Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.31645
Swandi Wiranata Sinurat, E. Napitupulu, Mulyono Mulyono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Menganalisis besar pengaruh (effect size) model Problem-based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa; (2) Menganalisis besar pengaruh (effect size) model Problem-based Learning terhadap self-efficacy siswa; (3) Untuk mengetahui metaanalisis pengaruh model Problem-based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa. Peneliti memetaanalisis jurnal-jurnal tentang pengaruh model problem-based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dari 14 studi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan metaanalisis model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang memiliki effect size tertinggi adalah dengan nilai 0,92; (2) Dari 9 studi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan metaanalisis model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan self-efficacy siswa SMP yang memiliki effect size tertinggi dengan nilai 0,88; (3) Hasil metaanalisis model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis termasuk pada kategori besar dengan rRE= 0.511 dan hasil metaanalisis model pembeajaran terhadap self-efficacy siswa termasuk pada kategori sedang dengan rRE= 0.382.
{"title":"METAANALISIS PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY","authors":"Swandi Wiranata Sinurat, E. Napitupulu, Mulyono Mulyono","doi":"10.24114/paradikma.v14i2.31645","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i2.31645","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Menganalisis besar pengaruh (effect size) model Problem-based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa; (2) Menganalisis besar pengaruh (effect size) model Problem-based Learning terhadap self-efficacy siswa; (3) Untuk mengetahui metaanalisis pengaruh model Problem-based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy siswa. Peneliti memetaanalisis jurnal-jurnal tentang pengaruh model problem-based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-efficacy dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dari 14 studi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan metaanalisis model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang memiliki effect size tertinggi adalah dengan nilai 0,92; (2) Dari 9 studi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan metaanalisis model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan self-efficacy siswa SMP yang memiliki effect size tertinggi dengan nilai 0,88; (3) Hasil metaanalisis model pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis termasuk pada kategori besar dengan rRE= 0.511 dan hasil metaanalisis model pembeajaran terhadap self-efficacy siswa termasuk pada kategori sedang dengan rRE= 0.382.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"1996 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132401707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.31638
Silvia Yanti
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebiasaan berpikir siswa melalui pembelajaran berbasis pendekatan metakognisi. Subjek penelitian kelas VIII-4 MTs Hifzhil Qur’an Medan yang berjumlah 32 siswa. Instrumen penelitian adalah angket kebiasaan berpikir siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebiasaan berpikir siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis pendekatan metakognisi didapat bahwa dari 32 siswa terdapat 8 siswa memiliki kebiasaan berpikir dengan kategori tinggi, 17 siswa memiliki kebiasaan berpikir siswa dengan kategori sedang dan 7 siswa memiliki kebiasaan berpikir siswa dengan kategori rendah. Untuk setiap indikator kebiasaan berpikir siswa, pada beberapa indicator siswa sudah memiliki kebiasaan berpikir yang baik. Hal ini dilihat dari jawaban siswa pada angket kebiasaan berpikir yang diberikan siswa banyak yang setuju dengan pernyataan positif dan tidak setuju pada pernyataan negatif.
{"title":"ANALISIS KEBIASAAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF","authors":"Silvia Yanti","doi":"10.24114/paradikma.v14i2.31638","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i2.31638","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebiasaan berpikir siswa melalui pembelajaran berbasis pendekatan metakognisi. Subjek penelitian kelas VIII-4 MTs Hifzhil Qur’an Medan yang berjumlah 32 siswa. Instrumen penelitian adalah angket kebiasaan berpikir siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebiasaan berpikir siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis pendekatan metakognisi didapat bahwa dari 32 siswa terdapat 8 siswa memiliki kebiasaan berpikir dengan kategori tinggi, 17 siswa memiliki kebiasaan berpikir siswa dengan kategori sedang dan 7 siswa memiliki kebiasaan berpikir siswa dengan kategori rendah. Untuk setiap indikator kebiasaan berpikir siswa, pada beberapa indicator siswa sudah memiliki kebiasaan berpikir yang baik. Hal ini dilihat dari jawaban siswa pada angket kebiasaan berpikir yang diberikan siswa banyak yang setuju dengan pernyataan positif dan tidak setuju pada pernyataan negatif.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"155 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121644967","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.31649
Kiki Tristiawanti Simbolon, Zul . Amry, Edi Syahputrra
This study aims to produce digital learning tools using a realistic mathematical approach. The type of research used is development research using a modified 4-D development model. XI MIA-1 and XI MIA-2 with 20 students each at SMA Yapim Taruna Marelan. From the results of the first and second trials, it was obtained: The increase in students' learning independence in the geometry transformation material obtained from the average of all I to II trials was 8.20.
{"title":"PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DIGITAL BERORIENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA","authors":"Kiki Tristiawanti Simbolon, Zul . Amry, Edi Syahputrra","doi":"10.24114/paradikma.v14i2.31649","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i2.31649","url":null,"abstract":"This study aims to produce digital learning tools using a realistic mathematical approach. The type of research used is development research using a modified 4-D development model. XI MIA-1 and XI MIA-2 with 20 students each at SMA Yapim Taruna Marelan. From the results of the first and second trials, it was obtained: The increase in students' learning independence in the geometry transformation material obtained from the average of all I to II trials was 8.20.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"187 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131258558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-01DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.31662
Nur Hasanah, Humuntal . Banjarnahor, Yulita Molliq
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam Pembelajaran TAPPS; (2) Kesulitan proses pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Ar Radhiyyah Kelas XI-A yang berjumlah 32 orang, kemudian diangkat subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan masalah, proses jawaban siswa berdasarkan indikator dan aspek kesalahan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pada kemampuan pemecahan masalah dengan interpretasi tingkat tinggi pada indikator memahami masalah sebesar 59%, pada indikator merencanakan masalah sebesar 44% , pada indikator melaksanakan masalah sebesar 19% dan. Pada interpretasi tingkat sedang indikator memahami masalah sebesar 28%, indikator merencanakan masalah sebesar 34%, indikator mengenal dan melaksanak masalah sebesar 50%. Pada interpretasi tingkat rendah indikator memahami masalah sebesar 13%, indikator merencanakan masalah sebesar 22%, indikator melaksanakan masalah sebesar 31%. (2) Kesulitan dalam pemecahan masalah (a) pada kategori tinggi siswa tidak mengalami kesulitan; (b) pada kategori sedang siswa mengalami kesulitan memahami konsep dan mengoperasikan pertidaksamaan linear matematika; (c) pada kategori rendah siswa mengalami kesulitan mensintesiskan ide, siswa kesulitan memahami konsep dan siswa kesulitan prinsip dalam pemecahan masalah.
{"title":"ANALISIS KESULITAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN TAPPS (THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING) DI SMA IT NUUR AR RADHIYYAH","authors":"Nur Hasanah, Humuntal . Banjarnahor, Yulita Molliq","doi":"10.24114/paradikma.v14i2.31662","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i2.31662","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam Pembelajaran TAPPS; (2) Kesulitan proses pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Ar Radhiyyah Kelas XI-A yang berjumlah 32 orang, kemudian diangkat subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan masalah, proses jawaban siswa berdasarkan indikator dan aspek kesalahan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pada kemampuan pemecahan masalah dengan interpretasi tingkat tinggi pada indikator memahami masalah sebesar 59%, pada indikator merencanakan masalah sebesar 44% , pada indikator melaksanakan masalah sebesar 19% dan. Pada interpretasi tingkat sedang indikator memahami masalah sebesar 28%, indikator merencanakan masalah sebesar 34%, indikator mengenal dan melaksanak masalah sebesar 50%. Pada interpretasi tingkat rendah indikator memahami masalah sebesar 13%, indikator merencanakan masalah sebesar 22%, indikator melaksanakan masalah sebesar 31%. (2) Kesulitan dalam pemecahan masalah (a) pada kategori tinggi siswa tidak mengalami kesulitan; (b) pada kategori sedang siswa mengalami kesulitan memahami konsep dan mengoperasikan pertidaksamaan linear matematika; (c) pada kategori rendah siswa mengalami kesulitan mensintesiskan ide, siswa kesulitan memahami konsep dan siswa kesulitan prinsip dalam pemecahan masalah.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126512278","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving, (2) kesulitan kemampuan komunikasi matematis yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pada model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana kemampuan komunikasi matematis merupakan cara penyampaian informasi mengenai ide gagasan matematis melalui simbol-simbol ayau gambar baik lisan atau tulisan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving yang berkemampuan sedang memiliki proporsi tertinggi sebesar 32% kemudian diikuti oleh siswa berkemampuan rendah sebesar 20% dan terakhir siswa berkemampuan sangat tinggi, tinggi, dan sangat rendah masing-masing sebesar 16%, (2) kesulitan kemampuan komunikasi matematis siswa, dimana 32% siswa tidak mengalami kesulitan, 32% siswa mengalami sedikit kesulitan, 36% mengalami kesulitan, dimana kesulitan siswa yang terlihat dari aspek indicator kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu ekspresi, menggambar, pemahaman matematika.
{"title":"ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING","authors":"Khairul Saleh Siregar, Yulita Molliq, Syafari Syafari","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.26996","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.26996","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving, (2) kesulitan kemampuan komunikasi matematis yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pada model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana kemampuan komunikasi matematis merupakan cara penyampaian informasi mengenai ide gagasan matematis melalui simbol-simbol ayau gambar baik lisan atau tulisan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving yang berkemampuan sedang memiliki proporsi tertinggi sebesar 32% kemudian diikuti oleh siswa berkemampuan rendah sebesar 20% dan terakhir siswa berkemampuan sangat tinggi, tinggi, dan sangat rendah masing-masing sebesar 16%, (2) kesulitan kemampuan komunikasi matematis siswa, dimana 32% siswa tidak mengalami kesulitan, 32% siswa mengalami sedikit kesulitan, 36% mengalami kesulitan, dimana kesulitan siswa yang terlihat dari aspek indicator kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu ekspresi, menggambar, pemahaman matematika.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114990643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.26997
A. Khair, H. Nasution, Asmin Asmin
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self-Efficacy Siswa MTs PAB-1 Helvetia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa MTs PAB-1 Helvetia melalui model team games tournament, mendeskripsikan keefektifan pembelajaran matematika untuk topik bangun datar di kelas VII MTs PAB-1 Helvetia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Populasi penelitian ini adalah siswa MTs PAB-1 Helvetia. Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Siswa kelas VII (1) sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model team games tournament dan siswa kelas VII (5) sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan pemecahan masalah, angket self-efficacy, aktivitas siswa, proses jawaban siswa.Analisis data dilakukan dengan uji t dan anava dua jalur.Hasil utama dari penelitian ini adalah: (1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika yang memperoleh model team games tournament lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (2) Peningkatan self-efficacy siswa yang memperoleh model team games tournament lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah, dan (4) Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap peningkatan self-efficacy siswa, (5) proses pembelajaran siswa selama pembelajaran TGT berlangsung lebih baik dan (6) Bentuk jawaban siswa lebih bervariasi dan lebih baik selama pembelajaran TGT dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar pembelajaran matematika model TGT pada pembelajaran matematika dapat dijadikan alternatif bagi guru matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kecerdasan emosional siswa sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif.
数学学习工具发展利用技术游戏模式来提高学生的问题解决能力和自我效率1帮助。本研究旨在比较MTs PAB-1 Helvetia学生问题解决能力的提高,通过模式的团队游戏小组描述平坦话题在VII MTs pats -1 Helvetia中的有效性。这项研究就是开发研究。该研究的人群是MTs -1 Helvetia的学生。样本选择是随机的。七年级学生(1)作为一个实验班,被作为一个模拟团队比赛的学生对待,七年级的学生被作为一个常规的学习对象对待。使用的工具包括问题解决能力测试、学生成绩、学生活动、学生回答过程。数据分析是通过双车道t和anava测试进行的。这项研究的主要结果是:(1)提高问题解决能力高等数学模型获得的团队游戏锦标赛使用普通的学习的学生相比,(2)增加self-efficacy模型获得的学生团队游戏比赛高于普通学生在学习用的,(3)有早期学习能力的学生之间的互动对提高解决问题的能力,(4)学习与学生自我效率提高的早期能力之间存在互动,(5)TGT学习过程的学生学习过程进展得更好,(6)学生在TGT学习中的答案形式比普通学习要多样化和更好。根据这项研究的结果,研究人员建议,在数学学习中,TGT模型的数学学习可以作为数学教师的替代品,以提高数学问题的解决能力和学生的情感智能,作为实施创新数学学习的替代品。
{"title":"PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MTs PAB-1 HELVETIA","authors":"A. Khair, H. Nasution, Asmin Asmin","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.26997","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.26997","url":null,"abstract":"Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self-Efficacy Siswa MTs PAB-1 Helvetia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa MTs PAB-1 Helvetia melalui model team games tournament, mendeskripsikan keefektifan pembelajaran matematika untuk topik bangun datar di kelas VII MTs PAB-1 Helvetia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Populasi penelitian ini adalah siswa MTs PAB-1 Helvetia. Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Siswa kelas VII (1) sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model team games tournament dan siswa kelas VII (5) sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan pemecahan masalah, angket self-efficacy, aktivitas siswa, proses jawaban siswa.Analisis data dilakukan dengan uji t dan anava dua jalur.Hasil utama dari penelitian ini adalah: (1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika yang memperoleh model team games tournament lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (2) Peningkatan self-efficacy siswa yang memperoleh model team games tournament lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah, dan (4) Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap peningkatan self-efficacy siswa, (5) proses pembelajaran siswa selama pembelajaran TGT berlangsung lebih baik dan (6) Bentuk jawaban siswa lebih bervariasi dan lebih baik selama pembelajaran TGT dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar pembelajaran matematika model TGT pada pembelajaran matematika dapat dijadikan alternatif bagi guru matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kecerdasan emosional siswa sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124930164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.27038
Fernanda Yossi Ben Siallagan, Bornok Sinaga, Waminton . Rajagukguk
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model penemuan terbimbing. 2) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. 3) kesulitan dari kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini melibatkan siswa SMP Parulian 1 Medan Kelas VII sebanyak 28 orang siswa yang diberi perlakuan pembelajaran penemuan terbimbing pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan model penemuan terbimbing pada kategori tinggi ada 8 siswa, pada kategori sedang ada 14 siswa, dan pada kategori rendah ada 6 siswa. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan model penemuan terbimbing terdapat 5 siswa pada kategori tinggi, 10 siswa pada kategori sedang, dan 13 siswa pada kategori rendah. 2) proses jawaban siswa dideskripsikan maka disimpulkan bahwa: a) tingkat penalaran siswa pada kategori tinggi adalah nominan siswa menyelesaikan masalah mencapai indikator penalaran dan berpikir kreatif dengan sedikit mengalami kesulitan. b) tingkat penalaran siswa pada kategori sedang adalah nominan siswa menyelesaikan masalah pada indikator mampu mengajukan dugaan (conjecture), mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, mampu menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan mampu memeriksa keshahihan argument. Sedangkan pada kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat sedang bahwa proses jawaban siswa memenuhi tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan ada beberapa siswa tidak mencapai tahapan verifikasi c) tingkat penalaran siswa pada kategori rendah adalah nominan siswa tidak mampu mencapai indikator penalaran, sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat rendah dengan proses jawaban yang tidak memenuhi tahapan iluminasi dan verifikasi. 3) Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu pada kategori sedang dan rendah yang mencakup pada kesulitan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
{"title":"ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN dan BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING","authors":"Fernanda Yossi Ben Siallagan, Bornok Sinaga, Waminton . Rajagukguk","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.27038","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.27038","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model penemuan terbimbing. 2) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. 3) kesulitan dari kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini melibatkan siswa SMP Parulian 1 Medan Kelas VII sebanyak 28 orang siswa yang diberi perlakuan pembelajaran penemuan terbimbing pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan model penemuan terbimbing pada kategori tinggi ada 8 siswa, pada kategori sedang ada 14 siswa, dan pada kategori rendah ada 6 siswa. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan model penemuan terbimbing terdapat 5 siswa pada kategori tinggi, 10 siswa pada kategori sedang, dan 13 siswa pada kategori rendah. 2) proses jawaban siswa dideskripsikan maka disimpulkan bahwa: a) tingkat penalaran siswa pada kategori tinggi adalah nominan siswa menyelesaikan masalah mencapai indikator penalaran dan berpikir kreatif dengan sedikit mengalami kesulitan. b) tingkat penalaran siswa pada kategori sedang adalah nominan siswa menyelesaikan masalah pada indikator mampu mengajukan dugaan (conjecture), mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, mampu menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan mampu memeriksa keshahihan argument. Sedangkan pada kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat sedang bahwa proses jawaban siswa memenuhi tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan ada beberapa siswa tidak mencapai tahapan verifikasi c) tingkat penalaran siswa pada kategori rendah adalah nominan siswa tidak mampu mencapai indikator penalaran, sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat rendah dengan proses jawaban yang tidak memenuhi tahapan iluminasi dan verifikasi. 3) Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu pada kategori sedang dan rendah yang mencakup pada kesulitan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122743941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.27206
R. E. Simamora, Doni Andriyan Zunaiedy
Combinatorics is a branch of mathematics that is very important, but this topic has not received serious attention in educational research compared to other branches of mathematics such as geometry, calculus and algebra in Indonesia. Meanwhile, in secondary and undergraduate education, existing research reports that students’ combinatorial thinking ability tend to be low. Efforts to improve students’ combinatorial thinking ability in one of the Vocational Schools in Medan, Indonesia, are carried out through the development of the Numbered Heads Together (NHT). NHT is one cooperative learning structure. The result showed that NHT learning improved students’ combinatorial thinking ability.
{"title":"Improving Students’ Combinatorial Thinking Ability through Numbereds Head Together","authors":"R. E. Simamora, Doni Andriyan Zunaiedy","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.27206","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.27206","url":null,"abstract":"Combinatorics is a branch of mathematics that is very important, but this topic has not received serious attention in educational research compared to other branches of mathematics such as geometry, calculus and algebra in Indonesia. Meanwhile, in secondary and undergraduate education, existing research reports that students’ combinatorial thinking ability tend to be low. Efforts to improve students’ combinatorial thinking ability in one of the Vocational Schools in Medan, Indonesia, are carried out through the development of the Numbered Heads Together (NHT). NHT is one cooperative learning structure. The result showed that NHT learning improved students’ combinatorial thinking ability.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126374549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.25209
Fernan Sinabutar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; 2) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; 3) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; dan 4) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2021, sedangkan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2021 di SLB Negeri Doloksanggul. Hasil penelitian pada siklus I adalah 1) Kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 67%; 2) kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 77%; 3) kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 83%; dan 4) kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 50%. Karena pada siklus I rata-rata tingkat keberhasilan guru pada beberapa indikator masih belum tuntas, yaitu dibawah nilai 75, maka dilaksanakan siklus II. Setelah dilaksanakan supervisi edukatif dan pembinaan terhadap guru-guru SLB Negeri Doloksanggul maka hasil penelitian pada siklus II adalah 1) kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 100%; 2) kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan rata-rat tingkat keberhasilan guru sebesar 93%; 3) kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 97%; dan 4) kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 83%. Hasil penelitian pada siklus II sudah memenuhi kriteria tuntas, dimana rata-rata tingkat keberhasilan guru pada setiap indikator sudah berada diatas 75%.
{"title":"PENINGKATAN KINERJA GURU PADA MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI SUPERVISI EDUKATIF KOLABORATIF DI SLB NEGERI DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN","authors":"Fernan Sinabutar","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.25209","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.25209","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; 2) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; 3) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul; dan 4) efektivitas pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 di SLB Negeri Doloksanggul. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2021, sedangkan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2021 di SLB Negeri Doloksanggul. Hasil penelitian pada siklus I adalah 1) Kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 67%; 2) kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 77%; 3) kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 83%; dan 4) kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 50%. Karena pada siklus I rata-rata tingkat keberhasilan guru pada beberapa indikator masih belum tuntas, yaitu dibawah nilai 75, maka dilaksanakan siklus II. Setelah dilaksanakan supervisi edukatif dan pembinaan terhadap guru-guru SLB Negeri Doloksanggul maka hasil penelitian pada siklus II adalah 1) kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 100%; 2) kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan rata-rat tingkat keberhasilan guru sebesar 93%; 3) kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 97%; dan 4) kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa pada masa Pandemi Covid-19 dengan rata-rata tingkat keberhasilan guru sebesar 83%. Hasil penelitian pada siklus II sudah memenuhi kriteria tuntas, dimana rata-rata tingkat keberhasilan guru pada setiap indikator sudah berada diatas 75%.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"3 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130414956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-20DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.24809
Zuhur Fardani, Edy . Surya, Mulyono Mulyono
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah pelaksanaan model Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa MAS Al-Washliyah Km. 6 Medan, Kelas XI-A yang berjumlah 30 orang. Kemudian dipilih subjek wawancara berdasarkan kategori kecerdasan logis matematis dan pola jawaban yang dominan pada setiap kategori. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah diterapkan model problem based learning didapat bahwa dari 30 siswa terdapat 6 siswa yang memiliki keepercayaan diri (self confidence) kategori tinggi, 20 siswa yang memiliki kategori sedang, dan 4 siswa yang memiliki kategori rendah. (2) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes kecerdasan logis matematis siswa a) pada kategori tinggi dan sedang, siswa mengalami kesulitan pada kategori pemecahan masalah; b) pada kategori rendah, siswa mengalami kesulitan pada kategori konsep dan pemecahan masalah.
{"title":"ANALISIS KEPERCAYAAN DIRI (SELF-CONFIDENCE) SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING","authors":"Zuhur Fardani, Edy . Surya, Mulyono Mulyono","doi":"10.24114/paradikma.v14i1.24809","DOIUrl":"https://doi.org/10.24114/paradikma.v14i1.24809","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah pelaksanaan model Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa MAS Al-Washliyah Km. 6 Medan, Kelas XI-A yang berjumlah 30 orang. Kemudian dipilih subjek wawancara berdasarkan kategori kecerdasan logis matematis dan pola jawaban yang dominan pada setiap kategori. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kepercayaan diri (self confidence) siswa setelah diterapkan model problem based learning didapat bahwa dari 30 siswa terdapat 6 siswa yang memiliki keepercayaan diri (self confidence) kategori tinggi, 20 siswa yang memiliki kategori sedang, dan 4 siswa yang memiliki kategori rendah. (2) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes kecerdasan logis matematis siswa a) pada kategori tinggi dan sedang, siswa mengalami kesulitan pada kategori pemecahan masalah; b) pada kategori rendah, siswa mengalami kesulitan pada kategori konsep dan pemecahan masalah.","PeriodicalId":300356,"journal":{"name":"Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123687596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}