nifas yang mempunyai jahitan perineum yang berjumlah 25 ibu nifas dan sampel yang digunakan sebanyak 25 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah wawancara. Hasil analisa dengan uji Fisher,diperoleh nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α = 5% (0,001 < 0,050) sehingga diputuskan H 0 ditolak dan H 1 diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali pada ibu nifas hari ke- 2 dan 3. Dengan mengetahui adanya hubungan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali, maka hal ini dapat dijadikan sumber informasi bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya asuhan kebidanan pada masa nifas. Dengan demikian hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas yang mengalami nyeri.
{"title":"HUBUNGAN NYERI JAHITAN PERINEUM DENGAN DEFEKASI PERTAMA KALI PADA IBU NIFAS HARI KE 2-3 DI BPM “SR” MALANG (THE CORRELATION BETWEEN PERINEUM PAIN STITCHES AND FIRST DEFECATION IN DAY 1-2 OF PUEPERAL MATHERNAL AT BPM “SR” MALANG)","authors":"Anggraini Pratama Putri, eka supriyanti","doi":"10.32700/jnc.v2i2.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.32700/jnc.v2i2.43","url":null,"abstract":"Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri. Secara umum nyeri digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman, akibat dari ruda paksa pada jaringan. Rasa nyeri sering dirasakan oleh ibu nifas yang memiliki jahitan. Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovagina, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum. Sehingga ibu bisa mengalami nyeri luka pada jalan lahir ibu. Defekasi pada ibu nifas harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali pada ibu nifas di BPM “SR”. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini seluruh ibu nifas yang mempunyai jahitan perineum yang berjumlah 25 ibu nifas dan sampel yang digunakan sebanyak 25 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah wawancara. Hasil analisa dengan uji Fisher,diperoleh nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α = 5% (0,001 < 0,050) sehingga diputuskan H 0 ditolak dan H 1 diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali pada ibu nifas hari ke- 2 dan 3. Dengan mengetahui adanya hubungan antara nyeri jahitan perineum dengan defekasi pertama kali, maka hal ini dapat dijadikan sumber informasi bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya asuhan kebidanan pada masa nifas. Dengan demikian hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas yang mengalami nyeri.","PeriodicalId":22775,"journal":{"name":"The journal of nursing care","volume":"19 1","pages":"132-135"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89384498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}