Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan. Salah satunya bagian umbi tanaman binahong. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Asy Syu’Araa’; 7, QS. Thaha; 53 dan QS. Luqman; 10 bahwasannya Allah menciptakan tumbuhan baik yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu pemanfaatan umbi binahong adalah sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antioksidan dalam ekstrak etanol 70 %, ekstrak dan isolat senyawa flavonoid umbi binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis. Ekstraksi senyawa aktif umbi tanaman binahong dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70 %. Hasil ekstraksi dihidrolisis dengan HCl 2N dan dipartisi untuk mendapatkan ekstrak senyawa flavonoid. Ekstrak etanol 70 % dan ekstrak senyawa flavonoid umbi binahong diuji efektivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan variasi konsentrasi. Identifikasi golongan senyawa aktif dilakukan dengan penambahan reagen dan diamati secara kualitatif. Ekstrak flavonoid dipisahkan dengan metode KLT menggunakan eluen n-butanol-asam asetat-air (4:1:5) selanjutnya isolat diuji antioksidan kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak flavonoid memiliki efektivitas antioksidan lebih baik daripada ekstrak etanol 70 %. Nilai EC 50 ekstrak flavonoid sebesar 178,60 mg/L dan ekstrak etanol 70 % umbi binahong sebesar 298,10 mg/L. Hasil pemisahan KLT Preparatif didapatkan empat isolat, efektivitas antioksidan fraksi aktif senyawa flavonoid tertinggi terdapat pada isolat ketiga sebesar 7,16 %.
{"title":"Uji efektivitas antioksidan ekstrak Etanol 70%, ekstrak dan Isolat Senyawa Flavonoid dalam umbi binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).","authors":"Putri Rizkia, Akyunul Jannah, Hafidatul Hasanah","doi":"10.18860/AL.V0I1.2917","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2917","url":null,"abstract":"Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan. Salah satunya bagian umbi tanaman binahong. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Asy Syu’Araa’; 7, QS. Thaha; 53 dan QS. Luqman; 10 bahwasannya Allah menciptakan tumbuhan baik yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu pemanfaatan umbi binahong adalah sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antioksidan dalam ekstrak etanol 70 %, ekstrak dan isolat senyawa flavonoid umbi binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis. Ekstraksi senyawa aktif umbi tanaman binahong dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70 %. Hasil ekstraksi dihidrolisis dengan HCl 2N dan dipartisi untuk mendapatkan ekstrak senyawa flavonoid. Ekstrak etanol 70 % dan ekstrak senyawa flavonoid umbi binahong diuji efektivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan variasi konsentrasi. Identifikasi golongan senyawa aktif dilakukan dengan penambahan reagen dan diamati secara kualitatif. Ekstrak flavonoid dipisahkan dengan metode KLT menggunakan eluen n-butanol-asam asetat-air (4:1:5) selanjutnya isolat diuji antioksidan kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak flavonoid memiliki efektivitas antioksidan lebih baik daripada ekstrak etanol 70 %. Nilai EC 50 ekstrak flavonoid sebesar 178,60 mg/L dan ekstrak etanol 70 % umbi binahong sebesar 298,10 mg/L. Hasil pemisahan KLT Preparatif didapatkan empat isolat, efektivitas antioksidan fraksi aktif senyawa flavonoid tertinggi terdapat pada isolat ketiga sebesar 7,16 %.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"154-162"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67619806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Allah berfirman dalam al Qur’an Surat al Ma’idah ayat 88 yang menjelaskan tentang anjuran makanan Halalan Thayyiban. Permen merupakan makanan yang banyak digemari oleh semua kalangan. Dalam permen berkemasan dapat mengandung timbal (Pb) dikarenakan oleh beberapa faktor; diantaranya adalah faktor bahan baku pembuatan permen yang telah mengandung timbal (Pb), faktor media produksi permen yang berbasis logam dengan proses pemanasan, faktor kemasan permen yang mengandung timbal (Pb); serta faktor zat aditif dalam permen. Penelitian ini meliputi penentuan variasi larutan pendestruksi terbaik antara HNO 3 p.a. (30 mL); HNO 3 : H 2 SO 4 (30 mL) perbandingan 3:1 serta HNO 3 : H 2 SO 4 : H 2 O 2 (30 mL) perbandingan 3:2:1 lalu dilanjutkan dengan uji One Way Annova. Penentuan waktu kestabilan logam terbaik dalam sampel larutan pada hari ke-0; 1; 3; 7 dan hari ke-15. Penentuan kadar timbal (Pb) pada masing-masing sampel hard candy dan uji kesesuaian kadar dengan SNI hard candy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi larutan pendestruksi terbaik adalah HNO 3 dan H 2 SO 4 (3:1) dengan nilai rerata konsentrasi yang paling tinggi yaitu 21,35 mg/kg. Hasil Uji Annova adalah F hitung (10215) > F tabel (5,14) yang menunjukkan adanya perbedaan yang siginifikan antara ketiga variasi larutan pendestruksi. Waktu kestabilan diperoleh berdasarkan Uji Annova pada hari ke-3 menuju hari ke-7 dengan hipotesis Ho-nya diterima dengan F hitung (0,455) < F tabel (7,71). Kadar timbal (Pb) yang ditemukan pada kelima sampel permen berkisar antara 25,3 mg/kg hingga 26,8 mg/kg. Berdasarkan acuan Sandar Nasional Indonesia (SNI) No. 3547.1:2008 bahwa kelima sampel permen tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena melebihi nilai ambang batas maksimum cemaran logam timbal (Pb) yaitu 2,0 mg/kg.
上帝在《古兰经》中说糖果是一种广受欢迎的食物。因为一些因素,包装好的糖果中可能含有铅(Pb);其中包括含铅的糖果原料的因素(Pb),一种以金属为基础的糖果制造与加热过程有关的媒介,一种含铅的糖果包装因素;以及糖果添加剂的因素。本研究包括确定h3 p.(30毫升)和HNO 3: H 2 SO 4 (30 mL)比较3:1和h3: H 2 SO 4: H 2 O 2 (30 mL)比较3:2:1然后进行Annova的一种方法测试。在第0天确定溶液样本中最佳的金属稳定性时间;1;3;第7和第15天。检测每个硬糖样本中的铅(Pb),并与SNI硬糖中的含量进行匹配测试。研究发现,最好的检测溶液的变体是HNO 3和H 2 SO 4(3:1),其浓度最高的是21,35 mg/kg。Annova测试的结果是F (10215) > F表(5.14),显示了三种分解溶液之间的签名差异。根据Annova测试的第三天至第7天获得的稳定性时间,他的hoth假设被F计数(0.455)< F表(7.71)接受。在5个糖果样本中发现的铅含量约为253 mg/kg,至26.8 mg/kg。根据印度尼西亚国家桑达(SNI)第3547.1:28号的参考文献,这5个糖果样本不适合食用,因为它们超过了铅污染的最大阈值(Pb),即2.0 mg/kg。
{"title":"ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) PADA PERMEN BERKEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN VARIASI LARUTAN PENDESTRUKSI","authors":"Siti Nurul Afifah, Diana Candra Dewi, R. Ningsih","doi":"10.18860/AL.V0I1.2913","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2913","url":null,"abstract":"Allah berfirman dalam al Qur’an Surat al Ma’idah ayat 88 yang menjelaskan tentang anjuran makanan Halalan Thayyiban. Permen merupakan makanan yang banyak digemari oleh semua kalangan. Dalam permen berkemasan dapat mengandung timbal (Pb) dikarenakan oleh beberapa faktor; diantaranya adalah faktor bahan baku pembuatan permen yang telah mengandung timbal (Pb), faktor media produksi permen yang berbasis logam dengan proses pemanasan, faktor kemasan permen yang mengandung timbal (Pb); serta faktor zat aditif dalam permen. Penelitian ini meliputi penentuan variasi larutan pendestruksi terbaik antara HNO 3 p.a. (30 mL); HNO 3 : H 2 SO 4 (30 mL) perbandingan 3:1 serta HNO 3 : H 2 SO 4 : H 2 O 2 (30 mL) perbandingan 3:2:1 lalu dilanjutkan dengan uji One Way Annova. Penentuan waktu kestabilan logam terbaik dalam sampel larutan pada hari ke-0; 1; 3; 7 dan hari ke-15. Penentuan kadar timbal (Pb) pada masing-masing sampel hard candy dan uji kesesuaian kadar dengan SNI hard candy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi larutan pendestruksi terbaik adalah HNO 3 dan H 2 SO 4 (3:1) dengan nilai rerata konsentrasi yang paling tinggi yaitu 21,35 mg/kg. Hasil Uji Annova adalah F hitung (10215) > F tabel (5,14) yang menunjukkan adanya perbedaan yang siginifikan antara ketiga variasi larutan pendestruksi. Waktu kestabilan diperoleh berdasarkan Uji Annova pada hari ke-3 menuju hari ke-7 dengan hipotesis Ho-nya diterima dengan F hitung (0,455) < F tabel (7,71). Kadar timbal (Pb) yang ditemukan pada kelima sampel permen berkisar antara 25,3 mg/kg hingga 26,8 mg/kg. Berdasarkan acuan Sandar Nasional Indonesia (SNI) No. 3547.1:2008 bahwa kelima sampel permen tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena melebihi nilai ambang batas maksimum cemaran logam timbal (Pb) yaitu 2,0 mg/kg.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"125-132"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67619973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Jazilah, Ahmad Ghanaim Fasya, Rachmawati Ningsih, Ahmad Abtokhi
Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah bagian dari tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit termasuk sebagai obat antikanker. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat toksisitas masing-masing ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dalam tiap pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol terhadap tingkat mortalitas larva udang Artemia salina Leach. (2) Mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dengan toksisitas yang terbaik. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi sampel dengan pelarut n-heksana yang dilanjutkan dengan pelarut etil asetat dan etanol. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji toksisitas terhadap larva udang BSLT dan uji fitokimia dengan reagen. Data kematian Artemia salina dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC 50 . Hasil dari penelitian menunjukkan pada masing-masing ekstrak daun binahong (Anredera cordifiola (Ten) Steenis) memiliki tingkat toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach, ditunjukkan dengan nilai LC 50 < 1000 ppm. Tingkat toksisitas ekstrak etanol, ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana yaitu dengan nilai LC 50 sebesar 7,35702 ppm, 106,992 ppm dan 175,800 ppm. Pada ekstrak etanol dilakukan uji fitokimia denga reagen yaitu adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid/steroid dan saponin. Golongan senyawa-senyawa tersebut yang menunjukkan adanya potensi bioaktivitas terhadap larva udang Artemia salina Leach.
{"title":"UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina Leach DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)","authors":"Nur Jazilah, Ahmad Ghanaim Fasya, Rachmawati Ningsih, Ahmad Abtokhi","doi":"10.18860/AL.V0I1.2909","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2909","url":null,"abstract":"Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah bagian dari tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit termasuk sebagai obat antikanker. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat toksisitas masing-masing ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dalam tiap pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol terhadap tingkat mortalitas larva udang Artemia salina Leach. (2) Mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dengan toksisitas yang terbaik. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi sampel dengan pelarut n-heksana yang dilanjutkan dengan pelarut etil asetat dan etanol. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji toksisitas terhadap larva udang BSLT dan uji fitokimia dengan reagen. Data kematian Artemia salina dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC 50 . Hasil dari penelitian menunjukkan pada masing-masing ekstrak daun binahong (Anredera cordifiola (Ten) Steenis) memiliki tingkat toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach, ditunjukkan dengan nilai LC 50 < 1000 ppm. Tingkat toksisitas ekstrak etanol, ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana yaitu dengan nilai LC 50 sebesar 7,35702 ppm, 106,992 ppm dan 175,800 ppm. Pada ekstrak etanol dilakukan uji fitokimia denga reagen yaitu adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid/steroid dan saponin. Golongan senyawa-senyawa tersebut yang menunjukkan adanya potensi bioaktivitas terhadap larva udang Artemia salina Leach.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"118-124"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67619962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diah Kumalasari, A. Fasya, Tri Kustono Adi, A. Maunatin
Chlorella sp. merupakan mikroalga uniselular berukuran mikroskopis yang banyak mengandung minyak organik yang dapat dihidrolisis menjadi asam lemak. Asam lemak merupakan salah satu komponen aktif dalam mikroalga yang diduga berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri asam lemak hasil hidrolisis minyak mikroalga Chlorella sp. terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus . Isolasi minyak Chlorella sp. dilakukan dengan metode Soxhletasi dengan pelarut n-heksana. Minyak Chlorella sp. dihidrolisis dengan KOH 12 % dalam pelarut metanol untuk mendapatkan asam lemak. Asam lemak yang dihasilkan diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen Soxhletasi minyak Chlorella sp. adalah sebesar 6,28 %. Hidrolisis minyak Chlorella sp. menghasilkan rendemen sebesar 69,57 %. Asam lemak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus , tetapi tidak terhadap bakteri E. coli . Zona hambat asam lemak Chlorella sp. terhadap bakteri S. aureus pada konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 % secara berturut-turut adalah 1,8; 1,9; 3,2; 3,5; dan 3 mm.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ASAM LEMAK HASIL HIDROLISIS MINYAK MIKROALGA Chlorella sp.","authors":"Diah Kumalasari, A. Fasya, Tri Kustono Adi, A. Maunatin","doi":"10.18860/AL.V0I1.2910","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2910","url":null,"abstract":"Chlorella sp. merupakan mikroalga uniselular berukuran mikroskopis yang banyak mengandung minyak organik yang dapat dihidrolisis menjadi asam lemak. Asam lemak merupakan salah satu komponen aktif dalam mikroalga yang diduga berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri asam lemak hasil hidrolisis minyak mikroalga Chlorella sp. terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus . Isolasi minyak Chlorella sp. dilakukan dengan metode Soxhletasi dengan pelarut n-heksana. Minyak Chlorella sp. dihidrolisis dengan KOH 12 % dalam pelarut metanol untuk mendapatkan asam lemak. Asam lemak yang dihasilkan diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen Soxhletasi minyak Chlorella sp. adalah sebesar 6,28 %. Hidrolisis minyak Chlorella sp. menghasilkan rendemen sebesar 69,57 %. Asam lemak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus , tetapi tidak terhadap bakteri E. coli . Zona hambat asam lemak Chlorella sp. terhadap bakteri S. aureus pada konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 % secara berturut-turut adalah 1,8; 1,9; 3,2; 3,5; dan 3 mm.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"163-172"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67620038","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Datin An Nisa Sukmawati, E. K. Hayati, Roihatul Muti’ah
Tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) merupakan salah satu tanaman dari suku Rubiaceae (kopi-kopian) yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat sariawan, obat demam, sesak nafas, obat tekanan darah tinggi, rematik dan herpes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat toksisitas masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan terhadap larva udang Artemia salina L. dan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terkandung dalam masing-masing ekstrak tanaman kesembukan. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol, kloroform dan n-heksana. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (Meyer, et al., 1982) dan untuk uji fitokimia dengan reagen. Senyawa dari hasil uji fitokimia diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis dengan beberapa eluen untuk mengetahui eluen yang terbaik. Data kematian larva udang Artemia salina L. dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC 50 pada masing-masing ekstrak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) memiliki tingkat toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L.yang ditunjukkan dengan nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm. Nilai LC 50 masing-masing ekstrak etanol, kloroform dan n-heksana adalah 226,787; 482,014; dan 146,181 ppm. Kandungan senyawa hasil uji fitokimia menggunakan reagen untuk masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan adalah golongan senyawa steroid. Eluen terbaik untuk pemisahan senyawa pada ekstrak etanol adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,22 dan 0,48. Pada ekstrak kloroform adalah n-heksana : etil asetat (7:3) dengan nilai Rf= 0,32; 0,45; 0,59; 0,63; 0,82; 0,85; 0,87 dan 0,94. Pada ekstrak n-heksana adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,12; 0,38 dan 0,41.
{"title":"UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST","authors":"Datin An Nisa Sukmawati, E. K. Hayati, Roihatul Muti’ah","doi":"10.18860/AL.V0I1.2918","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2918","url":null,"abstract":"Tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) merupakan salah satu tanaman dari suku Rubiaceae (kopi-kopian) yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat sariawan, obat demam, sesak nafas, obat tekanan darah tinggi, rematik dan herpes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat toksisitas masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan terhadap larva udang Artemia salina L. dan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terkandung dalam masing-masing ekstrak tanaman kesembukan. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol, kloroform dan n-heksana. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (Meyer, et al., 1982) dan untuk uji fitokimia dengan reagen. Senyawa dari hasil uji fitokimia diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis dengan beberapa eluen untuk mengetahui eluen yang terbaik. Data kematian larva udang Artemia salina L. dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC 50 pada masing-masing ekstrak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) memiliki tingkat toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L.yang ditunjukkan dengan nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm. Nilai LC 50 masing-masing ekstrak etanol, kloroform dan n-heksana adalah 226,787; 482,014; dan 146,181 ppm. Kandungan senyawa hasil uji fitokimia menggunakan reagen untuk masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan adalah golongan senyawa steroid. Eluen terbaik untuk pemisahan senyawa pada ekstrak etanol adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,22 dan 0,48. Pada ekstrak kloroform adalah n-heksana : etil asetat (7:3) dengan nilai Rf= 0,32; 0,45; 0,59; 0,63; 0,82; 0,85; 0,87 dan 0,94. Pada ekstrak n-heksana adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,12; 0,38 dan 0,41.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"189-193"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67620486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alifatuz Zahro, Suci Amalia, Tri Kustono Adi, N. Aini
Abu ampas tebu mengandung kadar silika (SiO 2 ) yang tinggi. Silika yang tinggi dapat digunakan sebagai komponen utama sintesis zeolit selain alumina, salah satunya adalah zeolit Y. Zeolit Y merupakan zeolit sintetik jenis faujasit yang kaya akan silika dengan rentang rasio molar SiO 2 /Al 2 O 3 1,5-3 dengan bentuk struktur SBU D6R. Zeolit Y dalam skala laboratorium maupun industri banyak dimanfaatkan sebagai padatan pendukung katalis untuk reaksi hidrorengkah fraksi berat minyak bumi, bahan adsorben, maupun ion exchange (pertukaran ion). Oleh karena itu, sintesis zeolit Y perlu untuk disintesis. Tahap sintesis metode sol gel meliputi tahap pencampuran bahan sesuai rasio molar SiO 2 /Al 2 O 3 2, 2,5 dan 3 dengan komposisi molar 15SiO 2 : 1,0Al 2 O 3 : 10Na 2 O : 300H 2 O, distirer selama 30 menit dan dieramkan selama 30 menit, dilanjutkan dengan hidrotermal pada suhu 100 oC selama 24 jam dan tahap yang terakhir adalah pengeringan zeolit Y pada suhu 100 oC selama 12 jam. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRF, XRD, FTIR, dan uji luas permukaan dengan metode adsorpsi methylene blue. Analisis XRF menunjukkan bahwa silika abu ampas tebu sebesar 44,6 %. Analisis XRD menunjukkan hasil sintesis menghasilkan campuran zeolit Y dan P, kristalinitas zeolit Y rasio SiO 2 /Al 2 O 3 3 > rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2,5 > rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2. Analisis pendukung dengan FTIR menunjukkan puncak-puncak yang muncul pada ketiga rasio zeolit Y merupakan gugus fungsi terbentuknya kerangka zeolit Y. Luas permukaan zeolit Y dengan adsorpsi methylene blue rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2, 2,5 dan 3 berturut-turut adalah sebagai berikut 15,0914 m 2 /gram, 15,0805 m 2 /gram, dan 15,1747 m 2 /gram.
甘蔗渣含有很高的二氧化硅。高硅酸盐除了铝外,还可以用作zeolit的主要成分,其中一种是zeolit Y. zeolit Y,它是一种富含二氧化硫硅藻与SBU D6R结构长程硅藻的人造硅藻。实验室规模和工业规模的Zeolit在很大程度上被用作催化剂固体,用于对石油、沉淀物和离子交换的固态反应。因此,合成zeolit Y是必要的。溶胶凝胶方法合成阶段包括按比例的混合阶段2 -艾尔二O三小我的磨牙磨牙成分、2.5和3 15SiO 2: 1,0Al 3: 10Na 2 O: 300H列传,distirer 30分钟dieramkan 30分钟,进行24小时的液温度100 oC和最后的阶段是干燥温度下Y沸石杨林安100 oC 12个小时。该合成材料使用XRF、XRD、FTIR和蓝甲乙基溶液对表面积进行了分类。XRF分析表明,甘蔗泥中含有44.6%的二氧化硅。XRD分析表明,合成物产生了zeolit Y和P的合成物,kristalinitas zeolit Y SiO 2 /Al - O - 3 > SiO 2 /Al - O - 3比os 2 /Al - O - 3比。用FTIR支持者分析表明第三Y沸石杨林安比例上的山峰是星团形成功能框架。表面积沸石杨林安Y和Y沸石杨林安蛋白酶2 -艾尔O小我的亚甲基蓝的比例连续2、2.5和3如下15.0914 2 - 20盎司,15.0805 m 2克,公元15.1747 2 /克。
{"title":"Sintesis dan karakterisasi Zeolit Y dari abu ampas tebu variasi rasio Molar SiO2/Al2O3 dengan metode Sol Gel Hidrotermal","authors":"Alifatuz Zahro, Suci Amalia, Tri Kustono Adi, N. Aini","doi":"10.18860/AL.V0I1.2912","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2912","url":null,"abstract":"Abu ampas tebu mengandung kadar silika (SiO 2 ) yang tinggi. Silika yang tinggi dapat digunakan sebagai komponen utama sintesis zeolit selain alumina, salah satunya adalah zeolit Y. Zeolit Y merupakan zeolit sintetik jenis faujasit yang kaya akan silika dengan rentang rasio molar SiO 2 /Al 2 O 3 1,5-3 dengan bentuk struktur SBU D6R. Zeolit Y dalam skala laboratorium maupun industri banyak dimanfaatkan sebagai padatan pendukung katalis untuk reaksi hidrorengkah fraksi berat minyak bumi, bahan adsorben, maupun ion exchange (pertukaran ion). Oleh karena itu, sintesis zeolit Y perlu untuk disintesis. Tahap sintesis metode sol gel meliputi tahap pencampuran bahan sesuai rasio molar SiO 2 /Al 2 O 3 2, 2,5 dan 3 dengan komposisi molar 15SiO 2 : 1,0Al 2 O 3 : 10Na 2 O : 300H 2 O, distirer selama 30 menit dan dieramkan selama 30 menit, dilanjutkan dengan hidrotermal pada suhu 100 oC selama 24 jam dan tahap yang terakhir adalah pengeringan zeolit Y pada suhu 100 oC selama 12 jam. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRF, XRD, FTIR, dan uji luas permukaan dengan metode adsorpsi methylene blue. Analisis XRF menunjukkan bahwa silika abu ampas tebu sebesar 44,6 %. Analisis XRD menunjukkan hasil sintesis menghasilkan campuran zeolit Y dan P, kristalinitas zeolit Y rasio SiO 2 /Al 2 O 3 3 > rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2,5 > rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2. Analisis pendukung dengan FTIR menunjukkan puncak-puncak yang muncul pada ketiga rasio zeolit Y merupakan gugus fungsi terbentuknya kerangka zeolit Y. Luas permukaan zeolit Y dengan adsorpsi methylene blue rasio SiO 2 /Al 2 O 3 2, 2,5 dan 3 berturut-turut adalah sebagai berikut 15,0914 m 2 /gram, 15,0805 m 2 /gram, dan 15,1747 m 2 /gram.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"108-117"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-09-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67619843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan firman Allah SWT QS an Nahl ayat 14, Allah SWT telah memberikan nikmatNya berupa lautan beserta isinya agar manusia dapat bersyukur. Keragaman hayati dari laut berupa alga perlu dimanfaatkan keberadaannya. Salah satunya adalah alga coklat jenis Sargassum vulgare . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta untuk mengidentifikasi golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi. Alga coklat S. vulgare dimaserasi dengan metanol kemudian ekstrak metanol yang diperoleh dihidrolisis dengan katalis HCl 2 N dan dinetralkan dengan NaHCO 3 . Ekstrak hasil hidrolisis dipartisi dengan etil asetat, kloroform, dan petroleum eter. Lapisan organik yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi cakram terhadap bakteri S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi ekstrak 0,5; 1; 2,5; 5; 7,5 dan 10 %. Fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan uji reagen (fitokimia) kemudian dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi adalah etil asetat. Aktivitas antibakteri terbaik diperoleh pada konsentrasi ekstrak paling tinggi yaitu 10 % dengan zona hambat 8,5 mm terhadap bakteri S. aureus dan 6 mm terhadap bakteri E. coli . Berdasarkan uji fitokimia diketahui bahwa golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi etil asetat adalah steroid. Berdasarkan pemisahan menggunakan KLTA diperoleh 6 spot yang merupakan golongan senyawa steroid.
{"title":"Uji Fitokimia dan Aktivitas antibakteri fraksi Etil Asetat, Kloroform dan Petroleum Eter ekstrak Metanol alga coklat Sargassum vulgare dari pantai Kapong Pamekasan Madura","authors":"Siti Khoiriyah, Ahmad Hanapi, A. Fasya","doi":"10.18860/AL.V0I1.2914","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2914","url":null,"abstract":"Berdasarkan firman Allah SWT QS an Nahl ayat 14, Allah SWT telah memberikan nikmatNya berupa lautan beserta isinya agar manusia dapat bersyukur. Keragaman hayati dari laut berupa alga perlu dimanfaatkan keberadaannya. Salah satunya adalah alga coklat jenis Sargassum vulgare . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta untuk mengidentifikasi golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi. Alga coklat S. vulgare dimaserasi dengan metanol kemudian ekstrak metanol yang diperoleh dihidrolisis dengan katalis HCl 2 N dan dinetralkan dengan NaHCO 3 . Ekstrak hasil hidrolisis dipartisi dengan etil asetat, kloroform, dan petroleum eter. Lapisan organik yang diperoleh kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi cakram terhadap bakteri S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi ekstrak 0,5; 1; 2,5; 5; 7,5 dan 10 %. Fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan uji reagen (fitokimia) kemudian dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi pelarut yang memberikan aktivitas antibakteri tertinggi adalah etil asetat. Aktivitas antibakteri terbaik diperoleh pada konsentrasi ekstrak paling tinggi yaitu 10 % dengan zona hambat 8,5 mm terhadap bakteri S. aureus dan 6 mm terhadap bakteri E. coli . Berdasarkan uji fitokimia diketahui bahwa golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi etil asetat adalah steroid. Berdasarkan pemisahan menggunakan KLTA diperoleh 6 spot yang merupakan golongan senyawa steroid.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"133-144"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67620033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andrieyani Andrieyani, Ahmad Hanapi, A. Fasya, Hafidatul Hasanah
INDONESIA: Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman yang Allah ciptakan dan dimanfaatkan sebagai obat. Al Quran surat an Nahl ayat 11 menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan berbagai tumbuhan dan memberikan manfaat bagi orang-orang yang memikirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi flavonoid serta mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% umbi binahong terhadap kadar glukosa darah dan aktifitas SOD pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak adalah maserasi dengan pelarut etanol 70 %. Kemudian ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji golongan senyawa menggunakan uji fitokimia dan pengujian antidiabetes terhadap tikus yang diinduksi aloksan dosis 32 mg/200g BB. Ekstrak lalu dihidrolisis dan dipartisi dengan kloroform:air (1:1) serta dipisahkan senyawa flavonoidnya dengan kromatografi lapis tipis (KLT) analitik menggunakan variasi eluen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi binahong positif mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan terpenoid. Pemisahan golongan senyawa flavonoid telah memberikan pemisahan paling baik dengan campuran eluen butanol: asam asetat: air (4:1:5) yang menghasilkan 6 spot. Sedangkan pengujian antidiabetes pada tiga macam dosis 25, 50 dan 75 mg/kg BB ekstrak umbi binahong telah memberikan pengaruh penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan aktifitas SOD (Superoksida dismutase) berturut-turut 5,511; 5,217 dan 4,942 u/ml ENGLISH: Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a plant that was created by Allah and used as a medicine. Allah says in Quran surah an Nahl verse 11 that he has created a different kinds of many plants that provide benefits to people who ponder. The aims of this research was to identify the flavonoid content in binahong tuber and determine the effect of 70 % ethanol extract of binahong tuber on blood glucose level and SOD activity in rats (Rattus norvegicus) induced alloxan. The method used to obtain the extract was maceration using ethanol 70 %. The concentrated extract obtained was used to test the classes of its compound content using phytochemical test and antidiabetic effect against rats induced alloxan with dose of alloxan was 32 mg / 200 g BW. Then the extract was hydrolyzed and partitioned with chloroform: water (1: 1). The flavonoid compound contained in the extract was separated by analytic thin layer chromatography (TLC) technique using various eluents. The results showed that the 70 % ethanol extract of binahong tuber contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins and terpenoids. Butanol: acetic acid: water (4: 1: 5) was the best eluent for separation of flavonoid compound in extract as it produce 6 spots. Binahong tuber extracts treatment with variation of extract dose, 25, 60 and 75 mg/kg BW, reduced the blood glucose levels and increased the SOD (Superoxide dismutase) activity of rat, that are 5,511 ; 5,217
{"title":"Identifikasi Senyawa Flavonoid dan Efek Terapi Ekstrak Etanol 70 % Umbi Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Aktifitas SOD (Superoksida dismutase) Jantung Tikus yang Diinduksi Aloksan","authors":"Andrieyani Andrieyani, Ahmad Hanapi, A. Fasya, Hafidatul Hasanah","doi":"10.18860/AL.V4I1.3146","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V4I1.3146","url":null,"abstract":"INDONESIA: \u0000 \u0000Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman yang Allah ciptakan dan dimanfaatkan sebagai obat. Al Quran surat an Nahl ayat 11 menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan berbagai tumbuhan dan memberikan manfaat bagi orang-orang yang memikirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi flavonoid serta mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% umbi binahong terhadap kadar glukosa darah dan aktifitas SOD pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak adalah maserasi dengan pelarut etanol 70 %. Kemudian ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji golongan senyawa menggunakan uji fitokimia dan pengujian antidiabetes terhadap tikus yang diinduksi aloksan dosis 32 mg/200g BB. Ekstrak lalu dihidrolisis dan dipartisi dengan kloroform:air (1:1) serta dipisahkan senyawa flavonoidnya dengan kromatografi lapis tipis (KLT) analitik menggunakan variasi eluen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi binahong positif mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan terpenoid. Pemisahan golongan senyawa flavonoid telah memberikan pemisahan paling baik dengan campuran eluen butanol: asam asetat: air (4:1:5) yang menghasilkan 6 spot. Sedangkan pengujian antidiabetes pada tiga macam dosis 25, 50 dan 75 mg/kg BB ekstrak umbi binahong telah memberikan pengaruh penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan aktifitas SOD (Superoksida dismutase) berturut-turut 5,511; 5,217 dan 4,942 u/ml \u0000 \u0000ENGLISH: \u0000 \u0000Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a plant that was created by Allah and used as a medicine. Allah says in Quran surah an Nahl verse 11 that he has created a different kinds of many plants that provide benefits to people who ponder. The aims of this research was to identify the flavonoid content in binahong tuber and determine the effect of 70 % ethanol extract of binahong tuber on blood glucose level and SOD activity in rats (Rattus norvegicus) induced alloxan. The method used to obtain the extract was maceration using ethanol 70 %. The concentrated extract obtained was used to test the classes of its compound content using phytochemical test and antidiabetic effect against rats induced alloxan with dose of alloxan was 32 mg / 200 g BW. Then the extract was hydrolyzed and partitioned with chloroform: water (1: 1). The flavonoid compound contained in the extract was separated by analytic thin layer chromatography (TLC) technique using various eluents. The results showed that the 70 % ethanol extract of binahong tuber contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins and terpenoids. Butanol: acetic acid: water (4: 1: 5) was the best eluent for separation of flavonoid compound in extract as it produce 6 spots. Binahong tuber extracts treatment with variation of extract dose, 25, 60 and 75 mg/kg BW, reduced the blood glucose levels and increased the SOD (Superoxide dismutase) activity of rat, that are 5,511 ; 5,217","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"4 1","pages":"73-78"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67620285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sargassum vulgare merupakan spesies alga coklat ( Phaeophyceae ) yang khas dari pantai Kapong Pamekasan Madura, yang diduga memiliki senyawa-senyawa metabolit sekunder. Senyawa-senyawa tersebut kemungkinan merupakan senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas dan golongan senyawa aktif pada Sargassum vulgare . Ekstraksi senyawa aktif Sargassum vulgare dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol, kloroform dan n- heksana. Masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina L. Data kematian A. salina dianalisis dengan analisis probit Minitab 16 untuk mengetahui nilai LC 50 masing-masing ekstrak. Selanjutnya dilakukan identifikasi golongan senyawa aktif dengan uji reagen dan dilanjutkan dengan KLTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji toksisitas ekstrak metanol, kloroform dan n- heksana terhadap larva udang S. salina L. diperoleh nilai LC 50 secara berturut-turut sebesar 139,098 ppm, 39,6343 ppm dan 39,8759 ppm. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol, kloroform dan n- heksana adalah steroid. Hasil ini diperkuat dengan KLTA menggunakan eluen terbaik, untuk ekstrak metanol eluen n- heksana:etil asetat (7:3) menghasilkan 5 spot dengan nilai Rf 0,075-0,875. Ekstrak kloroform eluen n- heksana:aseton (7:3) menghasilkan 18 spot dengan nilai Rf 0,037-0,975. Dan ekstrak n- heksana eluen n- heksana:etil asetat (7:3) menghasilkan 8 spot dengan nilai Rf 0,05-0,962.
{"title":"Uji Toksisitas dan Fitokimia ekstrak kasar Metanol, Kloroform dan n-Heksana alga coklat Sargassum Vulgare dari pantai Kapong Pamekasan Madura","authors":"Miftahul Jannah, Ahmad Hanapi, A. Fasya","doi":"10.18860/AL.V0I1.2915","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I1.2915","url":null,"abstract":"Sargassum vulgare merupakan spesies alga coklat ( Phaeophyceae ) yang khas dari pantai Kapong Pamekasan Madura, yang diduga memiliki senyawa-senyawa metabolit sekunder. Senyawa-senyawa tersebut kemungkinan merupakan senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas dan golongan senyawa aktif pada Sargassum vulgare . Ekstraksi senyawa aktif Sargassum vulgare dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol, kloroform dan n- heksana. Masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina L. Data kematian A. salina dianalisis dengan analisis probit Minitab 16 untuk mengetahui nilai LC 50 masing-masing ekstrak. Selanjutnya dilakukan identifikasi golongan senyawa aktif dengan uji reagen dan dilanjutkan dengan KLTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji toksisitas ekstrak metanol, kloroform dan n- heksana terhadap larva udang S. salina L. diperoleh nilai LC 50 secara berturut-turut sebesar 139,098 ppm, 39,6343 ppm dan 39,8759 ppm. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol, kloroform dan n- heksana adalah steroid. Hasil ini diperkuat dengan KLTA menggunakan eluen terbaik, untuk ekstrak metanol eluen n- heksana:etil asetat (7:3) menghasilkan 5 spot dengan nilai Rf 0,075-0,875. Ekstrak kloroform eluen n- heksana:aseton (7:3) menghasilkan 18 spot dengan nilai Rf 0,037-0,975. Dan ekstrak n- heksana eluen n- heksana:etil asetat (7:3) menghasilkan 8 spot dengan nilai Rf 0,05-0,962.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"194-203"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67620083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aisyah Erlynata, Suci Amalia, Tri Kustono Adi, Susi Nurul Khalifah
Pemanfaatan zeolit alam, H-zeolit alam dan Ti-H-zeolit alam Malang sebagai katalis reaksi isomerisasi glukosa telah berhasil dilakukan untuk mengetahui pengaruh keasaman dan efektivitas katalis zeolit alam, H-zeolit alam dan Ti-H-zeolit alam Malang pada reaksi isomerisasi glukosa. Zeolit alam diaktivasi dengan menggunakan larutan asam NH 4 NO 3 2 M sehingga dihasilkan H-zeolit. Logam Ti diimpregnasikan pada H-zeolit dengan konsentrasi TiO 2 0,2 M. Metode yang digunakan adalah proses hidrotermal menggunakan suhu 90 oC selama 12 jam dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500 oC selama 4 jam. Isomerisasi glukosa dilakukan menggunakan metode batch dengan variasi waktu reaksi 30, 60, 90 dan 120 menit dan dianalisis menggunakan polarimeter. Karakterisasi katalis meliputi keasaman menggunakan metode adsorpsi amoniak dan metode adsorpsi piridin yang dianalisis menggunakan FTIR serta kristalinitas katalis menggunakan XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keasaman adsorpsi amoniak katalis zeolit alam, H-zeolit dan Ti-H-zeolit alam Malang berturut-turut adalah sebesar 0,188; 0,281 dan 0,387 mmol/g. Untuk keasaman adsorpsi piridin katalis Ti-H-zeolit alam Malang memiliki sisi asam Bronsted sebesar 0,153 mmol/g. Hasil karakterisasi XRD diketahui bahwa proses modifikasi pada zeolit tidak menyebabkan perubahan struktur dan Ti telah berada pada permukaan katalis. Aktivitas katalis Ti-H-Zeolit terhadap reaksi isomerisasi glukosa pada 110 oC selama 120 menit dengan konversi glukosa sebesar 22,09 %.
{"title":"PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM, H-ZEOLIT ALAM DAN Ti-H-ZEOLIT ALAM MALANG SEBAGAI KATALIS REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA","authors":"Aisyah Erlynata, Suci Amalia, Tri Kustono Adi, Susi Nurul Khalifah","doi":"10.18860/AL.V0I0.2898","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/AL.V0I0.2898","url":null,"abstract":"Pemanfaatan zeolit alam, H-zeolit alam dan Ti-H-zeolit alam Malang sebagai katalis reaksi isomerisasi glukosa telah berhasil dilakukan untuk mengetahui pengaruh keasaman dan efektivitas katalis zeolit alam, H-zeolit alam dan Ti-H-zeolit alam Malang pada reaksi isomerisasi glukosa. Zeolit alam diaktivasi dengan menggunakan larutan asam NH 4 NO 3 2 M sehingga dihasilkan H-zeolit. Logam Ti diimpregnasikan pada H-zeolit dengan konsentrasi TiO 2 0,2 M. Metode yang digunakan adalah proses hidrotermal menggunakan suhu 90 oC selama 12 jam dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500 oC selama 4 jam. Isomerisasi glukosa dilakukan menggunakan metode batch dengan variasi waktu reaksi 30, 60, 90 dan 120 menit dan dianalisis menggunakan polarimeter. Karakterisasi katalis meliputi keasaman menggunakan metode adsorpsi amoniak dan metode adsorpsi piridin yang dianalisis menggunakan FTIR serta kristalinitas katalis menggunakan XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keasaman adsorpsi amoniak katalis zeolit alam, H-zeolit dan Ti-H-zeolit alam Malang berturut-turut adalah sebesar 0,188; 0,281 dan 0,387 mmol/g. Untuk keasaman adsorpsi piridin katalis Ti-H-zeolit alam Malang memiliki sisi asam Bronsted sebesar 0,153 mmol/g. Hasil karakterisasi XRD diketahui bahwa proses modifikasi pada zeolit tidak menyebabkan perubahan struktur dan Ti telah berada pada permukaan katalis. Aktivitas katalis Ti-H-Zeolit terhadap reaksi isomerisasi glukosa pada 110 oC selama 120 menit dengan konversi glukosa sebesar 22,09 %.","PeriodicalId":31035,"journal":{"name":"Alchemy Journal of Chemistry","volume":"1 1","pages":"31-38"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67619161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}