Pub Date : 2018-12-17DOI: 10.24260/AT-TURATS.V12I2.1239
M. Rahmatullah
This writing aims to observe how Indonesian Council of Ulama (MUI) in West Kalimantan responds the appearance of Gafatar sect in West Kalimantan. In fact, the branch of MUI in Indonesia could not deliver the fatwa that Gafatar was misguided sect. Moreover, the MUI of West Kalimantan Province should firstly consult the central MUI in Jakarta before stating the misguided fatwa. Besides, the fatwas of central and regional MUI have generally the similar position and could not abort one another. Should there are some differences, both leaders of MUI (central and regional) could discuss to find the solution.
{"title":"ALIRAN GERAKAN FAJAR NUSANTARA (GAFATAR) DALAM PERSPEKTIF MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) KALIMANTAN BARAT (STUDI KASUS TERHADAP KRONOLOGI LAHIRNYA FATWA MUI KALIMANTAN BARAT TENTANG AJARAN GAFATAR)","authors":"M. Rahmatullah","doi":"10.24260/AT-TURATS.V12I2.1239","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V12I2.1239","url":null,"abstract":"This writing aims to observe how Indonesian Council of Ulama (MUI) in West Kalimantan responds the appearance of Gafatar sect in West Kalimantan. In fact, the branch of MUI in Indonesia could not deliver the fatwa that Gafatar was misguided sect. Moreover, the MUI of West Kalimantan Province should firstly consult the central MUI in Jakarta before stating the misguided fatwa. Besides, the fatwas of central and regional MUI have generally the similar position and could not abort one another. Should there are some differences, both leaders of MUI (central and regional) could discuss to find the solution.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"12 1","pages":"30-56"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45749042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-17DOI: 10.24260/at-turats.v12i2.1241
Surianto Surianto
The persistent unbeliever will always find a reason to make moeslem cornered. As mentioned in Surah al-An’am verse 7 which declarating if wanted they have faith, so they asked the Bibel direct from the sky, in fact, if its granted, they will say that it is because or magic. Next, the inbeliever will refuted argument with what you have done. They will always find a reason to put on moeslem teaching that carried out by Prophet Muhammad SAW into cornered. Mentioned in surah al-An’’am verse 121 about the unbeliever protest that assume af dead animal aby Allan (dead it self not because of slaughteret by metioned Allah and become corpse). Its forbidden and animal dead because killed by moeslem its legimate. Then, has been explained that do not do refuted argument with them, next, moeslem commded as not to eating animal that slaughteret as not mentioned Allah because its action considered.
{"title":"SIKAP ORANG-ORANG KAFIR TERHADAP AJARAN ISLAM (KAJIAN HISTORY TERHADAP SURAH AL-AN’AM AYAT 7 DAN AYAT 121)","authors":"Surianto Surianto","doi":"10.24260/at-turats.v12i2.1241","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/at-turats.v12i2.1241","url":null,"abstract":"The persistent unbeliever will always find a reason to make moeslem cornered. As mentioned in Surah al-An’am verse 7 which declarating if wanted they have faith, so they asked the Bibel direct from the sky, in fact, if its granted, they will say that it is because or magic. Next, the inbeliever will refuted argument with what you have done. They will always find a reason to put on moeslem teaching that carried out by Prophet Muhammad SAW into cornered. Mentioned in surah al-An’’am verse 121 about the unbeliever protest that assume af dead animal aby Allan (dead it self not because of slaughteret by metioned Allah and become corpse). Its forbidden and animal dead because killed by moeslem its legimate. Then, has been explained that do not do refuted argument with them, next, moeslem commded as not to eating animal that slaughteret as not mentioned Allah because its action considered.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"12 1","pages":"70-79"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41477911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-17DOI: 10.24260/at-turats.v12i2.1240
S. Suriadi
The Education of Character is an education to build one’s personality through morale education. Character Education has been designed and will be applied in Indonesia, create a great opportunity to minimize even degrade the gender biased factors in Education. Nevertheless, how Indonesian could control and give positive supports to policy maker in Indonesia. By this way, perhaps there is no gender biased, especially in Education.
{"title":"KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEADILAN JENDER","authors":"S. Suriadi","doi":"10.24260/at-turats.v12i2.1240","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/at-turats.v12i2.1240","url":null,"abstract":"The Education of Character is an education to build one’s personality through morale education. Character Education has been designed and will be applied in Indonesia, create a great opportunity to minimize even degrade the gender biased factors in Education. Nevertheless, how Indonesian could control and give positive supports to policy maker in Indonesia. By this way, perhaps there is no gender biased, especially in Education.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"12 1","pages":"57-69"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44299752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-20DOI: 10.24260/AT-TURATS.V12I1.993
Imron Muttaqin
Secara bahasa konsep merupakan abstraksi dari ide, sedangkan prinsip adalah pokok-pokok yang mendasari sesuatu. Penelitian ini ingin menemu konsep dan prinsip manajemen pendidikan dalam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan library research dengan metode tafsir tematik. Berdasarkan pada analisis data penelitian, konsep manajemen pendidikan dalam Al-Qur`an adalah proses pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara terencana, terarah, terbuka, memberdayakan, menekankan proses dan hasil yang bertujuan untuk mencapai tujuan dunia dan akhirat, sedangkan prinsip manajemen pendidikan adalah menggunakan tujuan `ibadah sebagai tujuan puncak (ultimate meaning), dilandasi dengan nilai-nilai Iman, Islam, Ihsan, pembagian tugas, efektif dan efisien, musyawarah, berorientasi pada tujuan akhir yang dilaksanakan secara bertanggungjawab.
{"title":"Konsep dan Prinsip Manajemen Pendidikan Dalal Al-Qur'an","authors":"Imron Muttaqin","doi":"10.24260/AT-TURATS.V12I1.993","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V12I1.993","url":null,"abstract":"Secara bahasa konsep merupakan abstraksi dari ide, sedangkan prinsip adalah pokok-pokok yang mendasari sesuatu. Penelitian ini ingin menemu konsep dan prinsip manajemen pendidikan dalam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan library research dengan metode tafsir tematik. Berdasarkan pada analisis data penelitian, konsep manajemen pendidikan dalam Al-Qur`an adalah proses pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara terencana, terarah, terbuka, memberdayakan, menekankan proses dan hasil yang bertujuan untuk mencapai tujuan dunia dan akhirat, sedangkan prinsip manajemen pendidikan adalah menggunakan tujuan `ibadah sebagai tujuan puncak (ultimate meaning), dilandasi dengan nilai-nilai Iman, Islam, Ihsan, pembagian tugas, efektif dan efisien, musyawarah, berorientasi pada tujuan akhir yang dilaksanakan secara bertanggungjawab.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44446795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-20DOI: 10.24260/at-turats.v12i1.939
Syarif Syarif
Judul penelitian ini adalah Corak Pemikiran Islam Borneo (Studi Pemikiran Ke-Islam-an Tokoh Muslim Kalimantan Barat Tahun 1990-2017). Peneitian ini bertujuan untuk memetakan corak pemikiran keislaman yang dianut dan diamalkan oleh kaum muslimin di Kalimantan Barat, Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatann kualitatif. Penelitian dilakukan secara lapangan di tiga Kabupaten dan dua di Kotamadya di Kalimantan Barat dengan karakter wilayah yang berbasis Kerajaan Islam dan Pusat Pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data mengunakan teknik ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan refrensial. Analisis data kualitatif dengan ada tiga langkah, yaitu: reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan dan verifikasi. Penelitian ini bertujuan: 1) secara umum dapat memetakan corak pemikiran Islam yang dominan dipahami, dianut, dan diamalkan di Kalimantann Barat. 2) secara khusus dapat menjadi acuan kebijakan akademik oleh IAIN Pontianak dalam rangka mewujudkan visi dan misinya sebagai wadah kajian Islam dan Budaya Borneo. Penelitian ini menyimpulkan bahwa corak pemikiran Islam di Kalimantan barat adalah tasawwuf thariqah dan pembaharuan dengan sanad yang jelas berasal dari Arab, Jawa dan Madura peninggalan berupa teks (manuskrip) dan konteks (budaya dan bentuk bangunan tempat ibadah), gerakan mereka dapat ditemukan dalam bentuk majelis dan lembaga pendidikan madrasah dan pesantren.
{"title":"Corak Pemikiran Islam Borneo (Studi Pemikiran Tokoh Muslim Kalimantan Barat Tahun 1990-2017)","authors":"Syarif Syarif","doi":"10.24260/at-turats.v12i1.939","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/at-turats.v12i1.939","url":null,"abstract":"Judul penelitian ini adalah Corak Pemikiran Islam Borneo (Studi Pemikiran Ke-Islam-an Tokoh Muslim Kalimantan Barat Tahun 1990-2017). Peneitian ini bertujuan untuk memetakan corak pemikiran keislaman yang dianut dan diamalkan oleh kaum muslimin di Kalimantan Barat, Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatann kualitatif. Penelitian dilakukan secara lapangan di tiga Kabupaten dan dua di Kotamadya di Kalimantan Barat dengan karakter wilayah yang berbasis Kerajaan Islam dan Pusat Pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data mengunakan teknik ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan refrensial. Analisis data kualitatif dengan ada tiga langkah, yaitu: reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan dan verifikasi. Penelitian ini bertujuan: 1) secara umum dapat memetakan corak pemikiran Islam yang dominan dipahami, dianut, dan diamalkan di Kalimantann Barat. 2) secara khusus dapat menjadi acuan kebijakan akademik oleh IAIN Pontianak dalam rangka mewujudkan visi dan misinya sebagai wadah kajian Islam dan Budaya Borneo. Penelitian ini menyimpulkan bahwa corak pemikiran Islam di Kalimantan barat adalah tasawwuf thariqah dan pembaharuan dengan sanad yang jelas berasal dari Arab, Jawa dan Madura peninggalan berupa teks (manuskrip) dan konteks (budaya dan bentuk bangunan tempat ibadah), gerakan mereka dapat ditemukan dalam bentuk majelis dan lembaga pendidikan madrasah dan pesantren.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49385450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-20DOI: 10.24260/AT-TURATS.V12I1.969
Waslah Staibu
Abstract This study examines the diversity that exists in schools, the concept of multicultural Islamic education, as well as the role of Islamic Education Teachers in applying multicultural education in senior high school (SMAN) Perkoataan Jombang East Java Indonesia. This is because of the author's interest in this theme. Multicultural education is still limited to the concept and theory alone, the author tries to be drawn in life and practice. This research uses qualitative approach with field study design (Field Research), which takes the object of SMA Negeri 1 Jombang East Java. In this study, researchers used the method of observation, interview and documentation to collect the required data. Data analysis is done by giving meaning to the data collected and from that meaning will be taken conclusion. The conclusions that can be drawn from this research are 1). The existing condition in urban high school in Jombang is very diverse. Such diversity includes the ethnic diversity, religion, social status and mindset. Schools give each individual the freedom to actualize according to what they want. 2) Multicultural religious education is an educational model that emphasizes moral values, such as compassion, one's love, help, tolerance, appreciate the diversity and nature of mutual respect for humanity. 3) The role of PAI teachers in applying the existing multicultural education has been in accordance with what is the purpose of multicultural education. It is based on teaching and learning activities that take place in the school. Keywords: PAI Teachers in Urban High School
摘要本研究探讨了印尼东爪哇省Perkoataan Jombang高中学校存在的多样性、多元文化伊斯兰教育的概念,以及伊斯兰教育教师在应用多元文化教育中的作用。这是因为作者对这个主题很感兴趣。多元文化教育目前还仅仅局限于概念和理论,笔者试图在生活和实践中加以借鉴。本研究采用定性方法和实地研究设计(field research),研究对象为SMA Negeri 1 Jombang East Java。在本研究中,研究者采用观察法、访谈法和文献法来收集所需的数据。数据分析是通过赋予收集到的数据意义来完成的,并从该意义中得出结论。从本研究中可以得出的结论是:1)钟邦市城市高中的现状是非常多样化的。这种多样性包括民族多样性、宗教多样性、社会地位多样性和心态多样性。学校给予每个人实现自己愿望的自由。2)多元文化宗教教育是一种强调道德价值观的教育模式,如同情、爱、帮助、宽容、欣赏多样性和相互尊重人性的本质。(3) PAI教师在运用现有多元文化教育中的作用与多元文化教育的目的是一致的。它以学校的教学活动为基础。关键词:城市中学PAI教师
{"title":"PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PERKOTAAN JOMBANG JAWA TIMUR","authors":"Waslah Staibu","doi":"10.24260/AT-TURATS.V12I1.969","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V12I1.969","url":null,"abstract":"Abstract \u0000 \u0000This study examines the diversity that exists in schools, the concept of multicultural Islamic education, as well as the role of Islamic Education Teachers in applying multicultural education in senior high school (SMAN) Perkoataan Jombang East Java Indonesia. This is because of the author's interest in this theme. Multicultural education is still limited to the concept and theory alone, the author tries to be drawn in life and practice. This research uses qualitative approach with field study design (Field Research), which takes the object of SMA Negeri 1 Jombang East Java. In this study, researchers used the method of observation, interview and documentation to collect the required data. Data analysis is done by giving meaning to the data collected and from that meaning will be taken conclusion. The conclusions that can be drawn from this research are 1). The existing condition in urban high school in Jombang is very diverse. Such diversity includes the ethnic diversity, religion, social status and mindset. Schools give each individual the freedom to actualize according to what they want. 2) Multicultural religious education is an educational model that emphasizes moral values, such as compassion, one's love, help, tolerance, appreciate the diversity and nature of mutual respect for humanity. 3) The role of PAI teachers in applying the existing multicultural education has been in accordance with what is the purpose of multicultural education. It is based on teaching and learning activities that take place in the school. \u0000 \u0000Keywords: PAI Teachers in Urban High School","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42478829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-20DOI: 10.24260/AT-TURATS.V12I1.972
S. Suhardiman
Abstrak Islam sebagai agama yang diturunkan dari langit (samawi) melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah SAW, tentu sangat memerlukan petunjuk teknis yang biasa dijelaskan melalui hadis Nabi Muhammad SAW. Terlebih lagi, apabila hal tersebut menyangkut persoalan-persoalan yang menjadi prasyarat keabsahan (sah atau tidaknya) pelaksanaan suatu ibadah, seperti ibadah puasa ramadhan, syawal dan pelaksanaan ibadah haji di bulan dzulhijjah. Dalam konteks penentuan awal bulan kamariah, terutama terkait dengan waktu pelaskanaan ibadah tersebut, petunjuk teknis mengenai bagaimana mengawalinya pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak mengalami dinamika seperti yang terjadi saat ini. Hal ini tentu selain Rasulullah sebagai satu-satunya otoritas tunggal dalam menentukan masalah tersebut, juga disebabkan oleh metode yang digunakan, serta wilayah hukumnya (wilayatul hukmi) tidak memunculkan beragam interpretatif. Akan tetapi persoalanya menjadi berbeda, ketika umat Islam telah menghuni seluruh bagian permukaan bumi ini, kemudian seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern mengenai metode, tingkat akurasi hingga kriteria mengenai awal bulan tersebut, memimbulkan beragam pendapat, teori dan argumentasi. Terlepas dari beragam pendapat tersebut, Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, tentunya memerlukan otoritas tunggal dalam menentukan awal bulan kamariah. Kementerian Agama RI melalui Badan Hisab dan Rukyat (BHR) dari sejak awal berdirinya telah melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan terkait dengan permasalahn tersebut. Kata kunci : Bulan, Kamariah, Hisab dan Rukyat.
{"title":"FIKIH HISAB - RUKYAT PERAN BADAN HISAB RUKYAT TERHADAP DINAMIKA PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA","authors":"S. Suhardiman","doi":"10.24260/AT-TURATS.V12I1.972","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V12I1.972","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Islam sebagai agama yang diturunkan dari langit (samawi) melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah SAW, tentu sangat memerlukan petunjuk teknis yang biasa dijelaskan melalui hadis Nabi Muhammad SAW. Terlebih lagi, apabila hal tersebut menyangkut persoalan-persoalan yang menjadi prasyarat keabsahan (sah atau tidaknya) pelaksanaan suatu ibadah, seperti ibadah puasa ramadhan, syawal dan pelaksanaan ibadah haji di bulan dzulhijjah. Dalam konteks penentuan awal bulan kamariah, terutama terkait dengan waktu pelaskanaan ibadah tersebut, petunjuk teknis mengenai bagaimana mengawalinya pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak mengalami dinamika seperti yang terjadi saat ini. Hal ini tentu selain Rasulullah sebagai satu-satunya otoritas tunggal dalam menentukan masalah tersebut, juga disebabkan oleh metode yang digunakan, serta wilayah hukumnya (wilayatul hukmi) tidak memunculkan beragam interpretatif. Akan tetapi persoalanya menjadi berbeda, ketika umat Islam telah menghuni seluruh bagian permukaan bumi ini, kemudian seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern mengenai metode, tingkat akurasi hingga kriteria mengenai awal bulan tersebut, memimbulkan beragam pendapat, teori dan argumentasi. Terlepas dari beragam pendapat tersebut, Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, tentunya memerlukan otoritas tunggal dalam menentukan awal bulan kamariah. Kementerian Agama RI melalui Badan Hisab dan Rukyat (BHR) dari sejak awal berdirinya telah melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan terkait dengan permasalahn tersebut. \u0000Kata kunci : Bulan, Kamariah, Hisab dan Rukyat.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45229180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-20DOI: 10.24260/at-turats.v12i1.968
D. Purwaningsih
Abstract Strategi pembelajaran bahasa adalah alat untuk membantu mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris. Strategi ini adalah salah satu cara untuk membantu mahasiswa dalam mengatasi permasalahan berbicara dalam bahasa Inggris. Mahasiswa sebaiknya mengetahui jenis strategi pembelajaran bahasa dalam berbicara bahasa Inggris untuk membantu mereka belajar bahasa dengan cara yang lebih baik. Masalah dalam penelitian ini yaitu “Strategi pembelajaran bahasa apa sajakah yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris?” dan “Bagaimana frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris?” Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk mengetahui strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris, mengetahui frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris, dan memberikan saran untuk meningkatkan penggunaan strategi pembelajaran bahasa kepada mahasiswa yang memiliki tingkat penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang masih rendah. Objek penelitian ini berjumlah 50 orang mahasiswa semester tiga program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan Pontianak Tahun Akademik 2010/2011. Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data yaitu melalui kuesioner untuk menentukan frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa. Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran bahasa Inggris oleh mahasiswa berada pada tingkat medium dengan skor rata-rata 3,05. Data menunjukkan bahwa dalam menggunakan strategi pembelajaran bahasa terdapat 10 mahasiswa yang memiliki frekuensi tinggi (20%), 31 mahasiswa dengan tingkat penggunaan strategi sedang (62%), dan 9 mahasiswa yang memiliki tingkat penggunaan strategi yang rendah (18%). Dari enam strategi pembelajaran bahasa, ditemukan bahwa strategi kognitif merupakan strategi dengan tingkat penggunaan paling tinggi dengan skor rata-rata 3,71. Selanjutnya, strategi kompensasi menduduki peringkat yang kedua dengan skor rata-rata 3,29. Ranking ketiga yaitu strategi afektif dengan skor rata-rata 3,18. Ranking keempat dan kelima secara berurutan yaitu strategi metakognitif dengan skor rata-rata 3,01 dan strategi mengingat dengan skor rata-rata 2,52. Terakhir, strategi terakhir dengan skor terendah yaitu 2,47 adalah strategi sosial. Kata kunci : strategi pembelajaran bahasa, strategi berbicara, pendidikan bahasa Inggris
{"title":"LANGUAGE LEARNING STRATEGIES IN LEARNING SPEAKING","authors":"D. Purwaningsih","doi":"10.24260/at-turats.v12i1.968","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/at-turats.v12i1.968","url":null,"abstract":"Abstract \u0000 \u0000Strategi pembelajaran bahasa adalah alat untuk membantu mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris. Strategi ini adalah salah satu cara untuk membantu mahasiswa dalam mengatasi permasalahan berbicara dalam bahasa Inggris. Mahasiswa sebaiknya mengetahui jenis strategi pembelajaran bahasa dalam berbicara bahasa Inggris untuk membantu mereka belajar bahasa dengan cara yang lebih baik. Masalah dalam penelitian ini yaitu “Strategi pembelajaran bahasa apa sajakah yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris?” dan “Bagaimana frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris?” \u0000Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk mengetahui strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris, mengetahui frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTAN semester 3 dalam belajar berbicara dalam bahasa Inggris, dan memberikan saran untuk meningkatkan penggunaan strategi pembelajaran bahasa kepada mahasiswa yang memiliki tingkat penggunaan strategi pembelajaran bahasa yang masih rendah. \u0000Objek penelitian ini berjumlah 50 orang mahasiswa semester tiga program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan Pontianak Tahun Akademik 2010/2011. Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data yaitu melalui kuesioner untuk menentukan frekuensi penggunaan strategi pembelajaran bahasa. \u0000Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran bahasa Inggris oleh mahasiswa berada pada tingkat medium dengan skor rata-rata 3,05. Data menunjukkan bahwa dalam menggunakan strategi pembelajaran bahasa terdapat 10 mahasiswa yang memiliki frekuensi tinggi (20%), 31 mahasiswa dengan tingkat penggunaan strategi sedang (62%), dan 9 mahasiswa yang memiliki tingkat penggunaan strategi yang rendah (18%). Dari enam strategi pembelajaran bahasa, ditemukan bahwa strategi kognitif merupakan strategi dengan tingkat penggunaan paling tinggi dengan skor rata-rata 3,71. Selanjutnya, strategi kompensasi menduduki peringkat yang kedua dengan skor rata-rata 3,29. Ranking ketiga yaitu strategi afektif dengan skor rata-rata 3,18. Ranking keempat dan kelima secara berurutan yaitu strategi metakognitif dengan skor rata-rata 3,01 dan strategi mengingat dengan skor rata-rata 2,52. Terakhir, strategi terakhir dengan skor terendah yaitu 2,47 adalah strategi sosial. \u0000 \u0000Kata kunci : strategi pembelajaran bahasa, strategi berbicara, pendidikan bahasa Inggris","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43255077","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-20DOI: 10.24260/at-turats.v12i1.970
Nanik Shobikah
Artikel ini membahas tentang pendidikan bahasa Inggris untuk anak usia dini. Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa Inggris diperlukan seiring dengan kemajuan suatu negara. Itulah alasan mengapa bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional mulai diperkenalkan sesegera mungkin kepada para siswa di Indonesia saat ini. Artikel ini menggunakan studi pustaka yang teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui review buku teks, review literatur, catatan, dan laporan yang terkait dengan pendidikan bahasa Inggris untuk anak usia dini. Pendidikan bahasa Inggris akan ideal jika dimulai sejak usia dini, terutama sebelum anak-anak berusia 12 tahun. Anak usia dini adalah anak pada rentang sekitar 2 - 7 tahun. Di usia itu adalah periode emas dalam pengembangan keterampilan bahasa anak-anak. Pada periode ini, mereka dapat mempelajari bahasa apa pun seperti pembicara asli dan periode ini harus digunakan sebaik mungkin. Namun, anak-anak pada usia dini masih berada pada kondisi perkembangan kognitif praoperasional yang memiliki sifat egosentris yang tinggi, belum memahami hal-hal abstrak, hanya memahami simbol-simbol dan masih berpikir pra-logis (belum logis). Oleh karena itu, bahasa Inggris untuk anak-anak membutuhkan metode yang tepat dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa metode dan teknik yang tepat untuk mengajar bahasa Inggris untuk anak usia dini seperti dalam konteks komunikatif. Kontek tersebut termasuk konteks situasi sosial, budaya, permainan, nyanyian dan musik, mendongeng, pengalaman yang artistik, kerajinan tangan dan aktifitas-aktifitas yang memprioritaskan gerakan fisik. Di antara metode dan teknik yang disebutkan, pendekatan dengan lagu (nyanyian dan music) dan gerak adalah metode yang sangat tepat dan sukses dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. This article discusses about English education for early childhood. One's ability to use English is needed along with the progress of a country. That is the reason why English as an International language began introduced as soon as possible to the students in Indonesia nowadays. This article uses a literature study which the data collection technique done by a review study of textbooks, literatures, notes, and reports which related to English education for young learners. English education will be ideal if it starts from an early age, especially before the children turn into 12 years old. Early childhood is the child on the range about 2 - 7 years. In that age is a golden period in the development of children's language skills. In this period, they are able to learn any languages like the original speakers and this period should be used as well as possible. However, children at an early age are still on the preoperational cognitive development condition that has high egocentricity, have not understood the abstract things yet, just understand on the symbols and still pre-logical minded. Therefore, English for children requires a proper and
{"title":"ENGLISH EDUCATION FOR EARLY CHILDHOOD LEARNER","authors":"Nanik Shobikah","doi":"10.24260/at-turats.v12i1.970","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/at-turats.v12i1.970","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang pendidikan bahasa Inggris untuk anak usia dini. Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa Inggris diperlukan seiring dengan kemajuan suatu negara. Itulah alasan mengapa bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional mulai diperkenalkan sesegera mungkin kepada para siswa di Indonesia saat ini. Artikel ini menggunakan studi pustaka yang teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui review buku teks, review literatur, catatan, dan laporan yang terkait dengan pendidikan bahasa Inggris untuk anak usia dini. Pendidikan bahasa Inggris akan ideal jika dimulai sejak usia dini, terutama sebelum anak-anak berusia 12 tahun. Anak usia dini adalah anak pada rentang sekitar 2 - 7 tahun. Di usia itu adalah periode emas dalam pengembangan keterampilan bahasa anak-anak. Pada periode ini, mereka dapat mempelajari bahasa apa pun seperti pembicara asli dan periode ini harus digunakan sebaik mungkin. Namun, anak-anak pada usia dini masih berada pada kondisi perkembangan kognitif praoperasional yang memiliki sifat egosentris yang tinggi, belum memahami hal-hal abstrak, hanya memahami simbol-simbol dan masih berpikir pra-logis (belum logis). Oleh karena itu, bahasa Inggris untuk anak-anak membutuhkan metode yang tepat dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Ada beberapa metode dan teknik yang tepat untuk mengajar bahasa Inggris untuk anak usia dini seperti dalam konteks komunikatif. Kontek tersebut termasuk konteks situasi sosial, budaya, permainan, nyanyian dan musik, mendongeng, pengalaman yang artistik, kerajinan tangan dan aktifitas-aktifitas yang memprioritaskan gerakan fisik. Di antara metode dan teknik yang disebutkan, pendekatan dengan lagu (nyanyian dan music) dan gerak adalah metode yang sangat tepat dan sukses dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. \u0000 \u0000This article discusses about English education for early childhood. One's ability to use English is needed along with the progress of a country. That is the reason why English as an International language began introduced as soon as possible to the students in Indonesia nowadays. This article uses a literature study which the data collection technique done by a review study of textbooks, literatures, notes, and reports which related to English education for young learners. English education will be ideal if it starts from an early age, especially before the children turn into 12 years old. Early childhood is the child on the range about 2 - 7 years. In that age is a golden period in the development of children's language skills. In this period, they are able to learn any languages like the original speakers and this period should be used as well as possible. However, children at an early age are still on the preoperational cognitive development condition that has high egocentricity, have not understood the abstract things yet, just understand on the symbols and still pre-logical minded. Therefore, English for children requires a proper and ","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41557301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-20DOI: 10.24260/AT-TURATS.V12I1.929
S. N. Hasanah
Monitoring in school and security asset of education system of facilities and infra structures management based on vision and mission, therefore education institution needs to develop a management system includes planning, procurement, utilization, maintenance, deletion and updating all facilities and infrastructures. Education Institution must have special guidance about completeness and adequacy the needs of facilites and infrastructures, includes inventary classification system and information of existence. Besides that, education institution must have management system that guarantee wider access existence especially for the students and teacher through sharing resource model applied. Paradigm monitoring and evaluating toward facility and infrastructures of an education instution. so that can be described some essences of sub discussion emerging high quality and effective education, and efficient through facilities and infrastuctures management, evaluating in education of facilities and infrastructures and critical analiysis toward monitoring and evaluating of facilities and Infrastructures.
{"title":"Monitoring dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan","authors":"S. N. Hasanah","doi":"10.24260/AT-TURATS.V12I1.929","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V12I1.929","url":null,"abstract":"Monitoring in school and security asset of education system of facilities and infra structures management based on vision and mission, therefore education institution needs to develop a management system includes planning, procurement, utilization, maintenance, deletion and updating all facilities and infrastructures. Education Institution must have special guidance about completeness and adequacy the needs of facilites and infrastructures, includes inventary classification system and information of existence. Besides that, education institution must have management system that guarantee wider access existence especially for the students and teacher through sharing resource model applied. Paradigm monitoring and evaluating toward facility and infrastructures of an education instution. so that can be described some essences of sub discussion emerging high quality and effective education, and efficient through facilities and infrastuctures management, evaluating in education of facilities and infrastructures and critical analiysis toward monitoring and evaluating of facilities and Infrastructures.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49373062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}