Pub Date : 2022-11-23DOI: 10.29017/lpmgb.56.2.1171
Muchammad Fariz, Tati Zera, Humbang Purba
Lapangan RB termasuk wilayah kerja blok Rangkas yang berlokasi di propinsi Banten memiliki Petroleum System yang sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon. Di beberapa tempat terdapat rembesan minyak tetapi masih belum ada kajian yang mendalam mengenai potensi batuan reservoir penghasil hidrokarbon tersebut. Studi ini dilakukan untuk menentukan jenis litologi pada formasi Saraweh berumur Miocene awal dan formasi Cijengkol berumur Oligocene akhir-Miocene awal yang dijadikan sebagai kandidat batuan reservoir dengan melakukan perhitungan nilai impedansi akustik dan porositasnya. Nilai impedansi akustik tersebut dicrossplotkan terhadap parameter litologi gamma ray sebagai indikator litologi. Nilai porositas batuan dihitung berdasarkan hubungan empirik antara nilai impedansi akustik dan neutron-porosity. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batuan karbonat memiliki nilai impedansi akustik berkisar antara 10000 ((m/s)*(g/cm³)) - 13500 ((m/s)*(g/cm ³)) dan nilai porositas kurang dari 0.20 v/v sedangkan batupasir memiliki nilai impedansi akustik berkisar antara 3500 ((m/s)*(g/cm³)) - 8000 ((m/s)*(g/ cm³)) dan nilai porositas 0.30 v/v-0.38 v/v. Nilai porositas yang dimiliki batupasir cukup baik sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat batuan reservoir. Berdasarkan penampang impedansi akustik dan porositas, distribusi reservoir batupasir pada umumnya berkembang dan menebal ke arah utara dan timur sehingga pada area tersebut dapat dilakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut.
{"title":"Analisis Penyebaran Reservoir Batupasir Dan Karbonat Menggunakan Metode Inversi Seismik Studi Kasus : Lapangan RB, Blok Rangkas","authors":"Muchammad Fariz, Tati Zera, Humbang Purba","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1171","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1171","url":null,"abstract":"Lapangan RB termasuk wilayah kerja blok Rangkas yang berlokasi di propinsi Banten memiliki Petroleum System yang sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon. Di beberapa tempat terdapat rembesan minyak tetapi masih belum ada kajian yang mendalam mengenai potensi batuan reservoir penghasil hidrokarbon tersebut. Studi ini dilakukan untuk menentukan jenis litologi pada formasi Saraweh berumur Miocene awal dan formasi Cijengkol berumur Oligocene akhir-Miocene awal yang dijadikan sebagai kandidat batuan reservoir dengan melakukan perhitungan nilai impedansi akustik dan porositasnya. Nilai impedansi akustik tersebut dicrossplotkan terhadap parameter litologi gamma ray sebagai indikator litologi. Nilai porositas batuan dihitung berdasarkan hubungan empirik antara nilai impedansi akustik dan neutron-porosity. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batuan karbonat memiliki nilai impedansi akustik berkisar antara 10000 ((m/s)*(g/cm³)) - 13500 ((m/s)*(g/cm ³)) dan nilai porositas kurang dari 0.20 v/v sedangkan batupasir memiliki nilai impedansi akustik berkisar antara 3500 ((m/s)*(g/cm³)) - 8000 ((m/s)*(g/ cm³)) dan nilai porositas 0.30 v/v-0.38 v/v. Nilai porositas yang dimiliki batupasir cukup baik sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat batuan reservoir. Berdasarkan penampang impedansi akustik dan porositas, distribusi reservoir batupasir pada umumnya berkembang dan menebal ke arah utara dan timur sehingga pada area tersebut dapat dilakukan kegiatan eksplorasi lebih lanjut.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114867954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.29017/lpmgb.56.2.1172
Agus Purwanto, Idham Khalid, Adi Novriansyah
Sumur unconventional memiliki kandungan unsur shale-oil dan shale-gas, sebagaimana terdapat juga pada sumur konvensional. Penggunaan coiled-tubing (CT) merupakan salah satu teknik yang dianggap paling baik dalam operasi pemboran sumur unconventional. Pada rig konvensional, pipa/tubing/strings dapat disambung atau diputuskan satu persatu memakai sambungan ulir. Cara ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama, tenaga kerja dan peralatan yang lebih banyak, resiko yang lebih tinggi, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik penggunaan CT pada pekerjaan milling frac plug menggunakan coiled-tubing pada sumur unconventional. Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study). Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan: 1) aplikasi pekerjaan CT dilakukan dengan prosedur menyesuaikan tekanan, menyesuaikan rantai kepala injektor di dalam traksi berdasarkan berat CT, menyesuaikan tegangan luar rantai berdasarkan parameter tekanan kepala sumur atau Wellhead Pressure (WHP) dan aliran lubang sumur, memantau dan kurangi kecepatan CT, melakukan pemompaan, melakukan uji tarik. 2) Ketika CT telah berada pada kedalaman 0 ft dari batas, CT string memiliki kelelahan sebesar 43.18%. Sedangkan pada kedalaman 10562.63 ft., CT string berada pada tingkat kelelahan sebesar 38.06%. Artinya, semakin dangkal pengeboran, semakin tinggi batas kemampuan CT, dengan demikian pada kedalaman lebih dari 1000 feet, CT hanya memiliki tingkat lelah sebesar 38.06 lebih rendah dibanding kedalaman 0 ft.
{"title":"Analisa Pekerjaan Membongkar Sumbat Frac Menggunakan Coiled-Tubing ada Sumur Unkonventional","authors":"Agus Purwanto, Idham Khalid, Adi Novriansyah","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1172","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1172","url":null,"abstract":"Sumur unconventional memiliki kandungan unsur shale-oil dan shale-gas, sebagaimana terdapat juga pada sumur konvensional. Penggunaan coiled-tubing (CT) merupakan salah satu teknik yang dianggap paling baik dalam operasi pemboran sumur unconventional. Pada rig konvensional, pipa/tubing/strings dapat disambung atau diputuskan satu persatu memakai sambungan ulir. Cara ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama, tenaga kerja dan peralatan yang lebih banyak, resiko yang lebih tinggi, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik penggunaan CT pada pekerjaan milling frac plug menggunakan coiled-tubing pada sumur unconventional. Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study). Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan: 1) aplikasi pekerjaan CT dilakukan dengan prosedur menyesuaikan tekanan, menyesuaikan rantai kepala injektor di dalam traksi berdasarkan berat CT, menyesuaikan tegangan luar rantai berdasarkan parameter tekanan kepala sumur atau Wellhead Pressure (WHP) dan aliran lubang sumur, memantau dan kurangi kecepatan CT, melakukan pemompaan, melakukan uji tarik. 2) Ketika CT telah berada pada kedalaman 0 ft dari batas, CT string memiliki kelelahan sebesar 43.18%. Sedangkan pada kedalaman 10562.63 ft., CT string berada pada tingkat kelelahan sebesar 38.06%. Artinya, semakin dangkal pengeboran, semakin tinggi batas kemampuan CT, dengan demikian pada kedalaman lebih dari 1000 feet, CT hanya memiliki tingkat lelah sebesar 38.06 lebih rendah dibanding kedalaman 0 ft. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133776406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.29017/lpmgb.56.2.1174
M. Fuad, Dwi Endah Rachmawati, Leni Herlina, Daliya Indra Setiawan, R. Anugrah
Sampai saat ini, minyak bumi masih memiliki peran strategis sebagai sumber energi bagi aktivitas kehidupan manusia. Akan tetapi, kebutuhan minyak bumi tidak diimbangi dengan cadangan yang ada. Oleh karena itu, minyak non-konvensional seperti minyak berat Iliran High perlu dikembangkan lebih jauh sebagai salah satu sumber cadangan minyak masa depan. Identifikasi sifat karakteristik minyak ini sangat penting karena menjadi tolok ukur mutu dan potensi umpan kilang minyak bumi. Namun identifikasi minyak hasil ekstraksi oil sand tidak mudah, karena sifatnya yang berat, sulit mengalir serta hasil (yield) yang sedikit. Minyak Iliran High diperoleh dengan mengekstrak oil sand menggunakan berbagai pelarut organik. Larutan hasil ekstraksi lalu dipisahkan dari padatan dengan proses filtrasi (penyaringan). Untuk merekoveri minyak dari pelarut dilakukan proses evaporasi sehingga diperoleh ekstrak berupa minyak berat dan rafinat (pelarut yang sudah tidak mengandung minyak) yang dapat digunakan kembali (diregenerasi) untuk proses ekstraksi selanjutnya. Kemudian dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui specific gravity, gross heat value dan komposisi elementer. Berdasarkan data tersebut, dapat dilakukan identifikasi minyak berat Iliran High denfgan pendekatan rumus perhitungan untuk menentukan sifat karakteristik minyak berat seperti: rasio H/C, nilai kalor, bobot molekul, titik didih rerata, nilai faktor KUOP, titik anilin, titik tuang, viskositas, residu karbon, kandungan aspalten dan kadar aromatik. Karakterisasi minyak Iliran High menunjukkan komposisi elementer C, H, O, N dan S masing-masing sebesar 85,39 – 88,12%wt, 11,34 – 12,26%wt, 0,10 – 0,12%wt, 0 – 2,55%wt, dan 0,01%wt. Minyak Iliran High merupakan minyak berat, sweet crude dan dikategorikan sebagai minyak naftenik, dengan kadar aromatik ~40%.
{"title":"PENGEMBANGAN METODE IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MINYAK BERAT HASIL EKSTRAKSI OIL SAND ILIRAN HIGH DENGAN FORMULA PERHITUNGAN BERDASARKAN KOMPOSISI ELEMENTER","authors":"M. Fuad, Dwi Endah Rachmawati, Leni Herlina, Daliya Indra Setiawan, R. Anugrah","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1174","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1174","url":null,"abstract":"Sampai saat ini, minyak bumi masih memiliki peran strategis sebagai sumber energi bagi aktivitas kehidupan manusia. Akan tetapi, kebutuhan minyak bumi tidak diimbangi dengan cadangan yang ada. Oleh karena itu, minyak non-konvensional seperti minyak berat Iliran High perlu dikembangkan lebih jauh sebagai salah satu sumber cadangan minyak masa depan. Identifikasi sifat karakteristik minyak ini sangat penting karena menjadi tolok ukur mutu dan potensi umpan kilang minyak bumi. Namun identifikasi minyak hasil ekstraksi oil sand tidak mudah, karena sifatnya yang berat, sulit mengalir serta hasil (yield) yang sedikit. Minyak Iliran High diperoleh dengan mengekstrak oil sand menggunakan berbagai pelarut organik. Larutan hasil ekstraksi lalu dipisahkan dari padatan dengan proses filtrasi (penyaringan). Untuk merekoveri minyak dari pelarut dilakukan proses evaporasi sehingga diperoleh ekstrak berupa minyak berat dan rafinat (pelarut yang sudah tidak mengandung minyak) yang dapat digunakan kembali (diregenerasi) untuk proses ekstraksi selanjutnya. Kemudian dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui specific gravity, gross heat value dan komposisi elementer. Berdasarkan data tersebut, dapat dilakukan identifikasi minyak berat Iliran High denfgan pendekatan rumus perhitungan untuk menentukan sifat karakteristik minyak berat seperti: rasio H/C, nilai kalor, bobot molekul, titik didih rerata, nilai faktor KUOP, titik anilin, titik tuang, viskositas, residu karbon, kandungan aspalten dan kadar aromatik. Karakterisasi minyak Iliran High menunjukkan komposisi elementer C, H, O, N dan S masing-masing sebesar 85,39 – 88,12%wt, 11,34 – 12,26%wt, 0,10 – 0,12%wt, 0 – 2,55%wt, dan 0,01%wt. Minyak Iliran High merupakan minyak berat, sweet crude dan dikategorikan sebagai minyak naftenik, dengan kadar aromatik ~40%. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131511292","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.29017/lpmgb.56.2.1173
Yogi Pramudito, Maymuchar Maymuchar, C. Wibowo, R. Anggarani, Dimaz Warahadi, N. A. Fathurrahman, L. Aisyah
Bahan bakar alkohol seperti etanol dan metanol saat ini dianggap sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk campuran dengan bahan bakar lain. Dalam penelitian ini, etanol dan metanol dicampurkan ke dalam bensin dengan nilai RON 88 dan RON 90 menjadi E-20 dan M-20. Selanjutnya digunakan dalam sepeda motor uji dengan sistem pengapian busi empat langkah satu silinder dengan karburator untuk mendapatkan keluaran kinerja mesin seperti daya, torsi, konsumsi bahan bakar dalam satuan liter/km dan emisi gas buang untuk putaran rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya dan torsi bahan bakar campuran E-20 lebih tinggi dibandingkan M-20, sedangkan konsumsi bahan bakar untuk variasi kecepatan 40 km/jam, 60km/jam dan 80km/jam bahan bakar campuran M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20. Tingkat emisi CO yang dihasilkan M-20 lebih rendah dibandingkan E-20, namun tingkat emisi HC yang dihasilkan M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20.
{"title":"Kinerja Mesin Spark Ignition (SI) Berbahan Bakar Campuran Bensin-Metanol (M-20) Dan Bensin-Etanol (E-20) Pada Variasi Nilai Oktan","authors":"Yogi Pramudito, Maymuchar Maymuchar, C. Wibowo, R. Anggarani, Dimaz Warahadi, N. A. Fathurrahman, L. Aisyah","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1173","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1173","url":null,"abstract":"Bahan bakar alkohol seperti etanol dan metanol saat ini dianggap sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk campuran dengan bahan bakar lain. Dalam penelitian ini, etanol dan metanol dicampurkan ke dalam bensin dengan nilai RON 88 dan RON 90 menjadi E-20 dan M-20. Selanjutnya digunakan dalam sepeda motor uji dengan sistem pengapian busi empat langkah satu silinder dengan karburator untuk mendapatkan keluaran kinerja mesin seperti daya, torsi, konsumsi bahan bakar dalam satuan liter/km dan emisi gas buang untuk putaran rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya dan torsi bahan bakar campuran E-20 lebih tinggi dibandingkan M-20, sedangkan konsumsi bahan bakar untuk variasi kecepatan 40 km/jam, 60km/jam dan 80km/jam bahan bakar campuran M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20. Tingkat emisi CO yang dihasilkan M-20 lebih rendah dibandingkan E-20, namun tingkat emisi HC yang dihasilkan M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127954474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.29017/lpmgb.56.2.1176
Praptisih Praptisih
Penelitian yang dilakukan pada singkapan batulempung dan rembesan minyak pada Formasi Cibulakan di daerah Cirebon, Jawa Barat bertujuan untuk mengetahui karakterisasi geokimia organik yang diduga sebagai batuan sumber hidrokarbon. Metode yang dilakukan adalah pengambilan conto batuan dan rembesan minyak di lapangan untuk analisa laboratorium yang meliputi GC dan GCMS. Berdasarkan hasil analisis GC menunjukkan kromatogram rembesan minyak dan conto ekstrak batuan mengalami biodegradasi yang dicirikan oleh tidak munculnya puncak-puncak alkana normal, pristana dan fitana. Dari diagram Pristana/n17 vs Fitana/n18 conto ekstrak batuan berada dalam kategori Mixed Organic Source (campuran kerogen II-III). Fragmentogram massa m/z 191 menunjukkan fasies sumbernya berasal dari tanaman material darat. Lingkungan pengendapan asal material organik Formasi Cibulakan di daerah Cirebon berdasarkan plot diagram segitiga (Huang dan Meinchen, 1979) menunjukkan rembesan minyak dan ekstrak batuan pada open marine.
{"title":"KARAKTERISTIK GEOKIMIA ORGANIK PADA FORMASI CIBULAKAN DI DAERAH CIREBON, JAWA BARAT","authors":"Praptisih Praptisih","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1176","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1176","url":null,"abstract":"Penelitian yang dilakukan pada singkapan batulempung dan rembesan minyak pada Formasi Cibulakan di daerah Cirebon, Jawa Barat bertujuan untuk mengetahui karakterisasi geokimia organik yang diduga sebagai batuan sumber hidrokarbon. Metode yang dilakukan adalah pengambilan conto batuan dan rembesan minyak di lapangan untuk analisa laboratorium yang meliputi GC dan GCMS. Berdasarkan hasil analisis GC menunjukkan kromatogram rembesan minyak dan conto ekstrak batuan mengalami biodegradasi yang dicirikan oleh tidak munculnya puncak-puncak alkana normal, pristana dan fitana. Dari diagram Pristana/n17 vs Fitana/n18 conto ekstrak batuan berada dalam kategori Mixed Organic Source (campuran kerogen II-III). Fragmentogram massa m/z 191 menunjukkan fasies sumbernya berasal dari tanaman material darat. Lingkungan pengendapan asal material organik Formasi Cibulakan di daerah Cirebon berdasarkan plot diagram segitiga (Huang dan Meinchen, 1979) menunjukkan rembesan minyak dan ekstrak batuan pada open marine. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125054165","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyelidikan penggunaan paket adsorben terbuat dari membran Polytetrafluoro ethylene (PTFE) dan karbon aktif yang telah dimpregnasi larutan Kalium Iodida (KI) dan Kalium Hidroksida (KOH) untuk menangkap merkuri, arsenik dan H2S di area yang terdapat prospek geothermal. Tujuan dari penyelidikan ini adalah mengembangkan metoda adsorben penangkap merkuri (Hg) yang selama ini menggunakan adsorben emas dengan adsorben berbahan baku karbon aktif dalam bentuk paket adsorben yang dapat menangkap 3 senyawa sekaligus yaitu Hg, As dan H2S secara efektif dan efisien. Survei Hg, As, dan H2S dilakukan dengan metoda passive soil gas sampling dengan cara penanaman paket adsorben sebanyak 300 paket selama kurun waktu 2 minggu di lapangan geothermal Ulubelu Lampung dimana terdapat sumber panas bumi sekaligus sebagai lokasi untuk uji validasinya. Hasil analisa Hg, As, dan H2S terhadap paket adsorben setelah masa penanaman menunjukkan korelasi yang positif yang mengindikasikan keberadaan struktur (patahan) di bawah permukaan dan adanya zona-zona temperatur yang bervariasi dan telah sesuai (80%) dengan peta struktur yang telah valid. Pengembangan metoda survei ini diharapkan dapat mengurangi biaya survei eksplorasi geothe
{"title":"PENGEMBANGAN METODA EKSPLORASI GEOKIMIA MERKURI ARSENIK DAN H2S DI DAERAH PROSPEK GEOTHERMAL DAN UJI VALIDASINYA","authors":"Yayun Andriani, Eko Handoyo, Annisa Chairuna, Gathuk Widiyanto","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1175","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1175","url":null,"abstract":"Penyelidikan penggunaan paket adsorben terbuat dari membran Polytetrafluoro ethylene (PTFE) dan karbon aktif yang telah dimpregnasi larutan Kalium Iodida (KI) dan Kalium Hidroksida (KOH) untuk menangkap merkuri, arsenik dan H2S di area yang terdapat prospek geothermal. Tujuan dari penyelidikan ini adalah mengembangkan metoda adsorben penangkap merkuri (Hg) yang selama ini menggunakan adsorben emas dengan adsorben berbahan baku karbon aktif dalam bentuk paket adsorben yang dapat menangkap 3 senyawa sekaligus yaitu Hg, As dan H2S secara efektif dan efisien. Survei Hg, As, dan H2S dilakukan dengan metoda passive soil gas sampling dengan cara penanaman paket adsorben sebanyak 300 paket selama kurun waktu 2 minggu di lapangan geothermal Ulubelu Lampung dimana terdapat sumber panas bumi sekaligus sebagai lokasi untuk uji validasinya. Hasil analisa Hg, As, dan H2S terhadap paket adsorben setelah masa penanaman menunjukkan korelasi yang positif yang mengindikasikan keberadaan struktur (patahan) di bawah permukaan dan adanya zona-zona temperatur yang bervariasi dan telah sesuai (80%) dengan peta struktur yang telah valid. Pengembangan metoda survei ini diharapkan dapat mengurangi biaya survei eksplorasi geothe ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"214 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122376782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air injeksi yang digunakan sebagai fl uida pendesak dalam water fl ooding sering ditemukan masalah pada kualitasnya, diantaranya adalah masalah oil content dan emulsion block. karena minyak bertindak sebagai perekat pada padatan yang menyebabkan penyumbatan pada pori- pori batuan. Hal tersebut berpotensi dalam penyebab terjadinya low oil recovery factor pada proses water fl ooding. Air injeksi (IW) dan air formasi (FW) sebelum di injeksikan kedalam reservoir perlu dianalisa dilaboratorium dengan tujuan air injeksi dapat digunakan sebagai fl uida pendesak pada proses water fl ooding. Berdasarkan hasil uji laboratorium, air injeksi (IW) menunjukkan konsentrasi oil content yang tinggi yaitu 50.55 mg/L, sehingga dapat membentuk emulsion block, hal ini dapat mengakibatkan plugging pada pori-pori batuan. Untuk itu, solusi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah emulsion block dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan chemical treatment. Masalah oil content dan emulsion block dapat diatasi dengan menggunakan reverse demulsifi er, pada uji di laboratorium dengan menambahkan konsentrasi 50 mg/L reverse demulsifi er kedalam air injeksi dapat meningkatkan kualitas air injeksi dari poor water quality (oil content 50.55 mg/L) menjadi good water quality (oil content 15.89 mg/L).
{"title":"Pengaruh Penambahan Konsentrasi Reverse Demulsifi er Terhadap Nilai Oil Content dan Emulsion Block pada Air Injeksi Lapangan Jambi","authors":"Dahrul Effendi, Fidya Varayesi","doi":"10.29017/lpmgb.56.1.918","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.1.918","url":null,"abstract":"Air injeksi yang digunakan sebagai fl uida pendesak dalam water fl ooding sering ditemukan masalah pada kualitasnya, diantaranya adalah masalah oil content dan emulsion block. karena minyak bertindak sebagai perekat pada padatan yang menyebabkan penyumbatan pada pori- pori batuan. Hal tersebut berpotensi dalam penyebab terjadinya low oil recovery factor pada proses water fl ooding. Air injeksi (IW) dan air formasi (FW) sebelum di injeksikan kedalam reservoir perlu dianalisa dilaboratorium dengan tujuan air injeksi dapat digunakan sebagai fl uida pendesak pada proses water fl ooding. Berdasarkan hasil uji laboratorium, air injeksi (IW) menunjukkan konsentrasi oil content yang tinggi yaitu 50.55 mg/L, sehingga dapat membentuk emulsion block, hal ini dapat mengakibatkan plugging pada pori-pori batuan. Untuk itu, solusi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah emulsion block dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan chemical treatment. Masalah oil content dan emulsion block dapat diatasi dengan menggunakan reverse demulsifi er, pada uji di laboratorium dengan menambahkan konsentrasi 50 mg/L reverse demulsifi er kedalam air injeksi dapat meningkatkan kualitas air injeksi dari poor water quality (oil content 50.55 mg/L) menjadi good water quality (oil content 15.89 mg/L). ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130221613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam eksplorasi cadangan minyak dan gas bumi memiliki proses yang sangat panjang, yaitu dari penentuan daerah yang potensial mengandung hidrokarbon, survei seismik, eksplorasi, dan produksi. Salah satu tahapan dalam proses tersebut adalah proses well logging, yaitu untuk memperkirakan zona reservoir pada suatu lapangan atau sumur minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi zona reservoir menggunakan data well logging dengan parameter berupa volume clay, porositas, dan saturasi air pada area Akimeugah di sumur KAU-1 dan KAU-2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan dan penggunaan sumur log. Metode yang digunakan adalah dengan menentukan koefi sien korelasi antara porositas efektif (PHIE) dengan porositas laboratorium dan mengukur kandungan lempung, porositas, dan saturasi air dalam formasi. Koefi sien korelasi porositas terhadap porositas laboratorium pada sumur KAU-1 adalah 0,739 dan sumur KAU-2 adalah 0,747. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dimungkinkan terdapat batuan tudung pada Formasi Piniya (sumur KAU-1 dan KAU-2) dengan zona reservoir antara Formasi Woniwogi hingga Toro pada sumur KAU-1 dan zona reservoar pada Formasi Woniwogi dan Toro pada sumur KAU-2. Kandungan saturasi hidrokarbon pada Formasi Woniwogi berkisar antara 0 - 86,51 % dan Formasi Toro 0 - 71,17 % di sumur KAU-1. Sedangkan di sumur KAU-2, pada Formasi Woniwogi saturasi hidrokarbon sekitar 0 - 86,71% dan Formasi Toro 0 - 87,08 %.
{"title":"Interpretasi Sumur Log untuk Menentukan Zona Prospek Hidrokarbon pada Cekungan Akimeugah, Papua","authors":"Dian Novita, Dzul Fadli Badaruddin, Sorja Koesuma, Handono Ramelan","doi":"10.29017/lpmgb.56.1.915","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.1.915","url":null,"abstract":"Dalam eksplorasi cadangan minyak dan gas bumi memiliki proses yang sangat panjang, yaitu dari penentuan daerah yang potensial mengandung hidrokarbon, survei seismik, eksplorasi, dan produksi. Salah satu tahapan dalam proses tersebut adalah proses well logging, yaitu untuk memperkirakan zona reservoir pada suatu lapangan atau sumur minyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi zona reservoir menggunakan data well logging dengan parameter berupa volume clay, porositas, dan saturasi air pada area Akimeugah di sumur KAU-1 dan KAU-2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan dan penggunaan sumur log. Metode yang digunakan adalah dengan menentukan koefi sien korelasi antara porositas efektif (PHIE) dengan porositas laboratorium dan mengukur kandungan lempung, porositas, dan saturasi air dalam formasi. Koefi sien korelasi porositas terhadap porositas laboratorium pada sumur KAU-1 adalah 0,739 dan sumur KAU-2 adalah 0,747. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dimungkinkan terdapat batuan tudung pada Formasi Piniya (sumur KAU-1 dan KAU-2) dengan zona reservoir antara Formasi Woniwogi hingga Toro pada sumur KAU-1 dan zona reservoar pada Formasi Woniwogi dan Toro pada sumur KAU-2. Kandungan saturasi hidrokarbon pada Formasi Woniwogi berkisar antara 0 - 86,51 % dan Formasi Toro 0 - 71,17 % di sumur KAU-1. Sedangkan di sumur KAU-2, pada Formasi Woniwogi saturasi hidrokarbon sekitar 0 - 86,71% dan Formasi Toro 0 - 87,08 %.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115881240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lapangan migas Banyuasin bagian utara ditemukan adanya indikasi hidrokarbon di beberapa sumur eksplorasi. Namun, masih belum diketahui bentuk lapisan bawah permukaan, konfi gurasi, dan lokasi tempat batuan sumbernya karena terbatasnya data seismik bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan gambaran bawah permukaan, konfi gurasi, dan lokasi cekungan serta petroleum system nya berdasarkan pemodelan 2.5 D data gravity yang diintegrasikan dengan data seismik. Pemodelan dilakukan dengan metode forward modeling gravity dengan memanfaatkan nilai densitas yang berasal dari data sumur. Berdasarkan hasil interpretasi seismik, log sumur, dan forward modelling gravity, struktur bawah pemukaan daerah penelitian tersusun atas lapisan batuan dasar dengan densitas rata-rata 2.9 gr/cc, lapisan batu serpih Lemat berumur Oligocene dengan densitas rata-rata 2.5 gr/cc, lapisan batupasir Talang Akar berumur sekitaran upper oligocene ke lower Miocene dengan densitas rata-rata 2.4 gr/ cc, lapisan karbonat Baturaja berumur lower Miocene dengan densitas rata-rata 2.6 gr/ cc, lapisan batu serpih telisa berumur middle Miocene dengan densitas rata-rata 2.3 gr/cc, serta lapisan sedimen berumur upper Miocen keatas dengan densitas rata-rata 2-2.3 gr/ cc. Lokasi cekungan berada di sebelah selatan dari lokasi sumur eksplorasi. Hasil analisis petroleum system menunjukkan bahwa hidrokarbon yang berasal dari source rock formasi Lemat bermigrasi kearah reservoir batupasir formasi Talang Akar dan formasi Telisa.
在一些探测井中发现了微量的碳氢化合物。然而,由于地下地震数据的有限,地表下的地层、儒学角和岩石的来源是未知的。本研究旨在根据2.5 D重力数据与地震数据结合的模型,确定盆地、角头、沟渠和石油系统的位置。建模是通过利用来自井上数据的密度的先进模型来实现的。根据地震解释的结果,日志水井、重力和前模特pemukaan下结构的研究领域是由基岩层组成的2 . gr - 9厘米,平均密度页岩岩层很虚弱的平均密度Oligocene 2。5岁gr - cc,成分是水沟根层上的平均密度Oligocene到Miocene下城左右岁2 . gr - cc, 4层碳酸盐的平均密度Miocene下城2。6岁的第二个贝蒂gr - cc,telisa shashah岩层的平均密度为2.3克/cc,顶部有陈年沉积物,平均密度为2-2.3克/cc石油系统分析表明,来自岩心岩层的碳氢化合物迁移到根系排水沟和Telisa岩层的蓄水池。
{"title":"Identifi kasi Struktur Bawah Permukaan Lapangan Banyuasin dengan Menggunakan Pemodelan 2.5D Data Gravitasi dan Implikasinya Terhadap Petroleum System","authors":"Akbar Ramadhani, E. Sanjaya, Humbang Purba","doi":"10.29017/lpmgb.56.1.919","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.1.919","url":null,"abstract":"Lapangan migas Banyuasin bagian utara ditemukan adanya indikasi hidrokarbon di beberapa sumur eksplorasi. Namun, masih belum diketahui bentuk lapisan bawah permukaan, konfi gurasi, dan lokasi tempat batuan sumbernya karena terbatasnya data seismik bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan gambaran bawah permukaan, konfi gurasi, dan lokasi cekungan serta petroleum system nya berdasarkan pemodelan 2.5 D data gravity yang diintegrasikan dengan data seismik. Pemodelan dilakukan dengan metode forward modeling gravity dengan memanfaatkan nilai densitas yang berasal dari data sumur. Berdasarkan hasil interpretasi seismik, log sumur, dan forward modelling gravity, struktur bawah pemukaan daerah penelitian tersusun atas lapisan batuan dasar dengan densitas rata-rata 2.9 gr/cc, lapisan batu serpih Lemat berumur Oligocene dengan densitas rata-rata 2.5 gr/cc, lapisan batupasir Talang Akar berumur sekitaran upper oligocene ke lower Miocene dengan densitas rata-rata 2.4 gr/ cc, lapisan karbonat Baturaja berumur lower Miocene dengan densitas rata-rata 2.6 gr/ cc, lapisan batu serpih telisa berumur middle Miocene dengan densitas rata-rata 2.3 gr/cc, serta lapisan sedimen berumur upper Miocen keatas dengan densitas rata-rata 2-2.3 gr/ cc. Lokasi cekungan berada di sebelah selatan dari lokasi sumur eksplorasi. Hasil analisis petroleum system menunjukkan bahwa hidrokarbon yang berasal dari source rock formasi Lemat bermigrasi kearah reservoir batupasir formasi Talang Akar dan formasi Telisa.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127123537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Emisi CO2 pada saat ini sangat tinggi yaitu pada tingkat lebih dari 400ppm di atmosfer, karena pembakaran bakar fosil yang terus menerus meningkat seiring dengan aktivitas industri yang terus bertambah. CO2 dalam jumlah besar yang dapat diterapkan dalam kegiatan CCS dan CCUS berasal dari industri atau pabrik. CCUS sangat potensial diterapkan di Indonesia, mengingat banyak lapangan tua dan sumber CO2 yang belum dimanfaatkan. Telah dilakukan studi CCUS atau CO2-EOR dengan kasus lapangan di Sumatera Selatan. Dengan analisis mulai screening lapangan, studi laboratorium, simulasi reservoar, integrasi sumuran, penangkapan dan transportasi CO2, serta monitoring. Kajian simulasi reservoar menunjukkan bahwa injeksi CO2 dapat menaikkan perolehan minyak serta juga dapat terjadi penyimpanan CO2 yang merupakan mitigasi gas rumah kaca.
{"title":"CCUS-Aksi Mitigasi Gas Rumah Kaca dan Peningkatan Pengurasan Minyak CO2-EOR","authors":"Sugihardjo Sugihardjo","doi":"10.29017/lpmgb.56.1.916","DOIUrl":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.1.916","url":null,"abstract":"Emisi CO2 pada saat ini sangat tinggi yaitu pada tingkat lebih dari 400ppm di atmosfer, karena pembakaran bakar fosil yang terus menerus meningkat seiring dengan aktivitas industri yang terus bertambah. CO2 dalam jumlah besar yang dapat diterapkan dalam kegiatan CCS dan CCUS berasal dari industri atau pabrik. CCUS sangat potensial diterapkan di Indonesia, mengingat banyak lapangan tua dan sumber CO2 yang belum dimanfaatkan. Telah dilakukan studi CCUS atau CO2-EOR dengan kasus lapangan di Sumatera Selatan. Dengan analisis mulai screening lapangan, studi laboratorium, simulasi reservoar, integrasi sumuran, penangkapan dan transportasi CO2, serta monitoring. Kajian simulasi reservoar menunjukkan bahwa injeksi CO2 dapat menaikkan perolehan minyak serta juga dapat terjadi penyimpanan CO2 yang merupakan mitigasi gas rumah kaca.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126318060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}