Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v14i1.2060
Reca Reca, Sekar Restuning
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan anak SDN 12 Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental. Subjek penelitian yaitu seluruh murid kelasV SDN 12 Kota Banda Aceh berjumlah 30 murid. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data pada penelitian ini yaitu data kuantitatif menggunakan uji statistik parametrik Paired Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh sebelum dan sesudah edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan murid dengan nilai signifikan P= <0,001* (α ≤ 0,05). Perbedaan tersebut terlihat dari pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi kesehatan gigi dengan metode demontrasi yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 24 murid (80%) dan sesudah diberikan edukasi Kesehatan gigi terjadi peningkatan pengetahuan yaitu baik sebanyak 86,7% (26 murid). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan murid.
{"title":"PENGARUH EDUKASI KESEHATAN GIGI TERHADAP PENGETAHUAN ANAK DI SDN 12 KOTA BANDA ACEH","authors":"Reca Reca, Sekar Restuning","doi":"10.34011/juriskesbdg.v14i1.2060","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v14i1.2060","url":null,"abstract":"Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan anak SDN 12 Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental. Subjek penelitian yaitu seluruh murid kelasV SDN 12 Kota Banda Aceh berjumlah 30 murid. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data pada penelitian ini yaitu data kuantitatif menggunakan uji statistik parametrik Paired Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh sebelum dan sesudah edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan murid dengan nilai signifikan P= <0,001* (α ≤ 0,05). Perbedaan tersebut terlihat dari pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi kesehatan gigi dengan metode demontrasi yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 24 murid (80%) dan sesudah diberikan edukasi Kesehatan gigi terjadi peningkatan pengetahuan yaitu baik sebanyak 86,7% (26 murid). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah edukasi kesehatan gigi terhadap pengetahuan murid.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129024258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v14i1.2015
T. Ruhmawati, Arip Rachman Hakim, Asep Fitri Hilman, Rahmat Sudiyat
Perubahan perilaku masyarakat menjadikan pergeseran pola penyakit menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah solusi dalam mencegah terjadinya PTM. Kurangnya pengetahuan mendasari kebutuhan kader akan media edukasi kesehatan tentang GERMAS yang ringkas, praktis, dan mudah dibawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan dan kelayakan media promosi kesehatan buku saku GERMAS bagi kader kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan model pengembangan yang digunakan meliputi tiga tahap yaitu: analisis (analysis), perancangan (design), dan pengembangan (development). Populasi dan sampel pada penelitian pengembangan ini adalah ahli materi dan ahli media di Jurusan Promosi Kesehatan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk menilai kelayakan buku saku oleh ahli materi dan media. Data yang diperoleh dari angket dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan skor rata-rata uji media 3.96. Dapat disimpulkan buku saku GERMAS bagi kader kesehatan layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi kader kesehatan.
{"title":"PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN BUKU SAKU “GERMAS” BAGI KADER KESEHATAN","authors":"T. Ruhmawati, Arip Rachman Hakim, Asep Fitri Hilman, Rahmat Sudiyat","doi":"10.34011/juriskesbdg.v14i1.2015","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v14i1.2015","url":null,"abstract":"Perubahan perilaku masyarakat menjadikan pergeseran pola penyakit menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah solusi dalam mencegah terjadinya PTM. Kurangnya pengetahuan mendasari kebutuhan kader akan media edukasi kesehatan tentang GERMAS yang ringkas, praktis, dan mudah dibawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan dan kelayakan media promosi kesehatan buku saku GERMAS bagi kader kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan model pengembangan yang digunakan meliputi tiga tahap yaitu: analisis (analysis), perancangan (design), dan pengembangan (development). Populasi dan sampel pada penelitian pengembangan ini adalah ahli materi dan ahli media di Jurusan Promosi Kesehatan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk menilai kelayakan buku saku oleh ahli materi dan media. Data yang diperoleh dari angket dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan skor rata-rata uji media 3.96. Dapat disimpulkan buku saku GERMAS bagi kader kesehatan layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi kader kesehatan.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132345120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-14DOI: 10.34011/juriskesbdg.v14i1.2010
Mimin Karmini, A. Budiman, Kahar Kahar
Salah satu tempat yang menghasilkan sampah cukup banyak yaitu dari sektor perdagangan terutama pasar. Pasar Ciroyom menghasilkan timbulan sampah 22 m³/hari apabila diestimasikan timbulan sampah sampah perpedagang di pasar Ciroyom mencapai 24,1 liter/orang/hari, ditambah lagi penanganan sampah yang tidak berjalan lancar mengakibatkan sampah menumpuk dan pasar terlihat kumuh. Tujuan penelitian mengetahui gambaran penanganan sampah pada tahap pewadahan, pengumpulan sementara dan pengangkutan, serta gambaran persyaratan sarana dan prasarana. Penelitian bersifat deskriftif dengan metode survei menggunakan teknik observasi dan wawancara. Populasinya adalah seluruh pedagang berjumlah 914 orang dan seluruh petugas sampah yang menangani sampah sejumlah 15 orang. Besar sampel pedagang sebanyak 90 orang dan 15 orang petugas sampah, Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan analisis tabel selanjutnya dipresentasekan. Hasil: penanganan sampah pada tahap pewadahan 83,33% tidak memenuhi syarat, tahap pengumpulan 66,66% tidak memenuhi syarat, tahap pengangkutan tidak memenuhi syarat sebesar 42,85 %. Sarana penanganan sampah pada tahap pewadahan, tidak memenuhi syarat sebesar 80%, sarana pada tahap pengumpulan tidak memenuhi sebesar 60%, dan sarana pada tahap pengangkutan sebesar 75 % tidak memenuhi syarat. Pengetahuan petugas sampah di Pasar Ciroyom Kota Bandung Tahun 2021: kategori baik 3 orang (20%,) kategori cukup 9 orang (60%), dan kategori kurang 3 orang (20%). Saran: Bagi pengelola pasar perlu pengadaan tempat sampah organik dan anorganik dengan warna berbeda, Pengadaan APD (Alat Pelindung Diri) untuk petugas sampah, perlu kerjasama dengan pihak Puskesmas atau Dinkes Kesehatan setempat terkait dengan sosialisasi atau penyuluhan tentang penanganan sampah di Pasar, pedagang harus melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tempat sampah organik sebaiknya dilapis dengan kantong plastik. Pedagang harus menjaga kebersihan lingkungan terutama setelah selesai berjualan. Petugas sampah harus mendukung dan mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh pengelola pasar terutama tentang menjaga kebersihan lingkungan, petugas sampah harus melakukan pemilahan antara sampah organik dan
{"title":"TTINJAUAN PENANGANAN SAMPAH DI PASAR TRADISIONAL CIROYOM","authors":"Mimin Karmini, A. Budiman, Kahar Kahar","doi":"10.34011/juriskesbdg.v14i1.2010","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v14i1.2010","url":null,"abstract":"Salah satu tempat yang menghasilkan sampah cukup banyak yaitu dari sektor perdagangan terutama pasar. Pasar Ciroyom menghasilkan timbulan sampah 22 m³/hari apabila diestimasikan timbulan sampah sampah perpedagang di pasar Ciroyom mencapai 24,1 liter/orang/hari, ditambah lagi penanganan sampah yang tidak berjalan lancar mengakibatkan sampah menumpuk dan pasar terlihat kumuh. Tujuan penelitian mengetahui gambaran penanganan sampah pada tahap pewadahan, pengumpulan sementara dan pengangkutan, serta gambaran persyaratan sarana dan prasarana. Penelitian bersifat deskriftif dengan metode survei menggunakan teknik observasi dan wawancara. Populasinya adalah seluruh pedagang berjumlah 914 orang dan seluruh petugas sampah yang menangani sampah sejumlah 15 orang. Besar sampel pedagang sebanyak 90 orang dan 15 orang petugas sampah, Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan analisis tabel selanjutnya dipresentasekan. Hasil: penanganan sampah pada tahap pewadahan 83,33% tidak memenuhi syarat, tahap pengumpulan 66,66% tidak memenuhi syarat, tahap pengangkutan tidak memenuhi syarat sebesar 42,85 %. Sarana penanganan sampah pada tahap pewadahan, tidak memenuhi syarat sebesar 80%, sarana pada tahap pengumpulan tidak memenuhi sebesar 60%, dan sarana pada tahap pengangkutan sebesar 75 % tidak memenuhi syarat. Pengetahuan petugas sampah di Pasar Ciroyom Kota Bandung Tahun 2021: kategori baik 3 orang (20%,) kategori cukup 9 orang (60%), dan kategori kurang 3 orang (20%). Saran: Bagi pengelola pasar perlu pengadaan tempat sampah organik dan anorganik dengan warna berbeda, Pengadaan APD (Alat Pelindung Diri) untuk petugas sampah, perlu kerjasama dengan pihak Puskesmas atau Dinkes Kesehatan setempat terkait dengan sosialisasi atau penyuluhan tentang penanganan sampah di Pasar, pedagang harus melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, tempat sampah organik sebaiknya dilapis dengan kantong plastik. Pedagang harus menjaga kebersihan lingkungan terutama setelah selesai berjualan. Petugas sampah harus mendukung dan mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh pengelola pasar terutama tentang menjaga kebersihan lingkungan, petugas sampah harus melakukan pemilahan antara sampah organik dan","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"443 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131488118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-24DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1965
S. Susilawati, Meti Patimah, Ade Kurniawati
Setiap bayi yang dilahirkan sudah memperoleh kekebalan alami dari ibu yang mengandungnya, namun kekebalan tersebut tidak bertahan lama, karena itu semua bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) mencapai 57,9%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,9% dan 9,2% tidak diimunisas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan motivasi ibu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Metode penelitian dengan menggunakan tekhnik korelasional dan jenis penelitian kuantitatif. Populasi adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan di PMB L Desa Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis pada Februari Tahun 2020 sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket (kuesioner). Hasil penelitian didapatkan ibu dengan tingkat pengetahuan imunisasi dasar kategori baik dan memiliki motivasi yang mendukung untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan yaitu sebanyak 18 orang (90%). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan motivasi ibu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan di PMB L Desa Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN MOTIVASI MEMBAWA ANAKNYA KE FASILITAS KESEHATAN","authors":"S. Susilawati, Meti Patimah, Ade Kurniawati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1965","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1965","url":null,"abstract":"Setiap bayi yang dilahirkan sudah memperoleh kekebalan alami dari ibu yang mengandungnya, namun kekebalan tersebut tidak bertahan lama, karena itu semua bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) mencapai 57,9%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,9% dan 9,2% tidak diimunisas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan motivasi ibu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Metode penelitian dengan menggunakan tekhnik korelasional dan jenis penelitian kuantitatif. Populasi adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan di PMB L Desa Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis pada Februari Tahun 2020 sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket (kuesioner). Hasil penelitian didapatkan ibu dengan tingkat pengetahuan imunisasi dasar kategori baik dan memiliki motivasi yang mendukung untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan yaitu sebanyak 18 orang (90%). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan motivasi ibu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan di PMB L Desa Pasirtamiang Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115929260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1864
Agustina Agustina, Nawati Nawati
The health problem of women towards elderly is menopause syndrome starting from 40 to 45 years old and it needs attention. It is estimated that one-third of a woman's life span will be in age with a hypoestrogen condition. Women will experience various kinds of disorders both physically and psychologically which negatively impact both in the short and long term. Factors that can influence complaints during menopause are physiological factors due to decreased ovarian activity, socio-cultural and psychological factors that underlie women's personality. This study used a cross sectional approach which aims to learn more about the relationship between anxiety levels with menopausal women's complaints. The research was carried out in the working area of the Tanah Sareal Community Health Center, Central Bogor District, starting from Oktober until November 2020 with a questioner via E-form conducted to 107 respondents. Results: The age of the respondents was dominated by 50-55 years with an elementary and high school education background. In general, respondents are married and some have normal nutritional status and tend to be obese, most of them do not smoke. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between anxiety and menopause complaints. Multivariate analysis confounder test with regression, the variable anxiety was the most closely related to menopausal complaints with p = 0.023 and an OR value of 5.7. It is recommended that Tanah Sereal Puskesmas carry out health promotion to change women's views about menopause as a physiological thing and pay more attention to psychological aspects in providing health services. The results of this study can be taken into consideration in developing a nursing intervention model in the form of more comprehensive health promotion in preventing and overcoming menopausal complaints by involving family members.
{"title":"HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KELUHAN MENOPAUSE PADA WANITA USIA 45-50 TAHUN DI KECAMATAN TANAH SEREAL KOTA BOGOR","authors":"Agustina Agustina, Nawati Nawati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1864","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1864","url":null,"abstract":"The health problem of women towards elderly is menopause syndrome starting from 40 to 45 years old and it needs attention. It is estimated that one-third of a woman's life span will be in age with a hypoestrogen condition. Women will experience various kinds of disorders both physically and psychologically which negatively impact both in the short and long term. Factors that can influence complaints during menopause are physiological factors due to decreased ovarian activity, socio-cultural and psychological factors that underlie women's personality. \u0000This study used a cross sectional approach which aims to learn more about the relationship between anxiety levels with menopausal women's complaints. The research was carried out in the working area of the Tanah Sareal Community Health Center, Central Bogor District, starting from Oktober until November 2020 with a questioner via E-form conducted to 107 respondents. Results: The age of the respondents was dominated by 50-55 years with an elementary and high school education background. In general, respondents are married and some have normal nutritional status and tend to be obese, most of them do not smoke. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between anxiety and menopause complaints. Multivariate analysis confounder test with regression, the variable anxiety was the most closely related to menopausal complaints with p = 0.023 and an OR value of 5.7. It is recommended that Tanah Sereal Puskesmas carry out health promotion to change women's views about menopause as a physiological thing and pay more attention to psychological aspects in providing health services. The results of this study can be taken into consideration in developing a nursing intervention model in the form of more comprehensive health promotion in preventing and overcoming menopausal complaints by involving family members.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128564607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1850
Nieniek Ritianingsih Ruchijat, Farial Nurhayati
Penyelenggaraan ujian praktikum memberikan dampak pada keadaan psikologi mahasiswa berupa perasaaan cemas akan ketidaklulusan. Mahasiwa mengalami stress baik selama periode sebelum ujian maupun ketika berlangsungnya ujian. Stessor utamanya adalah tekanan akademis dan ujian itu sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa dan disebut sebagai kecemasan akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biji buah pala terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktek laboratorium. Penelitian in Penyelenggaraan ujian praktikum memberikan dampak pada keadaan psikologi mahasiswa berupa perasaaan cemas akan ketidaklulusan. Mahasiwa mengalami stress baik selama periode sebelum ujian maupun ketika berlangsungnya ujian. Stessor utamanya adalah tekanan akademis dan ujian itu sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa dan disebut sebagai kecemasan akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biji buah pala terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktek laboratorium. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan post test one group design. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang. Hipotesis penelitian ini adalah konsumsi biji pala dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktikum laboratorium. Hasil penelitan ini terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan sebelum dan setelah intervensi konsumsi bubuk biji buah pala (p value 0,0001). Saran biji buah pala dengan dosis tertentu dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan komplementer dalam mengatasi kecemasan mahasiswa yang akan menjalani ujian. i merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan post test one group design. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang. Hipotesis penelitian ini adalah konsumsi biji pala dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktikum laboratorium. Hasil penelitan ini terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan sebelum dan setelah intervensi konsumsi bubuk biji buah pala (p value 0,0001). Saran biji buah pala dengan dosis tertentu dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan komplementer dalam mengatasi kecemasan mahasiswa yang akan menjalani ujian.
{"title":"KONSUMSI BIJI BUAH PALA DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA YANG AKAN MELAKSANAKAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM","authors":"Nieniek Ritianingsih Ruchijat, Farial Nurhayati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1850","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1850","url":null,"abstract":"Penyelenggaraan ujian praktikum memberikan dampak pada keadaan psikologi mahasiswa berupa perasaaan cemas akan ketidaklulusan. Mahasiwa mengalami stress baik selama periode sebelum ujian maupun ketika berlangsungnya ujian. Stessor utamanya adalah tekanan akademis dan ujian itu sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa dan disebut sebagai kecemasan akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biji buah pala terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktek laboratorium. Penelitian in \u0000Penyelenggaraan ujian praktikum memberikan dampak pada keadaan psikologi mahasiswa berupa perasaaan cemas akan ketidaklulusan. Mahasiwa mengalami stress baik selama periode sebelum ujian maupun ketika berlangsungnya ujian. Stessor utamanya adalah tekanan akademis dan ujian itu sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa dan disebut sebagai kecemasan akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biji buah pala terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktek laboratorium. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan post test one group design. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang. Hipotesis penelitian ini adalah konsumsi biji pala dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktikum laboratorium. Hasil penelitan ini terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan sebelum dan setelah intervensi konsumsi bubuk biji buah pala (p value 0,0001). Saran biji buah pala dengan dosis tertentu dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan komplementer dalam mengatasi kecemasan mahasiswa yang akan menjalani ujian. \u0000i merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan post test one group design. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang. Hipotesis penelitian ini adalah konsumsi biji pala dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa yang akan melaksanakan ujian praktikum laboratorium. Hasil penelitan ini terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan sebelum dan setelah intervensi konsumsi bubuk biji buah pala (p value 0,0001). Saran biji buah pala dengan dosis tertentu dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan komplementer dalam mengatasi kecemasan mahasiswa yang akan menjalani ujian.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114928770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1931
D. Ningsih, Mimin Karmini, Nurul Hidayah
Air bersih di Industri Logam tidak memenuhi syarat karena terkontaminasi oleh bakteri Coliform, sehingga diperlukan proses desinfeksi menggunakan sinar UV-C. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan daya lampu ultraviolet-c terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Daya lampu UV-C yang digunakan adalah 15 watt, 30 watt, dan 36 watt, panjang gelombang 254 nm dan waktu kontak 45 detik. Jenis penelitian ini yaitu true experiment dengan 6 pengulangan dan desain penelitian yaitu pre-postest without control. Teknik pengambilan sampel yaitu grab sampling. Populasinya adalah air bersih di ground tank 1, sampelnya adalah sebagian air bersih di ground tank 1, besar sampelnya adalah 36 sampel. Uji analisis data adalah uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan daya lampu UV-C 15 watt, 30 watt, dan 36 watt dapat menurunkan jumlah bakteri Coliform hingga 100%. Hasil uji anova nilai P 0,134 > 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan daya lampu terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Industri dapat menerapkan proses desinfeksi menggunakan sinar UV-C untuk menurunkan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan daya lampu UV-C yang lebih rendah dan penelitian dilakukan secara kontinyu.
{"title":"PERBEDAAN DAYA LAMPU ULTRAVIOLET-C TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI COLIFORM PADA AIR BERSIH DI INDUSTRI LOGAM","authors":"D. Ningsih, Mimin Karmini, Nurul Hidayah","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1931","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1931","url":null,"abstract":"Air bersih di Industri Logam tidak memenuhi syarat karena terkontaminasi oleh bakteri Coliform, sehingga diperlukan proses desinfeksi menggunakan sinar UV-C. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan daya lampu ultraviolet-c terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Daya lampu UV-C yang digunakan adalah 15 watt, 30 watt, dan 36 watt, panjang gelombang 254 nm dan waktu kontak 45 detik. Jenis penelitian ini yaitu true experiment dengan 6 pengulangan dan desain penelitian yaitu pre-postest without control. Teknik pengambilan sampel yaitu grab sampling. Populasinya adalah air bersih di ground tank 1, sampelnya adalah sebagian air bersih di ground tank 1, besar sampelnya adalah 36 sampel. Uji analisis data adalah uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan daya lampu UV-C 15 watt, 30 watt, dan 36 watt dapat menurunkan jumlah bakteri Coliform hingga 100%. Hasil uji anova nilai P 0,134 > 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan daya lampu terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Industri dapat menerapkan proses desinfeksi menggunakan sinar UV-C untuk menurunkan jumlah bakteri Coliform pada air bersih. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan daya lampu UV-C yang lebih rendah dan penelitian dilakukan secara kontinyu.","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"156 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125774525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1792
Susi Susanti, Nani Avianti, Muryati Muryati
This study is to reveal the impact of the candidate training of mental illness early detection to participants’ cognitive and behaviour towards mental illness detection. It is expected that participants able to recognize the symtomp of mental illness and detect in early stage to tackle it. The candidate could identify as part of mental health service then report this to the nearest Puskesmas. This would solve some problems of mental health in community in detecting the indication that occurs and influence the community in 10 hamlets which have 24 integrated healthcare centre covered 25.753 population. This big sub-district that lays near education area and having immigrant from other areas has potential to raise the psychosocial problems as mental illness.The research population is 80 of participants or candidates by proportional sampling and use quasi-experimental dengan one group pretest and posttest design. The statistic test used is Wilcoxon Signed Ranks Test to test the candidates’ cognitive and pairs sample t for candidates’ behavior. The result showed that candidates’ cognitive increased significantly after they discussed in small groups with the module of early detection (Pvalue = 0,000<0,05). The behavior has increased significantly as well with the same method (Pvalue = 0,008<0,05).
本研究旨在揭示心理疾病早期检测候选训练对被试心理疾病检测认知和行为的影响。期望参与者能够认识到精神疾病的症状,并在早期发现并解决它。候选人可以识别为心理健康服务的一部分,然后向最近的Puskesmas报告。在拥有24个综合保健中心、覆盖25.753人的10个小村庄,这将解决社区心理健康方面的一些问题,并对社区产生影响。这个大的街道靠近教育区,有来自其他地区的移民,有可能引发心理社会问题,如精神疾病。研究人群为80名参与者或候选人,按比例抽样,采用准实验单干一组前测和后测设计。统计检验采用Wilcoxon Signed Ranks检验,对考生的认知进行检验,对考生的行为进行配对样本t检验。结果显示,采用早期发现模块进行小组讨论后,考生的认知能力显著提高(p值= 0000 < 0.05)。使用相同的方法,行为也显著增加(p值= 0.008 < 0.05)。
{"title":"The Candidate Training Impact Towards Participants’ Cognitive and Behavior of Mental Illness Early Detection","authors":"Susi Susanti, Nani Avianti, Muryati Muryati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1792","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1792","url":null,"abstract":"This study is to reveal the impact of the candidate training of mental illness early detection to participants’ cognitive and behaviour towards mental illness detection. It is expected that participants able to recognize the symtomp of mental illness and detect in early stage to tackle it. The candidate could identify as part of mental health service then report this to the nearest Puskesmas. This would solve some problems of mental health in community in detecting the indication that occurs and influence the community in 10 hamlets which have 24 integrated healthcare centre covered 25.753 population. This big sub-district that lays near education area and having immigrant from other areas has potential to raise the psychosocial problems as mental illness.The research population is 80 of participants or candidates by proportional sampling and use quasi-experimental dengan one group pretest and posttest design. The statistic test used is Wilcoxon Signed Ranks Test to test the candidates’ cognitive and pairs sample t for candidates’ behavior. The result showed that candidates’ cognitive increased significantly after they discussed in small groups with the module of early detection (Pvalue = 0,000<0,05). The behavior has increased significantly as well with the same method (Pvalue = 0,008<0,05).","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124626483","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.1938
Ice Ratnalela Srg, Sri Bulan Nasution, Endang Sofia, Halimah Fitriani Pane
Stunting is a growth disorder as an indicator of chronic malnutrition. One of the factors that affect stunting is the low intake of bone-forming nutrients such as calcium and magnesium which is consumed, causing the calcium content in the blood to decrease. The minerals calcium and magnesium work synergistically where magnesium helps accelerate the absorption of calcium. This study aims to analyze the difference between calcium and magnesium in stunted and non-stunted toddlers at the Titi Papan Health Center, Medan Deli District. This research was conducted in August 2020 at the Titi Papan Public Health Center, Medan Deli District, using an analytical observational research design with a cross sectional research design conducted on 35 stunted toddlers and 35 non-stunted toddlers. Sample selection using Simple Random Sampling technique. Data analysis used statistical test with T-Independent test technique. The results showed that there was a significant difference in the average calcium levels between stunted and non-stunted toddlers with a value (p=0.0001), there was no significant difference in the average magnesium levels of stunting and non-stunted toddlers with a value (p=0.176).
{"title":"ANALISIS KADAR KALSIUM DAN MAGNESIUM TERHADAP KEJADIAN STUNTING BALITA DI PUSKESMAS TITIPAPAN MEDAN DELI","authors":"Ice Ratnalela Srg, Sri Bulan Nasution, Endang Sofia, Halimah Fitriani Pane","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.1938","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.1938","url":null,"abstract":"Stunting is a growth disorder as an indicator of chronic malnutrition. One of the factors that affect stunting is the low intake of bone-forming nutrients such as calcium and magnesium which is consumed, causing the calcium content in the blood to decrease. The minerals calcium and magnesium work synergistically where magnesium helps accelerate the absorption of calcium. This study aims to analyze the difference between calcium and magnesium in stunted and non-stunted toddlers at the Titi Papan Health Center, Medan Deli District. This research was conducted in August 2020 at the Titi Papan Public Health Center, Medan Deli District, using an analytical observational research design with a cross sectional research design conducted on 35 stunted toddlers and 35 non-stunted toddlers. Sample selection using Simple Random Sampling technique. Data analysis used statistical test with T-Independent test technique. The results showed that there was a significant difference in the average calcium levels between stunted and non-stunted toddlers with a value (p=0.0001), there was no significant difference in the average magnesium levels of stunting and non-stunted toddlers with a value (p=0.176).","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133293793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.34011/juriskesbdg.v13i2.879
S. Wardani, Rika Resmana, S. Mulyati
Kesadaran deteksi dini kanker serviks hingga saat ini masih rendah, karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat menjalani pemeriksaan deteksi kanker serviks. Pendidikan kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan efektif jika ditunjang dengan media yang memadai antara lain buklet. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas buklet edukasi terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Data penelitian diambil langsung melalui wawancara dan observasi terhadap 60 wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung (30 WUS kelompok intervensi, 30 WUS kelompok control). Analisa data menggunakan Uji T dan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buklet edukasi efektif meningkatkan pengetahuan responden mengenai deteksi dini kanker serviks (p-value < 0,005) dan sebagian besar responden yang tidak melakukan deteksi dini kanker serviks, 67,9% mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang, sedangkan pada responden dengan tingkat pengetahuan baik, sebagian besar (65,6%) menjalani deteksi dini kanker serviks. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (p-value < 0,005, OR 4,03). Dari kelompok responden yang membaca buklet, 63,3% melakukan deteksi dini kanker serviks, demikianpun sebaliknya dari sebagian besar responden yang tidak membaca buklet, mereka tidak melakukan deteksi dini kanker serviks. (63,3%). Terdapat hubungan buklet edukasi dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (p-value=0,039, OR 2,98).
{"title":"EFEKTIVITAS BUKLET EDUKASI TERHADAP PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS","authors":"S. Wardani, Rika Resmana, S. Mulyati","doi":"10.34011/juriskesbdg.v13i2.879","DOIUrl":"https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i2.879","url":null,"abstract":"Kesadaran deteksi dini kanker serviks hingga saat ini masih rendah, karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat menjalani pemeriksaan deteksi kanker serviks. Pendidikan kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan efektif jika ditunjang dengan media yang memadai antara lain buklet. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas buklet edukasi terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Data penelitian diambil langsung melalui wawancara dan observasi terhadap 60 wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung (30 WUS kelompok intervensi, 30 WUS kelompok control). Analisa data menggunakan Uji T dan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buklet edukasi efektif meningkatkan pengetahuan responden mengenai deteksi dini kanker serviks (p-value < 0,005) dan sebagian besar responden yang tidak melakukan deteksi dini kanker serviks, 67,9% mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang, sedangkan pada responden dengan tingkat pengetahuan baik, sebagian besar (65,6%) menjalani deteksi dini kanker serviks. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (p-value < 0,005, OR 4,03). Dari kelompok responden yang membaca buklet, 63,3% melakukan deteksi dini kanker serviks, demikianpun sebaliknya dari sebagian besar responden yang tidak membaca buklet, mereka tidak melakukan deteksi dini kanker serviks. (63,3%). Terdapat hubungan buklet edukasi dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (p-value=0,039, OR 2,98).","PeriodicalId":269534,"journal":{"name":"Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133918186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}